Anda di halaman 1dari 149

free e-book

UNTUK SEMUA ORANG YANG


INGIN JATUH CINTA KEPADANYA

@nakhla.ozlem
@nakhla.ozlem
@nakhla.ozlem
Let’s Fall in Love / @nakhla.ozlem / Jakarta, Cet. 1, September 2022
148 hlm
13 cm x 19 cm

Judul:

Let’s Fall in Love

Penulis:
@nakhla.ozlem

Proofreader:
Fahriatu Dzulfah, M.Pd
Zaky Karami, B.A
Amrozy Abdillah
Rahaf Fathullah

Desainer dan Layouter:


Khusni Masdiyah Taufiq, B.A

3
‫بسم ا الرحمن الرحيم‬

‫‪4‬‬
Untuk setiap manusia yang mengajarkan
kepadaku makna cinta
Semoga Allah ta’ala senantiasa menaungi
kalian dengan cinta-Nya

5
Kata pengantar
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang
memberikan kesempatan dan memudahkan jalan bagi para hamba-
Nya untuk melakukan kebaikan.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
baginda Muhammad ‫ ﷺ‬beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya
hingga hari Kiamat.
Sebelum kita masuk dalam pembahasan e-book Let’s Fall in Love,
izinkan aku menjabarkan latar belakang penulisan buku sederhana ini
kepada para pembaca.

Kenapa aku mengajak pembaca untuk jatuh cinta?


Cinta adalah salah satu kekuatan terdahsyat di muka bumi ini.
Karena cinta, seorang ibu rela mempertaruhkan nyawanya
demi anaknya.
Karena cinta, seorang ayah rela bekerja banting tulang
demi menghidupi keluarganya.
Karena cinta juga, seseorang rela melakukan sesuatu yang
tidak disukainya atau meninggalkan sesuatu yang sangat
disukainya, demi manusia yang dicintainya.
Demi cinta, seseorang bisa melakukan hal-hal yang dikira
mustahil sebelumnya.
So, kita bisa sepakat yah, bahwa love is powerful.
Now, cinta kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬berbeda dengan cinta
antar-manusia secara umumnya. Bedanya bagaimana?
Berikut aku jelaskan hasil pengamatan aku ya:

6
Pertama, cinta kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬itu akan membuat kita
menjadi orang yang lebih baik, dan ini lebih baiknya beneran
yah, bukan kayak claim orang-orang yang pacaran, yang
bilang pacarnya bikin dia jadi orang yang lebih baik, padahal
itu mah hasutan setannya saja agar dia lama-lama dalam
dosa
Seperti yang tadi disebut di awal, kalau orang benar-benar
cinta, dia akan rela melakukan apapun demi orang yang
dicintainya. Kalau orang cinta, dia akan rela melakukan apa
yang diperintahkan oleh orang yang dia cintai, dan menjauhi
apa-apa yang tidak diperkenankan oleh orang tersebut.
Nah, Rasulullah ‫ ﷺ‬adalah pembawa risalah Islam. Sunnah
beliau adalah pedoman kedua kita, umat muslim, setelah Al-
Qur’an Al-Karim. Kalau kita cinta sama beliau, kita akan ikuti
apa kata beliau dengan sukarela. Kita kerjakan perintah beliau
dan jauhi apa yang beliau larang. Cinta itu membuat kita
menunaikan peran kita sebagai seorang muslim, otomatis hal
itu menjadikan kita orang yang lebih baik dari sebelumnya.
Right?
Kedua, cinta sama Rasulullah ‫ ﷺ‬itu nggak akan ada
kerugian di dalamnya. Cinta sama Rasulullah ‫ ﷺ‬nggak akan
pernah membuat kecewa, nggak akan bertepuk sebelah
tangan, nggak akan mungkin disakiti, dan nggak akan
merasakan yang namanya digantungin apalagi ditinggalkan
Ketiga, cinta sama Rasulullah ‫ ﷺ‬itu akan mendapat pahala.
How awesome is that, kita dikasih pahala atas suatu perasaan
yang sangat indah dan istimewa.
Kenapa dapat pahala? Karena mencintai beliau merupakan
kewajiban bagi kita, umatnya. Ketika kita melaksanakan
kewajiban, kita akan mendapat ganjaran pahala. Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda: Tidaklah sempurna keimanan salah seorang dari
7
kalian hingga aku lebih dicintainya daripada ayahnya,
anaknya, dan manusia seluruhnya.
Cinta kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬adalah sesuatu yang sangat
istimewa, karena itu, aku mau mengajak kamu, pembaca yang
baik hati, untuk jatuh cinta kepadanya 

Apa strategi yang akan aku gunakan untuk membuat pembaca


jatuh cinta?
Strategi yak, bahasanya berasa pasukan aja kita
Strateginya simpel saja sih, mengikuti pribahasa ‘Tak kenal
maka tak sayang’. Jadi rencana aku adalah menyajikan
sejumlah hadis yang memperkenalkan sisi-sisi dari Rasulullah
‫ ﷺ‬yang telah membuat aku pribadi jatuh cinta kepada beliau.
Kalau kamu sudah ketar-ketir duluan diajak baca hadis
dalam bahasa Arab, jangan khawatir. Setelah hadis disajikan,
aku akan tambahkan narasi yang menjelaskan kepada
pembaca, sisi apa sih yang di-highlight dalam hadis ini? Apa
yang akan membuat pembaca jatuh cinta dari hadis tersebut?

Bagaimana hadis-hadis ini dikumpulkan?


Awal mula muncul keinginan untuk mengumpulkan hadis-
hadis istimewa ini adalah ketika aku diberi kesempatan oleh
Allah untuk bekerja di Pusat Kajian Hadis dan membaca hadis-
hadis yang beraneka ragam. Di saat itu, beberapa kali aku
temukan hadis yang tidak pernah aku dengar sebelumnya,
yang membuatku tidak bisa menahan senyum, hati terasa

8
hangat, sayang kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬bertambah ketika
membacanya.
Terpikir, kenapa aku baru tahu hadis seperti ini ya? Muncul
keinginan untuk berbagi dengan orang lain, agar orang yang
membaca hadis itu juga merasakan apa yang aku rasakan.
Terbentuklah ide membuat buku yang berisi hadis-hadis yang
akan membuat pembacanya jatuh cinta kepada baginda.
Perancangan konsep buku dan pengumpulan hadis sudah
dimulai sejak awal tahun 2018. Cukup banyak kendala yang
aku temui, termasuk beberapa kali ganti konsep karena
harapan membuat buku yang sekomprehensif mungkin,
padahal ilmu dan kemampuan aku belum mumpuni untuk
meng-capture sosok manusia yang paling sempurna, dari
semua sisinya yang membuat jatuh cinta.
Setelah beberapa kali trial and error, Alhamdulillah pada
tahun ini aku berhasil mendapat konsep buku yang lebih
sederhana, yang lebih sesuai dengan kemampuan aku
sebagai manusia biasa yang masih banyak kurangnya.
Buku ini akan disajikan dengan bahasa yang sangat ringan
dan santai, harapannya pembaca akan dibuat merasa seakan
sedang mendengarkan sahabat lama yang berceloteh tentang
sosok yang sangat dikagumi olehnya.
Lebih dari separuh hadis yang aku cantumkan di sini
merupakan hadis riwayat Imam Bukhari yang aku nukil dari
Sahihnya. Sisanya adalah hadis riwayat Imam Muslim, Abu
Daud, Tirmidzi, Ahmad, Hakim dan Ibn Hibban.
Jumlah hadis yang akan disajikan dalam buku ini adalah 39
hadis. Tentu hadis-hadis istimewa yang membuat
pembacanya jatuh cinta jauh lebih banyak dari 39. Hadis-
hadis ini adalah pilihan aku pribadi. Aku berusaha pilih yang
paling relatable untuk range usia yang cukup luas, aku pilih
9
yang tidak terlalu panjang dan lebih mudah dipahami, aku
pilih yang membuat senyum terlebar di wajah aku saat
membacanya
Tidak menutup kemungkinan nanti pembaca yang baik hati
menemukan hadis di luar e-book ini yang ternyata melukiskan
senyuman yang lebih lebar lagi pada wajah pembaca. Mohon
kirimkan ke aku jika menemukan hadis seperti itu ya, agar kita
senyum dan makin sayang sama Rasulnya sama-sama.

Instruksi sebelum membaca e-book Let’s Fall in Love


E-book ini seratus persen gratis, kami tidak memungut biaya
apapun kepada pembaca. Pengerjaan buku ini dibantu oleh
orang-orang baik yang bersedia bekerja tanpa upah,
insyaallah bayaran mereka berupa pahala jariyah langsung
dari Allah ta’ala.
Atas nama pribadi aku ucapkan terima kasih kepada para
pembaca yang sudah mengunduh e-book ini. Jika pembaca
suka isi buku ini, berhasil aku ‘hipnotis’ agar jatuh cinta, dan
berharap agar adik, kakak, orang tua, anak, tetangga, saudara,
asisten rumah tangga, teman di sekolah, teman sekantor, bos
atau anak buah-nya pembaca ikutan jatuh cinta, silakan
kirimkan e-book ini kepada mereka ya.
Nggak perlu mengeluarkan biaya apapun, nggak perlu
tenaga, hanya dengan sentuhan jari saja pembaca sudah
menabung amalan jariyah untuk bekal akhirat kelak.
Terakhir, sebelum kita masuk ke pembahasan, aku mau
ajak para pembaca untuk bershalawat kehadirat Rasulullah ‫ﷺ‬.
ٍ‫َّلمهَ مّ ََ ا يِ َو ََ ا ي كم َو ََ اِْك عَ ََ ََس ا يّ اٍََ َم َح مّ د‬

10
Semoga kita semua bisa dipertemukan dengan baginda
Muhammad ‫ ﷺ‬di akhirat nanti, bisa mendapat syafaat beliau,
dan bisa melepas rindu pada sosok manusia sempurna yang
kita muliakan. 
Jadi, pembaca yang Allah sayangi, jika kamu sudah siap
untuk jatuh cinta, Bismillah, kita mulai ya. Selamat membaca!

3 September 2022

Nakhla Ozlem

11
Daftar Isi
Kata Pengantar......................................... 6
Yuk, kita jatuh cinta ...
Dengan Rasul kita yang tampan!....................13
Dengan sosok suami yang sempurna!................ 18
Dengan sosok ayah dan kakek tersayang!.......... 55
Dengan sosok yang begitu lembut kepada
anak-anak!........................................68
Dengan gentleman yang begitu memuliakan
kaum wanita!...................................... 83
Dengan sosok guru teladan!.........................90
Dengan sosok yang membuat seseorang
merasa begitu istimewa!............................101
Dengan sosok pemimpin ideal!....................... 114
Dengan sang Rasul Rahmatan Lil 'alamin!........... 124
Dengannya yang begitu mencintai kita,
ummatnya…..................................... 131
Penutup................................................. 140

12
Yuk, kita jatuh cinta ...

Dengan Rasul kita yang tampan!

13
Hadis no. 1

Wajah Rasulullah ‫ ﷺ‬atau rembulan?


: ََ ‫ََ كِ ََا اْ اَ كْ اِ َ َم ََ ََ ََا‬
ََ َ ََ ُ‫ ََ ََ ََلك َُ أَْ َك‬،ٍ‫ح َّ دا‬‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم اِ ل َ كّ َ دة َ ك ا‬
َ ‫َّ ََ مَ م‬ ‫َِ أَْك َُ َِ ََو ََ م ا‬
‫ى‬ ‫ى‬
‫ ََا َََ ُ ََو‬،َُ َََ ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم َوَ ََ َلك ََ َّ اَ َوعَلَ كّ اِ ٌَ م لة َ كم‬ َ ‫َّ ََ مَ م‬ ‫َِ ََوَا م ا‬
‫ى‬ ‫ى‬
.َ‫اَ كْ اٍي أَ كْ ََ َِ ام كِ َلك ََ َّ ا‬
Dari Jabir ibn Samurah, dia berkata:
Aku pernah melihat Rasulullah ‫ ﷺ‬pada suatu malam yang tak
berawan, terang karena cahaya bulan. Aku menatap
Rasulullah ‫ ﷺ‬dan rembulan bergantian, sedang beliau
mengenakan pakaian berwarna merah kala itu. Sungguh, di
mataku beliau lebih indah dari rembulan.

(HR. Tirmidzi)

14
Sebelum membaca hadis ini, sudah tahukah kamu bahwa
Rasulmu itu sangat tampan?
Hadis tadi aku pilih dari sekian banyak hadis yang
mendeskripsikan ketampanan Rasulullah ‫ﷺ‬, karena
menurutku cara sang sahabat Jabir ibn Samurah
mendeskripsikan ketampanan beliau adalah yang paling indah
dibanding deskripsi yang lainnya. Wajah beliau vs bulan?
Kalahlah si bulan, wajah beliau lebih indah daripada
keindahan rembulan.
Kalau kata orang ketampanan dan kecantikan itu relatif ya.
Tapi, hadis-hadis yang mendeskripsikan ketampanan beliau
itu datang dari berbagai kalangan. Wanita yang saat itu baru
pertama kali bertemu dengan beliau, Ummu Ma’bad, langsung
mengakui ketampanan beliau. Katanya: Beliau tampan, bersih,
dan wajahnya tampak bercahaya.
Wanita lain dari kalangan sahabat, Al-Rubayyi bint
Mu’awwidz berkata ketika diminta deskripsi Rasulullah ‫ﷺ‬: Jika
kamu melihat beliau, maka kamu akan berkata: Matahari yang
sedang bersinar.
Testimoni tentang ketampanan Rasulullah ‫ ﷺ‬juga datang
dari sahabat kalangan pria. Sahabat al-Baraa ibn ‘Azib
berkata: Rasulullah ‫ ﷺ‬adalah orang yang paling tampan
wajahnya, yang paling baik akhlaknya.
Sahabat Ka’ab ibn Malik berkata: Jika beliau bahagia, wajah
beliau berseri, seakan wajah beliau potongan rembulan.
Sahabat Abu Hurairah berkata: Aku tidak pernah melihat
sesuatu yang lebih indah dari Rasulullah ‫ﷺ‬, wajah beliau
bersinar seperti matahari.
Kesimpulan dari pernyataan semua sahabat di atas:
Terdapat kesepakatan pendapat bahwa wajah Rasulullah ‫ﷺ‬
sangatlah tampan.
15
Sampai-sampai dikatakan bahwa ketampanan Rasulullah
‫ ﷺ‬melebihi ketampanan Nabi Yusuf alaihissalam. Yup, Nabi
Yusuf yang itu, yang membuat wanita-wanita melukai
tangannya dengan pisau itu. Kalau Nabi Yusuf sudah sangat
tampan, bagaimana Rasulullah ‫ ﷺ‬ya?
Jika kamu ingin mendapat bayangan bagaimana sih rupa
Rasulullah ‫ﷺ‬, aku bisa beri deskripsi singkat dari hasil
menyimpulkan beberapa riwayat sahabat tentang deskripsi
fisik Rasulullah ‫ﷺ‬. Berikut hasilnya:
Wajah beliau bundar, tapi pipi beliau tidak tembam. Wajah
beliau tidak tajam seperti pedang, melainkan bundar seperti
rembulan. Dahi beliau lebar, selaput pelangi mata beliau hitam
pekat, bulu mata beliau panjang, alis beliau tipis, panjang,
melengkung sempurna dan tidak menyambung, di antara
keduanya terdapat urat yang nampak saat beliau marah.
Hidung beliau mancung, janggut beliau tebal. Terdapat celah
antara gigi depan Rasulullah ‫ﷺ‬. Menurut sahabat Ibn Abbas,
ketika beliau berbicara seakan ada cahaya yang keluar dari
mulut beliau. Beliau sangat sering tersenyum
Kulit beliau putih tapi tidak terlalu putih, tidak juga sawo
matang. Dikatakan bahwa kulit beliau putih dengan rona
kemerahan.
Rambut beliau tebal, tidak keriting dan tidak juga lurus,
melainkan bergelombang. Panjang rambutnya biasanya
hingga cuping telinga beliau, ada riwayat yang mengatakan
rambut beliau sampai menyentuh pundaknya. Jika rambut
beliau panjang maka sangat mudah dibelah, namun biasanya
rambut beliau tidak melebihi cuping telinga. Ketika Rasulullah
‫ ﷺ‬meninggal dunia, rambut putih di kepala dan janggut beliau
tidak sampai dua puluh helai.

16
Postur tubuh beliau tidak terlalu tinggi, tidak juga terlalu
pendek. Kata sahabat Hind ibn Abi Halah, beliau lebih tinggi
dari rata-rata, namun lebih pendek dari orang yang jangkung.
Tubuhnya bagus, badan beliau sedang, berisi namun tidak
gemuk. Perut beliau rata, dada beliau lebar dan bidang.
Telapak tangan beliau lebar dan sangat lembut, lebih
lembut dari sutera kalau kata sahabat Anas ibn Malik. Kaki dan
tangan beliau panjang. Kata sahabat al-Aswad, tangan beliau
lebih dingin dari salju dan lebih wangi dari minyak kasturi.
Bicara tentang aroma, beliau ‫ ﷺ‬sangatlah wangi. Sahabat
Anas ibn Malik berkata: Aku belum pernah mencium suatu
aroma atau wewangian yang lebih harum dari aroma atau
wangi Nabi ‫ﷺ‬.
Untuk deskripsi terakhir, lebih dari satu orang sahabat
yang berkata: Aku tidak pernah melihat yang serupa dengan
beliau sebelum maupun sesudah beliau. Seistimewa itu ya
beliau.
Beliau itu punya wibawa yang membuat orang yang
pertama kali melihatnya segan. Kata sahabat Ali ibn Abi Thalib:
Orang yang melihat beliau untuk pertama kalinya akan
merasa takut pada beliau, namun orang yang mengenal
beliau lebih dekat akan mencintai beliau.
Jadi, bagaimana? Apakah kamu sudah jatuh cinta setelah
membaca hadis pertama?

17
Yuk, kita jatuh cinta ...

Dengan sosok suami yang sempurna!

18
Hadis no. 2

Aku diperlihatkan dirimu dalam mimpi


: ََ ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم ََا‬
َ ‫ أَ مٍ َلْم ا مي ََ مَ م‬:‫َّ ََهك َا‬ َ ‫ََ كِ عَاِاََ ََ َِ ا‬
َ‫ي م‬
َ َ ِ‫ أَ َِى أَْ امَ ا‬.‫أَ اِْ َُ اَ اِ َلك ََّْا اِ َم مَُ ك اَن‬
َ ََ َ ْ‫ َو‬،َ‫رََ دَ ام كِ َْ اَي د‬
،َََ َُ‫ َُ اِ اِ َ كم ََ أ‬:َ‫و‬
.ِ‫َّ َْ كّ اِ ا‬
‫ َ كٍ ْ َ ََ ُ َََِ ام كِ اَ كْ اٍ م ا‬:َ‫و‬ َ ‫ ََ ىا َََ ا‬.‫ََا كْ اَ كْ ََهك َا‬
َ ََ‫ َََأ‬.ُ‫ي أَْ اك‬
‫ى‬
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha: Bahwa Nabi ‫ ﷺ‬bersabda:
Aku diperlihatkan dirimu dalam mimpi sebanyak dua kali. Aku
melihat kamu dalam balutan kain sutera dan (malaikat yang
membawamu) berkata: Ini adalah istrimu, maka singkaplah
kainnya. Ternyata itu adalah kamu. Maka aku berkata: Jika ini
datangnya dari Allah, maka Dia pasti akan menetapkannya.

(HR. Bukhari)

19
Biasanya, awal mula kisah cinta itu adalah salah satu momen
yang sangat krusial di novel atau film romantis. Penulis
skenario pasti akan berusaha membuat momen itu spesial dan
meninggalkan kesan bagi penikmat karyanya.
Namun, semua kreativitas dan kemampuan mengarang
para penulis itu tidak akan bisa mengalahkan skenario yang
dibuat langsung oleh Yang Maha Kuasa.
Untuk manusia pilihan-Nya, diberikan skenario permulaan
kisah cinta yang begitu luar biasa. Bayangkan, kisah cinta
Rasulullah ‫ ﷺ‬dan istrinya Aisyah tidak dimulai di dunia nyata,
melainkan di dunia mimpi!
Beliau sudah diperlihatkan calon istrinya, sebelum mereka
menikah dan menjadi suami istri di dunia nyata.
Beneran deh, pernahkah pembaca mendengar awal mula
kisah yang lebih romantis dari ini?
Benar-benar permulaan kisah cinta yang istimewa untuk
dua manusia yang istimewa 

20
Hadis no. 3

Quality time dengannya


:ُ‫ََ كِ عَاِاََ ََ ََال َ ك‬
َ‫ َ مم ْ َ كَ ََ أ‬،ٌ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم ََ ٍَ َُْم اِ َُ اِ َْ كَ اَي َو أَََ ٌَاِا ل‬
َ ‫أَ مٍ َلْم ا مي ََ مَ م‬
.ٍَ ‫َلك ََ كََ آ‬
Dari Aisyah, dia berkata:
Bahwa Nabi ‫ ﷺ‬menyandarkan badannya di pangkuanku, dan
saat itu aku sedang haid, kemudian beliau membaca al-Qur’an.

(HR. Bukhari)

21
Lalu, bagaimana Rasulullah ‫ ﷺ‬menghabiskan waktu dengan
istrinya? Ini adalah salah satu dari cuplikan kehidupan
mereka berdua.
Quality time antara Rasulullah ‫ ﷺ‬dengan Aisyah
dihabiskan dengan melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an
sambil bersandar di pangkuan istri tercinta.
Aah, membayangkannya saja membuat hati berbunga-
bunga 

22
Hadis no. 4

Ketika Shafiyyah hendak naik unta


: ََ ‫َّ ََ كْ َِ ََا‬ َ ‫اك َِ ا‬
َ‫ي م‬ ‫ََ كِ أََ َ اِ كْ اِ َم ا د‬
َِ َُ ََِ ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم َ َح ي اوي لَهَا َو‬
َ ‫َ َََ كََْا َ ََ َلك َّ اٍَْْ اَ ََ ََ أَْك َُ َلْم ا مي ََ مَ م‬
‫ى‬
ّ‫ َ مم َ كج ال َِ اَ كٍَْ ب َ اَ ار اِ ََََِّ َُ َِ كْ ََ َُ َِ َوََُِ َُ ََ افّم ََ اِ كَلَهَا عَ ََ َِ كْ ََ اُ اِ َْ م‬،َ‫اب ََ ََا َُ د‬
.ََ َْ َ‫ََ ك‬
Dari Anas ibn Malik radhiyallahu 'anhu, dia berkata:
Kami keluar menuju Madinah, kemudian aku melihat Nabi ‫ﷺ‬
menyiapkan tatakan pakaian di belakang beliau, beliau duduk
di samping untanya dan menaruh lututnya hingga Shafiyyah
(istri beliau) menaruh kakinya di atas lutut beliau untuk naik ke
atas unta.

(HR. Bukhari)

23
Kisah yang diriwayatkan oleh Anas ibn Malik di atas terjadi
tidak lama setelah Rasulullah ‫ ﷺ‬menikah dengan Shafiyyah
bint Huyay setelah perang Khaibar.
Cuplikan kisah ini menunjukkan sikap gentleman
Rasulullah ‫ ﷺ‬yang membantu istrinya untuk naik ke atas unta.
Rasulullah ‫ ﷺ‬yang mulia tidak segan berlutut dan
membiarkan istrinya menggunakan kaki beliau sebagai
pijakan untuk naik ke atas unta.
Wanita manapun yang ada di posisi Shafiyyah pasti akan
merasa senang dengan tindakan beliau. Merasa seperti
seorang tuan putri yang begitu dimuliakan oleh pangerannya

Dari luar gestur ini mungkin terlihat sederhana, tapi
sejatinya menggambarkan karakter seorang pengayom yang
selalu bisa diandalkan di setiap waktu, setiap keadaan.

