Anda di halaman 1dari 10

Faktor yang Mempengaruhi ....

Isnainia Solicha1 Na’imah 2


P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 4 No. 2 Juni 2020

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Isnainia Solicha1, Na’imah2


Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga1
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga2
Email: isnainias.is@gmail.com1, Email: drnaimah24@gmail.com2
Solicha, Isnainia., Na’imah. (2020). Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Usia Dini. Jurnal
Pelita PAUD, 4(2), 197-207
doi: https://doi.org/10.33222/pelitapaud.v4i1.968

Diterima:14-02-2020 Disetujui: 23-04-2020 Dipublikasikan: 10-06-2020


Abstrak: Aspek-aspek yang mempengaruhi perkembangan anak usia dini meliputi aspek
kepribadian, sosial moral, bahasa, dan kesadaran beragama. Terdapat kasus masalah yang
dimunculkan penulis tentang anak berusia 4 tahun yang mengalami keterlambatan
berbicara yang dipengaruhi oleh pendidikan orangtua dan keluarga. Artikel ini
menggunakan metode literatur review. Literatur dikumpulkan dengan menggunakan
mesin pencari seperti Google Scholar dan Proquest. Penulis juga mencari literature di
Perpustakan Kampus UIN Sunan Kalijaga. Faktor utama yang berperan penting adalah
faktor dan aspek yang mempengaruhi perkembangan anak usia dini meliputi faktor
genetik/hereditas, faktor lingkungan, kondisi kehamilan, komplikasi kelahiran,
pemenuhan nutrisi, perawatan kesehatan, kerentanan terhadap penyakit, dan perilaku
pemberian stimulus. Sedangkan, dalam aspek-aspek yang mempengaruhi perkembangan
anak usia dini berisikan tentang kepribadian, sosial moral, bahasa, dan kesadaran
beragama. Kesimpulannya, perkembangan adalah hal penting bagi setiap anak usia dini
yang dipengaruhi oleh beberapa macam aspek. Gangguan pada salah satu aspek
perkembangan dapat mempengaruhi aspek perkembangan yang lain.
Kata kunci: Perkembangan, Anak Usia Dini,

Abstract: Aspects that affect early childhood development include aspects of personality,
social morals, language, and religious awareness. There are cases of problems raised by
writers about 4-year-old children who experience speech delays which are influenced by
parental and family education. This article uses the literature review method. Literature is
collected using search engines such as Google Scholar and Proquest. The author also
searches for literature in the UIN Sunan Kalijaga Campus Library. The main factors that
play an important role are factors and aspects that influence early childhood development
including genetic / heredity, environmental factors, pregnancy conditions, birth
complications, nutritional fulfillment, health care, susceptibility to disease, and behavior
of providing stimuli. Meanwhile, aspects that affect early childhood development consist
of personality, social morals, language, and religious awareness. The conclusion is
development are important for every early childhood which is influenced by several kinds
of aspects. Disturbances in one aspect of development can affect other aspects of
development
Keywords: Development, Childhood

© 2020 Isnainia Solicha1, Na’imah2


Under the license CC BY-SA 4.0

http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/pelitapaud

1
Faktor yang Mempengaruhi ....
Isnainia Solicha1 Na’imah 2
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 4 No. 2 Juni 2020

PENDAHULUAN Aspek-aspek perkembangan pada anak usia


Perkembangan dalam bahasa Inggris disebut dini sangatlah berkaitan dan saling
development. Santrock mengartikan berhubungan. Apabila salah satu aspek
perkembangan adalah pola perubahan yang perkembangan tidak berkembang dengan baik
dimulai sejak masa konsepsi dan berlanjut akan mempengaruhi aspek perkembangan
sepanjang kehidupan. Di dalam istilah yang lainnya. Beberapa hal yang dapat
perkembangan termasuk istilah perkembangan mempengaruhi perkembangan anak usia dini
dan pertumbuhan. Perkembangan berorientasi berkembang dengan baik maupun tidak.
proses mental dan sifatnya kualitatif Keberhasilan dalam menjalankan tugas
sedangkan pertumbuhan lebih berorientasi perkembangan pada masa perkembangan anak
pada peningkatan ukuran serta struktur dan usia dini akan menentukan keberhasilan pada
sifatnya kuantitatif. Perkembangan masa perkembangan berikutnya yang dialami
berlangsung seumur hidup sedangkan anak usia dini (Fauziddin, 2016).
pertumbuhan mengalami batas waktu tertentu.
METODE PENELITIAN
Perkembangan berkaitan dengan hal-hal yang
Metode yang digunakan dalam penulisan
bersifat fungsional, sedangkan pertumbuhan
artikel ini adalah literature review (Hartas,
bersifat biologis. Misalnya pertumbuhan
2015) atau theoretical essay (Nakano &
tinggi badan dimulai sejak lahir dan berhenti
Muniz, 2018). Metode ini merupakan sebuah
pada usia 18 tahun. Sedangkan perkembangan
metode yang melakukan pencarian literatur
fungsional mata misalnya mengalami
baik internasional maupun nasional dengan
perubahan pasang surut mulai lahir sampai
menggunakan berbagai macam sumber daya
mati (Masganti, 2015).
seperti artikel koran, buku, ataupun mesin
Perkembangan merupakan bagian dari suatu
pencarian mainstream seperti Google Scholar
perubahan yang dimulai dari masa konsepsi
ataupun Proquest. Literatur tersebut kemudian
dan berlanjut sepanjang kehidupan.
dianalisis secara kritis baik dari segi teori
Perkembangan memiliki sifat yang kompleks.
maupun metode dan beberapa temuan
Hal ini dikarenakan perkembangan
terdahulu. Dari berbagai macam sumber yang
melibatkan banyak proses seperti biologis,
penulis temui, penulis menulis artikel ini
kognitif, serta sosio-emosinal. Menurut sudut
berssadarkan 13 artikel yang menurut penulis
pandang psikologi, perkembangan dapat
sudah memenuhi kriteria dengan kualitas baik.
diartikan sebagai suatu proses perubahan, baik
secara kuantitatif maupun kualitatif seorang
HASIL PENELITIAN DAN
individu yang terus terjadi secara kontinyu
PEMBAHASAN
dalam rentang kehidupannya, yang dimulai
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
dari masa konsepsi, bayi, kanak-kanak, masa
Perkembangan Anak Usia Dini
remaja, bahkan sampai dengan dewasa
Faktor yang pertama adalah faktor
(Latifa, 2017).
genetik/hereditas merupakan faktor internal
Anak-anak usia dini berada pada masa
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
keemasan (golden age). Masa ini disebut
perkembangan individu. Hereditas sendiri
masa keemasan sebab pada usia ini terjadi
dapat diartikan sebagai totalitas karakteristik
perkembangan yang sangat menakjubkan dan
individu yang diwariskan orang tua. Sejalan
terbaik sepanjang hidup manusia.
dengan itu, faktor genetik dapat diartikan
Perkembangan yang menakjubkan tersebut
sebagai segala potensi (baik fisik maupun
mencakup perkembangan fisik dan psikis.
psikis) yang dimiliki individu sejak masa
Dari segi fisik anak mengalami perkembangan
prakelahiran sebagai pewarisan dari pihak
yang sangat luar biasa, mulai dari
orang tua melalui gen-gen yang dimuliki oleh
pertumbuhan sel-sel otak dan organ tubuh
orang tua. Dari definisi tersebut, yang perlu
lainnya sampai perkembangan kemampuan
digaris bawahi adalah faktor ini bersifat
motorik kasar seperti berjalan, berlari,
potensial, pewarisan/bawaan dan alamiah
melompat, memanjat, dan sebagainya
(nature) (Latifa, 2017).
(Masganti, 2015).
Perkembangan diri seorang anak usia dini
secara tidak langsung dipengaruhi oleh kedua

2
Faktor yang Mempengaruhi ....
Isnainia Solicha1 Na’imah 2
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 4 No. 2 Juni 2020
orang tuanya. Menurut pendapat para ahli menjadi pusat identifikasi anak; keluarga
setiap anak yang terlahir didunia membawa merupakan lingkungan pertama yang
berbagai ragam warisan yang berasal dari mengenalkan nilai-nilai kehidupan kepada
kedua orangtuanya, yaitu ibu dan bapaknya anak; orang tua dan anggota keluarga
atau nenek dan kakeknya di antaranya, seperti merupakan ―significant people‖ bagi
bentuk tubuh, warna kulit, inteligensi, bakat, perkembangan kepribadian anak; keluarga
sifat-sifat dan bahkan penyakit (Fatimah, sebagai institusi yang memfasilitasi kebutuhan
2006). Pada aliran nativisme, menurut Arthur dasar insani (manusiawi), baik yang bersifat
Sopenhauer dan para tokoh nativisme fiktif biologis, maupun sosio-psikologis; anak
berpandangan bahwa perkembangan manusia banyak menghabiskan waktunya di
ditentukan oleh pembawaaannya sedangkan lingkungan keluarga (Latifa, 2017).
pengalaman dan pedidikan tidak berpengaruh Faktor yang ketiga adalah kondisi kehamilan.
apa-apa. Pandangan seperti ini di dalam dunia Kondisi kehamilan pada dasarnya tumbuh
pendidikan pendidikan disebut juga dengan kembang anak sudah dimulai sejak dalam
istilah pesimisme pedagogis. Dalam hal ini kandungan. Tumbuh kembang janin di dalam
perkembangan pada anak ditentukan oleh kandungan sangat pesat. Oleh karena itu janin
pembawaan atau bakat yang dimiliki oleh harus benar-benar dijaga jangan sampai
kedua orang tuanya. Dengan demikian dapat mengalami hambatan dalam tumbuh
dipahami bahwa perkembangan anak sedikit kembangnya. Kondisi kehamilan ibu dapat
banyak dipengaruhi oleh faktor keturunan mempengaruhi tumbuh kembangnya anak.
(Ahmadi dan Sholeh, 2006). Sementara itu masih terdapat kurang baiknya
Faktor yang kedua ialah lingkungan. kondisi kehamilan hal tersebut disebabkan
Lingkungan disini memiliki arti luas. Bisa oleh pada saat ibu hamil karena ibu
berupa lingkungan keluarga, sekolah, maupun mengalami stres yang berat, mengalami mual
masyarakat. Dalam hal ini lingkungan di muntah yang berlebihan, paparan rokok pada
artikan sebagai keluarga yang mengasuh dan kehamilan dan nafsu makan yang buruk.
membesarkan anak, sekolah tempat mendidik Sehingga kondisi kehamilan yang baik
dan masyarakat tempat anak bergaul dan juga dibutuhkan agar perkembangan anak balita
bermain sehari-hari (Fatimah, 2006). normal.
Lingkungan merupakan faktor eksternal yang Kondisi kehamilan yang kurang baik
turut membentuk dan mempengaruhi dipengaruhi oleh kunjungan ibu yang tidak
perkembangan individu. Seperti yang telah rutin / ibu jarang memeriksakan kehamilannya
dijelaskan sebelumnya, bahwa faktor genetik pada tenaga kesehatan padalah dengan
bersifat potensial dan lingkungan yang akan memeriksakan kehamilannya ibu jadi tahu
menjadikannya aktual. Ada beberapa faktor keadaan kehamilannya, jika ada gangguan
lingkungan yang sangat menonjol yakni atau kelainan dalam kehamilannya bisa
dalam lingkungan keluarga (Latifa, 2017). dideteksi dan diatasi sedini mungkin. Ibu
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan hamil yang kekurangan nutrisi/KEK pada
awal bagi seorang anak, segala tingkah laku kehamilan dilihat pada kondisi ekonominya
maupun perkembangan yang muncul pada diri yang menengah kebawah, sehingga
anak adalah hasil asuhan dari kedua orang kecukupan gizi ibu tidak terpenuhi. Ibu hamil
tuanya di rumah. Oleh karena itu orang yang stress berlebih saat kehamilannya
tuanya perlu memberikan perhatian yang lebih memiliki masalah dalam keluarganya, dan ibu
terhadap anak khususnya pada anak usia dini. terlalu muda dan ada juga ibu sudah terlalu
Lingkungan mempunyai pengaruh yang cukup tua serta memiliki anak yang banyak sehingga
besar dalam menentukan perkembangan ibu berpikir hamil sekarangpun merupakan
seorang anak, sebab ketika anak dalam beban baginya (Putri, dkk., 2018).
berinteraksi dengan lingkungannya merasa Faktor yang keempat adalah komplikasi
nyaman dan bahagia, perkembangannya pun persalinan. Komplikasi persalinan dapat
akan berjalan lebih mudah dan cepat mempengaruhi perkembangan anak balita.
(Fatimah, 2006). Karena jika ada komplikasi pada saat
Alasan tentang pentingnya peranan keluarga persalinan pada saat nanti anak tersebut
bagi perkembangan anak, adalah keluarga tumbuh dan berkembang akan ada gangguan
merupakan kelompok sosial pertama yang perkembangan. Untuk antisipasi pada saat

3
Faktor yang Mempengaruhi ....
Isnainia Solicha1 Na’imah 2
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 4 No. 2 Juni 2020

persalinan ibu ataupun keluarga serta bidan pembentukan tumbuh serta kembang anak
atau tenaga kesehatan yang membantu proses untuk dewasa nanti (Putri, dkk., 2018).
persalinan harus lebih memperhatikan kondisi Faktor yang keenam adalah perawatan
ibu pada saat persalinan. Sebagian besar kesehatan. Perawatan kesehatan adalah
komplikasi persalinan mempengaruhi perawatan kesehatan yang teratur, tidak saja
perkembangan anak balita, karena anak balita saat anak sakit, tetapi pemeriksaan kesehatan
yang waktu persalinan dahulu tedapat dan menimbang anak secara rutin setiap
komplikasi persalinan tidak normal bulan, akan menunjang pada tumbuh kembang
perkembangannya. Jadi, menurut peneliti anak. Perawatan kesehatan berperan penting
terdapat hubungan antara komplikasi dalam memantau pertumbuhan dan
persalinan dengan perkembangan anak balita. perkembangan anak balita. Anak balita yang
Adanya komplikasi persalinan disebabkan rutin melakukan perawatan kesehatan maka
persalinan macet, dan ibu preeklamsia pada pertumbuhan dan perkembangannya bisa
ibu bersalin (Putri, dkk., 2018). diberikan stimulus untuk merangsang
Faktor yang kelima adalah pemenuhan nutrisi. perkembangan anak balita tersebut.
Peran ibu sangatlah penting dalam pemenuhan Faktor perawatan kesehatan mempengaruhi
nutrisi dalam perkembangan anak karena apa perkembangan anak balita, karena perawatan
yang dimakan anak akan asupan gizi untuk kesehatan yang tidak rutin dilakukan oleh
menjadi zat pembangun pertumbuhan dan keluarga dan tenaga kesehatan, anak balita
perkembangan anak. Agar perkembangan menjadi tidak bisa terpantau penyimpangan
anak sesuai dan normal sesuai dengan umur pertumbuhan dan perkembangannya. Kalau
anak. Satu aspek penting dalam pemberian anak balita rutin melakukan perawatan
makanan pada anak yaitu keamanan makanan kesehatan ke tenaga kesehatan maka jika ada
dan terbebas dari berbagai racun kimia yang penyimpangan akan bias terdeteksi lebih
kian mengancam kesehatan anak. Pemenuhan dahulu serta bisa memberikan stimulus pada
nutrisi adalah salah satu faktor yang perkembangan anak. Banyak ibu yang
mempengaruhi perkembangan anak. Jika beralasan dengan jauhnya jarak antara rumah
pemenuhan nutrisi kurang baik maka dengan pelayanan kesehatan, tidak ada
pertumbuhan akan terganggu, karena gizi kendaraan,anaknya tidak sakit jadi mereka
sangat diperlukan untuk membangun berpikir bahwa kalau tidak sakit tidak perlu
pertumbuhan dan perkembangan. Karena ibu mendapatkan kesehatan. Pada saat posyandu
orang yang paling terdekat dengan anak, maka harusnya ibu-ibu tersebut rutin membawa
ibu yang akan menjadi orang yang anaknya ke posyandu/puskesmas kalau tidak
berpengaruh dalam pemenuhan nutrisi anak. bisa pada saat ada waktu,harus disempatkan
Kurang baiknya pemenuhan nutrisi memeriksa kondisi kesehatan anak.
disebabkan adanya faktor sulit makan, pilih- Pada saat diperiksa kesehatan anak maka akan
pilih makanan, suka jajan di luar, makanan diperiksa tumbuh kembangnya dan dapat
junkfood dan makanan ringan. Pada segi dilakukan deteksi dini jika ada kelainan
keluarga balita yang menengah kebawah tumbuh kembang pada anak balita tersebut.
mengalami masalah pada pemenuhan nutrisi Anak harus lengkap imunisasinya karena akan
anaknya karena untuk memenuhi kebutuhan melindungi anak terhadap infeksi juga
ekonomi keluarga saja sudah susah, padahal menjaga terhadap virus paling tidak dapat
ibu / keluarga harusnya tahu tidak hanya harus mengurangi dampak kalau anak terkena suatu
makan ikan atau daging saja untuk bisa penyakit. Tradisi atau kepercayaan pada suatu
memenuhi kebutuhan nutrisi anaknya, dengan daerah kalau anak yang divaksinasi akan lebih
tahu,tempe pengganti lauk, sayuran hijau seta sakit karena obat yang dimasukkan membuat
buah juga susu bisa untuk memenuhi anak gampang sakit, serta anak tidak
kebutuhan keluarga. Faktor budaya juga jadi divaksinasi karena orang dahulupun tidak
masalah dalam pemenuhan nutrisi anak yaitu diberikan imunisasi tetap sehat bugar,
dalam keluarga mendahulukan makan untuk malahan yang sudah diimunisasi sering sakit.
ayah karena ayah yang akan mencari nafkah Dahulu memang tidak ada imunisasi karena
untuk keluarga, padahal masa anak-anak virus penyakit yang berbahaya tidak ada, tapi
merupakan periode penting dalam di era globalisasi yang serba modern ini

4
Faktor yang Mempengaruhi ....
Isnainia Solicha1 Na’imah 2
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 4 No. 2 Juni 2020
belum polusi udara, makanan, serta keadaan berarti topeng atau seorang individu yang
lingkungan yang tidak sehat menyebabkan berbicara melalui sebuah topeng yang
kuman penyakit berbahaya sehingga anak menyembunyikan identitasnya dan
sekarang gampang sakit dibutuhkan imunisasi memerankan tokoh lain dalam drama.
untuk melindungi anak sedini mungkin dan Suadianto menjelaskan bahwa hal penting
mencegah dampak jika anak sakit (Putri, dkk., dalam perkembangan kepribadian adalah
2018). ketetapan dalam pola kepribadian atau
Faktor yang ketujuh adalah kerentanan persistensi. Artinya, terdapat kecenderungan
terhadap penyakit. Anak yang menderita ciri sifat kepribadian yang menetap dan relatif
penyakit menahun akan terganggu tumbuh tidak berubah sehingga mewarnai timbul
kembangnya dan pendidikannya, disamping perilaku khusus terhadap diri seseorang
itu anak juga mengalami stres yang (Latifa, 2017). Kepribadian (personality)
berkepanjangan akibat dari penyakitnya. adalah suatu istilah yang mengacu pada
Penyakit menahun yang dimaksud adalah gambaran-gambaran sosial tertentu yang
ISPA dan diare karena dipengaruhi faktor diterima oleh individu dari kelompoknya atau
cuaca yang sering tidak stabil dan makanan masyarakatnya, kemudian individu tersebut
yang dimakan balita tidak terjaga juga diharapkan bertingkah laku berdasarkan atau
kebersihan dot/tabung susu balita yang tidak sesuai dengan gambaran sosial (peran) yang
bersih (Putri, dkk., 2018). diterimanya. Kepribadian juga sering
Faktor yang kedelapan adalah perilaku diartikan atau dihubungkan dengan ciri
pemberian stimulus pendidikan dan tertentu yang menonjol pada diri individu
pengetahuan orangtua sangat berpengaruh (
Sjarkawi, 2015).
terhadap pemberian stimulasi, karena dengan Floyd Allport melihat kepribadian sebagai
pendidikan dan pengetahuan yang semakin sesuatu yang terjalin dalam hubungan sosial,
tinggi, orangtua dapat mengarahkan anak ―Personality is the individual characteristic
sedini mungkin dan akan mempengaruhi daya reactions to social stimuli and the quality of
pikir anak untuk berimajinasi. Latar belakang his adaptation to the social features of his
keluarga yang mendukung juga environment”. Inti dari pendapat Allport
mempengaruhi prestasi anak. Perkembangan adalah kepribadian merupakan hasil dari
anak dapat berlangsung sesuai tahapan menyesuaikan diri dari lingkungan sosial di
usianya baik melalui stimulasi langsung dari sekitarnya. Pendapat yang sama dikemukakan
orangtua, melalui alat permainan, anggota oleh May (1929) bahwa ―Personality is
keluarga lain, sosialisasi anak dengan orang the social stimulus value of the individuals”
dewasa maupun teman sebaya di lingkungan (Sukmadinata, 2005). Kedua pendapat ini
tempat tinggal. Penelitian yang dilakukan oleh sangat setuju kepribadian terbentuk karena
Barros dkk di Brazil dengan Batelle’s adanya respon dari dorongan sosial yang ada
Development Inventory untuk menilai di sekitarnya hingga menuntutnya memiliki
perkembangan, mendapatkan hasil bahwa kepribadian yang sesuai dengan kebiasaan
anak-anak yang mendapatkan stimulasi lingkungan sosial tersebut. Lingkungan sosial
nilainya lebih tinggi dan kemampuan sangatlah berperan penting dalam
perkembangannya lebih baik daripada anak pembentukan kepribadian setiap individu.
yang tidak mendapatkan stimulus (Proborini, Bila kondisi lingkungan sosialnya buruk maka
dkk., 2017). akan terbentuk kepribadian yang buruk pula,
Aspek-Aspek yang Mempengaruhi namun sebaliknya bila lingkungan sosialnya
Perkembangan Anak Usia Dini baik maka kepribadian tersebut akan menjadi
Kepribadian baik.
Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau Menurut W. Stern, Personalistik (kepribadian)
gaya serta sifat khas dari diri seseorang yang memiliki tiga arti. Pertama, personalistik
bersumber dari bentukan-bentukan yang adalah ilmu pengetahuan yang menjadi dasar
diterima dari lingkungan, misalnya keluarga untuk mempelajari manusia seperti ilmu jiwa,
pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang ilmu tubuh dan ilmu hayat. Kedua,
sejak lahir (Sjarkawi, 2015). Kepribadian personalistik merupakan ilmu pengetahuan
dalam bahasa asing adalah personality. Kata tentang pribadi yang netral yaitu tak terkena
ini berasal dari kata latin, yaitu persona yang oleh perbedaan antara tubuh dan jiwa. Ketiga,

5
Faktor yang Mempengaruhi ....
Isnainia Solicha1 Na’imah 2
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 4 No. 2 Juni 2020

personalistik adalah ilmu jiwa pengalaman, aspek kondisi fisik anak yang mempengaruhi
karena segala sesuatu yang bersifat metafisis kepribadian anak, yaitu kesehatan umum dan
dikesampingkan (Ahmadi dan Sholeh, 2006). cacat jasmani. Kesehatan yang baik tidak saja
Kepribadian adalah pengaruh seseorang memungkinkan anak ikut serta dalam kegiatan
terhadap orang lain (personality is your effect normal kelompok usianya melainkan juga
upon other people) (Sukamdinata, 2005). mempunyai pengaruh menguntungkan kepada
Kepribadian harus dilihat dari pengaruhnya kepribadiannya. Seperti anak yang mudah
terhadap orang lain. Bila tidak dapat kelelahan akan menyebabkan anak mudah
mempengaruhi orang lain belum bisa tersinggung dan mudah berkelahi. Anak
dikatakan kepribadian. Pengaruh tersebut dengan penyakit malnutrisi akan membentuk
biasanya dikarenakan kekuasaan atau anak dengan keprbadian iritabilitas, depresi,
kekuatan yang dimilikinya. rasa malu, dan perilaku tidak sosial. Anak
Dapat disimpulkan bahwa kepribadian dengan penyakit kelenjar endokrin akan
merupakan sifat atau tingkah laku tiap memiliki pengaruh yang besar dalam
individu dalam sehari-hari dan dapat emosionalnya seperti mudah marah, gelisah,
menimbulkan kesan bagi individu-individu gugup, resah, hiperaktif, tidak responsif,
lainnya. Kepribadian pada diri anak terbentuk depresif, tidak puas, mudah curiga, dan tidak
dari beberapa faktor-faktor yang puas.
mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut Pengaruh cacat jasmaniah pada kepribadian
adalah faktor internal adalah faktor yang tergantung pada dua kondisi; kegiatan yang
berasal pada diri anak itu sendiri. Faktor dapat diikuti anak dan sikap orang lain
internal biasanya berasal dari faktor genetis terhadap mereka. Semakin nyata keterbatasan
atau bawaan. Faktor genetis maksudnya fisik anak membedakannya dari teman
adalah faktor yang berupa bawan sejak lahir seusianya semakin besar keyakinan mereka
dan merupakan pengaruh keturunan dari salah akan inferioritas dan ketidakmampuan mereka
satu sifat yang dimiliki salah satu dari kedua dan semakin kuat perasaan menjadi korban
orangtuanya atau bias jadi gabungan atau (
Hurlock, 1978).
kombinasi dari sifat kedua orangtuanya; Sosial Moral
faktor eksternal adalah faktor yang berasal Perkembangan sosial individu ditandai dengan
dari luar orang tersebut. Faktor eksternal ini pencapaian kematangan dalam interaksi
biasanya merupakan pengaruh yang berasal sosialnya, bagaimana ia mampu bergaul,
dari lingkungan seseorang mulai dari beradaptasi dengan lingkungannya dan
lingkungan seseorang mulai dari lingkungan menyesuaikan diri terhadap norma-norma
terkecilnya, yaitu keluarga, teman, tetangga, kelompok. Robinson mengartikan sosialisasi
sampai pengaruh dari berbagai media sebagai proses yang membimbing anak ke
audiovisual seperti TV dan VCD, atau media arah perkembangan kepribadian sosial
cetak seperti koran, majalah, dan lain sehingga mampu menjadi anggota masyarakat
sebagainya (Sjarkawi, 2015); pengaruh yang bertanggung jawab. Perkembangan
budaya, kelompok budaya orangtua anak sosial seseorang sangat dipengaruhi oleh
menetapkan model untuk pola kepribadian lingkungan sosial dimana ia berada, baik
yag disetujui. Melalui pendidikan anak di keluarga, teman sebaya, guru, dan masyarakat
rumah dan di sekolah, anak diharapkan sekitarnya (Latifa, 2017).
menerima pola ini sebagai model Istilah moral berasal dari bahasa latin
kepribadiannya sendiri. Jadi cara anak mos/moris yang dapat diartikan sebagai
dibesarkan menentukan jenis pola kepribadian peraturan, nilai-nilai, adat istiadat, kebiasaan
yang dikembangkannya. Dengan dan tatacara kehidupan. Sedangkan moralitas
bertambahnya usia, tekanan dari kelompok lebih mengarah pada sikap untuk menerima
teman sebaya dan dari kelompok sosial orang dan melakukan peraturan, nilai dan prinsip
dewasa di luar rumah memperbesar tekanan moral. Perkembangan moral berkaitan dengan
keluarga dan sekolah. Dari semua ini, anak aturan dan konvensi mengenai apa yang
belajar bersikap dengan cara yang disetujui seharusnya dilakukan oleh individu dalam
secara sosial dalam budayanya (Hurlock, interaksinya dengan orang lain. Menurut
1978); pengaruh kondisi fisik, terdapat dua kacamata teori psikoanalisa, perkembangan

6
Faktor yang Mempengaruhi ....
Isnainia Solicha1 Na’imah 2
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 4 No. 2 Juni 2020
moral adalah proses internalisasi norma- sebaya lebih kuat dibandingkan dengan
norma masyarakat dan dipengaruhi oleh sewaktu masa prasekolah ketika anak kecil
kematangan biologis individu. Sedangkan dari kurang berminat bermain dengan teman
sudut pandang teori behavioristik, sebaya (Hurlock, 1978).
perkembangan moral dipandang sebagai hasil Ketiga, pengaruh pengalaman sosial awal.
rangkaian stimulus-respons yang dipelajari Beberapa pengaruh pengalaman sosial awal
oleh anak, antara lain berupa hukuman dan terhadap penyesuaian pribadi dan sosial
pujian yang sering dialami oleh anak (Latifa, individu sebagai berikut perilaku sosial yang
2017). menetap mempengaruhi perilaku dalam situasi
Perkembangan sosial dan moral pada diri anak sosial pada usia selanjutnya; sikap sosial yang
tidak dapat dipisahkan. Kedua aspek tersebut menetap. Anak yang lebih banyak berinteraksi
saling keterkaitan dalam mempengaruhi dengan manusia daripada dengan benda akan
perkembangan anak usia dini. Sosial dan mengembangkan keterampilan sosial sehingga
moral berkaitan erat dalam membangun lebih popular di kalangan teman sebaya
hubungan dalam bermasyarakat dan dibandingkan dengan anak yang mempunyai
lingkungan di sekitar anak. Berikut hal-hal sikap kurang baik terhadap aktivitas sosial;
yang mempengaruhi sosial dan moral pengaruh terhadap partisipasi sosial. Jika anak
berkembang pada diri anak. memiliki pengalaman sosial yang
Pertama, pengaruh keluarga. Hubungan menyenangkan, individu mungkin akan lebih
dengan anggota keluarga bukan hanya antara aktif dibandingkan dengan jika pengalaman
anak dengan kedua orangtua, melainkan sosialnya tidak menyenangkan; pengaruh
hubungan dengan saudara, nenek, dan kakek, terhadap penerimaan sosial. Semakin besar
akan mempengaruhi sikap anak terhadap sikap anak terhadap aktivitas sosial, semakin
orang di luar lingkungan rumah. Sebagai besar kemungkinan untuk menjadi populer;
contoh, jika anak sering berselisih dengan pengaruh terhadap pola khas perilaku.
nenek atau kakek, hal ini akan mempengaruhi Pengalaman sosial awal menentukan anak
sikap mereka terhadap orang luar yang berusia akan menjadi cenderung sosial, tidak sosial,
lanjut. Meskipun demikian, tidak hanya satu atau antisosial; dan apakah anak akan menjadi
anggota keluarga atau satu aspek kehidupan seorang pemimpin atau seorang pengikut;
keluarga yang mempengaruhi sosialisasi anak. pengaruh terhadap kepribadian. Pengalaman
jika lingkungan rumah secara keseluruhan sosial awal meninggalkan kesan yang
memupuk perkembangan sikap sosial dan mungkin akan menetap sepanjang hidup anak
moral yang baik, kemungkinan besar anak (Hurlock, 1978).
akan menjadi pribadi yang sosial dan Bahasa
sebaliknya (Hurlock, 1978). Menurut para ahli, bahasa merupakan media
Kedua, pengaruh dari luar rumah. Pengalaman komunikasi yang digunakan untuk
sosial awal di luar rumah melengkapi menyampaikan pesan (pendapat dan perasaan)
pengalaman di dalam rumah dan merupakan dengan menggunakan symbol-simbol yang
penentu penting bagi sikap sosial dan pola disepakati bersama, kemudian kata dirangkai
perilaku anak. Jika hubungan mereka dengan berdasarkan urutan membentuk kalimat yang
teman sebaya dan orang dewasa di luar rumah bermakna, dan mengikuti aturan atau tata
menyenangkan, mereka akan menikmati bahasa yang berlaku dalam suatu komunitas
hubungan sosial dan ingin mengulanginya. atau masyarakat. Lenneeberg salah seorang
Sebaliknya, jika hubungan itu tidak ahli teori belajar bahasa yang sangat terkenal
menyenangkan atau menakutkan, anak-anak mengatakan bahwa perkembangan bahasa
akan menghindarinya dan kembali kepada tergantung pada pematangan otak secara
anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan biologis (Latifa, 2017). Judarwanto membagi
hubungan sosial mereka. Jika anak merasa faktor yang mempengaruhi perkembangan
senang dengan hubungan dengan orang luar, bahasa anak menjadi dua, yaitu faktor internal
mereka akan terdorong untuk berperilaku meliputi: persepsi, kognisi dan prematuritas.
dengan cara yang dapat diterima orang luar Faktor eksternal meliputi: pengetahuan, pola
tersebut. Karena hasrat terhadap pengakuan asuh dan sosial ekonomi. Perkembangan
dan penerimaan sosial sangat kuat pada masa bahasa dan bicara merupakan salah satu
kanak-kanak akhir, pengaruh kelompok teman

7
Faktor yang Mempengaruhi ....
Isnainia Solicha1 Na’imah 2
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 4 No. 2 Juni 2020

dimensi yang sangat rentan terhadap balita bermain dengan teman sebaya,
lingkungan yang kurang baik (Safitri, 2017). bersosialisasi dengan lingkungan luar dan
Perkembangan bahasa pada anak usia dini memberikan banyak waktu orang tua terutama
sangatlah penting. Melalui bahasa anak dapat ibu dirumah akan dapat membantu stimulasi
menyampaikan apa yang diinginkannya, dan perkembangan bahasa balitanya.
dapat berkomunikasi dengan orang lain. Muthmainnah, menjelaskan bahwa pola asuh
Berikut beberapa aspek yang mempengaruhi orang tua dikatakan positif ketika orang tua
perkembangan bahasa pada anak usia dini. mampu untuk bersikap positif kepada anak
Pertama, hubungan pengetahuan. yang akan membutuhkan konsep dan
Mendapatkan perkembangan bahasa yang pemikiran yang positif serta sikap menghargai
sesuai dengan usia balita diperlukan diri sendiri. Dan dikatakan pola asuh negatif
pengetahuan ibu yang tinggi, dimana ibu bila orang tua sering melakukan hal-hal yang
sebagai pihak yang secara umum memiliki negatif, seperti suka memukul, mengabaikan,
waktu interaksi lebih banyak dengan anak, kurang memperhatian, melecehkan,
perlu memiliki pengetahuan tentang tumbuh menghina, bersikap tidak adil, tidak pernah
kembang serta bagaimana menstimulasinya. memuji dan suka marah-marah dianggap
Pengetahuan ibu yang baik juga harus sebagai hukuman akibat kekurangan,
didukung dengan pola asuh yang positif agar kesalahan ataupun kebodohan dirinya.
perkembangan bahasa balita dapat sesuai Pola asuh merupakan interaksi anak dan orang
dengan usianya. Brewer memamparkan tua yang mendidik, membimbing dan
bahwa bahasa merupakan suatu sistem mendisiplinkan serta melindungi anaknya
komunikasi yang digunakan oleh manusia, untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan
baik yang dihasilkan atau disampaikan secara norma-norma yang ada dalam masyarakat.
lisan melalui isyarat yang dapat diperluas ke Interaksi anak dengan orang dewasa dan
dalam bentuk tulisan. sesamanya di lingkungan keluarga dapat
Penelitian yang dilakukan oleh Chang, menstimulasi perkembangan anak tersebut
mengatakan bahwa orang tua yang mengikuti (Safitri, 2017).
parenting class menunjukkan perilaku Ketiga, hubungan sosial ekonomi. Menurut
stimulasi perkembangan kognitif yang lebih Liana, status sosial ekonomi keluarga dapat
baik. Selain itu anak-anak yang orang tuanya mempengaruhi perkembangan bahasa pada
mengikuti parenting class menunjukkan anak dikarenakan sosial ekonomi berperan
tingkat perkembangan kognitif yang lebih dalam pemenuhan status gizi, kebutuhan dan
baik. Fakta tersebut menunjukkan bahwa berpengaruh terhadap proses perkembangan.
setiap orang tua perlu memiliki pengetahuan Anak dengan keluarga yang memiliki sosial
tentang tumbuh kembang anak serta ekonomi tinggi umumnya pemenuhan
bagaimana menstimulasinya, termasuk di kebutuhan gizinya cukup baik dibandingkan
dalamnya perkembangan bahasa dan bicara dengan anak yang memiliki sosial ekonomi
anak. Stimulasi yang diberikan dapat berupa rendah. Karena pada pemenuhan gizi yang
tindakan mengajak berbicara mendongeng buruk tidak dapat memenuhi kebutuhan
atau memperdengarkan musik. nutrisi pada anak terutama dalam
Semakin baik pengetahuan maka semakin perkembangan otak, sehingga memperlambat
muda seseorang menerima informasi serta terjadinya perkembangan motorik pada anak
lebih tanggap terhadap masalah yang guna mendukung anak dalam memulai
dihadapi, sehingga dapat menentukan berbahasa.
alternatif terbaik terhadap suatu hal (Safitri, Perkembangan kemampuan bahasa anak
2017). sangat dipengaruhi oleh iklim sosio psikologis
Kedua, hubungan pola asuh. Pola asuh keluarganya. Apabila dilingkungan keluarga
merupakan salah satu faktor yang tercipta suasana yang harmonis, saling
mempengaruhi perkembangan bahasa balita, memperhatikan, saling membantu bekerja
karena dari pola asuh ini dapat terbentuk sama dalam menyelesaikan tugas keluarga
kepribadian balita dalam tumbuh kembang atau anggota keluarga, terjalin komunikasi
dan perkembangan bahasanya. Dengan pola anggota keluarga , dan konsisten dalam
asuh yang positif seperti sering mengajak melaksanakan aturan, maka anak akan

8
Faktor yang Mempengaruhi ....
Isnainia Solicha1 Na’imah 2
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 4 No. 2 Juni 2020
memiliki kemampuan, atau penyesuaian sosial yang taat menjalankan agama, tangguh dan
dalam hubungan dengan orang lain. Keluarga berkualitas (Ananda, 2017). Berikut sifat anak
juga dipandang sebagai institusi atau lembaga usia dini saat mereka telah mengenal dan
yang dapat memenuhi kebutuhan insan atau sadar beragama.
manusiawi. Serta keluarga merupakan Pertama, unreflective (Tidak mendalam).
lembaga pertama yang dapat memenuhi Sifat ini ditunjukkan anak dengan menerima
kebutuhan melalui perawatan yang baik dari kebenaran ajaran agama tanpa kritik, tidak
orang tua. Anak dapat memenuhi kebutuhan begitu mendalam dan sekedarnya saja.
dasarnya baik fisik biologis maupun sosio Mereka sudah cukup puas dengan keterangan-
psikologisnya (Safitri, 2017). keterangan walau tidak masuk akal. Misal:
Kesadaran Beragama ketika anak bertanya mengenai keberadaan
Agama artinya adalah cara-cara berjalan atau Tuhan kepada orang dewasa, maka orang
cara-cara untuk sampai pada keridlaan Tuhan. dewasa menjawab bahwa Tuhan di atas.
Dengan demikian, agama dirumuskan sebagai Kedua, egosentris. Sifat ini ditunjukkan anak
suatu jalan yang harus diikuti agar orang dengan perilaku melaksanakan ajaran agama
sampai ke suatu tujuan yang suci dan mulia. anak lebih menonjolkan kepentingan dirinya
Masih berkaitan dengan pengertian agama, dan anak lebih menuntut konsep keagamaan
ada juga pendapat bahwa agama berasal dari yang mereka pandang dari kesenangan
kata “a” artinya tidak, dan “gama” artinya pribadinya. Misalnya anak melakukan puasa
kacau. Jadi agama artinya sesuatu yang tidak ramadhan tetapi puasa yang dilakukan untuk
kacau. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, mendapatkan hadiah yang telah diiming-
dapat disimpulkan bahwa agama adalah jalan imingkan oleh orang tuanya.
yang harus diikuti supaya orang sampai ke Ketiga, anthromorphis. Sifat ini ditunjukkan
tujuan; cara-cara berjalan atau cara-cara agar anak dengan pemahaman anak dengan konsep
sampai ke suatu tujuan yang diridhai Tuhan; Tuhan tampak seperti menggambarkan aspek-
sesuatu yang membuat tidak kacau (suatu aspek kemanusiaan. Anak memahami keadaan
tuntunan yang tidak membuat kacau manusia Tuhan sama dengan manusia, misalnya
atau sesuatu yang menertibkan hidup pekerjaan Tuhan mencari dan menghukum
(Ananda, 2017). orang yang berbuat jahat disaat orang itu
Pertumbuhan agama tidak muncul dengan berada dalam tempat yang gelap. Anak
sendirinya, melainkan karena adanya berpendappat Tuhan bertempat di syurga yang
rangsangan yang sangat kuat dan berulang- terletak di langit dan tempat bagi orang yang
ulang yang muncul dari luar diri anak-anak. baik. Bagi anak-anak Tuhan dapat melihat
Pertama, pendengaran anak-anak terangsang perbuatan manusia langsung ke rumah-rumah
dengan bahasa yang memuat nilai agama yang mereka seperti layaknya orang mengintai.
diucapkan berulang-ulang; kedua, Keempat, verbalis dan ritualis. Sifat ini
pengelihatan (mata), anak-anak terangsang ditunjukkan anak dengan kegemaran
dengan sikap dan perilaku keagamaan yang menghafal secara verbal kalimat-kalimat
berulang-ulang; dan ketiga, adanya pemicu keagamaan, mengerjakan amaliah yang
bagi anak berupa fasilitas yang tersedia untuk mereka laksanakan berdasarkan pengalaman
meniru dan melakukan praktek keagamaan, menurut tututan yang diajarkan. Misalnya
sehingga proses peniruan (imitasi) terhadap gemar melafalkan atau mendengarkan bacaan
perilaku keagamaan yang dilakukan oleh surah atau iqro.
orangtuanya berlangsung dengan mulus dan Kelima, imitatif. Sifat ini ditunjukkan anak
tanpa hambatan. dengan cara anak suka meniru tindakan
Oleh karena itu keteladanan dan hubungan keagamaan yang dilakukan oleh orang-orang
antara orang tua dengan anak-anak di dalam di lingkungannya terutama orang tuanya.
keluarga mempunyai pengaruh yang sangat Sejalan dengan yang dikemukakan oleh
besar terhadap pertumbuhan dan Sarkawi (2006) bahwa pada usia 4-6 anak
perkembangan agama anak-anaknya. Jika mulai peka terhadap perilaku orang lain dan
orang tua menginginkan anak yang shaleh berupaya memperhatikan orang lain untuk
(taat beragama) maka mulailah dari diri ditirunya. Misalnya anak melakukan sholat
sendiri. Orang tua harus memiliki kesiapan fardhu karena melihat orang tuanya sedang
untuk membentuk dan mewujudkan keluarga mengerjakan sholat.

9
Faktor yang Mempengaruhi ....
Isnainia Solicha1 Na’imah 2
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 4 No. 2 Juni 2020

Keenam, rasa takjub atau kagum. Sifat ini Fatimah, Enung. (2006). Psikologi Perkembangan;
ditunjukkan anak dengan perilaku mengagumi Perkembangan Peserta Didik. Bandung:
keindahan-keindahan lahiriah pada ciptaan Pustaka Setia.
Tuhan, namun rasa kagum ini belum kritis dan Fauziddin, M. (2016). Peningkatan Kemampuan
kreatif. Misalnya ketika anak di ajak rekreasi Kerja Sama melalui Kegiatan Kerja
ke gunung, lalu ia mengatakan ―wow Kelompok pada Anak Kelompok A TK
indahnya‖, maka hendaknya orang tua Kartika Salo Kabupaten Kampar. Jurnal
mengganti kalimat itu dengan kalimat Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
2(1).
thoyybah seperti masya Allah atau
Hartas, D. 2015. Educational Research and
Subhanallah (Khadijah, 2016). Namun, di Inquiry: Qualitative and Quantitative
dalam Islam potensi-potensi tersebut yang Approaches. London: Bloomsburgh
muncul secara naluriah pada anak hanya akan Publishing.
berkembang apabila anak-anak dibesarkan Hurlock, Elizabeth B. (1978). Child Development,
dalam lingkungan yang memberi kesempatan ed. by Med. Meitasari Tjandrasa, (6th ed)
tumbuh kembangnya potensi beragama anak. Jakarta: Erlangga.
Potensi-potensi beragama pada anak telah ———, (1978) Child Development, ed. by Agus
dibawa sejak lahir, yang dinamai dengan Dhama, (6th ed) .Jakarta: Erlangga.
―fitrah‖ yang berarti kemampuan yang ada Khadijah, (2016). Pengembangan Keagamaan
dalam diri manusia untuk selalu beriman dan Anak Usia Dini. Jurnal Raudhah, IV.1
<jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/raudh
mengakui adanya Allah sebagai pencipta
ah/article/download/50/37%0A>
manusia dana lam semesta (Masganti, 2014). Latifa, Umi. (2017). Aspek Perkembangan Pada
Anak Sekolah Dasar : Masalah Dan
SIMPULAN Perkembangannya. Journal of
Perkembangan adalah hal penting bagi setiap Multidisciplinary Studies, 1.2, 185–96
anak usia dini. Setiap perkembangan anak Masganti, (2015). Psikologi Perkembangan Anak
dipengaruhi oleh beberapa aspek-aspek yang Usia Dini.
mempengaruhinya. Apabila terdapat salah Masganti, S. (2014). Psikologi Agama. Medan:
satu aspek perkembangan terganggu, maka Perdana Publishing.
akan mempengaruhi aspek perkembangan Nakano, D. Munirz, Jr., J. (2018). Writing The
Literature Review for Empirical Papers.
yang lainnya juga. Terdapat aspek
Poborin, Astri, Maulidha, and Dewi Larasati.
kepribadian, sosial moral, bahasa dan (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
kesadaran beragama. Keempat aspek Keterlambatan Perkembangan Anak Usia 1-
perkembangan tersebut saling berkaitan untuk 3 Tahun Di Desa Cangkringsari Kecamatan
perkembangan anak usia dini. Beberapa hal Sukodono Kabupaten Sidoar. Journal of
yang mempengaruhi aspek perkembangan Issues in Midwifery, 1.1
tersebut telah dijelaskan di atas. Beberapa hal Putri, Yelmi Reni, Wenny Lazdia, and Lola
yang paling banyak memberikan pengaruh Oktriza Eka Putri. (2018). Faktor Yang
terhadap perkembangan anak usia dini adalah Mempengaruhi Perkembangan Anak Balita
pengaruh keluarga. Seperti halnya sebuah Usia 1-2 Tahun Di Kota Bukittinggi. REAL
kasus yang ditulis penulis di atas mengenai in Nursing Journal, 1.1
Safitri, Yenny. (2017). Faktor-Faktor Yang
anak yang mengalami keterlambatan berbicara
Berhubungan Dengan Perkembangan
juga dipengaruhi besar oleh orangtua dan Bahasa Balita Di UPTD Kesehatan Baserah
keluarga. Tahun 2016. Jurnal Obsesi : Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 1.2
DAFTAR PUSTAKA <https://doi.org/10.31004/obsesi.v1i2.35>
Ahmadi, Abu, dan Munawar Sholeh. (2005). Sjarkawi, (2015). Pembentukan Kepribadian
Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Anak; Peran Moral Intelektual, Emosional,
Cipta. Dan Sosial Sebagai Wujud Integritas
Ananda, Rizki, (2017). Implementasi Nilai-Nilai Membangun Jati Diri. Jakarta: PT Bumi
Moral dan Agama Pada Anak Usia Dini. Aksara.
Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Landasan
Usia Dini, 1.1 Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
https://doi.org/10.31004/obsesi.v1i1.28> Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai