Anda di halaman 1dari 25

DEKONTAMINASI

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS SUPRIADI, SKM


DANAU SEMBULUH NIP.197404051993031004

1. Pengertian Suatu proses awal yang dilakukan untuk membuat peralatan, perlengkapan, dan
benda – benda lain yang terkontaminasi menjadi aman untuk ditangani sebelum
dibersihkan.
2. Tujuan Sebagai acuan yang digunakan untuk menyiapkan alat – alat aman disentuh oleh
petugas sebelum proses pencucian, pembilasan DTT maupun sterilisasi.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Danau Sembuluh Nomor : /SK/PKM-DS/ /2018 tentang
4. Referensi 1. Kemenkes RI, 2011, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya: Kesiapan
menghadapi Emerging Infectious Disease, edisi 3, Kemenkes RI, Jakarta.
2. JNPK-KR, 2012, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini,
JHPIEGO Kerja Sama Save The Children Federation Inc-US, Modul. Jakarta
3. Kemenkes RI, 2017, Permenkes No 27 tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Jakarta.
5. Prosedur / A. Persiapan Alat
Langkah-langkah 1. Sepasang sarung tangan rumah tangga (pastikan tidak bocor).
2. Celemek
3. Larutan chlorin 0,5 %
4. Air Biasa / mentah
5. Wadah plastik untuk larutan chlorin 0,5 %
B. Pelaksanaan
1. Memakai peralatan pelindung terutama celemek dan sarung tangan
berbahan karet (sarung tangan rumah tangga) serta APD yang sesuai
2. Menyiapkan larutan chlorin 0,5 % dengan menggunakan air biasa / air
mentah dengan perbandingan 1:9
3. Menuangkan larutan chlorin tersebut ke dalam wadah plastik
4. Mengumpulkan peralatan yang akan dilakukan dekontaminasi
5. Meletakkan alat – alat dalam wadah plastik berisi larutan chlorin 0,5 %
6. Memastikan larutan chlorin melebihi permukaan alat yang direndam
kurang lebih 2 cm
7. Merendam alat selama 10 menit
8. Mengangkat peralatan yang direndam dengan menggunakan sarung tangan
rumah tangga
9. Melanjutkan ke SOP berikutnya untuk pemrosesan pencucian dan
pembilasan alat
Hal – hal yang harus diperhatikan :
1. Lakukan proses dekontaminasi kimia sesuai dengan prosedur,
2. Perhatikan kehati – hatian selama melakukan prosedur,
3. Pastikan dalam menggunakan larutan clorin dengan takaranya tepat dan waktu
yang digunakan tepat,
4. Pastikan peralatan yang terkontaminasi terendam seluruhnya oleh larutan
chlorin 0,5 %,
5. Ganti larutan clorin paling sedikit 24 jam atau jika terlihat kotor / keruh,
6. Unit terkait 1. IRD,
2. Ruang Tindakan,
3. KIA/KB,
4. Rawat Inap,
5. Ruang Persalinan.

PENCUCIAN DAN PEMBILASAN

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS SUPRIADI, SKM


DANAU SEMBULUH NIP.197404051993031004

1. Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk membersihkan alat – alat menggunakan
sabun dan air mengalir sesudah dilakukan proses dekontaminasi.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam membersihkan alat melalui pencucian dan pembilasan.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Danau Sembuluh Nomor : /SK/PKM-DS/ /2018 tentang


Pencegahan Infeksi
4. Referensi 1. Kemenkes RI, 2011, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya: Kesiapan
menghadapi Emerging Infectious Disease, edisi 3, Kemenkes RI, Jakarta.
2. JNPK-KR, 2012, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini,
JHPIEGO Kerja Sama Save The Children Federation Inc-US, Modul. Jakarta
3. Kemenkes RI, 2017, Permenkes No 27 tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Jakarta.
5. Prosedur / A. Persiapan Alat
Langkah-langkah 1. Sepasang sarung tangan rumah tangga (pastikan tidak bocor).
2. Celemek
3. Sabun / Deterjen cair
4. Air Mengalir
5. Wadah
B. Pelaksanaan
1. Memakai peralatan pelindung terutama celemek dan sarung tangan
2. Menyiapkan larutan sabun / deterjen melarutkannya dengan menggunakan
air biasa
3. Mengambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi (hati – hati
bila memegang peralatan yang tajam, seperti gunting dan jarum jahit)
4. Mencuci peralatan dari logam secara terpisah agar tidak merusak benda –
benda yang terbuat dari plastik atau karet
5. Mencuci peralatan logam dan benda tajam dengan hati – hati :
a. Gunakan sikat dengan air dan sabun untuk menghilangkan sisa darah
dan kotoran
b. Buka engsel gunting dan klem
c. Sikat dengan seksama terutama di bagian sambungan dan sudut
peralatan
d. Pastikan tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal pada peralatan
e. Cuci setiap benda sedikitnya tiga kali (atau lebih jika perlu) dengan air
dan sabun atau deterjen
f. Bilas benda – benda tersebut dengan air bersih
6. Mengulangi prosedur tersebut pada benda – benda lain
7. Jika peralatan akan di disinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi (misalkan
dalam larutan chlorin 0,5 %) tempatkan peralatan dalam wadah yang bersih
dan biarkan kering sebelum memulai proses DTT
8. Peralatan yang akan di disinfeksi tingkat tinggi dengan dikukus atau
direbus, atau disterilisasi di dalam otoklaf atau oven panas kering, tidak
perlu dikeringkan dulu sebelum proses DTT atau sterilisasi dimulai
9. Selagi masih memakai sarung tangan, cuci sarung tangan dengan air dan
sabun dan kemudian bilas dengan seksama menggunakan air bersih
10. Menggantungkan sarung tangan dan biarkan kering dengan cara diangin –
anginkan
11. Membuka celemek dan mencuci tangan
7. Unit terkait 1. IRD,
2. Ruang Tindakan,
3. KIA/KB,
4. Rawat Inap,
5. Ruang Persalinan.
DISINFEKSI TINGKAT TINGGI DENGAN
CARA MEREBUS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS SUPRIADI, SKM


DANAU SEMBULUH NIP.197404051993031004

1. Pengertian Suatu tindakan pemrosesan alat dengan menggunakan metode alternatif yang aman
dan efektif dengan cara merebus setelah cuci bilas
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan disinfeksi tingkat tinggi dengan cara merebus

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Danau Sembuluh Nomor : /SK/PKM-DS/ /2018 tentang


Pencegahan Infeksi
4. Referensi 1. Kemenkes RI, 2011, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya: Kesiapan
menghadapi Emerging Infectious Disease, edisi 3, Kemenkes RI, Jakarta.
2. JNPK-KR, 2012, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini,
JHPIEGO Kerja Sama Save The Children Federation Inc-US, Modul. Jakarta
3. Kemenkes RI, 2017, Permenkes No 27 tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Jakarta.
5. Prosedur / A. Persiapan Alat
Langkah-langkah 1. Panci / kalakat
2. Air bersih
3. Kompor
4. Label
B. Persiapan
1. Menyiapkan peralatan yang akan dilakukan DTT rebus
2. Pastikan telah melalui tahap dekontaminasi dan cuci bilas
C. Pelaksanaan
1. Menggunakan panci dengan penutup yang rapat
2. Merendam peralatan di dalam air sehingga semuanya terendam
3. Memulai panaskan air
4. Merebus peralatan selama 20 menit dengan memulai hitung waktu saat air
mendidih. (Jangan tambahkan benda apapun kedalam air mendidih setelah
perhitungan waktu dimulai)
5. Mencatat lama waktu perebusan peralatan di dalam buku khusus
6. Mengangkat peralatan dengan menggunakan korentang di tempat yang
sudah di DTT
7. Membiarkan peralatan kering dengan cara diangin – anginkan sebelum
digunakan atau disimpan
8. Pada saat peralatan sudah kering, gunakan segera atau simpan dalam
wadah DTT dan berpenutup
9. Memberikan label pada wadah alat yang sudah dilakukan proses DTT
rebus
10. Peralatan bisa disimpan sampai satu minggu asalkan penutupnya tidak
dibuka
11. Merapikan alat – alat yang sudah digunakan
12. Melakukan cuci tangan
Hal – hal yang harus diperhatikan :
1. Perhatikan waktu ketika menghitung lamanya waktu untuk merebus
peralatan
2. Perhatikan aseptik selama melakukan prosedur
8. Unit terkait 1. IRD,
2. Ruang Tindakan,
3. KIA/KB,
4. Rawat Inap,
5. Ruang Persalinan.
DISINFEKSI TINGKAT TINGGI DENGAN
CARA MENGUKUS
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS SUPRIADI, SKM


DANAU SEMBULUH NIP.197404051993031004

1. Pengertian Suatu tindakan pemrosesan alat dengan menggunakan metode alternatif yang aman
dan efektif dengan cara mengukus setelah cuci bilas
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan disinfeksi tingkat tinggi dengan cara mengukus

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Danau Sembuluh Nomor : /SK/PKM-DS/ /2018 tentang


Pencegahan Infeksi
4. Referensi 1. Kemenkes RI, 2011, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya: Kesiapan
menghadapi Emerging Infectious Disease, edisi 3, Kemenkes RI, Jakarta.
2. JNPK-KR, 2012, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini,
JHPIEGO Kerja Sama Save The Children Federation Inc-US, Modul. Jakarta
3. Kemenkes RI, 2017, Permenkes No 27 tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Jakarta.
5. Prosedur / A. Persiapan Alat
Langkah-langkah 1. Panci / kalakat 3 susun nampan pengukus
2. Air bersih
3. Kompor
4. Tempat / wadah DTT untuk peralatan yang sudah di proses DTT
5. Label
B. Persiapan
1. Menyiapkan peralatan yang akan dilakukan DTT kukus
2. Pastikan telah melalui tahap dekontaminasi dan cuci bilas
C. Pelaksanaan
1. Menggunakan panci dengan penutup yang rapat
2. Meletakkan peralatan pada nampan pengukus yang berlubang dibawah nya
3. Lakukan hingga semua nampan pengukus di atas panci perebus memuat
hingga tiga susun (bisa berisi sarung tangan, kassa, kapas dan duk)
4. Letakkan penutup kain di atas nampan pengukus paling atas dan panaskan
air hingga mendidih
5. Merebus peralatan selama 20 menit dengan memulai hitung waktu saat air
mendidih. (Jangan tambahkan benda apapun ke dalam air mendidih setelah
perhitungan waktu dimulai)
6. Jika uap mulai keluar dari celah – celah diantara panci pengukus, mulailah
penghitungan waktu
7. Setelah mengukus selama 20 menit, buka tutup panci dan letakkan dalam
posisi terbalik
8. Mengangkat nampan pengukus paling atas yang berisi sarung tangan dan
goyangkan perlahan –lahan agar air yang tersisa pada sarung tangan dapat
menetes keluar
9. Meletakkan nampan pengukus di atas panci perebus yang kosong di
sebelah kompor
10. Ulangi langkah tersebut hingga semua nampan pengukus yang berisi
sarung tangan tersusun di atas panci pengukus yang kosong
11. Mengangkat peralatan / sarung tangan saat peralatan sudah kering dengan
menggunakan korentang ke tempat yang sudah di DTT dan tertutup
12. Memberi label pada wadah alat yang sudah di lakukan proses DTT rebus.
(Peralatan bisa disimpan sampai satu minggu asalkan penutupnya tidak
dibuka)
13. Merapikan alat – alat yang sudah digunakan
14. Melakukan cuci tangan
Hal – hal yang harus diperhatikan :
1. Perhatikan waktu ketika menghitung lamanya waktu untuk merebus
peralatan
2. Perhatikan aseptik selama melakukan prosedur
9. Unit terkait 1. IRD,
2. Ruang Tindakan,
3. KIA/KB,
4. Rawat Inap,
5. Ruang Persalinan.

DISINFEKSI TINGKAT TINGGI DENGAN


CARA KIMIAWI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS SUPRIADI, SKM


DANAU SEMBULUH NIP.197404051993031004

1. Pengertian Suatu tindakan pemrosesan alat dengan menggunakan metode alternatif yang aman
dan efektif dengan cara kimiawi setelah cuci bilas
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan disinfeksi tingkat tinggi dengan cara kimiawi

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Danau Sembuluh Nomor : /SK/PKM-DS/ /2018 tentang


Pencegahan Infeksi
4. Referensi 1. Kemenkes RI, 2011, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya: Kesiapan
menghadapi Emerging Infectious Disease, edisi 3, Kemenkes RI, Jakarta.
2. JNPK-KR, 2012, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini,
JHPIEGO Kerja Sama Save The Children Federation Inc-US, Modul. Jakarta
3. Kemenkes RI, 2017, Permenkes No 27 tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Jakarta.
5. Prosedur / A. Persiapan Alat
Langkah-langkah 1. Sepasang sarung tangan rumah tangga dan sepasang sarung tangan DTT
2. Larutan chlorin 0,5 % atau 0,1 %
3. Air DTT
4. Wadah plastik untuk larutan chlorin 0,5 % atau 0,1 %
5. Korentang
6. Wadah plastik untuk air DTT
7. Kassa DTT atau duk DTT
8. Tempat / wadah DTT untuk peralatan yang sudah diproses DTT
9. Label
B. Persiapan
1. Menyiapkan larutan chlorin 0,5 % dengan menggunakan air biasa atau
clorin 0,1 % menggunakan air DTT
2. Menuangkan larutan chlorin tersebut ke dalam wadah plastik
3. Menyiapkan peralatan yang akan dilakukan DTT kimia
4. Menyiapkan peralatan yang akan dilakukan DTT kimiawi, pastikan telah
melalui tahap dekontaminasi dan cuci bilas, pastikan dalam kondisi sudah
dikeringkan

C. Pelaksanaan
1. Melakukan cuci tangan
2. Menggunakan sarung tangan rumah tangga
3. Memasukan peralatan yang akan di DTT kimia ke dalam wadah plastik
yang berisi larutan chlorin 0,5 % atau 0,1 %
4. Memastikan larutan chlorin melebihi permukaan alat yang direndam
kurang lebih 2 cm
5. Merendam alat selama 20 menit
6. Mengangkat peralatan yang direndam dengan menggunakan sarung tangan
DTT atau korentang DTT
7. Memasukkan ke dalam wadah berisi air DTT
8. Membilas peralatan dengan air DTT supaya hilang larutan chlorin. Masih
menggunakan sarung tangan DTT, keringkan peralatan yang sudah dibilas
9. Memasukan peralatan yang sudah dikeringkan ke dalam wadah yang sudah
di lakukan DTT kimiawi sebagai tempat penyimpanan
10. Menutup rapat wadah penyimpanan alat yang sudah melalui proses DTT
kimia
11. Memberi label tanggal pemrosesan alat dan tanggal kadaluarsa pemrosesan
alat selama 1 minggu
12. Merapikan alat – alat yang sudah digunakan
13. Melakukan cuci tangan
Hal – hal yang harus diperhatikan :
1. Gunakan alat pelindung diri selama melakukan tindakan
2. Perhatikan aseptik selama melakukan prosedur
3. Pastikan dalam membuat larutan chlorin takarannya tepat
6. Unit terkait 1. IRD,
2. Ruang Tindakan,
3. KIA/KB,
4. Rawat Inap,
5. Ruang Persalinan.

PEMBUATAN LARUTAN CHLORIN

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS SUPRIADI, SKM


DANAU SEMBULUH NIP.197404051993031004

1. Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan dalam menyediakan persediaan larutan chlorin 0,5
% sebagai bahan pemrosesan alat bekas pakai dekontaminasi dan disinfeksi tingkat
tinggi secara kimia
2. Tujuan Sebagai acuan dalam menyediakan larutan chlorin 0,5 % yang efektif membunuh
microorganisme terutama virus HIV dan HBV
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Danau Sembuluh Nomor : /SK/PKM-DS/ /2018 tentang
4. Referensi 1. Kemenkes RI, 2011, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya: Kesiapan
menghadapi Emerging Infectious Disease, edisi 3, Kemenkes RI, Jakarta.
2. JNPK-KR, 2012, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini,
JHPIEGO Kerja Sama Save The Children Federation Inc-US, Modul. Jakarta
3. Kemenkes RI, 2017, Permenkes No 27 tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Jakarta.
5. Prosedur / A. Persiapan Alat
Langkah-langkah 1. Sepasang sarung tangan rumah tangga
2. Cairan chlorin 5,25 %
3. Air bersih
4. Wadah plastik
5. Gelas ukur
6. Alat pelindung diri : celemek, kaca mata, masker
B. Persiapan
1. Siapkan peralatan untuk membuat larutan chlorin
C. Pelaksanaan
1. Melakukan cuci tangan
2. Menggunakan sarung tangan rumah tangga
3. Menyediakan wadah untuk larutan chlorin yang terbuat dari plastik
4. Menuangkan cairan chlorin sesuai dengan yang dibutuhkan
5. Menuangkan air bersih sesuai dengan perbandingan yang dibutuhkan
6. Larutan yang sudah dibuat bisa langsung digunakan atau disimpan dalam
wadah tertutup.
Jika dalam wadah tertutup masa berlaku sampai 1 minggu
Jika dalam wadah terbuka masa berlaku sampai 12 jam
7. Merapikan alat – alat yang sudah digunakan
8. Melakukan cuci tangan
Hal – hal yang harus diperhatikan :
1. Alat pengukur harus tersedia
2. Perhatikan batas pengukuran ketika menakar cairan chlorin maupun air
bersih
3. Pastikan dalam membuat larutan chlorin takarannya tepat
6. Unit terkait 1. IRD,
2. Ruang Tindakan,
3. KIA/KB,
4. Rawat Inap,
5. Ruang Persalinan.
PENGELOLAAN SAMPAH LIMBAH MEDIS

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS SUPRIADI, SKM


DANAU SEMBULUH NIP.197404051993031004

1. Pengertian Suatu tindakan dalam mengelola sampah medis dengan memproses sampah bekas
yang sudah digunakan sehingga tidak terjadi penyebaran penyakit ke lingkungan
sekitarnya
2. Tujuan Sebagai acuan yang digunakan untuk mengelola sampah dan limbah medis

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Danau Sembuluh Nomor : /SK/PKM-DS/ /2018 tentang


4. Referensi 1. Kemenkes RI, 2011, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya: Kesiapan
menghadapi Emerging Infectious Disease, edisi 3, Kemenkes RI, Jakarta.
2. JNPK-KR, 2012, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini,
JHPIEGO Kerja Sama Save The Children Federation Inc-US, Modul. Jakarta
3. Kemenkes RI, 2017, Permenkes No 27 tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Jakarta.
5. Prosedur / A. Persiapan Alat
Langkah-langkah 1. Sepasang sarung tangan rumah tangga
2. Larutan chlorin 5,25 %
3. Air
4. Wadah plastik untuk larutan chlorin 0,5 %
5. Tempat Sampah
B. Persiapan
1. Pastikan seluruh perlengkapan tersedia
C. Pelaksanaan
1. Memakai APD dalam mengelola sampah dan limbah medis
2. Menuangkan cairan atau sampah basah ke sistem pembuangan kotoran
tertutup
3. Mengumpulkan sampah dan dipindahkan ke tempat pembuangan dalam
wadah tertutup dan anti bocor
4. Pakailah wadah plastik yang tertutup dan kantong – kantong yang berbeda
warna untuk membedakan sampah yang umum dan sampah terkontaminasi
5. Gunakan wadah tahan tembus untuk pembuangan semua benda – benda
tajam
6. Tempatkan wadah sampah dekat dengan lokasi terjadinya sampah itu dan
mudah dicapai oleh pemakai
7. Mencuci semua wadah sampah dengan larutan pembersih disinfektan
(larutan chlorin 0,5 % dan sabun) dan bilaslah teratur dengan air
8. Gunakan wadah terpisah untuk sampah yang akan dibakar dan tidak
dibakar
9. Lakukan pembakaran (insenerasi) untuk menghancurkan bahan – bahan
sekaligus mikroorganisme
10. Menguburkan sampah terkontaminasi untuk mencegah kontaminasi
11. Lakukan cuci tangan setelah selesai menangani sampah
Hal – hal yang harus diperhatikan :
1. Lakukan penggunaan APD pada setiap kondisi yang memungkinkan terjadi
paparan duh tubuh
2. Setiap kali APD terkena paparan, harus dibersihkan dengan proses yang
sesuai dengan prosedur
6. Unit terkait 1. IRD,
2. Ruang Tindakan,
3. KIA/KB,
4. Rawat Inap,
5. Ruang Persalinan.
PENGELOLAAN SAMPAH BENDA TAJAM

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS SUPRIADI, SKM


DANAU SEMBULUH NIP.197404051993031004

1. Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan dalam mengelola sampah benda tajam di daerah
tindakan sehingga tidak terjadi penyebaran penyakit ke lingkungan sekitarnya
2. Tujuan Sebagai acuan yang digunakan untuk mengelola pembuang sampah benda tajam

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Danau Sembuluh Nomor : /SK/PKM-DS/ /2018 tentang


4. Referensi 1. Kemenkes RI, 2011, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya: Kesiapan
menghadapi Emerging Infectious Disease, edisi 3, Kemenkes RI, Jakarta.
2. JNPK-KR, 2012, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini,
JHPIEGO Kerja Sama Save The Children Federation Inc-US, Modul. Jakarta
3. Kemenkes RI, 2017, Permenkes No 27 tahun 2017 tentang Pedoman
Pencegahan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Jakarta.
5. Prosedur / A. Persiapan Alat
Langkah-langkah 1. APD
2. Sepasang sarung tangan rumah tangga
3. Larutan chlorin 0,5 %
4. Tempat sampah tahan bocor
B. Persiapan
1. Pastikan seluruh perlengkapan tersedia
C. Pelaksanaan
1. Memakai APD dalam mengelola sampah
2. Memakai sarung tangan yang tebal
3. Memasukan benda – benda tajam tersebut dalam wadah yang tahan
tusukan
Jika wadah sudah terisi ¾ penuh, tutup, sumbat, atau plester dengan rapat
Jika sudah ¾ penuh, tutup, sumbat, atau plester dengan rapat
4. Memastikan tidak ada bagian benda tajam yang menonjol keluar wadah
5. Membuang wadah benda tajam tersebut secara dibakar, enkapsulasi atau
dikubur
6. Melepaskan sarung tangan tersebut
7. Mencuci tangan dan mengeringkan dengan kain dan handuk bersih atau
alat pengering lain
Hal – hal yang harus diperhatikan :
1. Jangan menyarungkan kembali penutup atau melepaskan jarum semprit
2. Untuk dekontaminasi setelah digunakan, celupkan ujung jarum dalam
larutan chlorin 0,5 %, hisap dan semprotkan 3 kali lakukan penggunaan
APD pada setiap kondisi yang memungkinkan terjadi paparan duh tubuh
3. Setiap kali APD terkena paparan, harus dibersihkan dengan proses yang
sesuai dengan prosedur
6. Unit terkait 1. IRD,
2. Ruang Tindakan,
3. KIA/KB,
4. Rawat Inap,
5. Ruang Persalinan.

KONSELING

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS SUPRIADI, SKM


DANAU SEMBULUH NIP.197404051993031004
1. Pengertian Proses komunikasi antara seorang konselor dengan orang lain (klien) untuk
membantu klien melihat permasalahannya supaya lebih jelas sehingga klien dapat
membuat kepuusan atas masalah yang ada
2. Tujuan Sebagai acuan dalam proses konseling

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Danau Sembuluh Nomor : /SK/PKM-DS/ /2018 tentang


4. Referensi Buku Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Kebidanan tahun 2019
5. Prosedur / A. Persiapan Alat
Langkah-langkah 1. Menunjukkan sikap yang baik
2. Memberi salam
3. Menyapa klien penuh sopan dengan nada suara yang baik
4. Menanyakan identitas klien
5. Menanyakan maksud kedatangan klien
B. Penghampiran (Attending Skill)
1. Menampilkan diri dengan postur yang meyakinkan
2. Melakukan gerakan fisik yang disertai dengan perhatian secara menyeluruh
3. Memberi pengakuan, sentuhan, dan kontak fisik yang sederhana, penuh
perhatian, dan penuh makna
4. Memelihara kontak mata secara menyeluruh dan tepat sesuai dengan
situasi dan topik bahasan
5. Mengamati dan menyimak dengan penuh perhatian
C. Pelaksanaan
1. Menerima dan memahami ungkapan klien (gerak mata, anggukan, gerak
tangan, air muka, dsb)
2. Memberi perhatian yang mendalam terhadap ungkapan klien
3. Memberi pernyataan yang menggambarkan ungkapan suasana perasaan
yang diungkapkan
4. Memberi dukungan terhadap ungkapan tertentu
5. Memberi kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaanya
dengan lengkap
6. Menunjukkan sikap memberikan perhatian dan menyimaknya dengan
penuh perhatian
7. Membuat catatan – catatan seperlunya untuk merangkum pembicaraan
8. Memberikan respon dalam bentuk menyampaikan rangkuman pembicaraan
9. Memperhatikan suasana konseling dan klien
10. Menguasai materi konseling yang berkaiatan dengan pertanyaan
11. Menggunakan alat/media peraga dalam konseling
12. Mengajukan pertanyaan dengan cara jelas dan terarah, serta tidak keluar
dari topik pembahasan
13. Bertanya dengan menggunakan pertanyaan terbuka, pertanyaan refleksi,
klarifikasi sesekali pertanyaan tertutup untuk pertanyaan – pertanyaan
tertentu
14. Memberikan respon balik terhadap jawab pertanyaan yang diajukan dengan
sikap baik dan empatik
15. Melakukan kontak mata yang baik
16. Mengidentifikasi masalah
17. Memahami massalah
18. Membatasi masalah
19. Menjabarkan alternatif (brainstorming)
20. Mengevaluasi alternatif
21. Memilih alternatif terbaik
22. Menyepakati penerapan alternatif terbaik
23. Menerapkan strategi diam yang tepat
24. Melakukan reaksi dengan baik
25. Mengajuan pernyataan
26. Mengatakan bahwa waktu telah habis
27. Meragukan isi pembicaraan
28. Berdiri
29. Menyepakati pertemuan selanjutnya
30. Memberikan isyarat gerak tangan
31. Menunjukkan catatan – catatan singkat
32. Memberikan tugas – tugas tertentu (jika diperlukan)
6. Unit terkait 1. IRD,
2. Ruang Tindakan,
3. KIA/KB,
4. Rawat Inap,
5. Ruang Persalinan.
PENGUKURAN BERAT BADAN

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS SUPRIADI, SKM


DANAU SEMBULUH NIP.197404051993031004

1. Pengertian Proses mengkaji berat badan pasien menggunakan alat timbangan badan
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pengukuran berat badan

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Danau Sembuluh Nomor : /SK/PKM-DS/ /2018 tentang


4. Referensi Buku Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Kebidanan tahun 2019
5. Prosedur / A. Persiapan Alat
Langkah-langkah 1. Timbangan badan (Berdiri, Tidur)
2. Handuk kertas
B. Prosedur Pelaksanaan
Timbangan Berdiri
1. Jelaskan kepada pasien tentang tindakan dan prosedur yang dilakukan
2. Atur timbangan sehingga jarum menunjukan angka 0 (nol) dan seimbang
3. Anjurkan pasien berdiri diatas timbangan tanpa sepatu / sandal, pakaian
jangan terlalu tebal
4. Memperhatikan jarum penunjuk berhenti dari arah depan tegas lurus
dengan angka
5. Bantu pasien turun dari timbangan
6. Kembalikan timbangan ke posisi semula
Timbangan Tidur
1. Jelaskan kepada keluarga pasien tentang tindakan dan prosedur yang akan
dilakukan
2. Letakan timbangan pada alas yang rata dan kuat
3. Pasang alas timbangan yang bersih dan tipis
4. Pastikan bahwa jarum berada pada angka nol
5. Sebelum ditimbang lepaskan alas kaki, baju dan topi bayi. Bayi sebaiknya
ditimbang tanpa pakaian
6. Tidurkan bayi pada timbangan
7. Ketika menimbang tangan petugas diletakan diatas tubuh bayi (tidak
menempel) untuk mencegah bayi jatuh saaat ditimbang
8. Tentukan hasil berat badan bayi sesuai dengan jarum petunjuk pada
timbangan, kemudian catat hasil pengukuran
6. Unit terkait 1. Ruang Pengkajian
PEMASANGAN KATETER

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS SUPRIADI, SKM


DANAU SEMBULUH NIP.197404051993031004

1. Pengertian - Kateter adalah selang yang digunakan untuk memasukan atau mengeluarkan
cairan
- Kateterisasi urinarius adalah memasukan kateter melalui uretra ke dalam
kandung kemih dengan tujuan mengeluarkan urin
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pemasangan kateter

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Danau Sembuluh Nomor : /SK/PKM-DS/ /2018 tentang


4. Referensi Buku Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Kebidanan tahun 2019
5. Prosedur / A. Persiapan Alat
Langkah-langkah 1. Baki beserta alasnya
2. Bak instrumen steril berisi pincet anatomis, kassa dan sarung tangan steril
3. Kateter sesuai ukuran
4. Spuit 10 / 20 cc
5. Aquades
6. Jelly
7. Urine Bag
8. Plester
9. Gunting plester
10. Selimut mandi
11. Sampiran
12. Perlak dan pengalas
13. Bengkok
B. Pelaksanaan
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Melakukan Informed consent
4. Mencuci tangan
5. Memasang sampiran
6. Menginstruksikan kepada klien untuk melepas pakaian bagian bawahnya
jika klien sadar atau bisa juga membantu pasien melepaskan pakaian
bawah
7. Membersihkan sekitar kemaluan jika terlihat kotor dengan kapas DTT,
selanjutnya pasang perlak dan duk bolong
8. Mempersiapkan set kateter
9. Menyiapkan jelly di kassa (untuk persiapan pengolesan pada kateter)
10. Menyiapkan spuit yang sudah terisi aquabides
11. Menyiapkan urine bag
12. Menginstruksikan kepada klien untuk tarik nafas dalam disaat
memasukkan kateter
13. Memakai handscoon steril
14. Memasukkan kateter perlahan – lahan dengan pinset
15. Jika kateter sudah terpasang, masukkan aquabides dengan spuit pada
kateter guna mengunci kateter agar tidak lepas, sambungkan dengan urin
bag
16. Melakukan fiksasi dengan plester
17. Melakukan evaluasi subjektif dan objektif (respon klien dan pastikan
pemasangan kateter berhasil dengan tanda urin mengalir ke urin bag)
18. Merapihkan pasien kembali dengan kondisi senyaman mungkin
19. Merapihkan alat dan melakukan dekontaminasi alat yang telah digunakan
20. Dokumentasikan kegiatan yang telah dilakukan
6. Unit terkait 1. Ruang Bersalin
2. Ruang IRD
PENGUKURAN TINGGI BADAN

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS SUPRIADI, SKM


DANAU SEMBULUH NIP.197404051993031004

1. Pengertian Proses mengkaji tinggi badan pasien menggunakan alat pengukuran


2. Tujuan Sebagai acuan dalam pengukuran tinggi badan

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Danau Sembuluh Nomor : /SK/PKM-DS/ /2018 tentang


4. Referensi Buku Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Kebidanan tahun 2019
5. Prosedur / A. Persiapan Alat
Langkah-langkah 1. Alat Pengukur tinggi badan
B. Prosedur Pelaksanaan
Statumeter
1. Meminta pasien melepas alas kaki dan tutup kepala (topi)
2. Meminta pasien berdiri tegak dan menempel pada tiang pengukur
3. Menarik statumeter kemudian meletakan tepat diatas ubun – ubun pasien
4. Memerhatikan angka yang ditunjukan oleh statumeter
5. Menginformasikan hasil pengukuran pada pasien
6. Mencatat pada status atau buku
6. Unit terkait 1. Ruang Pengkajian
PENGUKURAN SUHU TUBUH

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD PUSKESMAS SUPRIADI, SKM


DANAU SEMBULUH NIP.197404051993031004

1. Pengertian Mengukur suhu tubuh dengan menggunakan thermometer yang dipasangkan di


aksila
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pengukuran suhu tubuh

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Danau Sembuluh Nomor : /SK/PKM-DS/ /2018 tentang


4. Referensi Buku Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Kebidanan tahun 2019
5. Prosedur / A. Persiapan Alat
Langkah-langkah 1. Baki beserta alasnya
2. Termometer
3. Kassa
4. Tissue
5. Larutan chlorin
6. Air DTT
7. Bengkok
8. Tempat Sampah
B. Pelaksanaan
Termometer Elektronik
1. Tutup tirai di sekeliling tempat tidur klien dan atau tutup pintu kamar
2. Posisikan ibu berbaring atau duduk
3. Sisikan pakaian ibu yang menutupi bahu dan lengan
4. Angkat lengan dan mengelap ketiak ibu dengan tissue kering
5. Ambil termometer, masukkan termometer ke tengan aksila, ujung
termometer di bawah lengan dan tempatkan lengan menyilang di dada ibu
6. Biarkan ujung termometer pada tempatnya hingga terdengar bunyi dan suhu
klien muncul pada layar digital
7. Lepaskan termometer dari aksila
8. Tekan tombol “lepas/eject” dari batang termometer dan buang plastik sekali
9. Usap ujung termometer dengan menggunakan larutan chlorin, usap kembali
dengan air DTT
10. Keringkan menggunakan tissue
11. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu
12. Mencatat hasil pengukuran
13. Merapikan dan membereskan alat
Termometer Air Raksa
1. Tutup tirai di sekeliling tempat tidur klien dan atau tutup pintu kamar
2. Posisikan ibu berbaring atau duduk
3. Sisikan pakaian ibu yang menutupi bahu dan lengan
4. Angkat lengan dan mengelap ketiak ibu dengan tissue kering
5. Memastikan termometer pada skala 0
6. Memasukkan termometer pada ketiak ibu kemudian meminta ibu menjepit
termometer, lengan pasien dilipat ke dada
7. Menunggu selama 5 menit dan memastikan termometer aman dan pada
posisi yang tepat
8. Mengambil termometer dari ketiak ibu
9. Membaca hasil dengan melihat skala yang diunjukkan air raksa pada
termometer, membaca dengan posisi sejajar mata petugas
10. Menurunkan skala termometer pada skala 00C
11. Usap ujung thermometer dengan menggunakan larutan chlorin, usap
kembali dengan air DTT
12. Keringkan menggunakan tissue
13. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu
14. Mencatat hasil pengukuran
15. Merapikan dan membereskan alat
6. Unit terkait 1. Ruang IRD
2. Ruang Tindakan
3. Ruang Rawat Inap
4. Ruang Bersalin

PENGUKURAN TEKANAN DARAH

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS SUPRIADI, SKM
DANAU SEMBULUH NIP.197404051993031004

1. Pengertian Melakukan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan spignomanometer


2. Tujuan Sebagai acuan dalam pengukuran tekanan darah

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Danau Sembuluh Nomor : /SK/PKM-DS/ /2018 tentang


4. Referensi Buku Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Kebidanan tahun 2019
5. Prosedur / A. Persiapan Alat
Langkah-langkah 1. Baki beserta alasnya
2. Tensimeter (spignomanometer aneroid atau air raksa dan manset)
3. Stetoskop
4. Pulpen
5. Lembar observasi

B. Pelaksanaan
1. Tutup tirai di sekelililng tempat tidur klien dan atau tutup pintu kamar
2. Posisikan ibu hamil dalam keadaan duduk
3. Sisikan pakaian ibu yang menutupi lengan
4. Memasang manset tensimeter pada lengan atas, kira – kira 3 cm di atas
fossa cubiti dengan pipa karet diletakkan di atas tempat tidur
5. Memakai stetoskop untuk mendengarkan denyut nadi arteri brakhialis
6. Meraba denyut arteri brakhialis dengan ujung jari tengah dan jari telunjuk,
ibu tidak diperkenankan menggenggam atau mengepalkan tangan
7. Meletakkan piring stetoskop pada arteri brakhialis
8. Mengunci skrup balon udara
9. Memompa manset melalui balon udara sampai denyut arteri brakhialis
tidak terdengar lagi
10. Mendengarkan bunyi denyutan arteri sambil membuka skrup

6. Unit terkait 5. Ruang IRD


6. Ruang Tindakan
7. Ruang Rawat Inap
8. Ruang Bersalin

Anda mungkin juga menyukai