24
Hadis no. 5

Mau menonton bersama?


:ُ‫ََ كِ عَاِاََ ََ ََال َ ك‬
َ ‫ ََا مما َََألك َُ َلْم ا مي ََ مَ م‬،َِ‫َلَوَ ٍَََ اَدم َِ اِ َوَلك اح ََ ا‬
َّ ‫س‬ ََ ََ ‫ََ ٍَ ْ َ كو َِ اَّ دٍ َْلك‬
‫ى‬
‫ ََ ياٍي‬،َِ َُ ََِ ‫ َََأََا َم اِ َو‬،ّ‫ ْ َ ََ ك‬:َُ ‫ ت َ كَسََ ا َن َُ كْ َُ اَ َيِ؟ ََ ََلك‬:ََ ‫ َوَ مما ََا‬،‫عَلَ كّ اِ َو ََ م َم‬
‫ى‬
‫ َْ كَس ََ اَ؟‬:ََ ‫ ََا‬،َُ ‫ َْ مّ َ َََ َم اللك‬.ََ ٍََ‫ ََونَ َ كم ََ ب َ اِ أَ كِا‬:َ‫و‬ َ ََ َ ْ ‫ َوُ ََو‬،ِ‫عَ ََ َ ياٍَ ا‬
‫ى‬
.‫ ََا كَُ اَي‬:ََ ‫ ََا‬،ّ‫ ْ َ ََ ك‬:َُ ‫ََلك‬
Dari Aisyah, ia berkata:
Saat hari raya biasanya orang Sudan bermain dengan perisai
dan tombak kecil, (aku lupa) entah aku yang meminta kepada
Nabi ‫ ﷺ‬atau beliau yang berkata: Apakah kamu ingin
melihatnya? Maka aku menjawab: Ya. Maka beliau
menempatkanku di belakangnya, sementara pipiku menempel
dengan pipinya, dan beliau berkata: Teruskanlah wahai bani
Arfidah (panggilan untuk orang Sudan). Hingga ketika aku
telah merasa bosan, beliau bertanya: Apakah kamu merasa

25
sudah cukup? Aku jawab: Ya. Beliau lalu berkata: Kalau begitu
pergilah.

(HR. Bukhari)

26
Dari hadis ini, beberapa hal yang bisa kita pahami tentang
karakter Rasulullah ‫ ﷺ‬sang suami yang sempurna adalah:
1. Beliau memahami kebutuhan istri terhadap hiburan,
sehingga beliau mengajak Aisyah untuk menonton
orang-orang Sudan yang sedang bermain dengan perisai
dan tombak kecil mereka.
2. Beliau senantiasa menjaga istri beliau kemana pun beliau
membawanya. Terbukti dengan bagaimana beliau
menempatkan Aisyah di belakang beliau, memberi
pengayoman yang sempurna.
3. Kedekatan dan kehangatan beliau dengan istrinya,
tergambar dalam deskripsi Aisyah, “pipiku menempel
dengan pipinya.”
Please, jangan memungkiri fakta bahwa kamu baca
bagian ini sambil senyum-senyum sendiri
4. Pekanya beliau ketika menyadari istrinya sudah bosan.
Beliau pun bertanya, ‘Apakah kamu merasa sudah
cukup?’ Aisyah pun mengiyakan dan baginda menyuruh
istrinya pulang.
.

27
Hadis no. 6

Lomba lari dengannya


:ََ ََ‫ََ كِ عَاِا‬
َِ َُ َ‫ ََ ََاب َ ك‬:ُ‫ ََال َ ك‬،َ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم اِ ََ َف د‬ َ ‫َّ ََ مَ م‬ ‫أََم َا ََْ كَُ َم َُ َِ ََوَا م ا‬
‫ك‬ َ ‫ َُ اِ اِ اب اُ ك‬:ََ ‫ ََا‬،ِ‫ ََلَ مّا َ َملك َُ َّل م كح َّ ََاب َ كَ َُ َِ ََ ََس ََ ََ ا‬.‫ََ ََس ََ كَ َُ َِ عَ ََ اِ كَ َ مي‬
.َ‫َل مَس كَ ََ ا‬
Dari Aisyah:
Bahwa dahulu ia pergi bersama Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam suatu
perjalanan. Ia berkata: Aku pun berlomba lari dengan beliau,
dan aku memenangkan lomba tersebut. Ketika tubuhku
menjadi lebih gemuk, aku berlomba lari kembali dengan beliau,
namun beliau mengalahkanku. Beliau lantas berkata:
(Kemenanganku di lomba) ini sebagai ganti dari
(kemenanganmu) di lomba yang dulu.

(HR. Abu Daud)

28
Ketika menikah dengan Rasulullah ‫ﷺ‬, Aisyah memang masih
berusia belia. Dari kisah yang dipaparkan oleh Aisyah tadi, kita
bisa melihat jelas kebijaksanaan Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam
berperilaku dengan istrinya yang masih muda.
Apa yang mereka lakukan berdua?
Berlomba lari!
Keep in mind usia Rasulullah ‫ ﷺ‬ketika menikah dengan
Aisyah tidak kurang dari 50 tahun. Namun beliau masih
bersedia mengajak istrinya yang masih muda itu untuk
berlomba.
Lomba yang dilakukan saat Aisyah masih bertubuh
ramping dan lebih muda, dimenangkan olehnya. Rasanya aku
hampir bisa membayangkan wajah bahagia Aisyah begitu
berhasil memenangkan lomba lari melawan suaminya.
Ketika tubuh Aisyah menjadi lebih gemuk, dan pasangan
suami istri itu mengadakan lomba lari sekali lagi, sang Rasul
berhasil memenangkan perlombaan itu atas istrinya.
Setelah meraih kemenangan, ternyata Rasulullah ‫ﷺ‬
masih mengingat perlombaan yang dimenangkan oleh Aisyah
dulu, sehingga beliau mengingatkan istrinya dengan berkata,
“(Kemenanganku di lomba) ini sebagai ganti dari
(kemenanganmu) di lomba yang dulu.”
Atau bahasa simpelnya kita sekarang, “Gantian.”
Aku hampir bisa membayangkan wajah Aisyah yang
dibuat gemas oleh kata-kata suaminya

29
‫‪Hadis no. 7‬‬

‫‪Ketika kalung Aisyah hilang‬‬


‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم ََال َ كُ‪:‬‬
‫ََ كِ عَاِاََ ََ ََ كوِا َلْم ا ا يي ََ مَ م َ‬
‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم اِ ب َ كَ اٌ أَ كَ َف ااِ اِ‪ َْ ،‬مّ َ َََ َْْما‬
‫َّ ََ مَ م َ‬ ‫َ َََ كََْا َم َُ َِ ََوَا م ا‬
‫ى‬
‫َّ عَلَ كّ اِ‬ ‫وَ م ا‬
‫َّ ََ مَ م َ‬ ‫اَلك ََ كٍَّ َ َُ‪ ،‬أَ كو ب َاِ اَِ َلك ََْك اِ‪َْ ،‬ك ََ ََ َُ اَ كَ لٍ اِ‪َََ ،‬أََا َِ َِ ََ َ‬
‫َو ََ م َم عَ ََ َلك اُ َّ ااَ اِ‪َ ،‬و أَََا َِ َلْم َاُ َم َََِ‪َ ،‬ولَْ َكَوَ عَ ََ َما دُ‪َََ ،‬أ ََ َلْم َاُ َ ََ أَ اِ‬
‫ى‬
‫َّ ََ مَ‬ ‫َلِ ياٍ اِْ‪ََ ََ ،‬الَوَ‪ :‬أَ َا ََ ََى َما َََْ ََ كُ عَاِاََ ََ؟ أَََا َم كُ اْ ََ ََوَا م ا‬ ‫َْ كِ دَ ي ا‬
‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم َوَلْم ااُ‪َ ،‬ولَْ َكَوَ عَ ََ َما دُ‪َ ،‬ولَْك َِ َم ََه كَّ َما لُ‪َ ََ ََ .‬اُ أَبَو َْ كِ دَ‪،‬‬
‫مَ‬
‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم َو اَِ لُ َِ أَ ََ َِ عَ ََ ََ اِ اِي ٍََك ََ َِ‪ََ ََ ،‬ا ََ‪:‬‬ ‫وَ م ا‬
‫َّ ََ مَ م َ‬ ‫َو َِ ََ َ‬
‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم َوَلْم َاُ‪َ ،‬ولَْ َكَوَ عَ ََ َما دُ‪َ ،‬ولَْك َِ‬
‫َّ ََ مَ م َ‬ ‫ٌَََ كَ اُ َِ ََو ََ م ا‬
‫َم ََه كَّ َما لُ‪ََ ََ .‬ال َ كُ عَاِاََ ََ‪ََ ََ :‬اَََُ اِ أَبَو َْ كِ دَ‪َ ،‬وََا ََ َما ََ َاُ م َ‬
‫َّ أَ كٍ ْ َ ََو ََ‪،‬‬
‫َو َْ ََ َِ ْ َ كَ ََ َْ اِ اب َّ اٍ اِ اِ َ ا َ‬
‫َاِ اِ‪َ ََ ،‬ا ْ َ كَّْ ََ اِ ام كِ َلُم َح سَ اْ َام َم ََ ٍَ َِ ََوَا‬
‫ى‬
‫َّ عَلَ كّ اِ‬
‫َّ ََ مَ م َ‬ ‫وَ م ا‬ ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم عَ ََ ََ اِ اِي‪ََ ََ ،‬ا َِ َِ ََ َ‬
‫َّ ََ مَ م َ‬ ‫ما‬

‫‪30‬‬
َ ‫ َََأ كن ََ ََ م‬،ُ‫َو ََ م َم اٌ َن أَ كَ ََ ََ عَ ََ غَ ك ار َما د‬
ٍَّ‫ ََ ََا ََ أَ ََس ك‬.َ‫َّ َآْ َ ََ َلُم َّ سّ اّ َََُ َّ مّ َّو‬
‫ ََ ََ ََْكَْا َلك ََ اَ َر م اََي‬:ُ‫ ََال َ ك‬،َ‫ي ابَأ موَا َْ ََ َْ اُ َ كم ََ َ آ ََ أَ اِ َْ كِ د‬ َ ‫ َما ا‬:‫كْ َِ َلك َحَِ ك ار‬
.ََُِ ‫ َََ َأَ كََْا َلك اَ كٍََ َ كح‬،ِ‫َْ كْ َُ عَلَ كّ ا‬
Dari Aisyah istri Nabi ‫ﷺ‬, dia berkata:
Kami keluar bersama Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam salah satu
perjalanan beliau. Hingga ketika kami sampai di Baida', atau
Dzat al-Jaisy, kalungku terlepas. Maka Rasulullah ‫ ﷺ‬berhenti
untuk mencarinya, orang-orang juga ikut berhenti bersama
beliau sementara mereka tidak berada dekat air. Orang-orang
lalu datang kepada Abu Bakr al-Shiddiq seraya berkata:
Tidakkah kamu lihat apa yang telah diperbuat oleh Aisyah?
Dia telah membuat Rasulullah ‫ ﷺ‬dan orang-orang berhenti
(dari melanjutkan perjalanan) padahal mereka tidak sedang
berada dekat air dan mereka juga tidak memiliki air. Lalu Abu
Bakr datang sedangkan saat itu Rasulullah ‫ ﷺ‬meletakkan
kepalanya di pahaku dan tidur. Dia berkata: Kau telah
menahan Rasulullah ‫ ﷺ‬dan orang-orang padahal mereka
tidak berada dekat air dan tidak memiliki air. Aisyah lalu
berkata: Abu Bakr lalu memarahiku dan mengatakan apa
yang Allah hendaki untuk ia katakan. Ia menusuk pinggangku
dengan tangannya, dan tidak ada yang menghalangiku untuk
bergerak (karena rasa sakit) kecuali karena keberadaan
31
Rasulullah ‫ ﷺ‬di atas pahaku. Kemudian Rasulullah ‫ ﷺ‬bangun
di waktu subuh dalam keadaan tidak ada air, maka Allah
Ta'ala menurunkan ayat tayamum, maka orang-orang pun
bertayamum. Usaid ibn al-Hudhair lalu berkata: Ini bukan
keberkahan pertamamu wahai keluarga Abu Bakr. Dia (Aisyah)
berkata: Kemudian kami membangunkan unta yang aku
tunggangi dan kami menemukan kalungku di bawahnya.

(HR. Bukhari)

32
Ini adalah salah satu cerita favoritku dalam rumah tangga
Rasulullah ‫ ﷺ‬dan Aisyah radhiyallahu ‘anha. Bagian favoritku
sebenarnya ada pada ending-nya, karena akhir dari kisah ini
akan membuat siapa saja yang membacanya tertawa,
mungkin sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Kisah ini terjadi di salah satu safar Rasulullah ‫ ﷺ‬bersama
para sahabat, Aisyah merupakan salah seorang yang ikut
dengan beliau. Ketika mereka tiba di daerah tertentu, tiba-tiba
kalung Aisyah hilang. Aisyah melaporkan hal itu kepada
Rasulullah ‫ﷺ‬, dan bukannya menyuruh Aisyah untuk
melupakan saja kalung itu atau menegurnya karena banyak
hal yang lebih penting untuk dipikirkan ketika suatu
rombongan sedang bepergian, beliau justru menghentikan
perjalanannya hanya demi mencari kalung milik istri tercinta.
Coba berhenti sejenak dan resapi tindakan Rasul kita yang
mulia tersebut.
Perlu diingat bahwa beliau saat itu tidak sedang sendirian.
Rombongan sahabat sedang bersama beliau. Melihat
pemimpin mereka berhenti, otomatis mereka ikut berhenti
juga. Mana mungkin mereka melanjutkan perjalanan dan
meninggalkan Rasulullah ‫ ﷺ‬yang ingin mencari kalung
istrinya seorang diri? Jadi, berhentilah mereka semua.
Kebetulan, daerah tempat mereka berhenti itu tidak dekat
dengan sumber air. Persediaan air mereka juga sedikit atau
bahkan tidak ada. Permasalahan baru muncul, bagaimana
rombongan tersebut harus berwudhu untuk melaksanakan
shalat?
Beberapa orang sahabat yang menyadari hal itu
menghampiri Abu Bakr al-Shiddiq dan mengeluhkan keadaan
tersebut. Ini semua gara-gara Aisyah. Kebayang nggak sih,
posisi mereka? Pasti kesal, ‘kan? Tidak bisa wudhu dan shalat
33
karena harus berhenti di tengah jalan demi kalung yang hilang?
Yang benar saja.
Mendengar keluhan mereka, Abu Bakr menghampiri
Aisyah dan memarahinya. Kebayang juga posisi Abu Bakr di
sini. Gara-gara putrinya, satu rombongan harus merasa
kebingungan menghadapi kesulitan di tengah jalan.
Di sini, ada satu lagi cuplikan hubungan Rasulullah ‫ ﷺ‬dan
Aisyah yang menunjukkan betapa so sweet-nya hubungan
mereka. Ketika Abu Bakr sedang sibuk memarahi Aisyah dan
menusuk pinggangnya dengan tangannya, posisi Rasulullah
‫ ﷺ‬saat itu sedang tidur, merebahkan kepalanya di pangkuan
Aisyah. Ditusuk pinggangnya oleh ayahnya begitu, pasti
Aisyah merasa sakit, ‘kan?
Namun ia memilih untuk tetap dan tidak bergerak, hanya
karena ia tidak ingin mengganggu suami yang sedang tidur di
pangkuannya. Ibaratnya, “Mending aku yang menahan sakit
daripada tidur Rasulullah ‫ ﷺ‬harus terganggu gara-gara aku,”
mungkin itu yang ada dalam benaknya.
Kisah berlanjut, waktu subuh datang dan Rasulullah ‫ﷺ‬
bangun, tidak mendapati air yang bisa digunakan untuk
berwudhu. Maka Allah menurunkan ayat tayammum, syariat
tayammum ditetapkan. Barulah diketahui hikmah besar dari
hilangnya kalung Aisyah.
Terkadang, keadaan yang nampak buruk memang harus
terjadi demi suatu hikmah baik yang lebih besar.
Sahabat Usaid ibn al-Hudhair menyadari hikmah
hilangnya kalung Aisyah tersebut, ia berkata: Ini bukan
keberkahan pertamamu wahai keluarga Abu Bakr.
Plot twist dari cerita yang penuh hikmah ini ada pada
epilognya. Ketika mereka membangunkan unta yang

34
ditunggangi oleh Aisyah, ternyata kalung yang hilang itu ada
di bawah si unta
Kebayang wajah para sahabat yang sehari sebelumnya
mengeluh kepada Abu Bakr, ketika mereka tahu bahwa
kalung itu selama ini bersembunyi di bawah si unta?

35
Hadis no. 8

Aku tau saat kamu marah padaku


:‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم‬ ‫وَ م ا‬
َ ‫َّ ََ مَ م‬ َ ََ َِ ِ‫ ََا ََ ا‬:ُ‫َّ ََهك َا ََال َ ك‬ َ ‫ََ كِ عَاِاََ ََ َِ ا‬
َ‫ي م‬
.ََ ‫َ ا يِ َ أَ كع َ َم َ َََ َْ كْ اُ ََ ا يِ َِ اَِ َّ ةَ َوَ َََ َْ كْ اُ عَ َ مي غَِك‬
‫ى‬ ‫ى‬ ‫ى‬
:ََ ‫ ام كِ أَ كي َِ َُ كَ اَ َُ ََ ا َك؟ ََ ََا‬:َُ ‫ ََ ََلك‬:ُ‫ََال َ ك‬
‫ َوَ َََ َْ كْ اُ عَ َ مي‬،ٍ‫أَ مما َ َََ َْ كْ اُ ََ ا يِ َِ اَِ َّ ةَ ََاْ امَ َُ ََو ال َن َا َو َِ ا يِ َم َح مّ د‬
‫ى‬ ‫ى‬ ‫ى‬
.‫غَِك ََ ََلك اُ َا َو َِ ا يِ َ كْ َََ اُ َم‬
‫ى‬
.ََ ‫َم‬ َ ‫َّ َما أَ كج َََ َام ك‬ ‫َّ ََ َِ ََو ََ م ا‬
‫ أَ ََ كِ َو م ا‬:َُ ‫ ََلك‬:ُ‫ََال َ ك‬
‫ى‬
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata: Rasulullah ‫ﷺ‬
pernah berkata kepadaku:
Sesungguhnya aku benar-benar tahu saat kamu rida padaku
dan saat kamu marah kepadaku.
Aisyah berkata: Aku bertanya: Dari mana engkau mengetahui
hal itu? Maka beliau pun menjawab:
Jika kamu rida terhadapku maka kamu berkata: Tidak, demi
Rabb Muhammad. Namun jika kamu sedang marah denganku,
maka kamu berkata: Tidak, demi Rabb Ibrahim.
36
Aisyah berkata: Aku pun berujar: Ya, demi Allah wahai
Rasulullah, aku tidak bisa meninggalkan kecuali namamu.

(HR. Bukhari)

37
Hubungan rumah tangga Rasulullah ‫ ﷺ‬dengan istri-istrinya,
sebagaimana hubungan rumah tangga lainnya, pasti pernah
mengalami konflik dan masalah.
Istri pernah ngambek kepada suaminya, suami pun
pernah tidak suka dengan tindakan istrinya.
Dalam hadis di atas, Rasulullah ‫ ﷺ‬membuat kagum kita
dengan kepekaan beliau terhadap perasaan istrinya.
Terbayang senyuman lebar pada wajahnya yang mulia ketika
beliau mengaku mengetahui kapan sang istri sedang rida, dan
kapan sang istri sedang marah kepadanya.
Ternyata hanya dari pilihan kata yang digunakan sang
istri saja, Rasulullah ‫ ﷺ‬bisa menyadari jika istrinya sedang
tidak rida. Perbedaan tipis dalam pemilihan kata sumpah,
ketika sedang marah dan tidak, bisa disadari oleh beliau.
Di sini juga kita bisa melihat besarnya cinta Aisyah kepada
suaminya. Ia mengakui bahwa benar, ketika ia sedang marah
ia akan mengatakan “Demi Rabb Ibrahim” dan bukan “Demi
Rabb Muhammad.” Hal itu ia lakukan karena ia tidak bisa
meninggalkan kecuali nama baginda.
Kata-kata itu seakan mengindikasikan bahwa apapun
yang terjadi, semarah apapun Aisyah, ia tidak akan pernah
meninggalkan suaminya. Satu-satunya hal yang bisa ia
tinggalkan dari suami tercinta adalah penggunaan namanya

38
Hadis no. 9

Peduli, memahami, dan menghibur


hati yang bersedih
:ُ‫ََ كِ عَاِاََ ََ ََال َ ك‬
‫وَ م ا‬
َّ َ ََ َِ ‫ ٍَََ ََ َِ عَ َ مي‬،َُ ‫ار َُ اِْك‬ ‫ ََلَ مّا َْْما ب َ ا‬،ّ‫َ َََ كََْا َا نَ ََى َام َلك َح م‬
‫ى‬
:ََ ‫ ََا‬،ّ‫ ْ َ ََ ك‬:َُ ‫ أَْ َ اف كَ اُ؟ ََلك‬،‫ َما َ اك‬:ََ ‫ ََا‬،ِ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم َو أَََ أَ كْ ا‬ َ ‫ََ مَ م‬
‫ ََا كَ اِ َما ْ َ كَ اِ َلك َح ساِ غَ ك َر أَ كٍ َا‬،َِ ََ ‫اِ َ آ‬ ‫َّ عَ ََ بََْ ا‬ َ ‫َ مٍ ُ َََِ أَ كم لَ َْ َُ ََ َِ م‬
‫ى‬
.ُ‫ُ َََ اوِ اَلك ََْك ا‬
Dari Aisyah, dia berkata:
Kami keluar dan tidak ada tujuan selain untuk ibadah haji.
Ketika tiba di daerah Sarif aku mengalami haid, kemudian
Rasulullah ‫ ﷺ‬masuk menemuiku sementara aku sedang
menangis. Beliau bertanya: Apa yang terjadi denganmu?
Apakah kamu mengalami haid? Aku menjawab: Ya. Beliau lalu
bersabda:
Sesungguhnya ini adalah perkara yang telah Allah tetapkan
bagi kaum wanita dari anak cucu Adam. Lakukanlah apa yang

39
dilakukan oleh orang-orang yang haji, kecuali thawaf di
Baitullah.

(HR. Bukhari)

40
Kisah ini terjadi di musim haji, ketika Aisyah beserta
rombongan kaum muslim hendak melaksanakan ibadah haji.
Sebelum sampai di Mekkah, Aisyah mengalami haid. Mungkin
dipikirnya hilang sudah kesempatannya menunaikan ibadah
yang hanya bisa dilakukan satu kali dalam setahun itu.
Ketika Rasulullah ‫ ﷺ‬masuk menemuinya, beliau
mendapati istrinya sedang menangis. Melihat istrinya bersedih,
beliau bertanya dengan lembut, “Apa yang terjadi
denganmu?” Kemudian tebakan beliau tepat bahwa memang
benar Aisyah mengalami haid.
Apa yang Rasulullah ‫ ﷺ‬katakan setelahnya? Beliau
bersabda, “Sesungguhnya ini adalah perkara yang telah Allah
tetapkan bagi kaum wanita dari anak cucu Adam.”
Kata-kata beliau menghibur Aisyah dan menenangkan
istri tercintanya. Kata-kata beliau seakan mengingatkannya
bahwa ini ketetapan Allah terhadap semua perempuan, bukan
atas Aisyah satu-satunya. Dan ini ketetapan Allah, jadi jika
Aisyah mengalami haid di saat mereka sudah berada dekat
dengan Mekkah, itu bukanlah salahnya. Dan ini adalah
ketetapan Allah, sehingga pasti ada hikmah di baliknya.
Setelah menghibur Aisyah, beliau tidak membiarkannya
larut dalam kesedihan. Dengan tenang beliau memberi
instruksi apa yang harus dilakukan oleh istrinya tersebut.
Cuplikan kisah tersebut menujukkan sikap suami yang
perhatian, peduli, memahami, menunjukkan upaya untuk
menghapus kesedihan istri, akan tetapi tidak membiarkan
istrinya lama bersedih. Karena setelah itu, beliau segera
memberikan instruksi apa langkah yang harus dilakukan oleh
sang istri untuk menghadapi masalah yang dialaminya.

41
Hadis no. 10

Jawab mereka seperti ini, Shafiyyah


:ُ‫َّ ََهك َا ََال َ ك‬ َ ‫ََ كِ ََ افّم ََ َِ ا‬
َ‫ي م‬
َُ ‫ ََ ابْ ك‬:ََ ‫ ََ ََا‬،ِ‫َّ عَلَ كّ اِ َوَ آ ا اه َو ََ م َم َو أَََ أَ كْ ا‬
َ ‫َّ ََ مَ م‬ ‫وَ م ا‬َ ََ َِ ‫ََ ََ َِ عَ َ مي‬
َِ ‫ َ كح‬:ٍ‫ بَلَغ اَِ أَ مٍ َْ كف َِ ََ َوعَاِاََ ََ ََْْ َاا اٍ ام ا يِ َوْ َ ََ َوا ا‬:َُ ‫َّ؟ ََلك‬
‫َْ َ د يّ َما َْ كَ اِ ا‬
.َََِ َ‫َّ عَلَ كّ اِ َوَ آ ا اه َو ََ م َم َو أَ كَ َو‬ ‫ َ كح َِ بََْ َاِ َ ايّ َِ ََوَا م ا‬،‫َ ك لَر امهك َا‬
َ ‫َّ ََ مَ م‬
:ََ ‫ََا‬
َ ِ‫ َْ كّ َْ ََ َِوََ اٍ َ ك ةَرَ ام ا يِ َو أَ اِ ُ ََا‬:ُ‫أَ َا ََلك ا‬
َ ‫وٍ َو َ ايّي َم‬
ٍ‫وَ َو ََ كو اِ َم َح مّ ل‬
‫ََلَ َو ََِ م ا‬
.ّ‫َّ َو ََ َا َم َِ عَلَهك ا ك‬
Dari Shafiyyah radhiyallahu 'anha, ia berkata:
Rasulullah ‫ ﷺ‬masuk menemuiku sementara aku sedang
menangis. Beliau bertanya: Wahai putri Huyay, apa yang
membuatmu menangis? Aku menjawab: Telah sampai kabar
kepadaku bahwa Hafshah dan Aisyah membicarakanku
dengan keburukan, mereka berkata: Kami lebih baik darinya
(Shafiyyah). Kami memiliki hubungan kekerabatan dengan

42
Rasulullah ‫ﷺ‬, kami juga merupakan istri beliau. Beliau
bersabda:
Mengapa tidak engkau katakan: Bagaimana kalian berdua
lebih baik dariku, sementara ayahku adalah Harun
alaihissalam, pamanku adalah Musa alaihissalam, dan
suamiku adalah Muhammad ‫?ﷺ‬

(HR. Hakim)

43
Kali ini kita mendengarkan kisah Shafiyyah, istri Rasulullah ‫ﷺ‬
yang sedang menghadapi masalah dengan istri-istri
Rasulullah ‫ ﷺ‬yang lain.
Perlu diketahui bahwa Shafiyyah adalah putri dari
seorang pemuka Yahudi di Madinah. Ketika kaum muslim
berhasil menaklukkan Khaibar, Shafiyyah termasuk salah
seorang tawanan. Rasulullah ‫ ﷺ‬kemudian memberi pilihan,
jika Shafiyyah ingin masuk Islam, maka Rasulullah ‫ ﷺ‬akan
menikah dengannya. Namun jika Shafiyyah ingin tetap
beragama Yahudi, maka beliau akan memerdekakannya dan
Shafiyyah bisa kembali kepada kaumnya.
Shafiyyah memilih untuk memeluk Islam, dan
pernikahannya dengan Rasulullah ‫ ﷺ‬pun dilangsungkan
dengan mahar berupa kemerdekaannya.
Meski sudah menjadi seorang muslim, terkadang
Shafiyyah masih mendapatkan perlakuan yang kurang
menyenangkan dari para sahabat karena latar belakangnya
yang berasal dari kaum Yahudi.
Perlakuan kurang enak juga pernah didapatkan Shafiyyah
dari para madunya, Aisyah dan Hafshah, ketika mereka
berkata, “Kami lebih baik darinya. Kami memiliki hubungan
kekerabatan dengan Rasulullah ‫ﷺ‬, kami juga merupakan istri
beliau.”
Mendengar hal itu, Shafiyyah merasa sedih dan menangis.
Ketika Rasulullah ‫ ﷺ‬masuk menemuinya dan mendapati
istrinya sedang menangis, beliau menanyakan apa
penyebabnya. Setelah mendengar kisah yang dituturkan oleh
Shafiyyah, Rasulullah ‫ ﷺ‬mengajarkan Shafiyyah apa yang
harus ia katakan kepada istri-istri beliau yang lain.
Beliau bersabda, “Mengapa tidak engkau katakan:
Bagaimana kalian berdua lebih baik dariku, sementara ayahku
44
adalah Harun alaihissalam, pamanku adalah Musa
alaihissalam, dan suamiku adalah Muhammad ‫”?ﷺ‬
Ini juga merupakan salah satu hadis favorit aku pribadi,
karena memperlihatkan kebijaksanaan Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam
menangani masalah antara istri-istrinya. Beliau memberi
solusi terhadap masalah yang dihadapi istrinya, di waktu yang
sama, beliau mengembalikan rasa percaya diri Shafiyyah dan
mengingatkan betapa istimewanya istrinya tersebut.
Ayahnya, dalam artian kakek moyangnya adalah Nabi
Harun alaihissalam.
Pamannya, dalam artian adik dari kakek moyangnya
adalah Nabi Musa alaihissalam.
Suaminya, yang sedang berbicara padanya dengan
penuh kelembutan saat itu, adalah Muhammad ‫ﷺ‬, penutup
para Nabi dan Rasul, sekaligus suami terbaik di dunia

45
Hadis no. 11

Ibunda kalian sedang cemburu


: ََ ‫ََ كِ أََ َ دِ ََا‬
‫ َََأ كِ ََلَ كُ َ كٌٍَ ى أَ ممه ا‬،ِ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم اَ كٍَْ ب َ كَ اٌ اَ ََاِا ا‬
ِ‫َا‬ َ ‫ََ ٍَ َلْم ا سي ََ مَ م‬
‫ى‬
ِ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم ا‬
َ ‫رب َ كُ َل م اِ َلْم ا سي ََ مَ م‬ َ َ ََ ،ِ‫َلك َّ كؤ ام اَ َن ب َاِ كح َف دَ اَهَا ََ ََا ل‬
ِ‫َّ عَلَ كّ ا‬ ‫ ََ ََ ََ ََ كُ م‬،ِ‫بَْكَا َا ٍََْ َلكَِا اَ ا‬
َ ‫ ََ ََ َّ َُ َلْم ا سي ََ مَ م‬،ُ‫َلِ كح َف ََ ََاْك َفلَ ََ ك‬
:َ‫و‬ ‫َلَ ََا َِ م اََي ََ ٍَ اِ م‬
َ ََ َ ْ‫َلِ كح َف اَ َو‬ ‫ َ مم َْ ََ َِ َ كج َّ َُ اَهَا م‬،َ‫َلِ كح َف ا‬
‫َو ََ م َم اَلَ َِ م‬
،‫ َ مم ٌَََ َِ َلكَِا اَ َِ َْ مّ أَ ا َِ ب َاِ كح َف دَ ام كِ اَ كْ اٍ َل م اِ ُ ََو اِ بَْكَا َا‬.‫غَ َاِ كِ أَ سم َ كم‬
ِ‫ َو أَ كم ََ ََ َلك َّ كِ ََ َوِ ََ ا‬،‫َفَََ َا‬
‫ر كِ َ ك‬ َ ‫َلِ احّ َح ََ َ ََ َل م اِ َْ ا‬ ‫َلِ كح َف ََ م‬‫ٍَََ ََ َُ م‬
‫ى‬
.ِ‫ر ك‬ َ َ َْ ِ‫بَْك اُ َل م ا‬
Dari Anas, ia berkata:
Suatu ketika Nabi ‫ ﷺ‬sedang berada di kediaman salah
seorang istrinya, lalu salah seorang Ummahatul Mu'minin
mengirimkan piring berisi makanan. Maka istri Nabi ‫ ﷺ‬yang
beliau saat itu sedang berada di rumahnya memukul tangan

46
pembantu (yang membawakan makanan tersebut), hingga
piring yang dibawanya jatuh dan pecah. Lantas Nabi ‫ﷺ‬
mengumpulkan pecahan piring dan mengumpulkan makanan
yang tercecer ke dalam piring, beliau bersabda: Rupanya
ibunda kalian sedang cemburu. Kemudian beliau menahan
sang pembantu hingga didatangkan piring milik istri yang
beliau sedang ada di rumahnya, beliau memberikan piring
yang masih bagus kepada istri yang telah pecah piringnya,
dan membiarkan piring yang pecah di rumah istri yang
memecahkannya.

(HR. Bukhari)

47
Setelah membaca hadis di atas, apakah pembaca bisa
menebak siapa istri yang sedang bersama Rasulullah ‫?ﷺ‬
Kalau menebak Aisyah, maka dugaanmu benar
Kisah ini adalah salah satu cuplikan dari kehidupan rumah
tangga Rasulullah ‫ ﷺ‬yang penuh warna. Lagi-lagi kita
diperlihatkan kebijaksanaan dan kesabaran Rasulullah ‫ﷺ‬
yang luar biasa dalam menghadapi masalah-masalah dengan
istrinya.
Ketika Aisyah merasa cemburu karena salah seorang istri
Rasulullah ‫ ﷺ‬yang lain mengirimkan makanan untuk beliau, ia
menunjukkan perasaannya itu dengan memukul tangan sang
pembantu yang membawa makanan, hingga piring yang
dibawanya jatuh dan pecah.
Melihat hal itu, alih-alih marah atau menyuruh Aisyah
membersihkan makanan yang tercecer, beliau justru turun
tangan sendiri dalam memunguti pecahan piring dan
mengumpulkan makanan yang tercecer di dalamnya.
Komentar beliau terhadap kejadian itu berupa kata-kata
yang menunjukkan kebesaran hatinya, “Rupanya ibunda
kalian sedang cemburu.” Kata-kata yang menyiratkan bahwa
beliau tidak hanya memahami latar belakang tindakan Aisyah
tersebut, namun juga memaklumi tindakannya yang terbakar
oleh api kecemburuan.
Setelah itu, Rasulullah ‫ ﷺ‬juga menunjukkan keadilan
beliau. Berhubung Aisyah yang memecahkan piring milik istri
yang lain, maka piring itu akan tetap di rumahnya. Sebagai
gantinya, Aisyah harus merelakan salah satu piringnya yang
masih bagus, untuk diberikan kepada istri yang telah pecah
piringnya.
Benar-benar sosok suami yang bijak, adil, dan mampu
mendidik istrinya dengan kelembutan dan kasih sayang.
48
Hadis no. 12

Siapakah orang yang paling engkau cintai?


: ٍ‫ََ كِ أَ اِ ََْك َّ َا‬
َِ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم ب َ ََ ََ َ كّ ََو كْ َِ َلك ََ ااِ عَ ََ ََْك اِ ََ ا‬ ‫أَ مٍ َِ ََو ََ م ا‬
َ ‫َّ ََ مَ م‬
:ََ ‫ أَ سي َلْم ااُ أَ َْ سَ َل َ كّ ََ؟ ََا‬:َُ ‫ َََأَُْك َُ َِ ََ ََلك‬:ََ ‫َلَ َا اَ اِ ََا‬
‫م‬
‫ى‬
.ََ ََ‫عَاِا‬
:ََ ‫ ام كِ ي اَلَ ََاَا ؟ ََا‬:َُ ‫ََلك‬
.‫أَبَوَُا‬
:ََ ‫ َ مم َم كِ؟ ََا‬:َُ ‫ََلك‬
.ََ َّ َ
.‫ََ ََ مٍ اِ ََا ةا ََ ََ َُِس َمَِاََ ََ أَ كٍ َ كج ََلَ اِ اِ َ آ اَ اَ ا كم‬
Dari Abu Utsman:
Bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬mengutus 'Amr ibn al-‘Ash memimpin
pasukan pada perang Dzat al-Salasil. 'Amr berkata: Aku pun

49
mendatangi beliau, dan bertanya pada beliau: Siapakah orang
yang paling engkau cintai? Beliau menjawab:
Aisyah.
'Amr bertanya: Dari kalangan laki-laki? Beliau menjawab:
Ayahnya (Abu Bakr al-Shiddiq).
'Amr berkata: Lalu siapa? Beliau menjawab:
Umar.
Beliau pun menyebutkan beberapa orang laki-laki hingga aku
diam karena khawatir aku akan menjadi orang terakhir yang
beliau sebutkan.

(HR. Bukhari)

50
Bukti terbesar cinta Rasulullah ‫ ﷺ‬kepada istrinya tentu saja
dapat kita ambil dari pengakuan beliau secara terang-
terangan akan cintanya kepada istrinya, Aisyah.
Dan pengakuan itu bukan disampaikan kepada istrinya–
setidaknya dalam riwayat hadis yang aku cantumkan tadi–
pengakuan itu beliau sampaikan sebagai jawaban atas
pertanyaan sahabat ‘Amr ibn al-‘Ash, ketika ia bertanya,
“Siapakah orang yang paling engkau cintai?”
Tanpa ragu beliau menjawab, “Aisyah.”
Coba kamu di posisi Aisyah, apa nggak berbunga-bunga
kalau mendengar jawaban beliau? Jangankan sebagai Aisyah,
kita saja yang baca hadisnya ikut berbunga-bunga
‘Amr ibn al-‘Ash bertanya lagi, “Dari kalangan laki-laki?”
Jawaban Rasul masih saja dikaitkan dengan Aisyah, beliau
menjawab, “Ayahnya” alias Abu Bakr al-Shiddiq, ayah dari
Aisyah istrinya tercinta.
‘Amr lanjut bertanya kepada Rasulullah ‫ﷺ‬. Menilai dari
narasi hadisnya, sepertinya ‘Amr berharap namanya akan
menjadi salah satu nama yang disebut oleh beliau. Tapi karena
beliau terus menyebutkan nama sejumlah orang dan bukan
namanya, akhirnya ia berhenti bertanya. Takut namanya
akan menjadi nama terakhir yang beliau sebut.
Sebenarnya harapan ‘Amr itu berlandaskan
pengamatannya sendiri terhadap sikap Rasulullah ‫ﷺ‬
kepadanya. Dalam hadis lain ‘Amr bercerita: Beliau
menghadap dan memberi perhatian sepenuhnya ketika
berbicara padaku hingga aku mengira bahwa aku adalah
orang yang terbaik di kaum.
Dari sini kita bisa pahami satu lagi akhlak luar biasa dari
baginda, beliau bisa membuat seseorang merasa begitu

51
istimewa. Pembahasan tentang hal ini ada di beberapa bab
setelah ini ya.

52
Hadis no. 13

Detik-detik terakhirnya
:ُ‫ََ كِ عَاِاََ ََ ََال َ ك‬
،َِ ‫ أَ كي َِ أَََ َلك َّ كو‬:ِ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم ل َ َّ َُ ََ مِ َِ اِ َم ََ اِ ا‬
َ ‫َّ ََ مَ م‬‫وَ م ا‬ َ ََ َِ ٍَ ََ ٍ‫َ ك‬
‫ى‬
‫ح اَي‬ ‫َّ ب َ ك َن َ ك‬ َ ‫ ََلَ مّا ََ ٍَ ْ َ كو امي ََ َََِ َِ م‬،ََ ََ‫أَ كي َِ أَََ غٍَة َ؟ كََ اِ كَ ََ ةاُ ال َّ كو اِ عَاِا‬
.ِ‫َو َ كح اَي َو ََ اَ َِ اِ بَْك ا‬
Dari Aisyah, dia berkata:
Rasulullah ‫ ﷺ‬meminta udzur (dari giliran istri-istrinya) ketika
beliau dalam keadaan sakit: Di mana aku hari ini dan di mana
aku besok? Beliau merindukan hari giliran Aisyah, maka ketika
tiba giliranku (Aisyah), Allah mencabut nyawa beliau (dalam
dekapanku) antara sisi dan dadaku, lalu beliau dikuburkan di
rumahku.

(HR. Bukhari)

53
Hadis ini tidak membuat aku senyum, tapi membuat aku
kagum dan terharu akan akhir dari kisah cinta antara dua
manusia yang sangat istimewa. Dimulai dengan mimpi,
berakhir dengan menghembuskan nafas terakhir dalam
dekapan istri tercinta
Aku jadi berandai-andai, kira-kira bagaimana pertemuan
antara Rasulullah ‫ ﷺ‬dengan Aisyah kembali di surga-Nya?
Semoga kita diberi kesempatan untuk bertemu dengan
keduanya, beserta Ummahaat al-Mu’minin yang lainnya ya.

54
Yuk, kita jatuh cinta ...

Dengan sosok ayah dan kakek tersayang!

55
Hadis no. 14

Fathimah bagian dari diriku


: ََ ‫ََ كِ َلك اّ كَ َوِ كِْ َمْ َكَ َم ََ ََا‬
‫ َََأُ كَُ َِ ََو ََ م ا‬،ََ َّ َ‫ ََ ََ اّ ََ كُ ب َاِ ا َك ََا ا‬،ِ‫َ مٍ عَ ال يّا َ َََ ََ ابْ ك َُ أَ اِ َ كه د‬
َّ
‫ى‬
‫ َوُ َََِ عَ ا لي‬،ََ ُ‫ يَ كَ َ َّ ََ كو َم ََ أَْ َمَ َا َُغكَِ ََ ال َََْا ا‬:ُ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم ََ ََال َ ك‬
َ ‫ََ مَ م‬
‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم ََ ََ اّ كَ َُ َِ اٌ َن‬ ‫وَ م ا‬
َ ‫َّ ََ مَ م‬ َ ََ َِ َِ ‫ ََ ََا‬.ِ‫ََ اْ لَ ابْ ك َُ أَ اِ َ كه د‬
َ ََ َ ْ ٍَ‫تَََ هم‬
:َ‫و‬
َ‫ َوَ مٍ ََا اَ َّ ََ بَِك ََ ل‬.ِ‫ أَ كن َِ كح َُ أَ ََ َلك ََ ااِ كْ َِ َ ملَباُّ ا ََ َح مٍثَ اِ َو ٍَََ ََ ا‬. ٍََ‫أَ مما ب َ ك‬
‫ى‬
ِ‫َّ عَلَ كّ ا‬
َ ‫َّ ََ مَ م‬ ‫َّ َا َ كج َُ اّ َُ ابْ ك َُ َِ ََوَا م ا‬ ‫ َو م ا‬.‫ َوَ ا يِ أَ كْ ََ َِ أَ كٍ َ َََ َوَُُا‬،ِ‫ام ا ي‬
‫ى‬
.ٍ‫َّ اَ كٍَْ َِ ََ دِ َوَ اٌ د‬‫َو ََ م َم َو ابْ ك َُ عٍََ ياو م ا‬
.ََ ََ َ‫ََ َ َرَْ عَ ا لي َلك اْ ك‬
Dari al-Miswar ibn Makhramah, ia berkata:
Ali pernah meminang putri Abu Jahal lalu hal itu didengar oleh
Fathimah. Maka Fathimah menemui Rasulullah ‫ ﷺ‬dan berkata:
Kaum baginda berkata bahwa engkau tidak marah demi putri
56
baginda. Sekarang Ali hendak menikahi putri Abu Jahal. Maka
Rasulullah ‫ ﷺ‬berdiri dan aku mendengar ketika beliau
bersyahadat dan bersabda:
Amma ba'du, aku telah menikahkan Abu al-'Ash ibn al-Rabi'
(dengan putriku Zainab) lalu dia berjanji kepadaku (untuk tidak
menikah lagi) dan ia menepati janjinya kepadaku. Dan
sesungguhnya Fathimah adalah bagian dari diriku dan
sungguh aku tidak suka bila ada yang menyakitinya. Demi
Allah, tidak akan berkumpul putri Rasulullah ‫ ﷺ‬dan putri dari
musuh Allah pada satu orang laki-laki.
Maka Ali membatalkan pinangannya.

(HR. Bukhari)

57
Menurutku hadis ini, dibanding dengan hadis-hadis lain yang
kutemukan berkisah tentang interaksi Rasulullah ‫ ﷺ‬dengan
anak-anaknya, adalah hadis yang paling indah
menggambarkan bagaimana peran Rasulullah ‫ ﷺ‬sebagai
sosok ayah.
Sebelum Islam datang, kedudukan anak perempuan
orang-orang Arab Jahiliyah sangat membuat miris siapa saja
yang mendengarnya. Ketika seorang ayah mendapat kabar
bahwa anak yang susah payah dilahirkan oleh istrinya
berjenis kelamin perempuan, ayah itu akan merasa sedih dan
kecewa. Tidak jarang mereka sampai tega mengubur bayi
mungilnya itu hidup-hidup
Ketika Islam datang, Rasulullah ‫ ﷺ‬sebagai panutan dan
teladan bagi umatnya menunjukkan sikap yang berbalik
seratus delapan puluh derajat dari kebiasaan orang-orang
Jahiliyah sebelumnya. Beliau sangat mencintai dan
memuliakan putri-putrinya. Terbukti dari kisah yang tertera
dalam hadis tadi.
Coba bayangkan, ketika putri kesayangannya datang
mengadukan apa yang dikatakan oleh orang-orang, kalau
bahasa kita sekarang, laporannya serupa dengan, “Pa, kata
orang-orang Papa nggak akan marah demi putri Papa. Dan
papa tahu? Suamiku itu katanya mau nikah sama perempuan
lain.”
Reaksi setelah mendengar laporan dari putrinya, tentu
saja ayah yang sangat menyayanginya merasa marah.
Rasulullah ‫ ﷺ‬tidak menegur Ali secara langsung,
melainkan berbicara di depan orang banyak–terbukti sahabat
al-Miswar bisa dengar, ‘kan?
Pidato beliau–jujur saja–membuatku kagum dan
tersenyum sendiri ketika membacanya. Sebelum
membicarakan masalah Ali dan Fathimah, beliau
menyinggung mantunya yang lain, Abu al-‘Ash ibn al-Rabi’,
suami dari Zainab putri Rasulullah.

