Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MIKROEKONOMI II

Nama : Muh. Farid Al-Fajri


NIM : A011211090

1. Jelaskan pandangan Keynes tentang sebab-sebab terjadinya depresi ekonomi dunia pada
tahun 1030-an. Dengan kebijakan apa yang harus dilakukan pemerintah untuk mengatasi
depresi tersebut ? Bagaimana anda menjelaskan dengan analisis aggregate demand ?
(point 15).

Penyebab terjadinya krisis global pada tahun 1930 menurut Keynes adalah intervensi
pemerintah yang tidak diperhatikan oleh dunia. Ekonom klasik berpegang kuat pada
konsep laissez-faire, sehingga pasar dilepas bergerak dengan sendirinya dan intervensi
pemerintah dilakukan seminimal mungkin, dengan tujuan keseimbangan optimal akan
tercapai. Ekonom klasik tidak memperkirakan adanya fluktuasi ekonomi yang
menyebabkan ketidakseimbangan dalam perekonomian. Kerangka berfikir pada ekonom
klasi berpusat pada maksimalisasi, keseimbangan, dan ekspansi. Sementara, Oleh karena
itu, dibutuhkan intervensi pemerintah untuk mengatasi permasalahan yang memicu krisis,
seperti ketimpangan, eksternalitas, dan inefisiensi. Kebijakan yang harus dilakukan
pemerintah pada masa itu adalah dengan melakukan kebijakan fiscal dan moneter
ekspansif. Dengan kebijakan tersebut, aggregate demand akan bergeser ke kanan seperti
pada kurva dibawah ini

Kurva AD bergeser dari AD’ ke AD sehingga perekonomian kembali berekspansi dan dunia
dapat keluar dari krisis global.
2. Dengan teori New Keynesian (Hicks) turunkan kurve IS melalui keynesian cross dan
planned investment, dengan memandang perubahan tingkat bunga sebagai kondisi awal
perekonomian. Jelaskan, baik secara grafik maupun persamaan, bagaimana kebijakan
fiskal menggeser kurve IS (point 20)

Dalam teori Keynesian, tingkat investasi yang direncanakan (planned investment) merupakan
variabel yang eksogenus dan dipengaruhi oleh tingkat suku bunga riil. Kenaikan suku bunga
rill akan menyebabkan planned investment akan menurun, karena biaya untuk meminjam
uang kepada bank untuk keperluan investasi akan naik. Sebaliknya, jika tingkat suku bunga
turun, planned investment akan mengalami kenaikan. Dibawah ini grafik yang menunjukkan
hubungan Tingkat suku bunga rill dengan planned investment

𝐼 = 𝐼(𝑟)

Kemudian, kurve Keynesian Cross menunjukkan titik perpotongan antara planned expenditure
dengan aggregate income. Kurva aggregate income berbentuk lurus dengan kemiringan 45
derajat karena menunjukkan tingkat potential GDP.
PE = C + I + G + XM
Ketika PE = Y, maka Keynesian Cross akan terjadi.

Kurva IS merupakan kurva yang menggambarkan perubahan expenditure terhadap tingkat suku
bunga. Dalam komponen perhitungan planned expenditure, terdapat I yang dipengaruhi oleh
tingkat suku bunga, oleh karena itu perubahan pada kurva IS yang bergerak di sepanjang kurva
akan dipengaruhi oleh tingkat suku bunga rill.

Kenaikan suku bunga rill akan menurunkan planned investment. Dalam Keynesian Cross, juga
terjadi perubahan. Kenaikan r* menjadi r’ menyebabkan tingkat investasi berubah dari I menjadi
I’.

Perubahan investasi juga mempengaruhi planned expenditure. Tingkat PE bergeser dari PE 1


menjadi PE 2. Planned expenditure menurun. Maka dari itu, penurunan kurva IS menjadi.
Jika terjadi perubahan fiskal, yaitu government spending (G) dinaikkan, maka kurva IS akan
bergeser ke kanan.

Kenaikan G akan menggeser kurva IS ke kanan dari IS1 menjadi IS2 karena komponen G bukan
merupakan komponen yang dipengaruhi oleh r.

IS = C + I + G + XM

3. Dengan Pendekatan leonable fund turunkan Kurve IS dan tunjukkan persamaanya (point 20).
Y=C+I+G
Y–C–G=I

Dimana, Y-C-G = Tabungan Nasional


(Y-C) – (G) = I
(Y-C-T) – (G-T) = I

Atau

(Y-C-T) – (T-G) = I

Dimana, Y-C-T = Tabungan Tertutup


T-G = Tabungan Publik +
Tabungan Nasional = investasi

4. Turunkan persamaan dan kurve LM, dengan kondisi awal perekonomian terjadi kenaikan
dalam pendapatan (point 15).

LM Curve merupakan kurva yang menunjukkan hubungan positif antara real interest rate dengan
planned expenditure. Teori yang mendasari LM Curve adalah money demand dan money supply.
Dalam perekonomian, diasumsikan Money Supply bersifat eksogen karena ditentukan oleh
pemerintah.
Ms = ̅̅̅̅
Ms

Kemudian, money demand dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan interest rate. Tingkat
pendapatan berkorelasi positif dengan money demand, sedangkan tingkat interest rate berkorelasi
negatif dengan money demand.

M d = L(R, Y)

Dalam keseimbangan, diasumsikan bahwa tingkat money demand akan sama dengan tingkat
money supply, sehingga:
M s = M d = L(R, Y)

Kurva penawaran dan permintaan uang ditunjukkan sebagai berikut.


Real interest rate equilibrium terbentuk ketika jumlah uang yang diminta oleh masyarakat sama
dengan jumlah uang yang ditawarkan oleh bank sentral. Jika terjadi kenaikan pendapatan, maka
kurva Md akan bergeser ke kanan, karena jumlah uang yang diminta oleh masyarakat meningkat.
Maka, kurva yang membentuk LM adalah sebagai berikut.

Perningkatan pendapatan searah dengan peningkatan real interest rate.

Maka, kurva LM merupakan kurva yang menunjukkan hubungan positif antara real interest rate
dan planned expenditure di pasar uang domestik.
5. Perlihatkan bagaimana peralatan IS dan LM kurve digunakan untuk mengatasi depresi dunia
1930-an. Gunakan tiga teori berikut; a) The Spending hypothesis (IS side); b) The Money
Hypothesis (Milton Friedman ; LM side); c) The Money Hypothesis II, dengan kondisi awal
perekonomian terjadi deflasi. (point 30)

a. Spending hypothesis
Hipotesis ini menyatakan bahwa komponen pengeluaran dapat secara efektif meredam
krisis dunia tahun 1930, yang pada saat itu terjadi deflasi. Kondisi kurva IS ketika terjadi
deflasi adalah sebagai berikut.

Jika terjadi deflasi, maka tingkat harga secara umum akan menurun. Akibatnya
perusahaan menurunkan produksi karena aktivitas produksi menjadi kurang menguntungkan.
Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan intervensi pemerintah berupa kebijakan fiscal
ekspansif, berupa peningkatkan government spending dan/atau penurunan pajak. Pengaruh dari
kebijakan ini adalah kurva IS bergeser ke kanan dan daya beli masyarakat meningkat, serta
ekspansi perekonomian terjadi.
b. The Money Hypothesis
Pada saat terjadi deflasi, kurva LM akan bergeser ke kiri atas sebagai respons dari
penurunan nominal money demand.

Kebijakan moneter ekspansif dapat mengembalikan ekspansi perekonomian dan


menggeser kurv LM ke kanan. Otoritas moneter dapat menerapkan penurunan Giro
Wajib Minimum, Operasi Pasar Terbuka dengan membeli surat berharga, serta penurunan
tingkat suku bunga diskonto. Kebijakan ini akan meningkatkan jumlah uang beredar
sehingga kurva LM bergeser ke kanan.

c. Money Hypothesis II
Hipotesis ini menggunakan motif memegang uang sebaga pendekatan untuk menganalisis
krisis. Menurut Keynes, terdapat tiga motivasi memegang uang, di antarnaya transaction
motive, speculative motive, dan precautionary motive.
Transaction motive
MTR = L(Y)
MS = L(R)
Mtotal = L(R, Y)
Ketika terjadi deflasi, maka tingkat harga akan menurun secara umum. Untuk mengatasi
hal ini, money hypothesis II menawarkan solusi dengan penurunan tingkat suku bunga
deposito dan mempermudah akses teknologi sistem pembayaran. Penurunan tingkat suku
bunga akan menurunkan opportunity cost dari memegang uang, sehingga masyarakat
akan lebih menyukai memegang uang. Kemudian, kemajuan sistem pembayaran akan
menginsentif masyarakat untuk membelanjakan uangnya. Dengan begitu, perekonomian
kembali berjalan.

6. Dengan berdasarkan model berikut :


Y = C + I + G; C = a + b (Y - T); I = c - dr; M/P = e (Y - T) - fr
a.Turunkan persamaan kurve IS, LM dan kurve AD
b.Tunjukkan government spending multiplier. Bila G meningkat 1 % berapa besar kenaikan Y.
c.Tunjukkan tax multiplier. Bila T diturunkan 1 % gimana efeknya terhadap Y ?(point 25)

a. Persamaan IS
Y=C+I+G
Y = a + b(Y − T) + c − dr + G
Y = a + bY − bT + c − dr + G
Y − bY = a − bT + c − dr + G
Y(1 − b) = a − bT + c − dr + G
a − bT + c − dr + G
Y=
(1 − b )
a − bT + c − dr + G
IS =
(1 − b )
Persamaan LM
M
= e(Y − T) − fr
P
M s = e(Y − T) − fr
M s = eY − eT − fr
eY = M s + eT + fr
M s + eT + fr
Y=
e
s
M + eT + fr
LM =
e
Kurva AD
𝐴𝐷 = 𝐼𝑆 = 𝐿𝑀
Tingkat harga aggregate berkorelasi negatif dengan aggregate output. Kurva AD
merupakan turunan dari keseimbangan di pasar output dan pasar uang.
b. Government spending multiplier
1
Government spending multiplier =
1 − MPC
1
Jika kenaikan G terjadi sebesar 1%, maka Y akan meningkat sebesar 𝑥100%.
1−𝑀𝑃𝐶

c. Tax multiplier
b
Tax multiplier = −
1 − MPC
𝑀𝑃𝐶
Jika penurunan T terjadi sebesar 1%, maka Y akan meningkat sebesar 1−𝑀𝑃𝐶 𝑥100%.

7. Penggunaan ATM (automatic teller machines) oleh berbagai bank menurunkan demand for
money. Jelaskan apa implikasinya pada kurve LM dan AD. (point 20)

Penggunaan ATM secara langsung akan mengurangi permintaan akan uang yang dipegang oleh
masyarakat. Masyarakat akan cenderung untuk melakukan transaksi melalui ATM pada
transaksi-transaksi yang berjumlah besar. Kemudian, dalam alasan keamanan ATM juga
meningkatkan tabungan masyarakat sehingga demand for money juga menurun. Penurunan
demand for money yang disebabkan oleh peristiwa ini akan menggeser kurva permintaa uang di
pasar uang bergeser ke kiri.
Pergeseran kurva Money Demand dari MD ke MD’ menyebabkan real interest rate pada titik
equilibrium menurun dari r* ke r’. Kurva LM akan bergeser ke kiri. Tingkat interest rate yang
menurun akan menyebabkan disinsentif bagi masyarakat untuk menyimpan dana di bank,
sehingga terjadi penurunan dana yang tersedia untuk investasi.

Penurunan keseimbangan di pasar Keuangan akan menyebabkan penurunan di aggregate


demand. Investasi akan berkurang seiring dengan keterbatasan loanable funds.
8. Tunjukkan pergeseran kurve AD bila ada kebijakan ekspansi moneter dan kebijakan fiskal.
(point 20)

AD dapat bergeser ke kanan karena kenaikan JUB, Penurunan tarif pajak atau kenaikan belanja
pemerintah.

Kebijakan Ekspansif bekerja dengan baik Ketika ekonomi berada pada bagian datar kurve AS,
perubahan kecil dalam P mengakibatkan peningkatan output lebih besar.

9. IS: Y = {(a+c) - bT - dr + G}/(1-b) or


Y = (a+b)/(1-b) + 1/(1-b)*G + (-b)/(1-b)*T + (-d)/(1-b)* r
LM: M/P = eY - fr; fr = eY – M/P; r = e/f Y – 1/f (M/P), maka turunkan persamaan AD (point
15).

𝐴𝐷 = 𝐼𝑆 = 𝐿𝑀
𝑎 − 𝑏𝑇 + 𝑐 − 𝑑𝑟 + 𝐺
𝐼𝑆 =
(1 − 𝑏 )
Persamaan IS dimanipulasi untuk memperoleh fungsi r terhadap variabel lainnya.

𝑌 (1 − 𝑏) = 𝑎 − 𝑏𝑇 + 𝑐 − 𝑑𝑟 + 𝐺
𝑑𝑟 = 𝑎 − 𝑏𝑇 + 𝑐 + 𝐺 − 𝑌 (1 − 𝑏)
𝑎 − 𝑏𝑇 + 𝑐 + 𝐺 − 𝑌 (1 − 𝑏)
𝑟=
𝑑
Kemudian, persamaan LM adalah sebagai berikut.
𝑀
𝑒𝑌 ( 𝑃 )
𝑟= −
𝑓 𝑓
Maka, IS=LM yang membentuk persamaan AD adalah sebagai berikut.
𝑟𝐼𝑆 = 𝑟𝐿𝑀
𝑀
𝑎 − 𝑏𝑇 + 𝑐 + 𝐺 − 𝑌 (1 − 𝑏) 𝑒𝑌 ( 𝑃 )
= −
𝑑 𝑓 𝑓
𝑀
𝑎𝑓 − 𝑏𝑓𝑇 + 𝑐𝑓 + 𝐺𝑓 − 𝑓𝑌(1 − 𝑏) = 𝑑𝑒𝑌 − 𝑑 ( )
𝑃
𝑀
𝑎𝑓 − 𝑏𝑓𝑇 + 𝑐𝑓 + 𝐺𝑓 + 𝑑 ( ) = 𝑑𝑒𝑌 + 𝑓𝑌 (1 − 𝑏)
𝑃

𝑀
𝑌(𝑑𝑒 + 𝑓 (1 − 𝑏)) = 𝑎𝑓 − 𝑏𝑓𝑇 + 𝑐𝑓 + 𝐺𝑓 + 𝑑 ( )
𝑃
𝑀
𝑎𝑓 − 𝑏𝑓𝑇 + 𝑐𝑓 + 𝐺𝑓 + 𝑑 ( 𝑃 )
𝑌=
𝑑𝑒 + 𝑓(1 − 𝑏)
𝑀
𝑎𝑓 − 𝑏𝑓𝑇 + 𝑐𝑓 + 𝐺𝑓 + 𝑑 ( 𝑃 )
𝐴𝐷 =
𝑑𝑒 + 𝑓(1 − 𝑏)
Dari persamaan di atas terlihat bahwa tingkat harga memiliki korelasi negatif dengan aggregate
demand, ceteris paribus.

Anda mungkin juga menyukai