8.Perpres Nomor 102 Tahun 2016 Tentang Pendanaan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Dalam Rangka Pelaksanaan Proyek
Strategis Nasional.
a. Jalan umum dan jalan tol, rel kereta api (di atas tanah, di ruang atas
tanah, ataupun di ruang bawah tanah), saluran air minum/air
bersih, saluran pembuangan air dan sanitasi;
b. Waduk, bendungan, bendungan irigasi dan bangunan pengairan
lainnya;
c. Pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta api, dan terminal;
d. Fasilitas keselamatan umum, seperti tanggul penanggulangan
bahaya banjir, lahar, dan lain-lain bencana;
e. Tempat pembuangan sampah;
f. Cagar alam dan cagar budaya;
g. embangkit, transmisi, distribusi tenaga listrik
PANITIA PENGADAAN TANAH (P2T)
• Adalah panitia yg dibentuk utk membantu pengadaan
tanah bagi pelaks pembangunan utk kepentingan
umum
• Yang Membentuk :
1.Bupati/Walikota utk PPT kab/kota
2.Gubenur utk PPT Propinsi dan DKI
3.Mendagri utk pengadaan tanah yang wilayahnya
mencakup beberapa propinsi
PERENCANAAN
• Instansi pem yg memerlukan tanah menyusun
proposal rencana pembangunan, yg menguraikan :
1. maksud dan tujuan pembangunan
2. letak dan lokasi pembangunan
3. luasan tanah yg diperlukan
4. sumber pendanaan
5. analisis kelayakan lingkungan perencanaan
pembangunan, termasuk dampak
pembangunan, berikut upaya pencegahan dan
pengendaliaanya
• Proposal tdk diperlukan utk pembangunan fasilitas
keselamatan umum dan penanganan bencana
PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM YANG LUASNYA
TIDAK LEBIH DARI 5 (LIMA) HEKTAR
Nilai Objek
PENILAIAN Penilaian oleh Appraisal
Pengadaan Tanah
Pelepasan hak harus
PELEPASAN HAK Pembayaran Ganti Rugi dilakukan di depan
kepala kantor
• Pengukuran
PENSERTIPIKATAN • Tim Peneliti Sertipikat
• Proses pensertipikatan
PASAL 54 A PERMEN ATR/ KABPN NOMOR 6 TAHUN 2015
OBYEK SELAIN KEPENTINGAN UMUM (Pasal 10 UU 2/2012 )
DILAKSANAKAN OLEH /
DIMILIKI OLEH PEMERINTAH Dilaksanakan secara
1. INSTANSI PEMERINTAH (APBN) langsung (jual beli,
2. PEMERINTAH DAERAH (APBD) hibah, tukar menukar
SOSIALISASI
INSTANSI YANG DOKU LENGKAP TIM KEPADA PIHAK YG
GUBERNUR BERHAK DAN
MEMERLUKAN TANAH MEN PERSIAPAN
PENDATAAN AWAL
30 hr
DITOLAK 14 hr
3 hr
14 hr SETUJU TIM KAJIAN 30 hr 60 hr
DIBATALKAN
KEBERATAN KEBERATAN
30 hr 30 hr
Putusan MA MENOLAK KONSULTASI KONSULTASI
lanjut/tidak Gugatan ke MA Gugatan PTUN 14 hr PUBLIK ULANG PUBLIK
7 hr
SK PENETAPAN
PENGUMUMAN
LOKASI SETUJU
14 hr DIUMUMKAN 14 HARI
7 hr
2 hr 30 hr
3 hr DAFTAR
PERMOHONAN PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN INVENTARISASI
PELAKSANA PT
NOMINATIF &
KE KANWIL BPN SATGAS A & B & IDENTIFIKASI
PETA BIDANG
PENYERAHAN
HASIL 2 hr 2 hr 14 hr
KEBERATAN PENGADAAN
14 hr
PENILAI OLEH
7 hr VERIFIKASI 14 hr INSTANSI
KANTAH
PELEPASAN HAK MUSYAWARAH PENAKSIRAN PENETAPAN
PEMBERIAN SETUJU
DIHADAPAN GANTI RUGI PENILAI OLEH
KAKANTAH
GANTI RUGI SETUJU GANTI
BENTUK
min 2 OLEH PENILAI KETUA PPT
RUGI hr
04 SETUJU
SETUJU
30 hr 30 hr 30 hr
TAHAPAN TIDAK SETUJU
TIDAK SETUJU
PENYERAHAN
HASIL
MA PN
03 TAHAPAN PELAKSANAAN
TIDAK SETUJU, TITIP JW putusan 30 hr
JW putusan 30 hr
PERSIAPAN PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM (1)
f. Pihak yang menguasai tanah negara dengan itikad baik, yang dibuktikan
dengan:
1) Sertipikat hak atas tanah yang telah berakhir jangka waktu haknya;
2) Surat sewa menyewa tanah;
3) Surat keputusan penerima obyek tanah landreform;
4) Surat ijin garapan/ membuka tanah; atau
5) Surat penunjukan/ pembelian kavling tanah pengganti.
g. Pemegang dasar penguasaan hak atas tanah, dengan alat bukti
penguasaan, berupa:
1) Akta jual beli hak atas tanah yang sudah bersertipikat yang belum
dibalik nama;
2) Akta jual beli atas hak milik adat yang belum diterbitkan sertipikatnya;
3) Surat ijin menghuni;
4) Risalah lelang; atau
5) Akta ikrar wakaf, akta pengganti ikrar wakaf, atau surat ikrar wakaf.
PERSIAPAN PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM
Dalam hal bukti kepemilikan atau penguasaan sebidang tanah tidak ada,
pembuktian pemilikan atau penguasaan dapat dilakukan dengan bukti lain berupa:
1. Pernyataan tertulis dari yang bersangkutan; dan
2. Keterangan yang dapat dipercaya dari paling sedikit 2 (dua) orang saksi dari
lingkungan masyarakat setempat yang tidak mempunyai hubungan keluarga
dengan yang bersangkutan sampai derajat kedua, baik dalam kekerabatan
vertikal maupun horizontal, yang menyatakan bahwa yang bersangkutan
adalah benar sebagai pemilik atau menguasai sebidang tanah tersebut.
(Pasal 26 Perpres 71/2012)
TAHAPAN PELAKSANAAN
PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH
1. Penyiapan pelaksanaan
2. Inventarisiasi dan Identifikasi
3. Pengumuman
4. Verifikasi Peta Bidang dan Daftar Nominatif
5. Pengadaan Peniliai Pertanahan
6. Penaksiran Ganti Kerugian
7. Pemberitahuan Besarnya Ganti Kerugian dan Musyawarah
Bentuk Ganti Kerugian
8. Validasi
9. Pembayaran Ganti Kerugian dan Pelepasan Hak
10. Penitipan Uang ganti kerugian ke Pengadilan
11. Penyerahan Hasil
PENYIAPAN PELAKSANAAN
a. Membuat Rencana Kerja,
• VERIFIKASI
a) APABILA ADA PIHAK YANG BERHAK YANG KEBERATAN, MAKA SATGAS A DAN SATGAS B
AKAN MELAKUKAN VERIFIKASI
b) BILA KEBERATAN DITERIMA MAKA, DAFTAR NOMINATIF ATAU PETA BIDANG AKAN
DIBETULKAN.
c) BILA KEBERATAN DITOLAK, MAKA DIBUATKAN BERITA ACARA PENOLAKAN KEBERATAN
YANG DITANDATANGANI KETUA PELAKSANA
PENETAPAN PENILAI
Dasar: Daftar Nominatif dan Peta Bidang
Surat untuk mengadakan pengadaan penilai
INSTANSI YANG
KETUA PELAKSANA MEMERLUKAN TANAH
Melaporkan hasil pemenang penilai
SK PENETAPAN PENILAI
PERTANAHAN
1. MUSYAWARAH sepakat atau tidak sepakat akan dituangkan dalam Berita Acara
Kesepakatan
2. Pihak yang berhak yang belum sepakat dalam waktu 14 (empat belas) hari dapat
mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri.
3. Untuk keberatan ke Pengadilan Negeri pihak yang berhak dapat mengajukan permohonan
kepada Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah untuk menerbitkan salinan/kutipan BA
Musyawarah Ganti Rugi
4. Ketua Pelaksana dapat membentuk Tim Musyawarah Ganti Rugi yang terdiri dari unsur:
1) BPN
2) Appraisal
3) Satgas A dan B,
4) Pemerintah Daerah setempat
5. VALIDASI:
• Hasil musyawarah bentuk dan besarnya ganti rugi akan diolah, sehingga akan diketahui
berapa yang minta ganti kerugian berbentuk uang, tanah pengganti atau permukiman
kembali serta besaran nilai ganti kerugian dan validasi untuk konsinyasi bidang tanah
yang bersengketa/belum memberikan persetujuan.
• Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak surat Validasi, Instansi yang memerlukan tanah
diharapkan sudah dapat menyiapkan dana untuk pembayaran ganti kerugian
PEMBAYARAN GANTI RUGI DAN
PELEPASAN HAK ATAS TANAH
a. Naskah Berita Acara Pelepasan Hak dan kuitansi disiapkan oleh Sekretariat
Pelaksana Pengadaan Tanah
b. Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah dapat membentuk Tim Pembayaran
Ganti Rugi yang terdiri dari unsur:
1. BPN 4. PEMERINTAH DAERAH
2. INSTANSI YG MEMERLUKAN TANAH 5. PIHAK PERBANKAN
3. KEPALA DESA 6. PIHAK KEAMANAN
1 Tanah Instansi Pemerintah/TNI/Polri - Pasal 45 UU 2/2012 Tidak diberikan ganti rugi - Dilakukan oleh Pejabat yang berwenang
- Pasal 46 UU 2/2012 kecuali: atau yang diberi pelimpahan kewenangan
- Pasal 47 UU 2/2012 Obyek Pengadaan Tanah - Bentuk ganti rugi Tanah/Bangunan atau
telah berdiri bangunan Relokasi
yang digunakan secara - Pelepasan dilaksanakan 60 hari kerja sejak
aktif untuk Penlok
penyelenggaraan tugas - Apabila pelepasan belum selesai dalam
pemerintah waktu 60 hari, tanahnya dinyatakan telah
dilepaskan dan menjadi tanah negara dan
langsung digunakan untuk pembangunan
3 Tanah Kas Desa - UU 2/2012 Obyek Pengadaan Tanah - Ijin dari Bupati/Walikota persetujuan
- Pasal 45, Pasal 46, dan Kas Desa Gubernur
Pasal 47 UU 2/2012 - Bentuk ganti rugi
- PMDN 1/2016 a. Tanah/bangunan
b. Relokasi
- Uang (harus mendapat ijin dan persetujuan
Gubernur)
PELEPASAN ASET – SUBYEK HAK(2)
4 Tanah Wakaf - Pasal 17 Perpres 71/2012 Pelepasan/ganti rugi - Koordinasi dengan Badan Wakaf Indonesia
- Perpres 42/2006 tanah wakaf sesuai setempat
ketentuan perundang- - Bentuk ganti rugi
undangan tentang wakaf a. Tanah
b. Bangunan
c. Relokasi
d. Uang (setelah mendapat persetujuan
Badan Wakaf Indonesia)
5 Tanah Kehutanan - Perpres 4/2016 - Sesuai RTRW (diluar - Pelepasan Kawasan Hutan/APL
- Permen ESDM 33/2016 kawasan hutan) - Pinjam-pakai Kawasan
- Dalam Kawasan - Tanam/Tumbuh Bangunan
Hutan - Penyelesaian teknis tanah, bangunan
dan/atau tanaman yang dikuasai
masyarakat dalam kawasan hutan