Week 3/ Sesi 4
Soal Kasus
Workplace Diversity
Sumber: https://www.jobstreet.co.id/id/cms/employer/keberagaman-di-tempat-kerja-di-asia-dan-alasan-pentingnya-
keberagaman-tersebut/
Saat ini keberagaman karyawan di tempat kerja menjadi semakin penting dalam dunia bisnis. Hal
ini karena keberagaman dipandang sebagai pondasi untuk inovasi dan kreativitas dan akan
berdampak kepada keuntungan kompetitif/competitive advantage.
Menurut hasil survei “Gaji karyawan di Asia” versi Michael Page 2017 dan Employment
Outlook, hanya 44% dari perusahaan-perusahaan yang disurvei di China, Hong Kong, Indonesia,
Malaysia, Singapura dan Taiwan mendukung adanya keberagaman. Akan tetapi, hasil survei
terlihat cukup bagus di beberapa negara. Sekitar 97% dari perusahaan-perusahaan Singapura
mendukung keberagaman, diikuti dengan 96% di Indonesia, dan 94% di Malaysia. Namun untuk
Hong Kong, angka ini hanya sekitar 86%.
Fokus utama Singapura adalah keberagaman dalam kelompok etnis minoritas (64% perusahaan),
jenis kelamin (59%), dan usia (44%). Di Indonesia, jenis kelamin (55%) adalah prioritas, diikuti
oleh agama (38%), dan kelompok etnis minoritas (30%). Angka-angka ini berkebalikan dengan
Pertanyaan:
Jawaban :
Menurut Dr. Caleb Rosado - seorang sociologist dengan keahlian di bidang perbedaan
budaya dan multikultural, terdapat beberapa respon yang diperlukan untuk memahami adanya
perbedaan kultural yaitu harus adanya:
3. pengakuan akan adanya validitas ekspresi dan kontribusi budaya yang berbeda.
4. sikap menghargai dan menghormati adanya potensi kontribusi budaya dari pihak lain.
7. Sikap bangga akan adanya perbedaan budaya dalam rangka membawa persatuan melalui
keragaman.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa perbedaan budaya selain bisa menjadi tantangan
namun juga adalah kekayaan yang harus dipahami namun juga dihargai dan disyukuri. Selain itu,
keragaman budaya membantu kita mengenali dan menghormati cara kita berinteraksi dengan
orang lain sehingga dapat membangun jembatan untuk kepercayaan, rasa hormat, dan
pemahaman lintas budaya. Keragaman ini dapat menjadikan suatu wilayah (negara) menjadi
tempat yang lebih menarik untuk hidup, karena orang-orang dari beragam budaya
menyumbangkan keterampilan bahasa, cara berpikir baru, pengetahuan baru, dan pengalaman
yang berbeda. Belajar tentang budaya lain membantu kita memahami berbagai perspektif dalam
dunia tempat kita hidup, dan membantu menghilangkan stereotip negatif dan bias pribadi tentang
berbagai kelompok.
2. Hindari memaksakan nilai-nilai budaya pada orang lain yang mungkin bertentangan atau
tidak konsisten dengan budaya yang kita miliki.
3. Ketika berinteraksi dengan orang lain yang mungkin tidak mahir dalam menggunakan
bahasa tertentu maka kita harus memahami bahwa keterbatasan mereka dalam kecakapan
berbahasa sama sekali tidak mencerminkan tingkat fungsi intelektual mereka.
4. mengenali dan memahami bahwa konsep keluarga, peran gender, spiritualitas, dan
kesejahteraan emosional dapat bervariasi secara signifikan di dalam budaya dan
masyarakat secara general.
6. Campur tangan dengan cara yang tepat ketika mengamati pihak lain yang terlibat dalam
perilaku yang menunjukkan ketidakpekaan budaya, bias, atau prasangka.
7. Menjadi pribadi yang proaktif dalam mendengarkan, menerima, dan menyambut ide yang
berbeda.
Keragaman budaya mendukung gagasan bahwa setiap orang dapat memberikan kontribusi
yang unik dan positif bagi masyarakat terlepas dari budaya asal yang dimilikinya dimana
keragaman diakui dan dihormati; berbagai gagasan budaya diakui dan dihargai; kontribusi dari
semua kelompok didorong; orang-orang diberdayakan untuk mencapai potensi penuh mereka;
dan perbedaan dirayakan.
Sikap diatas dapat diterapkan di lingkungan pekerjaan dimana para manajer dari
perusahaan tersebut harus bisa menyadari preferensi budaya dari team-nya, dan juga preferensi
budaya luar lain, sehingga preferensi yang berbeda tersebut dapat dijadikan dasar mereka untuk
menyesuaikan cara kerja mereka dalam perusahaan menurut Sitaram (1970) komunikasi antar
budaya merupakan seni untuk memahami dan saling pengertian antara khalayak yang berbeda
kebudayaan.
Training dan seminar mengenai kebudayaan yang berbeda dapat diselenggarakan untuk
para manajer, sehingga dengan dilakukannya training tersebut mereka dapat mengidentifikasi
strategi kerja yang paling tepat untuk menghadapi preferensi budaya tertentu yang terdapat di
perusahaan tersebut. Beberapa preferensi budaya yang berbeda di sini harus dengan tepat dapat
diakomodasi oleh para manajer, dengan mengambil jalan tengah dan mengakomodir baik budaya
lokal dan budaya lain, atau membuat strategi baru yang dapat mengakomodir beberapa cara kerja
yang berbeda-beda dari budaya yang berbeda tersebut. Inilah peran suatu manajemen bagaimana
membuat peraturan demi terjadinya kesepakatan bersama yang mengakomodir semua pihak.
Bersikap terbuka setiap individu juga merupakan poin penting dalam mengelola keberagaman di
tempat kerja. Johnson mengemukakan bahwa pembukaan diri atau keterbukaan diri merupakan
mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta
Referensi: