Anda di halaman 1dari 22

Membangun Budaya Kerja

Menteri Pendayayagunaan Aparatur Negara dalam keputusannya nomor


25/Kep/M.Pan/4/2002 , Membangun Budaya Kerja aparaturNegara diartikan
sebagai sikap dan perilaku individuataukelompok aparatur negara yang didasari
atas nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan menjadi sifat serta kebiasan
dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari.
Indonesia yang Berkeadilan Sosial tanpa Diskriminasi 369Secara konseptual, budaya kerja
secara tekstual tersebut dapat digambarkan, sebagai Integritas dan
profesionalisme, yaitu konsisten dalam kata dan perbuatan serta ahli dalam
bidangnya.Ketepatan dan kecepatan, yaitu adanya kepastian waktu, kuantitas,
kualitas dan finasial yang dibutuhkan. Prinsip yang harus dijadikan sebagai
pedoman adalah semakin cepat semakin baik. Prinsip pelayanan yang harus
dikembangkan dalam suatu institusi adalah pelayanan prima yang berbasis
kecepatan dan ketepatan.Kebersamaan dan dinamika kelompok, yaitu
mendorong agar cara kerjanya tidak bersifast individual dan pusat kekuasaan
tidak pada satu tangan.Rasionalitas dan kecerdasan emosi, yaitu keseimbangan
antara kecerdasan intelektual dan emosional. Profesor Emil P. Bolongaita, JR
dari Asian Institute of Managementmenyatakan,pada masa globalisasi
pemerintah harus dapatmengakomodasi antara pengalaman pemerintah dalam
manajemen dengan pengalaman pengelolaan bisnis, yang meletakkan
masyarakat sebagai pelanggan (customer). Kombinasi upaya pengelolaan
seperti tersebut mendorong ide yang disebut Total Quality Governance(TQG)
dengan beberapa prinsip sebagai berikut:1.Mempertemukan tuntutan masyarakat
dan kemampuan pemerintahan;2.Mengaktualisasikan misi lebih penting dari
pada mengatur;3.Fokus kerja pada hasil/keluaran (barang/jasa) bukan masukan;
4.Mengutamakan kerja partisipatif/gotong-royong;5.Mekanisme kerja yang
berorientasi pada pasar6.Upaya kualitas lebih banyak mencegah daripada
memperbaiki/mengobati;7.Melakukan kerjasama, koordinasi dan kemitraanDr. Ir.
Ali Hanafiah Muhi, MP menjelaskan tentangbudaya kerja sebagaianggapan yang
dimilikidanditerima secara implisit oleh kelompok dan bagaimana kelompok
tersebut merasakan, berpikirdanberaksi sertaberperilaku terhadap lingkungan
yang beranekaragam. Sedangkan dimensi budaya kerja sektor publik meliputi :
a) inovasi dan pengembangan resiko yaitu sejaumana pegawai didorong untuk
berinovasi dan berani mengambil resiko; b) perhatian kepada hal yang rinci, yaitu
sejauhmana para pegawai diharapkan mau memperlihatkan kecermatan, analisis
dan perhatian yang rinci dan detail; c) orientasi hasil, yaitu sejaumana
manajemen fokus pada

372Indonesia yang Berkeadilan Sosial tanpa Diskriminasiterhadap perilaku yang dapat


diterima atau yang tidak dapat diterima oleh pekerja. Proses terbentuknya
budaya kerja dalam lingkungan suatu organisasi dapat ditunjukkan pada Gambar
2.1 berikut ini :Gambar 2.4Proses Terbentuknya Budaya Kerja Sumber : Robbins
(2006)Berdasarkan pendapat Paramita (Ndraha, 2005: 208) yang mengatakan
bahwa budaya kerja dapat dibagi menjadi: Pertama, sikap terhadap pekerjaan,
yakni kesukaan akan kerja dibandingkan kegiatan lain, seperti bersantai, atau
semata-mata memperoleh kepuasan dari kesibukan pekerjaannya sendiri, atau
terpaksa melakukan sesuatu hanya untuk kelangsungan hidupnya; dan kedua
Perilaku pada waktu bekerja, seperti rajin, berdedikasi, bertanggung jawab,
berhati-hati, teliti, cermat, kemauan yang kuat untuk mempelajari tugas dan
kewajibannya, suka membantu sesama karyawan, atau sebaliknya.Keputusan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara No. 25/KEP/M.PAN/4/2002
tentang Pedoman Pengembangan Budaya Aparatur Negara Sebagai
penyempurnaan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
No. 04/1991 Tentang Pedoman Pemasyarakatan Budaya Kerja, dikeluarkan
Keputusan Kementerian PAN No. 25/KEP/M.PAN/4/2002 tentang Pedoman
Pengembangan Budaya Kerja Aparatur Negara, antara lain memuat (1)
kebijakan pengembangan budaya kerja aparatur, (2) nilai-nilai dasar budaya
kerja aparatur negara, (3) penerapan nilai-nilai budaya kerja Filsafat Dari
PimpinanKinerja SeleksiPimpinan PuncakSosialisasiBudaya Kerja

Mengubah Budaya Kerja Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Bangsa 597(Erhamwilda) rasa
memiliki nilai-nilai budaya organisasi/lembaga para para warga organisasinya; (d)
rendahnya komitmen pimpinan dan anggota suatu organisasi/lembaga untuk
mengamalkan budaya organisasinya. 4.2 Saran Untuk meningkatkan kinerja para
karyawan/anggota dalam setiap lembaga/organisasi yang ada di negara ini, setiap
pimpinan perlu peduli terhadap budaya kerja para karyawan/anggota. Para
pimpinan dari suatu organisasi/lembaga, perlu menganalisis budaya kerja
karyawan/anggotanya yang ada saat ini, sejauh mana budaya organisasi telah
tumbuh untuk menopang pencapaian visi, misi, dan tujuan lembaga/organisasi
yang dipimpinnya. Berdasarkan kajiannya perlu menyusun strategi baru dalam
membangun budaya organisasi . -------------------- DAFTAR PUSTAKA Alhabshi,
Syed Othman. 2005. Mengamalkan Budaya Kerja Berpasukan yang Komited dan
Bermotivasi. www.geocities.com/nikzafri/lo.htm/Badudu, & Zain. 1996. Kamus
Utama Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Darma, Surya & Holdar
Akib. 2004. Budaya Organisasi Kreatif. Majalah Usahawan. Ilyas, Yaslis. 2003.
Manajemen Tim Kerja. Jakarta: PT.Gramedia. Indrawijaya, Adam I.2002. Perilaku
Organisasi. Bandung: Sinar Baru Agensindo. Kotter, John P and Haskett, James L.
1992. Corporate Culture and Performance. New York: The Free Press A Devisison
of Macmillan,Inc. Nadraha, Taliziduhu. 2003. Budaya Organisasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
https://www.bola.com/ragam/read/4409596/pengertian-toleransi-secara-umum-dan-menurut-ahli-
ketahui-jenis-jenisnya

Pengertian Toleransi Secara Umum dan


Menurut Ahli, Ketahui Jenis-jenisnya
Faozan Tri Nugroho

16 Nov 2020, 17:40 WIB




16
Ilustrasi toleransi. (Bola.com/Pixabay)

Bola.com, Jakarta - Toleransi adalah sikap manusia untuk saling menghormati dan
menghargai perbedaan, baik antarindividu maupun kelompok. Untuk menghadirkan
perdamaian dalam keberagaman, perlu menerapkan sikap toleransi.

Secara etimologi, toleransi berasal dari bahasa latin, 'tolerare' yang artinya sabar dan
menahan diri.  Sedangkan secara terminologi, toleransi adalah sikap saling menghargai,
menghormati, menyampaikan pendapat, pandangan, kepercayaan kepada antarsesama
manusia yang bertentangan dengan diri sendiri.

Berdasarkan arti secara bahasa, toleransi dapat dimaknai sebagai kemampuan setiap orang
untuk bersabar dan menahan diri terhadap hal-hal yang tidak sejalan dengannya.

Dengan adanya sikap toleransi, konflik dan perpecahan antarindividu maupun kelompok
tidak akan terjadi. Banyak orang menyebut toleransi sebagai kunci utama perdamaian yang
patut dijaga.

Hal tersebut penting untuk diperhatikan mengingat bangsa Indonesia mempunyai latar
belakang perbedaan yang beragam, mulai keyakian, suku, ras, hingga warna kulit.

Untuk memahami lebih dalam tentang toleransi, kamu bisa membaca pengertian dari para
ahli serta jenis-jenisnya.

Berikut ini pengertian toleransi menurut para ahli dan jenis-jenisnya, seperti disadur dari
Liputan6, Senin (16/11/2020).

2 dari 4 halaman
Pengertian Toleransi Menurut Ahli

Ilustrasi Toleransi dan Keberagaman Credit: unsplash.com/DuyPham

Tillman

Toleransi menurut Tillman adalah sebuah sikap untuk saling menghargai, melalui pengertian
dengan tujuan untuk kedamaian. Toleransi disebut-sebut sebagai faktor esensi dalam
terciptanya sebuah perdamaian.

Max Isaac Dimont

Menurut Dimont, pengertian toleransi adalah sikap untuk mengakui perdamaian dan tidak
menyimpan dari norma-norma yang diakui dan berlaku. Toleransi juga diartikan sebagai
sikap menghormati dan menghargai setiap tindakan orang lain.

