Anda di halaman 1dari 403

REPORT SYNC DAN ASYNC

PADA APLIKASI SAKTI


PENGEMBALIAN BELANJA DAN
PEMULIHAN PAGU

1
DESKRIPSI SINGKAT
Pengambalian Belanja dan Pemulihan Pagu

No.
1 Modul PEM
Role User OPR, KPA
Modul Lain yang BEN
Terkait
Transaksi yang PEM – Perekaman SPP
Tekait
Dokumen Input Data pengembalian belanja yang telah disetor
Output Nomor Setoran Pengembalian Belanja
Validasi -

Pengantar

Petunjuk teknis ini menjelaskan tentang bagaimana langkah yang harus dilakukan dalam hal
pengembalian belanja dan pemulihan pagu pada aplikasi SAKTI. Sebelum perekaman transaksi,
pastikan satker sudah melakukan penyetoran pengembalian belanja ke kas negara dengan
dibuktikan melalui NTPN yang telah terbit.

Adapun langkah yang perlu dilakukan dalam pengembalian belanja dan pemulihan pagu adalah
sebagai berikut:

1. Satker/Penyetor melakukan penyetoran pengembalian belanja terlebih dahulu


2. Satker mencatat NTPN atas pengembalian belanja tersebut pada aplikasi SAKTI
3. Satker melakukan konfirmasi setoran pengembalian belanja ke KPPN
4. Satker mengajukan surat dari KPA Satker kepada KPPN selaku BUN perihal "pemulihan
pagu", selanjutnya KPPN akan melakukan proses pemulihan pagu pada sisi aplikasi SPAN.
5. Setelah pagu pada SPAN/OM SPAN telah kembali, selanjutnya buat SPP Pengembalian
Belanja dengan jenis SPP 611 pada aplikasi SAKTI.
6. Proses SPP 611 Pengembalian Belanja hanya sampai validasi SPP oleh KPA. SPP 611 tidak
perlu dikirimkan ke KPPN.

2
Petunjuk perekaman pengembalian belanja

Langkah-langkah dalam perekaman setoran pengembalian belanja pada SAKTI adalah sebagai
berikut:

1. Masuk ke Modul Bendahara → Setoran → Pengembalian Belanja


2. Klik tombol Tambah

1. Pilih Nomor DIPA sesuai dengan DIPA satker yang telah diunggah
2. Klik pilih No. SP2D jika pengembalian berasal dari SPM LS Bendahara yang masih terdapat saldo
Bendahara. No. SP2D tidak perlu dipilih apabila pengembalian belanja berasal dari SPM yang
telah terbayarkan sepenuhnya ke pihak ketiga (tidak terdapat saldo di Bendahara).

3
3. Pilih program sesuai dengan pengembalian belanja yang akan dilakukan
4. Pilih tanggal pembuatan SSPB

1. Klik tombol kaca pembesar


2. Pilih NPWP bendahara yang akan digunakan untuk menyetorkan pengembalian belanja
3. Klik Pilih

4
1. Pilih Kegiatan dan Output sesuai dengan kebutuhan
2. Pilih Akun yang akan dilakukan pengembalian belanja
3. Isikan jumlah setoran dan keterangan

1. Isikan data Pengesahan Pengembalian Belanja yang terdiri dari tanggal setoran diterima oleh
Bank Persepsi, NTPN, NTB, dan Bank tempat menyetor.
2. Klik simpan.

5
Perekaman SPP Pemulihan Pagu

Setelah perekaman pengembalian belanja pada modul Bendahara, langkah selanjutnya yang perlu
dilakukan untuk pemulihan pagu adalah sebagai berikut:

1. Rekam SPP pengembalian belanja dengan jenis SPP 611 menggunakan user operator
Pembayaran

2. Cetak SPP
3. Validasi SPP oleh user KPA
4. Cek Jurnal dan Cek Laporan FA, seharusnya nilai pagu sudah kembali sebesar nominal SPP
611 yang telah divalidasi
5. Selesai

NB: SPP pemulihan Pagu ini tidak perlu dikirimkan ke KPPN. SPP ini dibuat dengan tujuan/fungsi
sebagai triger penjurnalan pada sisi SAKTI.

6
PEREKAMAN PENGEMBALIAN BELANJA
DESKRIPSI SINGKAT

Perekaman Pengambalian Belanja

No.

1 Modul BEN

2 Role User OPR

3 Modul Lain yang Terkait PEM


4 Transaksi yang Tekait PEM – Perekaman SPP Pemulihan Pagu
5 Dokumen Input Dokumen bukti setoran pengembalian belanja yang memuat kode
billing, NTPN, dan NTB
6 Output Nomor Setoran Pengembalian Belanja (SSPB)

7 Validasi -

PENGANTAR

Petunjuk teknis ini menjelaskan tentang bagaimana langkah yang harus dilakukan dalam hal
pengembalian belanja sebelum dilakukannya pemulihan pagu pada aplikasi SAKTI. Sebelum satker
melakukan perekaman SPP Pemulihan pagu, pastikan satker terlebih dahulu sudah melakukan
penyetoran pengembalian belanja ke kas negara dengan dibuktikan melalui NTPN yang telah terbit
kemudian merekam pada menu setoran SSPB di modul bendahara.

Adapun langkah yang perlu dilakukan dalam pengembalian belanja dan pemulihan pagu adalah
sebagai berikut:

1. Satker/Penyetor melakukan penyetoran pengembalian belanja terlebih dahulu melalui bank


persepsi/pos
2. Satker mencatat kelengkapan setoran yang teridiri dari NTPN, NTB, kode billing, akun, dan nominal
atas pengembalian belanja tersebut pada aplikasi SAKTI modul bendahara
3. Satker melakukan konfirmasi setoran pengembalian belanja ke KPPN
4. Satker mengajukan surat dari KPA Satker kepada KPPN selaku BUN perihal "pemulihan
pagu", selanjutnya KPPN akan melakukan proses pemulihan pagu pada sisi aplikasi SPAN.
5. Setelah pagu pada SPAN/OM SPAN telah kembali, selanjutnya buat SPP Pengembalian
Belanja dengan jenis SPP 611 pada aplikasi SAKTI.
6. Proses SPP 611 Pengembalian Belanja hanya sampai validasi SPP oleh KPA. SPP 611 tidak
perlu dikirimkan ke KPPN.

Pada juknis ini, akan dibahas mengenai langkah-langkah pencatatan setoran pengembalian belanja (SSPB) pada
modul bendahara (poin 2). Sementara untuk langkah-langkah pembuatan SPP pemulihan pagu (poin 5 dan 6)
akan dibahas pada juknis berbeda terkait perekaman SPP pemulihan pagu pada modul pembayaran.

2
Petunjuk Perekaman Pengembalian Belanja

Langkah-langkah dalam perekaman setoran pengembalian belanja pada SAKTI adalah sebagai
berikut:

1. Masuk ke Modul Bendahara → Setoran → Pengembalian Belanja


2. Klik tombol Tambah

1. Pilih Nomor DIPA sesuai dengan DIPA satker yang telah diunggah
2. Klik pilih No. SP2D jika pengembalian berasal dari SPM LS Bendahara yang masih terdapat
saldo Bendahara. No. SP2D tidak perlu dipilih apabila pengembalian belanja berasal dari
SPM yang telah terbayarkan sepenuhnya ke pihak ketiga (tidak terdapat saldo di Bendahara)
atau jenis SP2D lainnya selain LS Bendahara. Lewati langkah nomor 2 (langsung ke langkah
nomor 3) jika pengembalian belanja bukan berasal dari SPM LS Bendahara
3. Pilih program sesuai dengan pengembalian belanja yang akan dilakukan
4. Pilih tanggal pembuatan SSPB
3
1. Klik tombol [...] pada kolom NPWP, kemudian akan muncul pop up box Data Wajib Pajak seperti pada
gambar poin 2

2. Pilih NPWP bendahara yang akan digunakan untuk menyetorkan pengembalian belanja
3. Klik tombol Pilih

1. Pilih Sumber Dana Rupiah Murni (RM), kemudian lengkapi kolom isian Program, Kegiatan, Output, dan
Lokasi sesuai dengan data riil

2. Isikan jumlah SSPB beserta keterangannya


3. Pilih Akun yang akan dilakukan pengembalian belanja
4. Pilih cara penyetoran Tunai atau Non Tunai. Jika memilih Non Tunai, maka lanjutkan dengan memilih
rekening Bank yang dilakukan untuk menyetorkan SSPB.

4
1. Isikan data Pengesahan Pengembalian Belanja yang terdiri dari tanggal setoran diterima oleh
Bank/Pos Persepsi, NTPN, dan NTB
2. Isikan juga nama Bank tempat menyetor dan nomor billing
3. Klik simpan.
4. Data SSPB yang sudah tersimpan akan muncul pada kolom “Cari SSPB”

Selanjutnya, satker dapat meneruskan mencatat SPP Pemulihan Pagu (611) menggunakan user modul
pembayaran yang langkah-langkahnya akan dijelaskan pada petunjuk teknis siklus perekaman pemulihan
pagu pada modul pembayaran aplikasi SAKTI.

5
PEREKAMAN SETORAN SISA UP/TUP
BENDAHARA PENGELUARAN
DESKRIPSI SINGKAT

Perekaman Setoran Sisa UP/TUP Bendahara Pengeluaran

No.

1 Modul BEN

2 Role User OPR

3 Modul Lain yang Terkait GLP


4 Transaksi yang Tekait --
5 Dokumen Input Dokumen bukti setoran UP/TUP yang memuat kode billing, NTPN,
dan NTB
6 Output Nomor SSBP

7 Validasi -

PENGANTAR

Petunjuk teknis ini menjelaskan tentang bagaimana langkah yang harus dilakukan jika pada akhir
tahun anggaran terdapat sisa saldo UP/TUP di kas bendahara pengeluaran yang harus disetorkan
kembali ke kas negara (mengingat saldo pada kas bendahara di akhir tahun harus bersaldo 0).

Adapun langkah yang perlu dilakukan dalam pencatatan setoran sisa UP/TUP adalah sebagai berikut:

1. Satker/Penyetor melakukan penyetoran sisa saldo UP/TUP terlebih dahulu melalui bank
persepsi/pos/
2. Satker mencatat kelengkapan setoran yang teridiri dari NTPN, NTB, kode billing, akun, dan
nominal atas setoran sisa UP/TUP tersebut pada aplikasi SAKTI modul bendahara.
3. Satker melakukan pengecekan sisal saldo kas bendahara dengan menekan tombol Saldo Detail
pada menu Pemindahan Kas Bank/Tuinai modul bendahara serta melakukan monitoring jurnal
pada modul GLP untuk memastikan bahwa perekaman setoran sisa UP/TUP berhasil membentuk
jurnal.

2
Petunjuk Perekaman Setoran Sisa UP/TUP Bendahara Pengeluaran

Langkah-langkah dalam perekaman setoran sisa UP/TUP pada modul bendahara SAKTI adalah
sebagai berikut:

1. Sebelum melakukan pencatatan setoran UP/TUP, terlebih dahulu pastikan bahwa


memang masih ada sisa saldo UP/TUP untuk disetorkan. Pengecekan dapat dilakukan
dengan cara menekan tombol Saldo Detail atau Saldo Per Kategori pada menu
Pemindahan Kas Bank/Tunai.

1. Selanjutnya, pilih menu Setoran pada Modul Bendahara, kemudian pilih sub menu Setoran
UP/TUP/PNBP Bendahara Pengeluaran.
2. Klik tombol Tambah.

3
1. Kolom Nomor DIPA akan terisi secara otomatis oleh sistem berdasarkan data DIPA yang tersedia
pada satker.

2. Pilih Jenis Pengembalian/Setoran “UP/UPKP” jika akan menyetorkan sisa UP atau “TUP” jika akan
menyetorkan sisa TUP.

3. Isikan Program dan Kegiatan sesuai dengan data riil penyetoran.


4. Isikan Tanggal SSBP sesuai dengan tanggal dilakukannya penyetoran.
5. Kolom nomor SPN dan tanggal SPN tidak wajib diisi (opsional). Jika tidak ada, bisa dikosongkan
saja atau ditulis tanda strip “-“.

6. Pilih jenis UP/TUP “Rupiah”. Jika satker mengelola UP valas dan ingin melakukan penyetoran sisa
UP valas, maka pilih “Valas”. Untuk satker yang mengelola UP valas, lanjutkan dengan menigisi
kolom Mata Uang dan Kurs sesuai dengan kondisi/data riil pada satker masing-masing.

7. Cara penyetoran dipilih “Tunai” jika bendahara melakukan penyetoran secara tunai atau dipilih
“Non Tunai” jika bendahara melakukan penyetoran secara non tunai.

8. Isikan keterangan setoran.

1. Selanjutnya, lanjutkan pengisian Sumber Dana. Klik tombol dropdown dan pilih jenis sumber dana
yang sudah tersedia.

2. Isikan kolom NPWP wajib setor dengan cara mengklik tombol kaca pembesar dan kemudian pilih
4
data NPWP bendahara pengeluaran.

3. Isikan jumlah setoran dalam nominal rupiah.


4. Pilih kode akun yang akan disetorkan. Untuk penyetoran sisa UP tahun berjalan, akun yang dipilih
adalah 815111 dan untuk penyetoran sisa TUP tahun berjalan, akun yang dipilih adalah 815511.

5. Pilih rekening bank yang digunakan untuk menyetorkan sisa UP/TUP (jika jenis setorannya non
tunai. Apabila jenis setorannya tunai, maka lewati langkah ini).

6. Kolom saldo bank akan menampilkan sisa saldo UP/TUP

1. Selanjutnya, isikan data-data pada kolom Pengesahan Setoran yang terdiri dari:
- Tanggal diterima bank; diisi dengan tanggal dilakukannya setoran UP/TUP pada Bank/Pos
- NTPN, NTB; diisi sesuai dengan data pada surat bukti setoran UP/TUPBank;
2. Isikan juga nama bank yang digunakan sebagai tempat menyetorkan sisa UP/TUP
3. Klik tombol simpan.

1. Setoran UP/TUP yang berhasil tersimpan akan muncul pada kolom Cari SSBP seperti pada gambar
diatas.
5
SIKLUS TRANSAKSI UP BPP

1
DESKRIPSI SINGKAT
Siklus Transaksi UP
BPP
Pentunjuk Teknis ini digunakan sebagai panduan untuk merekam
UPBPP

No.
1 Modul BEN
Role User OPR
Modul Lain yang KOM, PEM
Terkait
Transaksi yang Mencatat Uang Muka, Mencatat Perintah Bayar, Membuat Kuitansi, Mencatat
Tekait DRPP, Pungutan/Setoran Pajak, Cetak LPJ Bendahara Pengeluaran
PEM – Perekaman Renkas,
RUH SPP GUP

Pendahuluan
Petunjuk teknis ini digunakan untuk perekaman siklus transaksi UP BPP yang sebelumnya
masih menggunakan konsep Uang Muka. Konsep baru ini merupakan penyempurnaan mekanisme
penyaluran alokasi UP BPP yang berjalan sebelumnya. Sebelumnya pada Aplikasi SAKTI, perekaman
UPBPP menggunakan konsep Uang Muka. Sehingga setiap kali akan melakukan revolving, BPP harus
menyetor sisa Uang Muka yang dikelolanya ke Bendahara Pengeluaran. Dengan konsep baru ini BPP
tidak perlu lagi mengembalikan sisa dana UP yang dikelolanya untuk mengajukan revolving ke
Bendahara Pengeluaran.

2
Petunjuk Teknis Perekaman UPBPP
A. Langkah Awal Memulai Aplikasi Bendahara Pengeluaran Pembantu
Sebelum memulai menggunakan Aplikasi Bendahara Pengeluaran Pembantu, pastikan Kode Unit Teknis sudah
dibuat oleh user administrator. Berikut adalah tampilan perekaman Kode Unit Teknis :

Langkah-langkah perekaman kode Unit Teknis adalah sebagai berikut:


1. Pilih modul Administrasi → Bendahara → Unit Teknis
2. Klik <Rekam>
3. Pilih Jenis Unit Teknis BPP
4. Lengkapi isian Kode Unit Teknis, Nama Satker, dan Deskripsi Unit Teknis
5. Klik <Simpan>
Setelah unit teknis dibuat, user administrator dapat mengajukan pembuatan user operator Bendahara
Pengeluaran Pembantu ke https://hai. kemenkeu.go.id/

Langkah selanjutnya adalah penetapan kode unit teknis user BPP pada user administrator menu
admin→pengelolaan pengguna dan control akses→pengelolaan pengguna (SATKER) :

3
Setelah user operator BPP ditetapkan kode unit teknisnya, selanjutnya adalah merekam referensi
bendaharawan. Langkah-langkah perekaman referensi Bendaharawan adalah sebagai berikut:

1. Pilih modul Administrasi → Bendahara → Bendaharawan


2. Klik <Rekam>
3. Lengkapi isian Pangkat NIP, NIP, Tampil Cetak NIP, Nama, Jabatan, dan NPWP.
4. Klik <Simpan>

B. Merekam Alokasi UP BPP


Sebelum memulai transaksi menggunakan uang persediaan pada BPP, pastikan user Bendahara
telah melakukan perekaman Uang Muka kepada BPP dengan menggunakan Kode Unit Teknis yang
telah dibuat oleh administrator lokal.

4
Berikut adalah tampilan Form dan Penjelasannya:

field :
• No DIPA : diisi dengan No DIPA untuk satker yang login.
• Tgl DIPA : terisi ketika No DIPA dipilih oleh pengguna, menampilkan tanggal DIPA untuk
revisi DIPA terakhir.
• No Uang Muka : di-generate secara otomatis oleh sistem ketika data disimpan ke database,
memiliki format “00001/UPBPP/411724/2019”, dimana:
00001 = No Urut

UPBPP = ID Form

411724 = Kode Satker

2019 = Tahun Anggaran

Untuk setiap Kode unit teknis BPP akan memiliki satu nomor Uang Muka yang bisa di-
revolving

• Tanggal Uang Muka : tanggal dibuatnya data Uang Muka, secara default terisi tanggal
system
• Tanggal Jatuh Tempo : tanggal jatuh tempo penggunaan Uang Muka, secara default terisi
tanggal sistem.
• Jangka Waktu : jumlah hari berlakunya Uang Muka, didapat dari (Tanggal Jatuh Tempo -
Tanggal Uang Muka) + 1

• Jenis Uang Muka : jenis dari Uang Muka (UP/TUP/LS/UPKP)


• Sumber Dana :akan menentukan Program, Kegiatan, Output, dan Akun DIPA yang boleh
digunakan untuk Uang Muka.
• Program, Kegiatan, Output : diambil dari DIPA berdasarkan No DIPA dan Sumber Dana.
• Jumlah Yang Diminta :akumulasiJumlah untuk semua akun dalam grid tabel Detail Akun.
• Keterangan : keterangan dari Uang Muka.

5
• Cara Pembayaran : cara dibayarkannya Uang Muka, berupa tunai (cash) atau non tunai
(melalui bank).
• Rekening Bank : Rekening Bank yang digunakan Bendahara Pengeluaran untuk menampung
UP
• Unit Teknis :Unit Teknis yang akan menerima Uang Muka. Sebagai catatan, Bendahara
Pengeluaran Pembantu (BPP) harus tercatat sebagai BPP di data Unit Teknis. Perekaman
data Unit Teknis dilakukan di Modul Administrasi dengan menu >> Administrasi >>
Bendahara >> Unit Teknis.
• NIP : NIP dari Unit Teknis.
• Nama : Nama dari Unit Teknis.
• Jabatan : Jabatan dari Unit Teknis.
• Alamat : Alamat dari Unit Teknis.
• No Telpon : No Telpon dari Unit Teknis.
• No HP : No HP dari Unit Teknis.

Langkah-langkah Perekaman Alokasi UP ke BPP adalah:


1. Memilih menu Bendahara>>Transaksi>>Merekam Uang Muka dan Alokasi BPP BARU
2. Klik <Rekam>
3. Lengkapi isian Tanggal Uang Muka, Tanggal Jatuh Tempo, Jenis Uang Muka, Sumber Dana,
Jumlah UPBPP yang diminta, Keterangan.
4. Kemudian pilih cara pembayaran UPBPP, apabila dilakukan secara Non Tunai maka pilih
Rekening Bendahara Pengeluaran yang digunakan.
5. Pilih Kode Unit Teknis BPP dan lengkapi NIP, Nama, Jabatan, Alamat, No Telepon, No HP
6. Klik <Simpan>

6
C. Mencatat Pemindahan Kas Bendahara Pegeluaran Pembantu
Form ini digunakan untuk mencatat transaksi kas Bendahara Pengeluaran Pembantu, baik kas tunai
maupun kas bank, termasuk diantaranya penarikan dari/penyetoran ke bank, penerimaan jasa/giro,
dan pengembalian sisa uang muka BPP.
Langkah awal yang dilakukan adalah memilih menu Pemindahan Kas >> Kas Bank Bendahara
Pengeluaran atau menu Pemindahan Kas >> Kas Tunai Bendahara Pengeluaran:

D. Pemindahan Kas Bank Bendahara Pengeluaran Pembantu


Berikut adalah form dari Mencatat Pemindahan Kas Bank Bendahara Pengeluaran Pembantu:

Penjelasan field :

• Tanggal : tanggal transaksi kas.


• Jenis Aktifitas : jenis aktifitas dari transaksi kas.
- Terima SP2D, yaitu dana yang masuk ke kas bank yang berasal dari transaksi SP2D dari
Modul Pembayaran. Namun menu ini dinonaktifkan untuk user BPP
- Terima Transfer Masuk, yaitu dana yang masuk ke kas bank yang bukan berasal dari
transaksi SP2D (Contoh: Dana Kas masuk dari Bendahara ke BPP).

7
- Transfer Keluar, yaitu dana yang keluar dari kas bank BPP (Contoh: Dana Kas dari BPP ke
Bendahara).
• Kategori Kas : kategori dari kas yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu, terdiri
dari UP, TUP, UPKP, LS, Lainnya (Dropping).
• No SP2D : SP2D yang didapat dari Modul Pembayaran. Pencarian No SP2D akan
menampilkan Jenis SP2D dan Jumlah SP2D.
• Jenis SP2D : jenis dari SP2D yang akan dicatat.
• Jumlah : jumlah dari SP2D atau jumlah transaksi kas.
• No Uang Muka : referensi No Uang Muka, yang digunakan untuk pengembalian sisa Uang
Muka. Untuk setiap Kode uint teknis BPP akan memiliki satu nomor Uang Muka yang bisa
di-revolving
• Sumber Dana : sumber dana dari transaksi kas.
• Keterangan : keterangan dari transaksi kas.

Berikut ini merupakan langkah-langkah untuk melakukan transaksi kas bank :

1. Klik tombol <Tambah>, Tanggal terisi tanggal sistem.


2. Pilih Jenis Aktifitas:
1) Terima Transfer Masuk (UM/Dropping)
a) Pilih Kategori Kas, yang bisa dipilih adalah UP, TUP, LS, UPKP, Lainnya (Dropping).
b) Isi Jumlah, akan terisi otomatis jika kategori kasnya adalah UP atau TUP dan telah
dipilih No. Uang Muka.

8
c) Jika akan melakukan pengembalian uang muka, pilih No Uang Muka. Jika tidak,
hanya isi Jumlah.

2) TransferKeluar
a) Pilih Kategori Kas, hanya tersedia pilihan Lainnya (Dropping)
b) Isi Jumlah.
Isi Keterangan.
3. Klik tombol <Simpan>untuk menyimpan data. Atau klik button <Batal> untuk membatalkan
transaksi kas.

E. Pemindahan Kas Tunai Bendahara Pengeluaran Pembantu

Berikut adalah form dari Mencatat Pemindahan Kas Tunai Bendahara Pengeluaran Pembantu:

Penjelasan field :

• Tanggal : tanggal transaksi kas.


• Jenis Aktifitas : jenis aktifitas dari transaksi kas.
- Penyetoran ke bank, yaitu pemindahan kas dari tunai ke bank. - Penarikan dari
Bank, yaitupemindahan kas dari bank ke tunai.
- Kas Tunai Masuk, yaitu dana yang masuk ke kas tunaiyang berasal dari pengembalian
uang muka atau dana dropping.
- Kas Tunai Keluar Keluar, yaitu dana yang keluar dari kas tunai untuk penyerahan dana
dropping ke yang berhak.
• Kategori Kas : kategori dari kas yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu, terdiri
dari UP, TUP, UPKP, LS, Lainnya (Dropping).
• Jumlah : jumlah transaksi kas.

9
• No Uang Muka : referensi No Uang Muka, yang digunakan untuk pengembalian sisa Uang
Muka.
• Sumber Dana : sumber dana dari transaksi kas.
• Keterangan : keterangan dari transaksi kas.

Berikut ini merupakan langkah-langkah untuk melakukan transaksi kas tunai :

1. Klik tombol <Tambah>, Tanggal terisi tanggal sistem.


2. Pilih Jenis Aktifitas:
1) Penyetoran ke Bank
a) Pilih Kategori Kas, yang bisa dipilih adalah UP, TUP, UPKP, LS, dan Lainnya
(Dropping).
b) Isi Jumlah.
c) Pilih Sumber Dana.
2) Penarikan dari Bank
a) Pilih Kategori Kas, yang bisa dipilih adalah UP, TUP, UPKP, LS, dan Lainnya
(Dropping).
b) Isi Jumlah.
c) Pilih Sumber Dana.
3) Kas Tunai Masuk
a) Pilih Kategori Kas, yang bisa dipilih adalah UP, TUP, Lainnya (Dropping).
b) Isi Jumlah, akan terisi otomatis jika kategori kasnya adalah UP atau TUP dan telah
dipilih No. Uang Muka.

10
c) Jika akan melakukan pengembalian uang muka, pilih No Uang Muka. Jika tidak,
hanya isi Jumlah.

4) Kas Tunai Keluar


c) Pilih Kategori Kas, hanya tersedia pilihan Lainnya (Dropping)
d) Isi Jumlah.
3. Isi Keterangan.
4. Klik tombol <Simpan> untuk menyimpan data. Atau klik button <Batal> untuk membatalkan
transaksi kas.

Setelah melakukan pencatatan approval transaksi kas, BPP dapat melakukan transaksi selanjutnya
yaitu pembuatan perintah bayar, kuitansi, pungutan dan setoran pajak, pembayaran dana titipan,
dan penyusunan LPJ BPP.
Perlu diperhatikan bahwa saldo yang tertera pada pojok kiri bawah form pemindahan kas bank
maupun kas tunai terdiri dari beberapa kategori kas dan tidak bias menjadi patokan untuk
mengetahui saldo yang bisa dibelanjakan (bisa jadi tidak sepenuhnya kategori UP).

Untuk melihat sisa saldo detail kas klik tombol <Saldo Detail>, akan tampil form berikut:

11
F. Mencatat Perintah Bayar

Form Mencatat Perintah Bayar digunakan untuk mencatat detail akun belanja, detail akun
potongan, dan data lainnya yang nantinya akan dibuat Kuitansi dan Pungutan Pajak. Sebelum
dibuat kuitansi atau pungutan pajak, harus dibuat dulu Perintah Bayarnya. Perintah Bayar juga
terkait dengan pencatatan data Supplier di form Referensi Wajib Pajak/Wajib Setor. Perlu
diperhatikan juga bahwa saldo UPBPP akan berkurang ketika Perintah Bayar di Simpan.

F.1 Referensi Wajib Pajak/Wajib Setor

Langkah yang dilakukan adalah dengan memilih menu Referensi>> Referensi Wajib Pajak/Wajib
Setor:

Berikut adalah form dari Referensi Wajib Pajak/Wajib Setor :

Gambar Form Referensi Wajib Pajak/Wajib Setor

Penjelasan field :

• Kode Wajib Pajak / Wajib Setor : digenerate secara otomatis oleh sistem ketika data
disimpan ke database, memiliki format “00001/WP/119440/2019”, dimana :
00001 = No Urut
WP = ID Form
119440 = Kode Satker
2019 = Tahun Anggaran
• Jenis Wajib Pajak/Wajib Setor :Wajib Pajak terdiri dari Supplier dan Wajib Bayar, sedangkan
Wajib Setor terdiri dari Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran, dan Bendahara

12
Pengeluaran Pembantu. Memilih Bendahara Penerimaan/Pengeluaran/BPP, akan
menampilkan Nama dan NPWP yang diambil dari form Referensi Bendaharawan di Modul
Administrasi, dengan Kelompok Jabatan = Bendahara dan Jabatan = Bendahara
Penerimaan / Pengeluaran/BPP.

Berikut merupakan langkah-langkah untuk melakukan penambahan data Referensi Wajib Pajak /
Wajib Setor:
1. Klik tombol <Tambah>
2. Pilih Jenis Wajib Pajak/Wajib Setor.
3. Isi Nama dan NPWP, jika memilih Supplier / Wajib Bayar / Bendahara Pengeluaran
Pembantu. Jika memilih Bendahara Penerimaan/Pengeluaran/BPP, Nama dan NPWP akan
terisi otomatis dari referensi Bendaharawan di Modul Administrasi.
4. Isi Nomor Rekening.
5. Pilih Bank.
6. Isi Cabang, No Telpon, No HP, Alamat.
7. Pilih Provinsi, akan mengaktifkan daftar Kabupaten.
8. Pilih Kabupaten, akan mengaktifkan daftar Kecamatan.
9. Pilih Kecamatan, akan mengaktifkan daftar Kodepos.
10. Isi Email dan Website (jika ada).
11. Centang Non Aktif, jika data Wajib Pajak/Setor tidak aktif, dan hilangkan centang jika data
Wajib Pajak/Setor aktif.

F.2 Mencatat Perintah Bayar


Mencatat perintah bayar ada pada menu Pembayaran >> RUH Pembayaran >> Mencatat Perintah
Bayar. Oleh karena itu, untuk bisa merekam perintah bayar pastikan sudah mengajukan
penambahan role Operator Pembayaran pada user BPP.

Berikut adalah form dari Mencatat Perintah Bayar :

13
Gambar 3.3.4 Form Mencatat Perintah Bayar

Penjelasan field :
• No DIPA :diisi dengan No DIPA untuk satker yang login.
• Tgl DIPA : terisi ketika No DIPA dipilih oleh pengguna, menampilkan tanggal DIPA untuk
revisi DIPA terakhir.
• No Perintah Bayar : digenerate secara otomatis oleh sistem ketika data disimpan ke
database, memiliki format “00001/PB/119440/2019”, dimana :
00001 = No Urut
PB = ID Form
119440 = Kode Satker
2019 = Tahun Anggaran
• Tanggal Perintah Bayar : tanggal dibuatnya data Perintah Bayar.
• Referensi Kuitansi Supplier : No Kuitansi dari Supplier.
• Jenis Perintah Bayar : jenis dari Perintah Bayar (UP/TUP/UPKP/TUPKP/HIBAH).
• Tahun Anggaran Hibah : jika berasal dari dana Hibah

14
• Ada BAST? : dipilih jika ada BAST penerimaan barang/jasa
• Sumber Dana : sumber dana dari Perintah Bayar.
• Referensi Uang Muka : digunakan untuk pengembalian Uang Muka, harus diisi jika Perintah
Bayar didahului dengan pembayaran Uang Muka.
• Program, Kegiatan, Output :diambil dari DIPA berdasarkan No DIPA dan Sumber Dana yang
dipilih pengguna.
• NPWP :NPWP dari supplier.
• Nama, Alamat, Provinsi, Kabupaten, Kecamatan : data-data dari supplier, ditampilkan
setelah dilakukan pencarian NPWP.

Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan penambahan data Perintah Bayar :

1. Klik tombol <Tambah>.


2. Pilih PPK jika lebih dari satu PPK yang dimapping
3. Isi Tanggal Perintah Bayar, Jenis Perintah Bayar, Sumber Dana.

15
4. Pilih BAST jika ada. (Petunjuk pembuatan BAST dapat dilihat pada Petunjuk Teknis
Penerimaan Barang/Jasa UP Tunai/Bank).
5. Pilih Referensi Uang Muka untuk transkasi BPP.
6. Pilih Program, Kegiatan, dan Output
7. Pilih NPWP Suplier dan isi uraian perintah bayar
8. Klik tombol <Tambah> pada panel Detail Akun Belanja, tampil form seperti gambar di
bawah ini :

Gambar 3.3.5 Form Input/Ubah Akun Belanja

Pilih Akun Belanja dan isi Jumlah.


Klik tombol <Simpan> untuk menyimpan dan menampilkan data Akun Belanja dan Jumlah di
grid data Detail Akun Belanja. Atau klik tombol <Batal> untuk membatalkan pengisian data
Detail Akun Belanja.
9. Klik tombol <Tambah> pada panel Detail Akun Potongan, tampil form seperti gambar di
bawah ini :

Gambar 3.3.6 Form Input/Ubah Akun Potongan

Pilih Akun Potongan dan isi Jumlah.


Klik tombol <Simpan> untuk menyimpan dan menampilkan data Akun Potongan dan Jumlah
di grid data Detail Akun Potongan. Atau klik tombol <Batal> untuk membatalkan pengisian
data Detail Akun Potongan.
10. Klik button <Simpan> untuk menyimpan data. Atau klik button <Batal> untuk membatalkan
penambahan data Perintah Bayar.
Langkah selanjutnya setelah BPP membuat Perintah Bayar maka harus divalidasi oleh PPK,
setelah itu dilanjutkan dengan membuat kuitansi. Untuk proses pembuatan kuitansi dan
seterusnya dapat dilihat pada Petunjuk Teknis Modul Bendahara.

16
I. Mencatat Pengembalian Uang Muka BPP
Pengembalian uang muka BPP dilakukan ketika terdapat kelebihan uang muka pada BPP yang tidak
digunakan oleh BPP pada akhir periode/tahun dan akan dikembalikan kepada Bendahara
Pengeluaran.

Langkah-langkah dalam merekam pengembalian BPP dilakukan pada menu Pemindahan Kas >> Kas
Bank Bendahara Pengeluaran atau menu Pemindahan Kas >> Kas Tunai Bendahara Pengeluaran:
Berikut adalah contoh perekaman pengembalian uang muka secara non tunai:

Gambar Form Mencatat Pengembalian UM non tunai


1. Klik tombol <Tambah>,
2. Tentukan tanggal transaksi.
3. Pilih Jenis Aktifitas Transfer Keluar (UM/Dropping)
a) Pilih Kategori Kas, yang bisa dipilih adalah UP, TUP, LS, UPKP, Lainnya (Dropping).
b) Isi Jumlah, akan terisi otomatis jika kategori kasnya adalah UP atau TUP dan telah
dipilih No. Uang Muka.
c) Isi Keterangan.
4. Klik tombol <Simpan>untuk menyimpan data. Atau klik button <Batal> untuk membatalkan
transaksi kas.

17
Berikut adalah contoh perekaman pengembalian uang muka secara tunai:

Gambar Form Mencatat Pengembalian UM tunai


1. Klik tombol <Tambah>,
2. Tentukan tanggal transaksi.
3. Pilih Jenis Aktifitas Kas Tunai Keluar (UM BPP/Kas Lainnya)
a) Pilih Kategori Kas, yang bisa dipilih adalah UP, TUP, LS, UPKP, Lainnya (Dropping).
b) Isi Jumlah, akan terisi otomatis jika kategori kasnya adalah UP atau TUP dan telah
dipilih No. Uang Muka.
c) Isi Keterangan.
4. Klik tombol <Simpan>untuk menyimpan data. Atau klik button <Batal> untuk membatalkan
transaksi kas.

18
PENCATATAN PEMBAYARAN DANA TITIPAN
DESKRIPSI SINGKAT

Perekaman Pengambalian Belanja

No.
1 Modul BEN
2 Role User OPR
3 Modul Lain yang Terkait PEM
4 Transaksi yang Tekait PEM – Upload nomor SP2D otomatis
5 Dokumen Input Dokumen SPM LS Bendahara serta data SP2D SPM LS Bendahara
6 Output Dokumen Pembayaran Dana Titipan
7 Validasi -

PENGANTAR

Petunjuk teknis ini menjelaskan tentang tata cara pencatatan pembayaran dana titipan. Dana titipan
adalah dana yang berasal dari seluruh jenis SPM/SP2D LS Bendahara yang akan diteruskan
pemberiannya ke pihak ketiga selaku penerima dana (bisa kepada pegawai atau rekanan).
Bendahara pengeluaran merupakan pihak yang berwenang meneruskan pembayaran dana titipan
yang berasal dari SPM/SP2D LS Bendahara tersebut, sehingga perlu dilakukan pencatatan pada
aplikasi SAKTI Modul Bendahara sebagai bentuk pertanggungjawaban kas.

Perlu diperhatikan bahwa sebelum melakukan pencatatan pembayaran data titipan, pastikan bahwa
operator modul pembayaran telah melakukan catat SP2D otomatis atas seluruh SPM LS Bendahara
sehingga bendahara pengeluaran dapat melanjutkan pencatatan pada menu pemindahan kas dan
mencatat pembayaran dana titipan.

2
Petunjuk Pencatatan Pembayaran Dana Titipan

1. Masuk ke Modul Bendahara → Pemindahan Kas → Kas Bank Bendahara Pengeluaran


2. Klik tombol Rekam

1. Pada kolom tanggal, isikan dengan tanggal diterimanya pencairan SP2D LS Bendahara di rekening BPG.
Kemudian untuk Jenis Aktifitas diisi dengan Terima SP2D dan kategori kas diisi dengan LS Bendahara.
2. Klik tombol Cari pada kolom No. SP2D

1. Akan muncul pop up box yang berisi daftar SP2D LS Bendahara. Pilih salah satu yang akan dilakukan
pencatatan. Pada contoh diatas, SP2D yang dipilih adalah tipe 231.

2. Klik tombol OK
3
1. Setelah memilih nomor SP2D pada Langkah sebelumnya, maka secara otomatis kolom Jenis SP2D,
Jumlah, dan sumber dana akan terisi (untuk kolom nomor uang muka silahkan dilewati saja karena menu
ini digunakan oleh BPP). Pada kolom rekening bank, pilih nomor rekening BPG yang sudah didaftarkan
pada menu Referensi Detail Rekening modul bendahara.

2. Isikan keterangan transaksi sesuai dengan kondisi riil.

1. Selanjutnya, lakukan pencatatan pada menu Mencatat Pembayaran Dana Titipan. Untuk Langkah ini akan
dijelaskan tata cara penatatan pembayaran dana titipan secara non tunai. Dikarenakan pada langkah-
langkah diatas, pencatatan terima SP2D LS Bendahara dilakukan pada menu kas bank bendahara
pengeluaran.
2. Klik tombol Tambah.

4
1. Isikan tanggal pembayaran sesuai dengan tanggal dibayarkannya saldo LS bendahara ke pihak
ketiga/penerima. Kolom nomor pembayaran akan terisi secara otomatis oleh sistem.
2. Isikan cara penyetoran dengan kategori Non Tunai.
3. Isikan nama penerima & jabatan penerima uang sesuai dengan kondisi riil penerima LS bendahara.
Kemudian, isikan jumlah uang yang akan diberikan beserta keterangannya.
4. Kolom nomor dokumen berisi daftar nomor SP2D LS Bendahara yang sudah dicatat pada menu kas bank
bendahara pengeluaran. Pilih nomor SP2D yang diinginkan kemudian lanjutkan dengan pemilihan nomor
rekening bank BPG. Jika sudah, klik tombol Simpan.

1. Pada kolom Cari Dana Titipan, akan muncul seluruh transaksi pencatatan pembayaran dana titipan yang
sudah disimpan.

5
1. Selanjutnya, juknis ini akan membahas Langkah-langkah pencatatan pembayaran dana titipan dengan cara
tunai. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencatat pemindahan kas kategori LS Bendahara
dari kas bank ke kas tunai. Maka, pilih menu Kas Tunai Bendahara Pengeluaran.
2. Klik tombol Tambah.

1. Pada kolom tanggal, isikan dengan tanggal disetorkannya LS bendahara dari rekening BPG ke tunai.
Kemudian, pilih jenis aktifitas Penarikan Uang dari Bank.
2. Pilih kategori kas LS Bendahara dan isikan jumlah saldo LS bendahara yang ditarik tunai pada kolom
Jumlah.
3. Untuk kolom nomor uang muka silahkan dilewati saja karena menu ini digunakan pada saat transaksi UM
oleh operator modul BPP. Kemudian kolom sumber dana akan terisi secara otomatis oleh sistem. Operator
cukup mengisikan data pada kolom Rekening Bank dengan rekening BPG.
4. Isikan keterangan transaksi sesuai dengan kondisi riil pada kolom Uraian.

6
1. Sebelum melakukan pencatatan pembayaran dana titipan, lakukan pengecekan saldo terlebih dahulu
dengan mengklik tombol Saldo Detail. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa saldo LS
bendahara sudah berhasil dipindahkan dari kas bank ke kas tunai.

1. Lanjutkan dengan mengakses menu Transaksi → Pencatatan pembayaran dana titipan sama seperti
pada Langkah pencatatan non tunai sebelumnya. Klik tombol Tambah, kemudian isi tanggal
pembayaran.
2. Cara penyetoran dipilih dengan Tunai.
3. Isikan kolom Nama & Jabatan penerima uang, jumlah uang LS bendahara yang akan diberikan, serta
keterangan transaksi sesuai dengan kondisi riil.
4. Pilih nomor SP2D LS Bendahara pada kolom nomor dokumen sesuai dengan nomor SP2D yang dilakukan
pencatatan pemindahan kas tunai pada Langkah sebelumnya. Jika sudah, langsung klik tombol Simpan
(kolom rekening bank tidak perlu dilakukan pengisian dikarenakan transaksi dilakukan secara tunai.
7
Mencatat Perintah Bayar untuk Belanja
Non Aset/Persediaan

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 2
I. INFORMASI UMUM....................................................................................................................... 3
II. ALUR PROSES ................................................................................................................................ 4

2
I. INFORMASI UMUM
A. DESKRIPSI TRANSAKSI
Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan Belanja
Negara dalam pelaksanaan APBN pada Kantor/Satker Kementerian Negara/Lembaga. Surat Perintah
Bayar yang selanjutnya disebut dengan SPBy adalah bukti perintah PPK atas nama KPA kepada
Bendahara Pengeluaran/BPP untuk mengeluarkan uang persediaan yang dikelola oleh Bendahara
Pengeluaran/BPP sebagai pembayaran kepada pihak yang dituju (PMK 230/PMK.05/2016 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.05/2013 tentang Kedudukan dan
Tanggung Jawab Bendahara pada Satuan Kerja Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
SPBy dilampiri dengan bukti pengeluaran:
1. Kuitansi/bukti pembelian yang telah disahkan oleh PPK beserta faktur pajak dan SSP
2. Nota/bukti penerimaan barang/jasa atau dokumen pendukung lainnya yang diperlukan yang
telah disahkan PPK.

Dalam hal pembayaran yang dilakukan Bendahara Pengeluaran merupakan uang muka kerja, SPBy
dilampiri:

1. Rencana pelaksanaan kegiatan/pembayaran


2. Rincian kebutuhan dana
3. Batas waktu pertanggungjawaban penggunaan uang muka kerja dari penerima uang muka
kerja.

Bendahara Pengeluaran/BPP melakukan pembayaran atas tagihan dalam SPBy apabila telah
memenuhi persyaratan pengujian. Apabila pegujian perintah bayar tersebut tidak memenuhi
persyaratan untuk dibayarkan, maka Bendahara Pengeluaran/BPP harus menolak SPBy yang
diajukan. (PMK 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran APBN)

Modul PEM
Role User OPR, APPR
Modul Lain yang Terkait ADM, BEND
Transaksi yang Tekait ADM – Mapping Opr. Anggaran – PPK
ADM – Mapping Opr dan PPK
BEND – Merekam Referensi Wajib Pajak/Wajib Bayar
PEM – Validasi Perintah Bayar
BEND – Membuat Kuitansi
Dokumen Input Bukti Pembelian
Output Cetakan Memo Perintah Bayar dan Surat Perintah Bayar
Validasi - Setuju/Tolak/Batal Persetujuan Perintah Bayar oleh PPK

B. INFORMASI PENTING LAINNYA


Form Mencatat Perintah Bayar digunakan untuk mencatat detail akun belanja, detail akun
potongan, dan data lainnya yang nantinya akan digunakan menjadi dasar dalam perekaman kuitansi
dan pungutan pajak oleh Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu. Perekaman

3
Perintah Bayar juga terkait dengan pencatatan data Supplier di form Referensi Wajib Pajak/Wajib
Bayar dan mapping operator dengan PPK.
Untuk perekaman belanja jasa (tidak membantuk asset/persediaan), maka operator dapat
langsung melakukan perekaman Perintah Bayar. Akan tetapi apabila belanja UP yang dilakukan
merupakan belanja yang menghasilkan asset/persediaan, maka harus didahului dengan melakukan
pencatatan Penerimaan Barang/Jasa UP Tunai/Bank pada Modul Komitmen. Selanjutnya proses
perekaman Perintah Bayar akan mengambil data dari transaksi Penerimaan Barang/Jasa UP
Tunai/Bank tersebut. Operator dapat mencatat kode barang beserta nominalnya pada menu
Pencatatan Penerimaan Barang/Jasa UP Tunai/Bank.
Perekaman Perintah Bayar memerlukan approval PPK untuk dapat dilanjutkan ke tahap membuat
kuitansi. Titik realisasi FA dan jurnal yang semula terbentuk pada saat merekam kuitansi berpindah
pada proses validasi Perintah Bayar oleh PPK. Apabila Perintah Bayar tidak jadi digunakan sementara
statusnya sudah Validasi PPK, maka atas Perintah Bayar tersebut harus dilakukan batal validasi
terlebih dahulu dan kemudian dihapus. Perintah Bayar yang tidak digunakan, dengan status sudah
validasi dan tidak dihapus dari aplikasi akan mengurangi nilai FA satker.
Dokumen sumber dalam proses pendetilan Laporan FA detil 16 segmen adalah Perintah Bayar,
sehingga kategorinya adalah PEM bukan BEN.

II. ALUR PROSES


A. DIAGRAM ALUR PROSES

B. PENJELASAN DIAGRAM ALUR PROSES


1. Input Referensi Wajib Pajak/Wajib Bayar
Berikut langkah-langkah untuk merekam referensi wajib pajak/wajib bayar pada aplikasi SAKTI:

4
a. Login menggunakan user operator Bendahara
Akses modul Bendahara → klik menu <<Referensi>> → <<Referensi Wajib Pajak/Wajib
Bayar>>
b. Klik tombol <<Tambah>> untuk menambah.
c. Pilih jenis wajib pajak/wajib setor (rekanan/supplier bendahara, wajib bayar, rekanan
transaksi KKP, Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Pengeluaran
Pembantu).
d. Lengkapi isian detail wajib pajak/wajib setor dan alamat, yang terdiri dari:
1) Nama wajib pajak/wajib setor
2) NPWP (Isian mandatory, harus diisi dengan data NPWP dengan kode KPP yang valid)
3) Nomor Rekening
4) Bank
5) Nama Cabang Bank
6) Nomor telepon dan nomor HP
7) Detail alamat
e. Setelah berhasil rekam, klik <<Simpan>>
2. Mencatat Perintah Bayar
Berikut langkah-langkah untuk mencatat perintah bayar pada aplikasi SAKTI:

5
a. Login menggunakan user operator Pembayaran
Akses modul Pembayaran → klik menu <<RUH Pembayaran>> → <<Mencatat Perintah
Bayar>>
b. Klik tombol <<Tambah>> untuk menambah.

c. Klik grid nama PPK, pilih PPK yang sesuai.


d. Isikan data detail Perintah Bayar (tanggal, nomor referensi kuitansi, jenis perintah bayar,
tahun anggaran apabila hibah, klik ada BAST jika merupakan belanja yang menghasilkan
asset/persediaan, isikan sumber dana, pilih program, kegiatan, dan output).
e. Pilih NPWP supplier Bendahara (yang telah direkam sebelumnya pada referensi wajib
pajak/wajib bayar di mosul Bendahara)
f. Apabila belanja menggunakan dana hibah, silahkan memilih nomor register hibah dan
memilih kategori pengeluaran.

g. Klik tombol <<Tambah>> untuk menambah detail akun belanja.


h. Pilih akun belanja yang sesuai dan isikan nominal belanjanya → klik <<Simpan>>

6
i. Klik tombol <<Tambah>> untuk menambah detail akun potongan.
j. Pilih akun potongan yang sesuai dan isikan nominal potongannya → klik <<Simpan>>

k. Klik tombol <<Simpan>> untuk menyimpan Perintah Bayar.


l. Cek data Perintah Bayar yang telah direkam pada grid Cari Perintah Bayar.
m. Klik tombol <<Cetak>> untuk mencetak dokumen Perintah Bayar.

3. Validasi Perintah Bayar oleh PPK


Menu validasi Perintah Bayar hanya bisa diakses oleh PPK. SPBy yang muncul pada grid validasi
adalah SPBy yang direkam oleh semua operator pembayaran yang memiliki kesamaan PPK.
Misal Operator Pembayaran A, Operator Pembayaran B, Operator Pembayaran C, ketiganya
adalah staff PPK N, maka semua SPBy dari ketiga operator akan muncul pada grid Perintah Bayar
yang akan divalidasi oleh PPK N. Apabila dari tiga operator pembayaran tersebut hanya operator
A saja yang merupakan staff PPK N, maka SPBy yang akan muncul pada grid Perintah Bayar pada
tampilan validasi Perintah Bayar PPK N adalah SPBy dari Operator Pembayaran A saja.

7
Berikut langkah-langkah untuk melakukan validasi perintah bayar pada aplikasi SAKTI:

a. Login menggunakan user PPK


Akses modul Pembayaran → klik menu <<Validasi>> → <<Validasi Perintah Bayar>>
b. Klik tombol <<Cari>> untuk memfilter Perintah Bayar berdasarkan status validasinya
misalnya : Belum Divalidasi, Disetujui, Ditolak, Batal Disetujui.
c. Pilih dengan cara mencentang Perintah Bayar yang akan divalidasi, bisa pilih semua atau
centang satu per satu.
d. Pilih status validasi, disetujui, ditolak, atau batal persetujuan.
<Disetujui> PPK menyetujui Perintah Bayar yang dicatat oleh Operator
Pembayaran dan selanjutnya dapat dilakukan perekaman kuitansi
oleh Bendahara.
<Ditolak> PPK menolak Perintah Bayar yang dicatat oleh Operator
Pembayaran dengan mencantumkan alasan penolakan.
Selanjutnya Perintah Bayar akan kembali ke Operator
Pembayaran untuk dilakukan Ubah/ Hapus.
<Batal Persetujuan> PPK membatalkan persetujuan atas Perintah Bayar yang
sebelumnya telah disetujuinya dengan menyertakan alasan
pembatalan persetujuan pada kolom keterangan. Selanjutnya
Perintah Bayar akan kembali ke Operator Pembayaran untuk
kemudian dilakukan Ubah/Hapus.

e. Isikan tanggal dan keterangan validasi. Data tidak akan dapat disimpan apabila keterangan
tidak diisi.
f. Klik tombol <<Simpan>> untuk menyimpan proses validasi Perintah Bayar.
g. Klik tombol <<Cetak>> untuk mencetak Memo dan Surat Perintah Bayar.

8
Mencatat Perintah Bayar untuk
Belanja Aset/Persediaan

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 2
I. INFORMASI UMUM....................................................................................................................... 3
II. ALUR PROSES ................................................................................................................................ 3

2
I. INFORMASI UMUM
A. DESKRIPSI TRANSAKSI

Modul BEN
Role User OPR
Modul Lain terkait PEM
Transaksi yang Tekait PEM – Mencatat Perintah Bayar
Dokumen Input Kuitansi pembelian dari supplier dan data
belanja bendahara lainnya
Output Cetakan SPBy dan memo Perintah Bayar
Validasi - Data Pagu DIPA sudah tersedia;
- Data transaksi penerimaan belanja sesuai dengan akun/pagu yang
dimiliki satker
Petunjuk Teknis Terkait PEM – Petunjuk Teknis Siklus Transaksi GUP

B. INFORMASI PENTING LAINNYA

Form Mencatat Perintah Bayar digunakan untuk mencatat detail akun belanja, detail akun
potongan, dan data lainnya yang nantinya akan digunakan menjadi dasar dalam perekaman kuitansi
dan pungutan pajak oleh Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu. Perekaman
Perintah Bayar juga terkait dengan pencatatan data Supplier di form Referensi Wajib Pajak/Wajib
Bayar dan mapping operator dengan PPK.

Untuk perekaman belanja jasa (tidak membantuk asset/persediaan), maka operator dapat
langsung melakukan perekaman Perintah Bayar. Akan tetapi apabila belanja UP yang dilakukan
merupakan belanja yang menghasilkan asset/persediaan, maka harus didahului dengan melakukan
pencatatan Penerimaan Barang/Jasa UP Tunai/Bank pada Modul Komitmen. Selanjutnya proses
perekaman Perintah Bayar akan mengambil data dari transaksi Penerimaan Barang/Jasa UP
Tunai/Bank tersebut. Operator dapat mencatat kode barang beserta nominalnya pada menu
Pencatatan Penerimaan Barang/Jasa UP Tunai/Bank.

Perekaman Perintah Bayar memerlukan approval PPK untuk dapat dilanjutkan ke tahap membuat
kuitansi. Titik realisasi FA dan jurnal terbentuk pada saat validasi Perintah Bayar oleh PPK. Apabila
Perintah Bayar tidak jadi digunakan sementara statusnya sudah Validasi PPK, maka atas Perintah Bayar
tersebut harus dilakukan batal validasi terlebih dahulu dan kemudian dihapus. Perintah Bayar yang
tidak digunakan, dengan status sudah validasi dan tidak dihapus dari aplikasi akan mengurangi nilai
FA satker.

Dokumen sumber dalam proses pendetilan Laporan FA detil 16 segmen adalah Perintah Bayar,
dengan kategori PEM.

3
II. ALUR PROSES

1. Input Pencatatan Penerimaan Barang/Jasa UP Tunai/Bank


Langkah ini dilakukan untuk mencatat transaksi belanja yang menghasilkan asset/persediaan
dengan mekanisme GUP. Apabila belanja tidak menggunakan akun yang menghasil
asset/persediaan (5218xx/53xxxx) atau tidak menghasilkan aset/persediaan, maka langkah ini
dapat dilewati.
Berikut langkah-langkah untuk merekam BAST UP pada aplikasi SAKTI:

1. Silahkan login dengan menggunakan user Komitmen operator


Akses menu Komitmen > RUH > RUH Penerimaan Barang/Jasa UP Tunai/Bank
2. Klik <Tambah>, maka akan muncul form info dokumen seperti tampilan di bawah ini. Jika
muncul notifikasi belum ada mapping antara operator dengan PPK, maka silahkan lakukan
mapping terlebih dahulu dari user Admin, kemudian ke menu Administrasi > Umum >
Jabatan > Mapping opr. Pelaksanaan - PPK

3. Kolom nomor dokumen akan terisi secara otomatis oleh sistem. Isikan
Tanggal Dokumen : Tanggal dokumen sumber pembelian

4
Uraian dokumen : Isikan uraian transaksi belanja persediaan/asset tersebut
Mata Uang : Terisi otomatis apabila satker hanya mengelola dana UP RM
Nama Penerima : Nama penerima pembayaran atas transaksi belanja
asset/persediaan tersebut
4. Lengkapi kolom Informasi Supplier dengan mengklik tombol <Cari Supplier> (isikan dengan
supplier tipe 1/satker). Apabila hanya terdapat 1 supplier tipe1/Satker pada menu RUH
Supplier di Modul Komitmen, maka tombol pilih tidak aktif dan terisi otomatis.
5. Pada kolom informasi supplier klik tombol <Cari Wajib Pajak/Wajib setor>, dan akan muncul
pop up box yang berisi daftar wajib pajak/wajib setor yang telah direkam oleh user
sebelumnya pada referensi wajib pajak/wajib bayar.

Klik NPWP Data wajib Pajak yang sesuai dan klik tombol <Pilih>
6. Selanjutnya pilih Program, Aktivitas, KRO, Akun, KPPN, Sumber Dana, Cara Penarikan, dan
Nomor Register. Kolom COA akan terisi otomatis ketika kita sudah memilih pada akun
sebelumnya.

7. Kolom IntraCo, Cadangan, dan Kode COA akan terisi secara otomatis oleh sistem.
Selanjutnya, lakukan pemilihan detail COA dengan mengklik tombol <Pendetilan COA>.

5
8. Klik tombol <Tambah>
9. Klik tombol ikon kaca pembesar untuk merekam detil COA dan pilih detil COA yang
diinginkan (pastikan detil COA sama dengan akun belanja persediaan/asset/jasa lainnya
yang akan direkam pada BAST UP), kemudian klik tombol OK.

10. Isikan nilai belanja total.


11. Klik tombol <Simpan>
12. Klik tombol <Keluar>

13. Pilih jenis Kas UP atau TUP sesuai dengan sumber dana yang akan digunakan untuk belanja,
kemudian klik tombol Rincian Barang. Akan muncul pop up box Rincian Barang seperti
gambar di bawah ini.

6
a) Klik tombol <Rekam> untuk mengaktifkan menu-menu pada pop up box rincian barang.
b) Pilih kategori barang, misal: Persediaan, karena akun yang digunakan merupakan akun
belanja barang persediaan (521811)
c) Klik tombol ikon kaca pembesar untuk memilih kode barang yang akan dicatat.
Ketikkan filter berupa nama barang/kode barang untuk mempercepat dan
mempermudah proses perekaman. Klik Cari dan kemudian pilih barangnya.

d) Lanjut pengisian Jumlah dan Harga satuan barang yang sudah dipilih pada langkah
sebelumnya. Nominal pada kolom harga total akan terisi secara otomatis oleh sistem
ketika sudah dilakukan pengisian jumlah dan harga satuan barang.
e) Klik tombol <Simpan> untuk menyimpan data brincian barang. Setelah klik <Simpan>, pop
up box akan tertutup dan akan kembali ke form Pencatatan Penerimaan Barang/Jasa UP
Tunai/Bank.
14. Klik tombol <Simpan>, maka akan muncul notifikasi data perekaman penerimaan
barang/jasa UP tunai/bank (BAST UP) telah berhasil disimpan dan dapat dilanjutkan ke
langkah selanjutnya, yaitu mencatat Perintah Bayar.

7
Data BAST UP yang telah tersimpan akan muncul pada grid Daftar Dokumen.

2. Mencatat Perintah Bayar


Setelah pencatatan penerimaan barang/jasa UP tunai/bank berhasil tersimpan, langkah
selanjutnya yang harus dilakukan adalah mencatat perintah bayar. Apabila belanja tidak
menghasilkan asset/persediaan, maka langkah pencatatan penerimaan barang/jasa UP
tunai/bank dapat dilewati dan langsung melakukan perekaman Perintah Bayar.
Berikut langkah-langkah untuk mencatat Perintah Bayar pada aplikasi SAKTI.

1. Login menggunakan user operator Pembayaran.


Akses modul Pembayaran > RUH Pembayaran > Mencatat Perintah Bayar
2. Klik tombol <Tambah> untuk mengaktifkan menu-menu pada form mencatat Perintah
Bayar.

8
3. Isikan data detail Perintah Bayar, meliputi:
Tanggal Perintah Bayar : Pilih tanggal perintah bayar sesuai dengan tanggal
transaksi riil.
Referensi Kuitansi Supplier : Isikan nomor referensi kuitansi/dokumen sumber, jika
tidak ada dapat diisi tanda ‘-‘.
Jenis Perintah Bayar : Pilih jenis perintah bayar sesuai dengan sumber dana
yang digunakan (UP/TUP/Hibah).
Apabila jenis perintah bayar yang dipilih adalah Hibah, maka dapat dilanjutkan dengan
memilih Tahun Anggaran Hibah (TAB/TAYL)

Pilih PPK sesuai dengan PPK yang sudah di mapping dengan operator PPK.

Klik tombol ikon kaca pembesar pada pilihan NPWP, maka akan muncul pop up box berisi
data wajib pajak yang telah direkam sebelumnya pada referensi wajib pajak/wajib bayar.

Pilih NPWP yang sama dengan NPWP supplier yang digunakan pada saat mencatat
penerimaan barang/jasa UP tunai/bank. Karena jika NPWP yang dipilih berbeda, data
penerimaan barang/jasa UP tunai/bank tidak akan muncul pada form SPBy.
Apabila belanja tersebut tidak menghasilkan asset/persediaan, maka NPWP dapat dipilih
bebas sesuai dokumen sumber dan tidak terikat dengan data BAST UP.

9
4. Pada Kolom <Ada BAST?> klik pada kotak kecil yang bertuliskan “Klik, jika ada BAST”.
Kolom sumber dana, program, kegiatan, dan output serta akun belanja akan terisi secara
otomatis sesuai dengan data penerimaan barang/jasa yang terbaca oleh sistem.

Apabila tidak terdapat data BAST, maka lakukan pemilihan program, kegiatan, dan output
yang sesuai secara manual. Pada perekaman SPBy dengan BAST UP, pendetailan COA
dilakukan pada saat merekam BAST UP sehingga hanya tersedia tombol Lihat pada form
SPBy. Jika ada kesalahan pada detail COA, maka user harus melakukan hapus/batal
perekaman SPBy terlebih dahulu kemudian melakukan perbaikan dengan mengklik tombol
<Ubah> di menu BAST UP.
5. Pada kolom Uraian, isikan uraian transaksi belanjanya.

6. Perekaman kode akun dan jumlah pada langkah sebelumnya akan tertampil di kolom Detail
Akun Belanja. User dapat mengklik tombol Lihat pada kolom Detail COA untuk melakukan
cek ulang/memastikan bahwa data pendetilan COA yang direkam telah benar.
7. Klik <Tambah> untuk menambah detail akun potongan pajak (jika ada).
8. Lanjutkan perekaman detail akun potongan dan jumlahnya.
9. Kemudian klik tombol Simpan.

10
10. Klik tombol <Simpan> pada bagian bawah Mencatat Perintah Bayar untuk menyimpan data
Perintah Bayar.
11. Perintah Bayar yang telah direkam akan muncul pada grid Cari Perintah Bayar.
12. Klik tombol <Unduh> untuk mengunduh dokumen Perintah Bayar.

3. Validasi Perintah Bayar oleh PPK


Menu validasi Perintah Bayar hanya bisa diakses oleh PPK. SPBy yang muncul pada grid validasi
di user PPK, merupakan semua SPBy yang direkam oleh operator-operator pembayaran dengan
mapping PPK yang sama.
Berikut langkah-langkah untuk melakukan validasi perintah bayar pada aplikasi SAKTI:

1. Login menggunakan user PPK (Val/ SPM_Validator)


Akses modul Pembayaran > klik menu Validasi > Validasi Perintah Bayar
2. Klik tombol <Cari> untuk memfilter Perintah Bayar berdasarkan status validasinya, misal:
Belum Divalidasi
3. Pilih dengan cara mencentang Perintah Bayar yang akan divalidasi, bisa pilih semua atau
centang satu per satu.
4. Pilih status validasi, disetujui, ditolak, atau batal persetujuan.
<Disetujui> PPK menyetujui Perintah Bayar yang dicatat oleh Operator
Pembayaran dan selanjutnya dapat dilakukan perekaman kuitansi
oleh Bendahara.
<Ditolak> PPK menolak Perintah Bayar yang dicatat oleh Operator
Pembayaran dengan mencantumkan alasan penolakan.
Selanjutnya Perintah Bayar akan kembali ke Operator
Pembayaran untuk dilakukan Ubah/ Hapus.
<Batal Persetujuan> PPK membatalkan persetujuan atas Perintah Bayar yang
sebelumnya telah disetujuinya dengan menyertakan alasan

11
pembatalan persetujuan pada kolom keterangan. Selanjutnya
Perintah Bayar akan kembali ke Operator Pembayaran untuk
kemudian dilakukan Ubah/Hapus.
Perlu diingat bahwa proses validasi Perintah Bayar oleh PPK merupakan salah satu titik
realisasi dan pembentukan jurnal pada transaksi GUP. Apabila dalam praktiknya terdapat
perintah bayar dengan status sudah divalidasi akan tetapi tidak dilanjutkan transaksinya
(tidak dibuat kuitansi), silahkan untuk dihapus dari aplikasi agar tidak mengurangi nilai FA
satker.
5. Isikan tanggal dan keterangan. Data tidak akan dapat disimpan apabila keterangan tidak
diisi.
6. Klik tombol <Simpan> untuk menyimpan proses validasi perintah bayar.
7. Klik tombol <Unduh> untuk mengunduh Memo dan Surat Perintah Bayar.

4. Membuat Kuitansi
Berikut langkah-langkah untuk membuat kuitansi pada aplikasi SAKTI:

1. Login dengan menggunakan user Bendahara


Akses menu Bendahara > Transaksi > Membuat Kuitansi
2. Klik <Tambah> untuk mengaktifkan form detail kuitansi.

3. Isikan tanggal kuitansi, yaitu tanggal sesuai yang tertera pada kuitansi. Dan tanggal dibayar,
yaitu tanggal Bendahara membayar tagihan tersebut (tanggal saat aliran kas keluar dari
Bendahara).
4. Klik tombol kaca pembesar pada kategori Nomor Perintah Bayar untuk menampilkan pop
up box cari perintah bayar.

12
Pilih perintah bayar yang akan dibuat kuitansi dan klik <Simpan>.
Isian informasi program, kegiatan, output, jenis kuitansi, sumber dana, dan supplier akan
otomatis mengambil data dari perintah bayar.
Setelah memilih perintah bayar, kolom jumlah dan keterangan otomatis akan terisi sesuai
dengan data pada perintah bayar.

5. Isikan nama penerima uang dan jabatan sesuai dengan dokumen sumber yang diterima.
6. Isikan uraian keteragan kuitansi.
7. Terdapat 2 pilihan cara pembayaran: tunai dan non tunai. Apabila pembayaran secara tunai,
maka kolom saldo kas di sebelah kanannya akan menampilkan seluruh sisa saldo kas tunai
yang dikuasai oleh Bendahara. Apabila pembayaran secara non tunai, maka pilihan rekening
bank akan aktif, dan akan otomatis terisi dengan mengambil data rekening BPG yang telah
kita rekam pada referensi detail rekening. Di kolom saldo kas juga akan menampilkan
informasi saldo pada rekening tersebut.
8. Berikut adalah tampilan Detail COA pada menu kuitansi. Perlu diingat bahwa perubahan
atas detail COA tidak bisa dilakukan pada menu kuitansi, sehingga user harus melakukan
batal validasi SPBy – ubah SPBy (untuk SPBy belanja jasa) atau batal validasi SPBy – hapus
SPBy – ubah BAST UP (untuk SPBy belanja asset/persediaan) jika ingin melakukan ubah
pendetilan COA.

13
9. Klik tombol <Simpan> untuk menyimpan data kuitansi.
10. Kuitansi yang telah direkam dan disimpan, akan muncul pada grid daftar kuitansi. Periksa
kembali kuitansi yang telah direkam tersebut.
11. Klik tombol <Unduh> untuk mengunduh cetakan kuitansi.

5. Mencatat Pungutan Pajak


Langkah mencatat pungutan pajak dan merekam setoran pajak dilakukan apabila pada langkah
RUH Mencatat SPBy, terdapat akun potongan pajak yang direkam. Apabila tidak terdapat akun
potongan pajak para RUH Mencatat Perintah Bayar, maka langkah ini dapat dilewati.
Berikut langkah-langkah untuk mencatat pungutan pajak pada aplikasi SAKTI:

14
1. Login menggunakan user Bendahara
Akses menu Bendahara > Transaksi > Mencatat Pungutan Pajak
2. Klik <Tambah> untuk mengaktifkan form detail bukti pungut.

3. Isikan tanggal pungutan pajak dan dasar pungutan pajaknya.


Dasar pungutan pajak dapat bersumber dari:
1) Perintah Bayar, apabila atas potongan pajak tersebut dilakukan perekaman akun
potongan pada Perintah Bayar atas perhitungan PPK.
2) Lain-lain, apabila data pungutan pajak tersebut tidak dicatatkan pada Perintah Bayar
atau transaksi lainnya.
3) GUP KKP, apabila data pungutan pajak tersebut bersumber dari transaksi GUP KKP.
4) PTUP KKP, apabila data pungutan pakak tersebut bersumber dari transaksi PTUP KKP.
4. Cari perintah bayar dengan mengklik tombol titik (…) pada menu No. Perintah Bayar. Akan
muncul pop up box pencarian Nomor Perintah Bayar. Pilih perintah bayar kemudian klik
<OK>.

15
5. Setelah perintah bayar dipilih, isian NPWP akan terisi otomatis. Namun, apabila tidak
didahului dengan memilih Perintah Bayar, maka isian identitas wajib bayar harus diisi secara
manual dengan mengklik tombol titik (…) di sebelah kanan atas.
6. Data akun potongan pajak juga akan terisi otomatis dengan mengambil data akun pajak dari
perintah bayar. Akan tetapi apabila pada langkah sebelumnya tidak melakukan pemilihan
nomor perintah bayar, maka silahkan lakukan pengisian akun potongan pajak secara
manual dengan mengeklik tombol <Tambah> dan isikan data akun potongan pajaknya.
7. Isikan uraian keterangan pungutan pajak pada menu keterangan. Pilih jenis pemindahan
kas/cara bayar secara tunai atau non tunai. Saran kami apabila kuitansi dibayarkan melalui
mekanisme tunai, maka silahkan lakukan pencatatan pungutan pajak dengan jenis
pemindahan kas secara tunai. Akan tetapi apabila kuitansi dibayarkan secara non tunai,
silahkan melakukan pencatatan pungutan pajak dengan memilih jenis pemindahan kas
secara non tunai.
Apabila jenis pemindahan kas secara non tunai, maka menu rekening bank akan aktif dan
dapat dipilih rekening yang sesuai.

8. Klik <Simpan> untuk menyimpan data pungutan pajak.


9. Data yang telah direkam dan disimpan akan muncul pada grid daftar bukti pungut

16
6. Mencatat Setoran Pajak oleh Bendahara Pengeluaran
Langkah ini dilakukan apabila terdapat pungutan pajak sebelumnya, jika tidak, maka dapat
dilewati.
Berikut adalah langkah-langkah untuk merekam setoran pajak pada aplikasi SAKTI:

1. Login dengan menggunakan user Bendahara


Klik menu Bendahara > Setoran > Setoran Pajak.
2. Klik <Tambah> untuk mengaktifkan form setoran pajak.

3. Pada menu Akun Pajak, klik tombol dropdown, akan muncul pilihan jenis akun yang telah
dicatat pungutan pajak sebelumnya, klik akun pajak yang akan dicatat setorannya.
4. Pilih NPWP Supplier dengan cara mengklik tombol dropdown dan memilih NPWP supplier
yang sesuai.
5. Pilih cara penyetoran tunai atau non tunai, hal ini akan memunculkan data pungutan pajak
yang telah direkam dengan dibatasi parameter NPWP dan akun pajak yang telah dipilih
sebelumnya. Ketika user memilih cara penyetoran tunai, maka isian rekening bank akan in
aktif dan berwarna abu abu. Apabila user memilih cara penyetoran non tunai, maka isian
rekening bank akan aktif.
6. Pilih dengan memberikan tanda centang pada pungutan pajak yang akan direkam
setorannya. Isian jumlah setoran pajak akan terisi otomatis mengikuti data pungutan pajak
yang dipilih oleh user. Pastikan agar pungutan pajak tercentang agar tidak error datanya.

