Anda di halaman 1dari 26

URAIAN SINGKAT

Rehabilitasi ruang kelas dengan tingkat kerusakan minimal sedang dan Rehabilitasi toilet (jamban)
beserta sanitasinya dari DAK TK ABA Bendorejo

A. NAMA PEKERJAAN
1. Program : Program Pengelolaan Pendidikan
2. Kegiatan : Pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
3. Sub Kegiatan :
- Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung/Ruang Kelas/Ruang Guru PAUD
- Rehabilitasi Sedang/Berat Pembangunan Sarana, Prasarana dan Utilitas
PAUD
4. Pekerjaan :
- Rehabilitasi ruang kelas dengan tingkat kerusakan minimal sedang dari
DAK TK ABA Bendorejo
- Rehabilitasi toilet (jamban) beserta sanitasinya dari DAK TK ABA
Bendorejo

5. Sumber Dana : Dana Alokasi Khusus (DAK), Kab.Gunungkidul


6. Tahun Anggaran : 2023
7. Lokasi Pekerjaan : TK ABA Bendorejo, Semanu, Kab. Gunungkidul
8. Batas penawaran masing-pekerjaan :
Maksimal penawaran tidak boleh melebihi pagu dari masing-masing sub kegiatan

No Pekerjaan Pagu anggaran Target TKDn


1 Rehabilitasi ruang kelas dengan tingkat kerusakan 190.767.700 40%
minimal sedang dari DAK TK ABA Bendorejo

2 Rehabilitasi toilet (jamban) beserta sanitasinya dari 91.598.050 40%


DAK TK ABA Bendorejo

Pencairan dana tersebut dicairkan penyedia setelah progress fisik masing-masing pekerjaan
mencapai persyaratan pencairan dana pada setiap tahapan.
9. Ruang lingkup pekerjaan :
No Pekerjaan vol satuan
1 Rehabilitasi ruang kelas dengan tingkat kerusakan minimal 2 Ruang
sedang dari DAK TK ABA Bendorejo

2 Rehabilitasi toilet (jamban) beserta sanitasinya dari DAK TK 1 Ruang


ABA Bendorejo

10.Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini sesuai dengan masing-masing pekerjaan
terhitung sejak penandatanganan kontrak seperti berikut :
waktu (hari
No Pekerjaan
kalender)
1 Rehabilitasi ruang kelas dengan tingkat kerusakan minimal 120
sedang dari DAK TK ABA Bendorejo

2 Rehabilitasi toilet (jamban) beserta sanitasinya dari DAK TK 120


ABA Bendorejo

Semua pekerjaan tersebut dilaksanakan secara bersamaan (tidak menunggu salah satu
pekerjaan selesai baru mengerjakan pekerjaan yang lain)

11.RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)


Penyedia menyampaikan pakta komitmen dan penjelasan manajemen risiko serta penjelasan
rencana tindakan sesuai tabel jenis pekerjaan dan identifikasi bahaya dari masing-masing
paket pekerjaan di bawah ini :
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RISIKO K3

URAIAN IDENTIFIKASI SARAN


PROGRAM PENGENDALIAN RISIKO K3
NO PEKERJAAN BAHAYA K3
SUMBER

(1 (2) (3) (4) (5) (6 )


)
1. Pekerjaan - Tertabrak kendaraan Nihil, Sepatu kerja, Kaos - Pemasangan rambu – rambu peringatan
Persiapan mobilisasi demobilisasi Kecelakaan tangan, helm kerja, - Melarang orang – orang yang tidak
alat fatal kacamata berkepentingan memasuki area kerja

2. Pekerjaan - Tertusuk paku, Nihil, Sepatu kerja, Kaos - Penggunaan sepatu booth
pengukuran terpukul alat pemukul Kecelakaan tangan, helm kerja, - Penggunaan kaos tangan
fatal kacamata
3. Pengecoran beton - Tersangkut mesin Nihil, Sepatu kerja, Kaos - Begesting sudah kuat
pengaduk / molen Kecelakaan tangan, helm kerja, - Posisi pekerja dalam menuangkan
- Terjatuh fatal kacamata, masker campuran beton dalam koridor aman
- Tertimpa material - Cara menuangkan material ke dalam molen
di ukur sesuai dengan kekuatan umum
manusia/tidak di paksakan , sehingga
pekerja aman dapat memasukkan material
4. Pasangan - Terkena palu Nihil, Sepatu kerja, Kaos - Penggunaan kaos tangan
begesting - Terkena gergaji Kecelakaan tangan, helm kerja,
- Terjerembab,tertimpa fatal kacamata, masker
material
5. Pembesian - Tersangkut potongan Nihil, Sepatu kerja, Kaos - Penggunaan sepatu booth
besi Kecelakaan tangan, helm kerja, - Penggunaan kaos tangan
- Terjerembab,tertimpa fatal kacamata, masker
material
6. Pekerjaan - Tersangkut mesin Nihil, Sepatu kerja, Kaos - Penggunaan helm kerja
Pasangan bata pengaduk / molen Kecelakaan tangan, helm kerja, - Pemasangan rambu- rambu peringatan
dan - Terjatuh fatal kacamata, masker - Penggunaan sepatu dan kaos tangan
plesteran/acian
- Kena peralatan - Tidak tegesa – gesa dalam melaksanakan
tukang pekerjaan
- Tertimpa pasangan - Cara menuangkan material ke dalam molen
bata di ukur sesuai dengan kekuatan umum
manusia/tidak di paksakan , sehingga
pekerja aman dapat memasukkan material
- BI / steger di buat sekuat mungkin
- Pasangan bata setiap naik 1 m langsung di
cor

7. Pekerjaan kusen - Kena peralatan Nihil, Sepatu kerja, Kaos - Penggunaan APD ( kaos tangan , sepatu dan
pintu/jendela tukang kayu Kecelakaan tangan, helm kerja, kaca mata pelindung )
kayu - Terkena mesin fatal kacamata, masker - Tidak tergesa – gesa dalam melaksanakan
pemotong kayu pekerjaan
8. Pekerjaan - Terjatuh Nihil, Sepatu kerja, Kaos - Penggunaan APD ( kaos tangan , sabuk
konstruksi atap - Tertimpa atap Kecelakaan tangan, helm kerja, pengaman , sepatu dan kaca mata
dan penutup atap - Tertimpa material fatal kacamata, masker pelindung )
*)
penutup atap - Tidak tergesa – gesa dalam melaksanakan
- Tersetrum pekerjaan
- Tertimpa kayu - Memastikan sambungan listrik aman dan
terbungkus dengan baik ( kabel utuh tidak
ada yang lecet )
- Melarang orang – orang yang tidak
berkepentingan memasuki area kerja
9. Pekerjaan - Tersetrum Nihil, Sepatu kerja, Kaos - Memastikan daya listrik tidak aktif
electrical - Terjatuh ( saat Kecelakaan tangan, helm kerja, - Penggunaan sarung tangan anti strum
instalasi atap ) fatal kacamata, masker - Penggunaan sabuk pengaman

10. Pekerjaan lantai - Terkena mesin Nihil, Sepatu kerja, Kaos - Penggunaan APD ( kaos tangan , sepatu dan
dan keramik pemotong keramik Kecelakaan tangan, helm kerja, kaca mata pelindung )
- Tersangkut mesin fatal kacamata, masker - Tidak tergesa – gesa dalam melaksanakan
pengaduk/molen pekerjaan
- Tertimpa/tergores - Cara menuangkan material ke dalam molen
keramik di ukur sesuai dengan kekuatan umum
manusia/tidak di paksakan , sehingga
pekerja aman dapat memasukkan material

11. Pasang kaca - Terkena pecahan kaca Nihil, Sepatu kerja, Kaos - Penggunaan APD
- Terjatuh Kecelakaan tangan, helm kerja, - BI / steger di buat sekuat mungkin
fatal kacamata, masker

12. Pekerjaan cat - Terjatuh Nihil, Sepatu kerja, Kaos - BI / steger di buat sekuat mungkin
Kecelakaan tangan, helm kerja,
fatal kacamata, masker

*) Resiko pekerjaan yang paling besar adalah pada pekerjaan konstruksi atap dan penutup atap, dengan identifikasi bahaya tertinggi adalah terjatuh.
12.MASA BERLAKU PENAWARAN
Masa berlaku penawaran disyaratkan selama 60 (enam puluh) hari kalender.

13.KELUARAN/PRODUK
a. Terrehabnya Ruang ruang kelas, jamban/toilet dari DAK TK ABA Bendorejo
b. Dokumen Laporan akhir pekerjaan.
SPESIFIKASI DAN SYARAT TEKNIS

1. REHABILITASI RUANG KELAS DENGAN TINGKAT KERUSAKAN MINIMAL SEDANG DARI DAK TK
ABA BENDOREJO

PASAL 01 : LINGKUP PEKERJAAN

1. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Rehabilitasi ruang kelas dengan tingkat kerusakan minimal
sedang dari DAK 2023, Kabupaten Gunungkidul.
2. Lokasi : TK ABA BENDOREJO, BENDOREJO, SEMANU, KABUPATEN GUNUNGKIDUL
3. Pekerjaan tersebut adalah :
A PEKERJAAN PERSIAPAN
B REHAB RUANG KELAS UTARA

I PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


II PEKERJAAN BETON ( 1PC : 2PS : 3KR )
III PEKERJAAN KAYU
IV PEKERJAAN PENUTUP ATAP DAN PYAN
V PEKERJAAN BESI DAN KACA
VI PEK. PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
VII PEKERJAAN PENGECATAN
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

C REHAB RUANG KELAS (SELATAN)


I PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
II PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
III PEKERJAAN BETON ( 1PC : 2PS : 3KR )
IV PEKERJAAN KAYU
V PEKERJAAN PENUTUP ATAP DAN PYAN
VI PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPISAN
VII PEKERJAAN BESI DAN KACA
VIII PEK. PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
IX PEKERJAAN PENGECATAN
X PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

4. Pada akhir kerja Penyedia Barang/Jasa diharuskan membersihkan lahan pekerjaan dari segala
kotoran akibat kegiatan pembangunan termasuk sisa-sisa material bangunan dan lain sebagainya.
5. Menyediakan ruang kerja Konsultan Pengawas dan los kerja/los untuk menyimpan bahan bangunan
yang akan digunakan.
6. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut diatas termasuk juga mendatangkan bahan-bahan
bangunan dan peralatan dalam jumlah yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan.
7. Membersihkan lingkungan tanah 3 meter dari tembok luar sekeliling bangunan, apabila keadaan
memungkinkan.
8. Membuat papan nama pekerjaan ukuran + 60 x 90 cm.

PASAL 02 : PEKERJAAN TERSEBUT HARUS DILAKSANAKAN

1. Menurut syarat-syarat, aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan seperti dalam Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat beserta Aanvulling besteknya.
2. Menurut lampiran gambar bestek dan gambar detail yang telah disahkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen.
3. Menurut aturan/petunjuk dan uraian-uraian serta penjelasan-penjelasan yang mungkin akan
diberikan oleh Konsultan Pengawas.
4. Menurut syarat AV 1941, PBI 1971, PPKI 1961, UB 1992, PTI 1961, PUIL 1977, PUBI 1970 dan
Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan kerja serta peraturan lain yang
berhubungan dengan pekerjaan ini.
5. Lahan ini diserahkan kepada Penyedia Barang/Jasa dalam keadaan pada waktu menerima
pekerjaan.
6. Pekerjaan harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat komitmen dalam keadaan 100%.

PASAL 03 : KUASA PENYEDIA BARANG/JASA DAN KEAMANAN DILAPANGAN

1. Dilapangan pekerjaan Penyedia Barang/Jasa wajib menunjuk seorang kuasa Penyedia Barang/Jasa
atau biasa disebut pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan
mendapat kuasa penuh dari Penyedia Barang/Jasa
2. Dengan adanya pelaksana dilapangan tidak berarti bahwa Penyedia Barang/Jasa lepas tanggung
jawab maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Bila dikemudian hari menurut pendapat Konsultan Pengawas, pelaksana kurang mampu atau tidak
cukup cakap dalam memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Penyedia Barang/Jasa
secara tertulis untuk dicarikan penggantinya.
4. Penyedia Barang/Jasa diwajibkan menjaga keamanan dilapangan terhadap barang-barang milik
Sekolah, Konsultan Pengawas dan pihak lain yang ada dilapangan.
5. Bila terjadi kehilangan bahan bangunan yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan baik yang
telah dipasang maupun belum menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
6. Apabila terjadi kebakaran, Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab atas akibatnya baik yang
berupa barang maupun keselamatan jiwa.

PASAL 04 : JAMINAN KESELAMATAN KERJA


1. Penyedia Barang/Jasa diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (PPPK), yang selalu dalam keadaan siap digunakan dilapangan untuk
mengatasi segala kemungkinan bagi petugas dan pekerja dilapangan.
2. Penyedia Barang/Jasa wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat
kesehatan bagi semua petugas dan semua pekerja yang ada dibawah kekuasaan Penyedia
Barang/Jasa.
3. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib diberikan oleh
Penyedia Barang/Jasa sesuai dengan perundangan yang berlaku (JAMSOSTEK).
4. Penyedia Barang/Jasa selain obat obatan diwajibkan menyediakan Perlengkapan SMK3, sesuai
dengan yang di tentukan dalam perhitungan Rencana Anggaran Biaya, untuk mengantisipasi dan
Melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK), yang selalu dalam keadaan siap
digunakan dilapangan untuk mengatasi segala kemungkinan bagi petugas dan pekerja dilapangan.

PASAL 05 : TIMBANGAN DUGA (PEIL HOOTGE)

1. Timbangan duga (Peilhootge) ditentukan sesuai gambar rencana atau sama dengan bangunan lama.
2. Penyedia Barang/Jasa harus memeriksa kecocokan semua ukuran didalam gambar, bilamana terjadi
ketidak cocokan wajib segera memberitahukan kepada Konsutlan Pengawas/Perencana untuk
meminta pertimbangan dan bila terjadi kekeliruan dikemudian hari menjadi tanggung jawab
Penyedia Barang/Jasa.

PASAL 06 : UKURAN POKOK DAN BATAS DAERAH KERJA


1. Ukuran pokok dicantumkan dalam gambar bestek, ukuran-ukuran didalam gambar yang belum
tercantum dapat ditanyakan pada Konsultan Pengawas/Perencana.
2. Penyedia Barang/Jasa wajib mencocokkan ukuran dalam gambar satu dengan yang lain, jika terjadi
selisih atau perbedaan wajib segera memberitahukan kepada Konsultan Pengawas untuk minta
pertimbangan.
3. Bila dalam gambar bestek tertulis pada Rencana Kerja dan Syarat-Syarat tidak tertulis, maka gambar
yang mengikat.
4. Bila gambar bestek tertulis dan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat tertulis tidak sama dengan gambar,
maka Rencana Kerja dan Syarat-Syarat yang mengikat.
5. Bila dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat tertulis sedangkan dalam gambar tidak tertulis, maka
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat yang mengikat.
6. Jika ada perbedaan antara gambar bestek dan gambar detailnya, maka Penyedia Barang/Jasa wajib
minta pertimbangan kepada Konsultan Pengawas dan Perencana.
7. Batas daerah kerja adalah batas lahan yang ada.

PASAL 07 : PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pekerjaan persiapan meliputi :


- Menyediakan ruang kerja pengawas dan menyediakan peralatannya.
- Membuat papan nama pekerjaan.
- Mendatangkan semua bahan material yang akan digunakan sesuai kwalitas yang disyaratkan.
- Menyediakan Perlengkapan SMK3 Lengkap sesuai dengan arahan dan perhitungan dalam RAB.
2. Pekerjaan Uitzet dan bauwplank / Pengukuran kembali.
- Kayu-kayu untuk bauplank digunakan kayu kelas III dengan mutu kayu sesuai SII No. 0458/81.
- Papan bauplank bagian sisi atas harus diketam lurus untuk menentukan as-as dan nol lantai.
- Atau sesuai dengan yang di butuhkan dalam pekerjaaan rehab (pengukuran dan perlengkapan
peralatan untuk rehab gedung)
3. Penyedia jasa diwajibkan harus menyediakan peralatan pendukung diantaranya:
 Dump truck
 Pick up
 Scaffolding
 Angkong
 Dan peralatan pendukung yang dibutuhkan lainnya.

PASAL 08 : PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

- Galian tanah
Pekerjaan galian ini dilaksanakan untuk pemasangan pondasi selsar dan keprasan yang pada
nantinya sebagai acuan, setelah ditentukan batas-batas yang jelas melalui pematokan dan
bouwplank, maka dilakukan pengalian. Sistem penggalian dilaksanakan dengan tenaga manusia dan
atau memakai alat berat berupa escavator. Setelah kedalaman mencapai ukuran sesuai dengan
gambar kerja maka dimintakan persetujuan dari pelaksana teknis untuk segera dilakukan pekerjaan
pasangan. Tanah galian harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu jalannya
pekerjaan. Sisa bahan galian yang tidak dipakai untuk pengurugan dibuang dari lokasi pekerjaan.

- Urugan kembali
Pekerjaan ini dilakukan pada sisi kanan dan kiri pondasi disamping untuk memperkuat posisi
pondasi juga untuk merapikan bekas galian yang ada disekitar pondasi. Pekerjaan ini dilakukan
bertahap lapis demi lapis dan pada setiap lapisnya dilakukan pemadatan dengan alat yang sudah
ditentukan. Dalam pelaksanaan urugan ini, persiapan bahan/material dan peralatan yang
diperlukan sangat menunjang untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini. Siapkan lokasi yang akan
diurug termasuk jalan kerja. Pengurugan dilaksanakan secara bertahap dengan ketebalan urugan
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan pemadatan urugan dilaksanakan dengan
pemadatan memakai stamper, sampai tanah permukaan urugan tidak terlihat menggunung.

- Urugan pasir
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian untuk pondasi selesai. Pasir ditebar
merata pada dasar galian dengan ketebalan rata-rata yang telah ditentukan didalam gambar.
Urugan ini harus dipadatkan dan disiram dengan air sebelum pelaksanaan pasanga pondasi
dilakukan. Pekerjaan ini dilakukan untuk fleksibelitas/ kekuatan pondasi bila terjadi pergeseran
tanah.
Sedangkan untuk urug pasir bawah lantai, dikerjakan sebelum pemasangan tegel lantai dikerjakan
dengan ketebalan yang sesuai dengan yang telah ditentukan pada bestek dan gambar kerja.

- Urugan batu
Pekerjaan ini dilakukan pada bawah lantai sebagai landasan lantai. Dalam pelaksanaan urugan
ini, persiapan bahan/material dan peralatan yang diperlukan sangat menunjang untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan ini. Siapkan lokasi yang akan diurug. Pengurugan dilaksanakan secara
bertahap dengan ketebalan urugan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan pemadatan
urugan dilaksanakan dengan alat pemadat atau bruk, sampai mencapai kepadatan yang
disyaratkan. Pekerjaan ini berfungsi untuk memperkuat posisi lantai agar tidak mudah retak dan air
akan merembes ke bawah dan akhirnya habis. Pekerjaan urugan batu atau aanstamping ini harus
diperhatikan masalah pemadatannya dan pada setiap rongga harus diisi dengan batu batu yang
kecil agar semua rongga tertutup rapat.

PASAL 09 : PEKERJAAN PASANGAN

1. Pasangan batu putih, Camp. 1 pc : 6 ps pasang


Pekerjaan pasangan dilakukan setelah pekerjaan galian sudah sesuai dengan gambar kerja dan
sudah disetujui oleh pelaksana teknis. Pekerjaan pasangan batu putih dengan campuran 1 pc : 6ps
pasir progo diaduk dengan mengunakan pengaduk beton (molen) untuk mendapatkan campuran
yang baik. Pasangan ini dikerjakan pada pasangan pondasi. Sebelum pemasangan pondasi dimulai
terlebih dahulu dipasang propil dari kayu/bambu dengan diwaterpass/dislang serta ditarik benang
sebagai acuan dalam pemasangan. Batu yang digunakan batu putih keras dengan 3 bidang sisi
pecahan dan bersih dari kotoran. Pemasangan batu harus ditata sedemikian rupa sehingga tidak
saling bersinggungan dan selalu ada perekat/adukan diantaranya. Pemecahan batu tidak boleh
didekat alur pondasi. Pada posisi bagian atas dibuat lurus rata.

2. Pekerjaan Pasangan Batu Merah :


- Mengerjakan dinding sesuai dengan gambar bestek.
- Pembuatan perancah tidak boleh menembus tembok.
- Semua pasangan batu merah harus dikerjakan dengan beraben yang baik dan pemasangannya
tidak boleh lebih dari 1 (satu) meter satu harinya. Semua pasangan batu merah baru
menggunakan perekat 1 pc : 6 ps.
- Batu merah yang digunakan harus berkualitas baik dengan prosentase pecah maksimum 10%.
- Sebelum dipasang batu merah harus direndam dengan air sampai buihnya habis.
- Pasangan dinding harus secara kontinyu dibasahi dengan air.

PASAL 10 : PEKERJAAN PLESTERAN


1. Semua pasangan batu bata baru yang kelihatan diplester dengan spesi yang sudah ditentukan.
2. Spesi plesteran untuk :
- Dinding luar dan dalam pasangan baru diplester dengan perekat 1 pc : 4 ps setinggi 30 cm diatas
lantai dan selanjutnya diplester menggunakan spesi 1 pc : 4 ps.
- Sudut dan sponengan diplester dengan perekat 1 pc : 4 ps.
3. Cara Pengerjaan :
- Semua plesteran dinding tembok baru boleh dikerjakan sesudah terlindung atap.
- Pasangan batu bata harus dibersihkan dari segala kotoran dan sebelum diplester disiram air
terlebih dahulu.
- Plesteran harus menggunakan jalur-jalur kepala vertical selebar ± 15 cm dengan jarak antara
paling besar 100 cm satu sama lainnya. Jalur-jalur kepala ini harus benar-benar vertical dan datar.
Jalur kepala ini merupakan pedoman untuk plesteran selanjutnya.
- Bidang-bidang yang telah selesai harus dikontrol dengan menggunakan mistar yang panjangnya
tidak boleh kurang 200 cm.
- Apabila terdapat cekungan, cembungan ataupun plesteran tidak vertical (tegak) dan tidak siku,
maka harus diperbaiki selambat-lambatnya dalam waktu kurang dari 2 x 24 jam.
- Sebelum beton diplester harus dibersihkan terlebih dahulu permukaannya kemudian dikasarkan
dengan kamrotan 1 pc : 4 ps.

4. Pengacian dilakukan denga PC setipis mungkin rata dan rapi, pengacian dengan roskam kayu
sehingga seluruh permukaannya rata dan halus.
5. Memperbaiki plesteran dinding yang rusak dengan scampuran 1PC : 6 Psr dan difinis aci sampi
halus, rata dan tidak bergelombang.

PASAL 11 : PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. Beton campuran terdiri dari campuran semen air dan agregat (pasir dan split) tidak boleh ada
material lain kecuali dengan persetujuan direksi. Setelah beton mengeras, maka harus diperoleh
sesuatu material yang rapat-rapat dan awet yang akan mempunyai beton berkarakteristik sesuai
spesifikasi.
2. Bahan Beton.
- Semen Portland (PC).
Semen PC yang digunakan adalah semen sejenis 1 dengan standar mutu SII 0013-81 dan
sesuai SNI 15.2049.1994 serta memenuhi persyaratan kimia dan fisik sesuai table 1-1 dan 1-
2 PUBI tahun 1982.
Semen harus disimpan didalam gudang yang kedap air, berventilasi baik, diatas lantai
setinggi 30 cm. Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis.

- Agregat (pasir, split atau batu pecah).


Agregat yang halus dan kasar dipakai agregat alami atau buatan. Agregat tidak boleh
mengandung bahan yang dapat merusak beton dan ketahanan tulangan terhadap karatan.
Agregat kasar berupa split yang diperoleh dari pemecah batu, dipakai ukuran 2/3 cm,
agregat kasar harus keras dan tidak berpori dan tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari
1%.
- Besi Tulangan.
Besi tulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian rupa, sehingga bebas dari
hubungan langsung dengan tanah lembab maupun basah.
- Bendrat.
Bendrat atau kawat pengikat harus berukuran minimal 1 mm, kualitas baik dan tidak
berkarat.
- Air.
Air untuk campuran dan untuk pemeliharaan beton harus dari air bersih dan tidak
mengandung zat-zat yang dapat merusak mutu beton.

Semua bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan pengawas. Dalam keadaan diragukan
maka pengawas berhak minta Pemeriksa Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik atas biaya Penyedia
Barang/Jasa.
3. Mutu Beton Bertulang.
Mutu beton yang disyaratkan adalah K 175 untuk baja U 36 deform dan U 24 polos.

4. Lapisan penutup beton/lapisan pelindung beton ditentukan sebagai berikut :


Kolom utama
Didalam = 2,5 cm
Diluar = 3 cm
Balok
Didalam = 2 cm
Diluar = 2,5 cm

5. Campuran Beton.
Campuran beton dibuat dengan perbandingan volume dengan macam campuran sesuai dengan Mix
Designe (Job Mix Formula).
Kekentalan
Banyaknya air untuk campuran beton harus ditentukan sedemikin rupa sehingga tercapai sifat
mudah dikerjakan sesuai dengan penggunaannya. Untuk mencegah terjadinya air pada campuran
berlebihan atau kurang, nilai slum harus berada dalam batasan yang disyaratkan PBI 1971 seperti
table dibawah ini :

No Macam Pekerjaan Pemerosotan (Slump)


1. Kolom, balok, ring balk, ring Maximum Minimum cm
gunung-gunung 12,5 cm 10 cm

Pekerjaan beton yang tidak memenuhi persyaratan slump tidak boleh digunakan dalam pekerjaan.

6. Perancah dan Begesting


- Perancah harus memakai bahan kayu yang bermutu baik, kayu harus memenuhi peraturan
konstruksi kayu Indonesia (PKKI-1961) dan disetujui Pengawas/Direksi.
- Jarak steger maksimum 40 cm serta diberi kayu pengaku antara perancah.
- Ketinggian perancah/steger sesuai dengan konstruksi gambar rencana.
- Pekerjaan begesting memakai kayu yang kuat, rapi dan kaku sehingga setelah dibongkar
memberikan bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit penghalus.
- Untuk pekerjaan kolom, balok, plat papan begesting dilapisi dengan triplek agar produk beton
menjadi beton ekspose.
- Sebelum pengecoran, sisi dalam dari begesting harus disiram dengan air dan bebas dari kotoran
atau benda-benda yang tidak diperlukan.
- Pengawas dan Direksi harus mengecek perancah sebelum dilaksanakan pengecoran.

7. Pengadukan.
Pengadukan semua beton harus dilaksanakan sampai homogin betul dan apabila perlu dengan
mesin pengaduk beton (beton molen) dan Ready Mix untuk beton-beton tertentu.

8. Pengecoran.
Sebelum diadakan pengecoran beton. Pengawas dan Direksi harus mengecek/mengontrol :
Begesting dan steger.
Kesiapan pelaksanaan meliputi :
a. Alat pengaduk beton dengan memakai molen.
b. Alat Pemadat Beton manual atau menggunakan Vibrator apabila diperlukan
c. Alat Pengangkut.
d. Tenaga Kerja.
e. Kesiapan bahan-bahan yang digunakan.

9. Pemadatan beton.
- Setelah campuran beton dituangkan dalam acuan (begesting) harus diikuti dengan pemadatan
dengan menggunakan alat manual.
- Alat pemadat dicelupkan dalam campuran beton yang dituangkan pada acuan..

10. Pembongkaran acuan dan perancah.


- Pembongkaran acuan dan perancah harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan PBI 1971 pasal
5 dan SKSNI 1991.
- Pembongkaran acuan dan perancah minimal beton tersebut dapat memikul bahan sendiri
(selama 28 hari).
- Pembongkaran begesting harus hati-hati supaya sisi sudut tajam tidak rusak.

11. Perawatan/pemeliharaan beton.


- Pemeliharaan beton dilakukan setelah pengecoran dalam pengeringannya harus dibasahi air
atau goni yang basah.
- Mempersiapkan diri dari pengaruh sinar matahari sehingga tidak terjadi penguapan pengeringan
yang terlalu cepat.
- Mempersiapkan perlindungan beton yang baru dicor dari kemungkinan datangnya hujan.
- Membasahi atau merendam plat lantai secara terus-menerus minimal 14 hari.

12. Baja Tulangan.


Uraian :
Pekerjaan yang menyangkut baja tulangan yaitu berupa penyediaan, pemotongan, pembengkokan
dan pemasangan batang-batang baja untuk tulangan beton. Kelas mutu baja untuk pekerjaan ini
memakai baja tulangan yang mempunyai tegangan luluh karakteristik 3.600 kg/m2 (U 24 polos).
Syarat-syarat pelaksanaan :
Pembengkokan.
Potongan batang pada tulangan pokok harus dibengkokan paling sedikit 5 (lima) kali diameter,
beugel harus dibengkokan menurut PBI 1971 tidak ijinkan membengkokan dalam begesting.

Pemasangan/penyetelan.
Baja tulangan harus dipasang sesuai dengan gambar rencana baik kebutuhan tulangan maupun
diameter. Baja tulangan pokok harus diikat dengan sengkang/begel yang jarak dan diameter
disesuaikan dengan gambar rencana.

Jarak Tulangan.
Jarak antara tulangan yang sejajar tidak boleh kurang dari diameter batang atau ukuran maximum
agregat ditambah 1 cm dengan minimum 2,5 cm. Jika tulangan pada balok terdiri lebih dari satu
lapis batang, maka jarak tulangan pada lapis atas harus tepat diletakkan diatasnya dengan jarak
vertical minimum 2,5 cm.

Sambungan.
Jika tidak perlu batang-batang tulangan jangan dipotong dan harus ditempatkan pada seluruh
panjangnya. Hindari sambungan batang-batang pada tegangan maximum (dengan tarik). Bila
keadaan harus disambung, maka potongan harus dilewatkan (sambungan lewatan tulangan) sesuai
dengan peraturan-peraturan dlam PBI 1971. Sambungan-sambungan harus diikat dengan aman
pada dua tempat. Untuk mengetahui mutu dan tegangan luluh karakteristik baja, rekanan harus
mengambil beberapa sample untuk tes/pengujian mutu baja.
PASAL 12 : PEKERJAAN KAYU

1. Kualitas Kayu
- Kayu KRUING digunakan untuk :
a. Kuda-kuda, gording, murplat, lisplang, ruiter, Kres angin
b. Pekerjaan Usuk
c. Kusen Pintu dan jemdela
- Kayu Jati lokal digunakan untuk :
Pasang daun Pintu, daun jendela, dan reng

2. Golongan mutu kayu yang dipakai :


- Semua kayu yang digunakan kualitas mutu A, kering, tua berkualitas baik dan tidak cacat
- Persyaratan mutu harus memenuhi syarat yang diajukan dalam PKKI Tahun 1961 (NI-5)

3. Semua kayu yang akan dipakai harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas atau
Tim Pemeriksa Rehabilitasi Bagunan Gedung Sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul.

4. Dimensi Kayu
- Untuk kuda-kuda, Nok dan jurai, murplat dan gording, bok sambungan kayu serta drug balk
memakai ukuran 8/12 cm.
- Untuk kres angin memakai ukuran 6/12 cm
- Semua kosen pintu. Kosen jendela dan boven light menggunakan ukuran 6/12 cm dengan
toleransi ukuran 5,5 cm dan 11,5 cm jadi.
- Untuk gapit kuda-kuda dan kres angin memakai ukuran 2 x 6/12 cm
- Rangka daun pintu menggunakan ukuran 3,5/12 cm dan 3,5/20 cm dengan toleransi 2 ml, dan
panil papan tebal 2 cm menggunakan kayu jati lokal.
- Rangka daun jendela kaca menggunakan ukuran 3/8 cm dengan toleransi 2 ml menggunakan
kayu jati lokal.
- Kayu lisplank menggunakan ukuran 2/20 cm dan 2/25 cm dengan panjang minimal 3 (tiga)
meter. menggunakan kayu kruing
- Papan ruiter menggunakan ukuran 2/15 cm menggunakan kayu kruing
- Untuk pekerjaan plapon menggunakan kayu kruing ukuran 5/7 dengan jarak 1 meter.
menggunakan kayu kruing
- Reng kayu jati lokal lurus bentuk persegi panjang bebas dari kulit kayu, menggunakan ukuran
3/4 cm dengan panjang minimal 150 cm.

5. Teknis Pelaksanaan :
- Kayu-kayu tersebut datang kelokasi pekerjaan dalam keadaan belum diteer/dimeni.
Pengetiran/meni dilaksanakan dilokasi pekerjaan atas persetujuan Konsultan Pengawas/Tim
Pemeriksa Kegiatan
- Untuk rangka atap, gording dan rangka yang lain penyambungannya harus menggunakan baut
dan mur yang dilengkapi dengan ring 2 buah dengan diameter 5/8” dengan letak sambungan
maksimal 1/5 bentang maksimum
- Untuk sambungan papan lisplank menggunakan sambungan ekor burung
- Semua sambungan kayu dibuat secara teknik, rapi dan rapat serta diawetkan dengan meni
pada bidang sambungannya
- Semua pekerjaan kayu yang kelihatan harus diketam halus dan difinish menurut ketentuan
- Semua kayu yang akan dipakai harus mendapat persetujuan konsultan pengawas / Tim
Pemerikasa Kegiatan.

6. Kebenaran perhitungan konstruksi menjadi tanggungjawab konsultan perencana.


PASAL 13 : PEKERJAAN PENUTUP ATAP

1. Semua pertemuan pada bidang atap pada sudut luar dipasang bubungan berkualitas baik.
2. Teknis pelaksanaan :
- Untuk pekerjaan kerpusan
Diatas sepanjang reuter dipasang karpet plastik lebar secukupnya. Genteng kerpus dipasang
menggunakan perekat 1PC:2PS dan pada celah-celah diisi dengan pecahan genteng, diplester
dengan perekat 1PC: 3PS serta diaci dengan PC setipis mungkin hingga tidak bocor.
- Sebelum dipasang genteng , pekerjaan konstruksi atap harus benar-benar kuat dan lengkap
perkuatannya terlebih dahulu.
- Reng kayu dipasang dengan jarak sesuai dengan ukuran gentengnya sedangkan usuk dipasang
dengan jarak as ke as 45 Cm
- Sebelum mendatangkan genteng, Penyedia barang/jasa harus memberikan contoh terlebih dahulu
kepada konsultan pengawas dan Tim Pemeriksa Kegiatan untuk dimintakan persetujuan.
Contoh yang diajukan minimal 3 buah, penutup atap yang didatangkan harus sesuai dengan
contoh yang telah disetujui .
- Sebelum penutup atap dipasang agar dipastikan terlebih dahulu bahwa bidang penutup atap
sudah baik dan rata
- Pada saat memasang penutup atap harus menggunakan alat bantu sehingga susunan dan bidang
atap dapat lurus dan rata baik arah memanjang maupun melintang.
- Pekerjaan penutup atap boleh dipasang setelah mendapat persetujuan dari konsultan
Pengawas/Tim Pemeriksa Kegiatan.

PASAL 14 : PEKERJAAN PYAN LANGIT-LANGIT

Pekerjaan pyan langit langit menggunakan Kalsiboard ukuran 1,2 m x 2,4 m rangka Hollow GT 4x4, dan
bagian luar dan bagian dalam dengan modul atau jarak rangka 60 x 80 cm.

PASAL 15 : PEKERJAAN LANTAI

1. Memasang lantai keramik dalam 40 x 40 cm tekstur warna dengan keramik Impresso/Mulia/Asia


dengan spesi 1 Pc : 3 Psr dan dikolot dengan semen warna.

2. Pemasangan keramik lantai 40 X 40 cm TEKSTUR/MOTIF lantai selasar dan dikolot dengan semen
warna.

3. Pemasangan keramik dinding 20 x 40 cm motif warna dengan keramik Impresso/Mulia/Asia dengan


spesi 1 Pc : 3 Psr dan dikolot dengan semen warna.
Pemasangan Keramik disesuaikan dengan gambar. Keramik yang akan dipasang harus direndam
dulu sampai gelembung udaranya hilang dan bersih dari kotoran. Untuk langkah awalnya buat profil
dari paku dan ditarik benang. Sesuaikan tebal profil dengan keramik yang akan dipasang, untuk garis
horisontal ukur dengan waterpass atau memakai selang, dan untuk garis vertical ukur dengan
lot/bandul yang dapat mengetahui tegak lurusnya suatu bidang vertical. Kencangkan benang
pengacu tersebut pada paku dan mulailah untuk memasang. Keramik pertama harus ditempatkan
pada posisi tengah, jadi untuk sisa spasinya ditempatkan ditepi. Agar hasilnya rapi dianjurkan
memotong keramik memakai alat pemotong keramik, Kadar air untuk speci/campuran harus selalu
terjaga (kental).
PASAL 16 : PEKERJAAN CAT-CATAN

1. Mengecat kayu baru dengan Cat kayu merk EMCO


2. Mengecat dinding baru dengan Cat tembok merk CATYLAC.
3. Mengecat eternit baru pada unit yang diganti/dipasang dengan Cat eternit merk DECOLITE warna
putih
4. Proses Cat.

a. Untuk kayu : Menggunakan cara seperti petunjuk dari pabrik atau sebelum pekerjaan
pengecatan dimulai, besi harus kering dan digosok dengan kertas amplas sampai halus dan
didempul pada tempat yang berlubang, selanjutnya diplamur, hingga permukaannya rata
dan licin baru kemudian dicat sampai rata.
b. Untuk Dinding : Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara
menggosok dengan memakai kain yang dibasahi air, setelah kering didempul/diplamur pada
tempat yang berlubang hingga permukaannya rata dan licin untuk kemudian dicat paling
sedikit dua kali sampai baik atau dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik.
c. Pengecatan dinding dilakukan setelah tembok benar-benar kering.
Sebelum dicat ulang bagian yang akan dicat harus dibersihkan dari segala kotoran antara lan
debu, lumut dan kotoran lainnya.

- Cat kayu

Jenis, warna cat dan spesifikasi lain untuk pekerjaan pengecatan harus kita perhatikan dan
sesuaikan dengan spesifikasi yang ada. Kayu sebelum dicat harus kita bersihkan terlebih dahulu dari
kotoran dengan cara diampelas, setelah diampelas kayu di bersihkan dengan kain. Setelah itu kita mulai
mengecat dengan cat dasar ( meni kayu ) memakai kuas hingga rata, kemudian setelah kering kayu kita
lapisi dengan plamur kayu menggunakan sekrap hingga menutup lubang dan pori kayu. Agar hasil dapat
halus, kita lakukan kembali pengampelasan yang kemudian bersihkan kotoran dengan kain. Pengecatan
bisa dimulai, pengecatan dikerjakan dengan kuas, perbandingan antara cat dengan minyak cat harus
tepat. Untuk hasil yang baik, pengecatan kita lakukan dua kali.

- Cat Dinding

Jenis, warna cat dan spesifikasi lain untuk pekerjaan pengecatan harus kita perhatikan dan
sesuaikan dengan spesifikasi yang ada. Dinding sebelum dicat harus kita bersihkan terlebih dahulu dari
kotoran dengan cara diampelas, setelah diampelas dinding di bersihkan dengan kain. Setelah itu kita
mulai mengecat dengan plamur tembok menggunakan sekrap hingga rata dan menutup pori tembok.
Agar hasil dapat halus, kita lakukan kembali pengampelasan yang kemudian bersihkan kotoran dengan
kain. Pengecatan bisa dimulai, pengecatan dikerjakan dengan kuas, perbandingan antara cat dengan air
harus tepat. Untuk hasil yang baik, pengecatan kita lakukan dua kali.

PASAL 17 : PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1. Dalam pekerjaan instalasi listrik ini pemasangan pipa sparingan untuk kabel NYA ukuran 2,5mm
instalasi titik lampu dan stop kontak menggunakan pipa standar PLN dan pemasangan ditanam
kedalam tembok dengan rapi.
2. Pemasangan lampu SL 20 watt PHILIPS.
3. Pemasangan saklar dan stop kontak menggunakan BROCO

PASAL 18 : STANDAR BAHAN


Dalam penggunaan bahan-bahan bangunan berdasarkan PUBI 1982 dan standar yang dipakai
Indonesia seperti terurai dibawah ini :

1. Semen Portland (PCC).


Semen Portland yang digunakan adalah semen jenis I dengan mutu SII.0013-18. Menggunakan
semen DINAMIX, atau GRESIK

2. Kayu Bangunan
Mutu kayu bangunan standard spesifikasi sesuai dengan SNI-03-3527-1994.
Kayu yang digunakan bangunan structural adalah kayu bengkirai, kayu kruing dan kayu jati lokal.
Untuk kayu jati lokal yang dipergunakan harus pecahan kayu OGD (dia. 40 cm) dan kadar air
maksimum 20%.
Kayu kruing dan bengkirai harus berkualitas baik sesuai dengan petunjuk dalam SKBI
3653.1987,UDC.693.55.693.25 dan SKBI 43.53-1987, UDC.674.048.7.
Adapun persyaratan/mutu kayu berdasarkan table 37-1 dan table 37-3.

3. Cat.
Cat kayu, Meny kayu dan besi harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam PUBI 1982 tabel
53-1 dengan referensi NI.4 (empat) peraturan cat Indonesia.
Cat tembok yang digunakan adalah cat emulsion dengan persyaratan sesuai tabel 54-2 PUBI tahun
1982 dan juga SNI 03-2410-1991

4. Air
Air yang digunakan harus bersih tidak mengandung Lumpur, minyak dan benda terapung yang bias
dilihat secara visual dan asam-asam zat organic dan sebagainya.

5. Pasir Pasang.
Pasir yang di gunakan adalah pasir PROGO harus bersih, mempunyai butiran keras, kadar Lumpur
maksimum 5%, tidak mengandung zat organic dan angka kehalusan yang lolos ayakan 0,3 mm
minimal 15% sesuai dengan SNI-03-1756-1990.

6. Kerikil Beton.
Kerikil beton yang digunakan adalah kerikil berupa pecahan yang berukura 5-25 mm.
Persyaratan kerikil beton, berdasarkan syarat fisik dan persyaratan kimia PUBI 1982 pasal 12 ayat
2.1, ayat 2.2.

7. Bata Merah.
Bata merah kualitas baik , matang, dan yang digunakan adalah ukuran standard dengan toleransi
ukuran sesuai table 27-1 dan 27-2 PUBI 1982.
Bagian yang pecah dari batu bata tidak boleh lebih dari 10%.
Persyaratan kuat tekan harus memenuhi yang ditentukan table 27-3 PUBI 1982.

Genteng yang dipakai adalah genteng tanah produksi Godean atau sejenis. Seukuran dengan
genteng lama. Penutup Nok Menggunakan Kerpusan genteng beton baru sejenis. Menggunakan
kerpus Tanah produksi Godean atau sejenis.
Persyaratan ukuran berdasarkan table 28-2 PUBI 19782.

8. Besi Beton.
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak jenis besi Polos U 24 (tegangan leleh karakteristik
minimum 2400 kg/cm2).
Telah memperhatikan semaksimal mungkin hasil produksi dalam negeri dan juga kandungan lokal.

2. REHABILITASI TOILET (JAMBAN) BESERTA SANITASINYA DARI DAK TK ABA BENDOREJO

PASAL 01 : LINGKUP PEKERJAAN

1. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Rehabilitasi toilet (jamban) beserta sanitasinya dari DAK
2023, Kabupaten Gunungkidul.
2. Lokasi : TK ABA BENDOREJO, BENDOREJO, KABUPATEN GUNUNGKIDUL
3. Pekerjaan tersebut adalah :
A PEKERJAAN PERSIAPAN
B PEMBANGUNAN JAMBAN
I PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
II PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
III PEKERJAAN BETON ( 1PC : 2PS : 3KR )
IV PEKERJAAN KAYU
V PEKERJAAN PENUTUP ATAP DAN PYAN
VI PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPISAN
VII PEKERJAAN BESI DAN KACA
VIII PEK. PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
IX PEKERJAAN PENGECATAN
X PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

4. Pada akhir kerja Penyedia Barang/Jasa diharuskan membersihkan lahan pekerjaan dari segala
kotoran akibat kegiatan pembangunan termasuk sisa-sisa material bangunan dan lain sebagainya.
5. Menyediakan ruang kerja Konsultan Pengawas dan los kerja/los untuk menyimpan bahan bangunan
yang akan digunakan.
6. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut diatas termasuk juga mendatangkan bahan-bahan
bangunan dan peralatan dalam jumlah yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan.
7. Membersihkan lingkungan tanah 3 meter dari tembok luar sekeliling bangunan, apabila keadaan
memungkinkan.
8. Membuat papan nama pekerjaan ukuran + 60 x 90 cm.

PASAL 02 : PEKERJAAN TERSEBUT HARUS DILAKSANAKAN

1. Menurut syarat-syarat, aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan seperti dalam Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat beserta Aanvulling besteknya.
2. Menurut lampiran gambar bestek dan gambar detail yang telah disahkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen.
3. Menurut aturan/petunjuk dan uraian-uraian serta penjelasan-penjelasan yang mungkin akan
diberikan oleh Konsultan Pengawas.
4. Menurut syarat AV 1941, PBI 1971, PPKI 1961, UB 1992, PTI 1961, PUIL 1977, PUBI 1970 dan
Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan kerja serta peraturan lain yang
berhubungan dengan pekerjaan ini.
5. Lahan ini diserahkan kepada Penyedia Barang/Jasa dalam keadaan pada waktu menerima
pekerjaan.
6. Pekerjaan harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat komitmen dalam keadaan 100%.

PASAL 03 : KUASA PENYEDIA BARANG/JASA DAN KEAMANAN DILAPANGAN

1. Dilapangan pekerjaan Penyedia Barang/Jasa wajib menunjuk seorang kuasa Penyedia Barang/Jasa
atau biasa disebut pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan
mendapat kuasa penuh dari Penyedia Barang/Jasa
2. Dengan adanya pelaksana dilapangan tidak berarti bahwa Penyedia Barang/Jasa lepas tanggung
jawab maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Bila dikemudian hari menurut pendapat Konsultan Pengawas, pelaksana kurang mampu atau tidak
cukup cakap dalam memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Penyedia Barang/Jasa
secara tertulis untuk dicarikan penggantinya.
4. Penyedia Barang/Jasa diwajibkan menjaga keamanan dilapangan terhadap barang-barang milik
Sekolah, Konsultan Pengawas dan pihak lain yang ada dilapangan.
5. Bila terjadi kehilangan bahan bangunan yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan baik yang
telah dipasang maupun belum menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
6. Apabila terjadi kebakaran, Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab atas akibatnya baik yang
berupa barang maupun keselamatan jiwa.

PASAL 04 : JAMINAN KESELAMATAN KERJA


1. Penyedia Barang/Jasa diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (PPPK), yang selalu dalam keadaan siap digunakan dilapangan untuk
mengatasi segala kemungkinan bagi petugas dan pekerja dilapangan.
2. Penyedia Barang/Jasa wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat
kesehatan bagi semua petugas dan semua pekerja yang ada dibawah kekuasaan Penyedia
Barang/Jasa.
3. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib diberikan oleh
Penyedia Barang/Jasa sesuai dengan perundangan yang berlaku (JAMSOSTEK).
4. Penyedia Barang/Jasa selain obat obatan diwajibkan menyediakan Perlengkapan SMK3, sesuai
dengan yang di tentukan dalam perhitungan Rencana Anggaran Biaya, untuk mengantisipasi dan
Melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK), yang selalu dalam keadaan siap
digunakan dilapangan untuk mengatasi segala kemungkinan bagi petugas dan pekerja dilapangan.

PASAL 05 : TIMBANGAN DUGA (PEIL HOOTGE)

1. Timbangan duga (Peilhootge) ditentukan sesuai gambar rencana atau sama dengan bangunan lama.
2. Penyedia Barang/Jasa harus memeriksa kecocokan semua ukuran didalam gambar, bilamana terjadi
ketidak cocokan wajib segera memberitahukan kepada Konsutlan Pengawas/Perencana untuk
meminta pertimbangan dan bila terjadi kekeliruan dikemudian hari menjadi tanggung jawab
Penyedia Barang/Jasa.

PASAL 06 : UKURAN POKOK DAN BATAS DAERAH KERJA

1. Ukuran pokok dicantumkan dalam gambar bestek, ukuran-ukuran didalam gambar yang belum
tercantum dapat ditanyakan pada Konsultan Pengawas/Perencana.
2. Penyedia Barang/Jasa wajib mencocokkan ukuran dalam gambar satu dengan yang lain, jika terjadi
selisih atau perbedaan wajib segera memberitahukan kepada Konsultan Pengawas untuk minta
pertimbangan.
3. Bila dalam gambar bestek tertulis pada Rencana Kerja dan Syarat-Syarat tidak tertulis, maka gambar
yang mengikat.
4. Bila gambar bestek tertulis dan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat tertulis tidak sama dengan gambar,
maka Rencana Kerja dan Syarat-Syarat yang mengikat.
5. Bila dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat tertulis sedangkan dalam gambar tidak tertulis, maka
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat yang mengikat.
6. Jika ada perbedaan antara gambar bestek dan gambar detailnya, maka Penyedia Barang/Jasa wajib
minta pertimbangan kepada Konsultan Pengawas dan Perencana.
7. Batas daerah kerja adalah batas lahan yang ada.

PASAL 07 : PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pekerjaan persiapan meliputi :


- Menyediakan ruang kerja pengawas dan menyediakan peralatannya.
- Membuat papan nama pekerjaan.
- Mendatangkan semua bahan material yang akan digunakan sesuai kwalitas yang disyaratkan.
- Menyediakan Perlengkapan SMK3 Lengkap sesuai dengan arahan dan perhitungan dalam RAB.
2. Pekerjaan Uitzet dan bauwplank / Pengukuran kembali.
- Kayu-kayu untuk bauplank digunakan kayu kelas III dengan mutu kayu sesuai SII No. 0458/81.
- Papan bauplank bagian sisi atas harus diketam lurus untuk menentukan as-as dan nol lantai.
- Atau sesuai dengan yang di butuhkan dalam pekerjaaan rehab (pengukuran dan perlengkapan
peralatan untuk rehab gedung)
3. Penyedia jasa diwajibkan harus menyediakan peralatan pendukung diantaranya:
 Dump truck
 Pick up
 Scaffolding
 Angkong
 Dan peralatan pendukung yang dibutuhkan lainnya.

PASAL 08 : PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

- Galian tanah
Pekerjaan galian ini dilaksanakan untuk pemasangan pondasi selsar dan keprasan yang pada
nantinya sebagai acuan, setelah ditentukan batas-batas yang jelas melalui pematokan dan
bouwplank, maka dilakukan pengalian. Sistem penggalian dilaksanakan dengan tenaga manusia dan
atau memakai alat berat berupa escavator. Setelah kedalaman mencapai ukuran sesuai dengan
gambar kerja maka dimintakan persetujuan dari pelaksana teknis untuk segera dilakukan pekerjaan
pasangan. Tanah galian harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu jalannya
pekerjaan. Sisa bahan galian yang tidak dipakai untuk pengurugan dibuang dari lokasi pekerjaan.

- Urugan kembali
Pekerjaan ini dilakukan pada sisi kanan dan kiri pondasi disamping untuk memperkuat posisi
pondasi juga untuk merapikan bekas galian yang ada disekitar pondasi. Pekerjaan ini dilakukan
bertahap lapis demi lapis dan pada setiap lapisnya dilakukan pemadatan dengan alat yang sudah
ditentukan. Dalam pelaksanaan urugan ini, persiapan bahan/material dan peralatan yang
diperlukan sangat menunjang untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini. Siapkan lokasi yang akan
diurug termasuk jalan kerja. Pengurugan dilaksanakan secara bertahap dengan ketebalan urugan
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan pemadatan urugan dilaksanakan dengan
pemadatan memakai stamper, sampai tanah permukaan urugan tidak terlihat menggunung.

- Urugan pasir
Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian untuk pondasi selesai. Pasir ditebar
merata pada dasar galian dengan ketebalan rata-rata yang telah ditentukan didalam gambar.
Urugan ini harus dipadatkan dan disiram dengan air sebelum pelaksanaan pasanga pondasi
dilakukan. Pekerjaan ini dilakukan untuk fleksibelitas/ kekuatan pondasi bila terjadi pergeseran
tanah.
Sedangkan untuk urug pasir bawah lantai, dikerjakan sebelum pemasangan tegel lantai dikerjakan
dengan ketebalan yang sesuai dengan yang telah ditentukan pada bestek dan gambar kerja.

- Urugan batu bawah rabat selasar


Pekerjaan ini dilakukan pada bawah lantai sebagai landasan lantai. Dalam pelaksanaan urugan
ini, persiapan bahan/material dan peralatan yang diperlukan sangat menunjang untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan ini. Siapkan lokasi yang akan diurug. Pengurugan dilaksanakan secara
bertahap dengan ketebalan urugan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan pemadatan
urugan dilaksanakan dengan alat pemadat atau bruk, sampai mencapai kepadatan yang
disyaratkan. Pekerjaan ini berfungsi untuk memperkuat posisi lantai agar tidak mudah retak dan air
akan merembes ke bawah dan akhirnya habis. Pekerjaan urugan batu atau aanstamping ini harus
diperhatikan masalah pemadatannya dan pada setiap rongga harus diisi dengan batu batu yang
kecil agar semua rongga tertutup rapat.

PASAL 09 : PEKERJAAN PASANGAN

1. Pasangan batu putih, Camp. 1 pc : 6 ps pasang Kanstin saluran air hujan


Pekerjaan pasangan dilakukan setelah pekerjaan galian sudah sesuai dengan gambar kerja dan
sudah disetujui oleh pelaksana teknis. Pekerjaan pasangan batu putih dengan campuran 1 pc : 6ps
pasir progo diaduk dengan mengunakan pengaduk beton (molen) untuk mendapatkan campuran
yang baik. Pasangan ini dikerjakan pada pasangan pondasi. Sebelum pemasangan pondasi dimulai
terlebih dahulu dipasang propil dari kayu/bambu dengan diwaterpass/dislang serta ditarik benang
sebagai acuan dalam pemasangan. Batu yang digunakan batu putih keras dengan 3 bidang sisi
pecahan dan bersih dari kotoran. Pemasangan batu harus ditata sedemikian rupa sehingga tidak
saling bersinggungan dan selalu ada perekat/adukan diantaranya. Pemecahan batu tidak boleh
didekat alur pondasi. Pada posisi bagian atas dibuat lurus rata.

PASAL 10 : PEKERJAAN PLESTERAN


1. Semua pasangan batu bata baru yang kelihatan diplester dengan spesi yang sudah ditentukan.
2. Spesi plesteran untuk :
- Dinding luar dan dalam pasangan baru diplester dengan perekat 1 pc : 4 ps setinggi 30 cm diatas
lantai dan selanjutnya diplester menggunakan spesi 1 pc : 4 ps.
- Sudut dan sponengan diplester dengan perekat 1 pc : 4 ps.
3. Cara Pengerjaan :
- Semua plesteran dinding tembok baru boleh dikerjakan sesudah terlindung atap.
- Pasangan batu bata harus dibersihkan dari segala kotoran dan sebelum diplester disiram air
terlebih dahulu.
- Plesteran harus menggunakan jalur-jalur kepala vertical selebar ± 15 cm dengan jarak antara
paling besar 100 cm satu sama lainnya. Jalur-jalur kepala ini harus benar-benar vertical dan datar.
Jalur kepala ini merupakan pedoman untuk plesteran selanjutnya.
- Bidang-bidang yang telah selesai harus dikontrol dengan menggunakan mistar yang panjangnya
tidak boleh kurang 200 cm.
- Apabila terdapat cekungan, cembungan ataupun plesteran tidak vertical (tegak) dan tidak siku,
maka harus diperbaiki selambat-lambatnya dalam waktu kurang dari 2 x 24 jam.
- Sebelum beton diplester harus dibersihkan terlebih dahulu permukaannya kemudian dikasarkan
dengan kamrotan 1 pc : 4 ps.

4. Pengacian dilakukan denga PC setipis mungkin rata dan rapi, pengacian dengan roskam kayu
sehingga seluruh permukaannya rata dan halus.
5. Memperbaiki plesteran dinding yang rusak dengan scampuran 1PC : 6 Psr dan difinis aci sampi
halus, rata dan tidak bergelombang.

PASAL 11 : PEKERJAAN KAYU

1. Kualitas Kayu
- Kayu KRUING digunakan untuk :
a. Kusen Pintu dan jemdela
- Kayu Jati lokal digunakan untuk :
Pasang daun Pintu, daun jendela

2. Golongan mutu kayu yang dipakai :


- Semua kayu yang digunakan kualitas mutu A, kering, tua berkualitas baik dan tidak cacat
- Persyaratan mutu harus memenuhi syarat yang diajukan dalam PKKI Tahun 1961 (NI-5)

3. Semua kayu yang akan dipakai harus mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas atau
Tim Pemeriksa Rehabilitasi Bagunan Gedung Sekolah Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul.

4. Dimensi Kayu
- Semua kosen pintu. Kosen jendela dan boven light menggunakan ukuran 6/12 cm dengan
toleransi ukuran 5,5 cm dan 11,5 cm jadi.
- Rangka daun pintu menggunakan ukuran 3,5/12 cm dan 3,5/20 cm dengan toleransi 2 ml, dan
panil papan tebal 2 cm menggunakan kayu jati lokal.
- Rangka daun jendela kaca menggunakan ukuran 3/8 cm dengan toleransi 2 ml menggunakan
kayu jati lokal.
- Kayu lisplank menggunakan ukuran 2/20 cm dan 2/25 cm dengan panjang minimal 3 (tiga)
meter. menggunakan kayu kruing

5. Teknis Pelaksanaan :
- Kayu-kayu tersebut datang kelokasi pekerjaan dalam keadaan belum diteer/dimeni.
Pengetiran/meni dilaksanakan dilokasi pekerjaan atas persetujuan Konsultan Pengawas/Tim
Pemeriksa Kegiatan
- Untuk rangka atap, gording dan rangka yang lain penyambungannya harus menggunakan baut
dan mur yang dilengkapi dengan ring 2 buah dengan diameter 5/8” dengan letak sambungan
maksimal 1/5 bentang maksimum
- Untuk sambungan papan lisplank menggunakan sambungan ekor burung
- Semua sambungan kayu dibuat secara teknik, rapi dan rapat serta diawetkan dengan meni
pada bidang sambungannya
- Semua pekerjaan kayu yang kelihatan harus diketam halus dan difinish menurut ketentuan
- Semua kayu yang akan dipakai harus mendapat persetujuan konsultan pengawas / Tim
Pemerikasa Kegiatan.
.

PASAL 12 : PEKERJAAN PYAN LANGIT-LANGIT

Pekerjaan pyan langit langit menggunakan Kalsiboard ukuran 1,2 m x 2,4 m rangka Hollow GT 4x4, dan
bagian luar dan bagian dalam dengan modul atau jarak rangka 60 x 80 cm.

PASAL 13 : PEKERJAAN LANTAI

1. Memasang lantai Jamban dengan keramik dalam 25 x 25 cm tekstur warna dengan keramik
Impresso/Mulia/Asia dengan spesi 1 Pc : 3 Psr dan dikolot dengan semen warna.

2. Pemasangan keramik lantai 25 x 25 cm TEKSTUR/MOTIF lantai selasar dan dikolot dengan semen
warna. dengan keramik Impresso/Mulia/Asia

3. Pemasangan keramik dinding 20 x 40 cm motif warna dengan keramik Impresso/Mulia/Asia dengan


spesi 1 Pc : 3 Psr dan dikolot dengan semen warna. dengan keramik Impresso/Mulia/Asia
Pemasangan Keramik disesuaikan dengan gambar. Keramik yang akan dipasang harus direndam
dulu sampai gelembung udaranya hilang dan bersih dari kotoran. Untuk langkah awalnya buat profil
dari paku dan ditarik benang. Sesuaikan tebal profil dengan keramik yang akan dipasang, untuk garis
horisontal ukur dengan waterpass atau memakai selang, dan untuk garis vertical ukur dengan
lot/bandul yang dapat mengetahui tegak lurusnya suatu bidang vertical. Kencangkan benang
pengacu tersebut pada paku dan mulailah untuk memasang. Keramik pertama harus ditempatkan
pada posisi tengah, jadi untuk sisa spasinya ditempatkan ditepi. Agar hasilnya rapi dianjurkan
memotong keramik memakai alat pemotong keramik, Kadar air untuk speci/campuran harus selalu
terjaga (kental).

PASAL 14 : PEKERJAAN CAT-CATAN

1. Mengecat kayu baru dengan Cat kayu merk EMCO


2. Mengecat dinding baru dengan Cat tembok merk CATYLAC.
3. Mengecat eternit baru pada unit yang diganti/dipasang dengan Cat eternit merk DECOLITE warna
putih
4. Proses Cat.
a. Untuk kayu : Menggunakan cara seperti petunjuk dari pabrik atau sebelum pekerjaan
pengecatan dimulai, besi harus kering dan digosok dengan kertas amplas sampai halus dan
didempul pada tempat yang berlubang, selanjutnya diplamur, hingga permukaannya rata
dan licin baru kemudian dicat sampai rata.
b. Untuk Dinding : Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara
menggosok dengan memakai kain yang dibasahi air, setelah kering didempul/diplamur pada
tempat yang berlubang hingga permukaannya rata dan licin untuk kemudian dicat paling
sedikit dua kali sampai baik atau dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik.
c. Pengecatan dinding dilakukan setelah tembok benar-benar kering.
Sebelum dicat ulang bagian yang akan dicat harus dibersihkan dari segala kotoran antara lan
debu, lumut dan kotoran lainnya.

- Cat kayu
Jenis, warna cat dan spesifikasi lain untuk pekerjaan pengecatan harus kita perhatikan dan
sesuaikan dengan spesifikasi yang ada. Kayu sebelum dicat harus kita bersihkan terlebih dahulu dari
kotoran dengan cara diampelas, setelah diampelas kayu di bersihkan dengan kain. Setelah itu kita mulai
mengecat dengan cat dasar ( meni kayu ) memakai kuas hingga rata, kemudian setelah kering kayu kita
lapisi dengan plamur kayu menggunakan sekrap hingga menutup lubang dan pori kayu. Agar hasil dapat
halus, kita lakukan kembali pengampelasan yang kemudian bersihkan kotoran dengan kain. Pengecatan
bisa dimulai, pengecatan dikerjakan dengan kuas, perbandingan antara cat dengan minyak cat harus
tepat. Untuk hasil yang baik, pengecatan kita lakukan dua kali.

- Cat Dinding
Jenis, warna cat dan spesifikasi lain untuk pekerjaan pengecatan harus kita perhatikan dan
sesuaikan dengan spesifikasi yang ada. Dinding sebelum dicat harus kita bersihkan terlebih dahulu dari
kotoran dengan cara diampelas, setelah diampelas dinding di bersihkan dengan kain. Setelah itu kita
mulai mengecat dengan plamur tembok menggunakan sekrap hingga rata dan menutup pori tembok.
Agar hasil dapat halus, kita lakukan kembali pengampelasan yang kemudian bersihkan kotoran dengan
kain. Pengecatan bisa dimulai, pengecatan dikerjakan dengan kuas, perbandingan antara cat dengan air
harus tepat. Untuk hasil yang baik, pengecatan kita lakukan dua kali.

PASAL 15 : PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1. Dalam pekerjaan instalasi listrik ini pemasangan pipa sparingan untuk kabel NYA ukuran 2,5mm
instalasi titik lampu dan stop kontak menggunakan pipa standar PLN dan pemasangan ditanam
kedalam tembok dengan rapi.
2. Pemasangan lampu SL 20 watt PHILIPS.
3. Pemasangan saklar dan stop kontak menggunakan BROCO

PASAL 16 : PEKERJAAN SANITASI

 1.Pemasangan pipa air bersih PVC dia. 3/4’’, beserta assesorisnya Merk Maspion sesuai
TKDN No. 438/SJ-IND.8/TKDN/6/2020.
 Pemasangan pipa air PVC dia. 3’’, beserta assesorisnya. Merk Maspion sesuai TKDN No.
438/SJ-IND.8/TKDN/6/2020
 Pemasangan pipa air PVC dia. 4’’, beserta assesorisnya.Merk Maspion sesuai TKDN No.
438/SJ-IND.8/TKDN/6/2020
 Pasang Flordrain
 Pasang kran air “3/4 Merk Fuji sesuai TKDN No 11010/SJ-IND.8/TKDN/11/2021
 Perbaikan saptictank dan sumur peresapan
 Ember plastik dan gayung
 Pasang closed jongkok Merk INA sesuai TKDN No. 8253/SJ-IND.8/TKDN/8/2021
 Pasang tempat sabun
 Pasang gantungan pakaian
 Untuk pekerjaan sanitasi harus disesuaikan dengan gambar kerja.
Pemasangan harus rapi teliti dan disesuaikan keadaan lapangan dengan dikerjakan oleh tukang yang
berpengalaman.
Jika ada perubahan gambar harus dikonsultasikan dengan petugas atau Konsultan Pengawas
Agar dijamin tidak terjadi kebocoran penyambungan pipa menggunakan shok dan pita rekat belokan
agar dipasang/dilengkapi knee dengan diameter dan bahan serupa
 Pemasangan sesuai dengan gambar kerja/rencana kerja dengan arah pembuangan air kesaluran
sumur peresapan
 Pemasangan slurn air hujan dengan buis bton dimeter 20cm dengan kanstin bata merh dn bak
control 40x40x40cm

PASAL 17 : STANDAR BAHAN


Dalam penggunaan bahan-bahan bangunan berdasarkan PUBI 1982 dan standar yang dipakai
Indonesia seperti terurai dibawah ini :

1. Semen Portland (PCC).


Semen Portland yang digunakan adalah semen jenis I dengan mutu SII.0013-18. Menggunakan
semen DINAMIX, atau GRESIK

2. Kayu Bangunan
Mutu kayu bangunan standard spesifikasi sesuai dengan SNI-03-3527-1994.
Kayu yang digunakan bangunan structural adalah kayu bengkirai, kayu kruing dan kayu jati lokal.
Untuk kayu jati lokal yang dipergunakan harus pecahan kayu OGD (dia. 40 cm) dan kadar air
maksimum 20%.
Kayu kruing dan bengkirai harus berkualitas baik sesuai dengan petunjuk dalam SKBI
3653.1987,UDC.693.55.693.25 dan SKBI 43.53-1987, UDC.674.048.7.
Adapun persyaratan/mutu kayu berdasarkan table 37-1 dan table 37-3.

3. Cat.
Cat kayu, Meny kayu dan besi harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam PUBI 1982 tabel
53-1 dengan referensi NI.4 (empat) peraturan cat Indonesia.
Cat tembok yang digunakan adalah cat emulsion dengan persyaratan sesuai tabel 54-2 PUBI tahun
1982 dan juga SNI 03-2410-1991

4. Air
Air yang digunakan harus bersih tidak mengandung Lumpur, minyak dan benda terapung yang bias
dilihat secara visual dan asam-asam zat organic dan sebagainya.

5. Pasir Pasang.
Pasir yang di gunakan adalah pasir PROGO harus bersih, mempunyai butiran keras, kadar Lumpur
maksimum 5%, tidak mengandung zat organic dan angka kehalusan yang lolos ayakan 0,3 mm
minimal 15% sesuai dengan SNI-03-1756-1990.

6. Kerikil Beton.
Kerikil beton yang digunakan adalah kerikil berupa pecahan yang berukura 5-25 mm.
Persyaratan kerikil beton, berdasarkan syarat fisik dan persyaratan kimia PUBI 1982 pasal 12 ayat
2.1, ayat 2.2.

7. Keramik Lantai
Pelpis lantai Jamban menggunkan kermik ukurn 25/25 tekstur Impresso/Mulia/Asia.
8. Pemasangan keramik lantai 25 x 25 cm TEKSTUR/MOTIF lantai selasar dan dikolot dengan
semen warna. dengan keramik Impresso/Mulia/Asia

9. Pemasangan keramik dinding 20 x 40 cm motif warna dengan spesi 1 Pc : 3 Psr dan dikolot
dengan semen warna. dengan keramik Impresso/Mulia/Asia

10. Pemasangan Closed Jongkok motif warna Gelap Merk INA, TOTO

Telah memperhatikan semaksimal mungkin hasil produksi dalam negeri dan juga kandungan local.

Anda mungkin juga menyukai