Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KEDUA

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

“TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN”

DOSEN PEMBIMBING : Dr. Marjohan, M.Pd., Kons

NAMA : MUTIARA SUKMA

NIM / BP : 17035029 / 2017

PRODI : PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGRI PADANG

2017
TAHAP-TAHAP DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN

A. Tahap Perkembangan Manusia

Perkembangan indvidu merupakan perubHn yang teratur, saling berkaitan


menuju suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih maju sesuia dengan
tingkat usia, potensi, kualitas, dan kualitas rangsanagn yang diperoleh anak dari
lingkungannya. Perkembangan inividu terjadi secara berurutan artinya, tahap awal
merupakan dasar untuk perkembangan pada tahap berikutnya. Perkembangan
individu tidak dapat melompat-lompat (Nuryoto, 2003). Jadi, tahapan-tahapan
pertumbuhan individu itu harus berjalan sesuia dengan kodrat pertumbuhan
manusia.
Menurut Erickson (Wu, 2003) bayi yang baru lahir menunjukkan
temperamen dan kemampuan dasar yang bersifat individual. Artinya, setiap
individu menunjukkan perbedaan dan karakteristik pada setiap tahap
perkembangan. Karakteristik perkembangan itu disebut Erickson dengan istilah
perbedaan krisis psikologi (psychological crisis) yang harus diatasi individu
sebelum dapat mengatasi krisis psikologi pada tahap berikutnya. Jika seseorang
mampu mengatasi krisis pskologi pada periode tertentu , masa bayi, misalnya,
maka ia akan sukses menjalani kehidupan pada masa berikutnya. Sebaliknya , bila
individu gagal mengatasi krisis psikologi itu, maka ia akan mengalami gangguan
penyesuaian diri (maladaptive) dan isu-isu kehidupan pada tahap perkembangan
berikutnya. Menurut Erickson, sequence tahap-tahap perkembangan itu bersifat
alamiah yang memerlukan intervensi perawatan (nurture). Erickson (Wu, 2003)
membedakan tahap perkembangan manusia atas 8 tahap, sebagaimana tampak
dalam Tabel 1 berikut :

Tabel 1
Tahap Perkembangan Erickson
No Tahap Perkembangan Usia (tahun)

1 Masa bayi 0−1

2 Masa Kanak-kanak 1−2

3 Masa Prasekolah 2−6

4 Masa Sekolah 6−12

5 Masa Remaja 12−18

7 Masa Dewasa Awal 19−40

8 Masa Dewasa 40−65

9 Masa Tua ¿ 65

1. Perkembangan Pada Masa bayi

Perkembangan pada masa bayi (infancy), yaitu usia 0-1 tahun. Krisis yang
timbul adalah kepecayaan vs. ketidakpercayaan, terutama dalam memnuhi
kebutuhan hidupnya. Secara deskriptif, pada awal tahun pertama kehidupan , bayi
sangat tergantung pada dunia luar terutama kepada orang tua (ibu) atau
pengasuhnya dalam memenuhi kebutuhannya, termasuk kebutuhan fisik,
kehangatan dan afeksi. Jika kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat terpenuhi secara
konsisten, dan mendapat respon positif dari orang tua, bayi tidak hanya akan
mengalami perkembangan kelekatan secara aman (secure attachment) dengan
orang tuanya, tatapi juga memperoleh pengalaman belajar tentang kepercayaan
(trust) terhadap lingkunagn sekitarnya. Sebaliknya, jika kebutuhan fisik dan
psikologisnya tidak terpenuhi, maka terjadi perkembangan mistrust terhadap
orang-orang dan lingkungan sekitarnya secara keseluruhan.

