Mengubah Budaya Kerja Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Bangsa 597(Erhamwilda) rasa
memiliki nilai-nilai budaya organisasi/lembaga para para warga organisasinya; (d)
rendahnya komitmen pimpinan dan anggota suatu organisasi/lembaga untuk
mengamalkan budaya organisasinya. 4.2 Saran Untuk meningkatkan kinerja para
karyawan/anggota dalam setiap lembaga/organisasi yang ada di negara ini, setiap
pimpinan perlu peduli terhadap budaya kerja para karyawan/anggota. Para
pimpinan dari suatu organisasi/lembaga, perlu menganalisis budaya kerja
karyawan/anggotanya yang ada saat ini, sejauh mana budaya organisasi telah
tumbuh untuk menopang pencapaian visi, misi, dan tujuan lembaga/organisasi
yang dipimpinnya. Berdasarkan kajiannya perlu menyusun strategi baru dalam
membangun budaya organisasi . -------------------- DAFTAR PUSTAKA Alhabshi,
Syed Othman. 2005. Mengamalkan Budaya Kerja Berpasukan yang Komited dan
Bermotivasi. www.geocities.com/nikzafri/lo.htm/Badudu, & Zain. 1996. Kamus
Utama Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Darma, Surya & Holdar
Akib. 2004. Budaya Organisasi Kreatif. Majalah Usahawan. Ilyas, Yaslis. 2003.
Manajemen Tim Kerja. Jakarta: PT.Gramedia. Indrawijaya, Adam I.2002. Perilaku
Organisasi. Bandung: Sinar Baru Agensindo. Kotter, John P and Haskett, James L.
1992. Corporate Culture and Performance. New York: The Free Press A Devisison
of Macmillan,Inc. Nadraha, Taliziduhu. 2003. Budaya Organisasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
https://www.bola.com/ragam/read/4409596/pengertian-toleransi-secara-umum-dan-menurut-ahli-
ketahui-jenis-jenisnya
16
Ilustrasi toleransi. (Bola.com/Pixabay)
Bola.com, Jakarta - Toleransi adalah sikap manusia untuk saling menghormati dan
menghargai perbedaan, baik antarindividu maupun kelompok. Untuk menghadirkan
perdamaian dalam keberagaman, perlu menerapkan sikap toleransi.
Secara etimologi, toleransi berasal dari bahasa latin, 'tolerare' yang artinya sabar dan
menahan diri. Sedangkan secara terminologi, toleransi adalah sikap saling menghargai,
menghormati, menyampaikan pendapat, pandangan, kepercayaan kepada antarsesama
manusia yang bertentangan dengan diri sendiri.
Berdasarkan arti secara bahasa, toleransi dapat dimaknai sebagai kemampuan setiap orang
untuk bersabar dan menahan diri terhadap hal-hal yang tidak sejalan dengannya.
Dengan adanya sikap toleransi, konflik dan perpecahan antarindividu maupun kelompok
tidak akan terjadi. Banyak orang menyebut toleransi sebagai kunci utama perdamaian yang
patut dijaga.
Hal tersebut penting untuk diperhatikan mengingat bangsa Indonesia mempunyai latar
belakang perbedaan yang beragam, mulai keyakian, suku, ras, hingga warna kulit.
Untuk memahami lebih dalam tentang toleransi, kamu bisa membaca pengertian dari para
ahli serta jenis-jenisnya.
Berikut ini pengertian toleransi menurut para ahli dan jenis-jenisnya, seperti disadur dari
Liputan6, Senin (16/11/2020).
2 dari 4 halaman
Pengertian Toleransi Menurut Ahli
Tillman
Toleransi menurut Tillman adalah sebuah sikap untuk saling menghargai, melalui pengertian
dengan tujuan untuk kedamaian. Toleransi disebut-sebut sebagai faktor esensi dalam
terciptanya sebuah perdamaian.
Menurut Dimont, pengertian toleransi adalah sikap untuk mengakui perdamaian dan tidak
menyimpan dari norma-norma yang diakui dan berlaku. Toleransi juga diartikan sebagai
sikap menghormati dan menghargai setiap tindakan orang lain.
Friedrich Heiler
Menurut Heiler, pengertian toleransi adalah sikap seseorang yang mengakui adanya pluralitas
agama dan menghargai setiap pemeluk agama tersebut. Ia menyatakan, setiap pemeluk agama
mempunyai hak untuk menerima perlakuan yang sama dari semua orang.