58
Aah, kisah cinta Zainab dan Abu al-’Ash adalah salah satu
kisah cinta paling luar biasa dalam sejarah Islam. Aku
recommend banget kalau kamu mau membacanya. Cinta Abu
al-‘Ash kepada Zainab bukan isapan jempol belaka. Benar-
benar ia buktikan kesetiaan, cinta dan ketulusannya, hingga
Rasulullah ‫ ﷺ‬memujinya atas sikapnya tersebut.
Jadi, sebelum membahas masalah mantunya Ali,
Rasulullah ‫ ﷺ‬sebut dulu mantunya yang lain, yang telah
membuat beliau senang dengan sikapnya. Kalau seorang laki-
laki ada di posisi Ali dan mendengar hal itu, pasti akan merasa
tersentil, ‘kan? Iya dong, Rasulullah ‫ ﷺ‬sedang marah kok,
putri tersayangnya dibuat sedih.
Selanjutnya, Rasulullah ‫ ﷺ‬membahas masalah Ali dan
Fathimah. Dalam hadis riwayat lain dari sahabat al-Miswar ibn
Makhramah, Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, “Sesungguhnya bani
Hisyam ibn al-Mughirah meminta izin kepadaku agar aku
menikahkan putri mereka dengan Ali ibn Abi Thalib, namun
aku tidak mengizinkan kepada mereka, sungguh aku tidak
mengizinkan mereka, sungguh aku tidak mengizinkan mereka,
kecuali jika putra Abu Thalib ingin menceraikan putriku lalu
menikahi putri mereka.”
Ya Allah, sampai tiga kali loh beliau menekankan bahwa
beliau tidak memberi izin, kecuali jika Ali bersedia menceraikan
putri beliau untuk menikah dengan perempuan tersebut.
Selanjutnya, kata-kata beliau yang sangat terkenal dan
sangat menggambarkan besarnya cinta beliau kepada
putrinya, “Sesungguhnya putriku (Fathimah) adalah bagian
dariku, aku tidak senang dengan apa saja yang membuatnya
tidak senang dan aku merasa tersakiti oleh apa saja yang
menyakitinya.”
Kira-kira bagaimana ya perasaan Fathimah mendengar
sabda ayahnya seperti itu? Kalau aku di posisinya mungkin
aku malah meneteskan air mata karena terharu. So sweet
banget ya Allah. Benar-benar sosok ayah terbaik yang pernah
ada

59
Hadis no. 15

Dimana anak kecil?


: ََ ‫َّ ََ كْ َِ ََا‬ َ ‫ََ كِ أَ اِ ُ َََكي ََ ََ َِ ا‬
َ‫ي م‬
‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم اِ ََ د‬
َ‫وِ ام كِ أَ كَ َو اَِ َلك َّ اٍَْْ ا‬ َ ‫َّ ََ مَ م‬ ‫َْ كْ َُ َم َُ َِ ََوَا م ا‬
َِ ‫ ََ ََا‬،‫ َ كَ َُ َلك َح ََ َِ كْ َِ عَ ا د يي‬.ً‫ أَ كي َِ لَ َِ َُ؟ ثَ َا ة‬:ََ ‫كرَك َُ ََ ََا‬
َ َ ْ‫كر َُ ََا‬
َ َ ْ‫ََا‬
ِ‫َّ عَلَ كّ ا‬
َ ‫ ََ ََا ََ َلْم ا سي ََ مَ م‬.ِ‫َا‬ َ َِ‫َل‬ ‫َلك َح ََ َِ كْ َِ عَ ا د يي ْ َ كّ اِ َو اِ ََ َْ اَ اِ ا ي‬
:ََ ‫ ََ ََا‬.َِ‫ ََالك َ َز َم‬،ََِ َِ َُ ِ‫ ََ ََا ََ َلك َح ََ َِ اب َّ اٍ ا‬،ََِ َِ َُ ِ‫َو ََ م َم اب َّ اٍ ا‬
.ََِ‫َّلمهَ مّ َ ا يِ أَ اَْس َِ َََأ اَْم َِ َو أَ اْ مَ َم كِ َ اح س‬
‫ى‬
ََ ‫ ََ َّا ََ ٍَ أَ ٌَ لٍ أَ َْ مَ َ َ مِ ام كِ َلك َح ََ اِ كْ اِ عَ ا د يي ب َ كٍََ َما ََا‬:ََََ ‫َوََا ََ أَبَو ُ َََكي‬
‫ى‬
.ََ ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم َما ََا‬ ‫وَ م ا‬
َ ‫َّ ََ مَ م‬ َ ََ َِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
Aku pernah bersama Rasulullah ‫ ﷺ‬di salah satu pasar
Madinah, lalu beliau pergi dan aku pun ikut pergi bersama
beliau, kemudian beliau bersabda: Dimanakah anak kecil?
Beliau memangil sampai tiga kali. Panggillah al-Hasan ibn Ali.

60
Lalu datanglah al-Hasan ibn Ali sambil berjalan, sementara
pada lehernya terdapat semacam kalung, maka Rasulullah ‫ﷺ‬
mengulurkan tangan beliau dan al-Hasan juga mengulurkan
tangannya, maka beliau mendekapnya, lalu beliau bersabda:
Ya Allah, sesungguhnya aku mencintainya maka cintailah ia
dan cintailah orang-orang yang mencintainya.
Abu Hurairah berkata: Maka tidak ada seorang pun yang lebih
aku cintai daripada al-Hasan ibn Ali setelah aku mendengar
sabda Rasulullah ‫ ﷺ‬tersebut.

(HR. Bukhari)

61
Ini mungkin salah satu hadis yang melukis senyuman terlebar
pada wajahku ketika membacanya.
Coba deh pembaca ikut membayangkan.
Sosok kakek yang penuh kasih sayang, sedang mencari
dan memanggil cucu yang ia cintai. Dalam riwayat lain
dijelaskan bahwa al-Hasan tidak langsung menemui kakeknya
karena ditahan oleh ibunya, Fathimah, yang sedang
memandikannya atau memasangkan semacam kalung pada
lehernya.
Setelah selesai, al-Hasan kecil menghampiri kakeknya
tersayang. Rasulullah ‫ ﷺ‬menjulurkan kedua tangannya
hendak mendekap al-Hasan, sang cucu juga menjulurkan
kedua tangannya untuk menyambut uluran tangannya.
Hampir bisa terbayang wajah keduanya yang berseri-seri
karena pertemuan dengan yang tercinta. Membayangkan
adegan itu saja cukup membuat hati terasa hangat dan
bahagia.
Begitu mendekap–dalam riwayat lain juga mencium–cucu
kecilnya, sabda Rasulullah ‫ ﷺ‬yang akan membuat siapa saja
yang mendengarnya tersenyum, “Ya Allah, sesungguhnya aku
mencintainya maka cintailah ia dan cintailah orang-orang
yang mencintainya.” Benar-benar lantunan doa yang sangat
indah untuk cucu tersayang
Beberapa hikmah yang bisa kita petik dari hadis ini:
1. Ungkapan cinta bisa berbentuk doa. Rasulullah ‫ﷺ‬
mengungkapkan cintanya terhadap cucunya kepada
Allah, kemudian beliau lanjutkan dengan permintaan agar
Allah juga mencintainya dan mencintai siapa saja yang
mencintainya.
2. Doa ini bisa kita lantunkan juga untuk orang-orang yang
kita cintai. Kita minta kepada Allah agar Allah mencintai
62
orang yang kita cintai, dan mencintai siapa saja yang
mencintai orang tersebut juga.
3. Rasulullah ‫ ﷺ‬adalah sosok kakek terbaik yang pernah
ada. Semakin mengenalnya, semakin pahamlah kita
kesempurnaan karakternya!

63
Hadis no. 16

Shalat dengan cucu kecilnya


: ‫ََ كِ أَ اِ َََُا ََ ََ َ أَْ َكِ ااِ ا يي‬
َُ ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم ََ ٍَ َْ َِ ا يي َوُ ََو ٌَا ام لِ أَ َما َم ََ ابْ ك‬ ‫أَ مٍ َِ ََو ََ م ا‬
َ ‫َّ ََ مَ م‬
ٍ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم َو أَ اِ َلك ََ ااِ كْ اِ َِباّ ََ ََ كْ اِ ََ كَ ا‬ ‫ََْكْ َ ََ ابْ ك اُ َِ ََوَا م ا‬
َ ‫َّ ََ مَ م‬
.‫ ََا َََ َجٍََ َوَِ ََهَا َوَ َََ ََا َِ َ َملَهَا‬،ِ‫َ كم د‬
‫ى‬ ‫ى‬
Dari Abu Qatadah al-Anshari:
Bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah shalat dengan menggendong
Umamah putri dari Zainab bint Rasulullah ‫ ﷺ‬dan Abu al-'Ash
ibn Rabi'ah ibn Abd Syams. Bila sujud beliau letakkan (anak itu)
dan bila berdiri beliau menggendongnya lagi.

(HR. Bukhari)

64
Umamah, gadis kecil dari pasangan Abu al-‘Ash dan Zainab
putri Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah menjadi sorotan ketika kakeknya
menunaikan shalat sambil menggendong dirinya. Ketika beliau
hendak sujud, ditaruhnya gadis kecil itu di dekatnya, ketika
hendak berdiri, beliau kembali menggendong cucu
tersayangnya.
Sepertinya aku tidak perlu banyak komentar tentang
hadis ini. Cukup mengajak pembaca bayangkan saja adegan
tersebut, pasti kamu tidak bisa menahan senyum juga, ‘kan?

65
Hadis no. 17

Ketika sang kakek mencium cucunya


: ََ ‫َّ ََ كْ َِ ََا‬ َ ‫ََ كِ أَ اِ ُ َََكي ََ ََ َِ ا‬
َ‫ي م‬
َِ ْ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم َلك َح ََ َِ كْ َِ عَ ا د يي َو اَ كٍَْ َِ َ أَ كَ ََ َُ ك‬ َ ‫َّ ََ مَ م‬ ‫وَ م ا‬ َ ََ َِ َِ ‫َََم‬
ّ‫َر ةَ ام كِ َلك َو َ اد َما َََملك َُ امهك َ ك‬ َ َ َ ِ‫ َ مٍ ا‬:َََُ َ‫ ََ ََا ََ َ أَ ك‬،‫ٌَاب داِ َلُم اّيا سي ََا ال ةَا‬
‫ى‬
:ََ ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم َ مم ََا‬َ ‫َّ ََ مَ م‬ ‫وَ م ا‬َ ََ َِ ِ‫ ََََ َُ ََ َل َ كّ ا‬.َ ‫أَ ٌٍَة‬
‫ى‬
.َّ َْ َ‫َم كِ َا يَ كَ َْ َّ َا يَ ك‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata:
Rasulullah ‫ ﷺ‬pernah mencium al-Hasan ibn Ali sedangkan di
samping beliau ada al-Aqra' ibn Habis al-Tamimi sedang
duduk, lalu al-Aqra' berkata: Sesungguhnya aku memiliki
sepuluh orang anak, dan aku tidak pernah mencium satu pun
dari mereka. Maka Rasulullah ‫ ﷺ‬memandangnya dan
bersabda:
Barangsiapa yang tidak mengasihi maka ia tidak akan dikasihi.

(HR. Bukhari)

66
Hadis ini cukup masyhur dan sering dijadikan hadis hafalan
untuk anak-anak muslim di sekolah. Aku pribadi pernah
menghafal hadis ini ketika masih kecil, tapi aku baru tahu
bahwa ada kisah di balik sabda Rasulullah ‫ ﷺ‬ketika aku sudah
beranjak dewasa. Dan ketika membaca cerita di balik hadis ini,
reaksi aku rasanya langsung: Ya Allah, Rasul aku keren banget
sih.
Sebagaimana kita ketahui, tabiat orang Arab di masa
Jahiliyah cenderung keras. Terbukti dengan pengakuan al-
Aqra’ yang mengatakan bahwa ia memiliki sepuluh orang
anak, tapi tidak pernah mencium siapapun dari mereka.
Sebenarnya tidak masalah jika al-Aqra’ memiliki
pendapat pribadi seperti itu, atau jika ia ingin menceritakan
hal itu kepada orang lain juga sebenarnya tidak apa. Hanya
saja, timing yang dipilih agaknya kurang tepat, karena ia
memberi pernyataan seperti itu setelah melihat Rasulullah ‫ﷺ‬
mencium cucunya di depan matanya. Kalimat tersebut
pastinya membuat semua orang yang mendengarnya tidak
nyaman, ‘kan?
Respon yang diberikan oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬setelahnya
benar-benar menunjukkan wibawa dan kebijaksanaan. Beliau
tidak marah atau mengajak al-Aqra’ berdebat, beliau cukup
menatap pria tersebut, kemudian mengutarakan satu kalimat
yang langsung memutarbalikkan situasinya. Beliau bersabda,
“Barangsiapa yang tidak mengasihi maka ia tidak akan
dikasihi.”
Jlebb!
Setuju kan pembaca yang dirahmati Allah, Rasul kita
memang keren banget! 

67
Yuk, kita jatuh cinta …

Dengan sosok yang begitu lembut kepada


anak-anak!

68
‫‪Hadis no. 18‬‬

‫!‪Wahai Anas kecil‬‬


‫ََ كِ أََ َ دِ‪:‬‬
‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم ام كِ أَ كْ ََ اِ َلْم ااُ ََلََةا‪َََ ،‬أ كِ ََلَ اِ ْ َ كو ةما‬ ‫وَ م ا‬
‫َّ ََ مَ م َ‬ ‫ََ ٍَ َِ ََ َ‬
‫َّ َا أَ كَُ َََ‪َ ،‬و اِ ْ َ كف اِ أَ كٍ أَ كَُ َََ ال َّا أَ َم ََ اِ اب اِ ْ ا سَي م ا‬
‫َّ‬ ‫ال َحا ََ دَ‪ََ ََ ،‬لك َُ‪َ :‬و م ا‬
‫وٍ اِ‬‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم‪ َََ ََْ .‬كْ َُ َْ مّ أَ َم مَ عَ ََ اَ كَ َّ داٍ َو َ كم َْلك ََ ََ َ‬ ‫ََ مَ م َ‬
‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم ٍََك ََ ََ ٌَ اب ََ َف َاي ام كِ َو َِ اَِ‪،‬‬ ‫َّ ََ مَ م َ‬ ‫وَ م ا‬‫وِ‪ََ ،‬ا َََ َِ ََ َ‬ ‫َلَ ا‬‫س‬
‫ى‬
‫ََا ََ‪ َُ ََََ :‬كَ َِ َل َ كّ اِ َوُ ََو َِْك َح ََ‪ََ ََ ،‬ا ََ‪:‬‬
‫ى‬
‫ََ أََْْك َِ‪ ،‬أَ ََ َُ كَ َُ َْ كّ ََ أَ َم كَُ َََ؟‬
‫َّ‪ََ .‬ا ََ أََ َ لِ‪َ :‬و م ا‬
‫َّ ل َ ٍََك ٍَََ كم َُ َِ ات كَ َُ‬ ‫ََا ََ‪ََ :‬لك َُ‪ ََ َ ْ :‬كّ‪ ،‬أَََ أَ كَُ َََ ََ َِ ََو ََ م ا‬
‫ِ دُ ََ ََ كْ َُ َِ‬
‫ِ دُ َََْ كَ َُ َِ ال َّ ََ ََلك َُ َْ ََِ َو َْ ََِ‪ ،‬أَ كو ال َ ك‬
‫اَس اْ َن‪َ ،‬ما عَ ال كّ َُ َِ ََا ََ ال َ ك‬
‫ُ مَا ََ ََلك َُ َْ ََِ َو َْ ََِ‪.‬‬

‫‪69‬‬
Dari Anas:
Rasulullah ‫ ﷺ‬adalah orang yang paling baik akhlaknya. Pada
suatu hari beliau mengutusku untuk suatu keperluan. Aku
berkata (pada diriku sendiri): Demi Allah, aku tidak akan pergi.
Padahal di dalam hatiku ada keinginan untuk pergi
menunaikan perintah Nabiyullah ‫ﷺ‬. Maka aku keluar hingga
melewati anak-anak yang sedang bermain di pasar. Tiba-tiba
Rasulullah ‫ ﷺ‬memegang leherku dari belakang, Anas berkata:
Aku menoleh kepadanya dan beliau tersenyum, beliau
bersabda:
Wahai Anas kecil, apakah kamu telah pergi menunaikan apa
yang kuperintahkan padamu?
Anas berkata: Aku berkata: Ya, aku akan pergi wahai
Rasulullah. Anas berkata: Demi Allah, aku menjadi pembantu
beliau selama sembilan tahun, tidak pernah aku dengar beliau
berkata tentang sesuatu yang kulakukan: Mengapa kau
lakukan ini dan itu? Tidak pernah juga beliau berkata tentang
sesuatu yang aku tinggalkan: Lakukanlah ini dan itu.

(HR. Muslim)

70
Setelah Rasulullah ‫ ﷺ‬hijrah ke Madinah, Anas dibawa oleh
orang tuanya menemui beliau. Ditawarkan kepada beliau agar
Anas menjadi pembantunya. Di saat itu usia Anas masih belia,
namun ia memiliki kecerdasan dan adab yang sangat baik.
Ingatan sahabat Anas ibn Malik juga luar biasa, terbukti dari
kemampuannya menceritakan kisah yang dialaminya saat ia
masih kecil, hingga sampai hadisnya kepada kita.
Kisah ini adalah salah satu kejadian yang
menggambarkan akhlak mulia Rasulullah ‫ ﷺ‬terhadap
pembantu kecilnya, Anas.
Suatu hari, ketika Rasulullah ‫ ﷺ‬menyuruh Anas
melakukan sesuatu, Anas bertekad untuk tidak pergi, padahal
suara hatinya menyuruhnya untuk pergi. Maklumlah,
namanya juga anak-anak ya. Mungkin di saat itu ia sedang
tidak mood mengerjakan tugas. Meski suara hatinya
sebenarnya tahu dan mau menaati perintah majikannya.
Alih-alih segera menunaikan tugas, Anas malah pergi ke
pasar dan melihat anak-anak kecil lainnya sedang bermain.
Again, namanya juga anak-anak, pasti lebih suka bermain
dibanding mengerjakan tugas.
Sayangnya, tindakan Anas ini diketahui oleh Rasulullah ‫ﷺ‬.
Tiba-tiba saja Anas merasa lehernya dipegang oleh seseorang,
begitu menoleh, didapatinya majikannya sedang menatap
wajahnya.
“Ups, ketahuan deh,” mungkin itu yang Anas pikirkan.
Biasanya, ketika seorang majikan atau bos
memerintahkan sesuatu kepada bawahannya, lalu
bawahannya ini tidak menunaikannya, dan sang majikan
berhasil memergoki si bawahan sedang melalaikan tugas,
pastinya majikan itu akan menunjukkan kekesalannya, lalu

71
mengomeli atau minimal menegur bawahannya atas
tindakannya tersebut.
Namun, Rasul kita yang mulia, sama sekali tidak
melakukan hal tersebut begitu memergoki pembantunya
melalaikan tugas. Beliau justru menatap anak itu sambil
tersenyum, kemudian beliau bertanya, “Wahai Anas kecil,
apakah kamu telah pergi menunaikan apa yang
kuperintahkan padamu?”
Panggilan yang dipilih saja menunjukkan kasih sayang
dan kelembutan yang luar biasa. “Anas kecil” katanya
Setelah itu, beliau tidak memerintahkan Anas untuk pergi,
akan tetapi justru bertanya apakah Anas sudah melakukan
tugasnya atau belum. Hal ini sejalan dengan kesaksian Anas
yang berkata, “Tidak pernah aku dengar beliau berkata
tentang sesuatu yang kulakukan: Mengapa kau lakukan ini
dan itu? Tidak pernah juga beliau berkata tentang sesuatu
yang aku tinggalkan: Lakukanlah ini dan itu.”
Anas ibn Malik menjadi pembantu Rasulullah ‫ ﷺ‬selama
sembilan tahun lamanya, tapi tidak pernah ia lihat dari beliau
kecuali perlakuan yang sangat baik dan akhlak yang indah
dan mulia.
Pernahkah kita melihat seorang majikan yang lebih baik
dari baginda?

72
Hadis no. 19

Apa yang dilakukan oleh burung kecil?


: ََ ‫َّ ََ كْ َِ ََا‬ َ ‫اك َِ ا‬
َ‫ي م‬ ‫ََ كِ أََ َ اِ كْ اِ َم ا د‬
:‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم ل َ ََِّا ال َََْا َْ مّ ْ َ ََو ََ ا أٍَد اِ ََ اغ در‬
َ ‫َ كٍ ََ ٍَ َلْم ا سي ََ مَ م‬
‫ى‬
‫ َما ََ ََ َِ َلْسغ ك ََر؟‬،‫ََ أَ ََ َ َّ ك در‬
Dari Anas ibn Malik radhiyallahu 'anhu, dia berkata:
Nabi ‫ ﷺ‬biasa bergaul dengan kami, hingga beliau pernah
bersabda kepada saudaraku yang masih kecil:
Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan oleh Nughair (burung
kecil)?

(HR. Bukhari)

73
Abu Umair merupakan adik dari Anas ibn Malik yang masih
kecil. Ia mempunyai peliharaan seekor burung kecil yang
biasa diajak bermain. Suatu hari, burung kecil itu mati, Abu
Umair merasa sedih karena kehilangan teman kecilnya.
Rasulullah ‫ ﷺ‬melihat bocah kecil yang tampak murung,
ditanyakanlah kepada keluarganya, mengapa Abu Umair
bersedih? Setelah diberi tahu, Rasulullah ‫ ﷺ‬menghampirinya
dan berkata kepadanya, “Wahai Abu Umair, apa yang
dilakukan oleh Nughair (burung kecil)?”
Percaya tidak percaya, dari kisah sesingkat ini saja, salah
seorang ulama bisa mengambil 60 hukum, pelajaran dan
hikmah.
Kita tidak akan membahas semua hukum dan pelajaran
yang ditemukan oleh ulama tersebut, karena agaknya itu bisa
menjadi satu buku sendiri ya.
Aku akan fokus ke beberapa aspek yang membuatku
kagum akan sosok beliau yang mulia:
1. Beliau itu sibuk, loh. Sangat sibuk malah. Beliau
merupakan seorang Rasul, utusan Allah di muka bumi,
juga seorang pemimpin dan kepala negara Islam saat itu.
Banyak sekali tugas yang beliau emban dan harus beliau
kerjakan. Pasti beban pikiran beliau begitu banyak dan
begitu besar. Banyak masalah yang harus dipikirkan,
masalah yang jauh lebih penting dari seekor burung
peliharaan anak kecil yang baru mati.
2. Akan tetapi, masalah yang di mata kita terlihat sepele,
sejatinya merupakan masalah yang besar di mata Abu
Umair kecil. Dan Rasulullah ‫ ﷺ‬yang mulia memahami hal
tersebut dan memakluminya. Karena itu beliau rela
menyisihkan waktunya untuk menunjukkan
kepeduliannya terhadap masalah si bocah kecil.
74
3. Dari sini kita belajar, jangan pernah menyepelekan
masalah orang lain, meski di mata kita terlihat sangat
kecil dan tidak signifikan. Contohlah Rasul kita, dan
bersikaplah empatik terhadap masalah orang lain, sekecil
apapun masalahnya menurut kita.
4. Kepedulian beliau terhadap umatnya mencakup yang tua,
dewasa, remaja hingga yang masih belia. Kasih sayang
beliau meliputi semua. Semua di mata beliau penting dan
berharga, tidak peduli siapapun dia, berapapun usianya.
5. Kata-kata yang dipilih oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam
menghibur anak kecil yang sedang bersedih
menunjukkan kebijaksaan beliau. Rasulullah ‫ ﷺ‬tidak
berkata, “Apa yang kau lakukan terhadap Nughair?”
karena kata-kata tersebut menyiratkan bahwa kematian
si burung disebabkan oleh sesuatu yang dilakukan oleh
sang bocah. Bentuk kalimat seperti itu dikhawatirkan
akan membawa efek psikologis negatif sehingga sang
bocah akan semakin bersedih dan merasa bersalah atas
kematian burung peliharaannya.
Akan tetapi, beliau berkata, “Apa yang dilakukan oleh
Nughair?” Beliau menjadikan burung kecil sebagai fa’il atau
pelaku dari suatu perbuatan, kata-kata beliau memberi pesan
tersirat bahwa kematian si burung bukanlah kesalahan Abu
Umair. Sang bocah diharapkan untuk tidak berlarut dalam
kesedihan setelah berpisah dengan burung kecilnya.
Penjabaran di atas hanya segelintir pelajaran yang bisa
diambil dari kisah Abu Umair dan Nughair. Dengan membaca
cerita tersebut, kita bisa melihat sendiri betapa lembut dan
bijaknya beliau bersikap dengan member mungil dari umatnya

75
Hadis no. 20

Sentuhan kedua tangan beliau


:ََ ‫ََ كِ ََا اْ اَ كْ اِ َ َم ََ ََ ََا‬
‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم ََ َا ََ ك أََ َوَ َ مم َ َََ َِ َ ََ أَُ ا اكه‬
َ ‫َّ ََ مَ م‬ ‫ََل م كّ َُ َم َُ َِ ََوَا م ا‬
‫ى‬
،َ ‫ ََا كَس َُ كَ ََ َ َه او ك َد لٍَ ََ ََ ََ َِ ْ َ كّ ََ ََ ٍََ كمي أَ ٌَ اٍ ا كم َوَ اٌٍة َ َوَ اٌٍة‬،َََِ ‫َوَ َََ كْ َُ َم‬
‫ ََ َو ٍََك َِ ال َّ اٍ اِ َْ كََةَ أَ كو اِحةا َ أَْ م َّا أََ َكَ َ َها‬:ََ ‫ ََا‬،‫ َو أَ مما أَََ ََ َّ ََ ََ َ ياٍَي‬:ََ ‫ََا‬
.ِ‫ام كِ َْ كؤْ َ اَ ََ مَ دا‬
Dari Jabir ibn Samurah, dia berkata:
Aku pernah ikut shalat bersama Rasulullah ‫ ﷺ‬pada shalat
zuhur. Setelah itu beliau keluar untuk menemui istrinya dan
aku pun turut menyertainya. Beliau lalu disambut oleh
beberapa anak kecil dan beliau pun mengusap kedua pipi
mereka secara bergantian. Jabir berkata: Beliau juga
mengusap pipiku. Jabir berkata: Maka aku mendapati tangan
beliau dingin dan harum, seakan beliau baru
mengeluarkannya dari wadah milik penjual minyak wangi.

