4016 10889 1 PB
4016 10889 1 PB
ABSTRACT. Research on the psychosocial and sexual harassment is intended to determine the psychosocial
impact on individuals who were sexually abused as children kank future. Psychosocial is any change in the lives
of individuals, both psychological and social that have a mutual influence. Sexual harassment is a form of
humiliation or despise someone because of the things pertaining to sex, gender or sexual activity between men
and women. Researchers use qualitative research with phenomenological approach. Researcher using purposive
sampling technique in determining the subject of research. Methods of data collection in this study using
observation and in-depth interviews with two subjects and two informants. The results showed that the two
subjects have psychosocial effects on sexual harassment different. On the subject of the first FE, sexual
harassment experienced Physically, emotionally, verbally abuse, and sexual violence. FE experiencing
psychosocial in childhood and in adulthood today that Industry versus inferiority and Intimacy vs. Isolation. The
second subject NT, sexual harassment experienced physical, emotional and psychosocial. NT experienced in
childhood and in adulthood today that Industry versus inferiority and Intimacy vs. Isolation.
ABSTRAK. Penelitian tentang pelecehan psikososial dan seksual dimaksudkan untuk mengetahui dampak
psikososial pada individu yang mengalami pelecehan seksual sebagai anak-anak masa depan kank. Psikososial
adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik psikologis maupun sosial yang memiliki pengaruh
timbal balik. Pelecehan seksual adalah bentuk penghinaan atau menghina seseorang karena hal-hal yang
berkaitan dengan seks, gender atau aktivitas seksual antara pria dan wanita. Peneliti menggunakan penelitian
kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam
menentukan subjek penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi dan
wawancara mendalam dengan dua subjek dan dua informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua subjek
memiliki efek psikososial pada pelecehan seksual yang berbeda. Pada subjek FE pertama, pelecehan seksual
mengalami pelecehan fisik, emosional, verbal, dan kekerasan seksual. FE mengalami psikososial di masa kanak-
kanak dan di masa dewasa hari ini bahwa Industri versus inferioritas dan Keintiman vs Isolasi. Subjek kedua NT,
pelecehan seksual mengalami fisik, emosional dan psikososial. NT mengalami di masa kanak-kanak dan dewasa
ini bahwa Industri versus inferioritas dan Keintiman vs Isolasi.
1
Email: reynald.dylan@gmail.com
299
Psikoborneo, Vol 4, No 2, 2016: 299-304 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
300
Psikoborneo, Vol 4, No 2, 2016: 299-304 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
seksual atau aktivitas seksual (Maslihah, 2013). kualitatif adalah suatu penelitian untuk memahami
Salah satu praktek seks yang dinilai menyimpang masalah-masalah manusia atau sosial dengan
adalah bentuk pelecehan seksual artinya praktik menciptakan gambaran menyeluruh dan kompleks
hubungan seksual dilakukan dengan cara kekerasan, yang disajikan dengan kata-kata, melaporkan
bertentangan dengan ajaran dan nilai-nilai agama pandangan terinci dari para sumber informan serta
serta melanggar hukum yang berlaku. Kekerasan dilakukan dalam latar yang alamiah.
ditunjukan untuk membuktikan bahwa pelakunya Moleong (2008) menjelaskan fenomenologi
meliliki kekuatan baik fisik maupun non fisik, dan merupakan pandangan berpikir yang menekankan
kekuatan tersebut dapat dijadikan alat untuk pada fokus kepada pengalaman subjektif manusia.
melakukan usaha-usaha jahat (Nainggolan, 2008). Peneliti dalam pandangan fenomenologi berusaha
Menurut Hayati (2000) mengatakan bahwa memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya
kekerasan pada dasarnya adalah sebuah bentuk terhadap orang-orang yang berada dalam situasi-
perilaku, baik verbal maupun nonverbal yang situasi tertentu. Konsep fenomenologi bermula dari
dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang pandangan Edmund Husserl (dalam Idrus, 2009)
terhadap seseorang atau kelompok orang lainnya yang meyakini objek ilmu itu tidak terbatas pada
sehingga menyebabkan efek negatif secara fisik, hal-hal yang empiris (terindra), tetapi juga mencakup
emosional dan psikologis terhadap orang yang fenomena yang berasa di luar itu, seperti persepsi,
menjadi sasarannya. pemikiran, kemauan, dan keyakinan subjek tentang
“sesuatu” di luar dirinya. Penelitian yang
Psikososial berlandaskan fenomenologi melihat objek penelitian
Psikososial adalah setiap perubahan dalam dalam satu konteks naturalnya artinya, seorang
kehidupan individu, baik yang bersifat psikologik peneliti kualitatif yang menggunakan dasar
maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal fenomenologis melihat suatu peristiwa tidak secara
balik. Masalah kejiwaan dan kemasyarakatan yang parsial, lepas dari konteks sosialnya karena satu
mempunyai pengaruh timbal balik, sebagai akibat fenomena yang sama dalam situasi yang berbeda
terjadinya perubahan sosial dan atau gejolak sosial akan pula memiliki makna yang berbeda pula untuk
dalam masyarakat yang dapat menimbulkan itu, dalam mengobservasi data di lapangan seorang
gangguan jiwa (Depkes, 2011). peneliti tidak dapat melepas konteks atau situasi
Istilah psikososial pertama kali digunakan oleh yang menyertainya.
Erik Erikson, seorang psikolog yang meneliti Metode fenomenologi dalam pengumpulan data
tentang tahapan perkembangan emosional manusia dari fenomena yang diteliti dapat dikumpulkan
(Desmita, 2008). Menurut Erik Erikson menjelaskan dengan berbagai cara, diantaranya adalah observasi
bahwa istilah psikososial dalam kaitannya dengan dan wawancara, seperti wawancara mendalam (in
perkembangan manusia berarti bahwa tahap-tahap depth interview). In depth dalam penelitian
kehidupan seseorang dari lahir sampai mati dibentuk fenomenologi bermakna mencari sesuatu yang
oleh pengaruh-pengaruh sosial yang berinteraksi mendalam untuk mendapatkan satu pemahaman
dengan suatu organisme yang menjadi matang secara yang mendetail tentang fenomena sosial pendidikan
fisik dan psikologis. Perkembangan psikososial juga yang diteliti.
bisa diartikan berhubungan dengan perubahan-
perubahan perasaan atau emosi dan kepribadian serta
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
perubahan dalam bagaimana individu berhubungan
dengan orang lain. Berdasarkan hasil penelitian kedua subjek
yaitu FE dan NT sama-sama memiliki latar belakang
METODE PENELITIAN pelecehan seksual di masa kanak-kanak yang
berdampak pada psikososial subjek. Ada kesamaan
Jenis penelitian mengenai dampak psikososial diantara mereka bahwa pada dasarnya kedua subjek
pada individu yang mengalami pelecehan seksual berusaha menyimpan masalah pelecehan pribadinya
menggunakan jenis penelitian pendekatan kualitatif ini engan alasan berbeda dan tertentu. FE dengan
deskriptif. Menurut Creswell (2013) penelitian alasan anggota keluarga seperti paman dan juga
301
Psikoborneo, Vol 4, No 2, 2016: 299-304 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
posisi suku dari keluarga FE yang menyebabkan Untuk kasus pelecehan seksual yang dialami
mengurungkan niat untuk menceritakan hal tersebut. subjek FE dan NT terdapat perbedaan, untuk subjek
NT dengan alasan sama dengan FE yaitu anggota FE merasa bahwa kejadian yang di alaminya cukup
keluarga yang melakukan pelecehan seksual, hanya berdampak pada dirinya yang mengalami sentuhan
karena masih dalam pelecehan fisik yang [ada organ intim di masa kanak-kanak. Subjek
menyebabkan NT hanya kesal dan tidak sampai mengatakan bila sangat terguncang akan perbuatan
bertindak lebih lanjut. yang sudah pamannya lakukan, hal ini di karena
Psikososial pertama kali digunakan oleh Erik sang pelaku yaitu sang paman memiiki ciri khas
Erikson, seorang psikolog yang meneliti tentang yaitu berkumis, juga FE kurang bercengkrama
tahapan perkembangan emosional manusia dengan orang tuanya di masa kecil.. Sementara NT
(Desmita, 2008). Menurut Erik Erikson menjelaskan juga merasa bahwa kejadian yang menimpa dirinya
bahwa istilah psikososial dalam kaitannya dengan kerap terjadi tanpa NT sadari saat tertidur di malam
perkembangan manusia berarti bahwa tahap-tahap hari. Individu tersebut lebih berhati-hati bila bertemu
kehidupan seseorang dari lahir sampai mati dibentuk ataupun berinteraksi dengan orang yang baru
oleh pengaruh-pengaruh sosial yang berinteraksi dikenal. Hal tersebut, terjadi karena NT memiliki
dengan suatu organisme yang menjadi matang secara pemikiran bahwa orang terdekat pun dapat berbuat
fisik dan psikologis. jahat, apalagi jika orang lain, sehingga untuk
Pada penelitian awal yang peneliti lakukan pelecehan seksual, FE lebih berat dibandingkan
terhadap dua subjek yaitu satu laki-laki korban dengan NT.
pelecehan seksual hingga pencabulan dan satu Psikososial yang didapatkan kedua subjek
perempuan korban pelecehan seksual, peneliti yaitu FE dan NT hampir sama dimana mereka
melihat dampak psikososial sangatlah beragam mepada dua tahapan, yaitu Industry versus
antara subjek satu dengan yang lainnya. Berdasarkan Inferiority (6-12 tahun) dan Intimacy versus
indikasi penyebab terjadinya pelecehan seksual Isolation (masa dewasa muda). Oleh karena itu,
adalah pewarisan kekerasan antar generasi dalam menjalani kesehariannya pasca pelecehan
(intergenerational transmission of violance), stres seksual diperoleh kesamaan pada tahapan
sosial, isolasi sosial dan keterlibatan masyarakat psikososial pada ketiga subjek yaitu melakukan
bawah, dan struktur keluarga. kegiatan positif, berpikir positif, menjadi lebih
Menurut Finkelhor dan Browne (dalam bersosialisasi dan bertanggung jawab terhadap
Tower, 2002). Korban yang mengalami kekerasan kehidupan dirinya, memiliki keinginan yang kuat
membutuhkan waktu satu hingga tiga tahun untuk untuk memiliki kehidupan yang lebih baik dimasa
terbuka pada orang lain. Dari hasil wawancara yang akan datang,
peneliti mendapatkan hasil bahwa kedua subjek Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
mengalami pelecehan seksual menurut Lawson yang dilakukan oleh Pandu Pranadita tahun 2012
(dalam Huraerah, 2007), psikiater internasional yang dengan judul penelitian faktor psikososial yang
merumuskan definisi tentang child abuse, menyebut terjadi pada anak jalanan korban pelecehan seksual
ada empat macam abuse, yaitu emotional abuse, di lingkungan pondok sosial anak. Dari analisa data
verbal abuse, physical abuse, dan sexual abuse. yang dilakukan, maka diketahui bahwa subjek
sehingga menimbulkan tahapan psikososial menurut mengalami kecenderungan emosi negatif seperti
Erik Erikson (Desmita, 2008) mengatakan Trust perasaan benci dan menyimpan dendam, keinginan
versus Mistrust (0-1) tahun, Autonomy versus Shame untuk hidup bebas, penilaian negatif pada diri sendiri
and Doubt (l-3 tahun), Initiative versus Guilt (3-6 dan kehidupan, perilaku seksual yang tidak wajar,
tahun), Industry versus Inferiority (6-12 tahun), penggunaan obat-obatan terlarang dan konsumsi
Identity versus Role Confusion (12-18 tahun), alkohol, serta relasi yang buruk dengan keluarga
Intimacy versus Isolation (masa dewasa muda), atau lingkungan sekitarnya.
Generativity versus Stagnation (masa dewasa
menengah), dan Ego Integrity versus Despair (masa
dewasa akhir)
302
Psikoborneo, Vol 4, No 2, 2016: 299-304 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
303
Psikoborneo, Vol 4, No 2, 2016: 299-304 ISSN: 2477-2666/E-ISSN: 2477-2674
Desmita, 2008. Psikologi Perkembangan. Bandung: Levitan, R. D. N. A. Rector, Sheldon, & Goering, P.
PT Remaja Rosdakarya. 2003. Childhood Adversities.
Detik. 2014. Remaja di Deli Serdang setubuhi ibu Lisa Avery, Ph.D., K. Dianne Hutchinson, M.S.W.
dan adik kandung. Diposting Keitha Whitaker, M.S.W. 2002. Domestic
16Juni2014.http://news.detik.com/read/2014/ Violence andIntergenerational Rates of Child
06/18/125816/2611585/10/remaja-di-deli- Sexual Abuse: A Case Record Analysis.
serdang-setubuhi-ibu-dan-adik-kandung. Di Child and Adolescent Social Work Journal,
akses 04 juli 2014. Vol. 19, No. 1
Edwfar, 2012. http: // balikpapan. Prokal.co / read / Maslihah, Sri. 2013. Play Therapy dalam Identifikasi
news / 123955 - kekerasan - seksual-pada- Kasus Kekerasan Sexual terhadap Anak.
anak-meningkat. Jurnal penelitian psikologi, Vol.04,
Feby, 2013. http :// news. Detik.com /berita/ No.01,21-34.
2388376/anggota -brimob-yang -diduga- Merdeka. 2013. Dua kakek perkosa cucunya belasan
memperkosa-dijadikan-tersangka-dan- kali. Diposting 23 Januari
ditahan 2013.http://merdeka.com/peristiwa/dua-
Ghenaim A, Al-Fayez, Jude U, Ohaeri, Osama. kakek-perkosa-cucunya-belasan-kali.html
2012. GadoSoc Psychiatry Psychiatr Messman-Moore,Terri L, Long, Patricia J. 2000.
Epidemiol. 47:53–66 Child Sexual Abuse and Revictimization in
Hayati. E.N. 2000. Panduan Untuk Pendamping the Form of Adult Sexual Abuse, Adult
Perempuan Korban Kekerasan Berwawasan Physical Abuse, And Adult Psychological
Gender. Yogyakarta: Rifka Annisa. Maltreatment. Journal of Interpersonal
Jahja, Yudrik. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Violence (Online). 15(5): 489-502, Tersedia:
Kencana Media Group; 2011. http//www.answers.com/topic/child-abuse.
Kalibonso R, S. 1993. http: //bpi-uinsus kariau3. Nainggolan, L. H. 2008. Bentuk-bentuk kekerasan
Blogspot. co.id/2011_03_01_archive.html seksual pada anak. Jurnal equality. Vol. 13
Kathleen J. Sikkema Nathan B. Hansen Christina S. No. 1
Meade Arlene Kochman Ashley M. Fox. Raquel C. Andr´es-Hyman,1 Melissa A. Cott,1 and
2009. Psychosocial Predictors of Sexual HIV Steven N. Gold. 2004. Ethnicity and Sexual
Transmission Risk Behavior among HIV Orientation as PTSDM itigators in Child
Positive Adults with a Sexual Abuse History Sexual Abuse Survivors. Journal of Family
in Childhood. Arch Sex Behav 38:121–134 Violence, Vol. 19, No. 5
Kuswarno, E. 2009. Metodologi Penelitian Sumadi Suryabrata. 2005. Psikologi Kepribadian.
Komunikasi Fenomenlogi Konsepsi, Jakarta: CV Rajawali
Pedoman, dan Penelitiannya. Bandung: Suryabrata, S. 1995. Psikologi Kepribadian. Jakarta:
Widya Padjadjaran. PT Raja Grafindo Persada.
Lalor, Kevin, Elvaney, Rosaleen. 2010. Child Sexual Taslim, A. 1995. Bila Perkosaan Terjadi. Jakarta:
Abuse, Links to Later Sexual Exploitation Kalyanamitra, Komunikasi dan informasi.
/High-Risk Sexual Behavior, and Warshaw, R. 1994. I Never Called It Rape. New
Prevention/Treatment Programs” Dalam York: Ms. Foundation for Education and
Trauma, Violence &: Abuse (online). 11 (4) Communication, Inc.
159-177 tersedia: http//tva.sagepub.com.
304