Anda di halaman 1dari 130

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPAMELALUI

METODE DEMONSTRASI PADA MATERI GAYA UNTUK


S I S W A K E L A S I V D I S D IT TIARA IS LAM IC S CH OO L
K ELURAH AN AIRPUTIH K ECAMATAN TAM PAN K O TA
PEK ANB ARU

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat guna memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan

Guru Madrash Ibtidaiah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)

Al-Kifayah Riau

Oleh:

RESI MILDA YANTI


NIRM: 1238.19.0635

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU


MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


AL-KIFAYAH RIAU
1444/ 2022 M
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : RESI MILDA YANTI

Nomor Induk Mahasiswa :1238.19.0635


Tempat/Tanggal Lahir :Mayang Pongkai, 29 September 1997
Program :Sarjana (S1)
Program Studi :Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiah
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang saya tulis berjudul:
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Demonstrasi Pada Materi
Gaya Untuk Siswa Kelas IV di SD IT Tiara Islamic School Kelurahan Air Putih
Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana (S1) pada Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Kifayah Riau ini seluruhnya
merupakan hasil karya saya sendiri maupun bagian-bagian tertentu dalam penuisan
Skripsi yang saya kutip dari karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas
sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
tetdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena
karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi
ini.

Pekanbaru, 19 November 2022

Yang membuat pernyataan,

RESI MILDA YANTI


NIM: 1238.19.0635

i
DR. Yundri Akhyar, MA
DOSEN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AL-KIFAYAH RIAU
NOTA DINAS
Perihal: Skripsi Resi Milda Yanti

Kepada Yth.
Ketua STAI Al-Kifayah Riau
di_
Pekanbaru
Assalamu’ alaikum wr.wb.
Setelah kami membaca, meneliti, mengoreksi, dan mengadakan
bimbingan perbaikan skripsi saudara:

Nama : RESI MILDA YANTI


Nomor Induk Mahasiswa : 1238.19.0635
Tempat/Tanggal Lahir : Mayang Pongaki, 29 September 1997
Program : Sarjana (S1)
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiah
Judul : Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Metode Demonstrasi Pada Materi Gaya Untuk Siswa Kelas IV DI SD IT Tiara
Islamic School Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru

Maka dengan ini dapat disetujui untuk diseminarkan pada ujian


munaqasyah Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Kifayah Riau.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pekanbaru, 19 November 2022

Pembimbing I
NISWATUL KHASANAH, MA
DOSEN SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
AL-KIFAYAH RIAU
NOTA DINAS
Perihal: Skripsi Resi Milda Yanti

Kepada Yth.
Ketua STAI Al-Kifayah Riau
di_
Pekanbaru
Assalamu’ alaikum wr.wb.
Setelah kami membaca, meneliti, mengoreksi, dan mengadakan bimbingan
perbaikan skripsi saudara:

Nama : RESI MILDA YANTI


Nomor Induk Mahasiswa : 1238.19.0635
Tempat/Tanggal Lahir : Mayang Pongaki, 29 September 1997
Program : Sarjana (S1)
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiah
Judul : Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Metode Demonstrasi Pada Materi Gaya
Untuk Siswa Kelas IV DI SD IT Tiara
Islamic School Kelurahan Air Putih
Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru

Maka dengan ini dapat disetujui untuk diseminarkan pada ujian


munaqasyah Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Kifayah Riau.
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pekanbaru, 19 November 2022

Pembimbing II
PERSETUJUAN

Kami yang bertanda tangan di bawah ini selaku pembimbing I dan pembimbing 2

Skripsi, dengan ini menyetujui bahwa skripsi berjudul: Meningkatkan Hasil


Belajar IPA Melalui Metode Demonstrasi Pada Materi Gaya Untuk Siswa Kelas
IV DI SD IT Tiara Islamic School Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan
Kota Pekanbaru. Yang ditulis oleh :
Nama : RESI MILDA YANTI
Nomor Induk Mahasiswa :1238.19.0635
Tempat/Tanggal Lahir :Mayang Pongkai, 29 September 1997
Program :Sarjana (S1)
Program Studi :Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiah
(PGMI)

Untuk diajukan dalam ujian Munaqasah Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-
Kifayah Riau.
Pekanbaru, 19 November 2022
Pembimbing I Pembimbing II

DR. YUNDRI AKHYAR, MA NISWATUL KHASANAH


NIDN. 2112088003 NIDN.

Mengetahui :
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiah (PGMI)

SYAHRI RAMADHAN, S.Psi.,M.S.I


NIDN.2112048902
MOTTO

ِ
‫ِه‬ ‫ِىَ ب‬
‫َار‬‫ُم‬
‫لي‬ ‫َو‬
ِ ْ ‫ء أ‬ ‫َم‬
َ‫َا‬ ‫ُل‬ ْ ِ
‫الع‬ ‫ِىَ ب‬
‫ِه‬ ‫َار‬‫ُج‬
‫لي‬ِ َ ْ‫الع‬
‫ِلم‬ ْ َ‫َب‬
‫َل‬‫ْ ط‬ َ
‫من‬
َّ ُ
ُ‫اَّلل‬ ‫َه‬
‫َل‬‫دخ‬َ
ْ‫ِ أ‬ ‫َِلي‬
‫ْه‬ ‫َّاسِ إ‬
‫ه الن‬ َ‫ُو‬
‫ُج‬‫ِ و‬
‫ِه‬‫َ ب‬
‫ِف‬‫ْر‬
‫يص‬َ ْ َ
‫ء أو‬ ‫َه‬
َ‫َا‬ ‫السُّف‬
‫َّار‬
َ ‫الن‬

“Barangsiapa menuntut ilmu hanya ingin digelari ulama, untuk berdebat


dengan orang bodoh, supaya dipandang manusia, Allah
akan memasukkannya dalam neraka.”
(HR. Tirmidzi, no. 2654 dan Ibn Majah)
PERSEMBAHAN

Yang Utama dari Segalanya

Sembah sujud syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Naungan Rahmat dan
Hidayah-Mu telah meliputiku, sehingga dengan bekal ilmu pengetahuan yang telah
engkau anugrahkan dan atas izin-Mu akhirnaya skripsi yang sederhana ini dapat
terselesaikan. Sholawat dan salam tak lupa semoga selalu terlimpah kepada utusan-
Mu Nabo Muhammad Shallalallahu A’laihi Wasallam.

Ayah dan Ibu

Taburan cinta dan kasih sayangmu telah memberikanku smangat dan kekuatan.
Terimahkasih telah memberikan moril maupun materi serta doa yang tiada henti
untuk kesuksesan anakmu ini, karena tiada kata seindah lantunan doa dan tiada doa
yang paling khusuk selain doa terucap dari orang tua, ucapan terima kasih saja tak
akan cukup membalas kebaikan mu.
Sebagai tanda bukti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada hentinya ku
persembahkan karya kecil ini kepada Ibu dan Ayah yang telah melimpahkan segenap
kasih sayangnya. Segala dukungan, dan perhatian yang terus mengalir yang tiada
mungkin dapat kubalas hanya dengan selemabar kertas yang bertuliskan kata cinta
dan persembahan ini. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan
Ayah bahagia karena kusadar, selama ini ananda belum bisa berbuat yang lebih.
Untuk Ibu dan Ayah yang tak pernah berhenti mendoakanku, Kuucapkan Terima
Kasih Ayah... terima kasih Ibu...

Dosen Pembimbing

Bapak Dr. Yundri Akhyar, MA dan Ibu Niswatul Khasanah, MA selaku pembimbing
skripsi, anada mengucapkan banyak terima kasih atas sudinya meluangkan waktu
untuk membaca dan mencoret-coret skripsi demi terwujudnya skripsi yang baik.
Inilah skripsi yang sederhana ini sebagai perwujudan dari rasa terima kasih ananda
kepada Ibu dan Bapak. Terima kasih banyak Bu... Pak...

Seluruh Dosen dan Pegawai STAI Al-Kifayah Riau

Hanya skripsi yang sederhana ini yang dapat ananda persembahkan sebagai wujud
rasa terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen atas segala Ilmu yang telah disalurkan
dan kepada seluruh pegawai Sekolah Tinggi Agama Islam yang telah banyak
membantu demi kelancaran berlangsungnya perkuliahan.

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamduillah Penulis ucapkan kehadirat Allah Swt yang telah

memberikan nikmat kesehatan, kesempatan sehingga dengan nikmat tersebut penulis

dapat menyelesaikan proposal skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam penulis

hadiahkan kepada junjungan alam yakni Rasulullah Saw. Yang telah membawa

umatnya kepada jalan yang benar.

Skripsi ini berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode

Demonstrasi Pada Materi Gaya Pada Siswa Kelas IV di SD IT Tiara Islamic School

Keluraha Air Putih Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru” yang diajukan sebagai

salah satu syarat mendapat gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiah STIT Al-Kifayah Riau.

Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang telah turut

membantu berupa sumbangan pikiran, ide, bimbingan serta motivasi yang sangat

berarti kepada penulis yaitu kepada yang terhormat:


1. Kepada Bapak Dr. Yundri Akhyar, MA selaku Ketua Yayasan Kifayatul

Akhyar yang telah memberikan motivasi untuk selalu kuliah dan

memberikan arahan agar kuliah bias seleai.

2. Bapak Mukhyar Buchori M.A selaku Ketua Direktur Pendidikan Al-Kifayah

yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis, sehingga

skripsi ini dapat selesai dengan baik.

3. Bapak Zalisman, S.Pd., M.Pd.I selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah

(STIT) Al-Kifayah Riau.

4. Bapak Syahri Ramadhan, S.Psi.,M.S.I selaku Ketua Prodi Pendiddikan Guru

Madrash Ibtidaiyah (PGMI) yang telah memberikan araha dan bimbingan

kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

5. Bapak Dr. Yundri Akhyar, MA selaku Pembimbing I, Ibu Niswatul

Khasanah selaku Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan

bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

6. Kepada Kabang Tata Usaha Bapak Waldi Syahputra, S.Sy.,M.H, Kepala

Bagian Akademik dan Kemahasiswaan, Ibu Marro’aini., M.E, dan Kepala

Bagian-bagian IT Bapak Muhammad Amin, ST,M.Pd dan Kepala Bagian

Administrasi Ibu Elvina Rahmadani, S.Kom, dan Kepala Bagian

Perpustakaan Ibu Nur Kholizah, S.Pd.I serta seluruh dosen dan akademik

yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.


7. Kepada kepada orang yang penulis sayangi Ayahanda dan Ibunda serta

seluruh keluarga yang telah banyak memberikan bantuan Do’a nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan kuliah di STIT Al-Kifayah Riau.

8. Kepada seluruh teman-teman seperjuangan di STIT Al-Kifayah Riau yang

turut memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyeleaikan skripsi ini

dengan baiksemoga kalian bahagia dunia dan akhirat.

Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada semua yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga kita

semua dimasukkan ke dalam surga- Nya. Amiin.

Pekanbaru, 11 November 2022

Penulis,

RESI MILDA YANTI


NIM. 1238.19.063
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................ i


NOTA DINAS .............................................................................................. ii
NOTA DINAS .............................................................................................. iii
PERSETUJUAN ........................................................................................... iv
PENGESAHAN ............................................................................................ v
MOTTO........................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
ABSTRAK ................................................................................................... x
ABSTRAK ................................................................................................... xi
ABSTRAK ................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Penegasan Istilah ................................................................................ 7
C. Permasalahan ..................................................................................... 10
1. Identifikasi Masalah ........................................................................ 10
2. Batasan Masalah ............................................................................. 11
3. Rumusan Masalah........................................................................... 11
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 11
1. Tujuan Penelitian.............................................................................. 11
2. Manfaat penelitian ........................................................................... 12
a. Manfaat teoritis ........................................................................ 12
b. Manfaat praktis ......................................................................... 12
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 13
A. Kerangka Teori .................................................................................. 13
B. Penelitian Relevan .............................................................................. 39
C. Kerangka Berfikir............................................................................... 42
D. Hipotesis Tindakan ............................................................................. 42
E. Indikator keberhasilan ........................................................................ 43
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 44
A. Setting Penelitian ........................................................................... 44
1. Jenis penelitian.......................................................................... 44
2. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 47
3. Subjek dan Objek Penelitian ....................................................... 47
B. Prosedur Penelitian ............................................................................... 48
1. Perencanaan ........................................................................... 48
2. Tindakan Penelitian ................................................................ 49
3. Observasi Tindakan ................................................................. 49
4. Refleksi .................................................................................. 50
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 50
D. Teknik Analisa Data ............................................................................ 52
BAB IV HASIL PENELITIAN..................................................................... 53
A. Deskripsi Data Awal .......................................................................... 53
1.Riwayat Sekolah ............................................................................ 53
2.Visidan Misi .................................................................................. 53
3.Setting Ruang Kelas ....................................................................... 54
4. Deskripsi keadaan Guru dan Siswa ................................................ 55
5. Profil Awal Pembelajaran.............................................................. 57
B. Deskripsi Persiklus ............................................................................. 60
1.Siklus I ........................................................................................... 60
2.Siklus II ......................................................................................... 71
C. Pembahasan Dari Setiap Siklus .......................................................... 80
1. Siklus 1 .......................................................................................... 80
2. Siklus II ......................................................................................... 81
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 86
A. Simpulan ............................................................................................ 86
B. Saran .................................................................................................. 87
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 89
.....................................................................................................................
ABSTRAK
Resi Milda Yanti, (2022) : Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode
Demonstrasi Pada Materi Gaya Untuk Siswa
Kelas IV Di SD IT Tiara Islamic School Kelurahan
Air Putih Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas belajar siswa dalam
mengikuti pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, hal ini dapat dilihat dari gejala-
gejala dalam proses belajar mengajar yang menunjukkan rendahnys hasil belajar
siswa, sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA
dengan penggunaan metode demomstrasi pada siswa kelas IV SD IT Tiara Islamic
School.
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dan tiap siklus dilakukan dalam dua
kali pertemuan. Agar penelitian tindakan kelas ini berhasil dengan baik tanpa
hambatan yang mengganggu kelancaran penelitian, peneliti menyusun tahap-
tahapan yang dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu: 1)
perencanaan/persiapan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, dan
Refleksi. Subyek dalam penelitian ini adalah Guru dan Siswa Kelas IV SD IT
Tiara Islamic School Pekanbaru dengan jumlah siswa sebanyak 21 orang.
Sedangkan yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Melalui Metode Demonstrasi Pada Materi Gaya Untuk Siswa Kelas
IV SD IT Tiara Islamic School Pekanbaru. Data dalam penelitian ini dikumpulkan
melalui teknik observasi dan hasil belajar siswa. Setelah data terkumpul melalui
observasi, data tersebut diolah dengan menggunakan rumus persentase.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diketahui bahwa adanya
peningkatan hasil belajar sebelum dilakukan tindakan ke siklus I dan ke siklus II.
Sebelum dilakukan tindakan hasil belajar siswa tergolong “Kurang Baik” dengan
persentase 33,3%, terjadi peningkatan pada siklus I pertemuan kedua dengan
persentase 47,6%. Sedangkan hasil belajar siswa pada siklus II pertemuan kedua
juga terjadi peningkatan dengan persentase 90,48%. Dengan kategori “Baik
Sekali”, hal ini membuktika bahwa dengan metode demonstrasi dapat
meningkatkan hasil belajar pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa Kelas
IV SD IT Tiara Islamic School Pekanbaru.
Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Hasil Belajar Siswa, Ilmu Pengetahuan
Alam
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

dalam implementasinya memunculkan kebijakan-kebijakan wajib belajar bagi

serta mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh

pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia berkualitas tinggi

dengan peningkatan anggaran pendidikan secara berarti dan meningkatkan

kemampuan akademik dan profesional serta meningkatkan jaminan kesejahteraan

tenaga kependidikan sehingga tenaga pendidik mampu berfungsi secara optimal

terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti. 1

Pendidikan dalam bahsa Yunani berasal dari kata padegogik yaitu ilmu

menuntun anak. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan latihan, proses pembuatan , cara mendidik.2 Ilmu

pendidikan atau pedagogic adalah teori pendidikan perenungan tentang

pendidikan dalam arti luas. Ilmu pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang

mempelajari berbagai permasalahan yang timbul dalam praktik.

1
Marzuki. “Politik Pendidikan Nasional dalam Bingaki Undang-undang Sistem
Pendidikan Nasional”, Jurnal Penelitian Humaniora Vol VII. Oktober, 2012, hlm. 30.
2
Achmadi. Ideologi Pendidikan Islam, ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 27
1
Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang didalamnya terkandung

beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah:

1. Bertambahnya jumlah pengetahuan,

2. Adanya kemampuan mengingat dan mereproduksi,

3. Ada penerapan pengetahuan,

4. Menyimpulkan makna

5. Menafsirkan dan mengaitkannya dengan realitas

6. Adanya perubahan sebagai pribadi.

Menurut berbagai perspektif, pengertian belajar sebagaimana

dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan

lingkunganya yang menghasilkan perubahan yang bersifat relatif konstan. 3

Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk

mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-

kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian

intern yang berlangsung di alami siswa.4

Menurut Susanto hasil belajar adalah perolehan hasil tes berupa

skor dari seperangkat materi yang dipelajari untuk mengetahui tingkat

keberhasilan siswa ketika mempelajari materi pembelajaran di sekolah.

Pendapat diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah perolehan

3
Dimyati, Mudjiono. Teori belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Depdikbudbekerjasama
dengan Rineka, 2002), hlm. 146
4
Azhar Arsyad. Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 1997), hlm.
156

2
keberhasilan dari pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang dapat

membawa perubahan bagi siswa yang dapat dilihat dalam bentuk skor atau

nilai baik dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai hasil dari

proses kegiatan belajar yang dilakukan. 5

Berdasarkan observasi di SD IT Tiara Islamic School terlihat

secara jelas bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam belum

dikembangkan dengan baik. Hal ini dibuktikan ketika observasi awal

penelitian di sekolah tersebut. Pada observasi awal tersebut peneliti

menemukan inti permasalahan yang mana dapat dikatakan demikian

karena, proses pembelajaran pada materi tersebut terkesan hanya

komunikasi searah. Dilihat dari tingkah laku siswa ketika pembelajaran

IPA berlangsung dikelas ada beberapa kelompok siswa yang tidak

memperhatikan dan mengacuhkan penjelasan dari guru, siswa lebih

cenderung berbicara dengan teman-temannya dibanding memperhatikan

penjelasan dari guru didepan kelas. Kurang fokusnya siswa pada pelajaran

dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang diterapkan di kelas.

Kurangnya variasi metode pembelajaran di kelas mempengaruhi

minat belajar siswa dan aktivitas siswa. Sehingga berpengaruh pada

rendahnya hasil belajar, khususnya pada pembelajaran IPA materi gaya.

Penggunaan metode pembelajaran yang tidak tepat akan mempengaruhi

motivasi, aktivitas dan rendahnya hasil belajar. Selain metode ceramah,

5
Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2013), hlm. 5

3
masih banyak metode pembelajaran lainnya yang bisa digunakan di kelas.

Salah satunya adalah metode demonstrasi. 6

Metode demonstrasi adalah suatu hal yang dalam penyajian bahan

ajar dengan contoh menunjukan kepada siswa tentang situasi yang terjadi

pada hal-hal tertentu yang di pelajari berupa tiruan yang disertai dengan

penjelasan.7

Metode demonstrasi adalah metode yang dilaksanakan untuk

menampilkan suatu proses, mekanisme atau cara kerja suatu alat yang

berkaitan dengan materi pembelajaran.8 Metode demonstrasi yaitu salah

satu metode yang digunakan dalam proses pembelajaran aktif, sebab

bersentuhan dengan bagaimana siswa memperagakan sesuatu, karena

strategi pembelajaran ini memperlihatkan bagaimana siswa melakukan

sesuatu yang kemudian diamati dan dibahas. Dari uraian beberapa para

ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa “metode demonstrasi adalah

metode yang dapat membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha

sendiri berdasarkan fakta yang benar dengan memperagakan kembali suatu

yang telah disajikan”. 9

Kelebihan metode demonstrasi yaitu metode demonstrasi

menuntun siswa untuk aktif dalam pembelajaran, dalam hal ini siswa

6
Yung Antonius, Mastar Asran, abdussamad, “Penggunaan Metode Demonstrasi Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasa”, Jurnal Pendidikan
MI/SD Vol 5. 2020, hlm. 151.
7
Suryani, Nunuk dan Agung Leo. Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta : Ombak,
2012), hlm. 60
8
Husamah. Pembelajaran Bauran (Blended Learning), (Jakarta: Pustakarya, 2014), hlm.
24
9
Daryanto. Demonstrasi Sebagai Metode Belajar, (Jakarta: Depdikbud, 2009), hlm. 56

4
memperhatikan secara langsung bahan pelajaran yang dijelaskan secara

langsung oleh guru, dengan demikian siswa dapat memiliki kemampuan

untuk membandingkan antara teori dan kenyataan dan pada akhirnya siswa

dapat meyakini kebenaran materi pembelajaran. 10

Berikut langkah-langkah metode demonstrasi. Langkah Pertama

biasa disebut sebagai tahap persiapan. Adapun hal yang perlu dilakukan

antara lain adalah merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai

setelah proses demonstrasi berakhir, menyiapkan garis besar langkah-

langkah demonstrasi yang akan dilakukan, melakukan uji coba

demonstrasi.

Langkah kedua disebut sebagai tahap pelaksanaan. Sebelum

demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:

mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua dapat memperhatikan

dengan jelas apa yang didemonstrasikan, mengemukakan tujuan yang

harus dicapai oleh siswa, mengemukakan tugas apa yang harus dilakukan

oleh siswa misalnya siswa ditugaskan mencatat hal-hal yang dianggap

penting dari pelaksanaan demonstrasi. 11

Adapun langkah-langkah pelaksanaan demonstrasi adalah sebagai

berikut: mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang

siswa untuk berfikir, misalnya melalui pertanyaan yang mengandung teka-

teki sehingga siswa tertarik memperhatikan proses demonstrasi, ciptakan

10
Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2015),
hlm.16
11
Tri Mulyati, Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas IV SD Negeri 005 Simpang Raya Kecamatan Singingi Hilir, Jurnal Inovasi
Pendidikan Dasar Vol 1. 2021, hlm. 37.

5
suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang

menegangkan. Apabila demonstrasi telah selesai dilakukan proses

pembelajaran diakhir dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada

kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan

pemebelajaran serta melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses

demonstrasi untuk perbaikan selanjutnya.12

Berdasarkan penjelasan metode demonstrasi tersebut dan bila

dikaitkan dengan materi gaya benda pada siswa kelas IV metode

pembelajaran tersebut bisa dijadikan acuan bagi peningkatan hasil belajar

siswa, khususnya hasil belajar IPA. Metode demonstrasi dapat membantu

siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta yang

benar dengan memperagakan kembali sesuatu yang telah disajikan.

Dengan demikian materi gaya merupakan materi yang cocok bila

diterapkan metode demonstrasi pada proses pembelajarannya, karena

siswa secara langsung melibatkan diri dalam menemukan berbagai fakta

melalui apa yang ia peragakan dan demonstrasikan. Atas dasar nilai lebih

yang dimiliki dari metode pembelajaran ini dan permasalahan yang

dihadapi pada sekolah tersebut, maka peneliti melakukan penelitian

menggunakan metode demonstrasi untuk mengatasi permasalahan hasil

belajar IPA pada siswa kelas IV di SD IT Tiara Islamic School.

12
Hadari Nawawi. Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 37

6
B. Penegasan Istilah

1. Hasil belajar IPA

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa hasil adalah prestasi dari

suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu

maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak

melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan

perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar.13 Belajar adalah suatu

aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar

untuk memperoleh konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru, sehingga

memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap

baik dalam berpikir, merasa maupun dalam bertindak.

Berdasarkan konsep yang telah dijelaskan maka dapat ditegaskan

bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan

tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses

evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya

pengajaran dari puncak proses belajar.14 Dengan kata lain hasil belajar

adalah sebuah parameter tingkat keberhasilan proses belajar yang

ditunjukkan oleh besaran angka yang didapatkan dalam kegiatan ujian, dan

juga perubahan tingkah laku yang terjadi dari seorang siswa.

13
Mahpudin. “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa
Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Cakrawala Pendas Vol 4. Juli, 2018, hlm. 2.
14
Wayan Juniati. “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPA”, diunduh dari https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISD/article/view/10126,
diunduh pada 8 Juli 2022

7
IPA adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode

ilmiah. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi

juga merupakan suatu proses penemuan. 15 Pembelajaran IPA perlu di

desain dengan baik sehingga dapat menyentuh kehidupan konkret peserta

didik, oleh karena itu kegiatan-kegiatan pembelajaran IPA pada sekolah

dasar sebaiknya dilakukan melalui diskusi percobaan simulasi dan

kegiatan proyek di lapangan pengembangan sikap ilmiah di Sekolah

Dasar memiliki kesesusaian dengan tingkat perkembangan kognitifnya, hal

ini sesuai dengan penegasan dari piaget yakni anak usia 11 atau 12 tahun

masuk dalam kategori fase operasional konkret.16 Fase yang menunjukkan

adanya sikap keingintahuannya cukup tinggi untuk mengenali

lingkungannya. Dalam kaitannya dengan tujuan pendidikan IPA, maka

pada anak sekolah dasar siswa harus diberikan pengalaman serta

kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan bersikap

terhadap alam, sehingga dapat mengetahui rahasia dan gejala-gejala alam.

2. Metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah cara belajar dengan memperagakan atau

mempertunjukkan sesuatu di hadapan murid, yang dilakukan didalam

maupun diluar kelas, dengan menggunakan metode demonstrasi guru

15
Rustaman. Materi dan Pembelajaran IPA SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011),
hlm. 54
16
Cahyo. Panduan Aplikasi Teori-teori Belajar Mengajar, (Jogjakarta: DIVA Press,
2013), hlm. 46

8
telah mengfungsika seluruh alat indra murid, karena proses belajar

mengajar dan pembelajaran yang efektif adalah proses belajar

mengajar. Istilah demonstrasi dalam pengajaran dipakai untuk

menggambarkan sesuatu cara mengajar.17

Pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau

pengoperasian peralatan barang atau benda. Kerja fisik itu telah

dilakukan atau peralatan itu sudah dicoba lebih dahulu sebelum

didemonstrasiikan. Orang yang mendemonstrasikan (pendidik, peserta

didik atau orang luar) mempertunjukkan sambil menjelaskan tentang

suatu yang didemonstrasikan. 18

a. Kelebihan Metode demonstrasi

Keunggulan metode demonstrasi adalah terjadinya verbalisme akan

dapat terhindari, peserta didik diarahkan untuk langsung

memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan, proses pembelajaran

akan lebih menarik, dengan cara mengamati secara langsung, peserta

didik akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori

dan kenyataan. 19

Pada kenyataannya selama ini masalah menggunakan metode

konfensional, diskusi dan ceramah, sangat sering dilakukan sehingga

untuk beberapa materi yang sesuai dengan kurikulum tidak sesuai


17
Aminudddin Rasyad. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2022) hlm. 24
18
Rahmi dewanti, A. Fajriwati, “ Metode Demonstrasi Dalam Peningkatan Pembelajaran
Fiqih”, Jurnal Kajian Islam Kontemporer Vol 11. 2020, hlm. 90.
19
Fikria Trisnawati. “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Metode
Demonstrasi Pada siswa Kelas IV SD”, diunduh dari
https://ejournal.uksw.edu/satyawidya/article/view/887/, diunduh pada 3 mei 2022

9
dengan peserta didik, sehingga, peseta didik kurang tertarik dengan

cara guru tersebut, keterkaitannya dengan penjelasan guru dan

pembelajaran kurang bisa dipahami pesera didik, sehingga muncul

permasalahan terhadap cara penerangan guru yang harus sesuai dengan

keinginan peserta didik atau metode yang tepat yang bisa terkait

dengan materi satu dengan materi yang lain, sehingga hasil dalam

proses pembelajaran tercapai dengan baik. 20

Pembelajaran demonstrasi dalam analisis hasil belajar peserta didik

di Sekolah Dasar masih perlu perhatian lebih. Hasil belajar dapat

dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentukya yaitu hasil

dan belajar. Pengertian hasil menunjukkan suatu aktivitas atau proses

yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional, begitu pula

dalam kegiatan belajar mengajar setelah mengalami belajar siswa

berubah perilakunya dibanding sebelumnya. Belajar dilakukan untuk

mengusahakan adanya perubahan perilaku individu yang belajar,dan

juga belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.21

20
Winarno Surakhmad. Pengantar Penelitian Ilmuan, (Bandung Tarsito, 1994), hlm. 25
21
Maya Agustina. “Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”,
diunduh dari https://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/azkiya/article/view/2155/, diundun pada 17
Juli 2022

10
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa metode demonstrasi merupakan cara atau metode yang

digunakan untuk mempertunjukkan atau memperagakan materi

pelajaran. Dengan mempertunjukkan benda atau peristiwa yang sudah

dipelajari, maka materi pembelajaran akan lebih mudah di pahami oleh

siswa. Dengan kata lain, metode demonstrasi bertujuan untuk

menjelaskan konsep atau materi yang abstrak. Artinya, metode

demonstrasi merupakan yang lebih efektif dalam membantu siswa

untuk mecari jawaban atau solusi dengan usaha sendiri berdasarkan

fakta atau data yang benar.22

b. Kekurangan Metode Demonstrasi

1. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa

ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif

2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu

tersedia dengan baik

3. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang, di

samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa

mengambil waktu atau jam pelajaran lain

22
Hamruni. Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta : Insan Madani, 2012), hlm. 94

11
4. Apabila kekurangan alat-alat peraga, padahal alat-alatnya tidak sesuai

dengan kebutuhan, maka metode ini kurang efektif

5. Metode ini sukar dilaksanakan apabila anak belum matang untuk

melakukan demonstrasi.

3. Pengertian Gaya

Didalam kehidupan sehari-hari sering dengar istilah tentang gaya.

Namun pengertian tentang gaya dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

berbeda dengan pengertian gaya yang digunakan dalam kehidupan

sehari-hari. Pengertian gaya dalam IPA dan teknologi memegang peran

yang sangat penting. Banyak kegiatan yang berkaitan dengan gaya

yang dapat kita lakukan atau dapat kita amati dalam kejadian sehari-

hari, contohnya untuk memindahkan buku, kita perlu mengangkatnya,

untuk menggeser letak lemari kita perlu mendorongnya, untuk

membuka atau menutup jendela, kita perlu mendorong atau

menariknya, untuk menimba air dari sumur dengan menggunakan

kerekan kita perlu menarik tali. 23

Selain itu kita juga sering melihat anak kecil yang berusaha

memindahkan meja dengan mendorongnya walaupun tidak berhasil,

kuda yang sedang menarik kereta, kerbau yang sedang menarik bajak

di sawah, lokomotif yang menarik atau mendorong gerbong di stasiun

23
Sudjana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 2005), hlm.154

12
kereta api dan sebagainya. Jika kita perhatikan, semua kegiatan

tersebut di atas dapat terjadi karena ada gaya tarikan atau dorong dari

manusia, hewan, atau benda terhadap benda lain. Mengangkat benda

berarti melakukan gaya tarik ke arah atas. Dalam IPA tarikan atau

dorongan itulah yang dinamakan gaya. Dari contoh-contoh tersebut di

atas tampak bahwa benda yang mengalami tarikan atau dorongan

(dikenai gaya) dapat berpindah tempat atau bergerak. 24

C. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasikan

permasalahan sebagai berikut.

a. Kurangnya minat siwa dalam pembelajaran IPA

b. Proses pembelajaran IPA dirasa masih kurang menarik bagi siswa

sehingga berakibat kurang optimalnya hasil pembelajaran

c. Hasil belajar sebagian besar siswa pada materi IPA di bawah KKM

75

d. Guru menggunakan metode konvensional dalam belajar

2. Batasan Masalah

24
Asmaul Husna. “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya dengan
Menggunakan Metode Eksperimen Pada Pelajaran IPA Kelas IV SDN No. 3 Siwalempu”,
diunduh dari https://www.neliti.com/id/publications/109794/meningkatkan-hasil-belajar-
siswa-pada-konsep-gaya-dengan-menggunakan-metode-eksp/, diunduh pada 27 Mei 2022

13
Berdasarkan identifiksi masalah diatas, dalam penelitian ini,

membatasi pada, peningkata hasil belajar IPA melalui metode

demonstrasi pada materi gaya.

Penelitian ini dibatasi pada penggunaan metode demonstrasi kelas

IV SD IT Tiara Islamic School dengan pembelajaran gaya dalam mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam meningkatkan hasil belajar.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut: Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat

meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV di SD IT Tiara

Islamic School?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar IPA

melalui metode demonstrasi Pada Materi Gaya Untuk Siswa Kelas IV

di SD Tiara Islamic School Kecamatan Tampan Kelurahan Air Putih

2. Manfaat penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka maka hasil penelitian

diharapkan bermanfaat:

4. Manfaat teoritis

14
1) Mendapatkan teori/pengetahuan dan pengalaman baru yang

relevan dalam upaya meningkatka prestasi belajar IPA

2) Dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam pelajaran

IPA pada Kelas IV

3) Menjadi masukan dan informasi bagi guru IPA dalam

mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa dalam

pembelajaran IPA materi gaya

4) Menjadi masukan bagi pihak guru dan sekolah guna

memperbaiki metode pembelajaran dilakukan pada kelas IV

pada pembelajaran IPA

5. Manfaat praktis

Sebagai dasar untuk mengembangkan dan melaksanakan

penelitian lebih lanjut, baik diri sendiri maupun guru kelas.

BAB II

KAJIAN TEORI
A. Kerangka Teori

1. Belajar

15
a. Pengertian belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui

interaksi antara individu dan lingkungan. Dalam hal ini proses merupakan

rangkaian-rangkaian kegiatan yang berkelanjutan, terencana, terpadu, dan

berkesinambungan, yang secara keseluruhan memberikan karakteristik

terhadap proses pembelajaran. 25 Pembelajaran merupakan kata belajar

yang di beri imbuhan pe dan an, yang berarti pembelajaran adalah sebuah

peningkatan pengetahuan, proses mengingat, dan proses mendapatkan

fakta-fakta atau keterampilan yang dapat dikuasai serta digunakan sesuai

kebutuhan. Pembelajaran juga merupakan proses memahami atau

mengabstraksikan makna, penafsiran, dan pemahaman akan realitas dalam

sebuah cara yang berbeda. 26 Belajar adalah perubahan perilaku atau

perubahan di dalam diri kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu

pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,

kepandaian .27

Pengertian belajar secara psikologis, belajar merupakan suatu

proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

dengan lingkungannya dalam kebutuhan hidupnya. Rumusan lain, belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

25
Asep Hermawan. “Konsep Belajar dan Pembelajaran Menurut Al-Ghazali”, Jurnal
Qathruna Vol 1. Januari, 2014, hlm. 85.
26
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2010), hlm, 67
27
Muhammad sain Hanafy. “Konsep Belajar dan Pembelajaran,” Jurnal Pendidikan Vol
17. Juni, 2014, hlm. 66-79.

16
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.28

Syaifuddin menambahkan bahwa belajar adalah proses mencari,

memahami, menganalisis suatu keadaan sehingga terjadi perubahan

perilaku, dan perubahan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai hasil

belajar jika disebabkan oleh karena pertumbuhan atau keadaan

sementara.29

b. Tujuan Belajar

Tujuan belajar dalam Islam, yaitu mencari rezeki di dunia, selamat

dunia dan akhirat, dan memperkuat akhlak. Menurut Dalyono tujuan

belajar adalah sebagai berikut:

1) Belajar bertujuan mengadakan perubahan dalam diri antara lain

perubahan tingkah laku

2) Belajar bertujuan mengubah kebiasaan yang buruk menjadi baik.

3) Belajar bertujuan mengubah sikap dari negatif menjadi positif, tidak

hormat menjadi hormat, benci menjadi sayang dan sebagainya.

4) Dengan belajar dapat memiliki keterampilan.

5) Belajar bertujuan menambah pengetahuan dalam berbagai bidang

ilmu.

28
Slameto. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hlm. 25
29
Syaifuddin Iskandar. Materi Mata Kuliah dan Pembelajaran, (Universitas Samawa,
2008), hlm. 32

17
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar

adalah terjadinya perubahan dalam diri seseorang terhadap cara berfikir,

mentalitas dan perilakunya yang meliputi aspek kognitif (pengetahuan),


30
afektif (pemahaman) dan psikomotorik (keterampilan).

c. Pendekatan Pembelajaran

1) Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar, kita sering menggunakan

berbagai macam metode pendekatan dan secara tidak sadar kita

melakukan “strategi” untuk memerangi ketidaktahuan. Namun

sebelum metode, sebuah pendekatan nampaknya penting diketahui

hal ini untuk mengoptimalisasi kegiatan belajar dikelas, karena

nampaknya kita sering lupa bahwa kita amat terpengaruh oleh

semua lingkungan yang kita tinggali. 31 Resiko bagi seorang

pendidik untuk mendekati semua ini yang berpengaruh pada proses

pelaksanaan pendidikan, karena hasil pendidikan itu pun yang

menjadi pengaruh terbesar dalam peradaban manusia, tidak ada

yang tidak berkembang tanpa pendidikan. 32

Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan

pendekatan secara arif dan bijaksana. Pandangan guru terhadap

anak didiknya menentukan sikap dan perbuatan. Setiap pendidik

30
Dalyono. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hlm. 128
31
Abdullah.”Pendekatan dan Model Pembelajaran yang Mengaktifkan Siswa”, Jurnal
Edureligia Vol 1. 2017, hlm. 47.
32
Herliani, Didimus Tanah Oleng, Elsye Theodora Manasawet. Teori Belajar dan
Pembelajaran, ( Jawa Tengah: Lakeisha, 2021), hlm. 43

18
tidak selalu memiliki suatu pandangan yang sama dalam hal

mendidik anak didik. Guru perlu menyadari dan memaklumi

bahwa anak didik itu merupakan individu dengan segala

perbedaannya sehingga diperlukan beberapa pendekatan dalam

proses belajar mengajar. Guru ingin memberikan layanan yang

terbaik bagi anak didik, dengan menyediakan lingkungan yang

menyenangkan. Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik

dengan peranan yang aktif dan bijaksana, sehingga tercipta

hubungan dua arah yang harmonis antara guru dan anak didik. 33

Oleh karena itu, sebelum guru melakukan pengajaran diharapkan

telah mengetahui pendekatan yang diambil adalah tepat untuk anak

didiknya. Supaya proses belajar mengajar bisa berjalan lancar.

Menurut Syaifuddin Sagala bahwa, “Pendekatan

pembelajaran merupakan jalan yang akan ditcmpuh oleh guru dan

siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan

instruksional tertentu”. Tujuan pembelajaran dapat dicapai maka

perlu dibuat program pembelajaran yang baik dan benar. Program

pembelajaran merupakan macam kegiatan yang menjabarkan

kemampuan dasar dan teori pokok secara rinci yang memuat

metode pembelajaran, alokasi, waktu, indikator pencapaian hasil

belajar dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dari setiap

33
Arifi. Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, (Jakarta: Bumi Aksra, 1995), hlm.
76

19
pokok mata pelajaran. 34

Sistem dan pendekatan pembelajaran dibuat karena adanya

kebutuhan akan sistem dan pendekatan tersebut untuk meyakinkan

yaitu adanya kebutuhan untuk belajar dan siswa belum mengetahui

apa yang akan diajarkan. Oleh karena itu, guru menetapkan hasil-

hasil belajar atau tujuan apa yang diharapkan akan dicapai.35

Pendekatan pembelajaran juga dapat diartikan sebagai titik tolak

atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang

merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang

sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,

menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran

dengan cakupan teoretis tertentu, pembelajaran terdapat dua jenis

pendekatan, yaitu:

a) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada

siswa (Student Centered Approach) Student-centered approach

adalah sebuah pendekatan untuk pendidikan berfokus pada

kebutuhan siswa, bukan orang lain yang terlibat dalam pendidikan

proses, seperti guru. Student-centered approach difokuskan pada

kebutuhan siswa, kemampuan, minat, dan gaya belajar dengan guru

sebagai fasilitator pembelajaran. Studentcentered approach

menuntut siswa untuk aktif, peserta bertanggung jawab dalam

34
Syaifuddin Iskandar. Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran, (tnp: Universitas
Samawa, 2008), hlm. 27
35
Ali Mudlofir. Desain pembelajaran Inovatif, (Jakarta: Raja Grafindo, 2016), hlm. 55

20
pembelajaran mereka sendiri. 36

b) Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada

guru (teacher centered approach). Dalam pendekatan

pembelajaran yang berpusat pada guru, Guru berfungsi sebagai

pusat pengetahuan, guru adalah sumber utama untuk pengetahuan,

mengarahkan proses pembelajaran dan mengendalikan akses siswa

terhadap informasi. Fokusnya adalah hampir secara eksklusif pada

apa yang dipelajari. Teacher-centered approach memiliki guru di

pusat dalam peran aktif dan siswa dalam peran pasif. 37

2) Indikator Keberhasilan Guru Dalam Mengajar

Indikator keberhasilan dalam mengajar cukup beragam mulai dari

bagaimana guru merancang kegiatan pembelajaran, berinteraksi dengan siswa,

dan analisis tingkah laku. Indikator digunakan sebagai tanda atau ciri

kuantitatif jika tujuan tercapai dengan baik, sehingga guru bisa berusaha

untuk memenuhi indikator tersebut. Adapun berikut beberapa indikator

keberhasilan dalam mengajar, yaitu:

1. Menyusun RPP

Agar pelaksanaan pembelajaran berjalan lancar dan efektif tentu harus

ada rencana yang matang. Dalam perencanaan ini guru menentukan durasi

waktu pembelajaran, materi yang akan disampaikan, metode pembelajaran,

tujuan pembelajaran, dan cara asesmen atau penilaian. Guru harus bisa
36
Muhammad Ali. Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2008), hlm. 38
37
Al- Rasyidin. Teori Belajar dan Pembelajaran, (Medan: Perdana Publishing, 2015),
hlm. 36

21
mempertimbangkan pelajaran yang diberikan pada siswa agar tercipta

pembelajaran bermakna. Selain itu, tujuan pembelajaran juga harus bisa

membentuk pribadi anak lebih baik.

Perencanaan pembelajaran ini disebut dengan RPP. Ini bukan hanya

menjadi tugas administratif guru saja, tetapi ruang inovasi dan acuan dalam

menjalankan kegiatan pembelajaran lebih baik. Penyusunan RPP yang baik

dan tepat menjadi salah satu indikator keberhasilan guru dalam mengajar.

2. Kemampuan dalam Mengajar

Indikator keberhasilan guru dalam mengajar juga bisa dilihat saat proses

pembelajaran berlangsung. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti

cara menyajikan materi pelajaran pada siswa. Jika siswa mudah menerima dan

memahami materi pelajaran yang dijelaskan guru, bisa dikatakan guru tersebut

berhasil dalam mengajar. Bukan hanya itu, umumnya guru harus memiliki

kemampuan mengajar seperti berikut:

Mampu menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi untuk mengatasi


kebosanan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.

Mampu mengintegrasikan pengalaman belajar dengan mengamati sejauh mana


kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Mampu menggunakan media atau alat bantu belajar untuk mendukung dan
mempermudah pemahaman materi pelajaran.

Kemampuan guru dalam membuka dan menutup pelajaran yang menarik dan
efektif.

22
Kemampuan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

Kemampuan mengajukan pertanyaan yang tepat pada siswa sesuai dengan


kompetensi dasar mereka.

3. Indikator Keberhasilan Kemampuan Siswa

Keberhasilan siswa merupakan keberhasilan guru pula, karena siswa

dibimbing dan diberi pengetahuan oleh guru. Siswa yang berhasil mencapai

indikator pembelajaran yang sudah ditetapkan dengan baik, artinya memahami

setiap materi pelajaran yang sudah diberikan guru. Cara guru menyampaikan

materi, media pembelajaran, dan metode pengajaran yang digunakan

berpengaruh terhadap pemahaman siswa.

Meski memang ada beberapa siswa yang termasuk rajin belajar dan

bersikeras untuk mencapai tujuan pembelajaran, namun di samping itu ada

campur tangan guru yang membimbing dan mendidik mereka. Selebihnya,

siswa dibiarkan untuk mengembangkan jiwa seninya tersendiri.

Sehubungan dengan hal ini, ada beberapa tingkatan atau taraf yang

menjadi indikator keberhasilan guru dalam membimbing atau mendidik siswa,

tingkatan keberhasilan tersebut yaitu:

1. Maksimal = keberhasilan guru bisa dikatakan maksimal atau sempurna

ketika seluruh bahan pelajaran yang sudah diajarkan pada siswa itu bisa

dikuasai dan dipahami dengan baik oleh siswa.

2. Baik sekali = indikator keberhasilan guru bisa dikatakan baik sekali dalam

mengajar ketika sebagian besar (80% - 99%) bahan pelajaran yang sudah

diajarkan siswa dapat dipahami dan dikuasai oleh siswa tersebut.

23
3. Baik = guru bisa dikatakan baik dalam mengajar ketika bahan pelajaran

yang diajarkan sekitar 60% - 75% bisa dikuasai siswa.

4. Kurang = indikator keberhasilan guru bisa dikatakan kurang ketika siswa

hanya menguasai materi pelajaran kurang dari 60% materi yang sudah

diajarkan.

Dengan tingkat keberhasilan tersebut, guru bisa melakukan evaluasi

mengajar dan menganalisis penyebab siswa belum mampu mencapai tujuan

pembelajaran, apakah dikarenakan metode pengajarannya yang kurang tepat,

kelas tidak efektif, materi terlalu sulit atau hal lainnya.

2. Hasil Belajar

c. Pengertian Hasil Belajar

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa hasil adalah prestasi dari

suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu

maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak

melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan

perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Belajar menurut susanto

adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam

keadaan sadar untuk memperoleh konsep, pemahaman, atau pengetahuan

baru, sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku

yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa maupun dalam bertindak. 38

38
Binti Muakhirin, “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Pembelajaran
Inkuiri pada Siswa SD” , diunduh dari https://journal.uny.ac.id/index.php/cope/article/view/2933/,
diunduh pada 4 April 2022

24
Hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah

mengikuti proses pengajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil belajar ini,

biasanya dinyatakan dalam bentuk angka,huruf, atau kata-kata baik,

sedang, kurang dan sebagainya. Begitu pula dengan menurut Hamalik,

hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat

diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan

keterampilan, dari beberapa konsep tersebut dapat ditegaskan bahwa hasil

belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar.39 Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses

evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya

pengajaran dari puncak proses belajar. Dengan kata lain hasil belajar

adalah sebuah parameter tingkat keberhasilan proses belajar yang

ditunjukkan oleh besaran angka yang didapatkan dalam kegiatan ujian, dan

juga perubahan tingkah laku yang terjadi dari seorang siswa. 40

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan

menjadi tiga macam, yakni:

1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni kondisi jasmani dan

rohani siswa.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di

39
Ahmad Syafi’i. “Studi Tentang Prestasi Belajar Siswa dalam Berbagai Aspek dan
Faktor yang Mempengaruhi”, diunduh dari
http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/komdik/article/view/114, diunduh pada 15 Juli 2022
40
Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Pustaka Setia, 2010), hlm. 24

25
sekitar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya

belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran41.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, dibedakan menjadi dua

golongan:

1) Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri atau yang kita sebut

dengan faktor individual. Yang termasuk faktor individual antara lain

faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan

faktor pribadi.

2) Faktor yang ada diluar individu atau yang sebut faktor sosial. Yang

termasuk faktor sosial antara lain: faktor keluarga (rumah tangga), guru

dan cara mengajarnya, alatalat yang dipergunakan dalam belajar

mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi

sosial. 42

41
Firosalia Kristin. “Analisis Model Pembelajaran Discovery Learning” diunduh dari
http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/JPDP/article/view/25, diunduh pada 11 2022
Mei
42
Azza Salsabila. “Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Sekolah
Dasar” diunduh dari https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/pandawa/article/view/800/, diundu
pada 5 Juli 2022

26
3. Metode Demonstrasi

a. Metode Demonstrasi

Demonstrasi merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran dalam

proses belajar mengajar. Melalui demonstrasi, seorang guru

mempertunjukkan materi ajar kepada siswa baik menyangkut fakta,

kejadian maupun konsep-konsep pengetahuan. Secara leksikal, kata

demonstrasi berarti peragaan yang dipertunjukkan dengan melakukan

suatu cara-cara menerapkan sesuatu, selanjutnya kata berdemonstrasi

berarti mengadakan peragaan. Sedangkan kata metode berarti cara

sistematis dan berpikir secara baik untuk mencapai tujuan. Metode juga

berarti prinsip dan praktek-praktek pengajaran. Selanjutnya menurut

Susanto, metode secara harfiah diartikan dengan cara. Dalam pemakaian

yang umum diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara

melakukan suatu pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep

secara sistematis.43

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara

memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan,

baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang

relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Metode

demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau

mempertujukan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu

43
Muhammad Faturrohman. Belajar dan Pembelajaran Modern, (Yogyakarta:
Grudhawaca, 2017), hlm. 94.

27
yang sedang dipelajari , baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering

disetai dengan penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses

penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara

mendalam sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurma. 44

d. Kelebihan Metode demonstrasi

Keunggulan metode demonstrasi adalah terjadinya verbalisme akan

dapat terhindari, peserta didik diarahkan untuk langsung

memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan, proses pembelajaran

akan lebih menarik, dengan cara mengamati secara langsung, peserta

didik akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori

dan kenyataan. 45

Pada kenyataannya selama ini masalah menggunakan metode

konfensional, diskusi dan ceramah, sangat sering dilakukan sehingga

untuk beberapa materi yang sesuai dengan kurikulum tidak sesuai

dengan peserta didik, sehingga, peseta didik kurang tertarik dengan

cara guru tersebut, keterkaitannya dengan penjelasan guru dan

pembelajaran kurang bisa dipahami pesera didik, sehingga muncul

permasalahan terhadap cara penerangan guru yang harus sesuai dengan

keinginan peserta didik atau metode yang tepat yang bisa terkait

44
Cut Rina, TB Endayani, Maya Agustina.” Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Pendidikan MI/SD Vol 5. 2020, hlm. 151.
45
Fikria Trisnawati. “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Metode
Demonstrasi Pada siswa Kelas IV SD”, diunduh dari
https://ejournal.uksw.edu/satyawidya/article/view/887/, diunduh pada 3 mei 2022

28
dengan materi satu dengan materi yang lain, sehingga hasil dalam

proses pembelajaran tercapai dengan baik. 46

Pembelajaran demonstrasi dalam analisis hasil belajar peserta didik

di Sekolah Dasar masih perlu perhatian lebih. Hasil belajar dapat

dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentukya yaitu hasil

dan belajar. Pengertian hasil menunjukkan suatu aktivitas atau proses

yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional, begitu pula

dalam kegiatan belajar mengajar setelah mengalami belajar siswa

berubah perilakunya dibanding sebelumnya. Belajar dilakukan untuk

mengusahakan adanya perubahan perilaku individu yang belajar,dan

juga belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.47

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa metode demonstrasi merupakan cara atau metode yang

digunakan untuk mempertunjukkan atau memperagakan materi

pelajaran. Dengan mempertunjukkan benda atau peristiwa yang sudah

dipelajari, maka materi pembelajaran akan lebih mudah di pahami oleh

siswa. Dengan kata lain, metode demonstrasi bertujuan untuk

46
Winarno Surakhmad. Pengantar Penelitian Ilmuan, (Bandung Tarsito, 1994), hlm. 25
47
Maya Agustina. “Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”,
diunduh dari https://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/azkiya/article/view/2155/, diundun pada 17
Juli 2022

29
menjelaskan konsep atau materi yang abstrak. Artinya, metode

demonstrasi merupakan yang lebih efektif dalam membantu siswa

untuk mecari jawaban atau solusi dengan usaha sendiri berdasarkan

fakta atau data yang benar.48

e. Kekurangan Metode Demonstrasi

6. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa

ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif

7. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu

tersedia dengan baik

8. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang, di

samping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa

mengambil waktu atau jam pelajaran lain

9. Apabila kekurangan alat-alat peraga, padahal alat-alatnya tidak sesuai

dengan kebutuhan, maka metode ini kurang efektif

10. Metode ini sukar dilaksanakan apabila anak belum matang untuk

melakukan demonstrasi.

48
Hamruni. Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta : Insan Madani, 2012), hlm. 94

30
4.Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

IPA adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui

metode ilmiah. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam

secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

pengetahuan yang berupa fakta-fakta ,konsep-konsep atau prinsip-prinsip

saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan pembelajaran IPA perlu

di desain dengan baik sehingga dapat menyentuh kehidupan konkret

peserta didik, oleh karena itu kegiatan-kegiatan pembelajaran IPA pada

sekolah dasar sebaiknya dilakukan melalui diskusi percobaan simulasi dan

kegiatan proyek di lapangan pengembangan sikap ilmiah di sekolah dasa

memiliki kesusaian dengan tingkat perkembangan kognitifnya hal ini

sesuai dengan penegasan dari piaget yakni anak usia 11 atau 12 tahun

masuk dala kategori faseoperasional konkret.49

Fase yang menunjukkan adanya sikap keingintahuannya cukup

tinggi untuk mengenali lingkungannya. Dalam kaitannya dengan tujuan

pendidikan IPA, maka pada anak Sekolah Dasar siswa harus' diberikan

pengalaman serta kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berfikir

49
Lia Portanata. “Analisis Pemanfaatan Media Pembelajaran IPA SD”, diunduhdari
http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/JPDP/article/view/53/, diunduh pada 19 April
2022

31
dan bersikap terhadap alam, sehingga dapat mengetahui rahasia dan

gejala-gejala alam. 50

b. Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar

Pembelajaran IPA pada sekolah terutama pada sekolah dasar (SD)

diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari

diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut

dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai

dengan pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan dengan

cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Sehingga IPA bukan

hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, melainkan juga merupakan suatu

proses penemuan. 51 Pembelajaran bidang studi IPA di sekolah berfungsi

untuk Meningkatkan rasa ingin tahu dan kesadaran mengenai berbagai

jenis lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam hubungannya dengan

pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari bagi manusia,

mengembangkan keterampilan proses siswa agar mampu memecahkan

masalah melalui doing science, mengembangkan kemampuan untuk

menerapkan IPA, teknologi dan keterampilan yang berguna dalam

kehidupan sehari-hari maupun melanjutkan pendidikan ke tingkat yang

lebih tinggi, mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna serta

50
Dahar. Teori Belajar, ( Bandung: Tiga Serangkai, 1996), hlm. 74
51
Wayan Widiana. “ Pengembangan Asesmen Proyek dalam Pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar”, diunduh dari https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPI/article/view/8154/,
diunduh pada 23 Mei 2022

32
keterkaitan dengan kemajuan IPTEK, keadaan lingkungan yang

bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari dan pelestariannya. 52

Berdasarkan dari berbagai fungsi pembelajaran IPA tersebut, maka

sudah seharusnya pembelajaran IPA terintegrasi dengan berbagai

pembelajaran lainnya. Hal tersebut dikarenakan pada hakikatnya IPA

merupakan alat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, dengan

menggunakan pendekatan scientific sebagai salah satu penunjang dalam

proses pembelajaran .53

c. Tujuan dan Ruang Lingkup IPA di Sekolah Dasar (SD)

Tujuan Pembelajaran IPA di SD/MI Pembelajaran sains pada

tingkat sekolah dasar (SD) dikenal dengan pembelajaran ilmu pengetahuan

alam (IPA). Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih

terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran

kimia, biologi dan fisika. Adapun tujuan umum pembelajaran IPA adalah

penguasaan peserta didik untuk memahami sains dalam konteks yang lebih

luas, terutama dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan khusus yang

berorientasi pada hakikat sains adalah menguasai konsep-konsep sains

yang komplekatif dan bermakna bagi peserta didik melalui kegiatan

pembelajaran.

52
Sulistyani Puteri Ramadhani, Konsep Dasar IPA Konsep dan Aplikasi Pengembangan
Pembelajaran, ( Depok: Yayasan Yiesa Rich, 2019), hlm. 13-14
53
Jajang Bayu Kelana. “Model Pembelajaran IPA SD”, diunduh dari
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=kxAeEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=jurnal
+pembelajaran+ipa+sd&ots=YFsGwj2jTt&sig=TDl9y0dMIeIrBuBl-
xEEDR5SVqY&redir_esc=y#v=onepage&q=jurnal%20pembelajaran%20ipa%20sd&f=false/,
diundu pada 8 mei 2022

33
Tujuan pembelajaran IPA di SD/MI, yaitu sebagai berikut:

1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains,

teknologi, dan masyarakat.

2) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains

yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari.

4) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam

kehidupan sehari-hari.

5) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman ke bidang

pengajaran lain.

6) Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan

alam. Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam

semesta ini untuk dipelajari.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ketingkat lebih tinggi. 54

d. Ruang Lingkup IPA di SD/MI

Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk Sekolah Dasar (SD) dan

Madrasah Ibtidaiyah (MI) menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

54
Gusti Ngurah Santika. “Membentuk Karakter Peduli Lingkungan Pada Siswa Sekolah
Dasar Melalui Pembelajaran IPA”, diundu dari
http://journal.ipts.ac.id/index.php/ED/article/view/3382/, diunduh pada 21 April 2022

34
bahwa standar kompetensi lulusan mata pelajaran IPA meliputi aspek-

aspek, antara lain:

1) Mahluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia, hewan,

tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.

2) Benda, materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi cair, padat,

dan gas.

3) Energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet,

listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.

4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan

benda-benda langit lainnya. 55

Berdasarkan dari beberapa tujuan dan ruang lingkup

pembelajaran IPA di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada

dasarnya pembelajaran IPA membekali siswa untuk

mengembangkan rasa ingin tahu, pengetahuan, meningkatkan

keterampilan proses, serta kesadaran untuk menghargai alam

ciptaan Tuhan, dan melestarikan lingkungan alam sekitar serta

sebagai dasar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi.

55
Ratna Wahyu Wulandari. “IPA untuk SD/MI”, diunduh dari
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=kxAeEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=jurnal
+pembelajaran+ipa+sd&ots=YFsGwj2jTt&sig=TDl9y0dMIeIrBuBl-
xEEDR5SVqY&redir_esc=y#v=onepage&q=jurnal%20pembelajaran%20ipa%20sd&f=false/,
diundu pada 22 Mei 2022

35
e. Gaya

1) Pengertian Gaya

Gaya sering diartikan sebagai dorongan atau tarikan, didalam

kehidupan sehari-hari sering dengar istilah tentang gaya. Namun

pengertian tentang gaya dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berbeda

dengan pengertian gaya yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian gaya dalam IPA dan teknologi memegang peran yang

sangat penting. Banyak kegiatan yang berkaitan dengan gaya yang

dapat kita lakukan atau dapat kita amati dalam kejadian sehari-hari,

contohnya untuk memindahkan buku, kita perlu mengangkatnya, untuk

menggeser letak almari kita perlu mendorongnya, untuk membuka atau

menutup jendela, kita perlu mendorong atau menariknya, untuk

menimba air dari sumur dengan menggunakan kerekan kita perlu

menarik tali. 56

Selain itu kita juga sering melihat anak kecil yang berusaha

memindahkan meja dengan mendorongnya walaupun tidak berhasil,

kuda yang sedang menarik kereta, kerbau yang sedang menarik bajak

di sawah, lokomotif yang menarik atau mendorong gerbong di stasiun

kereta api dan sebagainya. Jika kita perhatikan, semua kegiatan

tersebut di atas dapat terjadi karena ada gaya tarikan atau dorong dari

manusia, hewan, atau benda terhadap benda lain. Mengangkat benda

56
Trianto. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, ( Jakrta : Prestasi
Pustaka, 2007), hlm. 43

36
berarti melakukan gaya tarik ke arah atas., dalam IPA tarikan atau

dorongan itulah yang dinamakan gaya, dari contoh-contoh tersebut di

atas tampak bahwa benda yang mengalami tarikan atau dorongan

(dikenai gaya) dapat berpindah tempat atau bergerak. 57

b. Jenis-Jenis Gaya

Gaya tarik, gaya dorong, dan gaya gesek merupakan

beberapa gaya yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Gaya dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, yaitu dari mana

asal dorongan atau tarikan. Gaya juga dapat digolongkan

berdasarkan titik kerja gayanya. Berdasarkan titik kerjanya gaya

dapat digolongkan menjadi gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Gaya

yang titik kerjanya bersentuhan dengan benda disebut gaya sentuh,

misalnya gaya gesek dan gaya pegas. Sedangkan gaya yang titik

kerjanya tidak bersentuhan dengan benda, disebut gaya tak sentuh,

misalnya gaya magnet dan gaya listrik statis. 58

1) Gaya Gesek

Gaya gesek merupakan gaya yang terjadi karena

bersentuhannya dua permukaan benda. Contoh gaya gesek adalah

gaya yang bekerja pada rem sepeda. Pada saat akan berhenti, karet

rem pada sepeda akan bersentuhan dengan pelek sepeda sehingga

57
Sulistyani Puteri Ramadhani. Konsep Dasar IPA Konsep dan Aplikasi Pengembangan
Pembelajaran, ( Depok: Yayasa Yiesa Rich, 2019), hlm. 13-14
58
Harlinda Sofyan. “Penerapan Literasi Sains Dalam Pembelajaran IPA Untuk Calon
Guru SD”, diunduh dari http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jpd/article/view/13203/, diunduh
pada 4 Juni 2022

37
terjadi gesekan yang menyebabkan sepeda dapat berhenti ketika

dilakukan pengereman. 59 Gaya gesek akan terjadi apabila dua buah

benda saling bersentuhan dan bergerak berlawanan arah, relatif

satu dengan yang lain.

2) Gaya Pegas

Gaya pegas adalah gaya tarik yang ditimbulkan oleh pegas.

Pada karet gelang yang direnggangkan dan pada pegas yang

direnggangkan atau dimampatkan, akan timbul gaya kearah benda

yang merenggangkannya atau memampatkannya. Gaya yang

timbul tersebut disebut gaya pegas. Gaya pegas timbul karena

adanya sifat elastik/sifat lenting pegas/karet gelang. Sifat elastik ini

dimiliki oleh benda yang apabila diubah bentuknya kemudian

dilepaskan, maka benda itu akan kembali ke keadaan/bentuk

semula. Oleh karena gaya pegas disebabkan oleh sifat elastik atau

sifat lenting pegas atau karet gelang maka gaya pegas juga disebut

gaya elastik atau gaya lenting. Gaya pegas selalu terjadi pada

benda-benda lenting yang bentuknya diubah. Misalnya gaya pegas

timbul pada bambu yang dibengkokkan atau busur panah yang

ditarik. Gaya pegas dimanfaatkan antara lain untuk mengurangi

59
Sri Anggreini. “Ilmu Pengetahuan Alam diunduh dari SD dan MI Kelas IV”, diunduh
dari http://ftp.unpad.ac.id/bse/Kurikulum_2006/04_SD/kelas04_ipa_poppy.pdf, diunduh pada 10
Juni 2022

38
pengaruh dari getaran pada jalan yang kasar, misalnya pada sepeda

motor, mobil, dokar atau sepeda.60

3) Gaya Magnet

Magnet memiliki gaya tarik terhadap benda-benda tertentu.

Gaya tarik ini disebut gaya magnet. Gaya magnet merupakan gaya

yang ditimbulkan oleh tarikan atau dorongan dari magnet. Contoh

gaya magnet adalah, tertariknya paku ketika didekatkan dengan

magnet. Gaya magnet dapat menarik benda-benda, yang terbuat

dari besi dan baja. Benda-benda dapat tertarik oleh magnet jika

masih berada dalam medan magnet, di sekitar magnet terdapat

medan magnet, yaitu daerah di sekitar magnet dimana gaya magnet

masih bekerja. Sebuah benda yang berada di dalam medan magnet

akan dipengaruhi medan magnet tersebut.

4) Gaya Listrik

Gaya listrik merupakan gaya yang ditimbulkan oleh muatan

listrik suatu benda, contoh gaya listrik terjadi ketika sisir plastik

yang digosokkan pada rambut kering dapat menarik potongan-

potongan kertas kecil. Sisir plastik yang telah digosok-gosokkan

pada rambut kering akan bermuatan listrik, sehingga penggaris

dapat menarik serpihan kertas tersebut. Gaya yang ditimbulkan

oleh muatan listrik disebut gaya listrik statis.

60
Dewi Rossalia. “Buku Saku Pintar IPA SD Kelas IV”, diunduh dari
https://books.google.co.id/books?id=h1pQj_t3ioQC&printsec=copyright&redir_esc=y#v=onepag
e&q&f=false, diunduh pada 7 Mei 2022

39
B. Penelitian Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Mijil Widianingtias dengan skripsi

berjudul" Meningkatkan Hasil Belajar IPS Menggunakan Media Gambar

Bagi Siswa Kelas IV MI Al- Fatah Kemutug Wadaslintang Wonosobo

Jawa Tengah Tahun Ajaran 2012/2013 ", dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut: H asil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan

hasil belajar IPS kelas IV MI Al-Fatah Kemutug. Hasil belajar saat

pratindakan, rata-rata kelas adalah 65,76 untuk ketuntasan ada 12 siswa

atau 48% dan belum tuntas ada 13 siswa atau 52%.61 Hasil ini belum

memenuhi KKM yaitu 70,00. Pada siklus I diperoleh peningkatan hasil

rata-rata kelas71,92, ketuntasan ada 15 siswa atau 60% dan belum tuntas

ada 10 siswa atau 40% berarti ada kenaikan nilai rata-rata pra tindakan ke

siklus I sebesar 6,16, sedangkan siklus II hasilnya mengalami kenaikan

lagi yaitu rata-rata kelas meningkat menjadi 76,90 dan ketuntasan ada 22

siswa atau 88% dan belum tuntas ada 3 siswa atau 12%, dengan demikian

ada kenaikan rata-rata dari siklus I ke siklus II sebesar 4,98. Persamaan

dari penelitian tersebut ialah terletak pada keinginan peneliti untuk

meningkatkan hasil belajar siswa agar peserta didik memahami materi

yang disampaikan sehingga nilai yang dihasilkan juga maksimal.

Sedangkan perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian peneliti

terletak pada subjek, tempat, karakter peserta didik dan metode

61
Mijil Widianingtias, Meningkatkan Hasil Belajar IPS Menggunakan Media Gambar
Bagi Siswa Kelas IV MI Al- Fatah Kemutug Wadaslintang Wonosobo Jawa Tengah Tahun Ajaran
2012/2013 Skripsi UNJ, 2013) hlm. 92.

40
pembelajaran yang akan digunakan berbeda dengan penelitian tersebut.

Serta peneliti ingin mengetahui efektivitas metode demonstrasi dalam

meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA MI.

Penelitian yang dilakukan oleh Budi Kurniawan dengan skripsi berjudul "

Penggunaan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil

Pembelajaran IPA Pada Matreri Gaya Magnet Siswa Kelas V SDN O3

Pelabai Kabupaten Lebong" dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Hasil belajar siklus I rata-rata 7,125 dengan ketuntasan klasikal 62,5 %

meningkat pada siklus II menjadi 8,2 dengan ketuntasan klasikal sebesar

87,5%.62 Dari analisis data menunjukan pada siklus I data hasil aktivitas

guru sebesar 31,5 dengan kategori baik dan meningkat pada siklus II

sebesar 35 dengan kategori baik. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dan meningkatkan keaktifan guru dan siswa, khususnya siswa kelas

V SDN 03 Pelabai Kabupaten Lebong. Persamaan dari penelitian tersebut

ialah terletak pada keinginan peneliti untuk meningkatkan hasil belajar

siswa agar peserta didik memahami materi yang disampaikan sehingga

nilai yang dihasilkan juga maksimal. Sedangkan perbedaan penelitian

tersebut dengan penelitian peneliti terletak pada subjek, tempat, karakter

peserta didik. Serta peneliti ingin mengetahui efektivitas metode

62
Budi Kurniawan, Penggunaan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil
Pembelajaran IPA Pada Matreri Gaya Magnet Siswa Kelas V SDN O3 Pelabai Kabupaten
Lebong, ( Bengkulu: Skripsi Tidak dipublikasikan, 2014).62

41
demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata

pelajaran IPA MI.

Penelitian yang dilakukan oleh Khairul Muzayanah dengan skripsi yang

berjudul" Penggunaan Metode demonstrasi untuk meningkatkan Minta

Belajar Peserta didik Pada Mata Pelajaran IPA kelas IV MI Ma’arif

1Punggur Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2017/2018" dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut : bahwa metode pembelajaran demonstrasi

dapat meningkatkan minat belajar peserta didik pada mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam kelas IV MI Ma’arif 1 Punggur Tahun Pelajaran

2017/2018.63 Rata-rata minat belajar secara keseluruhan meningkat dari

siklus I yaitu sebesar 62,36%, sedangkan pada siklus II menjadi 84,38%

sehingga mengalami peningkatan sebesar 22,02%. Hal ini sesuai dengan

target yang telah ditentukan yaitu mencapai 75%. Peningkatan minat

belajar juga tercermin pada persentase Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM) siklus I sebesar 58,33% pada siklus II sebesar 75% atau

mengalami peningkatan sebesar 16,67%. Pada hasil tersebut persentase

peserta didik yang memperoleh nilai ≥ 65 sebanyak 75%. Persamaan dari

penelitian tersebut ialah terletak pada keinginan peneliti untuk

meningkatkan hasil belajar siswa agar peserta didik memahami materi

yang disampaikan sehingga nilai yang dihasilkan juga maksimal.

Sedangkan perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian peneliti

63
Khairul Muzayanah. “Penggunaan Metode demonstrasi untuk meningkatkan Minta
Belajar Peserta didik Pada Mata Pelajaran IPA kelas IV MI Ma’arif 1Punggur Lampung Tengah
Tahun Pelajaran 2017/2018", diunduh dari
https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2001/1/SKRIPSI%20KHOIRUL%20MUZAYANAH%2
013105335.pdf/, dinduh pada 13 Mei 2022

42
terletak pada subjek, tempat, karakter peserta didik. Serta peneliti ingin

mengetahui efektivitas metode demonstrasi dalam meningkatkan hasil

belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA MI.

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan sebelumnya diperoleh

kerangka pikir bahwa kondisi awal pembelajaran IPA kelas IVSD IT Tiara

Islamic School, lebih banyak berpusat kepada guru, guru lebih banyak

berceramah. Siswa hanya sebagai pendengar, kondisi seperti ini

mengakibatkan siswa merasa bosan dan enggan belajar IPA, dengan

kondisi awal seperti ini kemudian peneliti akan melaksanakan suatu

tindakan untuk mengatasinya. Peneliti akan menerapkan metode

demonstrasi dalam proses pembelajaran IPA pada materi gaya.

Dari tindakan yang dilaksanakan peneliti, diharapkan mencapai

kondisi akhir, yaitu hasil belajar IPA siswa kelas IV SD IT Tiara Islamic

School dapat meningkat. Melalui metode demonstrasi, diharapkan siswa

lebih senang dan tertarik untuk belajar IPA, sehingga hasil belajarnya

diduga akan meningkat.

D. Hipotesis Tindakan

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran

adalah penggunaan metode pengajaran yang tepat dan sesuai dengan

materi yang akan diajarkan. Berdasarkan kerangka teoritik di atas maka

hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Penggunaan metode

43
demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada

pelajaran IPA di SD IT Tiara Islamic School dalam materi gaya.

E. Indikator keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan

minat belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA dari siklus ke siklus,

yaitu sebagai berikut:

1. Dengan diterapkan metode demonstrasi minat belajar peserta didik

mengalami peningkatan hingga 75

2. Peningkatan minat belajar peserta didik ditandai dengan

tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mencapai 75

44
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian merupakan terjemah dari kata research yang berarti

penelitian, penyelidikan. Penelitian adalah pemeriksaan yang teliti,

penyelidikan, kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian

data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan

persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-

prinsip umum untuk memperoleh data guna memberikan jawaban

terhadap masalah-masalah tertentu dan kemudian menemukan

kesimpulan-kesimpulan yang diinginkan.64

Penelitian dirumuskan sebagai penerapan pendekatan ilmiah pada

pengkajian suatu masalah, sebagai cara untuk memperoleh informasi yang

berguna dan dapat dipertanggungjawabkan, yang bertujuan untuk

menemukan jawaban terhadap persoalan yang berarti, melalui penerapan

prosedur-prosedur ilmiah. Penelitian adalah serangkaian kegiatan yang

direncanakan. 65

64
Dini Siswani Mulia. “Penellitian Tindakan Kelas dengan Pembelajaran Berbasis
Kearifan Lokal”, diunduh dari
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/khazanah/article/view/1062/, diunduh pada 23 Mei 2022
65
Mu’alimin. “Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik”, diunduh pada
http://eprints.umsida.ac.id/4119/1/BUKU%20PTK%20PENUH.pdf, diunduh pada 5 Juli 2022

45
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas ( PTK). Penelitian Tindakan Kelas dibedakan

menjadi dua macam, yaitu Penelitian Tindakan dan Penelitian Tindakan

Kelas. Dimana penelitian tindakan bertujuan mengembangkan

keterampilan-keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk

memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau

dunia actual yang lain, dengan cara tidak terlibat langsung di dalam

kegiatan, peneliti hanya mengamati orang yang melakukan tindakan

tersebut, sedangkan PTK terlibat langsung dalam pelaksanakan kegiatan

tersebut.66

Istilah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom action

research sebenarnya tidak terlalu dikenal diluar negeri, istilah ini dikenal

di Indonesia untuk suatu penelitian tindakan (action research) yang

aplikasinya dalam kegiatan belajar mengajar dikelas dengan maksud

memperbaiki proses belajar mengajar, dengan tujuan untuk meningkatkan

atau memperbaiki praktek pembelajaran menjadi lebih efektif. Sejalan

dengan itu juga Buorg mengemukakan salah satu cara yang strategis bagi

guru untuk meningkatkan atau memperbaikilayanan pedidikan bagi guru

dalam konteks pembelajaran di kelas, melalui penelitian tindakan kelas. 67

Pembahasan ini menggunakan istilah penelitian tindakan kelas

(PTK) yang sebenarnya merupakan action research. Ide tentang penelitian

66
Samin. “Penelitian Tindakan Kelas Peningkatan Prestasi BelajarMelalui Cooperative
Learning”, diunduh dari https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Faktor/article/view/6526/,
diunduh pada 7 Mei 2022
67
Husna Farhana, Awiria, Nurul Muttaqien. Penelitian Tindakan Kelas,( HC Publisher,
tt), hlm. 1-2

46
tindakan pertama kali dikembangkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946,

yang memperkenalkan 4 langkah PTK, yakni : perencanaan, tindakan,

observasi, dan refleksi. Namun, ide untuk menerapkan penelitian tindakan

dalam memperbaiki pembelajaran. Tahap pertama yang harus dilakukan

dalam penelitian tindakan adalah membuat perencanaan pembelajaran,

perencanaan tersebut harus dibuat untuk mengatasi permasalahan

pembelajaran dikelas. Guru harus memilih strategi atau metode untuk

mengatasi permasalah pembelajaran dan dituangkan dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat dan mengobservasi

perubahan yang terjadi pada peserta didik. 68

Pada tahap selanjutnya, guru harus melakukan refleksi berdasarkan

hasil observasi atau semua data yang dapat dikumpulkan terkait dengan

proses pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi juga dapat dilakukan

setelah melakukan evaluasi hasil belajar. Kegiatan refleksi harus diikuti

dengan perbaikan perencanaan, sehingga kegiatan PTK dilakukan secara

berulang atau bersiklus.Skema siklus yang diadopsi dari langkah-langkah

penelitian tindakan yang diperkenalkannya oleh Lewin, yakni perencanaan

umum, tindakan, observasi tindakan, dan refleksi terhadap tindakan yang

dilakukan.

Aktivitas yang harus dilakukan guru dalam melaksanakan PTK

agar sejalan dengan upaya penigkatan kualitas proses dan hasil belajar

68
Zulyadaini. “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Coop-Coop Dengan Konvensional. Perbandingan Hasil Belajar Matematika Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Coop-Coop Dengan Konvensional”, Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, Vol16(1). 2016, hlm. 153–158.

47
peserta didik adalah: mengobservasi aktivitas belajar peserta didik secara

seksama, menganalisis kebutuhan peserta didik, dan menyesuaikan

kurikulum (silabus, RPP, bahan ajar, dan sebagainya) terhadap kebutuhan

peserta didik. Setelah mengevaluasi kebutuhan peserta didik untuk

pembelajaran dikelas, selanjutnya guru merancang dan menerapkan

tindakan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar. Observasi perlu

dilakukan untuk mengetahui pengaruh tindakan terhadap perilaku peserta

didik dan evaluasi dampak pembelajaran juga dilakukan secara cermat.

Peningkatan kualitas KBM seharusnya dilakukan secara

berkesinambungan mengikuti siklus yang berulang.69

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah SD IT Tiara Islamic School kelas IV terletak

di Jalan Uka Kcamatan Tampan Kelurahan Air Putih.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD IT Tiara

Islamic School Kecamatan Tampan Kelurahan Air Putih Kota Pekanbaru.

Objek penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar IPA dengan

menggunakan metode demonstrasi pada materi gaya untuk pada siswa

kelas IV.

B. Prosedur Penelitian

69
Dwi Susilowati. ”Penelitian Tindakan Kelas Solusi Alternatif Problematika
Pembelajara”, diunduh dari https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jie/article/view/175/0, diunduh
pada 17 Juli 2022

48
Desain dasar penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian ini dilaksanakan dua siklus dan tiap siklus dilakukan dalam dua

kali pertemuan. Daur siklus PTK menurut Suharsimi Arikunto adalah

sebagai berikut.70

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Siklus I

4. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini langkah-langkah yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

a. Mempersiapkan bahan pelajaran.

b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan

diterapkan di kelas.

c. Menyusun langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode

demonstrasi.

70
Suharsimi Arikunto. Penelitian. Hlm. 16

49
d. Menyiapkan lembar observasi. 71

5. 2. Tindakan Penelitian

Pada tahap pelaksanaan semua kegiatan harus sesuai dengan RPP

yang telah dipersiapkan. Tahap pelaksanaan dilakukan dalam beberapa

kegiatan yang tersusun dalam RPP antara lain:

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP).

b. Mengadakan tes awal.

c. Pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi (soal sesuai dengan

kemampuan dasar yang terdapat dalam rencana pembelajaran).

d. Melakukan analisis data.

3. Observasi Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melakukan

pengamatan terhadap jalannya kegiatan pembelajaran yang dilakukan

oleh guru sekaligus sebagai peneliti dengan menggunakan metode

demonstrasi dengan menggunakan lembar observasi terhadap minat

belajar. Kegiatan pengamatan pada hakikatnya dilakukan untuk

mengetahui apakah tujuan penelitian tindakan kelas tercapai atau belum.

Oleh karena itu penting un tuk menjabarkan terlebih dahulu apa indikator

utama dari kegiatan penelitian tindakan kelas yang direncanakan. 72

71
Komang. Pedoman Penelitian Tindakan Kelas,( Jakarta: Direktorat Pembinaan
Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Ditjen Pendidikan Tinggi, 2004), hlm.67
72
Happy Fitria. “Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan Penelitian
Tindakan Kelas”, diunduh dari

50
4. Refleksi

Kegiatan ini meliputi kegiatan menganalisis, memahami dan

membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan dan catatan lapangan.

Dengan menganalisis hasil pengamatan maka dapat ditarik kesimpulan

tentang perkembangan kemajuan dan kelemahan yang selanjutnya dapat

dijadikan dasar untuk perbaikan pada siklus berikutnya.

Siklus II

Pelaksanaan siklus II berdasarkan hasil dari refleksi siklus I. Siklus

II dilaksanakan apabila proses pembelajaran pada siklus I kurang

memuaskan, dimana minat belajar peserta didik masih rendah. Pada

dasarnya pelaksanaan siklus II adalah untuk memperbaiki kelemahan yang

terjadi pada siklus I.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini

menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi dapat didefinisikan sebagai pemilihan, pengubahan,

pencatatan dan pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang

berkenaan dengan organisme sesuai dengan tujuan empiris. Observasi ini

dilakukan untuk mengamati bagaimana proses pembelajaran berlangsung

dan seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran dengan

https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/ABD/article/viewFile/2690/2651/, diunduh pada 9


Juli 2022

51
menggunakan metode demonstrasi. 73 Dokumentasi merupakan metode

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari sumber tertulis atau

dokumen-dokumen, baik berupa buku-buku, majalah, peraturan-peraturan,

notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. Metode ini digunakan

peneliti dalam melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar

kompetensi dan kompetensi dasar dalam silabus dan rencana pembelajaran

yang akan diajarkan kepada siswa serta untuk mengetahui profil sekolah.

2. Dokumentasi

Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi atau

kejadian yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan. Hal

ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Rincian teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Hasil belajar siswa dalam materi gaya diperoleh dari test hasil

belajar setiap akhir siklus.

b. Keterampilan dan kemampuan guru menggunakan Metode

demontrasi diperoleh dari lembar pengamatan yang dilakukan

oleh observer.

c. Instrument penelitian dicatat dengan menggunakan lembar

catatan lapangan, baik yang dilakukan peneliti maupun

observer. 74

73
Ani Widayati. “Penelitian Tindakan Kelas”, diunduh dari
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpakun/article/view/1793, diunduh pada 6 Mei 2022
74
Husna Farhana. “Penelitian Tindakan Kelas”, diunduh dari
http://repository.ubharajaya.ac.id/6098/1/BUKU%20Penelitian%20Tindakan%20Kelas%20Husn
a.pdf, diunduh pada 19 Mei 2022

52
D. Teknik Analisa Data

Proses analisis data terdiri atas analisis data pada saat di lapangan yaitu pada

pelaksanaan kegiatan penelitian. Data yang sudah terkumpul berupa hasil

kerja LKS, hasil observasi, catatan lapangan dan hasil belajar siswa.

Semua data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Adapun

peneliti menggunakan indikator keberhasilan penelitian untuk menentukan

apakah siklus akan dilanjutkan atau dihentikan. Indikator keberhasilan

tersebut adalah:

1. Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis

menggunakan nilai persentase. Rumus persentase yang digunakan

adalah:

𝐹
P = 𝑁 X 100%

Keterangan:

P = Angka persentase

F = Frekuensi yang akan dicari persentasenya

N = Number of Cases (Jumlah frekuensi).75

BAB IV

HASIL PENELITIAN

75
Syafruddin Nurdin. “Guru Profesional dan Penelitian Tindakan Kelas”, diunduh dari
https://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/educative/article/view/118, diunduh pada 11 Mei
2022

53
A. Deskripsi Data Awal

1. Riwayat Sekolah

SD IT Tiara Islamic School dibawah naungan Yayasan Tiara Kids

Islamic yang didirikan pada tahun 2016 dan mulai melaksanakan

proses pembelajaran mulai tahun pelajaran 2015/2016. Selanjutnya

kami terus berbenah dan mengembangkan diri dengan mengikuti

pelatihan dan belajar mandiri.

SD IT Tiara Islamic School muncul dengan semangat pemilik Yayasan

yang peduli terhadap pendidikan, membentuk lingkungan islam yang

islami dan mencetak generasi islam yang unggul, agar terwujudnya

generasi cerdas, mandiri dan yang terpenting berakhlak mulia.

SD IT Tiara Islamic School merupakan satuan SD yang dikelola

dengan management berbasis masyarakat dibawah naungan

YayasanTiara Kids Islamic, telah memiliki izin operasional

No.420/Bid.Diknas .02/1/2016/345 dan Nomor Pokok Sekolah

Nasional 69932094.

2. Visi dan Misi

a. Visi SD IT Tiara Islamic School

1) Mencetak generasi islam yang unggul menuju terwujudnya

generasi yang cerdas, mandiri dan berakhlak mulia

2) Membentuk generasi rabbani, bermental kuat, mandiri, dan

imajinatif

b. Misi SD IT Tiara Islamic School

54
1) Membentuk lingkugan sekolah yang islami

2) Berpretasi di bidang akademi dan non akademi

3) Membangun sekolah berstandar Nasional

4) Menciptakan pembelajaran yang kreatif, menyenangkan

dan berkualitas

5) Mengedepankan qudwah hasanah dalam membentuk

peserta didik

6) Membangun budaya rawat, resik, rapih, runut, sehat dan

asri

7) Mengembangkan bakat, minat dan potensi siswa secara

maksimal melalui kegiatan ekstrakurikuler.

3. Setting Ruang Kelas

SD IT Tiara Islamic School memiliki 6 ruang kelas untuk proses

pembelajaran, yaitu:

No Nama Tingkat

1. MEKAH Kelas 1

2. MADINAH Kelas 2

3. JEDDAH Kelas 3

4. ‘ARAFAH Kelas 4

5. MUSDALIFAH Kelas 5

6. MINA Kelas 6

4. Deskripsi keadaan guru dan siswa

55
a. Deskripsi keadaan guru

No Nama L/P Jabatan Jenjang

1. Elly Marlina, S.E.S,Psi P Kepala Sekolah S1

2. Rima Ariyanti, S.Pd P Guru Kelas V S1

3. Hasnanidar, S.Pd P Guru Kelas VI S1

4. Fitriani, M.Pd P WakaKurikulum S2

5. Fitriyeni, S.Pd P Guru Kelas II S1

6. Fauzan Azima M.Ag L Guru Bidang Studi S2

7. Muhammad Rasoki L Guru Bidang Studi Kuliah

8. Riski Alimudin, S.Pd L Guru Kelas IV S1

9. Elfiranur, S.Pd P Guru Kelas I S1

10. Alif Gilang Ramadhan L Guru PJOK SMA

11. Randa Jelita, S.Pd P Guru Kelas III S1

12. Sesmita Maya Sari, S.Pd P Guru Bidang Studi S1

Tabel Latar Belakang Pendidikan Guru

No Jenjang Pendidikan Jumlah

1. S2 2

2. S1 8

56
3. SMA/ Kuliah 2

Jumlah 12

Melihat kondisi Pendidikan Guru yang ada di sekolah ini, sangat

memiliki kemungkinan proses pembelajaran akan berjalan sesuai dengan

yang diharapkan. Namun di SD IT Tiara Islamic School masih terdapat

guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Hal

ini disebabkan karena adanya tuntutan bagi guru dalam memenuhi kualitas

jam mengajarnya.

b. Deskripsi Keadaan Siswa

Data Jumlah Siswa SD IT Tiara Islamic School

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

I 9 7 16

II 12 7 19

III 6 5 11

IV 7 14 21

V 6 9 15

VI 7 12 19

Jumlah 108

Daftar Siswa Kelas IV SD IT Tiara Islamic School

No. Nama Siswa L/P


1. Ananda Putra L
2. Assyfa Ramadhan P

57
3. Chiko Heriko L
4. Erniyan P
5. Hadrian L
6. Julianti cahyanti P
7. Kezuwa Dianda P
8. Khaila Amira P
9. M. Algifahri L
10. M. Iqbal Muklis L
11. Minta Ita Ritonga P
12. Mufida Fi’izati P
13. Nalin Demir P
14. Nameysa Naurania P
15. Naura Mutia P
16. Raditya Warman L
17. Raisyauqi Dwi L
18. Rara Ayunda P
19. Ratu Tiara P
20. Rizky Al-Fatih L
21. Sela Selfiana P
(Sumber: Data SD IT Tiara Islamic School) 76

5. Profil awal pembelajaran

Pre test dilakukan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa dalam

pembelajaran IPA. Proses pembelajaran pre test ini dilakukan dengan

metode ceramah dan Tanya jawab. Hasil pre test yaitu kemampuan

mengingat materi gaya sebelum dilakukan tindakan penelitian. Hasil

pre test berfungsi untuk mengetahui keadaan awal kemampuan siswa

setelah pembelajaran diberikan kepada siswa kelas IV SD IT Tiara

Islamic School.

Berikut ini tabel pratindakan (pre-test) untuk melihat ketuntasan

belajar IPA siswa Sd IT Tiara Islamic School.

76
Observasi dan Dokumentasi SD IT Tiara Islamic School ( 10 Oktober 2022)

58
Tabel 4.1
Nilai pre Test siswa sebelum melakukan tindakan

Keterangan
No. Nama Nilai %
ketercapaian Tuntas Tidak
Tunta
s
1. Ananda Putra 70 70% 
2. Assyfa Ramadhan 45 45% 
3. Chiko Heriko 60 60% 
4. Erniyan 55 55% 
5. Hadrian 80 80% 
6. Julianti cahyanti 75 75% 
7. Kezuwa Dianda 40 40% 
8. Khaila Amira 50 50% 
9. M. Algifahri 50 50% 
10. M. Iqbal Muklis 75 75% 
11. Minta Ita Ritonga 80 80% 
12. Mufida Fi’izati 55 55% 
13. Nalin Demir 40 40% 
14. Nameysa Naurania 60 60% 
15. Naura Mutia 80 80% 
16. Raditya Warman 65 65% 
17. Raisyauqi Dwi 85 85% 
18. Rara Ayunda 50 50% 
19. Ratu Tiara 65 65% 
20. Rizky Al-Fatih 75 75% 
21. Sela Selfiana 40 40% 
Jumlah 1300
Rata-rata 61,9
Presentase 33,3% 66,6%

Keterangan:

Nilai ≤75= Tidak Tntas : 14 Siswa

Nilai ≥75 =Tuntas: 7 Siswa

59
Menghitung rata-rata nilai peserta didik

∑𝑥𝑖
Rumus 𝑥̅ = 𝑁
Rata-rata = 1300
21

Rata –rata = 61,9


Menghitung ketuntasan hasil belajar:
∑𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
Rumus : P = x 100%
∑𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

∑𝑛1
P= x 100%
∑𝑛

7
P= 21
x 100%

P = 33,3%

Dari tabel dan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa kemampuan

siswa dalam menjawab soal pada tes awal jauh dari kriteria ketuntasan yang

diharapkan

Bahwa dari jumlah siswa sebanyak 21 orang didapat hanya 7 siswa (33,3%) telah

tuntas dan mencapai KKM, sedangkan 14 siswa(66,6%) belum mencapai nilai

KKM. Dan rata-rata nilai diperoleh (61,9). Dengan demikian dapat dinyatakan

bahwa kemampuan awal siswa masih sangat rendah terhadap materi pembelajaran

IPA materi gaya. Berdasarkan data di atas ketuntasan hasil belajar siswa secara

klasikal dapat dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 4.2

Presentase ketuntasan Hasil Belajar Pra Tes

No Presentase Ketuntasan Tingkat Banyak Presentase

60
Hasil Belajar Pra Tes Ketuntasan Siswa siswa
1. ≤ 75% Tidak Tuntas 14 66,7%

2. ≥ 75% Tuntas 7 33,3%

Jumlah 21 100%

B. Deskripsi Persiklus

1. Siklus I

a. Perencanaan siklus I

Pada tahap perencanaan, peneliti mengadakan beberapa kali

pertemuan denga guru kelas membahas teknik pelaksanaan

penelitian tindakan kelas. Dalam pertemuan ini, peneliti membahas

dan menganalisis materi pelajaran kemudian peneliti bersama

dengan guru:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai

dengan pelajaran dan materi pembelajaran yang telah

dipilih dengan menggunakan metode Demonstrasi.

2) Mendiskusikan bahan dan alat-alat yang akan digunakan

dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan materi

pembelajaran.

3) Menyusun instrument penelitian yaitu lembar kerja siswa,

lembar observasi guru dan siswa.

b. Pelaksanaan siklus I

61
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali

pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit untuk setiap

pertemuan, dan ditambah 1 kali pertemuan untuk tes.

Pertemuan pertama ( selasa, 27 sepetember 2022)

Pada pertemuan pertama siklus I peneliti dibantu oleh seorang guru

yang bertindak sebagai observer. Langkah-langkah pembelajaran

yang dilaksanakan oleh peneliti mengacu pada RPP yang telah

dibuat.

Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Pada tahap pendahuluan guru membuka kegiatan

pembelajaran dengan mengucapkan salam dan melakukan

motivasi kepada peserta didik. Selain itu guru juga

menyampaikan tujuan pembelajaran dan membagi

kelompok yang terdiri dari 4 orang setiap kelompok.

2) Setelah itu, guru mengarahkan peserta didik untuk

mengamati ilustrasi permasalahan yang diberikan, seperti

mengapa buah jatuh dari pohonnya? Mengapa mobil

bergerak ketika didorong? Dan mengapa besi dan magnet

tarik-menarik padahal tidak ditempelkan? Setelah siswa

berpikir maka guru mengarahkan siswa untuk dapat

menemukan pengertian dari gaya.

3) Setelah itu, guru mengintruksikan siswa untuk melakukan

demonstrasi/peragaan dan macam-macam gaya dengan alat-

62
alat yang terdapat didalam kelas dan yang telah disiapkan

oleh guru.

4) Setelah melakukan percobaan, guru membimbing peserta

didik untuk bekerja sama dengan anggota kelompok nya

dalam mendiskusikan tetang peragaan yang telah dilakukan,

pengertian gaya sesuai dengan yang didemonstrasikan dan

macam-macam gaya.

5) Guru mendampingi peseta didik dalam menyimpulkan hasil

diskusinya.

6) Pada akhir pembelajaran siswa bersama guru

menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

7) Guru memberi soal post test.

Pertemuan kedua ( Rabu, 28 September 2022)

Pertemuan kedua siklus I ini pada dasarnya langkah-langkah

pembelajarannya sama, hanya materi dan media nya yang berbeda.

Berdasarkan catatan lapangan ada beberapa perubahan dalam proses

pembelajaran. Siswa yang pasif mulai berkurang, karena mungkin sudah

mulai terbiasa berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya. Dalam hal

kelengkapan media hanya ada satu kelompok yang tidak lengkap

membawa media pembelajaran.

c. Tahap Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan selama proses pembelajaran

siklus I berlangsung di dalam kelas. Pelaksanaan observasi dibantu

63
oleh guru kelas IV, dimana guru terebut mengamati segala sesuatu

yang terjadi selama tindakan siklus I baik mengamati aktivitas guru

maupun aktivitas siswa dengan menggunakan format lembar

observasi yang telah dipersiapkan. Guru kelas yang bertugas

sebagai pengamat mengambil posisi atau tempat duduk yang dapat

mengamati seluruh kegiatan yang berlangsung di dalam kelas.

Dalam hal ini, diperoleh hasil observasi kegiatan pembelajaran

yang dilakukan oleh peneliti selama siklus I dengan menggunakan

metode Demonstrasi berdasarkan pengamatan guru kelas yaitu

sebagai berikut:

Tabel 4.3

Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I

No. Kegiatan Skor


Pembelajaran Indikator 1 2 3 4
1. Membuka a. Memberikan apresiasi 
dan motivasi terhadap
siswa

b. Menyampaikan tujuan 
dari pembelajaran
2. Mengelola a. Menyediakan sumber 
kegiatan belajar
Belajar mengajar b. Membagi siswa kedalam 
Bebrapa kelompok
c. Menggunakan metode 
Demonstrasi dalam

64
proses
Pembelajaran IPA materi
gaya
3. Komunikasi a. Menyampaikan materi 
dengan siswa yang akan di bahas
b. Mengungkapkan 
pertanyaan secara jelas
dan memberi waktu yang
tepat
c. Mengatur penggunaan 
waktu
4. Pengelolahan kelas a. Mengatur dan 
memanfaatkan fasilitas
belajar
b. Menumbuhkan partisipsi 
aktif siswa
c. Menumbuhkan keceriaan 
dan antusiasme siswa
dalam belajar
d. Memotivasi siswa yang 
hasil belajarnya kurang
baik
5. Melakukan a. Memberikan tugas post 
evaluasi test dan tepat waktu
b. Melaksanakan penilaian 
akhir
6. Menutup a. Menyimpulkan materi 
Pembelajaran pembelajaran

65
b. Memberi nasehat terkait 
dengan materi yang
dipelajari
Keterangan : 4= Baik 3 = Cukup 2 = Kurang 1 = Tidak
Baik

𝑋
Penilaian : Jumlah = 𝑛 x 100%

Kriteria penilaian:

80-100 A 4 Baik Sekali

70-79 B 3 Baik

60-69 C 2 Cukup

0-59 D 1 Kurang

55
Penilaian: 64 x 100% = 85%

Dari hasil pengamatan guru kelas, seperti yang diperlihatkan pada

tabel 4.3 diatas, menunjukkan pada siklus I sudah melaksanakan

proses pembelajaran dengan baik sekali. Hal ini menunjukkan

bahwa nilai observasi aktivitas mengajar guru tergolong baik sekali

yaitu setara dengan 85%. Selama proses pembelajaran berlangsung,

guru juga sudah melakukan pengamatan berbagai aktivitas siswa

berdasarkan dengan format observasi yang ada. Dalam hal ini,

diperoleh hasil observasi pengamatan tentang aktivitas siswa

selama proses pembelajaran sebagai berikut:

66
Tabel 4.4

Hasil observasi Aktivitas siswa selama pertemuan siklus I

Skor yang di
dapatkan
No. Aspek yang diamati
1 2 3 4
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran 

2 Kekondusifan suasana belajar 

3. Memperhatikan penjelasan guru dengan aktif 

4. Kedisplinan siswa selama kegiatan pembelajaran 

5 Keantusiasan kelompok dalam mendemonstrasikan 


gaya
6 Keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat 

7 Keberanian siswa membacakan hasil dari kerja 


kelompoknya
8 Hubungan kerjasama antar siswa 

9 Kekompakan dalam kerja kelompok 

10 Masing-masing kelompok secara aktif 


mempersentasikan hasil diskusi
11 Kemampuan kelompok dalam memimpin 
kelompoknya
12 Siswa bersemangat mengerjakan tugas yang 
diberikan

𝑋
Penilaian: Jumlah= 𝑛 x 100%

Kriteria penilaian:

80-100 A 4 Baik Sekali

67
70-79 B 3 Baik

60-69 C 2 Cukup

0-59 D 1 Kurang

30
Penilaian: x 100% = 62,5 %
48

Berdasarkan hasil pengamatan dari guru kelas pada silus I dalam Tabel 4.4

terlihat bahwa masih ada beberapa siswa yang kurang memiliki motivasi yang

besar untuk belajar. Hal ini terlihat dari beberapa siswa ada yang tidak mau

mengajukan pertanyaan atau bahkan malu untuk bertanya. Selain itu, pada saat

diberi tugas menulis laporan pengamatan oleh guru, siswa masih ada yang tidak

mengerjakannya. Oleh karena itu, dapat diperoleh bahwa hasil belajar siswa masih

tergolong sangat rendah yaitu setara dengan 62,5%.

d.Tahap Evaluasi siklus I

Pada akhir siklus diberikan tes akhir I yang bertujuan untuk melihat

keberhasilan tindakan yang diberikan. Siklus ini dianggap berhasil apabila

siswa mendapat kriteria ketuntasan minimal 75 sebanyak 75% dari jumlah

siswa.

Adapun data hasil test dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5
Data Hasil Nilai Siswa Pada Siklus I

Keterangan

68
No. Nama Nilai % Tuntas Tidak
ketercapaian Tuntas
1. Ananda Putra 75 75% 
2. Assyfa Ramadhan 60 60% 
3. Chiko Heriko 65 65% 
4. Erniyan 60 60% 
5. Hadrian 85 85% 
6. Julianti cahyanti 65 65% 
7. Kezuwa Dianda 70 70% 
8. Khaila Amira 75 75% 
9. M. Algifahri 60 60% 
10. M. Iqbal Muklis 80 80% 
11. Minta Ita Ritonga 85 85% 
12. Mufida Fi’izati 60 60% 
13. Nalin Demir 65 65% 
14. Nameysa Naurania 75 75% 
15. Naura Mutia 80 80% 
16. Raditya Warman 70 70% 
17. Raisyauqi Dwi 80 80% 
18. Rara Ayunda 60 60% 
19. Ratu Tiara 80 80% 
20. Rizky Al-Fatih 75 75% 
21. Sela Selfiana 60 60% 
Jumlah 1485 1485%
Rata-rata 70,7
Presentase 47,6% 52,4%

Keterangan:

Nilai ≤75= Tidak Tuntas : 11 Siswa

Nilai ≥75= Tuntas: 10 Siswa

69
Menghitung rata-rata Nilai peserta didik

∑ 𝑥𝑖
Rumus 𝑥̅ = 𝑁

1485
Rata-rata = = 70,7
21

Menghitung hasil ketuntasan belajar:

∑𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟


Rumus P = x 100%
∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

∑𝑛1
P= x 100%
∑𝑛

11
P= x 100%
21

P = 47,6 %

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa 10 siswa

(47,6%) mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 11 siswa (52,4%)

dinyatakan belum tuntas. Dengan demikian, secara klasikal para siswa

dinyatakan belum tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman

awal siswa masih rendah sehingga perlu dilakukan pembelajaran yang

lebih baik pada siklus II.

e. Tahap Refleksi I

Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi dalam pelaksanaan

tindakan pada siklus I dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Hasil belajar siswa pada siklus I ini masih kurang memuaskan, hal

ini terlihat dari nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I.

70
2) Masih ada sebagian siswa yang masih kelihatan bingung dan sulit

memahami materi yang dipelajari.

Sesuai dengan tahap refleksi yang telah dilakukan, maka ditemukan

beberapa kegagalan yang terjadi di siklus I. Kegagalan-kegagalan

tersebut dijadikan sebagai alasan peneliti untuk kemudian dilanjutkan

ke siklus II. Adapun yang menjadi alasan peneliti dilanjutkan ke siklus

II adalah sebagai berikut:

a) Hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai KKM.

b) Sebagian siswa masih ada yang terlihat bingung dan

kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan.

Untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan da meningkatkan

keberhasilan pembelajaran siklus I, maka perlu diadakan siklus

II yaitu:

(1) Peneliti meningkatkan pengelolaan pembelajaran

dengan menggunakan pembelajaran dengan sarana dan

prasarana serta penjelasan-penjelasan yang lebih

konkrit lagi.

(2) Peneliti mengarahkan siswa agar lebih teliti dalam

melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunkan

metode demonstrasi sehingga tidak terjadi kesalahan

yang sama pada siklus I.

2. Siklus II

71
a. Perencanaan Siklus II

Untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan siswa dan meningkatkan

keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I, maka pada pelaksanaan

siklus II, direncanakan sebagai berikut:

1) Membahas dan menganalisis masalah-masalah yang harus

diperbaiki dari siklus I.

2) Membuat RPP sesuai dengan materi dan metode yang telah

dipilih seperti pada siklus I.

3) Menyiapkan bahan dan alat-alat yang digunakan dalam

pembelajaran yang sesuai dengan materi Gaya pada

pembelajaran IPA.

4) Menyusun test untuk mengukur hasil belajar selama tindakan

penelitian diterapkan.

5) Mempersiapkan insrtumen penelitian, yaitu lembar tes siswa,

lembar kerja siswa, lembar observasi guru dan siswa.

b. Tahap Pelaksanaan II

Pelaksanaan siklus akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan yaitu

pertemuan pertama pada hari Senin 10 oktober 2022, pertemuan kedua

tanggal 11 oktober 2022 dan pertemuan ketiga 17 oktober. Pemberian

tindakan adalah melakukan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan

rencana yang telah disusun. Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai

guru didalam kelas. Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan

72
strategi demonstrasi. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini

adalah:

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai dalam

pembelajaran.

2) Guru menyampaikan materi dan siswa diminta untuk

memperhatikan penjelasan gurunya.

3) Guru membentuk kelompok kecil yang masing-masing

kelompok terdiri dari 3 orang siswa.

4) Setelah itu, guru menjelaskan langkah-langkah melakukan

demonstrasi atau peragaan sesuai dengan materi gaya sesuai

dengan penjelasan yang telah diberikan guru didepan kelas.

5) Setelah guru selesai menjelaskan, guru mengarahkan siswa

untuk mengeluarkan bahan-bahan alat peraga yang telah

dibawa dan siapkan siswa dari rumah dengan anggota

kelompoknya.

6) Setelahnya siswa pada masing-masing kelompok melakukan

percobaan tentang macam-macam gaya yang terdapat dalam

kehidupan sehari-hari.

7) Setelah siswa selesai melakukan demonstrasi, masing-masing

kelompok diminta untuk memilih satu orang perwakilan

kelompoknya untuk membacakan hasil kerjanya dengan

menceritakan bagaimana terjadinya macam-macam gaya dan

manfaat dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan

73
bahasa mereka sendiri yang dapat dipahami oleh teman

kelompok yang lain.

8) Setelah setiap kelompok mendapat giliran, guru bersama siswa

menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

9) Guru memberikan soal post test

c. Tahap Observasi II

Pelaksanaan observasi dilakukan selama proses pembelajaran siklus II

berlangsung di dalam kelas. Pelaksanaan observasi dibantu oleh guru

kelas IV untuk mengamati segala sesuatu yang terjadi selama tindakan

siklus II, baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa dengan

menggunakan format lembar observasi yang telah disiapkan. Guru

kelas yang bertugas sebagai pengamat/observer mengambil posisi dan

tempat duduk yang dapat mengamati seluruh kegiatan yang

berlangsung didalam kelas. Berdasarkan pengamatan guru kelas,

terdapat hasil observasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti

selama siklus II dengan menggunakan metode Demonstrasi yaitu

sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II

No. Kegiatan Indikator Skor


Pembelajaran 1 2 3 4

74
1. Membuka a. Memberikan apresiasi 
dan motivasi terhadap
siswa

b. Menyampaikan tujuan 
dari pembelajaran
2. Mengelola a. Menyediakan sumber 
kegiatan belajar
Belajar mengajar b. Membagi siswa kedalam 
Bebrapa kelompok
c. Menggunakan metode 
Demonstrasi dalam proses
Pembelajaran IPA materi
gaya
3. Komunikasi a. Menyampaikan materi 
dengan siswa yang akan di bahas
b. Mengungkapkan 
pertanyaan secara jelas
dan memberi waktu yang
tepat
c. Mengatur penggunaan 
waktu
4. Pengelolahan a. Mengatur dan 
kelas memanfaatkan
fasilitas belajar
b. Menumbuhkan 
partisipsi aktif siswa
c. Menumbuhkan 
keceriaan dan
antusiasme siswa

75
dalam belajar

d. Memotivasi siswa 
yang hasil belajarnya
kurang baik
5. Melakukan a. Memberikan tugas post 
evaluasi test dan tepat waktu
b. Melaksanakan penilaian 
akhir
6. Menutup a. Menyimpulkan materi 
Pembelajaran pembelajaran
b. Memberi nasehat terkait 
dengan materi yang
dipelajari

𝑋
Penilaian : Jumlah = 𝑛 x 100%

Kriteria penilaian:

80-100 A 4 Baik Sekali

70-79 B 3 Baik

60-69 C 2 Cukup

0-59 D 1 Kurang

59
Penilaian: 64 x 100% = 92,1% (Baik Sekali)

Hasil pengamatan dari guru kelas, seperti yang diperhatikan pada tabel

4.5 diatas, menunjukkan bahw pada siklus II sudah melaksanakan

proses belajar mengajar dengan sangat baik sekali. Hal ini terlihat

76
bahwa nilai observasi tergolong baik sekali yaitu setara dengan 92,1

%.

Selama proses pembelajaran sudah dilakukan, pengamatan dari

berbagai aktivitas siswa berdasarkan format observasi yang ada.

Adapun hasil pengamatan tentang aktivitas siswa yang telah

dirangkum pada tabel 4.6 yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.7

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Pertemuan Siklus II

No. Aspek yang diamati Skor yang


di dapatkan
1 2 3 4
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran 
2 Kekondusifan suasana belajar 
3. Memperhatikan penjelasan guru dengan aktif 
4. Kedisplinan siswa selama kegiatan pembelajaran 
5 Keantusiasan kelompok dalam mendemonstrasikan 
gaya
6 Keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat 
7 Keberanian siswa membacakan hasil dari kerja 
kelompoknya
8 Hubungan kerjasama antar siswa 
9 Kekompakan dalam kerja kelompok 
10 Masing-masing kelompok secara aktif 
mempersentasikan hasil diskusi
11 Kemampuan kelompok dalam memimpin 
kelompoknya
12 Siswa bersemangat mengerjakan tugas yang 

77
diberikan

𝑋
Penilaian : Jumlah = 𝑛 x 100%

Kriteria penilaian:

80-100 A 4 Baik Sekali

70-79 B 3 Baik

60-69 C 2 Cukup

0-59 D 1 Kurang

42
Penilaian: 48 x 100% = 87,5% (Baik Sekali)

Dari hasil pengamatan dari siklus II selama pembelajaran seperti yang telah

dipaparkan dalam Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa aktivitas siswa sudah

meningkat dari 62,5 % menjadi 87,5 %. Hal ini dapat membuktikan bahwa

pada siklus II, siswa menjadi lebih aktif dalam belajar, besarnya semangat

dan antusias siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Oleh

karena itu, dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa pada siklus II sudah

tergolong baik sekali

d.Tahap Evaluasi II

Pada akhir siklus II diberikan test akhir yang bertujuan untuk melihat

keberhasilan tindakan yang diberikan. Siklus ini dianggap berhasil apabila

siswa mendapat nilai kriteria ketuntasan minimal 75 sebanyak 75% dari

jumlah siswa. Adapun data hasil test dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut:

78
Tabel 4.8

Data Hasil Nilai Siswa Pada Siklus II

Keterangan
No. Nama Nilai %
ketercapaian Tuntas Tidak
Tuntas
1. Ananda Putra 80 80% 
2. Assyfa Ramadhan 75 75% 
3. Chiko Heriko 85 85% 
4. Erniyan 75 75% 
5. Hadrian 85 85% 
6. Julianti cahyanti 80 80% 
7. Kezuwa Dianda 80 80% 
8. Khaila Amira 85 85% 
9. M. Algifahri 85 85% 
10. M. Iqbal Muklis 80 80% 
11. Minta Ita Ritonga 80 80% 
12. Mufida Fi’izati 90 90% 
13. Nalin Demir 70 70% 
14. Nameysa Naurania 75 75% 
15. Naura Mutia 80 80% 
16. Raditya Warman 75 75% 
17. Raisyauqi Dwi 80 80% 
18. Rara Ayunda 70 70% 
19. Ratu Tiara 80 80% 
20. Rizky Al-Fatih 75 75% 
21. Sela Selfiana 85 85% 
Jumlah 1670 1485%
Rata-rata 79,5 79,5%
Presentase 90,48% 9,52%

Keterangan:

Nilai ≤75= Tidak Tntas : 2 Siswa

Nilai ≥75 =Tuntas: 19 Siswa

79
Menghitung rata-rata nilai peserta didik

∑𝑥𝑖
Rumus 𝑥̅ = 𝑁
Rata-rata = 1670
21

Rata –rata = 79,5


Menghitung ketuntasan hasil belajar:
∑𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
Rumus : P = x 100%
∑𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

∑𝑛1
P= x 100%
∑𝑛

19
P= 21
x 100%

P = 90,48%

Berdasarkan hasil perhitungan di atas tampak bahwa 19 siswa (90,48%)

yang telah mencapai ketuntasan dalam belajar. Sedangkan 2 siswa (

9,52%) dinyatakan belum mencapai ketuntasan. Hal tersebut menunjukkan

bahwa tingkat pemahaman siswa sudah meningkat dan tidak perlu

melakukan tindakan berupa siklus kembali.

e. Tahap Refleksi II

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dan test hasil belajar

yang diisi oleh siswa, dapat disimpulkan bahwa peneliti telah mampu

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi gaya

dengan menggunakan metode demonstrasi. Hal ini dibuktikan dengan

adanya peningkatan yang semakin membaik dalam kegiatan belajar

mengajar berdasarkan pengamatan observer. Test hasil belajar siswa

juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari peingkatan rata-

rata hasil belajr siswa, yaitu dari 61,9 pada saat pre test meningkat

80
pada test belajar siklus I menjadi 70,7 dan meningkat pada hasil test

belajar siklus II

Menjadi 79,5. Dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar

siswa dengan menggunakan metode demonstrasi . pada siklus I dan

siklus II mengalami peningkatan nilai rata-rata 8,8.

Dengan demikian, berdasarkan hasil test belajar siklus II rata-rata hasil

belajar IPA siswa pada materi gaya telah sesuai dengan target yang

ingin dicapai. Maka peneliti tidak melanjutkan ke siklus berikutnya.

Hasil ini menunjukkan bahwa upaya pelaksanaan pembelajaran dengan

metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Pembahasan Dari Setiap Siklus

1. Siklus 1

Dari hasil penelitian, sebelum dilaksanakannya tindakan, nilai rata-rata

kelas pada pre test adalah 61,9 dengan jumlah siswa yang memperoleh

nilai 75 keatas sebanyak 7 sedangkan yang tidak tuntas berjumlah 14

hal ini dipengaruhi oleh beberapa metode pembelajaran yang belum

sesuai sehingga siswa belum mencapai nilai yang diharapkan. Setelah

mengetahui metode pembelajaran selama ini kurang memuaskan, maka

di buat perbaikan skenario pembelajaran dengan menggunakan metode

pemeblajaran demonstrasi.

Proses penerapan metode pembelajaran Demonstrasi pada mata

pelajaran IPA materi gaya di kelas IV SD IT Tiara Islamic school

berjalan dengan baik sesuai dengan RPP yang telah direncanakan,

81
peserta didik ikut aktif dalam pembelajaran dan mudah menegerti apa

yang telah guru (peneliti) ajarkan. Dengan metode demonstrasi ini

membuat siswa senang karena ikut mempraktekkan langsung

bagaimana proses terjadinya gaya dan juga bekerja secara

berkelompok sehingga siswa bias bertukar pikiran dan juga mudah

mengerti dengan pembelajaran yang akan telah diajarkan oleh guru.

Setelah peneliti melakukan tindakan dengan menggunakan metode

Demonstrasi kepada siswa pada siklus I yaitu hasil penelitian siklus I

diperoleh nilai rata-rata siswa 70,7 dengan tingkat ketuntasan 10 orang

siswa.

2. Siklus II

Pada siklus II siswa memperoleh nilai rata-rata 79,5 dengan jumlah

siswa yang memperoleh nilai 75 keatas sebanyak 19 siswa atau sebesar

90,48%. Lebih jelasnya peningkatan hasil belajar dapat dilihat rata-

rata

Saat test awal, hasil belajar siklus I dan siklus II, seperti tabel di bawah

ini:

Tabel. 4.9

Nilai Rekapitulasi Siswa

Nilai Ketuntasan

No Deskripsi Nilai Rata-rata %

82
1 Pre Test 61,9 33,3%

2 Post test I 70,7 47,6%

3 Post test II 79,5 90,48%

Dari Tabel 4.9 di atas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa

mengalami peningkatan yaitu sebelum diberikan tindakan dari nilai

observasi awal diperoleh rata-rata sebesar 61,9 (33,3%), setelah dilakukan

siklus I dari hasil soal siklus I di peroleh niai rata-rata siswa sebesar 70,7

(47,6%), dan setelah dilakukan siklus II , dari soal siklus II diperoleh nilai

rata-rata siswa sebesar 79,5 (90,48%). Untuk melihat lebih jelas

GRAFIK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA


100%
90,48%
90%
80%
70%
60%
50% 47,6%

40% 33,3%
30%
20%
10%
0%
Pra Tindakan Siklus I Siklus II

peningkatan ketuntasan dapat dilihat pada grafik berikut ini:

83
Walaupun peneliti telah berhasil mencapai tujuan yang diharapkan, akan

tetapi peneliti mengakui bahwa masih ada kelemahan dalam penelitian

yang mempengaruhi keberhasilan dan tuntutan metode demonstrasi. Hal

ini disebabkan karena keterbatsan yang ada pada peneliti serta adanya

kemungkinan siswa kurang sungguh-sungguh dalam menyelesaikan soal

test yang diberikan.

Berdasarkan hasil peneliti dan hasil analisis data diperoleh kesimpulan

bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Demonstrasi dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang

diberikan. Dengan demikian pembelajaran dengan metode Demonstrasi

mempunyai peranan penting sebagai salah satu upaya meningkatkan hasil

belajar siswa. Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat

disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada materi gaya di kelas IV

SD IT Tiara Islamic School.

Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II

AKTIVITAS YANG DIAMATI TOTAL TOTAL


NO SKOR SKOR
SIKLUS I SKILUS
II
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti 3 3
pelajaran
2 Kekondusifan suasana belajar 2 3

3 Memperhatikan penjelasan guru dengan 3 4


aktif
4 Kedisplinan siswa selama kegiatan 3 3

84
pembelajaran
5 Keantusiasan kelompok dalam 2 4
mendemonstrasikan gaya
6 Keberanian siswa dalam menyampaikan 2 4
pendapat
7 Keberanian siswa membacakan hasil dari 3 4
kerja kelompoknya
8 Hubungan kerjasama antar siswa 3 3

9 Kekompakan dalam kerja kelompok 2 3

10 Masing-masing kelompok secara aktif 2 4


mempresentasikan hasil diskusi
11 Kemampuan kelompok dalam 2 3
memimpin kelompoknya
12 Siswa bersemangat mengerjakan tugas 3 4
yang diberikan
JUMLAH 30 42

PRESENTASE 62,5% 87,5%

KATEGORI Cukup Baik


sekali

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa mengalami

peningkatan dari siklus I ke siklus II. Aktivitas siswa dengan menggunakan

metode demonstrasi pada pembelajaran IPA pada materi gaya pada siklus I

(pertemuan 1, dan 2) tergolong “Cukup”, dengan persentase 62,5%.. Siklus II

meningkat menjadi 87,5% tergolong “Baik Sekali” .

85
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data pada penelitian ini, maka penulis

mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebelum menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi

hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Gaya

di SD IT Tiara Islamic School belum mencapai KKM

yang telah ditentukan. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya

presentase ketuntasan belajar siswa hanya 7 dari 21 siswa

(33,3%) yang dinyatakan tuntas dengan nilai rata-rata

61,9%.

2. Proses penerapan metode pembelajaran demonstrasi pada

mata pelajaran IPA materi Gaya di kelas IV SD IT Tiara

Islamic School berjalan dengan baik sesuai dengan RPP

yang telah direncanakan, peserta didik ikut aktif dalam

pembelajaran dan mudah mengerti apa yang telah guru

(peneliti) ajarkan, dengan metode Demonstrasi ini cocok

diajarkan kepada peserta didik karena menjadikan peserta

didik aktif dan mudah mengerti dengan pembelajaran

pembelajaran yang diajarkan oleh guru.

3. Hasil belajar siswa setelah menggunakan metode

demonstrasi yaitu pada siklus I nilai rata-rata kelas yaitu

86
70,7 dengan tingkat ketuntasan 10 orang siwa (47,6%)

sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat

mencapai 79,5 dengan tingkat ketuntasan 19 siswa

(90,48%) dari jumlah keseluruhan siswa yaitu 21 orang.

B. Saran

Berdasrkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka peneliti

memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Bagi guru, hendaknya menggunakan berbagai

model/metode pembelajaran yang tepat untuk

meningkatkan keaktifan siswa sehingga kemampuan siswa

dalam belajar dapat lebih meningkat. Salah satunya dengan

menggunakan metode Demonstrasi, karena dengan

menggunakan metode demonstrasi, siswa jadi lebih

semangat dalam belajar, khususnya pada materi gaya

karena siswa ikut aktif dan mencoba sendiri bagaimana

terjadinya atau proses terjadinya dari gaya itu sendiri.

2. Bagi peneliti, hendaknya terus mengembangkan Penelitian

Tindakan Kelas sebagai model penelitian guna untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran. Variasi media dan

kreativitas untuk menerapkan metode demonstrasi pada

pembelajaran yang berbeda atau tingkat satuan pendidikan

yang lain dapat dikembangkan sesuai dengan keahlian

bidang si peneliti.

87
3. Bagi siswa, hendaknya peneliti lebih giat dan lebih

semangat dalam mengembangkan penerapan terhadap

metode demonstrasi bagi siswa.

88
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah.(2017).”Pendekatan dan Model Pembelajaran yang Mengaktifkan
Siswa”, Jurnal Edureligia Vol 1.

Achmadi.( 2005). Ideologi Pendidikan Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Agustina, Maya. (2016).“Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar


Siswa”, jurnal Pendidikan Vol 3
Al- Rasyidin.(2015). Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Perdana
Publishing

Ali, Muhammad.(2008). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar


Baru Algensindo

Anggreini, Sri. (2014). “Ilmu Pengetahuan Alam diunduh dari SD dan MI Kelas
IV”,http://ftp.unpad.ac.id/bse/Kurikulum_2006/04_SD/kelas04_ipa_popp
y.pdf, diunduh pada 10 Juni 2022

Arifi.(1995). Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum. Jakarta: Bumi Aksra

Arsyad, Azhar.( 1997). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Bayu Kelana, Jajang. (2014). “Model Pembelajaran IPA SD”,


https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=kxAeEAAAQBAJ&oi=f
nd&pg=PA1&dq=jurnal+pembelajaran+ipa+sd&ots=YFsGwj2jTt&sig
=TDl9y0dMIeIrBuBl-
xEEDR5SVqY&redir_esc=y#v=onepage&q=jurnal%20pembelajaran%2
0ipa%20sd&f=false/, diunduh pada 8 mei 2022

Cahyo, Agus.( 2013). Panduan Aplikasi Teori-teori Belajar mengajar Teraktual


dan Terpopuler. Jogyakarta: Diva Press

Cahyo.(2013). Panduan Aplikasi Teori-teori Belajar Mengajar. Jogjakarta: DIVA


Press
Cut Rina, TB Endayani, Maya Agustina. (2020).” Metode Demonstrasi Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Pendidikan MI/SD Vol 5.

Dahar.(1996). Teori Belajar. Bandung: Tiga Serangkai

Dalyono. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

89
Daryanto. ( 2009). Demonstrasi Sebagai Metode Belajar. Jakarta: Depdikbud

Dasar”. (2020) Jurnal Pendidikan MI/SD Vol 5.

Dimyati.( 2002). Teori belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud


bekerjasama dengan Rineka, 2002)

Farhana, Husna. (2017) “Penelitian Tindakan Kelas”, diunduh dari


http://repository.ubharajaya.ac.id/6098/1/BUKU%20Penelitian%20Tinda
kan%20Kelas%20Husna.pdf, diunduh pada 19 Mei 2022

Faturrohman, Muhammad. (2017). Belajar dan Pembelajaran Modern.


Yogyakarta: Grudhawaca

Fitria, Happy.(2015). “Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan


Penelitian Tindakan Kelas”,
https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/ABD/article/viewFile/26
90/2651/, diunduh pada 9 Juli 2022

Hamalik, Oemar. (1994). Pengembangan Kurikulum dan Penmbelajaran.


Bandung: PT Trigenda Karya

Hamalik, Oemar. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Pustaka Setia

Hamruni.(2012). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta : Insan Madani

Hanafy. (2014) Muhammad Sains. “Konsep Belajar dan Pembelajaran,” Jurnal


Pendidikan Vol 17.

Herliani, Didimus Tanah Oleng, Elsye Theodora Manasawet.(2021). Teori


Belajar dan Pembelajaran. Jawa Tengah: Lakeisha

Hermawan, Asep.(2014). “Konsep Belajar dan Pembelajaran Menurut Al-


Ghazali”, Jurnal Qathruna Vol 1.

Husamah. (2014). Pembelajaran Bauran (Blended Learning). Jakarta: Pustakarya


Husna Farhana, Awiria, Nurul Muttaqien. Penelitian Tindakan Kelas,( HC
Publisher, tt)

90
Husna, Asmaul (2011). “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya
dengan Menggunakan Metode Eksperimen Pada Pelajaran IPA Kelas IV
SDN No. 3
Siwalempu”,https://www.neliti.com/id/publications/109794/meningkatkan
-hasil-belajar-siswa-pada-konsep-gaya-dengan-menggunakan-metode-
eksp/,
Iskanda, Syaifuddin.(2008). Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran. tnp:
Universitas Samawa

Iskandar, Syaifuddin. (2008). Materi Mata Kuliah dan Pembelajaran.


Universitas Samawa

Jalal, fauza. (2017). “Optimalisasi Pembelajaran Melalui Pendekatan, Strategi,


dan Model Pembelajaran”, Vol II.

Juniati, Wayan. (2014). “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk


Meningkatkan Hasil BelajarIPA”,Jurnal indiksha Vol 5
Komalasari, Kokom. (2013). Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.
Bandung : PT Refika Aditama

Komang.(2004). Pedoman Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat


Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Ditjen
Pendidikan Tinggi

Kosim, Muhammad.(2005). Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta : Rineka Cipta

Kristin, Firosalia. (2016). “Analisis Model Pembelajaran Discovery Learning”


Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar Vol 2, No 1

Kurniawan, Budi. Penggunaan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil


Pembelajaran IPA Pada Matreri Gaya Magnet Siswa Kelas V SDN O3
Pelabai Kabupaten Lebong, ( Bengkulu: Skripsi Tidak dipublikasikan,
2014).62

Mahpudin. 2018. “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Eksperimen


Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar”, Jurnal Cakrawala Pendas Vol 4.
Juli, hlm. 2.
Majid, Abdul. (2015). Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya

92
Marzuki. (2012). “Politik Pendidikan Nasional dalam Bingaki Undang-
undang Sistem Pendidikan Nasional”, Jurnal Penelitian Humaniora Vol
VII.
Mu’alimin. (2012). “Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik”, diunduh pada
http://eprints.umsida.ac.id/4119/1/BUKU%20PTK%20PENUH.pdf,
diunduh pada 5 Juli 2022

Muakhirin, Binti. (2014). “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan


Pembelajaran Inkuiri pada Siswa SD”. Jurnal Ilmiah Guru Vol 1
Mudlofir, Alif.(2016). Desain pembelajaran Inovatif. Jakarta: Raja Grafindo

Mulia, Dini Siswani. (2016).“Penellitian Tindakan Kelas dengan Pembelajaran


Berbasis KearifanLokal”, Kazanah Pendiidkan Vol IX No.2

Muzayanah, Khairul. (2017). “Penggunaan Metode demonstrasi untuk


meningkatkan Minta Belajar Peserta didik Pada Mata Pelajaran IPA
kelas IV MI Ma’arif 1Punggur Lampung Tengah Tahun Pelajaran
2017/2018", diunduh dari
https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2001/1/SKRIPSI%20KHOIRU
L%20MUZAYANAH%2013105335.pdf/, dinduh pada 13 Mei 2022
Nawawi, Hadari. (2003).Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Ngurah Santika, Gusti. (2021). “Membentuk Karakter Peduli Lingkungan Pada


Siswa Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran IPA”, Jurnal Education and
Development Vol.10 No 1
Nurdin, Syafruddin.(2016). “Guru Profesional dan Penelitian Tindakan Kelas”.
Jurnal of Educational Studied Vol 1 No 1

Observasi dan Dokumentasi SD IT Tiara Islamic School ( 10 Oktober 2022)

Pane, Aprida. (2017). “Belajar dan Pembelajaran”, Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu


Keislaman Vol 3, No 2
Portanata, Lia.( 2017). “Analisis Pemanfaatan Media Pembelajaran IPA SD”,
Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar Vol 3 No 1
Puteri Ramadhani, Sulistyani. (2019). Konsep Dasar IPA Konsep dan Aplikasi
Pengembangan Pembelajaran. Depok: Yayasa Yiesa Rich

Rahmi dewanti, A. Fajriwati. 2020. “ Metode Demonstrasi Dalam Peningkatan


Pembelajaran Fiqih”, Jurnal Kajian Islam Kontemporer Vol 11

93
Ramadhani, Sulistyani Puteri.(2019). Konsep Dasar IPA Konsep dan Aplikasi
Pengembangan Pembelajaran. Depok: Yayasan Yiesa Rich

Rasyad, Aminuddin.(2022). Metode Pembelajaran Pendidikan Agama, Jakarta:


Bumi Aksara

Rossalia, Dwi. (2011). “Buku Saku Pintar IPA SD Kelas IV”, diunduh dari
https://books.google.co.id/books?id=h1pQj_t3ioQC&printsec=copyright
&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false, diunduh pada 7 Mei 2022

Rustaman. (2011). Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Universitas


Terbuka
Salsabila, Azza. (2017).“Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Siswa Sekolah Dasar” , Jurnal Kependidikan Vol 1 No 2
Samin. ( 2020).“Penelitian Tindakan Kelas Peningkatan Prestasi BelajarMelalui
Cooperative Learning, Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol 7 No 2

Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sanjaya, Wina.(2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kenvana

Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.Jakarta:


Rineka Cipta

Sofyan, Harlinda. (2019). “Penerapan Literasi Sains Dalam Pembelajaran IPA


Untuk Calon Guru SD”, Jurnal Pendidikan Dasar Vol 10 No 2
Sudjana. (2005). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Suharsimi Arikunto.(2012). Penelitian. Hlm. 16

Suprayekti.(2004). Interaksi belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas

Suprijono, Agus.(2011). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar

Surakhmad, Winarno.(1994). Pengantar Penelitian Ilmuan. Bandung :Tarsito

94
Suryani, Nunuk dan Agung Leo.( 2012). Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta :
Ombak
Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Syafi’I, Ahmad.(2018). “Studi Tentang Prestasi Belajar Siswa dalam Berbagai
Aspek dan Faktor yang Mempengaruhi”, Jurnal Komunikasi
Kependidikan Vol2 No2
Syah, Muhibbin.( 2009). Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakaarya

Tri Mulyati( 2021) Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil


Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 005 Simpang Raya Kecamatan
Singingi Hilir, Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar Vol 1.

Trianto.(2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta :


Prestasi Pustaka

Turdjai. (2016).“ Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar


Siswa”, Jurnal Triadik Vol 15.

Wahyu Wulandari, Ratna. (2012). “IPA untuk SD/MI”,


https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=kxAeEAAAQBAJ&oi=f
nd&pg=PA1&dq=jurnal+pembelajaran+ipa+sd&ots=YFsGwj2jTt&sig
=TDl9y0dMIeIrBuBl-
xEEDR5SVqY&redir_esc=y#v=onepage&q=jurnal%20pembelajaran%2
0ipa%20sd&f=false/, diunduh pada 22 Mei 2022

Wahyuningtias, Riski. (2015). “Pentingnya Media dalam Pembelajaran Guna


Meningkatkan Hasil Belajar di Sekolah Dasar”
https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/77/, diunduh Pada 23
Juni 2022

Widianingtias, Mijil. Meningkatkan Hasil Belajar IPS Menggunakan Media


Gambar Bagi Siswa Kelas IV MI Al- Fatah Kemutug Wadaslintang
Wonosobo Jawa Tengah Tahun Ajaran 2012/2013 Skripsi UNJ, 2013)
hlm. 92.

Yung Antonius, Mastar Asran, abdussamad, “Penggunaan Metode Demonstrasi


Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA di
Sekolah

95
Zulyadaini.(2016). “Perbandingan Hasil Belajar Matematika Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Coop-Coop Dengan Konvensional. Perbandingan Hasil
Belajar Matematika Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Coop-Coop
Dengan Konvensional”, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi,
Vol16(1).

Lampiran 2. Instrumen Penilaian

Nilai pre Test siswa sebelum melakukan tindakan

Keterangan

96
No. Nama Nilai % Tuntas Tidak
ketercapaian Tunta
s
1. Ananda Putra 70 70% 
2. Assyfa Ramadhan 45 45% 
3. Chiko Heriko 60 60% 
4. Erniyan 55 55% 
5. Hadrian 80 80% 
6. Julianti cahyanti 75 75% 
7. Kezuwa Dianda 40 40% 
8. Khaila Amira 50 50% 
9. M. Algifahri 50 50% 
10. M. Iqbal Muklis 75 75% 
11. Minta Ita Ritonga 80 80% 
12. Mufida Fi’izati 55 55% 
13. Nalin Demir 40 40% 
14. Nameysa Naurania 60 60% 
15. Naura Mutia 80 80% 
16. Raditya Warman 65 65% 
17. Raisyauqi Dwi 85 85% 
18. Rara Ayunda 50 50% 
19. Ratu Tiara 65 65% 
20. Rizky Al-Fatih 75 75% 
21. Sela Selfiana 40 40% 
Jumlah 1300
Rata-rata 61,9
Presentase 33,3% 66,6%

Data Hasil Nilai Siswa Pada Siklus I

Keterangan
No. Nama Nilai %
ketercapaian Tuntas Tidak
Tuntas

97
1. Ananda Putra 75 75% 
2. Assyfa Ramadhan 60 60% 
3. Chiko Heriko 65 65% 
4. Erniyan 60 60% 
5. Hadrian 85 85% 
6. Julianti cahyanti 65 65% 
7. Kezuwa Dianda 70 70% 
8. Khaila Amira 75 75% 
9. M. Algifahri 60 60% 
10. M. Iqbal Muklis 80 80% 
11. Minta Ita Ritonga 85 85% 
12. Mufida Fi’izati 60 60% 
13. Nalin Demir 65 65% 
14. Nameysa Naurania 75 75% 
15. Naura Mutia 80 80% 
16. Raditya Warman 70 70% 
17. Raisyauqi Dwi 80 80% 
18. Rara Ayunda 60 60% 
19. Ratu Tiara 80 80% 
20. Rizky Al-Fatih 75 75% 
21. Sela Selfiana 60 60% 
Jumlah 1485 1485%
Rata-rata 70,7
Presentase 47,6% 52,4%

Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I

No. Kegiatan Skor


Pembelajaran Indikator 1 2 3 4

98
1. Membuka c. Memberikan apresiasi 
dan motivasi terhadap
siswa

d. Menyampaikan tujuan 
dari pembelajaran
2. Mengelola d. Menyediakan sumber 
kegiatan belajar
Belajar mengajar e. Membagi siswa kedalam 
Bebrapa kelompok
f. Menggunakan metode 
Demonstrasi dalam
proses
Pembelajaran IPA materi
gaya
3. Komunikasi d. Menyampaikan materi 
dengan siswa yang akan di bahas
e. Mengungkapkan 
pertanyaan secara jelas
dan memberi waktu yang
tepat
f. Mengatur penggunaan 
waktu
4. Pengelolahan f. Mengatur dan 
kelas memanfaatkan fasilitas
belajar
g. Menumbuhkan partisipsi 
aktif siswa
h. Menumbuhkan keceriaan 
dan antusiasme siswa

99
dalam belajar

i. Memotivasi siswa yang 


hasil belajarnya kurang
baik
5. Melakukan c. Memberikan tugas post 
evaluasi test dan tepat waktu
d. Melaksanakan penilaian 
akhir
6. Menutup c. Menyimpulkan materi 
Pembelajaran pembelajaran
d. Memberi nasehat terkait 
dengan materi yang
dipelajari
Jumlah 55
Presentase 85%
Kategori Baik Sekali

Mengetahui Pekanbaru, 28 September


2022

Observer Peneliti

Riski Alimudin, S.Pd Resi Milda Yanti

Hasil observasi Aktivitas siswa selama pertemuan siklus I

100
Skor yang di
dapatkan
No. Aspek yang diamati
1 2 3 4
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran 

2 Kekondusifan suasana belajar 

3. Memperhatikan penjelasan guru dengan aktif 

4. Kedisplinan siswa selama kegiatan pembelajaran 

5 Keantusiasan kelompok dalam mendemonstrasikan 


gaya
6 Keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat 

7 Keberanian siswa membacakan hasil dari kerja 


kelompoknya
8 Hubungan kerjasama antar siswa 

9 Kekompakan dalam kerja kelompok 

10 Masing-masing kelompok secara aktif 


mempersentasikan hasil diskusi
11 Kemampuan kelompok dalam memimpin 
kelompoknya
JUMLAH 30
PERSENTASE 62,5%
KATEGORI Cukup

Mengetahui Pekanbaru, 28 September


2022

101
Observer Peneliti

Riski Alimudin, S.Pd Resi Milda Yanti

Data Hasil Nilai Siswa Pada Siklus II

Keterangan
No. Nama Nilai %
ketercapaian Tuntas Tidak
Tuntas
1. Ananda Putra 80 80% 
2. Assyfa Ramadhan 75 75% 
3. Chiko Heriko 85 85% 
4. Erniyan 75 75% 
5. Hadrian 85 85% 
6. Julianti cahyanti 80 80% 
7. Kezuwa Dianda 80 80% 
8. Khaila Amira 85 85% 
9. M. Algifahri 85 85% 
10. M. Iqbal Muklis 80 80% 
11. Minta Ita Ritonga 80 80% 
12. Mufida Fi’izati 90 90% 
13. Nalin Demir 70 70% 
14. Nameysa Naurania 75 75% 
15. Naura Mutia 80 80% 
16. Raditya Warman 75 75% 
17. Raisyauqi Dwi 80 80% 
18. Rara Ayunda 70 70% 
19. Ratu Tiara 80 80% 
20. Rizky Al-Fatih 75 75% 
21. Sela Selfiana 85 85% 
Jumlah 1670 1485%
Rata-rata 79,5 79,5%
Presentase 90,48% 9,52%

102
Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II

No. Kegiatan Indikator Skor


Pembelajaran 1 2 3 4
1. Membuka c. Memberikan apresiasi 
dan motivasi terhadap
siswa

d. Menyampaikan tujuan 
dari pembelajaran
2. Mengelola kegiatan d. Menyediakan sumber 
Belajar mengajar belajar
e. Membagi siswa kedalam 
Bebrapa kelompok
f. Menggunakan metode 
Demonstrasi dalam proses
Pembelajaran IPA materi
gaya
3. Komunikasi d. Menyampaikan materi 
dengan siswa yang akan di bahas
e. Mengungkapkan 
pertanyaan secara jelas
dan memberi waktu yang
tepat
f. Mengatur penggunaan 
waktu

103
4. Pengelolahan kelas f. Mengatur dan 
memanfaatkan
fasilitas belajar
g. Menumbuhkan 
partisipsi aktif siswa
h. Menumbuhkan 
keceriaan dan
antusiasme siswa
dalam belajar
i. Memotivasi siswa 
yang hasil belajarnya
kurang baik
5. Melakukan c. Memberikan tugas post 
evaluasi test dan tepat waktu
d. Melaksanakan penilaian 
akhir
6. Menutup c. Menyimpulkan materi 
Pembelajaran pembelajaran
d. Memberi nasehat terkait 
dengan materi yang
dipelajari
Jumlah 59
Presentase 92,1%
Kategori Baik Sekali

Mengetahui Pekanbaru, 11 Oktober 2022

104
Observer Peneliti

Riski Alimudin, S.Pd Resi Milda Yanti

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Pertemuan Siklus II

105
No. Aspek yang diamati Skor yang
di dapatkan
1 2 3 4
1 Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran 
2 Kekondusifan suasana belajar 
3. Memperhatikan penjelasan guru dengan aktif 
4. Kedisplinan siswa selama kegiatan pembelajaran 
5 Keantusiasan kelompok dalam mendemonstrasikan 
gaya
6 Keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat 
7 Keberanian siswa membacakan hasil dari kerja 
kelompoknya
8 Hubungan kerjasama antar siswa 
9 Kekompakan dalam kerja kelompok 
10 Masing-masing kelompok secara aktif 
mempersentasikan hasil diskusi
11 Kemampuan kelompok dalam memimpin 
kelompoknya
12 Siswa bersemangat mengerjakan tugas yang 
diberikan
JUMLAH 42
PERSENTASE 87,5%
KATEGORI Baik Sekali

Mengetahui Pekanbaru, 11 Oktober 2022

106
Observer Peneliti

Riski Alimudin, S.Pd Resi Milda Yanti

Lampiram 1. RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

107
(RPP)

Satuan pendidikan : SD IT Tiara Islamic School

Kelas/ Semester : IV/I

Mata pelajaran : IPA

Pembelajaran : Gaya

Alokasi waktu : 2 x 35 Menit ( 2x pertemuan)

Hari/Tanggal Pelaksanaan: 20 September 2022

A. KOMPETENSI INTI

KI 1: Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang

dianutnya.

KI 2: Mmiliki perilaku jujur, disiplin, tangggung jawab, santun, peduli,

dan percaya diri dalam berinteraksi denngan keluarga, teman, guru, dan

tetangganya, serta cinta tanah air.

KI 3: Memahami pengetahuan factual dan konseptual dengan cara

mengamati, menanya, dan mencoba berdsarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan tuhan dan kegiatannya, serta benda-benda yang

dijumpai di rumah, di sekolah, dan tempat bermain

KI 4: menyajikan pengetahuan factual dan konseptul dalam bahasa yang

jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis dalam gerakan

yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang mencerminkan

perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) dan INDIKATOR


IPA.

108
No. Kompetensi Dasar Indikator

1. 3.3 mengidentifikasi macam- 3.31 mengetahui pengertian dari


macam gaya antara lain gaya otot, macam-macam gaya otot, gaya
gaya listrik, gsya magnet, gaya listrik, gaya magnet, gaya
gravitasi dan gaya gesekan gravitasi, dan gaya gesekan.
3.3.2 membedakan gaya otot,
gaya listrik, gaya magnet, gaya
gravitasi dan gaya gesekan.
3.3.3 menyebutkan contoh dari
gaya otot, gaya listrik, gaya
magnet, gaya gravitasi, dan
gaya gesekan.
2. 4.3 mendemonstrasikan manfaat 4.3.1 melakukan percobaan
gaya dalam kehidupan sehari-hari, untuk mengetahui manfaat gaya
misalnya, gaya otot, gaya magnet.
listrik,gaya magnet, gaya gravitasi 4.3.2 melakukan percobaan
dan gaya gesekan. untuk mengetahui gaya
gravitasi
4.3.3 mepersentasikan hasil
percobaan manfaat gaya
gravitasi dan gaya magnet

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui demonstrasi, siswa dapat mengetahui pengertian dari gaya.
2. Melalui demonstrasi, siswa dapat membedakan macam-macam dari
gaya seperti gaya otot, gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi dan
gaya gesekan.
3. Melalui demonstrasi, siswa dapat menyebutkan contoh dari gaya
seperti gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi dan gaya gesekan.

109
4. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan gaya
otot,gaya listrik, gaya magnet, gaya gravitasi dan gaya gesekan.
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Gaya
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan Saintifik
2. Metode: Demonstrasi, Diskusi, tanya jawab, penugasan dan
ceramah
F. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1. Buku Teks Pelajara IPA yang relevan
2. Ketapel, benda yang bersifat magnetis dan non magnetis, meja,
kursi dan lain-lain
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru membuka pembelajaran dengan 10 menit
mengucap salam dan berdoa bersama,
yang dipimpin oleh salah satu siswa.
PPK ( Religus)
2. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran kepada peserta didik
tentang gaya. Communication
3. Guru memberi peserta didik contoh
dalam kehidupan yang berkaitan
dengan Gaya.
4. Guru membantu peserta didik dalam
merencanakan dan menyiapkan
kegiatan pembelajaran tentang gaya
Inti 1. Guru membimbing peserta didik 150 menit

110
untuk membentuk kelompok yang
terdiri atas 3 atau 4 orang.
Collaboration
2. Guru mengarahkan peserta didik
untuk mengamati ilustrasi
permasalahan yang diberikan.
a. Mengapa buah jatuh dari
pohonnya?
b. Mengapa mobil bergerak
ketik didorong?
c. Mengapa besi dan magnet
tarik menarik padahal tidak
ditempelkan? mandiri
3. Guru mengarahkan siswa untuk
menemukan pengertian dari gaya.
4. Setelah itu guru mengintruksikan
siswa untuk melakukan
demonstrasi/peragaan tentang gaya
dan macam-macam gaya dengan alat-
alat yang terdapat didalam kelas dan
yang telah disiapkan oleh guru.
Collaboration
5. Setelah melakukan percobaan, guru
membimbing siswa untuk bekerja
sama dengan anggota kelompoknya
dalam mendiskusikan tentang
peragaan yang telah dilakukan,
pengertian gaya sesuai dengan yang
di demonstrasikan dan macam-
macam gaya.
6. Guru mendampingi peserta didik

111
dalam menyimpulkan hasil
diskusinya.
7. Guru mengarahkan peserta didik
untuk menyampaikan hasil kerja
kelompoknya di depan kelas dan
ditanggapi oleh teman-temannya.
Penutup 1. Setelah presentase siswa selesai guru 10 menit
merefleksikan hasil pembelajaran
tentang gaya dan macam-macam
gaya.
2. Guru melakukan evaluasi tentang
pengertian dari gaya dan macam-
macam gaya.
3. Guru menginformasikan materi
selanjutnya, yaitu tentang gaya dan
juga menginformasikan membawa
alat-alat untuk melakukan percobaan
tentang gaya.

H. Penilaian
1. Penilaian pengetahuan individual
Tes tulisan pilihan ganda sebanyak 20 soal.
Nilai= Jumlah jawaban yang benar
Jumlah seluruh soal
2. Penilaian Afektif
No Nama Peserta Didik Skor Keterangan
1 2 3

112
Keteranga:
3 = Sikap kerjasama yang baik antar anggota kelompok ikut
berpartisipasi dalam melaksanakan diskusi, ikut berperan aktif
mengikuti tahapan dan membantu menyelesaikan soal.
2= sikap kerjasama yang kurang hanya membantu melaksanakan
tahapan dan tidak membantu menjawab soal, atau sebaliknya ikut
menjawab soal saja tanpa ikut membantu melaksanakan percobaan
tahap demi tahap.
1= acuh tak acuh, hanya ikut dan melihat saja tidak ikut membantu

3. Penilaian psikomotorik
No Nama Peserta Didik Skor Keterangan
1 2 3

Keterangan:

3= dapat mengemukakan gagasan, aktif, aktif dalam tanya jawab, dan menghargai
pendapat peserta didik yang lain.

2= dapat mengemukakan gagasan, aktif dalam tanya jawab dan kurang


menghargai pendapat peserta didik yang lain.

1= dapat mengemukakan gagasan, tidak aktif dalam tanya jawab dan kurang
menghargai pendapat peserta didik yang lain.

113
Pekanbaru, 20 September 2022

Mengetahui

Peneliti Guru Kelas IV Kepala Sekolah

Resi Milda Yanti Riski Alimudin, S.Pd EllyMarlina, S.E.S.Psi

BIODATA PENULIS

114
Nama Lengkap : Resi Milda Yanti

Tanggal dan Tempat Lahir : Mayang Pongkai 29 September 1997

Alamat Tempat Tinggal : Jln. Kamboja RT. 04/RW)05 Desa Mayang


Pongkai

Nomor Handphone : 087892752456

Email : resimildayantu@gmail.com

Akun Facebook dan Instagram: resimildayanti

Nama Ayah : Erman

Nama Ibu : Amilas

Riwayat Pendidikan

Jenjang Pendidikan Tahun Masuk


SD Negeri 018 Mayang Pongkai 2004-2010
SMP Negeri 02 Kampar Kiri Tengah 2010-2013
MAN 02 Model Pekanbaru 2013-2016

STAI Al-Kifayah Riau 2019-2022

DOKUMENTASI

115
116

Anda mungkin juga menyukai