(HR. Muslim)

76
Kasih sayang Rasulullah ‫ ﷺ‬terhadap kalangan anak-anak dari
umat beliau terbukti dari kisah yang diceritakan oleh Jabir di
atas.
Beliau menyempatkan diri mengusap pipi anak-anak yang
menyambut beliau satu persatu, membuat hati tiap dari anak-
anak itu merasa senang dan bahagia.
Terbayang, kalau kita di posisi anak-anak tersebut,
kemudian Rasul, pemimpin dan kepala negara kita
menyambut hangat kedatangan kita, dan mengusap wajah
kita satu persatu dengan tangannya yang lembut, dingin dan
sangat harum?
Bagaimana mungkin hati kita tidak berbunga-bunga?

77
Hadis no. 21

Dibonceng olehnya
: ََ ‫َّ ََهك َ َّا ََا‬ َ ‫ََ كِ َ كْ اِ ََ مَ داُ َِ ا‬
َ‫ي م‬
ٍ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم َمِم ََ َ كَس َُ كَ ََلَ كُ َِ أَغَ كّ ال َّ ََ ب َ اِ ََ كَ ا‬ َ ‫ل َ مّا ََ اٍ َِ َلْم ا سي ََ مَ م‬
.َِ‫ ََ َح َّ َِ َوَ اٌٍة َ ب َ ك َن ٍََْ ْك اِ َوَآَ َََ ََلك َف‬،َ‫َلك َّ مَ ال ا‬
Dari Ibn Abbas radhiyallahu 'anhuma, dia berkata:
Ketika Nabi ‫ ﷺ‬datang ke kota Mekkah, beliau disambut oleh
anak-anak kecil bani Abdul Mutthalib, lalu beliau
memboncengkan salah satu dari mereka di depan dan yang
lainnya di belakang beliau.

(HR. Bukhari)

78
Hadis di atas benar-benar membuktikan bahwa Rasulullah ‫ﷺ‬
mengetahui cara berlaku dengan anak-anak.
Again, aku akan minta pembaca yang disayang Allah
untuk membayangkan scene tersebut.
Rasulullah ‫ ﷺ‬baru tiba ke Mekkah setelah perjalanan
yang panjang dan melelahkan. Beliau disambut oleh anak-
anak dari bani Abdul Muthalib, yakni bocah-bocah saudara
yang memiliki kekerabatan dengan beliau.
Melihat sambutan mereka yang antusias, aku bisa duga
hal pertama yang beliau lakukan pasti tersenyum kepada
mereka. Senyuman yang sangat lembut dan penuh kasih
sayang pastinya membuat anak-anak yang melihatnya
semakin semangat menyambut kedatangannya.
Tidak cukup sampai di sana, beliau lanjut membuat anak-
anak kecil itu merasa lebih istimewa dan berharga. Beliau pilih
dua di antara mereka, kemudian beliau boncengkan mereka,
satu anak di depan, satu anak di belakang.
Terbayang hati dua anak kecil itu melambung tinggi
bahagia. Semua mata yang tertuju kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬tentu
tertuju kepada mereka juga. Semakin merasa berhargalah
mereka, semakin cintalah mereka dengan saudara mereka,
sang Nabi, sang Rasul, sang pemimpin yang begitu lembut dan
lapang hatinya.

79
Hadis no. 22

Ketika beliau mendengar tangisan bayi


: ََ ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم ََا‬
َ ‫ ََ كِ َلْم ا ا يي ََ مَ م‬،ََََ ‫ََ كِ أَ اِ َََُا‬
ِ‫ َََأ َ َج مو ََ ا‬،‫َلِ ا ا يي‬
‫َلِ َا اَ أَ اٍَِْ أَ كٍ أَ ََ ي او ََ اَهَا َََأ ك َم َُ َْ ََ َُ م‬
‫َ ا يِ أَََو َِ اِ م‬
‫ى‬
.ِ‫ََ َا اِ َْ َََ اُ َّ ََ أَ كٍ أَ ََ مِ عَ ََ أَ ايم ا‬

Dari Abu Qatadah, dari Nabi ‫ ﷺ‬beliau bersabda:


Suatu saat aku sedang mendirikan shalat dan ingin
memanjangkannya, namun aku mendengar tangisan bayi.
Maka aku pendekkan shalatku karena khawatir akan
memberatkan ibunya.

(HR. Bukhari)

80
Beberapa hal yang perlu kita cermati ketika membaca hadis
tadi.
Pertama, Rasulullah ‫ ﷺ‬merupakan imam dalam shalat
yang dilaksanakan saat itu. Jumlah jamaahnya tidak hanya
satu dua orang, melainkan jumlah yang besar, mencakup
kaum Adam dan kaum Hawa. Sehingga keputusan Rasulullah
‫ ﷺ‬dalam memendekkan atau memanjangkan shalat sejatinya
akan berpengaruh kepada semua orang yang shalat di
belakang beliau.
Kedua, kita ketahui bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬mendapat
kebahagiaan dalam ibadah shalat, sebagaimana sabda beliau:
Dijadikan penyejuk mataku (kebahagiaanku) dalam shalat.
Sehingga jika ditanya apa yang Rasulullah ‫ ﷺ‬pribadi inginkan,
pastinya beliau memilih untuk berlama-lama menunaikan
ibadah tersebut.
Akan tetapi, ketika beliau sedang mengimami shalat dan
mendengar suara tangisan bayi, hati beliau yang lembut dan
jiwa beliau yang besar mendorong beliau untuk
memendekkan shalatnya. Mengapa? Karena begitu besarnya
kasih sayang beliau kepada seluruh umatnya, termasuk yang
bayi dan wanita.
Beliau khawatir ibu sang bayi akan merasa sedih dan sulit
khusyuk dalam shalatnya sementara fokusnya terpecah
terhadap sang bayi yang menangis. Kasih sayang beliau
sejatinya mencakup si bayi juga, beliau tidak membiarkan si
bayi lama menangis sendirian karena sang ibu yang sedang
shalat tidak mampu menenangkannya.
Demi sang ibu dan bayinya, beliau rela mempersingkat
shalatnya dan shalat semua jamaah yang bersamanya. Se-
caring dan se-selfless itu loh beliau

81
Yuk, kita jatuh cinta ...

Dengan gentleman yang begitu


memuliakan kaum wanita!

82
Hadis no. 23

Setelah shalat selesai


:‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم‬
َ ‫ََ كِ أَ ياِ ََلَ َّ ََ ََ كوِا َلْم ا ا يي ََ مَ م‬
ِ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم َْ مِ َ َََ ََل م كّ َِ ام ك‬
َ ‫َّ ََ مَ م‬ ‫أَ مٍ َل اْ ي ََا َُ اِ ََهك اٍ َِ ََوَا م ا‬
‫ى‬
ِ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم َو َم كِ ََ مَ ام ك‬ َ ‫َّ ََ مَ م‬ ‫وَ م ا‬ َ ََ َِ َُ َََ‫ َوث‬،َِ ّ‫َلك َّ كِ َُوب َ اَ ََ ك‬
.َ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم ََا َِ ي اَلَ ََ َا‬ ‫وَ م ا‬
َ ‫َّ ََ مَ م‬ َ ََ َِ َِ ‫ ََا َََ ََا‬.َّ
َ ‫ي اَلَ ََاَا َما ََا َُ م‬
‫ى‬
Dari Ummu Salamah istri Nabi ‫ﷺ‬:
Bahwa para wanita di zaman Rasulullah ‫ ﷺ‬jika mereka telah
selesai dari shalat fardhu, maka mereka segera beranjak pergi
sementara Rasulullah ‫ ﷺ‬dan kaum laki-laki yang shalat
bersama beliau tetap diam di tempat sampai waktu yang Allah
kehendaki. Kemudian jika Rasulullah ‫ ﷺ‬bangkit untuk pergi
maka para laki-laki pun ikut bangkit.

(HR. Bukhari)

83
Masih tentang kebijakan yang Rasulullah ‫ ﷺ‬terapkan dalam
shalat berjamaah, istri beliau Ummu Salamah menceritakan
bagaimana Rasulullah ‫ ﷺ‬yang gentleman menjaga kaum
wanita dari umatnya sedemikian rupa.
Begitu shalat fardhu berjamaah selesai ditunaikan, kaum
wanita segera beranjak dan pulang, sementara kaum laki-laki
bersama beliau diam di tempat mereka di masjid. Setelah
beberapa lama, Rasulullah ‫ ﷺ‬bangkit dan para laki-laki ikut
bangkit dan pergi melanjutkan kegiatan mereka masing-
masing.
Apa hikmah yang aku dapatkan dari hadis ini?
Kebijakan ini sejatinya menjaga para jamaah wanita
sehingga mereka tidak perlu berdesak-desakan atau berebut
jalan pulang dengan jamaah pria. Kebijakan ini juga menjaga
para jamaah wanita dari tatapan jamaah pria. Ya, pastinya
para sahabat menerapkan ghaddul bashar atau
menundukkan pandangan, akan tetapi hal itu tidak menutup
kemungkinan terjadinya fitnah jika kaum laki-laki dan
perempuan keluar di waktu yang sama, apalagi jika jumlah
mereka sangat besar hingga harus berdesakan untuk pulang,
‘kan?
Menurutku itu adalah salah satu hikmah dan
kebijaksanaan Rasulullah ‫ ﷺ‬yang sangat menghargai wanita
dan memuliakannya. Kalau menurut pembaca sendiri,
bagaimana?

84
Hadis no. 24

Ketika sepupu beliau menatap seorang wanita


: ََ ‫َّ ََهك َ َّا ََا‬
َ‫ي م‬ ‫ََ كِ ََ كَ اٍ م ا‬
َ ‫َّ كْ اِ ََ مَ داُ َِ ا‬
ِ‫ ََ ََا َُ كِ َ كم ََ أَ لَ ام ك‬،‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم‬َ ‫َّ ََ مَ م‬ ‫ََ ٍَ َلكفَِك َِ َِ اَ َْْ َِ ََوَا م ا‬
ِ‫َّ عَلَ كّ ا‬
َ ‫ َو َْ ََ َِ َلْم ا سي ََ مَ م‬،ِ‫ ََ ََ ََ َِ َلكفَِك َِ ْ َ كْ َُ ََ َل َهك َا َوَُ كْ َُ ََ َل َ كّ ا‬،َّ ََ ََ‫َ ك‬
‫ى‬ ‫ى‬
ٍ‫ َ م‬،َّ ‫ ََ َِ ََو ََ م ا‬:ُ‫ ََ ََال َ ك‬،َ‫َلَ ي اِ ََآ ََ ا‬ ‫ر َُ َو كَ َِ َلكفَِك اِ َ ََ ا ي‬ ‫َو ََ م َم ْ َ ك ا‬
‫ى‬ ‫ى‬
ََ َ‫َّ عَ ََ اَ ََا اَ اِ اِ َلك َح ي اّ أََ َكِ َْ كُ أَ اِ ََس كِّةا ََْ ةارَ َا َْْكََ َُ ع‬ ‫ََ اََِْ ََ م ا‬
. ‫ َو ََ ا َك اِ َْ مَ اَ َلك َوَََُا‬.ّ‫ ْ َ ََ ك‬:ََ ‫ أََََأ َْ سّ ََ كَِْ؟ ََا‬،‫مَلََ اٌ َ اة‬
Dari Abdullah ibn Abbas radhiyallahu 'anhuma, dia berkata:
Ketika al-Fadhl membonceng di belakang Rasulullah ‫ﷺ‬,
datanglah seorang wanita dari kabilah Khasy'am, al-Fadhl
memandang kepadanya dan wanita itu juga memandang
kepadanya, maka Nabi ‫ ﷺ‬memalingkan wajah al-Fadhl ke
arah lain. Kemudian wanita tersebut bertanya: Wahai
Rasulullah, sesungguhnya kewajiban dari Allah atas hamba-
hamba-Nya untuk melaksanakan haji datang saat bapakku
sudah tua renta, dan dia tidak akan mampu bertahan di atas
85
hewan tunggangan, apakah aku boleh melaksanakan haji
untuknya? Beliau menjawab: Ya. Peristiwa ini terjadi ketika haji
wada.

(HR. Bukhari)

86
Hadis ini, terutama bagian awalnya adalah salah satu hadis
yang sukses membuat aku tersenyum lebar saat
membacanya.
Al-Fadhl ibn Abbas adalah sepupu Rasulullah ‫ﷺ‬, putra
pertama dari paman beliau al-Abbas, kakak dari perawi hadis
ini, Abdullah ibn Abbas.
Kejadian ini terjadi pada tahun haji wada, ketika itu
Rasulullah ‫ ﷺ‬memboncengkan al-Fadhl sepupunya di atas
hewan tunggangannya. Kemudian, datanglah seorang
perempuan yang hendak menemui Rasulullah ‫ ﷺ‬untuk
menanyakan suatu perkara kepada beliau. Kebetulan saja
beliau sedang berada di atas hewan tunggangannya, bersama
sepupu beliau di belakangnya.
Mungkin gadis itu cantik atau menarik, atau mungkin al-
Fadhl merupakan pemuda yang tampan, wallahu ‘alam, yang
jelas, terjadi saling memandang antara keduanya.
Rasulullah ‫ ﷺ‬ternyata menyadari hal itu. Untuk
menghentikan acara tatap-menatap antara dua manusia
yang tidak mahram dan tidak juga halal tersebut, beliau
mengulurkan tangannya yang mulia dan memalingkan wajah
al-Fadhl ke arah yang lain, membuatnya terpaksa berhenti
menatap sang gadis saat itu juga.
Membayangkan adegan ini membuat aku sulit menahan
senyuman. Kisah ini membuat aku merasa gemas dan kasihan
juga dengan al-Fadhl yang agaknya merasa malu setelah
dipalingkan wajahnya oleh baginda
Di waktu yang sama, kejadian ini membuat aku semakin
kagum terhadap cara didik Rasulullah ‫ ﷺ‬dan bagaimana
beliau menjaga dan memuliakan para wanita, bahkan dari
tatapan saudara sepupu yang disayanginya sekalipun.

87
Hadis no. 25

Tangan yang lembut, hati yang mulia


:ُ‫ََ كِ عَاِاََ ََ ََال َ ك‬
‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم ََْكًةا ََّس اب َّ اٍ اِ َو َا َ كم ََ أَ ةَ َو َا‬ ‫وَ م ا‬
َ ‫َّ ََ مَ م‬ َ ََ َِ َِ ‫ر‬
َ َ ‫َما‬
ِ‫ي لُ ََّس ََ َّ كْ َُ اَ َّ ام ك‬ ‫ َو َما اّْ َِ امَك َِ َ ك‬،َّ ‫اِّ م ا‬ ‫ََا اَ ةما َ ما أَ كٍ َ َجا اٍَُ اِ َََ ا‬
‫ى‬
.ِ‫َّ ََ َّ كْ َُ اَ َّ ا م اّ ََ مَ َو ََ م‬ ‫ََا اْ اَ اِ ىَ ما أَ كٍ َْْكََ َ ََ َ ك‬
‫ي لُ ام كِ َم َح ااِ اِ م ا‬
Dari Aisyah, dia berkata:
Rasulullah ‫ ﷺ‬sama sekali tidak pernah memukul dengan
tangannya seorang wanita maupun seorang pembantu pun,
kecuali saat berjihad di jalan Allah. Beliau tidak pernah
membalas suatu kesalahan yang dilakukan seseorang kecuali
bila keharaman-keharaman Allah dilanggar, beliau membalas
karena Allah 'azza wa jalla.

(HR. Muslim)

88
Cukuplah kesaksian Aisyah sebagai bukti kelembutan beliau
terhadap kaum Hawa. Tangan beliau yang mulia tidak pernah
sekalipun digunakan untuk memukul seorang wanita.
Dari kesaksian Aisyah juga kita bisa mencermati jiwa
besar beliau yang pemaaf.
Jika seseorang berbuat salah atau menyakiti beliau
secara pribadi, beliau tidak pernah membalasnya. Tidak ada
keinginan untuk menyakiti orang yang menyakitinya, tidak
ada harapan agar orang yang melukai beliau juga terluka.
Beliau hanya akan menetapkan balasan bagi kesalahan-
kesalahan yang berupa pelanggaran terhadap hukum Allah
ta’ala.
Betapa sempurnanya akhlak beliau yang mulia!

89
Yuk, kita jatuh cinta ...

Dengan sosok guru teladan!

90
Hadis no. 26

Hari belajar khusus untuk para wanita


: ‫ََ كِ أَ اِ ََ اَّ دٍ َلك ٍَِك اِ ا يي‬
‫ ََا كْ ََ كِ لََْا‬،َ‫ غَلَ َََْا عَلَ كّ ََ ي اَلَ ََ َا‬:‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم‬ َ ‫ََال َ كُ َل اْ ي ََا َُ اّلْم ا ا يي ََ مَ م‬
.َِ‫ ََ َو ََ َُه مَِ َو أَ َم ََُ م‬،ِ‫ ََ َوعٍََ ُ مَِ ْ َ كو ةما ل َ اَهَ َ مِ اَّ ا‬.ََ َ‫ْ َ كو ةما ام كِ ْ َ كف ا‬
Dari Abu Sa'id al-Khudri:
Kaum perempuan berkata kepada Nabi ‫ﷺ‬: Kaum lelaki telah
mengambil (kesempatan) kami untuk bertemu denganmu,
maka jadikanlah bagi kami satu hari untuk bertemu
denganmu. Maka beliau menjanjikan kepada mereka suatu
hari, dan beliau menemui mereka, lalu beliau memberi nasihat
kepada mereka dan memerintahkan kepada mereka.

(HR. Bukhari)

91
Kali ini kita diceritakan tentang sosok Rasulullah ‫ ﷺ‬sebagai
guru teladan kita semua.
Dari hadis ini, kita bisa mendapat beberapa hikmah
tentang sistem pendidikan Rasulullah ‫ﷺ‬, seperti:
1. Beliau mendengarkan keluh kesah dari murid-muridnya
dan memberikan perhatian terhadap masalah yang
mereka hadapi. Ketika kaum wanita mengeluhkan
kesempatan berguru kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬yang mereka
lihat dimonopoli oleh kaum laki-laki, Rasulullah ‫ ﷺ‬tidak
mengabaikan permasalahan tersebut.
2. Beliau menerima masukan dari murid-muridnya demi
pembelajaran yang lebih baik. Ketika kaum wanita
mengusulkan ide agar dikhususkan satu hari untuk
mereka, Rasulullah ‫ ﷺ‬menyambut ide tersebut dan
menerimanya.
3. Beliau adalah guru yang adil dan tidak pilih kasih. Beliau
tidak mengedepankan satu kelompok di atas yang
lainnya. Bagi beliau semua muridnya sama pentingnya.
Karena itu, ketika kaum wanita meminta satu hari khusus
untuk belajar dengan beliau, beliau mengabulkan
permintaan mereka, menemui mereka, memberi mereka
perintah dan nasihat yang berharga.

92
‫‪Hadis no. 27‬‬

‫‪Cara beliau menegur sahabat yang melakukan‬‬


‫‪kesalahan‬‬

‫ََ كِ َم ََا اوْ َ ََ كْ اِ َلك َح َ ام س‬


‫َلَلَ اّ ي اي ََا ََ‪:‬‬
‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم َ كَ ََ ََ َِ َِ ََ لِ ام كِ َلك ََ كو اِ‬
‫َّ ََ مَ م َ‬ ‫بَْكََا أَََ أَ ََ ا يي َم َُ َِ ََوَا م ا‬
‫ى‬
‫َّ‪َ ََ ََ .‬م ااِ َلك ََ كو َِ ابَأبك َِ ااِ ا كم ََ ََلك َُ‪َ :‬وَث ك َ‬
‫َل أَ ايم َّا كِ َما َََأنَ َ كم‬ ‫ََ ََلك َُ‪ :‬يَ كَ َ َم ََ م َ‬
‫وٍ ابَأْك اٍ اه كّ عَ ََ أََكَِا اَ ا كم‪ََ .‬لَ مّا َِ أَ كيََ َ كّ َْ َِ ايّ َُوْ اَِ‬ ‫وٍ َ َ مِ؟ ََ ََ ََلَوَ ْ َ ك ا‬
‫ربَ َ‬ ‫َُ كْ ََُ َ‬
‫َ ى‬
‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم‪ ََ ،‬اََأ اِ ُ ََو َو أَ ايمي‪،‬‬ ‫َّ ََ مَ م َ‬ ‫وَ م ا‬ ‫لَ اِ ا يِ ََ َِ سُ‪ََ .‬لَ مّا ََ مَ َِ ََ َ‬
‫َما َِ أَْك َُ َم ََ ال ي ةّا ََ كَ َ َه َو َا ب َ كٍََ َِ أَ كْ ََ َِ َُ كَ اليةا امَكَِ‪َ ََ ،‬و م ا‬
‫َّ َما َْه َََ اِ َو َا َ َ‬
‫رب َ اِ‬
‫َو َا ََس َُ َّ اِ‪ََ .‬ا ََ‪:‬‬
‫ي لُ ام كِ َ َل اِ َلْم ااُ‪ َْ ،‬م َّا ُ ََو َلِ م كََ َاَّ‬
‫ى‬ ‫َلِ َا ََ َا ْ َ كِلَ ََ اَهَا َ ك‬
‫َ مٍ َُ اِ اِ م‬
‫ى‬
‫َوَلُم كَِ َار َو اَ َََ َُ ََ َلك ََ كََ آ اٍ‪.‬‬
‫‪Dari Mu’awiyah ibn al-Hakam al-Sulami, dia berkata:‬‬
‫‪, tiba-tiba ada‬ﷺ ‪Ketika aku sedang shalat bersama Rasulullah‬‬
‫‪seorang laki-laki dari kaum yang bersin. Aku ucapkan:‬‬
‫‪93‬‬
Yarhamukallah. Maka seluruh jamaah menujukan
pandangannya kepadaku. Aku berkata: Aduh, celakalah ibuku.
Mengapa kalian semua melihat kepadaku? Mereka lalu
menepukkan tangan mereka pada paha mereka. Setelah itu
barulah aku tahu bahwa mereka menyuruhku diam, maka aku
diam. Tatkala Rasulullah ‫ ﷺ‬selesai shalat, semoga ayah dan
ibuku menjadi tebusannya (ungkapan sumpah Arab), aku
belum pernah melihat seorang pendidik sebelum maupun
sesudah beliau yang lebih baik pengajarannya daripada beliau.
Demi Allah, beliau tidak menghardikku, tidak memukul dan
tidak pula memakiku. Beliau bersabda:
Sesungguhnya shalat ini tidak pantas di dalamnya ada
percakapan manusia, karena shalat itu hanyalah berisi tasbih,
takbir dan bacaan Al-Qur'an.

(HR. Muslim)

94
Kisah ini merupakan salah satu kisah yang agaknya lucu dan
penuh dengan hikmah. Sahabat Mu’awiyah ibn al-Hakam
mengisahkan pengalamannya ketika melakukan suatu
kesalahan dalam pelaksanaan shalat, yakni berbicara,
padahal berbicara tidaklah diperkenankan dalam shalat.
Para sahabat yang lain berusaha menegurnya dengan
menatap kepadanya, akan tetapi tatapan mereka–yang
dalam bayangan aku nampaknya mengintimidasi–justru
membuatnya bingung. Ia malah bertanya, “Mengapa kalian
semua melihat kepadaku?”
Terbayang hati para sahabat yang sudah gemas, ingin
menghentikan teman mereka tapi kesulitan karena mereka
sendiri juga sedang shalat. Posisi mereka makmum di
belakang Rasulullah ‫ ﷺ‬yang mengimami mereka. Mungkin
muncul juga kekhawatiran, jika Mu’awiyah tidak berhenti
bicara, nanti Rasulullah ‫ ﷺ‬akan marah dibuatnya.
Para sahabat pun mulai menepuk tangan ke atas paha
mereka, berharap Mu’awiyah memahami isyarat yang
mereka berikan. Syukurlah, akhirnya Mu’awiyah paham dan
berhenti bicara.
Selesai shalat, bisa kita bayangkan suasana menjadi
hening sejenak. Semua menunggu, apa yang akan Rasulullah
‫ ﷺ‬lakukan? Akankah beliau menegur atau memarahi
Mu’awiyah atas tindakannya?
Terbayang, yang paling takut pasti Mu’awiyah sendiri.
Kalau dalam bahasa kita, mungkin yang berputar di benaknya
seperti ini, “Duh, habis deh aku, pasti akan dihardik setelah ini.
Kalau nggak dihardik ya dipukul, kalau nggak dipukul ya
minimal dimaki-maki. Siap-siap aja deh pokoknya.”
Ternyata oh ternyata, kekhawatiran Mu’awiyah terbukti
salah! Apa yang didapati dari respon Rasulullah ‫ ﷺ‬justru
95
membuatnya terkagum-kagum terhadap sosok guru
panutannya. Mu’awiyah menjelaskan, “Aku belum pernah
melihat seorang pendidik sebelum maupun sesudah beliau
yang lebih baik pengajarannya daripada beliau. Demi Allah,
beliau tidak menghardikku, tidak memukul dan tidak pula
memakiku.”
Beliau cukup menjelaskan dengan lembut, “Sesungguhnya
shalat ini tidak pantas di dalamnya ada percakapan manusia,
karena shalat itu hanyalah berisi tasbih, takbir dan bacaan Al-
Qur'an.”
Benar-benar sosok guru terbaik yang pernah ada! 

96
Hadis no. 28

Guru yang sangat caring terhadap muridnya


:‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم‬
َ ‫ ََا ََ اِ َلْم ا سي ََ مَ م‬،‫َّ ََهك َ َّا‬ ‫ََ كِ ََ كَ اٍ م ا‬
َ ‫َّ كْ اِ َ كّ دَو َِ ا‬
َ‫ي م‬
‫أَل َ كّ أََ َ ككر أَْ َمَ َُ ََو َِ َّل م كّ َِ َوُ ََِو َِ َلهم َ َاِ؟‬
:ََ ‫ ََا‬.‫ َ ا يِ أََك ََ َِ ََ ا َك‬:َُ ‫ََلك‬
‫ى‬
،‫ َوَ مٍ الَْ كف اَ ََ ََْيا‬،ََ ََ ‫ َوْ َ افه كَُ ْ َ كف‬،ََ َْ ّ‫ََاْ َمَ َ َََ ََ ََلك َُ ََ ا َك َجَ َّ كُ ََ ك‬
‫ى‬ ‫ى ى‬
.‫ َوََ كّ َو َمك‬،َ‫ ََ َِ كّ َو أََك اَ ك‬،‫كك ََْيا‬ َ ‫َو ا أَُ ا‬
Dari Abdullah ibn 'Amr radhiyallahu 'anhuma: Nabi ‫ﷺ‬
bersabda kepadaku:
Benarkah aku diberi tahu bahwa kamu selalu mendirikan
shalat di malam hari dan berpuasa pada siang harinya?
Aku menjawab: (Benar), sesungguhnya aku melakukan hal
tersebut. Beliau bersabda:
Sesungguhnya jika kamu melakukan hal tersebut (terus-
menerus) maka matamu akan cekung dan jiwamu akan lelah,
dan sesungguhnya dirimu mempunyai hak dan keluargamu

97
juga mempunyai hak, maka berpuasalah dan juga berbukalah,
bangunlah (untuk shalat malam) dan juga tidurlah.

(HR. Bukhari)

98
Cuplikan percakapan antara Abdullah ibn ‘Amr dan Rasulullah
‫ ﷺ‬menjadi bukti nyata besarnya rasa sayang dan peduli
Rasulullah ‫ ﷺ‬terhadap setiap muridnya.
Setelah mendengar informasi bahwa Abdullah ibn ‘Amr
selalu mendirikan shalat malam dan puasa di siang harinya,
beliau mengajak muridnya itu berbicara dan mengkonfirmasi
kebenaran informasi yang sampai kepadanya.
Coba deh, kalau di posisi Abdullah, guru kita memanggil
kita untuk mengkonfirmasi suatu informasi yang ia dengar
tentang kita, pastinya akan muncul rasa senang dan respect
terhadap guru itu, bukan? Senang karena mendapatkan
perhatian khusus dari sang guru, jadi merasa berharga juga
karena sang guru mau menyisihkan waktunya khusus untuk
membahas perkara yang menurutnya penting tentang kita.
Respect karena sang guru melakukan konfirmasi dulu
kebenaran informasi yang didapatkannya, tidak langsung
menghakimi atau mengomeli kita tanpa terlebih dahulu
menanyakan duduk perkaranya. Sikap itu membuat kita
merasa dihargai, sehingga muncullah rasa respect balik ke
guru kita.
Setelah mendapat kepastian bahwa informasi itu benar,
Rasulullah ‫ ﷺ‬menasihati Abdullah agar tidak mengerjakan
amalan yang dinilai berlebihan tersebut. Beliau menunjukkan
kekhawatirannya terhadap kesehatan mental dan fisik
muridnya, beliau katakan, “Sesungguhnya jika kamu
melakukan hal tersebut (terus-menerus) maka matamu akan
cekung dan jiwamu akan lelah.”
Mendengar kekhawatiran guru seperti itu, murid mana sih
yang tidak merasa tersanjung? Pastinya seorang murid akan
berpikir, “Guru aku begitu pedulinya ya terhadap aku, sampai-
sampai mengkhawatirkan kesehatan aku seperti itu.”
99
Lalu Rasulullah ‫ ﷺ‬jelaskan kepada Abdullah bahwa diri
seseorang mempunyai hak, dan keluarga seseorang juga
mempunyai hak. Penjelasan beliau memberi indikasi bahwa
apa yang dilakukan oleh Abdullah membuatnya tidak
memenuhi hak diri sendiri dan keluarganya, itulah mengapa
perbuatannya salah.
Kemudian beliau memberi instruksi apa yang seharusnya
dilakukan oleh Abdullah, beliau bersabda, “Maka berpuasalah
dan juga berbukalah, bangunlah (untuk shalat malam) dan
juga tidurlah.”
Percakapan antara guru dan murid itu sangatlah
komprehensif, sehingga selesai berbincang dengan Rasulullah
‫ﷺ‬, Abdullah sudah mengetahui mengapa yang ia lakukan
salah, efek buruk yang bisa terjadi jika ia terus melakukannya,
dan bagaimana cara ia memperbaiki kesalahannya sehingga
kewajiban yang harus ia tunaikan (berupa hak terhadap diri
dan keluarga) bisa ia penuhi.
Percakapan antara Rasulullah ‫ ﷺ‬dan Abdullah sesingkat
itu loh, pembaca yang dimuliakan Allah. Namun dari
percakapan sesingkat itu kita bisa mendapat begitu banyak
pelajaran dari sosok guru yang mulia, sosok guru teladan
untuk kita semua.

100
Yuk, kita jatuh cinta ...

Dengan sosok yang membuat seseorang


merasa begitu istimewa!

101
Hadis no. 29

Demi Allah, aku mencintaimu


:ََ ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم أََ ََِ اب َّ اٍ اِ َوََا‬ ‫ أَ مٍ َِ ََو ََ م ا‬:ِ‫ََ كِ َم ََا اَ كْ اِ َْ ََ د‬
َ ‫َّ ََ مَ م‬
‫َّ ََ َم ََا ََ َا‬
َ َ‫و‬ ‫ أَ ا‬:ََ ‫ ََ ََا‬.ََ ‫َّ َ ا يِ َ أَ اَْس‬‫ َو م ا‬،ََ ‫َّ َ ا يِ َ أَ اَْس‬
‫ َو م ا‬،ََ ‫ََ َم ََا‬
‫ى‬ ‫ى‬
ِ‫ َّلمهَ مّ أَ اَ ا يِ عَ ََ اَ كْ اََْ َو ََ كِ اََْ َو َْ كَ ا‬:َ‫و‬
َ ََ َُ َ‫ّ ََ َا د‬
‫ٍََُ ََ مِ اِ َََْ اَ َ ا ي‬
.ََ ُ‫اَ ََا ََ ا‬
Dari Mu'adz ibn Jabal: Bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬meraih tangannya
dan bersabda:
Wahai Mu’adz, demi Allah sesungguhnya aku mencintaimu,
demi Allah sesungguhnya aku mencintaimu. Lalu beliau
bersabda: Aku wasiatkan kepadamu wahai Mu’adz untuk tidak
meninggalkan membaca di akhir setiap shalat: Ya Allah,
tolonglah aku dalam mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu
dan beribadah kepada-Mu dengan baik.

(HR. Abu Daud)

102
Sekarang, hati kita dibuat hangat dengan hadis-hadis yang
mengisahkan bagaimana Rasulullah ‫ ﷺ‬membuat orang-orang
di sekitar beliau merasa begitu istimewa.
Ternyata, kegemaran Rasulullah ‫ ﷺ‬mengungkapkan
cintanya tidak hanya dilakukan terhadap cucunya saja–
sebagaimana yang sudah dikisahkan dalam pembahasan
sosok kakek yang sempurna.
Dalam riwayat Usamah ibn Zaid, putra dari sahabat Zaid
ibn Haritsah, diceritakan bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬mendekapnya
dan al-Hasan cucu beliau, lalu beliau bersabda: Ya Allah,
cintailah keduanya, sesungguhnya aku mencintai keduanya.
Hadis lain riwayat Anas ibn Malik yang bercerita: Datang
seorang wanita dari Anshar kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬bersama
dengan seorang anaknya, beliau lalu berbincang dengan
wanita tersebut. Kemudian beliau bersabda: Demi Dzat yang
jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian (kaum Anshar)
adalah orang-orang yang paling aku cintai. Beliau
mengucapkannya dua kali.
Dalam hadis yang tercantum di halaman sebelum ini,
Rasulullah ‫ ﷺ‬mengungkapkan rasa sayangnya terhadap
salah seorang sahabat dari kaum Anshar, Mu’adz ibn Jabal.
Mu’adz adalah seorang pemuda yang pendiam, cerdas, dan
sangat baik ilmu agamanya. Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda
tentangnya: Orang yang paling memahami halal dan haram
dari umatku adalah Mu’adz ibn Jabal.
Rasulullah ‫ ﷺ‬hendak memberi pesan berharga kepada
sahabatnya yang masih muda tersebut, beliau meraih tangan
Mu’adz, kemudian memberi pendahuluan yang diawali
sumpah, “Demi Allah sesungguhnya aku mencintaimu. Demi
Allah sesungguhnya aku mencintaimu.”

103
Terbayang betapa bahagianya Mu’adz mendengar
perkataan Rasulnya, gurunya, pemimpinnya dan panutannya,
yang ditujukan langsung kepadanya?
Setelah pendahuluan tersebut, Mu’adz pasti tahu bahwa
sabda Rasulullah ‫ ﷺ‬setelahnya berlandaskan kasih sayang
beliau kepadanya. Rasulullah ‫ ﷺ‬berpesan kepada Mu’adz
agar tidak meninggalkan bacaan suatu doa di akhir setiap
shalat. Beliau tahu keutamaan doa tersebut, dan beliau ingin
pemuda yang disayanginya mendapatkan keutamaan dari
membaca doa itu di akhir setiap shalatnya.
Dari sini kita bisa belajar bahwa seseorang yang mencintai
orang lain senantiasa menginginkan kebaikan untuk orang
yang dicintainya. Kebaikan itu sejatinya mencakup kebaikan
dunia, juga kebaikan akhirat. Karena orang yang benar-benar
mencintai, ingin bersama dengan yang dicintainya tidak
hanya di dunia, namun juga di surga-Nya.
Sekarang aku ingin mengajak kamu hai pembaca,
kirimkan doa yang disebut di hadis Mu’adz tadi ke orang yang
kamu cintai ya

104
‫‪Hadis no. 30‬‬

‫‪Engkau di sisi Allah bernilai mahal‬‬


‫ََ كِ أََ َ اِ كْ اِ َم ا د‬
‫اك‪:‬‬
‫َّ‬‫َم َِ َََ اُ ةََ‪َ ،‬و ََ ٍَ هَ ك اٍي َ ََ َلْم ا ا يي ََ مَ م َ‬ ‫أَ مٍ َِ ََ ةا ام كِ أَُ اكِ َلك ََا اَْ َ اَ ََ ٍَ ك َ‬
‫ى‬
‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم َ َََ أَ ََِ ََ أَ كٍ‬ ‫عَلَ كّ اِ َو ََ م َم َُ اٍْ م ةَ ام َِ َلك ََا اَْ َ اَ ََ َّ ََهي َاَ َِ َلْم ا سي ََ مَ م َ‬
‫ى‬
‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم‪:‬‬
‫َ كخ ََ َِ‪ََ ََ ،‬ا ََ َلْم ا سي ََ مَ م َ‬
‫ارو َِ‪.‬‬‫َ مٍ َََ اُ ةََ ََ اَََََِْا َو َ كح َِ ٌَ ا َ‬
‫ى‬
‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم َ اح سََِ‪َ ،‬و ََ ٍَ َِ ََ ةا ََ اميةا‪َََ ،‬أََ َِ َلْم ا سي ََ مَ م َ‬
‫َّ‬ ‫َو ََ ٍَ ََ مَ م َ‬
‫ر َِ‪ََ ََ ،‬ا ََ‪:‬‬ ‫عَلَ كّ اِ َو ََ م َم ْ َ كو ةما َوُ ََو ََْاّ َُ َمَُاعَ َِ َ كَاََُِْ َْ َِ ام كِ ََلك اف اِ َوُ ََو َا َْ كَ ا َ‬
‫َم كِ ُ َََِ؟ أَ كِ اَلك اِ‪ََ .‬الك َُ َف َُ‪َ َُ ََ ََ ََ ،‬لْم ا سي ََ مَ م َ‬
‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم ََ ََ ََ َِ َا‬
‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم اٌ َن ََ َََََِ‪َِ ََ ََ ََ ،‬‬
‫ََْألَو َما أَلك َِ َِ ََه َكَ َِ ب َاٍِك اِ َلْم ا ا يي ََ مَ م َ‬
‫وَ‪َ :‬م كِ َ كََ َ اري ُ َََِ َلك ََ كٍََ ؟ ََ ََا ََ‪ََ َِ ََ :‬و ََ‬
‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم ْ َ ََ َ‬
‫َلْم ا سي ََ مَ م َ‬
‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم‪:‬‬ ‫َّ‪ َ ،‬ةََ َو م ا‬
‫َّ َجاٍَ اِ ََ اٍَة َ‪ََ ََ .‬ا ََ َلْم ا سي ََ مَ م َ‬ ‫ما‬
‫ى‬
‫‪105‬‬
‫لَ اِ كِ اَ كٍَْ م ا‬
‫ أَ َُْ اَ كٍَْ م ا‬:ََ ‫ أَ كو ََا‬،ٍ‫َّ ل َ كَ َُ اْ ََ اَ د‬
. ‫َّ غَاَد‬
Dari Anas ibn Malik:
Bahwa terdapat seorang laki-laki dari penduduk gurun pasir
yang bernama Zahir. Ia biasa membawakan hadiah untuk
Nabi ‫ ﷺ‬dari gurun tempat tinggalnya. Nabi ‫ ﷺ‬juga biasa
membekalinya ketika ia hendak pergi. Nabi ‫ ﷺ‬bersabda:
Sesungguhnya Zahir adalah penduduk gurun pasir kita, dan
kita adalah penduduk kotanya.
Nabi ‫ ﷺ‬menyukai Zahir, meski wajahnya tidak tampan. Suatu
hari Nabi ‫ ﷺ‬mendatangi Zahir yang sedang menjual barang
dagangannya. Beliau mendekapnya dari belakang sementara
Zahir tidak melihat beliau. Zahir pun bertanya: Siapa ini?
Lepaskan aku. Ketika Zahir menoleh, ia baru mengetahui
bahwa itu adalah Nabi ‫ﷺ‬, maka ia pun tidak mau melepaskan
dekapan beliau setelah mengetahui siapa yang mendekapnya.
Nabi ‫ ﷺ‬lalu bersabda: Siapa yang hendak membeli hamba ini?
Maka Zahir berkata: Wahai Rasulullah, demi Allah engkau
akan mendapati hargaku murah. Nabi ‫ ﷺ‬bersabda:
Namun di sisi Allah engkau tidaklah murah. Atau beliau
bersabda: Engkau di sisi Allah bernilai mahal.

(HR. Ahmad)

106
Hadis di atas adalah salah satu hadis yang aku pribadi sangat
sukai. Dari hadis ini kita bisa mengambil banyak hikmah,
seperti:
1. Fakta bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬menerima hadiah pemberian
Zahir dan membalasnya dengan membekali Zahir ketika
ia hendak pergi menunjukkan kerendahan hati beliau.
2. Sabda beliau, “Sesungguhnya Zahir adalah penduduk
gurun pasir kita, dan kita adalah penduduk kotanya”
menunjukkan bahwa penduduk gurun pasir dan
penduduk kota saling membutuhkan. Tidak ada yang
lebih baik dari yang lain, semua sama pentingnya.
3. Fakta bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬menyayangi Zahir meski
dikatakan oleh Anas bahwa wajah Zahir tidaklah tampan,
menunjukkan bahwa beliau tidak menilai seseorang dari
penampilannya.
4. Kedekatan Rasulullah ‫ ﷺ‬dengan sahabatnya, terbukti
dari gestur beliau mendekap sahabatnya dari belakang.
Coba bayangkan jadi Zahir, bagaimana tidak senang
dikejutkan oleh dekapan tak terduga dari manusia yang
paling dimuliakan dan dicintai oleh semua orang?
5. Cara Rasulullah ‫ ﷺ‬membuat Zahir merasa berharga dan
istimewa. Ketika Zahir berkata bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬akan
mendapati harganya murah jika ia dijual sebagai budak,
beliau menampik kata-kata tersebut dan berkata,
“Namun di sisi Allah engkau tidaklah murah. Atau engkau
di sisi Allah bernilai mahal.” Mendengar kata-kata itu dari
seorang Rasul, siapa yang tidak akan merasa seakan
terbang karena terlampau bahagia?
6. Kata-kata Rasulullah ‫“ ﷺ‬Siapa yang hendak membeli
hamba ini?” mungkin terdengar agak aneh jika tidak
memahami narasi hadis aslinya. Dalam bahasa Arab,
107
kata ‘ ٍََ‫’َل ََ ك‬ memiliki lebih dari satu makna. Kata ini bisa
berarti hamba, yakni hamba Allah ta’ala. Kata ini juga bisa
berarti budak atau hamba sahaya.
Ketika Rasulullah ‫ ﷺ‬berkata seperti itu, sedang posisi
mereka saat itu di tempat Zahir sedang berjualan, orang yang
mendengar akan berasumsi bahwa Zahir merupakan hamba
sahaya yang sedang dijual oleh baginda. Padahal, makna
yang dimaksud oleh Rasulullah ‫ ﷺ‬sebenarnya adalah makna
hamba. Karena Zahir bukanlah seorang budak, tapi
merupakan hamba Allah ta’ala.
Jika timbul pertanyaan di benak pembaca, mengapa
Rasulullah ‫ ﷺ‬berkata seperti itu kalau tidak benar-benar
berniat menjual Zahir sebagai budak? Jawabannya adalah,
karena beliau sedang mengajak Zahir bercanda!
Zahir menanggapi candaan Rasulullah ‫ ﷺ‬dan ia berkata,
“Wahai Rasulullah, demi Allah engkau akan mendapati
hargaku murah.” Namun Rasulullah ‫ ﷺ‬memungkiri hal
tersebut dan membuat Zahir yakin bahwa ia sebenarnya
benar-benar berharga.
Bicara tentang canda, hadis berikut adalah cuplikan dari
kepribadian Rasulullah ‫ ﷺ‬yang ternyata juga gemar bercanda!

108
Hadis no. 31

Anak unta betina


‫ََ كِ أََ َ اِ كْ اِ َم ا د‬
:‫اك‬
:ََ ‫ ََ ََا‬،‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم‬ ‫أَ مٍ َِ ََ ةا َ كَس َُ كح َّ َِ َِ ََو ََ م ا‬
َ ‫َّ ََ مَ م‬
َ َ ‫َ ا يِ ٌَا ام‬
.َ‫ك عَ ََ َو َ اد َلْماََ ا‬
‫ى‬
ِ‫َّ عَلَ كّ ا‬ ‫وَ م ا‬
َ ‫َّ ََ مَ م‬ َ ََ َِ ََ ‫ َما أَ كََْ َُ ب َاو َ اد َلْماََ اَ؟ ََ ََا‬،َّ
‫ ََ َِ ََو ََ م ا‬:ََ ‫ََ ََا‬
:‫َو ََ م َم‬
‫َوُ كَِ ُ ا ََد كَا اب َِ َ ما َلْس َوِ؟‬
‫ى ى‬
Dari Anas ibn Malik:
Bahwa seorang laki-laki meminta hewan tunggangan kepada
Rasulullah ‫ﷺ‬, maka beliau berkata:
Sesungguhnya aku akan memberikan anak unta betina untuk
engkau tunggangi.
Maka dia berkata: Wahai Rasulullah, apa yang bisa kulakukan
dengan anak unta? Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
Memangnya siapa yang melahirkan unta tunggangan kalau
bukan unta betina?

