Anda di halaman 1dari 20

Akad Jual Beli Istishna

BAB III
ISTISHNA

AKAD JUAL-BELI ISTISHNA


No. …………………………

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya


mereka menyembah-Ku”
(QS. Adz-Dzaariyaat: 56)

“…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan


kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
(QS. Al-Maa-idah: 2)

-53-
Akad Jual Beli Istishna

“…Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.


Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Maaidah: 8)

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan


membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia
dng apa yang telah Allah wahyukan kepadamu …”
(QS An-Nisaa’: 105)

“…Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka


menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka …”
(QS Al-Maaidah: 49)

"Dan Allah SWT telah menghalalkan jual-beli dan


mengharamkan riba"
(QS. Al-Baqarah: 275).

"Hai orang-orang beriman, janganlah kamu makan harta sesama


kamu dengan jalan bathil, kecuali melalui perniagaan yang
berlaku dengan suka sama suka di antara kamu"
(QS. An-Nisaa': 29).

-54-
Akad Jual Beli Istishna

Pada hari ini …………, tanggal …………………………, kami yang


bertandatangan di bawah ini :
1. Nama : ……………………………………………………………………………
dalam hal yang diuraikan di bawah ini bertindak dalam
kedudukannya selaku …………………………… dari, dan karenanya
berdasarkan .….…………………. ……………………………, bertindak
untuk dan atas nama serta mewakili Bank Syariah beralamat
di…..……………………………………………………………………………………..
Untuk selanjutnya disebut : PIHAK PERTAMA, PEMBELI atau
disebut juga BANK
2. Nama: ……………………………………………………………………………….
dalam hal yang diuraikan di bawah ini bertindak untuk diri
sendiri / dalam kedu-dukannya selaku ……………………………...
………. dari, dan karenanya berdasarkan
…………………………………………..…………………….. bertindak untuk
dan atas nama ………………………………………………………….,
beralamat di …….……..
……………………………………………………………………………………………
Untuk selanjutnya disebut : PIHAK KEDUA, PRODUSEN DAN
PENJUAL atau disebut juga NASABAH ;

Para pihak terlebih dahulu menerangkan bahwa dengan ini telah


setuju dan sepakat mem-buat perjanjian jual-beli Istishna’
(selanjutnya disebut “Perjanjian”) dengan ketentuan dan
syarat-syarat sebagai berikut

-55-
Akad Jual Beli Istishna

Pasal 1
DEFINISI

Dalam perjanjian ini yang dimaksud dengan:


1. “Istishna’”
Adalah akad jual-beli atas barang yang di pesan (masnu)
oleh Bank sebagai pembeli kepada Nasabah sebagai
produsen dan penjual dengan spesifikasi dan harga barang
yang telah disepakati, yang pembayarannya dilakukan
secara bertahap sesuai dengan proses pekerjaan
pembuatannya serta jangka waktu penyerahan barang yang
juga di-sepakati oleh kedua belah pihak..
2. “Istishna’ Paralel”
adalah istishna’ yang barangnya hendak dijual lagi oleh Bank
kepada Nasabah lain ber-dasar syarat-syarat yang disepakati
bersama oleh Bank, Nasabah pertama selaku pro-dusen dan
penjual pertama dan Nasabah terakhir selaku pembeli.
3. “Produsen”
adalah Nasabah yang bertanggung jawab untuk membuat
(memproduksi) dan menjual barang yang dipesan dan akan
dibeli oleh Bank.
4. “Modal atau Harga Beli Istishna’”
adalah sejumlah uang yang merupakan harga jual-beli yang
telah disepakati oleh Bank selaku pembeli dan Nasabah
selaku produsen dan penjual, yang di dalamnya sudah ter-
masuk modal yang akan digunakan oleh Nasabah untuk
membuat barang yang akan dijual oleh Nasabah kepada
Bank serta keuntungan yang akan diperoleh Nasabah.
5. “Harga Jual Istishna’”
adalah harga penjualan barang dari Bank kepada seseorang
Nasabah atas barang yang telah dibeli oleh Bank dari
Nasabah lain yang menjadi produsen dan penjual barang ter-
sebut bagi Bank dengan cara jual-beli istishna’.

-56-
Akad Jual Beli Istishna

6. “Surat Pengakuan Utang”


adalah Surat Pengakuan yang dibuat dan ditandatangani
Nasabah bahwa Nasabah telah menerima uang dari Bank,
sehingga karenanya berlaku dan bernilai sebagai bukti sah
tentang adanya kewajiban Nasabah untuk menyerahkan
barang dan sebagai surat sanggup membayar (jika barang-
barang sebagaimana ayat 1 pasal ini gagal diserahkan)
kepada Bank senilai harga beli Istishna’ yang terutang.
7. “Dokumen Jaminan”
adalah segala macam dan bentuk surat bukti tentang
kepemilikan atau hak-hak lainnya atas barang dan barang-
barang yang dijadikan jaminan guna menjamin
terlaksananya kewajiban Nasabah terhadap Bank
berdasarkan Perjanjian.
8. “Hari Kerja Bank “
adalah Hari Kerja Bank Indonesia.
9. “Pembukuan Modal ISTISHNA”
Adalah pembukuan atas nama Nasabah pada Bank yang
khusus mencatat seluruh trans-aksi Nasabah sehubungan
dengan jual-beli Istishna, yang merupakan bukti sah dan
mengikat Nasabah atas segala kewajiban pembayaran,
sepanjang tidak dapat dibuktikan sebaliknya dengan cara
yang sah menurut hukum.
10. “Cidera Janji”
“Cidera Janji” adalah keadaan tidak dilaksanakannya
sebahagian atau seluruh ke-wajiban Nasabah yang
menyebabkan Bank dapat menghentikan seluruh atau seba-
hagian pembayaran atas harga beli barang termasuk biaya-
biaya yang terkait, serta se-belum berakhirnya jangka waktu
perjanjian ini menagih dengan seketika dan sekaligus jumlah
kewajiban Nasabah kepada Bank

-57-
Akad Jual Beli Istishna

Pasal 2
POKOK PERJANJIAN

1. Pihak Pertama atau Bank berjanji dan dengan ini


mengikatkan diri kepada Pihak Kedua atau Nasabah untuk
membeli barang yang dibuat oleh Pihak Kedua atau Nasabah
se-bagaimana yang tercantum dalam Daftar yang
dilampirkan pada dan karenanya menjadi satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari Surat perjanjian ini, sebagaimana
Pihak Ke-dua atau Nasabah berjanji dan dengan ini
mengikatkan diri untuk membuat dan men-jual serta
menyerahkan barang-barang tersebut kepada Pihak Pertama
atau Bank.

2. Harga beli Bank atas barang tersebut pada ayat 1


pasal ini telah disepakati oleh kedua belah pihak untuk saat
ini dan untuk seterusnya tidak akan berubah karena sebab
apa pun, termasuk dan tidak terbatas pada terjadinya
perubahan moneter adalah sebesar Rp………………………….
(…………………………………………………………..).

3. Biaya-biaya yang timbul berkaitan dengan


pembuatan perjanjian ini, seperti biaya Notaris, meterai
dan lain-lain sejenisnya telah disepakati oleh kedua belah
pihak sepenuhnya menjadi beban Pihak Kedua atau
Nasabah.

4. Pihak Pertama atau Bank berjanji dan dengan ini


mengikatkan diri untuk membayar kepada Pihak Kedua atau
Nasabah harga barang tersebut pada ayat 2 pasal ini secara
bertahap sesuai dengan proses dan hasil pembuatan
barangnya oleh Pihak Kedua atau Nasabah, dan Pihak Kedua
atau Nasabah berjanji dan dengan ini mengikatkan diri
untuk menggunakan uang-uang pembayaran tersebut lebih
dahulu sebagai modal pembuatan barang yang akan

-58-
Akad Jual Beli Istishna

diserahkan kepada Pihak Pertama atau Bank sebagai


pembelinya.

5. Tahap-tahap pembayaran jual-beli barang tersebut


pada ayat 4 adalah sebagai berikut :
PROSES KESIAPAN
PEMBAYARAN
BARANG
1. Uang Muka sebesar % = Rp .…… 0%
Dibayar segera setelah
penandatangan Surat Perjanjian
ini.
2. Termin II = % = Rp …. %
3. Termin III = % = Rp …. %
4. Termin IV = % = Rp 100 %

Pasal 3
PENYERAHAN BARANG
1. Barang sebagaimana tersebut pada pasal 2 perjanjian ini
diserahkan oleh Pihak Kedua atau Nasabah secara bertahap
sesuai dengan progres fisik sebagaimana yang dinyatakan
dalam jadwal yang dilampirkan pada dan karenanya menjadi
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian
ini.
2. Dalam hal Bank sebagai pemilik barang menjual kembali
barang Salam melalui Nasa-bah, Bank dapat memberikan
kuasa tertulis kepada Nasabah, untuk bertindak atas nama
Bank menjualkan barang tersebut dengan ketentuan dan
persyaratan yang akan dite-tapkan dan dinyatakan tersendiri
dalam surat kuasa khusus yang merupakan bagian yang tidak
terpisah dengan perjanjian ini.
3. Berdasarkan surat kuasa tersebut pada ayat 2 pasal ini
seluruh hasil penjualan berupa uang tunai atau pun dalam
bentuk tagihan merupakan hak Bank selaku pemilik barang
sehingga Nasabah berkewajiban untuk menyerahkan seluruh
hasil penjualan barang dan atau harga jual barang kepada

-59-
Akad Jual Beli Istishna

Bank dan Nasabah sebagai kuasa untuk menjual barang milik


Bank mengaku dan berjanji akan menyerahkan harga jual
barang kepada Bank pada hari …………….., tanggal ………….,
bulan ……………, tahun …………….., yang disepakati oleh kedua
belah pihak.
4. Dalam hal terjadi kelambatan penyerahan barang Istishna’
oleh Nasabah kepada Bank, maka Nasabah berjanji dan
dengan ini mengikatkan diri untuk membayar penalty pada
Bank sebesar Rp.……………..…..…(…………………..…………………. ).
5. Dalam hal Istishna’ paralel dan Bank menunjuk Nasabah
sebagai kuasa untuk menjual barang milik Bank, maka
Nasabah dengan ini berjanji akan menyerahkan harga jual
barang kepada Bank pada hari …………., tanggal….……,
bulan………………., tahun…………., yang disepakati oleh kedua
belah pihak.
6. Dalam hal penyerahan barang berkaitan dengan ayat 5 pasal
ini maka Nasabah memberikan kuasa yang tidak dapat
berakhir karena sebab-sebab yang ditentukan dalam PASAL
1813 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata kepada Bank,
untuk mendebet rekening Nasabah guna membayar harga
jual Bank.
Pasal 4
REALISASI PERJANJIAN
Dengan tetap memperhatikan dan mentaati ketentuan-
ketentuan tentang jual-beli Istishna’, Bank harus menyerahkan
modal secara bertahap sebagai pembayaran setelah akad
ditanda-tangani, maka Bank berjanji dan dengan ini
mengikatkan diri untuk melaksanakan perjanjian ini, setelah
Nasabah memenuhi seluruh persyaratan sebagai berikut :
1. Telah menyerahkan kepada Bank Daftar Barang yang berisi
rincian tentang jenis, kua-litas dan kuantitas barang yang
akan dijual dan diserahkan kepada Bank berdasarkan
Perjanjian ini.
2. Telah menyerahkan kepada Bank semua dokumen, termasuk
tetapi tidak terbatas pada dokumen-dokumen jaminan yang
berkaitan dengan perjanjian ini.

-60-
Akad Jual Beli Istishna

3. Telah menandatangani Perjanjian ini dan perjanjian-


perjanjian jaminan yang diper-syaratkan.
4. Telah membayar biaya-biaya yang berkaitan dengan
pembuatan Perjanjian ini.
5. Telah menyerahkan Surat Pengakuan utang sebagai Surat
Sanggup untuk membayar kepada Bank jika barang-barang
sebagaimana ayat 1 pasal ini gagal diserahkan kepada Bank.
Atas penyerahan surat-surat tersebut dari Nasabah kepada Bank,
Bank wajib menerbitkan dan menyerahkan kepada Nasabah
tanda bukti penerimaannya.

Pasal 5
PENGAKUAN UTANG DAN JAMINAN
1. Berkaitan dengan jual-beli ini, selama penyerahan barang
atau hasil penjualan barang dimaksud dalam pasal ….
Perjanjian ini belum dilakukan seluruhnya oleh Nasabah
kepada Bank, maka Nasabah dengan ini mengaku berutang
dan berjanji akan membayar kepada Bank dan Bank berhak
menagih kepada Bank sebagaimana Bank menerima
pengakuan utang tersebut dari Nasabah sebesar harga atau
sisa harga yang belum dibayar lunas oleh Nasabah.
2. Guna menjamin ketertiban penyerahan barang tepat pada
waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak
berdasarkan perjanjian ini, maka Nasabah berjanji dan
dengan ini mengikatkan diri untuk membuat dan
menandatangani pengikatan jaminan dan menyerahkan
barang jaminannya kepada Bank sebagaimana yang
dilampirkan pada dan karenanya menjadi satu kesatuan yang
tak terpisahkan dari Surat Perjanjian ini.

-61-
Akad Jual Beli Istishna

Pasal 6
BIAYA, POTONGAN DAN PAJAK-PAJAK
1. Nasabah berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk
menanggung segala biaya yang diperlukan berkenaan dengan
pelaksanaan Perjanjian ini, termasuk jasa Notaris dan jasa
lainnya, sepanjang hal itu diberitahukan Bank kepada
Nasabah sebelum ditandatanganinya Perjanjian ini, dan
Nasabah menyatakan persetujuannya.
2. Dalam hal Nasabah cedera janji tidak menyerahkan barang
kepada Bank, sehingga Bank perlu menggunakan jasa
Penasihat Hukum/Kuasa untuk menagihnya, maka Nasabah
berjanji dan mengikatkan diri untuk membayar kembali
seluruh biaya jasa Penasihat Hukum, jasa penagihan, dan
jasa-jasa lainnya yang dapat dibuktikan secara syah
menurut ketentuan hukum.
3. Setiap menyerahkan barang /pelunasan utang sehubungan
dengan Perjanjian ini dan Perjanjian lainnya yang mengikat
Nasabah dan Bank, dilakukan oleh Nasabah kepada Bank
tanpa potongan, pungutan, bea, pajak dan/atau biaya-biaya
lainnya, kecuali jika potongan tersebut diharuskan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Nasabah berjanji mengikatkan diri, bahwa terhadap setiap
potongan yang diharuskan oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku, akan dilakukan pembayarannya oleh
Nasabah melalui Bank.

Pasal 7
PERISTIWA CIDERA JANJI
Bank berhak untuk menagih pembayaran harga jual dari Nasabah
atau siapa pun juga yang memperoleh hak darinya, atas
sebagian atau seluruh jumlah Modal Istishna’ oleh Nasabah
kepada Bank berdasarkan Perjanjian ini, untuk dibayar dengan
seketika dan sekaligus, tanpa diperlukan adanya surat

-62-
Akad Jual Beli Istishna

pemberitahuan, surat teguran, atau surat lainnya, apabila


terjadi salah satu hal atau peristiwa tersebut di bawah ini :
1. nasabah tidak melaksanakan kewajiban penyerahan
barang /pelunasan pengembalian modal tepat pada waktu
yang diperjanjikan sesuai dengan tanggal jatuh tempo Surat
Sanggup Membayar yang telah diserahkan Nasabah kepada
Bank ;
2. dokumen atau keterangan yang diserahkan/diberikan
Nasabah kepada Bank sebagai-mana yang disebutkan dalam
Pasal 10 palsu, tidak sah, atau tidak benar ;
3. nasabah tidak memenuhi dan/atau melanggar ketentuan-
ketentuan tersebut dalam Pasal 11 Perjanjian ini ;
4. apabila berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku atau yang kemudian berlaku, Nasabah tidak
dapat/berhak menjadi Produsen/Pelaksana dalam menye-
lesaikan pekerjaan pembuatan barang Istishna’ ;
5. nasabah dinyatakan dalam keadaan pailit, ditaruh di bawah
pengampuan, dibubarkan, insolvensi dan/atau likuidasi ;
6. nasabah atau Pihak Ketiga telah memohon kepailitan
terhadap Nasabah;
7. apabila karena sesuatu sebab, sebagian atau seluruh Akta
Jaminan dinyatakan batal ber-dasarkan Putusan Pengadilan
atau Badan Arbitrase;
8. apabila pihak yang mewakili Nasabah dalam Perjanjian ini
menjadi pemboros, pe-mabuk, atau dihukum berdasar
Putusan Pengadilan yang telah berkekuatan tetap dan pasti
(in kracht van gewijsde) karena perbuatan kejahatan yang
dilakukannya, yang di-ancam dengan hukuman penjara atau
kurungan satu tahun atau lebih.

-63-
Akad Jual Beli Istishna

Pasal 8
AKIBAT CIDERA JANJI
Perlu didiskusikan secara mendalam tentang berbagai hal,
yaitu :

1. Perihal pengertian Surat Pengakuan


Utang ;
2. Perihal Pemberian Jaminan ;
3. Perihal Surat Kuasa untuk Menjual Barang
Jaminan ;

Ketiganya tidak mungkin dapat dicampuradukkan, atau


digunakan sekaligus untuk menjamin pembayaran utang,
karena bisa saling membatalkan satu sama lain.

Pasal 9
PENGAKUAN DAN PEMBEBASAN BANK DARI
TUNTUTAN/GUGATAN PIHAK KETIGA

Nasabah dengan ini menyatakan mengakui kepada Bank ,


sebagaimana Bank menerima pernyataan pengakuan Nasabah
tersebut, bahwa :
1. Nasabah berhak dan berwenang sepenuhnya untuk
menandatangani Perjanjian ini dan seluruh dokumen yang
menyertainya, serta untuk menjalankan usahanya.
2. Nasabah menjamin, bahwa segala dokumen dan akta yang
ditandatangani oleh Nasabah berkaitan dengan Perjanjian
ini, keberadaannya tidak melanggar atau bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan atau Anggaran Dasar
perusahaan Nasabah yang berlaku, sehingga karenanya sah,

-64-
Akad Jual Beli Istishna

berkekuatan hukum, serta mengikat dapat menghalang-


halangi pelaksanaannya.
3. Nasabah menjamin, bahwa pada saat penandatanganan
Perjanjian ini para pemegang saham, Direksi serta para
anggota Komisaris perusahaan Nasabah telah mengetahui
dan memberikan persetujuannya terhadap Perjanjian ini.
4. Nasabah menjamin, bahwa terhadap setiap Penjualan
barang dari Pihak Ketiga, barang tersebut bebas dari
penyitaan, pembebanan, tuntutan gugatan atau hak untuk
menebus kembali.
5. Nasabah berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk dari
waktu ke waktu menyerahkan kepada Bank, jaminan
tambahan yang dinilai cukup oleh Bank, selama kewajiban
membayar utang atau sisa utang kepada Bank belum lunas.
6. Mendahulukan kewajiban kepada Bank dari kewajiban
lainnya sepanjang tidak melanggar atau bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan.
7. Nasabah menjamin dan karenanya membebaskan Bank dari
tuntutan atau gugatan yang diajukan oleh pihak ketiga
berkaitan dengan hal-hal yang termaktub dalam ayat 1, 2
dan/atau 3 pasal ini.

Pasal 10
PEMBATASAN TERHADAP TINDAKAN NASABAH
Nasabah berjanji dan dengan ini mengikatkan diri, bahwa
selama masa berjalannya Perjanjian ini, Nasabah, kecuali
setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Bank, tidak akan
melakukan sebagian atau seluruhnya dari perbuatan-perbuatan
sebagai berikut :
1. melakukan akuisisi, merger, restrukturisasi dan/atau
konsolidasi perusahaan Nasabah dengan perusahaan atau
perorangan lain ;
2. menjual baik sebagian atau seluruh asset perusahaan
Nasabah yang nyata-nyata akan mempengaruhi kemampuan
atau cara membayar atau melunasi utang atau sisa utang

-65-
Akad Jual Beli Istishna

Nasabah kepada Bank, kecuali menjual barang dagangan


yang menjadi kegiatan usaha Nasabah ;
3. membuat utang lain kepada Pihak Ketiga;
4. mengubah Anggaran Dasar, susunan pemegang saham,
Komisaris, dan/atau Direksi perusahaan Nasabah ;
5. tanpa ijin tertulis Nasabah dilarang mengajukan
permohonan kepailitan (likuidasi) ;
6. melakukan investasi baru, baik yang berkaitan langsung atau
tidak langsung dengan tujuan perusahaan Nasabah ;
7. memindahkan kedudukan/lokasi barang maupun barang
jaminan dari kedudukan/ lokasi barang itu semula atau
sepatutnya berada, dan/atau mengalihkan hak atas barang
atau barang jaminan yang bersangkutan kepada pihak lain ;
8. mengajukan permohonan kepada yang berwenang untuk
menunjuk eksekutor, kurator, likuidator atau pengawas atas
sebagian atau seluruh harta kekayaannya.

Pasal 11
RISIKO
Nasabah atas tanggung jawabnya, berkewajiban melakukan
pemeriksaan, baik terhadap keadaan fisik barang dan barang-
barang yang dijamin maupun terhadap sahnya dokumen-
dokumen atau surat-surat bukti kepemilikan atau hak atas
barang yang bersangkutan, sehingga seluruh risiko sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Nasabah, dan karena itu pula Nasabah
berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk membebaskan
Bank dari segala risiko tersebut.

-66-
Akad Jual Beli Istishna

Pasal 12
ASURANSI
Nasabah berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk
menutup asuransi berdasar Syari'ah atas bebannya terhadap
seluruh barang dan jaminan bagi Pembiayaan berdasar
Perjanjian ini, pada perusahaan asuransi yang ditunjuk oleh
Bank, dengan menunjuk dan menetapkan Bank sebagai pihak
yang berhak menerima pembayaran klaim asuransi tersebut
(Bankers clause).

Pasal 13
PENGAWASAN/PEMERIKSAAN
Nasabah berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk
memberikan izin kepada Bank atau petugas yang ditunjuknya,
guna melaksanakan pengawasan/pemeriksaan terhadap barang
maupun barang jaminan, serta pembukuan dan catatan pada
setiap saat selama berlangsungnya perjanjian ini, dan kepada
petugas Bank tersebut diberi hak untuk memuat fotokopi
pembukaan dan catatan yang bersangkutan.

-67-
Akad Jual Beli Istishna

Pasal 14
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Dalam hal terjadi perbedaan pendapat atau penafsiran atas
hal-hal yang tercantum di dalam Surat Perjanjian ini atau
terjadi perselisihan atau sengketa dalam pelaksanaan-nya,
maka para pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara
musyawarah untuk mufakat.
2. Apabila musyawarah untuk mufakat telah diupayakan namun
perbedaan pendapat atau penafsiran, perselisihan atau
sengketa tidak dapat diselesaikan oleh kedua belah pihak,
maka para pihak bersepakat, dan dengan ini berjanji serta
mengikatkan diri untuk menyelesaikannya melalui Badan
Arbitrase Muamalat Indonesia (BAMUI) menurut prosedur
beracara yang berlaku di dalam Badan Arbitrase tersebut.
3. Para pihak sepakat, dan dengan ini mengikatkan diri satu
terhadap yang lain, bahwa pendapat hukum (legal opinion)
dan/atau Putusan yang ditetapkan oleh badan Arbitrase
Muamalat Indonesia tersebut bersifat final dan mengikat
(final and binding).

Pasal 15
DOMISILI DAN PEMBERITAHUAN
1. Alamat para pihak sebagaimana yang tercantum pada
kalimat-kalimat awal Surat Perjanjian ini merupakan alamat
tetap dan tidak berubah bagi masing-masing pihak yang
bersangkutan, dan ke alamat-alamat itu pula secara sah
segala surat-menyurat atau komunikasi di antara kedua
pihak akan dilakukan.
2. Apabila dalam pelaksanaan perjanjian ini terjadi perubahan
alamat, maka pihak yang berubah alamatnya tersebut wajib
memberitahukan kepada pihak lainnya dengan surat tercatat
atau surat tertulis yang disertai tanda bukti penerimaan,
alamat barunya.
3. Selama tidak ada perubahan alamat sebagaimana dimaksud
pada ayat 2 pasal ini, maka surat-menyurat atau komunikasi

-68-
Akad Jual Beli Istishna

yang dilakukan ke alamat yang tercantum pada awal Surat


Perjanjian dianggap sah menurut hukum.

Pasal 16
PENUTUP
1. Apabila ada hal-hal yang belum diatur atau belum cukup
diatur dalam Perjanjian ini, maka Nasabah dan Bank akan
mengaturnya bersama secara musyawarah untuk mufakat
dalam suatu Addendum.
2. Tiap Addendum dari Perjanjian ini merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
3. Surat perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh Nasabah
dan Bank di atas kertas yang bermeterai cukup dalam
rangkap 2 (dua) yang masing-masing berlaku sebagai aslinya
bagi kepentingan masing-masing pihak.
Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat dan dengan ini
mengikatkan diri satu terhadap yang lain, bahwa untuk
Perjanjian ini dan segala akibatnya memberlakukan syariah
Islam dan peraturan perundang-undangan lain yang tidak
bertentangan dengan syariah.
Demikianlah, Surat Perjanjian ini ditandatangani oleh Nasabah
setelah seluruh kalimat dan kata-kata yang tercantum di
dalamnya dibaca oleh atau dibacakan kepada Nasabah, sehingga
Nasabah dengan ini menyatakan, benar-benar telah memahami
seluruh isinya serta menerima segala kewajiban dan hak yang
timbul karenanya.

BANK SYARIAH NASABAH,

…………………………………….. ……………………………….

-69-
Akad Jual Beli Istishna

1 KETENTUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL


1.1 Fatwa DSN No.06/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Jual
Beli Istishna

Pertama : Ketentuan tentang pembayaran

1. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya,


baik berupa uang, barang, atau manfaat

2. Pembayaran dilakukan sesuai dengan manfaat

3. Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan


hutang.

Kedua : Ketentuan tentang barang

1. Harus jelas cirri-cirinya dan dapat diakui sebagai


hutang

2. Harus dapat dijelaskan spesifikasinya

3. Penyerahnnya dilakukan kemudian

4. Waktu dan tempat penyerahan barang harus


ditetapkan berdasarkan kesepakatan

5. Pembeli (mustashni’) tidak boleh menjua barang


sebelum menerimanya.

6. Tidak boleh menukar barang kecuali dengan barang


sejenis sesuai kesepakatan

7. Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sdengan


kesepakatan, pemesan memiliki hak khiyar (hak
memilih) utnuk melanjutkan atau membatalkan
akad

-70-
Akad Jual Beli Istishna

Ketiga : Ketentuan lain :

1. Dalam hal pesanan sudah dikerjakan sesuai dengan


kesepakatan, hukumnya mengikat.

2. Semua ketentuan dalam jual beli salam yang tidak


disebutkan diatas berlaku pula pada jual beli
isthisna’

3. Jika salah satu pihak tidak menunaikan


kewajibannya atau jika terjadi perselisihan
diantara kedua belah pihak maka
penyelesaiannya dilakukan melalui badan
arbitrasi syariah setelah tidak tercapai
kesepakatan melalui musyawarah.

-71-
Akad Jual Beli Istishna

Halaman ini sengaja dikosongkan

-72-

Anda mungkin juga menyukai