Penanggung Jawab
Penyusun
Penelaah
Penata Letak
ii
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
Jl. Soekarno-Hatta Km.10 Bandung 40286,Telp.(022) 7315810 (Hunting) Fax. Ext.113 Fax. Ext.
113, website:
Lembar Verifikasi
Dokumen Kurikulum Operasional SMK Negeri 9 Bandung Provinsi Jawa Barat untuk
Bidang Keahlian Pariwisata (Program Keahlian Usaha Layanan Pariwisata, Perhotelan,
Kuliner, Kecantikan dan Spa), Bidang Keahlian Seni dan Ekonomi Kreatif (Program
Keahlian Desain Komunikasi Visual, Busana) telah diverifikasi oleh Pengawas Cabang Dinas
Pendidikan Wilayah VII Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sebagaimana lembar verifikasi
terlampir.
Ditetapkan di : Bandung
Pada Tanggal : Juli 2022
Disahkan di : Cimahi
Pada Tanggal : Juli 2022
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Kurikulum Operasional
Daftar Isi
Kata Pengantar
iv
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, akhirnya kami dapat menyelesaikan penyusunan
Dokumen Kurikulum Operasional SMK Negeri 9 Bandung. Penyusunan Kurikulum ini dilakukan
atas kerja sama antara Komite sekolah SMK Negeri 9 Bandung, dengan tim pengembang
kurikulum SMK Negeri 9 Bandung di bawah bimbingan Pengawas Pembina SMK Kantor Cabang
Dinas Wilayah VII Provinsi Jawa Barat.
Penyusunan dokumen Kurikulum Operasional SMK Negeri 9 Bandung dilakukan dengan merujuk
pada Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 56/M/2022
tentang Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran. Penyusunan Dokumen
Kurikulum Operasional SMK Negeri 9 Bandung dilakukan sepenuhnya oleh pihak sekolah, orang
tua, dan industri. Namun kurikulum ini masih harus terus disempurnakan sesuai dengan
perkembangan dan dunia kerja, perkembangan fasilitas yang dimiliki sekolah, perkembangan
kemampuan tenaga pendidik dan kependidikan serta perkembangan IPTEK, sebagai orientasi
pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan.
Besar harapan kami kurikulum ini dapat digunakan, khususnya oleh para guru di SMK Negeri 9
Bandung, dalam melaksanakan penyelenggaraan pembelajaran pada setiap mata pelajaran dan
umumnya stakeholder lainnya dalam rangka memaksimalkan penyelenggaraan pendidikan.
Kata Pengantar
1
Lembar Pengesahan ................................................................................ iv
Kata Pengantar ........................................................................................ 1
1 4
Karakteristik ....................................................................................
4
A. Karakteristik SMK Negeri 9 Bandung ................................................................... B.
13
Karakteristik Program Keahlian ............................................................................
20
2 Visi, Misi, Dan Tujuan .......................................................................
20
A. Visi ...........................................................................................................................
20
B. Misi ......................................................................................................................... C. Tujuan
20
Satuan Pendidikan .................................................................................... D. Tujuan Program
21
Keahlian .......................................................................................
25
3 Pengorganisasian Pembelajaran .....................................................
25
A. Intrakurikuler........................................................................................................... B.
63
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ........................................................... C.
69
Ekstrakurikuler ........................................................................................................
74
4 Perencanaan Pembelajaran .............................................................
74
A. Perencanaan Lingkup Satuan Pendidikan ........................................................... B.
76
Perencanaan Lingkup Kelas .................................................................................. C.
79
Rencana Praktik Kerja Lapangan ..........................................................................
82
5 Pendampingan, Evaluasi, Dan Pengembangan Professional ..........
82
A. Pendampingan ....................................................................................................... B.
Evaluasi ................................................................................................................... C. 86
Pengembangan Profesional .................................................................................. 88
2
Kurikulum Operasional
1
Karakteristik
Lembar Pengesahan
NPSN 20219139
NSS 331026007001
RT/RW 009/006
KELURAHAN Jatisari
KECAMATAN Buahbatu
EMAIL smkn9bandung@yahoo.com
WEBSITE www.smkn9bandung.sch.id
3
2. Kekuatan Internal
SMK Negeri 9 Bandung merupakan sekolah yang memiliki kekuatan berdasarkan faktor internal:
a. Memiliki pemimpin yang berkomitmen tinggi akan membawa perubahan baik untuk
SMK Negeri 9 Bandung baik perubahan kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) ataupun
pelayanan.
b. Memiliki pendidik dan tenaga kependidikan yang kompeten sesuai bidangnya.
c. Memiliki peserta didik yang potensial sesuai dengan program keahlian.
d. Good Hospitality SDM sehingga dapat meningkatkan pelayanan.
e. Jumlah SDM sebanyak lebih dari 100 orang merupakan kekuatan yang baik untuk
memaksimalkan pelayanan.
f. Memiliki alumni yang kompeten di bidang keahliannya.
g. Mendapat sumber dana dari pemerintah berupa BOPD dan BOS.
h. Memiliki dana sharing dari Unit Produksi.
i. Mendapat sumber dana lain dari berbagai sumber yang diperbolehkan.
j. Memiliki sarana dan prasarana yang memadai.
k. Memiliki ruang praktek sesuai kompetensi keahlian yang memadai.
l. Memiliki sarana dan prasarana layanan bisnis sesuai program keahlian.
m. Lokasi SMKN 9 Bandung berdekatan dengan perkantoran, sekolah dan pusat
perniagaan.
n. Memiliki Unit Produksi, Production House 9, dan program Sekolah Pencetak Wirausaha
(SPW).
o. SMKN 9 Bandung menjadi sekolah rujukan bagi sekolah sejenis di sekitar wilayah
Bandung.
p. Tingginya kepercayaan dari masyarakat yang ditunjukkan dengan peningkatan minat
siswa pendaftar di SMKN 9 Bandung.
q. Kemitraan dengan dunia kerja dan perguruan tinggi negeri dan swasta yang intensif
dalam kegiatan-kegiatan link and match.
r. Memiliki kerja sama dengan pihak ke tiga sebagai upaya peningkatan pelayanan, baik
kerja sama yang langsung berhubungan dengan pelayanan utama atau pun layanan
penunjang.
s. Mendapatkan bantuan dana atau pun sarana dan prasarana dari instansi pemerintah
dan swasta.
4
Kurikulum Operasional
3. Lingkungan Sosial Budaya
SMK Negeri 9 Bandung telah menjadi bagian masyarakat di Kelurahan Jatisari,
Kecamatan Buah Batu dan lebih luas lagi di lingkungan Kota Bandung dan Provinsi Jawa Barat.
Sekolah memiliki peran yang mendukung masayarakat sekitar melalui pelatihan sesuai dengan
program keahlian sehingga menambah keterampilan kepada masyarakat sekitar. Pelatihan yang
diberikan berupa pelatihan memasak, tata rias, menjahit, membuat kerajinan tangan, dan lain-lain.
Selain pelatihan, sekolah juga berpartisipasi dalam kegiatan bakti sosial membantu masyarakat
sekitar, misalnya masyarakat yang terdampak bencana.
SMK Negeri 9 Bandung memiliki potensi khas yang dapat dikembangkan. Berada di jalur utama
Kota Bandung sehingga berpotensi dalam memasarkan layanan bisnis yang dimiliki sekolah seperti
edotel, photo booth, venue, paket perjalanan wisata, dan wedding organizer. Sejalan dengan hal
tersebut, sekolah juga memiliki sarana pendukung pengembangan Metaverse yang dapat
dimanfaatkan dalam pembelajaran dan pemasaran layanan bisnis secara virtual.
4. Guru
Jumlah guru secara keseluruhan berdasarkan mata pelajaran, ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Jumlah Total
Jumlah Guru
No Mata Pelajaran
Asn
Guru Jumlah
Honorer Guru
1 PABP Islam 3 1 4
2 PABP Kristen 1 - 1
3 PABP Katolik 1 - 1
4 Pendidikan Pancasila 3 - 3
5 Bahasa Indonesia 3 1 4
6 Matematika 4 2 6
Jumlah Total
Jumlah Guru
No Mata Pelajaran
Asn
Guru Jumlah
Honorer Guru
5
Karakteristik
7 Bahasa Inggris 4 4
8 Sejarah 1 1 2
9 Bahasa Daerah - 3 3
10 Bahasa Asing - 1 1
11 Seni 1 1 2
13 Informatika 1 1
14 Projek IPAS 1 2 3
21 Bimbingan Konseling 6 1 7
Jumlah 68 18 86
Jumlah guru kejuruan serta pemetaan sertifikat kompetensinya, ditunjukkan pada tabel di bawah
ini.
6
Kurikulum Operasional
Usaha
1 Layanan 4 1 1 1 3
Pariwisata
2 Perhotelan 6 6 5 3 5
3 Kuliner 14 12 8 11 13
Kecantikan dan
4
Spa
6 6 - 4 4
Desain
5 Komunikasi 4 3 2 4 2
Visual
6 Busana 6 6 2 1 6
Kualifikasi dan kompetensi guru seperti pada tabel tersebut meliputi perolehan sertifikat profesi,
sertifikat kompetensi teknis, sertifikat magang di dunia kerja, dan sertifikat sebagai asesor.
a. Sertifikat profesi merupakan bukti formal yang diberikan kepada guru sebagai tenaga
profesional dalam hal profesional, sosial, kepribadian, dan pedagogik.
b. Sertifikat kompetensi teknis merupakan bukti formal yang diberikan kepada guru sebagai
pengakuan kemampuan dan pengetahuan untuk melakukan suatu pekerjaan spesifik.
Dalam hal ini pekerjaan spesifik yang dimaksud adalah pekerjaan yang sesuai dengan
konsentrasi keahlian yang diampu.
c. Sertifikat industri merupakan bukti formal yang diberikan kepada guru sebagai
pengakuan telah melaksanakan program pemagangan di industry.
d. Sertifikat asesor merupakan bukti formal yang diberikan kepada guru sebagai pengakuan
kemampuan untuk melakukan pengujian sesuai dengan standar lembaga sertifikasi
profesi.
5. Tenaga Kependidikan
Jumlah tenaga kependidikan secara keseluruhan berdasarkan spesifikasi pendidikan, ditunjukkan
pada tabel berikut ini.
Pendidikan
No Status Jumlah
SD SMP SMA D1 D3 S1 S2
1 PNS 3 2 1
7
Karakteristik
2 Honor 47 5 5 26 2 2 9 0
Jumlah 50 5 5 28 2 2 10 0
6. Peserta Didik
Peserta didik pada SMKN 9 Bandung merupakan peserta didik yang bervariasi berdasarkan input,
budaya, standar ekonomi orangtua, latar belakang pendidikan orang tua, kompetensi awal, gaya
belajar, dan minat.
a. Input: Peserta didik berasal dari Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) melalui jalur
afirmasi, terdiri dari Keluarga Ekonomi Tidak Mampu (KETM) sebanyak 12%; Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK)/disabilitas/Cerdas Istimewa Bakat Istimewa (CIBI) sebanyak
3%; kondisi tertentu sebnayak 5%. Melalui jalur prioritas terdekat sebanyak 10%. Melalui
jalur perpindahan tugas orang tua/ anak guru sebanyak 5%. Melalui jalur prestasi rapor
terdiri dari persiapan kelas industry sebnayak 85%; dan rapor umum sebnayak 25%.
Melalui jalur kejuaraan sebanyak 5%.
b. Budaya: Peserta didik mayoritas berasal dari sekitar budaya daerah Sunda atau Jawa
Barat, namun ada pula peserta didik yang berasal dari daerah lainnya di luar Jawa Barat
atau Sunda, seperti yang berasal dari Jawa
Tengah, dan Sumatera
c. Standar ekonomi orang tua: Peserta didik pada SMKN 9 Bandung mayoritas dari kelompok
ekonomi menengah ke bawah. Sebagian kecil ada juga yang berasal dari kelompok
ekonomi menengah ke atas.
d. Latar belakang pendidikan orangtua. Latar belakang Pendidikan orang tua peserta didik
pada SMKN 9 Bandung kebanyakan lulusan SMA atau yang sederajat, namun ada juga
yang memiliki latar belakang pendidikan S1 atau atau di atasnya.
e. Kompetensi awal. Kompetensi awal yang dimiliki oleh peserta didik di SMKN 9 Bandung
berada pada rentang rata-rata. Peserta didik mayoritas merupakan peserta didik yang
termasuk ke dalam peserta didik yang normal, namun terdapat beberapa orang peserta
didik ada yang termasuk ke dalam siswa unik atau berkebutuhan khusus seperti yang tuna
rungu, epilepsy, dan autis.
f. Gaya belajar: Hasil penelusuran bimbingan dan konseling diperoleh data bahwa terdapat
45% siswa yang memiliki gaya belajar visual, 30% siswa yang memiliki gaya belajar
auditori, dan 25% siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik.
g. Minat: Peserta didik pada program keahlian yang sesuai dengan pilihannya pada
umumnya sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, sehingga mereka dapat lebih
berprestasi baik di tingkat kota, provinsi, maupun nasional. Peserta didik pada program
8
Kurikulum Operasional
keahlian yang tidak sesuai dengan minatnya, perlu mendapatkan pendampingan lanjutan.
Berdasarkan pendataan minat, sebanyak 75-80% peserta didik ingin bekerja. Sisanya
berminat untuk melanjutkan dan berwirausaha. Sedangkan berdasarkan penelurusan
lulusan oleh guru Bimbingan dan Konseling bekerja sama dengan Bursa Kerja Khusus (BKK)
diperoleh data sebanyak 80% bekerja. Sisanya, melanjutkan dan berwirausaha.
Berikut adalah data peserta didik SMKN 9 Bandung berdasarkan program keahlian, tingkat,
dan jenis kelamin.
X 7 27 34
XII 7 25 32
X 23 45 68
Perhotelan XI 14 57 71 195
XII 20 36 56
X 32 143 177
X 0 73 73
XII 0 64 64
X 3 67 71
Busana / Tata Busana 202
XI 0 68 68
9
Karakteristik
XII 0 63 63
X 9 25 34
XII 19 16 35
Berikut adalah data jumlah rombongan belajar (rombel) SMKN 9 Bandung berdasarkan
program keahlian, tingkat, dan jenis kelamin.
2 Perhotelan 2 2 2 6
3 Kuliner 5 5 5 15
6 Tata Busana - 2 2
7 Busana 2 2 - 4
Jumlah Total 13 13 13 39
No Ruang Jumlah
1 Teori 17
2 Lab.Komputer 5
10
Kurikulum Operasional
4 RPS Perhotelan 5
5 RPS Kuliner 10
7 RPS Busana 4
1
9 Edotel
(17 kamar)
No Ruang Jumlah
10 Edu Travel 1
11 Teras 9 1
12 Dernier 1
13 Edu Salon 1
14 9in Design 1
15 Edu Creative 1
11
Karakteristik
mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, kreatif, berbudaya kerja, cerdas, terampil, berkarakter
kuat serta berjiwa wirausaha, menguasai perkembangan teknologi dan informasi, menjadi tenaga
kerja yang handal serta mampu bersaing di tingkat regional maupun global, serta memiliki
kompetensi yang sesuai dengan program keahlian dan konsentrasi masing-masing.
Program Usaha Layanan Pariwisata memiliki satu konsentrasi keahlian, yaitu konsentrasi keahlian
Usaha Layanan Wisata. Program keahlian ini sudah menerapkan Common Asean Tourism Curriculum
(CATC), yang merupakan kurikulum standar negara-negara ASEAN.
Program Keahlian Usaha Layanan Pariwisata memiliki tenaga Pengajar yang memadai baik dari segi
kuantitas maupun kualitas dengan latar pendidikan yang sesuai/linier, serta 75% tenaga pengajar
sudah memiliki sertifikat assessor. Selain itu, program keahlian ini juga memiliki tenaga pengajar
sebagai Narasumber Metaverse Nasional.
Program Keahlian Usaha Layanan Pariwisata memiliki laboratorium praktek yang telah sesuai
dengan standar Industri, laboratorium berbasis Studio Metaverse yang dilengkapi perangkat
penunjang Studio Metaverse.
Program Keahlian Usaha Layanan Pariwisata sudah memiliki Kerja sama dengan banyak pihak.
Diantaranya yaitu kerja sama dalam Kurikulum ASEAN dengan South Asean Minister Education
Organization (SEAMEO), kerja sama Kurikulum IndonesiaThailand, Association of Indonesian Travel
Agency (ASITA), Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Travel (7 summits), dan dengan destinasi
wisata (Saung Angklung Udjo).
2. Perhotelan
Program Keahlian Perhotelan akan menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan di bidang
perhotelan. Program Keahlian Perhotelan memiliki disiplin ilmu yang bergerak di bidang
perhotelan, yaitu: reception, reservation, room, public area, laundry, F&B Service, E-commerce,
dan public relation. Program keahlian ini memiliki satu konsentrasi keahlian, yaitu konsentrasi
keahlian Perhotelan. Program keahlian ini sudah menerapkan Common Asean Tourism
Curriculum (CATC), yang merupakan kurikulum standar negara-negara ASEAN, serta sudah
menerapkan TEFA berbasis industri.
12
Kurikulum Operasional
Program Keahlian Perhotelan memiliki tenaga Pengajar yang memadai baik dari segi kuantitas
maupun kualitas dengan latar pendidikan yang sesuai/linier, serta 6 dari 7 pengajar atau 86%
tenaga pengajar sudah memiliki sertifikat assessor. Selain itu, di program keahlian ini, Kami juga
memiliki tenaga pengajar sebagai Assessor Nasional, serta tenaga pengajar sebagai National
Trainer.
Program Keahlian Perhotelan Memiliki laboratorium praktek yang telah sesuai dengan standar
Industri, dan telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Diantaranya yaitu kerja sama
dalam Kurikulum ASEAN dengan South Asean Minister Education Organization (SEAMEO), kerja
sama Kurikulum Indonesia-Thailand, serta kerja sama dengan d’ Best Hotel, Sheraton Hotel and
Tower, Hilton Hotel, Trans Hotel, Courtyard by Marriots, Holiday Inn, Hotel Syariah, Novotel, dan
hotel lainnya.
3. Kuliner
Program Keahlian Kuliner akan menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan di bidang kuliner.
Program Keahlian Kuliner memiliki disiplin ilmu yang bergerak di bidang produk dan jasa berupa
industri makanan dan minuman. Program keahlian kuliner, merupakan salah satu jurusan atau
kompetensi yang ada di SMKN 9 Bandung, yang memberikan pelajaran di bidang pengolahan dan
penyajian makanan, baik makanan Indonesia, oriental, maupun kontinental. Program Kuliner
memiliki satu konsentrasi keahlian, yaitu konsentrasi keahlian Kuliner.
Program Keahlian Kuliner memiliki tenaga Pengajar yang memadai baik dari segi kuantitas
maupun kualitas dengan latar pendidikan yang sesuai/linier, serta 13 dari 14 pengajar atau 93%
tenaga pengajar sudah memiliki sertifikat assessor.
Program Keahlian Kuliner telah menjalin kerja sama dengan banyak pihak. Di
antaranya yaitu dengan ITB dalam pelatihan kewirausahaan, Indonesian Chef Association (ICA) dalam
uji kompetensi siswa, d’ Best Hotel, Sheraton Hotel and
Tower, Hilton Hotel, Trans Hotel, Courtyard by Marriots, Holiday Inn, Hotel Syariah, Novotel, dan
hotel lainnya dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan dan Job Training guru.
13
Karakteristik
4. Kecantikan dan Spa
Program Keahlian Kecantikan dan Spa akan menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan di bidang
kecantikan dan spa. Program Keahlian Kecantikan dan spa memiliki disiplin ilmu yang bergerak
dibidang jasa layanan berupa operator terapis, hairdressing, terapis spa dan perias/make up artist.
Program Kecantikan dan Spa di SMKN 9 Bandung memiliki satu konsentrasi keahlian, yaitu
konsentrasi keahlian Tata Kecantikan Kulit dan Rambut.
Program Keahlian Kecantikan dan Spa memiliki tenaga pengajar yang memadai baik dari segi
kualitas maupun kuantitas. Dengan jumlah 6 rombel , terdapat 6 orang tenaga pengajar, 4
diantaranya sudah memiliki sertifikat assesor nasional.
Pembelajaran praktik dilaksanakan di Ruang Praktek Kecantikan, terdiri dari 5 ruangan praktik, yaitu :
14
Kurikulum Operasional
d. Salon, Skincare dan Spa dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan di antaranya Double
eights skin care, Salon Lazetta, Salon Hettie, Eldito Make Up, Salon Ami, dan salon
lainnya.
Program Keahlian Desain Komunikasi Visual memiliki tenaga pengajar yang memadai baik dari
segi kuantitas maupun kualitas dengan latar pendidikan yang sesuai/linier. Para pengajar sudah
mengikuti program magang guru. Selain itu, tiga orang pengajar sudah memiliki sertifikat
assessor nasional, dan dua orang pengajar sudah memiliki sertifikasi fotografi.
Program keahlian Desain Komunikasi Visual telah menerapkan TEFA berbasis industri. Selain itu,
dalam pembelajaran senantiasa menerapkan pembiasaan kedisiplinan selama berada di sekolah,
pembiasaan public speaking, dan mata pelajaran kejuruan menggunakan metode project base
learning dan blended learning atau kolaborasi dengan program keahlian lain, dengan
menghasilkan karya yang aplikatif, diantaranya: video profil/iklan tiap program keahlian, foto
model dan produk tiap program keahlian, poster dan katalog produk tiap program keahlian.
Program Keahlian Desain Komunikasi Visual SMKN 9 Bandung bekerja sama dengan banyak
industri kreatif di kota Bandung dan sekitarnya. Diantaranya yaitu industri fotografi (Jonas,
Papyrus, Lightbox), industri video (7summits, Keponih.com), industri desain (Bismi, Kabamedia,
Mavens), industri ilustrasi/komik (Innerchild, Muffin Graphics, Mantox). Selain itu, program
keahlian ini juga bekerja sama dengan SEAMOLEC dalam project 3D modeling untuk metaverse
dan UI UX. Program keahlian ini juga didukung dengan adanya unit produksi dengan nama Edu
Creative, yang menyediakan layanan jasa desain, ilustrasi, foto, video serta merchandise.
15
Karakteristik
2. Busana
Program Keahlian Busana akan menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan di bidang
teknologi fashion. Program Keahlian Busana memiliki disiplin ilmu yang bergerak di bidang
produk dan jasa berupa pembuatan busana jadi dengan ukuran standar dan custom,
membuat lenan rumah tangga dan craft. Program Keahlian Busana memiliki satu konsentrasi
keahlian, yaitu konsentrasi keahlian Desain dan Produksi Busana.
Produk busana yang dihasilkan lebih mengarah pada busana casual dengan paduan kain shibori.
Model pembelajaran aktif dengan lebih mengutamakan pada kebutuhan kompetensi peserta didik.
Setiap peserta didik memiliki potensi kemampuan masingmasing, dengan potensi yang berbeda itu
para pendidik dapat mengakomodir kebutuhan yang berbeda tersebut untuk menuju kemandirian.
Lulusan Tata Busana diharapkan bisa menjadi seorang wirausaha yang dapat menyerap tenaga kerja.
Program Keahlian Busana memiliki tenaga pengajar yang memadai baik dari segi kuantitas maupun
kualitas dengan latar pendidikan yang sesuai/linier, serta 6 tenaga pengajar sudah memiliki sertifikat
assessor.
Program Keahlian Busana telah menjalin kerja sama dengan banyak pihak, diantaranya yaitu
Ikatan Perancang Busana Indonesia, garmen PT. Dekatama Centra, Mandjha by Ivan Gunawan,
dan dunia kerja lainnya dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan serta uji kompetensi.
16
Kurikulum Operasional
2
B. Misi
1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang adaptif terhadap perubahan zaman.
2. Mewujudkan pembelajaran berbasis kurikulum industri, mengacu pembelajaran abad 21.
3. Meningkatkan Sarana dan Prasarana (Sarpras) sekolah berbasis industri dan industri 4.0,
pengelolaan berbasis data IT.
4. Meningkatkan kompetensi kebekerjaan peserta didik melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL)
minimal selama 6 bulan.
5. Meningkatkan kompetensi dan karakter siswa dalam kewirausahaan, kedisiplinan dan
kemandirian.
6. Mengoptimalkan sertifikasi kompetensi melalui Uji kompetensi Keahlian berbasis produk
dan jasa dari Dunia Kerja dan LSP P1 bagi peserta didik.
17
Karakteristik
magang guru, In house training (IHT), Workshops di dalam dan luar negeri.
3. Terwujudnya pembelajaran berbasis kurikulum industri, mengacu pembelajaran abad
21.
4. Meningkatnya Sarana dan Prasarana sekolah berbasis industri dan industri 4.0.
5. Meningkatnya kompetensi kebekerjaan peserta didik melalui Praktik Kerja Lapangan
(PKL) minimal selama 6 bulan.
6. Meningkatnya kompetensi kewirausahaan peserta didik melalui kegiatan Production
House 9 (PH 9) dan Teaching Factory (TEFA).
7. Meningkatnya pengelolaan berbasis data IT.
8. Meningkatnya keimanan dan ketaqwaan melalui kegiatan kerohanian bagi peserta
didik.
9. Meningkatnya kedisiplinan, kemandirian dan kepemimpinan melalui kegiatan OSIS dan
ekstrakurikuler bagi peserta didik.
10. Membudayakan literasi, 3S (Senyum, Sapa, Salam) dan 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
kepada seluruh warga sekolah.
11. Tercapainya sertifikasi kompetensi melalui Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) P1 yang
optimal dan mengupayakan sertifikasi melalui CATC bagi peserta didik.
12. Tercapainya sertifikasi kompetensi melalui Uji kompetensi berbasis produk dan jasa
dari dunia kerja yang optimal bagi peserta didik.
a. Terwujudnya lulusan yang memiliki karakter dan sikap kerja (soft skills) sesuai profil
pelajar Pancasila dengan tuntutan keterampilan abad 21
(kolaborasi, kreatif, berpikir kritis dan komunikasi) dan revolusi industri 4.0
b. Tercapainya lulusan yang kompeten sesuai standar industri bidang layanan pariwisata.
18
Kurikulum Operasional
c. Terwujudnya lulusan yang unggul dan berdaya saing tinggi di bidang layanan pariwisata
di tingkat lokal, regional maupun global, serta memiliki jiwa technopreuneurship.
d. Memiliki lulusan yang mampu menentukan karir dan mampu mengembangkan sikap
profesional dalam bidang layanan pariwisata melalui pendidikan lanjutan dan/atau
dunia kerja.
e. Terpenuhinya kebutuhan dunia kerja yang memiliki keahlian dan keterampilan dalam
Program Keahlian Usaha Layanan Pariwisata sebagai tenaga kerja tingkat menengah.
a. Terwujudnya lulusan yang memiliki karakter dan sikap kerja (soft skills) sesuai profil
pelajar Pancasila dengan tuntutan keterampilan abad 21
(kolaborasi, kreatif, berpikir kritis dan komunikasi) dan revolusi industri 4.0
b. Tercapainya lulusan yang kompeten sesuai standar industri Perhotelan.
c. Terwujudnya lulusan yang unggul dan berdaya saing tinggi di bidang Perhotelan di
tingkat lokal, regional maupun global, serta memiliki jiwa technopreuneurship.
d. Memiliki lulusan yang mampu menentukan karir dan mampu mengembangkan sikap
profesional dalam bidang perhotelan melalui pendidikan lanjutan dan/atau dunia kerja.
e. Terpenuhinya kebutuhan dunia kerja yang memiliki keahlian dan keterampilan dalam
Program Keahlian Perhotelan sebagai tenaga kerja tingkat menengah.
a. Terwujudnya lulusan yang memiliki karakter dan sikap kerja (soft skills) sesuai profil
pelajar Pancasila dengan tuntutan keterampilan abad 21
(kolaborasi, kreatif, berpikir kritis dan komunikasi) dan revolusi industri 4.0
b. Tercapainya lulusan yang kompeten sesuai standar industri bidang kuliner.
c. Terwujudnya lulusan yang unggul dan berdaya saing tinggi di bidang kuliner di tingkat
lokal, regional maupun global, serta memiliki jiwa technopreuneurship.
d. Memiliki lulusan yang mampu menentukan karir dan mampu mengembangkan sikap
profesional dalam bidang kuliner melalui pendidikan lanjutan dan/atau dunia kerja.
e. Terpenuhinya kebutuhan dunia kerja yang memiliki keahlian dan keterampilan dalam
Program Keahlian Kuliner sebagai tenaga kerja tingkat menengah.
19
a. Terwujudnya lulusan yang memiliki karakter dan sikap kerja (soft skills) sesuai profil
pelajar Pancasila dengan tuntutan keterampilan abad 21
(kolaborasi, kreatif, berpikir kritis dan komunikasi) dan revolusi industri 4.0
b. Tercapainya lulusan yang kompeten sesuai standar industri kecantikan dan spa.
c. Terwujudnya lulusan yang unggul dan berdaya saing tinggi di bidang kecantikan dan
spa di tingkat lokal, regional maupun global, serta memiliki jiwa technopreuneurship.
d. Memiliki lulusan yang mampu menentukan karir dan mampu mengembangkan sikap
profesional dalam bidang kuliner melalui pendidikan lanjutan dan/atau dunia kerja.
e. Terpenuhinya kebutuhan dunia kerja yang memiliki keahlian dan keterampilan dalam
Program Keahlian Kecantikan dan Spa sebagai tenaga kerja tingkat menengah.
a. Terwujudnya lulusan yang memiliki karakter dan sikap kerja (soft skills) sesuai profil
pelajar Pancasila dengan tuntutan keterampilan abad 21
(kolaborasi, kreatif, berpikir kritis dan komunikasi) dan revolusi industri 4.0
b. Tercapainya lulusan yang kompeten sesuai standar industri bidang layanan
pariwisata.
c. Terwujudnya lulusan yang unggul dan berdaya saing tinggi di bidang desain komunikasi
visual di tingkat lokal, regional maupun global, serta memiliki jiwa technopreuneurship.
d. Memiliki lulusan yang mampu menentukan karir dan mampu mengembangkan sikap
profesional dalam bidang desain komunikasi visual melalui pendidikan lanjutan
dan/atau dunia kerja.
e. Terpenuhinya kebutuhan dunia kerja yang memiliki keahlian dan keterampilan dalam
Program Keahlian Desain Komunikasi Visual sebagai tenaga kerja tingkat menengah.
a. Terwujudnya lulusan yang memiliki karakter dan sikap kerja (soft skills) sesuai profil
pelajar Pancasila dengan tuntutan keterampilan abad 21
20
Kurikulum Operasional
3
Pengorganisasian
Pembelajaran
(kolaborasi, kreatif, berpikir kritis dan komunikasi) dan revolusi industri 4.0
b. Tercapainya lulusan yang kompeten sesuai standar industri bidang busana.
c. Terwujudnya lulusan yang unggul dan berdaya saing tinggi di bidang busana di tingkat
lokal, regional maupun global, serta memiliki jiwa technopreuneurship.
d. Memiliki lulusan yang mampu menentukan karir dan mampu mengembangkan sikap
profesional dalam bidang busana melalui pendidikan lanjutan dan/atau dunia kerja.
e. Terpenuhinya kebutuhan dunia kerja yang memiliki keahlian dan keterampilan dalam
Program Keahlian Busana sebagai tenaga kerja tingkat menengah.
A. Intrakurikuler
Sistem pembelajaran dilakukan dengan sistem blok. Pengaturan jadwal melalui sistem blok
dengan berpusat pada blok mata pelajaran kejuruan. Kelas X menggunakan system blok harian
yaitu proses pembelajaran kejuruan dalam satu hari tidak bergabung dengan mata pelajaran
umum. Kelas XI dan XII menggunakan sistem blok tengah semester. Pengaturan jadwal melalui
sistem blok ini diatur setiap tiga bulan, dengan pembagian blok mata pelajaran umum dan blok
mata pelajaran kejuruan.
21
Pengorganisasian Pembelajaran
2. Pendidikan Pancasila 54 18 72
5. Sejarah 54 18 72
6. Seni Rupa 54 18 72
22
Kurikulum Operasional
7. Bahasa Daerah (Bahasa
72 - 72
Sunda)
5. Dasar-dasar Program
432 - 432
Usaha Layanan pariwisata
** Proporsi JP antara aspek Ilmu Pengetahuan Alam dan aspek Ilmu Pengetahuan Sosial
disesuaikan dengan kebutuhan Program Keahlian.
Struktur Kurikulum kelas XI SMK/MAK
(Asumsi 1 tahun = 36 minggu, dan 1 JP = 45 menit)
Alokasi
Projek
Alokasi
Penguatan
Intrakurikuler
Profil Pelajar Total
Per Tahun
Pancasila Per JP Per
Tahun
Mata Pelajaran Tahun
23
Pengorganisasian Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi
90 18 108
Pekerti*
1.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi
90 18 108
Pekerti*
2. Pendidikan Pancasila 54 18 72
5. Sejarah 54 18 72
1. Matematika 90 18 108
24
Kurikulum Operasional
Mata Pelajaran Pilihan**
Usaha Layanan Wisata
5. 144 - 144
(Pendalaman)
Bahasa Jepang
Keterangan:
** Peserta didik dapat mengambil salah satu pilihan yang tersedia, capaian pembelajaran (CP)
menggunakan CP dari mata pelajaran yang dipilih.
Struktur Kurikulum Kelas XII SMKN 9 Bandung
(Asumsi 1 tahun = 36 minggu: PKL = 18 minggu, mata pelajaran lainnya = 18 minggudan 1 JP
= 45 menit)
Alokasi
Projek
Penguatan
Profil
Alokasi Pelajar Total
Intrakurikuler Pancasila Per JP Per
Mata Pelajaran Per Tahun Tahun Tahun
25
Pengorganisasian Pembelajaran
Pendidikan Agama Hindu dan Budi 36 18 54
Pekerti*
2. Pendidikan Pancasila 36 - 36
3. Bahasa Indonesia 36 18 54
1. Matematika 54 - 54
2. Bahasa Inggris 72 - 72
26
Kurikulum Operasional
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
*** Mata pelajaran pilihan dituntaskan di kelas XI, kelas XII mapel pilihan merupakan mata
pelajaran/ skill baru)
27
Pengorganisasian Pembelajaran
Pendidikan Agama
90 18 108
Khonghucu dan Budi Pekerti*
2. Pendidikan Pancasila 54 18 72
Pendidikan Jasmani,
4. 90 18 108
Olahraga, dan Kesehatan
5. Sejarah 54 18 72
6. Seni Rupa 54 18 72
Keterangan:
28
Kurikulum Operasional
** Proporsi JP antara aspek Ilmu Pengetahuan Alam dan aspek Ilmu Pengetahuan Sosial
disesuaikan dengan kebutuhan Program Keahlian.
Struktur Kurikulum kelas XI SMK/MAK
(Asumsi 1 tahun = 36 minggu, dan 1 JP = 45 menit)
Alokasi
Projek
Penguatan
Alokasi Profil Pelajar Total
Intrakurikuler Pancasila Per JP Per
Mata Pelajaran Per Tahun Tahun Tahun
2. Pendidikan Pancasila 54 18 72
Pendidikan Jasmani,
4. Olahraga, dan 54 18 72
Kesehatan
29
Pengorganisasian Pembelajaran
5. Sejarah 54 18 72
1. Matematika 90 18 108
Keterangan:
** Peserta didik dapat mengambil salah satu pilihan yang tersedia. Capaian Pembelajaran (CP)
menggunakan CP dari mata pelajaran yang dipilih.
Struktur Kurikulum Kelas XII SMKN 9 Bandung
(Asumsi 1 tahun = 36 minggu: PKL = 18 minggu, mata pelajaran lainnya = 18 minggudan 1 JP = 45
menit)
30
Kurikulum Operasional
Alokasi
Projek
Penguatan
Profil
Alokasi Pelajar Total
Intrakurikuler Pancasila Per JP Per
Tahun
Mata Pelajaran Per Tahun Tahun
2. Pendidikan Pancasila 36 - 36
3. Bahasa Indonesia 36 18 54
1. Matematika 54 - 54
2. Bahasa Inggris 72 - 72
31
Pengorganisasian Pembelajaran
Projek Kreatif dan
4. 90 - 90
Kewirausahaan
Keterangan:
*** Mata pelajaran pilihan dituntaskan di kelas XI, kelas XII mapel pilihan merupakan mata
pelajaran/ skills baru
32
Kurikulum Operasional
Alokasi
Projek
Penguatan
Profil
Alokasi Pelajar Total
Intrakurikuler Pancasila Per JP Per
Mata Pelajaran Per Tahun Tahun Tahun
2. Pendidikan Pancasila 54 18 72
Pendidikan Jasmani,
4. Olahraga, dan 90 18 108
Kesehatan
5. Sejarah 54 18 72
6. Seni Rupa 54 18 72
33
Pengorganisasian Pembelajaran
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Umum (A):
450 126 576
Projek Ilmu
4. Pengetahuan Alam dan 162 54 216
Sosial**
Dasar-dasar Program
5. 432 - 432
Kuliner
Keterangan:
** Proporsi JP antara aspek Ilmu Pengetahuan Alam dan aspek Ilmu Pengetahuan Sosial disesuaikan
dengan kebutuhan Program Keahlian.
Struktur Kurikulum kelas XI SMK/MAK
(Asumsi 1 tahun = 36 minggu, dan 1 JP = 45 menit)
Alokasi
Projek
Penguatan
Profil
Alokasi Pelajar Total
Intrakurikuler Pancasila Per JP Per
Tahun
Mata Pelajaran Per Tahun Tahun
34
Kurikulum Operasional
Pendidikan Agama Islam dan Budi
90 18 108
Pekerti*
1.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi
90 18 108
Pekerti*
2. Pendidikan Pancasila 54 18 72
5. Sejarah 54 18 72
1. Matematika 90 18 108
5. 144 - 144
Mata Pelajaran Pilihan**
Kuliner (Pendalaman)
35
Pengorganisasian Pembelajaran
Bahasa Jepang
Keterangan:
** Peserta didik dapat mengambil salah satu pilihan yang tersedia, capaian pembelajaran (CP)
menggunakan CP dari mata pelajaran yang dipilih.
Struktur Kurikulum Kelas XII SMKN 9 Bandung
(Asumsi 1 tahun = 36 minggu: PKL = 18 minggu, mata pelajaran lainnya = 18 minggu dan 1 JP
= 45 menit)
Alokasi
Projek
Penguatan
Alokasi Profil Pelajar Total
Intrakurikuler Pancasila Per JP Per
Tahun
Mata Pelajaran Per Tahun Tahun
36
Kurikulum Operasional
36
Khonghucu dan Budi Pekerti*
2. Pendidikan Pancasila 36 - 36
3. Bahasa Indonesia 36 18 54
Bahasa Daerah
4. 36 - 36
(Bahasa Sunda)
1. Matematika 54 - 54
2. Bahasa Inggris 72 - 72
Keterangan:
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
37
Pengorganisasian Pembelajaran
** Praktik kerja lapangan dilaksanakan sekurang-kurangnyanya selama 6 (enam) bulan di kelas
XII.
*** Mata pelajaran pilihan dituntaskan di kelas XI, kelas XII mapel pilihan merupakan mata
pelajaran/ skill baru)
38
Kurikulum Operasional
Pendidikan Agama Khonghucu dan
90 18 108
Budi Pekerti*
2. Pendidikan Pancasila 54 18 72
5. Sejarah 54 18 72
6. Seni Rupa 54 18 72
Keterangan:
** Proporsi JP antara aspek Ilmu Pengetahuan Alam dan aspek Ilmu Pengetahuan Sosial disesuaikan
dengan kebutuhan Program Keahlian.
39
Pengorganisasian Pembelajaran
Struktur Kurikulum kelas XI SMK/MAK
(Asumsi 1 tahun = 36 minggu, dan 1 JP = 45 menit)
Alokasi
Projek
Penguatan
Profil
Alokasi Pelajar
Intrakurikuler Pancasila Per
Total JP Per
Tahun
Mata Pelajaran Per Tahun Tahun
Pendidikan Agama
Khonghucu dan Budi 90 18 108
Pekerti*
2. Pendidikan Pancasila 54 18 72
Pendidikan Jasmani,
4. 54 18 72
Olahraga, dan Kesehatan
5. Sejarah 54 18 72
40
Kurikulum Operasional
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran
Umum (A): 414 90 504
1. Matematika 90 18 108
Keterangan:
** Peserta didik dapat mengambil salah satu pilihan yang tersedia, capaian pembelajaran (CP)
menggunakan CP dari mata pelajaran yang dipilih.
Struktur Kurikulum Kelas XII SMKN 9 Bandung
(Asumsi 1 tahun = 36 minggu: PKL = 18 minggu, mata pelajaran lainnya = 18 minggudan 1 JP = 45
menit)
41
Pengorganisasian Pembelajaran
Alokasi
Projek
Penguatan
Profil
Alokasi Pelajar Total
Intrakurikuler Pancasila Per JP Per
Tahun
Mata Pelajaran Per Tahun Tahun
2. Pendidikan Pancasila 36 - 36
3. Bahasa Indonesia 36 18 54
1. Matematika 54 - 54
2. Bahasa Inggris 72 - 72
42
Kurikulum Operasional
Mata Pelajaran Tata Kecantikan Kulit dan
3. 396 - 396
Rambut
Keterangan:
*** Mata pelajaran pilihan dituntaskan di kelas XI, kelas XII mapel pilihan merupakan mata
pelajaran/ skill baru)
43
Pengorganisasian Pembelajaran
Alokasi
Projek
Penguatan
Profil
Alokasi Pelajar Total
Intrakurikuler Pancasila Per JP Per
Mata Pelajaran Per Tahun Tahun Tahun
2. Pendidikan Pancasila 54 18 72
Pendidikan Jasmani,
4. 90 18 108
Olahraga, dan Kesehatan
5. Sejarah 54 18 72
6. Seni Rupa 54 18 72
44
Kurikulum Operasional
B. KELOMPOK MATA PELAJARAN KEJURUAN:
Keterangan:
** Proporsi JP antara aspek Ilmu Pengetahuan Alam dan aspek Ilmu Pengetahuan Sosial disesuaikan
dengan kebutuhan Program Keahlian.
Struktur Kurikulum kelas XI SMK/MAK
(Asumsi 1 tahun = 36 minggu, dan 1 JP = 45 menit)
Alokasi
Projek
Penguatan
Profil
Alokasi Pelajar Total
Intrakurikuler Pancasila Per JP Per
Mata Pelajaran Per Tahun Tahun Tahun
45
Pengorganisasian Pembelajaran
Pendidikan Agama Kristen dan Budi
90 18 108
Pekerti*
2. Pendidikan Pancasila 54 18 72
Pendidikan Jasmani,
4. 54 18 72
Olahraga, dan Kesehatan
5. Sejarah 54 18 72
1. Matematika 90 18 108
Mata Pelajaran
3. 648 - 648
Desain Komunikasi Visual
46
Kurikulum Operasional
Mata Pelajaran Pilihan**
Desain Komunikasi Visual
5. 144 - 144
(Pendalaman)
Bahasa Jepang
Keterangan:
** Peserta didik dapat mengambil salah satu pilihan yang tersedia, capaian pembelajaran (CP)
menggunakan CP dari mata pelajaran yang dipilih.
Alokasi
Projek
Penguatan
Alokasi Profil Pelajar Total
Intrakurikuler Pancasila Per JP Per
Tahun
Mata Pelajaran Per Tahun Tahun
47
Pengorganisasian Pembelajaran
Pendidikan Agama Hindu dan Budi
36 18 54
Pekerti*
2. Pendidikan Pancasila 36 - 36
3. Bahasa Indonesia 36 18 54
1. Matematika 54 - 54
2. Bahasa Inggris 72 - 72
Keterangan:
48
Kurikulum Operasional
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing-masing.
*** Mata pelajaran pilihan dituntaskan di kelas XI, kelas XII mapel pilihan merupakan mata
pelajaran/ skill baru)
Alokasi
Projek
Penguatan
Profil
Alokasi Pelajar Total
Intrakurikuler Pancasila Per JP Per
Mata Pelajaran Per Tahun Tahun Tahun
49
Pengorganisasian Pembelajaran
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi
90 18 108
Pekerti*
2. Pendidikan Pancasila 54 18 72
Pendidikan Jasmani,
4. 90 18 108
Olahraga, dan Kesehatan
5. Sejarah 54 18 72
6. Seni Rupa 54 18 72
Bahasa Daerah
7. 72 - 72
(Bahasa Sunda)
Dasar-dasar Program
5. 432 - 432
Busana
Keterangan:
50
Kurikulum Operasional
* Diikuti oleh peserta didik sesuai dengan agama masing- masing.
** Proporsi JP antara aspek Ilmu Pengetahuan Alam dan aspek Ilmu Pengetahuan Sosial disesuaikan
dengan kebutuhan Program Keahlian.
Struktur Kurikulum kelas XI SMK/MAK
(Asumsi 1 tahun = 36 minggu, dan 1 JP = 45 menit)
Alokasi
Projek
Penguatan
Profil Total
Alokasi Pelajar JP
Intrakurikuler Pancasila Per Per
Tahun
Mata Pelajaran Per Tahun Tahun
2. Pendidikan Pancasila 54 18 72
5. Sejarah 54 18 72
51
Pengorganisasian Pembelajaran
Bahasa Daerah (Bahasa
6. 72 - 72
Sunda)
1. Matematika 90 18 108
Mata Pelajaran
3. 648 - 648
Desain dan Produksi Busana
Keterangan:
** Peserta didik dapat mengambil salah satu pilihan yang tersedia, capaian pembelajaran (CP)
menggunakan CP dari mata pelajaran yang dipilih.
Struktur Kurikulum Kelas XII SMKN 9 Bandung
(Asumsi 1 tahun = 36 minggu: PKL = 18 minggu, mata pelajaran lainnya = 18 minggudan 1 JP
= 45 menit)
Alokasi
Projek
Penguatan
Profil
Alokasi Pelajar Total
Intrakurikuler Pancasila Per JP Per
Tahun
Mata Pelajaran Per Tahun Tahun
52
Kurikulum Operasional
A. KELOMPOK MATA PELAJARAN UMUM:
2. Pendidikan Pancasila 36 - 36
3. Bahasa Indonesia 36 18 54
Bahasa Daerah
4. 36 - 36
(Bahasa Sunda)
1. Matematika 54 - 54
2. Bahasa Inggris 72 - 72
53
Pengorganisasian Pembelajaran
Mata Pelajaran Pilihan***
Desain dan Produksi Busana
(Pendalaman)
Usaha Layanan Wisata
Perhotelan
6. 108 - 108
Kuliner
Tata Kecantikan Kulit dan
Rambut
Desain Komunikasi Visual
Bahasa Jepang
Keterangan:
*** Mata pelajaran pilihan dituntaskan di kelas XI, kelas XII mapel pilihan merupakan mata
pelajaran/ skill baru)
2. Mata Pelajaran Pilihan
Mata pelajaran pilihan akan disediakan untuk siswa kelas XI dan XII, dengan kategori sebagai berikut.
Mata pelajaran penguatan konsentrasi pada masing masing konsentrasi keahlian di SMKN
9 tercantum dalam tabel berikut:
Kuliner Minuman
54
Kurikulum Operasional
Tata Kecantikan Kulit dan Rambut Junior MUA
Berikut ini adalah tema-tema yang akan digunakan untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila di
SMK Negeri 9 Bandung.
55
Pengorganisasian Pembelajaran
Tingkat Tema
Dimensi Profil Pelajar
No
Pancasila
Kelas Semester 1 Semester 2
Kebekerjaan Kebekerjaan
Kebekerjaan Kebekerjaan
Kelas X
No Kegiatan Waktu
1 Tema
Kebekerjaan
Menyesuaikan dengan
pelaksanaan
1. Mencari solusi untuk menjawab isu terkini tentang pembelajaran dengan
etos kerja dan tata tertib dunia kerja guru tamu dari industri
(Sekitar minggu ke 1-2
2. Mengembangkan diri melalui kegiatan sikap kerja, November 2022 dan
fisik, mental dan kerja sama tim minggu ke 2 Februari
2023)
3. Membiasakan diri menjaga lingkungan kerja agar
selalu menerapkan 5 R
Fokus
6 Dimensi
56
Kurikulum Operasional
Memperoleh gambaran dunia kerja yang akan
ditekuni
Membangun Kesadaran dan sikap untuk
membentuk dan memahami budaya kerja industri
No Kegiatan Waktu
Fokus
6 dimensi
3 Tema
Bangunlah Jiwa dan Raganya
Minggu ke 3-4 Maret
2023 (Bertepatan
1. Peserta didik mengidentifikasi kekurangan dan dengan kegiatan awal
kelebihan diri sendiri. ramadhan)
57
Pengorganisasian Pembelajaran
Fokus 6 dimensi
Kelas XI
No Kegiatan Waktu
Fokus 6 dimensi
58
Kurikulum Operasional
No Kegiatan Waktu
Fokus
6 Dimensi
Fokus 6 dimensi
59
Pengorganisasian Pembelajaran
Kelas XII
No Kegiatan Waktu
Fokus 6 dimensi
60
Kurikulum Operasional
No Kegiatan Waktu
Fokus 6 Dimensi
C. Ekstrakurikuler
Pembinaan minat dan bakat adalah kegiatan pendidikan diluar jam pelajaran biasa yang dilakukan di
sekolah/luar sekolah untuk membantu pengembangan siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, dan minat melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau
tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah secara berkala dan
terprogram.
Kurikulum Operasional SMK Negeri 9 Bandung tidak hanya merancang kegiatan intra kurikuler dan
kokurikuler saja, namun juga secara rinci memuat rancangan kegiatan ekstrakurikuler yang
diselenggarakan dan dibina sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler ditambah untuk memperkuat
pendidikan karakter dan membentuk profil pelajar pancasila bagi peserta didik. Ekstrakurikuler
dilaksanakan diluar jam pelajaran dan setiap peserta didik hanya boleh mengikuti maksimal 2
61
Pengorganisasian Pembelajaran
kegiatan. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan ekstrakurikuler tidak menggganggu kegiatan
intrakurikuler.
Tujuan kegiatan ekstrakurikuler pada dasarnya untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka
mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Kegiatan ekstrakurikuler dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok terdiri atas :
Nama Pelatih/
No Seksi Bidang Waktu/ moda
Ekstrakurikuler pembina
1.PURPOSE
Sekbid 1 Keimanan dan Senin 14-16
(Pusat Bapak X Ibu
1 ketaqwaan terhadap
Kerohanian Y
Tuhan Yang Maha Esa Zoom
Pondok Sembilan)
Sekbid 2
2 Budi pekerti luhur atau 1. Keputrian
akhlak mulia
Sekbid 3
1. Pramuka
Kepribadian unggul,
3 2. Paskibra
wawasan kebangsaan dan
3. PMR
bela negara
Sekbid 4 1. Futsal
Prestasi Akademik, seni, 2. Basket Sementara tidak
4 3. Karate
dan olahraga sesuai bakat dilaksanakan
dan minat
Nama Pelatih/
No Seksi Bidang Waktu/ moda
Ekstrakurikuler pembina
62
Kurikulum Operasional
Sekbid 5
Demokrasi, hak asasi
manusia, Pendidikan poitik,
1. KIR (Karya
5 lingkungan hidup, kepekaan
Ilmiah Remaja)
dan toleransi sosial dalam
konteks masyarakat
plural
1. SPW (Sekolah
Sekbid 6 Pencetak
6 Kreativitas, keterampilan Wirausaha)
dan kewirausahaan 2. Seni Rupa
Salapan (SRS)
Sekbid 7
Kualitas jasmani, kesehatan 1. Palang Merah
7
dan gizi berbasis sumber gizi Remaja
yang terdiversifikasi
1. Paduan Suara
Sekbid 8
8 2. Angklung
Sastra dan Budaya
3.Karawitan
Sekbid 9 1. Master
9 Teknologi Informasi dan Ceremony/ Public
Komunikasi ( TIK ) speaking 2. Podcast
63
Pengorganisasian Pembelajaran
A. Jadwal Tatap Muka dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
a. Fase E (Kelas X)
72 Kurikulum Operasional
Perencanaan Pembelajaran
A. Perencanaan Lingkup Satuan Pendidikan
67
Perencanaan Pembelajaran
Tim Kejuruan menyusun alur tujuan pembelajaran untuk 3 semester. Pembagian tujuan
berdasarkan kompetensi guru pengamp
68
Kurikulum Operasional
B. Perencanaan Lingkup Kelas
1. Mengidentifikasi sumber belajar
Untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas, maka guru perlu menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) atau modul ajar. Pada langkah awal, guru perlu mengidentifikasi
69
Perencanaan Pembelajaran
buku teks yang sesuai dengan tujuan-tujuan pembelajaran dan eviden yang diperlukan. Jika
tersedia buku yang tepat maka guru bisa menggunakan buku itu untuk kegiatan belajar para
peserta didik, dan guru dapat mencantumkan poin-poin yang akan digunakan dalam RPP.
Namun, bila tidak tersedia buku yang tepat, guru dipersilakan untuk mencari inspirasi dari
sumber-sumber yang lain, buku yang lain, internet, contoh modul ajar, untuk selanjutnya bisa
memodifikasi modul ajar yang ada, atau membuat modul ajar sendiri.
Tujuan Pembelajaran
70
Kurikulum Operasional
6. PI.6. Mengidentifikasi profil karakteristik seorang Beautician, Hairdresser, Makeup
Artis, dan Therapist
7. PI.7. Mendreskipsikan rancangan usaha dalam bentuk visi dan misi
8. PI.8. Membuat profil usaha spa dan kecantikan
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Memaparkan tentang :
▶ Pengertian industri Spa dan Kecantikan
▶ Fungsi dan manfaat dari pembelajaran Spa dan Kecantikan
▶ Mengidentifikasi industri spa dan kecantikan
▶ Menjelaskan pengertian Personal Branding
▶ Menjelaskan profesional /entrepreneur
▶ Mengidentifikasi profil karakteristik seorang Beautician, Hairdresser,
▶ Makeup Artis, dan Therapist
2. Mengonfirmasi pemahaman peserta didik melalui asesmen formatif
3. Peserta didik secara acak diminta untuk memaparkan pengetahuannya mengenai
usaha spa dan kecantikan
4. Memaparkan secara kelompok tentang industri spa dan kecantikan
5. Memaparkan secara kelompok tentang profil karakteristik seorang Beautician,
Hairdresser, Makeup Artis, dan Therapist dibidang industri spa dan kecantikan
Penilaian
71
Perencanaan Pembelajaran
Formatif:
PKL adalah singkatan dari Praktik Kerja Lapangan. PKL dalam Permendikbud 50 tahun 2020
tentang Praktik Kerja Lapangan bagi Peserta Didik adalah pembelajaran bagi Peserta Didik pada
SMK/MAK, SMALB, dan LKP yang dilaksanakan melalui praktik kerja di dunia kerja dalam jangka
waktu tertentu sesuai dengan kurikulum dan kebutuhan dunia kerja. Peserta Didik adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran
yang tersedia pada pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Tujuan PKL dalam Permendikbud 50 tahun 2020 tentang Praktik Kerja Lapangan bagi Peserta
Didik, adalah:
72
Kurikulum Operasional
Alur proses pelaksanaan PKL
PKL di SMK 9 dilaksanakan pada semester 5 dan 6 selama masing masing enam bulan.
Sehubungan dengan meluasnya variasi dunia kerja saat ini, maka proses penempatan peserta
didik dalam kegiatan PKL juga perlu mempertimbangkan peminatan tempat PKL berdasarkan
minat peserta didik. Sekolah juga perlu menjalin kerja sama dengan dunia kerja lainnya lagi,
selain dari kerja sama yang sudah terjalin saat ini. Perluasan kerja sama tersebut bisa dipetakan
sebagai berikut.
1. Program Usaha Layanan Pariwisata :
• Industri Travel
• Tempat wisata
2. Program Keahlian Perhotelan :
• Hotel
• Resort
3. Program Keahlian Kuliner :
• Hotel
• Restoran
• Cafe • Kopi Barista
• Catering
• Home Industry
73
Perencanaan Pembelajaran
4. Program Keahlian Kecantikan Kulit dan
Rambut
• MuA
• Terapis Masage ( Spa )
• Salon Perawatan Rambut ( Hair Stylist )
• Skin Care
5. Program Keahlian Desain Komunikasi
• industri fotografi
• industri video
• industri desain
• industri ilustrasi/komik
• penerbit/ Percetakan
6. Program Keahlian Busana
• Garment
• Butik
• Home industry
Pendampingan, Evaluasi,
Dan Pengembangan
Professional
A. Pendampingan
Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional di SMK NEGERI 9 Bandung dilakukan
secara internal untuk memastikan pembelajaran berjalan sesuai rencana untuk mencapai tujuan
yang ditetapkan. Proses ini dikelola oleh kepala sekolah dan/atau guru yang dianggap sudah
mampu untuk melakukan peran ini. Evaluasi, pendampingan dan pengembangan profesional
74
Kurikulum Operasional
dilakukan secara bertahap dan mandiri agar terjadi peningkatan kualitas secara berkelanjutan di
satuan pendidikan, sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan.
75
Perencanaan Pembelajaran
Kegiatan IHT dilakukan 1 kali dalam satu tahun di awal tahun pelajaran. IHT merupakan moment
untuk mengupgrade pengetahuan dan keilmuan guru-guru. Muatan IHT dapat berupa kemajuan
teknologi, kebutuhan dunia industri, maupun perubahan kurikulum.
2. Supervisi Akademis
Supervisi akademik adalah suatu proses pengawasan yang dilakukan oleh seseorang (biasanya
kepala sekolah) kepada guru, yang bertujuan untuk menguatkan dan meningkatkan kualitas
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Supervisi akademis diharapkan dapat berkontribusi untuk
meningkatkan kualitas proses belajar peserta didik.
Melalui kegiatan supervisi akademik, kepala sekolah memastikan bahwa guru melaksanakan
tugas mengajar mereka dengan baik dan siswa menerima layanan pembelajaran yang terbaik.
Melalui supervisi akademik, guru diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran,
dan kepala sekolah juga dapat membuat program pengembangan profesionalisme guru. Hal ini
dapat dicapai bila guru mendapatkan bantuan dari kepala sekolah dalam mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.
Dalam pelaksanaan supervisi akademik, kepala sekolah berlaku adil terhadap semua guru tanpa
membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan yang
berkebutuhan khusus dalam mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran.
Pengembangan profesionalsime guru dalam konteks supervisi akademik tidak hanya fokus pada
peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, tetapi juga pada pembaharuan
komitmen (commitment), kemauan (willingness), dan motivasi (motivation) guru. Peningkatkan
pada kemampuan dan motivasi kerja guru tentu akan berdampak pada peningkatan kualitas
pembelajaran.
Minimal terdapat 3 (tiga) tujuan supervisi akademik dalam peningkatan kualitas pembelajaran,
yaitu sebagai berikut.
76
Kurikulum Operasional
ini dapat dilakukan melalui kunjungan ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar,
percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan peserta didik.
c. Supervisi akademik dilakukan untuk mendorong guru meningkatkan kompetensinya,
melaksanakan tugas mengajarnya dengan lebih baik dengan menerapkan pengetahuan
dan keterampilannya, dan memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (commitment)
terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru.
Supervisi akademik berkaitan erat dengan pembelajaran berkualitas, karena proses pembelajaran
yang berkualitas memerlukan guru yang profesional, dan guru profesional dapat dibentuk melalui
supervisi akademik yang efektif. Guru sebagai pelaku utama dalam proses pembelajaran dapat
ditingkatkan profesionalitasnya melalui supervisi akademik sehingga tercapai tujuan
pembelajaran.
Melalui supervisi akademik, refleksi praktis untuk asesmen unjuk kerja guru dapat dilaksanakan,
kesulitan dan permasalahan dalam proses pembelajaran dapat diidentifikasi, informasi mengenai
kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dapat diketahui, dan program tindak
lanjut untuk pengembangan profesionalitas guru dapat disusun. Dengan demikian, supervisi
akademik adalah bagian dari proses pengembangan keberlanjutan profesionalitas guru agar
semakin mampu menyediakan layanan belajar yang berkualitas bagi peserta didik.
3. Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah supervisi akademik yang menggunakan model pendekatan berbasis
permintaan/kebutuhan guru. Supervisi klinis berlangsung dalam bentuk hubungan tatap muka
antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekolah/pengawas dan guru. Fokus
pengamatan pada saat supervisi klinis adalah hal yang menjadi permasalahan bagi guru yang
disupervisi, dan pengamatan dilakukan secara teliti dan mendetail. Hubungan antara kepala
sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekola/pengawas sebagai supervisor dan guru sebagai
hubungan kolegial, bukan atasan bawahan, karena supervisi klinis dilakukan secara bersama
antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekolah/pengawas dan guru. kepala
sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekolah/pengawas melakukan supervisi klinis atas dasar
permintaan guru yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran, karena
itu kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekola/pengawas dalam melaksanakan
supervisi didasarkan pada semangat tolong menolong. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
supervisi klinis meliputi langkah awal, observasi, dan umpan balik.
77
Pendampingan, Evaluasi, Dan Pengembangan Professional
a. Tahap Pertemuan Awal
Pertemuan awal, bertujuan agar kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala
sekola/pengawas dan guru bersama-sama mengembangkan kerangka kerja observasi
kelas yang akan dilaksanakan. Guru yang akan disupervisi menyiapkan Capaian
Pembelajaran (CP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), dan kepala sekolah/guru
senior yang ditunjuk kepala sekola/pengawas sebagai supervisor mempelajari dan
memahami tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Langkah selanjutnya menetapkan
waktu dan tempat pelaksanaan supervisi, proses pelaksanaan pembelajaran, dan
menentukan aspek-aspek yang akan diobservasi dan cara mengobservasinya. Hasil
akhir pertemuan awal ini berupa kesepakatan kerja antara supervisor dan guru.
B. Evaluasi
SMK NEGERI 9 Bandung melaksanakan evaluasi pada 2 (dua), yaitu Evaluasi Pembelajaran dan
Evaluasi Kurikulum.
78
Kurikulum Operasional
1. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan
dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana pembelajaran yang telah berjalan agar dapat
membuat asesmen (judgement) dan perbaikan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan hasil
pembelajaran peserta didik.
Tujuan dari evaluasi pembelajaran adalah antara lain untuk: (1) meningkatkan hasil belajar,
keterlibatan, dan kepuasan belajar peserta didik; (2) menunjukkan kekuatan dari program belajar
sebagai implementasi kurikulum operasional; (3) mengevaluasi perubahan terkini dari
implementasi yang dilakukan; (4) mengidentifikasi program belajar yang perlu diperbaiki; (5)
mengukur ketercapaian visi dan misi lewat program yang diajarkan di sekolah; dan (6) sarana
pemberian umpan balik pada kompetensi mengajar guru, yang selaras dengan tujuan dan
kebutuhan belajar peserta didik.
Beberapa aspek yang ditinjau dalam evaluasi pembelajaran antara lain: (1) alur pembelajaran dan
tujuan pembelajaran; (2) pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang akan disasar; (3) sumber
materi ajar, perlengkapan visual maupun auditori, kesesuaian dengan tahapan perkembangan
anak; (4) persepsi peserta didik dalam proses belajar; (5) persepsi dunia kerja dalam melihat
perkembangan penguasaan kompetensi; dan (6) persepsi orang tua peserta didik dalam melihat
perkembangan peserta didik.
Beberapa cara yang ditempuh dalam melakukan evaluasi pembelajaran antara lain sebagai
berikut:
Kegiatan evaluasi pembelajaran di SMKN 9 melibatkan berbagai pihak, agar hasilnya objektif dan
mendalam. Untuk memperoleh data SMK 9 melakukan survey kepada pihak-pihak peserta didik,
79
Pendampingan, Evaluasi, Dan Pengembangan Professional
orang tua peserta didik, dan dunia industri. Angket bagi peserta didik dan orang tua peserta didik
disebarkan pada setiap akhir semester, sedangkan angket kepada dunia industri disebarkan pada
akhir periode PKL sisiwa.
Data yang diperoleh melalui angket digunakan untuk refleksi dan pemberian umpan balik. Selain
itu guru diwajibkan untuk melakukan refleksi mandiri terhadap kriteria kesuksesan yang telah
ditetapkan (Realisasi Tujuan Pembelajaran (CP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Profil Pelajar
Pancasila).
2. Evaluasi Kurikulum
Kurikulum operasional SMKN 9 Bandung dievaluasi secara periodik, untuk mendapatkan
perbaikan sesegera mungkin. Setelah melakukan asesmen formatif, secara individual maupun
tim, guru dan atau instruktur industri mereview proses belajar dan tercapainya tujuan dan
melakukan perbaikan maupun penyesuaian terhadap proses belajar untuk setiap unit
pembelajaran. Setiap akhir semester, guru dan atau instruktur industri dan tim melihat kontinum
pencapaian, serta setiap akhir tahun pembelajaran, guru dan atau instruktur industri dan tim
melakukan evaluasi terhadap pencapaian satu tahun, dan bagaimana hal tersebut berkontribusi
dengan tujuan sekolah, serta visi dan misi sekolah.
C. Pengembangan Profesional
SMK NEGERI 9 Bandung dalam meningkatkan profesional guru dengan berbagai program, antara
lain sebagai berikut.
2. Magang Industri
Peningkatan profesionalitas penddik dan tenaga kependidikan (PTK) dilakukan dengan magang
industri. Setiap tahun SMKN 9 Bandung merancang program magang bagi PTK. Selain itu setiap
PTK juga diberi kesempatan untuk melaksanakan magang secara mandiri. Magang diutamakan
bagi guru kejuruan untuk meningkatkan kompetensinya.
80
Kurikulum Operasional
Beberapa dunia kerja mitra sekolah memiliki program magang secara periodik bagi guru
kejuruan. Biaya magang yang dilaksanakan atas dasar kemitraan dilakukan dalam dua strategi,
yaitu: (1) magang dengan biaya penuh dari dunia kerja; dan (2) magang dengan sharing
pendanaan antara sekolah dan dunia kerja.
3. Sertifikasi teknis
Guru-guru kejuruan di SMKN 9 mengikuti pelatihan dan sertifikasi teknis sesuai konsentrasi
keahlian. Sertifikat teknis diperbarui sesuai masa berlaku sertifikat.
6. Kunjungan Industri
SMKN 9 Bandung secara berkala memberi kesempatan kepada PTK untuk studi di industri dan
dunia usaha terkait sebagai penambahan wawasan, khususnya untuk melihat tren karya
kecantikan masa kini dan yang akan datang, profesi dan jabatan yang ada di industri, manajemen
bisnis, pemasaran produk, kemitraan/kolaborasi dalam berbisnis, kewirausahaan, penerapan
teknologi 4.0, serta isu-isu penting lainnya yang berkaitan dengan industri pariwisata serta seni
dan ekonomi kreatif.
7. Kewirausahaan
Untuk mendorong Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW) 50.000 wirausahawan pelajar serta
difokuskan ke Visi Misi SMKN 9 Bandung dimana pelajar menjadi technopreuneurship maka
sekolah memberi kesempatan pada guru untuk mengembangkan kemampuan dalam bidang
kewirausahaan, melalui peningkatan usaha mandiri yang telah dilakukan secara individu atau
mendorong guru untuk menjadi pengusaha pemula bekerja sama dengan dunia kerja.
81
Pendampingan, Evaluasi, Dan Pengembangan Professional
Tujuan utama dari program ini adalah agar guru memberikan keteladanan dan menjadi sosok
inspiratif bagi peserta didik, dan diharapkan guru dapat membimbing peserta didik secara
optimaldalam berwirausaha. Jika guru telah memiliki kemampuan nyata dalam berwirausaha
niscaya tidak akan lagi dianggap hanya memiliki kemampuan teoritis semata.
82
Kurikulum Operasional