Anda di halaman 1dari 38

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Mikrokontroller

2.1.1 Pengertian Mikrokontroller

Mikrokontroller adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol

rangkaian elektronik dan umumnya dapat menyimpan program didalamnya.

Mikrokontroller pada umumnya terdiri dari CPU (Central Processing Unit),

memori, input/output dan pendukung seperti Analog-to-Digital Converter (ADC)

yang sudah terintegrasi didalamnya.

2.1.2 Jenis-Jenis Mikrokontroller

Secara umum mikrokontroller terbagi menjadi 3 keluarga besar [3]. Setiap

keluarga mempunyai ciri khas dan karakteristik masing-masing. Berikut pembagian

keluarga dalam mikrokontroller:

1. AVR

AVR adalah singkatan dari Alv and Vegard’s Risc yang merupakan

mikrokontroller yang paling sering digunakan dalam elektronika dan instrumentasi.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
7

Secara umum, AVR dapat dikelompokkan dalam 4 kelas. Pada dasarnya

yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral dan fungsinya.

Keempat kelas tersebut adalah keluarga ATTiny, keluarga AT90Sxx, keluarga

ATMEGA dan AT86RFxx.

2. PIC

PIC adalah singkatan dari Programmable Interface Controller, yang cukup

popular digunakan oleh para developer karena biayanya yang rendah, ketersediaan

dan penggunaan yang luas, database aplikasi yang besar serta pemrograman melalui

hubungan serial pada komputer.

3. MCS51

Mikrokonktroler ini termasuk dalam keluarga mikrokonktroler CISC.

Sebagian besar instruksinya dieksekusi dalam 12 siklus clock. Salah satu

kemampuan dari mikrokontroler 8051 adalah pemasukan sebuah mesin pemroses

boolean yang mengijikan operasi logika boolean tingkatan-bit dapat dilakukan

secara langsung dan secara efisien dalam register internal dan RAM. Karena itulah

MCS51 digunakan dalam rancangan awal PLC (Programmable Logic Control).

2.2 Arduino

2.2.1 Sejarah Singkat Arduino

Berdasarkan beberapa sumber yang didapat, bahwa Arduino mulai

diciptakan pada tahun 2005, oleh Massimo Banzi dan David Cuartielles di Ivrea,

Italia. Awalnya Arduino dibuat untuk mengendalikan proyek desain interaksi siswa

supaya lebih murah dibandingkan sistem pada saat itu.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
8

2.2.2 Pengertian Arduino

Arduino adalah suatu mikrokontroller yang bersifat open-source, yang

dirancang untuk memudahkan pembuatan proyek-proyek elektronika. Arduino

terdiri dari 2 bagian utama yaitu sebuah board sirkuit (sering disebut juga dengan

mikrokontroller) dan sebuah perangkat lunak atau IDE (Integrated Development

Environment) yang berjalan pada komputer. Perangkat lunak ini yang digunakan

untuk menulis dan mengupload sketch program dari komputer ke board Arduino.

Gambar 2.1 Logo Arduino

Arduino memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan

mikrokontroller AVR ATmega 8535 adalah:

1. Tidak lagi memerlukan perangkat chip programmer, karena sudah

terdapat bootloader didalamnya yang berguna untuk meng-upload

program dari komputer

2. Sudah memiliki sarana komunikasi USB, yang memudahkan pengguna

dalam pemrogramannya

3. Untuk pemrogramannya mudah karena sudah dilengkapi dengan

kumpulan library bahasa yang memadai

4. Kemudahan dapat pemasangan perangkat tambahan karena sudah

disiapkan dalam bentuk modul yang bisa ditancapkan ke terminal

Arduino seperti GPS shield, GSM Shield dan lain-lain

http://digilib.mercubuana.ac.id/
9

2.2.3 Jenis-Jenis Arduino

Arduino sangat berkembang pesat dari tahun ke tahun, baik di kalangan para

programmer, mahasiswa dan bahkan khalayak banyak yang ingin menikmati

kenyamanan dalam menggunakan Arduino tersebut. Hal ini dikarenakan

kemudahan dalam penggunaannya baik hardware maupun software-nya. Seiring

berjalannya waktu, Arduino dikembangkan menjadi beberapa jenis dengan

keunggulannya dan bentuk masing-masing. Berikut ada beberapa contoh jenis

Arduino, yaitu:

1. Arduino Uno

Arduino Uno ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan. Terutama

untuk pemula sangat disarankan untuk menggunakan Arduino Uno. Versi yang

terakhir adalah Arduino Uno R3 (Revisi 3), menggunakan ATMEGA328 sebagai

Mikrokontroller-nya, memiliki 14 pin I/O digital dan 6 pin input analog. Untuk

pemrograman cukup menggunakan koneksi USB. Sama seperti yang digunakan

pada USB printer.

Gambar 2.2 Arduino Uno

http://digilib.mercubuana.ac.id/
10

2. Arduino Mega

Jenis ini agak mirip dengan Arduino Uno, juga menggunakan USB untuk

menghubungkannya dengan komputer dalam pemrogramannya. Tetapi Arduino

Mega, menggunakan Chip yang lebih tinggi ATMEGA2560. Dan tentu saja untuk

Pin I/O Digital dan pin input Analog-nya lebih banyak dari Uno.

Gambar 2.3 Arduino Mega

3. Arduino Leonardo

Bisa dibilang Leonardo adalah saudara kembar dari Uno. Dari mulai jumlah

pin I/O digital dan pin input Analog-nya sama. Hanya saja perbedaannya, pada

Leonardo menggunakan Micro USB untuk pemrogramannya.

Gambar 2.4 Arduino Leonardo

http://digilib.mercubuana.ac.id/
11

4. Arduino Fio

Bentuknya lebih unik, terutama untuk socketnya. Walau jumlah pin I/O

digital dan input analog-nya sama dengan uno dan leonardo, tapi Fio memiliki

Socket XBee. XBee membuat Fio dapat dipakai untuk keperluan projek yang

berhubungan dengan wireless.

Gambar 2.5 Arduino Fio

5. Arduino Nano

Sepertinya namanya, Nano yang berukuran kecil dan sangat sederhana ini,

menyimpan banyak fasilitas. Untuk pemrogramannya melalui Micro USB. 14 Pin

I/O Digital, dan 8 Pin input Analog (lebih banyak dari Uno). Dan ada yang

menggunakan ATMEGA168 atau ATMEGA328.

Gambar 2.6 Arduino Nano

http://digilib.mercubuana.ac.id/
12

6. Arduino Mini

Fasilitasnya sama dengan yang dimiliki Nano. Hanya tidak dilengkapi

dengan Micro USB untuk pemrograman. Dan ukurannya hanya 30 mm x 18 mm

saja. Cocok digunakan untuk proyek-proyek yang berukuran minimalis.

Gambar 2.7 Arduino Mini

7. Arduino Micro

Ukurannya lebih panjang dari Nano dan Mini. Karena memang fasilitasnya

lebih banyak yaitu: memiliki 20 pin I/O digital dan 12 pin input analog.

Gambar 2.8 Arduino Micro

8. Arduino Ethernet

Ini arduino yang sudah dilengkapi dengan fasilitas ethernet. Membuat

Arduino dapat berhubungan melalui jaringan LAN pada komputer. Untuk fasilitas

pada Pin I/O Digital dan Input Analog-nya sama dengan Uno.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
13

Gambar 2.9 Arduino Ethernet

Demikianlah beberapa jenis Arduino yang umum kita temukan di pasaran

dan juga yang sering digunakan sesuai dengan proyek-proyek yang dikembangkan.

Namun, saya hanya akan membahas secara detail tentang Arduino Uno, sesuai

dengan perancangan pada proyek Tugas Akhir ini.

2.3 Arduino Uno

2.3.1 Pengertian Arduino Uno

Arduino Uno adalah sebuah board mikrokontroller berbasis ATmega328P

[4] yang sangat mudah penggunaannya. Arduino uno terdiri dari 14 pin input/output

digital (dimana 6 diantaranya digunakan sebagai output PWM) dan 6 pin input

analog. Arduino Uno ini juga memiliki koneksi USB, jack power serta tombol

reset. Mikrokontroller ini dapat dikoneksi langsung dengan komputer dengan

menggunakan kabel USB.

Arduino merupakan single board hardware yang open-source dan juga

software-nya pun dapat di nikmati secara open-source juga. Software arduino dapat

dijalankan di-multiplatform, yaitu linux, windows, atau juga mac. Hardware

arduino merupakan mikrokontroler yang berbasiskan AVR dari ATMEL yang di

dalamnya sudah diberi bootloader.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
14

2.3.2 Konfigurasi Arduino Uno

Ada banyak jenis board arduino yang dapat digunakan untuk tujuan yang

berbeda. Namun, sebagian besar Arduino memiliki komponen utama yang sama.

Berikut ini penjelasan tentang beberapa komponen utama yang terdapat pada board

Arduino Uno.

1. Daya (USB terminal / jack)

Setiap board Arduino membutuhkan jalur untuk terhubung ke

sumber listrik. Arduino Uno dapat diaktifkan melalui kabel USB yang

berasal dari komputer atau power supply terpisah yang dihubungkan ke jack

power. Koneksi USB selain digunakan sebagai jalur listrik untuk

mengaktifkan board, juga digunakan untuk meng-upload sketch program

dari komputer ke board arduino.

Gambar 2.10 Arduino Uno R3

http://digilib.mercubuana.ac.id/
15

2. Pin Arduino Uno

Pin pada arduino adalah tempat dimana kita menghubungkan kabel

untuk membuat suatu rangkaian (menghubungkan satu titik dengan titik

lainnya pada breadboard dengan sejumlah kabel penghubung). Arduino

uno memiliki beberapa jenis pin yang masing-masing diberi label pada

board dan digunakan untuk fungsi yang berbeda-beda.

a. GND

GND merupakan singkatan dari GROUND. Ada beberapa buah pin

GND pada arduino uno dan semuanya dapat digunakan untuk hubungan ke

ground

b. 5B dan 3.3V

Pin 5V digunakan untuk menyediakan tegangan sebesar 5 volt.