3 dari 4 halaman
Jenis-Jenis Toleransi
Ilustrasi toleransi. (Bola.com/Pixabay)
Toleransi beragama
Toleransi beragama adalah sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan agama yang
ada dalam kehidupan. Dalam beragama, contoh toleransi adalah dengan menghormati hak
setiap orang untuk memilih agamanya serta memberikan ruang bagi mereka untuk
menjalankan ibadah sesuai agamanya masing-masing.
Toleransi berpolitik
Toleransi ini lebih mengarah pada bagaimana setiap orang dapat menghargai dan
menghormati pendapat politik yang dimiliki oleh orang lain. Dengan toleransi, setiap orang
dapat sama-sama menjaga hak politiknya masing-masing.
Toleransi budaya
Di Indonesia yang memiliki ragam budaya, toleransi adalah kunci untuk hidup rukun satu
sama lain. Dengan toleransi, tidak ada sikap merendahkan atau superioritas antarbudaya.
Karena itu, setiap orang harus mampu untuk memandang sama rata terhadap budaya yang
lain.
4 dari 4 halaman
Manfaat Toleransi
ilustrasi toleransi. (sumber: Unsplash)
Setiap orang tentu mempunyai pendapat atau pandangan tentang dirinya sendiri. Hal ini perlu
dihormati dan diterima.
Satu-satunya cara untuk hidup dalam masyarakat yang damai adalah toleransi. Tidak masalah
untuk tetap berpegang pada nilai-nilai diri sendiri. Namun, menerima dan menghormati nilai-
nilai orang lain juga penting dilakukan.
Melalui toleransi, setiap orang akan memiliki sifat saling menghargai perbedaan yang
tersebar di berbagai pulau di Indonesia.
Setiap perbedaan tersebut diharapkan bisa melahirkan kasih dan sayang antarsesam hingga
akhirnya terpupuk persaudaraan sebangsa dan setanah air, serta terhindar dari perpecahan
antarindividu maupun kelompok.
Adanya toleransi mampu menumbuhkan dan menguatkan rasa nasionalisme seseorang. Hal
ini dikarenakan rasa cinta yang tinggi terhadap Tanah Air.
Dengan begitu, setiap orang menyadari Indonesia sebagai negara majemuk yang punya
banyak perbedaan budaya yang harus dilestarikan.
Berawal dari toleransi hingga menghasilkan bentuk menghargai pendapat orang lain. Setiap
orang yang memiliki rasa toleran dapat menahan dirinya untuk tidak memaksakan pendapat
pribadi kepada orang lain.
Bentuk menghargai pendapat orang lain itulah yang melahirkan kedamaian dan terjaganya
keharmonisan.
Setiap agama mengajarkan kebaikan. Melalui sikap toleransi, setiap orang akan menghargai
agama lain saat beribadah. Posisi tersebut menjadi satu di antara yang bisa menguji diri
sendiri, seberapa kuat iman ini saat berhubungan dengan orang lain yang berbeda agama.
Disadur dari: Liputan6.com (Reporter: Anugerah Ayu Sendari. Editor: Septika Shidqiyyah.
Published:
Kiat Memberi dan Menerima Masukan 6
June 2020 – Posted in: Bagi Pengalaman, Ide, Inspirasi,
Tips – Tags: covid19, inspiratif, wfh
Oleh: Betti Alisjahbana
Memberi dan menerima masukan adalah bagian yang penting dari proses tumbuh menjadi
lebih baik, Masukan juga penting agar kita ada di rel yang benar menuju tujuan. Memberi dan
menerima masukan perlu dipelajari caranya agar masukan tersebut didengar, dimengerti dan
diterima dengan baik.
Seorang leader perlu punya ketrampilan memberikan dan menerima masukan agar dia dan
timnya bisa berkembang dan sukses. Meskipun sangat penting, banyak orang merasa ewuh-
pawuh dan takut menyinggung ketika memberikan masukannya, karenanya cenderung
didiamkan saja ketika ada hal yang sebetulnya bisa dilakukan dengan lebih baik lagi.
Akibatnya tim kita menjadi kurang berkembang sesuai potensinya.
Dalam perjalanan karir, saya merasa pertumbuhan saya paling cepat terjadi ketika atasan saya
orang Amerika. Dia rajin memberikan masukan, dan caranya memberikan masukan sangat
baik dan efektif, sehingga saya tidak tersinggung malah bersemangat untuk memperbaiki diri.
Berikut ini adalah 5 kiat memberikan masukan :
Secara umum orang tidak suka dikritik dan sering merasa diserang dan tersinggung ketika
diberi masukan. Karenanya, pastikan fokus kita dalam memberikan masukan adalah pada apa
yang dilakukan, bukan pada orang yang melakukan. Jadi ketika Ari beberapa kali terlambat
hadir pada rapat, maka fokus masukan kita adalah pada keterlambatan tersebut. Jadi contoh
masukannya adalah :
“Ari, saya perhatikan sudah dua kali Anda terlambat hadir pada rapat mingguan, sebagai
akibatnya, peserta rapat yang lain harus menunggu.”
Masukan seperti ini jelas dan dapat diindak lanjuti, karena fokusnya pada perilaku terlambat
hadir rapat. Bandingkan bila masukannya adalah :
“Ari, Anda orang yang ngaret, selalu terlambat hadir dirapat.”
Kalimat “Anda orang yang ngaret, selalu terlambat hadir dirapat” melabeli Ari, sehingga
cenderung menyinggung perasaan. Selain itu kata-kata “selalu terlambat hadir dirapat” juga
tidak akurat, karena bisa jadi Ari pernah datang tepat waktu. Masukan seperti ini tidak
effektif.
Seringkali seseorang melakukan sesuatu yang kurang baik karena tidak menyadari bahwa
perbuatanya tesebut merugikan pihak lain. Ketika yang bersangkutan sadar bahwa orang lain
dirugikan, akan membantu yang bersangkutan untuk memperbaiki.
Contoh : “Rudy, laporan penyelesaian project yang Anda buat, karena tertunda 3 hari
mengakibatkan pembayaran dari pelanggan tidak bisa dilakukan pada bulan ini dan harus
menunggu sampai bulan depan, ini sangat berpengaruh pada cashflow perusahaan.”
3. Spesifik
Tujuan memberikan masukan adalah agar orang yang kita beri masukan dapat
memberbaikinya sehingga dia akan lebih maju dalam pekerjaan dan karirnya. Karenanya,
sebuah masukan hendaknya spesifik agar dapat ditindak lanjuti. Spesifik kapan kejadiannya
dan spesifik perbuatan apa dibahas dalam hal ini. Contohnya : “Anie, dalam pembahasan
dengan direktur keuangan klien kita tadi pagi saya perhatikan Anda menggunakan data-data
pelanggan yang tidak up-to-date, sehingga ibu Direktur Keuangan meragukan keseriusan kita
menggarap proyek ini. Apa yang akan Anda lakukan agar situasinya bisa menjadi lebih
baik ?”
4. Tepat Waktu
Masukan, agar dapat ditindak lanjuti hendaknya diberikan tidak jauh dari waktu kejadiannya.
Dengan demikian kejadian tersebut masih segar dalam ingatan yang bersangkutan dan dapat
segera ditindak lanjuti. Salah seorang manager ada yang menunggu hingga waktu formal
evaluasi untuk memberikan masukan. Ketika ini dilakukan, bisa jadi yang bersangkutan
sudah lupa kejadiannya dan bisa jadi juga perbuatan yang sama telah diulanginya lagi dan
sudah menjadi kebiasaan, karena yang bersangkutan menganggap perbuatan tersebut
diperbolehkan. Memberikan masukan segera setelah kejadian membuat pelaku dapat segera
memperbaiki dan bisa kembali ke rel yang benar.
5. Beri masukan dengan teratur, yang sifatnya pujian dan yang kritikan.
Secara umum manusia suka di puji dan tidak suka dikritik. Pujian dan kritikan keduanya
diperlukan.
Pujian diperlukan agar pelakunya tau bahwa dia telah melakukan hal yang baik dan terpacu
untuk melakukannya kembali. Pujian juga membuat seseorang gembira dan semangat
bekerja.
Kritikan diperlukan agar seseorang segera tau bila ada yang belum baik dan dapat segera
memperbaikinya. Dengan demikian yang bersangkutan akan tumbuh menjadi orang yang
sukses dalam pekerjaan dan karirnya.
Bila kita secara teratur memuji dan mengritik, maka tim kita akan merasa bahwa kita
memang peduli, sehingga masukan-masukan kita dapat diterima dengan baik. Memberikan
masukan yang sifatnya pujian pun berlaku prinsip yang sama, yaitu : Fokus pada perbuatan
bukan kepribadiannya, jelaskan dampaknya, spesifik dan tepat waktu. Contoh pujian yang
baik adalah : “Susi, laporan penyelesaian proyek yang Anda buat bagus sekali,
sistematikanya baik, datanya lengkap dan akurat, serta disampaikan sebelum batas waktu,
sehingga klien kita melihat kita sangat profesional dan segera melakukan pembayaran.”
https://qb-leadership.com/5-kiat-memberi-dan-menerima-masukan/
Nafi, Muchamad. 2004. Tempo. Daya Saing Indonesia di Urutan ke 69.
http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2004/10/14/brk. Nurkolis. 2003.
Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana. Prayitno,
&Erman Amti. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.Cet.1.Jakarta: Rineka
Cipta. Priadana, Sidik. (2004). Reformasi Kelembagaan Pemerintah dan Aparatur
Negara (makalah) tidak diterbitkan. Rosari, Rini. 2005. Hand out. Msi UGM.
www.geocities.com/nikzafri/lo.htm/Robbin, Stephen P. 2001. Organizational
Behavior. New Jersey: Prentice Hall International, Inc. Robbin, & Mukerji. 1994.
Managing Organizational. New York: Prentice Hall. Sidal, Alauddin. 2005. Manusia
dan Budaya Kerja. www.geocities.com/nikzafri/lo.htm/Stoner et al. 1996.
Manajemen. (terj.) Jakarta: Prenhallindo. Sudirman, Iman. 2005. Budaya
Organisasi. Hand Out. Sulaiman, Munandar. 1993. Perilaku Organisasi. Bandung:
PT. Eresco. Sulaksana, Uyung. 2004. Manajemen Perubahan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. Syah, Muhibin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo.
https://binus.ac.id/entrepreneur/2018/11/26/berani-mengambil-resiko-abdullah-
umar-st-mm/
Setiap pekerjaan tentunya memiliki resiko, baik itu kerja dengan orang lain atau bisa disebut
sebagai karyawan, atau kerja sendiri. Resiko sebagai karyawan adalah performance atau
target tidak sesuai yang diharapkan oleh perusahaan, dan resiko yang akan diterima
karyawan paling mendapat surat peringatan 1, 2 atau paling apes adalah diberhentikan dari
pekerjaan. Sedangkan resiko kerja sendiri atau membangun perusahaan yaitu paling jelek
adalah bangkrut dan akhirnya memiliki hutang dimana-mana.
Tapi jangan karena resiko yang akan ditempuh sangat berat, karena mengakibatkan kerugian
besar. Maka orang-orang tidak mau membuat usaha. Semua resiko dalam membangun bisnis
dapat di minimalisir. Tinggal bagaimana cara untuk mengurangi resiko tersebut. Biasanya
para pebisnis pemula yang selalu berpikir ribuan kali dalam mendirikan bisnis, bagaimana
cara mendirikannya, cara jualannya, kalau rugi bagaimana dan terakhir adalah kalau bangkrut
nanti bagaimana. Semua pertanyaan itu adalah resiko yang akan ditempuh dalam mendirikan
bisnis.
Berani mengambil resiko adalah salah satu kunci dalam memulai usaha, karena dalam
komponen ini banyak sekali item yang mengikutinya, yaitu berani rugi, berani mengambil
keputusan, berani menghadapi masalah, berani menahan diri untuk tidak menggunakan uang
perusahaan untuk bersenang-senang, serta berani untuk bangkrut. Itu baru sedikit resiko yang
ada saat mendirikan bisnis.
Oleh karena itu, seorang calon pebisnis harus mampu menghilangkan rasa takut terhadap
semua resiko yang ada. caranya adalah sbb:
Demikianlah beberapa cara menghindari resiko yang akan terjadi dalam menjalankan bisnis.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Contoh Sikap Tanggung Jawab dalam
Kehidupan Sehari-Hari", Klik untuk baca:
https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/19/144859969/contoh-sikap-tanggung-jawab-
dalam-kehidupan-sehari-hari.
Penulis : Serafica Gischa
Editor : Serafica Gischa
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat:
Android: https://bit.ly/3g85pkA
iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
Pranala (link):https://kbbi.web.id/tanggung jawab
tanggung jawab/tang·gung ja·wab/ n 1 keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi
apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dan sebagainya): pemogokan itu menjadi --
pemimpin serikat buruh; 2 Huk fungsi menerima pembebanan, sebagai akibat sikap pihak sendiri
atau pihak lain;
Fimela
01 Sep 2014, 13:50 WIB
12
Foto: copyright thinkstockphotos.com
Ladies, apakah Anda adalah orang yang sangat teliti? Atau mungkin ada punya
rekan kerja yang memiliki tingkat ketelitian yang tinggi? Di dunia kerja, keberadaan
orang yang punya tingkat ketelitian tinggi itu sangat penting. Siapa sih yang tidak
mau mendapatkan rasa kepuasan dari pekerjaan yang bisa diselesaikan dengan
baik dan rapi?
Bisa Mengoreksi Lebih dari Sekali
Setiap pekerjaan atau laporan akan dikoreksi berulang kali. Mulai dari konten, tata
bahasa, hingga penulisan tanda baca. Semuanya akan dikoreksi dengan penuh
kesabaran. Setiap uraian akan diperhatikan dengan ketelitian tinggi.
Bisa dibilang orang dengan ketelitian tinggi juga seorang perfeksionis. Orang yang
sangat teliti akan menuntut semuanya sempurna dan tak boleh ada satu pun
kesalahan yang dilakukan. Bahkan orang yang teliti bisa mengingat hal-hal acak
yang tidak diingat atau dipedulikan oleh orang lain.
Orang dengan tingkat ketelitian tinggi biasanya akan melakukan segala sesuatu
dengan perhitungan. Melihat gerak-gerik orang lain juga jadi kegiatan yang mudah
untuk dilakukan. Jika Anda adalah orang yang teliti, Anda akan sangat mudah untuk
memasangkan wajah Anda dengan wajah orang lain yang mirip dengan Anda atau
menyamakan suara Anda dengan suara orang lain.
Keberadaan orang dengan tingkat ketelitian yang tinggi sangat dibutuhkan dalam
dunia kerja. Meskipun mungkin ia akan terlihat lebih individualis saat bekerja, tapi
hasil kerjanya bisa dipastikan akan sangat sempurna. Jadi, apakah Anda adalah
seseorang dengan tingkat ketelitian yang tinggi?
Share on twitter
Share on linkedin
Didalam perusahaan, pasti ada banyak karyawan yang bekerja sesuai jabatannya
masing-masing. Mereka memiliki kepribadian dan cara kerja yang berbeda-beda.
Namun tetap pada intinya adalah memberikan kinerja yang terbaik untuk
perusahaan. Perusahaan sendiri juga pasti juga ingin tahu bagaimana kinerja
masing-masing karyawan. Maka dari itu, dibuatkanlah proses evaluasi kinerja. Apa
itu evaluasi kinerja? Evaluasi kinerja adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui hasil kerja dari karyawan dan juga organisasi.
Bisa dibilang, evaluasi kinerja adalah sebuah langkah yang penting untuk
dilakukan. Pada dasarnya, perusahaan harus tahu sudah sampai mana kinerja yang
diberikan oleh setiap karyawannya. Dengan evaluasi kinerja, maka perusahaan
tahu bagaimana penilaian pekerjaan mereka. Selain itu evaluasi kinerja juga sudah
pasti memiliki tujuan. Apa saja tujuannya? Berikut penjelasan lengkapnya untuk
Anda.
Dengan penilaian yang sistematis, maka penilaian juga akan lebih memiliki dasar,
dibandingkan hanya membahas kinerja secara umum saja. Hasilnya adalah
perusahaan bisa tahu apa saja yang dibutuhkan oleh karyawan untuk hari-hari ke
depan. Selain itu, tiap karyawan juga menjadi lebih tahu apa tanggung jawab
mereka. Ditambah lagi, mereka juga tahu apa saja yang harus diperbaiki di dalam
proses pekerjaan mereka agar bisa memberikan performa lebih baik.
Evaluasi kinerja juga sering dilakukan untuk melihat apakah karyawan tersebut
bisa mendapatkan bonus atau promosi jabatan. Jadi tidak hanya berdampak positif
untuk kinerja saja, tetapi juga dari segi jabatan dan materi. Itulah mengapa evaluasi
kinerja menjadi penting pada hari ini.
https://klc.kemenkeu.go.id/puspsdm_orientasi-pada-hasil-penetapan-target/