Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nindi Hanna Rismaya Rajagukguk

NIM : 2021.003.1603

Mata Kuliah : Dogmatika

Dosen Pengampu : Pdt. Reni Tiar Linda Purba, M.Th

Pengakuan dan Iman

Mengaku yaitu berasal dari kata dasar “aku”, yang bersifat pribadi. Mengaku berpihak
kepada kebenaran yang dari Alah oleh Yesus Kristus (Yoh 14:6), bukan untuk diri sendiri,
tetapi Kristus yang hidup dalam diri kita. Mengaku juga berarti memberi kesaksian tentang
kebenaran. Pengakuan terpendek dalam Alkitab “Yesus adalah Tuhan”.

Pengakuan Dogmatika memiliki sangkut paut dengan isi pengakuan iman gereja
kristen. Banyak gereja yang mempunyai pengakuan iman berupa tulisan. Yang diperlukan
adalah bahwa gereja tersebut sungguh sungguh mengakuinya. Mengakui berarti berpihak
kebenaran ilahi dan menyatakan keyakinannya itu, Yesus Telah berkata Aku inilah kebenaran
(Yoh 14:6) maka mengaku berarti mengikut Yesus Kristus sebagai kebenarannya dari Allah,
Kebenaran yang menentukan hidup kita. Mengaku berarti "tidak lagi hidup untuk dirinya
sendiri" Melainkan untuk dia yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk kita ( 2 Kor 5:15)
aku hidup tetapi bukan aku sendiri lagi yang hidup melainkan Kristus hidup di dalam aku
(Gak 2:20) mengaku juga memberi kesaksian tentang kebenaran.

Bagaimana cara kita mengaku? Cara kita mengaku ialah sebagai berikut:

1. Mengaku dengan sungguh-sungguh, hal itu untuk penghormatan kepada Tuhan.


2. Mengaku dengan sungguh-sungguh ialah pada saatnya itu dituntut oleh Tuhan (Mat
10:17-20; Mat 16:16), mengaku tidak hanya di gereja tapi di dunia.
3. Mengaku dengan sungguh-sungguh itu adalah memperdengarkan kesaksian dari
Yesus S
4. Mengaku dengan kebebasan, bukan karena dipaksa.

Demikianlah pengakuan iman Kristen itu menjadi pengakuan yang terdiri dari tiga
bagian, yaitu tentang Allah Bapa, tentang Yesus Kristus, tentang Roh Kudus, dan ketiganya
itu adalah sungguh-sungguh satu. Gereja Kristen telah mulai dan dan selalu mulai lagi dengan
mengaku Yesus Kristus. Sebab oleh Yesus Kristus, dapatlah kita percaya kepada Allah. Mulai
dari titik-pusat itulah (Yesus Kristus), kita mengaku Allah Bapa dan Roh Kudus: Makanya,
tak dapat tidak dogmatika kita harus bersifat “Kristosentris”: tiap-tiap pasal-pasal
kepercayaan harus diartikan dari titik pusat terebut, yakni Yesus Kristus.

Roh Kudus menyatakan kepada kita, bahwa Yesus adalah Tuhan kita (Mat. 16:17; 1 Kor.
12:3). Allah yang hidup, yang telah menyatakan diriNya dalam kedatangan Yesus Kristus, la
mau bekerja di dalam hati kita, agar kita belajar mengakui pengakuan yang baik dan bertekun
di dalamnya. Apabila kita berbicara tentang Allah, sebagaimana la bekerja di dalam kita,
maka kita berbicara tentang Roh Allah ataupun Roh Kudus.

Anda mungkin juga menyukai