Sedangkan 3.3V digunakan untuk menyediakan tegangan 3.3 volt. Sebagian

besar komponen sederhana yang digunakan bersama dengan Arduino

bekerja pada kisaran tegangan 3.3 volt dan 5 volt

c. Analog

Pin yang berada pada area berlabel “ANALOG IN” (A0-A5)

digunakan sebagai pin analog. Yaitu pin yang digunakan untuk membaca

sinyal-sinyal analog dari komponen-komponen analog dan mengubahnya

menjadi nilai digital yang dapat kita baca.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
16

d. Digital

Pin digital berada diseberang pin analog. Pin ini dapat digunakan

dalam 2 fungsi digital yaitu input digital dan output digital.

e. PWM

Terdapat simbol (~) yang berada disamping beberapa pin digital

(yaitu pada pin 3, 5, 6, 9, 10 dan 11 pada arduino uno). Artinya pin-pin ini

tidak hanya dapat digunakan sebagai pin digital biasa, tetapi juga dapat

digunakan sebagai pin PWM (Pulse Width Modulation). PWM biasanya

digunakan sebagai pin yang mampu mensimulasikan output analog (seperti

mengatur pemudaran cahaya).

3. Tombol Reset

Menekan tombol Reset beberapa saat pada papan Arduino akan

menghubungkan pin Reset ke Ground. Ini digunakan untuk me-restart

sketch yang telah dimuat oleh Arduino.

4. LED Indikator Daya

Terdapat sebuah LED kecil berlabel “ON” pada board Arduino Uno.

LED ini harus menyala setiap kita menghubungkan papan Arduino pada

sumber listrik. Jika lampu LED ini tidak menyala, kemungkinan board

mengalami kerusakan atau terjadi kesalahan.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
17

5. TX-RX LED

TX adalah singkatan dari ‘transmit’ (kirim), dan RX adalah

singkatan dari ‘receive’ (terima). LED indikator TX dan RX ini akan

berkedip-kedip dengan jeda tertentu untuk memberitahukan bahwa telah

terjadi komunikasi serial. Kedipan LED ini sebagai indikasi visual yang

merupakan pertanda baik bahwa telah terjadi pengiriman dan penerimaan

data pada board Arduino (misal ketika kita meng-upload sketch baru ke

board arduino).

Tabel 2.1 Konfigurasi Arduino uno R3 [4]

No. Nama Konfigurasi Unit


1. Mikrokontroller ATmega328P
2. Tegangan operasi 5V
3. Tegangan input (recommended) 7-12 VDC
4. Tegangan input (limit) 6-20 VDC
5. Pin I/O Digital 14 (6 pin PWM)
6. Pin analog input 6
7. Arus dc per pin I/O 20 mA
8. Arus dc pin 3.3 V 50 mA
9. Flash memory 32 KB (2 KB untuk bootloader)
10. SRAM 2 KB (ATmega328P)
11. EEPROM 1 KB (ATmega328P)
12. Kecepatan clock 16 Mhz
13. Length 68.6 mm
14. Width 53.4 mm
15. Weight 25 g

http://digilib.mercubuana.ac.id/
18

2.3.3 Program Sketch Arduino Uno

Sebutan untuk program pada arduino adalah “sketch”, sama halnya seperti

sebutan “coding” pada Android. Sedangkan untuk software-nya disebut IDE

software. IDE singkatan dari Integrated Development Environment. Struktur

program sketch ardunio sama dengan struktur pemrograman bahasa “C” untuk

mikrokontroler, namun bahasa pemrograman sketch arduino jauh lebih sederhana

bila dibandingkan dengan bahasa program “C” untuk mikrokontroller, seperti

proses pengaturan register mikrokontroller telah disediakan dalam bentuk

prototype program yang sudah ditampilkan dalam program sketch. Program-

program ini tinggal dipanggil pada saat kita akan membuat program sketch. Struktur

program sketch dapat dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu:

1. Bagian Deklarasi Awal

Bagian deklarasi awal digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel

yang akan digunakan dalam program utama dan juga untuk menambahkan file-file

program yang dibutuhkan untuk menjalankan program utama. Berikut contoh

deklarasi program:

int tombol = 2;
int lampu = 13;
int statusTombol = 0;

Contoh sketch diatas merupakan deklarasi awal yang menyatakan variabel

“lampu” di koneksi pada pin no 13 dan variabel “tombol” di koneksi pada pin no 2.

Sedangkan “statusTombol” merupakan status pembacaan tombol.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
19

2. Bagian Setup

Bagian setup digunakan untuk menginisialisasi variabel, mengatur mode

pin pada board, mengatur timer, mengatur baudrate serial port dan sebagainya.

Bagian setup hanya dijalankan sekali saja yaitu pada saat awal program dijalankan

atau ketika program di-reset. Berikut contoh program setup:

void setup ()
{
pinMode (tombol, INPUT);
pinMode (lampu, OUTPUT);
}

Bagian ini mengatur variabel “lampu” atau pin13 sebagai pin output. Karena

pin no 13 adalah pin digital dan diatur sebagai pin output, maka pin ini hanya dapat

mengeluarkan tegangan 5V ketika HIGH dan tegangan 0V ketika LOW. Sedangkan

variabel “tombol” sebagai input memberikan tegangan 5V pada lampu.

3. Bagian Loop

Bagian loop adalah fungsi utama program yang akan dijalankan berulang-

ulang. Berikut ini contoh penulisan program sketch untuk program utama:

void loop ()
{
statusTombol = digitalRead(tombol);
if (statusTombol == HIGH);
{
digitalWrite(lampu, HIGH);
}

http://digilib.mercubuana.ac.id/
20

else
{
digitalWrite(lampu, LOW);
}
}

Bagian ini adalah program utama yang akan dijalankan oleh

mikrokontroller. Langkah pertama adalah ketika tombol di tekan maka

mikrokontroller akan mengeluarkan tegangan 5V (logika HIGH) pada pin13

(lampu), kemudian menahan nyala lampu selama tombol masih di tekan, setelah itu

lampu akan dimatikan ketika tombol dilepaskan.

Gambar 2.11 Sketch program arduino uno

2.4 Motor Servo

2.4.1 Pengertian Motor Servo

Motor servo adalah sebuah motor dengan sistem closed feedback di mana

posisi dari motor akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di

http://digilib.mercubuana.ac.id/
21

dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor, serangkaian gear,

potensiometer dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi untuk menentukan

batas sudut dari putaran servo. Motor servo biasanya hanya bergerak mencapai

sudut tertentu saja dan tidak kontinyu seperti motor DC maupun motor stepper.

Walau demikian, untuk beberapa keperluan tertentu, motor servo dapat

dimodifikasi agar bergerak kontinyu. Pada robot, motor ini sering digunakan untuk

bagian kaki, lengan atau bagian bagian lain yang mempunyai gerakan terbatas dan

membutuhkan torsi cukup besar.

Gambar 2.12 Motor servo

Motor Servo merupakan sebuah motor DC yang memiliki rangkaian kontrol

elektronik dan internal gear untuk mengendalikan pergerakan dan sudutnya. Motor

servo adalah motor yang berputar lambat, dimana biasanya ditunjukkan oleh rate

putarannya yang lambat, namun demikian memiliki torsi yang kuat karena internal

gear-nya. Lebih jelasnya dapat digambarkan bahwa sebuah motor servo memiliki:

a. 3 jalur kabel : power, ground, dan control

b. Sinyal kontrol mengendalikan posisi

c. Konstruksi didalamnya meliputi internal gear, potensiometer, dan feedback

kontrol.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
22

2.4.2 Jenis-Jenis Motor Servo

Ada 2 jenis motor servo yang dibedakan dari segi kemampuan bergerak

motor tersebut, yaitu:

1. Motor Servo Standar 180°

Motor servo jenis ini hanya mampu bergerak dua arah (CW dan

CCW) dengan defleksi masing-masing sudut mencapai 90° sehingga total

defleksi sudut dari kanan – tengah – kiri adalah 180°.

2. Motor Servo Continuous

Motor servo jenis ini mampu bergerak dua arah (CW dan CCW)

tanpa batasan defleksi sudut putar (dapat berputar secara kontinyu).

2.4.3 Struktur Motor Servo

Motor servo pada dasarnya dibuat menggunakan motor DC yang dilengkapi

dengan kontroler dan sensor posisi sehingga dapat memiliki gerakan 0o, 90o,

180o atau 360o. Gambar [2.13] menunjukkan komponen internal sebuah motor

servo.

Gambar 2.13 Komponen motor servo

http://digilib.mercubuana.ac.id/
23

Komponen utama pada motor servo berfungsi sebagai kontroller, motor dan

gearbox. Motor pada sebuah motor servo adalah motor DC yang dikendalikan oleh

bagian kontroler, kemudian komponen yang berfungsi sebagai sensor adalah

potensiometer yang terhubung pada sistem gearbox pada motor servo.

2.5 LCD (Liquid Crystal Display)

2.5.1 Pengertian LCD

LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampilan yang

menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan di

berbagai bidang misalnya alat–alat elektronik seperti televisi, kalkulator, atau pun

layar komputer. LCD pada prototype dalam Tugas Akhir ini berfungsi sebagai layar

untuk menampilkan status kerja prototype.

LCD tersusun dari titik-titik cahaya yang terbuat dari satu buah kristal cair

untuk setiap titik cahayanya. Walaupun disebut sebagai titik cahaya, namun kristal

cair ini tidak memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya di dalam sebuah

perangkat LCD berasal dari lampu neon berwarna putih di bagian belakang susunan

kristal cair tersebut.

Gambar 2.14 Bentuk fisik LCD 16 x 2

http://digilib.mercubuana.ac.id/
24

2.5.2 Konfigurasi LCD 16x2

Board LCD dilengkapi dengan pin atau terminal input maupun output agar

dapat dikoneksikan dengan perangkat elektronika lain. Terdapat 16 pin pada board

LCD dengan 8 pin sebagai data bus dan sisanya sebagai pin power supply dan akses

pengiriman data. Penjelasan dari masing-masing pin pada board LCD akan

dipaparkan pada Tabel [2.2].

Tabel 2.2 Konfigurasi pin LCD [5]

Pin Nama Pin Deskripsi


1 Vss Pin untuk masukan ground
2 Vdd Masukan tegangan +5 volt
3 Vo Regulasi kontras
4 RS Sinyal memilih register
5 RW Data read/write select
6 E Enable sinyal
7-14 D0 – D7 Merupakan data bus 1-7 ke port
15 A Masukan tegangan positif backlight
16 K Masukan tegangan negatif backlight

2.6 Sensor InfraRed

2.6.1 Pengertian Sensor InfraRed

Infrared detektor atau sensor infrared adalah komponen elektronika yang

dapat mengidentifikasi cahaya infra merah. Sensor infrared pada dasarnya

menggunakan cahaya infra merah sebagai media untuk komunikasi data antara

receiver dan transmitter. Keuntungan atau manfaat dari sensor infrared dalam

http://digilib.mercubuana.ac.id/
25

penerapannya antara lain sebagai pengendali jarak jauh, alarm keamanan,

otomatisasi pada suatu sistem.

Gambar 2.15 Modul sensor infrared

2.6.2 Konfigurasi Modul Sensor Infrared

a. Modul sensor infrared mempunyai pin koneksi, yaitu Vcc, Gnd dan Out

b. Tegangan input modul sebesar 3.3V-5 V.

c. Dilengkapi dengan lampu indikator daya berwarna merah

d. Ukuran board sensor 3.2cm x 1.4cm

2.6.3 Prinsip Kerja Sensor Infrared

Sensor akan bekerja jika sinar infra merah yang dipancarkan terhalang oleh

suatu objek yang mengakibatkan sinar infra merah tersebut terpantul dan dapat

terdeteksi oleh penerima. Pemancar pada sensor tersusun dari sebuah LED infra

merah yang dilengkapi dengan rangkaian yang mampu membangkitkan data untuk

dikirimkan melalui sinar infra merah, sedangkan pada bagian penerima biasanya

menggunakan fototransistor, fotodioda, atau modul infrared yang berfungsi untuk

menerima sinar infra merah yang dikirimkan oleh pemancar. Jangkauan deteksi

sensor dapat disesuaikan dengan potensiometer yang terdapat pada modul sensor.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
26

2.7 Sensor Cahaya LDR

2.7.1 Pengertian Sensor LDR

Light Dependent Resistor atau yang biasa disebut LDR adalah jenis resistor

yang nilainya berubah seiring intensitas cahaya yang diterima oleh komponen

tersebut. Sensor LDR memanfaatkan cahaya sebagai pemicunya untuk dapat

mengeksekusi suatu rangkaian listrik yang dihubungkan dengannya. Jadi, sensor ini

berfungsi untuk mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik.

Light Dependent Resistor terdiri dari sebuah cakram semikonduktor yang

mempunyai dua buah elektroda pada permukaannya. Pada sisi bagian atas LDR

terdapat suatu jalur melengkung yang menyerupai bentuk kurva. Jalur tersebut

terbuat dari bahan cadmium sulphida (CdS) yang merupakan bahan semi-konduktor

yang sangat sensitif terhadap pengaruh dari cahaya. Jalur cadmium sulphida dibuat

melengkung menyerupai kurva agar jalur tersebut dapat dibuat panjang dalam

ruang yang sempit.

Gambar 2.16 Sensor LDR

http://digilib.mercubuana.ac.id/
27

2.7.2 Prinsip Kerja Sensor LDR

Resistansi dari LDR akan menurun jika ada penambahan intensitas cahaya

yang mengenainya. Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut

menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relatif kecil. Sehingga hanya ada

sedikit elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat cahaya redup

LDR menjadi konduktor yang buruk atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi

yang besar pada saat gelap atau cahaya redup. Pada saat cahaya terang, ada lebih

banyak elektron yang lepas dari atom bahan semikonduktor tersebut. Sehingga akan

ada lebih banyak elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya pada saat

cahaya terang LDR menjadi konduktor yang baik atau bisa disebut juga LDR

memiliki resistansi yang kecil pada saat cahaya terang.

2.8 Potensiometer

2.8.1 Pengertian Potensiometer

Potensiometer adalah sejenis resistor yang memiliki tiga terminal yang nilai

ressitansinya dapat diubah-ubah sesuai dengan setelannya. Potensiometer biasanya

digunakan untuk mengendalikan peranti elektronik seperti sebagai pengatur

volume, sebagai pengatur tegangan pada rangkaian power supply.

Gambar 2.17 Potensiometer

http://digilib.mercubuana.ac.id/
28

2.8.2 Prinsip Kerja Potensiometer

Prinsip kerja potensiometer dapat diibaratkan sebagai gabungan dua buah

resistor yang dihubungkan secara seri R1 dan R2. Di dalam dua buah resistor ini

nilai resistansinya dapat di ubah. Nilai resistansi total dari resistor akan selalu tetap

dan nilai ini merupakan nilai resistansi dari potensiometer. Jika nilai resistansi R1

kita perbesar, maka otomatis nilai resistansi dari R2 akan berkurang, begitu juga

sebaliknya. Meskipun di samakan dengan resistor, tapi bentuk dari potensiometer

sendiri sangat jauh berbeda dengan bentuk resistor pada umumnya.

Resistor hanya berbentuk gelang yang di mana masing-masing gelang

tersebut memiliki warna yang berbeda, ini digunakan untuk menentukan nilai

tahanannya. Sementara untuk menentukan nilai tahanan dari potensiometer hanya

dengan memutar ataupun menggeser pada bagian yang sudah ditetapkan.

Kebanyakan dari komponen ini digunakan untuk rangkaian power amplifier

pengatur volume, bass dan treble. Dan juga dalam kontrol Motor DC yang

berfungsi sebagai pengatur kecepatan putaran motor. Nilai dari potensiometer dapat

berubah sesuai dengan perputaran ataupun pergeseran yang di hasilkan. Range yang

di hasilkan juga bervariasi, misalnya nilai yang tertera pada potensiometer adalah

50K, maka range resistansi akan dimulai dari tahanan 0 ohm sampai dengan 50K.

2.8.3 Struktur Potensiometer

Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam sebuah komponen

potensiometer adalah:

http://digilib.mercubuana.ac.id/
29

1. Penyapu atau disebut juga dengan Wiper, adalah tuas yang berfungsi untuk

menentukan nilai resistensi dari potensiometer tersebut, dengan cara

menggeser wiper sesuai keinginan

2. Element Resistif, adalah nilai resistansi yang dapat tidak dapat diubah-ubah,

karena nilai resitansi ini sesuai dengan nilai yang dibuat oleh pabrikan pada

setiap potensiometer

3. Terminal, digunakan untuk media koneksi ke potensiometer dari komponen

lain, seperti kabel dan sebagainya

Gambar 2.18 Struktur potensiometer

2.8.4 Jenis-Jenis Potensiometer

Jika dilihat berdasarkan bentuknya, potensiometer dapat dibagi menjadi 3

jenis, yaitu :

1. Potensiometer Slider

Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara

menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas sesuai

dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk menggeser

wiper-nya.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
30

2. Potensiometer Rotary

Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara

memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar. Biasanya

menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu,

Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan Thumb wheel

Potentiometer.

3. Potensiometer Trimmer

Potensiometer yang bentuknya kecil dan harus menggunakan alat

khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk memutarnya. Potensiometer

Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan

pengaturannya.

Gambar 2.19 Jenis-jenis potensiometer

2.9 Baterai / Adaptor

Socket baterai atau adaptor digunakan untuk memberikan tegangan kepada

board Arduino dengan sebuah baterai, pada saat Arduino sedang tidak

disambungkan ke komputer. Jika Arduino sedang disambungkan ke komputer

melalui USB, maka Arduino mendapatkan suplai tegangan dari USB, sehingga

tidak perlu memasang baterai/adaptor saat memprogram Arduino.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
31

2.10 Buzzer

2.10.1 Pengertian Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk

mengubah besaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer

hampir sama dengan loud speaker. Buzzer mempunyai 2 pin terminal, dimana salah

satu terminal merupakan masukan tegangan positif +5VDC dan terminal lainnya

merupakan masukan negatif atau ground.

Gambar 2.20 Buzzer

2.11 Push Button

2.11.1 Pengertian Push Button

Push Button adalah saklar tekan yang berfungsi sebagai pemutus atau

penhubung arus listrik dari sumber arus ke beban listrik dengan sistem kerja tekan

unlock (tidak mengunci). Suatu sistem saklar tekan push button terdiri dari saklar

tekan start, stop reset dan saklar tekan untuk emergency.

Gambar 2.21 Push Button

http://digilib.mercubuana.ac.id/
32

2.11.2 Prinsip Kerja Push Button

Prinsip kerja push button adalah apabila dalam keadaan normal tidak

ditekan maka kontak tidak berubah, apabila ditekan maka kontak NC akan

berfungsi sebagai stop (memberhentikan) dan kontak NO akan berfungsi sebagai

start (menjalankan) biasanya digunakan pada sistem pengontrolan motor-motor

induksi untuk menjalankan mematikan motor pada industri-industri.

Gambar 2.22 Prinsip kerja push button

2.11.3 Jenis-Jenis Push Button

Berdasarkan fungsi kerjanya yang menghubungkan dan memutuskan, push

button switch mempunyai 3 tipe kontak yaitu NC (Normally Close) dan NO

(Normally Open) serta gabungan dari NC dan NO. Berikut jenis-jenis push button:

a. NO (Normally Open)

Merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya terbuka

(aliran arus listrik tidak mengalir). Dan ketika tombol saklar ditekan, kontak

yang NO ini akan menjadi menutup (Close) dan mengalirkan atau

menghubungkan arus listrik. Kontak NO digunakan sebagai penghubung

atau menyalakan sistem circuit (Push Button ON).

http://digilib.mercubuana.ac.id/
33

b. NC (Normally Close)

Merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya tertutup

(mengalirkan arus litrik). Dan ketika tombol saklar push button ditekan,

kontak NC ini akan menjadi membuka (Open), sehingga memutus aliran

arus listrik. Kontak NC digunakan sebagai pemutus atau mematikan sistem

circuit (Push Button Off).

c. Tipe NC dan NO

Tipe ini kontak memiliki 4 buah terminal, sehingga bila tombol tidak

ditekan maka sepasang kontak pada kondisi normalnya NC dan kontak lain

pada kondisi normalnya NO, bila tombol ditekan maka kontak NC akan

membuka dan kontak yang NO akan tertutup

2.12 Breadboard

2.12.1 Pengertian Breadboard

Breadboard atau yang sering disebut sebagai Project Board adalah dasar

konstruksi sebuah sirkuit elektronik dan merupakan prototype dari suatu rangkaian

elektronik tanpa harus menyolder. Dengan memanfaatkan breadboard, komponen-

komponen elektronik yang dipakai tidak akan rusak dan dapat digunakan kembali

untuk membuat rangkaian yang lain. Breadboard umumnya terbuat dari plastik

dengan banyak lubang-lubang diatasnya. Lubang-lubang pada breadboard diatur

sedemikian rupa membentuk pola sesuai dengan pola jaringan koneksi di dalamnya.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
34

Gambar 2.23 Bentuk breadboard

2.12.2 Struktur Breadboard

Secara umum susunan struktur breadbord memiliki jalur lubang terminal

seperti Gambar [2.24].

Gambar 2.24 Struktur Breadboard

a. Terdapat 2 pasang jalur paling atas dan paling bawah terhubung secara

horizontal sampai ke bagian tengah dari breadboard. Biasanya jalur ini

digunakan sebagai jalur power atau jalur sinyal yg umum digunakan

b. Sedangkan 5 buah lubang di bagian tengah atas dan 5 buah lubang di bagian

tengah bawah digunakan untuk tempat merangkai komponen. Masing-

masing jalur ke 5 lubang ini terhubung secara vertikal sampai bagian tengah

dari breadboard

c. Pembatas tengah breadboard biasanya digunakan sebagai tempat

menancapkan komponen IC secara horizontal

http://digilib.mercubuana.ac.id/
35

2.12.3 Jenis-Jenis Breadboard

Ada banyak jenis breadboard yang tersedia di pasaran. Secara umum

terbagi menjadi 3 jenis berdasarkan ukurannya, yaitu:

a. Mini breadboard

Breadboard jenis mini ini biasanya berukuran kecil yang hanya

menyediakan lubang/titik koneksi sebanyak 170 titik atau bisa juga lebih

b. Medium breadboard

Breadboard medium ini berukuran medium yang biasanya memiliki

400 titik koneksi

c. Large breadboard

Yang ini pastinya berukuran lebih besar lagi dengan titik koneksi

bisa mencapai 830 titik

2.12.4 Menggunakan Breadboard

Merujuk pada breadboard pada Gambar [2.23], bahwa pada breadboard

tersebut dapat dilihat penulisan huruf a, b, c, d, e, f, g, h, i dan j pada bagian

vertikalnya. Kemudian ada angka 1- 30 pada bagian horizontalnya. Huruf dan

angka ini membentuk semacam koordinat. a1, b1, c1, d1 dan e1 saling berhubungan

sesuai pola koneksinya. Begitu juga a2 –> e2, a3 –> e3, f1 –> j1, f2 –> j2 dan

seterusnya. Dengan memahami pola koneksi ini kita sudah bisa memakai

breadboard untuk keperluan prototype rangkaian sehingga dapat menempatkan

komponen elektronik.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
36

2.13 Resistor

2.13.1 Pengertian Resistor

Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat

atau membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika.

Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk

salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai

resistansi suatu resistor disebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (Ω).

Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang

mengalir melaluinya. Berikut rumus hukum ohm:

𝑉
𝑉 = 𝐼𝑅 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐼=
𝑅

Ket:

- V = Tegangan (Volt)

- I = Arus (Ampere)

- R = Resistansi ( Ohm)

Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain

seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai

yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui dalam perancangan

suatu rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan

dalam kemasan resistor tersebut.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
37

2.13.2 Simbol Resistor

Gambar [2.25] menunjukkan simbol resistor yang sering digunakan dalam

suatu desain rangkaian elektronika.

Resistor circuit symbols Old resistor symbols

Gambar 2.25 Simbol resistor

Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan dengan

resistor disimbolkan dengan huruf “R”. Kemudian pada desain skema elektronika

resistor tetap disimbolkan dengan huruf “R”, resistor variabel disimbolkan dengan

huruf “VR” dan untuk resistor jenis potensiometer ada yang disimbolkan dengan

huruf “VR” dan “POT”.

2.13.3 Jenis-Jenis Resistor

a. Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor,

resistor dibedakan menjadi:

1. Resistor Kawat (Wirewound Resistor)

Gambar 2.26 Resistor kawat

http://digilib.mercubuana.ac.id/
38

Resistor kawat atau wirewound resistor merupakan resistor yang

dibuat dengan bahat kawat yang dililitkan. Sehingga nilai resistansi pada

resistor ini ditentukan dari panjangnya kawat yang dililitkan. Resistor jenis

ini pada umumnya dibuat dengan kapasitas daya yang besar.

2. Resistor Arang (Carbon Resistor)

Gambar 2.27 Resistor arang

Resistor arang atau resistor karbon merupakan resistor yang dibuat

dengan bahan utama batang arang atau karbon. Resistor karbon ini

merupakan resistor yang banyak digunakan dan banyak diperjual-belikan.

Dipasaran resistor jenis ini dapat kita jumpai dengan kapasitas daya 1/16

Watt, 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt, 2 Watt dan 3 Watt.

3. Resistor Oksida Logam (Metal Film Resistor)

Gambar 2.28 Resistor Oksida logam

Resistor oksida logam atau lebih dikenal dengan nama resistor metal

film merupakan resistor yang dibuah dengan bahan utama oksida logam

http://digilib.mercubuana.ac.id/
39

yang memiliki karakteristik lebih baik. Resistor metal film ini dapat ditemui

dengan nilai toleransi 1% dan 2%. Bentuk fisik resistor metal film ini mirip

dengan resistor karbon hanya beda warna dan jumlah cicin warna yang

digunakan dalam penilaian resistor tersebut. Sama seperti resistor karbon,

resistor metal film ini juga diproduksi dalam beberapa kapasitas daya yaitu

1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt. Resistor metal film ini banyak digunakan

untuk keperluan pengukuran, perangkat industri dan perangkat militer.

b. Berdasarkan nilai resistansinya resistor dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:

1. Resistor Tetap (Fixed Resistor)

Resistor tetap merupakan resistor yang nilai resistansinya tidak

dapat diubah atau tetap. Resistor jenis ini biasa digunakan dalam rangkaian

elektronika sebagai pembatas arus dalam suatu rangkaian elektronika.

2. Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)

Resistor tidak tetap atau variable resistor terdiri dari 2 tipe, yaitu:

a. Pontensiometer

b. Trimer Potensiometer

c. Thermistor

2.13.4 Pengkodean Resistor

Untuk mengetahui nilai resistansi pada suatu resistor sangat dibantu oleh

kode yang terdapat pada badan resistor tersebut. Biasanya ada 2 cara pengkodean

http://digilib.mercubuana.ac.id/
40

resistor ini, yaitu menggunakan kode warna dan kode huruf. Untuk memudahkan

dalam mengetahui nilai resistor, setidaknya terlebih dahulu harus mengetahui nilai

masing-masing warna dan huruf yang digunakan pada resistor. Berikut ini sistem

pengkodean pada suatu resistor:

1. Kode Warna Resistor

Cincin warna yang terdapat pada resistor biasanya terdiri dari 4 ring,

5 ring dan 6 ring warna. Cincin-cincin warna yang terdapat dari suatu

resistor tersebut memiliki arti dan nilai dalam menentukan nilai resistansi

pada resistor dengan kode warna. Gambar [2.29] menjelaskan mengenai

kode warna pada resistor:

Gambar 2.29 Kode warna resistor

a. Resistor Dengan 4 Cincin Kode Warna

Cincin ke-1 dan ke-2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna

ke-3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke-4

menunjukan nilai toleransi resistor.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
41

b. Resistor Dengan 5 Cincin Kode Warna

Cincin ke-1, ke-2 dan ke-3 merupakan digit angka, dan cincin kode

warna ke-4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke-5

menunjukan nilai toleransi resistor.

c. Resistor Dengan 6 Cincin Warna

Resistor dengan 6 cincin warna pada prinsipnya sama dengan

resistor dengan 5 cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya.

Cincin ke-6 menentukan koefisien temperatur yaitu temperatur maksimum

yang diijinkan untuk resistor tersebut.

2. Kode Huruf Resistor

Resistor dengan kode huruf dapat kita baca nilai resistansinya

dengan mudah karena nilai resistansi dituliskan secara langsung. Pada

umumnya resistor yang dituliskan dengan kode huruf memiliki urutan

penulisan kapasitas daya, nilai resistansi dan toleransi resistor. Kode huruf

digunakan untuk penulisan nilai resistansi dan toleransi resistor.

Gambar 2.30 Kode huruf resistor

Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi:

a. R, berarti x1 (Ohm)

http://digilib.mercubuana.ac.id/
42

b. K, berarti x1000 (KOhm)

c. M, berarti x 1000000 (MOhm)

Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi:

a. F, untuk toleransi 1%

b. G, untuk toleransi 2%

c. J, untuk toleransi 5%

d. K, untuk toleransi 10%

e. M, untuk toleransi 20%

2.14 Kabel Jumper

2.14.1 Pengertian Kabel Jumper

Kabel jumper adalah suatu istilah kabel yang ber-diameter kecil yang di

dalam dunia elektronika digunakan untuk menghubungkan dua titik atau lebih dan

dapat juga untuk menghubungkan 2 komponen atau lebih komponen elektronika.

2.14.2 Jenis-Jenis Kabel Jumper

Ada beberapa jenis kabel jumper yang dibedakan berdasarkan konektor

kabelnya, yaitu:

a. Male-male

Kabel jumper jenis ini digunakan untuk koneksi male to male pada

kedua ujung kabelnya

http://digilib.mercubuana.ac.id/
43

Gambar 2.31 Kabel jumper male-male

b. Male-female

Kabel jumper jenis ini digunakan untuk koneksi male to female

dengan salah satu ujung kabel dikoneksi male dan satu ujungnya lagi dengan

koneksi female

Gambar 2.32 Kabel jumper male-female

c. Female-female

Kabel jumper jenis ini digunakan untuk koneksi female to female

pada kedua ujung kabelnya

Gambar 2.33 Kabel jumper female-female

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai