Dunia adalah tempat manusia menjalani berbagai macam ujian. Allah SWT menciptakan
kehidupan dan kematian, agar menjadi ujian, siapa diantara manusia itu yang paling baik
amalannya.
٢ ت َو ۡٱل َحيَ ٰوةَ لِيَ ۡبلُ َو ُكمۡ َأ ُّي ُكمۡ َأ ۡح َس ُن َع َماٗل ۚ َوهُ َو ۡٱل َع ِزي ُز ۡٱل َغفُو ُر
َ ق ۡٱل َم ۡو
َ َٱلَّ ِذي َخل
(Dialah Allah) yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara
kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha perkasa lagi Maha Pengampun."
Ada begitu banyak pembahasan tentang ujian Allah. Pertanyaan yang sering muncul di
dalam pikiran adalah, bukankah ujian adalah agar kita mengenali seseorang atau segala
sesuatu yang kabur? Misalnya, ujian sekolah, adalah untuk mengenali seberapa pandai
seorang murid.
Jika demikian adanya, lalu mengapa Allah SWT yang ilmu-Nya telah meliputi segala
sesuatu, mengetahui semua rahasia lahir dan batin, mengetahui langit dan bumi dengan
ilmu-Nya yang tak terbatas, masih merasa perlu untuk menguji manusia? Apakah ada
sesuatu yang tersembunyi bagi-Nya sehingga untuk mengetahuinya Dia harus memberikan
ujian kepada manusia?
Jawaban atas pertanyaan penting ini dapat dipecahkan dengan merenungkan realita bahwa
ujian dan cobaan yang diberikan oleh Allah SWT sangatlah berbeda dengan ujian-ujian
yang ada pada kita. Ujian-ujian yang dilakukan manusia adalah seperti yang telah
dijelaskan di atas, yaitu untuk mengenal lebih banyak tentang sesuatu atau seseorang.
Akan tetapi ujian Allah pada dasarnya bertujuan untuk mendidik manusia.
Dalam Al Quran terdapat lebih dari duapuluh macam ujian yang telah dinisbahkan kepada
Allah SWT. Hal ini merupakan satu hukum universal dan Sunnah yang abadi dari Allah
SWT. Dia menguji manusia dengan tujuan membuat bakat-bakat yang tersimpan menjadi
aktual yang pada gilirannya adalah untuk mendidik para hamba. Sebagaimana baja harus
dimasukkan ke dalam tungku pembakaran terlebih dahulu untuk menghasilkan baja yang
unggul, demikian juga halnya dengan manusia.
Untuk menghasilkan seorang serdadu yang kuat dan kokoh di medan perang, para tentara
dan serdadu harus dibawa ke medan-medan perang buatan. Mereka ditinggalkan di dalam
keadaan yang sulit, seperti kehausan, kelaparan, dingin, panas dan kondisi-kondisi kritis,
sehingga mereka menjadi serdadu yang kuat dan matang. Inilah rahasia dari ujian Allah.
Karakter yang berada dalam diri insan tidak bisa begitu saja dijadikan tolok ukur untuk
mendapatkan pahala atau siksa. Karakter ini hanya akan bisa dijadikan tolok ukur untuk
pahala atau siksa ketika telah diterapkan ke dalam perbuatan manusia. Allah SWT memberi
cobaan kepada para hamba-Nya supaya mereka memanifestasikan bakat dan potensi
terpendam mereka dalam bentuk perbuatan, dan mengembangkannya menjadi aktual,
sehingga bisa ditentukan apakah mereka berhak untuk mendapatkan pahala ataukah siksa.
Jika tidak ada ujian dari Allah SWT, potensi ini tidak akan pernah munculseperti layaknya
pohon yang tidak pemah menghasilkan buah- buahan.
Inilah cobaan Allah dalam logika Islam, maka dengan memahami ini, muslimin tak lagi
mudah berputus asa dan cobaan menjadikannya lebih kuat.
Jika kita kembali pada sejarah, bagaimana semangat berkorban pada bangsa ini dengan
berbagai ujian dan cobaan perlawanannya pada era penjajahan belanda,menjelaskan
bahwa kita adalah bangsa besar yang kuat karena cobaan-cobaan ini. Kita melihat dari
Seperti anak-anak bangsa ini yang dirusak narkoba, ketimpangan ekonomi yang jauh dari
pemerataan, pendidikan yang belum mengentaskan kebodohan dan banyak lagi lainnya
Mimbar-mimbar Jum'at seperti ini harus terus mengingatkan, bahwa ujian- ujian ini harus
diselesaikan, dan bangsa ini sudah waktunya untuk menjadi bangsa yang terdidik, kuat dan
jadi dewasa, sehingga ujian itu tidak sia-sia dan tak menjadi musibah tetapi justru
menjadikan potensi dalam bangsa ini muncul. Mungkin inilah falsafah cobaan Allah yang
musti diserap oleh bangsa ini.
هَّٰلل
ٱل َّساَل ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ ٱ ِ َوبَ َر َكاتُهُ
ِإ َّن ْال َح ْم َد هَّلِل ِ نَحْ َم ُدهُ َونَ ْستَ ِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُر ْه َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر ُْو ِر َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن
ي لَهُ ض َّل لَهُ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَالَ هَا ِد َ ت َأ ْع َمالِنَاَ ,م ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَالَ ُم ِ َ .سيَِّئا ِ
ْك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُc َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِري َ
صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َأجْ َم ِعي َْن اللَّهُ َّم َ
َ:أ َّما بَ ْع ُد
ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هَّللا ِ َوطَا َعتِ ِه لَ َعلّ ُك ْم تُ ْفلِح ُْو ْن فَيَا ِعبَا َد هَّللا ِ ُأ ْو ِ
ال هَّللا ُ تَ َعالَى فِ ْي ِكتَابِ ِه ْال َك ِري ِْم َ :وقَ َ
َّجي ِْم
ان الر ِ َأ ُع ْو ُذ بِاهللِ ِم َن ال َّش ْيطَ ِc
ق تُقَاتِ ِهۦ َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأنتُم ُّم ۡسلِ ُم َ
ون وا ٱتَّقُ ْ
وا ٱهَّلل َ َح َّ ين َءا َمنُ ْ ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذ َ
KHUTBAH KEDUA