NRP : 6005212007
Dosen Pengampu : Dr. Awik Puji Dyah Nurhayati, M.Si
I. PENDAHULUAN
Model karsinogenesis multistage (atau multistep) adalah: landasan pemahaman kita
tentang bagaimana kanker dimulai. multistage didasarkan pada prinsip bahwa kanker
dimulai setelah satu sel mengumpulkan serangkaian perubahan genetik dan bahwa
perubahan ini terutama merupakan hasil dari mutasi somatik (secara luas didefinisikan
sebagai genetik, epigenetik atau perubahan kromosom). Dengan asumsi dasar ini,
karsinogenesis multistage menyediakan kerangka kerja untuk mengembangkan dan
menguji hipotesis, mengingat bahwa model semacam ini sangat cocok untuk menyelidiki
prinsip-prinsip luas dari proses yang dimodelkan, daripada mewakili detail situasi
tertentu (Nunney, 2016).
Karsinogenesis dapat dibagi secara konseptual menjadi empat langkah: inisiasi
tumor, promosi tumor, konversi ganas, dan perkembangan tumor. Perbedaan antara
inisiasi dan promosi dikenali melalui studi yang melibatkan virus dan karsinogen kimia.
Perbedaan ini secara formal didefinisikan dalam model karsinogenesis kulit murine di
mana tikus diperlakukan secara topikal dengan dosis tunggal hidrokarbon aromatik
polisiklik (yaitu, inisiator ), diikuti dengan dosis topikal berulang minyak puring (yaitu,
promotor), dan model ini telah diperluas ke berbagai jaringan hewan pengerat lainnya,
termasuk kandung kemih, usus besar, kerongkongan, hati, paru-paru, kelenjar susu,
perut, dan trakea (Weston & Harris, 2003).
terhadap mekanisme pengaturan sel normal dan terus tumbuh di luar kendali. Mutasi
pada DNA gen yang mengatur siklus sel (pertumbuhan sel, kematian, pemeliharaan)
menyebabkan ketidakteraturan siklus sel, salah satu akibatnya adalah perkembangan
kanker (karsinogenesis) (Blackburn, 2005).
2.2 Proses Karsinogenesis
Proses karsinogenik adalah kompleks dan melibatkan proses genetik yang
kompleks dan kerusakan molekuler yang terjadi sebelum timbulnya gejala kanker.
Proses karsinogenik biasanya disertai dengan perubahan struktur dan fungsi
informasi genom inti yang terkandung dalam DNA, yang mengarah pada aktivasi
berbagai onkogen dan inaktivasi gen supresor tumor. Sederhananya, ada tiga tahap
karsinogenesis, yaitu: Inisiasi, Promosi, dan Progresi (Oliveira, et al., 2007).
a. Inisiasi
Pada tahap awal atau awal pembentukan sel kanker, proses mutasi
menyebabkan perubahan genetik pada sel somatik normal (sel awal), memasuki
mekanisme perkembangan menjadi sel abnormal. Mutasi pada tingkat DNA
menyebabkan sel tumbuh lebih cepat daripada sel di sekitarnya. Perubahan ini
mengaktifkan gen pertumbuhan (protoonkogen) dengan menghambat gen
supresor tumor. Tahap ini terjadi dalam beberapa hari, tetapi sel-sel dapat kembali
normal. Senyawa yang terlibat dalam langkah ini disebut inisiator.
Tahap inisiasi merupakan tahap aktivasi senyawa karsinogenik sampai
terjadi mutasi pertama (Meiyanto et al., 2007). Sel normal terpapar karsinogen.
Karsinogen ini dapat menyebabkan kerusakan genetik dan, jika tidak diperbaiki,
dapat menyebabkan mutasi seluler yang ireversibel. Sel-sel mutan ini telah
mengubah respons terhadap lingkungan, memiliki manfaat proliferasi selektif,
dan dapat tumbuh menjadi populasi klon sel tumor (Ayoub et al., 2011). Dua
belas hari berlalu dari serangan awal karsinogen pada sel hingga fiksasi lesi
(pembentukan sel awal) (Kartawiguna, 2001).
b. Promosi
Tahap promosi perkembangan awal sel yang mengkloning dengan
pembelahan dan mulai berinteraksi melalui komunikasi antar sel. Ini
merangsang pembentukan sel, faktor diferensiasi, mutasi dan proses non-
Nama : Refer Iqbal Tawakkal
NRP : 6005212007
Dosen Pengampu : Dr. Awik Puji Dyah Nurhayati, M.Si
Jaringan normal adalah susunan sel di mana kromosom X yang berbeda (X1 dan
X2) telah dinonaktifkan. Tumor berkembang dari satu sel yang awalnya diubah,
sehingga setiap sel tumor menampilkan pola inaktivasi X yang sama (X1 tidak aktif,
X2 aktif).
Nama : Refer Iqbal Tawakkal
NRP : 6005212007
Dosen Pengampu : Dr. Awik Puji Dyah Nurhayati, M.Si
Perkembangan kanker dimulai ketika satu sel bermutasi mulai berkembang biak
secara tidak normal. Mutasi tambahan diikuti oleh seleksi untuk sel-sel yang tumbuh
lebih cepat dalam populasi kemudian mengakibatkan perkembangan tumor menjadi
pertumbuhan yang semakin cepat dan keganasan.
Nama : Refer Iqbal Tawakkal
NRP : 6005212007
Dosen Pengampu : Dr. Awik Puji Dyah Nurhayati, M.Si
Daftar Pustaka
Ayoub, G.M., Hamzeh, A. and Semerjian, L. 2011 Post treatment of tannery wastewaterusing
lime / bittern coagulation andactivated carbon adsorption. Desalination, 273, 369-65.
Blackburn, E. 2005. Telomerase and Cancer. Mol Cancer Res 3 (9).
Hanahan, D., Weinberg, R. A. 2011. Hallmarks of cancer: The next generation. Cell. Vol
144(5):646–74.
Kartawiguna E. 2001. Faktor-faktor yang berperan pada karsinogenesis. J Kedokter Trisakti
20: 1-16.
Meiyanto, E., Susilowati, S., Tasminatun, S., & Murwanti, R. 2007. Efek kemopreventif
ekstrak etanolik Gynura procumbens (Lour), Merr pada karsinogenesis kanker payudara
tikus. Majalah Farmasi Indonesia, 18(3): 154-161.
Nunney, L. (2016). Commentary: The multistage model of carcinogenesis, Peto's paradox and
evolution. International Journal of Epidemiology, 45(3), 649-653.
Patterson, A. D., Gonzalez, F. J., Perdew, G. H., Peters, J. M. 2018. Molecular Regulation of
Carcinogenesis: Friend and Foe. Toxicological Sciences. Vol 165(2):277– 83.
Weston, A., & Harris, C. C. 2003. Multistage carcinogenesis. Holland-Frei cancer medicine, 6.