Khutbah I Artinya: “Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun.
Sedikit di antara mereka yang
melewati usia tersebut.” (HR At-Tirmidzi) َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا،ُ َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْيكَ لَه، اَ ْل َح ْم ُد هللِ الَّ ِذيْ َأ ْن َز َل ْالفُرْ قَانَ لِ ْل َعالَ ِم ْينَ بَ ِش ْيرًا َونَ َذيِرًا،اَ ْل َح ْم ُد هلل صحْ بِ ِه َ ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آلِ ِه َو ِ َصلِّ َو َسلِّ ْم َوب َ َ اَللَّهُ َّم ف.اع النِّ َع ِم ِم ْد َرارًاِ ث الَّ ِذيْ َأ ْن َز َل َعلَ ْينَا بَِأ ْن َو ُ َْع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ ْال َم ْبعُو Umat Rasulullah ﷺdiberi oleh Allah umur yang pendek, namun dalam pendeknya umur, ْ َ َق. َ فَقَ ْد فَا َز ال ُمتَّقُوْ ن،ِص ْينِ ْي نَ ْف ِس ْي َوِإيَّا ُك ْم بِتَ ْق َوى هللا ال هللاُ فِ ْى ِكتَابِ ِه ُأ ِ ْ و، َضرُوْ ن ْ ِ فَيَا اَيُّهَا ال َحا.َط ِه ْيرًا ْ الَّ ِذ ْينَ يُطَهِّرُوْ نَ هللاَ ت Allah memberikan peluang lailatul qadar sehingga apabila lailatul qadar ini bisa digunakan تَنَ َّز ُل، ف َشه ٍْر ِ لَ ْيلَةُ ْالقَ ْد ِر خَ ْي ٌر ِم ْن َأ ْل،ك َما لَ ْيلَةُ ْالقَ ْد ِرَ َو َما َأ ْد َرا، ِإنَّا َأ ْنزَ ْلنَاهُ فِي لَ ْيلَ ِة ْالقَ ْد ِر، بسم هللا الرحمن الرحيم.ْال َك ِري ِْم dengan baik, hal tersebut lebih baik daripada seribu bulan atau 83 tahun lebih yang tidak طلَ ِع ْالفَجْ ِرْ َساَل ٌم ِه َي َحتَّى َم، ال َماَل ِئ َكةُ َوالرُّ و ُح فِيهَا بِِإ ْذ ِن َربِّ ِه ْم ِم ْن ُك ِّل َأ ْم ٍر ْ malam lailatul qadarnya. Maka, seumpama ada umat Muhammad mulai ia baligh sekitar umur 13 tahun, kemudian setiap tahun ia bisa menggunakan malam laitalul qadar dengan sebaik mungkin, sedangkan umurnya sampai 63 tahun, berarti ia telah menjalankan Hadirin sidang Jumat hafidhakumullah, ibadah lebih baik dari 4.500 tahun yang tidak ada lailatul qadarnya. Sebagai khatib berwasiat kepada pribadi saya sendiri, juga para hadirin sekalian, marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan berusaha Betapa Allah sungguh memuliakan umat Muhammad dibandingkan umat yang lain. menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Lailatul qadar tidak bisa dipastikan jatuhnya kapan. Bisa pada awal Ramadhan, tengah ataupun di bagian akhir Ramadhan. Hal ini tidak dijelaskan secara pasti kapan jatuhnya Hadirin, Kita sekarang sudah memasuki bagian-bagian akhir pada bulan Ramadhan. Kita malam lailatul qadar, supaya selama Ramadhan kita berusaha memenuhinya dengan perlu mengoreksi diri kita sendiri sebagai bahan evaluasi. Mulai awal Ramadhan kemarin ibadah-ibadah. Hanya saja, secara umum memang lailatul qadar itu banyak yang jatuh sampai hari ini: apakah kualitas dan kuantitas ibadah kita sudah sesuai yang kita pada kisaran 10 hari terakhir bulan Ramadhan. harapkan?. Apabila sudah, mari kita jaga sekuat tenaga hingga akhir Ramadhan. Jika belum sesuai dengan ekspektasi kita, mari kita tingkatkan dengan sebaik-baiknya. Karena, Rasulullah begitu tampak sikapnya bagaimana beliau memenuhi sepuluh hari terakhir َ اِنَّ َما ااْل َ ْع َما ُل بِ ْال Artinya: “Setiap amal tergantung dengan endingnya” Seperti خَواتِ ِم bulan Ramadhan. Di antaranya Rasulullah telah memberikan contoh kepada kita melalui orang yang sedang membangun rumah. Kita ini sudah membangun rumah 70 persen. hadits yang diriwayatkan oleh istrinya Aisyah radliyallahu anha: Bagaimana yang 30 persen sisanya, ini sangat menentukan. Kalau finishing-nya bagus, akan jadi rumah yang indah, tapi jika finishing-nya dikerjakan secara asal-asalan, tentu ُ َوَأ ْيقَظَ َأ ْهلَه،ُ َوَأحْ يَا لَ ْيلَه،ُصلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِإ َذا َد َخ َل ال َع ْش ُر َش َّد ِمْئز ََره َ كانَ النَّبِ ُّي rumah yang dibangun dengan permulaan susah payah, hanya akan mendapatkan nilai yang buruk. Artinya: “Nabi ﷺketika memasuki sepuluh hari terakhir mengencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR Bukhari Muslim) Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan pada sepertiga bulan Ramadhan akhir ini. Di antaranya bahwa Allah menciptakan umat Rasulullah ﷺpenuh dengan keistimewaan. Pengertian “mengencangkan sarungnya”, sebagaimana disebutkan Imam Ibnu Hajar Al- Sebagian keistimewaannya adalah Allah menciptakan umat Muhammad sebagai umat Asqalani dalam tafsirnya Fathul Bari, adalah Rasulullah ﷺmemisahkan diri dari istrinya, yang lahir di muka bumi ini pada bagian paling akhir. Kenapa? Karena apabila ada umat tidak menggauli istri beliau selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah lebih Rasulullah ﷺyang menjadi seorang pendosa, seumpama ia mati, di kuburan disiksa tidak fokus ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. terlalu lama lagi kiamat akan datang, ia akan dientaskan dari siksaan kubur. Jika ia dalam keadaan membawa iman, ia akan berpeluang besar mendapatkan syafa’at Rasulullah ﷺ. Hadits tersebut terkandung maksud bahwa cara Rasulullah menghidupkan malam lailatul Kata Rasulullah َشفَا َعتِ ْي اِل َ ْه ِل ْال َكبَاِئ ِر ِم ْن اُ َّمتِ ْى :ﷺ Artinya: “Syafa’atku untuk para pendosa qadar adalah dengan tidak menjadikan sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan tersebut besar dari umatku.” (HR Abu Dawud dan At- Tirmidzi) sebagai momen bermalas-malasan dan sarat tidur. Orang tidur sama dengan mati, maka lawan katanya adalah menghidupkan. Rasulullah menghidupkan malam dengan terjaga, Ada keutamaan lain, umat Muhammad tidak diciptakan oleh Allah dengan umur yang beribadah, tidak mengisinya dengan tidur. Selain itu, Baginda Nabi juga memperhatikan panjang-panjang, 500 tahun, 700 tahun dan lain sebagai. Umur umat Muhammad rata- masalah ibadah keluarganya. Beliau tidak ibadah sendirian sedangkan keluarga yang lain rata antara 60 sampai 70 tahun. Hal ini disebutkan dalam hadits Nabi: santai-santai, tidak. Rasulullah membangunkan keluarganya untuk beribadah malam, َ ِ َوَأقَلُّهُ ْم َم ْن يَجُو ُز َذل، ََأ ْع َما ُر ُأ َّمتِي َما بَ ْينَ ال ِّستِّينَ ِإلَى ال َّسب ِْعين. ك bersujud kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Hadirin hafidhakumullah, 185) Pada bulan Ramadhan Rasulullah juga memperlakukan dengan istimewa. Tidak Amalan lain yang selalu dilakukan oleh Rasulullah pada sepuluh malam terakhir di bulan sebagaimana bulan-bulan yang lain, pada bulan ini beliau bertadarus dengan malaikat Ramadhan adalah i'tikaf. Kisah ini diceritakan oleh Sayyidatina Aisyah radliyallahu anha, Jibril. Rasulullah ﷺmembaca satu ayat, malaikat Jibril membaca satu ayat secara istri beliau: bergantian sampai khatam dalam sebulan. Kemudian kita melestarikan tradisi bertadarus bersama dengan keluarga dan saudara kita berawal dari kisah ini. Imam Syafi’i apabila di َ ثُ َّم ا ْعتَ َكف،ُ ضانَ َحتَّى تَ َوفَّاهُ هَّللا ِ َكانَ يَ ْعتَ ِكفُ ال َع ْش َر اَأل َو،صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َ اخ َر ِم ْن َر َم َ ي َّ َِأ َّن النَّب luar Ramadhan selalu mengkhatamkan Al-Qur'an sehari sekali dalam shalatnya. Namun apabila pada bulan Ramadhan, dalam sehari semalam beliau menghatamkan Al-Qur'an َأ ْز َوا ُجهُ ِم ْن بَ ْع ِد ِه dalam shalat sebanyak dua kali khataman. Oleh karena itu, mari pada bulan Al-Qur'an ini, kita perbanyak bacaan Al-Qur'an kita. Bagi yang belum bisa, jadilah Ramadhan ini Artinya: “Sesungguhnya Nabi Muhammad ﷺi'tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan sebagai tonggak awal kita dalam mempelajari Al-Qur'an sesuai tajwid kepada guru yang Ramadhan sampai beliau dipanggil oleh Allah subhanahu wa ta’ala kemudian istri-istri mumpuni dan di kemudian hari bisa sebagai bahan dasar untuk membaca Al-Qur'an. beliau i'tikaf setelah beliau kembali ke rahmatullah.” (HR Bukhari) Pada akhirnya, dalam khutbah ini, saya mengajak kepada para hadirin, untuk bersungguh- sungguh memenuhi puasa Ramadhan dan beribadah malamnya dengan sebaik mungkin. Hadirin… Hadits tersebut menunjukkan bahwa i'tikaf merupakan perkerjaan penting Semoga kita dan keluarga kita senantiasa mendapatkan pertolongan dari Allah sehingga Rasulullah melaksanakan tidak hanya beberapa hari saja di sepuluh akhir bulan subhanahu wa ta’ala untuk menjalankan ketaatan-ketaatan yang pada akhirnya kelak kita Ramadhan. Tidak juga hanya melaksanakan pada salah satu Ramadhan, namun setiap meninggalkan dunia ini dalam keadaan husnul khatiman, amin. آن ِ ْبَا َركَ هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُر sepuluh akhir Ramadhan sampai beliau meninggalkankan dunia. أعُوذ بِاهللِ ِمنَ الشيْطا ِن. ِإنهُ ه َُو البَرُّ التوَّابُ الرَُّؤ وْ فُ ال َّر ِح ْي ُم. َو َج َعلَنِ ْي َوِإيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ ا يَاِت َوالذك ِر ال َح ِكي ِْم،ْال َع ِظي ِْم َّ ُ َّ َّ ْ ْ ِّ آْل اصوْ ا َ ت َوتَ َو ِ ) ِإاَّل الَّ ِذينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا٢( ْر ٍ ) ِإ َّن اِإْل ْن َسانَ لَفِي ُخس١( َو ْال َعصْ ِر، بسم هللا الرحمن الرحيم،ال َّر ِجيْم َأ ْ َأ ) ـ َوقلْ َربِّ اغفِرْ َوارْ َح ْم َو نتَ رْ َح ُم الرّا ِح ِم ْينَ ـ٣( صب ِْرْ ُ َّ صوْ ا بِال َ ق َوتَ َوا ِّ بِ ْال َح Khutbah II َلى ِإحْ َسانِ ِه َ اَ ْل َح ْم ُد هللِ ع Kita patut mencontoh sunnah Nabi yang seperti ini. Dalam kitab Al-Majmu’ syarah Al- ُأن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه َّ َوَأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ اِلَهَ ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْيكَ لَهُ َوَأ ْشهَ ُد.َلى تَوْ فِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه َ َوال ُّش ْك ُر لَهُ ع Muhadzab disebutkan: صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فِي اعتكاف َ قَا َل ال َّشافِ ِع ُّي َواَأْلصْ َحابُ َو َم ْن َأ َرا َد ااِل ْقتِدَا َء بِالنَّبِ ِّي ُ َّ َّ َ َ َأ ِّ َأ َ َ َ َأْل ْ ْ َ َّما بَ ْع ُد فَيا ايُّهَا الناسُ اِتقوا هللا صلِّ َعلى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلى الِ ِه َو صْ َحابِ ِه َو َسل ْم تَ ْسلِ ْي ًما ِكث ْيرًا َ اللهُ َّم.إلى ِرضْ َوانِ ِه َ ال َّدا ِعي َضان َ اخ ِر ِم ْن َر َم ِ ال َعش ِر ا َو Kata Imam As-Syafi’i dan murid-muridnya “Barangsiapa yang ingin ُال تَعاَلَى ِإ َّن هللاَ َو َمآلِئ َكتَه َ َفِ ْي َما َأ َم َر َوا ْنتَهُوْ ا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُموْ ا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر بَ َدَأ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ِئ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوق mengikuti Nabi ﷺdalam menjalankan I’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan َ اللهُ َّم.صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما َ َلى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا آل َسيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد ِ َو َعلَى،ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ صلُّوْ نَ ع َ ُي س لَ ْيلَةَ ْال َحا ِدي َو ْال ِع ْش ِرينَ منه ِ فَيَ ْنبَ ِغي َأ ْن يَ ْد ُخ َل ْال َم ْس ِج َد قَب َْل ُغرُو Maka hendaknya ia masuk masjid ِ ب ال َّش ْم ْ َأ ض اللَّهُ َّم َع ِن ال ُخلَفَا ِء الرَّا ِش ِد ْينَ بِى بَ ْك ٍر َو ُع َمر َوعُث َمان َو َعلِى َوع َْن بَقِيَّ ِة ْ ْ َ َْو َعلَى اَ ْنبِيآِئكَ َو ُر ُسلِكَ َو َمآلِئ َك ِة ال ُمقَ َّربِ ْينَ َوار pada tanggal 20 Ramadhan sore hari sebelum memasuki malamnya tanggal 21. Hal ini ْ اَللهُ َّم ا ْغفِر ََّاح ِم ْين ِ ض َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِكَ يَا َأرْ َح َم الر َ ْان اِلَى يَوْ ِم ال ِّدي ِْن َوار ٍ ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْينَ َوتَابِ ِعي التَّابِ ِع ْينَ لَهُ ْم بِاِحْ َس َّ ال penting dilakukan supaya apa? ُلِ َك ْيالَ يَفُوْ تُهُ َشيٌْئ ِم ْنه Supaya tidak terlewatkan sedikitpun ك َأ ْ ْ َ ْ اللهُ َّم ِع ِّز اِإل ْسالَ َم َوال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ِذ َّل ال ِّشر،ت َأ ْ ِ ت اَالَحْ يآ ِء ِم ْنهُ ْم َواالَ ْم َوا ِ ت َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ لِ ْل ُمْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُمْؤ ِمنَا waktu untuk i’tikaf. Kemudian kapan selesai i’tikafnya? Kalau ingin secara total اخ ُذلْ َم ْن خَ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو َد ِّمرْ َأ ْع َداَئكَ َأ ْعدَا َء ال ِّد ْي ِن َوَأ ْع ِل ْ َص َر ال ِّد ْينَ َو َ َو ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ َوا ْنصُرْ ِعبَادَكَ ْال ُم َو ِّح ِديَّةَ َوا ْنصُرْ َم ْن ن mengikuti Rasul seratus persen dalam hal ini, Imam Nawawi melanjutkan ب ِ َويَ ْخ ُر ُج بَ ْع َد ُغرُو ع َْن، َ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَن، اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء َو ْال َوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل َوال ِم َحنَ َوسُوْ َء الفِتَ ِن َوال ِم َح ِن.َكلِ َماتِكَ ِإلَى يَوْ َم ال ِّد ْي ِن ْ ْ ْ س لَ ْيلَةَ ْال ِعي ِد ِ ال َّش ْم Keluarnya setelah melewati maghrib malam hari raya Idul Fitri َس َوا ٌء تَ َّم آلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا ِ َربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْا. َصةً َو َساِئ ِر ْالب ُْلدَا ِن ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عآ َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْين َّ بَلَ ِدنَا اِ ْندُونِي ِْسيَّا خَآ ْ ْ ْأ ْ ْ ُ ْ ِ َربَّنَا ظَلَ ْمنَا انف َسنَا َوِإ ْن ل ْم تَغفِرْ لنَا َوتَرْ َح ْمنَا لنَكوْ ن ََّن ِمنَ ال َخ.ار ُ ص َ َال َّش ْه ُر َأوْ نَق Baik hitungan bulannya penuh 30 hari atau pun hanya 29 ث َ ض ُل َأ ْن يَ ْم ُك َ َواَأْل ْف بِال َع ْد ِل َواِإل حْ َسا ِن ِعبَا َدهللاِ ! ِإ َّن هللاَ يَ ُم ُر. َاس ِر ْين َ َ َ َ ِ َّاب الن َ َع َذ صل ىَّ ْ َ صلوْ هَا فِي ال ُم َّ َ اِ ْنkصاَل ِة العيد َّ َ ِصلى ل ْ َ ْ ْ َأ َ صاَل ةَ ال ِعي ِد وْ يَخ ُر َج ِمنهُ إلى ال ُمْ َ صل َي فِي ِه ِّ َّ ْ ْ َ ُ لَ ْيلة ال ِعي ِد فِي ال َم ْس ِج ِد َحتى ي َ َ بى َويَ ْنهَى ع َِن ْالفَحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ َو ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ هُ عَل َى َ َْوِإيْتآ ِء ِذي ْالقُر Namun yang paling utama adalah tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat id ْ َأ ْ ُ ْ نِ َع ِم ِه يَ ِز ْدك ْم َولَ ِذك ُر هللاِ كبَر Ustadz Ahmad Mundzir, pengajar di Pesantren Raudhatul Quran sekalian. Sebagaimana kita ketahui bahwa I’tikaf hukumnya adalah sunnah, namun an-Nasimiyyah, Semarang I’tikaf pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan hukumnya lebih sunnah atau ( Khutbah Jumat: Bagaimana Mengisi Jelang Akhir Ramadhan? (nu.or.id) ) sunnah muakkadah, sunnah yang sangat kuat. (An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarah Al- Muhadzab, juz 6, halaman 375) Hadirin hafidzkumullah, Pada bulan Ramadhan juga Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/106732/khutbah-jumat-bagaimana-mengisi- disebutkan sebagai bulan Al-Quran. ت ِمنَ ْالهُدَى ِ َّضانَ الَّ ِذي ُأ ْن ِز َل فِي ِه ْالقُرْ آنُ هُدًى لِلن ٍ اس َوبَيِّنَا َ َش ْه ُر َر َم jelang-akhir-ramadhan و ْالفُرْ قَا ِن َ Artinya: “Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Quran === sebagai petunjuk bagi manusia dan menjadi penjelas dari petunjuk dan dari petunjuk- Yuk, install NU Online Super App versi Android (s.id/nuonline) dan versi iOS petunjuk itu dan menjadi pembeda (dari perkara yang haq dan bathil).” (QS Al-Baqarah: (s.id/nuonline_ios). Akses dengan mudah fitur Al-Qur'an, Yasin & Tahlil, Jadwal Shalat, Kompas Kiblat, Wirid, Ziarah, Ensiklopedia NU, Maulid, Khutbah, Doa, dan lain-lain.