2. Perkembangan Masa Kanak-Kanak

Perkembangan pada masa kanak-kanak (early childhood), yaitu usia 1-2


tahun. Krisis yang terjadi adalah inisiatif vs. rasa bersalah (initiative vs. guilt).
Secara deskriptif, anak-anak menunjukkan kemampuan dan keterampilan motorik
dan menjadi lebih tertarik dalam interaksi social dengan orang-orang di
sekitarnya. Mereka belajar mencapai keseimbangan antara hasrat kebebasan dan
tanggung jawab, belajar mengontrol implus-implus dan fantasi kekanak-kanakan.
Jika orang tua member harapan, tetapi konsisten dalam disiplin, maka anak
belajar menerima kekalahan, dan tidak dihinggapi perasaan negative, seperti
perasaan malu secara berlebihan. Sebaliknya, jika orang tua kurang memahami
anak, maka akan berkembang perasaan bersalah dan kurang percaya diri yang
berujung pada kesalahan independensi

3. Perkembangan Masa Prasekolah

Perkembangan pada Masa Prasekolah (toddler), yaitu masa usia 2-6


tahun, terjadi krisis otonomi (independensi) vs. keragua-raguan atau rasa malu.
Secara deskriptif , bayi belajar berjalan , berbicara dan menggunakn toilet , dan
memperoleh keyakinan diri. Juga control diri, kepercayaan diri, dan konsep
diri mulai berkembang pada tahap ini. Jika orang tua memberikan peluang
kepada anak untuk mengambangkan inisiatif dan memahami anak
(menenteramkan hati) ketika anak melakukan kesalahan, maka anak akan
berkembang kepercayaan dirinya untuk mengatasi masalahnya dan situasi
masa depannya dalam memperoleh pilihan-pilihan hidup, control diri, dan
independensi. Sebaliknya, jika orang tua overprotective atau menentang
tindakan independensi anak, maka akan berkembang perilaku negative seperti
perasaan malu atau ragu-ragu tentang kemampuannya sendiri.

4. Perkembangan masa sekolah

Perkembangan pada masa sekolah (elementary and middle school years),


yaitu usia 6-12 tahun. Krisis yang terjadi adalah kompetensi vs. rendah diri
(competence vs. inferiority). Secara deskriptif, sekolah atau belajar adalah
peristiwa penting. Anak belajar membuat keputusan, memperoleh ketermpilan-
keterampilan untuk bidang-bidang pendidikan dan pekerjaan tertentu, serta
pengembangan potensi dasar. Anak-anak menunjukkan suatu era transisi antara
lingkunagan keluaraga dan pergaulan dengan teman sebaya. Jika anak-anak
memperoleh rangsangan intelektual yang memadai, maka mereka menjadi lebih
produktif dan sukses dalam mengembangkan potensinya. Sebaliknya, jika tidak
memperoleh kepuasan, maka mereka akan menunjukkan sikap rendah diri.

5. Perkembangan Masa Remaja

Perkembangan pada masa remaja (usia 12-18 tahun). Krisis yang terjadi
adalah identitas vs. kebingungan peran (identitiy vs. role confusion). Secara
deskriptif, remaja terfokus pada pertanyaan “siapa saya”. Untuk sukses menjawab
pertanyaan itu Erickson menyatakan remaja mesti bebas dari rasa konflik dari
berbagai hal, adanya peluang untuk mengmbangkan kepercayaan diri,
independensi, kompetensi dan control diri. Jika remaja bebas atau sukses dalam
mengatasi konflik yang mungkin terjadi, maka mereka akan sukses dalam tahap
ini dan memperoleh identitas diri yang kukuh, dan siap membuat perencanaan
untuk masa depannya. Sebaliknya jika gagal mengatasi konflik dan identitas diri,
maka remaja akan tenggelam dalam kebingungan, tidak mampu membuat pilihan
dan keputusan, khususnya tentang pekerjaan , orientasi seksual, dan peran dalam
kehidupan secara keseluruhan.

6. Perkembangan Masa Dewasa

Masa deasa (usia 19-40 tahun). Karakteristik pada periode ini adalah
keintiman vs. isolasi (intimacy vs. isolation). Secara deskriptif pada tahap ini,
factor penting adalah cintadan kasih saying dalam menjalani hubungan
persahabatan. Individu yang tidak sukses dalam mencapai keakraban cendrung
terisolir, diliputi kekhawatiran dalam melakukan suatu komitmen, dan
menunjukkan sifat tergantung.

7. Perkembangan Masa Dewasa Pertengahan


Tahap dewasa pertengahan (usia 40-65 tahun). Krisis pada tahap ini
adalah kebangkitan dan stagnasi (generativity vs. stagnation). Erickson
mendeskripsikan bahwa generativitas mengacu pada kemampuan orang dewasa
untuk melihat hal-hal di luar dirinya. Sebagai contoh, membina keluarga melalui
pengasuh. Erickson menyatakan bahwa orang-orang dewasa memerlukan
kehadiran anak-anak, sebagaimana hal anak-anak memerlukan orang tua, dan
tahap ini menggambarkan kebutuhan unutk menciptakan sesuatu untuk warisan
kehidupan masa depan. Orang yang sukses pada masa ini ditandai dengan
kesuksesan dalam membina rumah tangga dan keluarga, termasuk pengasuh, atau
persiapan generasi selanjutnya. Kegagalan pada fase ini berarti kemungkinan
individu akan mengalami stagnasi pada kehidupan berikutnya, dan krisis terhadap
diri sendiri.

8. Perkembangan Masa Dewasa Akhir

Masa dewasa akhir (usia > 65 tahun). Krisis integrasi vs. rasa putus asa
(integrit vs.rsa putus asa (integrity vs. despair important). Menurut Erickson
pada usia ini seseorang akan mencapai integritas yang ditandai dengan
perannya dalam mewujudkan kehidupan bahagia dan sejahtera, ada perasaan
aman dan tentram. Individu yang sukses pada fase ini menunjukkan perasaan
menyatu dengan dirinya dan orang lain, dan tidak takut menghadapi kematian.
Selanjutnya, Erickson menekankan factor kesehatan sebagai salah satu factor
utama dalam fase ini.

Selanjutnya, Cole ( dalam Nuryoto, 2003) membedakan tahap-tahap


perkembangan atas 12 kategori sebagaimana tampak dalam Table 2.

Tabel 2
Tahap Perkembangan Individu Masa Bayi-Masa Tua Akhir

No Tahap perkembangan Jenis kelamin Usia


1 Masa bayi 0 – 2 tahun

2 Masa kanak-kanak awal 2 – 6 tahun

Perempuan 6 – 11 tahun
3 Masa kanak-kanak pertengahan
Laki-laki 6 – 13 tahun

Perempuan 11 – 13 tahun
4 Masa kanak-kanak akhir
Laki-laki 13 – 15 tahun

Perempuan 13 – 15 tahun
5 Masa remaja awal
Laki-laki 15 – 18 tahun

Perempuan 15 – 18 tahun
6 Masa remaja pertengahan
Laki-laki 17 – 19 tahun

Perempuan 18 – 21 tahun
7 Masa remaja akhir
Laki-laki 19 – 21 tahun

8 Masa dewasa awal 21 – 35 tahun

9 Masa dewasa pertengahan 35 – 50 tahun

10 Masa dewasa akhir 50 – 65 tahun

11 Masa tua awal 65 – 75 tahun

12 Masa tua akhir >75 tahun

Tahap perkembangan dalam Tabel 2 diatas menggambarkan bahwa


terdapat perbadaan irama perkembangan antara anak perempuan dan laki-laki
mulai usia 6 hingga 21 tahun. Perempuan lebih aal memasuki masa remaja awal
dibandingkan dengan laki-laki. Namun, memasuki usia dewasa hingga usia lanjut
tanpak bahwa perempuan dan laki-laki menunjukkan persamaan dalam setiap
fase perkembangan.
Pakar psikologi perkembangan lainnya, Monks, et al (2012) mnggolong-
golongkan fase perkembangan atas 7 fase, sebagaimana tampak dalam Tabel 3
berikut :
Table 3
Tahap Perkembangan Mönks, et al.

No Tahap Perkembangan Usia

1 Masa bayi 0 – 2 tahun

2 Masa kanak-kanak 2 – 6 tahun

3 Masa sekolah 6 – 12 tahun

4 Masa remaja 12 – 21 tahun

5 Masa dewasa 21 – 50 tahun

6 Masa tua 50 – 65 tahun

7 Masa usia lanjut >65 tahun

Tahap perkembangan dalam Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa


pertumbuhan individu berjalan secara berurutan. Artinya, seseorang yang masih
berada pada usia sekolah tidakdapat secara tiba-tiba meloncat kemasa dewasa.
Demikian halnya, seseorang yang sudah berusia lanjut tidak dapat kembali ke
masa remaja. Pada setiap tahapan tersebut terdapat tugas perkembanganyang
harus diselesaikan. Penyelesaian tugas perkembangan itu sebaiknya dilakukan
tepat pad waktunya supaya tidak menghambat perkembangan tahap selanjutnya.

B. TUGAS PERKEMBANGAN MASA KANAK KANAK DAN ANAK

Anak- anak dapat di sebut juga prasekolah ketika mereka berumur antara
3-5 thun.ini merupakan perubahan pesat dalam semua bidang perkembangan.
Anak banyak menguasai kemampuan motorik pada akhir priode ini dan dapat
menggunakan kemampuan fisiknya untuk mencapai suatu tujuan .
Secara kognisi mereka mulai memahami tentang suatu kelompok dan
juga banyak menyerap tewentang dunia sosoial, pada tahap sosialanak mulai
mempelajari perilaku dan aturan yang tepat dan makin trampil berinteraksi
dengan anak lain.pada masa kanak –kanak, anak lebih bisa memahami tugas tugas
untuk diri sendiri.
Di antara tugas anak-anak adalah :

a. Meguasai fisik dasar untuk bermain


b. Sdah dapat emmahami penghayatan gerakan aktif
c. Sdah dapat merasakan gerakn gerakan nya sepertri perasaan.posisi tubuh
d. Membentuk sikap positif terhadap diri sendiri
e.  Mengembangkan kemampuan dasar dalam membaca, menghitung, dan
menulis
f. Mengembangkan hati nurani, moralitas, dan sistem nilai
g.  Memiliki kemandirian dasar dalam kegiatan sehari-hari
h. Mengembangkan sikap yang tepat terhadap kelompok sosial tertentu

Perkembangan masa anak menurut Munandar (1985) adalah belajar


berjalan, belajar mengambil makanan yang padat, belajar berbicara, toilet
training, belajar membedakan jenis kelamin dan dapat kerja kooperatif, belajar
mencapai stabilitas fisiologis, pembentukan konsep-konsep yang sederhana
mengenai kenyataan sosial dan fisik, belajar untuk mengembangkan diri
sendiri secara emosional dengan orang tua, sanak saudara dan orang lain serta
belajar membedakan baik dan buruk.
Sedangkan menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1980) tugas
perkembangan pada masa anak-anak adalah sebagai berikut:

a. Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-


permainan yang umum.
b. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang
sedang tumbuh.
c. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya.
d. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat.
e. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis
dan berhitung.
f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan
sehari-hari.
g. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan
nilai.
h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-
lembaga.
i.  Mencapai kebebasan pribadi.

C. TUGAS PERKEMBANGAN MASA REMAJA

Masa remaja merupakan salah satu msaa perkembangan yang di alami


manusia dalam hidup nya sehari dan nasa renaja merupakan masa peralihan dari
masa kanak-kanak ke dewasa.para ahli memiliki pendapat yaang berbeda
tentang kapan masa renaja itu berlangsung. Ini di karenakan perkembangan
manusai itu bersifat individual, ada yang berkembang nya lambat dan ada yang
berkembang nya cepat.

Tugas –tugas perkembangan remaja adalah :

a.  Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.


b. Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita.
c.  Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif.
d. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
e. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi.
f.  Memilih dan mempersiapkan karier.
g.  Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga.
h  Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang
diperlukan bagi warga negara.
i.   Mencapai perilaku yang bertanggung jawab secara sosial.
j.   Memperoleh seperangkat nilai sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing
dalam berperilaku.

D. TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA


Tugas perkembangan masa dewasa dibagi tiga tahap, yaitu:
1. Tugas perkembangan masa dewasa awal.
 Belajar hidup dengan suami atau istri
 Memilih pasangan hidup
 Memulai kehidupan berkeluarga
 Membimbing dan merawat anak
 Mengolah rumah tangga
 Memulai suatu jabatan
 Menerima tanggung jawab sebagai warga Negara
 Menemukan kelompok sosial yang cocok dan menarik

2. Tugas perkembangan masa dewasa setengah baya.


 Memperoleh tanggung jawab sosial dan warga negara
 Membangun dan memperthankan standar ekonomi
  Membantu anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang
bertanggung jawab dan bahagia
 Membina kegiatan pengisi waktu senggang orang dewasa
 Membina hubungan dengan pasanga hidup sebagai pribadi
 Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik
sendiri
 Menyesuaikan diri dengan pertambahan umur

3. Tugas perkembangan masa dewasa akhir.


 Menyesuaikan diri dengan menurunya kesehatan dan kekuatan fisik
 Menyesuaikan diri terhadap masa pensiun dan menurunya pendapatan
 Menyesuaikan diri yterhadap meninggalnya suami/istri
 Menjalin hubuingan dengan perkumpulan manusia usia lanjut
 Memenuhi kewajiban sosial dan sebagai warga negara
 Membangun kehidupan fisik yang memuaskan

Menurut Havighurst setiap tahap perkembangan individu harus sejalan


dengan perkembangan aspek-aspek lainya, yaitu fisik, psikis serta emosional,
moral dan sosial.
Adapun tugas perkembangan dewasa lainnya adalah;
 Memilih pasangan.
 Belajar hidup dengan pasangan.
 Memulai hidup dengan pasangan.
 Memelihara anak.
 Mengelola rumah tangga.
 Memulai bekerja.
 Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
 Menemukan suatu kelompok yang serasi.

E. TUGAS PERKEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI NYA DALAM


PEMBELAJARAN

a. Pengertian tugas-tugas perkembangan


Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus
diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila
berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka
gagal akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan
selanjutnya juga akan mengalami kesulitan.
b. Faktor yang mempengaruhi perkembangan
Tugas-tugas perkembangan pada fase perkembangan tertentu hendaknya
dikuasai oleh setiap individu sebab tugas-tugas perkembangan pada suatu sisi
merupakan harapan atau tekanan sosial. Selain itu pada fase berikutnya akan ada
tugas-tugas perkembangan yang lain, yang umumnya lebih berat. Namun
demikian tidak setiap individu berhasil dalam menguasai tugas-tugas
perkembangannya, karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini, yang
secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
a) Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi penguasaan tugas perkembangan adalah:
normal tidaknya pertumbuhan dan perkembangan, kesehatan, motivasi untuk
berkembang dan kelancaran dalam menguasai tugas-tugas perkembangan
sebelumnya.
b) Faktor eksternal
Penguasaan tugas-tugas perkembangan individu dipengaruhi pula oleh faktor-
faktor eksternal, yaitu pola asuh orang tua, lingkungan sekolah, lingkungan
pergaulan, dst

Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan oleh pihak sekolah dalam
membantu perkembagan peserta didik adalah :
1. Menciptakan iklim religus yang dapat memfasilitasi perkembangan
kesadaran beragama, akhlak mulia, etika atau karakter peserta didik.
2. Membangun suasana sosio-emosional yang kondusif bagi perkembangan
keterampilan sosial dan kematangan emosi peserta didik
3. Membangun iklim intelektual yang memfasilitasi perkembangan berfikir,
nalar, dan kemampuan mengambil keputusan yang baik
4. Mengoptimalkan program bimbingan dan konseling untuk memfasilitasi
perkembangan peserta didik
KEPUSTAKAAN

Mudjiran, dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Padang: UNP Press


Sumber internet
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,2004. Remaja Rosda
Karya, Bandung.
Ahmadi Abu , Psikologi Perkembangan, 2005. Rineka Cipta, Jakarta.
Danim Sudarwan , Psikologi Pendidikan,2011. Alfabeta, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai