Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MUHAMMAD KHOIRI SALEH

NPM : 2001010039

MATKUL : KOMUNIKASI PEMBANGUNAN

NON REGULER BANJARBARU

BANK SAMPAH DI NTB (NUSA TENGGARA BARAT)

 Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia

Pengelolaan yang menimbangkan tentang masalah pembangunan berkelanjutan ini secara bertahap
sudah mulai dijalnkan oleh NTB melalui Bank Sampahnya dengan nama Bintang Sejahtera. NTB melalui
pemerintahan daerah secara nyata berhasil mengatasi penanganan sampah yang telah menjadi limbah
berbahaya untuk dijadikan salah satu sumber ekonomi.
BANK SAMPAH DI NUSA TENGGARA BARAT

Kelembagaan Bank Sampah ini dimulai sejak tahun tahun 2010, namun kegiatannya sudah jauh
sebelumnya, jadi dilembagaan Bank Sampah Bintang Sejahtera menjadi lembaga edukasi masyarakat
untuk mengolah dan memilah sampahnya dengan baik sehingga bernilai rupiah mulai 2010 sampai saat
ini. Kata Syawaludin usai memberikan praktik pengolahan sampah. (13/10)

Yang diperolah manfaat dari Bank Sampah ini, Syawaludin mengatakan dari beberapa komoditas yang
sudah dibina dan dilatih untuk pemilahan langsung dari rumah mereka yakni memilah sampah organic
dan anorganik, kalau sampah organic, masyarakat langsung membuat kompos dirumahnya sedangkan
sampah anorganik bisa disetorkan ke Bank Sampah.
“Alhamdulillah dari beberapa tempat, antusias masyarakat untuk memilah sampahnya sangat signifikan
dan mampu sedikit mengurangi timbunan sampah yang ada di lingkungan mereka. Perkara belum
Semuanya di Reduce atau diolah itu perkara proses kita dalam perjalanan karna belum tentu bisa semua
ikut.

“HASIL ANALISIS PROGRAM KOMUNIKASI PEMBANGUNAN”

 DATA TABEL KELOMPOK BANK SAMPAH BINAAN PROVINSI NTB DARI TH. 2018-2021 TERPISAH

Pengolahan sampah ini kelembagaannya dimulai di Mataram, anggotanya di Tanaq Awu dan juga
tersebar di 5 kabupaten kota di pulau Lombok, pengolahan di mataram berlangsung hanya setahun
akibat dari pelebaran jalan kemudian pindah ke Tanaq Awu Pujut Lombok tengah dan Alhamdulillah dari
sinilah warga dapat pekerjaan. Melalui unit Bank Sampah, kepada masyarakat yang telah memilah
sampahnya diberikan daftar harga sampah sesuai dengan jenis sampah, harga sampah kisaran 2500
rupiah sampai 3000 rupiah”.

Sekitar 50 lebih warga sudah mulai menyetorkan sampah di Bank Sampah bahkan pendapatan warga
dalam sepekan bisa mencapai 200 ribu sampai 300 ribu rupiah sedangkan yang berkerja mengolah
sampah mendapatkan gaji sebesar 1juta 500 ribu rupiah sampai 2 juta rupiah perorang dalam sebulan.
Bank Sampah ini dikelola secara mandiri, Syawaludin berharap, apa yang sudah dilakukan ini bisa
membantu pemerintah walaupun pemerintah datang ke Bank Sampah hanya sekedar berkunjung.

“SOLUSI UNTUK PROGRAM SELANJUTNYA”

Keseriusan penanggulangan sampah ini dilakukan dengan mencanangkan suatu program unggulan yang
disebut Zero Waste. Sosialisasi digencarkan agar di satu desa bisa diupayakan memiliki satu unit bank
sampah.

 Menurut analisis saya, zero waste itu berangkat dari sikap dan perilaku atau usaha untuk
mengurangi penggunaan plastik (reduce), menggunakan kembali (reuse) dan usaha mendaur
ulang (recycle).
 "Program zero waste itu basisnya adalah perilaku 3R, yaitu perilaku mengurangi, menggunakan
kembali dan daur ulang," Sedangkan menurut saya, program yang dilakukan Pemprov adalah
mengupayakan satu desa, satu bank sampah. "Pastinya bank sampah perlu sampah, bukan
mengurangi," Karena itu saya berharap Pemprov bisa membuat suatu kajian sistem yang tepat
dan sesuai dengan karakter masyarakat NTB. Bank sampah diganti jadi ruang terbuka hijau
untuk berinovasi serta menjadi pusat kegiatan anak muda untuk berkreasi dalam bidang
lingkungan. Selain itu, mesti ada penyediaan ruang edukasi sampah untuk menghasilkan
berbagai karya yang bernilai seni dan ekonomi yang bersumber dari limbah. Hal itu, akan sangat
berpengaruh pada perubahan perilaku.
"Di beberapa negara tidak kenal bank sampah, tapi mereka berhasil karena investasi pendidikan,
pengenalan teknologi baru dan terbarukan serta adanya aturan yang difollow up dengan jelas
dan tegas."

Anda mungkin juga menyukai