Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL

DEVELOPMENT OF IOT BASED TEMPERATURE AND HUMIDITY


MONITORING APPLICATIONS

Disusun oleh:

FEBRI PRATAMA 2011010028

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

INSTITUT INFORMATIKA DAN BISNIS DARMAJAYA

BANDAR LAMPUNG

2023
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Yang Digunakan


Kerangka Pemantauan Suhu dan Kelembaban berbasis IoT yang diusulkan untuk proyek
ini yang terdiri dari perangkat keras node sensor menggunakan Arduino Mega 2560 R3,
pelindung ethernet yang kompatibel dengan Arduino, dan sensor suhu dan kelembaban DHT11.
Firmware yang dikembangkan menggunakan Arduino Integrated Development Environment
(IDE) akan mengirimkan data ke platform AT&T M2X IoT dengan memanfaatkan RESTful
API. Platform M2X memiliki fitur fungsi pemicu, memungkinkan integrasi ke layanan IFTTT
menggunakan RESTful API untuk mendorong notifikasi seluler dan email ke pengguna. Metode
penelitian yang digunakan adalah menggunakan kerangka pemantauan suhu dan kelembaban
berbasis IoT dengan menggunakan perangkat keras node sensor, yaitu Arduino Mega 2560 R3,
pelindung Ethernet yang kompatibel dengan Arduino, dan sensor suhu dan kelembaban DHT11.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti untuk implementasi proyek ini:

1. Persiapan perangkat keras:

 Siapkan Arduino Mega 2560 R3 sebagai mikrokontroler utama.


 Hubungkan pelindung Ethernet dengan Arduino Mega untuk mengaktifkan
koneksi jaringan.
 Sambungkan sensor suhu dan kelembaban DHT11 ke pin yang ditentukan di
Arduino Mega.

2. Pengembangan firmware:

 Buka Arduino IDE dan buat program yang akan diunggah ke Arduino Mega.
 Gunakan pustaka (library) DHT11 untuk memudahkan penggunaan sensor suhu dan
kelembaban.
 Programkan Arduino untuk membaca data suhu dan kelembaban dari sensor DHT11
secara teratur.
 Konfigurasikan koneksi Ethernet menggunakan pustaka Ethernet yang sesuai.
 Buat kode untuk mengirimkan data suhu dan kelembaban yang terbaca ke platform
M2X menggunakan RESTful API.

3. Integrasi dengan platform M2X:

 Buat akun pengguna di platform M2X (AT&T M2X IoT).


 Buat sumber data (data source) di M2X untuk menerima data suhu dan kelembaban.
 Gunakan RESTful API yang disediakan oleh M2X untuk mengirimkan data yang
terbaca dari Arduino ke platform M2X.
 Konfigurasikan fungsi pemicu (triggers) di M2X jika diperlukan, untuk
mengirimkan notifikasi melalui layanan IFTTT menggunakan RESTful API.

4. Pengujian dan validasi:


 Unggah firmware yang telah dikembangkan ke Arduino Mega.
 Pastikan perangkat keras terhubung ke jaringan dan dapat mengirimkan data suhu
dan kelembaban yang terbaca ke platform M2X.
 Verifikasi bahwa data yang dikirimkan ke platform M2X sesuai dengan nilai suhu
dan kelembaban yang sebenarnya.
 Uji fungsi pemicu dan notifikasi melalui layanan IFTTT jika diperlukan.

Penting untuk mencatat bahwa ini adalah kerangka kerja umum, dan Anda dapat
mengadaptasinya sesuai dengan kebutuhan proyek Anda. Selain itu, perlu melakukan
pemeliharaan dan perbaikan jika diperlukan, serta mempertimbangkan aspek keamanan dalam
implementasi proyek IoT seperti ini.
231

3.2 Perangkat keras node sensor


Dalam berbagai proyek berbasis IoT, sebagian besar peneliti merancang node sensor
mereka yang terdiri dari solusi perangkat keras terbuka yang populer dari platform Arduino
dengan sensor yang kompatibel. Arduino Mega 2560 R3 dipilih dalam penelitian ini karena
dapat mendukung firmware dan library untuk microSD, ethernet shield, layar OLED dan M2X
dengan memori flash 128KB dibandingkan dengan Arduino UNO yang hanya memiliki 32KB.
Selain itu, banyaknya pin input/output yang tersedia memungkinkan kemungkinan dan
skalabilitas untuk menghubungkan berbagai modul sensor di masa mendatang. Sensor yang
digunakan khusus untuk penelitian ini adalah sensor suhu dan kelembaban DHT11 yang mampu
menghasilkan sinyal digital terkalibrasi sebagai keluaran yang memastikan keandalan tinggi dan
stabilitas jangka Panjang.
Perangkat keras node sensor adalah sebuah perangkat yang dirancang khusus untuk
mendeteksi dan mengumpulkan data dari lingkungan sekitarnya. Node sensor biasanya terdiri
dari beberapa komponen utama, termasuk:
 Sensor: Sensor adalah komponen yang bertugas untuk mendeteksi dan mengukur
fenomena fisik tertentu, seperti suhu, kelembaban, tekanan, gerakan, cahaya, suara, dan
sebagainya. Sensor ini bisa berupa sensor elektronik atau sensor fisik, tergantung pada
jenis data yang ingin dikumpulkan.
 Mikrokontroler: Mikrokontroler adalah otak dari node sensor. Ini adalah komponen
yang mengendalikan operasi node sensor dan memproses data yang dikumpulkan oleh
sensor. Mikrokontroler juga dapat menghubungkan node sensor dengan jaringan atau
sistem lainnya.
 Modul Komunikasi: Node sensor sering kali perlu berkomunikasi dengan jaringan atau
perangkat lainnya untuk mengirimkan data yang dikumpulkan. Modul komunikasi
seperti Wi-Fi, Bluetooth, Zigbee, atau LoRa dapat digunakan untuk mengirimkan data
tersebut ke tujuan yang ditentukan.
 Sumber Daya Energi: Node sensor membutuhkan sumber daya energi untuk beroperasi.
Sumber daya energi ini bisa berupa baterai atau sumber daya listrik eksternal, tergantung
pada kebutuhan dan desain node sensor.
 Penyimpanan Data: Node sensor dapat dilengkapi dengan memori penyimpanan data
untuk menyimpan data yang dikumpulkan sebelum dikirimkan atau diproses lebih
lanjut.
 Perangkat Keras Pendukung: Selain komponen utama di atas, node sensor juga dapat
memiliki komponen pendukung seperti antena, pengkondisi sinyal, konverter analog-ke-
digital (ADC), dan lainnya, tergantung pada kebutuhan aplikasi spesifik.
Perangkat keras node sensor ini digunakan dalam berbagai aplikasi seperti Internet of Things
(IoT), jaringan sensor nirkabel, pemantauan lingkungan, sistem keamanan, dan banyak lagi.

3.3 Platform AT&T M2X IoT


Ada berbagai platform IoT yang tersedia di pasaran saat ini, masing-masing memiliki
serangkaian fitur dan kemampuan umum yang dapat digunakan untuk membangun aplikasi IoT.
Perangkat IoT berkomunikasi dengan perangkat IoT lain untuk menghasilkan data dalam jumlah
besar dan diubah menjadi informasi yang berguna menggunakan konektivitas cloud,
memungkinkan pengguna menerapkan kasus penggunaan bisnis, pemeliharaan prediktif, dan
analitik serta manajemen data real-time. Platform IoT sebagian besar adalah PaaS berbasis cloud
yang berkomunikasi dengan perangkat melalui internet, satelit, seluler, atau Wi-Fi dengan
konektivitas yang persisten dan dapat diandalkan sebagai faktor penting [20].
M2X Time Series Data Storage adalah layanan berbasis cloud yang ditawarkan oleh
AT&T untuk mengumpulkan data real-time dari sensor atau perangkat yang terhubung dan
menerjemahkannya menjadi informasi yang bermakna. Setiap sensor yang terhubung ke
perangkat diidentifikasi oleh ID perangkat, kunci API, dan nama aliran [3]. Alat yang disediakan
oleh AT&T M2X memungkinkan pengembang untuk mengelola perangkat dan notifikasi mereka
dari lokasi pusat, yang disebut Portal Pengembang M2X. AT&T M2X menyediakan daftar
perpustakaan klien yang berkembang untuk perangkat keras dan perangkat lunak seperti NET,
Node.js, C, Elixir, Java, NODE-Red, PHP, Python, Ruby, Intel Galileo, Arduino, BeagleBone,
Raspberry Pi, Android, dan iOS. RESTful API M2X memudahkan koneksi antar perangkat dan
layanan M2X memungkinkan pengguna membangun solusi IoT tanpa mengelola infrastruktur
penyimpanan mereka sendiri.
AT&T M2X IoT adalah platform cloud yang menyediakan layanan untuk mengumpulkan,
menyimpan, menganalisis, dan mengelola data dari perangkat Internet of Things (IoT). Platform
ini menyediakan antarmuka pemrograman aplikasi (API) yang memungkinkan pengguna untuk
mengirim dan menerima data dari perangkat IoT mereka.

AT&T M2X IoT menyediakan berbagai fitur, seperti:

 Pengumpulan data: Platform ini memungkinkan pengguna untuk mengumpulkan data


dari perangkat IoT mereka, termasuk sensor suhu dan kelembaban.
 Penyimpanan data: Data yang dikirimkan dari perangkat IoT dapat disimpan di platform
M2X untuk dianalisis atau digunakan di masa mendatang.
 Manajemen perangkat: Pengguna dapat mengelola perangkat IoT mereka, termasuk
pendaftaran perangkat, konfigurasi, dan pemantauan status.
 Analisis data: Platform ini menyediakan fitur analisis data untuk menganalisis data yang
dikumpulkan dari perangkat IoT, seperti visualisasi data, pengolahan data, dan
penggunaan algoritma cerdas.
 Integrasi layanan lain: AT&T M2X IoT dapat terintegrasi dengan layanan pihak ketiga,
seperti IFTTT, untuk memungkinkan pengguna mengatur tindakan atau notifikasi
berdasarkan data yang dikumpulkan.
3.4 If This Then That (IFTTT)
Aplikasi If This Then That (IFTTT) menawarkan Interoperability-as-a-Service, yang
memungkinkan integrasi cepat dengan berbagai layanan yang menanggapi peristiwa atau pemicu
menggunakan applet yang disesuaikan oleh pengguna [20-21]. IFTTT mengurangi kerumitan
menghubungkan data IoT. Misalnya, ketika perangkat IoT yang terhubung ke AT&T M2X
mengirimkan data yang melebihi nilai ambang batas, M2X akan memicu tindakan ke IFTTT
melalui URL panggilan balik, menginstruksikan mereka untuk mengirimkan pemberitahuan
melalui SMS, email, atau pemberitahuan seluler ke penerima dikonfigurasi dalam applet.
IFTTT (If This Then That) adalah sebuah aplikasi web yang memungkinkan pengguna untuk
membuat dan mengatur tindakan otomatis antara berbagai layanan dan perangkat yang didukung.
Konsepnya adalah "resep" yang terdiri dari dua bagian: "trigger" (pemicu) dan "action"
(tindakan). Dalam IFTTT, "pemicu" adalah suatu kejadian atau kondisi yang memicu tindakan
lainnya. Contoh trigger bisa berupa menerima email, postingan di media sosial, perubahan cuaca,
atau waktu tertentu dalam sehari. Sedangkan “action” adalah tindakan yang akan dilakukan
ketika trigger terjadi. Tindakan ini dapat mencakup mengirim email, memposting di media
sosial, menyalakan atau mematikan perangkat rumah pintar, menyimpan file di penyimpanan
cloud, atau melakukan berbagai tindakan lainnya sesuai dengan layanan yang didukung oleh
IFTTT. Pengguna dapat membuat resepnya sendiri atau menggunakan resep yang sudah ada di
IFTTT. Misalnya, Anda dapat membuat resep untuk mengirimkan email otomatis ke alamat
tertentu setiap kali Anda menyalakan lampu pintar di rumah Anda setiap kali cuaca mendung.
IFTTT mendukung berbagai layanan dan perangkat, termasuk media sosial seperti Facebook dan
Twitter, platform berbagi file seperti Dropbox dan Google Drive, perangkat rumah pintar seperti
Philips Hue dan Nest, dan banyak lagi. Pengguna dapat menghubungkan akun mereka dari
layanan-layanan tersebut ke IFTTT dan menggunakan mereka sebagai bagian dari resep mereka.
Aplikasi IFTTT tersedia untuk perangkat mobile berbasis iOS dan Android, dan juga dapat
diakses melalui web browser di komputer. Pengguna dapat membuat, mengelola, dan
mengaktifkan resep mereka dari aplikasi atau situs web. IFTTT menyediakan cara yang mudah
dan intuitif untuk mengotomatiskan tindakan dan mengintegrasikan berbagai layanan dan
perangkat. Dengan IFTTT, pengguna dapat menghemat waktu dan usaha dengan mengatur
proses otomatis yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan mereka.

3.5 Sensor
Sensor yang dibutuhkan untuk pengembangan aplikasi pemantauan suhu dan kelembaban
berbasis Internet of Things (IoT) adalah sensor suhu dan sensor kelembaban. Sensor suhu
digunakan untuk mengukur suhu lingkungan, sementara sensor kelembaban digunakan untuk
mengukur tingkat kelembaban udara.

Berikut adalah beberapa jenis sensor yang umum digunakan dalam pengembangan aplikasi
pemantauan suhu dan kelembaban berbasis IoT:

1. Sensor Suhu:
 Sensor Termistor: Mengukur suhu berdasarkan perubahan resistansi dengan
perubahan suhu.
 Sensor Suhu Digital: Contohnya adalah sensor suhu digital berbasis protokol One-
Wire seperti DS18B20.
 Sensor Suhu Inframerah: Mengukur suhu tanpa kontak menggunakan sinar
inframerah.
 Sensor Suhu Thermocouple: Mengukur suhu berdasarkan perbedaan potensial
termoelektrik di antara dua ujung kawat logam yang berbeda.
2. Sensor Kelembaban:
 Sensor Kelembaban Capacitive: Mengukur kelembaban berdasarkan perubahan
kapasitansi karena perubahan kelembaban.
 Sensor Kelembaban Resistive: Mengukur kelembaban berdasarkan perubahan
resistansi dengan perubahan kelembaban.
 Sensor Kelembaban Gravimetrik: Mengukur kelembaban dengan mengukur
perubahan berat bahan higroskopis.
 Sensor Kelembaban Dew Point: Mengukur kelembaban berdasarkan titik embun atau
kondensasi.
Selain sensor, untuk pengembangan aplikasi pemantauan suhu dan kelembaban berbasis IoT,
Anda juga memerlukan perangkat lain, seperti:
 Mikrokontroler atau SBC (Single Board Computer): Digunakan untuk menghubungkan
dan mengolah data dari sensor, serta berkomunikasi dengan jaringan IoT.
 Modul komunikasi nirkabel: Diperlukan untuk mengirimkan data suhu dan kelembaban
yang terukur ke server atau platform IoT, seperti Wi-Fi, Bluetooth, atau protokol jaringan
seluler.
 Perangkat Penyimpanan Data: Digunakan untuk menyimpan data suhu dan kelembaban
yang terkumpul, seperti kartu SD atau penyimpanan cloud.
 Sumber Daya Listrik: Pastikan ada pasokan daya yang stabil untuk sensor dan perangkat
lainnya. Anda dapat menggunakan baterai, sumber daya AC, atau panel surya tergantung
pada kebutuhan dan kondisi penerapan.
 Perangkat Lunak Pengembangan dan Platform IoT: Diperlukan untuk mengembangkan
aplikasi pemantauan suhu dan kelembaban berbasis IoT, termasuk pemrograman
mikrokontroler, manajemen data, dan antarmuka pengguna.
Penggunaan spesifik sensor dan perangkat dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan dan
keinginan Anda dalam pengembangan aplikasi pemantauan suhu dan kelembaban berbasis IoT.

Anda mungkin juga menyukai