Artikel Nindi Hanna
Artikel Nindi Hanna
NIM : 2021.003.1603
I. Pendahuluan
Anak merupakan bagian yang terpenting dalam kelangsungan hidup manusia, karena
anak sebagai generasi penerus dalam suatu keluarga. Sejak lahir anak diperkenalkan dengan
pranata, aturan, norma dan nilai-nilai budaya yang berlaku melalui pembinaan yang diberikan
oleh orang tua dalam keluarga. Anak-anak merupakan aset bangsa yang tak ternilai harganya,
akan menjadi penerus perjuangan bangsa nantinya, tetapi masih banyak sekali anak-anak
yang kehilangan perhatian dan kasih sayang dari keluarga yang mengalami berbagai masalah
sehingga keluarga gagal memenuhi fungsi dan perannya secara memadai. Selain itu, tidak
semua anak mampu memiliki dan merasakan pendidikan yang layak. Fenomena ini
menunjukkan bahwa tidak semua anak bernasib baik dan dapat tumbuh berkembang dalam
lingkungan keluarga yang harmonis dan ideal. Karena banyaknya permasalahan anak-anak
seperti ini, terbentuklah Panti Asuhan. Panti asuhan yang merupakan lembaga kesejahteraan
sosial yang bertanggungjawab memberikan pelayanan pengganti, mengasuh, memelihara dan
mendidik anak agar terpenuhi kebutuhan fisik, mental, pendidikan, dan juga pembentukan
karakter mereka. Begitu juga halnya dengan Panti Asuhan Sion Sibolga, yang terus berupaya
untuk membentuk pribadi karakter anak yang baik, baik dalam perilaku sosial dan juga
religious. Oleh karena itu, penulis akan membahas bagaimana peranan pati asuhan sion
Sibolga dalam membentuk karakter anak asuh.
II. Pembahasan
II.1. Pengertian Peranan
1
Artinya “tugas atau kewajiban seseorang dalam suatu usaha atau pekerjaan”.
Peran diartikan sebagai perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang
yang berkedudukan dalam masyarakat. Sedangkan peranan merupakan tindakan
yang dilakukan oleh seorang dalam suatu peristiwa.1
Secara sosiologis peranan adalah aspek dinamis yang berupa tindakan atau
perilaku yang dilaksanakan oleh seseorang yang menempati atau memangku suatu
posisi dan melaksanakan hak-hak dan kewajiban sesuaian dengan kedudukannya.
Jika seseorang menjalankan peran tersebut dengan baik, dengan sendirinya akan
berharap bahwa apa yang dijalankan sesuai dengan keinginan diri lingkugannya.
Peran secara umum adalah kehadiran di dalam menentukan suatu proses
keberlangsungan.2 Peran dimaknai sebagai tugas atau pemberian tugas kepada
seseorang atau sekumpulan orang.
1
Syamsir, Torang, “Organisasi & Manajemen (Perilaku, Struktur, Budaya & Perubahan Organisasi)”,
(Bandung: Alfabeta, 2014), 86.
2
Soerjono Soekanto, “Sosiologi Suatu Pengantar”, (Jakarta : Rajawali Press, 2002), 242.
2
Melalui panti asuhan, anak mendapatkan pendidikan yang sangat
dibutuhkan untuk masa depannnya baik dari segi jasmani dan rohani seperti ilmu
pegetahuan, kreativitas dan karakter mereka. Panti asuhan dapat membentuk
karakter anakmenjadi anak yang mandiri dan membentuk perilaku yang berbudi
pekerti. Panti asuhan memiliki peran yang sangat besar didalam mendidik anak
agar memperoleh konsep diri yang sempurna sesuai dengan ilmu pengetahuan dan
ajaran agama sehingga menjadi anak yang mandiri dan memiliki masa depan yang
cerah. Hal ini mencerminkan bahwa panti asuhan juga berperan penting dalam
membentuk karakter anak.
Kata karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti "to mark"
(menandai) dan memfokuskan, bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam
bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu, seseorang yang berperilaku
tidak jujur, kejam, atau rakus dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek,
sementara seorang yang berperilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang
yang berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitanya dengan personality
(kepribadian) seseorang. Seseorang bisa disebut orang yang berkarakter (a person
of character) apabila perilakunya sesuai dengan kaidah moral.3
Dalam KKBI karakter diartikan sebagai perangai, tabiat, dan sifat yang
membedakan satu orang dengan orang lain.4 Dapat dikatakan sebagai karakter jika
nilai-nilai yang baik terpatri dalam Hati dan diimplementasikan dalam kehidupan
3
Zubaedi, "Desain Pendidikan Karakter", (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012, Cet.2), 12
4
J.S. Badudu dan Sutan Mohammad, “Kamus Umum Bahasa Indonesia”, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1996), 617.
3
sehari-hari. Setiap individu memiliki karakter yang berbeda-beda. Mereka
memiliki pola piker dan perilaku yang khas dalam berinteraksi dan bekerja sama,
baik dalam keluarga, masyarakat, maupun berbangsa dan bernegara. Perlu
diketahui bahwa karakter dapat dibangun secara bertahap dari hari ke hari, dan
tidak dapat di wariskan.5 Dengan adanya pembentukan karakter bagi anak-anak
asuh dapat mengembangkan kemampuan anak dalam memberikan keputusan
baik-buruk, memlihara yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan
sehari-hari dengan sepenuh hati. Karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang
membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun
lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam
sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
4
dengan duduk, mengucapkan salam dan salim ketika masuk ruangan atau bertemu
dengan tamu yang datang ke panti asuhan.
Dalam pembentukan karakter religius nya, panti ini berperan aktif dalam
melakukan peribadahan yang rutin bagi anak-anak. Dengan melakukan
peribadahan 4 kali dalam satu hari, yaitu yang pertama, pada pagi hari saat bangun
tidur. Anak-anak asuh diajarkan untuk tetap melakukan penyembahan di pagi hari,
biasanya hanya membaca firman Tuhan, lalu berlutut melakukan penyembahan,
dan terakhir berdoa. Kedua, pada siang hari pukul 12.00, anak-anak diajarkan juga
untuk berdoa disiang hari disela-sela kegiatan, mereka berhenti untuk melakukan
doa bersama. Ketiga, pada sore hari pukul 15.00 WIB, anak-anak juga melakuian
doa bersama sebelum melakukan kegiatan di sore hari. Dan terakhir, doa malam
yaitu pada pukul 19.00, biasanya dilakukan setelah makan malam. Panti ini
menerapkan doa bersama dengan rutin, demi terbentuknya karakter anak yang
baik, terlebih dalam religi mereka. Selain doa bersama yang dilakukan secara
rutin, panti ini juga menerapkan peribadahan untuk anak-anak sekolah minggu
dan ibadah pemuda/I untuk anak-anak yang sudah berusia 13 tahun keatas.
Peribadahan dilakukan setiap hari Jum’at. Anak-anak juga diajarkan untuk
mempelajari banyak lagu-lagu Rohani dan selalu membaca firman Tuhan setiap
kali melakukan doa bersama.
Dalam membina anak asuh, panti ini juga berperan aktif untuk selalu
menekankan jiwa kemandirian kepada anak, misalnya anak-anak diberikan
tabungan untuk menabung, menabung uang yang mereka dapatkan dari tamu-tamu
yang berkunjung. Selain itu anak-anak juga diberikan tugas masing-masing di
kamar mereka. Jadwal cuci piring dan beres-beres juga sudah dibuat dan anak-
anak selalu amanah dan mandiri. Anak-anak sudah diberikan tugas masing-masing
yang rutin dilakukan setiap pagi sebelum berangkat sekolah dan juga sore hari.
Dalam mengantisipasi rasa kemalasan anak-anak, panti ini selalu menempatkan
tugas-tugas anak dalam kelompok-kelompok teman sebaya mereka, membantu
anak untuk saling bekerja sama dan bertoleransi. Panti Asuhan menekankan
kepada anak-anak asuh mereka untuk memiliki sikap mandiri, jujur, amanah,
rendah hati serta bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban masing-
masing.
5
Agar anak selalu termotivasi untuk memiliki karakter yang baik pengasuh
beserta kakak yang lebih tua selalu mencontohkan dan memulai hal-hal baik
terlebih dahulu Selain itu, pengasuh sering memberikan latihan-latihan kepada
anak bagaimana mereka bisa menyelesaikan masalah secara mandiri. Menurut
Bapak Yosua Rambe, mulailah dari diri kita sendiri maka anak akan melakukan
apa yang kita kerjakan. Menjadikan diri sendiri sebagi role model untuk anak-anak
agara anak-anak dapat menirunya. Beliau juga selalu berpesan kepada anak panti
yang lebih tua di tempat ini agar mereka mampu jadi teladan bagi adik-adiknya
dan selalu memotivasi untuk berbuat yang baik. Dan selalu menekankan agar
ketika memiliki masalah, anak mampu menyelasaikannya secara mandiri.
Pertama kali masuk di Panti Asuhan Sion anak-anak asuh masih membawa
sikap asli mereka di lingkungan rumah, karena setiap keluarga pasti berbeda cara
mendidiknya. Di panti asuhan Sion ini mereka di ajarkan dan di bimbing ke arah
yang lebih baik sesuai dengan ajaran agama, karena pada dasarnya manusia
memiliki sikap yang baik tetapi tergantung dari lingkungan mereka berada apakah
berada di lingkungan yang menunjukkan karakter yang baik apa tidak. Sehingga
setelah mereka mengikuti berbagai kegiatan yang di berikan oleh panti asuhan
mereka sadar bagaimana pentingnya melakukan sesuatu yang positif, pembawaan
mereka juga lebih tenang bahkan mereka selalu sopan dengan semua orang yang
lebih tua, lebih menyayangi yang muda.
6
anak yang lebih baik. Asal mula anak yang menjadi faktor penghambat ,
karena tidak semua asal anak asuh merupakan lingkungan yang mendidik
karakter mereka, tetapi sebenarnya semua orang memiliki karakter yang
baik, melainkan lingkungan yang dapat merubahnya. Sehingga di
lingkungan panti asuhan ini berusaha untuk memberikan proses
pengasuhan menuju anak berkarakter yang baik. Pembentukan karakter
anak-anak panti asuhan bukanlah perkara yang mudah bagi orang tua asuh.
Setiap anak datang dengan latarbelakang yang berbeda-beda sehingga
orang tua asuh perlu mendidik dan membimbing anak-anak dengan nilai-
nilai Kristiani sehingga anak dapat tumbuh dan memiliki karakter yang
baik.
Istilah misi (Mission) berasal dari bahasa Latin mission yang diangkat dari kata
dasar mittere yang artinya to send, mengirim, mengutus, act of sending. Padanan dari kata
Yunani ialah apostello.6 Kata mission adalah bentuk substantive dari kata kerja mittere
(mitto, missi, missum) yang mempunyai beberapa pengertian dasar: membuang,
menembak, mengirim, mengutus, membiarkan, melepaskan pergi, mengambil–
6
Arie De Kuiper, “Missiologia: Ilmu Pekabaran Injil”, (Jakarta: Gunung Mulia, 2004), 9.
7
menyadap.7 Mission juga dapat berarti pengutusan Tuhan, dimana Mission beranjak dari
hati Allah kedalam dunia ciptaanNya. Mission adalah rencana pengutusan Allah (Missio
Dei) yang kekal untuk membawa syalom kepada manusia dan segenap ciptaanNya demi
kejayaan Kerajaan Allah. Defenisi ini mengemukakan bahwa misi adalah rencana Allah
Yang Esa, yang merupakan isi hati-Nya sejak kekal yang bertujuan untuk membawa
damai bagi manusia dan segenap ciptaanNya.8
Misi dalam hal ini bukanlah hanya di tujukan kepada gereja saja. Misi juga
berperan aktif bagi anak-anak yang terlantar dan membutuhkan kepedulian dari
lingkungan sekitarnya. Misi Allah juga berperan pada anak-anak membutuhkan
pertumbuhan yang baik, baik itu dalam karakter agama, dan sikap perilakunya yang
didapat melalui pelayanan panti asuhan yang dapat menjamin keberlangsungan hidup
bagi anak-anak yang terlantar. Pembinaan karakternya juga sangat dibutuhkan, seperti
dalam pandangan Alkitab sudah ditulis sejak dari awal ciptaannya dalam kitab Kejadian,
"Anak-anak yang Tuhan berikan kepadaku" (Kejadian:1). Konsep ini merupakan
pernyataan Allah yang tegas sejak awal (Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru).
Dimana anak-anak merupakan pemberian atau anugerah Tuhan. Puncaknya dalam
Perjanjian Lama Maz 127:3, Ayat itu menyatakan bahwa anak-anak adalah pusaka dari
Tuhan, dan anak dalam kandungan adalah pemberian atau warisan, maka terimalah
mereka dengan sukacita berdasarkan pengertian yang benar.
Alkitab dalam kitab 1 Korintus 10:33 menyatakan “pergaulan yang buruk merusak
kebiasaan yang baik. Karakter ditentukan oleh apa yang diterima jiwanya dalam
pergaulan sehari-hari. Karakter mulai terbentuk, ditempa sejak kecil, dipengaruhi oleh
orangtua melalui bimbingan, nasehat, pembelajaran dalam keluarga, permainan, tetangga,
sekolah, lingkungan alam, gereja, kelompok bermain, televisi, budaya, segala kekuatan
sosial yang berhubungan dengan anak. Anak-anak dapat memiliki karakter kristen
melalui latihan dari pembiasaan baik oleh panti asuhan. Karakter menurut Alkitab adalah
menjalani hidup di hadapan Tuhan dengan penuh hormat dan berusaha menyenangkan
Tuhan. Membangun karakter ialah “mengukir nilai/prinsip kebenaran Allah dengan
praktek hidup benar berdasarkan Alkitab. Artinya melakukan yang benar karena hal
tersebut benar.” Praktek hidup benar dapat dilakukan jika memahami terlebih dahulu
Alkitab dan hal tersebut merupakan tugas dan tanggungjawab warga gereja secara khusus
7
Edmund Woga, “Dasar-dasar Misiologi”, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), 15.
8
David J Bosch, “Transformasi Misi Kristen”, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2018)
8
dan pengasuh di panti asuhan. Karakter dibentuk melalui pikiran yang benar (Roma 12:2),
disiplin rohani (1Korintus 9:24-27). Latihan rohani tersebut meliputi: membaca dan
mendalami Alkitab secara teratur, berdoa secara teratur, melayani dengan penuh
semangat, ketaatan kepada firman Tuhan. Pembaharuan budi menghantar anak-anak
untuk mengenal dan melakukan kehendak Allah. Apa yang diyakini oleh pikiran akan
mempengaruhi perilaku. Penerapan dari konsep pembentukkan karakter kristen dapat
dilakukan dalam berbagai pembiasaan baik.
Penerapan nilai-nilai Kristiani bagi anak panti asuhan dalam upaya pembentukan
karakter kristen di Panti asuhan Sion dilakukan secara konsisten dan terus menerus
dengan berdasarkan ajaran dari Tuhan Yesus yang tertulis dalam Ulangan 6:7. Nilai-nilai
keagamaan dalam keluarga terlebih dulu memberikan teladan kepada anak-anak dalam
proses pembentukan karakter yang dilakukan. Orang tua asuh bertanggung jawab
terhadap pertumbuhan spritual anak-anak di panti asuhan, melalui bekal iman yang benar
dan hidup dalam kerohanian yang optimal. Dengan cara ini diharapkan anak-anak dapat
melewati proses hidup dengan dasar rohani yang kuat dan benar sehingga saat mereka
dewasa dasar rohani ini sangat mendasari hidup mereka dalam bersikap dan bertingkah
laku di tengah masyarakat.
IV. Penutup
IV.1. Kesimpulan
Panti asuhan Sion Sibolga merupakan tempat bagi anak-anak dari berbagai
latarbelakang masalah keluarga, ada yang datang karena orangtuanya telah
meninggal, ada yang karena masalah ekonomi, orangtua tidak mau bertanggungjawab,
orangtua sakit keras, datang dengan status anak yatim dan orangtua hanya menitipkan
pada pengemudi ojek untuk diantar ke panti asuhan tanpa mengetahui alasannya.
Kondisi ini kemudian membawa dampak negatif bagi karakter anak-anak, itu
sebabnya peran orang tua asuh sangatlah penting bagi anak-anak panti asuhan Sion.
Penerapan nilai-nilai kristiani keluarga bagi anak panti asuhan dalam upaya
pembentukan karakter kristen sudah diterapkan dengan baik. Sebagai orang tua asuh
menjalankan tanggungjawabnya dalam memenuhi kebutuhan anak baik secara
emosional (memberikan kasih sayang, perhatian dan cinta kasih) maupun kebutuhan
rohani. Kebutuhan rohani dalam hal ini yaitu, orang tua asuh membimbing dan
mendidik anak-anak dengan nilai-nilai kristiani dalam Alkitab sehingga anak-anak
9
percaya kepada Kristus, beriman kepada Kristus dan memiliki sikap hidup atau
karakter seperti Kristus.
IV.2. Saran
1. Kepada Pimpinan Panti
2. Kepada penulis
10
V. Daftar Pustaka
Bosch, David J. Transformasi Misi Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2018.
CSsR, Edmund Woga. Dasar-dasar Misiologi. Yogyakarta: Kanisius, 2006.
De Kuiper, Arie. Missiologia: Ilmu Pekabaran Injil. Jakarta: Gunung Mulia, 2004.
Muchlas Samani dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sutan Mohammad, J.S. Badudu. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1996.
Syamsir, Torang. Organisasi & Manajemen (Perilaku, Struktur, Budaya & Perubahan
Organisasi. Bandung: Alfabeta, 2014.
Zubaedi. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.
11
Foto-foto
12
Meditasi Bersama Anak-Anak Panti Asuhan Sion Sibolga
13
Melakukan Aktivitas bersama anak sekolah minggu panti asuhan sion sibolga
14
Bermain di Pantai bersama anak panti asuhan sion
15
Melayani tamu yang datang untuk memberikan berkat dan bantuan kepada anak-anak panti
asuhan sion sibolga
16