Jagoan Betawi”
Nama anggota
-Ahmad Gifary ( Sebagai Pitung) -Jen Wihelmina (sebagai Maria)
-Cahya Trie (Sebagai Emak ) -Rifky Zulfiansyah (Narator )
(penceng))
Dan pada saat itu pula Menir Belanda dengan 2 putri dan 1 anak buahnya pergi untuk
mencari makan di sekitar kampung Bojong Kenyot.
Menir : “Ayo kita mengisi perut di kedai itu!” (menunjuk sebuah kedai di pinggir jalan)
Menir : “I pesan yang itu, itu dan itu!” (menunjuk makanan yang diinginkan)
Naskah Drama “Si Pitung
Jagoan Betawi”
Emak : “Sebentar tuan saya ambilkan.” (mengambil makanan dan memberikan ke Menir
dan 2 anaknya)
Narator : Karena Menir keluar dengan seenaknya, maka terjadilah keributan antara Menir
dengan Emak . Melihat kejadian itu Pitung datang dengan emosi.
Menir : “You memerintah I? Apa you orang tidak tau I ini siapa?” (mengcaungkan jari
telunjuk ke arah emak)
Emak : ”Maaf tuan, bukannya saya memerintah tuan tapi memang begitu peraturannya.”
Pitung : (Datang dengan emosi kepada Menir dan langsung menggebrak meja)
Pitung : “Emang lu siapeee? Beraninya ganggu emak gue ame penduduk sini!”
Ptung : “Lu yang berkuasa di daerah sini? Walaupun elu yang berkuasa, tapi ini tanah
kelahiran gue!”
Menir : “ You orang terlalu banayak omong, penceeeeng habisi dia!” (mengacungkan jari
telunjuk ke arah Pitung)
Perkelahianpun dimulai ….
Maria dan Lulu : (menghampiri Menir dan Penceng dengan raut wajah yang bertanya-tanya)
Dudung :”Eh, pitung, lo gak liat orang lagi pada ngumpul itu?”
Ptung :”ooh, itu yang tadi habis ngajak ribut sama gue.”
Menir :”Hehe, you orang mau ngapain liat liat anak I?” (dengan tangan yang hampir
memukul Pitungdan Pitunpun menangkis dengan silatnya.
Narator :Keesokan harinya Maria dan Lala sedang berjalan jalan di taman. Tak sengaja,
mereka bertemu dengan Pitung dengan menatap mata dan pada saat itu benih benih
cintapun tertanam di hati Pitung dan Maria.
Lala :”Iya, kita orang lagi cari udara segar. Sister I mau kesana dulu ya, cari angin.”
(meninggalkan Pitung dan Maria)
Pitung :”Kalau boleh tau, nama nona siapa?” (sambil menyodorkan tangannya, dan sampai
Pitung pun lupa kalau dia bukan muhrimnya)
Maria :”Pitung, you ingin menemani I untu berjalan- jalan kelilinh kampung ini?”
Penceng :”Menir, nona Maria sedang berjalan jalan di kampung bersama si Pitung.”
Menir :”What over dongkrak?? Suruh pulang anak itu kalau perlu seret saja dia.”
Naskah Drama “Si Pitung
Jagoan Betawi”
Penceng :”Nona Maria, Tuan Menir menyuruh nona untuk menyeret nona pulang.”
Maria :”PITUUUUUUUUUUNG!!”
Pitung :”Gue BERJANJI kalau gue akan kembalikan ni kalung punya Maria.”
Narator : Sementara itu dirumah Menir, Maria menangis karena dimarahi oleh papinya.
Menir :”hey you penceng, coba liat siapa yang berteriak teriak!”
Pitung : “Ngapain lu kemarin suruh anak buah lo seret Maria pulang ? apa itu sikap BAPAK
yang BAIK?”
Backsound : Cannon
Penceng : ( mendekati Pitung dan siap untuk berkelahi)
Dudung :”Tunggu dulu tung, buat apa kalau kita ada disini, ya ga? (menarik tangan Pitung)
Narator : Dan perkelahianpun terjadi antara Dudung dengan Penceng. Namun fakta
berkata lain, Dudung dapat dikalahkan oleh Penceng karena memakai senjata. Pitung yang
tak terima temannya terlukai menggantikan perkelahian dengan Penceng.
Narator : Karena tidak bertemu dengan Maria dia langsung pulang bersama Dudung
sekaligus untuk mengobati luka Dudung.
Naskah Drama “Si Pitung
Jagoan Betawi”
Lalu keesokan harinya, karena Menir kesal 2 kali kalah terhadap Pitung, ia mengadakan
sayembara untuk menangkap Si Pitung dan membawanya terhadap Menir untuk dibunuh.
Narator : Barang siapa yang bisa menangkap si Pitung akan mendapat hadiah yang sangat
besar dan berharga. Sayembara itu hingga ke telinga Dudung, ia langsung tergiur dengan
hadiah yang ditaruhkan.
Emak :”Apa lu bilang? Pitungkan udah baik sama kita semua, masa mau lo jebak? Teman
apaan lo?”
Dudung :”Alah, nggak usah ikut campur deh mak! Jadi gimana? Lu mau nggak bantuin
gue?”
Emak :”Pitung bangun! Lo kudu ati ati sama si Menir, si Dudung ada rencana mau ngejebak
elo tuh demi hadiah!” (sambil membangunkan Pitung)
Pitung :”kagak mungkin Dudung kan sohib aye dari piyik mak (menhiraukan dan kembali
tidur)
Emak :”Yee, dasar di peringatin kage percaye semoga ini anak aye kagak sampe kenape-
kenape deh ya Allah.”
(dirumah Menir)
Penceng :”Siap Menir!” (menuju keluar rumah) “Ea..Ngapain lu di rumah bos gua ha?”
Dudung :”Eh jangan ngotot dulu doong… bilangin tuh sama si Bos lu, gua tau dimana si
Pitung sama kelemahannya.”
(Penceng Masuk ke rumah)
Penceng: “Menir, kata orang yang ada di luar dia tau dimana Si Pitung sama apa
kelamahannya si Pitung.”
Menir :”Sini sini, duduk dulu.” (sambil duduk) “Heh, emangnya you orang tau apa
kelemahan si Pitung?”
Dudung : (mengikuti Menir) ”Wetss, tar dulu dong bos hadiahnya dulu manaa?”
Dudung :”Oke, dia bisa mati jika ditembak dengan peluru emas.”
Menir :”Owh, peluru emas ya? OK, baiklah akan I coba saranmu ini.”
(Kedai Emak)
Pitung :”Ini hari kedai emak sepi aja, kemana tuh orang-orang?”
Naskah Drama “Si Pitung
Jagoan Betawi”
Menir :”Heh penceng, tangkaplah si Pitung dan bawalah ke lapangan.” (berbisik)
Pitung :”Lepasin gua! Ngapain lo pada bawa gua kesini?” (sambil bertanya-tanya dalam
keadaan emosi)
Menir :”Eh pitung, gara-gara you sudah bikin I marah, I akan bunuh you dengan tangan I.
HAAHAHAHA.”
Maria :”No papih No!” (sambil menangis dan memohon terhadap papihnya untuk tidak
bunuh Pitung)
Lala : (Menarik Maria) ” Sudahlah sister, ayo dengarkan Pitung, eh you tolong bantu I untuk
menarik Maria.” (Melihat ke Dudung)
Dudung :” yadeehh.”
Narator : Menir pun kesal dan ia mengganti peluru pistolnya menjadi peluru emas, dan dia
mengokang lagi pistolnya dan mengarahkan kepada si Pitung. Namun pada akhirnya pitung
tidak dapat menangkis peluru emas itu dan tepat terkena di dadanya.
Menir :” Nih, I kasih you peluru emas I. Mati lo pitung.” (mengarahkan pistolnya ke arah
Pitung)
Naskah Drama “Si Pitung
Jagoan Betawi”
Backsound : battle 31
Maria :”NOOOO, PITUUUUNG.”
Backsound : battle 38
Pitung : (memegangi dada nya dan merasakan kesakitan yang amat sangat sakit lalu jatuh
tersungkur ke tanah)
Narator : Dan pada akhirnya berkat perjuangan Pitung mereka semua hidup dengan
tentram dan tidak bentrok lagi antara Belanda dengan Batavia. Maria memutuskan untuk
tinggal di Batavia sedangkan Lala kembali ke Belanda
https://hanifahdian.wordpress.com/2013/05/17/naskah-drama-si-pitung-jagoan-betawi/