Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS ARTIKEL KONFLIK SOSIAL DI MASYARAKAT

“KERICUHAN ANTARA PKL DAN SATPOL PP”

Guru Pembimbing:

Lina Gusniarti Hadi, S. Sos

Nama: Gita Permata Sari

Kelas: XI IPS 2

Mapel: Sosiologi

SMA NEGERI 1 EMBALOH HILIR


Jl Lintas Kapuas, Desa Nanga Palin, Kec Embaloh Hilir, Kab Kapuas Hulu, Kalimantan Barat 78754
ANALISIS
Artikel tersebut menginformasikan bahwa telah terjadi kericuhan
di kawasan Pasar Tanah Abang tepatnya di bawah jembatan penyebrangan
multiguna Tanah abang antara PKL (pedagang kaki lima) dengan Satpol PP
yaitu pada hari Minggu, 2 Mei 2021. Kericuhan terjadi akibat para
pedagang yang tidak terima dengan tindakan petugas Satpol PP yang
merampas dan menyita barang dagangan mereka. Awalnya para pedagang
sudah diberikan imbauan untuk segera memindahkan barang dagangannya
sehingga tidak menutupi jalan dan menghalangi pejalan kaki yang hendak
melintas. Namun, imbauan tersebut tidak diindahkan oleh pedagang,
sehingga petugas Satpol PP membawa paksa barang dagangan mereka.
Para pedagang yang tidak terima dengan aksi yang dilakukan petugas pun
mencoba menahannya, sehingga aksi tarik menarik pun terjadi hingga
akhirnya menyebabkan kericuhan. Bahkan suara histeris teriakan dari
warga pun terdengar, saat para petugas terdorong satu sama lain dengan
pedagang karena hendak memindahkan barang dagangan. Namun
demikian, kericuhan ini tidak berlangsung lama, setelah personel gabungan
dari TNI-Polri melerai kericuhan tersebut. Adapun penertiban di kawasan
Pasar Tanah Abang ini sengaja dilakukan oleh petugas gabungan dari
Satpol PP Jakarta Pusat, TNI, dan Polri guna mengantisipasi kerumunan
dan mencegah potensi klaster baru covid-19 dari pusat perbelanjaan.
Sumber artikel: Kompas.com/editor: Sabrina Asril.

Pada analisis artikel di tugas sosiologi ini saya mengambil bentuk


konflik sosial dengan jenis konflik kolektif yaitu suatu konflik yang
melibatkan banyak orang, serta memiliki tujuan dan kepentingan yang
sama. Umumnya memiliki dorongan yang lebih kuat serta individu di
dalamnya memiliki solidaritas dan rasa kebersamaan yang tinggi.

Ada beberapa upaya yang perlu dilakukan petugas dalam


melaksanakan operasi penertiban PKL, untu dapat mengayomi dan
melayani yaitu dengan cara 3S (Salam, Senyum, Sapa) dan tidak kasar,
seperti memaksa, mengancam, dan menggunakan kekerasan, tetapi melalui
cara persuasif, simpatik, dan edukatif sehingga sedapat mungkin dihindari
penggunaan kekerasan yang dapat menimbulkan kontra produktif di
masyarakat hingga terjadi kericuhan.
Selain itu pemerintah daerah juga perlu melakukan pembinaan
dan pengawasan terhadap para pedagang agar tertib sesuai dengan aturan,
yaitu dengan cara:

 Mencegah atau membatasi terjadinya penambahan bangunan atau


bertambahnya kehadiran PKL baru.
 Membangun pos pengaduan atau pembinaan bagi para PKL, seperti
Bina Usaha, Bina Manusia, dan Bina Lingkungan.
 Memberikan sanksi bagi PKL yang berdagang di trotoar, badan jalan,
taman, jalur hijau atau tempat-tempat lain yang tidak diperuntukkan
untuk berdagang tanpa izin dari pemerintah.
 Memberikan shift atau jadwal bergantian, hal tersebut dilakukan
apabila jumlah PKL melebihi kapasitas penempatan pasar tersebut.
 Merelokasi PKL ke tempat yang baru, terutama pada pasar-pasar
pembantu (pasar inpres) dengan menata fasilitas-fasilitas PKL di
tempat tersebut dengan baik dan teratur.
 Memberikan perhatian yang lebih terhadap PKL untuk pemberian
pelatihan dan permodalan terhadap PKL yang telah ditata melalui
pendataan dan registrasi secara bertahap.

Apabila upaya-upaya tersebut dapat dilakukan, maka operasi


penertiban PKL akan berjalan dengan lancar tanpa adanya kericuhan dan
konflik yang muncul.

Anda mungkin juga menyukai