Anda di halaman 1dari 16

MODUL AJAR

A. INFORMASI UMUM
1. Identitas Modul
Nama : F7
Satuan Pendidikan : SMAN 3 Painan
Mata pelajaran : MUATAN LOKAL KEMINANGKABAUAN
Fase :F
Kelas/Semester : XI/1
Alokasi Waktu : 6 JP
Tahun Pelajaran : 2023/2024

2. Kompetensi Awal
Peserta didik mengetahui tentang ragam upacara adat Minangkabau

3. Profil Pelajar Pancasila


Peserta didik dapat menguatkan karakter beriman kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berakhlak mulia dan kreatif.

4. Sarana dan Prasarana


Sarana: Gadget, internet, laptop, dan alat sederhana yang ada disekitar

5. Target Peserta Didik


Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan
memahami materi ajar. Jumlah peserta didik: 36 orang
6. Model Pembelajaran
Model pembelajaran: Discovery Learning

KOMPONEN INTI
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu menganalisis ragam upacara adat dan mensimulasikan
upacara adat minangkabau.
B. Pemahaman Bermakna
Peserta didik mengetahui tentang ragam upacara adat Minangkabau.
C. Pertanyaan Pemantik
1. Upacara adat Minangkabau apa saja yang ananda ketahui?
2. Upacara adat Minangkabau apa saja yang pernah ananda ikuti dan berperan
apa ananda dalam upacara adat tersebut.

D. Persiapan Pembelajaran
1. Guru mempersiapkan dan memahami materi yang akan disampaikan.

2. Guru memastikan kesiapan peserta didik.

3. Guru mendistribusikan LKPD kepada seluruh peserta didik.

4. Guru memastikan lingkungan belajar yang kondusif.

E. Kegiatan Pembelajaran
Terdiri dari 3 tahap
1. Pendahuluan
a. Memberi Salam
b. Guru meminta peserta didik memimpin doa
c. Guru mengabsen, memeriksa kerapian berpakaian, kebersihan kelas.
d. Guru menyampaikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan
dicapai
e. Guru memberikan penjelasan tentang tahapan kegiatan pembelajaran
f. Guru melakukan apersepsi
g. Guru memberikan pertanyaan arahan (Guide Questions) :
a. Apa manfaat dan fungsi belajar teknologi informatika?
b. Seberapa tahu kah kita tentang sejarah perkembangan teknologi
informasi di dunia dan siapa saja tokoh dibaling perkembanngan
tersebut?
c. Seberapa tahukah kita tentang bidang studi dan profesi terkait
teknologi informasi?
h. Guru memberi motivasi kepada peserta didik

2. Inti
a. Guru membagikan sebuah link youtube (https://www.youtube.com/watch?
v=7ynrW0eK_PA) yang menampilkan bermacam upacara adat
minangkabau.
b. Peserta didik menyimak dan memperhatikan video yang ditayangkan.
c. Peserta didik diminta memberikan tanggapan dan pendapat terhadap
pertanyaan-pertanyaan guru.
d. Guru menugaskan peserta didik agar membentuk kelompok, tiap kelompok
terdiri maksimal 6 orang. Guru membagikan lembar kerja secara
berkelompok yang berisi permasalahan yang ditetapkan dalam pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan dan tugas membuat ringkasan materi untuk
dipresentasikan. Guru membuka akses koneksi internet untuk peserta didik.
e. Peserta didik segera membentuk kelompok sesuai instruksi dan dalam
kelompok masing-masing siswa membaca dan mengamati aktivitas
pembelajaran yang diberikan. Peserta didik melakukan eksplorasi melalui
internet untuk mencari dan menemukan referensi pendukung.
f. Guru memberikan kesempatan peserta didik bertanya dengan menanyakan
bagian yang belum dipahami pada LKPD
g. Peserta didik bertanya tentang bagian yang belum dipahami.
h. Guru memastikan setiap anggota memahami tugas yang harus
diselesaikan secara kelompok.
i. Guru memantau perkembangan penyelesaian tugas oleh kelompok peserta
didik selama pengerjaan masalah (penyelidikan) sampai masing-masing
kelompok mampu menyelsaikan tugasnya.
j. Peserta didik dapat menunjukan kemandirian dan bergotong royong dalam
mencari sumber-sumber informasi terkait, bernalar kritis dalam berdiskusi
atas kajian berbagai referensi yang ditemukan, serta kreatif dalam
menyusun bahan presentasi.
k. Kelompok menentukan atau memutuskan opsi jawaban yang dianggap
paling sesuai dan memliki referensi pendukung dianggap paling rasional
melalui musyawarah mufakat.
l. Masing-masing kelompok melakukan presentasi atas diskusi yang telah
dilakukan dalam kelompok.
m. Guru menilai hasil sajian setiap kelompok dan melakukan penyamaan
persepsi dengan melakukan tanya jawab kepada beberapa peserta didik
n. Kelompok menyajikan hasil diskusi dan jawaban beserta argumen
pendukung yang mendasari jawaban.

3. Penutup
1. Peserta didik bersama-sama dengan guru menyimpulkan hasil
pembelajaran
2. Refleksi
3. Melanjutkan Aktivitas selanjutnya

F. Asesmen
a. Teknik dan bentuk penilaian

No Aspek Teknik Bentuk Penilaian


Penilaian

1 Sikap Observasi Lembar Pengamatan

2 Pengetahuan Penugasan Penugasan kelompok

3 Keterampilan Praktik Lembar Kerja Peserta Didik


b. Kriteria penilaian
1) Penilaian Sikap

No Aspek Skor Keterangan

1 Bernalar Kritis Peserta didik tidak dapat bernalar kritis dalam


1
mengemukakan pendapat/gagasan

Peserta didik dapat sedikit bernalar kritis dalam


2
mengemukakan pendapat/gagasan (50% tepat)

Peserta didik dapat bernalar kritis dalam


3
mengemukakan pendapat/gagasan (75% tepat)

Peserta didik dapat bernalar kritis dalam


4 mengemukakan pendapat/gagasan dengan
tepat

2 Kreatif Peserta didik tidak ada kreatifitas dalam


1 pembuatan bahan presentasi dari penyajian
jawabanatas soal-soal penugasan

Peserta didik sedikit memiliki kreatifitas dalam


2 pembuatan bahan presentasi dari penyajian
jawabanatas soal-soal penugasan

Peserta didik cukup memiliki kreatifitas dalam


3 bahan presentasi dari penyajian jawabanatas
soal-soal penugasan

Peserta didik sangat kreatif dalam pembuatan


4 bahan presentasi dari penyajian jawabanatas
soal-soal penugasan

3 Gotong Peserta didik tidak secara sukarela dalam


royong berkolaborasi, tidak saling peduli dan tidak bias
1
berbagi dalam menyelesaikan tugas
kelompoknya.

Peserta didik secara sukarela dalam


berkolaborasi tapi tidak saling peduli dan tidak
2
bisa berbagi dalam menyelesaikan tugas
kelompoknya.

3 Peserta didik secara sukarela dalam


berkolaborasi, bisa saling peduli tetapi tidak bisa
berbagi dalam menyelesaikan tugas
kelompoknya.
Peserta didik secara sukarela dalam
berkolaborasi, bias saling peduli dan bisa
4
berbagi dalam menyelesaikan tugas
kelompoknya.

4 Mandiri Peserta didik tidak bersedia mengemukakan ide


1 pada saat diskusi dan praktikum dan tidak
bertanggung jawab selama proses belajar.

Peserta didik bersedia mengemukakan ide pada


2 saat diskusi dan praktikum dan tidak
bertanggung jawab selama proses belajar.

Peserta didik bersedia mengemukakan ide pada


3 saat diskusi dan praktikum dan bertanggung
jawab selama proses belajar.

Peserta didik bersedia mengemukakan ide pada


4 saat diskusi dan praktikum dan sangat
bertanggung jawab selama proses belajar.

Petunjuk Penskoran :
1. Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
2. Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Total Skor
Nilai = = x4
Skor Maksimal
3. Peserta didik memperoleh nilai :

Nilai Score

Sangat baik 3.20 – 4,00 (80 – 100)

Baik 2.8 – 3.19 (70 – 79)

Cukup 2.4 – 2.79 (60 – 69)

Kurang Kurang dari 2.4 (60)


2) Penilaian pengetahuan
a) Penugasan Mandiri.
(1) Kisi-Kisi
N Tujuan Indikator soal Bentuk No soal
o Pembelajaran soal

1 Menganalisis Memahami ragam Uraian 1


ragam upacara upacara adat
adat
Menganalisis ragam
upacara adat

(2) Soal Penugasan


1. Bila dikaitkan baralek dengan ajaran agama disebut
dengan….
2. Upacara adat di Minangkabau yang banyak melibatkan pihak
Bako adalah upacara…..
3. Apa perbedaan makan barapak dan makan bajamba di
Minangkabau.

b) Penugasan Kelompok
(1.) Kisi-Kisi
N Tujuan Indikator soal Bentuk No soal
o Pembelajaran soal

1 Mensimulasikan Memilih upacara adat Diskusi 1


upacara adat Minangkabau Kelompok
minangkabau
Mensimulasikan
upacara adat
Minangkabau

(2.) Soal Penugasan


1. Buatlah kelompok kecil untuk memvideokan prosesi upacara
adat di daerahmu
2. Buatlah kelompok diskusi untuk menanggapi prosesi upacara
adat dimaksud.
B. Pengayaan dan Remedial
1. Jelaskan prosesi baralek perkawinan menurut adat nagari daerah kamu
2. Jelaskan prosesi upacara adat turun mandi menurut adat Minangkabau.
LAMPIRAN
A. Lembar Kerja Peserta Didik

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Materi ajar : Upacara Adat


Mata pelajaran : Muatan Lokal Keminangkabauan
Jenjang/Kelas : SMA/XI
Nama kelompok : ……………………………………
Anggota kelompok :
1. ………………………………..
2. ………………………………..
3. ………………………………..
4. ………………………………..
5. ………………………………..
6. ………………………………..

a. Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase F,peserta didik mampu menganalisis ragam upacara adat dan
mensimulasikan upacara adat Minangkabau

b. Tujuan
Peserta didik mampu menganalisis ragam upacara adat dan mensimulasikan
upacara adat minangkabau.

c. Alat dan bahan


Laptop/tablet/PC, aplikasi presentasi, aplikasi pengolah kata, Internet

d. Materi

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya
akan beragam budaya, adat, dan tradisi salah satunya yaitu upacara adat Minangkabau
yang akan kita akan bahas pada kesempatan kali ini.
Minangkabau atau disingkat Minang adalah kelompok etnis kultural dan
geografis yang ditandai dengan penggunaan bahasa, dan identik dengan agama Islam.
Secara geografis Minangkabau berada dikawasan Sumatera Barat yang meliputi
setengah daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pesisir barat
Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan Negeri Sembilan di Malaysia.

Suku Minangkabau atau Minang (seringkali disebut orang Padang) merupakan


suku yang mayoritasnya berada di Provinsi Sumatera Barat. Suku ini terkenal akan
adatnya yang matrilineal, walaupun orang Minang sangat kuat memeluk agama Islam.

Adat basandi syara’, syara’, basandi Kitabullah (adat bersendikan hukum,


hukum bersendikan Al-Qur’an) merupakan cerminan adat Minang yang berlandaskan
Islam. Secara etimologi nama Minangkabau berasal dari dua kata yaitu Minang
(menang), dan Kabau (kerbau). Nama tersebut berasal dari sebuah legenda. Konon
pada abad ke-13, kerajaan Singasari melakukan ekspedisi ke Minangkabau, Sumatera
Barat.

Setelah suku Minang mengetahui akan kedatangan kerajaan Singasari.


Masyarakat lokal mempunayi inisiatif agar diadakannya tradisi adu kabau (kerbau)
antara kerbau Minang dan kerbau Jawa. Kemudian pasukan kerajaan Majapahit yang
waktu itu bersama kerajaan Singasari menyetujui usul tersebut dan menyediakan
kerbau Jawa yang besar dan agresif.

Sementara itu, masyarakat Minang menyediakan seekor anak kerbau yang


lapar, dan diberikan pisau pada tanduknya. Dalam pertempuran tersebut, anak kerbau
suku Minang mencari kerbau Jawa dan langsung mencabik-cabik perutnya, karena
menyangka bahwa kerbau tersebut adalah induknya yang hendak menyusui. Atas
kejadian inilah masyarakat Minang memenangkan adu kabau tersebut dan atas
peristiwa tersebut juga nama Minangkabau terbentuk.
MACAM-MACAM UPACARA ADAT MINANGKABAU

Bisa dikatakan bahwa suku Minangkabau, Sumatera Barat merupakan salah


satu suku terbesar yang ada di Indonesia. Maka tidak heran jika terdapat macam-
macam upacara yang menarik dan unik serta penuh dengan nilai filosofis.

Berikut ini adalah beberapa upacara adat Minangkabau yang masih berkembang
dan dilaksanakan hingga sekarang.

1) Batagak Rumah

Batagak Rumah merupakan upacara adat suku Minangkabau yang dilakukan ketika
akan mendirikan rumah Gadang. Rumah Gadang sendiri adalah rumah adat khas
Sumatera Barat. Dalam bahasa Minang, Gadang mempunyai arti “besar” karena pada
kenyataannya rumah ini memiliki bentuk seperti badan kapal yang membesar keatas,
rumah Gadang juga berjenis rumah panggung, persegi empat.
Semua bagian dalam rumah Gadang adalah ruangan lepas terkecuali kamar tidur.
Rumah Gadang sendiri terbagi atas lanjar yang ditandai oleh tiang. Tiang yang
berurutan daeri depan ke belakang meandai lanjar, sebaliknya tiang dari ke kanan
menandai ruang.

Jumlah lanjar biasanya tergantung pada besar atau kecilnya sebuah rumah, bisa dua,
tiga sampai empat. Adapun untuk jumlah ruangannya selalu bersifat ganjil antara tiga
sampai sebelas. Lantainya sendiri terbuat dari kayu (papan), badannya terbuat dari
papan yang diukir, sedangkan atapnya dari ijuk yang berbentuk gonjong (tanduk
kerbau).

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam upacara mendirikan rumah Gadang,
antara lain:

● Mufakat Awal: dimulai dengan membahas letak rumah,ukuran, serta waktu


pengerjaan.
● Maleo Kayu: kegiatan menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan, seperti kayu.
● Mancatak Tiang Tuo: pengerjaan utama dalam pembuatan rumah.
● Batagak Tiang: kegiatan ini dilakukan setelah bahan-sudah siap, yaitu saling
bergotong royong dalam menegakkan tiang.
● Manaiakkan Kudo-kudo: melanjutkan pembangunan rumah setelah tiang tiang
selesai di ditegakkan.
● Manaiak-i Rumah: acara terakhir dari upacara batagak rumah, yaitu perjamuan
sebagai tanda terimakasih pada semua pihak yang sudah membantu dan
sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT.
2) Perkawinan

Dalam tiap masyarakat dengan susunan kekerabatan, perkawinan memerlukan


adaptasi dalam banyak hal, baik itu dari  segi asal usul, kebiasaan hidup, tingkat sosial,
tatakrama, bahasa dan pendidikan, karena beberapa hal tadi merupakan syarat utama
dalam perkawinan.

Adapun syarat-syarat lain yang harus diperhatikan, salah satunya menurut Fiony


Sukmasari dalam bukunya yang berjudul Perkawinan Adat Minangkabau adalah:

● Kedua calon mempelai harus beragama Islam.


● Kedua calon mempelai harus dapat saling menghormati dan mengahargai orang
tua dari keluarga kedua belah pihak.
● Kedua calon tidak memiliki hubungan sedarah maksudnya tidak berasal dari
suku yang sama, terkecuali persukuan itu berasal dari nagari atau luhak yang
lain.
● Calon suami harus sudah mempunyai sumber penghasilan untuk dapat
menjamin kelangsungan hidup keluarganya.

Perkawinan yang dilakukan tanpa memenuhi salah satu syarat diatas diangggap
perkawinan haram. Selain itu masih ada beberapa tatakrama dalam upacara adat yang
harus dipenuhi seperti:

● Pinang Maminang perundingan para kerabat untuk membicarakan calon suami


untuk si gadis ( biasanya acara ini dilakukan oleh pihak perempuan.
● Batimbang Tando upacara pertunangan
● Malam Bainai adalah acara memerahkan kuku pengantin dengan daun
pacar/inai yan telah di haluskan, yang diinai adalah kedua puluh kuku jari. Acara
ini dilaksanakan di rumah pengantin wanita.
● Pernikahan, pernikahan biasanya dilaksanakan di hari yang dianggap paling
baik. biasanya kamis atau jumat.
● Manjalang yaitu acara berkunjung, maksudnya kedua pengantin diiringi kerabat
anak daro dan perempuan untuk mengunjungi jamba, semacam dulang berisi
nasi dan lauk pauk.
3) Turun Mandi

Tradisi turun mandi merupakan upacara adat Minang yang dilaksanakan dalam rangka
perayaan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT karena telah lahirnya seorang bayi
baru kedunia.

Tujuan dari upacara ini adalah untuk memperkenalkan kepada masyarakat bahwa telah
lahir keturunan baru dari sebuah keluarga atau kelompok tertentu. Biasanya upacara
dilaksanakan ketika anak sudah menginjak usia 3 bulan.

Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam upacara turun mandi, diantaranya:

● Upacara ini harus dilakukan di batang aie (sungai).


● Keluarga bayi menyediakan batiah bareh badulang yakni beras yang digoreng.
● Terdapat sigi kain buruak, obor yang terbuat dari kain koyak (rusak).
● Menyiapkan tampang karamabia tumbuah (bibit kelapa yang siap tanam).
● Menyiapkan tangguak (tangguk).
● Menyiapkan palo nasi (yang telah dilumuri dengan arang dan darah ayam).
B. Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik

1. Buku Mata Pelajaran Muatan Lokal Keminangkabauan


SMA/SMK/MA/SMALB SUMATERA BARAT Kelas XI.

C. Glosarium

Bako : Saudara perempuan dari pihak ayah keluarga garis ibu dari pihak ayah.
Barapak : salah satu tradisi makan bersama di Ranah Minang dalam rangka
peringatan suatu acara maupun syukuran atas hasil panen
Bajamba : salah satu tradisi makan dengan cara duduk bersama sama dalam
ruangan yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau.

D. Daftar Pustaka

Ratmil Muhammad,2022. Muatan Lokal Keminangkabauan.Padang:Visigraf

Anda mungkin juga menyukai