o Jenis-jenis SEO
SEO On Page
Tujuan: mengoptimasi konten website sehingga mudah
ditemukan target pasar
SEO on page adalah upaya untuk mengoptimasi SEO pada bagian depan website. Aspek-aspek yang
dimaksimalkan yaitu:
1. Permalink;
2. Judul konten;
3. Struktur konten;
4. Gambar konten;
5. Sebaran keyword;
6. Kualitas konten;
7. Internal link;
8. Elemen SEO (meta description, tag, dll);
Semakin relevan isi konten dengan keyword yang Anda bidik, kebutuhan audiens pun makin
terjawab dan Google akan meroketkan ranking website Anda.
SEO On Off
Tujuan: membantu Google memahami seberapa besar manfaat dan relevansi konten bagi
orang lain
SEO off page adalah upaya untuk mengoptimasi SEO di luar website. Berikut aspek-aspek SEO off
page yang bisa Anda tingkatkan:
• Link building (aktivitas untuk mendapatkan link dari website lain alias backlink);
• Peningkatan DA (Domain Authority: skor untuk
memprediksi peluang ranking website di Google);
• Peningkatan PA (Page Authority: skor yang menunjukkan peluang sebuah halaman website
berada di ranking teratas Google);
• Promosi konten lewat sosial media dan channel Sales lainnya;
• Guest blog (kegiatan untuk memasang artikel berkualitas Anda di website lain yang di
dalamnya terdapat backlink ke situs Anda).
Technical SEO
Tujuan: mengoptimasi struktur website sehingga performanya maksimal dan diterima
Google
Technical SEO merupakan usaha mengoptimasi SEO di bagian dalam website. Secara garis besar,
ini aspek yang masuk wilayah SEO technical:
1. Kecepatan website;
2. Struktur website;
3. XML Sitemap;
4. Keamanan situs (SSL);
5. Tema responsive;
6. Layout website;
7. Navigasi.
Menerapkan technical SEO, website Anda akan memiliki struktur yang bagus dan mudah dibaca
oleh search engine. Alhasil, peluang Google mau mengindeks situs Anda pun lebih besar.
1. Domain Factor
Domain adalah alamat suatu website. Misalnya: cybersacademy.id. Sedangkan domain factors yaitu
hal-hal berkaitan dengan domain yang berdampak ke performa SEO Anda.A pa sajakah domain
factor yang menjadi indikator SEO?
• Ejaan yang jelas dan mudah diketik. Dengan ejaan yang sederhana, Nama domain akan
lebih mudah diketikkan audiens dan mengurangi kemungkinan typo;
• Ukuran domain. Domain yang panjang akan terlalu rumit untuk
dipahami baik Google dan audiens.
Seperti www.tokoniaunikdancantiksekali.com;
• Usia domain. Sebenarnya, usia domain tidak terlalu berpengaruh bagi SEO. Namun, semakin
Anda mengoptimasi website dari lama, SEO-nya akan makin oke;
• Sejarah domain. Jika Anda membeli domain yang pernah dipakai dan punya sejarah kurang
oke (banyak aktivitas spam), maka akan cukup berpengaruh terhadap performa SEO.
4. Kecepatan Website
Sejak 2018, Google menetapkan kecepatan loading website (di desktop, mobile, tablet) sebagai
salah satu indikator utama SEO.
Setidaknya, kecepatan website terbaik menurut Google yaitu sekitar dua detik. Untuk memperjelas
bayangan Anda, kira-kira seperti ini rentang kecepatan website:
✓ Sangat cepat: 1 detik
✓ Cepat: 2 detik
✓ Biasa saja: 2 hingga 3 detik
✓ Lambat: 3 hingga 4 detik
✓ Sangat lambat: di atas 4 detik
5. Penggunaan Keyword
Pastinya anda sudah tahu bahwa keyword adalah indicator SEO yang cukup mendasar. Sebab
memasukkan kata kunci ke Google adalah cara audiens menemukan website Anda. Biasanya,
pemula atau pakar SEO memilih keyword yang punya volume besar. Sebab, volume besar
mencerminkan banyaknya audiens yang mencari tahu informasi dengan kata kunci tersebut.
Karena itu, strategi penggunaan keyword pun bergeser. Anda bisa membidik beberapa
keyword sekaligus: LSI (Latent Semantic Indexing) ataupun Long tail keyword.
Bukan sinonim, LSI keyword merupakan istilah atau kata- kata yang dianggap relevan secara
semantik oleh mesin pencari. Dengan menambahkan LSI, konten pun semakin kaya informasi.
6. Topik Konten
Indikator SEO berikutnya, topik konten. Meski terlihat sepele, salah pilih topik konten bisa
berakibat fatal.
Lho, ini website saya tapi masa milih topiknya nggak bisa bebas?
Begini, Anda bebas memilih topik apapun. Meski begitu, usahakan topik konten yang Anda
pilih saling berkaitan. Misalnya anda punya blog teknologi, sediakanlah beberapa topik utama
seperti digital sales, web development dan design, dsb. Semua topik ini saling berkaitan dengan
topik utama blog yaitu teknologi.
7. Search Intent
Search intent adalah tujuan pengguna ketika menelusuri keyword pencarian. Misalnya, ketika
audiens memasukkan kata kunci ‘lokasi Cybers Global Indonesia’ di Google. Kemungkinan besar,
mereka sedang mencari layanan membuat alamat perusahaan .
8. Struktur Konten
Indikator SEO berikutnya, struktur konten.
Salah satu cara Google untuk membaca konten Anda yaitu melihat penggunaan headingnya.
Heading adalah judul dari bagian artikel yang berisi informasi tertentu.
Penggunaan heading pun tidak sembarangan. Meski ada H1 (judul utama konten) hingga
H6 (sub-judul), Anda harus memahami hierarkinya. Semakin mendekati H6, info yang Anda
berikan pun harus semakin detail.
Selain memudahkan Google membaca struktur konten, format heading akan memudahkan
audiens dalam menangkap inti konten secara cepat.
9. Optimasi Gambar
Salah satu elemen yang sering orang sepelekan padahal cukup berdampak pada SEO website
yaitu gambar. Baik itu sampul konten, ilustrasi pendukung, video, ataupun format visual lainnya.
Padahal, image SEO mampu mendongkrak performa website Anda. Baik dari segi kecepatan
hingga kemudahan ditemukan di hasil pencarian. Sebab, algoritma Google mampu membaca
gambar yang Anda posting.
o Pengertian Viral Marketing (Pemasaran yang Viral) & Macam - macam media sosial
1. Facebook
MAU: 2,38 miliar (per 31 Maret 2019) Kelompok Umur: 18-45+ tahun
Industri (B2B dan B2C): E-commerce, retail, Perbankan, layanan keuangan dan asuransi (BFSI),
Fast-Moving Consumer Goods (FMCG), hiburan, fashion, real estate, berita, kesehatan,
olahraga.
Terlepas dari apakah Anda seorang B2B atau merek B2C, Anda harus hadir di platform
Facebook. Ini menggabungkan fitur-fitur terbaik dari hampir setiap platform media sosial dan
kemungkinan besar audiens Anda juga ikut.
2. Twitter
Anggota: 321 juta (per Februari 2019)
Kelompok Umur: 18-45+
Industri (B2B dan B2C): Berita, teknologi, e-commerce, ritel,
hiburan, perjalanan, olahraga, kesehatan, telekomunikasi, BFSI Twitter memungkinkan Anda
untuk mengekspresikan pendapat Anda dalam 280 karakter. Dikenal sebagai perintis
penggunaan hashtag, Twitter adalah platform media sosial bagi
pengguna untuk berbagi pemikiran, menjangkau merek dan selebriti, serta mengonsumsi
berita dan cuplikan informasi. Merek terutama
menggunakan Twitter untuk layanan pelanggan karena itu adalah platform yang sering
digunakan pelanggan untuk interaksi merek yang tepat waktu.
3. LinkedIn
Anggota : 303 juta (per Mei 2019) Kelompok Umur: 25-45 tahun
Industri (Kebanyakan B2B): Hukum, BFSI, teknologi, manufaktur, pemasaran ,
pendidikan, pekerjaan.
Hadir di LinkedIn adalah wajib bagi organisasi B2B
karena menawarkan banyak peluang untuk mengembangkan bisnis Anda. Meski brand
B2B mendominasi LinkedIn, brand B2C juga menggunakannya meski hanya untuk mencari
calon karyawan. Bagi individu, LinkedIn adalah platform
yang bagus untuk menampilkan keahlian dan menjadikan diri mereka sebagai
pemimpin pemikiran di ceruk mereka. Merek dapat
menggunakan halaman perusahaan LinkedIn seperti halaman Facebook sambil menjaga nadanya
tetap profesional.
4. Instagram
Anggota : 1 miliar (per Maret 2019) Kelompok Umur: 18-35 tahun
Industri (B2C): E-commerce, fashion, retail, makanan dan minuman, kecantikan, perjalanan,
fotografi, hiburan, real estat
Instagram adalah platform visual berbasis seluler yang memungkinkan Anda berbagi gambar
dan video. Popularitas Instagram telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir dan
diperkirakan akan tumbuh lebih besar karena konsumen terus menyukai video vertikal, video
langsung, dan cerita. Instagram meluncurkan platform video vertikal yang disebut IGTV yang
memungkinkan Anda untuk berbagi video dengan durasi lebih dari satu menit.
Jika Anda menjual produk fisik, maka Anda harus mencoba Belanja di Instagram. Ini adalah
fitur hebat yang diklaim oleh banyak pakar sebagai masa depan perdagangan sosial.
5. YouTube
Anggota : 1,9 miliar (per Februari 2019) Kelompok Umur: 18-55+ tahun
Industri (B2B dan B2C): Hampir semua industri yang dapat membuat konten video
untuk SALES
YouTube adalah platform berbagi video online yang memungkinkan Anda melihat,
membagikan, dan mengupload konten video. Pertumbuhan eksponensial pemasaran video telah
mendorong merek untuk membuat dan berbagi konten video di YouTube secara ekstensif. Jika
Anda berencana untuk bergabung dengan YouTube, berikut tiga fakta untuk Anda
pertimbangkan:
- YouTube adalah mesin pencari terpopuler kedua setelah Google
- Dimiliki oleh Google
- Jika pesaing Anda sudah ada di YouTube, itu akan lebih menantang untuk membuat merek
bisnis Anda lebih terlihat.
6. Pinterest
Anggota : 265 juta (per Desember 2018) Kelompok Umur: 18-45 tahun
Industri (Kebanyakan B2C): Seni, DIY, kerajinan, kecantikan, fashion, e-commerce,
arsitektur, makanan, fotografi
Pinterest adalah platform visual yang bagus bagi individu dan merek untuk mencari inspirasi
upaya artistik dan mempromosikan aktivitas DIY. Anda akan menemukan banyak sekali ide
dalam bentuk pin (gambar) dan papan (kumpulan gambar) tentang suatu topik.
Meskipun Pinterest sangat populer di kalangan wanita di tahun- tahun awalnya, perubahan telah
diamati dalam penggunaannya pada tahun 2016 di mana pengguna wanita turun dari 83% –
60%. Merek dapat membuat akun bisnis di Pinterest serta menjalankan iklan untuk menjangkau
audiens target mereka.
7. Snapchat
Anggota : 287 juta (per Januari 2019) Kelompok Umur: 18-35 tahun
Industri (Kebanyakan B2C): Kesehatan, fashion, makanan dan minuman, live event / konser,
retail
Snapchat adalah platform visual eksklusif seluler lainnya yang menjadi terkenal karena
visibilitas konten pendeknya. Gambar dan video yang diposting di Snapchat menghilang
setelah 24 jam. Snapchat adalah platform sosial paling populer di kalangan milenial dan
pengguna gen Z. Platform ini juga dikenal dengan lensa wajah (filter). Karena kontennya
berumur pendek, Snapchat cocok untuk membuat konten yang mentah dan asli.
Selain membangun merek secara organik, organisasi dapat
menjalankan iklan untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
8. TikTok
MAU: 1 miliar (per Juni 2019) Kelompok Umur: 10-29 tahun
Industri (Kebanyakan B2C): Hiburan, Fashion, Drama, hampir semua industri yang dapat
membuat konten video yang menarik Mirip dengan Snapchat dan Instagram, TikTok bersifat
eksklusif untuk seluler. Aplikasi ini, bagaimanapun, terutama berorientasi pada video dan
melayani audiens yang jauh lebih muda sehingga pemasar dapat memilihnya untuk secara khusus
menargetkan pengguna Gen Z.
Pemasaran influencer dan promosi berbayar baru saja mulai muncul. Oleh karena itu, ia
memiliki potensi yang luar biasa untuk mendorong kampanye viral berbiaya rendah.