Anda di halaman 1dari 25

PENGERTIAN ANAK

NO UNDANG-UNDANG URAIAN
1 UU No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,
Anak termasuk anak yang masih dalam kandungan
2 Pasal 330 Kitab Undang-undang Hukum setiap orang yang belum berusia 21 tahun dan belum menikah.
Perdata Seandainya seorang anak telah menikah sebelum umur 21
tahun kemudian bercerai atau ditinggal mati oleh istri /
suaminya sebelum genap umur 21 tahun, maka ia tetap
dianggap sebagai orang yang telah dewasa bukan anak-anak.
3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Anak yang telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum
Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak berumur 18 (delapan belas) tahun yang diduga melakukan
tindak pidana
4 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18
tentang Hak Asasi Manusia (delapan belas) tahun dan belum menikah, termasuk anak
yang masih dalam kandungan
5 UU No.44 thn 2008 ttg Pornografi Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan
belas) tahun
6 WHO anak adalah dihitung sejak seseorang di dalam kandungan
sampai dengan usia 19 tahun
KLASIFIKASI ANAK

REMAJA (ADOLESCENTS)
11 – 19 Tahun
PRASEKOLAH
3 - < 6 Tahun
BATITA (TODDLER)
1 - < 3 Tahun

BAYI (INFANTS)
0 - < 1 Tahun
FASE PERKEMBANGAN ANAK

Fase Perkembangan atau Tahap Perkembangan


anak ditandai oleh ciri – ciri atau pola tingkah laku
tertentu. Meskipun setiap anak mempunyai
tahapan perkembangan yang berbeda, namun
secara umum memiliki tanda-tanda yg hampir
sama

Beberapa ahli mengklasifikasikan fase


perkembangan anak berdasarkan :
1. Perkembangan Fisik atau proses biologis
(pertumbuhan)
2. Perkembangan kognitif
3. Perkembangan Psikologi
4. Tugas Perkembangan
FASE PERKEMBANGAN ANAK

ARISTOTELES
Masa Bermain : 0 – 7 Tahun
Masa Belajar : 7 – 14 Tahun
Masa Pubertas : 14 – 21 Tahun

ELIZABETH B HURLOCK
Prenatal : 280 hr/konsepsi - lahir
Infant : 0 – 14 hari
Bayi : 2 mgg – 2 Tahun
Anak – Anak : 2 – 11 Tahun
Remaja : 11 – 19 Tahun

SIGMUN FREUD
Infant : 0 – 6 Tahun (Oral, Anal,Falik)
Laten : 6 – 12 Tahun
Bayi : 14 – 21 Tahun
Pubertas : 12 Tahun
Genital : > 12 Tahun
FASE PERKEMBANGAN ANAK

JEAN PIAGET
Fase Sensorik Motorik : 0-2 Tahun
Fase Praoperasional : 2-7Tahun
Fase Operasi Konkret : 7-11Tahun
Fase Operasi Formal : 11-15 Tahun

ERICKSON
Percaya VS Tidak Percaya : 0 – 1 Tahun
Otonomi VS Rasa Malu/Ragu : 1-3Tahun
Inisiatif VS Rasa Bersalah : 3-6 Tahun
Industri VS Inferiority : 6-12 Tahun
Identitas VS Kerancuan peran : 12-18 Tahun

ROBBERT J HAVIGHURST
1. Infancy and Early Childhood
(Masa Prasekolah) : 0-6 Tahun
2. Middle Childhood (Masa Sekolah)
: 6 – 12 Tahun
3. Adolescence (masa Remaja) : 12-18 Tahun
TUGAS PERKEMBANGAN ANAK

ROBERT J HAVIGHURST ELIZABETH B HURLOCK

Suatu yang muncul pada periode tertentu dalam Sebagai social expectation yang artinya setiap
rentang kehidupan individu yang apabila berhasil kelompok budaya mengharapkan anggotanya
dituntaskan akan membawa kesuksesan ke menguasai ketrampilan tertentu yang penting dan
tugas perkembangan selanjutnya tapi jika gagal memperoleh pola perilaku yang disetujui oleh
akan menyebabkan kesulitan dalam berbagai usia sepanjang rentang kehidupan
menuntaskan tugas

ERIK ERICKSON
CHARLOTE BUHLER
Masa Bayi (0-1.5 TH) : anak belajar bahwa orang tua
Fase Pertama (0-1 Tahun) : Belajar menghayati merupakan tempat yg baik baginya belajar menjadi
berbagai objek diluar diri sendiri optimis
Fase Kedua (2-4 Tahun) : Belajar mengenal Masa Toddler (1.5-3 TH) : anak mulai belajar
dunia objektif diluar diri sendiri disertai dg menggunakan kemampuan bergerak sendiri,
pemisahan diri dari ibu, menguasai lingkungan dan
penghayatan yg bersifat subjektif
ketrampilan dasar untuk hidup (dua tugas penting)
Fase ketiga (>5 tahun) : belajar bersosialisasi Awal masa Kanak-kanak (1-4 TH) : anak belajar
mencontoh ortu, orientasi berubah dari benda ke orang
TUGAS PERKEMBANGAN ANAK

ROBERT J HAVIGHURST ELIZABETH B HURLOCK


Masa Kanak-kanak awal (0-6 Tahun)
1. Belajar berjalan Masa Kanak-kanak awal (0-6 Tahun)
2. Belajar makan – makanan padat 1. Belajar ketrampilan fisik utk bermain
3. Belajar berbicara 2. Sikap positif (harga diri dan kemampuan diri)
4. Belajar perbedaan jenis kelamin 3. Bergaul dengan teman sebaya
5. Toilet training 4. Belajar peran sesuai dengan jenis kelamin
6. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis 5. Mengembangkan dasar-dasar ketrampilan
7. Membentuk konsep sederhana tentang realitas (baca,tulis, berhitung)
fisik dan social 6. Belajar konsep kehidupan sehari-hari
8. Belajar menjalin hubungan emosional dengan 7. Mengembangkan sikap yang obyektif thd
orang terdekat kelompok dan masyarakat
9. Belajar membedakan yang baik dan buruk serta 8. Belajar mencapai kebebasan pribadi (mandiri)
mengembangkan kata hati
INDIKATOR KESEHATAN ANAK BALITA & PRA SEKOLAH

INDIKATOR KESEHATAN ANAK BALITA USIA 12-59 BULAN


1. Pemantauan Pertumbuhan Masa Kanak-kanak awal (0-6 Tahun)
2. Pemantauan Perkembangan 1. Pemantauan Pertumbuhan minimal 8 Kali Per Tahun
3. Pemberian Vitamin A 2. Pemantauan Perkembangan minimal 2 kali per
Tahun
3. Pemberian Vitamin A : 2 kali dalam Setahun (Feb
dan Agustus)

PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
Pengukuran TB / BB status Gizi
Jika BB tidak mengikuti garis pertumbuhan dalam 2
bulan (bawah garis merah) Dirujuk
INDIKATOR KESEHATAN ANAK
PRA SEKOLAH PEMANTAUAN PERKEMBANGAN
1. Pemantauan Pertumbuhan
2. Pemantauan Perkembangan Pemantauan gerak kasar, gerak halus, bicara dan
Bahasa, sosialisasi dan kemandirian
Tes Daya Dengar (TDD)
Tes Daya Lihat (TDL)
MASALAH KESEHATAN ANAK

DIARE
1. Penyebab kematian
kedua pada anak
dibawah usia 2 tahun
(didunia)
2. Prevalensi diare di
Indonesia : 4.5%

KURANG GIZI & GIZI


BURUK
1. Prevalensi Gizi Kurang
: 13% ISPA
2. Prevalensi Gizi Buruk : Merupakan penyakit yang
3.9% paling sering terjadi,
mencapai 50% dari semua
penyakit
MASALAH KESEHATAN ANAK
CAMPAK
Indonesia termasuk dalam
10 negara dengan jumlah
kasus campak terbesar di
dunia

DBD
Tahun 2016, Kasus
DBD mencapai
204,171 dg jumlah
kematian 1.598 orang

VARICELA
KECACINGAN Paling banyak
Prevalensi Kecacingan diketemukan pada
pada anak 60-70& anak usia 1-9 Tahun
TUGAS PERAWAT KOMUNITAS DENGAN AGREGAT ANAK

CARE PROVIDER
Sebagai pelaksana asuhan Keperawatan Anak

PENDIDIK
Pendidik dan Penyuluh yg memberikan penkes dan
informasi Kesehatan anak

KONSELOR
Tempat konsultasi orang tua untuk mencari solusi
permasalahan Kesehatan anak

PEMANTAU
Berperan memantau Kesehatan dan tumbuh kembang
balita

ROLE MODEL
Sebagai panutan masyarakat dalam memberikan
contoh yg baik bagi masyarakat
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
PENGKAJIAN

A. INTI KOMUNITAS B. SUBSISTEM KOMUNITAS


1. LINGKUNGAN
1. STUDI / DATA PERMASALAH ANAK
2. DEMOGRAFI 2. PELAYANAN KES DAN SOSIAL

3. ETNIS (RAS / SUKU) 3. EKONOMI


4. NILAI DAN KEYAKINAN 4. TRANSPORTASI DAN KEAMANAN

5. POLITIK DAN PEMERINTAHAN

6. KOMUNIKASI

7. PENDIDIKAN

8. REKREASI
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. ANALISA DATA
2. RUMUSAN DIGNOSA KEPERAWATAN
3. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN /
PRIORITAS MASALAH
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Komunitas

1) Koping Komunitas tidak efektif


2) Kesiapan peningkatan koping komunitas
3) Prilaku Kesehatan cenderung berisiko
4) Defisit Kesehatan Komunitas
5) Pemeliharaan Kesehatan tidak efektif.
6) Kesiapan peningkatan manajemen Kesehatan
7) Manajemen Kesehatan tidak efektif.

LANDASAN : SDKI DAN HASIL KAJIAN TIM KOMUNITAS


DIAGNOSA KEPERAWATAN

Defisit kesehatan komunitas


Defisit kesehatan komunitas dimana terdapat masalah kesehatan atau faktor risiko yang dapat
mengganggu kesejahteraan pada suatu kelompok. Masalah ini dapat disebabkan :
1.Hambatan akses ke pemberi pelayanan kesehatan
2.Keterbatasan sumber daya
3.Program tidak memiliki anggaran yang cukup
4.Komunitas kurang puas dengan program yang dijalankan
5.Program tidak mengatasi seluruh masalah kesehatan komunitas

Penegakan diagnosis perlu adanya data gejala atau tanda, berikut :


1. Terjadi masalah kesehatan yang dialami komunitas
2. Terdapat faktor risiko fisiologis dan/atau psikologis yang menyebabkan anggota komunitas menjalani
perawatan
3.Tidak tersedia program untuk meningkatkan kesejahteraan bagi komunitas
4.Tidak tersedia program untuk mengurangi masalah kesehatan komunitas
5.Tidak tersedia program untuk mengatasi masalah kesehatan komunita
KOPING KOMUNITAS TIDAK EFEKTIF
Koping komunitas tidak efektif adalah pola adaptasi aktivitas dan penyelesaian masalah
yang tidak memuaskan untuk memenuhi tuntutan atau kebutuhan masyarakat. Penyebab
masalah ini timbul diantaranya adalah :
1.Paparan/riwayat bencana (alam atau buatan manusia)
2.Ketidakadekuatan sumber daya untuk pemecahan masalah
3.Ketidakcukupan sumber daya masyarakat (mis. istirahat, rekreasi, dukungan sosial)
4.Tidak adanya sistem masyarakat

Untuk menegakkan diagnosis ini perlu adanya gejala dan tanda :


1.Komunitas tidak memenuhi harapan anggotanya
2.Konflik masyarakat meningkat
3.Insiden masalah masayarakat tinggi (mis. pembunuhan, pengerusakan, terorisme,
perampokan, pelecehan, pengangguran, kemiskinan, penyakit mental)
4.Partisipasi masyarakat kurang
5.Tingkat penyakit/stres masyarakat meningkat
KESIAPAN PENINGKATAN KOPING KOMUNITAS

Kesiapan peningkatan koping komunitas merupakan pola adaptasi dan


penyelesaian masalah komunitas yang memuaskan untuk memenuhi tuntutan
atau kebutuhan masyarakat, serta dapat ditingkatkan untuk penatalaksanaan
masalah saat ini dan mendatang. Untuk mengangkat diagnosis ini dalam tatanan
komunitas jika ditemukan:
1.Perencanaan aktif oleh komunitas mengenai prediksi stressor
2.Pemecahan masalah aktif oleh komunitas saat menghadapi masalah
3.Terdapat sumber-sumber daya yang adekuat untuk mengatasi stressor
4.Tersedia program untuk rekreasi, relaksasi/bersantai
PERENCANAAN KEPERAWATAN

SIKI ( STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN INDONESIA)

O : OBSERVASI

T : THERAPIUTIK (Tindakan Mandiri Perawat)

E : EDUKASI

K : KOLABORATIF

STRATEGI :
PENYUSUNAN PREVENSI :
a. Promkes
a. Primer : ImunIsasi, olahraga,
b. Proses Kelompok
Penkes & Perubahan Gaya Hidup
c. Kemitraan
a. Sekunder
d. Pemberdayaan
b. Tersier
e. Intervensi Profesional
PELAKSANAAN / TINDAKAN KEPERAWATAN

DISESUAIKAN DENGAN INTERVENSI YANG SUDAH


DISUSUN PADA PERENCANAAN KEPERAWATAN
EVALUASI

Evaluasi proses (formatif) yaitu Evaluasi yang


dilakukan setiap selesai tindakan, Berorientasi pada
etiologi, Dilakukan secara terus-menerus sampai
1. FORMATIF (Jangka Pendek) tujuan yang telah ditentukan tercapai

2. SUMATIF (Jangka Panjang) Evaluasi hasil (sumatif) yaitu Evaluasi yang dilakukan
setelah akhir tindakan keperawatan secara paripurna,
Berorientasi pada masalah keperawatan, Menjelaskan
keberhasilan/ketidakberhasilan, Rekapitulasi dan
kesimpulan status kesehatan klien sesuai dengan
kerangka waktu yang ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai