Anda di halaman 1dari 3

LISAN SEORANG MUSLIM SEJATI.

Sahabat yang diridhoi ALLOH, pernahkah kita berpikir dulu sebelum mengucapkan sesuatu? Karena
sekalinya terucap perkataan tidak bisa ditarik kembali. Kita tidak pernah tahu, bisa saja ada orang
yang sakit hati karena apa yang kita ucapkan, meski tidak disengaja. Ingatlah ucapan dapat
menembus apa yang tidak bisa ditembus dengan jarum. Ucapan memang tidak menyakiti fisik,
namun menembus ke dalam hati manusia.

Maka janganlah engkau mengucapkan suatu perkataan yang membuatmu harus meminta maaf
besok. Sebaiknya lisan ini kita gunakan untuk mengucapkan hal-hal yang baik, hal bermanfaat, dan
bisa menenangkan. Sebagaimana hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “YANG
DISEBUT DENGAN MUSLIM SEJATI ADALAH ORANG YANG SELAMAT ORANG MUSLIM LAINNYA DARI
LISAN DAN TANGANNYA.”

Sahabat, tidak akan sempurna islam seseorang hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia
mencintai dirinya. Hal ini tidaklah terrealisasi kecuali dengan selamatnya saudaranya dari kejelekan
lisannya dan jeleknya perbuatan tangannya.

Karena hal ini merupakan kewajiban dasar seorang muslim terhadap saudaranya sesama muslim.
Jika saudara seimannya saja tidak bisa selamat dari gangguan lisan dan tangannya, bagaimana
mungkin dia bisa melaksanakan kewajibannya terhadap saudaranya sesama muslim?

Selamatnya saudara-saudaranya dari keburukan perkataan dan perbuatannya, merupakan salah satu
tanda sempurnanya keislaman seseorang.

Wallahu a’lam bish-showaab.


LIHATLAH PERILAKUNYA

Sahabat, Guru kami sering berpesan, JANGAN GAGU! GAMPANG GUMON. Gampang kagum dengan
orang lain Biasa aja. Jangan mudah kagum, apalagi di akhir zaman seperti sekarang. Jangan mudah
kagum, apalagi di zaman medsos, Walau seorang qori, Walau bacaan qurannya bagus, walau hafal
quran, walau sering bilang quran dan sunnah, walau sering bilang manhaj yang lurus

Biasa aja, jangan gampang “gumon.” Jangan gampang kagum. Bukan dari enak bacaan qurannya,
bukan dari hafalan ilmu atau qurannya, Apalagi hanya dari pakainya yang tampak baik. BUKAN
BUKAN ITU. tapi lihat perilakunya, Apa sesuai Quran?

Taubat, Jangan gampang kagum. Biasa aja. Mudah gumon atau kagum akan mudah kecewa padahal
setiap orang punya kebaikan dan kekurangannya masing-masing tidak ada yang sempurna. Biasa
saja, Biasa dalam menganggumi. Biasa dalam membenci. Sebagaimana Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri
rahimahullah telah berkata, “Mencintailah kalian sekedarnya saja, menbencipun sekedarnya saja.
Sebab ada sekelompok orang terlalu berlebihan dalam mencintai sehingga mereka menjadi binasa
karenanya, dan juga ada sekelompok orang terlalu berlebihan dalam membenci sehingga mereka
menjadi binasa karenanya.”

Kalam hikmah diatas mengajarkan kepada kita untuk tidak berlebihan dalam mencintai seseorang
atau sesuatu. Karena apabila berlebihan kelak mungkin kita akan sengsara dengan kesengsaran yang
luar biasa ketika cinta berubah menjadi benci. Begitu juga dalam membenci seseorang atau sesuatu.
Maka ketika kita membenci, bencilah sekedarnya saja dan jangan berlebihan. Sebab apabila
demikian kelak mungkin kita akan malu luar biasa ketika benci berubah menjadi cinta.

Jadi, cintailah dan bencilah seseorang atau sesuatu secara wajar dan sederhana saja, jangan
berlebihan. Karena sesungguhnya hanya Allah dan Rasul-Nya yang pantas kita cintai sepenuh hati
dan sepenuh jiwa mengalahkan segala yang ada di dunia ini.

Qoutes : YANG PENTING ADALAH AKSI. “Jangan tertipu oleh orang yang hanya pandai
menguraikan Al-Qur’an. Uraian hanyalah kata saja. Lihatlah mereka yang mendasarkan perilaku
ada Al-Qur’an.” - Umar Bin Khattab
MUHARRAM BUKAN BULAN KESIALAN

Saudaraku yang semoga senantiasa dirahmati ALLOH Ta’ala,  tak terasa hari ini kita telah berada di
awal bulan hijriyah atau 1 Muharram 1444 H. Begitu cepatnya tahun berganti sampai-sampai kita
tidak sadar usia kita di dunia pun semakin berkurang. Perlahan tapi pasti, kita semakin dekat dengan
kehidupan akhirat. Bulan Muharram atau masyarakat Jawa lebih mengenal bulan ini dengan nama
bulan Suro. BULAN SURO BUKANLAH BULAN KESIALAN, bukan pula bulan dimana kita harus
menghindari aktivitas dan mengurungkan hajat besar kita karena takut kesialan.

Akan tetapi, bulan Muharram sejatinya adalah bulan yang telah ALLOH muliakan sebagai salah satu
dari empat bulan haram (yang disucikan). Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita memuliakan bulan
ini dengan ibadah dan amalan soleh.

Pembaca yang diridhoi ALLOH, ALLOH Ta’ala telah memuliakan bulan Muharram sebagaimana
firman-Nya (yang artinya), “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi ALLOH adalah dua belas bulan
dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram.
Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan yang
empat itu”. (QS. At Taubah : 36) Empat bulan suci tersebut adalah bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Al
Muharram, dan Rajab. 

BULAN MUHARRAM BUKAN SEKADAR SELEBRASI, TAPI BULAN INTROSPEKSI. Esensi yang lebih
penting, pergantian tahun mengajak kita untuk mengintrospeksi diri, menyadari ternyata umur kita
semakin bertambah. Lalu muncul pertanyaan di benak kita,” Semakin bertambah usia kita, apakah
kita semakin dekat menuju surga atau malah semakin dekat ke neraka?” sedang, kita lihat banyak
orang yang merayakan bulan ini dengan mengadakan Pawai obor, atau mengadakan lomba-lomba
islami antar masjid, atau sekolah agama. Mereka tidak ingat akan amalan-amalan apa saja yang
harus mereka lakukan dibulan yang mulia ini.

Karenanya, sudahkah kita mempersiapkan bekal untuk menuju perjalanan panjang di akhirat kelak
dengan amalan-amalan shalih? Sudahkah kita siap untuk mempertanggungjawabkan semua
perbuatan yang telah kita kerjakan di hadapan Allah kelak?

Oleh sebab itu saudaraku, marilah kita perbanyak amal ketaatan di bulan ini dengan membaca Al
Qur’an, banyak berpuasa, sedekah, salat malam, berdzikir, dan lainnya yang dapat mengingat
besarnya pahala yang ALLOH janjikan untuk hambanya yang melaksanakan. Pun tak lupa, jauhi
maksiat kepada ALLOH yang sejatinya adalah perbuatan menzhalimi diri kita, karena DOSA DI BULAN
HARAM LEBIH BESAR DIBANDINGKAN DOSA-DOSA SELAIN BULAN HARAM.

Semoga ALLOH karuniakan hidayah taufik-Nya kepada kita agar senantiasa mengintrospeksi diri dan
sibuk menyiapkan bekal menuju kampung akhirat. Semoga ALLOH pun mudahkan kita beramal salih
di bulan yang mulia ini dan menjauhkan kita dari perbuatan maksiat, sehingga kita semua kelak
sampai di tujuan utama kita. Ya, sampai di surga ALLOH Subhanahu wa Ta’ala. Aamiin.

Quotes : “Satu tahun itu ada dua belas bulan. Diantaranya ada empat bulan haram, yaitu tiga bulan
berturut-turut Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram serta Rajab yang ada diantara bulan Jumada
dan Sya’ban”. (HR. Bukhari)

Anda mungkin juga menyukai