Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENELITIAN

UMKM

“Kharisma Taylor”
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha mikro, kecil, menengah sedang bertumbuh di Negara ini khususnya di kota Batam
dan telah terbukti bisa meningkatkan perekonomian serta memberikan penghidupan yang
layak bagi masyarakat. Walaupun begitu, ada juga UMKM yang masih belum mendapat
perhatian dari pemerintah, pelaku UMKM mengharapkan bantuan uluran tangan
pemerintah serta masyarakat setempat agar usaha itu bisa bertahan. Program survey dan
magang ke UMKM ini dilaksanakan karena ini sebagai awal permulaan program
entrepereneurship bagi mahasiswa baru UIB dan pembelajaran awal sebelum
mempelajari mata kuliah LED 1 dan LED 2.

B. Pembatasan Masalah
Penyusunan laporan Observasi UMKM ini membahas mengenai :
1. Observasi manajemen usaha
2. Pemetaan kebutuhan dan kendala atau permasalahan yang dihadapi

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana manajemen UMKM terkait dengan pengelolaan SDM, modal, sistem
administrasi, keuangan, produk, mesin dan peralatan, dan kapasitas produksi?
2. Masalah atau kendala apa saja yang dihadapi pelaku UMKM terkait dengan
manajemen usahanya?

D. Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dan manfaat penulisan laporan kegiatan observasi UMKM, yaitu:
 Dapat mengetahui manajemen UMKM
 Dapat memahami kendala yang dihadapi pelaku UMKM serta memberikan solusi
alternative
 Mengenalkan mahasiswa baru akan lingkungan UMKM sebelum pembelajaran
 Menuntut mahasiswa untuk berkreasi dan meningkatkan rasa empati

BAB II
PEMBAHASAN
A. Identitas Badan Usaha

Gambar 2.1
Usaha yang didirikan oleh bapak Riswandy ini diberikan nama Kharisma Taylor.
Kharisma Taylor telah berdiri sejak pertengahan tahun 2008 yang dimulai dari kios kecil di
simpang RKT Batu Aji. Bapak kelahiran 22 Juli 1973 ini merintis usahanya dengan perjuangan
karena banyak tantangan khususnya dari keluarganya sendiri seperti kurangnya dukungan yang
diberikan keluarga kepada diri beliau. Namun tidak ada kata menyerah, usahanya kini
berkembang walau perlahan-lahan.
Kharisma Taylor merupakan usaha menjahit namun berbeda dengan usaha konveksi
karena usaha yang dirintis bapak Riswandy mengutamakan kepuasan tinggi bagi konsumennya
oleh karena itu pakaian yang dijahit disini harus pas bagi konsumen. Bapak Riswandy
mempunyai 3 orang karyawan dimana karyawannya adalah ibu rumah tangga. Oleh sebab itu, 3
orang karyawannya menyelesaikan pekerjaan menjahitnya di rumah masing-masing. Sedangkan
di dalam kios kecil itu hanya bapak Riswandy sendiri yang menjaga dan melayani pelanggan
yang berkunjung ke kiosnya.
Perjalanan awal Kharisma Taylor ini berbekal 2 peralatan awal yaitu mesin jahit. Satu
mesin jahit tradisional dibeli beliau seharga Rp.500,000 sedangkan yang lainnya adalah mesin
jahit modern yang dibeli seharga Rp 1,000,000. Selain berbekal peralatan seadanya, beliau
menyewa sebuah kios kecil dengan pembayaran Rp 3,000,000 per 6 bulan. Itulah awal dari usaha
jerit lelah bapak Riswandy.
B. Visi dan Misi Badan Usaha
Visi usaha Kharisma Taylor adalah memajukan usaha menjahit yang didirikan beliau dan
meningkatkan kualitas pakaian untuk kepuasan konsumen.
Misi usaha Kharisma Taylor adalah memperluas usaha Kharisma Taylor sehingga bisa
membuka cabang usaha di daerah lain.

C. Kekuatan dan kelemahan Kharisma Taylor


Kekuatan atau kelebihan Kharisma Taylor yaitu usaha yang didirikan di simpang KRT
Batu Aji ini mempunyai ketelitian dan ketekunan tinggi dalam membuat pakaian
sehingga pakaian yang dibuat sesuai dengan keinginan konsumen. Karena bagi beliau,
kepuasan konsumen adalah yang terutama. Jika konsumen puas dengan hasil yang beliau
kerjakan, konsumen akan datang lagi menjadi pelanggan tetap dan bisa memberitahukan
ke orang lain mengenai keunggulan usaha Kharisma Taylor.
Kelemahan Kharisma Taylor adalah kekurangan tenaga kerja saat permintaan pakaian
dari konsumen meningkat. Dan karyawan yang direkrut adalah ibu rumah tangga
sehingga keahlian dan keterampilan dalam menjahit masih kurang sehingga banyak hal
yang masih dihandle bapak Riswandy.

D. Ancaman yang dihadapi


Walaupun hanya usaha kecil, usaha ini juga memiliki ancaman tersendiri. Dala hal ini
adalah saingan. Saingan yang dihadapi adalah saingan usaha konveksi atau borongan.
Dimana usaha ini memproduksi suatu pakaian dalam jumlah banyak dan biasanya harga
yang ditetapkan jauh lebih rendah disbanding usaha menjahit kecil seperti Kharisma
Taylor. Padahal usaha konveksi memasok harga yang sedikit lebih murah dari Kharisma
Taylor Karen mereka tidak mmperhatikan kepuasan konsumen dalam hal ukuran pakaian,
mereka menetapkan size S, M, L, XL. Sedangkan usaha Kharisma Taylor dalam
melakukan pengukuran pakaian, benar-benar sesuai dengan ukuran konsumen sehingga
pakaian yang dipakai akan terlihat pas, oleh karena itu harga pakaian jadi Kharisma
Taylor lebih mahal.

E. Penerapan Teknologi yang Digunakan


Usaha Kharisma Taylor menggunakan teknologi mesin jahit tradisional juga
menggunakan teknologi modern.

F. Manajemen Usaha
Legalitas usaha masih dalam proses pengajuan. Proses pengajuan ini dilakukan saat awal
tahun 2013 namun belum terealisasikan.

Mesin dan peralatan yang digunakan dalam usaha menjahit ini menggunakan mesin jahit
teknologi tradisional dan mesin jahit modern.
Gambar 2.2(Mesin jahit tradisional)

Gambar 2.3(Mesin jahit modern)

Usaha Kharisma Taylor ini berlokasi di simpang RKT blok A no 1,2,3 kios nomor 2.
Lokasi ini masih kecil dan sempit. Namun terletak di dekat jalan raya dan pemukiman
sehingga dapat dikatakan strategis dalam memulai usaha.

Bahan baku seperti kain, kancing, resleting, dll didapatkan bapak Riswandy dari toko-
toko grosir yang ada di Batam.
Gambar 2.4

Gambar 2.5

Gambar 2.6
Kapasitas produksi ini tidak selalu tetap tergantung musim. Jika menjelang hari besar
seperti lebaran, permintaan akan meningkat berkali-kali lipat.
Tapi jika pada bulan-bulan biasa rata-rata bisa menjahit minimal 2 jas, 5 celana panjang,
dan puluhan kali mempermak pakaian. Usaha milik bapak Riswandy ini kerap kali
dikunjungi konsumen untuk dipermak pakaiannya, seperti mengecilkan ukuran,
memotong lengan yang kepanjangan.

Untuk memproduksi itu, bapak Riswandy mempunyai 3 orang karyawan yang berstatus
ibu rumah tangga. Dengan pemberian upah tergantung berapa banyak pakaian yang bisa
dijahit. Setiap upah karyawan dibayar berbeda-beda tergantung jerih lelah masing-
masing.

Usaha Kharisma Taylor ini tidak menggunakan jasa pemasaran. Usaha ini berkembang
dari mulut ke mulut. Artinya, konsumen yang puas dengan pekerjaan Kharisma Taylor
akan membantu mempromosikan usaha bapak Riswandy kepada warga lain secara tidak
langsung.

G.Kendala atau Permasalahan yang Dihadapi


Adapun kendala yang dihadapi oleh usaha Kharisma Taylor, yaitu:
 Izin usaha yang belum terealisasi
 Tempat produksi yang sempit
 Tenaga kerja tetap yang belum ada sehingga saat banyak permintaan pesanan dari
konsumen, tidak dapat mengerjakan semua pesanan.
 Sistem perekrutan tenaga kerja yang masih mengandalkan ibu rumah tangga
 Kadang terjadi keteledoran pada karyawan saat menjahit baju pesanan
 Pembukuan yang belum teratur sehingga catatan keuntungan di dalam pembukuan
tidak sesuai dengan uang yang ada. Hal ini menyebabkan pembelian bahan-bahan
terhambat karena uang yang ada tidak mencukupi.
 Tidak ada sistem pemasaran

H.Saran dan Alternatif solusi


Untuk permohonan pengajuan surat izin seharusnya dilakukan sejak awal atau min 1
tahun setelah usaha itu berjalan, sehingga tidak menunda hingga sekarang ini baru mau
diajukan. Jika usaha udah berjalan dan berkembang, bisa dilakukan perluasan tempat
serta peningkatan tenaga kerja sehingga kualitas pakaian yang dihasilkan pun bermutu.
Untuk pembukuan bisa dilakukan pembukuan sederhana dan teliti dalam memegang
uang, sehingga tidak terjadi halangan dalam memproduksi pakaian yang ada. Bisa juga
dilakukan sistem pemasaran kecil, seperti penyebaran kertas pamphlet atau selebaran.
Karena dalam membuka usaha, usaha sekecil apapun, tetap perlu sistem pemasaran dan
marketing yang menunjang.
Gambar 2.7

Gambar 2.8

Gambar 2.9

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari laporan observasi UMKM khusunya usaha Kharisma Taylor ini dapat disimpulkan bahwa
walaupun hanya usaha kecil, manajemen usahanya tetap harus jelas, karena ini sebagai
permulaan adanya usaha yang besar. Kami juga belajar bagaimana awal sejarah membuka
sebuah usaha, penuh perjuangan, ada tantangan yang harus dihapi baik dari keluarga,
masyarakat, dan modal. Usaha kecil pun bisa menjadi besar kalau kita sungguh-sungguh. Karena
angka yang besar selalu diawali dengan angka kecil.

Anda mungkin juga menyukai