Friedrich Heiler

Menurut Heiler, pengertian toleransi adalah sikap seseorang yang mengakui adanya pluralitas
agama dan menghargai setiap pemeluk agama tersebut. Ia menyatakan, setiap pemeluk agama
mempunyai hak untuk menerima perlakuan yang sama dari semua orang.

3 dari 4 halaman

Jenis-Jenis Toleransi
Ilustrasi toleransi. (Bola.com/Pixabay)

Toleransi beragama

Toleransi beragama adalah sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan agama yang
ada dalam kehidupan. Dalam beragama, contoh toleransi adalah dengan menghormati hak
setiap orang untuk memilih agamanya serta memberikan ruang bagi mereka untuk
menjalankan ibadah sesuai agamanya masing-masing.

Toleransi berpolitik

Toleransi ini lebih mengarah pada bagaimana setiap orang dapat menghargai dan
menghormati pendapat politik yang dimiliki oleh orang lain. Dengan toleransi, setiap orang
dapat sama-sama menjaga hak politiknya masing-masing.

Toleransi budaya

Di Indonesia yang memiliki ragam budaya, toleransi adalah kunci untuk hidup rukun satu
sama lain. Dengan toleransi, tidak ada sikap merendahkan atau superioritas antarbudaya.
Karena itu, setiap orang harus mampu untuk memandang sama rata terhadap budaya yang
lain.

4 dari 4 halaman

Manfaat Toleransi
ilustrasi toleransi. (sumber: Unsplash)

1. Menerima nilai-nilai orang lain

Setiap orang tentu mempunyai pendapat atau pandangan tentang dirinya sendiri. Hal ini perlu
dihormati dan diterima.

Satu-satunya cara untuk hidup dalam masyarakat yang damai adalah toleransi. Tidak masalah
untuk tetap berpegang pada nilai-nilai diri sendiri. Namun, menerima dan menghormati nilai-
nilai orang lain juga penting dilakukan.

2. Menguatkan tali persaudaraan

Melalui toleransi, setiap orang akan memiliki sifat saling menghargai perbedaan yang
tersebar di berbagai pulau di Indonesia.

Setiap perbedaan tersebut diharapkan bisa melahirkan kasih dan sayang antarsesam hingga
akhirnya terpupuk persaudaraan sebangsa dan setanah air, serta terhindar dari perpecahan
antarindividu maupun kelompok.

3. Menumbuhkan dan menguatkan rasa nasionalisme

Adanya toleransi mampu menumbuhkan dan menguatkan rasa nasionalisme seseorang. Hal
ini dikarenakan rasa cinta yang tinggi terhadap Tanah Air.

Dengan begitu, setiap orang menyadari Indonesia sebagai negara majemuk yang punya
banyak perbedaan budaya yang harus dilestarikan.

4. Melancarkan pembangunan negara


Dengan adanya toleransi, pembangunan negara menjadi lebih cepat maju. Lantaran semua
warga negara memiliki perspektif serupa mengenai perbedaan, kehidupan bernegara menjadi
lebih mudah dijalankan, melalui musyawarah yang lancar.

5. Menciptakan keharmonisan dan kedamaian

Berawal dari toleransi hingga menghasilkan bentuk menghargai pendapat orang lain. Setiap
orang yang memiliki rasa toleran dapat menahan dirinya untuk tidak memaksakan pendapat
pribadi kepada orang lain.

Bentuk menghargai pendapat orang lain itulah yang melahirkan kedamaian dan terjaganya
keharmonisan.

6. Meningkatkan kekuatan iman

Setiap agama mengajarkan kebaikan. Melalui sikap toleransi, setiap orang akan menghargai
agama lain saat beribadah. Posisi tersebut menjadi satu di antara yang bisa menguji diri
sendiri, seberapa kuat iman ini saat berhubungan dengan orang lain yang berbeda agama.

Disadur dari: Liputan6.com (Reporter: Anugerah Ayu Sendari. Editor: Septika Shidqiyyah.
Published:
Kiat Memberi dan Menerima Masukan 6
June 2020 – Posted in: Bagi Pengalaman, Ide, Inspirasi,
Tips – Tags: covid19, inspiratif, wfh
Oleh: Betti Alisjahbana

Memberi dan menerima masukan adalah bagian yang penting dari proses tumbuh menjadi
lebih baik, Masukan juga penting agar kita ada di rel yang benar menuju tujuan. Memberi dan
menerima masukan perlu dipelajari caranya agar masukan tersebut didengar, dimengerti dan
diterima dengan baik.
Seorang leader perlu punya ketrampilan memberikan dan menerima masukan agar dia dan
timnya bisa berkembang dan sukses. Meskipun sangat penting, banyak orang merasa ewuh-
pawuh dan takut menyinggung ketika memberikan masukannya, karenanya cenderung
didiamkan saja ketika ada hal yang sebetulnya bisa dilakukan dengan lebih baik lagi.
Akibatnya tim kita menjadi kurang berkembang sesuai potensinya.
Dalam perjalanan karir, saya merasa pertumbuhan saya paling cepat terjadi ketika atasan saya
orang Amerika. Dia rajin memberikan masukan, dan caranya memberikan masukan sangat
baik dan efektif, sehingga saya tidak tersinggung malah bersemangat untuk memperbaiki diri.
Berikut ini adalah 5 kiat memberikan masukan :

1. Fokus pada perbuatan seseorang bukan pada kepribadiannya

Secara umum orang tidak suka dikritik dan sering merasa diserang dan tersinggung ketika
diberi masukan. Karenanya, pastikan fokus kita dalam memberikan masukan adalah pada apa
yang dilakukan, bukan pada orang yang melakukan. Jadi ketika Ari beberapa kali terlambat
hadir pada rapat, maka fokus masukan kita adalah pada keterlambatan tersebut. Jadi contoh
masukannya adalah :
“Ari, saya perhatikan sudah dua kali Anda terlambat hadir pada rapat mingguan, sebagai
akibatnya, peserta rapat yang lain harus menunggu.”

Masukan seperti ini jelas dan dapat diindak lanjuti, karena fokusnya pada perilaku terlambat
hadir rapat. Bandingkan bila masukannya adalah :
“Ari, Anda orang yang ngaret, selalu terlambat hadir dirapat.”
Kalimat “Anda orang yang ngaret, selalu terlambat hadir dirapat” melabeli Ari, sehingga
cenderung menyinggung perasaan. Selain itu kata-kata “selalu terlambat hadir dirapat” juga
tidak akurat, karena bisa jadi Ari pernah datang tepat waktu. Masukan seperti ini tidak
effektif.

2. Jelaskan dampak nya

Seringkali seseorang melakukan sesuatu yang kurang baik karena tidak menyadari bahwa
perbuatanya tesebut merugikan pihak lain. Ketika yang bersangkutan sadar bahwa orang lain
dirugikan, akan membantu yang bersangkutan untuk memperbaiki.
Contoh : “Rudy, laporan penyelesaian project yang Anda buat, karena tertunda 3 hari
mengakibatkan pembayaran dari pelanggan tidak bisa dilakukan pada bulan ini dan harus
menunggu sampai bulan depan, ini sangat berpengaruh pada cashflow perusahaan.”

3. Spesifik
Tujuan memberikan masukan adalah agar orang yang kita beri masukan dapat
memberbaikinya sehingga dia akan lebih maju dalam pekerjaan dan karirnya. Karenanya,
sebuah masukan hendaknya spesifik agar dapat ditindak lanjuti. Spesifik kapan kejadiannya
dan spesifik perbuatan apa dibahas dalam hal ini. Contohnya : “Anie, dalam pembahasan
dengan direktur keuangan klien kita tadi pagi saya perhatikan Anda menggunakan data-data
pelanggan yang tidak up-to-date, sehingga ibu Direktur Keuangan meragukan keseriusan kita
menggarap proyek ini. Apa yang akan Anda lakukan agar situasinya bisa menjadi lebih
baik ?”

4. Tepat Waktu

Masukan, agar dapat ditindak lanjuti hendaknya diberikan tidak jauh dari waktu kejadiannya.
Dengan demikian kejadian tersebut masih segar dalam ingatan yang bersangkutan dan dapat
segera ditindak lanjuti. Salah seorang manager ada yang menunggu hingga waktu formal
evaluasi untuk memberikan masukan. Ketika ini dilakukan, bisa jadi yang bersangkutan
sudah lupa kejadiannya dan bisa jadi juga perbuatan yang sama telah diulanginya lagi dan
sudah menjadi kebiasaan, karena yang bersangkutan menganggap perbuatan tersebut
diperbolehkan. Memberikan masukan segera setelah kejadian membuat pelaku dapat segera
memperbaiki dan bisa kembali ke rel yang benar.

5. Beri masukan dengan teratur, yang sifatnya pujian dan yang kritikan.

Secara umum manusia suka di puji dan tidak suka dikritik. Pujian dan kritikan keduanya
diperlukan.

Pujian diperlukan agar pelakunya tau bahwa dia telah melakukan hal yang baik dan terpacu
untuk melakukannya kembali. Pujian juga membuat seseorang gembira dan semangat
bekerja.

Kritikan diperlukan agar seseorang segera tau bila ada yang belum baik dan dapat segera
memperbaikinya. Dengan demikian yang bersangkutan akan tumbuh menjadi orang yang
sukses dalam pekerjaan dan karirnya.

