SYAFI’IYYAH
RISALAH
Diajukan Oleh:
Nama : ZIKRUN
NIM : 161911104029
i
STATUS HUKUM JUAL BELI JANGKRIK MENURUT
PERSPEKTIF FIQH SYAFI’IYYAH
RISALAH
Diajukan Kepada Jurusan Fikih wa Ushuluh Ma’had Aly MUDI Mesjid Raya
Samalanga Kabupaten Bireuen untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Marhalah Ula (M1) dalam Bidang Fikih wa Ushuluh
Oleh:
Mahasantri Ma’had Aly MUDI Mesjid Raya Samalanga
Nama : ZIKRUN
NIM : 161911104029
Takhassus : Fikih wa Ushuluh
Telah disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
ii
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS RISALAH
Nama : Zikrun
Nim : 161911104029
Dengan ini menyatakan bahwa risalah ini benar karya penulis sendiri dan
belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu
perguruan tinggi. Sepengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis disebutkan
plagiat, maka saya bersedia risalah ini di gugurkan serta dapat diproses sesuai aturan
Demikian surat pernyataan ini penulis buat dan di tandatangani atas materai
ZIKRUN
iv
MOTTO
v
KATA PENGANTAR
Satu (S1) dalam program takhasus Ma’had Aly MUDI Mesjid Raya Samalanga
adalah menyelesaikan karya ilmiah dalam bentuk Risalah. Oleh karena itu, penulis
rangka menyelesaikan penulisan risalah ini, banyak hambatan yang dihadapi dalam
penyusunannya. Namun, dengan kehendak dan iradah Allah SWT. Akhirnya penulis
berhasil menyelesaikan penulisan risalah ini. Banyak pihak yang memberi uluran
tangan, pemikiran dan do’a selama proses kegiatan ini. Oleh karena itu, dengan
penuh kerendahan hati, patutlah kiranya penulis mengucapkan terima kasih yang
vi
(MUDI) Samalanga Kab. Bireun yang telah mendidik penulis menjadi
2. Al-Mukarram, Abi Zahrul Mubarrak HB, M.Pd, selaku Mudir Ma’had Aly
3. Guru saya tercinta di Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga: Aba H. Helmi
Tgk. Safwandi, Tgk. Saifullah, Tgk Khalilullah, Tgk Saiful anwar bin usman,
Tgk. Saiful bahri bin Ibrahim, Tgk. Ardiansyah putra bin rusli, Tgk. Muzakkir
bin zulkifli, Tgk. Muhammad arif bin Hasbi, Tgk Zakaria bin Ramli, Tgk
Muhammad Fahmi bin adhami, yang telah rela meluangkan waktu untuk
ibu kandung saya Dan Fadhilah binti Abdullah ibunda angkat saya yang
5. Tgk Alaudin, M.Pd dan Tgk Muhammad Yanis, S.Ag, masing-masing selaku
terselesaikan dengan baik risalah ini dari segi teori maupun metodelogi
6. Seluruh guru-guru pendidik dan pengurus Ma’had Aly MUDI Mesjid Raya
Samalanga.
vii
7. Teman-teman seperjuangan di Ma’had Aly MUDI Mesjid Raya Samalanga
Dalam penulisan risalah ini penulis sangat menyadari bahwa masih banyak
kekurangan, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT semata. Tentu saja
penulis sebagai manusia biasa penuh dengan kekurangan ini. Oleh karena itu, setiap
saran dan kritik yang konstruktif menyangkut tulisan penulis selalu disambut dengan
tangan terbuka. Penulis berharap semoga risalah ini bermanfaat terutama bagi penulis
رب العاملني
ِّ كثريا واحلمد هلل
ً تسليما
ً حممد وعلى آله وصحبه وسلّم
ّ وصلى اهلل على سيدنا
ZIKRUN
viii
DAFTAR ISI
ix
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. TRANSLITERASI
2. Vokal Rangkap
( )ىfathah dan yā = ay misalnya, بينditulis bayna
3. Vokal Panjang
( )اfathah dan alīf = ā (dengan garis di atas)
x
( )ىkasrah dan ya = ī (dengan garis di atas)
5. Syaddah (tasydīīd)
Syaddah dalam bahasa Arab dilāmbangkan () ﱠ, dalam transliterasi ini
dilāmbangkan dengan huruf, yakni huruf yang sama dengan huruf yang mendapat
syaddah, misalnya ditulis al-muhadzdzab.
7. Hamzah ()ء
Untuk hamzah yang terletak ditengah dan di akhir kata ditransliterasikan
dengan apostrop, misalnya ditulis malāikah, ditulis juz’ī. Adapun hamzah yang
terletak di awal kata tidak dilāmbangkan, karena dalam bahasa arab ia menjadi alīīf,
misalnya ditulis isnad.
B. MODIFIKASI
C. SINGKATAN
Ed. = Edisi
Cet. = Cetakan
Jld. = Jilid
h. = Halaman
H = Tahun Hijriah
M = Tahun Masehi
W = Wafat
SWT = سبحانه وتعلى
xi
SAW = صلى هللا عليه وسلم
RA =هللا عنه رضي
tt = tanpa tahun
tp = tanpa penerbit
tk = tanpa kota
Terjm = Terjemahan
Q.S = Qur’an Surat
H.R = Hadis Riwayat
xii
ABSTRAK
xiv
HUKUM JUAL BELI JANGKRIK DALAM PERSPEKTIF fIQH
SYAFI’IYYAH
RISALAH
Diajukan Kepada Jurusan Fiqh wa Ushuluh Ma’had Aly MUDI Mesjid Raya
Samalanga Kabupaten Bireuen untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Marhalah Ula (M1) dalam Bidang Fiqh wa Ushuluh
Oleh:
Nama : Zikrun
NIM : 161911104029
xv
Telah disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Agama islam adalah agama yang sempurna, artinya tiada kurang atau lebih.
Agama Islam mengatur segala aktivitas manusia di dunia ini secara spesifik dengan
aturan-aturan atau hukum-hukum berdasarkan dari Al-qur’an dan Hadis.
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu1.”
yang telah tertulis dalam eksemplar-eksemplar kuno sejak 1 milenium 4 abad yang
lalu, artinya manusia tidak boleh dengan seenaknya bebas beraktifitas tanpa aturan
1
Terjemahan departemen agama RI, al-Hikmah al-Qur’an dan Terjemahan, (,cv penerbit
Diponegoro, 2010
1
2
atau batasan yang menghukumnya dalam mengekang laju gerak nafsunya manusia.
Semua ini dimaksudkan supaya manusia dengan karakter nafsunya yang
membangkang, mampu mengingat Tuhannya dan senantiasa mengabdi kepada-Nya.
“Nafsu adalah Tuhan yang disembah selain Allah.” 2(burdah al-bushiri hal: 63)
“Sungguh nafsu itu disebut sebagai nafsu, karena dia menjerumuskan pemiliknya ke
dalam neraka.”3 (burdah al-bushiri hal: 63-64)
ِِ ِّ ِإ
ني َ َوذَ ِّكر فَ َّن ٱلذ
َ كر ٰى تَن َف ُع ٱملُؤمن
“Dan tetaplah beri peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi
orang-orang mukmin.”4
2
Syeh Ibrahim Al-Bajuri, burdah al-bushiri, jilid 1 (mesir : kasheeda, 2020) hal: 63
3
Syeh Ibrahim Al-Bajuri, , burdah al-bushiri, jilid 1 (mesir : kasheeda, 2020) hal: 63-64
4
Terjemahan departemen agama RI, al-Hikmah al-Qur’an dan Terjemahan, (,cv penerbit
Diponegoro, 2010
3
Karena itu, hukum atau norma-norma agama Islam yang signifikan dan
spesifik tersebut, memiliki andil besar di dalam kehidupan dunia ini serta di akhirat
nanti. sehingga estafet kehidupan yang dijalani manusia dengan mengikuti rambu-
rambu Islam melahirkan aromantika positif dan menguntungkan bagi kedua belah
pihak sebagai pelaku muamalah.
Salah satu sistem muamalah yang diterapkan adalah jual beli. Jual beli yang
memiliki sinonim bisnis, dagang, dan niaga ini, merupakan alternatif manusia dalam
ikhtiarnya mencari nafkah bagi dirinya dan keluarganya untuk memenuhi kebutuhan
dalam hidupnya.
Adapun dalam fathul qarib al-mujib, “jual-beli” dalam bahasa arab yaitu “"بيع
, yang dalam pengertian bahasa arabnya “ ” ُمقابلةُ شي ٍء بشيءartinya “menukar sesuatu
dengan sesuatu yang lain6.” Sedangkan menurut pengertian syara’: الx”"مقابلة مال بم
yang artinya “menukar harta dengan harta7.
Jual beli ini hukum asalnnya adalah halal, sebagaimana dalam firman-Nya
dalam Q.S Al-baqarah ayat 275 :
Dan ada juga hadis Nabi saw. yang menjelaskan tentang jual-beli yaitu:
» «عمل الرجل بيده وكل عمل مبرور: أي الكسب أطيب؟ قال- ﷺ- عندما سئل النبي
“Ketika Nabi saw. ditanya: ‘Pekerjaan apakah yang paling baik? Maka Nabi
bersabda; “Pekerjaan seseorang dengan tangannya dan semua jual-beli yang mabrur.”
(H.R al-bazzar dan telah disahihkan oleh Al-Hakim)9
Pada saat kita mendiskusikan perihal jual-beli, maka kita diharuskan untuk
terlebih dahulu mengetahui norma-norma yang berlaku dalam jual-beli, apakah
proses transaksinya sudah sesuai aturan agama Islam ataupun belum. Apabila
memang belum, maka kita harus memperbaikinya supaya sinkron dengan aturan
syariat Islam.
8
Terjemahan departemen agama RI, al-Hikmah al-Qur’an dan Terjemahan, (cv, penerbit
Diponegoro, 2010
9
Sayyid Abu Bakar Muhammad Syatta hasyiah I’anah ath-thalibin ‘ala Halli Alfadhi Fathul
Mu’in, jilid 3 (Beirut : Dar al-fikri, 1997), h. 3
10
Ibid
5
Namun dewasa ini, hewan yang satu tersebut ternyata bisa kita budidaya dan
bisa dijadikan sebagai usaha dirumah12.
11
Syeh Muhammad bin Musa bin Isa bin Ali Ad-damiri, Hayah Al-hayawan Al-kubra, jld:2,
(Mesir : Dar-kitab al’ilmiyah) h. 86
12
https://https://adoc.pub/cara-ternak-jangkrik.html di akses pada tanggal 22 april 2023
6
Selain berguna sebagai salah satu pakan dari burung, Produk pangan hasil
olahan dari jangkrik kini tengah menjadi tren. Beberapa produk hilirnya yang
diproduksi di luar negeri berupa keripik, kecap, dan ramen.
Tren tersebut sejauh ini, ekspor pakan dan bahan pangan dari jangkrik pada
2021 tercatat sebanyak 768 kilogram (kg) dengan nilai Rp203 juta. Tahun ini per
Oktober, ekspornya memang baru 462 kg. Akan tetapi nilainya meningkat menjadi
Rp7 miliar,” kata Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani,
Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, Wisnu Wasisa Putra di sela-sela
13
https://rimbakita.com/ternak-jangkrik di akses pada tanggal 22 april 2023
14
https://indramayukab.go.id/budidaya-jangkrik-terus-menggelitik-dan-harganya-asik diakses
pada tanggal 22 april 2023
7
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
Adapun yang menjadi tujuan yang ingin penulis kaji dalam penelitian
kali ini antara lain:
15
https://radarjember.jawapos.com/berita-jember/31/10/2022/potensi-ekspor-ditengah-tren-
olahan-pangan-jangkrik diakses 22 april 2023
8
D. Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini
yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ada dua macam yaitu penelitian kualitatif dan penelitian
kuantitatif. Penelitian dalam risalah ini menggunakan jenis yang
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berfokus kepada
sesuatu yang tidak dapat terukur, jadi pada kualitatif mengorek data
sebanyak-banyaknya agar kualitas penelitian tidak ditentukan oleh
banyaknya narasumber yang terlibat didalamnya, tetapi sampai sedalam
mana peneliti mencari informasi spesifik dari narasumber16. Penelitian ini
disebut juga penelitian kepustakaan (library research) yang merupakan
jenis penelitian kualitatif. Pada umumnya dilakukan dengan cara tidak
terjun ke lapangan dalam pencarian sumber datanya. Penelitian
kepustakaan juga dapat diartikan sebagai penelitian yang dilakukan hanya
berdasarkan atas karya-karya tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang
sudah maupun yang belum dipublikasikan17. Dengan berbagai referensi,
penulis akan menelusuri dan mempelajari data-data pustaka yang terkait
dengan permasalahan tersebut.
2. Sumber Data
16
https://penalaran-unm.org/pentingnya-mengetahui-metode-penelitian diakses pada tanggal
23 april 2023
17
https://penelitianilmiah.com/penelitian-kepustakaan diakses pada tanggal 23 april 2023
10
Sumber data primer adalah sumber data utama yang diperlukan dalam
penelitian ini. Adapun sumber data primer yang digunakan yaitu
kitab-kitab fiqh mu’tabarah dan fiqh kontemporer, diantaranya;
Teknik analisis data yang satu ini merupakan teknik analisis data yang
tidak bisa dinumerikkan atau diangkakan. Teknik ini menggunakan
deskripsi untuk hasil analisisnya. Teknik ini tidak bertumpu pada jumlah
tetapi lebih pada penjelasan, penyebab, alasan dan hal-hal yang mendasari
topik tersebut19.
5. Teknik Penulisan
18
Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2011) h. 221
19
https://deepublishstore.com/blog/teknik-analisis-data diakses pada tanggal 23 april 2023
20
https://www.kompas.com/paragraf-deduktif--pengertian-dan-ciri-cirinya diakses pada
tanggal 23 april 2023
12
F. Penjelasan Istilah
1. Status
2. Hukum
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, hukum ini ada beberapa definisi,
diantaranya22:
21
https://kbbi.web.id/status di akses pada tanggal 23 april 2023
22
https://kbbi.web.id/hukum diakses pada tanggal 23 april 2023
13
a. peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang dikukuhkan
oleh penguasa atau pemerintah;
b. undang-undang, peraturan, dan sebagainya untuk mengatur pergaulan hidup
masyarakat;
c. patokan (kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa (alam dan sebagainya)
yang tertentu;
d. keputusan (pertimbangan) yang ditetapkan oleh hakim (dalam pengadilan);
atau vonis.
3. Perspektif
Kata perspektif ini berasal dari bahasa Latin, yakni “perspicere” yang
berarti “gambar, melihat, pandangan”. Berdasarkan terminologinya,
perspektif adalah sebuah sudut pandang untuk memahami atau memaknai
permasalahan tertentu24.
4. Fiqh syafi’iyyah
adalah persepsi tentang hukum Islam dari para ulama yang menyandarkan
pendapatnya kepada Imam al-syafi’i.
BAB II
KAJIAN RELEVAN
Adapun hasil penelitian yang relevan dari kajian ini tidak banyak ditemukan
karya-karya ilmiah yang membahas tentang status hukum jual beli jangkrik dalam
perspektif fiqh syafi’iyyah.
2. Skripsi yang ditulis oleh Dian Pratama dalam skripsinya yang berjudul Jual
Beli Jangkrik Dengan Sistem Takaran Perspektif Hukum Ekonomi Syariah.
Dalam skripsi ini membahas tentang akurasi takaran penjualan jangkrik.
1
16
4. Skripsi yang ditulis oleh Syerly Baiti skripsi yang berjudul Pemahaman
Masyarakat Terhadap Hukum Budidaya Jangkrik (studi kasus di kecamatan
Batanghari kabupaten Lampung Timur). Skripsi ini membahas tentang
pemahaman masyarakat terhadap hukum budidaya jangkrik di Kecamatan
Batanghari Kabupaten Lampung Timur.
B. Landasan Teori
26
Ahmad mukhtar abdul hamid umar, mu’jam al-lughah al-‘arabiyah al-mu’ashirah, jld
2(‘Alim al-kutub, 2008) h.1556
17
27
Prof. Dr. H. Abd. Rahman Ghazali, M.A, Fiqh Muamalat, (Kencana Prenada, 2016) h. 3
28
Rahmat Syafi’i, Fikih muamalah, ( Bandung, Pustaka setia, 2006) h. 17
18
29
Hendi suhendi, Fiqh muamalah, (Jakarta, PT. Raja Grasindo Persada, 2005) h. 5
19
Artinya: “Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah30.” Yusuf : 20
Artinya: “Dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir 31.”
Albaqarah ; 102
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia jual beli berarti persetujuan saling
mengikat antara penjual, yakni pihak yang menyerahkan barang, dan pembeli sebagai
pihak yang membayar harga barang yang dijual33.
Adapun menurut Bahasa, jual beli berarti pertukaran sesuatu dengan sesuatu
yang lain. Sedangkan menurut syara’, jual-beli berarti pertukaran suatu harta dengan
harta yang lain34.
Sedangkan menurut syara’ jual beli artinya suatu akad yang meliputi
pertukaran suatu harta dengan harta yang lain dan dengan syarat-syarat tertentu,
31
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-quran dan Terjemahannya, (Surabaya, Halim,
2013) h. 16
32
Syamsuddin Muhammad bin Muhammad al-khathibi al-syaribini, mughni al-muhtaj ila
ma’ani alfadhi al-minhaj, jilid 2 (tk, Dar al-kutub al-‘ilmiyah, 1994) h. 321-322
33
https://kbbi.web.id/jualbeli diakses pada tanggal 27 april 2023
34
Sayyid Abu Bakar Muhammad Syatta hasyiah I’anah ath-thalibin ‘ala Halli Alfadhi
Fathul Mu’in, jilid 3 (Beirut : Dar al-fikri, 1997), h. 5
21
‘Akad itu sendiri dalam arti umum merujuk pada setiap perjanjian dan
komitmen yang telah dilakukan seseorang untuk dirinya sendiri, apakah itu dengan
imbalan kewajiban lain seperti menjual atau menyewakan, atau dengan kehendak
sepihak untuk menciptakan hak, mengakhiri itu, atau kehilangan itu, seperti waqaf,
talak, dan ibra’.
Tinjauan akad berikut ini adalah pembagian akad dilihat dari maksud dan
tujuan akad. Pembagian ini mungkin merupakan pembagian akad yang paling jelas
dalam fikih Islam, antara lain37:
35
Syekh syamsuddin Muhammad bin abil abbas ahmad bin hamzah syihabuddin ar-ramli,
nihayatul muhtaj ila syarhil minhaj, jilid:3 (Bairut : Dar al-fikri) h. 372
36
Abu ‘amr ad-dubyan bin Muhammad ad-dubyan, al-mu’amalat al-maliyah ashalah wa
mu’asharah, jld 1, cet. (Riyadh, maktabah al-malik fahd al-wathniyah, 2011) h. 48
37
‘ibid, h. 57-59
22
‘akad hifzi, merupakan ‘akad yang dimaksudkan untuk menyimpan uang bagi
pemiliknya, seperti wadi’ah (deposito), hak asuh, dan sejenisnya.
البيع متليك عني مالية مبعاوضة باذن شرعي او متليك منفعة مباحة على التابيد بثمن مايل
Artinya: “Jual beli adalah kepemilikan harta benda dengan pertukaran dengan izin
syara’ atau kepemilikan manfaat yang dibolehkan secara permanen untuk
menghargakan harta.”
38
Ibnu Qasim Al-Ghazi, Hasyiah al-Bajuri ala syarhi Ibni Qasim al-Ghazi ala matni Abi
Syuja’, Jld I, cet. (Indonesia: Al-Haramain, tt), h. 339.
23
ini:
39
عقد معاوضة مالية تفيد ملك عني او منفعة على وجه التأييد ال على وجه القربة
40
ان االصل يف املنافع االباحة
39
Ahmad Al-Qulyubi, Hasyiah Al Qulyubi ala Syarhi Al Al-‘allamah Jalaluddin Al Mahalli,
Jld. II, cet. (Indonesia: Karya Toha Putra, tt), h. 152.
40
Syekh taqiyuddin abul hasan ali bin abdil kafi bin ali bin tamam bin hamid bin yahya as-
subki, al-ibhaju fi syarhil minhaj (minhajul wushul ilaa ilmil ushul lil qadhi al-baidhawi), jilid:3 cet.
(Beirut : darul kitab al-ilmiyyah) h. 165
24
ٍ ٱلس م ِاء فَس َّو ٰىه َّن س بع ٰ ٰوتۚ وه و بِ ُك ل ش ُهو ٱلَّ ِذي َخلَ َق لَ ُكم َّما يِف
يء َ ِّ َ ُ َ ََٱست َو ٰى ِإىَل َّ َ َ ُ َ َ مَس َ َّٱَألرض مَجِ يعا مُث
ِ َ
َعلِيم
Artinya: “Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia
Maha Mengetahui segala sesuatu41.”
Tentang dasar hukum jual beli dalam al-Qur’an dan alhadits ada beberapa
penjelasan diantaranya:
41
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-quran dan Terjemahannya, (Surabaya, Halim,
2013) h. 5
42
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-quran dan Terjemahannya, (Surabaya, Halim,
2013) h. 154
25
ِ ٱلش ي ٰطَن ِمن ٱمل ِ ٱلرب ٰواْ اَل ي ُقوم و َن ِإاَّل َكم ا ي ُق ٱلَّ ِذ
َ سۚ َٰذل
ك بَِأن َُّهم قَالُواْ ِإمَّنَا ِّ َ ُ َّ ُوم ٱلَّذي َيتَ َخبَّطُه ُ َ َ ُ َ َ ِّ ين يَأ ُكلُو َن
َ
َ
َٓأمرهُۥ
ُ ف َو َ َوعظَة ِّمن َّربِِّهۦ ف
َ َٱنت َه ٰى َفلَهُۥ َم ا َس ل
ِ ٱلرب ٰوا ْۚ فَمن ج اءهۥ م
َ ََأح َّل ٱللَّهُ ٱلب
َ ُ َ َ َ َ ِّ يع َو َحَّر َم َ ٱلر َب ٰوا ْۗ َو
ِّ ثل ِ ٱلب
ُ يع م
َُ
ب ٱلنَّا ِ ۖر ُهم فِ َيها َٰخلِ ُدو َن
ُ َأصح
َٰ ك َ ِإىَل ٱللَّ ِهۖ َو َمن َع َاد فَ ُْأولَِٰئ
Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka
baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu
adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.43.”
ِ يَٰأيُّه ا ٱلَّ ِذين ءامنُ واْ اَل تَ أ ُكلُواْ َأم ٰولَ ُكم بينَ ُكم بِٱلب
ُ َٰط ِل ِإاَّل َأن تَ ُك و َن جِت َٰ َر ًة َعن َت َراض ِّمن ُكمۚ َواَل ت
ْقتلُ وا َ َ َ ََ َ َ َ
َأن ُف َس ُك ۚم ِإ َّن ٱللَّهَ َكا َن بِ ُكم َر ِحيما
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu
2013) h. 47
26
ۖشع ِر ٱحلَ َر ِام َ اح َأن تَ َبتغُواْ فَضال ِّمن َّربِّ ُك ۚم فَ ِإذَا َأفَضتُم ِّمن َع َر ٰفَت فَ ٱذ ُكُرواْ ٱللَّهَ ِع
َ َند ٱمل ٌ َيس َعلَي ُكم ُجن
َ َل
ِ ِِ
َ َِّوٱذ ُكُروهُ َك َما َه َدىٰ ُكم َوِإن ُكنتُم ِّمن قَبلهۦ لَم َن ٱلضَّال
ني
Artinya: “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan)
dari Tuhanmu. Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafat, berdzikirlah kepada
Allah di Masy'arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana
yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar
termasuk orang-orang yang sesat.45.”
َّورىٰ ِة ِ ُ ََأن هَلُ ُم ٱجلَنَّةَۚ يُ َٰقتِلُ و َن يِف َس بِ ِيل ٱللَّ ِه َفي
َ قتلُ و َن َويُ َقتلُ و َنۖ َوع ًدا َعلَي ه َح ّق ا يِف ٱلت َّ ِني َأن ُف َس ُهم َوَأم َٰوهَلُم بِِ ِ
َ ۞ِإ َّن ٱللَّهَ ٱش َتَر ٰى م َن ٱملُؤمن
ِ ِ ِ وٱِإل ِجن ِيل وٱل ُقرء ِانۚ ومن َأوىَفٰ بِع
ِ َهد ِهۦ ِمن ٱللَّ ِهۚ فَٱست
يم ِ وز
ُ ٱلعظ َ بش ُرواْ بِبَيعِ ُك ُم ٱلَّذي بَايَعتُم بِِهۦۚ َو ٰذَل
َ ُ ك ُه َو ٱل َف َ َ ََ َ َ َ
Artinya: “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan
harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan
Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar
dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati
2013) h. 83
2013) h. 31
27
janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah
kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar46.”
Demikian juga dasar hukum jual beli dalam hadis Rasulullah SAW
diantaranya:
سئل النيب صلى اهلل عليه وسلم اي الكسب اطيب فقال عمل الرجل بيده وكل بيع مربور
Artinya: ““Nabi saw. Ditanyai usaha apa yang paling baik, Nabi menjawab amalan
seseorang dengan tangannya dan setiap jual beli yang diberkahi47.”
عن ايب سعيد اخلدري ان رسول اهلل صلى اهلل عليه و سلم قال امنا البيع عن تراض رواه ابن ماجة و
48
صححه ابن حبان
Artinya: Diriwayatkan dari abi sa’id al-khudri, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“sesungguhnya jual beli itu didasari dari saling ridha (senang hati).”
46
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-quran dan Terjemahannya, (Surabaya, Halim,
2013) h. 204
47
Abu bakar usman bin Muhammad syatha ad-dimyathi, I’anatut thalibin Jld. 3, cet. (darul
fikri,), h. 6.
48
Ibnu mulkan sirajuddin abu hafsin umar bin ali bin ahmad asy-syafi’I al-mishri, tuhfatul
muhtaj ilaa adillatil minhaj, cet. Darul hara’, jilid. 2 hal. 203
28
قال رسول اهلل صلى اهلل عليه و سلم "((التاجر الصدوق االمني مع النبيني والصديقني و الشهداء يوم
"))القيامة
Artinya: “Bersabda lah Rasulullah SAW, “Pedagang yang jujur dan terpercaya itu
pada hari kiamat akan beserta para nabi, shadiqin dan para syuhada49.”
Dari beberapa dasar hukum diatas dapat dipahami bahwa jual beli itu
dilegalisasi dalam Islam artinya dibenarkan dengan syarat-syarat dan rukun-rukun
yang ditetapkan untuk sah nya transaksi jual beli dan rasa saling ridha.
Secara etimologi rukun adalah salah satu dari beberapa pihak yang dijadikan
sebagai pilar atau asas untuk melakukan sesuatu.
Ada juga yang berpendapat bahwa rukun itu adalah sesuatu yang
menyempurnakan sesuatu yang lain. Dan sesuatu yang lain tersebut termasuk
kedalamnya rukun.
49
Abul hasan ali bin umar bin ahmad bin Mahdi bin mas’ud bin nu’man bin dinar al-
baghdadi ad-daraquthni, sunan daraquthni, cet. Ma’susah ar-risalah, bairut-libanon, jilid. 3, hal. 387
50
Abdul karim bin Ali bin Muhammad an-namlah, Al-Muhazzab fi ‘ilmil ushulil fiqhi al-
muqarran, jilid. 5, (Riyadh, Maktabah ar-rasyad, 1999) h. 1963
29
Penjual
Pembeli
Harga barang
Ijab
Qabul.
Penjual dan pembeli tersebut adalah orang yang melakukan akad, dinamakan
dengan al-‘aqid atau ‘aqidaini (dua orang yang melakukan akad. Eksistensinya itu
51
Abdullah bin Muhammad bin Sa’id ali khunain, taushif al-aqdhiyyah fii syari’ati al-
islamiyyah, jilid. 1 (2003) h. 161
52
Abdullah bin Yusuf bin ‘Isa bin ya’kub al-ya’kub, taisir ‘ilmu ushul fiqh, jilid 1 (Beirut :
taisir Ilmu ushul fiqh, 1997) h. 55
53
Abdul Nashir bin Khadr Milad, al-buyu’u muharramatu wal manhiy ‘anha, jilid 1(Mesir,
darul Huda an-nabawi, 2005) h. 16
30
sangat urgen, karena tidak dapat disebut akad, jika tidak adanya ‘aqid atau
‘aqidaini54.
Adapun hal yang disyaratkan harus tawaffur dalam jual beli ada
455,diantaranya:
1. Syarat In’iqad
Syarat in’iqad ini harus tercapai akadnya sehingga benar secara syara’. Jika
tidak tercapai, maka akad tersebut batal.
2. Syarat Sahih
Dalam jual-beli, syarat sah terbagi menjadi dua bahagian, yaitu:
Syarat umum itu seluruh macam penjualan itu harus memenuhi syarat
sah pada syara’. Syarat sahnya adalah tiada terdapat aib yang enam
dari akad jual beli yaitu: jahalah (ketidaktauan), ikrah (pemaksaan),
tawqit (penentuan waktu), gharar(tidak jelas rupa dan sifat),
dharar(bahaya), segala syarat yang rusak56.
Adapun syarat khusus merupakan syarat yang terkhusus terhadap
sebahagian macam jual beli ketiadaan sebahagian yang lain.
3. Syarat Nufuz bai’
Suatu akad dianggap nufuz(tembus/berlaku) jika memenuhi 2 syarat:
Kepemilikan dan wilayah.
kepemilikan disini berarti kepemilikan sesuatu ketika seseorang mampu
melakukan seuatu terhadap barang yang dimilikinya tanpa ada
penghalang dari syara’.
Wilayah disini maksudnya adalah otoritas/kekuasaan berdasarkan
syari’ah, yang menjadikan sah dan tercapainya suatu akad. Otoritas ini
dibagi dua: ada otoritas asli dan ada otoritas pengganti. Otoritas asli ini
54
Syaikhu, Ariyadi & Norwili, fikih muamalah (Memahami Konsep dan Dialektika
Kontemporer), (Yogyakarta, 2020) h. 24
55
Wahbah bin musthafa az-zuhaili, Al-fiqhu al-islamiy wa adillatuh jilid 5 (Suriah, Darul
fikri) h. 3316
56
Wahbah bin musthafa az-zuhaili, Al-fiqhu al-islamiy wa adillatuh jilid 5 (Suriah, Darul
fikri) h. 3345-3346
31
Syarat ini terdapat sesudah segala syarat in’iqad dan nufuz. Maka syarat
luzum bai’ adalah tiada terdapat salah satu jenis khiyar yang membolehkan
bagi ‘aqidain (penjual dan pembeli) untuk membatalkan akad. Seperti khiyar
syarat, khiyar sifat, khiyar naqad, khiyar ta’yin, khiyar rukyah, khiyar ‘aib,
khiyar ghaban(bujukan) beserta khiyar taghrir (tipuan). Apabila terdapat
dalam jual beli segala khiyar tersebut, maka tertegahlah luzum bai’(hak
mengikat) pada hak seseorang yang melakukan khiyar58.
1. Ba’i mu’athah merupakan transaksi tanpa menggunakan ijab dan qabul atau
ijab dan qabulnya ada namun hanya dari satu pihak saja, serta transaksi
tersebut harus disertai qarinah.
57
Wahbah bin musthafa az-zuhaili, Al-fiqhu al-islamiy wa adillatuh, jilid 5 (Suriah, Darul
fikri) h. 3337
58
Ibid, h. 3349-3350
59
Muhibbul aman ‘aly, M.ridwan qoyyum, mengenal istilah dan rumus fuqoha, (Kediri,
Pustaka De-aly, 1997) h. 58-61
32
3. Ba’i murabahah merupakan transaksi barang dengan harga yang lebih tinggi
dari harga pembelian.
4. Ba’i muhathah merupakan transaksi barang dengan harga yang lebih rendah
dari harga pembelian.
عن رافع بن خديج ان النيب صلى اهلل عليه وسلم هنى عن بيع دين بدين
Artinya: Diriwayatkan dari rafi’ bin khadijin bahwa sungguh Nabi saw melarang jual
beli hutang dengan hutang61.
6. Ba’i ‘uhdah merupakan transaksi dengan kesepakatan dua belah pihak, yaitu
penjual menarik kembali barang yang dijualnya dan pembeli mengembalikan
harganya.
7. Ba’i ‘araya merupakan transaksi anggur atau kurma yang masih diatas pohon
dengan anggur atau kurma yang kering.
8. Ba’i mud ‘ajwah merupakan transaksi benda ribawi yang terdiri dari nau’
dan sifat dengan benda ribawi yang sama dengan yang ada pada barang yang
dijual.
60
Abu umar dubyan bin Muhammad ad-dubyan, muamalat al-maliyah ashalah wa
mu’asharah, jilid 3, (Riyadh, maktabah al-malik fahd al-wathniyah, 1432 h) h. 119
61
Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Abdillah asy-syaukani al-yamani, nailul awthar,
jilid 5, (Mesir, Dar al-hadis, 1993) h. 186
33
10. Ba’i mulaqih merupakan transaksi janin dalam kandungan dan penjualan ini
tidak sah.
11. Ba’i mudhamin merupakan transaksi sperma pejantan, dan transaksi ini tidak
sah.
حديث انه صلى اهلل عليه وسلم هنى عن عسب الفحل،حديث حكيم بن حزام التبع ما ليس عندك
.وروي انه هنى عن مثن عسب الفحل
Artinya:”ini merupakan hadis dari pada hakim bin Hizam pada bab ‘jangan kamu
jual sesuatu yang tidak terdapat disisimu,’ hadis ini menjelaskan bahwa Rasulullah
saw melarang jual beli sperma binatang jantan dan ada riwayat lain mengatakan
bahwa nabi saw melarang menghargakan sperma binatang jantan62.”
12. Ba’i mulamasah merupakan transaksi dengan cara rabaan atau sentuhan
tanpa mengetahui barangnya dan tidak ada khiyar ketiak melihatnya, akad ini
juga tidak sah.
13. Ba’i khazaf merupakan transaksi borongan barang tanpa ditakar dan
ditimbang.
14. Ba’i habli al-hablah merupakan transaksi anak dari anaknya binatang yang
akan dilahirkan atau penjualan anak hewan dengan harga yang akan
diserahkan ketika anaknya beranak, akad ini tidak sah.
15. Ba’i munabazah merupakan transaksi dengan cara melempar barang yang
dijual seperti pembeli melempar sebuah baju dengan harga dua puluh ribu.
Akad ini tidak sah karna tidak ada sighat jual beli dan tidak dilihat serta ada
syarat yang fashid.
16. Ba’i as-Sharaf merupakan transaksi mata uang dengan mata uang, seperti
transaksi emas dengan emas, atau menjual harga dengan harga.
62
Abu al-fadhal Ahmad bin Ali bin Muhammad bin ahmad bin hajar al-asqalani, at-talkhis
al-habir fi takhrij ahadist ar-rafi’I al-kabir, jilid 3, (Beirut, Dar al-kutub al-ilmiyah, 1989) h. 26
34
Adapun ditinjau dari sisi zatnya, jual beli dibagi menjadi 4 macam,
diantaranya63:
1. Bai’ musawwamah yaitu seseorang menawar barang dengan suatu harga
kemudian membelinya setelah penjual setuju dengan tawarannya.
2. Bai’ muzayadah yaitu penjualan barang kepada manusia dengan harga yang
paling tinggi untuk dijangkau.
3. Bai’ murabahah yaitu penjualan dengan menyebut barang dan harga barang
kemudian mengatakaan, contohnya ‘aku jual barang ini kepadamu dengan
keuntungan 5 persen.
1. Ba’i tauliyah yaitu barang dagangan dijual dengan harga yang sama dengan
harga pokok.
2. Ba’i murabahah yaitu penjualan dengan menyebut barang dan harga barang
kemudian mengatakan contohnya, ‘aku jual ini kepadamu dengan keuntungan
5 persen.’
63
Abul hasan Ali bin ahmad bin mukarram as-sa’idi al-‘adwi, hasyiyah al-‘adwi ‘ala syarhi
kifayah ath-thalib az-zabani, jilid. 2 (Beirut, Darul fikri, 1994) h. 137
64
Abu al-walid Muhammad bin Ahmad bin rasyid al-qurthubi, Al-muqaddimat al-
mumahhidat, jilid 2(Beirut, dar al-gharrab al-islamiy, 1988) h. 139
65
Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah at-taujiri, Mukhtasar al-fiqh al-islamiyi fi dhau’i al-
qur’an wa as-shunnah, (Arab Saudi, Darul ashda’ al-mujtami’) h. 711
35
5. Ba’i syirkah yaitu berkata oleh orang yang membeli barang setelah
memilikinya, contohnya ‘aku sudah bermitra dengan kamu pada barang yang
telah kamu beli setengahnya atau seperempatnya.
6. Ba’i mubadalah yaitu penjualan suatu barang dengan barang yang lain, dan
penjual yang seperti ini dinamakan dengan ‘barter.’
Jual beli yang dilarang dapat menegah kepada sahnya suatu akad, dan berdosa
bagi pelaku jual beli jika ia mengetahui terhadap status keharamannya66.
66
Sirajuddin Abi hafsin umar bin Ruslan al-buqaini asy-syafi’I, at-tadrib fi al-fiqh asy-syafi’I
jilid. 2 (Riyadh, Darul Qiblatain, 2012) h. 21-22
67
Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah at-taujiri, Mukhtasar al-fiqh al-islamiyi fi dhau’i al-
qur’an wa as-shunnah, (Arab Saudi, Darul ashda’ al-mujtami’) h. 711-713
36
3. Ba’i an-najasyi yaitu transaksi yang menaikkan harga barang oleh orang yang
tidak ingin membelinya, jual beli ini haram karena terdapat tipuan dengan dua
pembeli yang lain.
Rasulullah saw melarang jual beli sejenis ini sebagaimana beliau bersabda,
مسعت: ق ال، عن الزه ري، عن الزبي دي، عن حمم د بن ح رب،اخربن ا حمم د بن مص فى بن هبل ول
، هنى رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم عن املنابذة و املالمسة: يقول، مسعت ابا هريرة: يقول،سعيدا
، يلمس ك ل رج ل منهم ا ث وب ص احبه بي ده، ان يتب ايع ال رجالن ب الثوبني حتت اللي ل: واملالمس ة
. وينبذ االخر اليه الثوب فيتبايعا على ذلك،واملنابزة ان ينبذ الرجل اىل الرجل الثوب
Artinya: “Telah mengkhabarkan kepada kami oleh Muhammad bin Mushaffa bin
Buhlul, diriwayatkan dari Muhammad bin Harb, diriwayatkan dari Zubaydi,
diriwayatkan dari Zuhri dia berkata, aku mendengar dari sa’id, dia berkata, aku
mendengar aba Hurairah berkata “Rasulullah saw. melarang munabazah dan
mulamasah. Dan mulamasah itu adalah transaksi jual beli dua orang dengan barang
terdiri dari dua pakaian yang dilakukan pada malam hari(keadaannya gelap), dan
keduanya dibolehkan menyentuh pakaian temannya dengan tangannya masing-
masing. sedangkan munabazah itu terjadi melalui lemparan baju dari satu orang
68
Asyari, Kamus Istilah Ekonomi Syariah, (padang, PT. Al-ma’arif, 2003) h. 100
37
kepada orang lain, dan melempar oleh orang lain kepadanya pelempar pertama, maka
dengan cara demikianlah mereka bertransaksi69.
5. Ba’i munabazah adalah bahwa ada dua orang yang saling melempar pakaian
milik keduanya dan jual beli keduanya tanpa melihat dan tanpa saling ridha.
املنابذة ان ينبذ الرجل اىل الرجل الثوبه وينبذ اآلخر بثوبه ويكون بيعهما عن غري نظر وال تراض
Artinya: “bahwa ada dua orang yang saling melempar pakaian milik keduanya dan
jual beli keduanya tanpa melihat dan tanpa saling ridha70.”
التص روا االب ل والغنم لل بيع فمن ابتاعه ا بع د ذل ك فه و خبري:روى أب و هري رة ان النيب ﷺ ق ال
Artinya: “Janganlah kalian menahan susu unta dan kambing(supaya nampak gemuk),
maka siapa saja yang membeli binatang tersebut dan sesudahnya perahan susu (tidak
gemuk), maka dia boleh memilih dua pilihan yang terbaik, boleh dia berkehendak
untuk menahannya/memilikinya atau mengembalikannya dengan menambah satu
sha’ kurma71.
69
Abu abdi ar-rahman ahmad bin syu’aib bin ali al-khurasani al-nasai, as-sunan al-kubra,
jilid 6, (Beirut, ma’susah ar-risalah, 2001) h. 25
70
Ahmad bin Ali bin Hajar abu al-fadhal al-‘asqalani asy-syafi’I, fathul bari jilid 4 (Beirut,
Dar al-ma’rifah, 1379) h. 359
71
Rauyani abu al-mahasin abdu al-wahid bin ismail, bahru al-mazhab, jilid 4, (Beirut, Dar al-
kutub al-ilmiyah, 2009) h. 524
38
7. Ba’i hashah itu seperti berkata oleh seorang penjual ‘lemparkan kerikil ini
maka diatas apapun barang yang jatuh, itu menjadi milikmu.’
8. Bai’ habalul habalah yaitu transaksi yang tidak tunai dan tempo
pembayarannya tidak pasti.
عن عبداهلل ابن عم ر ان رس ول اهلل هنى عن بي ع، عن ن افع، اخربن ا مال ك،ح دثنا عبداهلل ابن يوس ف
مث تنتج اليت، كان الرجل يبتاع اجلزور اىل ان تنتج الناقة،حبل احلبلة وكان بيعا يتبايعه اهل اجلهلية
.يف بطنها
Artinya: “telah memberi kabar kepada kami oleh Abdullah bin yusuf, telah memberi
kabar kepada kami oleh malik, yang diriwayatkan oleh nafi’, yang diriwayatkan dari
Abdullah bin umar, bahwa sungguh Rasulullah saw. melarang daripada bai’ habali
al-habalah, jual beli ini merupakan salah satu bentuk jual beli pada masa jahiliyah.
Yaitu seseorang membeli unta hingga bahwa unta tersebut menghasilkan unta betina,
kemudian dilahirkan lagi apa yang terdapat dalam perutnya72.
9. Bai’ ‘inah yaitu menjual suatu barang oleh seseorang kepada orang lain
dengan harga yang ditempokan, kemudian membeli lagi barang tersebut
dengan harga lebih sedikit dari harga barang yang dijual pertama kali.
اذا تبايعتم بالعينة و: مسعت رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم يقول:عن ابن عمر رضي اهلل عنهما قال
ورضيتم بالزرع وتركتم اجلهاد سلط اهلل عليكم ذال ال ينزعه شيء حىت ترجعوا،اخذمت اذناب البقر
.اىل دينكم
72
Ibnu al-mulkan Sirajuddin abu hafsin umar bin ali bin ahmad asy-syafi’I, at-taudhih
lisyarhi al-jami’I ash-shahihi, jilid 14, (Suriah, Dar an-nawadir, 2008) h. 363
39
Artinya:“Diriwayatkan dari ibnu umar r.a beliau berkata: aku mendengar Rasulullah
saw bersabda: ‘apabila kalian melakukan jual beli dengan cara ‘inah, dan kalian
mengambil ekor sapi, dan kalian ridha dengan hasil pertanian dan kalian
meninggalkan jihad, maka Allah akan memberi kepada kalian suatu kehinaan yang
tidak ada sesuatupun yang mampu mencabut kehinaan itu sampai kalian kembali
kepada agama kalian73.
10. Jual beli barang yang beraib dengan tujuan melakukan penipuan.
11. Jual beli anggur kepada seseorang yang dipastikan akan mengolah anggur
menjadi khamar.
12. Jual beli kayu kepada seseorang yang dipastikan akan menjadikan kayu
menjadi alat musik.
13. Jual beli pada saat seruan melaksanakan ibadah jumat yang kedua.
14. Jual beli yang tidak bermanfaat, maka tidak sahlah jual beli hasyarat, semua
binatang buas, biji gandum, instrument hiburan74.
73
Abdul Qadir syaibah al-hamdi, fiqhu al-islami(syarhu bulugh al-maram), jilid 5, (Arab
Saudi, Matabi’ al-rasyid, 1982) h. 123
74
Badruddin abu al-fadhal Muhammad bin Abu bakri al-ashadi asy-syafi’I, Bidayah al-
muhtaj fi syarh al-minhaj, jilid 2 (Jeddah, Dar al-minhaj, 2011) h. 11
BAB III
PEMBAHASAN
1. Definisi hasyarat
Kalimat "راتxx "حشmerupakan jamak dari kata رةxxحش, yaitu segala jenis
ukurannya kecil. Ada yang dapat dilihat dan ada juga yang tidak dapat dilihat.
Hasyarat ini merupakan hewan melata dipermukaan bumi dan hama-hama kecil
bumi. Abi al-asy’ats menamakan hewan ini sebagai hewan bumi karena hewan ini
tidak terpisah dari udara dan air serta bersarang ia dalam lubang. Hewan ini juga
kecil-kecil yang melata di tanah seperti tikus, kumbang, ular, kalajengking dan
semut. Dan tidak ada ibrah/pelajaran pada inti sarinya hasyarat dengan segala
manfaat yang telah disebutkan. Dan dikecualikan seumpama jerboa (gurun) dan
biawak (gurun) yang merupakan sebagian dari binatang yang dimakankan. Dan
seumpama lebah, ulat sutera, lintah yang bermanfaat untuk penghisapan darah76.
75
Muhammad bin Musa bin Isa bin Ali ad-damiri, hayah al-hayawan al-kubra, jilid. 1(beirut,
Dar al-kutub al-ilmiyah, 1424 H) h. 333
76
Syamsuddin Muhammad bin abi al-abbas ahmad bin hamzah syihabuddin ar-ramli,
nihayah al-muhtaj ila syarhil minhaj jilid. 3 (beirut, Dar-alfikri, 1984) h. 395
1
43
2. Dalil-dalil
Artinya: “Hukum asal pada segala yang bermanfaatan itu adalah boleh, dan
ٍ ٱلس م ِاء فَس َّو ٰىه َّن س بع ٰ ٰوت وه و بِ ُك ل ش ُهو ٱلَّ ِذي َخلَ َق لَ ُكم َّما يِف
يء َ ِّ َ ُ َ ََٱست َو ٰى ِإىَل َّ َ َ ُ َ َ مَس َ َّٱَألرض مَجِ يعا مُث
ِ َ
.َعلِيم
Artinya: “Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia
Maha Mengetahui segala sesuatu78.” {Q.S Al-Baqarah (2) ayat 29}
77
Taqiyuddin abu al-hasan ali bin abdi al-kafi bin ali bin tamam bin hamid bin yahya as-
subki, al-ibhaj fi syarhi al-minhaj, jilid 3, (Beirut, dar al-kutub al-ilmiyyah, 1995) h. 165
78
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-quran dan Terjemahannya, (Surabaya, Halim,
2013) h. 5
79
Taqiyuddin abu al-hasan ali bin abdi al-kafi bin ali bin tamam bin hamid bin yahya as-
subki, al-ibhaj fi syarhi al-minhaj, jilid 3, (Beirut, dar al-kutub al-ilmiyyah, 1995) h. 165
44
80
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-quran dan Terjemahannya, (Surabaya, Halim,
2013) h. 154
81
Taqiyuddin abu al-hasan ali bin abdi al-kafi bin ali bin tamam bin hamid bin yahya as-
subki, al-ibhaj fi syarhi al-minhaj, jilid 3, (Beirut, dar al-kutub al-ilmiyyah, 1995) h. 165-166
45
Kalimat yang digaris bawahi tersebut, pada huruf lamnya itu adalah lam bagi
takhsis(terkhusus) dari segi manfaatnya sebagaimana telah maklum. Adapun kalimat
tayyibat, bukanlah maksudnya itu adalah halal, karena jika maksudnya ialah halal,
maka harusnya ada pengulangan kalimatnya. Akan tetapi maksudnya itu adalah
sesuatu yang dapat dikerjakan oleh jiwa83.
ِ ِ ٱلس ٰم ٰو
َ ٱَألرض مَجِ يعا ِّمنهُ ِإ َّن يِف ٰذَل
.ك أَل يَٰت لَِّقوم َيَت َف َّكُرو َن ِ ت َو َما يِف
َ َ َّ
َو َس َّخر لَ ُكم َّما يِف
َ
Artinya: “Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di
bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir 84.
{QS al-jatsiyah, ayat 13)}
اطنَ ة َو ِم َن
ِ ٱَألرض وَأس ب َغ علَي ُكم نِعمهۥ ٰظَ ِه رة وب ِ ٱلس ٰم ٰو
ت َو َم ا يِف َأن ٱللَّهَ َس َّخر لَ ُكم َّما يِف
ََ َ ََُ َ َ َ ِ َ َ َّ َ َّ َْأمَل َت َروا
ِ َّاس من جُي
.ٰد ُل يِف ٱللَّ ِه بِغَ ِري ِعلم َواَل ُهدى َواَل كِٰتَب ُّمنِري
َ َ ِ ٱلن
2013) h. 107
83
Taqiyuddin abu al-hasan ali bin abdi al-kafi bin ali bin tamam bin hamid bin yahya as-
subki, al-ibhaj fi syarhi al-minhaj, jilid 3, (Beirut, dar al-kutub al-ilmiyyah, 1995) h. 166
84
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-quran dan Terjemahannya, (Surabaya, Halim,
2013) h. 499
46
tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang
memberi penerangan85. {QS Luqman, ayat 20)}
Dan dalil pada hukum kemudharatan adalah haram berdasarkan hadist nabi
saw:
Artinya: “Telah bersabda Nabi saw: “jangan merugikan diri sendiri dan jangan
merugikan saudaranya sesama muslim86.”
hasan dari sisi al-ihtijaj (keberatan/protes). Hadis ini terpahami kepada peniadaan
Artinya: “siapa saja yang memudharatkan orang lain, maka Allah yang akan
membalas memudharatkannya.”
85
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-quran dan Terjemahannya, (Surabaya, Halim,
2013) h. 413
86
Taqiyuddin abu al-hasan ali bin abdi al-kafi bin ali bin tamam bin hamid bin yahya as-
subki, al-ibhaj fi syarhi al-minhaj, jilid 3, (Beirut, dar al-kutub al-ilmiyyah, 1995) h. 165
87
Taqiyuddin abu al-hasan ali bin abdi al-kafi bin ali bin tamam bin hamid bin yahya as-
subki, al-ibhaj fi syarhi al-minhaj, jilid 3, (Beirut, dar al-kutub al-ilmiyyah, 1995) h. 166
47
3. Hukum hasyarat
.ك ُه ُم ٱملفلِ ُحو َن ِ علَي ِهم فَٱلَّ ِذين ءامنواْ بِِهۦ وعَّزروه ونَصروه وٱتَّبعواْ ٱلن
َ ُّور ٱلَّذي ُأن ِز َل َم َعهُۥٓ ُْأولَِٰئ
َ ُ َ َ ُ َُ َ ُ ُ َ َ َُ َ َ َ
ُ
Artinya: “Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka,
yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari
mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-
beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang
terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang
beruntung88.”
Imam syafii pernah berkata: “prinsip dasar dari keharaman itu adalah dari nash al-
qur’an, nash hadis, kumpulan kitab dan kumpulan hadis-hadis, dan ijma’89.
88
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-quran dan Terjemahannya, (Surabaya, Halim,
2013) h.170
89
Ahmad bin Al-husain bin ‘Ali bin Musa al-khusraujirdi al-khurasani, ma’rifat al-sunnah
wa al-atsar, jilid 14 (Beirut, dar qatibah, 1991) h. 80
48
berhala, bukan makhluk hidup yang mempunyai ruh, baik dari jin ataupun
manusia,tapi al-qur’an merupakan pondasi bagi hujjah Allah SWT untuk mengikuti
agama Allah. Orang mu’min akan mengikutinya, dan orang kafir akan
mengingkarinya. Maka setiap orang pasti ada yang mempercayainya dan ada juga
yang mengingkarinya.
Keharaman itu adalah sesuatu yang diharamkan Allah melalui lisannya Nabi
Dan dikatakan pula bahwa, “tidak akan haram sesuatu berdasarkan tinjauan
sesuatu yang tidak dimakan oleh orang arab.” Berarti haram sesuatu itu berdasarkan
Dan ditambahkan bahwa makanan yang baik dan yang buruk itu dari sisi
orang yang memakannya. Dan mereka itu adalah orang arab, merekalah yang
pada mereka. Dan mereka tidak menyukai makanan yang buruk yang tidak disukai
Syafii berkata: “Adapun sesuatu yang kalian tinggalkan itu tidak dihitungkan
kepada sebagian daripada kebaikan, maka tidak diharamkan terhadap kalian daripada
sesuatu yang dahulu pernah kalian minta dihalalkan. Dan terpahamilah sunnah diatas
49
bahwa sungguh hal tersebut Allah SWT mengharamkan terhadap kalian dari suatu
ِ ٱلس ٰم ٰو ِ
ٱَألرضۖ ال ِإٰلَ هَ ِإال ُه َو حُي ِۦي
ِ ت َو َ َ َّ ك ُ ول ٱللَّ ِه ِإلَي ُكم مَجِ ًيع ا ٱلَّذي لَهُۥ ُمل
ُ َّاس ِإيِّن َر ُس
ُ قُ ل يََٰأيُّ َه ا ٱلن
.ؤم ُن بِٱللَّ ِه َو َكلِ َٰمتِ ِهۦ َوٱتَّبِعُوهُ لَ َعلَّ ُكم هَت تَ ُدو َن
ِ ٱُألمي ٱلَّ ِذي ي ِِ ِ ِ ِ
ُ ِّ ِّ ِّ يتۖ فَامنُواْ بِٱللَّه َو َر ُسوله ٱلنَّيِب
ُ َومُي
Artinya: “Katakanlah: hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu
semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka
berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman
kewajiban-kewajiban dari Allah SWT yang terdapat dalam kitabnya yang berupa
menjelaskan Maha Agung ciptaan-Nya dan Allah lah yang menjadikan Nabi saw
mengetahui seluk beluk agama-Nya, tentang kewajiban taat kepada Allah, dan
Asy-syafi’I abu abdillah Muhammad bin idris bin al-abbas bin usman bin syafi’ bin abdul
90
muthallib bin abdi manaf al-muthalibi al-qurasyi al-makki, tafsir al-imam asy-syafi’I, jilid 2 (Arab
Saudi, Dar al-tadmuriyyah, 2006) h. 853 - 855
91
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-quran dan Terjemahannya, (Surabaya, Halim,
2013) h.
50
kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali
kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi, karena
sesungguhnya semua itu kotor atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah.
Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan
tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi
Ibnu abbas berkata: “suatu permasalahan yang terjadi, dan nabi saw diam,
hukum asal pada hewan adalah haram, apabila hal tersebut tidak ada kejelasan
muthallib bin abdi manaf al-muthalibi al-qurasyi al-makki, tafsir al-imam asy-syafi’I, jilid 2 (Arab
Saudi, Dar al-tadmuriyyah, 2006) h. 855-856
93
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-quran dan Terjemahannya, (Surabaya, Halim,
2013) h.
94
Abu ishaq ibrahim bin ‘Ali bin Yusuf al-syairazi, al-mazhab fi fiqhi al-imam al-syafii, jilid
1(tk, Dar al-kitab al-ilmiyah, tt) h. 453
51
Dan tidak halal makan binatang yang punya taring kuat, yang dapat
menyerang manusia dan juga hewan-hewan seperti singa, macan tutul, serigala,
hewan yang mempunyai taring dari jenis binatang buas dan melarang memakan jenis
kelinci.
Hukumnya tidak halal, karena hewan ini termasuk kedalam khabaist (buruk),
seperti baunya yang busuk dan juga karena dia merupakan genus anjing,
taringnya. Maka tidak halal lah makan seperti singa dan macan tutul.
Hukumnya halal, karena secara umum hewan ini ada beraneka ragam, ada
hewan buas dan ada hewan jinak (lokal). Hewan lokal ini hukum
adalah halal95.
95
Abu zakaria muhyiddin yahya bin syarif an-nawawi, al-majmu’ syarh al-muhazzab, jilid 9
(TK, Dar al-fikri, 1277 M) h.12-13
52
tikus, kumbang, kadal, jangkrik/kecoa, laba-laba, cicak, tokek, kumbang, kutu pil
(tank mini yang berkaki 14), karena hewan tersebut merupakan sebahagian daripada
khabaist (buruk)96.
ِ ِ ِ
َ َقُل الَ َأج ُد يِف ْ َما ُأوح َي ِإيَلَّ حُمََّر ًما َعلَ ٰى طَاع ِم ي
…ُطع ُمه
kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya 97.” {QS.
Al-an’am ayat:145)}
Syafii dan sebagian ulama berpendapat tentang makna ayat tersebut yaitu:
“Makanan yang halal itu adalah makanan yang kalian makan dan kalian anggap
baik98.”
Artinya: “Dilarang memakan makanan yang berasal dari jenis hasyarat kecuali kadal
(gurun)99.
Abu al-husain yahya bin abi al-khair bin salim al-‘umarani al-yamani al-syafii, Al-bayan fi
96
Menurut pendapat mazhab fiqih yang empat dalam kitab al-khathir wal
ibahah:
.حيرم أكل حشرات االرض (صغار الدواهبا) كعقرب و ثعبان وفأرة و ضفدع و و منل و حنو ذلك
Sebahagian daripada syarat sah barang yang dijual adalah bermanfaat, barang
yang tidak terdapat manfaatnya tidak digolongkan sebagai harta (barang yang dijual).
Maka tidak sah tukar menukar dengan barang tersebut. Karena demikian tidak sahlah
jual beli hasyarat seperti ular, kalajengking, tikus, kumbang, semut dan
seumpamanya tiap-tiap. Alasannya adalah karena tidak terdapat manfaat pada hewan
tersebut yang bisa ditukarkan dengan harta, sekalipun disebutkan bahwa hewan-
100
Abdul lathif ‘asyur, mausu’ah al-thair wal hayawan fi al-hadis an-nabawi,(tk, al-‘aqir,tt)
h. 207
Ahmad salamah al-qulyubi, ahmad al-barlisi, hasyiata qulyubi wa ‘amirah, jilid 2, (beirut,
101
Artinya: “maka tidak sahlah jual beli hasyarat dan tiap binatang buas yang tidak
ada manfaatnya102.”
Dalam kitab hasyiah al-bujairimi ada disebutkan dengan ibarat yang hampir
sama:
اذ، و فأرة وخنفساء، و عقرب،(فال يصح بيع حشرات) ال تنفع وهي صغار دواب االرض كحية
وان ذكرهلا منافع يف اخلواص، واما للخسة كاحشرات،اما لقلة كحبيت بر،ال نفع فيها يقابل باملال
Artinya: “(Maka tidak sahlah jual beli hasyarat) yang tidak bermanfaat. Hasyarat
sendiri berarti hewan-hewan kecil yang melata dipermukaan bumi seperti ular,
tersebut yang bisa ditukarkan dengan uang/harta. Adakala tidak ada manfaatnya
karena sedikit sekali, seperti biji gandum dan adakala karena kerendahan, kehinaaan.
hewan yang bermanfaat seperti kadal (gurun) karena manfaat memakannya, dan
Dalam redaksi yang lain, kitab nihayah al-muhtaj ila syarhi al-minhaj,
dijelaskan:
102
Abu zakaria muhyiddin yahya bin syarif an-nawawi, minhaj ath-thalibin wa ‘umdat al-
muftin fi al-fiqhi, (Dar al-fikri, 2005) h. 94
103
Sulaiman bin Muhammad bin umar al-bujairimi al-mishri al-syafii, hasyiah al-bujairimi
‘ala syarhi al-minhaj, jilid 2, (tk, mathba’ah al-‘athbi, 1950) h. 178
55
-من شروط املبيع (النفع) به شرعا ولو ماال كجحش صغري ماتت امه كما يف االنوار وافىت به الوالد
)رمحه اهلل – الن بذل املال فيما ال ينفع فيه سفة واخذه اكل له بالباطل (فال يصح)(بيع احلشرات
وهي صغار الدواب أألرض كفأرة و خنفساء وحية وعقرب ومنل وال عربة مبا يذكر من منافعها يف
اخلواص و يس تثىن حنو يرب وع وض ب مما يؤك ل وحنل ودود ق ز وعل ق ملنفع ة امتص اص ال دام.
Artinya: “sebagian daripada syarat barang yang dijual adalah bermanfaat pada syara’
walaupun barang itu merupakan harta seperti anak domba yang mati, sebagaimana
harta pada sesuatu yang tidak terdapat manfaat didalamnya itu adalah suatu
kebodohan104.”
1. Definisi jangkrik
واك ثر ص ياحه باللي ل ول ذلك مسي، قف از يص يح ص ياحا رقيق ا، حي وان في ه ش به من اجلرد:الص رص
104
Syamsuddin muhammad bin abi al-abbas ahmad bin hamzah syihabuddin ar-ramli,
nihayatul muhtaj ila syarhi al-minhaj, jilid 3, (Beirut, Dar al-fikri, 1984) h. 395
105
https://id.wikipedia.org/wiki/jangkrik diakses pada hari selasa 20 juni 2023
56
Artinya: “sharshar adalah hewan yang terdapat pada dirinya itu sesuatu yang
menyerupai belalang, hewan ini juga termasuk hewan peloncat yang patutlah kiranya
dia itu memiliki suara yang pelan dan seringkali hewan ini bersuara pada malam hari,
karena demikian, hewan ini dinamakan shurarul lail, dan hewan ini merupakan salah
وال يع رف مكان ه اال بتتب ع،ان ه اجلدج د وق د تق دم ان اجلوهري فس ر اجلدج د بص رار اللي ل: وقي ل
، ومنه ماهوأمحر، ومنه ما هو أزرق، والوانه خمتلفة فمنه ما هو اسود، وأمكنته املواضع الندية،صوته
Artinya: “Dan ada yang berpendapat bahwa Sharshar itu sama dengan judjud, hal ini
sudah dijelaskan sebelumnya oleh syekh al-jauhari yang mengartikan judjud sebagai
shurarul lail. Dan tidak ada yang bisa mengetahui keberadaannya kecuali dengan
meneliti suaranya. Tempat yang layak ditempati sharshar ini adalah tempat-tempat
yang lembab, dan warnanya itu berbeda-beda. Sebagiannya itu ada yang berwarna
hitam, biru dan sebagiannya ada yang berwarna merah. Hewan ini sejenis belalang di
tidak bolehnya ini pada jangkrik, karena termasuk kedalam hewan hasyarat.
Artinya: “Dan hukum dari jangkrik adalah haram untuk memakannya karena
dianggap kotor/menjijikkan108.
hewan adalah cara pandang orang arab, karena mereka merupakan target dakwah
nabi pertama kali. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab at-tahzib fi adillati matni
al-ghayah wa at-taqrib:
واعترب عرف العرب ألهنم الذين،وكل حيوان استخبثته العرب فهو حرام اال ما ورد الشرع بإباحته
.خوطبوا بالشرع اوال وفيهم بعث النيب صلى اهلل عليه و سلم و نزل القران
Artinya: “Dan semua hewan yang dianggap menjijikkan oleh orang arab maka hewan
itu hukum makannya adalah haram kecuali ada terdapat dalil syara’ yang
menghukumi boleh. Orang arab dijadikan sebagai pijakan/standar hukum oleh ‘uruf
108
Muhammad bin musa bin ‘isa bin ‘ali al-damiri, hayat al-hayawan al-kubra, jilid 2(Beirut,
Dar al-kutub al-ilmiyah, 1424 H) h. 87
58
kali. Dan kepada merekalah diutus nabi muhammad saw dan diturunkannya al-
qur’an109.
Artinya: “Dan adapun jangkrik itu hukumnya haram berdasarkan pendapat yang
Artinya: “Maka tidak sahlah jual beli serangga seperti kalajengking dan kumbang
C. Analisa Penulis
Dari kajian diatas kiranya dapat penulis analisa bahwa hasyarat merupakan
segala jenis hewan kecil-kecil yang melata di tanah seperti tikus, kumbang, ular,
109
Mushtafa Dib al-bugha al-midani ad-dimsyiqi al-syafii, at-tahzib fi adillati matni al-
ghayati wa al-taqribi al-masyhuri, (Beirut, Dar Ibnu katsir dimsyiq, 1989) h. 239
110
Abu zakaria mahyiddin bin syarif an-nawawi, al-majmu’ syarh al-muhazzab, jilid 9 (al-
qahirah, idarah al-thaba’ah al-muniriyah, 1347 H) h. 16
111
Badruddin abu al-fadhal muhammad bin abi bakar al-asadi a-syafii, bidayah al-muhtaj fi
syarhi al-minhaj, jilid 2 (arab saudi, Dar al-minhaj, 2011) h. 12
59
kalajengking dan semut. Dan tidak ada ibrah/pelajaran pada inti sarinya hasyarat
manfaat, karena demikian, manfaat dengan sekalian barang yang ada di dunia ini
anggapan orang arab, adakah makanan itu dianggap baik atau tidak baik. Jika
makanan itu dianggap baik, maka halal hukumnya makan, juga sebaliknya jika
Dalam cakupan jual beli hasyarat harusnya ada manfaatnya, karena barang
yang tidak terdapat manfaatnya tidak digolongkan sebagai harta (barang yang dijual).
Maka jika hasyarat tersebut tidak ada manfaatnya hukum jualnya adalah haram.
Kumbang adalah jenis hasyarat yang dilarang untuk konsumsi dan juga
dilarang untuk jual beli. Sedangkan jangkrik adalah serangga yang berfamili dengan
belalang, tubuhnya kecil silindris, kepalanya bulat sedikit lonjong, kumisnya panjang
Transaksi jual beli jangkrik tidak sah dilakukan, karena jangkrik sendiri tidak
PENUTUP
A. Kesimpulan
segala jenis hewan kecil-kecil yang melata di tanah seperti tikus, kumbang,
ular, kalajengking dan semut. Dan tidak ada ibrah/pelajaran pada inti sarinya
dari binatang yang dimakankan. Dan seumpama lebah, ulat sutera, lintah
memakan makanan yang berasal dari jenis hasyarat kecuali kadal (gurun).
bumi (binatang melata bumi) seperti kalajengking, ular, tikus, katak, semut,
sah barang yang dijual adalah bermanfaat, barang yang tidak terdapat
tidak sah tukar menukar dengan barang tersebut. Karena demikian tidak
sahlah jual beli hasyarat seperti ular, kalajengking, tikus, kumbang, semut
1
61
B. Saran
Pada akhir dari penelitian ini, penulis memiliki beberapa saran, yaitu sebagai
berikut:
masalah baru, seperti halnya jual beli jangkrik supaya adanya kejelasan
Ahmad bin Muhammad, Kifayatu al-Nabih fi Syarh Tanbih, Jld. VII, Beirut: Dar
Kutub Ilmiyah, 1971.
Abu Bakar bin Muhammad Syhatta, I’anah al-Thālibīn, Jld. II, Surabaya: al-
Haramain.
Ahmad ibn Ahmad al-Qalyuby dan Ahmad al-Barlisy ‘Umairah, Hāsyiāta al-
Qalyūby wa ‘Umairah, Jld. II, Beirut: Dar Fikr, 1995.
Al-Anshari, Abi Yahya Zakariya, Fathu Alam bi Syarhi I`lam, Cet.I (Beirut: Dar
Kutub Ilmiyah, 2000.
Al-Asqalānī, Ahmad bin Ali Ibn Hajr, Mathalib Aliyah, Jld. VIII, tk: Dar Al-
Asimah 1997.
Al-Asqalānī, Ahmad bin Ali Ibn Hajr, Talkhis Habir, Jld. IV, tk: Dar Azwa Salaf
2007.
Al-Asqalānī, Ahmad bin Ali Ibn Hajr, Bulughul Muram min Adillati Ahkam, jld.I
Assaudiyah: Dar Qubais 2014.
Al-Baghawī, Tahzib, jld. III, tk: Dar Kutub al-Ilmiyah 1997.
Al-Bukhari, Muhammad ibn Ismail Abu Abdillah, Sahih Bukhari, , jld. II, tk:Dar
Thuq Najah, 2001.
Al-Bulqinī, Sirajuddin Umar bin Ruslan, Tadrib fi Fikihi Syāfi‘ī, Jld. I, Riyadh:
Dar Qiblatain, 2012.
Al-Ghazālī, Abū Ḥāmid Muḥammad ibn Muḥammad, Fathul Aziz Syarah Kabīr,
Jld..VII, Damaskus: Dar Al-Fikri tt),
Al-Ghazālī, Abū Ḥāmid Muḥammad ibn Muḥammad, Wasit fi Mazhab, jld. II,
Kairo: Dar al-Salam 1996.
Al-Ghazi, Muhammad ibn Qasim, Fathu al-Qarib fi Syarh Alfazi Taqrib, Jld. I,
Beirut: Dar Ibn Hazm, 2005.
Al- Haytamī, Ahmad ibn Muhammad ibn Hajr, Minhāj al-Qawim, jld. I, Beirut:
Dar Kutub Ilmiyah, 2000.
Al- Haytamī, Ahmad ibn Muhammad ibn Hajr, Tuḥfat al-Muḥtāj bi Syarḥ al-
Minhāj, jld. IV, tk: Maktabah Tijariyah 1983.
Al-Māwardī, Ali bin Muhammad, Ḥawī al-Kabīr fi Fikihi Mazhab Imām Asy-
Syāfi‘ī cet.I, Jld. IV, Beirut: Dar al-kutub ilmiyah, 1999.
63
64
Al-Syarbini, Ahmad Khatib, Mughni al-Muhtaj, jld. VI, Beirut: Dar al-Kutub al-
Ilmiyah, 1994 M.
Al-Syāfi‘ī, Muhammad bin Idris, Musnad Syāfi‘ī, Jld. I, (Beirut: Dar al-Kutub
Ilmiyyah 1951.
Al-Nawawī, Muhyi al-Dīn Yahya ibn Syarf , al-Majmū‘ Syarah al-Muhazzab, jld.
VIII tk: Dar Al-Fikr tt.
Al-Nawawī, Muhyi al-Dīn Yahya ibn Syarf , Idhah fi Manasik Haji wa Umrah
Jld. I, Beirut: Dar al-Basyair al-Islami, 1994.
Al-Nawawī, Muhyi al-Dīn Yahya ibn Syarf , Minhāj Syarah Sahih Muslim, Jld.
VIII, Beirut: Dar Ihya Turas Araby, 2005.
Al-Nawawī, Muhyi al-Dīn Yahya ibn Syarf , Raudhatul Thālibīn Wa Umdatul
Muftin Jld. IV, Beirut: Maktabah Islami 1991.
Al-Nawawī, Muhyi al-Dīn Yahya ibn Syarf, Riyadhus Shalihin, Jld. I, Beirut:
Muassasah Risalah, 1998.
Al-Nawawī, Muhyi Al-Dīn Yahya Ibn Syarf, Tahzdib al-Asma wa al-Lughah, Jld.
IV Beirut: Dar Kutub Ilmiyyah, tt.
Al-Rāfi‘Ī, Fathu al-Aziz Syarah Wajiz, jld. VII, tk: Dar Fikr tt.
Al-Ramlī, Muhammad Ahmad ibn Ahmad ibn Hamzah, Nihayah al-Muhtaj ila
Syarh Minhaj, jld. III, Beirut: Dar Fikr, 1984.
Al-Sulmi, ‘Izzuddin ibn Abd al-Salam, Ghayah fi Ikhtisar Nihayah, jld. III,
Beirut: Dar al-Nawadir 2016.
Al-Turmuzi, Muhammad bin Isa, Sunan Turmuzi, Jld. III, Mesir: Bab al-Halbi,
1975.
Al-Juwainī, Abdul Malik bin Abdullah, Nihayah al-Mathlab fi Dirayah al-
Mazhab, jld. IV, tk: Dar al-Minhāj 2007.
KH Afifuddin Muhajir, Fathul Mujibil Qarib, (Situbondo,al-Maktabah Al-
asadiyah: 2014.
Said bin Muhammad, Ba’alawi Busyra al-Karim, Jld. I, Jeddah: Dar al-Minhāj
2004.
Sulaiman Jamal, Hasyiah Jamal ala Syarhil Minhāj, jld. II, Dar al-Fikr tt.
65
1. Nama : Zikrun
2. Tempat/Tanggal Lahir : Aceh Utara, 13 juli 1995
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Warga Negara/Suku : Indonesia / Aceh
6. Status Perkawinan : Belum Kawin
7. Alamat : Desa Tungkob, Kec. Darussalam, Kab.
Aceh Besar
8. Pekerjaan : Pelajar
9. Orang Tua
a. Nama Ayah : (Alm) Nuriman
b. Nama Ibu : Nurhasnabah
c. Pekerjaan : IRT
10. Pendidikan
a. TK Tungkob : Tamatan 2001
b. MIN Tungkob : Tamatan 2007
c. MTsN Tungkob : Tamatan 2010
d. SMK-SMTI Banda Aceh : Tamatan 2013
e. Mu’adalah MUDI Mesjid Raya Samalanga Tamatan 2018
f. Ma’had Aly : Mulai 2019 s/d 2023
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya
untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Samalanga, 13 juli 2023
Penulis
ZIKRUN