Anda di halaman 1dari 29

PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH ERITROSIT

No Dokumen : 445/ /SOP/UKP/2018


No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1/2

UPTD Puskesmas Lubuk Ttd Kepala Puskesmas Dwi Harianto, AMK


Mandarsah NIP. 19800805 200604 1 013

1. Pengertian Darah diencerkan dengan reagen hayem dalam pipet eritrosit, kemudian dimasukkan
kedalam kamar hitung. Jumlah eritrosit dihitung dalam volume tertentu dengan
mengunakan faktor konversi jumlah eritrosi per μl darah
2. Tujuan Untuk menghitung jumlah eritrosit dalam darah.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Lubuk Mandarsah Nomor: tentang Jenis-Jenis
Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi R.Gandasoebrata.2009.Penuntun Laboratorium Klinik.Jakarta timur.Dian Rakyat.
5. Prosedur 1. Petugas menyapa pasien
2. Petugas menerima blangko permintaan pasien
3. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
4. Petugas memberikan informed consent pada pasien untuk persetujuan tindakan..
5. Petugas mencuci tangan
6. Petugas mengunakan APD
7. Petugas mempersapkan alat dan reagen
8. Petugas mendesinfeksi ujung jari tangan pasien(jari telunjuk/jari manis/ jari
tengah) dengan kapas alcohol 70 %
9. Petugas menusuk jari pasien dengan lanset
10. Petugas menghapus darah pertama dengan tisu
11. Petugas menghisap larutan hayem sampai garis tanda 1, kemudian buang lagi
larutan tersebut
12. Petugas memasukkan darah kedalam pipet eritrosit sampai garis tanda 0,5
13. Petugas menghisap larutan hayem sampai batas 101.
14. Petugas mengaduk campuran tersebut ± 2 menit dengan cara memutar pipet
15. Petugas membuang beberapa tetes darah
16. Letakkan deglass diatas kamar hitung
17. Kemudian memasukkan darah yang tercampur larutan kedalam kamar hitung
improved neubawerq

6. wuug 18.
19. Petugas meletakkan kamar hitung di bawah mikroskop lalu diamkan 2 menit, lalu
dibaca dibawah mikroskop dengan lensa 10x.
20. Hitung semua eritrosit pada 5 bidang yang tersusun dari 16 bidang kecil
21. Jumlah hasil yang dihitung di kali 10.000 = jumlah eritrosit per µl darah
22. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register, buku hasil, dan blanko
permintaan lab.
23. Petugas memberikan blanko hasi kepada pasien
24. Petugas mencuci tangan
25. Petugas membereskan alat

7. Unit Terkait 1.

PEMERIKSAAN MALARIA
No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3

SOP

UPTD Puskesmas Lubuk Ttd Kepala Puskesmas Dwi Harianto, AMK


Mandarsah NIP. 19800805 200604 1 013

1. Pengertian 1. Parasit malaria dilihat dari sediaan yang dibua dengan pewarnaan giemsa dengan
mengunkan microskop pembesaran 100 X
2. Parasit malria ditemukan berdasarkan reaksi antara sitoplasma parasit malaria
dalam darah pasien dengan antibody monoclonal dalam RDT malaria.
2. Tujuan Untuk menemukan parasit malaria dalam darah
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Lubuk Mandarsah Nomor: tentang Jenis-Jenis
Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Albertus Agung Mahode. 2011. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium
Kesehatan. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
5. Prosedur A. pemeriksaan malaria secara mikroskopis
1. Petugas menyapa pasien
2. Petugas menerima blangko permintaan pasien
3. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.
4. Petugas memberikan informed consent pada pasien untuk persetujuan
tindakan.
5. Petugas mempersapkan alat
6. Petugas mencuci tangan
7. Petugas mengunakan APD
8. Petugas mempersapkan alat dan reagen
9. Petugas mendesinfeksi ujung jari tangan pasien(jari telunjuk/jari manis/ jari
tengah) dengan kapas alcohol 70 %
10. Petugas menusuk jari pasien dengan lanset
11. Petugas menghapus darah pertama dengan tisu
12. Buat dua tetesan darah diatas obyek glass yang telah diberi identitas pasien
13. Tutup bagian yang ditusuk dengan menggunakan kapas kering
14. Petugas mempersilakan pasien menunggu hasil di luar ruangan.
15. Selanjutnya satu tetes darah dibuat sediaan darah tebal dengan cara memutar
tetesan darah tersebut dengan menggunakan sudut obyek glass lainnya
PEMERIKSAAN MALARIA
UPTD Puskesmas Lubuk No Dokumen : Dwi Harianto, AMK
Mandarsah
No. Revisi : NIP. 19800805 200604 1 013
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 2/3
16. Tetesan darah yang lain dibuat sediaan darah tipis dengan caa mendorong
tetesan darah tersebut dengan sisi obyek glass yang lain dengan sudut 45º
17. Keringkan sediaan pada rak pengering ± 15 menit
18. Fiksasi sediaan darah tipis engan mengunakan metanol lalu keringkan
19. Buat pengenceran gimsa 1 : 3 ( 1 tetes gimsa : 3 ml aquades )
20. Warnai sediaan pada rak rak pewarnaan selama 20 menit.
21. Cuci sediaan dengan air mengalir
22. Keringkan sediaan
23. Periksa dibwah mikroskop dengan engunakan lensa 100 X
24. Perhatikan ada atau tidaknya parasit malaria pada sediaan tersebut
25. Hasil positif jika ditemukan parasit malaria
26. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register, buku hasil, dan
blanko permintaan lab.
27. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan pada pasien
28. Petugas membersihkan alat
29. Petugas mencuci tangan

