Anda di halaman 1dari 25

PERAN PENGASUH DALAM PERTUMBUHAN IMAN ANAK ASUH DI PANTI

ASUHAN SION SIBOLGA

Tugas Untuk Memenuhi Penilaian Mata Kuliah Praktik Pelayanan Lapangan I

Dosen Pengampu: Bvr. Tiarma Siahaan, M.Th

Disusun Oleh:

Masri Lumbantoruan (2021.001.1601)

Monika Sindi Simanjuntak (2021.003.1602)

Nindi Hanna Rismaya Rajagukguk (2021.003.1603)

Sai Sio Arina (Nim: 2021.001.1612)

SEKOLAH TINGGI BIBELVROUW HKBP LAGUBOTI

2022/2023

1
LEMBAR PENGESAHAN
Sekolah Tinggi Bibelvrouw HKBP dan Panti Asuhan Sion Sibolga, melalui
pengalaman Praktik Lapangan 1 yang telah dilakukan secara langsung oleh mahasiswa telah
menerima laporan tugas akhir dengan judul “Peran Pengasuh Dalam Pertumbuhan Iman
Anak Asuh Di Panti Asuhan Sion Sibolga”. Laporan tugas akhir ini disusun, diserahkan,
dan dipertahankan oleh Masri Lumbantoruan, Monika Sindi Simanjuntak, Nindi Hanna
Rismaya Rajagukguk, dan Sai Sio Arina dalam memenuhi persyaratan tugas untuk penilaian
tugas mata kuliah Praktik Lapangan 1

Sibolga, 31 Juli 2023

DIKETAHUI OLEH:

Mentor Praktik Lapangan I Dosen Pengampu

Pdt. Yosua Amri Rambe Bvr. Tiarma, M.Th

2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas waktu yang
diberikan kepada kami, sehingga kami dapat melangsungkan Praktek Lapangan 1 di Panti
Asuhan Sion Sibolga ini dengan lancar sehingga kami dapat menyusun laporan akhir yang
berjudul “Peran Pengasuh Dalam Pertumbuhan Iman Anak Asuh Di Panti Asuhan Sion
Sibolga”. Dimana laporan akhir ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek
Lapangan 1 bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Bibelvrouw HKBP.

Selain dari pada itu kami juga mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak yang terlibat dalam Praktik Lapangan 1 ini sehingga dalam kesempatan ini
kami selaku penulis dapat menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Pdt. Yosua Amri Rambe selaku mentor di Panti Asuhan Sion Sibolga yang
telah membimbing, membantu, mengarahkan, serta memberikan kepercayaan kepada
kami selama melakukan Praktek Lapangan 1 disini.

2. Kak Yanti Gulo yang selalu bersama dengan kami selama disini dan berkenan
membantu serta ikut mengajari kami selama melakukan pelayanan di tempat ini.

3. Anak asuh Panti Asuhan Sion Sibolga yang begitu luar biasa semangatnya menerima
pelayanan kami selama 2 bulan ini.

4. Orang tua, keluarga terkasih, dan Avazernalus Team yang selalu memberikan
dukungan, motivasi, serta mau berbagi pengalaman yang didapat dari tempat
pelayanan masing-masing.

5. Dosen pengampu ibu Bvr. Tiarma Siahaan, M.Th yang selalu memberikan arahan,
bimbingan serta selalu mengingatkan kami untuk melakukan pelayanan yang terbaik
di tempat praktek lapangan.

6. Lembaga Sekolah Tinggi Bibelvrouw HKBP dan Panti Asuhan Sion Sibolga yang
telah menjalin hubungan baik sehingga memberikan kesempatan bagi kami untuk
melakukan Praktek Lapangan di tempat ini.

Harapan kami mata kuliah Praktik Lapangan 1 STB HKBP semakin lebih baik lagi
dalam membimbing serta membekali para mahasiswa untuk lebih kreatif dan inovatif dalam
pelayanan di era 4.0 saat ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik, masukan
dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan perbaikan dan penyempurnaan

3
berikutnya. Kami sangat berharap bahwa laporan penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi
pembaca untuk masa kini maupun masa yang akan datang, terutama dalam memenuhi mata
kuliah Praktek Lapangan 1.

Sibolga, 31 Juli 2023

Penulis

Masri Lumbantoruan Monika Simanjuntak

Nindi Hanna Rismaya Rajagukguk Sai Sio Arina

Daftar Isi

4
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................2

KATA PENGANTAR..............................................................................................................3

ABSTRAK................................................................................................................................7

TABEL KETERANGAN.........................................................................................................8

PENDAHULUAN.....................................................................................................................9

1.1. Latar Belakang Masalah...........................................................................................9

1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................11

1.3. Batasan Masalah......................................................................................................11

1.4. Hipotesa....................................................................................................................11

1.5. Metodologi Penelitian..............................................................................................11

ISI............................................................................................................................................12

2.1. Kajian Teori.................................................................................................................12

2.1.1. Pengertian Peran...................................................................................................12

2.1.2. Pengertian Pengasuh............................................................................................13

2.1.3. Pengertian Pertumbuhan Iman...........................................................................13

2.1.4. Pengertian Anak Asuh..........................................................................................14

DESKRIPSI SITUASI...........................................................................................................15

3.1. Sejarah Berdirinya Panti Asuhan Sion Sibolga .......................................................15

3.2. Kegiatan Umum...........................................................................................................17

3.2.1. Program dan Kegiatan Panti Asuhan Sion Sibolga...........................................17

3.2.3. Dampak Nyata dari Program Panti Asuhan Sion Sibolga................................18

3.3. Peran Pengasuh Dalam Pertumbuhan Iman Anak Asuh Di Panti Asuhan Sion
Sibolga.................................................................................................................................19

ANALISA SITUASI...............................................................................................................19

3.2. Tinjauan Internal....................................................................................................19

3.2. Tinjauan Eksternal..................................................................................................20

3.3. Analisis Teologi Misi...............................................................................................21

5
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................................23

5.1. Kesimpulan..................................................................................................................23

5.2. Saran.............................................................................................................................23

Daftar Pustaka........................................................................................................................24

6
ABSTRAK
Penulisan laporan akhir ini mengkaji tentang Praktik Lapangan I yang dilaksanakan
dalam sautu lembaga khususnya di lembaga “Panti Asuhan Sion Sibolga” yang sudah
dilaksanakan mulai tanggal 1 Juni 2023- 30 Juli 2023.

