Anda di halaman 1dari 10

Nama Lengkap : Yusrian Abdillah A.

NIP : 198606262023211025
Tempat, Tanggal Lahir : Jember, 26 Juni 1986
Golongan : IX
Jabatan : Ahli Pertama - GURU TIK
Instansi : Kementerian Agama

Agenda 1
Abstrak
Jurnal ini bertujuan untuk menganalisis isu-isu kontemporer yang memengaruhi
Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam konteks bela negara serta untuk mengeksplorasi
kesiapan ASN dalam menjalankan peran mereka dalam upaya bela negara. Selain
itu, jurnal ini juga akan mempertimbangkan nilai-nilai dasar yang harus dimiliki oleh
ASN, serta konsep "smart ASN" yang relevan dengan tuntutan kebangsaan dan
dinamika zaman.
Wawasan Kebangsaan, Bela Negara, smart ASN
1. Wawasan Kebangsaan
Wawasan kebangsaan adalah pemahaman mendalam tentang identitas nasional,
sejarah, dan nilai-nilai yang melekat dalam masyarakat. ASN perlu memiliki wawasan
kebangsaan yang kuat agar dapat memahami peran mereka dalam memajukan
negara. Dalam konteks ASN, wawasan kebangsaan mencakup:
Pemahaman tentang konstitusi dan sistem pemerintahan.Kesadaran akan keragaman
budaya dan sosial di Indonesia.Komitmen untuk memajukan negara dan masyarakat.
2. Nilai-Nilai Bela Negara
Nilai-nilai bela negara mencakup sikap, perilaku, dan komitmen untuk melindungi,
mempertahankan, dan mengembangkan negara. Nilai-nilai ini mencakup:
Patriotisme, Cinta tanah air dan bangsa.Kepemimpinan yang baik, ASN perlu menjadi
teladan dalam menjalankan tugas mereka.Integritas: Kehormatan dan kejujuran
dalam bekerja.
3. Isu-Isu Kontemporer
Analisis Isu Kontemporer Dalam konteks Indonesia, terdapat dilema antara
globalisasi dan etnik nasionalisme, di mana terjadi pergeseran pengertian tentang
nasionalisme yang berorientasi pada pasar global. Globalisasi dengan pasar
bebasnya merupakan konsekuensi logis dari interaksi peradaban dan bangsa. Isu-isu
strategis kontemporer yang dihadapi, antara lain, adalah terorisme, radikalisasi,
narkoba, kejahatan saiber, dan pencucian uang. PNS sebagai Aparatur Negara perlu
memahami isu-isu ini secara kritis dan mempertahankan konsensus dasar berbangsa
dan bernegara seperti Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika
• Cyber Warfare: Ancaman keamanan siber semakin meningkat, dan ASN harus
memiliki pengetahuan tentang cyber security untuk melindungi infrastruktur
negara.
• Terorisme adalah tindakan kekerasan yang dilakukan oleh individu, kelompok,
atau negara dengan tujuan politik atau ideologis. Ini melibatkan penggunaan
kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap penduduk sipil atau non-
kombatan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Radikalisme diartikan
sebagai tantangan politik yang mendasar atau ekstrem terhadap tatanan yang
sudah mapan. Ini melibatkan pertentangan ideologis antara nilai-nilai kelompok
tertentu dengan tatanan nilai yang berlaku. Terorisme dan radikalisme dapat
mempengaruhi kestabilan nasional. ASN perlu memahami dinamika regional
dan diplomasi.
• Narkoba atau Napza merujuk pada zat atau obat yang dapat menyebabkan
ketergantungan. Narkoba dapat berasal dari tanaman atau dibuat secara
sintetis dan memiliki efek penurunan kesadaran dan potensi ketergantungan
Oleh karena itu ASN wajib membangun Kesadaran Anti Narkoba dengan cara
1. Pendidikan dan Pelatihan
2. Kode Etik dan Peraturan
3. Kampanye Kesadaran
4. Tes Narkoba Rutin
5. Rewards dan Pengakuan
6. Pemantauan dan Evaluasi Berkelanjutan
7. Komitmen Pimpinan:
4. Kesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan bela negara melibatkan pelatihan, perencanaan, dan respons
terhadap situasi darurat. ASN harus siap untuk Berpartisipasi dalam pelatihan bela
negara yang mencakup latihan evakuasi, pertolongan pertama, dan keterampilan
yang relevan lainnya.Menyediakan bantuan dalam situasi darurat, seperti bencana
alam atau konflik internal.