B. Pemeriksaan Malaria mengunakan RDT

1. Petugas menyapa pasien


2. Petugas menerima blangko permintaan pasien
3. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.
4. Petugas memberikan informed consent pada pasien untuk persetujuan
tindakan.
5. Petugas mempersapkan alat
6. Petugas mencuci tangan
7. Petugas mengunakan APD
8. Petugas mempersapkan alat dan reagen
9. Petugas mendesinfeksi ujung jari tangan pasien(jari telunjuk/jari manis/ jari
tengah) dengan kapas alcohol 70 %
10. Petugas menusuk jari pasien dengan lanset
11. Petugas menghapus darah pertama dengan tisu
12. Tekan ujung jari tersebut hingga mengeluarkan sedikit darah
PEMERIKSAAN MALARIA
UPTD Puskesmas Lubuk No Dokumen : Dwi Harianto, AMK
Mandarsah
No. Revisi : NIP. 19800805 200604 1 013
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 3/3
13. Hisap darah dengan mengunakan pipet khusus untuk pemeriksaan RDT
malaria
14. Masukkan kedalam lubang sampel yang ada pada RDT malaria
15. Tutup bagian yang ditusuk dengan menggunakan kapas kering
16. Petugas mempersilakan pasien menunggu hasil di luar ruangan.
17. Petugas menulis identitas pasien di strip RDT malaria
18. Teteskan 2 tetes buffer kedalam lubang buffer RDT malaria
19. Tunggu ± 20 menit hingga terbentuknya garis control pada RDT malaria
20. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya 2 garis control pada RDT malaria
21. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register, buku hasil, dan
blanko permintaan lab.
22. Petugas membersihkan alat
23. Petugas mencuci tangan

6. Unit Terkait 1.
PEMERIKSAAN ASAM URAT
No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1/1

UPTD Puskesmas Lubuk Ttd Kepala Puskesmas Dwi Harianto, AMK


Mandarsah NIP. 19800805 200604 1 013

1. Pengertian Terjadi akibat kelebihan asam urat dalam darah yang kemudian tertumpuk dan
tertimbun dalam bentuk Kristal-kristal pada persendian.
2. Tujuan Untuk mengetahui kadar asam urat dalam darah
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Lubuk Mandarsah Nomor: tentang Jenis-Jenis
Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Nesco multicheck user’s manual
5. Prosedur 1. Petugas menyapa pasien
2. Petugas menerima blangko permintaan pasien
3. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.
4. Petugas memberikan informed consent pada pasien untuk persetujuan tindakan.
5. Petugas mempersiapkan alat
6. Petugas mencuci tangan
7. Petugas mengunakan APD
8. Petugas memasang chip (memori) asam urat sesuai dengan kode strip
9. Bersihkan ujung jari kiri pasien dengan kapas alcohol lal biarkan kering
10. Petugas menusuk dengan lanset steril, darah harus keluar dengan sendirinya tanpa
harus ditekan.
11. Petugas menghapus tetesan darah pertama dengan tisu
12. Petugas memasukkan strip asam urat pada alat
13. Petugas memasukkan specimen darah ke dalam strip nesco
14. Petugas menunggu hingga hasil pemeriksaan keluar secara otomatis setelah bunyi
tanda bip.
15. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register, buku hasil, dan blanko
permintaan lab.
16. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan pada pasien
17. Petugas membersihkan alat
18. Petugas mencuci tangan

6. Unit Terkait 1.
PEMERIKSAAN GULA DARAH
No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1/1

UPTD Puskesmas Lubuk Ttd Kepala Puskesmas Dwi Harianto, AMK


Mandarsah NIP. 19800805 200604 1 013

1. Pengertian Merupakan bahan bakar tubuh yang diperlukan untuk kerja otak, sistem saraf dan
jaringan tubuh yang lain. Gula darah dalam tubuh dihasilkan oleh makanan yang
mengandung karbohidrat, protein dan lemak.
2. Tujuan Untuk mengetahui kadar asam urat dalam darah
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Lubuk Mandarsah Nomor: tentang Jenis-Jenis
Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Nesco multicheck user’s manual
5. Prosedur 1. Petugas menyapa pasien
2. Petugas menerima blangko permintaan pasien
3. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.
4. Petugas memberikan informed consent pada pasien untuk persetujuan tindakan.
5. Petugas mempersiapkan alat
6. Petugas mencuci tangan
7. Petugas mengunakan APD
8. Petugas memasang chip gula darah sesuai dengan kode strip
9. Bersihkan ujung jari kiri pasien dengan kapas alcohol lalu biarkan kering
10. Petugas menusuk dengan lanset steril, darah harus keluar dengan sendirinya tanpa
harus ditekan.
11. Petugas menghapus tetesan darah pertama dengan tisu
12. Petugas memasukkan strip gula darah pada alat
13. Petugas memasukkan specimen darah ke dalam strip nesco
14. Petugas menunggu hingga hasil pemeriksaan keluar secara otomatis setelah bunyi
tanda bip.
15. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register, buku hasil, dan blanko
permintaan lab.
16. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan pada pasien
17. Petugas membersihkan alat
18. Petugas mencuci tangan

6. Unit Terkait 2. Rawat inap


3. Rawat jalan
4. IGD
5. Poned
PEMERIKSAAN KOLESTEROL
No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1/1

UPTD Puskesmas Ttd Kepala Puskesmas dr.Riana Elizabeth S


Perawatan Rimbo NIP.19730606 200501 2 007
Bujang II

1. Pengertian Merupakan senyawa bertekstur lunak dan terdapat diantara lemak dalam aliran darah
dan semua sel tubuh.
2. Tujuan Untuk mengetahui kadar kolesterol dalam darah
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Lubuk Mandarsah Nomor: tentang Jenis-Jenis
Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Nesco multicheck user’s manual
5. Prosedur 1. Petugas menyapa pasien
2. Petugas menerima blangko permintaan pasien
3. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.
4. Petugas memberikan informed consent pada pasien untuk persetujuan tindakan.
5. Petugas mempersiapkan alat
6. Petugas mencuci tangan
7. Petugas mengunakan APD
8. Petugas memasang chip kolesterol sesuai dengan kode strip
9. Bersihkan ujung jari kiri pasien dengan kapas alcohol lalu biarkan kering
10. Petugas menusuk dengan lanset steril, darah harus keluar dengan sendirinya tanpa
harus ditekan.
11. Petugas menghapus tetesan darah pertama dengan tisu
12. Petugas memasukkan strip kolesterol pada alat
13. Petugas memasukkan specimen darah ke dalam strip nesco
14. Petugas menunggu hingga hasil pemeriksaan keluar secara otomatis setelah bunyi
tanda bip.
15. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register, buku hasil, dan blanko
permintaan lab.
16. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan pada pasien
17. Petugas membersihkan alat
18. Petugas mencuci tangan

6. Unit Terkait
PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH TROMBOSIT
No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1/2

UPTD Puskesmas Lubuk Ttd Kepala Puskesmas Dwi Harianto, AMK


Mandarsah NIP. 19800805 200604 1 013

1. Pengertian Darah diencerkan dengan reagen rees ecker dalam pipet eritrosit, kemudian
dimasukkan kedalam kamar hitung. Jumlah trombosit dihitung dalam volume tertentu
dengan mengunakan faktor konversi jumlah trombosit per μl darah
2. Tujuan Untuk menghitung jumlah trombosit dalam darah.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Lubuk Mandarsah Nomor: tentang Jenis-Jenis
Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi R.Gandasoebrata.2009.Penuntun Laboratorium Klinik.Jakarta timur.Dian Rakyat.
5. Prosedur 1. Petugas menyapa pasien
2. Petugas menerima blangko permintaan pasien
3. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
4. Petugas memberikan informed consent pada pasien untuk persetujuan tindakan..
5. Petugas mencuci tangan
6. Petugas mengunakan APD
7. Petugas mempersapkan alat dan reagen
8. Petugas mendesinfeksi ujung jari tangan pasien(jari telunjuk/jari manis/ jari
tengah) dengan kapas alcohol 70 %
9. Petugas menusuk jari pasien dengan lanset
10. Petugas menghapus darah pertama dengan tisu
11. Petugas menghisap larutan hayem sampai garis tanda 1, lalu buanglah lagi larutan
tersebut
12. Petugas memasukkan darah kedalam pipet eritrosit sampai garis tanda 0,5
13. Petugas menghisap larutan rees ecker sampai batas 101.
14. Petugas mengaduk campuran tersebut ± 2 menit dngan cara memutar pipet
15. Petugas membuang beberapa tetes darah
16. Letakkan deglass diatas kamar hitung
17. Kemudian memasukkan darah yang tercampur larutan kedalam kamar hitung
improved neubawer
18. Petugas meletakkan kamar hitung di bawah mikroskop lalu diamkan 2 menit, lalu
dibaca dibawah mikroskop dengan lensa 10x.

UPTD Puskesmas Lubuk PEMERIKSAAN HITUNG JUMLAH TROMBOSIT Dwi Harianto, AMK
Mandarsah No Dokumen :
No. Revisi : NIP. 19800805 200604 1 013
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2
19. Hitunglah jumlah trombosit pada seluruh bidang besar di tengah.
20. Jumlah hasil yang dihitung di kali 2.000 = jumlah trombosit per µl darah
21. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register, buku hasil, dan blanko
permintaan lab.
22. Petugas memberikan blanko hasil kepada pasien
23. Petugas mencuci tangan
24. Petugas membereskan alat

6. Unit Terkait
PEMERIKSAAN HBsAg
No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1/2

UPTD Puskesmas Lubuk Ttd Kepala Puskesmas Dwi Harianto, AMK


Mandarsah NIP. 19800805 200604 1 013

1. Pengertian Merupakan bagian luar dari virus hepatitis B yang memicu reaksi dari sistem
kekebalan tubuh manusia. Hasil positif menunjukkan bahwa hati melepaskan protein
hepatitis B kedalam darah.
2. Tujuan Untuk menegakkan diagnosis penyakit hepatitis B
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Lubuk Mandarsah Nomor: tentang Jenis-Jenis
Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi 1. Albertus Agung Mahode. 2011. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium
Kesehatan. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
2. One Step HBsAg Rapid Test

5. Prosedur 1. Petugas menyapa pasien


2. Petugas menerima blangko permintaan pasien
3. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.
4. Petugas memberikan informed consent pada pasien untuk persetujuan tindakan.
5. Petugas mencuci tangan
6. Petugas mengunakan APD
7. Petugas mempersiapkan alat dan reagen
8. Petugas memasang tourniket pada lengan pasien (± 3 jari diatas lipatan siku)
9. Petugas mencari pembuluh darah vena pasien yang tampak jelas atau teraba pada
bagian dalam lipatan siku
10. Petugas mendesinfeksi bagian atau pembuluh darah yang akan di tusuk dengan
kapas alcohol 70 %, tunggu hingga kering
11. Petugas melakukan pengambilan darah vena pasien sebanyak 1-3 ml
12. Petugas menutup jarum menggunakan kapas kering sambil menarik spuit atau
jarum vacutainer (sesuaikan dengan alat yang digunakan untuk mengambil sampel
darah vena)
13. Petugas menutup bagian yang ditusuk dengan kapas dan ditutup menggunakan
plaster khusus.
14. Petugas mempersilakan pasien untuk menunggu hasil di luar ruangan
15. Petugas menulis identitas pasien pada strip
16. Darah dimasukkan kedalam tabung reaksi atau tabung vacutainer untuk
pemeriksaan HBsAg (tutup biru / kuning / merah)
PEMERIKSAAN HBsAg
UPTD Puskesmas Lubuk No Dokumen : Dwi Harianto, AMK
Mandarsah
No. Revisi : NIP. 19800805 200604 1 013
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2
17. Biarkan beberapa saat agar darah membeku, darah siap untuk disentrifus.
18. Sentrifus sampel darah tersebut selama 5 menit dengan kecepatan 3500 rpm
19. Siapkan strip HbsAg dan biarkan pada suhu ruangan sambil menunggu sampel
selesai di sentrifus
20. Teteskan 40 μl serum pasien kedalam lubang sampel pada strip tes HbsAg
21. Baca hasil setelah 20 menit
22. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya 2 garis tanda pada strip tes HBsAg
23. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register, buku hasil, dan blanko
permintaan lab.
24. Petugas memberikan blanko hasil kepada pasien
25. Petugas mencuci tangan

6. Unit Terkait
PEMERIKSAAN REDUKSI URIN
No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1/1

UPTD Puskesmas Lubuk Ttd Kepala Puskesmas Dwi Harianto, AMK


Mandarsah NIP. 19800805 200604 1 013

1. Pengertian Merupakan pemeriksaan penyaring terhadap glukosa dalam urin dengan


memanfaatkan sifat glukosa sebagai zat pereduksi. Hasil reduksi tersebut akan terlihat
melalui perubahan warna ketika reagen pereduksi bereaksi dengan glukosa dalam
urin.
2. Tujuan Mengetahui adanya glukosa dalam urin
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Lubuk Mandarsah Nomor: tentang Jenis-Jenis
Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi R.Gandasoebrata.2009.Penuntun Laboratorium Klinik.Jakarta timur.Dian Rakyat.
5. Prosedur 1. Petugas menyapa pasien
2. Petugas menerima blangko permintaan pasien
3. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.
4. Petugas memberikan informed consent pada pasien untuk persetujuan tindakan.
5. Petugas mencuci tangan
6. Petugas mengunakan APD
7. Petugas mempersapkan alat dan reagen
8. Petugas menjelaskan tentang cara menampung urin untuk pemeriksaan dan
memberikan tempat menampung urin serta meminta pasien menampung urinnya
9. Masukkan strip tes reduksi urin kedalam sampel urin sampai tanda batas selama
1-3 detik
10. Keluarkan strip tersebut
11. Tunggu dan amati hasil berupa perubahan warna pada strip tes selama 1 menit
12. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register, buku hasil, dan blanko
permintaan lab.
13. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan kepada pasien
14. Petugas membereskan alat
15. Petugas mencuci tangan

6. Unit Terkait 6. Rawat inap


7. Rawat jalan
8. IGD
9. Poned
PEMERIKSAAN PROTEIN URIN
No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1/1

UPTD Puskesmas Lubuk Ttd Kepala Puskesmas Dwi Harianto, AMK


Mandarsah NIP. 19800805 200604 1 013

1. Pengertian Merupakan pemeriksaan semikuantitatif terhadap protein yang terdapat dalam urin.
Hal ini dapat diketahui melalui derajat perubahan warna pada strip tes protein.
2. Tujuan Mengetahui adanya protein dalam urin
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Lubuk Mandarsah Nomor: tentang Jenis-Jenis
Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi R.Gandasoebrata.2009.Penuntun Laboratorium Klinik.Jakarta timur.Dian Rakyat.
5. Prosedur 1. Petugas menyapa pasien
2. Petugas menerima blangko permintaan pasien
3. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.
4. Petugas memberikan informed consent pada pasien untuk persetujuan tindakan.
5. Petugas mencuci tangan
6. Petugas mengunakan APD
7. Petugas mempersapkan alat dan reagen
8. Petugas menjelaskan tentang cara menampung urin untuk pemeriksaan dan
memberikan tempat menampung urin serta meminta pasien menampung urinnya
9. Masukkan strip tes protein urin kedalam sampel urin sampai tanda batas selama 1-
3 detik
10. Keluarkan strip tersebut
11. Tunggu dan amati hasil berupa perubahan warna pada strip tes selama 1 menit
12. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register, buku hasil, dan blanko
permintaan lab.
13. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan kepada pasien
14. Petugas membereskan alat
15. Petugas mencuci tangan

6. Unit Terkait
PEMERIKSAAN PROTEIN URIN
No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1/1

UPTD Puskesmas Lubuk Ttd Kepala Puskesmas Dwi Harianto, AMK


Mandarsah NIP. 19800805 200604 1 013

1. Pengertian Merupakan pemeriksaan semikuantitatif terhadap protein yang terdapat dalam urin.
Hal ini dapat diketahui melalui derajat perubahan warna pada strip tes protein.
2. Tujuan Mengetahui adanya protein dalam urin
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Lubuk Mandarsah Nomor: tentang Jenis-Jenis
Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi R.Gandasoebrata.2009.Penuntun Laboratorium Klinik.Jakarta timur.Dian Rakyat.
5. Prosedur 1. Petugas menyapa pasien
2. Petugas menerima blangko permintaan pasien
3. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.
4. Petugas memberikan informed consent pada pasien untuk persetujuan tindakan.
5. Petugas mencuci tangan
6. Petugas mengunakan APD
7. Petugas mempersapkan alat dan reagen
8. Petugas menjelaskan tentang cara menampung urin untuk pemeriksaan dan
memberikan tempat menampung urin serta meminta pasien menampung urinnya
9. Masukkan strip tes protein urin kedalam sampel urin sampai tanda batas selama 1-
3 detik
10. Keluarkan strip tersebut
11. Tunggu dan amati hasil berupa perubahan warna pada strip tes selama 1 menit
12. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register, buku hasil, dan blanko
permintaan lab.
13. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan kepada pasien
14. Petugas membereskan alat
15. Petugas mencuci tangan

6. Unit Terkait
PEMERIKSAAN BILIRUBIN URIN
No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1/2

UPTD Puskesmas Lubuk Ttd Kepala Puskesmas Dwi Harianto, AMK


Mandarsah NIP. 19800805 200604 1 013

1. Pengertian Dalam keadaan patologik, dapat diketahui bilirubin dalam urin. Jika urin dibiarkan,
sebagian kecil daripada bilirubin itu akan berubah menjadi biliverdin oleh oksidasi,
perubahan itu akan dipercepat oleh matahari.
2. Tujuan Mengetahui adanya bilirubin dalam urin
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Lubuk Mandarsah Nomor: tentang Jenis-Jenis
Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi R.Gandasoebrata.2009.Penuntun Laboratorium Klinik.Jakarta timur.Dian Rakyat.
5. Prosedur 1. Petugas menyapa pasien
2. Petugas menerima blangko permintaan pasien
3. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.
4. Petugas memberikan informed consent pada pasien untuk persetujuan tindakan.
5. Petugas mencuci tangan
6. Petugas mengunakan APD
7. Petugas mempersapkan alat dan reagen
8. Petugas menjelaskan tentang cara menampung urin untuk pemeriksaan dan
memberikan tempat menampung urin serta meminta pasien menampung urinnya
9. Masukkan 5 ml urin dan 5 ml reagen BaCl2 10 % kedalam tabung reaksi (1:1)
10. Homogenkan hingga kedua larutan tercampur
11. Saring menggunakan kertas saring hingga tinggal presipitat saja diatas kertas
saring
12. Teteskan beberapa tetes reagen fouchet diatas presipitat tersebut
13. Hasil bilirubin positif ditunjukkan dengan adanya perubahan warna menjadi hijau
pada daerah yang di teteskan reagen fouchet
14. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register, buku hasil, dan blanko
permintaan lab.
PEMERIKSAAN BILIRUBIN URIN
UPTD Puskesmas Lubuk No Dokumen : Dwi Harianto, AMK
Mandarsah
No. Revisi : NIP. 19800805 200604 1 013
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 2/2
15. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan kepada pasien
16. Petugas membereskan alat
17. Petugas mencuci tangan

6. Unit Terkait
PEMERIKSAAN SEDIMEN URIN
No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1/2

UPTD Puskesmas Lubuk Ttd Kepala Puskesmas Dwi Harianto, AMK


Mandarsah NIP. 19800805 200604 1 013

1. Pengertian Pemeriksaan sedimen urin termasuk pemeriksaan rutin. Urin yang dipakai adalah urin
segar dan hasil pemeriksaan disampaikan secara semikuantitatif dengan menyebut
jumlah unsur per lapangan penglihatan.
2. Tujuan Mengetahui dan menghitung zat-zat yang mengendap di dalam urin
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Lubuk Mandarsah Nomor:445/073/SK/UPTD-
PKMRBII/II/2016 tentang Jenis-Jenis Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi R.Gandasoebrata.2009.Penuntun Laboratorium Klinik.Jakarta timur.Dian Rakyat.
5. Prosedur 1. Petugas menyapa pasien
2. Petugas menerima blangko permintaan pasien
3. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
4. Petugas memberikan informed consent pada pasien untuk persetujuan tindakan..
5. Petugas mencuci tangan
6. Petugas mengunakan APD
7. Petugas mempersapkan alat dan reagen
8. Petugas menjelaskan tentang cara menampung urin untuk pemeriksaan dan
memberikan tempat menampung urin serta meminta pasien menampung urinnya
9. Masukkan ± 5 ml urin kedalam tabung reaksi khusus sedimen
10. Sentrifus sampel selama 5 menit dengan kecepatan 3000 rpm
11. Buang bagian atas sampel dalam tabung reaksi tersebut
12. Kocok endapan yang tertinggal dalam tabung reaksi tersebut
13. Tuangkan keatas obyek glass yang kering dan bersih atau gunakan pipet hisap
untuk memindahkan endapan ke atas obyek glass
14. Periksa sediaan dibawah mikroskop dengan pembesaran 10X dan 40X
15. Adapun unsur yang dinilai antara lain: leukosit, eritrosit, epitel, silinder, dan
kristal.
16. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register, buku hasil, dan blanko
permintaan lab.
PEMERIKSAAN SEDIMEN URIN
UPTD Puskesmas Lubuk No Dokumen : 445/301/SOP/UPTD-PKMRBII/V/2016 Dwi Harianto, AMK
Mandarsah
No. Revisi :A NIP. 19800805 200604 1 013
SOP Tanggal Terbit : 09 Mei 2016
Halaman : 2/2
17. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan kepada pasien
18. Petugas membereskan alat
19. Petugas mencuci tangan

