Anda di halaman 1dari 55

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP KESEHATAN

MENTAL DI KELAS XI IKHWAN

Karya Tulis

diajukan untuk Persyaratan Kelulusan Sekolah

Oleh:

Gilang Rizki Pratama

No. Induk Siswa : 202101705

Kelas : XII IPA

Angkatan : XV

SMA ADZKIA ISLAMIC SCHOOL

PESANTREN DAARUT TAUHIID

BANTEN

2023
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ini telah dibaca dan disetujui oleh:

Guru Pembimbing

Meita Suci Ramadani, S.Pd.


Tanggal : ………………

Wali Kelas

Tedi Kodin, S.Si.


Tanggal: ………………

Nama : Gilang Rizki Pratama


No. Induk Siswa : 202101705
Angkatan : XV

ii
iii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadiran Allah SWT, karena atas segala karunia

rahmat dan hidayahnya. penulis dapat menyelesaikan karya ini dengan selesai

sebaik-baiknya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda

Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan dalam kehidupan kita.

Penulis menulis karya tulis ini bertujuan untuk memenuhi syarat kelulusan

dari jenjang sekolah menengah atas Adzkia Islamic School dari tahun ajaran

2022-2023, tidak hanya untuk memenuhi syarat kelulusan, penulis berharap bagi

para pembaca bisa mengetahui apa saja dampak dari media sosial terhadap

kesehatan mental.

Karya tulis ini dapat selesai tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak,

dengan ini penulis mengucapkan rasa berterima kasih kepada :

1. Allah SWT, rasa syukur kepada allah atas karunianya. Tanpa

kehendaknya, penulis tidak akan bisa menyelesaikan karya tulis ini dengan

baik.

2. Orang tua, yang selalu mendukung, memberikan semangat, mendo’akan,

dan memberikan kasih sayang yang tidak henti.

3. Ustadz Irwan Gunawan, S.Pd selaku kepala sekolah SMA Adzkia Islamic

School.

4. Ustadzah Meita Suci Ramadhani, S.Ak. selaku pembimbing karya tulis ini

yang telah memberikan bimbingan dan arahan untuk menyelesaikan karya

tulis ini.

iii
iv

5. Kepada Ustadz dan Ustadzah yang telah memberikan motivasi untuk

menyelesaikan karya tulis ini.

6. Seluruh teman-teman Angkatan XV atas dukungan, do’a, dan motivasinya.

Penulis berharap dengan adanya karya tulis ini, para pembaca mendapat

manfaat dan pengetahuan yang baru. Penulis memohon maaf bila terjadi

kesalahan dalam menulis karya ilmiah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari

pembaca sangat dibutuhkan oleh penulis agar terciptanya karya tulis yang baik di

waktu yang akan datang.

Demikian yang dapat penulis sampaikan.

Tangerang Selatan, 24 Januari 2022

Gilang Rizki Pratama

iv
v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 5

C. Pembatasan Masalah ................................................................................. 6

D. Perumusan Masalah .................................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

BAB 2 LANDASAN TEORI ........................................................................... 8

A. Media Sosial ............................................................................................... 8

1. Pengertian Media Sosial ............................................................................. 8

2. Sejarah Media Sosial .................................................................................. 9

3. Fungsi Media Sosial ................................................................................... 12

4. Jenis-Jenis Media Sosial ............................................................................ 14

5. Dampak Media Sosial ................................................................................ 15

6. Tips Penggunaan Media Sosial .................................................................. 19

B. Kesehatan Mental ....................................................................................... 20

v
vi

1. Pengertian Kesehatan Mental ..................................................................... 20

2. Jenis-Jenis Penyakit Mental ....................................................................... 21

3. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental ......................................... 23

BAB 3 METODE PENELITIAN ..................................................................... 26

1. Jenis Penelitian ........................................................................................... 26

2. Definisi Operasional................................................................................... 26

3. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 27

4. Populasi dan Sampel .................................................................................. 28

5. Teknik Pengambilan Sampel...................................................................... 28

6. Teknik Analisis Data .................................................................................. 29

7. Jadwal dan Lokasi Penelitian ..................................................................... 29

BAB 4 HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN ......................................... 30

A. Media Sosial.............................................................................................. 30

B. Kesehatan Mental ...................................................................................... 35

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 43

A. Kesimpulan ............................................................................................... 43

B. Saran ......................................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 45

TENTANG PENULIS ..................................................................................... 48

vi
vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Rekapitulasi angka skala Pengguna Media Sosial ............................... 32

Tabel 4. 2 Interval dan Frekuensi skala penggunaan Media Sosial ...................... 34

Tabel 4. 3 Rekapitulasi angka skala Kesehatan Mental ........................................ 37

Tabel 4. 4 Interval dan Frekuensi skala Kesehatan Mental .................................. 39

Tabel 4. 5 Korelasi Koefisien antara Pengaruh Media Sosial Terhadap Kesehatan

Mental ................................................................................................................... 41

Tabel 4. 6 Interval Koefisien ................................................................................. 42

vii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga

kesehatan fisik. Seseorang yang kondisi mentalnya dalam keadaan baik, ia

akan memiliki pikiran yang positif dan dapat fokus dalam mengerjakan

sesuatu. Sehingga, ia akan mudah untuk menyelesaikan masalah yang

dialaminya, mudah untuk berkomunikasi dengan orang lain, fokus terhadap

tugas yang sedang dikerjakannya dan bisa berkontribusi untuk masyarakat.

Saat seseorang memiliki kesehatan mental yang buruk, ia akan cenderung

kesulitan untuk berkomunikasi, gangguan suasana hati yang buruk, dan

mudah marah.

Setiap tahun data pengidap gangguan jiwa di Indonesia ataupun

diseluruh dunia selalu meningkat. Berdasarkan data penelitian WHO tahun

2019, satu dari delapan orang atau 970 juta orang di seluruh dunia

mengalami gangguan kesehatan mental emosional. Mereka menambahkan

bahwa setiap 40 detik terjadi kasus bunuh diri di seluruh dunia yang

disebabkan oleh depresi. Sedangkan, berdasarkan data yang diperoleh dari

Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) tahun 2018, bahwa lebih dari 19 juta

penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan depresi.

Menurut hasil pengamatan dr. Eka Viora, SpKj, bahwa terdapat

sekitar 15 juta orang di Indonesia mengalami gangguan mental yang

1
2

didominasi oleh kalangan remaja. Jika kita telaah, tentu ini menjadi masalah

yang sangat besar bagi Indonesia. Bagaimana tidak, seorang remaja yang

seharusnya menyalurkan aspirasi dan inspirasi untuk lingkungan sekitarnya

justru dipenuhi oleh rasa kecemasan berlebih, depresi, atau kesehatan

mental yang buruk.

Faktor yang mempengaruhi kesehatan mental (manusia pada

umumnya), diantaranya biologis, lingkungan, gaya hidup, pelecehan, dan

media sosial. Banyak faktor yang dapat memicu timbulnya masalah mental

emosional pada remaja yaitu lingkungan keluarga, lingkungan teman

sebaya, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan media sosial

(Santrock, 2012).

Dilansir dari JatimNetwork.com seorang mahasiswa di UGM, Tegar

Sinar bunuh diri usai loncat dari lantai 11 hotel di Yogyakarta pada 8

Oktober 2022 pukul 15.30 WIB. Kondisi perceraian orang tuanya

mengakibatkan Tegar mengalami depresi major yang mengakibatkan ia

bunuh diri.1 Menurut Mukhlis Aziz dalam penelitiannya Perilaku Sosial

Anak Remaja Korban Broken Home bahwa kondisi rumah tangga yang

broken home sering mengakibatkan anak-anak mengalami depresi mental

(tekanan mental), sehingga tidak jarang anak-anak yang hidup dalam

keluarganya yang demikian cenderung akan berperilaku sosialnya jelek.

1
Jatim Network, "Mahasiswa UGM, Tewas Usai Bunuh Diri”, dalam
https://www.jatimnetwork.com/nasional/pr-435140364/mahasiswa-ugm-tewas-usai-
bunuh-diri-sepupu-ungkap-sosok-tegar-sinar-ramadhan-di-balik?page=2 (diakses pada 2
November 2022).
3

Tingkat bunuh diri remaja akibat cyberbullying di Indonesia masih

terbilang tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Psikolog Trisa

Genia C. Zega, M.Psi, ia mengungkapkan bahwa 40% anak-anak di

Indonesia meninggal bunuh diri akibat tidak kuat dengan bullying yang

terjadi. Sisanya 38,41% mengaku pernah menjadi pelaku dan 45,35%

mengaku pernah menjadi korban.2

Berdasarkan data yang didapat American Psychological Association

pada Oktober 2019 dilaporkan bahwa hanya 45% Gen Z yang mengaku

kesehatan mentalnya baik, ini lebih buruk dari beberapa generasi

sebelumnya, seperti Gen Y 56%, Gen X 51%, dan Boomer 70%. Menurut

Annie E Casey Foundation, sebuah lembaga kemanusiaan masyarakat yang

mengungkapkan bahwa Gen Z menghadapi tantangan yang lebih sulit baik

itu tantangan ekonomi, politik, bahkan kriminalitas yang tinggi.3

Dilansir dari laman Detik.com bahwa pada tanggal 2 Desember

2021 terjadi peristiwa bunuh diri dengan nama Novia Widyasari yang

mengakhiri hidupnya dengan menenggak racun di samping makam

ayahnya, korban diduga mengalami depresi akut setelah menjadi korban

pelecehan seksual.4

2
Kompasiana, “Tingkat Bunuh Diri Remaja Indonesia Akibat Cyberbullying”, dalam
https://www.kompasiana.com/abiyyu59785/61d070e64b660d06923c2134/tingkat-bunuh-
diri-remaja-indonesia-akibat-cyberbullying?page=3&page_images=2 (diakses pada 2
November 2022).
3
Kumparan, “Benarkah Mental Gen Z Lebih Lemah dari Generasi Sebelumnya:, dalam
https://kumparan.com/generasi-milenial/benarkah-mental-gen-z-lebih-lemah-dari-
generasi-sebelumnya-1z55NObkmBr (diakses pada 2 November 2022).
4
Detik, “Kekerasan Seksual, Viktimisasi, dan Kesehatan Mental”, dalam
https://news.detik.com/kolom/d-5842703/kekerasan-seksual-viktimisasi-dan-kesehatan-
mental (diakses pada 3 November 2022).
4

Sebuah penelitian yang dilakukan We Are Social tahun 2022, sebuah

perusahaan internet di Inggris melaporkan bahwa Indonesia berada pada

urutan ke-10 dengan menghabiskan waktu 3,5 jam untuk mengakses media

sosial dengan jumlah pengguna aktif 190 juta. Sebuah penelitian dari

Universitas John Hopkins tahun 2019 dilaporkan bahwa remaja yang

mengakses media sosial lebih dari 3 jam dalam sehari rentan mengalami

gangguan kesehatan mental. Menurut Psikiater, Nova Riyanti Yusuf

mengungkapkan bahwa yang menjadi faktor utama penyebab depresi

dikalangan remaja adalah media sosial.5

Media sosial adalah media berbentuk situs yang menyediakan bagi

para penggunanya supaya bisa berkomunikasi, saling mengirim informasi,

foto ataupun video. Dengan adanya media sosial kita dapat dengan begitu

mudahnya untuk berkomunikasi dengan orang jauh, sebelumnya kita hanya

bisa berkomunikasi dengan korespondensi atau surat menyurat. Saat ini

media sosial sudah menjadi hal yang tidak aneh bagi seluruh masyarakat,

khususnya bagi remaja. Hampir setiap remaja memiliki media sosial.

Media sosial ini memberikan banyak manfaat khususnya bagi

remaja, kita dapat mengetahui perkembangan pengetahuan baik di dalam

negri ataupun luar negri. Namun, dibalik semua kemudahan itu, media

sosial ternyata membawa pengaruh negatif juga khususnya bagi remaja

seperti menjadi malas belajar, komunikasi secara langsung menjadi

5
Republika, “Media Sosial Pemicu Depresi Terbesar Remaja”, dalam
https://www.republika.co.id/berita/q6vhhd328/psikiater-media-sosial-pemicu-depresi-
terbesar-remaja (diakses pada 3 November 2022).
5

berkurang, mereka lebih betah untuk berinteraksi dalam dunia maya dengan

gawainya. Pada akhirnya, banyak remaja yang mengalami kecemasan dan

gangguan mental akibat dari penggunaan media sosial ini. Menurut

International Journal Mental Health and Addiction, penggunaan media

sosial yang berlebih dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental, fitur

like dan komentar juga kerap dapat mempengaruhi perasaan pengguna

Selain itu, media sosial dapat membuat pengguna menjadi

ketergantungan untuk memakainya. Jika hal ini terjadi, pengguna akan

mementingkan keberadaan statusnya di dunia maya, ia akan melakukan

apapun demi meninggikan nilai statusnya. Sehingga, pada akhirnya mereka

kurang mengapresiasi, menghargai, dan mempercayai diri sendiri yang

dapat terlihat dari sikap, penampilan dan perilaku.

Dengan melihat fenomena di atas, banyak sekali hal yang bisa

mempengaruhi kesehatan mental, mulai dari faktor biologis, lingkungan,

gaya hidup, pelecehan, dan media sosial. Sehingga, penulis tertarik untuk

membahas seberapa besar media sosial dapat mempengaruhi kesehatan

mental.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan oleh penulis. Maka,

diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Kondisi keluarga berpengaruh terhadap kesehatan mental.

2. Keadaan lingkungan dalam bermasyarakat berpengaruh terhadap kesehatan

mental.
6

3. Gaya hidup berpengaruh terhadap kesehatan mental.

4. Pelecehan seksual berpengaruh terhadap kesehatan mental.

5. Media sosial berpengaruh terhadap kesehatan mental.

C. Pembatasan Masalah

Keterbatasannya penulis dalam penilitian studi kasus ini dan agar

diperoleh data yang menjadi fokus penelitian, maka penulis membuat

batasan masalah sebagai berikut:

1. Kesehatan Mental

2. Pengaruh Media Sosial sebagai indikator Kesehatan Mental.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang diidentifikasikan penulis, maka penulis

dapat mengambil rumusan masalah yang berjudul “Pengaruh Media Sosial

Terhadap Kesehan Mental di Kelas XI Ikhwan” dengan pertanyaan sebagai

berikut: seberapa besarkah pengaruh media sosial terhadap kesehatan

mental siswa?

E. Tujuan Penilitian

Adapun tujuan dari penelitian ini :

1. Sebagai syarat kelulusan.

2. Mengetahui seberapa besar media sosial dapat mempengaruhi kondisi

kesehatan mental.
7

F. Manfaat Penilitan

Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan:

1. Manfaat Teoritis

Penilitian ini dapat menambah wawasan mengenai pentingnya untuk

bijak dalam menggunakan media sosial yang berpengaruh terhadap

kesehatan mental.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa, bisa menjadi lebih bijak dalam menggunakan media sosial

dan tercegah dari kecanduan menggunakan media sosial.

b. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan apabila ada

yang melakukan penelitian selanjutnya.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Media Sosial

1. Pengertian Media Sosial

Menurut Nasrullah, Media sosial adalah medium di internet yang

memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi,

bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain membentuk

ikatan sosial secara virtual.6

Menurut Philip Kotler & Kevin Lane, Media sosial adalah medium

internet yang memungkinkan pengguna mempresentasikan dirinya maupun

berinteraksi, bekerjasama, berbagi informasi dengan pengguna lain, dan

membentuk ikatan sosial secara virtual. 7

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dapat

diambil pengertian bahwa media sosial adalah laman atau aplikasi yang

memungkinkan penggunanya dapat membuat dan berbagi isi atau terlibat

dalam jaringan sosial.

Media sosial menyediakan fasilitas bagi penggunanya untuk

melakukan aktivitas sosial bagi setiap penggunanya. Beberapa aktivitas yang

dapat dilakukan di media sosial, misalnya yaitu melakukan komunikasi atau

interaksi hingga memberikan informasi atau konten berupa tulisan, foto dan

6
Nasrullah, Rulli. 2015. Media Sosial : Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sositeknologi.
Bandung Simbiosa Rekatama Media, hlm 13.
7
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. (2016). Marketing Management. 15 th edition. Pearson
Education, Inc, hlm 568.

8
9

video. Media sosial membuat kita menjadi lebih mudah untuk berkomunikasi

jarak jauh satu sama lain, tidak perlu lagi kirim surat menyurat.

2. Sejarah Media Sosial

Jauh sebelum sosial media seperti sekarang tercipta, pada tanggal 24

Mei 1844 tercipta media pertama kali untuk berkomunikasi. Media sosial yang

diciptakan saat itu adalah mesin telegraf yang hanya bisa mengirimkan pesan

berupa garis dan titik. Samuel F.B Morse mengirimkan pesan telegraf berupa

serangkaian titik dan garis untuk pertama kalinya ke publik.

Adapun media sosial yang modern seperti saat ini, awalnya

dipelopori oleh Advanced Research Projects Agency Network pada tahun

1969. Media ini hanya diciptakan oleh Departemen Pertahanan AS untuk

saling berbagi data rahasia, dan perangkat lunak.8

Perkembangan teknologi pun semakin berkembang dari tahun 1980.

Pada tahun 1993 mahasiwa dari Universitas Illinois di Urbana Champaign

mengembakan sebuah browser yaitu Mosaic. Menurut The History of

Social Networking di situs Digital Trends, pada tahun 1980 hingga 1990

layanan komunikasi, seperti America Online dan CompuServe berhasil

menyediakan para penggunanya untuk berkomunikasi melalui email dan

chat obrolan. Hal ini tentu membuat penggunanya semakin mudah untuk

berkomunikasi.9

8
Wikipedia, “ARPANET”, dalam https://id.wikipedia.org/wiki/ARPANET/ (diakses pada 17
November 2022).
9
Digital Trends, “The History of Social Networking”, dalam
https://www.digitaltrends.com/web/the-history-of-social-networking/ (diakses pada 17
November 2022).
10

Tak hanya dalam media sosial saja internet berkembang. Pada tahun

1995, terciptanya situs GeoCities yang memberikan layanan penggunanya

supaya lebih mudah dalam melakukan pencarian di website. Geocities juga

memberikan layanan penyewaan penyimpanan data website agar bisa

diakses dimana saja. Namun, layanan host web ini tidak bertahan lama, pada

tahun 1999 Geocities diakuisisi oleh Yahoo!.

Hanya berselang 1 tahun, pada tahun 1997 terciptanya sosial media

pertama, yaitu Sixdegree.com. Sixdegree.com, mendapat banyak perhatian

dari orang-orang karena media sosial ini berbeda dengan sebelumnya.

Sixdegree.com adalah media sosial yang sifatnya bisa menjadi publik.

Penggunanya, bisa berbagi foto atau video ke publik dan dapat membuat

profil didalam database, sehingga orang lain bisa melihatnya.10

Namun kemunculan Sixdegrees.com ini tidak bertahan lama. Pada

tahun 2002 terciptanya sosial media Friendster yang penampilannya lebih

menarik dan mudah digunakan daripada sosial media sebelumnya.

Sehingga, Friendster mampu menarik jutaan pengguna dengan cepat.

Pada tahun 2002, layanan media sosial yang bernama LinkedIn

tercipta. LinkedIn cukup menarik perhatian banyak pengguna karena

layanan media sosial ini berbeda dengan layanan media sosial yang lainnya.

LinkedIn diciptakan untuk memudahkan untuk mencari pekerjaan,

memperkuat hubungan professional, dan membantu mengasah

10
Wikipedia, “Media Sosial”, dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial (diakses pada 20
November 2022).
11

keterampilan dan kreativitas kita dalam bekerja. Sampai saat ini, LinkedIn

masih ramai diakses oleh orang orang, juga menjadi salah satu media sosial

ternama didunia dengan 500 juta pengguna didunia. Saat ini, LinkedIn

masih tetap menjadi sosial media yang tujuannya adalah membantu para

penggunanya untuk berbisnis profesional MySpace berhasil meluncurkan

layanan sosial media yang fokus di bidang musik pada tahun 2003.

MySpace masuk kedalam daftar media sosial ternama pada saat itu yang

membuatnya mampu bertahan hingga tahun 2010. Seperti layanan sosial

media lainnya, pengguna MySpace dapat membagikan foto atau video ke

publik, juga musik yang disukainya.11

Pada tahun 2004 lahir sebuah situs yang dinamakan Facebook,

Facebook didirkan oleh Mark Zuckerberg. Facebook berhasil mengalahkan

kejayaan MySpace pada tahun 2008. Dari segi interface-nya Facebook lebih

nyaman digunakan. Sampai saat ini, Facebook menjadi sosial media dengan

pengguna terbanyak pada urutan ketiga. Hanya berselang 2 tahun, pada

tahun 2010 Kevin Systrom membuat layanan sosial media yang bernama

Instagram. Instagram mendapat banyak perhatian dari penggunanya dengan

fitur stories miliknya. Instagram berada pada urutan ke-2 dengan pengguna

terbanyak. Namun, pada tahun 2021 Facebook membeli Instagram.

Adapun media sosial yang fokusnya tidak dalam social network

adalah Youtube. Youtube didirikan pada tanggal 14 Februari 2005 oleh 3

11
Gramedia, “Pengertian Media Sosial”, dalam https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-
media-sosial/ (diakses pada 20 November 2022).
12

mantan karyawan PayPal, yaitu Steve Chen, Chad Hurley, dan Jawed

Karim. Youtube memberikan layanan kepada penggunanya untuk upload

konten video ke publik, sehingga orang lain bisa melihatnya. Video pertama

di Youtube adalah Me At The Zoo, didalam video itu terlihat Jawed Karim

yang sedang berada di kebun binatang. Hingga saat ini, Youtube termasuk

salah satu media sosial dengan pengguna terbanyak.12

Media sosial dengan pengguna nomor satu didunia, WhatsApp.

WhatsApp memudahkan penggunanya untuk mengirim foto, video,

dokumen, serta panggilan telepon atau video, didukung dengan tampilannya

yang menarik, didirikan pada tahun 2009 oleh Jan Koum dan Brian Akton.

Sempat mengalami beberapa perbaikan, pada tahun 2009 WhatsApp sering

mengalami gangguan, seperti memakan banyak memori yang digunakan.

Jan Koum mencari letak penyelesaiannya, WhatsApp terus memperbarui

versi-nya hingga bisa sampai seperti saat ini.13

3. Fungsi Media Sosial

Adapun fungsi media sosial menurut Jan H. Kietzmann, Kristopher

Hermkens, Bruno Silvestre, Ian McCarthy terbagi menjadi tujuh bagian, yaitu

:14

12
Chandra, Edy. 2017. YOUTUBE, CITRA MEDIA INFORMASI INTERAKTIF ATAU MEDIA
PENYAMPAIAN ASPIRASI PRIBADI. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan
Seni: hlm 406-417.
13
Wikipedia, “WhatsApp”, dalam https://id.wikipedia.org/wiki/WhatsApp (diakses pada 20
Januari 2023).
14
Jan H. Kietzmann, Kristopher Hermkens, Ian P. McCarthy, Bruno S. Silvestre. Social media?
Get serious! Understanding the functional building blocks of social media. Business
Horizons 54, 241—251.2011, hlm 243.
13

1. Conversations, adalah fungsi yang paling utama dari sosial media. Dengan

sosial media, seseorang dapat saling berkomunikasi tanpa batasan jarak.

Bisa dengan langsung mengirim pesan pribadi ataupun dengan membuat

group chat.

2. Identity, saat ini di media sosial seseorang dapat mengatur identitas dirinya.

Sehingga, orang lain menjadi tertarik untuk mengenal lebih dalam

mengenai identitas dirinya.

3. Relationship, media sosial membantu penggunanya dapat berbisnis dengan

pengguna lainnya, ini berguna untuk membantu para pebisnis agar dapat

mempromosikan produknya. Sehingga, mereka dapat meraih keuntungan

sebanyak-banyaknya

4. Reputation, membangun citra penggunanya, baik itu untuk berjualan

ataupun membuat konten. Untuk membuat branding, pengguna harus bisa

mendesain akun miliknya supaya kelihatan lebih menarik.

5. Groups, membentuk suatu komunitas yang berkaitan dengan latar

belakang, ataupun hobi yang diminati, sehingga dapat membantu untuk

mengasah keterampilan baru.

6. Presence, mengetahui apakah orang lain sedang berada dalam jangkauan

internet atau tidak.

7. Sharing, tidak hanya menyediakan layanan komunikasi. Media sosial dapat

menjadi tempat untuk saling bertukar konten berupa gambar,foto, ataupun

teks yang ditulis oleh pengguna.


14

4. Jenis-Jenis Media Sosial

Dilihat dari segi jenis-nya media sosial tidak hanya untuk

berkomunikasi saja, tapi bisa untuk berjualan ataupun membangun

branding personal. Sebagai bahan pertimbangan, ada 6 jenis media sosial :


15

1. Layanan Blog

Blog adalah situs internet yang fungsinya adalah untuk membagikan

catatan yang ingin dibagikan oleh penulis ataupun berpendapat sesuai

pandangannya. Selain itu, bisa juga sebagai content marketing, yaitu

mempromosikan produk dan membuat produk terlihat lebih unggul.

Contohnya: Blogger

2. Layanan Social Network

Layanan yang paling banyak digunakan oleh semua orang, karena

tujuannya adalah untuk saling berkomunikasi, berbagi foto atau video.

Contohnya : Facebook Whatssapp.

3. Layanan Microblogging

Layanan ini seperti sosial network lainnya, namun lebih terfokus untuk

pembuatan pesan singkat dan konten singkat. Sehingga, pesan lebih mudah

disampaikan ke orang-orang. Contohnya : Twitter, Canva

4. Layanan Media Sharing

15
Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi, (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2015), cet.1, hlm. 3
15

Tidak hanya mengirimkan pesan, layanan satu ini fokus utamanya adalah

berbagi konten foto, video, ataupun suara. Contohnya: Youtube, Spotify,

Instagram

5. Layanan Forum

Layanan ini fungsinya adalah untuk berdiskusi terhadap satu hal

yang lebih spesifik. Penggunanya dapat menyampaikan pandangannya

terkait topik masalah yang sedang dibicarakan. Dengan adanya forum,

berdiskusi menjadi lebih terarah. Contohnya: Quora, Kaskus.

6. Layanan Kolaborasi

Layanan ini mengajak orang-orang untuk berkontribusi dalam

memuat, menambahkan, atau menyunting konten. Tidak hanya itu,

pengguna diperbolehkan untuk membuat konten dan juga bisa memberi

koreksi terhadap isi konten dari pengguna lainnya. Contohnya : Wikipedia.

5. Dampak Media Sosial

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dampak adalah

pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif).

Adapun dampak menurut Waralah Rd Cristo adalah suatu yang diakibatkan

oleh sesuatu yang dilakukan, bisa positif atau negatif atau pengaruh kuat

yang mendatangkan akibat baik negatif maupun positif.16

Media sosial memudahkan kita untuk mengakses informasi dan

mengetahui kabar orang-orang terdekat kita dengan mudah. Namun, dibalik

kemudahan itu media sosial dapat membawa dampak positif maupun

16
Cristo, Waralah Rd. 2008. Pengertian Tentang Dampak. Jakarta: Bandung. Alfabeta, hlm 12.
16

negatif. Dari pemaparan tersebut, penulis dapat membagi dampak menjadi

dua, yakni dampak positif dan negatif, yaitu :

a. Dampak Positif

Dampak positif adalah keinginan untuk membujuk, meyakinkan,

mempengaruhi, atau memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar

mereka mengikuti atau mendukung keinginannya yang baik. Adapaun

dampak positif dari penggunaan media sosial antara lain:17

1) Sebagai alat komunikasi

Saat ini, teknologi semakin berkembang, untuk berkomunikasi

dengan orang-orang terdekat pun menjadi semakin mudah, bahkan kita

dapat berkomunikasi dengan orang yang belum kita kenal. Berbeda dengan

sebelum sosial media tercipta, orang-orang berkomunikasi dengan cara

berkorespondensi yang membutuhkan waktu lama untuk mendapat balasan.

Dengan adanya internet yakni media sosial, dimana saja bisa berkomunikasi

melalui gawai, ataupun laptop.

2) Menambah koneksi pertemanan

Media sosial juga dapat membantu kita untuk berkenalan dengan

orang-orang yang baru, bahkan orang yang belum kita kenal sekalipun dari

berbagai penjuru dunia.

3) Sebagai media penyebaran informasi

17
Sosial Media Indonesia, hal. 6
17

Hanya dalam hitungan menit, kita dapat mengakses jutaan informasi

yang dibutuhkan. Informasi semakin mudah didapatkan dan mudah sekali

menyebar.

4) Sebagai sarana untuk mengasah keterampilan dan bakat

Media sosial juga dapat dijadikan sebagai pembelajaran berdaptasi

dengan orang yang baru, dan mengelola jaringan pertemanan.

5) Sebagai media untuk berbisnis

Seiring berjalannya waktu, produk dan jasa yang akan ditawarkan

bisa dipromosikan melalui media sosial, tanpa harus mengeluarkan biaya

sedikitpun. Tentunya ini memudahkan pengusaha kecil untuk

mengembangkan usahanya.

b. Dampak Negatif

Dampak negatif adalah keinginan untuk membujuk, meyakinkan,

mempengaruhi atau memberi kesan kepada orang lain, dengan tujuan agar

mereka mengikuti atau mendukung keinginannya yang buruk. Adapun

dampak negatif dari penggunaan media sosial adalah:18

1) Berita hoax atau palsu

Hoax atau berita menjadi perbincangan yang ramai untuk saat ini.

Sebuah berita seharusnya dibuat berdasarkan fakta, agar masyarakat tidak

tertipu, namun dengan cepatnya suatu berita tersebar akan sulit untuk

membedakan mana berita yang berdasarkan fakta atau tidak. Adapun berita

palsu dibuat hanya untuk merayu masyarakat saja. Menanggapi hal ini,

18
Sosial Media Indonesia, hal. 21-25
18

sebagai pembaca harus lebih bijak dan teliti dalam menilai berita supaya

tidak termakan hoax.

2) Perlindungan data pribadi

Media sosial semakin mudah untuk diakses, informasi yang disebar

semakin cepat untuk bisa tersebar. Namun, tidak menutup kemungkinan

saat memasukkan data pribadi, hasil penelusuran, cookies di suatu laman,

data pribadi tersebut bisa disalah gunakan.

3) Konflik di media sosial

Konflik biasanya dimulai karena ada perbedaan antara kedua belah

pihak. Berpendapat adalah hak untuk semua orang, baik tua ataupun muda,

orang intelek atau biasa, apalagi dengan adanya media sosial menjadi sangat

mudah untuk mengangkat suara. Namun, kebebasan untuk berpendapat juga

harus didasari norma, etika, musyawarah supaya tidak menyulut munculnya

konflik.

4) Terjadinya kriminalitas di media sosial

Tidak hanya dalam dunia nyata tindak kriminalitas terjadi, dalam

dunia maya pun seperti media sosial sangat rentan terjadi tindak

kriminalitas. Contohnya, penipuan jual online, pelecehan seksual,

penggelapan, dan prostitusi online. Alangkah baiknya untuk lebih berhati-

hati dalam menggunakan media sosial.

5) Kurangnya sikap sosial

Dengan praktisnya menggunakan media sosial dan banyak fitur

yang menarik didalamnya, maka bisa mengakibatkan pengguna memiliki


19

intensitas tinggi menggunakan media sosial. Saat seorang remaja dengan

intensitas penggunaan media sosial yang tinggi, interaksi sosialnya bersifat

tak langsung, dan kepekaan sosialnya cenderung rendah.19

6) Social Comparison

Social Comparison adalah proses seseorang menilai hal-hal yang

ada didalam dirinya dengan orang atau kelompok lain atau singkatnya

membandingkan diri. Menurut Aziz, Media sosial membuka kemungkinan

untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain.20

6. Tips Penggunaan Media Sosial

Dibalik dari dampak positifnya, media sosial dapat merubah tingkah

laku remaja menjadi ketergantungan untuk memakainya, tidak

memperdulikan lingkungan sekitarnya. Maka, diperlukan solusi untuk

menimalisir waktu penggunaan media sosial. Adapun cara untuk

mengatasinya sebagai berikut: 21

a. Gunakan media sosial sesuai dengan kebutuhan dan minat. Misalnya

bagi yang suka fotografi bisa membuat konten di Instagram, bagi yang

ingin mengembangkan bisnis bisa membuat fanpage di Facebook atau

koneksi dengan orang lain di LinkedIn.

19
Pratama BA. 2014. Hubungan antara penggunaan jejaring sosial dan pengawasan orang tua
terhadap sikap seksual pranikah pada remaja di SMP Negeri 1 Sukoharjo. (Tesis).
20
Al Aziz AA. Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Media Sosial dan Tingkat Depresi pada
Mahasiswa. Acta Psychologia, 2020, hlm 92-107.
21
Sosial Media Indonesia, hal. 18
20

b. Membatasi intensitas penggunaan media sosial, bisa dengan cara hanya

menggunakan media sosial di sela-sela waktu saja, sehingga dapat

menjalankan aktivitas lebih produktif.

c. Alokasikan waktu luang seperti saat mengantre untuk melihat berita

terbaru di media sosial. Sehingga, masih bisa mendapatkan informasi

terkini tanpa kehilangan waktu untuk menjalankan aktivitas lain yang

lebih penting.

Perlu disinggung bahwa yang terpenting untuk mengatasi

penggunaan media sosial adalah tergantung pada kemauannya sendiri,

karena hanya penggunanya yang bisa membatasi batas pemakaiannya.

B. Kesehatan Mental

1. Pengertian Kesehatan Mental

Menurut Notosoedirdjo dan Latipun, Kesehatan mental (mental

health) adalah kemampuan individu menyesuaikan diri dengan lingkungan

dan menunjukkan keutuhan kepribadian dengan mempertahankan integrasi

kepribadian yang stabil serta persepsi dunia dan dirinya dengan benar, dan

mandiri.22

Adapun menurut WHO, kesehatan mental merupakan kondisi dari

kesejahteraan yang disadari individu, yang di dalamnya terdapat

kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar,

22
Notosoedirdjo & Latipun. 2005. Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan. Malang : UMM
Press, hal 23.
21

dapat bekerja secara produktif, bermanfaat, dan mampu memberikan

kontribusi di komunitasnya.

Pada abad pertengahan, orang yang mengalami gangguan mental

dianggap terkena sihir, gangguan dari makhluk halus. Namun, anggapan ini

disanggah seiring berkembangnya ilmu pengetahuan. Hippocrates

menganggap bahwa gangguan mental ini disebabkan adanya gangguan pada

kondisi biologis seseorang

Menurut dr. Airindya Bella seseorang dikatakan memiliki kesehatan

mental yang baik apabila ia memiliki kesejahteraan yang tampak dari

dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan

untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam

kehidupan, mampu bekerja secara produktif, pikirannnya selalu positif

sehingga kondisi emosionalnya secara psikologis baik. Sebaliknya, orang

yang memiliki kesehatan mental yang buruk akan mengalami gangguan

suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada akhirnya

bisa mengarah pada perilaku buruk, merusak hubungan interaksi dengan

orang lain, produktivitas menjadi terganggu.23

2. Jenis-Jenis Penyakit Mental

Adapun jenis-jenis penyakit mental menurut Keliat, yaitu:24

a. Depresi

23
Alodoker, “Memahami Kesehatan Mental”, dalam https://www.alodokter.com/cari-tahu-
informasi-seputar-kesehatan-mental-di-sini (diakses pada 15 Januari 2022).
24
Keliat, Budi. 2009. Peran Serta Keluarga dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC,
hlm 12.
22

Merupakan salah satu penyakit gangguan mental yang paling umum,

ditandai dengan rasa sedih yang berkepanjangan, merasa gelisah, putus

harapan, merasa tidak berharga, dan kehilangan motivasi. Gangguan ini

sangat berdampak bagi aktivitas keseharian kita, karena dapat mengganggu

rutinitas yang biasa kita lakukan.

b. Anxiety

Gangguan kecemasan atau yang biasa disebut anxiety ini

menyebabkan penderitanya mengalami rasa cemas yang berlebih, dimana

ketika ia menghadapi situasi akan menimbulkan rasa cemas dan khawatir.

Selain itu akan muncul gejala, antara lain detak jantung yang cepat, dan

perasaan gugup. Perbedaan depresi dengan anxiety adalah anxiety biasanya

hanya ditandai dengan ketakutan dan kesedihan yang berkelanjutan,

sementara depresi membuat penderitanya merasa kehilangan percaya diri,

dan kehilangan motivasi untuk melakukan hal yang biasa dilakukannya.

c. Skizofrenia

Skizofrenia adalah gangguan kesehatan mental lainnya yang

penderitanya mengalami kekacauan dalam berpikir, halusinasi, delusi, dan

perubahan perilaku. Gangguan ini juga menyebabkan penderitanya

menjadi kesulitan untuk membedakan antara dunia nyata dengan imajinasi

yang dibuatnya. Tidak bisa dibiarkan begitu saja, Skizofrenia dapat terjadi

dalam waktu jangka panjang.

d. Suicidal Thoughts
23

Saat orang mengalami depresi yang akut, ia berisiko untuk terkena

suicidal thoughts. Suicidal Thoughts adalah pikiran untuk melakukan

bunuh diri Biasanya, saat seseorang tidak bisa mencari jalan keluar dari

masalah berat yang dialaminya, ia akan berpikir bahwa cara menyelesaikan

masalah satu-satunya adalah dengan bunuh diri.

e. Gangguan Kepribadian

Gangguan ini menyebabkan penderitanya memiliki tingkah laku dan

pola pikirnya yang sulit diubah. Sehingga, ia kesulitan untuk berbaur

dengan orang-orang disekitarnya. Selain itu, ia akan melakukan hal yang

sebelumnya tidak biasa dilakukan, juga akan memiliki nafsu makan yang

berkurang.

3. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental

Menurut Santrock, secara garis besar gangguan kesehatan mental

disebabkan disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut;25

a. Faktor Biologis

Faktor Biologis disebabkan karena adanya proses secara biologis,

seperti depresi postpartum yang terjadi setelah seorang ibu melahirkan,

atau kondisi perceraian kedua orang tua.

b. Faktor Lingkungan

25
Santrock, J. W. (2012). Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup Jilid I. (B.
Widyasinta, Penerj.) Jakarta: Penerbit Erlangga, hlm 34.
24

Faktor yang paling mempengaruhi kesehatan mental adalah faktor

lingkungan. Seseorang bisa mengalami gangguan kesehatan mental saat

ia memiliki masalah dengan lingkungannya, baik itu dengan orang

terdekatnya ataupun keluarganya. Seperti, seorang anak yang memiliki

keluarga broken home berisiko tinggi untuk terkena depresi, ataupun

seseorang yang menjadi korban bullying oleh teman-temannya.. Orang

yang mengalami gangguan kesehatan mental perlu ditangani secepatnya

dengan cara berobat ke psikolog, ataupun berbicara kepada orang

terdekatnya mengenai masalah yang menimpanya.

c. Gaya Hidup

Menurut Engel, Gaya hidup merupakan pola dimana orang hidup

akan menghabiskan waktu serta uangnya.26 Saat ini merupakan dimana

pemuda memasuki Generasi Z yang mana totalnya mencapai 40% dari

total populasi dunia. Annie E Casey Foundation mengungkapkan bahwa

Gen Z menghadapi tantangan yang lebih sulit baik itu tantangan

ekonomi, politik, bahkan kriminalitas yang tinggi. Generasi Z berisiko

tinggi untuk mengalami depresi disamping gaya hidup yang semakin

sulit.

d. Pelecehan Seksual

Pelecehan Seksual artinya melakukan perbuatan senonoh terhadap

lawan jenis. Pelecehan seksual memberi dampak baik dari segi fisik

26
James F. Engel (1994). Perilaku Konsumen, Edisi 6: Jilid 1. Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara,
hlm 383.
25

seperti penyakit HIV, maupun dari segi psikologis pada korban, seperti

stres, menyalahkan diri sendiri, bahkan menjauh dari bersosialisasi.

e. Media Sosial

Dibalik kegunaan media sosial yang begitu banyak, media sosial

juga menjadi salah satu faktor pemicu depresi karena memberikan

penggunanya rasa kebahagiaan sesaat, sehingga pengguna akan merasa

ketergantungan untuk memakainya. Selain itu, apabila tidak dibarengi

dengan aktivitas fisik, seperti berkomunikasi secara langsung bukan

komunikasi secara terus menerus melalui internet atau media sosial.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian

ini adalah dengan metode kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah

metode yang sistematis, terencana dengan jelas dari sejak awal penelitian,

sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono, yaitu: “Kuantitatif

merupakan metode penelitian yang berlandaskan positivistic (data konkrit),

data penelitian berupa angka-angka yang akan diukur menggunakan statistik

sebagai alat uji penghitungan, berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk

menghasilkan suatu kesimpulan”.27

B. Definisi Operasional

Menurut Nurdin dan Hartati, definisi operasional dalah

mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang

diamati yang memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau

pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.28

Definisi operasional dapat menentukan, menilai, atau mengukur

suatu variable yang akan digunakan dalam penelitian. Selain itu, dapat juga

untuk merumuskan suatu penelitian.

27
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet, hlm
13.
28
Nurdin, Ismail dan Sri Hartati.2019. Metodologi Penelitian Sosial.Surabaya: Media Sahabat
Cendekia. Hlm 122.

26
27

Tujuan dari definisi operasional adalah supaya data lebih mudah

dianalisis oleh peneliti, menetapkan aturan untuk mengukur variabel. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan dua variabel, yaitu :

1. Media Sosial

Media sosial adalah medium internet yang memungkinkan

pengguna mempresentasikan dirinya maupun berinteraksi,

bekerjasama, berbagi informasi dengan pengguna lain, dan

membentuk ikatan sosial secara virtual.

2. Kesehatan Mental

Kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang

disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan-

kemampuan untuk mengelola stres kehidupan yang wajar, untuk

bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta di

komunitasnya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian studi kasus ini, penulis mengumpulkan

data dengan menyebarkan kuesioner dengan menggunakan skala likert yang

diberikan kepada siswa SMA Adzkia Islamic School untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental.

Skala yang digunakan menggunakan skala likert, yaitu metode skala

bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap

suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan jawaban yang
28

tersedia. Penulis menyediakan lima pilihan skala di dalam angket yang

disebar sebagai berikut:

1. Sangat Tidak Setuju (STS), skala 1

2. Tidak Setuju (TS), skala 2

3. Netral (N), skala 3

4. Setuju (S), skala 4

5. Sangat Setuju (SS), skala 5

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Handayani, populasi adalah totalitas dari setiap elemen

yang akan diteliti yang memiliki ciri sama, bisa berupa individu dari

suatu kelompok, peristiwa, atau sesuatu yang akan diteliti.29

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI Ikhwan SMA Adzkia

Islamic School.

2. Sampel

Adapun sampel dari jumlah siswa kelas XI Ikhwan SMA Adzkia

Islamic School berjumlah 27orang

E. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling

jenuh, pengambilan sampel yang semua anggota populasinya dijadikan

sampel. Teknik ini sering digunakan apabila populasinya relatif kecil,

kurang dari 30 orang

29
Handayani, Ririn.2020. Metodologi Penelitian Sosial. Yogyakarta: Trussmedia, hlm 58.
29

F. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono, Analisis korelasi merupakan teknik untuk

mengukur kekuatan hubungan antara variabel satu dengan lainnya dan juga

untuk dapat mengetahui bentuk hubungan antar variabel.30

Analisis uji hipotesis menggunakan rebilitas item-item dengan

teknik pengelompokan data antara variabel Media Sosial ( X ) dan

Kesehatan Mental ( Y ) kemudian dikolerasikan dengan rumus korelasi

pearson. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:


𝑛 𝑛
𝑛∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖−∑𝑖=1 𝑋𝑖 ∑𝑛
𝑖=1 𝑌𝑖
𝑖=1
Rxy = 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
√𝑛 ∑𝑖=1 𝑋𝑖 2 −(∑𝑖=1 𝑋𝑖)2 √𝑛 ∑𝑖=1 𝑌𝑖 2 −(∑𝑖=1 𝑌𝑖)2

Di mana:

Rxy: Kofisien korelasi r pearson

n: Jumlah sampel/observasi

x: Variabel bebas/variabel pertama

y: Variabel kedua/variabel terikat

G. Jadwal dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal di SMA Adzkia Islamic School

dimulai dari tanggal 26 November – 1 Desember 2022.

30
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, hlm
228.
BAB IV

HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

A. Media Sosial

Media sosial adalah suatu platform digital yang memfasilitasi

penggunanya untuk bisa saling berkomunikasi dengan mudah. Adapun

penulis hanya memilih 9 indikator yang paling umum, sebagai berikut :

Indikator pertama, bagi responden media sosial merupakan sesuatu

yang sangat penting, baik itu untuk membantu pekerjaannya atau hanya

sekedar untuk mencari informasi.

Indikator kedua, responden mengecek media sosialnya setiap hari,

karena baginya media sosial merupakan hal yang tidak bisa dilepas dari

kehidupan sehari-harinya. Dengan begitu, media sosial berpengaruh

terhadap kehidupannya

Indikator ketiga, responden lebih sering menggunakan akses internet

untuk media sosial daripada melakukan hal lainnya.

Indikator keempat, responden merasa ketergantungan untuk

menggunakan media sosial, karena seringnya intensitas mengakses media

sosial dan tidak bisa kontrol batas pemakaiannya.

Indikator kelima, responden lebih sering menggunakan media sosial

untuk mencari kabar terbaru, setiap ada kabar terbaru pengguna akan segera

mencarinya di media sosial, dibandingkan mencari pengetahuan pengguna

lebih sering menggunakan media sosial untuk mencari kabar terbaru.

30
31

Indikator keenam, responden mengakses media sosial lebih dari 2

jam dalam sehari. Seringnya intensitas menggunakan media sosial dapat

menimbulkan efek negatif bagi penggunanya,

Indikator ketujuh, responden merasa dirinya lebih bahagia atau lepas

daripada sebelumnya setelah mengakses media sosial, meskipun

kebahagiaan itu tidak bertahan lama.

Indikator kedelapan, responden memiliki akun media sosial

Instagram, Facebook, WhatsApp, Twitter, dan Telegram. Saat ini, jenis

media sosial semakin banyak, responden memiliki 5 jenis dari media sosial

yang disebutkan.

Indikator kesembilan, responden aktif menggunakan media sosial

Instagram, Facebook, WhatsApp, Twitter, dan Telegram. Responden sering

mengakses 5 jenis dari media sosial yang disebutkan baik itu untuk

menyelesaikan pekerjaan ataupun untuk sekedar mencari informasi terbaru.


32

Tabel 4. 1 Rekapitulasi angka skala Pengguna Media Sosial


Kode Media Sosial Jumlah
No
Sampel Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9
1 1 4 4 4 3 5 3 4 5 4 36
2 2 5 4 5 4 5 5 4 4 4 40
3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 31
4 4 4 4 3 3 4 5 2 4 1 30
5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 35
6 6 4 3 5 2 3 5 5 5 3 35
7 7 5 4 3 3 4 2 5 5 4 35
8 8 5 5 5 5 4 5 4 3 2 38
9 9 5 4 4 4 5 4 3 5 3 37
10 10 5 5 4 4 5 4 3 4 2 36
11 11 4 5 4 3 4 4 4 5 4 37
12 12 4 4 3 3 5 5 4 4 4 36
13 13 4 4 3 3 4 5 4 3 3 33
14 14 4 4 5 3 3 3 4 4 3 33
15 15 4 2 3 2 3 5 3 4 3 29
16 16 4 3 3 4 4 4 3 4 3 32
17 17 5 5 5 5 4 5 4 4 3 40
18 18 4 3 2 2 4 5 3 4 2 29
19 19 4 4 4 2 5 4 5 5 2 35
20 20 5 5 4 4 4 4 4 5 5 40
21 21 5 4 4 3 4 5 3 4 2 34
22 22 5 5 5 4 5 5 4 4 4 41
23 23 4 3 4 2 5 4 3 5 4 34
24 24 5 4 4 3 4 5 4 3 1 33
25 25 4 5 5 2 3 5 5 4 4 37
26 26 4 3 4 3 4 4 3 3 2 30
27 27 5 5 5 4 5 5 5 5 4 43

Sumber tabel dari penulis tahun 2022

Dari data diatas tersebut merupakan hasil penelitian skala pengguna

media sosial dari angket yang disebar dengan nilai tertinggi yaitu 43 dan

yang terendah yaitu 29.

Berdasarkan data diatas, untuk pernyataan pertama mendapat suara

tertinggi yaitu 15 di kolom pilihan (S) Setuju, 11 dikolom pilihan (SS)

Sangat Setuju, dan 1 dikolom pilihan (N) Netral. Lalu di pernyataan kedua,

suara tertinggi yaitu 12 di kolom pilihan (S) Setuju, 8 di kolom pilihan (SS)

Sangat Setuju, 6 dikolom pilihan (N) Netral, 1 dikolom pilihan (TS) Tidak
33

Setuju) Di pernyataan ketiga, suara tertinggi berada di kolom pilihan (S)

Setuju dengan 12 suara, 8 dikolom pilihan (SS) Sangat Setuju, 6 dikolom

pilihan (N) Netral, dan 1 dikolom pilihan (TS) Tidak Setuju. Di pernyataan

keempat, suara tertinggi berada di kolom pilihan (N) Netral dengan 11

suara, 2 dikolom pilihan (SS) Sangat Setuju, 8 dikolom pilihan (S) Setuju,

dan 6 dikolom pilihan (TS) Tidak Setuju. Di pernyataan kelima, suara

tertinggi berada di kolom pilihan (S) Setuju dengan 13 suara, 10 dikolom

pilhan (SS) Sangat Setuju, dan 4 dikolom pilihan (N) Netral. Pernyataan

keenam, perolehan suara tertinggi berada di kolom pilihan (SS) Sangat

Setuju dengan 14 suara, 9 dikolom pilihan (S) Setuju, 3 dikolom pilihan (N)

Netral, dan 1 dikolom pilihan (TS) Tidak Setuju. Di pernyataan ketujuh,

suara tertinggi yaitu di kolom pilihan (S) Setuju dengan 13 suara, 5 dikolom

pilihan (SS) Sangat Setuju, 8 dikolom pilihan (N) Netral, dan 1 dikolom

pilihan (TS) Tidak Setuju. Di pernyataan kedelapan, suara tertinggi yaitu di

kolom pilihan (S) Setuju dengan 13 suara, 9 dikolom pilihan (SS) Sangat

Setuju, 5 dikolom pilihan (N) Netral. Di pernyataan kesembilan, suara

tertinggi yaitu di kolom pilihan (S) Setuju dan N (Netral) dengan 9 suara, 1

dikolom pilihan (SS) Sangat Setuju, 6 dikolom pilihan (TS) Tidak Setuju,

dan 2 dikolom pilihan (STS) Sangat Tidak Setuju.

Berdasarkan hasil penelitian untuk indikator pernyataan nomor

1,2,3,5,7,8,9 di angket mengenai media sosial mayoritas menjawab (S)

Setuju, untuk pernyataan nomor 4 mayoritas menjawab (N) Netral, dan

untuk pertanyaan nomor 6 menjawab (SS) Sangat Setuju.


34

Kemudian dari data tersebut, penulis membagi menjadi tiga

tingkatan yaitu tinggi, sedang, dan rendah, dengan melihat tabel berikut :

Tabel 4. 2 Interval dan Frekuensi skala penggunaan Media Sosial

No Kategori Interval Frekuensi


1. Tinggi 31-45 23
2. Sedang 16-30 4
3. Rendah 0-15 0
Jumlah 27

Setelah diketahui data rekapitulasi skala pengguna media sosial

tersebut, Kemudian dipresentasekan dengan menggunakan rumus

presentase sebagai berikut :


𝐹
𝑷 = 𝑁 x 100%

Keterangan :

P = Presentase

F = Frekuensi

N = Jumlah obyek/sampel

a. Untuk kategori tinggi terdapat 23 orang

23
P = 27 x 100% = 85,2%

b. Untuk kategori sedang terdapat 4 orang

4
P = 27 x 100% = 14,8%

c. Untuk kategori rendah terdapat 0 orang


0
P = 27 x 100% = 0%

Dari frekuensi skala pengguna media sosial adalah sebagai berikut :


35

a. 23 dari 27 orang dalam penelitian ini memiliki skala penggunaan media

sosial yang tergolong tinggi dengan presentase 85,2 % .

b. 4 dari 30 orang dalam penelitian ini memiliki skala penggunaan media

sosial yang tergolong sedang dengan presentase 14,8%.

c. 0 dari 30 siswa dalam penelitian ini memiliki skala penggunan media

sosial yang tergolong rendah dengan presentase 0%

B. Kesehatan Mental

Kesehatan mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang

disadari individu, yang di dalamnya terdapat kemampuan untuk mengelola

emosi dan pikiran untuk bekerja secara produktif, serta berperan di

komunitasnya. Adapun penulis hanya menggunakan 9 indikator yang paling

umum, sebagai berikut :

Indikator pertama, responden merasa tidak percaya diri dengan

kemampuan diri sendiri karena menganggap dirinya tidak bisa melakukan

sesuatu dengan baik dan merasa orang lain selalu lebih baik dari dirinya.

Indikator kedua, responden sering membandingkan dirinya dengan

orang-orang lain yang lebih sukses yang mereka pamerkan di media sosial

yang mengakibatkan munculnya perasaan insecure.

Indikator ketiga, responden pernah mengalami depresi yang

disebabkan ada sesuatu yang dialami dirinya, baik itu mulai dari depresi

ringan hingga berat.


36

Indikator keempat, responden merasa cemas dan khawatir akan

masa depan yang tidak pasti. Sehingga, ia mengalami salah satu gangguan

kesehatan mental, yaitu anxiety.

Indikator kelima, responden memiliki pola makan yang tidak teratur,

makan terlalu sedikit atau terlalu banyak.

Indikator keenam, responden tidak bisa mengontrol emosinya, dan

mudah marah ketika ada perihal yang menyulut emosinya. Marah terhadap

orang yang berada disekitarnya hingga tidak bisa dikontrol.

Indikator ketujuh, responden atau pengguna media sosial merasa

tidak puas dengan penampilan dirinya karena merasa penampilannya buruk,

sehingga ia menyalahkan dirinya sendiri. Adapun bagi laki-laki merasa

badannya kurang atletis, sedangkan bagi perempuan merasa wajahnya tidak

cantik.

Indikator kedelapan, responden memiliki pola tidur yang buruk dan

tidak tidur tepat pada waktunya, karena saat malam yang seharusnya

digunakan untuk istirahat ia malah terjaga bermain media sosial miliknya.

Indikator kesembilan, responden pernah mengalami peristiwa yang

membuatnya sedih hingga berminggu-minggu bahkan berbulan.


37

Tabel 4. 3 Rekapitulasi angka skala Kesehatan Mental


Kesehatan Mental
No Jumlah
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9
1 1 2 1 2 3 2 1 2 1 15
2 2 4 3 3 4 3 3 2 2 26
3 1 3 1 2 2 3 2 2 2 18
4 1 4 1 3 3 3 3 2 3 23
5 4 5 3 4 2 2 4 4 4 32
6 1 1 2 1 4 5 1 5 3 23
7 4 4 4 1 4 2 4 3 2 28
8 4 5 4 4 3 3 3 3 3 32
9 2 4 2 4 1 2 3 4 2 24
10 2 2 5 3 3 2 2 4 4 27
11 1 2 2 1 3 4 4 3 3 23
12 4 5 5 5 3 5 4 5 4 40
13 4 4 4 4 3 2 3 4 4 32
14 2 4 1 4 2 1 2 2 1 19
15 3 2 1 3 3 1 3 2 1 19
16 1 2 3 2 1 3 4 1 1 18
17 2 4 4 4 3 3 2 3 3 28
18 2 3 1 4 2 2 3 2 1 20
19 2 4 2 4 4 2 2 4 2 26
20 4 4 3 4 3 3 3 2 1 27
21 3 5 2 4 2 2 3 3 1 25
22 4 4 2 3 4 4 4 4 1 30
23 2 3 2 3 2 3 2 2 1 20
24 2 4 2 2 2 1 2 2 2 19
25 2 3 1 2 3 1 2 3 2 19
26 5 4 1 3 2 3 3 3 2 26
27 3 3 2 4 4 4 4 4 4 32

Dari data diatas tersebut merupakan hasil penelitian skala kondisi

kesehatan mental dari angket yang disebar dengan nilai tertinggi yaitu 40

dan yang terendah yaitu 15

Berdasarkan data diatas, untuk pernyataan pertama mendapat suara

tertinggi yaitu 10 di kolom pilihan (TS) Tidak Setuju, 1 di kolom pilihan

(SS) Sangat Setuju, 7 dikolom pilihan (S) Setuju, 3 di kolom pilihan (N)

Netral, dan 6 di kolom pilihan (STS) Sangat Tidak Setuju Lalu di pernyataan

kedua, suara tertinggi yaitu 12 di kolom pilihan (S) Setuju, 4 di kolom

pilihan (SS) Sangat Setuju, 5 di kolom pilihan (N) Netral dan (TS) Tidak

Setuju, dan 1 dikolom pilihan (STS) Sangat Tidak Setuju. Di pernyataan


38

ketiga, suara tertinggi berada di kolom pilihan (TS) Tidak Setuju dengan 9

suara, 2 di kolom pilihan (SS) Sangat Setuju, 4 di kolom pilihan (S) Setuju

dan (N) Netral, dan 8 di kolom pilihan (STS) Sangat Tidak Setuju. Di

pernyataan keempat, suara tertinggi berada di kolom pilihan (S) Seuju

dengan 11 suara, 1 di kolom pilihan (SS) Sangat Setuju, 7 di kolom pilihan

(N) Netral, 5 di kolom pilihan (TS) Tidak Setuju, dan 3 di kolom pilihan

(STS) Sangat Tidak Setuju. Di pernyataan kelima, suara tertinggi berada di

kolom pilihan (N) Netral dengan 11 suara, 6 di kolom pilihan (S) Setuju, 8

di kolom pilihan (TS) Tidak Setuju, dan 2 di kolom pilihan (STS) Sangat

Tidak Setuju. Pernyataan keenam, perolehan suara tertinggi berada di kolom

pilihan (N) Netral dan (TS) Tidak Setuju dengan jumlah suara yang sama,

yaitu 9 suara, 2 di kolom pilihan (SS) Sangat Setuju, 3 di kolom pilihan (S)

Setuju, dan 4 di kolom pilihan (STS) Sangat Tidak Setuju). Di pernyataan

ketujuh, suara tertinggi yaitu di kolom pilihan (N) Netral dengan 10 suara,

7 di kolom pilihan (S) Setuju, 8 di kolom pilihan (TS) Tidak Setuju, dan 2

di kolom pilihan (STS) Sangat Tidak Setuju. Di pernyataan kedelapan, suara

tertinggi yaitu di kolom pilihan (TS) Tidak Setuju dengan 10 suara, 2 di

kolom pilihan (SS) Sangat Setuju, 7 di kolom pilihan (S) Setuju dan (N)

Netral, dan 1 di kolom pilihan (STS) Sangat Tidak Setuju. Di pernyataan

kesembilan, suara tertinggi yaitu di kolom pilihan (STS) Sangat Tidak

Setuju dengan 9 suara, 5 di kolom pilihan (S) Setuju dan (N) Netral, 8 dan

di kolom pilihan (TS) Tidak Setuju.


39

Berdasarkan hasil penelitian untuk indikator pernyataan nomor 2,4

mengenai angket kesehatan mental mayoritas menjawab (S) Setuju, untuk

pernyataan nomor 5,6,7 mayoritas menjawab (N) Netral, untuk pernyataan

nomor 1,3,8 mayoritas menjawab (TS) Tidak Setuju, untuk pernyataan

nomor 9 mayoritas menjawab (STS).

Kemudian dari data tersebut, penulis membagi menjadi tiga

tingkatan yaitu tinggi, sedang, dan rendah, dengan melihat tabel berikut :

Tabel 4. 4 Interval dan Frekuensi skala Kesehatan Mental

Tinggi 31-45 5
Sedang 16-30 21
Rendah 0-15 1
Jumlah 27

Setelah diketahui data rekapitulasi skala Kesehatan Mental tersebut,

Kemudian dipresentasekan dengan menggunakan rumus presentase sebagai

berikut :
𝐹
𝑷 = 𝑁 x 100%

Keterangan :

P = Presentase

F = Frekuensi

N = Jumlah obyek/sampel

a. Untuk kategori tinggi terdapat 5 orang


5
P = 27 x 100% = 18,5%

b. Untuk kategori sedang terdapat 21 orang


40

21
P = 27 x 100% = 77,8%

c. Untuk kategori rendah terdapat 1 orang


1
P = 27 x 100% = 3,7%

Dari frekuensi skala kesehatan mental adalah sebagai berikut :

a. 5 dari 27 orang dalam penelitian ini memiliki skala kesehatan mental yang

tergolong tinggi yang dapat diartikan memiliki kesehatan mental yang buruk

dengan presentase 18,5 % .

b. 21 dari 27 orang dalam penelitian ini memiliki skala kesehatan mental

yang tergolong sedang dapat diartikan memiliki kesehatan mental yang

kurang baik dengan presentase 77,8%.

c. 1 dari 27 siswa dalam penelitian ini memiliki skala kesehatan mental yang

tergolong rendah dapat diartikan memiliki kesehatan mental yang baik

dengan presentase 3,7%.

C. Pengaruh Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental

Berdasarkan data yang sudah diperoleh, selanjutnya yaitu

menganalisisnya dengan analisis kuantitatif dan analisis statistik. Data yang

akan di analisis merupakan data responden media sosial dan kesehatan

mental.
41

Tabel 4. 5 Korelasi Koefisien antara Pengaruh Media Sosial Terhadap Kesehatan


Mental

Kode
X Y X2 Y2 XY
Sampel
1 36 15 1296 225 540
2 40 26 1600 676 1040
3 31 18 961 324 558
4 30 23 900 529 690
5 35 32 1225 1024 1120
6 35 23 1225 529 805
7 35 28 1225 784 980
8 38 32 1444 1024 1216
9 37 24 1369 576 888
10 36 27 1296 729 972
11 37 24 1369 576 888
12 36 40 1296 1600 1440
13 33 32 1089 1024 1056
14 33 19 1089 361 627
15 29 19 841 361 551
16 32 18 1024 324 576
17 40 28 1600 784 1120
18 29 20 841 400 580
19 35 26 1225 676 910
20 40 27 1600 729 1080
21 34 25 1156 625 850
22 41 30 1681 900 1230
23 34 20 1156 400 680
24 33 19 1089 361 627
25 37 19 1369 361 703
26 30 26 900 676 780
27 43 32 1849 1024 1376
Jumlah 949 672 33715 17602 23883

Sumber data dari penulis tahun 2022

𝑛 𝑛
𝑛∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖−∑𝑖=1 𝑋𝑖 ∑𝑛
𝑖=1 𝑌𝑖
𝑖=1
r= 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
√𝑛 ∑𝑖=1 𝑋𝑖 2 −(∑𝑖=1 𝑋𝑖)2 √𝑛 ∑𝑖=1 𝑌𝑖 2 −(∑𝑖=1 𝑌𝑖)2

27(23.883)−(949)(672)
r=
√27(33715)−(949)2 √27(17602)−(672)2
42

644.841−637.728
r=
√9704√23670

7113
r = 15149,3

r = 0.46952664479

Hasil data diatas menunjukan koefisien korelasi antara Pengaruh

Media Sosial terhadap Kesehatan Mental adalah 0,46. Adapun hasil data

tersebut dapat dilihat penafsiran besarnya dengan korelasi koefisien yang

umum digunakan, sebagai berikut :

Tabel 4. 6 Interval Koefisien

Interval Koefisien Interval

0,80-1,000 Sangat Kuat

0,60-0,799 Kuat

0,40-0,599 Cukup Kuat

0,20-0,399 Rendah

0,00-0,199 Sangat Rendah

Berdasarkan tabel diatas, nilai koefisien korelasi sebesar 0,46 dapat

diinterpretasikan bahwa nilai tersebut berada di interval 0,40-0,599 dengan

kriteria “korelasi cukup kuat”. Dapat disimpulkan bahwa korelasi antara

variable X dan Y termasuk kategori cukup kuat.


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab

sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Skala responden Media Sosial dengan presentase 85,2 % atau 23 dari

27 orang memiliki skala pengguna Media Sosial yang tergolong

sedang. Hasil data tersebut menunjukkan bahwa skala pengguna

Media Sosial berada dalam kategori sedang.

2. Skala responden Kesehatan Mental dengan presentase 77,8% atau

21 dari 27 orang memiliki skala Kesehatan Mental yang tergolong

sedang. Melalui data tersebut dapat diartikan bahwa skala Kesehatan

Mental berada dalam kategori kurang baik.

3. Berdasarkan hasil analisis menggunakan rumus korelasi pearson

menunjukkan bahwa pengaruh antara Media Sosial terhadap

Kesehatan Mental di Kelas IX Ikhwan adalah sebesar 0,46. Nilai

koefisien korelasi 0,46 dapat diinterprestasikan bahwa pengaruh

variabel Media Sosial terhadap variabel Kesehatan Mental terdapat

korelasi yang cukup kuat. Hal ini bisa dilihat dari pernyataan poin

no 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, dan 9 di angket mengenai pernyataan variabel

media sosial yang sebagian besar menjawab setuju. Juga di

43
44

pernyataan poin no 2,4,5,6, dan 7 di angket mengenai pernyataan

variabel kesehatan mental yang Sebagian besar menjawab setuju.

5.2 Saran

Penulis akan menyampaikan beberapa saran setelah diketahui

pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental di Kelas IX Ikhwan,

yaitu:

1. Untuk para siswa yang menggunakan media sosial, penting untuk

membatasi intensitas penggunaan media sosial, apabila jaraknya

dekat lebih baik untuk berinteraksi secara langsung daripada secara

virtual. Sebaiknya, pengguna mengakses media sosial selama 30

menit hingga 1 jam perhari sebagaimana saran dari psikoterapis

Philip Cushman. Selain itu, siswa harus bisa memilah informasi

mana yang dapat diterima karena saat ini banyak sekali hoax di

media sosial.

2. Untuk sekolah, bisa mengadakan penyuluhan untuk bijak dalam

menggunakan media sosial dibalik tingginya pengaruh media sosial

yang berpengaruh cukup kuat terhadap kesehatan mental.

3. Untuk penulis selanjutnya diharapkan bisa melakukan penelitian

yang lebih luas ruang lingkupnya.


DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Cristo, Waralah Rd. 2008. Pengertian Tentang Dampak. Jakarta: Bandung

Alfabeta.

James F. Engel (1994). Perilaku Konsumen, Edisi 6: Jilid 1. Jakarta: Penerbit

Binarupa Aksara.

Jan H. Kietzmann, Kristopher Hermkens, Ian P. McCarthy, Bruno S. Silvestre.

Social media? Get serious! Understanding the functional building blocks

of social media. Business Horizons 54, 241—251. 2011.

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. (2016). Marketing Management. 15 th

edition. Pearson Education, Inc.

Nasrullah, Rulli. 2015. Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan

Sositeknologi. Bandung Simbiosa Rekatama Media.

Notosoedirdjo & Latipun. 2005. Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan.

Malang: UMM Press.

Santrock, J. W. (2012). Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup Jilid

I. (B. Widyasinta, Penerj.) Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sosial Media Indonesia. 2017. Bijak Bersosmed Tips dan Informasi Gerakan

Bijak Bersosmed. Jakarta: On the Spot Light.

45
46

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

PT Alfabet.

JURNAL PENELITIAN

Pratama BA. 2014. Hubungan antara penggunaan jejaring sosial dan pengawasan

orang tua terhadap sikap seksual pranikah pada remaja di SMP Negeri 1

Sukoharjo. (Tesis). Surakarta, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Aziz, A. A. Al. 2020. Hubungan antara intensitas penggunaan media sosial dan

tingkat depresi pada mahasiswa. Jurnal Acta Psychologia.

Aziz, Muklhis. 2019. Perilaku Sosial Anak Remaja Korban Broken Home Dalam

Berbagai Perspektif. Jurnal Al-Ijtimaiyyah.

WEBSITE

Alodoker, “Memahami Kesehatan Mental”, dalam

https://www.alodokter.com/cari-tahu-informasi-seputar-kesehatan-mental-

di-sini (diakses pada 15 Januari 2022).

Detik, “Kekerasan Seksual, Viktimisasi, dan Kesehatan Mental”, dalam

https://news.detik.com/kolom/d-5842703/kekerasan-seksual-viktimisasi-

dan-kesehatan-mental (diakses pada 3 November 2022).

Digital Trends, “The History of Social Networking”, dalam

https://www.digitaltrends.com/web/the-history-of-social-networking/

(diakses pada 17 November 2022).

Gramedia, “Pengertian Media Sosial”, dalam

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-media-sosial/ (diakses pada

20 November 2022).
47

Jatim Network, "Mahasiswa UGM, Tewas Usai Bunuh Diri”, dalam

https://www.jatimnetwork.com/nasional/pr-435140364/mahasiswa-ugm-

tewas-usai-bunuh-diri-sepupu-ungkap-sosok-tegar-sinar-ramadhan-di-

balik?page=2 (diakses pada 2 November 2022).

Kompasiana, “Tingkat Bunuh Diri Remaja Indonesia Akibat Cyberbullying”,

dalam

https://www.kompasiana.com/abiyyu59785/61d070e64b660d06923c2134/

tingkat-bunuh-diri-remaja-indonesia-akibat-

cyberbullying?page=3&page_images=2 (diakses pada 2 November 2022).

Kumparan, “Benarkah Mental Gen Z Lebih Lemah dari Generasi Sebelumnya:,

dalam https://kumparan.com/generasi-milenial/benarkah-mental-gen-z-

lebih-lemah-dari-generasi-sebelumnya-1z55NObkmBr (diakses pada 2

November 2022).

Republika, “Media Sosial Pemicu Depresi Terbesar Remaja”, dalam

https://www.republika.co.id/berita/q6vhhd328/psikiater-media-sosial-

pemicu-depresi-terbesar-remaja (diakses pada 3 November 2022).

Wikipedia, “ARPANET”, dalam https://id.wikipedia.org/wiki/ARPANET/

(diakses pada 17 November 2022).

Wikipedia, “Media Sosial”, dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial

(diakses pada 20 November 2022).

Wikipedia, “WhatsApp”, dalam https://id.wikipedia.org/wiki/WhatsApp (diakses

pada 20 Januari 2023).


48

Profil Penulis

Penulis yang memiliki nama asli Gilang Rizki Pratama ini


biasa dipanggil gil, lang. Lahir di Bandung, tepatnya pada
16 April 2005. Menulis menjadi salah satu hobby yang
digelutinya dari sejak kecil, selain memiliki hobby
menulis, penulis juga menyukai hal yang berkaitan dengan
musik yang membuatnya memiliki keahlian bermain
piano. Tinggal di kota, Bandung dan bersekolah di SMA
Adzkia Islamic School sudah menginjak 3 tahun lamanya.
Cita-citanya adalah menjadi ahli dibidang teknologi sudah
dimiliki sejak masuk bangku SMA.

Penulis dapat dihubungi melalui,

Instagram : @gilangryzqii

Anda mungkin juga menyukai