Anda di halaman 1dari 2

Terapi wicara

Terapi wicara adalah terapi yang dilakukan untuk membantu anak autis supaya mereka bisa berbicara dan juga bisa
menyampaikan apa yang mereka maksud. Terapi wicara mencoba membantu anak untuk belajar berkomunikasi
dengan baik sehingga orang lain ataupun dirinya sendiri bisa mengerti apa yang dimaksud ketika saling
berkomunikasi. 

tujuan dari terapi wicara untuk anak autis :


1. Karena anak autis cenderung sulit untuk berbicara dengan jelas, maka dengan terapi wicara ini akan membantu anak
belajar untuk berbicara sehingga ia bisa berbicara dan berkomunikasi dengan artikulasi yang jelas sehingga orang
lain bisa memahaminya dengan mudah. 
2. Karena ia akan sulit menerima apa yang orang lain katakan, maka ia akan kesulitan ketika diajak orang lain untuk
berkomunikasi. Dengan terapi wicara ini maka anak akan bisa memahami maskud orang tuanya atau orang lain
dengan mudah.
3. Biasanya anak autis berbicara dengan tidak jelas dan beberapa orang akan tidak paham apa yang ia katakan dan ia
maksud, dengan mengikuti terapi wicara diharapkan anak bisa berbicara dengan bahasa yang baik dan benar.
4. Membantu anak supaya dia bisa berkomunikasi dengan teman sebayanya dan dengan begitu maka dia bisa
berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya.
Artikulasi
Poin pertama yang menjadi fokus adalah artikulasi ketika anak berbicara. Anak autis memang bisa berbicara, namun
artikulasi mereka tidak jelas dan akan sulit untuk di dengarkan. Ini karena ada gangguan pada saraf mereka sehingga
mereka akan kesulitan berbicara menggunakan artikulasi jelas. Terapis pun akan membantu anak Anda untuk belajar
mengucapkan kata-kata dengan jelas sehingga jika diajak berbicara pun jelas. Jika artikulasinya jelas maka dia akan
mudah untuk berkomunikasi.
2. Menggunakan bahasa yang benar dan juga baik
Anak yang memiliki autis biasanya sulit berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain, maka dari itu terapis juga
menekankan supaya sang anak bisa belajar menggunakan bahasa yang benar dan juga baik. Di tahap ini terapis
akan mencoba mengajari anak Anda beberapa kosakata yang mudah di tangkapnya mungkin beserta gerakan atau
pelafalan mulut yang jelas supaya anak bisa memahami bahasa yang baik dan juga benar.
3. Intonasi
Intonasi berbicara anak juga menjadi salah satu perhatian penting dari terapis untuk anak autis. Jika mungkin anak
Anda berbicaranya terlalu cepat atau lambat maka sang terapis akan membantu anak untuk memiliki intonasi yang
tepat dan pas ketika ia berkomunikasi dengan orang lain.
5. Kelancaran
Terapis juga akan melatih anak Anda untuk berbicara berulang-ulang dan terus melatihnya hingga ia bisa berbicara
dengan lancar sehingga setelah mengikuti terapi wicara ia bisa lancar berkomunikasi dengan orang lain. Konsentrasi
saat berbicara dengan terapis juga harus diperhatikan. Cara ini bisa diulangi oleh orang tua secara mandiri di rumah.
Terapi perilaku
erapi perilaku ini memiliki beberapa tujuan untuk anak autis. Apa saja tujuan dari adanya terapi perilaku ini? Berikut
adalah tujuan dari terapi perilaku untuk anak autis :
1. Tujuan dari terapi perilaku sendiri adalah mengubah perilaku sang anak supaya bisa sesuai dengan norma yang
berlaku di masyarakat setempat.
2. Tujuan dari terapi perilaku yang kedua adalah untuk mengurangi perilaku tak wajar yang biasanya sering dilakukan
oleh anak.
3. Karena anak autis kesulitan mengontrol pola tingkah mereka, maka terapi perilaku ini bertujuan untuk membantu sang
anak untuk bisa mengontrol tingkah lakunya sendiri walau sedikit demi sedikit.
4. Membantu orangtua supaya bisa mengontrol perilaku dan memantau perkembangan anaknya.
5. Membantu anak untuk bisa tenang dan patuh.
6. Membantu mengembangkan dan mendidik kemampuan dan keterampilan sang anak menjadi lebih baik. 
Berikut adalah program yang diberikan ketika anak menjalani terapi perilaku :
1. Bahasa ekspresif
Yang pertama, terapis akan mengaajarkan pada anak mengenai bahasa ekspresif, yaitu mengajari anak membaca
bahasa dari ekspresi orang tuanya. Dengan begitu anak akan tahu ketika orang tuanya memasang wajah senang,
kecewa, atau lainnya. Sehingga ketika orang tua memberikan perintah itu baik ataupun buruk maka sang anak akan
bisa menangkapnya.
Kepatuhan
Yang kedua adalah kepatuhan, disini sang terapis akan memberikan anak Anda pelajaran supaya dia mau duduk
diam ketika dia belajar, ketika dia makan, dan hal lainnya. Selain itu terapis akan membantu anak Anda untuk bisa
fokus dan melakukan kontak mata lebih dari 5 detik.
3. Bahasa represif
Biasnya anak autis memiliki gangguan bahasa represif. Gangguan bahasa represif adalah kondisi dimana sang anak
tidak bisa memahami apa yang orang lain katakan secara lisan. Oleh karena itu terapis akan membantu anak untuk
bisa memahami bahasa represif.

Anda mungkin juga menyukai