Anda di halaman 1dari 9

TINJAUAN TEORI

1. Pemeriksaan Leopold

a. Pengertian Pemeriksaan Leopold

Adalah pemeriksaan palpasi yang dilakukan pada ibu hamil untuk

mengetahui posisi janin dalam uterus.Pemeriksaan leopold dilakukan pada

Ibu hamil trimester I sampai trimester III (Prawiroharjo, 2002).

b. Tujuan Pemeriksaan Leopold

Menurut Prawiroharjo (2002) pemeriksaan leopold bertujuan untuk

menentukan:

1) Besarnya rahim dan konsistensinya.

2) Bagian-bagian janin, letak dan presentasi.

3) Gerakan janin.
4) Kontraksi Braxton-hicks dan his.

c. Persiapan

1) Bina hubungan saling percaya.

2) Anjurkan klien untuk mengosongkan kandung kemih sebelum tindakan

dilakukan.

3) Cuci tangan dengan air hangat.

4) Ibu hamil berbaring terlentang, kepala dan bahu sedikit lebih tinggi

dengan memakai bantal.

5) Buka pakaian klien mulai dari prosesusxipoideus sampai dengan

simfisispubis, tutupi dengan selimut pada bagian yang akan diperiksa.

6) Pemeriksa berdiri disebelah kanan ibu hamil dengan bersikap hormat

melakukan palpasi bimanual (Leopold I, II, III dan IV) pada daerah

abdomen.

d. Prosedur Pelaksanaan

1) Leopold I

Bertujuan untuk menentukan usia kehamilan serta bagian janin

yang berada dalam fundus uteri(bagian atas perut ibu).


Gambar 2.1 Pemeriksaan Leopold I

Petunjuk pemeriksaan:

a) Atur posisi pemeriksa sehingga menghadap ke bagian kepala ibu.

letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri untuk

menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar jari tersebut tidak

mendorong uterus ke bawah (jika diperlukan, fiksasi terus bawah

dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk tangan kanan dibagian

lateral depan kanan dan kiri setinggi atas simfisis).

b) Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi uterus

bawah), kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap

kebagian kepala ibu.

c) Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri dan

rasakan bagian bayi yang ada pada bagian fundus dengan jalan

menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri dan kanan

secara bergantian.
Mengetahui bagian janin yang terdapat di fundus uteri:

a) Apabila kepala janin teraba di bagian fundus, yang akan teraba

adalah keras,bundar dan melenting (seperti mudah digerakkan).

b) Apabila bokong janin teraba di bagian fundus, yang akan terasa

adalah lunak, kurang bundar, dan kurang melenting.

c) Fundus kosong apabila posisi janin melintang pada rahim.

Menentukan usia kehamilan:

a) Pada usia kehamilan 12 minggu, fundus dapat teraba 1-2 jari di atas

simpisis.

b) Pada usia kehamilan 16 minggu, fundus dapat teraba di antara

simpisis dan pusat.

c) Pada usia kehamilan 20 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di

bawah pusat.

d) Pada usia kehamilan 24 minggu, fundus dapat teraba tepat di pusat.

e) Pada usia kehamilan 28 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di atas

pusat.

f) Pada usia kehamilan 32 minggu, fundus dapat teraba di

pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat.

g) Pada usia kehamilan 36 minggu, fundus dapat teraba 3 jari di

bawah prosesus xipoideus.

h) Pada usia kehamilan 40 minggu, fundus dapat teraba di

pertengahan antara prosesus xipoideus dan pusat. (Lakukan


konfirmasi dengan wawancara dengan pasien untuk membedakan

dengan usia kehamilan 32 minggu).

2) Leopold II

Untuk menentukan batas samping rahim kanan dan kiri,

menentukan letak punggung janin.Pada letak lintang, tentukan dimana

kepala janin.

Gambar 2.2 Pemeriksaan Leopold II

Petunjuk pemeriksaan:

a) Menghadap ke kepala pasien, letakkan tepakan tangan kiri pada

dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan pada dinding

perut lateral kiri ibu secara sejajar dan pada ketinggian yang sama.

b) Mulai dari bagian atas tekan secara bergantian atau bersamaan

(simultan) telapak tangan tangan kiri dan kanan kemudian geser ke

arah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan memanjang

(punggung) atau bagian-bagian kecil (ekstremitas).


Menentukan di mana letak punggung ataupun kaki janin pada kedua sisi

perut ibu:

a) Bagian punggung akan teraba jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat

digerakkan.

b) Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil,

bentuk/posisi tidak jelas dan menonjol, kemungkinan teraba gerakan

kaki janin secara aktif maupun pasif.

3) Leopold III

Untuk menentukan bagian janin apa yang berada pada bagian

bawah dan apakah sudah masuk atau masih goyang.

Gambar 2.3 Pemeriksaan Leopold III

Petunjuk pemeriksaan:

a) Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap ke bagian

kaki ibu.
b) Atur posisi lutut ibu dalam posisi fleksi
c) Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral kiri bawah,

telapak tangan kanan bawah perut ibu.

d) Tekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk mentukan

bagian terbawah bayi (bagian keras,bulat dan hampir homogen

adalah kepala sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris

adalah bokong)

e) Gunakan tangan kanan dengan ibu jari dan keempat jari lainnya

kemudian goyang bagian terbawah janin.Apabila tidak dapat

digoyangkan, maka janin sudah menyentuh pintu atas panggul.

4) Leopold IV

Untuk menentukan presentasi dan “engangement”.Petunjuk

pemeriksaan:

Gambar 2.4 Pemeriksaan Leopold IV


a) Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan

kanan uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada

pada tepi atas simfisis.

b) Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan kemudian rapatkan semua

jari-jari tangan yang meraba dinding bawah uterus.

c) Perhatikan sudut yang terbentuk oleh jari-jari konvergen atau

divergen.

d) Setelah itu pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian

terbawah bayi (bila presentasi kepala upayakan memegang bagian

kepala di dekat leher dan bila presentasi bokong upayakan untuk

memegang pinggang bayi).

e) Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul kemudian

letakkan jari-jari tangan kanan diantara tangan kiri dan simfisis

untuk menilai seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki pintu

atas panggul.

Mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas

panggul:

a) Apabila konvergen (jari-jari kedua tangan bertemu), berarti baru

sedikit janin memasuki pintu atas panggul.

b) Apabila divergen (jarak antara kedua jari pemeriksa jauh), janin

(kepala janin) telah banyak memasuki pintu atas panggul.

Anda mungkin juga menyukai