17
7. Data isian NPWP, Nama Wajib Pajak, dan alamat wajib pajak akan terisi otomatis mengikuti
pilihan NPWP pada langkah 4. Selanjutnya isikan
nomor ketetapan pajak : isikan nomor ketetapan pajaknya apabila tidak ada, isikan
tanda pisah (--)
masa pajak : pilih masa pajak sesuai dengan masa pajaknya
tanggal setoran pajak : Isikan tanggal setoran sesuai dengan tanggal setoran yang
tertera pada cetakan Bukti Penerimaan Negara (BPN)
nomor objek pajak : silahkan isikan nomor objek pajaknya, apabila tidak ada
isikan tanda pisah (--)
alamat objek pajak : isikan data alamat objek pajaknya
jenis setoran : Isikan kode jenis setoran sesuai dengan data pada
billing/BPN
keterangan : isikan keterangan penyetoran pajaknya
8. Isikan data-data pengesahan setoran berupa
tanggal diterima bank : tanggal sesuai yang tertera pada cetakan Bukti Penerimaan
Negara (BPN)
NTPN : isikan 16 digit kode NTPN yang bersumber dari BPN
NTB/NTP : isikan NTB/NTP berdasarkan cetakan BPN
bank : pilih bank yang digunakan untuk melakukan penyetoran
penerimaan Negara
id biling : isikan 15 digit ID billing sesuai dokumen billing/BPN

9. Klik tombol <Simpan> untuk meyimpan data setoran pajak.


10.Cek setoran yang telah kita rekam dan simpan pada grid daftar setoran pajak.

18
. Pencatatan Penerimaan Barang/Jasa
UP Tunai/Bank .

1
DESKRIPSI SINGKAT
Modul Komitmen
Modul ini digunakan untuk mencatat penerimaan barang/jasa UP/TUP tunai. Mulai tanggal 13
Januari 2019 setelah update terakhir aplikasi SAKTI, perekaman transaksi UP/TUP yang menghasilkan
aset/persediaan/jasa khusus akun 53, 521811, dan 521111 dilakukan pada menu ini (sudah tidak
direkam pada menu mencatat kuitansi).

1. Untuk melakukan pencatatan penerimaan barang/jasa UP Tunai/Bank, login dengan menggunakan


opr staf PPK kemudian pilih modul komitmen  Pencatatan Penerimaan Barang/Jasa UP
Tunai/Bank.
2. Klik tombol Tambah. Jika muncul notifikasi belum ada mapping antara operator dengan PPK,
lakukan mapping terlebih dahulu pada modul Admin  Umum  Pejabat  Mapping operator
dan PPK.

1. Akan muncul form pencatatan seperti pada gambar diatas. Kolom nomor dokumen akan terisi
secara otomatis oleh sistem, selanjutnya pilih tanggal dokumen sesuai dengan tanggal dibuatnya
dokumen dan isikan uraian dokumen. Kemudian, pilih mata uang IDR – Rupiah dan isi nama
penerima sesuai dengan kebutuhan masing-masing satker.

2
2. Pada kolom informasi supplier, klik tombol cari wajib pajak/wajib bayar.
3. Akan muncul pop up box yang berisi daftar data wajib pajak. Pilih NPWP wajib pajak yang akan
digunakan untuk pencatatan belanja.
4. Klik tombol Pilih.

1. Selanjutnya, pilih Program, Kegiatan, Output, serta KPPN yang digunakan untuk pencatatan belanja
tersebut.
2. Pilih juga sumber dana, cara penarikan, dan nomor register yang sudah tersedia pada tombol drop
down aplikasi untuk menampilkan kode COA dibawahnya.
3. Jika langkah 1 dan 2 telah dilakukan, akan muncul nominal pagu beserta sisa pagu pada kolom
nomor 3. Pastikan Anda memiliki sisa pagu yang cukup sebelum melanjutkan perekaman kategori dan
rincian barang.

1. Pilih kategori sesuai dengan kebutuhan belanja satker Anda dengan ketentuan sebagai berikut:
- Kategori Aset/Jasa dikapitalisasi aset untuk belanja akun 53, 521811, dan KDP
- Kategori jasa/non aset/belanja modal pengembangan di bawah kapitalisasi aset untuk belanja
akun 521111
Pada contoh gambar diatas, kategori yang dipilih adalah aset/jasa dikapitalisasi aset.
2. Pilih jenis kas UP/TUP sesuai dengan sumber dana yang akan digunakan untuk belanja, kemudian
klik tombol Rincian barang.

3
1. Akan muncul pop up box Rincian Barang seperti pada tampilan diatas. Klik tombol Rekam.
2. Klik tombol kaca pembesar untuk memilih kode atau nama barang yang akan dicatat.
3. Akan muncul pop up box pencarian barang. Cari kode barang berdasarkan kode/nama barang,
kemudian pilih sesuai dengan kebutuhan.
4. Klik tombol Pilih.

1. Lanjutkan pengisian jumlah dan harga satuan barang yang sudah dipilih pada langkah sebelumnya.
Nominal pada kolom harga total akan terisi secara otomatis oleh sistem ketika sudah dilakukan
pengisian jumlah dan harga satuan barang.
2. Klik tombol Simpan, kemudian pop up box akan tertutup dan Anda akan kembali ke form
pencatatan penerimaan barang/jasa up tunai/bank. Klik tombol Simpan pada bagian bawah form
untuk dapat melanjutkan ke langkah selanjutnya, yaitu mencatat perintah bayar.

4
1. Setelah pencatatan penerimaan barang/jasa UP tunai/bank berhasil tersimpan, langkah
selanjutnya yang harus dilakukan adalh mencatat perintah bayar. Pilih modul pembayaran  RUH
Pembayaran  Mencatat Perintah Bayar.
2. Klik tombol Tambah.

1. Pilih tanggal perintah bayar sesuai dengan tanggal transaksi riil kemudian isikan referensi kuitansi
supplier (jika tidak ada, isikan tanda ‘-‘ saja). Pilih juga jenis perintah bayar sesuai dengan sumber
dana yang akan digunakan (UP/TUP/Hibah). Pada contoh gambar diatas, sumber dana yang
digunakan adalah UP.
2. Pilih PPK sesuai dengan PPK yang sudah di mapping dengan operator staf PPK.
3. Klik tombol kaca pembesar pada opsi NPWP.
4. Pilih NPWP yang sama dengan NPWP supplier yang digunakan pada saat mencatat penerimaan
barang/jasa UP tunai/bank. Karena jika NPWP yang dipilih berbeda, data penerimaan barang/jasa
UP tunai/bank tidak akan muncul pada form SPBy.
5. Klik tombol Pilih.

5
1. Pada kolom “Ada BAST?” klik pada kotak kecil yang bertuliskan “Klik, jika ada BAST”.
2. Kolom sumber dana, program, kegiatan, dan output akan terisi secara otomatis sesuai dengan data
penerimaan barang/jasa yang terbaca oleh sistem.
3. Isikan uraian SPBy.
4. Pada kolom lampiran BAST, klik pada nomor dokumen pencatatan penerimaan barang/jasa yang
akan dipilih.
5. Pada kolom detail akun potongan, klik tombol Tambah jika transaksi tersebut terdapat potongan
pajaknya. Jika tidak ada, lewati langkah ini dan langsung klik tombol Simpan di bagian bawah form
SPBy.

1. Selanjutnya, lakukan langkah yang sama seperti ketika membuat SPBy normal yaitu validasi SPBy
oelh PPK. Login menggunakan user PPK kemudian pilih modul Pembayaran  Validasi  Mencatat
Perintah Bayar.
2. Pilih SPBy yang akan di validasi. Pastikan status validasinya “Belum Disetujui”.

6
1. Isikan tanggal validasi sesuai dengan tanggal ketika PPK menyetujui SPBy kemudian pilih status
validasi “Disetujui”. Isikan juga keterangan validasi (bebas sesuai kebutuhan masing-masing
satker). Perlu diingat bahwa saat ini pembentukan jurnal pada modul GLP di trigger ketika
melakukan validasi SPBy, bukan ketika merekam kuitansi sehingga tanggal jurnal akan mengikuti
tanggal validasi SPBy oleh PPK.
2. Klik tombol Simpan.
3. Setelah berhasil simpan, teruskan transaksi dengan melakukan perekaman kuitansi, DRPP, sampai
dengan revolving SPM GUP/TUP. Perlu diingat pada saat melakukan perekaman kuitansi, operator
modul bendahara sudah tidak perlu lagi melakukan pendetilan belanja barang persediaan/aset
karena menu penambahan rincian barang pada kuitansi juga sudah ditiadakan.

7
. PEREKAMAN REFERENSI
WAJIB PAJAK & WAJIB BAYAR
.

1
DESKRIPSI SINGKAT

Pencatatan Referensi Wajib Pajak/Wajib Bayar


Menu ini digunakan untuk mencatat referensi wajib pajak/wajib bayar pada
modul bendahara

No.
1 Modul BEN
Role User OPR
Modul Lain yang KOM, PEM
Terkait
Transaksi yang BEN – Mencatat kuitansi, mencatat setoran pajak, mencatat pungutan pajak
Tekait KOM – Pencatatan penerimaan barang/jasa UP tunai/bank, Pencatatan
penerimaan barang/jasa KKP
PEM – Mencatat perintah bayar
Dokumen Input Referensi Wajib Pajak/Wajib Bayar
Output SPBy, Cetakan Pungutan Pajak, Cetakan Setoran Pajak
Validasi –

PENJELASAN SINGKAT

Menu ini digunakan untuk mencatat referensi wajib pajak yang nantinya akan digunakan ketika
melakukan pencatatan kuitansi UP/TUP, SPBy, dan pencatatan penerimaan barang/jasa UP/TUP
tunai. Perlu diingat bahwa menu referensi wahib pajak/wajib bayar di modul bendahara berbeda
dan tidak terhubung dengan menu pencatatan supplier di modul komitmen. Maka, jika sudah ada
pencatatan supplier beserta data NPWP di modul komitmen, operator modul bendahara tetap harus
melakukan pencatatan ulang di menu Referensi Wajib Pajak/Wajib Bayar modul bendahara jika
NPWP supplier tersebut akan digunakan untuk belanja menggunakan sumber dana UP/TUP/KKP.
Begitu juga dengan pencatatan NPWP bendahara pengeluaran, BPP, dan bendahara penerimaan
yang tetap harus dilakukan pada menu ini walaupun sudah terdaftar sebagai supplier pada modul
komitmen.

2
A. LOGIN

Berikut cara login ke Aplikasi SAKTI :

1. Buka aplikasi SAKTI web pada peramban anda dengan mengakses tautan
https://sakti.kemenkeu.go.id/ kemudian isi kolom nama pengguna (pastikan login menggunakan
operator modul bendahara), kata sandi, dan pastikan untuk memilih tahun anggaran login sesuai
dengan DIPA berjalan kemudian klik tombol “Masuk” seperti pada gambar berikut:

Gambar 1; Halaman login

2. Masuk ke modul Bendahara kemudian pilih menu Referensi → Referensi Wajib Pajak/Wajib Bayar
→ Klik tombol “Tambah” pada bagian bawah layar.

3
3. Perekaman tipe wajib pajak/wajib bayar yang harus dilakukan pertama kali adalah jenis wajib
pajak/wajib setor “Bendahara Pengeluaran”, “Bendahara Penerimaan”, dan “Bendahara
Pengeluaran Pembantu (BPP)” (jika ada). Untuk melakukan perekaman wajib pajak tipe
bendahara pengeluaran, silahkan lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
i. Pilih jenis Wajib Pajak/Wajib Setor Bendahara Pengeluaran
ii. Lengkapi kolom nama wajib pajak/wajib setor, NPWP, NIK, nomor rekening, bank, cabang,
nomor telepon, dan nomor HP dengan data resmi NPWP satker dan data rekening BPG.
iii. Isi kolom alamat dengan alamat kantor satker, kemudian lengkapi semua kolom pilihan
provinsi, kabupaten, kecamatan, dan kodepos. Pelru diingat untuk semua kolom di poin 3
harus diisi dengan data riil dan tidak boleh dikosongkan karena akan berdampak pada error
saat pencetakan SPBy dan kuitansi.
iv. Isikan email dan website satker (boleh dikosongkan atau diberi tanda ‘-‘ jika tidak ada).
v. Jika data sudah lengkap dan benar, klik tombol ”Simpan” di bagian bawah layar.