Bila kita secara teratur memuji dan mengritik, maka tim kita akan merasa bahwa kita
memang peduli, sehingga masukan-masukan kita dapat diterima dengan baik. Memberikan
masukan yang sifatnya pujian pun berlaku prinsip yang sama, yaitu : Fokus pada perbuatan
bukan kepribadiannya, jelaskan dampaknya, spesifik dan tepat waktu. Contoh pujian yang
baik adalah : “Susi, laporan penyelesaian proyek yang Anda buat bagus sekali,
sistematikanya baik, datanya lengkap dan akurat, serta disampaikan sebelum batas waktu,
sehingga klien kita melihat kita sangat profesional dan segera melakukan pembayaran.”

Saya telah menyampaikan 5 kiat memberikan masukan. Kitapun kadang-kadang mendapat


masukan, baik pujian maupun kritik. Pastikan kita terbuka terhadap kritik, karena tidak ada
orang yang sempurna. Justru ketika seseorang memberikan kritik, adalah kesempatan bagi
kita untuk menjadi lebih baik lagi.
Ketika mendapat kritikan, pastikan bahwa citra diri kita tetap positif dan dengarkan dengan
baik. Jangan berpikir apa yang akan kita katakan untuk menjawabnya, dengarkan saja. Selami
maksud pengritik sehingga kita akan mengetahui bagaimana sebaiknya menghadapi
informasi tersebut. Ajukan pertanyaan sampai kita mengerti apa yang pengritik coba katakan.
Kita tidak bisa mengubah apa yang telah terjadi, karenanya fokus kedepan, apa yang akan
dilakukan untuk memperbaikinya. Terbuka terhadap kritikan membuat kita bisa lebih baik
dan lebih sukses dalam karir dan kehidupan.
Selamat memberi dan menerim kritik.

Salam hangat penuh semangat


Betti Alisjahban

https://qb-leadership.com/5-kiat-memberi-dan-menerima-masukan/
Nafi, Muchamad. 2004. Tempo. Daya Saing Indonesia di Urutan ke 69.
http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2004/10/14/brk. Nurkolis. 2003.
Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana. Prayitno,
&Erman Amti. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.Cet.1.Jakarta: Rineka
Cipta. Priadana, Sidik. (2004). Reformasi Kelembagaan Pemerintah dan Aparatur
Negara (makalah) tidak diterbitkan. Rosari, Rini. 2005. Hand out. Msi UGM.
www.geocities.com/nikzafri/lo.htm/Robbin, Stephen P. 2001. Organizational
Behavior. New Jersey: Prentice Hall International, Inc. Robbin, & Mukerji. 1994.
Managing Organizational. New York: Prentice Hall. Sidal, Alauddin. 2005. Manusia
dan Budaya Kerja. www.geocities.com/nikzafri/lo.htm/Stoner et al. 1996.
Manajemen. (terj.) Jakarta: Prenhallindo. Sudirman, Iman. 2005. Budaya
Organisasi. Hand Out. Sulaiman, Munandar. 1993. Perilaku Organisasi. Bandung:
PT. Eresco. Sulaksana, Uyung. 2004. Manajemen Perubahan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Syah, Muhibin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo.
https://binus.ac.id/entrepreneur/2018/11/26/berani-mengambil-resiko-abdullah-
umar-st-mm/

Berani Mengambil Resiko


Oleh: Abdullah Umar, ST, MM

Setiap pekerjaan tentunya memiliki resiko, baik itu kerja dengan orang lain atau bisa disebut
sebagai karyawan, atau kerja sendiri. Resiko sebagai karyawan adalah performance atau
target tidak sesuai  yang diharapkan oleh perusahaan, dan resiko yang akan diterima
karyawan paling mendapat surat peringatan 1, 2 atau paling apes adalah diberhentikan dari
pekerjaan. Sedangkan resiko kerja sendiri atau membangun perusahaan yaitu paling jelek
adalah bangkrut dan akhirnya memiliki hutang dimana-mana.

Tapi jangan karena resiko yang akan ditempuh sangat berat, karena mengakibatkan kerugian
besar. Maka orang-orang tidak mau membuat usaha. Semua resiko dalam membangun bisnis
dapat di minimalisir. Tinggal bagaimana cara untuk mengurangi resiko tersebut. Biasanya
para pebisnis pemula yang selalu berpikir ribuan kali dalam mendirikan bisnis, bagaimana
cara mendirikannya, cara jualannya, kalau rugi bagaimana dan terakhir adalah kalau bangkrut
nanti bagaimana. Semua pertanyaan itu adalah resiko yang akan ditempuh dalam mendirikan
bisnis.
Berani mengambil resiko adalah salah satu kunci dalam memulai usaha, karena dalam
komponen ini banyak sekali item yang mengikutinya, yaitu berani rugi, berani mengambil
keputusan, berani menghadapi masalah, berani menahan diri untuk tidak menggunakan uang
perusahaan untuk bersenang-senang, serta berani untuk bangkrut. Itu baru sedikit resiko yang
ada saat mendirikan bisnis.

Oleh karena itu, seorang calon pebisnis harus mampu menghilangkan rasa takut terhadap
semua resiko yang ada. caranya adalah sbb:

1. Lakukan survey atau pengamatan, sehingga mengetahui rintangan yang akan


dihadapi, sehingga dapat strategi dalam menghadapi semua rintangan yang ada.
2. Pilihlah bisnis yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
3. Sesuaikan modal dengan besaran bisnis yang akan dibangun.
4. Konsultasi dengan orang-orang yang memiliki keahlian dalam bidangnya.
5. Mau terima kritikan atau masukan dari orang lain, akan tetapi harus bisa memilah
mana masukan yang baik.
6. Tidak terburu-buru atau terlalu ambisi dalam mengembangkan bisnis.
7. Buat bisnis plan sehingga dalam mengembangkan bisnis dapat terencana dengan baik.

Demikianlah beberapa cara menghindari resiko yang akan terjadi dalam menjalankan bisnis.

Published at : 26 November 2018


SHARE THIS
Contoh Sikap Tanggung Jawab dalam Kehidupan Sehari-Hari Kompas.com - 19/01/2021,
14:48 WIB Bagikan: Komentar 1 Ilustrasi tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari Lihat
Foto Ilustrasi tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari(freepik.com/macrovector) Cari
soal sekolah lainnya Penulis Serafica Gischa | Editor Serafica Gischa KOMPAS.com -
Sebagai makhluk sosial, manusia merupakan anggota masyarakat yang memiliki tanggung
jawab bagi sesama anggota lainnya. Dalam buku Masyarakat Indonesia dan Tanggung Jawab
Moralitas (2018) karya Khabib, tanggung jawab adalah berkewajiban menanggung, memikul
jawab, menanggung segala sesuatu, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri, selalu ada campur tangan manusia orang lain.
Sehingga keberlangsungan hidup dalam masayrakat dapat terwujud dengan maksimal.
Tanggung jawab terbentuk seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan individu.
Tanggung jawab tumbuh dari dalam hati dan kemauan sendiri untuk melakukan kewajiban.
Baca juga: Arti Tanggung Jawab dan Ciri-Cirinya Dilansir dari situs resmi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, beberapa contoh sikap tanggung jawab
dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan sebagai berikut: Bersungguh-sungguh dalam
segala hal Berusaha melakukan yang terbaik rela berkorban Disiplin Dapat dipercaya Taat
aturan Jujur dalam bertindak Berani menanggung risiko Tanggung jawab dalam masyarakat
Sikap tanggung jawab dalam masyarakat diwujudkan dengan: Berpartisipasi dalam kegiatan
yang diselenggarakan masyarakat, mislanya menjaga kebersihan lingkungan, menjaga
keamanan, dan ketertiban masyarakat. Tidak melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan
oeraturan atau norma yang berlaku. Berani melaporkan kejadian yang merugikan masyarakat
kepada yang berwenang. Menghargai perbedaan agama, suku, dan budaya. Baca juga: Jenis-
jenis Tanggung Jawab sebagai Warga Masyarakat Tanggung jawab kepada bangsa dan
negara Sikap tanggung jawab kepada bangsa dan negara, yaitu: Menjaga kesatuan dan
persatuan bangsa. Mencintai tanah air Melestarikan bahasa dan seni budaya Menghargai
keanekaragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia Mencintai produk-produk dalam negeri

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Contoh Sikap Tanggung Jawab dalam
Kehidupan Sehari-Hari", Klik untuk baca:
https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/19/144859969/contoh-sikap-tanggung-jawab-
dalam-kehidupan-sehari-hari.
Penulis : Serafica Gischa
Editor : Serafica Gischa

Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Pranala (link):https://kbbi.web.id/tanggung jawab
tanggung jawab/tang·gung ja·wab/ n 1 keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi
apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dan sebagainya): pemogokan itu menjadi --
pemimpin serikat buruh; 2 Huk fungsi menerima pembebanan, sebagai akibat sikap pihak sendiri
atau pihak lain;

bertanggung jawab/ber·tang·gung ja·wab/ v 1 berkewajiban menanggung; memikul tanggung


jawab: pemimpin redaksi ~ atas isi majalahnya; 2 menanggung segala sesuatunya (kepada): kabinet
~ kepada Presiden; dia laki-laki yang tidak ~;

menanggungjawabi/me·nang·gung·ja·wabi/ v mempertanggungjawabkan: ia sudah ~ semua


pekerjaannya;

penanggung jawab/pe·nang·gung ja·wab/ n orang yang bertanggung jawab;

pertanggungjawaban/per·tang·gung·ja·wab·an/ n 1 perbuatan (hal dan sebagainya) bertanggung


jawab; 2 sesuatu yang dipertanggungjawabkan;

mempertanggungjawabkan/mem·per·tang·gung·ja·wab·kan/ v memberikan jawab dan menanggung


segala akibatnya (kalau ada kesalahan); memberikan pertanggungjawaban: panitia harus ~
penggunaan dana yang dipungut dari masyarakat
Teliti

