Anda di halaman 1dari 17

RESUME MATERI ARDUINO UNO

PRAKTIK TRANSFORMASI INDUSTRI 4.0 MANUFAKTUR


DISKRIT

TUGAS

Diajukan untuk menempuh tugas Mata Kuliah Praktik


Transformasi Industri 4.0 Manufaktur Diskrit
Program Studi Manajemen Logistik Industri Elektronika

Oleh

Fadhilah Zahra (210103553)


Lu’luah Kania (210103754)
Muhammad Rehald Attallah (210103868)

Selfiana Sagita (210103762)

POLITEKNIK APP JAKARTA


KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA
2023
DAFTAR ISI

1. Pengertian Arduino ............................................................................................................. 2


2. Sejarah Arduino .................................................................................................................. 2
3. Jenis-Jenis Arduino............................................................................................................. 3
4. Microcontroller ................................................................................................................... 7
5. Pengenalan Elektronik Dasar............................................................................................. 7
a. Kapasitor ......................................................................................................................... 7
b. Resistor ........................................................................................................................... 8
c. Tegangan catu daya/adaptor ......................................................................................... 11
d. Pembagi Tegangan (Voltage Divider) .......................................................................... 15

i
1. Pengertian Arduino
Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari
Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elekronik dalam berbagai bidang
(Sasmoko). Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR dan softwarenya memiliki bahasa pemrograman
sendiri.
Arduino menggunakan keluarga mikrokontroler ATMega yang dirilis oleh Atmel sebagai basis,
namun ada individu/perusahaan yang membuat clone arduino dengan menggunakan mikrokontroler lain
dan tetap kompatibel dengan arduino pada level hardware. Untuk fleksibilitas, program dimasukkan
melalui bootloader meskipun ada opsi untuk mem-bypass bootloader dan menggunakan downloader untuk
memprogram mikrokontroler secara langsung melalui port ISP.
2. Sejarah Arduino
Semuanya berawal dari sebuah thesis yang dibuat oleh Hernando Barragan, di Institute
Ivrea Italia pada tahun 2005, dikembangkan oleh Massimo Banzi dan David Cuartielle dan diberi
nama Arduin of Ivrea. Lalu diganti nama menjadi Arduino yang dalam bahasa Italia berarti teman
yang berani. Tujuan awal dibuat Arduino adalah untuk membuat perangkat mudah dan murah,
dari perangkat yang ada saat itu. Dan perangkat tersebut ditujukan untuk para siswa yang akan
membuat perangkat desain dan interaksi. Saat ini tim pengembangnya adalah Massimo Banzi,
David Cuartielles, Tom Igoe, Gianluca Martino, David Mellis, dan Nicholas Zambetti. Mereka
mengupayakan 4 hal dalam Arduino ini, yaitu:
a. Harga terjangkau
b. Dapat dijalankan diberbagai sistem operasi, Windows, Linux, Mac, dan
sebagainya.
c. Sederhana, dengan bahasa pemograman yang mudah bisa dipelajari orang awam,
bukan untuk orang teknik saja.
d. Open Source, hardware maupun software.
Sifat Arduino yang Open Source, membuat Arduino berkembang sangat cepat. Sehingga
banyak lahir perangka tperangkat sejenis Arduino. Seperti DFRDuino atau Robot Unyil, ada lagi
AViShaDuino yang salah satu pembuatnya adalah Admin Kelas Robot.Sampai saat ini pihak
resmi, sudah membuat berbagai jenisjenis Arduino. Mulai dari yang paling mudah dicari dan
paling banyak digunakan, yaitu Arduino Uno. Hingga Arduino yang sudah menggunakan ARM
Cortex, berbentuk Mini PC. Hingga saat ini sudah ada ratusan ribu Arduino yang digunakan
digunakan di dunia sejak tahun 2011.Arduino juga sudah dipakai oleh perusahaan-perusahaan
besar, contohnya Google menggunakan Arduino untuk Accessory Development Kit, NASA
memakai Arduino untuk prototypin, ada lagi Large Hadron Colider memakai Arduino dalam
beberapa hal untuk pengumpulan data.Banyak yang bertanya Arduino ini sebenarnya
menggunakan bahasa pemprograman apa? Arduino sebenarnya menggunakan bahas C, yang
2
sudah di sederhanakan.Sehingga orang awam pun bisa menjadi seniman digital, bisa mempelajari
Arduino dengan mudahnya

3. Jenis-Jenis Arduino
a. Arduino Uno
Jenis Arduino yang paling sering digunakan.terutama untuk pemula atau media
pembelajaran sangat disarankan menggunakan Arduino Uno. Selain banyaknya referensi
yang membahasa jenis arduino yang satu ini, juga karena chip mikrokontroller yang
digunakan memakai jenis DIL / DIP . Sangat memudahkan pengguna mengganti chip
mikrokontroller, jika terjadi kerusakan, dan juga kompatible dengan banyak Shield
tambahan seperti, Ethernet, SD-CARD, GSM,dll. Versi yang terakhir adalah Arduino uno
R3 , menggunakan chip mikrokontroller Atmel AVR ATMEGA328, memiliki 14 pin I/O
digital , 6 pin input analog, . Komunikasi USB A to USB B memudahkan komunikasi
hardware dengan perangkat komputer / laptop.

Microcontroller : ATmega328P
Operating voltage : 5V
Input voltage (recomended) : 7-12V
Digital I/O pins : 6-20V
PWM Digital I/O Pins :6
Analog input pin :6
D/C current per I/O pin : 20 mA
DC current for 3.3V pin : 50 mA
Flash memory : 32 KB (ATmega328P) of which 0.5KB used by bootloader
SRAM : 2 KB (ATmega328P)
EEPROM : 1 KB (ATmega328P)
3
Clock spreed : 16 MHz
LED_Builtin : 13
Length : 68.6 mm
Width : 53.4 mm
Weight : 25 g

b. Arduino Leonardo
Arduino satu ini dibisa di bilang, kembaran Arduino uno, walaupun secara bentuk
mirip. Perbedaan paling menonjol terdapat pada konektor USB dimana Arduino leonardo
menggunakan konektor Mikro USB. Dan perbedaan lainya terletak pada chp
mikrokontroller yang digunakan adalah ATMEGA32u4, memiliki 20 digital I/O , namun
yang digunakan hanya sebagian yang disesuaikan dengan standar Arduino. Menurut saya
Arduino Leonardo, kurang cocok digunakan untuk pemula atau media belajar, karena

menggunakan chip mikrokontroller SMD . Jika terjadi kerusakan chip, akan sulit untuk
menggantinya, karena membutuhkan keahlian khusus untuk melepas dan memasang
kembali chip SMD

Microcontroller : ATmega32u4
Operating Voltage : 5V
Input Voltage
: 7-12V
(Recommended)
Input Voltage (limits) : 6-20V
Digital I/O Pins : 20
PWM Channels :7
Analog Input Channels : 12
DC Current per I/O Pin : 40 Ma
DC Current for 3.3VPin
: 50 Ma

4
: 32 KB (ATmega32u4) of which 4KB used by bootloader
Flash Memory
SRAM : 2.5 KB (ATmega32u4)
EEPROM : 1 KB (ATmega32u4)
Clock Speed : 16 MHz
Lenght : 68.6 mm
Width : 53.3 mm
Weight : 20 g

c. Arduino due

Arduino Due adalah varian papan pengembang mikrokontroler Arduino yang menggunakan
CPU Atmel SAM3X8E ARM Cortex-M3. Dengan demikian, Arduino Due adalah Arduino
Development Board pertama yang didasarkan pada mikrokontroler ARM 32-bit. Arduino
Due yang dirilis tahun 2012 dengan CPU 32-bit ARM Cortex- M3 sama sekali berbeda dari
Arduino Duemilanove dengan MCU 8-bit ATmega168 yang dirilis tahun 2009. Miskonsepsi
yang sering terjadi karena «Due» disalah-artikan sebagai singkatan dari Duemilanove.Due
adalah advanced board baru dengan kemampuan jauh di atas varian Arduino
lainnya, Duemilanove adalah entry- level board lama yang merupakan «pendahulu» Arduino
Uno.Papan pengembang ini memiliki pin masukan/keluaran digital sebanyak 54 pin , 12 pin
masukan analog, 4 UART / hardware serial port, pencacah-waktu / clock berfrekuensi 84
MHz, koneksi dengan kemampuan USB OTG, 2 DAC , 2 TWI , soket jack catu daya
standar , konektor SPI header, konektor JTAG header, tombol reset, dan sebuah tombol
hapus. Kelebihan utama Arduino Due dibanding varian Arduino lainnya terletak pada
penggunaan CPU ARM Cortex-M3.

PENTING: Berbeda dengan papan pengembang Arduino lainnya, Arduino Due


beroperasi pada tingkat tegangan 3,3V (sama seperti Arduino Pro Mini 3v3 / Raspberry Pi).
Memasok dengan tegangan lebih tinggi (seperti 5V) ke pin I/O dapat merusak papan ini.
Bila perlu menghubungkan dengan peralatan / modul yang bekerja dengan sinyal TTL 5
Volt, Anda dapat menggunakan 5V-3v3 level converter

Kekurangan Arduino Due dibanding varian Arduino lainnya yang menggunakan


MCU ATmega adalah tidak adanya EEPROM terpadu. Apabila Anda membutuhkan
EEPROM, Anda dapat menggunakan modul EEPROM tambahan sebesar 32 KB (32 kali
lipat kapasitas EEPROM pada Arduino Uno) menggunakan AT24C256 EEPROM Module

5
d. Arduino Mega 2560
Arduino mega 2560 adalah papan mikrokontroler ATmega2560 berdasarkan memiliki 54
digital pin input / output , 16 analog input, 4 UART , osilator kristal 16 MHz, koneksi
USB, jack listrik, header ICSP, dan tombol reset. Ini berisi semua yang diperlukan
untukmendukungmikrokontroler,hanya menghubungkannya ke komputer dengan kabel USB
atau power dengan adaptor AC-DC atau baterai. Arduino Mega kompatibel dengan sebagian
besar shield,dirancang untuk Arduino Duemilanove atau Diecimila. Arduino Mega2560
berbeda dari semua board sebelumnya ,tidak menggunakan chip driver FTDI USB-to-
serial. Sebaliknya, fitur ATmega16U2 diprogram sebagai konverter USB-to-serial. Revisi 2
dewan Mega2560 memiliki resistor menarik garis 8U2 HWB ke tanah, sehingga lebih mudah
untuk dimasukkan ke dalam mode DFU.
Revisi 3 dari dewan memiliki fitur-fitur baru berikut:
1,0 pinout: menambahkan SDA dan pin SCL yang dekat dengan pin AREF dan dua pin baru
lainnya ditempatkan dekat dengan pin RESET, yang IOREF yang memungkinkan perisai untuk
beradaptasi dengan tegangan yang tersedia dari papan. Di masa depan, perisai akan kompatibel
baik dengan dewan yang menggunakan AVR yang beroperasi dengan 5V dan dengan Arduino
Due yang beroperasi dengan 3.3 V.yang kedua adalah pin tidak terhubung,yang diseduakan
untuk tujuan masa depan

Microcontroller ATmega2560

Operating Voltage 5V

Input Voltage 7-12V


(recommended)

Input Voltage (limit) 6-20V

Digital I/O Pins 54 (of which 15 provide

PWM output)

Analog Input Pins 16

DC Current per I/O Pin 20 mA


6
DC Current for 3.3V 50 mA
Pin

Flash Memory 256 KB of which 8 KB used by bootloader

SRAM 8 KB

EEPROM 4 KB

Clock Speed 16 MHz

LED BUILTIN 13

Length 101.52 mm

Width 53.3 mm

Weight 37 g

4. Microcontroller
Amicrocontroller (sometimes abbreviated µC, uC or MCU) is a small computer on a single
integrated circuit containing a processor core, memory, and programmable input/output peripherals.
Dalam diskusi sehari-hari dan di forum internet, mikrokontroller sering dikenal dengan sebut µC,
uC, atau MCU. Terjemahan bebas dari pengertian tersebut, bisa dikatakan bahwa mikrokontroller
adalah komputer yang berukuran mikro dalam satu chip IC (integrated circuit) yang terdiri dari
processor, memory, dan antarmuka yang bisa diprogram. Jadi disebut komputer mikro karena dalam
IC atau chip mikrokontroller terdiri dari CPU, memory, dan I/O yang bisa kita kontrol dengan
memprogramnya. I/O juga sering disebut dengan GPIO (General Purpose Input Output Pins) yang
berarti : pin yang bisa kita program sebagai input atau output sesuai kebutuhan.

5. Pengenalan Elektronik Dasar

a. Kapasitor
Kapasitor (Capacitor) atau disebut juga dengan kondensator (Condensator) adalah
komponen elektronika pasif yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara
dengan satuan kapasitansinya adalah Farad. Namun Farad adalah satuan yang sangat besar,
oleh karena itu pada umumnya kapasitor yang digunakan dalam peralatan elektronika
adalah satuan Farad yang dikecilkan menjadi pikoFarad, NanoFarad dan MicroFarad.
Konversi satuan Farad adalah sebagai berikut :
• 1 Farad = 1.000.000μF (mikro Farad)
• 1μF = 1.000nF (nano Farad)
7
• 1μF = 1.000.000pF (piko Farad)
• 1nF = 1.000pF (piko Farad)
Kapasitor merupakan komponen elektronika yang terdiri dari 2 pelat konduktor yang pada
umumnya adalah terbuat dari logam dan sebuah isolator diantaranya sebagai pemisah.
Dalam rangkaian elektronika, kapasitor disingkat dengan huruf “C”

Beberapa fungsi kapasitor dalam rangkaian elektronika antara


lain:

 Sebagai penyimpan arus atau tegangan listrik

 Sebagai konduktor yang dapat melewatkan arus AC (Alternating Current)

 Sebagai isolator yang menghambat arus DC (Direct Current)

 Sebagai filter dalam rangkaian power supply (Catu Daya)

 Sebagai kopling

 Sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian osilator

 Sebagai penggeser fasa

 Sebagai pemilih gelombang frekuensi (kapasitor variabel yang digabungkan dengan


spul antena dan osilator)

b. Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau
membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika. Sebagaimana fungsi
8
resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk salah satu komponen elektronika
dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai resistansi suatu resistor disebut Ohm yang
dilambangkan dengan simbol Omega (Ω). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding
terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm),
resistor juga memiliki nilai yang lain, seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang mampu
dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor tersebut penting untuk diketahui
dalam perancangan suatu rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor selalu
mencantumkan dalam kemasan resistor tersebut.
Berikut adalah simbol resistor dalam bentuk gambar yang sering digunakan dalam suatu
desain rangkaian elektronika.

Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan dengan resistor
disimbolkan dengan huruf “R”, resistor variabel disimbolkan dengan huruf “VR” dan untuk
resistor jenis potensiometer ada yang disimbolkan dengan huruf “VR” dan “POT”.
Berdasarkan nilai resistansinya resistor dibedakan menjadi 2 jenis yaitu resistor tetap (Fixed
Resistor) dan resistor tidak tetap (Variable Resistor).
1) Resistor Tetap (Fixed Resistor)
Resistor tetap merupakan resistor yang nilai resistansinya tidap dapat diubah atau
tetap. Resistor jenis ini biasa digunakan dalam rangkaian elektronika sebagai
pembatas arus dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor tetap dapat ditemui dalam
beberpa jenis, seperti : Metal Film Resistor, Metal Oxide Resistor, Carbon Film Resistor,
Ceramic Encased Wirewound, Economy Wirewound, Zero Ohm Jumper Wire, S I P
Resistor Network.
2) Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)
a) Pontensiometer, tipe variable resistor yang dapat diatur nilai resistansinya secara
langsung karena telah dilengkapi dengan tuas kontrol. Potensiometer terdiri dari

9
2 jenis yaitu Potensiometer Linier dan Potensiometer Logaritmis
b) Trimer Potensiometer, yaitu tipe variable resistor yang membutuhkan alat
bantu (obeng) dalam mengatur nilai resistansinya. Pada umumnya resistor
jenis ini disebut dengan istilah “Trimer Potensiometer atau VR”
c) Thermistor, yaitu tipe resistor variable yangnilairesistansinya akan berubah
mengikuti suhu disekitar resistor. Thermistor terdiri dari 2 jenis yaitu NTC
dan PTC.
d) LDR (Light Depending Resistor), yaitu tipe resistor variabel yang nilai
resistansinya akan berubah mengikuti cahaya yang diterima oleh LDR
tersebut.
Nilai resistor dapat diketahui dengan kode warna dan kode huruf pada resistor.
Resistor dengan nilai resistansi ditentukan dengan kode warna dapat ditemukan pada
resistor tetap dengan kapasitas daya rendah, sedangkan nilai resistor yang ditentukan
dengan kode huruf dapat ditemui pada resistor tetap daya besar dan resistor variable.
Cincin warna yang terdapat pada resistor terdiri dari 4 ring, 5 ring dan 6 ring warna.
Cincin warna resistor tersebut memiliki arti dan nilai

1) Resistor Dengan 4 Cincin Kode Warna


Cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3
merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke-4 menunjukan nilai
toleransi resistor.
2) Resistor Dengan 5 Cincin Kode
Warna Cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna
ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke-5 menunjukan

10
nilai toleransi resistor.
3) Resistor Dengan 6 Cincin Warna
Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5
cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke-6 menentukan
koefisien temperatur maksimum yang diijinkan untuk resistor tersebut.

c. Tegangan catu daya/adaptor


Secara umum Adaptor adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk mengubah tegangan
AC yang tinggi menjadi tegangan DC yang lebih rendah. Akan tetapi, peralatan elektronika
yang kita gunakan hampir sebagian besar membutuhkan arus DC dengan tegangan yang lebih
rendah untuk pengoperasiannya. Rangkaian yang berfungi untuk merubah arus AC menjadi DC
tersebut disebut dengan istilah DC Power suply atau adaptor.Rangkaian adaptor ini ada yang
dipasang atau dirakit langsung pada peralatan elektornikanya dan ada juga yang dirakit secara
terpisah. Untuk adaptor yang dirakit secara terpisah biasanya merupakan adaptor yang bersifat
universal yang mempunyai tegangan output yang bisa diatur sesuai kebutuhan, misalnya 3 Volt,
4,5 Volt, 6 Volt, 9 Volt,12 Volt dan seterusnya.
Pada sebuah adaptor terdapat beberapa bagian atau blok yaitu trafo (transformator), rectifier
(penyearah) dan filter.
1) Trafo
Trafo adalah sebuah komponen yang berfungsi untuk menurunkan atau menaikan
tegangan AC sesuai kebutuhan. Pada sebuah adaptor, trafo yang digunakan adalah
trafo jenis step down atau trafo penurun tegangan.

Bagian Bagian lilitan


lilitan primer sekunder

Trafo tediri dari 2 bagian yaitu bagian primer dan bagian sekunder, pada masing-
masing bagian terdapat lilitan kawat email yang jumlahnya berbeda. Untuk trafo
step- down, jumlah lilitan primer akan lebih banyak dari jumlah sekunder. Lilitan
primer merupakan input dari pada transformator sedangkan output-nya adalah
pada lilitan sekunder. Meskipun tegangan telah diturunkan, output dari
transformator masih berbentuk arus bolak-balik (arus AC) yang harus diproses
selanjutnya.
2) Rectifier (Penyearah)
11
Dalam rangkaian adaptor atau catu daya, tegangan yang sudah di turunkan oleh
trafo, arusnya masih berupa arus bolak-balik atau AC. Karena arus yang
dibutuhkan oleh rangkaian elektronika adalah arus DC, sehingga harus
disearahkan terlebih dahulu. Bagian yang berfungsi untuk menyearahkan arus AC
menjadi DC pada adaptor disebut dengan istilahrectifier(penyearahgelombang)

Rangkaian rectifier biasanya terdiri dari komponen dioda. Pada rangkaian


adaptor rangkaian rectifier ini terdiri dari 2 jenis yaitu:
a) Half Wave Rectifier : menggunakan 1 dioda penyearah

12
b. Full Wave Rectifier : menggunakan 2 atau 4 dioda penyearah
Filter adalah bagian yang berfungsi untuk menyaring atau meratakan sinyal arus yang
keluar dari bagian rectifier. Filter ini biasanya terdiri dari komponen kapasitor
(kondensator) yang berjenis elektrolit atau ELCO (Electrolyte Capacitor).

Sebenarnya dengan adanya bagian trafo, rectifier dan filter syarat dari sebuah
adaptor sudah terpenuhi, namun terkadang tegangan yang dihasilkan biasanya
tidak stabil sehingga diperlukan bagian lain yaitu yang berfungsi untuk
menstabilkan tegangan dan mendapatkan tegangan yang akurat. Bagian tersebut
adalah bagian regulator atau pengatur tegangan.
Untuk menghasilkan tegangan dan Arus DC yang tetap dan stabil, diperlukan
bagian Voltage Regulator yang berfungsi untuk mengatur tegangan sehingga
tegangan Output tidak dipengaruhi oleh suhu, arus beban dan juga tegangan input
yang berasal Output Filter. Voltage Regulator pada umumnya terdiri dari Dioda
Zener, Transistor atau IC .

13
Pada DC Power Supply yang canggih, biasanya Voltage Regulator juga
dilengkapi dengan Short Circuit Protection (perlindungan atas hubung singkat),
Current Limiting (Pembatas Arus) ataupun Over Voltage Protection
(perlindungan atas kelebihan tegangan).
Secara Umum adaptor terbagi menjadi dua jenis yaitu adaptor konvensional dan
adaptor menggunakna sistem switching atau SMPS.

 Adaptor atau catu daya Konvensional


Pada adaptor atau catu daya konvensional, tegangan AC lebih dahulu diturunkan melalui
sebuah transformator step-down kemudian disearahkan dengan dioda dan diratakan
dengan kapasitor elektrolit. Prinsip adaptor jenis ini masih menerapkan mode
pengubahan tegangan AC ke DC menggunakan transformator step- down sebagai
komponen utama penurunan tegangan. Pada adaptor ini, besarnya arus yang dihasilkan
bertumpu pada arus yang dihasilkan oleh trafo penurun tegangan.
 Adaptor Switching SPMS
Adaptor sistem switching adalah penyempurnaan dari jenis adaptor konvensional
yang masih mempunyai banyak kelemahan. Adaptor dengan sistem ini tidak lagi
menggunakan trafo stepdown seperti adaptor konvensional. Sistem pada rangkaianya
pun sangat berbeda dengan adaptor jenis konvensional.

14
d. Pembagi Tegangan (Voltage Divider)
Projek Arduino terkadang melibatkan beberapa modul pendukung lain untuk berkerja.
Umumnya modul-modul tersebut berkerja pada tegangan DC 3,3V - 5,5V. Jika modul
pendukung tersebut bertegangan 5V maka hal tersebut tidak menjadi masalah karena sesuai
dengan tegangan kerja Arduino. Lalu bagaimana bila modul pendukung yang terhubung
dengan Arduino bertegangan 3,3V? Meskipun beberapa modul masih bisa

toleran terhadap tegangan yang lebih besar dari 3,3volt, namun bila dioperasikan secara
terus-menerus akan menyebabkan kerusakan pada modul tersebut.

Solusi mudah adalah dengan membuat tegangan pembagi (voltage divider). Teknik tegangan
pembagi ini akan banyak diterapkan pada contoh-contoh projek dalam buku ini sehingga
perlu dijelaskan dibagian awal. berikut merupakan empat contoh rangkaian skema tegangan
pembagi

Contoh kasus pemakaian tegangan pembagi adalah ketika pin Rx dari antarmuka UART modul
WiFi ESP8266 yang bekerja pada tegangan 3,3volt menerima input pin Tx Arduino dengan
tegangan 5volt. Dari kasus tersebut, tegangan pin TX 5volt Arduino menuju pin RX ESP8266
akan disesuaikan menjadi 3,3volt atau mend

15
Referensi

Sasmoko, D. (n.d.). Arduino dan Sensor pada Proyek DIY. Semarang: Yayasan Pima Agus Teknik.

Anda mungkin juga menyukai