PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN LANJUTAN PUSKESMAS KAMPUNG JABI
(1 PAKET)
LOKASI :
KAMPUNG JABI - NONGSA
TAHUN 2016
Halaman | i
Daftar Isi
e. Pengecatan .........................................................................................
f. Relief ....................................................................................................
g. Sanitasi Lt. 2 ........................................................................................
3. Lantai Atap ........................................................................................................
a. Dinding .................................................................................................
b. Pengecatan .........................................................................................
c. Relief ....................................................................................................
Halaman | ii
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. DATA PEKERJAAN
Nama Proyek : Pembangunan Lanjutan Puskesmas Kampung Jabi
(1 Paket)
Lokasi Proyek : Kampung Jabi, Nongsa – Kota Batam
Dinas / Instansi Dinas Kesehatan Kota Batam
Alamat Dinas/Instansi JL. Raja Ali Haji, Sekupang – Kota Batam
Tahun Anggaran : 2016
Jenis Kontrak : Lump Sump dan Unit Price
Waktu Pelaksanaan Pekerjaan : 165 (seratus enam puluh lima) hari kalender
B. LINGKUP PEKERJAAN
Pembangunan Lanjutan Puskesmas Kampung Jabi Nongsa (1 Paket) tersebut secara umum meliputi
pekerjaan standar maupun non standar yang terdiri dari:
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
B.1.a Pekerjaan Mobilisasi /demobilisasi
B.1.b Pasangan bouwplank
B.1.c Pekerjaan dokumentasi
proyek B.1.d Penyediaan air kerja
B.1.e Penyediaan listrik kerja
B.1.f Pekerjaan pengukuran
B.1.g Pagar proyek
B.1. h Sewa Direksi keet
B.1.i Papan Nama proyek
V. PEKERJAAN ARSITEKTUR
A. LANTAI 1
1. Pekerjaan Dinding Dan Kozen
Pekerjaan Dinding Lt. 1
Pekerjaan Kusen Lt. 1
Halaman |
BAB I
2. Pekerjaan Kap Atap
3. Pekerjaan Plafond Gypsum
4. Pekerjaan Lantai Keramik Lt. 1 5.
Pekerjaan Pengecatan
6. Pekerjaan Relief
7. Pekerjaan Sanitasi Lt. 1 8.
Pekerjaan Kelengkapan B.
LANTAI 2
1. Pekerjaan Dinding Dan Kozen
Pekerjaan Dinding Lt. 2
Pekerjaan Pintu dan Jendeala Lt. 2
2. Pekerjaan Kap Atap
3. Pekerjaan Plafond Gypsum
4. Pekerjaan Lantai Keramik Lt. 2 5.
Pekerjaan Pengecatan
6. Pekerjaan Relief
7. Pekerjaan Sanitasi Lt. 2
C. LANTAI ATAP
1. Pekerjaan Dinding
2. Pekerjaan Pengecatan 3.
Pekerjaan Relief
Halaman |
BAB I
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
Dalam Pelaksanaan Proyek ini Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan yang dilakukan terdiri
dari :
1. Concrete Pump 6. Generator Set
2. Concrete Mixer 7. Pick Up
3. Concrete Vibrator 8. Skafolding
4. Stamper 9. Water Tanker
5. Theodolite
b. Demobilisasi
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan yang telah
dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah digunakan sebgai tempat
penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain sebaginya kembali ke kondisi awal.
Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu persegi 5/7
cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk menentukan ketinggian papan bouwplank
secara rata bagian atasnya dari papan bowplank harus di waterpass (horizontal dan siku),
Halaman |
BAB II Pekerjaan
sedangkan untuk mengukur dari titik As ke As antar ruangan digunakan meteran. Setiap titik
Halaman |
BAB II Pekerjaan
pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah dan ditulis ukuran pada papan
bouwplank agar mudah di cek kembali. Pemasangan papan bowplank dilaksanakan pada jarak
1,5 m dari As sekeliling bangunan dan dipakukan pada patok – patok yang terlebih dahulu
ditancapkan kedalam tanah.
Untuk Ruang kantor dan ruang Rapat didalamnya dilengkapi meja, kursi, gambar kerja, time
schedule, struktur organisasi proyek, papan tulis, alat pemadam kebakaran, buku tamu, buku
direksi dan laporan harian proyek. Ruang ini digunakan sebagai kantor sementara kontraktor
dan dipakai sewaktu-waktu perlu dilakukannya rapat kerja.
Gudang penyimpanan bahan ini dibuat untuk tempat bahan material yang sifatnya untuk
menjaga keselamatan dari bahan tersebut. Untuk Gudang penyimpanan semen, tempatnya harus
baik sehingga terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak. Lantai
penyimpanan harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah.
Letak gudang dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai dalam proses
bongkar muat material yang akan digunakan.
Halaman |
BAB II Pekerjaan
PENYEDIAAN LISTRIK KERJA
Kontraktor harus menyediakan listrik untuk proyek, penyediaan listrik kerja tersebut dapat dari
PLN bilamana mungkin atau dengan membuat sambungan dari gedung yang terdekat.
Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama proyek, papan nama proyek ini dipasang pada tempat yang mudah dili
Halaman |
BAB II Pekerjaan
BAB III
PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
Selain Pekerjaan diatas, ada hal lain yang perlu disampaikan kepada setiap orang dilokasi
proyek yaitu memberikan aturan bahwa setiap orang yang berada di dalam lokasi proyek
harus selalu memakai alat pelindung diri dan Senantiasi mematuhi peraturan K3 yang ada di
lokasi.
2. Metode Pekerjaan
Kontraktor dalam melaksanakan pemancangan tentunya berusaha untuk mengikuti
kedalaman maksimal yang ditentukan oleh konsultan perencana, akan tetapi pada
pelaksanaan dilapangan setiap titik kadang berbeda-beda kedalamannya. Untuk itulah
diperlukan pemotongan dan pembobokan tiang pancang, dengan mengiktui tahap-tahap
berikut :
➢ Tiang Pancang yang kelebihan panjangnya bila diukur waterpas terhadap poer
pondasi harus dilakukan pemotongan mengikuti ketentuan yang berlaku.
➢ Pemotongan harus rapi dan rata permukaannya, dengan memperhitungkan
ketinggiannya terhadap adanya pasir urug dan lantai kerja.
➢ Besi stek dari tiang pondasi pancang disisakan sesuai peraturan yang berlaku
(PBl 71) sepanjang 40 x diameter ukuran besi yang ada.
➢ Jika stek besi tidak mencapai mengingat posisi tiang pancang terlalu dalam,
maka ketebalan poer pondasi perlu disesuaikan sampai stek tercapai.
2. Metode Pekerjaan
Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras. Tanah hasil
galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut
dipadatkan lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat stamper.
Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu
ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil
galian ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan
lapis demi lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan
spesifikasi teknis.
C. URUGAN PASIR
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi urugan pasir.
2. Metode Pekerjaan
Halaman |
BAB III Pekerjaan Tanah dan
Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug, kemudian dipadatkan
dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini berfungsi untuk menstabilkan
permukaan tanah asli dan menyebarkan beban. Urugan Pasir dipadatkan perlapis hingga
mencapai ketebalan Urugan Pasir yang sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi
teknis yang ada yaitu sekitar 7 cm.
D. LANTAI KERJA
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi lantai kerja.
2. Metode Pekerjaan
Setelah tanah digali dan diberikan urugan pasir, selanjutnya dibuat lantai kerja dengan
campuran beton 1Pc:3Ps:5Kr. Sebelum campuran beton diletakkan, dasar tanah
diratakan terlebih dahulu. Tebal dari lantai kerja ini sekitar 5 cm, setelah lantai kerja
mengeras barulah diatasnya diletakkan pondasi Plat Setempat.
E.PILE CAP
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
– Pekerjaan Beton Ready Mix K-250
– Pekerjaan Pembesian
– Pekerjaan Bekisting
2. Metode Pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
➢ Merakit tulangan dengan besi beton sesuai dengan gambar kerja.
➢ Merakit bekisting pondasi sesuai dengan gambar kerja.
➢ Setelah perakitan tulangan dan bekisting selesai dilakukan setelah itu bekisting
diletakkan diatas lantai kerja dan besi tulangan dimasukkan ke dalam bekisting.
➢ Sebelum besi tulangan diletakkan di dalam bekisting, diatas lantai kerja di
berikan beton tahu kira-kira berukuran 2x2x2 cm dengan mutu beton yang sama.
➢ Beton tahu ini berfungsi agar kedudukan tulangan pas berada di tengah dan
memberikan ruang untuk selimut beton yang cukup.
➢ Jika tulangan dan bekisting telah dipasang maka campuran beton dapat dituang.
➢ Ketinggian curahan harus diperhatikan agar seluruh rongga dapat tertutupi oleh
material.
➢ Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton harus sesuai dengan job mix
design yang ada. Bebas dari material organik, debu dan telah mendapat
persetujuan dari pengawas.
F.SLOOF
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
– Pekerjaan Beton Ready Mix K-250
– Pekerjaan Pembesian
– Pekerjaan Bekisting
2. Metode Pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
➢ Pengecoran balok sloof dilakukan setelah pondasi plat setempat dan pile cap
selesai dilakukan.
➢ Pada dasarnya pelaksanaan balok sloof sama dengan pelaksanaan Pondasi Plat
Setempat. Bekisting dan tulangan besi dirakit terlebih dahulu sesuai dengan
shop drawing.
➢ Setelah itu barulah campuran beton dituangkan, campuran beton yang
digunakan sama dengan campuran beton Pondasi yaitu mutu beton K-250.
➢ Campuran beton tersebut terlebih dahulu telah dilakukan job mix design dan
nilai slump tesnya sesuai dengan spesifikasi teknis. Dalam pelaksanaan
pekerjaan ini perlu adanya persetujuan dari pengawas.
Halaman |
BAB III Pekerjaan Tanah dan
G.LANTAI PLAT BETON
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
– Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting
– Pekerjaan Pembesian
– Pekerjaan Leveling Pengecoran Plat Lantai
– Pekerjaan Kontrol Kualitas
– Pengecoran Beton
– Pekerjaan Curing
2. Metode Pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting
Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran posisi balok.
Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan pada kolom lantai
bawah yang tadinya ada pada lantai bawah. Pengukuran ini ditujukan untuk
mengantisipasi kesalahan pada posisi balok.
Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat dapat difabrikasi
pada posisi yang benar diatas perancah yang telah disiapkan. Pengaturan level
balok dan pelat dapat dilakukan dengan mengatur ketinggian perancah
(Scafolding). Proses pemasangan bekisting ini dibantu oleh surveyor untuk
mengontrol level balok dan pelat.
b. Pekerjaan Pembesian
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap, besi
tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian balok
dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian pelat lantai.
d. Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang dilakukan pada
pekerjaan kolom.
e. Pengecoran Beton
Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang dibantu dengan penggunaan
Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara sekaligus balok dan
pelat seluruh lantai. Untuk mempercepat proses pengecoran dipakai Concrete
Pump. Pengecoran dibantu dengan alat vibrator untuk meratakan dan memadatkan
campuran. Selanjutnya finishing lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar
karena selanjutnya akan dilakukan pekerjaan lantai.
f. Pekerjaan Curing
Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan sehari
setelah dilakukan pengecoran.
Halaman |
BAB III Pekerjaan Tanah dan
Halaman |
BAB III Pekerjaan Tanah dan
BAB IV
PEKERJAAN STRUKTUR
I. LANTAI 1
A. Kolom
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan :
Pekerjaan Beton Ready Mix K-250
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Bekisting
2. Metode Pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Pekerjaan Pembesian. Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi.
Besi yang digunakan yaitu besi Ø16mm sebagai tulangan utama dan besi
Ø 8mm sebagai sengkang (begel). Besi ini dirakit dan dibentuk sesuai
dengan shop drawing.
b) Pembuatan Bekisting. Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat
dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah
roboh
c) Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan, yaitu :
Kontrol kualitas pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan
pengecoran meliputi kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi
bekisting, posisi dan penempatatan pembesian, jarak antar
tulangan, panjang penjangkaran, ketebalan beton decking
(Beton tahu), ukuran baja tulangan yang digunakan, posisi
penempatan water stop.
Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran.
Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari Concrete
mixer Truck diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan
yang tercantum dalam spesifikasi.
Halaman |
BAB VI Pekerjaan
B. Balok
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan :
Pekerjaan Beton Ready Mix K-250
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Bekisting
2. Metode Pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan pekerjaan kolom,
hanya saja dalam pengerjaan bekisting perlu adanya tambahan kayu
dolken/ubar.
b) Kayu ini berfungsi sebagai steger/penopang dari bekisting agar bekisting
tetap pada tempatnya (tidak terjadi lendutan).
c) Kayu steger tersebut ditegakkan dengan jarak sekitar 40 cm.
d) Pelaksanaan pengecoran balok atau ring balok, biasanya seiringan
dengan pelaksanaan Pelat lantai.
C. Tangga Beton
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan :
Pekerjaan Beton Ready Mix K-250
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Bekisting
2. Metode Pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Pondasi Tangga
Pondasi Tangga berfungsi sebagai dasar tumpuan landasan agar tangga
tidak mengalami penurunan, pergeseran. Pondasi tangga bisa dari
pasangan batu kali, beton bertulang atau kombinasi dari kedua bahan dan
pada dibawah pangkal tangga harus diberi balok anak sebagai pengaku
pelat lantai, agar lantai tidak menahan beban terpusat yang besar.
b. Bekisting Bordes dan badan tangga
➢ Sebelum memulai pekerjaan bekisting bordes tangga, perlu
diperhatikan elevasi/ ketinggian dari lantai dibawahnya sehingga
diketahui kombinasi alat yang diperlukan, apakah menggunakan
perancah kayu saja atau dengan scaffolding.
➢ Bekisting ini tidak perlu dipabrikasi secara khusus, karena bisa
dipabrikasi pada saat penyetelan langsung, yang perlu
dipersiapkan adalah posisi kemiringan badan tangga. Pada bagian
bawah bekisting ini didukung oleh perancah untuk menahan beban
serta mempertahankan posisi kemiringan tangga.
c. Pemasangan Tulangan badan dan sengkang badan tangga
Pekerjaan pemasangan tulangan tangga dilakukan setelah bekisting
terpasang, Tulangan utama dipasang terlebih dahulu, kemudian dirangkai
dengan tulangan sengkang. Bagian bawah tulangan tangga diberi beton
tahu / beton decking, Pemasangan beton decking pada bagian bawah
tulangan dengan ketebalan ± 2 cm.
d. Pemasangan tulangan anak tangga
➢ Pemasangan tulangan anak tangga disesuaikan dengan gambar
teknis, tulangan ini dihubungkan dengan tulangan badan tangga
dengan cara diikat dengan kawat, kemudian dipasang tulangan
memanjang yang berfungsi untuk memperkuat anak tangga. Beton
decking juga dipasang pada sisi yang akan dipasang bekisting
dengan ketebalan ± 2 cm.
Halaman |
BAB VI Pekerjaan
➢ Sebelum proses pemasangan, bekisting dipasang di salah satu sisi
dinding tangga agar tidak terjadi kesalahan dalam pemasangan
tulangan
e. Pemasangan bekisting Dinding Tangga, Bordes dan Trape/ Dinding Anak
Tangga.
➢ Setelah pekerjaan pemasangan tulangan bordes dan badan tangga
selesai, kemudian dipasang dinding tangga pada sisi yang lainnya
dan dinding bordes diatas badan tangga. Bekisting dinding tangga
dipaku dengan bekisting badan tangga.
➢ Trade/ dinding anak tangga dipasang diantara dinding badan
tangga sesuai dengan yang telah digambar pada dinding badan
tangga dan dipaku dari dinding tangga kearah dalam. Untuk
memudahkan pemasangan dapat dilakukan dari bawah keatas.
Setelah semua terpasang, kemudian antar anak tangga dirangkai
dengan kayu 5/7 memanjang dari atas ke bawah. Sama halnya
dengan dinding badan tangga, dinding anak tangga inipun telah
dipabrikasi sebelumnya.
f. Pengecoran
Setelah bekisting tangga terpasang kuat maka akan segera dilakukan
pengecoran tangga, pengecoran dilakukan merata di seluruh bagian
tangga.
g. Pembongkaran
Pembongkaran dinding badan tangga dan trape dapat dilakukan setelah
beton berumur 12 jam, sedangkan untuk badan tangga dan bordes
dilakukan setelah tujuh hari atau setelah mendapat ijin dari pihak direksi.
Untuk pembongkaran balok bordes cara dan urutannya seperti pada
pembongkaran balok biasa.
2. Metode Pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting
Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran posisi balok.
Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan pada
kolom lantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah. Pengukuran ini
ditujukan untuk mengantisipasi kesalahan pada posisi balok.
Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat dapat
difabrikasi pada posisi yang benar diatas perancah yang telah disiapkan.
Pengaturan level balok dan pelat dapat dilakukan dengan mengatur
ketinggian perancah (Scafolding). Proses pemasangan bekisting ini dibantu
oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan pelat.
b. Pekerjaan Pembesian
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap,
besi tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian
balok dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian
pelat lantai.
Halaman |
BAB VI Pekerjaan
Panjang penjangkaran dipasang 30xD Tulangan Utama.
d. Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang
dilakukan pada pekerjaan kolom.
e. Pengecoran Beton
Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang dibantu dengan
penggunaan Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara
sekaligus balok dan pelat seluruh lantai. Untuk mempercepat proses
pengecoran dipakai Concrete Pump. Pengecoran dibantu dengan alat
vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran. Selanjutnya finishing
lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan
dilakukan pekerjaan lantai.
f. Pekerjaan Curing
Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan
sehari setelah dilakukan pengecoran.
2. Metode Pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Bersihkan lokasi yang akan dipasang dari koto-ran dan debu serta
sisa adukan mengguna-kan sikat, sapu dan cape.
b) Labur permukaan / bidang yang akan dipasang deng an primer
coating secara merata, juga bidang dinding naik ± 20 cm dari
finishing lantai.
c) Cek laburan primer coating.
d) Pasang waterproofing secara merata mulai dari dinding terjauh dengan
overlap ±10 cm.
e) Cek pemasangan waterproofing mem-brane.
f) Test penggenangan selama 1 x 24 jam (1 hari).
g) Screed penutup waterproofing :
Untuk toilet, langsung ditutup screed dengan tebal 2-5 cm.
Untuk gutter, sebelum penutupan screed dipa-sang kawat ayam
mengikuti alur pemasangan, ketebalan screed 2-3cm dan difinish
acian halus.
F. Railing Tangga
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan railing tangga.
2. Metode Pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Marking As & elevasi untuk posisi railing tangga sesuai gambar kerja.
b) Tentukan letak tiang railing sesuai gambar kerja.
c) Pasang Tiang Railing pada awal trap.
d) Tangga & pada bordes lantai atasnya.
Halaman |
BAB VI Pekerjaan
e) Tarik benang antara kedua tiang railing
f) Pasang tiang railing sesuai jarak yang telah ditentukan.
g) Sambung railing horizontal untuk trap berikutnya.
h) Ratakan & haluskan sambungan serta bersihkan railing tangga yang
telah terpasang.
II. LANTAI 2
A. Kolom
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan :
Pekerjaan Beton Ready Mix K-250
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Bekisting
2. Metode Pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Pekerjaan Pembesian. Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi.
Besi yang digunakan yaitu besi Ø16mm sebagai tulangan utama dan besi
Ø 8mm sebagai sengkang (begel). Besi ini dirakit dan dibentuk sesuai
dengan shop drawing.
b) Pembuatan Bekisting. Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat
dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah
roboh
c) Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan, yaitu :
Kontrol kualitas pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan
pengecoran meliputi kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi
bekisting, posisi dan penempatatan pembesian, jarak antar
tulangan, panjang penjangkaran, ketebalan beton decking
(Beton tahu), ukuran baja tulangan yang digunakan, posisi
penempatan water stop.
Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran.
Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari Concrete
mixer Truck diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan
yang tercantum dalam spesifikasi.
Halaman |
BAB VI Pekerjaan
B. Balok
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan :
Pekerjaan Beton Ready Mix K-250
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Bekisting
2. Metode Pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
e) Pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan pekerjaan kolom,
hanya saja dalam pengerjaan bekisting perlu adanya tambahan kayu
dolken/ubar.
f) Kayu ini berfungsi sebagai steger/penopang dari bekisting agar
bekisting tetap pada tempatnya (tidak terjadi lendutan).
g) Kayu steger tersebut ditegakkan dengan jarak sekitar 40 cm.
h) Pelaksanaan pengecoran balok atau ring balok, biasanya seiringan
dengan pelaksanaan Pelat lantai.
2. Metode Pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting
Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran posisi balok.
Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan pada
kolom lantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah. Pengukuran ini
ditujukan untuk mengantisipasi kesalahan pada posisi balok.
Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat dapat
difabrikasi pada posisi yang benar diatas perancah yang telah disiapkan.
Pengaturan level balok dan pelat dapat dilakukan dengan mengatur
ketinggian perancah (Scafolding). Proses pemasangan bekisting ini dibantu
oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan pelat.
b. Pekerjaan Pembesian
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap,
besi tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian
balok dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian
pelat lantai.
Halaman |
BAB VI Pekerjaan
d. Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang
dilakukan pada pekerjaan kolom.
e. Pengecoran Beton
Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang dibantu dengan
penggunaan Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara
sekaligus balok dan pelat seluruh lantai. Untuk mempercepat proses
pengecoran dipakai Concrete Pump. Pengecoran dibantu dengan alat
vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran. Selanjutnya finishing
lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan
dilakukan pekerjaan lantai.
f. Pekerjaan Curing
Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan
sehari setelah dilakukan pengecoran.
2. Metode Pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
f) Pekerjaan Pembesian. Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi.
Besi yang digunakan yaitu besi Ø16mm sebagai tulangan utama dan besi
Ø 8mm sebagai sengkang (begel). Besi ini dirakit dan dibentuk sesuai
dengan shop drawing.
g) Pembuatan Bekisting. Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat
dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah
roboh
h) Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan, yaitu
:
Kontrol kualitas pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan
pengecoran meliputi kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi
bekisting, posisi dan penempatatan pembesian, jarak antar
tulangan, panjang penjangkaran, ketebalan beton decking
(Beton tahu), ukuran baja tulangan yang digunakan, posisi
penempatan water stop.
Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran.
Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari Concrete
mixer Truck diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan
yang tercantum dalam spesifikasi.
Halaman |
BAB VI Pekerjaan
Proses Pelaksanaan Pekerjaan Kolom
B. Balok
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan :
Pekerjaan Beton Ready Mix K-250
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Bekisting
2. Metode Pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan pekerjaan kolom,
hanya saja dalam pengerjaan bekisting perlu adanya tambahan kayu
dolken/ubar.
b) Kayu ini berfungsi sebagai steger/penopang dari bekisting agar bekisting
tetap pada tempatnya (tidak terjadi lendutan).
c) Kayu steger tersebut ditegakkan dengan jarak sekitar 40 cm.
d) Pelaksanaan pengecoran balok atau ring balok, biasanya seiringan
dengan pelaksanaan Pelat lantai.
2. Metode Pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting
Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran posisi balok.
Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan pada
kolom lantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah. Pengukuran ini
ditujukan untuk mengantisipasi kesalahan pada posisi balok.
Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat dapat
difabrikasi pada posisi yang benar diatas perancah yang telah disiapkan.
Pengaturan level balok dan pelat dapat dilakukan dengan mengatur
ketinggian perancah (Scafolding). Proses pemasangan bekisting ini dibantu
oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan pelat.
b. Pekerjaan Pembesian
Halaman |
BAB VI Pekerjaan
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap,
besi tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian
balok dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian
pelat lantai.
d. Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang
dilakukan pada pekerjaan kolom.
e. Pengecoran Beton
Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang dibantu dengan
penggunaan Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara
sekaligus balok dan pelat seluruh lantai. Untuk mempercepat proses
pengecoran dipakai Concrete Pump. Pengecoran dibantu dengan alat
vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran. Selanjutnya finishing
lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan
dilakukan pekerjaan lantai.
f. Pekerjaan Curing
Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan
sehari setelah dilakukan pengecoran.
2. Metode Pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting
Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran posisi balok.
Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan pada
kolom lantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah. Pengukuran ini
ditujukan untuk mengantisipasi kesalahan pada posisi balok.
Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat dapat
difabrikasi pada posisi yang benar diatas perancah yang telah disiapkan.
Pengaturan level balok dan pelat dapat dilakukan dengan mengatur
ketinggian perancah (Scafolding). Proses pemasangan bekisting ini dibantu
oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan pelat.
b. Pekerjaan Pembesian
Halaman |
BAB VI Pekerjaan
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap,
besi tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian
balok dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian
pelat lantai.
d. Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang
dilakukan pada pekerjaan kolom.
e. Pengecoran Beton
Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang dibantu dengan
penggunaan Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara
sekaligus balok dan pelat seluruh lantai. Untuk mempercepat proses
pengecoran dipakai Concrete Pump. Pengecoran dibantu dengan alat
vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran. Selanjutnya finishing
lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan
dilakukan pekerjaan lantai.
f. Pekerjaan Curing
Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan
sehari setelah dilakukan pengecoran.
Halaman |
BAB VI Pekerjaan
BAB V
PEKERJAAN ARSITEKTUR
I. LANTAI 1
A. PEKERJAAN DINDING & KOZEN Lt. 1
A.1 Pekerjaan Dinding Lt. 1
Setelah pekerjaan struktur lantai satu selesai, maka pekerjaan dinding dapat
segera dimulai.
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
Pasangan Bata 1Pc : 2Ps
Pasangan Bata 1Pc : 4Ps
Plesteran 1Pc : 2Ps
Plesteran 1Pc : 4Ps
Acian
2. Metode Pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut :
Pekerjaan Pasangan Bata :
Pasang batu bata/batako sesuai shop drawing
Adukan spesi terlebih dahulu diaduk, sesuai dengan campuran yang
terdapat pada gambar kerja dan spesifikasi teknis
Dilakukan pengukuran terhadap posisi yang akan dipasangi bata.
Dibuat kepala pada sisi sebelah kiri dan kanan kemudian ditarik benang.
Bata yang akan dipasang , harus siku dan ditegak luruskan oleh surveyor.
Sebelum dipasang batu bata dibasahi terlebih dahulu kemudian baru
dipasang.
Batu bata disatukan dengan menggunakan spesi yang sudah disiapkan.
Terakhir dilakukan penguukuran dengan menggunakan waterpass. Hal ini
bertujuan untuk melihat apakah batu bata yang dipasang telah lurus.
Pekerjaan Plesteran :
Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan dinding dilakukan atau dapat
juga dilakukan sehari setelah dinding dipasang. Proses pelaksanaan pekerjaan
plesteran yaitu :
Pasir pasang yang akan digunakan terlebih dahulu diayak. Hal ini untuk
menghilangkan sampah-sampah yang ada pada pasir.
Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan spesi yang diperlukan.
Pasangan dinding bata terlebih dahulu disiram air.
Dibuat kepala plesteran pada beberapa bagian
Permukaan dinding diplesteer kemudian diratakan dengan sipatan
Setelah proses plesteran selesai dilakukan baru lah dap dilakukan proses
pengacian dengan menggunakan campuran semen dan air.
Apabila sudah kering digosok menggunakan kertas bekas sak semen
hingga halus.
2. Metode Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan :
Halaman |
BAB V Pekerjaan
Pasang kusen pintu/ jendela aluminium pada lokasi yang ditentukan (sesuai
type yang ada), sesuaikan lubang kusen dengan ukuran kusen (selisih
lubang 1cm).
Masukkan kusen yang siap dipasang ke lubang tembok dengan bantuan
baji karet/ kayu.
Atur kedudukan kusen dengan baji karet/ kayu.
Stel kelurusan kedudukan kusen terhadap tembok/ dinding.
Lubangi tembok/dinding melalui lubang kusen dengan bor, untuk tempat
skrup.
Masukan fischer kedalam lubang bor.
Fischer dikencangkan dengan obeng.
Pasang daun pintu/ jendela (setelah dipasang kaga) ke dalam kusen.
Aksesoris.
Stel perlengkapan serta (roda/rel, engsel, kunci dll).
Finish tembok/ dinding dengan mortar/ semen/ sealant (pengisian pada
celah antara kusen dan tembok/ dinding ).
Untuk menghindari cacat pada profil-profil alumunium yang telah
terpasang, maka beri pelindung sejenis vaseline/ isolasi kertas/ plastik
pada tempat yang rawan goresan.
2. Metode Pekerjaan
Dalam proyek ini ada Bangunan Gedung Kantor dan Gudang memakai
rangka atap yang terdiri dari baja Ringan yang dikerjakan setelah
pekerjaan cor balok dan kolom – kolom selesai dikerjakan.
Rangka atap dipasang sedemikian rupa sehingga kokoh dan rapi, agar
atap penutupnya dapat dipasang dengan baik dan sempurna.
Dimensi rangka baja dan penempatannya disesuaikan dengan spesifikasi
teknis dan gambar rencana.
Atap penutup terdiri dari atap genteng metal zincalume tebal 0,35 mm
dan atap spandek.
Setelah itu dipasang juga nok atas genteng dengan bahan yang sama
dengan atap penutup, kemudian talang jurai dari genteng metal juga
dipasang.
Ukuran dimensi disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana.
1. Metode Pekerjaan
Rangka hollow dipasang terlebih dahulu sesuai dengan gambar kerja
(Shop Drawing). Biasanya pemasangan rangka plafond ini beriringan
dengan pemasangan rangka atap baja ringan.
Memperhatikan ruangan, dan mencari sisi dari ruang yang siku terlebih
dahulu.
Pasang alat bantu (Scafolding), jika bisa scafolding yang digunakan
memiliki roda supaya tidak merusak keramik.
Kemudian pasang papan gypsum sesuai dengan gambar kerja.
Pemasangan diatur pertemuan antar papan pertigaan.
Halaman |
BAB V Pekerjaan
Pekerjaan lantai yang dilakukan dalam proyek ini meliputi pekerjaan cor lantai,
pekerjaan Plint Keramik, Pekerjaan Pemasangan keramik lantai, pekerjaan
pemasangan keramik dinding kamar mandi, dan pekerjaan keramik Homogenius.
2. Metode Pekerjaan
Proses pelaksanaan Pekerjaan Lantai yaitu :
Mula-mula permukaan tanah disiangi hingga jenuh.
Kemudian campuran beton lantai diletakkan diatas permukaan tanah.
Campuran beton yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis
yang
ada.
Cek kembali elevasi dari dasar lantai bersma dengan konsultan
pengawas. Setelah beton mengeras barulah dapat dipasang keramik.
Menentukan siku dari ruang yang akan dipasang keramik.
Sebelum dipasang keramik disiram/direndam di dalam air terlebih
dahulu.
Bersihkan permukaan lantai dari semua kotoran dan sampah
organiik lainnya.
Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan.
Pasang titik patok di sisi kiri dan kanannya, sebagai acuan tinggi dari
keramik.
Letakkan spesi adukan diatas lantai cor beton, kemudian ratakan.
Setelah itu, letakkan keramik diatasnya, dan dipadatkan dengan cara
sedikit memukul keramik agar tepat menempel.
E. Pekerjaan Pengecatan
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini termasuk pengecatan dinding luar, dinding dalam dan Plafond.
2. Metode Pekerjaan
Proses pelaksanaan Pekerjaan Pengecatan yaitu :
Bersihkan permukaan dinding dari debu, kotoran dan bekas percikan
plesteran dengan kain lap.
Lindungi bahan-bahan/ pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding
yang akan dicat dengan kertas semen/ koran dan lakban.
Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak &
kurang rata dengan pilamur, kemudian tunggu sampai kering.
Haluskan plamur yang telah kering dengan amplas hingga rata.
Cek, apakah permukaan dinding sudah rata ?
Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat
rol pada bidang yang luas & dengan kuas untuk bidang yang sempit (sulit).
Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang
pertama.
Jika cat finish yang pertamasudah kering, lakukan pengecatan finish yang
kedua/ terakhir (jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi).
Cek apakah pengecatan finish yang kedua/ terakhir itu sudah rata.
Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat yang mengotori bahan-bahan/
pekerjaan lain yang seharusnya tidak terrkena cat dengan kain.
F. Pekerjaan Relief
Pekerjaan relief dilakukan setelah beton tiang selesai dikerjakan 100%. Bahan-bahan
yang digunakan adalah pasir pasang dan semen serta mall kayu, pekerjaan iniharus
dilakukan dengan baik dan rapi dan memenuhi persyaratan yang
telahditentukan pada RKS.
II. LANTAI 2
A. PEKERJAAN DINDING & KOZEN Lt. 2
A.1 Pekerjaan Dinding Lt. 2
Setelah pekerjaan struktur lantai satu selesai, maka pekerjaan dinding dapat
segera dimulai.
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
Pasangan Bata 1Pc : 2Ps
Pasangan Bata 1Pc : 4Ps
Plesteran 1Pc : 2Ps
Plesteran 1Pc : 4Ps
➢ Acian
2. Metode Pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut :
Pekerjaan Pasangan Bata :
Pasang batu bata/batako sesuai shop drawing
Adukan spesi terlebih dahulu diaduk, sesuai dengan campuran yang
terdapat pada gambar kerja dan spesifikasi teknis
Dilakukan pengukuran terhadap posisi yang akan dipasangi bata.
Dibuat kepala pada sisi sebelah kiri dan kanan kemudian ditarik benang.
Bata yang akan dipasang , harus siku dan ditegak luruskan oleh surveyor.
Sebelum dipasang batu bata dibasahi terlebih dahulu kemudian baru
dipasang.
Batu bata disatukan dengan menggunakan spesi yang sudah disiapkan.
Terakhir dilakukan penguukuran dengan menggunakan waterpass. Hal ini
bertujuan untuk melihat apakah batu bata yang dipasang telah lurus.
Pekerjaan Plesteran :
Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan dinding dilakukan atau dapat
juga dilakukan sehari setelah dinding dipasang. Proses pelaksanaan pekerjaan
plesteran yaitu :
Pasir pasang yang akan digunakan terlebih dahulu diayak. Hal ini untuk
menghilangkan sampah-sampah yang ada pada pasir.
Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan spesi yang diperlukan.
Pasangan dinding bata terlebih dahulu disiram air.
Dibuat kepala plesteran pada beberapa bagian
Permukaan dinding diplesteer kemudian diratakan dengan sipatan
Setelah proses plesteran selesai dilakukan baru lah dap dilakukan proses
pengacian dengan menggunakan campuran semen dan air.
Apabila sudah kering digosok menggunakan kertas bekas sak semen
hingga halus.
2. Metode Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan :
Halaman |
BAB V Pekerjaan
Pasang kusen pintu/ jendela aluminium pada lokasi yang ditentukan (sesuai
type yang ada), sesuaikan lubang kusen dengan ukuran kusen (selisih
lubang 1cm).
Masukkan kusen yang siap dipasang ke lubang tembok dengan bantuan
baji karet/ kayu.
Atur kedudukan kusen dengan baji karet/ kayu.
Stel kelurusan kedudukan kusen terhadap tembok/ dinding.
Lubangi tembok/dinding melalui lubang kusen dengan bor, untuk tempat
skrup.
Masukan fischer kedalam lubang bor.
Fischer dikencangkan dengan obeng.
Pasang daun pintu/ jendela (setelah dipasang kaga) ke dalam kusen.
Aksesoris.
Stel perlengkapan serta (roda/rel, engsel, kunci dll).
Finish tembok/ dinding dengan mortar/ semen/ sealant (pengisian pada
celah antara kusen dan tembok/ dinding ).
Untuk menghindari cacat pada profil-profil alumunium yang telah
terpasang, maka beri pelindung sejenis vaseline/ isolasi kertas/ plastik
pada tempat yang rawan goresan.
2. Metode Pekerjaan
Dalam proyek ini ada Bangunan Gedung Kantor dan Gudang memakai
rangka atap yang terdiri dari baja Ringan yang dikerjakan setelah
pekerjaan cor balok dan kolom – kolom selesai dikerjakan.
Rangka atap dipasang sedemikian rupa sehingga kokoh dan rapi, agar
atap penutupnya dapat dipasang dengan baik dan sempurna.
Dimensi rangka baja dan penempatannya disesuaikan dengan spesifikasi
teknis dan gambar rencana.
Atap penutup terdiri dari atap genteng metal zincalume tebal 0,35 mm
dan atap spandek.
Setelah itu dipasang juga nok atas genteng dengan bahan yang sama
dengan atap penutup, kemudian talang jurai dari genteng metal juga
dipasang.
Ukuran dimensi disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana.
1. Metode Pekerjaan
Rangka hollow dipasang terlebih dahulu sesuai dengan gambar kerja
(Shop Drawing). Biasanya pemasangan rangka plafond ini beriringan
dengan pemasangan rangka atap baja ringan.
Memperhatikan ruangan, dan mencari sisi dari ruang yang siku terlebih
dahulu.
Pasang alat bantu (Scafolding), jika bisa scafolding yang digunakan
memiliki roda supaya tidak merusak keramik.
Kemudian pasang papan gypsum sesuai dengan gambar kerja.
Pemasangan diatur pertemuan antar papan pertigaan.
Halaman |
BAB V Pekerjaan
D. Pekerjaan Lantai Keramik Lt.2 1.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan lantai yang dilakukan dalam proyek ini meliputi pekerjaan cor lantai,
pekerjaan Plint Keramik, Pekerjaan Pemasangan keramik lantai, pekerjaan
pemasangan keramik dinding kamar mandi, dan pekerjaan keramik Homogenius.
2. Metode Pekerjaan
Proses pelaksanaan Pekerjaan Lantai yaitu :
Mula-mula permukaan tanah disiangi hingga jenuh.
Kemudian campuran beton lantai diletakkan diatas permukaan tanah.
Campuran beton yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis
yang
ada.
Cek kembali elevasi dari dasar lantai bersma dengan konsultan
pengawas. Setelah beton mengeras barulah dapat dipasang keramik.
Menentukan siku dari ruang yang akan dipasang keramik.
Sebelum dipasang keramik disiram/direndam di dalam air terlebih
dahulu.
Bersihkan permukaan lantai dari semua kotoran dan sampah
organiik lainnya.
Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan.
Pasang titik patok di sisi kiri dan kanannya, sebagai acuan tinggi dari
keramik.
Letakkan spesi adukan diatas lantai cor beton, kemudian ratakan.
Setelah itu, letakkan keramik diatasnya, dan dipadatkan dengan cara
sedikit memukul keramik agar tepat menempel.
E. Pekerjaan Pengecatan
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini termasuk pengecatan dinding luar, dinding dalam dan Plafond.
2. Metode Pekerjaan
Proses pelaksanaan Pekerjaan Pengecatan yaitu :
Bersihkan permukaan dinding dari debu, kotoran dan bekas percikan
plesteran dengan kain lap.
Lindungi bahan-bahan/ pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding
yang akan dicat dengan kertas semen/ koran dan lakban.
Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak &
kurang rata dengan pilamur, kemudian tunggu sampai kering.
Haluskan plamur yang telah kering dengan amplas hingga rata.
Cek, apakah permukaan dinding sudah rata ?
Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat
rol pada bidang yang luas & dengan kuas untuk bidang yang sempit (sulit).
Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang
pertama.
Jika cat finish yang pertamasudah kering, lakukan pengecatan finish yang
kedua/ terakhir (jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi).
Cek apakah pengecatan finish yang kedua/ terakhir itu sudah rata.
Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat yang mengotori bahan-bahan/
pekerjaan lain yang seharusnya tidak terrkena cat dengan kain.
F. Pekerjaan Relief
Pekerjaan relief dilakukan setelah beton tiang selesai dikerjakan 100%. Bahan-bahan
yang digunakan adalah pasir pasang dan semen serta mall kayu, pekerjaan iniharus
dilakukan dengan baik dan rapi dan memenuhi persyaratan yang
telahditentukan pada RKS.
Halaman |
BAB V Pekerjaan
Pekerjaan sanitair yang dilakukan meliputi pekerjaan pemasangan pipa air bersih dan
air kotor, pipa buangan air hujan, pemasangan kran air, Floor Drain,Kloset, dan lain
sebagainya. Pemasangan ini berdasarkan persetujuan pemilik dan dilihat oleh
konsultan pengawas.
2. Metode Pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut :
Pekerjaan Pasangan Bata :
Pasang batu bata/batako sesuai shop drawing
Adukan spesi terlebih dahulu diaduk, sesuai dengan campuran yang
terdapat pada gambar kerja dan spesifikasi teknis
Dilakukan pengukuran terhadap posisi yang akan dipasangi bata.
Dibuat kepala pada sisi sebelah kiri dan kanan kemudian ditarik benang.
Bata yang akan dipasang , harus siku dan ditegak luruskan oleh surveyor.
Sebelum dipasang batu bata dibasahi terlebih dahulu kemudian baru
dipasang.
Batu bata disatukan dengan menggunakan spesi yang sudah disiapkan.
Terakhir dilakukan penguukuran dengan menggunakan waterpass. Hal ini
bertujuan untuk melihat apakah batu bata yang dipasang telah lurus.
Pekerjaan Plesteran :
Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan dinding dilakukan atau dapat
juga dilakukan sehari setelah dinding dipasang. Proses pelaksanaan pekerjaan
plesteran yaitu :
Pasir pasang yang akan digunakan terlebih dahulu diayak. Hal ini untuk
menghilangkan sampah-sampah yang ada pada pasir.
Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan spesi yang diperlukan.
Pasangan dinding bata terlebih dahulu disiram air.
Dibuat kepala plesteran pada beberapa bagian
Permukaan dinding diplesteer kemudian diratakan dengan sipatan
Setelah proses plesteran selesai dilakukan baru lah dap dilakukan proses
pengacian dengan menggunakan campuran semen dan air.
Apabila sudah kering digosok menggunakan kertas bekas sak semen
hingga halus.
B. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini termasuk pengecatan dinding luar, dinding dalam dan Plafond.
2. Metode Pekerjaan
Proses pelaksanaan Pekerjaan Pengecatan yaitu :
Bersihkan permukaan dinding dari debu, kotoran dan bekas percikan
plesteran dengan kain lap.
Lindungi bahan-bahan/ pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding
yang akan dicat dengan kertas semen/ koran dan lakban.
Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak &
kurang rata dengan pilamur, kemudian tunggu sampai kering.
Haluskan plamur yang telah kering dengan amplas hingga rata.
Cek, apakah permukaan dinding sudah rata ?
Halaman |
BAB V Pekerjaan
Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada bidang yang luas & dengan ku
Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama.
Jika cat finish yang pertamasudah kering, lakukan pengecatan finish yang kedua/ terakhir (jumlah pelapisan cat ses
Cek apakah pengecatan finish yang kedua/ terakhir itu sudah rata.
Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat yang mengotori bahan-bahan/ pekerjaan lain yang seharusnya tidak terrken
C.PEKERJAAN RELIEF
Pekerjaan relief dilakukan setelah beton tiang selesai dikerjakan 100%. Bahan-bahan
yang digunakan adalah pasir pasang dan semen serta mall kayu, pekerjaan iniharus dilakukan dengan baik dan rap
Halaman |
BAB V Pekerjaan
BAB VI PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
I. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
A. PEKERJAAN ELEKTRIKAL SITE
1. Pekerjaan Pemasukan Daya PLN
Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Sesuai dengan Jadwal Waktu Pelaksaan (Kurva S)
3. Pekerjaan Panel
a. Lingkup Pekerjaan
b. Metode Pekerjaan
Halaman |
BAB VI Pekerjaan
Buat bak kontrol
Rangkai penangkal petir dan lampu pada tiang penangkal petir
Pasang penangkal petir pada lokasi sesuai dengan gambar
Tarik kabel dan sambung dengan pantekan
Finish arsitektur
Halaman |
BAB VI Pekerjaan
➢ Pemasangan lampu TL dilakukan setelah kondisi proyek aman dari
pencurian.
TL Ceiling Mounted :
➢ Marking plafond dengan kapur/ Spidol
➢ Pasang kawat gantungan
➢ Tarik kabel instalasi & kawat gantungan ke luar plafon
➢ Pasang lampu dengan jika plafond telah finish
➢ Gunakan skrup untuk pengikat lampu sambung ke instalasi.
Halaman |
BAB VI Pekerjaan
Pemasangan terminal box
Pemasangan Ceiling Speaker
Pemasangan Horn Speaker
Pemasangan wall Speaker
Pemasangan Volume kontrol
Pemasangan Peralatan utama
Halaman |
BAB VI Pekerjaan
dihubungkan dengan central control panel, maka sistem AC siap untuk
dihubungkan dengan Catu Daya (PU-AC).
Langkah ke tujuh adalah pihak kontraktor dan Konsultan PENGAWAS
disaksikan oleh Pemberi Tugas mengadakan pengujian semua unit AC
dan ventilasi mekanis bersama-sama.
Langkah ke Delapan adalah pihak kontraktor harus membuat laporan
tentang semua pekerjaan yang telah dilakukan kepada pihak Konsultan
PENGAWAS.
Jika terdapat kesalahan/kekeliruan dalam memilih unit/equipment maka
kontraktor harus bersedia menggantinya tanpa biaya tambahan.
Halaman |
BAB VI Pekerjaan
pekerjaan yang dekat dengan gudang, pengangkutannya dapat
menggunakan tenaga manusia. Tetapi untuk yang lokasinya jauh maka
pengangkutannya dapat menggunakan bantuan mobil pengangkut.
b. Pelaksanaan dan Pemasangan
➢ Pada saat pengecoran plat lantai, pekerjaan instalasi Fire Alarm,
Telpon dan Sound System dapat segera dimulai dengan
pemasangan sparing conduit bersamaan dengan pembesian plat
lantai
➢ Setelah bekisting plat lantai dibongkar, maka pekerjaan wiring kabel
untuk Fire Alarmn dan Telpon dapat segera dimulai sesuai shop
drawing yang disetujui.
➢ Test tahanan kontinuitas.
➢ Pada saat pekerjaan bata (dinding), sparing dan wiring Fire Alarm
dan Telpon dipasang pada dinding dimana titik Fire Alarm (bell,
manual station, dll) dan titik outlet Telpon nanti diletakkan.
➢ Setelah dinding dilakukan finishing, ceiling sudah terpasang dan
kondisi keamanan sudah terjamin (ruangan terkunci) maka titik Fire
Alarm dan Detector, Outlet Telpon dapat segera dipasang.
➢ Setelah itu dilanjutkan dengan connection instalasi ke terminal box Fire
Alarm dan TB Telpon di masing masing lantai.
➢ Connection terminal box per lantai dengan MDF Fire Alarm, MDF
Telpon, dan MDF Sound System.
➢ Test fungsi
c. Pengetesan
Untuk pekerjaan ini dilakukan test kontinuitas.
Halaman |
BAB VI Pekerjaan
Pemasangan instalasi konduit
Pemasangan instalasi kabel sound system
Pemasangan instalasi rak kabel
Pemasangan terminal box
Pemasangan Ceiling Speaker
Pemasangan Horn Speaker
Pemasangan wall Speaker
Pemasangan Volume kontrol
Pemasangan Peralatan utama
Halaman |
BAB VI Pekerjaan
assesoris lainnya serta sudah dihubungkan dengan central kontrol panel,
maka sistem AC siap untuk dihubungkan dengan Catu Daya (PU-AC).
Langkah ke enam adalah jika pihak kontraktor telah memasang semua unit
peralatan utama, alat pembantu dan assesoris lainnya serta sudah
dihubungkan dengan central control panel, maka sistem AC siap untuk
dihubungkan dengan Catu Daya (PU-AC).
Langkah ke tujuh adalah pihak kontraktor dan Konsultan PENGAWAS
disaksikan oleh Pemberi Tugas mengadakan pengujian semua unit AC
dan ventilasi mekanis bersama-sama.
Langkah ke Delapan adalah pihak kontraktor harus membuat laporan
tentang semua pekerjaan yang telah dilakukan kepada pihak Konsultan
PENGAWAS.
Jika terdapat kesalahan/kekeliruan dalam memilih unit/equipment maka
kontraktor harus bersedia menggantinya tanpa biaya tambahan.
Halaman |
BAB VI Pekerjaan
Yang dimaksud pekerjaan Fire Alarm Telpon dan Sound System adalah pekerjaan
pemasangan instalasi sistem deteksi dini untuk kebakaran dalam gedung dan sistem
komunikasi dengan orang lain.
a. Handling
Untuk material – material fire alarm, telpon dan Soun System (conduit,
kabel, klem), karena dimensinya tidak terlalu besar dan tidak terlalu berat
maka untuk
pekerjaan yang dekat dengan gudang, pengangkutannya dapat
menggunakan tenaga manusia. Tetapi untuk yang lokasinya jauh maka
pengangkutannya dapat menggunakan bantuan mobil pengangkut.
b. Pelaksanaan dan Pemasangan
➢ Pada saat pengecoran plat lantai, pekerjaan instalasi Fire Alarm,
Telpon dan Sound System dapat segera dimulai dengan
pemasangan sparing conduit bersamaan dengan pembesian plat
lantai
➢ Setelah bekisting plat lantai dibongkar, maka pekerjaan wiring kabel
untuk Fire Alarmn dan Telpon dapat segera dimulai sesuai shop
drawing yang disetujui.
➢ Test tahanan kontinuitas.
➢ Pada saat pekerjaan bata (dinding), sparing dan wiring Fire Alarm
dan Telpon dipasang pada dinding dimana titik Fire Alarm (bell,
manual station, dll) dan titik outlet Telpon nanti diletakkan.
➢ Setelah dinding dilakukan finishing, ceiling sudah terpasang dan
kondisi keamanan sudah terjamin (ruangan terkunci) maka titik Fire
Alarm dan Detector, Outlet Telpon dapat segera dipasang.
➢ Setelah itu dilanjutkan dengan connection instalasi ke terminal box Fire
Alarm dan TB Telpon di masing – masing lantai.
➢ Connection terminal box per lantai dengan MDF Fire Alarm, MDF
Telpon, dan MDF Sound System.
➢ Test fungsi
c. Pengetesan
Untuk pekerjaan ini dilakukan test kontinuitas.
Metode instalasi plumbing adalah suatu hal yang wajib seorang kontraktor ketahui,
karena plumbing merupakan salah satu unsur terpenting dalam sebuah bangunan.
Pemasangan plumbing perlu dilakukan secara sistematis dan cermat agar kebutuhan
penghuni bangunan atas air dapat terpenuhi dengan baik secara kontinu. Beberapa
tahap penting yang dilakukan dalam instalasi plumbing adalah :
Halaman |
BAB VI Pekerjaan
Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter.
Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as
keramik, simetris dengan luas keramik.
Setelah instalasi terpasang segera diadakan test tekanan pipa :
Untuk pipa Gip maximum 10 Bar
Untuk pipa PVC maximum 6 Bar
5. Penyambungan Pipa
Uraian pelaksanaan pekerjaan :
Alat : Gergaji, Amplas, Lem PVC, Shell tape, Kunci Pipa.
Halaman |
BAB VI Pekerjaan
Untuk pipa PVC, dipotong sesuai dengan ukuran ujungnya diamplas terlebih dahulu dan dibersihkan oleskan lem pa
sampai kering.
Apabila belum kering betul posisi sambungan jangan digerakkan, karena akan menyebabkan lem yang telah dioles
Pada sambungan pipa yang mempunyai drat terlebih dulu dibungkus sheeltape secukupnya pada drat sisi luar baru
Pada penyambungan pipa besi lebih banyak dipakai sistem drat dan las.
Untuk penyenaian pipa minimum 4 baris/alur/drat.
Halaman |
BAB VI Pekerjaan
BAB VII
PENUTUP
Pada saat seluruh pekerjaan seperti yang termuat dalam Daftar Kuantitas Harga selesai
dilakuanseluruhnya, maka dimasuki tahap pengakhiran. Dimana dalam tahap ini dilakukan kegiatan-
kegiatan yang lebih kepada sifat administrasi proyek.
Demikianlah Metode Pelaksanaan ini kami buat dan ajukan sebagai lampiran dari penawarankami. Dan
dengan ini juga kami siap dan bersedia untuk diminta klarifikasi menjelaskan ataspengajuan metode
pelaksanaan ini.
IRWAN CAN, SE
Direktur Utama
Halaman |
BAB VII