AGENDA 2 : Nilai-Nilai Dasar Asn


A. Berorientasi Pelayanan
1. Panduan Perilaku Berorientasi Pelayanan
Pertama, ASN harus memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
dengan mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia, menjalankan tugas secara
profesional, membuat keputusan berdasarkan keahlian, dan menghargai komunikasi,
konsultasi, dan kerja sama.
Kedua, ASN diharapkan untuk bersikap ramah, cekatan, solutif, dan dapat
diandalkan dalam memberikan pelayanan kepada publik.
Ketiga, ASN perlu melakukan perbaikan terus-menerus dalam pelayanan
publik. Dalam melakukan perbaikan, ASN diharapkan untuk terus belajar,
mengembangkan ide kreatif, berkolaborasi, dan melakukan benchmarking. Secara
keseluruhan, ASN harus menjunjung tinggi standar etika, memberikan pelayanan
yang jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
Mereka juga harus berkomitmen untuk meningkatkan mutu pelayanan dan
mewujudkan pelayanan publik yang prima.
2. Tantangan Aktualisasi Nilai Berorientasi Pelayanan
Inovasi pelayanan publik dianggap sebagai terobosan yang dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat dan memenangkan persaingan global. Inovasi tersebut dapat
berupa gagasan baru atau adaptasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat.
Transferabilitas inovasi dan kontribusinya terhadap Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (SDGs) juga menjadi fokus.
B. Akuntabel
Akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab atas amanah yang
dipercayakan kepada individu, kelompok, atau institusi. Akuntabilitas berbeda dengan
responsibilitas, yang lebih berhubungan dengan kewajiban moral individu. Dalam
konteks ASN, akuntabilitas melibatkan pertanggungjawaban terhadap atasan,
lembaga pembina, dan publik.
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari akuntabilitas personal, individu, kelompok,
organisasi, dan stakeholder, Akuntabilitas memiliki pentingnya dalam organisasi,
terutama untuk memastikan kinerja yang baik, mencegah penyalahgunaan
kekuasaan, dan meningkatkan hubungan dengan masyarakat.
C. Kompeten
Kompetensi dalam lingkungan pekerjaan, terutama dalam konteks Aparatur
Sipil Negara (ASN). Menurut Kamus Kompetensi Loma dan standar kompetensi dari
International Labor Organization (ILO), kompetensi meliputi tiga aspek penting yaitu
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pengembangan kompetensi ASN dapat
dilakukan mandiri oleh instansi pemerintah, bersama instansi lain yang memiliki
akreditasi, atau bersama lembaga pengembangan kompetensi independen.
Pengembangan kompetensi teknis dilakukan melalui jalur pelatihan,
sedangkan pengembangan kompetensi fungsional dilakukan untuk mencapai
persyaratan standar kompetensi jabatan dan pengembangan karier. Terdapat dua
pendekatan pengembangan kompetensi yang dapat digunakan, yaitu klasikal dan
non-klasikal.
Hak pengembangan kompetensi ASN diatur dalam Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014, yang memberikan kesempatan bagi pegawai untuk mengembangkan
kompetensinya sebanyak 20-24 jam pelajaran setiap tahun.
Hak pengembangan kompetensi ASN diatur dalam undang-undang, dan
pengembangan tersebut perlu dipertimbangkan dalam konteks pengembangan karier
dan pemetaan talenta pegawai.
Perilaku Kompeten
• Berkinerja dan Berakhlak
a. Undang-Undang ASN Nomor 5 Tahun 2014 menekankan bahwa ASN
harus berkinerja tinggi dan memiliki akhlak yang baik
b. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 menyebutkan bahwa
pembentukan Undang-Undang ASN bertujuan untuk menciptakan ASN
yang profesional, kompeten, dan kompetitif.
• Learn, Unlearn, dan Relearn
ASN perlu terus belajar, unlearn (melupakan pengetahuan lama yang
tidak lagi relevan), dan relearn (menerima pengetahuan baru) untuk
menghadapi perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu
• Meningkatkan Kompetensi Diri
Setiap individu, termasuk ASN, perlu memiliki sikap sebagai pembelajar
sepanjang hayat dalam menghadapi orientasi Ekonomi
Pengetahuan.Pembelajar yang relevan saat ini adalah mereka yang mampu
menerapkan keterampilan dan kompetensi secara efektif dan kreatif dalam
situasi baru yang kompleks.
• Melaksanakan Tugas Terbaik
Pengetahuan menjadi karya yaitu, mewujudkan pengetahuan yang
bertumbuh menjadi karya nyata.Makna hidup dan bekerja baik yaitu,
pentingnya berkarya terbaik sejalan dengan tujuan hidupseseorang.
D. Harmonis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), "harmonis" memiliki makna sebagai
berikut:
• harmonis: bersangkutan dengan harmoni; seia sekata
• mengharmoniskan: menjadikan harmonis
• pengharmonisan: proses, cara, perbuatan mengharmoniskan
• keharmonisan: perihal (keadaan) harmonis; keselarasan; keserasian
Etika Publik ASN dalam Mewujudkan Suasana Harmonis:
Pengertian Etika dan Kode Etik: Etika adalah disiplin yang berkaitan dengan
apa yang baik dan buruk serta kewajiban dan tanggung jawab moral. Etika juga
mencakup ide dan keyakinan moral yang mempengaruhi perilaku, sikap, dan filosofi
hidup sekelompok orang.Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam kelompok tertentu dan biasanya dituangkan dalam bentuk ketentuan tertulis.
Kode Etik Profesi digunakan untuk mengatur perilaku kelompok profesional dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis.
Etika Publik: Etika Publik adalah refleksi tentang standar dan norma yang
menentukan perilaku, tindakan, dan keputusan dalam menjalankan kehidupan.
E. Loyal
Dalam konteks ASN (Aparatur Sipil Negara) di Indonesia, loyalitas dianggap sebagai
salah satu nilai inti atau core value yang harus dimiliki dan diimplementasikan oleh
setiap ASN. Loyalitas ASN merupakan faktor penting baik dari segi internal maupun
eksternal. Berikut ini penjelasan mengenai urgensi loyalitas ASN berdasarkan faktor
internal dan faktor eksternal:
a. Faktor Internal:
Strategi transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia:
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mencapai tujuan nasional yang tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu menciptakan pemerintahan yang berkelas dunia.
Untuk mencapai tujuan tersebut, instansi-instansi pemerintah harus diisi oleh ASN
yang profesional, bebas dari intervensi politik, dan bersih dari praktik korupsi. Loyalitas
ASN terhadap pemerintahan yang sah diperlukan agar mereka dapat bekerja sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kedudukan dan Peran ASN: ASN memiliki peran penting dalam melaksanakan
pelayanan publik, menjalankan kebijakan publik, dan menjadi perekat serta persatuan
bangsa. Loyalitas ASN kepada pemerintahan yang sah merupakan bagian dari peran
dan tanggung jawab mereka sebagai ASN.
Kode Etik dan Kode Perilaku ASN: Terdapat ketentuan mengenai loyalitas
dalam kode etik dan kode perilaku ASN. ASN diharapkan memiliki sifat dan sikap loyal
terhadap bangsa dan negara serta bekerja dengan
integritas.
b. Faktor Eksternal:
Modernisasi dan globalisasi: Dalam era modernisasi dan globalisasi, ASN
harus mampu menghadapi perkembangan pesat dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi informasi. Mereka perlu menggunakan cara-cara cerdas dan terus
mengembangkan diri untuk memenangi persaingan global. Loyalitas tinggi terhadap
bangsa dan negara membantu ASN dalam menghadapi tantangan ini.
Teknologi Informasi: Perkembangan teknologi informasi dapat digunakan oleh
ASN untuk mendukung implementasi Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang tengah
digalakkan oleh pemerintah. ASN yang loyal akan memanfaatkan teknologi informasi
dengan bijak dan bertanggung jawab.
Masuknya budaya dan ideologi alternatif: Loyalitas ASN yang tinggi terhadap
bangsa dan negara membantu dalam menjaga tatanan budaya dan ideologi bangsa.
ASN perlu menjaga diri dari pengaruh budaya dan
ideologi alternatif yang dapat merusak kestabilan dan kesatuan bangsa.
Makna loyal dan loyalitas dapat diartikan sebagai kesetiaan, dukungan, dan
kepatuhan yang konstan terhadap orang, institusi, atau organisasi. Dalam konteks
ASN, loyalitas ditunjukkan melalui sikap dan tindakan yang menunjukkan kesetiaan
serta dukungan yang teguh terhadap organisasi tempatnya bekerja dan negara.
Panduan Perilaku Loyal untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) terdiri dari beberapa poin
penting yang harus dipegang teguh dalam menjalankan tugas dan kewajiban mereka.
Berikut adalah poin-poin tersebut:
1. Memegang Teguh Ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Setia kepada NKRI serta Pemerintahan yang Sah
2. Menjaga Nama Baik Sesama ASN, Pimpinan Instansi, dan Negara
3. Menjaga Rahasia Jabatan dan Negara:
Peraturan perundang-undangan Loyal dalam konteks organisasi pemerintah:
1. Komitmen pada Sumpah/Janji sebagai Wujud Loyalitas PNS: Sumpah/janji
yang diucapkan oleh calon PNS saat diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil
(PNS) merupakan wujud komitmen dan loyalitas terhadap negara, pemerintah,
dan Pancasila. Sumpah/janji tersebut mencerminkan core value loyal yang
seharusnya dipahami dan diimplementasikan oleh setiap PNS
2. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil, terdapat ketentuan yang mengatur kewajiban dan larangan PNS
dalam menjaga disiplin. Beberapa poin penting dalam ketentuan tersebut
adalah:
F. Adaftif
Nilai-nilai adaptif menjadi sangat penting dalam pelaksanaan tugas-tugas di
sektor publik karena adanya beberapa alasan berikut:
1. Perubahan Lingkungan Strategis: Lingkungan strategis di tingkat global,
regional, maupun nasional terus berubah dengan kompleksitas yang tinggi.
Perubahan tersebut mencakup aspek ekonomi, sosial, politik, dan lingkungan.
2. Kompetisi di Sektor Publik: Kompetisi antara negara dan daerah menjadi hal
yang penting dalam konteks pembangunan ekonomi. Daya saing sebuah
negara menjadi salah satu ukuran kinerja dalam kompetisi global.
3. Komitmen Mutu: Pelayanan publik yang berkualitas menjadi tujuan utama
sektor publik. Pemerintah harus beradaptasi dengan perubahan tuntutan
pelayanan yang diinginkan oleh masyarakat. Perkembangan Teknologi:
Perkembangan teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things
(IoT), dan Big Data, memiliki dampak yang signifikan pada sektor public
Adaptasi adalah kemampuan untuk berubah dan menyesuaikan diri dengan
perubahan lingkungan. Ini penting bagi makhluk hidup, organisasi, dan individu untuk
bertahan hidup, menjalankan tugas, dan tetap efektif dalam menghadapi tantangan
yang terus berkembang.
G. Kolaboratif
Kolaborasi adalah proses di mana pihak-pihak dengan keahlian yang berbeda,
yang melihat aspek yang berbeda dari sebuah masalah, secara konstruktif menjelajahi
perbedaan dan menemukan solusi baru untuk masalah yang sulit diselesaikan tanpa
sudut pandang yang lain. Kolaborasi melibatkan berbagi pengetahuan yang
direncanakan dan disengaja yang menjadi tanggung jawab semua pihak.
Kolaborasi Pemerintahan (Collaborative Governance): Kolaborasi
pemerintahan adalah sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi
saling menguntungkan antara aktor-aktor pemerintahan. Ini melibatkan partisipasi
aktor non-pemerintah dalam proses pengambilan keputusan kolektif yang formal,
orientasi konsensus, dan bersifat deliberatif, dengan tujuan membuat atau
mengimplementasikan kebijakan publik atau mengelola program atau aset publik.

Agenda 3
1. Smart ASN
Berdasarkan arahan Presiden pada poin pembangunan SDM dan
persiapan kebutuhan SDM talenta digital, literasi digital berperan penting untuk
meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia di Indonesia agar
keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi
digital terdiri dari kurikulum digital skill, digital safety, digital culture, dan digital
ethics. Kerangka kurikulum literasi digital ini digunakan sebagai metode
pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai
teknologi digital.
a. Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang
harus dijalankan, yaitu:
• Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
• Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor sektor
strategis, baik di pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial,
sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan, sektor
industri, sektor penyiaran.
• Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah
dibicarakan.
• Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
• Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan
pembiayaan transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya
literasi digital adalah sebuah konsep dan praktik yang bukan sekadar
menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari itu, literasi
digital juga banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam
melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia &
Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017)
Keempat pilar yang menopang literasi digital yaitu etika, budaya, keamanan,
dan kecakapan dalam bermedia digital. Etika bermedia digital meliputi kemampuan
individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam
kehidupan sehari-hari. Budaya bermedia digital meliputi kemampuan individu dalam
membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai fasilitas dan
aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari informasi
bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Durasi penggunaan internet harian
masyarakat Indonesia hingga tahun 2020 tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII,
2020). Angka ini melampaui waktu rata-rata masyarakat dunia yang hanya
menghabiskan 6 jam 43 menit setiap harinya.
2. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik,bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Berdasarkan
jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a)Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi
tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah
nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan
kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepasa
masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaan seleksi.
Sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegawa yang tepat dan
berintegritas untuk mencapai visi dan misinya.
Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK,
Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi,
penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensisun dan hari tua, dan perlindungan
Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian
kinerja, penggajian dan tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian
penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan perjanjian kerja dan perlindungan.

Keterkaitan Antar Agenda


Wawasan kebangsaan, bela negara, pelayanan Publik dan transformasi
ASN menjadi "smart ASN" adalah aspek-aspek penting dalam menjaga
kedaulatan negara dan pelayanan publik yang efektif. Isu-isu kontemporer
yang memengaruhi ASN harus ditangani dengan bijak, sambil memastikan
bahwa nilai-nilai dasar seperti integritas dan etika tetap dijunjung tinggi.
Dengan demikian, ASN dapat menjadi pilar yang kuat dalam membangun dan
mempertahankan negara yang aman dan berdaulat

Anda mungkin juga menyukai