Anda di halaman 1dari 11

Stikes Guna Bangsa Yogyakarta

D3 Teknologi Bank Darah


2023
Kata Pengantar

Puji sykur kami hanurkan kehadiran Allah swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA
sehingga kami bias saya menyelesaikan karya ilmiah tentang virus Rubella
Tidak lupa saya mengucapakan terimkasih kepada semua pihak yang telah turut membrikan
kuntribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Sebagai penyususn saya menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari penyususn maupuan tata bahasa penyampain dalam karya ilmiah
ini oleh karena itu saya dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca. Saa
berharap semoga karya imiah yang saya susun ini memberikan manfat bagi pembaca
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rubela adalah penyakit yang di sebabkan oleh virus dan menimbulkan demamringan dengan
ruam pungtata dan ruam makulopapuler yang menyebar dan kadang-kadang mirip dengan campak
atau demam scarlet. Penyakit ini di tularkan melaluicairan yang keluar dari hidung atau tenggorokan,
penyakit ini juga dapat di tularkanmelalui aliran darah oleh seorang wanita yang sedang hamil kepada
janin yang dikandungnya. Karena penyakit ini tergolong penyakit ringan pada anak-anak,
bahayamedis yang utama dari penyakit ini adalah infeksi pada wanita hamil yang dapatmenyebabkan
sindrom cacat bawaan pada janin tersebut. Sebelum vaksin rubellatersedia pada tahun 1969 epidemi
rubella terjadi 6-9 tahun, anak-anak dengan usia 5-9 tahun menjadi korban utama dan muncul banyak
kasus rubella bawaan. Sekarang,dengan adanya program imunisasi pada anak-anak dan remaja usia
dini hanya munculsedikit kasus rubella bawaan. Anak-anak biasanya memberikan gejala
konstitusionalyang minimal, tetapi orang dewasa akan mengalami gejala prodromal selama 1-5
hari berupa demam ringan, sakit kepala, malaise, coryza ringan dan konjungtivitis.Limfadenopati post
aurikuler, oksipital dan servikal posterir muncul dan merupakanciri khas dari infeksi dari virus ini yang
biasanya muncul 5-10 hari sebelumtimbulnya ruam. Hampir separuh infeksi virus ini tanpa ruam.
Lekopeni umum terjadidan trombositopeni juga bisa terjadi tetapi manifestasi perdarahan jarang.
Arthalgiadan yang ensefalitis dan trombositopeni jarang terjadi pada anak-anak, ensefalitisterjadi
lebih sering pada orang dewasa.Infeksi rubella berbahaya bila terjadi pada wanita hamil muda, karena
dapatmenyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertamakehamilan maka
resiko terjadinya kelainan adalah 50% sedangkan infeksi terjaditrimester pertama maka resiko
menjadi 25% (Menurut America College ofObstatrician and Gynecologist, 1981).
Rubella menjadi penting karena penyakit ini dapat menimbulkan kecacatan pada janin. Sindroma
rubella congenital (Congenital Rubella Syndrome,
CRS) terjadi pada 90% bayi yang di lahirkan oleh wanita yang terinfeksi rubella sela trimester pertama
kehamilan, resiko kecacatan congenital ini menurun hingga kira-kira 10-
20% pada minggu ke 16 dan lebih jarang terjadi bila ibu terkena infeksi pada usiakehamilan 20
minggu.Infeksi janin pada usia lebih muda mempunyai resiko kehamilan di dalam rahim,abortus
spontan dan kecacatan congenital dari sistem organ tubuh utama. Cacat yangterjadi bisa satu atau
kombinasi dari jenis cacat berikut sperti tuli, katarak,mikroftalmia, glaucoma congenital, mikrosefali,
meningoensefalitis, keterbelakanganmental, patentductus arteriosus, defek septum atrium atau
ventrikel jantung, purpura.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang di maksud dengan penyakit rubella?
2. Bagaimana siklus hidup rubella?
3. Bagaimana perkebangbiakan virus rubella
4. Bagaimana cara penularan rubella?
5. Apa saja gejala dari rubella?
6. Bagaimana pengendalian rubella?
7. Bagaimana pencegahan rubella?
8. Bagaimana pemberantasan rubella?
9. Bagaimana patofisiologi rubella?
10. Bagaimana mendiagnosa tubella?
11. Jelaskan mengenai komplikasi rubella!
12. Bagaimana pengobatan rubella?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan rubella
2. Mengetahui siklus hidup rubella
3. Mengetahui perkembangbiakan virus rubella
4. Agar dapat memahami bagaimana cara penularan rubella
5. Mengetahui gejala-gejala rubella
6. Untuk mengetahui cara pengendalian rubella
7. Mengetahui pencegahan rubella
8. Memahami pemberantasan rubella
9. Untuk mengetahui patofisiologi rubella
10. Agar mengetahui cara mengdiagnosa rubella
11. Pemahaman tentang komplikasi rubella
12. Untuk mengetahui cara pengobatan rubella
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Rubella


Rubella atau di kenal juga dengan nama Campak Jerman adalah penyakitmenular yang di
sebabkan oleh Virus Rubella. Virus biasanya menginfeksi tubuhmelalui pernapasan seperti
hidung dan tenggorokan. Anak-anak biasanya sembuhlebih cepat di bandingkan orang
dewasa.Rubella virus adalah virus RNA dari keluarga togavirus ukuran c.60 nm,struktur
ikosahendral, memiliki amplop virus, sensitif terhadap eter pathogen kausatifrubella.
Transmisi:mungkin infeksi tetes. Kultur: pada kultur telur (korioallantois), dilakukan pertama kali
oleh Anderson (Melbourne, 1955). Serologi: immunitassepanjang hidup bebas dari cacar air dan
gondok. Pada eksperimen dengan binatang, biasa ditransmisikan ke kera.Rubella adalah penyakit
infeksi akut oleh virus yang di tandai dengandemam ringan dan bintik dan berkas merah pada
seluruh badan mirip dengancampak. Congenital rubella syndrome terjadi pada kehamilan
trimester ke tiga yangdapat menyebabkan cataract, microphtalmia, microcephaly, mental
retardation.hepatomegaly, glaucoma, kelainan pada katup jantung dan tulang. Perlu di
lakukandiferesial diagnosis dengan measles dan erisepalas. Distribusi penyakit dan
prevalensi penyakit tersebar di seluruh dunia dan bersifat endemis.Penyakit rubella atau
seringkali di sebut campak jerman (campak 3 hari)adalah infeksi virus akut yang menyebabkan
gangguan kesehatan ringan pada anak-anak, namun cenderung lebih berat pada orang
dewasa.Rubella berbeda dengan (campak rubeola), meskipun kedua penyakit ini
cenderungmemiliki karakteristik yang sama seperti ruam merah yang khas. Rubella di sebabkan
oleh virus yang berbeda dari campak dan tidak separah campak. Rubella yangmengenai ibu hamil
terutama pada trimester pertama dapat mengakibatkan kompikasiserius pada janin seperti
kecacatan lahir bahkan kematian janin. Rubella pada saathamil juga menjadi penyebab paling
umum dari tuli kongenital.Virus rubella memiliki waktu inkubasi 3 sampai dengan 5 hari. 1-7
hari biasanya 1-3 hari dan ada juga yang memakan waktu 2-3 minggu, atau 14-17 harikisaran
antara 14-21 hari.
2.2 Siklus Hidup Rubella
Replikasi virus mula-mula mungkin terjadi dalam saluran pernapasan, diikutidengan
perkembangbiakan dalam kelenjar getah bening servikal. Viremia timbulsetelah 5-7 hari dan
berlangsung hingga timbul antibodi pada sekitar hari ke-13hingga ke-15. timbulnya antibodi
bersamaan dengan timbulnya ruam. Setelah timbulruam, virus hanya dapat tetap dideteksi
dalam nesofaring. Masa inkubasi yaitu waktuyang diperlukan sejak masuknya virus rubella
kedalam tubuh sampai timbulnyagejala penyakit. Tanda yang paling khas adalah pembesaran
kelenjar getah bening didaerah belakang kepala, belakang telinga, dan leher bagian
belakang. oleh virus yang berbeda dari campak dan tidak separah campak. Rubella
yangmengenai ibu hamil terutama pada trimester pertama dapat mengakibatkan
kompikasiserius pada janin seperti kecacatan lahir bahkan kematian janin. Rubella pada
saathamil juga menjadi penyebab paling umum dari tuli kongenital.Virus rubella memiliki waktu
inkubasi 3 sampai dengan 5 hari. 1-7 hari biasanya 1-3 hari dan ada juga yang memakan waktu 2-
3 minggu, atau 14-17 harikisaran antara 14-21 hari.

2.3 Perkembangbiakan Virus Rubellaa.

b.Infeksi secara litik/daur litik


Daur litik melalui fase-fase berikut ini:
1. Fase adsorpsi dan infeksi
Dengan ujung ekornya, fag melekat atau menginfeksi bagian tertentu daridinding sel
bakteri, daerah itu disebut daerah reseptor (receptor site : receptorspot). Daerah ini khas
bagi fag tertentu, dan fag jenis lain tak dapat melekat ditempat tersebut. Virus penyerang
bakteri tidak memiliki enzim-enzim untukmetabolisme, tetapi rnemiliki enzim lisozim
yang berfungsi merusak ataumelubangi dinding sel bakteri.Sesudah dinding sei bakteri
terhidrolisis (rusak) oleh lisozim, maka seluruh isifag masuk ke dalam hospes (sel bakteri).
Fag kemudian merusak danmengendalikan DNA bakteri.
2. Fase Replikasi (fase sintesis)
DNA fag mengadakan pembentukan DNA (replikasi) menggunakan DNA bakteri sebagai
bahan, serta membentuk selubung protein. Maka terbentuklah beratus-ratus molekul
DNA baru virus yang lengkap dengan selubungnya.
3. Fase Pembebasan virus fag
fag baru / fase lisis
Sesudah fag baru terbentuk, sel bakteri akan pecah (lisis), sehingga keluarlahfag yang
baru. Jumlah virus baru ini dapat mencapai sekitar 200.Pembentukan partikel bakteriofag
memerlukan waktu sekitar 20 menit

2.4 Penularan Rubella


Cara penularan rubella melalui sekret nasofaring dari orang terinfeksi. Infeksiterjadi melalui
droplet atau kontak langsung dengan penderita. Pada lingkungantertutup seperti asrama calon
prajurit, semua orang yang rentan dan terpajan bisaterinfeksi. Bayi dengan CRS mengandung
virus pada sekret nasofarin dan urinmereka dalm jumlah besar, sehingga menjadi sumber
infeksi. Penularan jugaterjadi melalui kontak dengan cairan yang berasal dari nasopharynx
penderita. Virusini juga menular melalui partikel udara. Rubella biasanya di tularkan
olehibu kepada bayinya, makanya di sarankan untuk melakukan tes rubellasebelum
hamil.Penularan virus rubella dapat terjadi ketika orang yang terinfeksi batuk
atau bersin atau menular melalui kontak langsung dengan sekret pernapasan (sepertilendir)
orang yang terinfeksi. Rubella juga dapat di tularkan dari wanita hamil
2.5 Gejala
Gejala-gejala rubella sebagai berikut:- Pembekakan pada kelenjar getah bening- Demam
di atas 38 oC- Mata terasa nyeri- Muncul bintik-bintik merah di seluruh
tubuh- Kulit kering- Sakit pada persendian- Sakit kepala- Hilang nafsu makan- Wajah pucat dan
lemas- Terkadang di sertai dengan pilekGejala rubella terutama pada anak-anak tanda atau
gejala rubella seringkalisangat ringan sehingga sulit untuk di identifikasikan. Jika memang tanda
dan gejalaterjadi, umunya baru akan muncul antara 2 atau 3 minggu setelah terpapar
virus.Gejala-gejala umum dari rubella antara
lain:- Ruam merah (di mulai dari wajah lalu menjalar ke leher dan ekstremitas kakidan tangan
yang berlangsung sekitar 3 hari)- Demam ringan 38,9oC atau lebih
rendah- Pembesaran kelenjar getah bening (di dasar tengkorak, bagian belakang leherdan
belakang
telinga).- Mata merah- Hidung tersumbat atau meler- Nyeri sendri terutama pada wanita muda
- Sakit kepalaGejala rubella bisa berbeda-beda pada tiap orang dan gejalanya juga mirip
dengangejala penyakit atau kondisi kesehatan lain.Anak yang mengalami rubella pertama kali
datang dengan ruam eritematosa,makulopapular dan pruritik yang di mulai pada wajah dan
menyebar ke ekstremitas.

2.6 Pengendalian Rubella


Pengendalian rubella yaitu dengan menambahkan imunisasi rubella ke dalamimunisasi rutin
nasional dalam bentuk vaksin kombinasi dengan campak ( Measles Rubella/MR) yang dengan di
dahului oleh imunisasi tambahan MR pada tahun 2017.Untuk memastikan seluruh kegiatan
tersebut berjalan dengan baik dan sesuai rencanadi butuhkan tim yang terdiri dari pemerintah,
para ahli, stakeholder dan lintas sektorterkait yang berperan aktif mulai dari tahap persiapan,
pelaksanaan sampai pemantauan dan evaluasi seluruh rangkaian kegiatan.

2.7 Pencegahan Rubella


Imunisasi MMR pda usia 12 bulan dan 4 tahun. Vaksin rubella
merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak-kanak. Vaksin MMR di berikan padausia
12-15 bulan, dosis kedua di berikan pada usia 4-6 tahun.Wanita usia subur bisa menjalani
pemeriksaan serologi untuk rubella. Jika tidakmemiliki antibodi, di berikan imunisasi dan baru
boleh hamil 3 bulan setelah penyuntikkan. Vaksin sebaiknya tidak di berikan ketika ibu sedang
hamil atau kepadaorang yang mengalami gangguan sistem kekebalan akibat kanker,
terapikortikosteroid maupun terapi penyinaran.Vaksin campak, gondong dan rubella (MMR)
merupakan kombinasi vaksinyang berfungsi melindungi anak-anak dari serangan tiga virus ini.
Vaksin MMRefektif memberikan kekebalan pada kebanyakkan orang dan orang yang
sudahterkena rubella biasanya akan kebal seumur hidupnya.Vaksin MMR yang pertama
biasanya di berikan pada saat anak berusia 12 bulan,vaksin ke dua di berikan saat usia 4-6 tahun.
Walau sebenarnya vaksin ke dua
sudah bisa di berikan setelah 28 hari sejak pemberian vaksin pertama, meskipun belum berusia
4 tahun.Perawatan pencegahan terdiri dari regimen vaksin dua dosis (bagian darivaksin MMR
campak (measles) parotitis Imumps) rubella). Vaksin rubella adalahvaksin yang hidup dan di
lemahkan dan di kontraindikasikan pada kehamilan. Tatalaksana infeksi rubella biasanya terdiri
dari perawatan suportif karena rubella biasanya bersifat ringan dan swasirna. Obat anti-
inflamasi nonsteroid (OAINS)efektif untuk pasien dengan artralgia.Profilaksis pascapajana untuk
perempuan yang terpajan pada awal kehamilan yangtidak menginginkan terminasi kehamilan
terdiri dari imunoglobulin intramuskular(20Ml). Konsultasi dengan spesialis penyakit
obstetrikatau infeksi (atau keduanya) dianjurkan. Pemberian imunoglobulin dalam waktu 72 jam
setelah pajanan palingefektif dalam mencegah infeksi. Tidak ada pengobatan yang efektif untuk
infeksiselama kehamilan atau untuk bayi dengan CRS. Isolasi kontak harus di lakukan
untuksetiap bayi untuk kecurigaan CRS.Usaha-usaha pencegahan:
12- Imunisasi aktif- Pemberian immune globulin (IG) pada wanita hamil setiap trimester keha
milanKontrol/terapi:- Medikamentosa- SimtomatisPencegahan rubella juga dapat di lakukan
dengan:1. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat umum mengenai cara penularan dan pe
ntingnya imunisasi rubella.2. Berikan dosis tunggal vaksin hidup,
yaitu vaksin virus rubella yang di lemahkanIrubella Virus Vaccine, Live ), dosis tunggal ini
memberikan respon antibodiyang signifikan yaitu kira-kira 98-99% dari orang yang
rentan.3. Vaksin ini di kemas dalam bentuk kering dan sesudah di larutkan harus disimpan dalam
suhu 2-80C (35,60-46,40F) atau pada suhu yang lebih dingin dandi lindungi dari sinar mata hari
agar tetap
poten.4. Jika di ketahui adanya infeksi alamia pada awal keahimaln, tindakan aborsisebaiknya di
pertimbangkan karena riko terjadinya cacat pada janin
sangattinggi.5. IG yang di berikan sesudah pajanan pada awal masa kehamilan mungkin tidakm
elindungi terhadap terjadinya infeksi atau viremia, tetapi mungkin bisamengurangi gejala klinis
yang timbul.

2.8 Pemberantasan Rubella


Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan
sekitara. Laporan kepada putugas kesehatan setempat b. Isolasi, di anjurkan selama di
isolasi sekurang-kurangnya 4 hari setelahgejala bintik-
bintik merah muncul.c. Disinfeksi serentak: tidak di lakukand. Karantina, Tidak di lakukan 13
e. Imunisasi kontak, Pemberian imunisasi selama tidak ada kontraindikasi(kecuali selama
kehamilan) tidak mencegah infeksi atau kesakitan.f. Infestigasi kontak dari sumber infeksi,
lakukan infestigasi danidentifikasi wanita hamil yang kontak dengan penderita, terutama
wanitahamil pada trimester pertama.g. Pengobatan spesifik: tidak ada2. Penanggulangan
wabaha. Untuk menanggulangi KLB rubella, laporkan segera seluh penderita dantersangka
rubella dan seluruh kontak dan meraka yang masih rentan di beri imunisasi. b. Petugas dan
praktisi kesehatan serta masyarakat umum sebaiknya di beriinformasi tentang adanya KLB
rubella agar dapat mengidentifikasikandan melindungi wanita hamil yang rentan.

