Anda di halaman 1dari 21

STRUCTURE REPORT

COOLING TOWER
JAKARTA INTERCULTURAL SCHOOL
Studi Kelayakan
Perbaikan Struktur Baja Bangunan Cooling Tower Laporan Struktur

I. URAIAN DAN KETERANGAN UMUM PROYEK

Nama Proyek : Studi Kelayakan


Perbaikan Struktur Baja Bangunan Cooling Tower

Lokasi Proyek : Jakarta Intercultural School (JIS)


Lebak Bulus – Jakarta Selatan

Pemberi Tugas : Jakarta Intercultural School (JIS)

Total Luas Lantai :

Jumlah Lantai : 2 (dua) Lantai.

Jenis Bangunan : Struktur Baja

Sistem Struktur : Sistem Rangka Pemikul Momen

Sistem Pondasi : Belum Diketahui

Bangunan Cooling Tower


Deskripsi Ringkas :
- Lantai Satu Elev. +0.00 meter, Fungsi : Pondasi pedestal
- Lantai Dua Elev. +5.63 meter, Fungsi : Lantai cooling tower

Bangunan Cooling Tower mempunyai tinggi 5.63 meter diukur dari Elev. +0.00 meter (Lantai
Dasar) . Bangunan ini terdiri dari 2 (dua) lapis lantai dengan ketinggian antar lantai 5.63
meter. Bangunan eksisting ini dibentuk oleh struktur baja utama dengan menggunakan baja.
Berdasarkan hasil survey didapati beberapa profil baja berkarat dikarenakan cooling tower
merupakan komponen yang bersifat lembab serta berair.

Korosi baja struktural adalah proses elektrokimia yang membutuhkan kehadiran kelembaban
dan oksigen secara simultan. Pada dasarnya, besi dalam baja dioksidasi untuk
menghasilkan karat, yang menempati kira-kira enam kali volume bahan aslinya. Tingkat di
mana proses korosi berlangsung tergantung pada sejumlah faktor, tetapi terutama 'iklim
mikro' yang mengelilingi struktur. Korosi baja dapat dianggap sebagai proses elektrokimia
yang terjadi secara bertahap. Serangan awal terjadi di daerah anodik di permukaan, di mana
ion besi masuk ke dalam larutan. Elektron dilepaskan dari anoda dan bergerak melalui
struktur logam ke situs katodik yang berdekatan di permukaan, di mana mereka bergabung
dengan oksigen dan air untuk membentuk ion hidroksil.

Namun, setelah jangka waktu tertentu, efek polarisasi seperti pertumbuhan produk korosi di
permukaan menyebabkan proses korosi terhenti. Situs anodik reaktif yang baru dapat
terbentuk sehingga memungkinkan terjadinya korosi lebih lanjut. Dalam hal ini, dalam jangka
waktu yang lama, hilangnya logam cukup merata di seluruh permukaan, dan ini biasanya
digambarkan sebagai 'korosi umum'. Representasi skematis dari mekanisme korosi
ditunjukkan seperti gambar di bawah ini. Beberapa hasil survey korosi yang terjadi pada
struktur baja cooling tower terdapat pada gambar dibawah ini.

Maret 2022 1 of 20
Studi Kelayakan
Perbaikan Struktur Baja Bangunan Cooling Tower Laporan Struktur

Gambar 1. Representasi skematis dari mekanisme korosi

Gambar 2. Struktur yang mengalami korosi

Maret 2022 2 of 20
Studi Kelayakan
Perbaikan Struktur Baja Bangunan Cooling Tower Laporan Struktur

II. KETENTUAN PENYELIDIKAN

II.1 Umum.

Penyelidikan bangunan cooling tower mengikuti peraturan perencanaan dan Standar


Konstruksi Bangunan (SKB) yang berlaku di Indonesia namun jika ada hal yang tidak
tercakup dalam peraturan di Indonesia maka akan dipergunakan peraturan dan standar
International yang sesuai dan memadai.

Berikut dibawah ini gambar beberapa hasil survey struktur baja eksisting cooling tower.

II.2 Peraturan-Peraturan.

Peraturan-peraturan yang digunakan dalam perencanaan mengikuti ketentuan yang berlaku


di Indonesia. Secara umum peraturan-peraturan dasar yang digunakan antara lain sebagai
berikut :

1. SNI 1726 : 2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk


Struktur Bangunan Gedung dan Non-Gedung.
2. SNI 1729 : 2015 Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural.
3. SNI 2847 : 2013 Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung.
4. SNI 1727 : 2013 Beban Minimum untuk Perancangan Bangunan Gedung
dan Struktur Lain.
5. SKBI – 13.53.1988 Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan
Gedung, UDC:642:042.
6. The American Institute of Steel Construction : Manual of Steel Construction (Load
and Resistance Factor Design / Allowable Stress Design ).
7. The American Concrete Institute Building Code Requirement for Reinforced
Concrete and Commentary, ACI 318M-11
8. International Building Code ( IBC ) – 2006.

II.3 Mutu Bahan/Material.

a. Beton (semua beton adalah beton biasa dengan berat jenis = 2,400 kg/m3 kecuali
dinyatakan lain). Nilai kuat tekan benda uji silinder pada umur 28 hari, fc’ adalah
sebagai berikut :
1. Balok dan Kolom Komposit fc’ = 20.75 Mpa = K250

b. Baja (semua baja yang digunakan dalam perencanaan ini adalah baja carbon jenis
BJ-37 atau ASTM A-36 dengan berat jenis = 7,850 kg/m3). Tegangan leleh bahan
jenis baja yang digunakan, fy = 2,500 kg/cm2. Berikut komponen-komponen yang
digunakan dalam struktur baja adalah sebagai berikut :
1. Mutu baja profil BJ-37/ASTM A-36, fy = 2,500 kg/cm2.
2. Mutu baut ASTM A-325, fy = 5,660 kg/cm2, ft = 7,330 kg/cm2.
3. Mutu las E.70.xx, fy = 4,820 kg/cm2, ft = 5,250 kg/cm2.
4. Mutu baut angkur ASTM A-307 grade A, fy = 2,500 kg/cm2, ft = 4,150 kg/cm2.

c. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan dalam perencaan struktur adalah jenis baja tulangan ulir
dengan kuat leleh bahan, fy = 4,000 kg/cm2.

II.4 Software dan Version


Perangkat lunak (Software) yang digunakan untuk analisis dan desain struktur baja dan
struktur baja (balok) dengan menggunakan ETABS Ver 16.2.0.

II.5 Satuan
Satuan yang dipergunakan dalam laporan perhitungan adalah Satuan International (SI).

Maret 2022 3 of 20
Studi Kelayakan
Perbaikan Struktur Baja Bangunan Cooling Tower Laporan Struktur

III. KONSEP PENYELIDIKAN STRUKTUR BANGUNAN

III.1 Tata Cara Penyelidikan Struktur Eksisting Bangunan

Penyelidikan struktur baja eksisting bangunan cooling tower harus mengikuti Standar
Konstruksi Bangunan (SKB) yang berlaku di Indonesia dan jika ada hal yang tidak tercakup
dalam peraturan di Indonesia, maka akan dipergunakan peraturan dan standar International
yang sesuai dan memadai.

Penyelidikan kondisi struktur eksisting bangunan meliputi:

1. Melakukan pengumpulan data-data eksisting bangunan berupa gambar survey


lokasi.
2. Analisa kondisi eksisting bangunan terhadap beban – beban yang bekerja sesuai
dengan peraturan yang digunakan.
3. Analisa perkuatan struktur bangunan eksisting.

IV. HASIL SURVEY DAN FOTO KONDISI EKSISTING

IV.1. Denah Lokasi Pengamatan Visual

Bangunan cooling tower dilakukan penyelidikan awal berupa pengecekan terhadap kondisi
mutu bangunan eksisting. Dalam hal ini, dilakukan pengamatan visual pada beberapa
struktur eksisting. Berikut adalah denah struktur eksisting banguna cooling tower.

Gambar 3. Denah Struktur Eksisting

Berdasarkan denah struktur eksisting struktur utama (main structure) terdiri dari balok
utama yaitu baja struktur WF.400.200.8.12. Kolom struktur baja utama menggunakan
WF.400.200.8.12. balok pembagi antar portal struktur utama menggunakan
WF.350.175.7.11.

Struktur utama tersebut menjadi tumpuan utama yang menopang struktur lantai (secondary
structure) di atasnya yang terdiri dari balok WF.200.100.5.6,5 dan UNP 250.40 dimana
struktur lantai ini menopang lantai grating.

Maret 2022 4 of 20
Studi Kelayakan
Perbaikan Struktur Baja Bangunan Cooling Tower Laporan Struktur

IV.2. Hasil Pengamatan Visual Struktur Eksisting

Gambar 4. Hasil Pengamatan Struktur Eksisting

Terdapat 2 tipe korosi yang terjadi pada struktur eksisting, yaitu antara lain:
1. Korosi ekstrim : Struktur dudukan cooling tower & secondary structure lainnya.
2. Korosi rendah : Struktur utama
Korosi ekstrim yang terjadi pada secondary structure dikarenakan struktur baja tersebut
merupakan profil yang terindikasi memiliki intensitas tinggi bersinggungan dengan air akibat
proses kondensasi dari cooling tower. Serta berdasarkan hasil pengamatan pada secondary
structure, finishing hanya sebatas painting/cat sehingga akan mengalami korosi lebih rentan
dibandingkan dengan main structure sudah dilakukan proses hot-dip galvanize sebelum
proses painting painting/cat.

Maret 2022 5 of 20
Studi Kelayakan
Perbaikan Struktur Baja Bangunan Cooling Tower Laporan Struktur

V. MODEL PERKUATAN STRUKTUR BANGUNAN

V.1. Perkuatan Terhadap Balok

Perkuatan yang dilakukan terhadap struktur balok disesuaikan terhadap kebutuhan balok
tersebut. Apabila hanya diperlukan peningkatan kekuatan pada kekuatan geser balok
tersebut, maka cukup dilakukan CFRP (Carbon Fiber Reinforced Polymer). Namun apabila
diperlukan pembesaran terhadap dimensi balok atau peningkatan kekuatan pada kekuatan
lentur balok, maka perlu dilakukan Jacketing pada elemen balok tersebut. Jacketing dapat
dilakukan dengan menggunakan pengecoran beton sehingga system struktur menjadi
struktur baja komposit.

Contoh Perkuatan Balok dengan metode Carbon Fiber Reinforced Polymer

Contoh Perkuatan Balok dengan metode Jacketing

Maret 2022 6 of 20
Studi Kelayakan
Perbaikan Struktur Baja Bangunan Cooling Tower Laporan Struktur

V.2. Perkuatan Terhadap Kolom

Perkuatan yang dilakukan terhadap struktur kolom disesuaikan terhadap kebutuhan kolom
tersebut. Apabila hanya diperlukan peningkatan kekuatan pada kekuatan geser dan lentur
kolom tersebut, maka cukup dilakukan CFRP (Carbon Fiber Reinforced Polymer). Namun
apabila diperlukan pembesaran terhadap dimensi kolom, maka perlu dilakukan Jacketing
pada elemen balok tersebut. Jacketing dapat dilakukan dengan menggunakan pengecoran
beton sehingga system struktur menjadi struktur baja komposit.

Contoh Perkuatan Kolom dengan metode Carbon Fiber Reinforced Polymer

Contoh Perkuatan Kolom dengan metode Jacketing

Maret 2022 7 of 20
Studi Kelayakan
Perbaikan Struktur Baja Bangunan Cooling Tower Laporan Struktur

V.3. Pemodelan Struktur Eksisting

Pembatasan model hanya pada struktur utama (main structure). Untuk struktur tambahan
lainnya yang merupakan struktur tambahan ataupun struktur sekunder akan dimodelkan
menjadi beban atau pemodelan sekunder.

V.3.1. Beban-beban yang bekerja

Beban mati meliputi beban mati akibat berat sendiri struktur (DL) dan beban mati
tambahan/beban finishing arsitektural (SDL) yang digunakan dalam
perencanaan struktur adalah :

a. Beban Mati (DL)


Beban mati pada struktur bangunan ditentukan dengan menggunakan berat jenis
bahan bangunan berdasarkan Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk
Rumah dan Gedung atau SNI 1727- 2013.
Berat jenis baja ɣs = 7,850 kg/m3.

b. Beban Mati Tambahan (SDL)


Beban mati tambahan pada struktur adalah beban diluar beban mati akibat berat
bahan bangunan struktur. Beban mati tambahan meliputi :

Data cooling tower berdasrkan jumlah shaft eksisting:

DIMENSION (MM) LOAD


OPERATION
TYPE COOLING TOWER
WEGHT (KG) LENGTH WIDTH (KG/M2) (KN/M2)

SKB 860S (4-SHAFT) 11260 8160 2930 470.96 4.78


SKB 215X3S (3-SHAFT) 2830 3430 2070 398.59 4.05

Gambar 5. Layout penempatan cooling tower

Maret 2022 8 of 20
Studi Kelayakan
Perbaikan Struktur Baja Bangunan Cooling Tower Laporan Struktur

Detail beban yang bekerja antara lain:


1. Cooling Tower (4S) = 4.78 kN/m2
2. Cooling Tower (3S) = 4.05 kN/m2
3. Mechanical dan Piping = 3.60 kN/m2
4. Rangka dudukan Piping = 1.00 kN/m2
5. Grating = 0.27 kN/m2
Total = 13.70 kN/m2

c. Beban Hidup (LL)


Beban hidup pada lantai bangunan ditentukan berdasarkan fungsi setiap lantai
yang akan digunakan saat operasional. Beban hidup pada lantai bangunan
meliputi :

Detail beban yang bekerja antara lain:


1. Fungsi Koridor Inspeksi = 1.92 kN/m2
Total = 1.92 kN/m2

V.3.2. Pemodelan Struktur

Gambar 6. Pemodelan 3D struktur eksisting

Gambar 7. Diagram Momen struktur eksisting

Maret 2022 9 of 20
Studi Kelayakan
Perbaikan Struktur Baja Bangunan Cooling Tower Laporan Struktur

Gambar 8. Diagram Gaya geser struktur eksisting

Gambar 9. Ratio struktur eksisting dengan reduksi kekuatan sekitar 10%

Maret 2022 10 of 20
Studi Kelayakan
Perbaikan Struktur Baja Bangunan Cooling Tower Laporan Struktur

V.4. Pemodelan Struktur Perkuatan dengan Jacketting

Pembatasan model hanya pada struktur utama (main structure). Untuk struktur tambahan
lainnya yang merupakan struktur tambahan ataupun struktur sekunder akan dimodelkan
menjadi beban atau pemodelan sekunder.

V.4.1. Beban-beban yang bekerja

Beban mati meliputi beban mati akibat berat sendiri struktur (DL) dan beban mati
tambahan/beban finishing arsitektural (SDL) yang digunakan dalam
perencanaan struktur adalah :

a. Beban Mati (DL)


Beban mati pada struktur bangunan ditentukan dengan menggunakan berat jenis
bahan bangunan berdasarkan Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk
Rumah dan Gedung atau SNI 1727- 2013.
Berat jenis baja ɣs = 7,850 kg/m3.
Berat jenis beton ɣc = 2,400 kg/m3.

b. Beban Mati Tambahan (SDL)


Beban mati tambahan pada struktur adalah beban diluar beban mati akibat berat
bahan bangunan struktur. Beban mati tambahan meliputi :

Data cooling tower berdasrkan jumlah shaft eksisting:

DIMENSION (MM) LOAD


OPERATION
TYPE COOLING TOWER
WEGHT (KG) LENGTH WIDTH (KG/M2) (KN/M2)

SKB 860S (4-SHAFT) 11260 8160 2930 470.96 4.78


SKB 215X3S (3-SHAFT) 2830 3430 2070 398.59 4.05

Gambar 10. Layout penempatan cooling tower

Maret 2022 11 of 20
Studi Kelayakan
Perbaikan Struktur Baja Bangunan Cooling Tower Laporan Struktur

Detail beban yang bekerja antara lain:


1. Cooling Tower (4S) = 4.78 kN/m2
2. Cooling Tower (3S) = 4.05 kN/m2
3. Mechanical dan Piping = 3.60 kN/m2
4. Rangka dudukan Piping = 1.00 kN/m2
5. Grating = 0.27 kN/m2
Total = 13.70 kN/m2

c. Beban Hidup (LL)


Beban hidup pada lantai bangunan ditentukan berdasarkan fungsi setiap lantai
yang akan digunakan saat operasional. Beban hidup pada lantai bangunan
meliputi :

Detail beban yang bekerja antara lain:


1. Fungsi Koridor Inspeksi = 1.92 kN/m2
Total = 1.92 kN/m2

V.4.2. Pemodelan Struktur

Gambar 11. Pemodelan 3D struktur kolom komposit dan balok komposit main
structure

Gambar 12. Ratio struktur balok eksisting dengan reduksi kekuatan sekitar 10%

Maret 2022 12 of 20
Studi Kelayakan
Perbaikan Struktur Baja Bangunan Cooling Tower Laporan Struktur

Gambar 13. Diagram Momen struktur komposit

Gambar 14. Diagram Gaya geser struktur komposit

Maret 2022 13 of 20
Studi Kelayakan
Perbaikan Struktur Baja Bangunan Cooling Tower Laporan Struktur

Pemodelan dengan software ETABS hanya dapat memodelkan kolom komposit,


sedangkan balok komposit dimodelkan menjadi balok beton biasa dengan
pembesaran berat sendiri dari balok tersebut serta pengecekan kapasitas balok
komposit menggunakan perhitungan manual.

Gambar 15. Penulangan balok komposit

Dimensi balok komposit ini menggunakan jacketting balok beton sehingga


membentuk balok dengan dimensi tinggi balok 525 mm dan lebar balok 375 mm.
Berikut perhitungan penulangan dan kapasitas balok komposit.

ACI 318-14 Beam Section Design

Beam Element Details (Envelope)


Level Element Unique Name Section ID Length (mm) LLRF Type
LANTAI CT B60 11 BCS.400.200 6600 0.789 Sway Special

Section Properties
b (mm) h (mm) bf (mm) ds (mm) dct (mm) dcb (mm)
375 525 375 0 40 40

Material Properties
Ec (MPa) f'c (MPa) Lt.Wt Factor (Unitless) fy (MPa) fys (MPa)
21409.52 20.75 1 413.69 413.69

Design Code Parameters


ΦT ΦCTied ΦCSpiral ΦVns ΦVs ΦVjoint
0.9 0.65 0.75 0.75 0.6 0.85

Flexural Reinforcement for Major Axis Moment, Mu3

Maret 2022 14 of 20
Studi Kelayakan
Perbaikan Struktur Baja Bangunan Cooling Tower Laporan Struktur

End-I End-I Middle Middle End-J End-J


Rebar Area Rebar Rebar Area Rebar Rebar Area Rebar
mm² % mm² % mm² %
Top (+2 Axis) 377 0.19 374 0.19 1194 0.61
Bot (-2 Axis) 814 0.41 1081 0.55 606 0.31

Flexural Design Moment, Mu3


End-I End-I Middle Middle End-J End-J
Design Mu Station Loc Design Mu Station Loc Design Mu Station Loc
kN-m mm kN-m mm kN-m mm
Top (+2 Axis) -50.1096 262.5 -49.747 4719.3 -198.988 6337.5
Combo U1-9 U1-9 U1-9
Bot (-2 Axis) 139.2192 1686 181.6017 2836 99.494 6337.5
Combo U1-9 U1-9 U1-9

Shear Reinforcement for Major Shear, Vu2


End-I Middle End-J
Rebar Av /s Rebar Av /s Rebar Av /s
mm²/m mm²/m mm²/m
400.52 366.27 812.7

Design Shear Force for Major Shear, Vu2


End-I End-I Middle Middle End-J End-J
Design Vu Station Loc Design Vu Station Loc Design Vu Station Loc
kN mm kN mm kN mm
163.459 262.5 0.1583 4719.3 225.4822 6337.5
U1-9 U1-9 U1-9

Torsion Reinforcement
Shear Longitudinal
Rebar At /s Rebar Al
mm²/m mm²
0 0

Design Torsion Force


Design Tu Station Loc Design Tu Station Loc
kN-m mm kN-m mm
20.7552 1686 20.7552 1686
U1-5 U1-5

Didapatkan kebutuhan tulangan dengan luas area minimum:


a. Tulangan atas yang dibutuhkan : 1194 mm2
b. Tulangan bawah yang dibutuhkan : 1081 mm2
c. Tulangan sengkang max. kebutuhan: 812.7 mm2/m

Pada balok komposit penulangan balok beton menggunakan kekuatan aksial


momen dari flange dari baja WF yang berada di dalamnya. Luas flange dari profil
baja WF.400.200 adalah 2200 cm2, diasumsikan pengurangan kekuatan akibat dari
korosi sebesar 10% menghasilkan luasan netto sebesar 1980 mm2. Dimana 1980
mm2 > 1194 mm2 setara dengan ratio 0.60 < 1.00. Dengan hasil tersebut cukup
dengan menggunakan tulangan longitudinal minimum sebagai jacketting dari balok
komposit.

Maret 2022 15 of 20
Studi Kelayakan
Perbaikan Struktur Baja Bangunan Cooling Tower Laporan Struktur

Kekuatan geser pada balok komposit diasumsikan ditahan oleh web profil baja yang
berada di dalam balok tersebut. Luas web dari dari profil baja WF.400.200 adalah
3200 cm2, diasumsikan pengurangan kekuatan akibat dari korosi sebesar 10%
menghasilkan luasan netto sebesar 2880 mm2. Dimana 2880 mm2 > 812.7 mm2
setara dengan ratio 0.28 < 1.00. Dengan hasil tersebut cukup dengan menggunakan
tulangan sengkang minimum sebagai jacketting dari balok komposit.

2-D10
D10 - 200

2-D10
525

2-D10

375

Gambar 16. Sketsa penulangan balok komposit

Gambar 17. Ratio penulangan kolom komposit

Maret 2022 16 of 20
Studi Kelayakan
Perbaikan Struktur Baja Bangunan Cooling Tower Laporan Struktur

Dimensi kolom komposit ini menggunakan jacketting kolom beton sehingga


membentuk kolom dengan dimensi tinggi kolom 525 mm dan lebar kolom 375 mm.
Berikut perhitungan penulangan dan kapasitas kolom komposit.

ETABS 2016 Encased Composite Column Design

Element Details
Level Element Unique Name Location (mm) Combo Section Classification
LANTAI CT C60 2 4225 U1 CCS.400.200 Compact

LLRF and Demand/Capacity Ratio


L (mm) LLRF Stress Ratio Limit
4225.0 0.661 0.9

Analysis and Design Parameters


Provision Analysis 2nd Order Reduction
LRFD Direct Analysis General 2nd Order Tau-b Fixed

Stiffness Reduction Factors


αPr /Py αPr /Pe τb EA factor EI factor
0.046 0.008 1 0.8 0.8

Design Code Parameters


Φb Φc ΦTY ΦTF ΦV ΦV-RI ΦVT
0.9 0.75 0.9 0.75 0.9 1 1

Section Properties
A (cm²) J (cm⁴) I33 (cm⁴) I22 (cm⁴) Av3 (cm²) Av2 (cm²)
286.2 119858.5 69691.7 26254.5 243.3 204.4

Design Properties of Embedded Steel Section


bf (mm) h (mm) tf (mm) tw (mm) A (cm²) I33 (cm⁴) I22 (cm⁴) Z33 (cm³) Z22 (cm³)
200 400 13 8 84.5 23823.4 1736.8 1332.8 268

Design Properties of Reinforcement and Concrete Section


b (mm) h (mm) Ag (cm²) Ac (cm²) Asr (cm²) Asri(maj) (cm²) Asri(min) (cm²) Isr(maj) (cm⁴) Isr(min) (cm⁴)
525 375 1968.8 1859.1 25.1 6.3 6.3 9006.3 3916.2

Material Properties

Maret 2022 17 of 20
Studi Kelayakan
Perbaikan Struktur Baja Bangunan Cooling Tower Laporan Struktur

Ec (MPa) Es (MPa) Er (MPa) f'c (MPa) Fy (MPa) fy,rebar (MPa)


21409.52 199947.98 199947.98 20.75 240 413.69

Demand/Capacity (D/C) Ratio


D/C Ratio = (Pr /2Pc ) + (Mr33 /Mc33 ) + (Mr22 /Mc22 )
0.527 = 0.041 + 0.106 + 0.38

Stress Check forces and Moments


Location (mm) Pu (kN) Mu33 (kN-m) Mu22 (kN-m) Vu2 (kN) Vu3 (kN) Tu (kN-m)
4225 -313.9592 -65.2229 -106.9385 17.6278 28.9023 0

Axial Force & Biaxial Moment Design Factors (H1-1b)


L Factor K1 K2 B1 B2 Cm
Major Bending 0.876 1 1 1 1 0.6
Minor Bending 0.876 1 1 1 1 0.63

Parameters for Lateral Torsion Buckling


Lltb Kltb Cb
0.87 1 1.523

Demand/Capacity (D/C) Ratio Eqn.(H1-1b)


Pu Force (kN) ϕPnc Capacity (kN) ϕPnt Capacity (kN)
313.9592 3801.8037 2760.6341

Moments and Capacities


Mu Moment (kN-m) ϕMn Capacity (kN-m) ϕMn No LTBD (kN-m)
Major Bending 65.2229 615.8267 615.8267
Minor Bending 106.9385 281.7789

Shear Design
Vu Force (kN) ϕVn Capacity (kN)
Major Shear 17.6278 414.72
Minor Shear 28.9023 673.92

Didapatkan kebutuhan tulangan dengan luas area minimum:


a. Tulangan kolom yang dibutuhkan : 2510 mm2
b. Tulangan sengkang max. kebutuhan: 630 mm2/m

Pada kolom komposit penulangan kolom beton menggunakan kekuatan aksial


momen dari flange dari baja WF yang berada di dalamnya. Luas flange dari profil
baja WF.400.200 adalah 2200 cm2, diasumsikan pengurangan kekuatan akibat dari
korosi sebesar 10% menghasilkan luasan netto sebesar 1980 mm2. Dimana 1980
mm2 < 2510 mm2 setara dengan ratio 1.26 > 1.00. Dengan hasil tersebut
membutuhkan tulangan longitudinal tambahan sebagai jacketting dari kolom
komposit. Ditambahkan tulangan D10 dengan luasan satu tulangan yaitu 79 mm2,
sehingga didapatkan tulangan tambahan longitudinal minimum 7 batang ~ 8 batang.
Sehingga luasan kebutuhan baja perlu untuk menahan gaya aksial adalah 8-D10
dengan luasan 628 mm2. Ratio dengan adanya penambahan penulangan menjadi
0.96 < 1.00

Kekuatan geser pada kolom komposit diasumsikan ditahan oleh web profil baja yang
berada di dalam kolom tersebut. Luas web dari dari profil baja WF.400.200 adalah
3200 cm2, diasumsikan pengurangan kekuatan akibat dari korosi sebesar 10%

Maret 2022 18 of 20
Studi Kelayakan
Perbaikan Struktur Baja Bangunan Cooling Tower Laporan Struktur

menghasilkan luasan netto sebesar 2880 mm2. Dimana 2880 mm2 > 630 mm2 setara
dengan ratio 0.2 < 1.00. Dengan hasil tersebut cukup dengan menggunakan
tulangan sengkang minimum sebagai jacketting dari kolom komposit.

2-D10

D10 - 200

2-D10
525

2-D10

375
Gambar 18. Sketsa penulangan kolom komposit

Pada dasarnya pembuatan beton komposit ini merupakan salah satu metode untuk
mencegah terjadinya korosi pada baja, namun mengingat sifat dari beton itu sendiri
merupakan struktur berpori sehingga memungkinkan adanya porus yang
menyebabkan air dapat masuk ke dalam pori pori beton.

Maret 2022 19 of 20
Studi Kelayakan
Perbaikan Struktur Baja Bangunan Cooling Tower Laporan Struktur

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1. Kesimpulan

Berdasarkan Hasil Pengamatan dan survey awal yang dilakukan, terdapat beberapa
kesimpulan :
1. Terdapat korosi yang cukup tinggi pada beberapa secondary structure seperti
bracing, stiffner, dan balok dudukan yang mengalami interaksi secara langsung
dengan cooling tower.
2. Tingkat korosi tidak terjadi begitu signifikan pada beberapa main structure
seperti WF.400.200, WF.350.175, dan WF.200.100 yang menjadi struktur
utama.
3. Dengan adanya penambahan beban berupa pengecoran balok utama struktur
dan pengurangan kapasitas baja struktur akibat dari terjadi korosi sekitar 10%
struktur baja, dapat dilihat bahwa ratio struktur baja masih dibawah 1.00
4. Dikarenakan struktur berada pada area dengan intensitas kelembaban akibat
kondensasi yang cukup tinggi, maka akan menimbulkan korosi pada profil baja,
namun selama korosi terjadi pada secondary structure masih dapat ditoleransi
dengan adanya maintenance/penggantian beberapa part yang belum
tergalvanis dengan mengganti profil yang terdampak cukup parah. Kemudian
sebelum diinstal kembali, hendaknya dilakukan coating cold galvanize terlebih
dahulu.
5. Pada struktur utama dilakukan perkuatan dengan jacketing/beton komposit agar
meminimalisir proses korosi pada struktur utama.
6. Belum diketahui pondasi eksisting.
7. Dokumen perencanaan struktur belum ada dan as built drawing struktur belum
ada.
8. Detail penulangan balok dan kolom komposit menggunakan tulangan D10
sesuai dengan sketsa pada laporan ini.
9. Belum terbangunnya penutup atap bangunan mengakibatkan genangan air
pada lantai yang sebelumnya tidak direncanakan sebagai penahan air.

VI.2. Saran

Setelah melihat hasil yang dijelaskan sebelumnya, Pekerjaan Perbaikan Struktur Baja
Cooling Tower dapat dilanjutkan, dengan penyelidikan lebih lanjut, perbaikan, serta
perkuatan pada beberapa elemen struktur bangunan, antara lain :
1. Perlu dilakukan penyelidikan terhadap kondisi pondasi eksisting bangunan
dikarenakan adanya penambahan beban beton pada kolom dan balok komposit.
Hal ini dapat lebih mudah bilamana tersedianya dokumen Laporan Perhitungan
Struktur dan DED bangunan eksisting.
2. Perbaikan terhadap elemen struktur yang mengalami kerusakan akibat korosi
sehingga menggerus ketebalan baja profil, antara lain stiffner, balok, bracing
dan juga sambungan balok kolom.
3. Pengelasan ulang pada area-area yang berlubang.

Maret 2022 20 of 20

Anda mungkin juga menyukai