BAB IX
RAHN
AKAD RAHN
No : ...........................
- 149 -
Akad Rahn
- 150 -
Akad Rahn
1. Nama : …………………………………………….....…
2. Nama : ………………………………………….......................
- 151 -
Akad Rahn
Pasal 1
DEFINISI
1. “Rahn”
adalah akad menggadaikan barang dari Nasabah kepada
Bank sehubungan dengan utang yang diterima Nasabah
dari Bank.
2. “Perjanjian Utang”
adalah surat perjanjian utang yang dibuat antara Nasabah
dengan Bank pada tanggal ………………………. berikut
perubahan-perubahan dan dokumen-dokumen yang
melekat pada dan merupakan bagian perjanjian utang
tersebut.
3. “Debitur”
adalah Nasabah sebagai pihak yang berutang kepada Bank
berdasarkan Per-janjian Utang.
4. “Rahin”
adalah Nasabah sebagai pihak yang menggadaikan barang.
5. “Murtahin”
adalah Bank sebagai pihak yang menerima gadai.
6. “Marhun”
adalah barang yang digadaikan, yaitu berupa barang-
barang yang akan diuraikan dalam pasal 2 Rahn ini.
7. “Marhun bih”
adalah utang Nasabah kepada Bank sebagaimana
dinyatakan dalam Perjan-jian Utang, yang dijamin dengan
Rahn ini.
- 152 -
Akad Rahn
Pasal 2
POKOK PERJANJIAN
Pasal 3
KEPEMILIKAN BARANG DAN JAMINAN NASABAH
Pasal 4
PENGGUNAAN MARHUN SEBAGAI PELUNAS UTANG
- 153 -
Akad Rahn
Pasal 5
BIAYA, POTONGAN DAN PAJAK-PAJAK
1. Nasabah berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk
menanggung segala biaya yang diperlukan berkenaan
dengan pelaksanaan Perjanjian ini, termasuk jasa Notaris
dan jasa lainnya, sepanjang hal itu diberitahukan Bank
kepada Nasabah sebelum ditandatanganinya Perjanjian ini,
dan Nasabah menyatakan persetujuannya.
2. Dalam hal Nasabah cedera janji tidak menyerahkan barang
kepada Bank, sehingga Bank perlu menggunakan jasa
Penasihat Hukum/Kuasa untuk menagihnya, maka
Nasabah berjanji dan mengikatkan diri untuk membayar
kembali seluruh biaya jasa Penasihat Hukum, jasa
penagihan, dan jasa-jasa lainnya yang dapat dibuktikan
secara syah menurut ketentuan hukum.
3. Setiap menyerahkan barang kembali/pelunasan utang
sehubungan dengan Perjanjian ini dan Perjanjian lainnya
yang mengikat Nasabah dan Bank, dilakukan oleh
Nasabah kepada Bank tanpa potongan, pungutan, bea,
pajak dan/atau biaya-biaya lainnya, kecuali jika potongan
tersebut diharuskan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
4. Nasabah berjanji mengikatkan diri, bahwa terhadap setiap
potongan yang diharuskan oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku, akan dilakukan pembayarannya
oleh Nasabah melalui Bank.
Pasal 6
ASURANSI ATAS MARHUN
- 154 -
Akad Rahn
- 155 -
Akad Rahn
Pasal 7
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
- 156 -
Akad Rahn
Pasal 8
DOMISILI DAN PEMBERITAHUAN
Pasal 9
PENUTUP
- 157 -
Akad Rahn
……………………… ……………………
- 158 -
Akad Rahn
Pertama : Hukum
Bahwa pinjaman dengan menggadaikan
barang sebagai jaminan hutang dalam
bentuk Rahn dibolehkan dengan ketentuan
sebagai berikut:
- 159 -
Akad Rahn
5. Penjualan Marhun
- 160 -