Anda di halaman 1dari 4

CONTOH STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR (SOP) TATA LAKSANA GIZI


BURUK PASCA RAWAT INAP PADA BAYI
USIA < 6 BULAN DAN BALITA USIA > 6 BULAN
DENGAN BERAT BADAN < 4 KG DI LAYANAN
RAWAT JALAN
Nomor : /PKM-……/I/2022
Terbit ke :1

SOP No.Revisi
Tgl.Diberlaku
:
: 2 Januari 2022
Halaman :¼

PUSKESMAS Kepala Puskesmas


……………

(…………..)
NIP. ………………………

A. Pengertian Tenaga kesehatan (Tim Asuhan Gizi) di fasilitas pelayanan kesehatan akan
melakukan perawatan pada bayi gizi buruk usia< 6 bulan dan balita usia ≥ 6 bulan
dengan berat badan < 4 kg pasca rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan.
B. Tujuan 1. Tenaga kesehatan (Tim Asuhan Gizi) mampu melakukan perawatan pada bayi
gizi buruk usia< 6 bulan dan balita usia ≥ 6 bulan dengan berat badan< 4 kg
secara cepat dan tepat sesuai 10 Langkah Tata Laksana Gizi Buruk di layanan
rawat jalan.
2. Tenaga kesehatan (Tim Asuhan Gizi) mampu melakukan perencanaan,
persiapan logistik, pemantauan dan evaluasi manajemen layanan rawat jalan.

C. Kebijakan SK Kepala Puskesmas nomor 440/ /SK/I/2022


D. Referensi 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Manajemen
Puskesmas.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Bidang Kesehatan.
4. Petunjuk Teknis Sistem Informasi Gizi Terpadu (Sigizi Terpadu) atau e-
PPGBM Tahun 2019.
5. Panduan dan Analis Pemanfaatan Data Survelan Gizi di Kabupaten Tahun 2019.
6. Peraturan Gubernur Aceh No. 14 tahun 2019 tentang Pencegahan dan
Penangganan Stunting Terintegrasi di Aceh.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar
Antropometri Anak.
E. Langkah- Tata Laksana Gizi Buruk Pasca Rawat Inap pada Bayi Usia < 6 Bulan dan
langkah/ Balita Usia ≥ 6 Bulan dengan Berat Badan < 4 kg di Layanan Rawat Jalan
Prosedur Balita Gizi Buruk usia 6-59 bulan, dilakukan :
1. Penanganan sesuai 10 Langkah Tata Laksana Gizi Buruk di Layanan Rawat
Jalan (Bagan 3) Terlampir.
2. Prosedur layanan rawat jalan gizi buruk pasca rawat inap pada bayi usia < 6
bulan dan balita usia ≥ 6 bulan dengan berat badan < 4 kg mengacu pada
(bagan 12) Terlampir.

Melakukan pencatatan dan pelaporan

Hal-hal berikut penting untuk di dokumentasikan, termasuk diantaranya :


 Jumlah kasus pasca rawat inap pada bayi gizi buruk usia < 6 bulan dan balita
gizi buruk usia ≥ 6 bulan dengan berat badan < 4 kg yang dirawat jalan :
1) Sembuh.
2) Masih dirawat.
3) Drop out.
4) Meninggal.
5) Pindah kelayanan rawat inap.
6) Pindah kelayanan rawat jalan lain.
 Penyakit penyerta atau penyulit.
 Lama hari perawatan.
 Rata-rata kenaikan berat badan per hari atau per minggu.

F. Diagram Alir Bagan 12 : Prosedur Layanan Rawat Jalan Gizi Buruk Pasca Rawat Inap Pada Bayi
Usia < 6 Bulan dan Balita Usia ≥ 6 Bulan dengan Berat Badan < 4 Kg.
Bagan 13 : Alur Kunjungan/ Kontrol Rutin Gizi Buruk Pasca Rawat Inap Pada Bayi
Usia < 6 dan BalitaUsia ≥ 6 Bulan dengan Berat Badan< 4 Kg.
G. Unit Terkait 1. Rumah Sakit Rujukan.
2. Puskesmas Pembantu.
3. Polindes.
4. Posyandu.
5. Lintas Sektor Terkait.

Lampiran :
BAGAN 12
1. Melakukan anamnesis riwayat kesehatan balita
Meliputi riwayat kelahiran, imunisasi, pemberian ASI dan makan (termasuk nafsu makan), penyakit
dan riwayat keluarga.
2. Melakukan pemeriksaan fisik secara umum dan khusus.
 Pemeriksaan fisik umum meliputi kesadaran, suhu tubuh, pernafasan, dan nadi.
 Pemeriksaan fisik khusus seperti tercantum pada formulir MTBS.
3. Melakukan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi.

4. Melakukan pemberian obat sesuai hasil pemeriksaan:


 Pemberian antibiotika merupakan lanjutan dari pengobatan sebelumnya dirawat inap.
 Parasetamol hanya diberikan pada demam lebih dari 38°C. Bila demam > 39°C rujuk balita ke
rawat inap. Berikan penjelasan cara menurunkan suhu tubuh anak di rumah kepada pengasuh.
 Vitamin dan zat gizi mikro (sesuai 10 langkah tata laksana gizi buruk).
 Pemberian Vitamin A dan Asam Folat merupakan lanjutan pemberian di rawat inap.
5. Menghitung kebutuhan gizi bayi usia< 6 bulan dan balita usia ≥ 6 bulan dengan berat badan < 4 kg.
 Bayi < 6 bulan pasca rawat inap yang mendapat ASI: dilakukan penilaian pemberian ASI
Eksklusif.
 Bayi < 6 bulan dan Balita ≥ 6 bulan dengan berat badan < 4 kg pasca rawat inap yang tidak ada
kemungkinan mendapatkan ASI diberikan susu formula bayi atau F100 yang diencerkan:
kebutuhan energi 150 kkal/kg BB/hari atau 200 ml/kg BB/hari (sesuai table petunjuk pemberian
F100 yang diencerkan atau susu formula bayi pada fase rehabilitasi (Tabel 6)
6. Melakukan konseling gizi kepada pengasuh.
 Cara pembuatan F100 yang diencerkan.
 Cara pemberian F100 yang diencerkan.
 Akses mendapatkan F100.
 Bayi usia < 6 bulan pasca rawat inap yang mendapat ASI:
o Menilai kenaikan berat badan.
o Menilai dan melanjutkan pemberian ASI.
o Konseling pemberian MP-ASI.
 Bayi pasca rawat inap yang mendapat susu formula bayi atau F100 yang diencerkan :
o Menilai kenaikan berat badan.
o Menilai pemberian formula/ asupan zat gizi bayi.
o Kebutuhan energi 150 kkal/kg BB/hari atau 200 ml/kg BB/hari.
o Konseling pemberian MP-ASI.
7. Mencatat hasil layanan dalam rekam medis dan formulir rawat jalan.

BAGAN 13

Anda mungkin juga menyukai