Anda di halaman 1dari 19

MOTIVASI BELAJAR

TERHADAP ANAK YANG “BROKEN HOME”


Mata Kuliah : Observasi Wawancara

Dosen Pengampu : Lutfi Hidayati Fauziah, S.Psi., M.Si.

Oleh :
Jusri Ebinheiser Saduk
(21090000152)

PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur pada Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita
semua, sehingga penyusun dapat membuat laporan ini dengan lancar. Tujuan dari penulisan
dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Observasi wawancara. Selain
itu, laporan ini juga bertujuan untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar terhadap anak
yang broken home.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lutfi Hidayati Fauziah, S.Psi.,
M.Si, selaku Dosen Observasi wawancara yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini. Saya
juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga yang bersedia untuk diwawancarai, terima
kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Walaupun demikian, penyusun berusaha dengan semaksimal mungkin demi kesempurnaan


penyusunan laporan ini baik dari hasil wawancara, maupun dalam melaksanakan kegiatan
wawancara. Saran dan kritik yang sifatnya membangun begitu diharapkan oleh penyusun demi
kesempurnaan dalam penulisan laporan berikutnya.

Akhir kata, penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saya ucapkan
terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu, semoga Tuhan. membalas
semua kebaikan kalian. Amin.

Malang, 22 Juni 2023

Jusri Ebinheiser Saduk

ii
DAFTAR ISI

hal
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….iii

A. LATAR BELAKANG…..………………………………………………………………...1
B. KAJIAN TEORITIK ……………………………………………………………………2
1. Definisi …………………………………………………………………………………….2
a. Motivasi belajar ………………………………………………………………………2
b. Broken Home …………………………………………………………………………2
2. Teori ………………………………………………………………………………………..3
3. Aspek ………………………………………………………………………………………3
a. Dorongan mencapai sesuatu ………………………………………………………….3
b. Komitmen …………………………………………………………………………….3
c. Inisiatif ………………………………………………………………………………..3
d. Optimis ……………………………………………………………………………….3
C. TUJUAN ASESMEN……………………………………………………………………..5
D. GUIDE INTERVIEW ……………………………………………………………………6
E. VERBATIM ………………………………………………………………………………8
F. KESIMPULAN HASIL ..………………………………………………………………..12
G. DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………14

LAMPIRAN …………………………………………………………………………………16

iii
A. LATAR BELAKANG

Menurut Khairani (2017), belajar merupakan sebuah usaha atau kegiatan yang
bertujuan untuk memperoleh perubahan dalam diri baik dalam tingkah laku, sikap,
kebiasaan, keterampilan, ilmu dan lain sebagainya, dan sekolah adalah salah satu
tempat dimana belajar dapat dilakukan. Tetapi seringkali dijumpai kejadian yang
dialami anak terutama dalam masalah belajarnya. Ada faktor yang menyebabkan
masalah dalam belajar dapat terjadi, yaitu faktor internal dalam diri anak yang ada
hubungannya dengan psikologis yang meliputi usia, jenis kelamin, perhatian,
bakat minat, emosi, dan motivasi.

Anak yang memiliki motivasi belajar yang tinggi menghasilkan output berupa
prestasi belajar yang tinggi. Sebaliknya orang yang memiliki motivasi belajar
yang rendah maka prestasi belajarnya juga akan rendah. Dan motivasi ini juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktornya yaitu lingkungan keluarga.
Keluarga adalah salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar.

Kondisi keluarga sangat penting bagi perkembangan dan juga motivasi belajar
anak. Tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi keluarga yang tidak harmonis (broken
home) juga menimbulkan faktor yang sangat besar terutama bagi anak. Bisa saja
anak menjadi murung, sedih yang berkepanjangan, malu, dan kehilangan motivasi
dalam belajar. Istilah broken home sendiri adalah kondisi keluarga yang tidak
harmonis atau tidak rukun. Broken home bisa berupa perceraian atau salah satu
dari orang tua meninggal dunia.

Tujuan dari kegiatan wawancara ini adalah untuk mengetahui tentang bagaimana
motivasi belajar anak dari keluarga broken home, bagaimana kegiatan belajar anak

1
ketika di sekolah dan di rumah, seperti apa hubungan anak dengan teman-
temannya, serta bagaimana peran keluarga dan sekolah dalam meningkatkan
motivasi belajar anak.

B. KAJIAN TEORITIK

1. Definisi
a. Motivasi belajar
Pada dasarnya motivasi adalah dorongan untuk melakukan sesuatu
untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar adalah
serangkaian dorongan atau daya penggerak yang berasal dari dalam
diri sendiri maupun dari luar untuk melakukan aktivitas belajar
sehingga menimbulkan perubahan dan apa yang menjadi tujuan
yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat tercapai. Karena jika
tidak mempunyai motivasi dalam kegiatan belajarnya maka tidak
tercipta aktivitas belajar. Motivasi belajar juga dapat didefinisikan
sebagai dorongan atau kekuatan yang menggabungkan keinginan,
dan usaha untuk memberikan seseorang kekuatan dalam mencapai
tujuannya.
b. Broken home
Broken home berasal dari kata broken dan home. Broken atau
break berarti keretakan, sedangkan home adalah rumah atau kata
lain rumah tangga. Istilah broken home biasanya digunakan untuk
menggambarkan keluarga yang kurang harmonis dan tidak berjalan
layaknya keluarga yang rukun. Broken home sangat berdampak
besar pada mental anak. Anak dapat menjadi frustasi, brutal, dan
kesulitan tidur. Menurut Sofyan S. Willis (2011: 66), broken home
dapat dilihat dari dua aspek, yaitu :

2
a. keluarga pecah karena strukturnya tidak utuh sebab salah
satu dari kepala keluarga meninggal dunia atau bercerai.
b. Orang tua tidak bercerai akan tetapi struktur keluarga tidak
utuh lagi karena ayah atau ibu sering tidak di rumah, atau
tidak memperhatikan hubungan kasih sayang lagi. Misalkan
sering bertengkar sehingga keluarga itu tidak sehat secara
psikologis.

2. Teori
Menurut teori motivasi belajar Chernis & Goleman (2001), motivasi
belajar adalah salah satu fasilitas atau kecenderungan seseorang untuk
mencapai tujuan, dengan kegigihan dan semangat dalam melakukan
aktivitas belajarnya dan dorongan mencapai sesuatu, komitmen, inisiatif,
serta optimis.

3. Aspek
Menurut Chernis & Goleman (2001) terdapat empat poin aspek-aspek
dalam motivasi belajar, yaitu :
a. Dorongan mencapai sesuatu
Kondisi dimana seseorang berjuang terhadap sesuatu untuk
mewujudkan keinginan dan harapan-harapannya

b. Komitmen
Seseorang memiliki kesadaran untuk belajar, mampu mengerjakan
tugas dan mampu menyeimbangkan tugas. Seseorang yang
memiliki komitmen juga merasa bahwa ia memiliki tugas dan
kewajiban sebagai seorang siswa.

3
Tidak hanya itu, siswa yang memiliki komitmen memiliki
kesadaran untuk mengerjakan tugas bersama-sama.

c. Inisiatif
Kesiapan seseorang untuk melakukan sesuatu atas peluang atau
kesempatan yang ada. Inisiatif siswa dapat dilihat dari
kemampuannya, apabila siswa memiliki pemikiran dalam diri
untuk melakukan tugas dengan disuruh orang tua atau siswa sudah
memiliki pemahaman untuk menyelesaikan tugas pekerjaan rumah
tanpa disuruh orang tua. Siswa yang memiliki inisiatif merupakan
siswa yang sudah memiliki pemikiran dan pemahaman sendiri
untuk melakukan sesuatu berdasarkan kesempatan yang ada.

d. Optimis
Sikap gigih, tidak menyerah, dalam mengejar tujuan dan selalu
percaya bahwa tantangan selalu ada, tetapi setiap dari kita memiliki
potensi untuk berkembang dan bertumbuh lebih baik lagi. Siswa
yang memiliki sikap optimis tentu akan terus belajar giat untuk
mendapatkan nilai yang lebih baik. Sikap optimis harus dimiliki
setiap siswa agar siswa belajar bahwa kegagalan dalam belajar
bukanlah akhir dan bukan berarti siswa itu tidak mampu.

.
4

C. TUJUAN ASESMEN
Tujuan dari kegiatan wawancara ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
dorongan atau motivasi dalam belajar terhadap anak broken home, karena kondisi
keluarga yang broken home pasti akan berdampak signifikan pada anak terutama
dalam motivasi belajarnya. Maka dari itu, penulis ingin mengetahui pengaruh
terhadap niat belajarnya serta bentuk dukungan terhadap kegiatan belajar baik dari
rumah maupun di sekolah.
Subjek yang akan diwawancarai ada dua orang, yaitu anak SD yang duduk di
kelas 3 berinisial T dan orang tua (ibu) dari anak tersebut berinisial P. Mereka
adalah keluarga dengan latar belakang broken home, dimana ayah dari T sudah
meninggal dunia. Saat ini T tinggal bersama dengan ibu dan neneknya :
1. Nama : T
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 9 Tahun
Kelas : 3 SD

2. Nama : Ibu P
Umur : 40 Tahun
Pekerjaan : Usaha Katering

Untuk lokasi pelaksanaan wawancara berada di rumah ibu P di Perumahan Griya


Sejahtera 2, Tunggulwulung, Kota Malang. Kegiatan wawancara berlangsung
pada hari Senin, 26 Juni 2023, pukul 17.53 sore hari, dan kegiatan wawancara
berlangsung selama 15 menit.
Untuk metode pencatatan dan dokumentasi pada saat wawancara menggunakan
rekaman audio dan foto bersama dengan T dan ibu P.

5
D. GUIDE INTERVIEW
Wawancara terhadap anak broken home
Pertanyaan mengenai dorongan mencapai sesuatu
1. Apa cita-cita yang ingin anda capai?
2. Mengapa anda ingin bercita-cita menjadi _____________ ?
3. Menurut anda, siapa orang yang selalu mendukung anda dalam belajar?
4. Bagaimana orang tersebut mendukung anda dalam belajar?
5. Bagaimana cara belajar anda saat di rumah?
6. Mengapa anda belajar?
7. Apa yang orang tua anda berikan jika anda mendapatkan nilai yang bagus?
Pertanyaan mengenai komitmen
1. Apakah anda selalu menyelesaikan pekerjaan rumah (pr) anda?
2. Bagaimana anda membagi waktu antara mengerjakan tugas dengan
bermain?
3. Berapa lama anda belajar saat di rumah?
4. Apakah anda pernah merasa bosan saat belajar?
5. Apakah anda sering terlambat ke sekolah?
Pertanyaan mengenai Inisiatif
1. Apakah anda belajar di rumah meskipun tidak ada tugas yang diberikan
oleh guru?
2. Apa yang anda lakukan jika kesulitan ketika mengerjakan tugas?
3. Apa yang anda lakukan ketika guru sedang menjelaskan atau mengajar di
kelas?
4. Bagaimana perasaan anda ketika mendapat nilai yang jelek?
Pertanyaan mengenai optimis
1. Apakah anda pernah mendapatkan nilai jelek di sekolah?
2. Apa yang anda lakukan jika mendapat nilai yang jelek?
3. Bagaimana cara anda untuk bangkit dari kegagalan?

6
4. Bagaimana bentuk support dari orang tua pada saat anda mengalami
kegagalan?
.
Wawancara dengan orang tua
1. Bagaimana kebiasaan anak anda ketika berada di rumah?
2. Apakah anak anda selalu belajar ketika di rumah?
3. Bagaimana dengan kegiatan belajar anak anda di sekolah?
4. Selama ini apa saja prestasi yang pernah anak anda raih?
5. Apa suka dan duka anda dalam membesarkan anak anda?
6. Adakah hal yang membuat anda bangga dengan anak anda?
7. Kalau dalam pergaulan dengan teman sebayanya, apakah anak anda
termasuk yang cepat bergaul atau justru susah untuk bergaul?
8. Apa harapan anda untuk anak anda saat ini?

7
E. VERBATIM

Wawancara dengan ibu P


Pertanyaan Jawaban

Jadi saya mau tanya-tanya sedikit Athalia.


mengenai motivasi belajar, kalau
boleh tahu siapa nama adiknya?
DIpanggilnya? Thalia.

Pertanyaan yang pertama, gimana Ketika berada di rumah ya, kita itu selalu
sih kebiasaan Thalia ketika berada di menolong, maksud saya seperti “ayo belajar”,
rumah sehari-hari? langsung dia belajar tentang besok pelajarannya
apa, kadang-kadang ada PR apa enggak, terus kan
dia punya agenda, ada agendanya juga jadi untuk
tau besok itu pelajarannya ini, ulangan apa, gitu.
Tapi selalu disampaikan “ayo belajar”. Ndak
punya inisiatif untuk belajar.

Jadi harus disuruh gitu untuk Iya.


belajar?

Lalu gimana Thalia itu, maksudnya Belajar di sekolah ya tertib, taat. Dia ya ada
gimana dengan kegiatan belajarnya semangat, semangat ada, tertib ada, trus untuk
Thalia selama di sekolah seperti mengerjakan PR ya mesti dikerjakan.
yang diketahui?

Kalau untuk pelajaran favoritnya Pelajaran favoritnya, kalo ini kemarin kenaikan itu,
apa? nilai nya A,B, yang C itu cuma bahasa Inggris.
Ohh, bahasa Inggris ya Iya, hanya satu itu C.
Berarti banyak yang bagus juga ya Yaa, ulangan biasa ya kadang-kadang ada yang
seratus, ada sembilan puluh, ada delapan puluh,
yang C itu tujuh puluh empat nilainya.

Jadi selama ini, apa prestasi Thalia Tapi kalau di rumah, belum disampaikan sama
yang pernah diraih selama di guru, dia itu suka merakit mainan, suka merakit,
sekolah, baik itu akademik maupun suka menggambar, jadi kalo mau bilang
non akademik? menonjolnya apa, saya belum bisa tahu. Dia itu
punya ide begini begini, “aku pengen bikin
begini”. Ya silahkan, kadang-kadang sedotan itu
pun dirakit-rakit, diisolasi atau dikaretin, dibikin
tembak-tembakan atau dibikin pesawat kecil gitu.

Imajinasinya tinggi ya Ndak tau ya, menilainya bagaimana saya juga


tidak tau. Tapi kalo masak-masakan gitu gak suka,
pakaian yang untuk cewek pun ya ndak suka. Jadi
pakaiannya ya selalu tomboy. Di sekolah juga
diajari untuk berpakaian adat ya, Pakaian adat itu
hanya tiap hari kamis saja, dua minggu sekali. Tapi
dia kan, kan rok nya ada celana nya.
Selanjutya, apakah ada hal yang Namanya orang tua ya sedikit ada kebanggaan
membuat anda sendiri bangga bahwa dia itu sudah punya inisiatif, ide, kadang-
dengan Thalia? kadang dia menciptakan ide-ide ini, ya silahkan
coba aja.
Kalau misalkan dalam pergaulan Cepat bergaul, cepat sekali bergaul, gampang
dengan teman sebaya nya, apakah bergaul. Teman-temannya kan cowok semua kalo
Thalia ini termasuk anak yang cepat biasanya main-main, cowok-cowok. Cewek nya
bergaulnya atau cenderung lebih cuma satu.
susah untuk bergaul?

Mungkin ini pertanyaan terakhir, Harapan orang tua ya betul-betul taat, pada Tuhan
apa harapan anda untuk Thalia, terutama ya, senang beribadah, taat kepada orang
untuk saat ini? tua, dan rajin belajar. Itu saja permintaan orang
tua. Itu yang nomor satu, takut Tuhan. Dia kalau
saya suruh berdoa ya bisa, ya berbatah-batah,
belum komplit tapi kan kita sudah selalu
mengajak, selalu mengajak berdoa. Kalau mau
tidur kita ajak.

Semoga Thalia bisa jadi anak yang Iya, di sekolahan kan juga ada nilainya sendiri.
baik ya, takut Tuhan

Sebenarnya ada satu pertanyaan lagi Gapapa silahkan.


Apa suka dukanya dalam Kadang-kadang kalo di kasih tau tuh mbantah,
membesarkan Thalia? kalo disuruh gini “iya sek, sebentar”, ndak
langsung disuruh langsung berangkat. Itu yang
bikin susahnya, kenapa kok ndak begitu kurang
perhatian kepada perintah orang tua. Kalo sudah
main, sampai lupa makan. Itu yang bikin susahnya.
Kalo senangnya ya pasti seneng lek liat anak
pintar. Tapi ya ndak semua anak yang nurut itu
selalu menjadi kebangaan, kadang-kadang juga
malah menjadi bumerang. Kalo nurut tapi kadang-
kadang di rumah diem, itu kan kita ndak suka.
Tapi anak ini kan selalu bergerak, selalu aktif gitu.
Mungkin sampai sini dulu yang bisa Iya, baik.
saya tanyakan,
Kalau bisa, saya boleh tanya-tanya Oh iya.
tentang Thalia

Wawancara dengan T

Pertanyaan Jawaban

Kakak mau tanya-tanya, tentang TNI


kegiatan di sekolah kayak gimana,
gitu ya. Kalo Thalia sendiri
sebelumnya, cita-cita-Thalia mau
jadi apa?
Mau jadi tentara, mau jadi tentara Karena saya melihat bunda itu kayak kesusahan.
emangnya kenapa? ada apa Berarti saya mau bisa seperti bunda, suka
emangnya, kenapa kok mau jadi menolong orang, dan membanggakan bunda
tentara? sebagai tentara
Iya iya, jadi emang karena bunda Kalo saya dua-duanya, saya suka ngatur waktu
juga ya. Gimana caranya kamu bermain bisa jam 12 sampe jam 1, belajar jam 2
belajar di rumah. Maksudnya sampe jam 3
gimana cara kamu ngebagiin waktu
antara belajar sama bermain, kalo
dibandingin ya, belajar sama
bermain kamu lebih sering bermain
atau belajar?
Kalo dari orang tua sendiri nih, apa Biasanya dikasih hadiah, atau nggak dikasih
yang biasanya dikasih kalo misalnya selamat
kamu dapat nilai yang bagus?
Pernah diberi hadiah gitu atau
ucapan?

Tapi kamu pernah gak sih merasa Enggak, karena di sekolah biasanya kalo belajar
kayak bosen gitu waktu belajar, baik ada yang hibur di depan. Kalo gurunya ketawa
itu di sekolah atau di rumah, pernah anak-anak juga ketawa juga
ngerasa kayak bosen gitu nggak?

Jadi guru di sekolah juga sering Iya


ngehibur juga ya, seru dong berarti.

Tapi kamu pernah gak sih, sering Pernah, satu kali


terlambat sekolah?

Satu kali ya. Kalo misalkan ada PR Menyelesaikan, sering


gitu kamu sering nyelesaiin apa
enggak?
Yang kamu lakuin waktu kamu Bertanya kepada guru, kalo di rumah bertanya
kesulitan ngerjain tugas itu apa? kepada oma atau bunda
Berarti dikasih jawabannya lah ya Iya, kayak dikasih angka depan sama belakang

Iya iya, berarti ada yang membantu Iya


ya

Tapi gimana perasaanmu kalo Bilang maaf kepada bunda dan oma
misalnya kamu dapet nilai yang
jelek?
Pasti merasa sedih, bersalah, gitu ya Iya
karena udah mengecewakan ya
Tapi kalo dari kamu sendiri, gimana Biasanya kalo melepaskan itu bermain bersama
caranya kamu bangkit dari teman, atau nggak menghibur teman kalau sedih,
kegagalan, gimana caranya kamu dan bermain petak umpet bersama teman, terus
lepas dari kesedihan itu kalo kalo bisa bermain bola, dan saya bisa membantu
misalkan kamu mengalami teman kalo kesulitan. Seperti itu
kegagalan gimana caranya
melepaskan itu?

Berarti kalo misalkan kamu punya Sebenarnya oma, bunda, guru-guru di sekolah
teman yang lagi kesulitan kamu juga dukung saya. Jadi kalo saya ada kegagalan sedikit,
suka ngehibur ya, suka membantu saya dihibur dengan guru dan bunda, oma
juga. Kalo misalnya bentuk
dukungan dari orang tua sendiri
gimana, kalo misalkan kamu
mengalami kegagalan, bentuk
dukungan dari orang tua itu kayak
gimana?
Jadi peran guru di sekolah, bunda,
oma di rumah juga sangat besar ya
supaya kamu tetap terus semangat
dalam belajarnya. Mungkin gitu
dulu aja ya kakak mau tanya nya.
Makasih banyak ya udah temenin
kakak tanya jawab.
Rekaman audio
https://drive.google.com/drive/folders/1PqQHf5HBWNMdMm6GEcXlih8a_OuB02Fh
F. KESIMPULAN HASIL

Wawancara berlangsung selama 15 menit. Dari hasil wawancara tersebut,


faktor dukungan dari orang tua di rumah dan guru di sekolah sangat penting
dalam meningkatkan motivasi belajar anak. Peran ibu P sebagai orang tua
dalam mendukung belajar T sangat besar. Ketika T mengalami kesulitan dalam
belajar, ibu P selalu membantu T dalam belajar. Seperti yang dikatakan T
dalam wawancara, ibunya membantu memberikan clue jawaban dari soal tugas
yang menurut T sulit, sehingga T dapat mudah menjawab soal tersebut. Begitu
pula di sekolah, dikatakan oleh T dalam wawancara, bahwa guru di sekolah
juga suka membantu dalam meningkatkan motivasi belajar dengan cara
menghibur anak-anak di kelas, membuat anak-anak di dalam kelas tertawa,
sehingga suasana di dalam kelas menjadi menyenangkan.

Di lingkungan sekolah, T merupakan anak yang tertib, mempunyai semangat


dalam belajar, dan rajin mengerjakan PR di rumah. Tetapi meskipun begitu, T
masih belum memiliki inisiatif sendiri untuk belajar. Terkadang harus disuruh
terlebih dulu, lalu dia baru memulai belajar. Di sekolah, T termasuk anak yang
pintar, ibu P mengatakan pada saat penilaian hanya ada satu mata pelajaran
yang mendapatkan nilai kurang baik yaitu bahasa Inggris. Dalam membagi
waktu belajar dan bermain, T memiliki waktunya sendiri. Untuk waktu
bermainnya sekitar jam 12 sampai jam 1 siang dan waktu belajarnya sekitar
jam 2 sampai jam 3 sore. Sehingga ada keseimbangan waktu antara belajar dan
bermain.

Berdasarkan aspek dorongan ingin mencapai sesuatu, T bercita-cita ingin


menjadi seorang tentara. Karena dia melihat ibunya yang mengalami kesulitan
dalam menafkahi keluarganya, dan dia melihat sosok ibunya yang selalu
bekerja keras dan suka menolong orang lain, dan juga dia ingin membanggakan
ibunya dengan menjadi seorang tentara.
Dalam kehidupan pertemanannya, T merupakan anak yang aktif. Dia mudah
sekali untuk bergaul dengan teman-temannya. Karena mudah bergaul, dia
bahkan cenderung sering bergaul dengan teman-teman yang laki-laki
dibandingkan perempuan. T juga suka menghibur temannya yang sedang
bersedih. Dia adalah anak yang mudah untuk akrab dengan orang lain.

Kehidupan keluarga broken home pasti akan berdampak besar pada anak,
terutama dalam motivasi belajarnya, bisa saja berdampak baik atau buruk.
Dalam wawancara ini, bentuk dukungan dari orang tua di rumah dan guru di
sekolah sangat besar dalam meningkatkan motivasi belajar T. Broken home
biasanya berpengaruh dalam pada mental anak dalam belajar. Terkadang anak
menjadi tidak memiliki minat untuk berprestasi, tidak disiplin, dan selalu
membuat keonaran dalam kelas. Tetapi tidak selalu anak broken home
mengalami penurunan motivasi belajar. Seberapa besar dorongan dalam diri
anak untuk belajar tergantung dari bentuk dukungan yang diberikan dan adanya
inisiatif belajar dalam diri. Meskipun kondisi keluarga yang broken, tetapi
motivasi belajar T tidak terpengaruh karena dukungan dari ibu P dan guru di
sekolah sangat besar. Sehingga kondisi keluarganya tidak mempengaruhi niat
belajarnya.
G. DAFTAR PUSTAKA

Maghfiroh, N. L., Siregar, R. D., Sagala, D. S., &Khadijah. (2022). Dampak


Tumbuh Kembang Anak Broken Home. Jurnal Pendidikan dan Konseling, 4 (4),
42-48. https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/
5160/3599

Rohmatullah, M. N. (2021). Motivasi Belajar Siswa Broken Home Pada Mata


Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Pertama Islam An-Nur
Rambipuji Jember. (Skripsi Sarjana, Institut Agama Islam Negeri Jember).
http://digilib.uinkhas.ac.id/23385/1/Mohammad%20Naja
%20Rohmatullah_T20171308.pdf

Rahman, Sunarti. (2021). Pentingnya Motivasi Belajar Dalam Meningkatkan


Hasil Belajar. PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN DASAR “Merdeka Belajar
dalam Menyambut Era Masyarakat 5.0”. 289-302.
https://ejurnal.pps.ung.ac.id/index.php/PSNPD/article/viewFile/1076/773

Muawanah, E. I., & Muhid, Abdul. (2021) Strategi Meningkatkan Motivasi


Belajar Siswa Selama Pandemi. Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling Undiksha, 12
(1), 90-98. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JIBK/article/view/31311/pdf

Anisah, Nyi., Nursanti, Siti., & Ramdhani, Muhammad. (2021). Perilaku Positif
Dan Prestasi Pada Anak Broken Home. Jurnal Komunikatio, 7 (1), 35-48.
https://ojs.unida.ac.id/JK/article/view/4232/2214

Wulandari, P. T. (2016). Dinamika Psikologis Siswa Korban Broken home Di


Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Sleman. (Skripsi Sarjana, Universtias
Negeri Yogyakarta). https://core.ac.uk/download/pdf/78033956.pdf
Maulidah, Nyai., & Saleh, Abdurrahman. (2022). Pengaruh Keluarga Broken
Home Terhadap Penyimpangan Siswa di SMP Negeri 2 Plered. Jurnal Pedagogie,
3 (1), 73-105.
http://e-jurnal.staimuttaqien.ac.id/index.php/paedagogie/article/view/310/133
LAMPIRAN

Rekaman audio :
https://drive.google.com/drive/folders/
1PqQHf5HBWNMdMm6GEcXlih8a_OuB02Fh?usp=drive_link

Foto :

Anda mungkin juga menyukai