Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Rubella atau Campak Jerman merupakan penyakit anak menular yang lazim
biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak
ringan atau demam skarlet, dan pembesaran serta nyeri limfonodi pascaoksipital,
retroaurikuler, dan servikalis posterior. Campak Jerman atau rubella ini biasanya
hanya menyerang anak-anak sampai usia belasan tahun.1,2,3

2.2. Epidemiologi
Manusia adalah satu-satunya hospes alamiah rubella, yang disebarkan oleh
droplet oral atau secara transplasenta melalui infeksi congenital. Rubella
terdistribusi secara luas di seluruh dunia. Sebelum pembentukan program vaksin
rubella pada tahun 1969, puncak insiden penyakit adalah pada anak umur 5-14
tahun. Sekarang kebanyakan kasus terjadi pada remaja dan dewasa muda yang
rentan.
Epidemi rumah sakit diantara pegawai, dengan penularan pada penderita yang
rentan, telah membantu rumah sakit mensyaratkan bahwa pegawai yang
mempunyai kontak dengan penderita harus imun terhadap rubella. Anak laki-laki
dan wanita sama-sama terkena. Pada populasi yang rapat seperti institusi dan
Asrama tentara, hampir 100% dari individu yang rentan dapat terinfeksi. Pada
kelompok keluarga penyebaran virus kurang: 50-60% anggota keluarga yang rentan
mendapat penyakit. Rubella biasanya terjadi selama musim semi.
Pada tahun 1989 – 1990 sejumlah kasus rubella menyerang lebih banyak pada
anak remaja di atas umur 15 tahun dan dewasa diperkirakan karena kegagalan
vaksinasi pada setiap individu. Resiko terserang rubella kembali menurun untuk
semua umur dan dilaporkan kasus di Amerka Serikat pada tahun 1999 sebanyak
267. Penyakit ini dapat sukar didiagnosis secara klinis karena ruam enterovirus dan
ruam yang lain dapat menampilkan penampakan yang serupa. Satu serangan
biasanya memberikan imunitas permanen. Epidemi terjadi setiap 6-9 tahun sebelum
vaksin tersedia.1

3
2.3. Etiologi
Rubella disebabkan oleh virus yang mengandung-RNA pleomorfik, yang
sekarang didaftar pada famili Togaviridae, genus Rubivirus. Virus ini sferis,
berdiameter 50-60 nm, dan berisi asam ribonukleat helai-tunggal. Virus biasanya
diisolasi pada biakan jaringan, dan keberadanya diperagakan oleh kemampuan sel
ginjal kera hijau Afrika (African green monkey kidney) [AGMK] terinfeksi rubella
menahan tantangan dengan enterovirus. Selama penyakit klinis virus berada dalam
sekresi nasofaring, darah, tinja, dan urin. Virus telah ditemukan dari nasofaring 7
hari sebelum eksantem, dan 7-8 hari sesudah menghilangnya. Penderita dengan
penyakit subklinis juga infeksius.2.3,5

2.4. Patofisiologi
Mekanisme penularan melalui droplet dari sekret nasofaring penderita. Saat
tubuh terpapar virus rubella  virus melekat dan menginvasi sel-sel epitel saluran
pernafasan atas melalui proses endositosis  menyebar ke sistem limfatik regional
secara hematogen dan bereplikasi di jaringan limfoid nasofaring dan saluran
pernafasan atas  viremia  menyebar ke organ-organ lain, termasuk persendian
hingga kapiler kulit. Proses infeksi berlangsung selama 11-14 hari, dengan masa
penularan sejak 5 hari sebelum hingga 6 hari sesudah timbulnya ruam.1,2

2.5. Manifestasi Klinis


Keluhan yang dirasakan biasanya lebih ringan dari penyakit campak. Bercak-
bercak mungkin juga akan timbul tapi warnanya lebih muda dari campak biasa.
Biasanya bercak timbul pertama kali di muka dan leher, berupa titik-titik kecil
berwarna merah muda. Dalam waktu 24 jam, bercak tersebut menyebar ke badan,
lengan, tungkai, dan warnanya menjadi lebih gelap. Bercak-bercak ini biasanya
hilang dalam waktu 1 sampai 4 hari.
Masa inkubasi adalah 14-21 hari. Tanda yang paling khas adalah adenopati
retroaurikuler, servikal posterior, dan di belakang oksipital. Tidak ada penyakit lain
yang menyebabkan pembesaran nyeri limfonodi ini yang sampai sebesar limfonodi
rubella. Ruam ini terdiri dari bintik-bintik merah tersendiri pada palatum molle
yang dapat menyatu menjadi warna kemerahan dan meluas pada rongga belakang
mulut yang dikenal sebagai Forscheimer spot. Limfadenopati jelas pada sekitar 4
jam sebelum ruam muncul dan dapat tetap selama 1 minggu atau lebih.

4
Eksantemnya lebih bervariasi daripada eksantem rubeola. Eksantem mulai
pada muka dan menyebar dengan cepat. Evolusinya begitu cepat sehingga dapat
menghilang pada muka pada saat ruam lanjutannya muncul pada badan.
Makulopapula tersendiri ada pada sejumlah kasus; ada juga daerah kemerahan yang
luas yang menyebar dengan cepat ke seluruh badan, biasanya dalam 24 jam. Ruam
dapat menyatu, terutama pada muka. Selama hari kedua ruam dapat mempunyai
gambaran sebesar ujung jarum, terutama di seluruh tubuh, menyerupai ruam
demam skarlet. Dapat terjadi gatal ringan. Erupsi biasanya jelas pada hari ke 3.
Deskuamasi minimal.
Mukosa faring dan konjungtiva sedikit meradang. Berbeda dengan rubeola,
tidak ada fotofobia. Demam ringan atau tidak selama ruam dan menetap selama 1,
2, atau kadang-kadang 3 hari. Suhu jarang melebihi 38oC (101oF). Anoreksia, nyeri
kepala, dan malaise tidak biasa.1,2,3

2.6. Diagnosa
Untuk mendiagnosa pasti suatu rubella, dapat dilakukan dengan isolasi virus,
hanya saja ini sulit dilakukan dan biayanya juga mahal atau dapat pula dengan titer
antibodi. Tes yang biasa dilakukan adalah tes ELISA untuk antibodi IgG dan IgM.
Antibodi hemaglutinasi-inhibisi (HI) merupakan metode penentuan imunitas biasa
terhadap rubella. Beberapa uji yang lebih baru termasuk aglutinasi lateks,
immunoassay enzim, dan immunoassay fluoresen sensitivitasnya tampak sama atau
lebih baik dari pada uji HI. Immunoglobulin (Ig) M spesifik-rubella dapat ada
dalam darah bayi baru lahir yang terkena.1,3

2.7. Diagnosa Banding


Karena gejala serupa dan ruam dapat terjadi pada banyak infeksi virus yang
lain, rubella merupakaan penyakit yang sukar untuk didiagnosis secara klinis
kecuali bila penderita ditemukan selama epidemi. Riwayat telah mendapat rubella
atau vaksin rubella tidak dapat dipercaya; imunitas harus ditentukan dengan uji
untuk antibodi. Terutama pada bentuk lebih berat, rubella dapat terancukan dengan
tipe demam skarlet dan rubeola ringan. Roseola infantum (eksantema subitum)
dibedakan dari rubella oleh keparahan demamnya dan oleh munculnya ruam pada
akhir episode demam bukannya pada saat gejala-gejala dan tanda-tandanya sedang
naik.

5
Ruam karena obat mungkin sangat sukar dibedakan dari rubella. Pembesaran
khas limfonodi sangat mendukung diagnosis rubella. Pada mononukleosis
infeksiosa ruam dapat terjadi menverupai ruam rubella, dan pembesaran limfonodi
pada setiap penyakit dapat menimbulkan kerancuan. Tanda-tanda hematologik
mononukleosis infeksiosa akan cukup membedakan dua penyakit tersebut. Infeksi
enterovirus yang disertai dengan ruam dapat dibedakan dari beberapa keadaan pada
manifestasi pernafasan atau saluran cerna dan tidak adanya adenopati
retroaurikuler.1,4,5

2.8. Penatalaksanaan
Jika tidak terjadi komplikasi bakteri, pengobatan pada rubella adalah
simptomatis. Adamantanamin hidroklorida (amantadin) telah dilaporkan efektif in
vitro dalam menghambat stadium awal infeksi rubella pada sel yang dibiakkan.1,2,3

2.9. Komplikasi dan Prognosis


Komplikasi rubella jarang dijumpai pada anak-anak. Neuritis dan arthritis
kadang-kadang terjadi, ensefalitis serupa dengan ensefalitis yang ditemukan pada
rubeola yang terjadi pada sekitar 1/6000 kasus. Prognosis rubella anak adalah
baik.1,2

2.10. Pencegahan
Pada orang yang rentan, proteksi pasif dari atau pelemahan penyakit dapat
diberikan secara bervariasi dengan injeksi intramuskuler globulin imun serum
(GIS) yang diberikan dengan dosis besar (0,25-0,50 mL/kg atau 0,12-0,20 mL/lb)
dalam 7-8 hari pasca pemajanan. Efektivitas globulin imun tidak dapat diramalkan.
Tampaknya tergantung pada kadar antibodi produk yang digunakan dan pada faktor
yang belum diketahui. Manfaat GIS telah dipertanyakan karena pada beberapa
keadaan ruam dicegah dan manifestasi klinis tidak ada atau minimal walaupun
virus hidup dapat diperagakan dalam darah. Bentuk pencegahan ini tidak
terindikasi, kecuali pada wanita hamil nonimun.
Program vaksinasi atau imunisasi merupakan salah satu upaya pencegahan
terhadap rubella. Di Amerika Serikat mengharuskan untuk imunisasi semua laki-
laki dan wanita umur 12 dan 15 bulan serta pubertas dan wanita pasca pubertas
tidak hamil. Imunisasi adalah efektif pada umur 12 bulan tetapi mungkin tertunda

6
sampai 15 bulan dan diberikan sebagai vaksin campak-parotitis-rubella (measles-
mumps-rubella [MMR]).1,2

Anda mungkin juga menyukai