2.9 Patofisiologi
Manusia adalah satu-satunya pejamu untuk togavirus RNA yangmenyebabkan rubella.
Transmisi terutama melalui penyebaran nasofaring, udara ataudroplet. Pasien bersifat infeksius
selama 5-7 hari sebelum dan sampai 2 minggusetelah onsert gejala. Bayi yang terinfeksi secara
kongenital dapat tetap infeksiusselama beberapa bulan setelah lahir. Rubella biasanya
merupakan infeksi yang
ringan pada anak dan seringkali bersifat subklinis pada orang dewasa. masa inkubasi berkisar
dari 1-21 hari.

2.10 Mendiagnosa Rubella


Ruam rubella bisa mirip dengan ruam penyakit akibat virus lainnya. Jadiselain denagn
mempelajari riwayat medis dan pemeriksaan fisik lengkap, penegakkandiagnosa rubella akan di
tunjang dengan kultar tenggorokan dan tes darah. Yangmana hal ini dapat mendeteksi
keberadaan berbagai jenis antibodi rubella adalamdarah. Antibodi ini akan menjukkan apakah
seseorang sedang atau pernahmenggalami rubella atau pernah di vaksinasi rubella. 14 Kadar
imonoglobulin M (IgM) serum dan IgG serum akut serta konvalesen biasanyamengkonfirmasi
diagnosis virus rubella dapat di kultur dari apusan nasofaring ataufaring, urin, darah dan cairan
serebrospinal. Pemberitahuan pada petugaslaboratorium tentang kemungkinan infeksi rubella
dapat meningkatkan sensitivitaskultur.

2.11 Komplikasi Rubella


Seperti yang di ungkapkan di atas rubella adah infeksi ringan. Sekali sajaorang terkena
rubella, maka ia akan kebal seumur hidup. Sebagian wanita yangterkena rubella mengalami
arthritis pada jari-jari, pergelangan tangan dan lutut yangumunya berlangsung selama 1 bulan.
Dalam kasus yang cukup jarang terjadi, rubelladapat menyebabkan infeksi telinga (otitis media)
atau radang otak (ensefalitis).Yang berbahaya adalah ketika seorang wanita hamil dan terkena
rubella, Konsekuensi berat pada bayi yang di kandungnya. Sekitar 90% bayi yang di lahirkan dari
ubu yangmengidap rubella sela trimester pertama kehamilan mengembangkan sindrom
rubella bawaan. Hal ini akan mengakibatkan satu stau beberapa gangguan, antara
lain:- Retardasi pertumbuhan- Katarak-
Ketulian- Cacat jantung bawaan- Cacat pada organ lain- Keterbelakangan mentalResiko tinggi
janin akan berada
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rubella adalah penyakit sejenis campak yang berbahaya bila terkena pada ibuhamil
karena adapat menyebabkan kecacatan pada janin yang di kandungnya (congenital rubella
syndrome/CRS).1. Agen penyakit: Virus rubella (famili togaviridae; genus rubivirus)2. Reservoir p
enyakit: manusia3. Faktor host: Resiko tinggi pada wanita hamil dapat menyebabkan
congenitalrubellasyndrome4. Periode masa waktu penularan: Sekitar 1 minggu sebelum atau 4 h
ari setelahterjadi rash pada kulit5. Faktor lingkungan: Tidak ada hal yang spesifik
3.2 Saran
Rubella adalah penyakit yang berbahaya untuk itu di harapkan
kepada pemerintah agar tidak terjadi KLB rubella maka harus ada tindakan-
tindakan pencegahan yang harus di lakukan sebulum terjadinya wabah dan dapat merugikan ba
nyak masyarakat..
3.3 DAFTAR PUSTAKA

Erlangga, Teks-Atlas Kedokteran Kedaruratan, PT Gelora Aksara Pratama, Jakarta,2008.

Laut Mayor, Hisnindarsyah, Kamus Kedokteran, Oscar Publisher, Jakarta, 2012.

Chandra, Budiman, Kontrol Penyakit Menular , Buku Kedokteran EGC, Jakarta,2012.

Anda mungkin juga menyukai