Panti Asuhan adalah salah suatu lembaga bagi anak-anak yang tidak mempunyai ayah
dan ibu, yang terlantar, serta mereka yang tidak tinggal bersama-sama dengan keluarganya,
panti asuhan ini berfungsi sebagai lembaga untuk memberikan perlindungan terhadap anak
agar mereka juga bisa memperoleh kenyamanan sama seperti yang dirasakan oleh orang lain.
Panti juga bisa menumbuhkan iman seorang anak asuh agar ketika mereka sudah besar,
mereka masih bisa tetap mengingat segala ajaran yang telah diterapkan dalam sebuah
lembaga tersebut. Namun, dalam meningkatkan pertumbuhan seorang anak itu tidaklah
mudah, karena banyak sekali faktor dan tantangan yang akan dihadapi baik itu dari sikap dan
karakter mereka yang berbeda-beda, latar belakang mereka yang berbeda-beda, faktor
lingkungan, dan lain sebagainya. Sehingga banyak orang-orang kesulitan untuk
menumbuhkan iman anak asuh tersebut. Disinilah peran seorang pengasuh itu sangat penting
untuk menumbuhkan iman seorang anak asuh tersebut, agar mereka tetap menjadi anak-anak
yang memiliki karakter dan iman yang baik walaupun mereka dari latar belakang yang
berbeda-beda. Cara pengasuh dalam menumbuhkan iman seorang anak asuh itu yaitu dengan
cara menjalankan program yang sudah mereka atur. Berdasarkan hal ini maka kami sebagai
penulis ingin menjelaskan lebih dalam lagi bagaimana sebenarnya cara lembaga itu untuk
membatu pertumbuhan iman anak-anak asuh.

7
TABEL KETERANGAN
HKBP : Huria Kristen Batak Protestan

Pdt : Pendeta

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

PP : Peraturan Pemerintah

UU : Undang-undang

WIB : Waktu Indonesa Barat

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SD : Sekolah Dasar

GPT : Gereja Pantekosta Tabernakel

8
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Panti adalah lokasi tinggal atau kediaman sedangkan asuhan adalah rumah yang
menjaga. Panti asuhan merupakan suatu lembaga bagi seorang anak yang tidak memiliki
keluarga ataupun yang tidak tinggal bersama keluarganya. Panti asuhan berarti sebuah
lembaga perlindungan anak yang berfungsi memberikan perlindungan terhadap anak-anak
agar mereka mendapatkan sebuah kesempatan untuk mencapai tingkat kedewasaan yang
lebih matang sehingga mampu melakukan peranannya sebagai seorang individu dan warga
negara dalam kehidupan bermasyarakat.1 Sebuah panti asuhan juga harus mampu
menumbuhkan iman seorang anak asuhnya sehingga ketika ia besar dan semakin dewasa si
anak tetap mengingat pengajaran yang benar dan tidak menyimpang dari jalan yang telah
ditetapkan oleh Tuhan. Oleh karena itulah seorang pengasuh yang baik dan benar diperlukan
dalam menumbuhkan iman seorang anak asuhnya.

Seorang anak adalah anugerah atau karunia dari Tuhan Allah sang Pencipta
(Kej.33:5). Anak-anak sangat berharga bagi Tuhan dan tetap menjadi milik kepunyaan-Nya
dan milik pusaka-Nya (Mzm.127:3). Anak begitu berharga bagi Allah sekalipun anak
tersebut adalah anak yatim. Anak yatim yang dimaksud adalah anak-anak yang tidak
memiliki keluarga atau anak-anak yang terlantar dan sering disebut dengan anak-anak miskin.
Anak-anak yang demikian adalah anak-anak yang biasa tinggal di panti asuhan untuk
mendapatkan perlindungan dan mendapatkan kebutuhan yang tercukupi baik secara jasmani
dan rohani. Biasanya peranan yang dilakukan yang oleh para pengasuh akan tercermin
melalui anak asuhnya baik itu perilakunya, kebiasaannya dan semua hal yang terjadi padanya.
Anak asuh adalah cerminan pengasuhnya. Pengasuhan yang baik akan menghasilkan anak
asuh yang baik sedangkan pengasuhan yang tidak baik akan menjadikan anak asuh lebih
buruk.

Peran pengasuh yang baik sangat dibutuhkan dalam hal ini karena pengasuh menjadi
orang tua bagi si anak. Pengasuh sering disebut sebagai orang tua yang tidak kandung namun
sah sebagai orang tua anak asuh karena kepada pengasuhlah diberikan kepercayaan untuk
mendidik anak-anak asuh. Demikianlah pentingnya peranan pengasuh terhadap anak asuh
sehingga pengasuh harus memiliki pengetahuan yang baik tentang cara mendidik anak asuh
1
Anas Habibi Ritonga, Gerakan Dakwah Muhammadiyah dan Pemberdayaan Sosial Ekonomi (Lampung:
Agree Media Publishing, 2021), 88-89.

9
yang benar, tentang perlindungan anak, tentang pertumbuhan anak, tentang keperluan yang
dibutuhkan anak, harus mampu berkomunikasi yang baik dengan anak, harus memiliki moral
yang baik sehingga mampu menjadi teladan, memiliki pengetahuan tentang kebutuhan anak
baik itu kebutuhan fisik, kebutuhan psikis, kebutuhan sosial dan kebutuhan religi atau
keagamaan.

Pengasuh memiliki tujuan yang baik dalam setiap pertumbuhan anak asuhnya
termasuk imannya. Iman adalah cara seseorang mendapatkan keselamatan dan biasanya
seseorang yang beriman akan terlihat dari sikapnya. Pertumbuhan iman merupakan salah satu
aspek penting dari sebuah pengasuhan karena hal itu merupakan harapan dan tujuan
pengasuh. Iman anak asuh menjadi tanggungjawab yang besar bagi mereka agar kiranya anak
asuh menjadi pribadi yang matang dalam hidup kerohaniannya. Butuh waktu yang begitu
lama dan tidak mudah untuk menumbuhkan iman seorang anak asuh sehingga banyak proses
dan tahapan dalam hal tersebut. Untuk mengetahui hal ini jauh lebih jelas maka yang dapat
dijadikan contoh iman dalam Alkitab tentulah Abraham. Abraham memiliki iman yang besar
karena begitu besar ia menaruh kepercayaannya kepada Tuhan Allah. Karena Abraham
memiliki iman yang pasti Abraham sering juga disebut sebagai Bapa orang percaya. Lalu
yang dimaksudkan dengan pertumbuhan iman anak yang dapat diambil dari kisah Abraham
adalah tentang percaya. Percaya bahwa setiap rencana Tuhan itu baik dan pasti sempurna jika
seseorang percaya. Untuk menjadi percaya maka seorang anak harus paham benar tentang isi
Alkitab, tentang doa yang benar, tentang menjaga relasi intim dengan Allah sehingga anak
tersebut menjadi anak yang semakin matang imannya dan semakin besar percayanya. Itulah
mengapa dikatakan pertumbuhan iman anak sudah seharusnya dimulai sejak usia dini
walaupun tidak dapat dipungkiri iman juga dapat bertumbuh dengan cepat meski seseorang
telah dewasa sama seperti Paulus. Namun yang terpenting adalah bagaimana seseorang dapat
menerima Tuhan Yesus masuk ke dalam hatinya dan menjadi percaya kepadanya.

Tentulah seorang anak asuh tidak mampu mendapatkan kematangan iman jika anak
tersebut tidak diajarkan tentang Tuhan Yesus sehingga peran pengasuh sangatlah penting
untuk menumbuhkan iman seorang anak asuh. Hal ini dipertegas oleh Tuhan Yesus Kristus
dalam Markus 10: 13-16 yang memanggil anak-anak, menggendong dan memeluknya lalu
berkata “biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku”. Artinya penting sekali seorang anak
untuk diajarkan, diperdengarkan Firman Tuhan dan mengenal Tuhan-Nya sehingga iman
anak-anak akhirnya bertumbuh dari hari ke hari. Demikianlah penulisan ini bertujuan untuk

10
melihat peranan pengasuh yang ada di Panti Asuhan Sion Sibolga dalam menumbuhkan iman
anak asuhnya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Mengapa disebut dengan Panti Asuhan Sion?
2. Apa saja peranan pengasuh dalam pertumbuhan Iman anak asuh?
3. Apa yang menjadi tantangan pengasuh dalam menumbuhkan iman anak asuh?

1.3. Batasan Masalah


Batasan masalah penelitian ini berfokus pada bagaimana Peranan Pengasuh dalam
menumbuhkan Iman Anak Asuh di Panti Asuhan Sion Sibolga.

1.4. Hipotesa
Anak-anak Asuh banyak menerima diskriminasi dalam lingkup kehidupan masyarakat
atau lingkungan sosial sehingga penting sekali seorang anak asuh diperhatikan lebih lagi dan
penting sekali pembinaan yang aktif dari pengasuh untuk mencukupkan segala kebutuhannya
baik itu fisik, mental (psikis), sosial maupun keagamaan. Peranan pengasuh sebagai pengasuh
menjadi bagian penting dalam memfasilitasi kebutuhan seorang anak asuh.

1.5. Metodologi Penelitian


Untuk menjawab rumusan permasalah yang telah tertera di atas maka penulis
memakai metode penelitan kepustakaan (library research), situs web, wawancara dan
observasi. Penelitian kepustakaan digunakan oleh penulis untuk mengkaji lebih dalam hal-hal
yang berkaitan tentang peranan pengasuh dalam mengasuh seorang anak asuh. Buku yang
dipakai berguna menunjang kelengkapan data dan kerelevan data sehingga penulisan ini
berdasarkan data yang akurat. Situs web juga digunakan dalam penulisan ini karena penulis
membutuhkan informasi yang lebih detail sehingga situs web juga perlu menunjang
keakuratan data. Selain itu pengumpulan data dilakukan dengan observasi yaitu turun
langsung ke lapangan dan melihat secara nyata kondisi dan keadaan di tempat penelitian atau
yang biasa disebut dengan metode kualitatif.

11
BAB II

ISI
2.1. Kajian Teori
2.1.1. Pengertian Peran
Peran (role) adalah sebuah perilaku yang sesuai dengan status seseorang. Peranan
merupakan seperangkat perilaku yang bahkan diharapkan dari seseorang yang menduduki
suatu posisi atau kedudukan tertentu. Peran diajalankan berdasarkan status social yang
bahkan dipilih oleh seorang individu. Dimana peran ini adalah sebuah aktivitas yang
dijalankan oleh seseorang atau suatu lembaga/organisasi, dimana peran ini yang harus
dijalankan oleh suatu lembaga /organisasi biasanya diatur dalam suatu ketetapan yang
merupakan fungsi dari lembaga tersebut. Peran ini terdiri atas dua macam yaitu peran yang
diharapkan (Expected role) dan peran yang tidak dilakukan (actual role) dalam melaksanakn
peran ini juga tredapat factor pendukung dan penghambat.2

Secara etimologi peran adalah seseorang yang melakukan tindakan dimana tindakan
tersebut sesuatu yang diharapkan oleh seseorang, yang artinya setiap tindakan yang dimiliki
oleh setiap individu memiliki arti yang sangat penting untuk sebagian orang, karena peran ini
adalah sesautu perpaduan antara berbagai teori, orientasi maupun disiplin ilmu yang
digunakan dalam dunia sosiologi, peran juga merupakan suatu istilah yang biasanya
digunakan dalam dunia teater yang dimana seorang actor itu harus bermain sebagai tokoh
tertentu dan membawakan sebuah perilaku tertentu. Peran juga diartikan sebagai tingkat yang
diharapkan dan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat. Kedudukan dalam hal
ini diharapkan sebagai posisi tertentu didalam masyarakat yang semakin tinggi, sedang-
sedang saja atau rendah. Kedudukan adalah suatu wadah yang isinya hak serta kewajiban
tertentu, sedangkan hak dan kewajiban tersebut dikatakan sebagai peran. Oleh sebab itulah
seseorang yang memiliki kedudukan tertentu dapat juga dikatakan sebagai pemegang peran
(Role Accupant)3.

Menurut Suhardono peran adalah seperangkat petokan yang membatasi apa perilaku
yang seharusnya dilakukan oleh seseorang yang menduduki suatu posisi apabila bertentangan
dapat menimbulkan suatu konflik peran, yang terjadi apabila harapan-harapan yang diarahkan
pada suatu posisi yang diduduki tidak sesuai dengan semestinya.4
2
Mulat Wigati Abdullah, Sosiologi (Medan: Grasindo, 1970), 53.
3
R. Suyoto Bakir, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Tangerang: Karisma Publishing, 2009), 348.
4
Suhardono, Peran: Konsep, Derivasi, dan Implikasinya (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994), 16.

12
2.1.2. Pengertian Pengasuh
Pengasuh berasal dari kata asuh yang artinya mengurus, mendidik, melatih,
memelihara, dan menjaga. Pengasuh artinya penanggung jawab, pengampu, dan wali. 5
Menurut Hastuti, pengasuh adalah sebuah pengalaman, keterampilan, dan tanggung jawab
sebagai orangtua pengganti dalam mendidik dan merawat anak. Pengasuh dapat disumpulkan
sebagai orang yang mengasuh, merawat, mengurus, serta mendidik anak yang memiliki
keterampilan serta pengalaman untuk diberikan tanggung jawab sebagai pengganti orangtua.
Pengasuh memgang peran penting terhadap proses perkembangan seorang anak. Hubungan
kelekatan yang terjalin antara pengasuh dengan yang di asuh menghasilkan suatu respon atau
signal yang baik bagi perkembangan anak.6

Menurut Hoghughi pengasuhan mencakup beragam aktifitas yang bertujuan agar anak
dapat berkembang secara optimal dan bertahan hidup dengan baik. Hoghughi juga
menjelaskan bahwa prinsip pengasuhan tidak menekankan siapa (pelaku) namun lebih
menekankan pada aktifitas dari perkembangan dan pendidikan anak. Oleh karena itu
pengasuhan meliputi pengasuhan fisik, pengasuhan emosi dan pengasuhan sosial. Dimana
ketiga pengasuhan ini menghasilkan karakter yang baik dalam diri anak. Sedangkan Jerome
Kagan seorang psikolog mendefinisikan pengasuhan itu sebagai apa yang harus dilakukan
oleh pengasuh agar membentuk anak untuk bertanggung jawab di dalam hidupnya.7

2.1.3. Pengertian Pertumbuhan Iman


Prinsip yang mendasar bagi semua kehidupan adalah bahwa makhluk hidup itu
tumbuh. Seseorang akan dikatakan sehat jika terus bertumbuh, dengan bertumbuhlah maka
seseorang akan dapat hidup dan menjadi berkat. Dalam kehidupan Kristen, sangat penting
bagi anak-anak untuk terus mengalami pertumbuhan Iman di dalam Kristus.8 Pertumbuhan
berasal dari kata dasar “tumbuh” yang berarti, timbul (hidup) dan bertambah-tambah besar
atau sempurna, sedang berkembang. Sedangkan arti dari “pertumbuhan” ialah: Hal keadaan
tumbuh, perkembangan atau kemajuan.9 Pertumbuhan menunjukkan adanya kemajuan atau
perkembangan dari keadaan semula. Sedangkan Iman dalam KBBI adalah kepercayaan
terhadap Tuhan, seseorang yang memiliki ketetapan hati dalam kepercayaan kepada Allah.10

5
Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007), 37.
6
http://repository.radenfatah.ac.id/10185/2/BAB%20II%20.pdf
7
https://media.neliti.com/media/publications/91364-ID-peran-pengasuh-dalam-meningkatkan-kemand.pdf
8
Billy I.H.Tumanken dan Epafras Mujono, “Peranan Konseling Kristen untuk Menolong Pertumbuhan Iman
Anak”, Jurnal Penabiblos, Edisi VIII, Vol. 04 N0.2 (November, 2013), 44
9
Kamus Besar Bahasa Indonesia, S.V. “Pertumbuhan”, https://kbbi.web.id/tumbuh (Diakses 28 Juli 2023)
10
Kamus Besar Bahasa Indonesia, S.V. “Iman”, https://kbbi.web.id/iman (Diakses 28 Juli 2023)

13
Dalam Ibrani 11:1, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari
segala sesuatu yang tidak kita lihat”. Dasar keyakinan yang dimaksudkan adalah Firman
Allah. Maka pertumbuhan Iman adalah kemajuan atau perkembangan dari sifat-sifat rohani
yang berkesinambungan menuju kearah kesempurnaan iman kepada Yesus Kristus.
Pertumbuhan Iman seseorang adalah anugrah yang di berikan Allah kepada kita. Ukuran dari
pertumbuhan iman bukanlah pendapat seseorang atau perasaannya sendiri, melainkan sesuai
dengan Firman Allah. Menurut Anne Neufeld Rupp, pertumbuhan iman adalah bagaimana
seseorang terus untuk mendekatkan dirinya kepada Tuhan dengan cara berdoa dan meminta
hikmat kepada-Nya, selain percaya kepada Tuhan dia juga harus memiliki persekutuan yang
baik dengan Tuhan agar dia terus bertumbuh imannya.11

Pertumbuhan Iman anak sebaiknya dimulai sejak dini. Anak-anak sudah mulai
diajarkan membaca Alkitab, pergi ke Sekolah Minggu, diajak mengikuti ibadah, dan
pelajaran-pelajaran mengenai agama. Kunci keberhasilan pembentukan iman kepada
anakanak adalah mengajar anak-anak untuk mengasihi Tuhan melalui kehidupan sehari-hari.
Anak harus memperoleh dasar-dasar yang baik pada masa-masa permulaan dari kehidupan
anak, supaya kelak setelah dewasa tidak mengalami gangguan emosional atau gangguan
kepribadian, oleh karena itu pentingnya menumbuhkan iman bagi anak sejak usia dini.

2.1.4. Pengertian Anak Asuh


Anak Asuh adalah anak yang diasuh oleh sebuah kelompok atau pribadi guna dalam
membimbing, mendidik dan membantu dalam mencukupkan kebutuhannya. Menurut PP 44
tahun 2017 tentang pelaksanaan pengasuhan anak, anak asuh merupakan seorang anak yang
diasuh oleh orang dewasa atau lembaga untuk diberikan bimbingan, pemeliharaan,
perawatan, pendidikan, dan kesehatan.12 Dalam UU Perlindungan Anak nomor 35 tahun 2014
menjelaskan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia delapan belas (18) tahun,
termasuk anak yang masih dalam kandungan. Dalam UU nomor 35 tahun 2014 tentang
Perlindungan Anak pasal 1 (10) anak asuh adalah anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya
secara wajar, baik fisik, mental maupun sosial. Tidak seperti anak pada umumnya anak asuh
adalah anak yang harus dilindungi karena setiap anak berhak untuk tumbuh dan berkembang
tanpa diskrimasi untuk kepentingan yang terbaik bagi anak serta terfasilitasi untuk kehidupan
masa depannya. Anak asuh juga berhak untuk memperoleh identitas dan kewarganegaraan,

11
Anne Neufeld Rupp, “Tumbuh Kembang Bersama Anak: menuntun Anak Menuju Perkembangan Emosional,
Moral dan Iman”, (Jakarta: Gunung Mulia, 2009), 22.
12
Imam Setiawan dkk, Bunga Rampai: Analisis Kebijakan Hukum dan Perlindungan Anak (Jawa Barat: CV
Jejak, anggota IKAPI,2022), 70.

14
memperoleh pendidikan dan kesehatan yang layak, memperoleh kesempatan rekreasi dan
waktu luang, merasakan lingkungan keluarga, mengetahui kedua orang tuanya dan
memperoleh pengasuhan pengganti sehingga terlindugi dari tindak kekerasan, perdagangan
manusia maupun kejahatan lainnya.13

BAB III

DESKRIPSI SITUASI
3.1. Sejarah Berdirinya Panti Asuhan Sion Sibolga 14
Panti Asuhan Sion Sibolga didirikan oleh bapak Pdt. Yosua Amri Rambe dan ibu
Harefa selaku istri beliau. Awal merintis Panti Asuhan Sion Sibolga karena satu kerinduan
yang ada dalam diri bapak Pendeta Rambe dan istri ketika melihat adanya anak-anak yang
tidak sekolah bahkan terlantar dan bapak Pendeta Rambe secara khusus merasa terbeban
melihatnya sehingga tersentuh dan mencari cara untuk menolong anak-anak tersebut. Pada
tahun 2005 sudah mulai ada beberapa anak yang di asuh oleh beliau. Namun, secara surat dan
notaris pada tahun 2008 Panti Asuhan Sion Sibolga resmi berdiri. Sejak 2008 juga bapak Pdt.
Yosua Amri Rambe selaku pimpinan Panti Asuhan Sion Sibolga mulai melakukan
pelayanan-pelayanan dengan motto “Bangkit Dari Segala Keterbatasan”, motto inilah yang
selalu dipegang oleh beliau hingga sekarang. Pada awalnya tempat Panti Asuhan Sion
Sibolga ini menyewa di tempat yang berbeda dan terakhir meminjam tanah yang dipakai saat
ini sehingga sampai bisa menjadi hak milik. Jadi, tanah tempat berdirinya Panti Asuhan Sion
Sibolga saat ini sudah menjadi milik sendiri sejak dari tahun 2017. Dalam Alkitab Sion itu
berbicara tentang tempat Allah, oleh karena itu pendiri Panti Asuhan ini terinspirasi dengan
arti Sion sehingga inilah alasan Panti ini disebut sebagai Panti Asuhan Sion. Allah
membimbing umat-Nya agar datang ke Sion begitu juga yang menjadi harapan pendiri tempat
ini bahwa kiranya Allah membimbing pelayan disini dalam mendidik anak asuh agar datang
ke rumah atau tempat Allah melalui pelayanan-pelayanan yang dilakukan di tempat ini

Yang menjadi anak asuh pertama Panti Asuhan Sion Sibolga ini adalah bernama
Doni. Doni berada di Panti Asuhan Sion Sibolga ini sejak berumur 7 tahun. Namun karena
pengaruh lingkungan sekitar disini membuat anak itu nakal dan masuk islam. Lima atau enam

13
Nur Qamarina, “Peranan Panti Asuhan Dalam Melaksanakan Fungsi Pengganti Keluarga Anak Asuh Di
Uptd Panti Sosial Asuhan Anak Harapan,” Journal Administrasi Negara, Volume 5 No.3 (2017):6493.
14
Wawancara Penulis dengan Pdt. Yosua Amri Rambe Minggu, 09 Juli 2023 pukul 11.30 WIB di Panti Asuhan
Sion Sibolga

15
tahun sejak resmi berdiri Panti Asuhan Sion Sibolga mengalami kesulitan karena masih awal
berdiri jadi yang mengenal Panti Asuhan Sion Sibolga ini masih tidak berapa dan menurut
bapak Pendeta Rambe hal ini juga merupakan suatu proses dari Tuhan yang harus dijalani.
Pelayanan kepada anak-anak asuh di Panti Asuhan ini terlihat sederhana dan apa adanya
tetapi benar-benar pelayanan yang butuhnya karunia Tuhan. Anak-anak yang dijangkau oleh
Panti Asuhan Sion Sibolga terdiri dari 3 kategori, yaitu:

1). Yatim-Piatu

Ini merupakan anak yang tidak memiliki ayah, anak yang tidak memiliki ibu, bahkan
anak yang tidak memiliki kedua orang tuanya sehingga tidak ada yang mengurusnya.

2). Terlantar

Arti terlantar disini ialah anak-anak tersebut memiliki bapak atau ibu, tetapi anak
tersebut tidak diurus dan keadaannya sulit. Bisa juga bapak atau ibu nya sudah menikah
dengan orang lain sehingga anak tersebut diabaikan.

3). Miskin

Arti miskin disini ialah anak-anak tersebut sekolah tidak bisa, pakaian tidak ada atau
seadanya saja, dan makanan tidak terpenuhi oleh orang tuanya sehingga setelah sampai di
tempat ini mengalami keterlambatan sekolah.

Perkembangan secara kuantitas yang signifikan terjadi sekitar 2 tahun yang lalu dan
anak-anak asuh di Panti Asuhan Sion ini mencapai lebih dari 80 orang. Namun, saat itu ada
rombongan yang datang untuk menjadi anak asuh disini yang menjadi pemicu sifat yang
tidak baik. Dimana mereka memberikan dampak yang tidak baik sehingga muncul sifat anak-
anak yang nakal. Dalam tahun itu juga anak-anak asuh yang datang banyak yang kembali
kepada orang tuanya dengan alasan dijemput oleh orang tuanya. Panti Asuhan Sion Sibolga
saat itu kembali merasakan kepahitan dari segi moral anak-anak asuh. Panti Asuhan Sion
Sibolga tidak menerima bantuan baik dari pemerintah ataupun donator tetap sehingga Panti
Asuhan ini mempercayakan berkat dari Tuhan melalui tamu-tamu yang datang dengan
membawa bantuan makanan.

16
3.2. Kegiatan Umum
3.2.1. Program dan Kegiatan Panti Asuhan Sion Sibolga
Panti Asuhan Sion Sibolga ini adalah salah satu Panti Asuhan yang terletak di Aek
Horsik Sibolga, selama kami mengikuti praktek lapangan di tempat ini ada beberapa program
atau kegiatan yang selalu dilakukan. Berikut adalah segala program yang ada di Panti Asuhan
Sion Sibolga saat ini:

1). Doa 5 waktu

Doa 5 waktu ini adalah doa yang dilaksanakan ketika pagi pukul 05.00 WIB dan juga
pukul 09.00 WIB, siang pada pukul 12.00 WIB, sore pada pukul 15.00 WIB, dan malam
18.00 WIB. Doa ini selalu dilaksanakan dengan baik, akan tetapi adakalanya doa pagi pada
pukul 09.00 WIB digabung dengan doa siang pada pukul 12.00 WIB dikarenakan banyak
anak-anak yang masih bersekolah sehingga tidak ada yang tinggal di panti ini untuk
mengikuti peribadahan pada pukul 09.00 WIB. Peribadahan ini dipimpin secara bergantian
dan di waktu subuh mereka melakukan peribadahan yang disebut penyembahan (berbahasa
roh) dan ini dipimpin oleh anak yang sudah cukup besar yaitu kelas 3 SMP, dan ibadah ini
sama seperti ibadah sore dan malam, yang memimpin lagu adalah anak-anak yang sudah
kelas 5-6 SD. Sedangkan doa syafaat sudah ditentukan jadwalnya, baik itu pagi, siang, sore,
dan malam. Ketika mereka melakukan peribadahan ini, biasanya mereka akan menyanyikan
lagi pujian sebanyak 3 kali dan lagu untuk mendengarkan firman Tuhan 1 kali, lalu setelah itu
mereka akan membacakan firman Tuhan, ketika mereka sudah selesai membaca firman
Tuhan, maka kembali bernyanyi dan diakhiri dengan doa syafaat.

2). Ibadah Malam di Hari Kamis Malam

Ibadah ini dilakukan secara khusus di kamis malam, biasanya peribadahan ini
waktunya cukup lama karena disini juga akan disampaikan berupa renungan yang cukup
panjang. Ibadah kamis malam ini secara khusus dipimpin oleh abang Pendeta Bas, dan juga
teman-teman nya secara bergantian. Disini akan disampaikan berupa khotbah, akan tetapi
yang memimpin nyanyian dan doa pembuka itu tetap anak-anak dari Panti Asuhan Sion
Sibolga. Cara mereka melakukan peribadahan ini adalah yang pertama mereka akan
menyanyikan lagu pujian, lalu dibuka dengan doa pembuka, kembali menyanyikan nyanyian
pujian, selanjutnnya mendengarkan firman Tuhan, dan diakhiri dengan doa syafaat dan berkat
yang dipimpin oleh abang Pendeta Bas.

3). Ibadah Pemuda-Pemudi di Hari Jumat Malam


17
Ibadah ini biasanya dilakukan di hari jumat malam, ibadah ini khusus dilakukan bagi
kaum muda yang sudah kelas 6 SD-Kuliah atau bekerja, biasanya yang memimpin ibadah ini
adalah bapak Pdt. Yosua Rambe, disini mereka akan menyanyikan lagu puji-pujian,
persembahan pujian dan lain-lain.

4). Ibadah Sekolah Minggu

Panti Asuhan ini tidak hanya focus kepada kaum muda saja akan tetapi juga focus
kepada kaum anak-anak sehingga diadakan ibadah Sekolah Minggu. Setiap hari minggu
anak-anak wajib mengikuti Ibadah Sekolah Minggu yang dilakukan di ruang tengah tanpa
terkecuali, biasanya yang mengajar anak-anak untuk Sekolah Minggu itu adalah mereka
kakak-kakak atau abang-abang yang sudah cukup besar ditempat ini.

3.2.3. Dampak Nyata dari Program Panti Asuhan Sion Sibolga


Setiap kegiatan atau program yang telah dirancangkan oleh suatu lembaga atau
institusi tentu memiliki dampak didalamnya, baik itu yang bersifat positif maupun negatif.
Begitu juga halnya dengan Panti Asuhan Sion Sibolga yang memiliki program-program yang
tentunya memiliki dampak bagi sekitarnya. Panti Asuhan Sion Sibolga memiliki beberapa
program yang dilakukan dalam pembentukan iman setiap anak asuh, seperti yang sudah
dibahas sebelumnya. Disamping itu, ada juga dampak nya bagi sekitarnya, yang cenderung
dengan dampak positif.

Dengan adanya kegiatan seperti doa bersama yang dilakukan 5 kali dalam sehari
memberikan dampak yang positif bagi pertumbuhan iman anak-anak asuh. Melalui puji-
pujian yang mereka serukan, firman Tuhan yang mereka dengarkan, dan juga doa yang
dilakukan secara bergantian dapat menumbuhkan iman mereka kepada Tuhan. Dengan
adanya pembiasaan diri dalam beribadah dan juga berdoa dapat menanamkan nilai-nilai
religius yang baik dalam diri anak. Doa yang merupakan nafas kehidupan sehingga anak-
anak menjadi terbiasa untuk bangun pagi. Selain itu juga dengan adanya program berdoa
setiap waktu dapat menumbuhkan iman anak di dalam dirinya dan juga di lingkungan
sekitarnya. Di lingkungan masyarakat anak yang sudah bertumbuh imannya akan menjadi
teladan bagi teman-teman sekitarnya melalui perbuatan dan perkataannya yang penuh dengan
hikmat Tuhan.

18
3.3. Peran Pengasuh Dalam Pertumbuhan Iman Anak Asuh Di Panti Asuhan Sion
Sibolga
Berbicara tentang anak asuh tidak lepas dari peran pengasuh yang memberikan
bimbingan serta mengarahkan anak-anak. Pengasuh bertanggung jawab bukan hanya tentang
jasmani saja melainkan rohani juga. Zaman yang semakin berkembang ini, dengan teknologi
semakin meningkat dan karakter bahkan iman juga sudah semakin merosot dengan
perkembangan zaman yang terjadi. Inilah yang menjadi tantangan bagi pengasuh di Panti
Asuhan Sion Sibolga ini. Pengasuh berperan dalam pembentukan iman dan karakter. Peran
pengasuh dalam pertumbuhan iman anak asuh ialah dengan adanya doa 5 waktu yang selalu
dilakukan. Terlebih ketika malam hari anak-anak akan semakin mengerti dengan firman
Tuhan karena firman Tuhan tersebut diperdalam dengan artinya atau dijelaskan dengan
kesaksian hidup.

Selain doa 5 waktu, ibadah di gereja yang dilakukan di GPT Sion juga sangat
memberikan dampak terhadap pertumbuhan iman anak asuh. Anak asuh juga dilatih beriman
dan berspiritualitas. Setiap makan anak-anak di latih untuk berdoa terlebih dahulu sebelum
makan. Begitu juga ketika akan berpergian kemana saja yang memakai kendaraan atau jalan
kaki dilatih untuk berdoa terlebih dahulu. Peribadahan yang dilakukan setiap hari minggu dan
hari kamis malam merupakan suatu proses pengasuhan yang dilakukan oleh pengasuh Panti
Asuhan Sion ini untuk membentuk mereka menjadi anak yang jujur dan takut akan Tuhan. 15

Selain itu, pengasuh sering memberikan latihan-latihan kepada anak bagaimana mereka bisa
menyelesaikan masalah secara mandiri. Menurut Bapak Yosua Rambe, mulailah dari diri kita
sendiri maka anak akan melakukan apa yang kita kerjakan. Menjadikan diri sendiri sebagi
role model untuk anak-anak agara anak-anak dapat menirunya. Beliau juga selalu berpesan
kepada anak panti yang lebih tua di tempat ini agar mereka mampu jadi teladan bagi adik-
adiknya dan selalu memotivasi untuk berbuat yang baik. Dan selalu menekankan agar ketika
memiliki masalah, anak mampu menyelasaikannya secara mandiri.

BAB IV

ANALISA SITUASI
3.2. Tinjauan Internal
Mengenai situasi yang terjadi di Panti Asuhan Sion Sibolga situasinya aman dan
damai. Semua aturan dan pola hidup yang dijalani di tempat ini masih bisa di pantau. Anak

15
Wawancara dengan Pei Laia, tanggal 23 Juli 2023 pukul 20.00 WIB di Sibolga

19
asuh merupakan anak yang dititipkan kepada seseorang maupun lembaga. Anak asuh adalah
cerminan pengasuh. Anak asuh khususnya di Panti Asuhan Sion Sibolga merupakan anak-
anak yang harus dibimbing serta diarahkan sehingga mereka tetap hidup dalam kehendak
Tuhan. Anak-anak asuh Panti Asuhan Sion Sibolga perlu untuk dibimbing sejak kecil tentang
hidup sesuai dengan kehendak Allah. Terlebih kepada anak-anak yang masih kecil dengan
tujuan bahwa sejak kecil mereka sudah dibekali dengan firman Tuhan yang akan
meneguhkan iman anak asuh. Oleh karena itu disini peran pengasuh di Panti Asuhan Sion
Sibolga ini sangatlah besar dan tidak bisa lepas dari hidup firman pengajaran yang akan
diberikan kepada anak-anak sehingga anak-anak sejak kecil sudah dibekali dengan firman
Tuhan yang meningkatkan pertumbuhan iman anak asuh.

3.2. Tinjauan Eksternal


Panti asuhan Sion sebagai salah satu lembaga yang melindungi anak-anak dari
keterbelakangan sosial, ekonomi dan psikisnya. Tanggungjawab ini juga diberikan kepada
semua orangtua untuk memelihara anak asuh termasuk masyarakat. Lingkungan menjadi
faktor penting dalam meningkatkan pertumbuhan iman anak asuh. Misalnya adalah sekolah
yang menjadi salah satu tempat paling sering bahkan setiap hari dikunjungi anak asuh dan
disalanalah mereka mendapat pendidikan. Namun mendengar dari setiap cerita anak-anak
lingkungan sekolah tidak selalu menjadi lingkungan yang sehat bagi proses pertumbuhan
iman anak asuh. Anak asuh sering mendapatkan diskriminasi dari teman-temannya yang
selalu berkata “anak panti”. Hal ini sering menyurutkan iman anak asuh karena beberap kali
anak asuh berkata “Mengapa harus aku yang menjadi anak panti?” Iman mereka menjadi lisut
karena keterbelakangan ekonomi dan lainnya yang mengakibatkan anak asuh berpikir Tuhan
tidak adil walaupun tidak dapat dipungkiri sekolah mereka tetap mendukung setiap
kehidupan anak asuh dan menjadi tempat yang baik dalam mendidik anak-anak panti.

Di lingkungan masyarakat sekitar panti asuhan sion ini sudah seharusnya menjadi
lingkungan yang baik namun masyarakat terdekat di sekitar panti ini khususnya menjadi
tempat yang menjadikan anak asuh kehilangan jati dirinya. Tepat di depan panti asuhan ini
adalah masyarakat Islam sehingga mereka suka membujuk anak asuh untuk pergi
meninggalkan panti asuhan. Panti asuhan ini memiliki aturan dan peraturan misalnya ibadah
5 waktu, tidak boleh bebas pergi ke manapun, harus bekerja atau tidak boleh menggunakan
ponsel sehingga hal inilah yang membuat anak panti akhirnya pergi meninggalkan panti dan
beberapa anak asuh akhirnya meninggalkan Tuhan dan masuk agama tersebut. Selain itu
banyak masyarakat yang tidak menjadi teladan bagi anak Panti Asuhan Sion ini karena

20
mereka menjadi salah satu bagian yang tidak terlalu mendukung berdirinya panti ini karena
ada rasa iri dan tidak suka dengan agama. Mereka enggan berkunjung untuk sekedar melihat
atau menyapa. Agama menjadi salah satu bentuk ketidaksukaan masyarakat di tempat ini
meskipun tetap saja ada masyarakat yang mendukung panti asuhan sion ini sebagai salah satu
tempat yang menolong anak-anak. Hal ini dapat terlihat dari bantuan masyarakat yang
menolong anak asuh dengan memberikan bantuan berupa makanan, minuman, pakaian
bahkan keuangan. Meskipun beberapa masyarakat memiliki pemikiran negatif tentang panti
ini namun banyak juga yang berpikiran positif karena ketika mereka berkunjung mereka
melihat bahwa semua hal negative yang mereka dengar di luar tidaklah benar. Akhirnya
masyarakat semakin banyak yang berkunjung dan semakin banyak paradigma mereka yang
berubah.

3.3. Analisis Teologi Misi


Kata “misi” adalah istilah Bahasa Indonesia, untuk kata latin missio yang berarti
perutusan. Kata mission adalah bentuk substantif dari kata kerja mittere (mitto, missi,
missum) yang mempunyai beberapa pengertian dasar: membuang, menembak, membentur,
mengutus, mengirim, membiarkan, membiarkan pergi, melepaskan pergi, mengambil/
menyadap, membiarkan mengalir (darah). Umumnya digunakan kata mittere dalam
pengertian mengutus, mengirim.

Istilah “teologia” berasal dari dua kata Yunani, yaitu: theos yang artinya “Allah” dan
logos yang artinya “perkataan, uraian, pikiran, dan ilmu”. Dapat diartikan secara umum
bahwa teologi adalah pengetahuan yang rasional tentang Allah dan hubungannya dengan
karya atau ciptaan-Nya seperti yang dipaparkan dalam Alkitab. Teologi misi adalah suatu
disiplin ilmu yang berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan yang timbul ketika orang
beriman berusaha memahami dan memenuhi maksud Allah di dunia, sebagaimana hal itu
dinyatakan dalam pelayanan Yesus Kristus. Teologi misi merupakan suatu refleksi kritis
tentang sikap dan tindakan yang dipakai orang-orang Kristen dalam menjalankan mandat
misioner. Tugas tersebut adalah mengesahkan, mengoreksi, dan menegaskan seluruh praktik
misi berdasarkan landasan yang lebih baik.

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala
sesuatu yang tidak kita lihat. Iman adalah karya Allah dan tindakan manusia. Iman diberikan
kepada kita untuk percaya kepada Kristus (Flp. 1:29). Pertobatan terjadi dalam bentuk
pemberian iman. Karena itu, iman bukanlah hasil upaya manusia, dalam pengertian bahwa

21
dengan kekuatannya sendiri ia menumbuhkan iman di hatinya. Iman adalah “kerja kuasa
Allah” (Kol. 2:12). Oleh karena itu, iman adalah karya Allah, dalam pengertian bahwa Ia
sendirilah yang menimbulkan dan memeliharanya dalam hati kita. Kepercayaan itu
merupakan sebuah penerimaan dari rasa percaya yang dimilikinya. Dalam Injil, tuntutan iman
dalam Yesus sebagai penyelamat yang dijanjikan dan diharapkan dan jika orang tersebut
percaya maka ia menjadi seorang Kristen. Hal yang menjadi ciri khas seorang Injil adalah
bahwa di dalamnya Yesus senantiasa menawarkan diri-Nya sebagai obyek iman dan bahwa Ia
ada dalam hubungan dengan kepentingan tertinggi dari jiwa . Iman adalah cara bereksistensi
dari hidup yang baru oleh karena roh yang artinya hidup yang baru yang dikuasai Roh Kudus
itu adalah hidup di dalam iman. Hidup dalam iman berarti hidup dalam persekutuan dengan
Kristus. Iman berkaitan erat dengan tema kesetiaan Allah. Iman merupakan ungkapan
kepercayaan seseorang pada suatu objek yang diyakini secara nyata hadir dan terlibat dalam
kehidupan. Iman adalah suatu penyerahan secara total seseorang kepada pihak lain yang lebih
kuat atau besar dari dirinya. Ada pandangan lain mengenai iman yang merupakan ungkapan
kepercayaan kita pada sosok fundamental, yaitu Allah. Dasar Hukum Taurat bukanlah iman,
melainkan siapa yang melakukannya akan hidup karenanya.

Panti asuhan Sion Sibolga sebagai salah satu lembaga yang mendukung proses
pertumbuhan iman anak asuh. Selama melakukan praktek disini kami melihat pengasuh telah
melakukan kegiatan yang baik untuk meningkatkan proses pertumbuhan iman anak di tempat
ini. Untuk anak-anak misalnya ibadah sekolah minggu, untuk kaum remaja dan muda
dilakukan ibadah muda dan mudi dan dilakukan peribadahan umum yang dipimpin langsung
oleh Pembina di tempat ini sekaligus sebagai Pendeta. Jika dibandingkan dengan anak-anak
yang lain iman anak-anak di tempat jauh ini lebih baik dilihat dari pendalaman Alkitab, cara
mereka memahami Alkitab, tulisan mereka tentang setiap khotbah yang disampaikan, cara
berdoa mereka, nyanyian mereka dan kehidupan mereka setiap hari. Iman anak asuh sudah
baik namun harus tetap dipantau agar tetap teguh dan tidak goyah. Selain itu, perbuatan
mereka menunjukkan iman anak asuh terlihat dari bagaimana mereka bekerja keras dalam
segala kegiatan, cara hidup mereka yang saling menolong, saling menasehati, saling menjaga
misalnya dengan sistem keamanan di malam hari, cara mereka saling menyapa satu dengan
yang lain, kesabaran, kebaikan dan perbuatan mereka sudah cukup baik mencerminkan iman
yang benar. Demikianlah iman anak asuh yang baik adalah cerminan pengasuh yang baik.

22
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan
Pertumbuhan Iman adalah kemajuan atau perkembangan dari sifat-sifat rohani yang
berkesinambungan menuju kearah kesempurnaan iman kepada Yesus Kristus. Pertumbuhan
iman merupakan kedewasaan secara rohani yang terus-menerus bertumbuh menuju
kesempurnaan di dalam Yesus Kristus dan semakin kuat dalam iman kepada Yesus Kristus.
Pertumbuhan iman sangat terkait dengan kedewasaan rohani, yang digambarkan dalam
Efesus 4:13-15 dan Kisah Para Rasul 2:41-47 yaitu untuk mencapai kesatuan iman, memiliki
pengetahuan yang benar tentang Kristus, teguh berpegang kepada kebenaran, bertumbuh
dalam kasih kepada Allah dan sesama, meningkat hubungan dengan Allah, hidup yang
memberkati sesama, dan berani memikul tanggung jawab. Begitu juga halnya dengan
pertumbuhan Iman anak yang seharusnya dimulai sejak dini. Anak-anak mulai diajarkan
bagaimana cara berdoa yang baik, membaca Alkitab, dan ikut beribadah kepada Tuhan,
hingga anak-anak memiliki kematangan Iman yang kuat kepada Tuhan. Pengasuh sebagai
orangtua asuh anak-anak penting sekali memiliki pengetahuan yang baik tentang isi Alkitab
sehingga dapat diajarkan dan diperdengarkan kepada anak asuh dalam menumbuhkan iman
anak. Doa yang dilakukan 5 kali, doa sebelum berangkat sekolah maupun bepergian, doa
sebelum makan, ibadah sekolah Minggu dan ibadah pemuda/I merupakan cara yang
dilakukan pengasuh dalam membentuk iman anak yang baik. Dengan begitu anak-anak
memiliki hubungan yang baik dengan Allah, memiliki kasih kepada Allah dan juga sesama,
dan adanya kepercayaan yang kuat kepada Allah melalui iman yang telah bertumbuh dalam
diri anak-anak.

5.2. Saran
Pengasuhan anak sungguh penting untuk menumbuhkan iman seorang anak asuh.
Pengasuh harus memiliki strategi dan kemampuan untuk mewujudkan hal tersebut.
Pengasuhan untuk meningkatkan iman anak asuh yang terjadi di tempat ini memang sudah
cukup baik namun terdapat beberapa saran kepada lembaga Panti Asuhan Sion Sibolga ini
sehingga Pengasuhan dapat dilakukan lebih baik lagi diantaranya:

1. Ibadah 5 waktu sebaiknya dilakukan tepat waktu meskipun ada pekerjaan yang
harus dilakukan agar disiplin iman anak asuh semakin cepat bertumbuh atau jika

23
ada tamu yang berkunjung di jam yang seharusnya dilakukan ibadah biarkanlah
tamu menunggu hingga ibadah selesai sehingga tamu mengetahui bahwa anak
asuh di tempat ini memiliki ibadah yang teratur.
2. Benarlah anak-anak asuh ditempat ini telah menulis setiap Firman yang di dengar
di sebuah buku sebagai salah satu bentuk untuk meningkatkan iman asuh namun
beberapa anak tidak melakukan hal tersebut. Demikianlah para pengasuh
sebaiknya melihat secara rutin catatan anak asuh misalnya sekali dua minggu atau
sekali seminggu.
3. Ketika pengasuh pergi untuk melakukan perjalanan jauh ataupun melakukan
kegiatan yang membuat pengasuh jauh dari anak asuh sebaiknya pengasuh
memilih pengasuh sementara yang benar untuk menjaga anak asuh. Anak asuh
yang ditinggalkan tidak bisa dipermainkan imannya dengan memberikan
pengasuh sementara yang tidak menjadi teladan karena anak asuh melihat
pengasuhnya sebagai cerminan hidupnya. Itulah pengasuh yang diberikan
sebaiknya pengasuh yang benar-benar pengasuh seperti Pembina di tempat ini
4. Masyarakat di sekitar Panti Asuhan Sion Sibolga ini sudah sebaiknya menjadi
orangtua yang ikut memelihara iman anak panti namun banyak diskriminasi yang
terjadi di sekitaran Panti sehingga anak asuh kurang teguh imannya. Sudah
sebaiknya masyarakat menjadi salah satu teladan iman dan menjadi pendukung
panti asuhan sion sibolga ini agar iman anak semakin bertumbuh lewat kehidupan
sosialnya setiap hari.
5. Anak-anak asuh sebaiknya turut perintah pengasuh yang selalu terlihat sabar
menasehati anak asuh tentang iman mereka. Anak asuh yang sudah besar harus
secara sadar melihat betapa pengasuh di tempat ini berusaha agar iman mereka
bertumbuh dalam iman karena jika anak asuh tidak mau peduli dengan hal
tersebut iman anak asuh akan lambat bertumbuh bahkan hilang sama sekali. Dan
anak asuh sebaiknya hidup bergaul dengan benar, dengan anak-anak yang takut
akan Tuhan. Janganlah anak asuh lebih cinta kepada temannya dibandingkan
Tuhannya sehingga pergi ke jalan yang salah sehingga pergaulan anak asuh
menjadi salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan iman mereka.

Daftar Pustaka
Abdullah, Mulat Wigati. Sosiologi. Medan: Grasindo. 1970.

Bakir, R. Suyoto. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Tangerang: Karisma Publishing. 2009.

24
Endarmoko, Eko. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2007.

Epafras Mujono, Billy I.H. Tumanken. “Peranan Konseling Kristen untuk Menolong
Pertumbuhan Iman Anak”, Jurnal Penabiblos, Edisi VIII, Vol. 04 N0.2. November, 2013.

http://repository.radenfatah.ac.id/10185/2/BAB%20II%20.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/91364-ID-peran-pengasuh-dalam-meningkatkan
kemand.pdf

Imam Setiawan dkk. Bunga Rampai: Analisis Kebijakan Hukum dan Perlindungan Anak.
Jawa Barat: CV Jejak, anggota IKAPI, 2022.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, S.V. “Iman”, https://kbbi.web.id/iman (Diakses 28 Juli


2023)

Kamus Besar Bahasa Indonesia, S.V. “Pertumbuhan”, https://kbbi.web.id/tumbuh (Diakses


28 Juli 2023)

Qamarina, Nur “Peranan Panti Asuhan Dalam Melaksanakan Fungsi Pengganti Keluarga
Anak Asuh Di Uptd Panti Sosial Asuhan Anak Harapan,” Journal Administrasi Negara,
Volume 5 No.3 (2017):6493.

Ritonga, Anas Habibi. Gerakan Dakwah Muhammadiyah dan Pemberdayaan Sosial


Ekonomi. Lampung: Agree Media Publishing. 2021.

Rupp, Anne Neufeld. “Tumbuh Kembang Bersama Anak: menuntun Anak Menuju
PerkembanganEmosional, Moral dan Iman”. Jakarta: Gunung Mulia, 2009.

Suhardono. Peran: Konsep, Derivasi, dan Implikasinya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
1994.

Wawancara dengan Pei Laia, tanggal 23 Juli 2023 pukul 20.00 WIB di Sibolga

Wawancara Penulis dengan Pdt. Yosua Amri Rambe Minggu, 09 Juli 2023 pukul 11.30 WIB
di Panti Asuhan Sion Sibolga

25

Anda mungkin juga menyukai