A. BERORIENTASI PELAYANAN
Berorientasi pelayanan dapat dijabarkan melalui beberapa kriteria, sebagai
berikut.
1. memiliki kode etik sebagai pedoman perilaku sesuai tujuan dalam setiap nilai-
nilai;
2. kode etik didukung oleh kode perilaku yang berisi contoh perilaku spesifik yang
wajib dan tidak boleh dilakukan oleh ASN; dan
3. menerapkan budaya pelayanan dan menjadikan prinsip melayani sebagai suatu
kebanggan.
Pelayanan yang diberikan aparatur harus sesuai dengan standar yang ditetapkan
pemerintah. Standar mutu layanan pada instansi pemerintah berdasarkan pada
standar berbasis peraturan perundang-undangan dan standar berbasis kebutuhan
dan kepuasan masyarakat sebagai pelanggan.
B. AKUNTABEL
Akuntabilitas merujuk pada pertanggungjawaban yang harus dicapai. Aspek-
aspeknya mencakup akuntabilitas sebuah hubungan, akuntabilitas yang berorientasi
pada hasil, akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, akuntabilitas memerlukan
konsekuensi, dan akuntabilitas memperbaiki kinerja. Akuntabilitas memiliki fungsi,
menyediakan kontrol demokratis, mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan, dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
C. KOMPETEN
Kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku seseorang sesuai tuntutan
pekerjaan. Kompetensi meliputi kompetensi teknis, manajerial, dan sosial kultural.
1. Kompetensi teknis, diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan
teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis.
2. Kompetensi manajerial, diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural
atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan.
3. Kompetensi sosial kultural, diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan
masyarakat majemuk dalam agama, suku, dan budaya sehingga memiliki
wawasan kebangsaan.
D. HARMONIS
Indonesia dikenal dengan keanekaragaman bangsa dan budayanya, hal ini
dapat memunculkan potensi dan tantangan salah satunya konflik. Beberapa jenis
konflik, yakni konflik antarsuku, antaragama, antarras, dan antargolongan. Hal
tersebut menimbulkan dampak di lingkungan kerja, seperti suasana bekerja dan
lingkungan tidak nyaman, pekerjaan menjadi terbengkalai, kinerja buruk, dan
layanan kepada masyarakat tidak optimal.
Oleh karena itu, sebagai ASN harus memiliki etika sebagai individu, dalam
organisasi, dan masyarakat. Pertama, perubahan pola pikir, yakni dari penguasa
menjadi pelayan, mengubah ‘wewenang’ menjadi ‘peranan’, dan menyadari bahwa
jabatan publik adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan di dunia dan
akhirat. Kedua, sikap perilaku ditunjukkan dengan toleransi, empati, dan
keterbukaan terhadap perbedaan.
E. LOYAL
Loyal merupakan kesetiaan terhadap cita-cita instansi dan NKRI. Karakteristik
seseorang memiliki sikap loyal, yakni taat pada peraturan, bekerja dengan integritas,
tanggung jawab pada instansi, kemauan untuk bekerja sama, rasa memiliki yang
tinggi, hubungan antarpribadi, kesukaan terhadap pekerjaan, keberanian
menyampaikan ketidaksetujuan, dan menjadi teladan bagi orang lain. Sebagai ASN
nilai dalam Core Values dapat dilakukan dengan panduan perilaku:
1. memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, dan setia pada NKRI serta
pemerintahan;
2. menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi, dan negara;
3. menjaga rahasia jabatan dan negara.
F. ADAPTIF
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah makhluk hidup untuk
keberlangsungan hidupnya. Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan dalam
menjalankan tugas dan fungsinya. Tantangan yang dihadapi individu dan organisasi
dalam perilaku adaptif, yakni situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan
Ambiguity). Volatility dapat dihadapi dengan vision, uncertainty dapat dihadapi
dengan understanding, complexity dihadapi dengan clarity, dan ambiguity dihadapi
dengan agility.
G. KOLABORATIF
Pemerintahan yang kolaboratif mencakup kemitraan institusi pemerintah
untuk pelayanan publik. Kolaborasi meliputi segala aspek pengambilan keputusan,
implementasi, sampai dengan evaluasi. Perilaku kolaboratif memiliki beberapa
indikator yakni sebagai berikut, pertama, organisasi menganggap perubahan
sebagai sesuatu yang alami dan perlu terjadi. Kedua, organisasi menganggap
individu (staf) sebagai aset berharga dan membutuhkan upaya yang diperlukan
untuk terus menghormati pekerjaan mereka. Ketiga, organisasi memberikan
perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba dan mengambil risiko yang wajar
dalam menyelesaikan tugas mereka. Keempat, pendapat yang berbeda didorong
dan didukung dalam organisasi, sehingga setiap kontribusi dan pendapat sangat
dihargai. Kelima, masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari
konflik. Keenam, kolaborasi dan kerja tim antardivisi harus didukung. Ketujuh,
setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas layanan yang diberikan.
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi dan menghambat keberhasilan
dalam kolaborasi antarlembaga pemerintah. Faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dalam kolaborasi, yakni: 1) kepercayaan; 2) pembagian kekuasaan; 3)
gaya kepemimpinan; 4) strategi manajemen; dan 5) formalisasi pada pencapaian
kolaborasi yang efisien dan efektif antara entitas publik. Faktor yang dapat
menghambat kolaborasi antarorganisasi pemerintah, yakni: 1) ketidakjelasan
batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan kolaborasi; dan
2) dasar hukum kolaborasi yang tidak jelas.
AGENDA III
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI
B. MANAJEMEN ASN
1. Fungsi dan tugas ASN yakni sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
dan perekat atau pemersatu bangsa.
2. Hak yang diperoleh PPPK sesuai Pasal 22 UU No. 5 Tahun 2014 berupa gaji,
tunjangan, perlindungan (jaminan kematian, jaminan kecelakaan kerja, jaminan
kesehatan, dan bantuan hukum), pengembangan kompetensi, dan cuti.
3. Kewajiban ASN antara lain: 1) setia dan taat pada Pancasila, UUD 1945, dan
NKRI; 2) menjaga persatuan dan kesatuan bangsa; 3) melaksanakan kebijakan
yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang; 4) mentaati ketentuan
peraturan perundang-undangan; 5) melaksanakan tugas kedinasan dengan
penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab; 6) menunjukkan
integritas dan keteladanan sikap, perilaku, capan, dan tindakan; 7) menyimpan
rahasia jabatan; dan 8) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI.
4. Manajemen PPPK yakni penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja,
penggajian, pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin,
pemutusan hubungan perjanjian kerja, dan perlindungan.