6. Unit Terkait
PEMERIKSAAN HIV
No Dokumen : 445/297/SOP/UPTD-PKMRBII/V/2016
No. Revisi :A
Tanggal Terbit : 09 Mei 2016
SOP Halaman : 1/2

UPTD Puskesmas Lubuk Ttd Kepala Puskesmas Dwi Harianto, AMK


Mandarsah NIP. 19800805 200604 1 013

1. Pengertian Merupakan suatu tes darah untuk memastikan seseorang terinfeksi HIV dengan cara
mendeteksi adanya antibodi HIV di dalam sampel darah menggunakan strip tes HIV.
2. Tujuan Untuk menegakkan diagnosis HIV positif
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Lubuk Mandarsah Nomor: tentang Jenis-Jenis
Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Modul Pelatihan Konseling dan Tes HIV. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyait
dan Penyehatan Lingkungan. Kementerian Kesehatan RI. 2011.
5. Prosedur 1. Petugas menyapa pasien
2. Petugas menerima blangko permintaan pasien
3. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.
4. Petugas memberikan informed consent pada pasien untuk persetujuan tindakan.
5. Petugas mencuci tangan
6. Petugas mengunakan APD
7. Petugas mempersiapkan alat dan reagen
8. Petugas memasang tourniket pada lengan pasien (± 3 jari diatas lipatan siku)
9. Petugas mencari pembuluh darah vena pasien yang tampak jelas atau teraba pada
bagian dalam lipatan siku
10. Petugas mendesinfeksi bagian atau pembuluh darah yang akan di tusuk dengan
kapas alcohol 70 %, tunggu hingga kering
11. Petugas melakukan pengambilan darah vena pasien sebanyak 1-3 ml
12. Petugas menutup jarum menggunakan kapas kering sambil menarik spuit atau
jarum vacutainer (sesuaikan dengan alat yang digunakan untuk mengambil sampel
darah vena)
13. Petugas menutup bagian yang ditusuk dengan kapas dan ditutup menggunakan
plaster khusus.
14. Petugas mempersilakan pasien untuk menunggu hasil di luar ruangan
15. Petugas menulis identitas pasien pada strip
16. Darah dimasukkan kedalam tabung reaksi atau tabung vacutainer untuk
pemeriksaan HIV (tutup biru / kuning / merah)
17. Biarkan beberapa saat agar darah membeku, darah siap untuk disentrifus.
18. Sentrifus sampel darah tersebut selama 5 menit dengan kecepatan 3500 rpm
PEMERIKSAAN HIV
UPTD Puskesmas Lubuk No Dokumen : 445/297/SOP/UPTD-PKMRBII/V/2016 Dwi Harianto, AMK
Mandarsah
No. Revisi :A NIP. 19800805 200604 1 013
SOP Tanggal Terbit : 09 Mei 2016
Halaman : 2/2
19. Siapkan strip HIV dan biarkan pada suhu ruangan sambil menunggu sampel
selesai di sentrifus
20. Teteskan 1 tetes serum pasien kedalam lubang sampel pada strip tes HIV
21. Teteskan 3 tetes diluent pada lubang sampel
22. Baca hasil dalam 5-20 menit
23. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya 2 garis tanda pada strip tes HIV
24. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register, buku hasil, dan blanko
permintaan lab.
25. Petugas memberikan blanko hasil kepada pasien
26. Petugas mencuci tangan

6. Unit Terkait
PEMERIKSAAN FESES (TINJA)
No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1/2

UPTD Puskesmas Lubuk Ttd Kepala Puskesmas Dwi Harianto, AMK


Mandarsah NIP. 19800805 200604 1 013

1. Pengertian Pemeriksaan penting dalam feses adalah terhadap ada atau tidaknya parasit dan telur
cacing. Sama pentingnya dalam keadaan tertentu adalah tes terhadap darah samar.
Untuk pemeriksaan ini sebaiknya menggunakan feses sewaktu.
2. Tujuan Mengetahui kelainan saluran pencernaan dan usur-unsur patologik dalam sampel
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Lubuk Mandarsah Nomor:445/073/SK/UPTD-
PKMRBII/II/2016 tentang Jenis-Jenis Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi R.Gandasoebrata.2009.Penuntun Laboratorium Klinik.Jakarta timur.Dian Rakyat.
5. Prosedur 1. Petugas menyapa pasien
2. Petugas menerima blangko permintaan pasien
3. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.
4. Petugas memberikan informed consent pada pasien untuk persetujuan tindakan.
5. Petugas mencuci tangan
6. Petugas mengunakan APD
7. Petugas mempersapkan alat dan reagen
8. Petugas menjelaskan tentang cara menampung feses untuk pemeriksaan dan
memberikan tempat menampung khusus serta meminta pasien menampung
fesesnya
9. Pasien diminta menuggu hasil pemeriksaan diluar ruangan
a. Pemeriksaan makroskopis
Pemeriksaan dilakukan dengan mengamati sampel secara visual, adapun
parameter yang harus diperiksa adalah:
 Warna
 Bau
 Konsistensi
 Lendir
 Darah
 Parasit
PEMERIKSAAN FESES (TINJA)
UPTD Puskesmas Lubuk No Dokumen : 445/298/SOP/UPTD-PKMRBII/V/2016 Dwi Harianto, AMK
Mandarsah
No. Revisi :A NIP. 19800805 200604 1 013
SOP Tanggal Terbit : 09 Mei 2016
Halaman : 2/2
b. Pemeriksaan mikroskopis
 Siapkan obyek glass yang bersih dan kering
 Teteskan 1 tetes larutan eosin 1-2 % sebagai pengencer
 Ambil seujung jarum sampel feses
 Homogenkan dengan tetesan eosin di obyek glass
 Tutup dengan deglass
 Amati di bawah mikroskop dengan pembesaran 10X dan 40X
 Adapun unsur-unsur yang di perhatikan antara lain: sel epitel, makrofag,
leukosit, eritrosit, kristal, sisa makanan, sel ragi, telur dan jentik cacing.
10. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register, buku hasil, dan blanko
permintaan lab.
11. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan kepada pasien
12. Petugas membereskan alat
13. Petugas mencuci tangan

6. Unit Terkait
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1/1

UPTD Puskesmas Lubuk Ttd Kepala Puskesmas Dwi Harianto, AMK


Mandarsah NIP. 19800805 200604 1 013

1. Pengertian Adalah tespack yang memungkinkan seseorang mengetahui hamil atau tidak sejak
awal. Tes pack adalah alat uji kehamilan berbentuk stik yang dirancang untuk
mengetahui apakah urin sampel mengandung hormon hCG. Hormon itu sendiri
diproduksi setelah sel telur yang telah dibuahi menempel di dinding rahim.
2. Tujuan Mengetahui adanya tanda kehamilan seseorang
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Lubuk Mandarsah Nomor: tentang Jenis-Jenis
Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Albertus Agung Mahode. 2011. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium
Kesehatan. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
5. Prosedur 1. Petugas menyapa pasien
2. Petugas menerima blangko permintaan pasien
3. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.
4. Petugas memberikan informed consent pada pasien untuk persetujuan tindakan.
5. Petugas mencuci tangan
6. Petugas mengunakan APD
7. Petugas mempersapkan alat dan reagen
8. Petugas menjelaskan tentang cara menampung urin untuk pemeriksaan dan
memberikan tempat menampung urin serta meminta pasien menampung urinnya
9. Masukkan tespack kedalam sampel urin sampai tanda batas selama 1-3 detik
10. Keluarkan tespack tersebut dan tunggu hingga terbentuk garis indikator
11. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya 2 garis kontrol pada tespack
tersebut
12. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register, buku hasil, dan blanko
permintaan lab.
13. Petugas menyerahkan hasil pemeriksaan kepada pasien
14. Petugas membereskan alat
15. Petugas mencuci tangan

6. Unit Terkait
PEMERIKSAAN DENGUE IgG/IgM
No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP Halaman : 1/2

UPTD Puskesmas Lubuk Ttd Kepala Puskesmas Dwi Harianto, AMK


Mandarsah NIP.19800805 200604 1 013

1. Pengertian Merupakan pemeriksaan antibodi IgG dan IgM yang spesifik dan berguna dalam
diagnosis infeksi virus dengue. Kedua antibodi ini muncul 5-7 hari setelah infeksi.
Hasil negatif bisa saja muncul pada awal terjadinya infeksi.
2. Tujuan Untuk menegakkan infeksi virus dengue (demam berdarah)
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Lubuk Mandarsah Nomor: tentang Jenis-Jenis
Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi 1. Albertus Agung Mahode. 2011. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium
Kesehatan. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
2. One Step igG and IgM Antibodies to Dengue Virus Rapid Test
5. Prosedur 1. Petugas menyapa pasien
2. Petugas menerima blangko permintaan pasien
3. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.
4. Petugas memberikan informed consent pada pasien untuk persetujuan tindakan.
5. Petugas mencuci tangan
6. Petugas mengunakan APD
7. Petugas mempersiapkan alat dan reagen
8. Petugas memasang tourniket pada lengan pasien (± 3 jari diatas lipatan siku)
9. Petugas mencari pembuluh darah vena pasien yang tampak jelas atau teraba pada
bagian dalam lipatan siku
10. Petugas mendesinfeksi bagian atau pembuluh darah yang akan di tusuk dengan
kapas alcohol 70 %, tunggu hingga kering
11. Petugas melakukan pengambilan darah vena pasien sebanyak 1-3 ml
12. Petugas menutup jarum menggunakan kapas kering sambil menarik spuit atau
jarum vacutainer (sesuaikan dengan alat yang digunakan untuk mengambil sampel
darah vena)
13. Petugas menutup bagian yang ditusuk dengan kapas dan ditutup menggunakan
plaster khusus.
14. Petugas mempersilakan pasien untuk menunggu hasil di luar ruangan
15. Petugas menulis identitas pasien pada strip
16. Darah dimasukkan kedalam tabung reaksi atau tabung vacutainer untuk
pemeriksaan Dengue IgG/IgM (tutup biru / kuning / merah)
PEMERIKSAAN DENGUE IgG/IgM
UPTD Puskesmas
Perawatan Rimbo No Dokumen : 445/299/SOP/UPTD-PKMRBII/V/2016 Dwi Haranto, AMK
Bujang II No. Revisi :A NIP.19800805 200604 1 013
SOP Tanggal Terbit : 09 Mei 2016
Halaman : 2/2
17. Biarkan beberapa saat agar darah membeku, darah siap untuk disentrifus.
18. Sentrifus sampel darah tersebut selama 5 menit dengan kecepatan 3500 rpm
19. Siapkan Dengue IgG/IgM dan biarkan pada suhu ruangan sambil menunggu
sampel selesai di sentrifus
20. Teteskan 5 μl serum pasien kedalam lubang sampel pada strip tes Dengue
IgG/IgM
21. Teteskan 4 tetes buffer kedalam kelubang buffer
22. Baca hasil 15 - 20 menit
23. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya 2 garis tanda pada strip tes Dengue
IgG/IgM
24. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register, buku hasil, dan blanko
permintaan lab.
25. Petugas memberikan blanko hasil kepada pasien
26. Petugas mencuci tangan

6. Unit Terkait
PEMERIKSAAN BTA
(BASIL TAHAN ASAM)
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3

UPTD Puskesmas Lubuk Ttd Kepala Puskesmas Dwi Harianto, AMK


Mandarsah NIP. 19800805 200604 1 013

1. Pengertian Basil tahan asam (BTA) merupakan kuman penyebab penyakit TBC. Kuman ini dapat
diketahui melalui pemeriksaan mikroskopis dengan perlakuan tertentu menggunakan
sampel sputum (dahak). Jenis sampel yang digunakan untuk pemeriksaan berupa
dahak sewaktu 1, pagi dan sewaktu 2.
2. Tujuan Untuk menemukan kuman penyebab TBC
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Lubuk Mandarsah Nomor: tentang Jenis-Jenis
Pemeriksaan Laboratorium
4. Referensi Albertus Agung Mahode. 2011. Pedoman Teknik Dasar untuk Laboratorium
Kesehatan. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
5. Prosedur A. Persiapan pasien dan sampel
1. Petugas menyapa pasien
2. Petugas menerima blangko permintaan pasien
3. Petugas menjelaskan kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.
4. Petugas mempersiapkan pot untuk menampung sampel dahak
5. Petugas menuliskan identitas pasien, dan jenis dahak yang harus ditampung
6. Petugas memberikan pot tersebut kepada pasien dan meminta pasien untuk
mengantarkan sampel dahak tersebut esok harinya (dahak pagi dan sewaktu 2)
7. Setelah sampel didapatkan, petugas meminta pasien pulang dan memberitahu
hasil pemeriksaan melalui telepon sehingga pasien dapat mengambil blanko
hasil pemeriksaan di laboratorium saat pemeriksaan telah selesai.

B. Prosedur pemeriksaan
1. Petugas mencuci tangan
2. Petugas mengunakan APD
3. Petugas mempersiapkan alat dan reagen
4. Petugas menghidupkan lampu bunsen
5. Petugas mengambil obyek glass yang kering dan bersihlalu diberi identitas
pasien
6. Obyek glass difiksasi diatas nyala bunsen sebanyak 3 kali
PEMERIKSAAN BTA

UPTD Puskesmas Lubuk (BASIL TAHAN ASAM)


Dwi Harianto, AMK
Mandarsah No Dokumen : 445/293/SOP/UPTD-PKMRBII/V/2016 NIP. 19800805 200604 1 013
No. Revisi :A
SOP Tanggal Terbit : 07 Mei 2016
Halaman : 2/3
7. Posisikan bunsen diantara petugas dan sampel
8. Petugas membuka pot yang telah berisi sampel dahak dan mengambil seujung
lidi sampel
9. Sampel dibuat sediaan tebal di obyek glass tersebut dengan memutar lidi
tersebut membentuk oval dengan diameter ± 2 cm
10. Pulas hingga sediaan kering kemudian fiksasi sebanyak 3 kali menggunakan
bunsen
11. Letakkan sediaan tersebut diatas rak pewarnaan
12. Lumuri dengan reagen BTA zhiel-nelson 1 (larutan carbol fuchsin) kemudian
panaskan sediaan menggunakan bunsen hingga mengeluarkan uap (jangan
sampai mendidih)
13. Tunggu hingga 20 menit
14. Cuci sediaan dengan air mengalir (jangan terlalu deras agar sediaan tidak
terhapus)
15. Letakkan di rak pewarnaan dan lumuri dengan reagen BTA zhiel-nelson 2
(larutan asam alkohol) selama ± 3 detik
16. Cuci sediaan dengan air mengalir (jangan terlalu deras agar sediaan tidak
terhapus)
17. Letakkan di rak pewarnaan dan lumuri dengan reagen BTA zhiel-nelson 3
(larutan methylene blue) selama 10-20 detik
18. Cuci sediaan dengan air mengalir (jangan terlalu deras agar sediaan tidak
terhapus)
19. Biarkan kering
20. Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 100X menggunakan imersi
oil
21. Hasil positif diketahui jika terdapat kuman atau bakteri basil tahan asam yang
berwarna merah pada sediaan
22. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register, buku hasil, dan
blanko permintaan lab.
23. Petugas membersihkan alat
24. Petugas mencuci tangan
PEMERIKSAAN BTA

UPTD Puskesmas Lubuk (BASIL TAHAN ASAM)


Dwi Harianto, AMK
Mandarsah No Dokumen : 445/293/SOP/UPTD-PKMRBII/V/2016 NIP. 19800805 200604 1 013
No. Revisi :A
SOP Tanggal Terbit : 07 Mei 2016
Halaman : 3/3
C. Penyerahan hasil
1. Petugas menelepon pasien dan memberitahu pasien untuk datang ke
laboratorium menjemput hasil pemeriksaan dahaknya
2. Hasil diberikan saat pasien telah datang ke laboratorium

6. Unit Terkait

Anda mungkin juga menyukai