Anda di halaman 1dari 15

ABSTRAK

This study aims to determine the application of the jigsaw


cooperative learning model in the material of analyzing components
and interactions between components in class X. The use of an
inappropriate learning model affects the effectiveness and
activeness of students during the learning process. An ecosystem is
a complex interrelationship between living things and their
environment. In this study using the jigsaw model, this model is
based on the principle of collaboration and cooperation between
students in groups to achieve learning goals together. The
application of the Jigsaw learning model has several advantages,
one of which is this model encourages collaboration and
collaboration between students. They help each other, support, and
are responsible for each other in achieving learning goals. The
results showed that the application of the jigsaw cooperative
learning model succeeded in increasing student activity during the
learning process. Kata kunci : Jigsaw Method, Ecosystem, Interaction
Between Components

1
hasil belajar yang dihasilkan. Slavin
PENDAHULUAN (2010) menjelaskan bahwa ada banyak
Tujuan pendidikan nasional adalah alasan mengapa pembelajaran
berkembangnya potensi peserta didik kooperatif menjadi bagian dari praktik
agar bertakwa kepada Tuhan Yang pendidikan. Salah satunya didasarkan
Maha Esa, cerdas, berilmu, kreatif, pada penelitian dasar yang mendukung
dan menjadi warga negara yang penggunaan pembelajaran kooperatif
demokratis serta bertanggung jawab untuk meningkatkan prestasi siswa,
(UU RI No. 20 Tahun 2003). serta efek positif lainnya yang dapat
Pembelajaran membutuhkan meningkatkan hubungan antar
keterlibatan intelektual dan kerja kelompok dan penerimaan teman
siswa (Muthalib, 2014). Sedangkan sekelas yang lebih lemah.
menurut Sanjaya (2008)
Pada kelas X di MA
menyampaikan bahwa sering terjadi
Muhammadiyah 1 Jember, ditemukan
proses belajar mengajar antara guru
masih adanya murid yang belum
dan siswa tidak berjalan dengan baik.
memahami tentang Ekosistem. Hal itu
Tujuan pengajaran biologi adalah untuk
dapat dibuktikan dengan nilai hasil
menciptakan situasi dan kondisi yang
ulangan harian pada peserta didik
menguntungkan bagi siswa dan mata
mencapai ketuntasan 40% dengan
pelajarannya untuk berinteraksi dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
segala sesuatu yang hidup dan dalam
75. Dalam proses pembelajaran yang
kehidupannya. Model pembelajaran
dilakukan, guru belum menggunakan
kooperatif menurut Isjoni, (2009).
metode yang tepat sehingga hasil
secara umum menekankan konsep
belajar siswa belum maksimal.
belajar mandiri dan kerjasama.
Berdasarkan data tersebut para
Masing-masing anggota kelompok
tenaga pendidik sebaiknya
bertanggung jawab atas ketuntasan
mengidentifikasi lebih dalam
belajar setiap anggotanya. Biologi
kebutuhan belajar siswa sebelum
termasuk ilmu yang di terapkan dalam
melaksanakan proses kegiatan
keseharian kehidupan kita. tetapi,
pembelajaran. Mengukur keterampilan
pembelajaran Biologi sering kali
dan informasi awal juga dapat
dianggap sulit bagi kebanyakan peserta
dilakukan untuk diskusi atau dalam
didik yang menyebabkan rendahnya

2
fase pembelajaran baru. Identifikasi komunikasi dan dapat memotivasi
pengetahuan awal bisa dijadikan siswa untuk meningkatkan prestasi
sebagai pemetaan terhadap kemampuan belajarnya (Isjoni, 2007; Junengsih,
dasar peserta didik untuk kemudian 2007). Maka hipotesis dalam penelitian
disesuaikan dengan kebutuhan lanjutan ini adalah Pembelajaran Kooperatif tipe
dalam belajar, pentingnya komunikasi Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan
yang baik antar guru dan siswa. siswa dalam pembelajaran Biologi pada
konsep Ekosistem di MA
Bentuk komunikasinya ialah
Muhammadiyah 1 Jember.
mencari informasi dengan guru yang
telah melatih atau pernah melatih siswa Mendeskripsikan penerapan model
yang bersangkutan di masa lalu. Selain pembelajaran kooperatif Jigsaw dalam
memperhatikan pada perkembangan meningkatkan keaktifan siswa pada
peserta didik, tenaga pendidik juga materi ekosistem di kelas X MA
perlu melakukan adanya koreksi ulang Muhammadiyah 1 Jember tahun
pada praktik pengajaran yang sudah pelajaran 2022/2023.
dilakukan. Dengan demikian, bahan
Model pembelajaran, merupakan
ajar disesuaikan dengan penerimaan
pola atau langkah dalam pembelajaran
siswa terhadap mata pelajaran.
tertentu yang diterapkan supaya tujuan
Pembelajaran koperatif Jigsaw
atau kompetensi hasil belajar yang
merupakan salah satu model
diharapkan guru dan siswa tercapai
pembelajaran koperatif yang mudah
dengan efektif dan efisien
diterapkan pada siswa dalam
(Hamdayama, 2016, p. 132).
pembelajaran. Trianto (2007)
Menganalisis hasil penelitian, teknik
melaporkan bahwa model
deskriptif kualitatif metode cooperative
pembelajaran ini pertama kali telah
Jigsaw diterapkan sebagai alat ukur
dikembangkan oleh Eliot Aranson pada
tingkat perkembangan kerja tim dengan
tahun 1971. Pernyataan yang melandasi
kemampuan belajar kolaboratif dengan
penelitian ini adalah dalam
pengetahuan mendalam yang tidak bisa
pembelajaran kooperatif siswa
dilakukan siswa jika mereka
lebih terlibat aktif pada proses
melakukan pembelajaran semua materi
pembelajarannya yang berdampak
sendiri. Dalam kegiatan pembelajaran,
positif terhadap kualitas interaksi dan
hasil belajar siswa menjadi tolak ukur

3
keberhasilan dalam dunia pendidikan Menurut Lie (2002), dalam
(Lokat dkk., 2022).. Menurut Astut menerapkan teknik ini, guru harus
(2017), kerjasama tim yang efektif memahami terlebih dahulu
biasanya dipengaruhi oleh sejauh mana pengetahuan dan pengalaman siswa
kelompok merefleksikan proses dan membantu siswa untuk
kolaboratifnya. Kemampuan yang mengaktifkannya pengetahuan dan
diperoleh anak setelah melalui kegiatan pengalaman tersebut guna materi
belajar sangatlah berbeda-beda. Karena pembelajaran lebih bermanfaat.
belajar sendiri adalah suatu proses Sebaliknya, siswa harus bekerja dalam
dimana seseorang berusaha kondisi gotong royong dengan siswa
mendapatkan suatu bentuk yang relatif lain dan memiliki banyak kesempatan
permanen guna perubahan tingkah untuk memproses informasi dan
laku. mengembangkan keterampilan
komunikasi mereka. karena
Pembelajaran tentang Ekosistem
kemampuan komunikasi guru
sangat berhubungan dengan kehidupan
memegang peranan yang sangat
sehari- hari dilingkungan, karena
penting, karena dengan melalui
Ekosistem merupakan suatu sistem
komunikasi yang baik guru bisa
ekologi yang terbentuk oleh sistem
menyampaikan pesan secara lisan,
timbal balik yang tidak dapat
menyampaikan pesan secara tulisan
terpisahkan antara makhluk hidup
dan keterampilan guru dalam menerima
dengan lingkungan. sedangkan ekologi
pesan agar terciptanya suasana saling
merupakan ilmu yang mempelajari
pengertian, melancarkan kegiatan,
tentang hubungan antara organisme dan
demi terciptanya proses pembelajaran
lingkungannya. Untuk itu penting bagi
yang baik.
siswa pembelajaran yang layak,
menurut Sardiman (2007) pada Keberhasilan penguasaan materi
prinsipnya belajar adalah berbuat, dan hasil belajar yang maksimal
berbuat untuk mengubah tingkah laku, peserta didik dalam mempelajari materi
maka tidak ada belajar tanpa disertai pelajaran sangat ditentukan dari metode
aktivitas. Oleh karenanya aktivitas pembelajaran yang guru gunakan.
merupakan prinsip yang sangat penting Untuk itu, guru harus memilih metode
dalam belajar- mengajar. pembelajaran yang tepat dalam

4
mencapai keberhasilan, pelaksanaan dikelas Biologi. Keaktifan siswa dalam
penelitian ini guru mengunakan metode proses pembelajaran merupakan unsur
pembelajaaran kooperatif model terpenting yang penting bagi
jigsaw. Tujuan pada model jigsaw keberhasilan pembelajaran. Perbuatan
adalah tujuan kognitif. Beberapa tujuan adalah kegiatan jasmani dan rohani
diantaranya yaitu, tentang yaitu bertindak dan berpikir sebagai
pengetahuan faktual akademik, dan satu rangkaian yang tidak dapat
tujuan sosial, yaitu kerjasama dipisahkan (Sardiman, 2001).
kelompok yang baik Pentingnya keaktifan siswa dalam
pembelajaran juga menjadi faktor
Selain itu, tujuan pembelajaran
pendukung. Keaktifan siswa dalam
metode ini Yaitu guna membiasakan
pembelajaran sangat penting karena
siswa berdiskusi secara individu dan
pembelajaran dianggap berhasil dan
bertanggung jawab sehingga mereka
bermutu apabila semua atau
memahami topik yang diberikan guru
setidak-tidaknya sebagian besar
kepada teman sekelasnya. Keberhasilan
siswa berpartisipasi aktif, baik secara
dalam mempelajari metode jigsaw
fisik maupun mental dan sosial terlibat
memiliki kelebihan. Misalnya,
dalam belajar dan mencapai hasil yang
mendorong siswa untuk berpikir kritis
baik. Penerapan pembelajaran siswa
dan memaksa mereka mengucapkan
aktif dapat dilihat dari keikutsertaan
kata-kata yang tepat untuk menjelaskan
siswa dalam berbagai proses belajar
kepada teman lain. Hal Ini dapat
mengajar.Salah satu model
membantu siswa dalam
pembelajaran yang tepat untuk
pengembangkan keterampilan
meningkatkan aktifitas siswa yaitu
sosialnya.
Jigsaw. Model pembelajaran Jigsaw
Model ini pengajaran siswa belajar
sangat efektif untuk membuat
dalam kelompok kecil dengan tingkat
kreatifitas siswa meningkat dan
keterampilan yang berbeda. Dalam
tentunya hasil belajar juga akan
tugas kelompok, setiap anggota bekerja
meningkat (Aprilia, dkk., 2018).
sama dan membantu memahami topik.
Model pembelajaran Jigsaw dapat
Pada penelitian ini pembelajaran
meningkatkan rasa tanggung jawab,
kolaboratif Jigsaw digunakan untuk
siap memberi dan mengajarkan pada
belajar memahami materi ekosistem

5
anggota kelompok lain dan tentunya
meningkatkan kerjasama secara
kooperatif (Hermawan, Rudi, 2022).
Model pembelajaran jigsaw membuat
hasil belajar siswa juga akan meningkat
(Rismawati, 2021). Pembelajaran
melalui Jigsaw
meningkatkan kinerja dan hasil belajar
siswa (Syarifuddin, 2018).
Pembelajaran kooperatif model jigsaw
merupakan salah satu bentuk pedagogi
aktif yang paling umum digunakan
karena mampu mengembangkan
keterampilan berdiskusi, berkolaborasi,
mengemukakan pendapat dan
meningkatkan keterampilan
komunikasi (Rizki dkk., 2019).

6
Berikut ini merupakan Langkah-langkah pembelajaran jigsaw:
Langkah pembelajaran Aktivitas guru Aktivitas siswa
Fase – 1 Guru membagi materi Siswa menyimak
Membagi Topik pelajaran menjadi empat informasi yang di
subtopik jelaskan oleh guru
Fase – 2 Guru memberikan Siswa mendengarkan
Menjelaskan Topik pengenalan / penjelasan sekaligus memahami
mengenai topik yang penjelasan informasi
akan di bahas pada yang disampaikan oleh
pertemuan hari itu guru
Fase – 3 membentuk Siswa berkelompok 3-6 Siswa membentuk
kelompok orang kelompok sesuai dengan
belajar koordinasi dari guru

Fase – 4 Guru membagikan Siswa mengerjakan tugas


Membimbing kelompok subtopik kepada setiap yang di berikan oleh guru
bekerja dan belajar anggota kelompok

Fase – 5 Guru melakukan evaluasi Siswa mempresentasikan


Evaluasi hasil belajar dari materi hasil kerjanya sekaligus
yang dipelajari atau membenarkan hasil
setiap kelompok kerjanya yang telah di
mempresentasikan hasil evaluasi oleh guru
pekerjaannya

Fase – 6 Guru mencari cara Siswa diakui atas upaya


Memberi untuk mengapresiasi mereka dan dihargai oleh
apresiasi pembelajaran individu guru
dan kelompok

(Miftahul Huda, 2013)

7
METODOLOGI jam pelajaran.
A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian B. Desain Prosedur Perbaikan
Subjek dari penilitian yang dilaksanakan Penelitian yang akan di gunakan
adalah peserta didik kelas X semester genap adalah Penelitian Tindakan Kelas.
di MA Muhammadiyah 1 Jember tahun Penelitian Tindakan kelas dilaksanakan
pelajaran 2022/2023. Penelitian ini dalam dua siklus. I.G.A.K Wardani,
dilakukan di MA Muhammadiyah 1 Jember 2017 mengemukakanprosedur
Jl. Kota Blater No.Km. 3, Watukebo, penelitian tindakan kelas ini
Andongsari, Kec. Ambulu, berbentuk daur siklus yang memiliki
Kabupaten Jember, Jawa Timur empat tahap kegiatan yang saling
68172. Penilitian dilaksanakan pada berkaitan, yaitu: (1) perencanaan
semester genap tahun pelajaran 2022/2023 (planning), (2) pelaksanaan (action), (3)
yang dilaksanakan pada bulan Mei. pengamatan (observing), dan (4) refleksi
Pelaksanaan penilitian dilaksanakan pada (reflecting).

C.Teknik Analisis Data yg di pakai pada penelitian


di penelitian ini memakai teknik analisis tindakan kelas ini yaitu metode observasi.
naratif kualitatif, yaitu suatu metode Lembar obsevasi yang digunakan adalah
penelitian yang bersifat mendeskripsikan lembar observasi siswa selama pembelajaran.
kenyataan atau kabar sinkron menggunakan Lembar observasi berupa pertanyaan atau
data yg diperoleh, dengan tujuan buat pernyataan yang berhubungan dengan yang
mengetahui akibat prestasi belajar yang telah diteliti. Data observasi siswa untuk
dicapai peserta didik, pula buat mengetahui mengetahui aktivitas siswa siswa selama
bagaimana respon siswa, serta aktivitas siswa pembelajaran, kemudian dianalisis yang
selama proses pembelajaran. Adapun teknik
8
menentukan presentase keaktifan siswa tunjukkan pada tabel.
dengan pedoman dan kategori seperti yang di
𝑋
%= × 100%
∑𝑋

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 1 + 𝑃2


𝑋̅ = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡 =2

Dimana :

9
% : Persentase kriteria keaktifan
Pengamatan No Rentang Nilai Kriteria
Keaktifan
𝑋̅ : Rata – rata 1. Sangat
86 %  N  100
∑𝑋 : Jumlah Rata – % Aktif
rata 2. 71 %  N  85 % Aktif
P1 : Pengamat 1 3. 56 %  N  71 % Cukup
Aktif
P2 : Pengamat 2
4.  56 % Kurang
Aktif
Tabel rentang nilai dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian semuanya ingin diperhatikan
Dari hasil pengamatan, aktivitas ketika bertanya. Peserta didik
peserta didik selama sangat antusias dalam
pembelajaran mulai mendengarkan penjelasan dan
menunjukkan peningkatan. intruksi yang diberikan oleh
pada Siklus I menunjukkan guru, namun hanya masih ada
siswa lebih bersemangat dalam beberapa peserta didik yang
mengikuti proses pembelajaran kurang bisa mengikuti
dengan menggunakan model pembelajaran dengan baik
pembelajaran Jigsaw, walaupun karena hyperaktif dan lebih
tidak semua siswa berperan memilih asik dengan dunianya
aktif dalam mengikuti sendiri. Sedangkan hasil
pembelajaran. Sedangkan pada observasi aktifitas guru selama
siklus II telah berhasil pembelajaran Biologi siklus I
memenuhi indikator diketahui bahwa pembelajaran
ketercapaian prosentase belum terlaksana secara
aktivitas belajar peserta didik maksimal karena RPP yang
lebih yaitu sebesar 86,4%. disusun belum terlaksana
Hanya beberapa peserta didik dengan baik.
masih perlu mendapat B. Pembahasan Hasil
perhatian lebih. Semangat Penelitian tindakan kelas
peserta didik dalam mengikuti yang telah dilakukan di kelas X
pelajaran sangat tinggi, MIPA menggunakan Metode

1
Jigsaw terdiri dari 2 siklus, yaitu bercirikan kolaboratif struktur
siklus I dan siklus tugas, tujuan dan penghargaan
II. Hasil penelitian aktifitas siswa (Darmuki dkk., 2018).
pada siklus I dan siklus II Siswa yang aktif dalam
mengalami peningkatan yaitu pembelajaran kooperatif
dari 48,5 % menjadi 86,4 %. didorong untuk
Pengaruh nyata yang berkolaborasi dalam tugas-tugas
diberikan yaitu melalui bersama dan perlu
kegiatan diskusi, mengkoordinasikan upaya mereka
menyampaikan materi bahkan untuk menyelesaikan tugas-tugas
melakukan presentasi di tersebut. Berdasarkan penelitian
depan kelas membuat yang telah dilakukan maka dapat
keaktifan siswa menjadi lebih diketahui bahwa pelaksanaan
bagus. Penggunaan model tindakan kelas menggunakan
pembelajaran Jigsaw model pembelajaran Jigsaw
berpengaruh nyata terhadap berhasil meningkatkan aktivitas
kegiatan pembelajaran siswa peserta didik di kelas X MIPA.
di kelas, sehingga dapat
meningkatan hasil belajar
(Mikrayanti, 2020). Model ini
memaksa siswa untuk selalu
berkomunikasi baik secara
internal maupun eksternal.
Dalam pembelajaran
kooperatif, setiap siswa diberi
tugas untuk mempelajari
materi yang diberikan secara
mandiri dan menyampaikan
hasil materi tersebut kepada
teman sekelasnya.
Pembelajaran kooperatif
adalah pembelajaran yang

1
Persentase Peserta Didik yang Melakukan Aktivitas Belajar pada siklus I dan Siklus
II

Rata-rata (%)
NO Aktivitas
Siklus I Siklus II
1 Memperhatikan materi yang diberikan 82,22
62,55
oleh guru
2 Mencatat materi yang disampaikan oleh 75,88
guru 67,22
3 bertanya tentang materi yang tidak
5,20 17,98
dipahami
4 siswa aktif menjawab pertanyaaan 12,45
yang diberikan oleh guru 5,16
5 Siswa aktif dalam diskusi kelompok 50 55,62
Jumlah 190,13 244,15
Rata-rata 38,026 48,83

Grafik Rekap Nilai Selama


20
18 Penelitian
16
14
12
10
8
6
4
2
0

Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

TuntasTidak Tuntas

I. SIMPULAN DAN SARAN selama proses pembelajaran


TINDAK LANJUT berlangsung. Peningkatan terlihat
1. Simpulan pada siklus I terdapat 48,5 % siswa
Berdasarkan hasil penelitian yang yang berperan aktif dalam proses
telah dilakukan maka dapat pembelajaran dan pada siklus II
disimpulkan bahwa pembelajaran terdapat 86,5 % siswa yang
dengan menggunakan model berperan aktif dalam proses
pembelajaran Jigsaw dapat pembelajaran. Hal tersebut terbukti
meningkatkan keaktifan siswa dengan antusiasnya peserta didik

1
untuk mengikuti mata pelajaran
Biologi, karena peserta didik dapat
pembelajaran yang sangat
bermakna dan mengesankan
dengan konteks kehidupan sehari-
hari dari materi Ekosistem.

2. Saran dan Tindak Lanjut


Berdasarkan kesimpulan diatas,
peneliti menyarankan untuk guru
pengampu hendaknya
menerapkan
model pembelajaran
Jigsaw pada pembelajaran Biologi
materi lain yang di rasa tepat,
karena hasil penelitian pada
materi Ekosistem dengan metode
Jigsaw dapat meningkatkan
aktifitas siswa. Bagi peneliti
yang akan menerapkan metode
jigsaw, bisa dianalisis kembali
dan lebih disesuaikan lagi pada
subjek yang akan diterapkan
metode jigsaw. Bagi guru,
penerapan strategi metode
jigsaw diharapkan guru harus
lebih optimal lagi dalam
pengawasan dan pelaksanaan,
agar peserta didik semua
memahami pada materi dan
bertanggung jawab penuh atas
tugas- tugasnya.

1
DAFTAR PUSTAKA Hermawan, Rudi. 2022. Penerapan Model
Astuti. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Peserta Pembelajaran Jigsaw Untuk
Didik Melalui Penerapan Model Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kooperatif Tipe Student Team Pada Materi Hidrokarbon Sekolah
Achievement Division (Stad) dalam Menengah Atas Dalam Jurnal Hasil
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Penelitian Dan Pengembangan
Biologi 3(2): 222-229 November 2019 https://jurnalcendekia.id/index.php/
e-ISSN 2598-9669 jhpp/ Volume: 1 No:1 .Januari 2023 |
Ardiyanti, Yusi. 2016. Berpikir kritis siswa Hal : 35-40
dalam pembelajaran berbasis masalah Hamdayama, 2016. Efektivitas Model
berbantuan kunci determinasi. Jurnal Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
pendidikan indonesia, universitas Terhadap Pemahaman Siswa Pada
pendidikan ganesha, vol. 5, no.2, oktober Pembelajaran Ips Kelas Iv Dalam
2016 issn:2303-288x Jurnal Jurnal Pajar (Pendidikan dan
Aprilia, L A; Setyaningtyas, E W; Slameto, S. Pengajaran) Volume 6 Nomor 5
2018. Penerapan Model Pembelajaran September
Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil 2022 | ISSN Cetak : 2580 - 8435 |
Belajar Siswa Pada Materi Hidrokarbon ISSNOnline : 2614 – 1337
Sekolah Menengah Atas Dalam Jurnal Isjoni. 2009. Pembelajaran Matematika

Hasil Penelitian Dan Pengembangan Dengan Model Kooperatif Tipe

Volume: 1 No:1 Januari 2023 | Jigsaw Untuk Membina Karakter

Darmuki dkk. 2018. Penerapan Metode Jigsaw Tanggung Jawab Siswa Dalam Jurnal

untuk Meningkatkan Kemampuan Vidya Karya | Volume 34, Nomor 1,

Berbicara Menyampaikan Informasi April 2019

Berdasarkan Hasil Pengamatan dalam Lokat et al., 2022. Pengaruh Penggunaan

Jurnal Educatio, Volume 7, No. 4, 2021, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

pp. 1551-1557 Picture And Picture terhadap Hasil


Belajar Siswa pada Tema 5 Subtema 1
Fatkhurahman . 2018. Efektivitas Model
Pembelajaran 1 di Kelas V SDN
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
124405 Pematangsiantar dalam Jurnal
dalam Menumbuhkan Keterampilan
Pendidikan dan Konseling Volume 4
Komunikasi Lisan dan Hasil Belajar
Nomor 6
Kognitif Peserta Didik dalam Journal
Tahun 2022
Of Biology Education Vol. 5 No. 1, Mikrayanti, 2020. Model Pembelajaran
March 2022, pp. 26-33
1
Tipe Jigsaw Berbasis Problem Based Model Pembelajaran Kooperatif
Learning untuk Meningkatkan Tipe Team Assisted
Aktivitas dan Hasil Belajar Dalam Individualization Dan Model
Model Pembelajaran Tipe JIGSAW Pembelajaran Kooperatif Tipe
Berbasis Problem Based Think Talk Write Pada Materi
Learning untuk Meningkatkan Aritmatika Sosial dalam Jurnal
Aktivitas dan Hasil Belajar Dalam Pendidikan Matematika Unpatti |
Journal of Education Action Research, Agustus 2021 | Volume 2 Nomor 2
Vol. 7, No. 1, Tahun 2023, pp. 58-67 | Hal. 46 – 50.
Sardiman. 2007. Pengaruh Penerapan
Muthalib, 2014. Penerapan Strategi
Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif Model
Tipe Index Card Match Terhadap
Jigsaw Dalam Meningkatkan Prestasi
Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa
Belajar dalam Jurnal Pendidikan dan
Pada Konsep Komponen Ekosistem
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
dalam Jurnal Bioed : Vol 7, Nomor
Volume 9, No 2, Oktober 2020, pp.
1, Maret 2019. Hal 25-31
123-133
Slavin. 2010. Pengaruh Pembelajaran
Rismawati, N. 2021. Penerapan Model
Kooperatif Jigsaw Dan Media
Pembelajaran Jigsaw Untuk
Pembelajaran Terhadap Prestasi
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Belajar Pendidikan Agama Kristen
Pada Materi Hidrokarbon Sekolah
Dalam Jurnal Pendidikan Agama
Menengah Atas Dalam Jurnal Hasil
Kristen Vol V No Ii
Penelitian Dan Pengembangan
Trianto. 2007.Penerapan Pembelajaran
Volume: 1 No:1 Bulan: Januari 2023
Kooperatif Jigsaw Terhadap
| Hal : 35-40
Peningkatan Kemampuan
Rizki et al., 2019. Efektivitas Model
Komunikasi Dan Pemecahan Masalah
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Matematika Siswa Smp Swasta
Jigsaw dalam Menumbuhkan
Lombok Timur JUPE, Vol. 3 No. 3
Keterampilan Komunikasi Lisan
ISSN 2548-5555
dan Hasil Belajar Kognitif Peserta
Didik dalam Journal Of Biology Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

Education Vol. 5 No. 1, March tentang Sistem Pendidikan Nasional,

2022, pp. 26-33 Pasal 3.


Sanjaya .2008. Perbandingan Hasil Belajar
Siswa Yang Diajarkan Dengan
1

Anda mungkin juga menyukai