(HR. Tirmidzi)
109
Hadis tersebut mengisahkan tentang percakapan yang
berputar antara Rasulullah ‫ ﷺ‬dengan seorang sahabat yang
meminta hewan tunggangan kepada beliau. Rasulullah ‫ ﷺ‬pun
memutuskan untuk mencandai sahabat itu. Dikatakan
kepadanya, “Sesungguhnya aku akan memberikan anak unta
betina untuk engkau tunggangi.”
Mendengar jawaban Rasulullah ‫ﷺ‬, sahabat itu merasa
bingung. Mungkin orang biasa akan merasa tersinggung dan
pergi jika mendapat jawaban seperti itu. Namun sahabat ini
merupakan laki-laki yang mulia, ia memutuskan untuk
bertanya meminta kejelasan dengan sopan, “Wahai Rasulullah,
apa yang bisa kulakukan dengan anak unta?”
Rasulullah ‫ ﷺ‬menjawab, “Memangnya siapa yang
melahirkan unta tunggangan kalau bukan unta betina?”
Rupanya Rasulullah ‫ ﷺ‬memang berniat memberi unta
tunggangan untuk sahabat itu, akan tetapi beliau ingin
‘mengerjainya’ terlebih dahulu dengan berkata bahwa yang
akan diberikan kepadanya adalah anak unta betina. Ucapan
beliau memang benar dan tidak bohong, karena pada
hakikatnya, unta tunggangan itu kan anak unta betina juga~
Ternyata, meski merupakan seorang Nabi utusan Allah,
pemimpin dan kepala negara yang disegani dan dihormati
oleh banyak orang, Rasulullah ‫ ﷺ‬suka bercanda.
Beliau bercanda dengan sahabatnya yang sudah dewasa,
beliau juga mengajak pembantunya yang masih kecil, Anas ibn
Malik, bercanda. Anas bercerita bahwa Nabi ‫ ﷺ‬pernah
memanggilnya: Wahai orang yang memiliki dua telinga!
Hadis tersebut, juga hadis yang disajikan sebelum ini
membuktikan bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bukanlah sosok yang kaku
dan tidak pernah bercanda. Justru hadis riwayat Abu
Hurairah membuktikan sebaliknya, ia bercerita bahwa para
110
sahabat berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya engkau
suka bercanda dengan kami. Beliau bersabda: Ya, tapi aku
tidak mengatakan kecuali kebenaran.
Dari hadis itu kita bisa menyimpulkan bahwa canda
Rasulullah ‫ ﷺ‬ada aturannya, yakni apa yang beliau katakan,
meski dengan tujuan bercanda, tapi selalu merupakan
kebenaran. Beliau tidak pernah berbohong demi membuat
orang lain tertawa. Karena itu, kita sebagai umatnya harus
mencontoh beliau ya. Bercanda boleh, tapi jangan berbohong
di dalamnya.

111
Hadis no. 32

Setiap kali beliau melihatku


:ََ ‫َّ ََ كْ َِ ََا‬ َ ‫ََ كِ َْ اَي دَ َِ ا‬
َ‫ي م‬
ِ‫ َو َا ََِ آ اِ َام َََُ مَ َّ ا‬،َُ ّ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم َمَك َِ أَ كَلَ ك‬
َ ‫َما َْ ََ ََ اِ َلْم ا سي ََ مَ م‬
‫ى‬
.‫َو ك اهجي‬
Dari Jarir ibn Abdillah, ia berkata:
Tidak pernah Rasulullah ‫ ﷺ‬melarangku masuk dan menemui
beliau sejak aku masuk Islam, dan tidak sekalipun beliau
melihatku kecuali beliau tersenyum.

(HR. Bukhari)

112
Satu lagi hadis yang menggambarkan bagaimana Rasulullah
‫ ﷺ‬selalu bisa membuat orang lain merasa istimewa. Hadis
riwayat Jarir di atas aku rasa sangat memberi gambaran ya.
Sebagaimana kita ketahui beliau adalah sosok yang
sangat sibuk. Tidak hanya memegang jabatan imam,
pemimpin dan kepala negara, beliau memegang jabatan
terpenting di dunia saat itu, yakni utusan Allah bagi seluruh
manusia! Jadi, jika ada manusia yang paling penting dan
paling sibuk di dunia saat itu, pastilah ia merupakan Rasulullah
‫ﷺ‬.
Meski demikian, beliau selalu ada untuk sahabatnya,
selalu sedia menyambut mereka. Untuk bertemu dengan
beliau tidak perlu mendaftarkan nama ke waiting list
appointment yang panjangnya berbulan-bulan. Untuk
bertemu beliau tidak perlu melewati pasukan penjaga dan
pengawal. Untuk bertemu beliau tidak perlu merasa takut
ditolak atau diperintahkan untuk pulang. Lihat saja bagaimana
Rasulullah ‫ ﷺ‬yang mulia tidak pernah melarang Jarir masuk
dan menemui beliau sejak sahabat tersebut memeluk agama
Islam.
Jika orang lain memiliki jabatan dan beban tugas
sebanyak yang Rasulullah ‫ ﷺ‬emban kala itu, bayangan aku
sih wajah orang tersebut akan selalu tampak lelah dan datar.
Mana bisa senyum dengan beban dan tanggung jawab
sebesar itu kan?
Tapi tidak halnya dengan sosok Rasulullah ‫ ﷺ‬yang
sempurna. Meski beliau sangat sibuk dan banyak sekali beban
yang dipikulnya, akan tetapi sebagaimana disampaikan oleh
sahabat Jarir, “Tidak sekalipun beliau melihatku kecuali beliau
tersenyum.”
Benar-benar sosok yang luar biasa
113
Yuk, kita jatuh cinta ...

Dengan sosok pemimpin ideal!

114
Hadis no. 33

Pemimpin yang peduli terhadap setiap orang dari


rakyatnya
:ََََ ‫ََ كِ أَ اِ ُ َََكي‬
َ َّ ََ ، ٍَ ‫أَ مٍ َِ ََ ةا أَ كَ َو ََ أَ كو َ كم ََ أَ ةَ ََ كوَََ َُ ََ ٍَ ْ َ ََ سّ َلك َّ كََا‬
َ‫ ََ َََأ ََ َلْم ا سي ََ م‬.ِ‫ا‬
:ََ ‫ ََا‬.ِ‫ا‬ َ ‫ َم‬:َ‫ ََ ََالَو‬،َِْ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم ََ ك‬ َ‫م‬
.‫ أَ كو ََا ََ ََ ك ارَُا‬،ِ‫ ََل س اوِ عَ ََ ََ ك ار ا‬،ِ‫أَََ َا َْ كْ َ كم َ آ ََْك َُ َّ اوِ اب ا‬
.‫َََأ ََ ََ ك َرَُا ََ َِ مَ عَلَهك َا‬
Dari Abu Hurairah:
Bahwa seorang laki-laki kulit hitam atau wanita kulit hitam
yang biasa membersihkan masjid meninggal dunia. Nabi ‫ﷺ‬
lalu bertanya tentang keberadaan orang tersebut, orang-
orang pun menjawab: Dia telah meninggal dunia. Beliau
bersabda:
Mengapa kalian tidak memberi kabar kepadaku? Tunjukkanlah
kuburannya padaku.

115
Beliau kemudian mendatangi kuburan orang itu dan
menyalatkannya.

(HR. Bukhari)

116
Bagi Rasulullah ‫ﷺ‬, pemimpin terbaik yang pernah ada, tidak
ada perbedaan antara rakyatnya yang hitam dan yang putih.
Yang kaya dan yang miskin. Yang punya kedudukan tinggi dan
rakyat biasa. Di mata beliau semua sama pentingnya, sama
berharganya.
Ketika seseorang yang biasa membersihkan masjid tidak
pernah terlihat lagi keberadaannya, Rasulullah ‫ ﷺ‬menyadari
hal tersebut. Coba deh kalau pemimpin lain, dengan skala
yang jauh lebih kecil deh, misalkan seorang CEO di suatu
perusahaan. Kalau salah seorang office girl atau office boy di
perusahaannya tiba-tiba berhenti datang, apakah mungkin ia
menyadari hal itu?
Kisah ini menunjukkan kepedulian Rasulullah ‫ ﷺ‬yang
begitu besar terhadap tiap orang dari rakyatnya. Begitu
menyadari bahwa orang tersebut tidak pernah datang lagi,
ditanyakanlah kabarnya kepada para sahabat. Ternyata
orang tersebut sudah meninggal dunia.
Lalu, apa tanggapan Rasulullah ‫ ﷺ‬setelah itu? Apakah
beliau hanya berkata “Oh begitu” atau “Kalau begitu semoga
Allah merahmatinya”?
Tidak. Beliau menegur para sahabat karena tidak
mengabari beliau akan wafatnya sang tukang bersih-bersih.
Setelah itu beliau memerintahkan mereka untuk menunjukkan
kuburan orang itu kepada beliau.
Tidak cukup sampai di sana, beliau mendatangi kuburan
orang tersebut, lalu melaksanakan shalat jenazah di depannya.
Rasul kita sungguh sosok pemimpin dambaan kita semua

117
Hadis no. 34

Sikap kasar yang dibalas senyuman lembut


: ََ ‫َّ ََ كْ َِ ََا‬ َ ‫اك َِ ا‬
َ‫ي م‬ ‫ََ كِ أََ َ اِ كْ اِ َم ا د‬
َُّ‫َِ غَ ال‬ ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم َوعَلَ كّ اِ َْ كَ لَ َ كن ََ ا ل‬ َ ‫َْ كْ َُ أَ كم اِ َم َُ َلْم ا ا يي ََ مَ م‬
َ‫ َْ مّ ْ ََُ كَ َِ َ ََ ََ كف َح ا‬،‫ ََ ََ َِب َ َِ ََ كِب َ ةَ ََ اٍٍَْ َة‬،َِ ‫ َََأَ َكِ َْ َِ أََ َكَ ا ل‬،َ‫َلك َحا اَس َّ ا‬
‫ى‬
َ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم ٍََك أَث َمَ كِ اب اِ ٌَا اَس َّ ََ ي اَلََََ اُ ام كِ اَ مٍ ا‬ َ ‫عَا اُ اِ َلْم ا ا يي ََ مَ م‬
‫ َ مم‬،ََ ‫ ََالك َُ َف َُ َل َ كّ اِ َََِ اح‬. َْ ٍَْ‫َّ م اََي اَ ك‬ ‫ َم كَ اِ ام كِ َماَا م ا‬:ََ ‫ َ مم ََا‬،ِ‫ََ كِب َ اُ ا‬
‫ى‬
.ُ‫أَ َم ََ َ َه اب ََ ََا د‬
Dari Anas ibn Malik radhiyallahu 'anhu, dia berkata:
Aku pernah berjalan bersama Nabi ‫ ﷺ‬yang ketika itu beliau
mengenakan pakaian bergaris dari daerah Najran yang kasar
bagian dalamnya. Seorang Arab Badui datang lalu menarik
baju beliau dengan tarikan yang keras hingga aku melihat
pada pundak Nabi ‫ ﷺ‬berbekas merah karena bagian dalam
pakaian (yang kasar). Lalu orang Arab Badui itu berkata:
Perintahkanlah agar aku diberikan sebagian dari harta Allah
yang ada padamu. Kemudian beliau berbalik menghadap
118
kepada orang Arab Badui itu dan tersenyum, lalu beliau
memerintahkan agar ia diberikan sejumlah harta.

(HR. Bukhari)

119
Hadis ini sangat meng-highlight karakter sabar yang dimiliki
oleh pemimpin umat Islam, Rasulullah ‫ﷺ‬.
Sebelum membahas kesabaran beliau, perlu kita cermati
juga keterangan dari Anas ibn Malik tentang pakaian yang
dikenakan oleh baginda. Rasulullah ‫ﷺ‬, pemimpin negara
Islam di saat itu, tidak mengenakan pakaian berbahan halus
yang harganya sekian ribu dirham, tidak mengenakan
pakaian yang terbuat dari sutera dan jubah yang dijahit
dengan benang emas. Pemimpin negara dan Rasul yang mulia
tersebut justru mengenakan pakaian bergaris buatan Najran
yang kasar bagian dalamnya.
Karena kasarnya bagian dalam dari bahan pakaian
tersebut, ketika si Arab Badui itu menarik baju beliau dengan
keras, hal itu meninggalkan bekas merah pada pundak beliau
yang mulia
Alih-alih membalas sikap kasar dari si Arab Badui –
padahal aku hampir 100% yakin bahwa sahabat yang melihat
kejadian tersebut sangat ingin membalas kekasaran si Arab
Badui kepada Nabi mereka, akan tetapi Rasulullah ‫ ﷺ‬justru
berbalik menghadap si Arab Badui dan TERSENYUM.
Tersenyum loh, para pembaca! Bisa bayangkan betapa
sabar dan lembut hatinya Rasul kita?
Setelah itu, beliau mengindahkan permintaan si Arab
Badui dan memerintahkan agar ia diberikan sejumlah harta.
Coba deh, kalau kejadian yang serupa terjadi pada
pemimpin negara lain, katakan Fir’aun Mesir atau Kaisar
Romawi misalnya. Jangankan orang yang berani kasar
kepada mereka, orang yang punya nyali untuk menyentuh
pakaian mereka tanpa izin saja sudah entah apa hukumannya.
Mungkin sudah dilempar ke sungai nil atau dijadikan makanan
singa oleh mereka
120
Hadis no. 35

Pemimpin yang bijak dan cerdas


َ‫ َ كَس ََُأ ََ ٍَ َِ كُّل ام َِ َلكهَ َو اَ عَ ََ َلْم ا ا يي ََ م‬:ُ‫َّ ََهك َا ََال َ ك‬ َ ‫ََ كِ عَاِاََ ََ َِ ا‬
َ‫ي م‬
:ََ ‫ ََ ََا‬.ََ ََْ‫َلَا َِ َوَّل م ك‬ ‫ م‬:َ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم ََ ََالَو‬
‫ ب َ كِ عَلَ كّ َ كم م‬:َُ ‫ ََ ََلك‬،ََ ّ‫َلَا َِ عَلَ ك‬ َ‫م‬
.ِ‫َّ َِاَِّل َ اح سَ ي اَلََك َِ اِ َ أَ كم اَ َ اّي ا‬َ ‫ َ مٍ م‬،ََ ََ‫ََ عَاِا‬
‫ى‬
:ََ ‫ أَ َول َ كّ ت َ كَ َّ كُ َما ََالَوَ؟ ََا‬:َُ ‫ََلك‬
.‫ََلك َُ َوعَلَ كّ َ كم‬
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata: Sekelompok orang
Yahudi meminta izin bertemu Nabi ‫ ﷺ‬dan mengucapkan:
Assaam alaika (semoga kematian tertimpa kepadamu), maka
aku menjawab: Bal ‘alaikum assam wal la'nah (Justru untuk
kalian kematian dan juga laknat). Maka beliau bersabda:
Hai Aisyah, sesungguhnya Allah lembut dan menyukai
kelembutan dalam segala urusan.
Aku berkata: Tidakkah engkau mendengar apa yang mereka
ucapkan? Beliau menjawab:
Aku menjawab wa'alaikum (dan untuk kalian juga).

(HR. Bukhari)
121
Hadis ini meng-highlight sejumlah akhlak mulia Rasulullah ‫ﷺ‬
sang pemimpin, seperti:
1. Kesabaran.
Again, kalau pemimpin lain mendengar salah seorang
dari rakyatnya berani bermain kata seperti itu di
depannya, mungkin sudah diasingkan dari negerinya.
Kesabaran Rasulullah ‫ ﷺ‬memang luar biasa. Emosi
Aisyah, istrinya saja tersulut kok, begitu mendengar
ucapan yang sangat tidak beradab tersebut. Untung saja
Rasulullah ‫ ﷺ‬ada di sisinya dan bisa menenangkannya.
Kalau tidak, entah bagaimana akhir dari ceritanya.
2. Kebijaksanaan.
Beliau mengenal dengan baik karakter orang-orang
Yahudi Madinah yang culas, karena itu beliau tidak
terpancing emosi begitu menghadapi tingkah laku mereka.
Beliau merespons dengan sangat tenang, bersikap
dengan sangat bijaksana.
3. Kelembutan.
Terbukti dari sikap beliau menanggapi orang-orang
tersebut, serta sabda beliau kepada istrinya, “Hai Aisyah,
sesungguhnya Allah lembut dan menyukai kelembutan
dalam segala urusan.”
4. Kecerdasan.
Orang baik tidak sama dengan orang bodoh. Hanya
karena Rasulullah ‫ ﷺ‬tidak memulai perang dengan
orang-orang Yahudi yang tidak beradab di saat itu, tidak
berarti beliau kalah dalam permainan mereka.
Kecerdasan Rasulullah ‫ ﷺ‬terbukti dengan penjelasan
beliau kepada Aisyah tentang tanggapan yang beliau
berikan, “Aku menjawab wa'alaikum (dan untuk kalian
juga).”
122
Orang-orang Yahudi itu lupa bahwa salam
merupakan doa, dan doa Nabi pasti mustajab. Begitu
beliau menanggapi doa mereka “Assaam alaika (semoga
kematian tertimpa kepadamu)” dengan “Wa'alaikum (dan
untuk kalian juga),” satu-satunya pihak yang terugikan itu
kan sebenarnya mereka

123
Yuk, kita jatuh cinta ...

Dengan sang Rasul


Rahmatan Lil 'alamin!

124
Hadis no. 36

Rahmat terhadap binatang


:ََ ‫ل ََ كْ َِ ََا‬ َ ‫َو ََ كِ َ اِْ كمَ ََو دَ َِ ا‬
َ ‫ي‬
‫ ََ ََ أَْكَْا‬،ِ‫ ََاْ َكَلَ َِ ح َا َْ اُ ا‬،َ‫ل عَلَ كّ اِ َو ََ مم ِ ََ َف د‬
َ َ‫َْْما َم َُ َِ ََوَا ل ََ ي‬
َ‫ ََ ََا َُ َلْم سي ََ ي‬،َُ َ‫ ََ ََا َُ كِ َحَ مّ ََ ََ َُ كَ ا‬،‫ َََأَ كَََِ ََ كَ ََهك َا‬،ٍ‫َ مم ََ ةَ َم ََهَا ََ كََ اَا‬
:ََ ‫ل عَلَ كّ اِ َو ََ مم ََ ََا‬
َ
.‫َم كِ ََ ََ َُ ُ اِ اِ ب َاو َ ادَُا؟ َِ سَوَ َو َ َدَُا َل َهك َا‬
‫ى‬
:ََ ‫ ََا‬.َِ ‫ َ كح‬:‫ َم كِ َْ مَ َِ ُ اِ اِ؟ ََلكَْا‬:ََ ‫ ََ ََا‬،‫َوِ أَى ََ كَْ َ ََ ْ َ كّ دِ ٍََك َْ مَ كَََاَُا‬
.ِ‫َْ م َِ ا َْْ ك ََ اغي أَ كٍ َْ ََ ياِ َِ َلْم ااِ َ ما َِ سِ َلْم اا‬
‫ى‬ ‫ى‬
Dari Ibn Mas'ud radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
Kami pernah bersama Rasulullah ‫ ﷺ‬dalam suatu perjalanan,
lalu beliau berangkat untuk menyelesaikan hajatnya.
Kemudian kami melihat seekor burung bersama dua ekor
anaknya. Kami lalu mengambil kedua anak burung tersebut,
maka sang induk terbang melebarkan sayapnya seakan-akan
mencari sesuatu. Nabi ‫ ﷺ‬kembali kemudian bersabda:

125
Siapakah yang menyakiti burung ini dengan mengambil
anaknya? Kembalikanlah anaknya kepadanya.
Beliau ‫ ﷺ‬juga melihat sarang semut yang telah kami bakar,
lalu bersabda: Siapa yang membakar ini? Kami menjawab:
Kami. Beliau bersabda:
Sesungguhnya tidak sepatutnya menyiksa dengan api selain
Tuhan yang berkuasa atas api.

(HR. Abu Daud)

126
Ajaran Islam mencakup seluruh aspek dalam kehidupan, dan
Rasulullah ‫ ﷺ‬sebagai suri tauladan untuk kita dalam
penerapan ajaran yang dibawanya, mencontohkan
bagaimana Islam mengatur hubungan kita tidak hanya
dengan Allah dan manusia lain, namun juga dengan makhluk
lain yang hidup di bumi ini juga.
Membaca hadis yang aku cantumkan di atas, membuatku
kagum dan sedih di waktu yang sama. Kagum karena
Rasulullah ‫ ﷺ‬mencontohkan bagaimana seorang muslim
seharusnya berlaku baik terhadap binatang, dan sedih karena
mengingat betapa banyaknya dari kita, umat beliau, yang
tidak meneladani beliau dalam kasih sayang terhadap
makhluk Allah yang lainnya.
Ketika Rasulullah ‫ ﷺ‬melihat sahabat mengambil anak-
anak burung dari induknya, beliau menegur mereka dan
menyuruh mereka mengembalikan anak burung itu kepada
induknya. Selembut itu hati beliau kepada induk burung,
melihat sang induk panik mencari anak-anaknya, beliau tidak
biarkan induk burung itu berpisah dari anaknya terlalu lama,
segera saja beliau perintahkan agar anak dan induk itu
dipersatukan kembali.
Ketika Rasulullah ‫ ﷺ‬melihat sarang semut yang dibakar
oleh para sahabat, beliau juga menegur mereka dan bersabda,
“Sesungguhnya tidak sepatutnya menyiksa dengan api selain
Tuhan yang berkuasa atas api.” Beliau tidak menyetujui
tindakan para sahabat menyiksa satu koloni semut dengan
membakar tubuh-tubuh kecil mereka.
Hewan itu juga punya nyawa, mereka itu makhluk Allah
yang bertasbih kepadanya, mereka juga makhluk yang
mempunyai Rabb yang sama dengan kita. Tidak selayaknya
kita bersikap semena-mena hanya karena merasa kita
127
mempunyai kekuasaan, kekuatan atau kecerdasan yang lebih
dari mereka.
Lihat saja Rasul kita yang mulia, kasih sayang beliau
mencakup semua makhluk hidup, bahkan terhadap mereka
yang tidak mempunyai akal dan tidak bisa berbicara.

128
Hadis no. 37

Batang pohon yang merindukannya


: ‫َّ ََهك َ َّا‬ َ ‫ََ كِ َ كْ اِ َ َّ ََ َِ ا‬
َ‫ي م‬
ََ ‫ ََلَ مّا م َََ َِ َلك اّ كْ َ َر َ َح مو‬،‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم َ كخ ََ ََ َ ََ َا كُِد‬ َ ‫ََ ٍَ َلْم ا سي ََ مَ م‬
‫ى‬
.ِ‫ َََأََ َِ ََ َّ ََ ََ ٍََْ َِ عَلَ كّ ا‬،َُِ‫ ََ َح مِ َلكَا ك‬،ِ‫َل َ كّ ا‬
‫ى‬
Dari Ibn Umar radhiyallahu 'anhuma:
Dahulu Nabi ‫ ﷺ‬berkhutbah dengan memegang sebuah
batang pohon. Ketika telah dibuatkan mimbar, beliau
berpindah ke mimbar tersebut, maka batang pohon tersebut
merintih. Beliau pun mendatanginya lalu mengusapkan
tangan beliau kepadanya.

(HR. Bukhari)

129
Hadis di atas mengisahkan salah satu mukjizat yang terjadi
pada masa Rasulullah ‫ﷺ‬. Batang pohon yang biasa menemani
Rasulullah ‫ ﷺ‬berkhutbah merintih karena rindu begitu beliau
meninggalkannya dan beralih berdiri di atas mimbar.
Jika benda mati saja merindukan beliau sampai bersuara,
lalu apa kabar kita, umatnya?

130
Yuk, kita jatuh cinta ...

Dengannya yang begitu mencintai kita,


umatnya…

131
‫‪Hadis no. 38‬‬

‫‪Doa untuk umatnya di setiap shalat‬‬


‫ََ كِ عَاِاََ ََ‪ ،‬أََم َا ََال َ كُ‪:‬‬
‫ل‪،‬‬ ‫ل عَلَ كّ اِ َو ََ م َم اَ َ‬
‫َّ ْ َ كف دِ‪ََ ،‬لك َُ‪ََ َِ ََ :‬و ََ ا‬ ‫ل َ مّا َِ أَْك َُ ام َِ َلْم ا ا يي ََ مَ َ‬
‫ل اِ‪ََ ََ ،‬ا ََ‪:‬‬
‫َ كَ َُ َ‬
‫َّلهَ مّ َ كغ اف كَ ال ََاِاََ ََ َما َُ ََ مٍ َِ ام كِ ََ كنها َا َو َما ََُأَ َمَ‪َ ،‬ما أَ َ م‬
‫ر كِ َو َما أَ كعلََْ كُ‪.‬‬
‫َََِ اح َِ كُ عَاِاََ ََ َْ مّ ََ َََّ َِ أَ ََهَا اِ اْ كَ اََُا ام َِ َلِم اح اَ‪ََ ََ ،‬ا ََ لَهَا‬
‫َر اِ‬ ‫ل عَلَ كّ اِ َو ََ م َم‪ :‬أََ َ س‬
‫َر اْ ََعَ ااِ؟ ََ ََال َ كُ‪َ :‬و َما اِ َا َ َ س‬ ‫ل ََ مَ َ‬
‫وَ ا‬‫َِ ََ َ‬
‫ََعَاََُْ ‪ََ ََ ،‬ا ََ ََ مَ ل عَلَ كّ اِ َو ََ م َم‪:‬‬
‫ّ ََ َا دَ‪.‬‬
‫ل ََم َا َ َدعَ ااِ أَ مم اِ اِ َ ا ي‬
‫و ا‬
‫َ ى‬
‫‪Dari Aisyah, bahwa ia berkata:‬‬
‫‪ sedang baik, aku‬ﷺ ‪Ketika aku melihat suasana hati Nabi‬‬
‫‪berkata: Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah untukku.‬‬
‫‪Beliau pun berdoa:‬‬

‫‪132‬‬
Ya Allah, ampunilah dosa Aisyah yang telah lampau maupun
yang akan datang, yang ia lakukan sembunyi-sembunyi
maupun terang-terangan.
Maka Aisyah tertawa hingga kepalanya jatuh di pangkuannya
akibat tawa. Rasulullah ‫ ﷺ‬bertanya padanya: Apakah doaku
membuatmu senang? Aisyah menjawab: Bagaimana mungkin
doamu tidak membuatku senang? Maka beliau ‫ ﷺ‬bersabda:
Demi Allah, sesungguhnya itu adalah doaku untuk umatku di
setiap shalat.

(HR. Ibn Hibban)

133
Kisah tadi menceritakan cuplikan kehidupan rumah tangga
Rasulullah ‫ ﷺ‬dan istrinya Aisyah. Cerita Aisyah yang
menuturkan bahwa ia memilih waktu yang tepat–yakni ketika
ia lihat suasana hati Rasulullah ‫ ﷺ‬sedang baik–untuk meminta
beliau mendoakannya, menunjukkan bagaimana Aisyah
radhiyallahu ‘anha merupakan istri yang sangat mengenal
suaminya dan tahu bagaimana bersikap dengan beliau.
Doa yang dipanjatkan Rasulullah ‫ ﷺ‬untuk Aisyah setelah
itu sangatlah indah. Bayangkan, beliau memohon kepada
Allah agar mengampuni dosa Aisyah yang telah lampau, yang
akan datang, yang ia lakukan sembunyi-sembunyi maupun
yang terang-terangan. Basically, Rasulullah ‫ ﷺ‬memohonkan
ampunan kepada Allah atas semua dosa Aisyah!
Aisyah begitu bahagia mendengar doa tersebut, reaksi
sang Ummul Mukminin adalah tertawa, hingga kepalanya
jatuh di pangkuannya.
Melihat hal itu, Rasulullah ‫ ﷺ‬bertanya kepada istri tercinta,
“Apakah doaku membuatmu senang?” Rasanya aku hampir
bisa membayangkan senyum lembut terlukis pada wajah
beliau yang mulia.
Aisyah mengiyakan hal tersebut, ia berkata, “Bagaimana
mungkin doamu tidak membuatku senang?”
Pengakuan Rasulullah ‫ ﷺ‬berikutnya yang membuatku
terharu sebenarnya. Beliau bersabda, “Demi Allah,
sesungguhnya itu adalah doaku untuk umatku di setiap
shalat.”
Ya Allah
Dalam setiap shalat beliau mendoakan kita loh. Doa
yang mampu membuat Aisyah tertawa begitu bahagia. Doa
memohonkan ampunan atas segala dosa yang pernah kita

134
perbuat. Doa untuk pengikut beliau, yang pernah beliau lihat
dan belum pernah beliau lihat.
Apakah mungkin ada seorang muslim yang bisa tidak
jatuh cinta kepada baginda?

135
Hadis no. 39

Aku ingin bertemu dengan saudara-saudaraku


: ‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم‬ ‫وَ م ا‬
َ ‫َّ ََ مَ م‬ َ ََ َِ ََ ‫ ََا‬:ََ ‫اك ََا‬
‫ََ كِ أََ َ اِ كْ اِ َم ا د‬
.َِ‫ُّ ََ َكو ا‬ َ َ‫َو اََ َكِ أَ ا يِ ل َ ا‬
‫ى‬
:ََ ‫ أَ َولَْك َِ َ كح َِ ََ َكوَْ َََ؟ ََا‬:‫َّ عَلَ كّ اِ َو ََ م َم‬ َ َ‫ ََ ََا ََ أَ ك‬:ََ ‫ََا‬
َ ‫َاِ َلْم ا ا يي ََ مَ م‬
‫ى‬
.ِ‫ َولَ اِ كِ ََ َكو اَِ م اََ َيِ َ آ َمََوَ اِ َول َ كّ يَ ََ كو ا‬،ِ‫أَْ َ ككم أَ كَ اَا‬
‫ى‬
Dari Anas ibn Malik, ia berkata: Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda:
Aku ingin bertemu dengan saudara-saudaraku.
Anas berkata: Maka para sahabat Nabi ‫ ﷺ‬bertanya: Bukankah
kami adalah saudaramu? Beliau pun bersabda:
Kalian adalah sahabat-sahabatku. Sedangkan saudara-
saudaraku adalah mereka yang beriman kepadaku meskipun
mereka belum pernah melihatku.

(HR. Ahmad)

136
Membaca hadis di atas sejatinya membuat kedua mata siapa
saja dari umat Muhammad ‫ ﷺ‬berkaca-kaca.
Ingat tidak, kata-kataku di kata pengantar di awal e-book
ini? Cinta kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬itu tidak akan bertepuk sebelah
tangan. Mungkin pembaca sempat merasa agak aneh ketika
membacanya. Namun setelah membaca hadis tadi, jelas
sudah ya.
Cinta kita kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬tidak akan bertepuk
sebelah tangan karena beliau juga mencintai kita.
Kita, umat beliau yang tidak pernah beliau temui
sebelumnya. Kita, yang terpisah oleh jarak dan waktu dari
baginda. Kita, yang beriman kepada beliau meski belum
pernah menatap wajahnya.
Rasulullah ‫ ﷺ‬mencintai kita, dan ingin bertemu dengan
k-i-t-a.
Penggunaan lafaz yang dipilih oleh beliau untuk
memanggil kita juga membuatku terharu biru sendiri
membacanya.
Beliau memanggil kita “Saudara-saudaraku”
Ketika para sahabat berkata, “Bukankah kami adalah
saudaramu?”
Beliau menjelaskan bahwa tidak demikian. “Kalian adalah
sahabat-sahabatku,” kata beliau.
Dari segi makna lafaz ya, kalau dibandingkan, lebih dekat
hubungan antara siapa, dua orang saudara atau dua orang
sahabat?
Aku bukan seorang ahli bahasa, tapi menurutku hubungan
persaudaraan sejatinya lebih erat dibandingkan hubungan
persahabatan.
Dan Rasul memanggil kita, saudara-saudara beliau.
Bukan sahabat, tapi saudara.
137
Dan beliau katakan bahwa beliau ingin bertemu dengan
kita, saudara-saudaranya.
Coba berhenti sejenak dan renungkan hadis ini untuk
beberapa saat.
Aku nggak akan percaya kalau kamu bilang kamu nggak
menitikkan air mata atau minimal berkaca-kaca
Ingin nggak sih rasanya menjawab sabda Rasulullah ‫ﷺ‬
tercinta dan mengatakan, “Ya Rasulullah, aku juga ingin
bertemu denganmu. Ingin sekali malah. Ingin bertemu
dengan sosok manusia paling sempurna. Sosok suami, ayah
dan kakek terbaik yang pernah ada. Sosok yang begitu lembut
kepada anak-anak dan begitu memuliakan kaum wanita.
Sosok guru teladan, pemimpin ideal, Rasul yang merupakan
rahmat untuk alam semesta. Sosok yang merupakan teladan
dalam kesabaran, kelembutan, kebijaksanaan, kecerdasan,
kesederhanaan, kelapangan dada, kepedulian, kepekaan dan
ke-gentle-an. Sosok yang selalu tersenyum, penuh cinta dan
bisa membuat siapa saja merasa dirinya begitu istimewa.
Sosok yang kami rindukan, kami dambakan, kami ingin temui
lebih dari siapapun jua.”

138
Ya Allah, kami mencintai Rasul-Mu.
Izinkan kami untuk bertemu dengan baginda
di surga-Mu kelak, ya?

139
Penutup
Alhamdulillah, kita sudah sampai di penghujung e-book ini.
Sebelum lanjut membaca ocehan aku di sini, aku beri
kamu waktu tiga puluh detik untuk mengambil tissue dan
menyeka pipi dan hidungmu yang basah oleh air mata.
Malu ah, kalau ketauan room-mate lagi menatap layar HP
dengan wajah sembap, nanti dia kira harga cabe naik lagi,
sampai kamunya berlinang air mata
Nah, begitu, senyum lebih baik
Di akhir buku ini aku ingin menyampaikan beberapa hal
kepada pembaca yang disayang Allah dan Rasul-Nya.
Pertama, aku harap setelah selesai kamu membaca
sampai penutup, judul e-book ini berhasil menjadi nyata, rasa
cinta kamu terhadap Rasulullah ‫ ﷺ‬bertambah dan berlipat
ganda. Aamiin aamiin ya Rabbal ‘Aalamiin.
Kedua, jika kamu berhasil dibuat jatuh cinta, dan kamu
ingin membuat orang lain ikut jatuh cinta kepada baginda,
kamu boleh membagikan e-book ini kepada orang-orang yang
kamu sayangi dan harapkan kebaikan untuk mereka. Aku
akan sangat berterima kasih jika kamu berkenan
menyebarkan e-book ini agar mereka ikut jatuh cinta
Ketiga, aku sangat berharap perjalanan kamu mengenal
Rasulullah ‫ ﷺ‬tidak berhenti di sini. Perjalanan aku pribadi
masih jauh dari garis akhir. Masih begitu banyak buku-buku
tentang beliau yang belum aku baca, masih begitu banyak
sabda-sabda beliau yang belum pernah aku dengar
sebelumnya.

140
Jika kamu ingin mengenal lebih jauh pribadi Rasulullah ‫ﷺ‬
dan lebih prefer mencari referensi berbentuk digital
dibandingkan yang berbentuk buku, aku sangat
merekomendasikan aplikasi Potret Pribadi dan Kehidupan
Rasulullah SAW yang disusun oleh Dr. Ahmad Lutfi Fathullah,
MA rahimahullah dan tim Pusat Kajian Hadis.
Pembahasan di aplikasi itu sangat luas, mulai dari nama
dan gelar beliau, keluarga dan sahabatnya, aspek kehidupan
pribadi beliau seperti makanan yang beliau sukai dan tidak
sukai, rumah dan pakaian beliau, hingga perjuangan beliau
berdakwah, mulai dari dakwah di Mekkah hingga setelah
berhijrah ke Madinah.
Jika kamu lebih prefer membaca buku, maka kamu bisa
membaca buku sirah yang menceritakan kehidupan
Rasulullah ‫ ﷺ‬secara runut, atau membaca buku-buku yang
membahas aspek tertentu saja dari kehidupan Rasullah ‫ﷺ‬.
Salah satu buku yang sangat aku rekomendasikan adalah
buku Syamail al-Nabi karya Imam Tirmidzi. Sejumlah hadis
yang aku cantumkan dalam buku ini aku ambil dari buku
beliau tersebut. Kalau kamu punya kesempatan, baca deh
buku itu. Trust me, it is a very good book.
Terakhir, aku perlu menyatakan sekali lagi bahwa hadis-
hadis yang aku cantumkan di sini adalah pilihan pribadiku,
penjabaran mengapa hadis-hadis ini akan membuat
seseorang jatuh cinta adalah opini aku pribadi juga. Pastinya
masih banyak; mungkin ratusan, mungkin ribuan hadis yang
akan membuat orang yang membacanya jatuh cinta kepada
sosok Rasulullah ‫ ﷺ‬yang mulia, dengan alasan-alasan yang
beraneka warna.
Aku menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Jika ada kata-kata yang kurang
141
berkenan, atau kesalahan dalam penjelasan, maka aku mohon
kepada pembaca agar membukakan pintu maaf yang seluas-
luasnya.
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita semua,
menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang berbekal
ketakwaan, yang senantiasa berusaha untuk berbuat
kebaikan, yang memiliki hati yang penuh dengan cinta
kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya. Aamiin, aamiin ya Rabbal
‘Aalamiin.

142
Mau baca 39 hadis yang telah membuatmu jatuh cinta dengan lebih
lengkap, lihat riwayat yang serupa, atau mau eksplorasi hadis-hadis
lain di bab dan kitab yang sama?

Silakan cek di buku-buku berikut ya


1. Muhammad ibn Isa al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi,
Mesir: Syarikah Maktabah wa Mathba'ah Mushthafa
al-Babiy al-Halabiy, Cet ke-2, 1395 H, juz 5, hlm. 118, no.
hadis 2811, Abwab al-Adab, bab Ma Ja`a fi al-
Rukhshah fi Lubsi al-Humrah lil Rijal.
2. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 5, hlm. 56, no.
hadis 3895, Kitab Manaqib al-Anshar, bab Tazwij al-
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam 'Aisyah.
3. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 1, hlm. 67, no.
hadis 297, Kitab al-Haidh, bab Qiraah al-Rajul fii Hajri
Imraatihi wa Hiya Haidh.
4. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 5, hlm. 135, no.
hadis 4211, Kitab al-Maghazi, bab Ghazwatu Khaibar.
5. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 2, hlm. 16, no.
hadis 949, Kitab al-'Idain, bab al-Hirab wa al-Daraq
Yaum al-'Id.
6. Abu Daud Sulaiman ibn al-Asy'ats, Sunan Abi Daud,
t.tp: Dar al-Risalah al-'Alamiyyah, 1430 H, juz 4, hlm.

143
224, no. hadis 2579, Awwalu Kitab al-Jihad, bab Fii al-
Muhallil.
7. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 1, hlm. 74, no.
hadis 334, Kitab al-Tayammum, bab al-Tayammum
wa Qaulullah ta'ala: Fa illam Tajiduu Ma`an
Fatayammamu Sha'idan Thayyiban.
8. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 7, hlm. 36, no.
hadis 5228, Kitab al-Nikah, bab Ghirah al-Nisa wa
Wajduhunna.
9. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 1, hlm. 66, no.
hadis 294, Kitab al-Haidh, bab Kaifa Kana Bad`u al-
Haidh.
10. Muhammad ibn Abdillah al-Hakim, al-Mustadrak 'ala
al-Shahihain, Beirut: Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah, 1411 H,
juz 4, hlm. 31, no. hadis 6790, Kitab Ma'rifah al-
Shahabah radhiyallahu 'anhum "Amma al-Syaikhan
Fainnahuma lam Yazidaa 'ala al-Manaqib. wa Qad
Bada`na fii Awwali Dzikri al-Shahabi bima'rifati
Nasabihi wa Wafatihi, tsumma bima Yashihhu 'ala
Syarthihima min Manaqibihi mimma lam Yukhrijaahu
falam astaghni 'an dzikri Muhammad ibn Umar al-
Waqidi wa Aqranihi fi al-Ma'rifah, Dzikru Ummul
Mu`minin Shafiyyah bint Huyay radhiyallahu 'anha.
11. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 7, hlm. 36, no.
hadis 5225, Kitab al-Nikah, bab al-Ghirah.
12. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 2, hlm. 102, no.
144
hadis 1389, Kitab al-Janaiz, bab Ma Ja`a fii Qabri al-
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam wa Abi Bakr wa Umar.
13. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 5, hlm. 166, no.
hadis 4358, Kitab al-Maghazi, bab Ghazwah Dzat al-
Salasil.
14. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 5, hlm. 22, no.
hadis 3729, Kitab Fadhail al-Shahabah, bab Dzikru
Ashaar al-Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
15. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 7, hlm. 159, no.
hadis 5884, Kitab al-Libas, bab al-Sikhab lil Shibyan.
16. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 1, hlm. 109, no.
hadis 516, Abwab Sutrah al-Mushalli, bab Idza Hamala
Jariyah Shaghirah 'ala 'Unuqihi fil Shalah.
17. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 8, hlm. 7, no.
hadis 5997, kitab al-Adab, bab Rahmah al-Walad wa
Taqbiluhu wa Mu'anaqatuhu.
18. Muslim ibn al-Hajjaj, al-Jami' al-Shahih (Shahih
Muslim), Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1433 H, juz 7, hlm.
74, no. hadis 2310, kitab al-Fadhail, bab Kana al-Rasul
shallallahu 'alaihi wasallam Ahsana al-Naas Khuluqan.
19. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 8, hlm. 30, no.
hadis 6129, kitab al-Adab, bab al-Inbisath ila al-Nas.
20. Muslim ibn al-Hajjaj, al-Jami' al-Shahih (Shahih
Muslim), Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1433 H, juz 7, hlm.
80, no. hadis 2329, kitab al-Fadhail, bab Tiib Raihah al-
145
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam wa Liin Massihi wa al-
Tabarruk bimashihi.
21. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 3, hlm. 7, no.
hadis 1798, kitab al-'Umrah, bab Istiqbaal al-Haaj al-
Qadimin wa al-Tsalaatsah 'ala al-Daabbah.
22. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 1, hlm. 143, no.
hadis 707, kitab al-Adzan, bab Man Akhaffa al-Shalah
'inda Bukaa`i al-Shabiy.
23. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 1, hlm. 172, no.
hadis 866, kitab al-Adzan, bab Khuruj al-Nisa ila al-
Masajid billail wal Ghalas.
24. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 2, hlm. 132, no.
hadis 1513, kitab al-Hajj, bab Wujub al-Hajj wa
Fadhluhu.
25. Muslim ibn al-Hajjaj, al-Jami' al-Shahih (Shahih
Muslim), Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1433 H, juz 7, hlm.
80, no. hadis 2328, kitab al-Fadhail, bab Muba'adatihi
shallallahu 'alaihi wasallam lil Aatsaam wa Ikhtiyarihi
min al-Mubah Ashalahu.
26. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 1, hlm. 32, no.
hadis 101, kitab al-'Ilm, bab Hal Yuj'alu linnisaa Yaum
'Ala Hidah fil 'Ilm.
27. Muslim ibn al-Hajjaj, al-Jami' al-Shahih (Shahih
Muslim), Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1433 H, juz 2, hlm.
70, no. hadis 537, kitab al-Masajid wa Mawadhi' al-

146
Shalat, bab Tahrim al-Kalam fi al-Shalat wa Naskhu
Ma Kana min Ibahatihi.
28. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 2, hlm. 54, no.
hadis 1153, kitab al-Tahajjud, bab Haddatsana 'Ali ibn
Abdillah.
29. Abu Daud Sulaiman ibn al-Asy'ats, Sunan Abi Daud,
t.tp: Dar al-Risalah al-'Alamiyyah, 1430 H, juz 2, hlm.
631, no. hadis 1523, Abwab Fadhail al-Qur'an, bab Fii
al-Istighfar.
30. Ahmad ibn Hanbal, Musnad al-Imam Ahmad ibn
Hanbal, T.tp: Muassasah al-Risalah, 1421 H, juz 20, hlm.
90, no. hadis 12648, Musnad al-Muktsirin min al-
Shahabah, Musnad Anas ibn Malik radhiyallahu ta'ala
'anhu.
31. Muhammad ibn Isa al-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi,
Mesir: Syarikah Maktabah wa Mathba'ah Mushthafa
al-Babiy al-Halabiy, Cet ke-2, 1395 H, juz 4, hlm. 357,
no. hadis 1991, Abwab al-Birr wal Shilah, bab Ma Ja`a fi
al-Muzah.
32. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 4, hlm. 65, no.
hadis 3035, kitab al-Jihad wa al-Sayr, bab Man laa
Yatsbutu 'ala al-Khail.
33. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 1, hlm. 99, no.
hadis 458, kitab al-Shalat, bab Kansi al-Masjid wa
Iltiqath al-Khiraq wal Qadza wal 'Idan.
34. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 4, hlm. 94, no.

147
hadis 3149, kitab Fardh al-Khumus, bab Ma Kana al-
Nabi Yu'thi al-Muallafah Qulubihim wa Ghairahum.
35. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 9, hlm. 16, no.
hadis 6927, kitab Istitabah al-Murtaddin wal
Mu'aanidin wa Qitaluhum, bab Idza 'Arradha al-
Dzimmiy wa Ghairuhu bisabbi al-Nabi shallallahu
'alaihi wasallam wa lam Yusharrih Nahw Qaulihi al-
Saam 'alaika.
36. Abu Daud Sulaiman ibn al-Asy'ats, Sunan Abi Daud,
t.tp: Dar al-Risalah al-'Alamiyyah, 1430 H, juz 7, hlm.
540, no. hadis 5268, Awwalu Kitab al-Adab, bab Fii
Qatli al-Dhifda'.
37. Muhammad ibn Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari,
Beirut: Dar Thauq an-Najah, 1422 H, juz 4, hlm. 195, no.
hadis 3583, kitab al-Manaqib, bab 'Alamaat al-
Nubuwwah fil Islam.
38. Muhammad ibn Hibban, Shahih Ibn Hibban-al-
Taqasim wa al-Anwa', Beirut: Dar Ibn Hazm, 1433 H,
juz 4, hlm. 289, no. hadis 3446, al-Nau' al-Tsamin,
Dzikru Maghfirah Allah jalla wa 'ala Dzunub Aisyah ma
Taqaddama minha wa ma Taakhara.
39. Ahmad ibn Hanbal, Musnad al-Imam Ahmad ibn
Hanbal, T.tp: Muassasah al-Risalah, 1421 H, juz 20, hlm.
38, no. hadis 12579, Musnad al-Muktsirin min al-
Shahabah, Musnad Anas ibn Malik radhiyallahu ta'ala
'anhu.

148

Anda mungkin juga menyukai