Teliti adalah cermat dan berhati-hati dalam melakukan sesuatu hal,


memperhatikan dengan detail pada apa yang ia kerjakan.

Teliti adalah cekatan, berhati-hati, tanpa membuat sedikitpun kesalahan


yang seharusnya tidak diperbuat

4 Tanda Orang Teliti (dan


Sangat Dibutuhkan di Dunia
Kerja)

Fimela
01 Sep 2014, 13:50 WIB


12
Foto: copyright thinkstockphotos.com

Ladies, apakah Anda adalah orang yang sangat teliti? Atau mungkin ada punya
rekan kerja yang memiliki tingkat ketelitian yang tinggi? Di dunia kerja, keberadaan
orang yang punya tingkat ketelitian tinggi itu sangat penting. Siapa sih yang tidak
mau mendapatkan rasa kepuasan dari pekerjaan yang bisa diselesaikan dengan
baik dan rapi?
Bisa Mengoreksi Lebih dari Sekali
Setiap pekerjaan atau laporan akan dikoreksi berulang kali. Mulai dari konten, tata
bahasa, hingga penulisan tanda baca. Semuanya akan dikoreksi dengan penuh
kesabaran. Setiap uraian akan diperhatikan dengan ketelitian tinggi.

Bisa dibilang orang dengan ketelitian tinggi juga seorang perfeksionis. Orang yang
sangat teliti akan menuntut semuanya sempurna dan tak boleh ada satu pun
kesalahan yang dilakukan. Bahkan orang yang teliti bisa mengingat hal-hal acak
yang tidak diingat atau dipedulikan oleh orang lain.

Bisa Mengingat Wajah dengan Mudah


Saking perhatian dan telitinya, orang yang punya tingkat ketelitian yang tinggi bisa
dengan mudah mengingat wajah-wajah orang yang pernah ditemui sebelumnya.
Membaca emosi dan niat terselubung seseorang juga bukanlah hal yang sulit.

Orang dengan tingkat ketelitian tinggi biasanya akan melakukan segala sesuatu
dengan perhitungan. Melihat gerak-gerik orang lain juga jadi kegiatan yang mudah
untuk dilakukan. Jika Anda adalah orang yang teliti, Anda akan sangat mudah untuk
memasangkan wajah Anda dengan wajah orang lain yang mirip dengan Anda atau
menyamakan suara Anda dengan suara orang lain.

Bisa Membedakan Aksen Bicara yang Berbeda-Beda


Sebuah aksen baru yang didengar akan menjadi sesuatu yang akan terus
menancap di pikiran orang yang memiliki tingkat ketelitian tinggi. Orang yang teliti
bisa dibilang sangat mudah untuk memetakan sesuatu yang acak, yang berbeda
satu sama lain. Melihat pola adalah sesuatu yang sangat disukai dan bukan hal sulit
untuk melihat gambaran keseluruhan sekaligus detail dari suatu hal.

Suka Menjadi Manajer Mikro


Orang dengan ketelitian tinggi tidak selalu terlihat mencolok atau terampil dalam
proyek-proyek kelompok. Kenapa? Karena orang yang super teliti lebih suka
mengontrol semua aspek dalam proyek. Semua aspek harus dipastikan bisa
diselesaikan dengan sempurna, tak ada ampun untuk satu kesalahan apapun.

Keberadaan orang dengan tingkat ketelitian yang tinggi sangat dibutuhkan dalam
dunia kerja. Meskipun mungkin ia akan terlihat lebih individualis saat bekerja, tapi
hasil kerjanya bisa dipastikan akan sangat sempurna. Jadi, apakah Anda adalah
seseorang dengan tingkat ketelitian yang tinggi?

Share on twitter

Share on linkedin

Share This Article


Evaluasi Kinerja

Didalam perusahaan, pasti ada banyak karyawan yang bekerja sesuai jabatannya
masing-masing. Mereka memiliki kepribadian dan cara kerja yang berbeda-beda.
Namun tetap pada intinya adalah memberikan kinerja yang terbaik untuk
perusahaan. Perusahaan sendiri juga pasti juga ingin tahu bagaimana kinerja
masing-masing karyawan. Maka dari itu, dibuatkanlah proses evaluasi kinerja. Apa
itu evaluasi kinerja? Evaluasi kinerja adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui hasil kerja dari karyawan dan juga organisasi.

Bisa dibilang, evaluasi kinerja adalah sebuah langkah yang penting untuk
dilakukan. Pada dasarnya, perusahaan harus tahu sudah sampai mana kinerja yang
diberikan oleh setiap karyawannya. Dengan evaluasi kinerja, maka perusahaan
tahu bagaimana penilaian pekerjaan mereka. Selain itu evaluasi kinerja juga sudah
pasti memiliki tujuan. Apa saja tujuannya? Berikut penjelasan lengkapnya untuk
Anda.

Evaluasi Kinerja Adalah…


Sebelum masuk ke dalam pembahasan tujuan dari evaluasi kinerja, mari membahas
pengertian evaluasi kinerja lebih dalam. Seperti yang sudah dituliskan di atas,
evaluasi kinerja adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui hasil kerja dari
karyawan dan juga organisasi. Namun tidak hanya berhenti di situ saja. Evaluasi
kinerja yang benar juga harus dilakukan secara sistematis.

Dengan penilaian yang sistematis, maka penilaian juga akan lebih memiliki dasar,
dibandingkan hanya membahas kinerja secara umum saja. Hasilnya adalah
perusahaan bisa tahu apa saja yang dibutuhkan oleh karyawan untuk hari-hari ke
depan. Selain itu, tiap karyawan juga menjadi lebih tahu apa tanggung jawab
mereka. Ditambah lagi, mereka juga tahu apa saja yang harus diperbaiki di dalam
proses pekerjaan mereka agar bisa memberikan performa lebih baik.
Evaluasi kinerja juga sering dilakukan untuk melihat apakah karyawan tersebut
bisa mendapatkan bonus atau promosi jabatan. Jadi tidak hanya berdampak positif
untuk kinerja saja, tetapi juga dari segi jabatan dan materi. Itulah mengapa evaluasi
kinerja menjadi penting pada hari ini.

Tujuan Evaluasi Kinerja


Setiap evaluasi kinerja sudah pasti memiliki tujuan. Apa saja tujuannya?

 Evaluasi kinerja bisa menjadi medium untuk meningkatkan kinerja karyawan


sesuai dengan SOP yang sudah ditetapkan sejak awal.
 Evaluasi kinerja bisa memberikan peluang besar karyawan untuk bercerita terkait
apa saja yang bisa diubah di dalam perusahaan. Aspirasinya setiap karyawan
memang harus didengarkan. Jangan sampai perusahaan tidak peduli dengan sikap
karyawan karena itu bukanlah hal yang bagus.
 Evalusi kinerja mampu memberikan pengakuan hasil kerja dari setiap karyawan,
khususnya yang berprestasi. Ini juga bisa membuat karyawan lainnya termotivasi
untuk melakukan yang lebih baik daripada sebelumnya. Karyawan yang memiliki
kinerja kurang bagus pun juga bisa tahu terkait apa saja yang harus dilakukan.
 Evaluasi kinerja bisa membuat karyawan tahu apa potensi yang dimilikinya. Setiap
masukan dan saran yang diberikan bisa membuatnya maju terus menggali potensi.
Hasilnya pun juga bagus bagi perusahaan.
 Evaluasi kinerja juga bisa melihat lebih dalam terhadap strategi yang telah
dilakukan. Dari sana, maka bisa ada perubahan yang membawa dampak lebih baik.

https://klc.kemenkeu.go.id/puspsdm_orientasi-pada-hasil-penetapan-target/

Orientasi Pada Hasil: Penetapan Target


Orientasi pada Hasil merupakan salah satu kompetensi  manajerial yang harus dimiliki oleh
Aparatur Sipil Negara yang sesuai dengan PermenpanRB Nomor 38 Tahun 2017. Pada level
3 yang menjadi fokus adalah membuat Penetapan Target. Dalam video ini, widyaiswara ahli
madya Pusdiklat PSDM Moch. Arief Risman menjelaskan kepada kita bagaimana membuat
Penetapan Target. Alat yang dapat digunakan adalah SMART (Specific, Measurable,
Attainable, Relevant dan Time-bound). Dengan menetapkan secara spesifik apa target kita
maka kita bisa mudah meraih hasil yang baik. Agar memudahkan kita untuk menetapkan
target secara spesifik maka kita harus mampu menjawab 5W – 1 H
Video
1. Dalam era globalisasi dan persaingan yang ketat kita harus mampu mengembangkan SDM
dengan menentukan target Kinerja pegawai yang menantang dan akuntabel.;

Anda mungkin juga menyukai