4. Data wajib pajak bendahara pengeluaran (satker) yang sudah berhasil tersimpan akan muncul
pada kolom Detail Wajib Pajak di bagian bawah layar.

5. Selanjutnya, satker dapat melakukan perekaman referensi wajib pajak untuk jenis Bendahara
Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran Pembantu (jika ada) dengan mengikuti langkah-langkah
yang sama seperti pada poin 3 diatas. Namun perlu diperhatikan pemilihan jenis wajib
pajak/wajib setornya harus disesuaikan (pilih opsi BPP atau Bendahara Penerimaan). Untuk
nomor pengisian nomor NPWP diperbolehkan sama mengingat sudah diberlakukannya
penerapan NPWP instansi/satker, namun data lainnya seperti rekening silahkan disesuaikan
dengan data riil BPP dan Bendahara Penerimaan satker masing-masing.

4
6. Selanjutnya satker dapat melakukan perekaman referensi wajib pajak/wajib bayar jenis
rekanan/supplier bendahara. Referensi jenis ini diisi dengan NPWP supplier penyedia barang/jasa
yang belanjanya dibayarkan melalui sumber dana GUP/TUP. Wajib pajak/wajib bayar jenis ini
akan digunakan pada menu pencatatan SPBy, kuitansi, penerimaan barang/jasa UP tunai/bank,
serta pencatatan pungutan & setoran pajak. Lakukan langkah-langkah sebagai berikut:
i. Masih di menu referensi → referensi wajib pajak/wajib bayar -> klik tombol “Tambah”
kemudian pilih jenis wajib pajak/wajib setor “Rekanan/supplier bendahara”
ii. Isi nama wajib pajak/wajib setor dan NPWP sesuai dengan data NPWP supplier yang resmi
iii. Lengkapi isian NIK, nomor rekening, Bank, cabang, nomor telepon, dan nomor HP rekanan.
Untuk kelengkapan data ini boleh dikosongkan pada kolom yang tidak diketahui
informasinya.
iv. Lengkapi kolom isian alamat, provinsi, kabupaten, kecamatan, dan kode pos sesuai dengan
data rekanan. Untuk kelengkapan isian kolom nomor 4 ini tidak boleh dikosongkan dan
harus diisi dengan lengkap
v. Isikan kolom email dan website jika ada, jika tidak ada silahkan kosongkan dan klik tombol
“Simpan”

Lakukan langkah yang sama seperti diatas jika satker akan menambahkan kembali data referensi
wajib pajak/wajib bayar supplier bendahara/rekanan.

7. Jenis referensi wajib pajak/wajib setor yang dapat direkam selanjutnya adalah “Rekanan transaksi
KKP.” Jenis referensi ini diisi dengan data supplier/rekanan yang khusus digunakan untuk belanja
menggunakan GUP/TUP KKP pada modul komitmen menu Mencatat Penerimaan Barang/Jasa
KKP. Langkah-langkah pencatatannya adalah sebagai berikut:
i. Masih di menu referensi wajib pajak/wajib bayar, klik tombol “Tambah” kemudian pilih jenis
“Rekanan transaksi KKP”
ii. Isi kelengkapan data pada kolom 2 sesuai dengan data riil rekanan transaksi KKP. Untuk
kolom NPWP wajib diisi dengan NPWP resmi yang terdaftar, sementara kolom lain boleh
dikosongkan sesuai dengan ketersediaan data.
iii. Isi data pada kolom alamat, provinsi, kabupaten, kecamatan dan kodepos sesuai dengan
data riil rekanan transaksi KKP (wajib diisi dengan lengkap). Sementara untuk kolom email
dan website tidak wajib untuk diisi. Jika sudah, klik tombol “Simpan.”

5
8. Jenis wajib pajak/wajib setor terakhir yang perlu direkam adalah “Wajib Bayar.” Wajib bayar
umumnya digunakan pada transaksi SPBy dengan akun perjalanan dinas/uang lembur/honor
lainnya ke pegawai perorangan yang memiliki potongan pajak. Lakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
i. Masih di menu referensi wajib pajak/wajib bayar, klik tombol “Tambah” kemudian pilih jenis
wajib pajak/wajib setor “Wajib Bayar”
ii. Isi kelengkapan data pada kolom 2 sesuai dengan data riil individu pegawai selaku wajib
bayar. Untuk kolom NPWP wajib diisi dengan NPWP resmi yang terdaftar, sementara kolom
lain boleh dikosongkan sesuai dengan ketersediaan data.
iii. Isi data pada kolom alamat, provinsi, kabupaten, kecamatan dan kodepos sesuai dengan
data riil wajib bayar (wajib diisi dengan lengkap). Sementara untuk kolom email dan website
tidak wajib untuk diisi. Jika sudah, klik tombol “Simpan.”

6
Catatan:

• Seluruh referensi wajib pajak/wajib bayar yang berhasil disimpan akan muncul pada kolom
“Detail Wajib Pajak” di bagian bawah layar seperti pada gambar berikut:

• Jika ada data referensi wajib pajak/wajib bayar yang sudah tidak aktif dapat dilakukan update
dengan cara klik pada data wajib pajak/wajib bayar yang sudah tersimpan di kolom detail wajib
pajak → klik tombol “Ubah” → kemudian klik centang pada kolom “Non Aktif” seperti pada
gambar berikut dan dilanjutkan dengan klik Simpan.

• Untuk wajib pajak/wajib bayar yang merupakan ranah transaksi BPP, pada saat perekaman
dapat memilih drop down pada kolom “BPP” dan pilih BPP yang akan di assign untuk wajib
pajak/wajib bayar tersebut seperti pada gambar berikut:

1. Pada kotak, klik tombol drop down dan pilih BPP yang akan dicatat data NPWP-nya.
2. Isikan kelengkapan data yang wajib (Nama dan NPWP) dan data komplementer seperti NIK,
nomor rekening, bank, cabang, nomor telepon, dan nomor HP.
3. Pilih jenis wajib pajak/setor “Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP)”
4. Isikan data alamat secara lengkap sampai dengan Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, dan
Kodepos (wajib diisi untuk menghindari error saat pencetakan laporan atau saat melakukan
setoran pajak). Untuk data Email dan Website bisa dikosongkan atau diisi dengan tanda “-“
jika memang tidak ada.

7
Perekaman Referensi Detail Rekening

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 2
I. INFORMASI UMUM....................................................................................................................... 3
II. ALUR PROSES ................................................................................................................................ 4

2
I. INFORMASI UMUM
A. DESKRIPSI TRANSAKSI
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara dalam mengelola Rekening Kementerian
Negara/Lembaga berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Uang Negara/Daerah, telah menetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor:
182/PMK.05/2017 tentang Pengelolaan Rekening Milik Satuan Kerja Lingkup Kementerian
Negara/Lembaga. Berdasarkan pada Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007
tersebut, jenis rekening yang dapat dibuka oleh Kementerian Negara/ Lembaga adalah:
1. Rekening Penerimaan, adalah rekening giro pemerintah pada Bank Umum yang dipergunakan
untuk menampung uang pendapatan Negara dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara pada Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja.
Hal-hal terkait Rekening Penerimaan adalah sebagai berikut:
a. Rekening Penerimaan dibuka dalam hal terdapat penerimaan fungsional pada Satuan Kerja
lingkup Kementerian Negara/Lembaga;
b. Dioperasikan sebagai Rekening bersaldo nihil yang seluruh penerimaannya dilimpahkan ke
Rekening Kas Umum Negara;
c. BLU dapat memiliki Rekening Penerimaan dalam hal BLU Bertahap yaitu kondisi dimana
Satuan Kerja belum sepenuhnya beroperasi sebagai BLU.
2. Rekening Pengeluaran, adalah rekening giro pemerintah pada Bank Umum yang dipergunakan
untuk menampung uang bagi keperluan belanja Negara dalam rangka pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara pada Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja, termasuk di
dalamnya Rekening Pengeluaran Pembantu.
3. Rekening Lainnya, adalah rekening giro atau deposito pada Bank Umum yang dipergunakan
untuk menampung uang yang tidak dapat ditampung pada Rekening Penerimaan dan Rekening
Pengeluaran berdasarkan tugas dan fungsi Kementerian Negara/Lembaga/Satuan Kerja.

Modul BEN
Role User OPR
Modul Lain yang Terkait KOM
Transaksi yang Tekait Migrasi Saldo Awal, Transaksi Non Tunai
Dokumen Input Data Rekening
Output Laporan Daftar Rincian Kas
Validasi -

B. INFORMASI PENTING LAINNYA


Perekaman Referensi Detil Rekening ini akan dibutuhkan pada transaksi pemindahan kas pada
Bendahara, catat uang masuk Bendahara, setoran pendapatan Negara seperti PNBP SBS dan PNBP
Dana Pihak Ketiga, setoran perpajakan, serta migrasi saldo awal Bendahara. Pelaporan saldo
rekening ke KPPN dilakukan paling lambat tanggal 10 (Sepuluh) bulan berikutnya. Dalam hal tanggal
10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, penyampaian laporan saldo rekening dilaksanakan pada hari kerja
sebelumnya atau pada umumnya dilakukan bersamaan dengan penyampaikan LPJ Bendahara
bulanan. Dasar Hukum terkait izin rekening pada satuan kerja adalah PMK Nomor 182/PMK.05/2017
tanggal 29 November 2017 tentang Pengelolaan Rekening Milik Satuan Kerja Lingkup Kementerian
Negara/Lembaga .

3
II. ALUR PROSES
A. DIAGRAM ALUR PROSES

B. PENJELASAN DIAGRAM ALUR PROSES


1. Merekam Referensi Detail Rekening
Berikut langkah-langkah untuk merekam referensi detail rekening pada aplikasi SAKTI:

a. Login menggunakan user operator Bendahara


Akses modul Bendahara → klik menu <<Referensi>> → <<Referensi Detail Rekening>>
b. Klik tombol <<Tambah>> untuk menambah detail rekening.
c. Pilih Jenis Rekening yang akan direkam (Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran,
Bendahara Pengeluaran Pembantu, atau Rekening Pemerintah Lainnya (RPL)).
d. Lengkapi isian detail rekening yang terdiri dari:
1) Nomor Rekening

4
2) Nama Rekening
3) Nama Cabang Bank
4) Nomor Izin Surat Pembukaan Rekening
5) Tanggal Izin Pembukaan Rekening
6) Jenis Pengguna rekening (pilih manual jika Jenis Rekening yang direkam adalah RPL)
7) Unit teknis BPP (Diisi jika Jenis Rekening yang direkam adalah rekening BPP)

Informasi detail rekening ini nantinya akan dibawa ke dalam AD LPJ Bendahara dan
selanjutnya akan direkonsiliasi dengan data rekening pada SPRINT ketika satker melakukan
rekonsiliasi data LPJ Bendahara.

Silahkan merekam informasi detail rekening dengan menyamakan data rekening pada
SPRINT agar nantinya muncul hasil validasi benar pada saat rekonsiliasi data rekening satker
– SPRINT.

e. Setelah berhasil rekam, klik <<Simpan>> dan rekening tersebut dapat digunakan pada
transaksi Bendahara yang berkategori cara bayar non tunai seperti kuitansi non tunai,
pungut setor pajak non tunai, catat uang masuk non tunai, dsb.)

2. Transaksi Non Tunai/ Pemindahan Kas


Semua transaksi dengan kategori non tunai dan memilih nomor rekening yang dilakukan pada
modul Bendahara, seperti mencatat pungutan pajak non tunai, mencatatat pembayaran dana
titipan non tunai, mencatat uang masuk bendahara penerimaan non tunai, mencatat uang
masuk bendahara pengeluaran non tunai, menerima kas hibah non tunai, merekam uang muka
dan alokasi BPP non tunai, membuat kuitansi non tunai, setoran pendapatan negara non tunai,
dan pemindahan kas baik debet maupun kredit non tunai, akan menjadi data pembentuk saldo
pada Laporan Daftar Rincian Kas.

3. Mencetak Laporan Daftar Rincian Kas


Untuk dapat mencetak laporan yang menginformasikan posisi saldo rekening secara periodik
(bulanan), dapat dilakukan dengan mencetak Laporan Daftar Rincian Kas.
Berikut adalah langkah-langkah untuk mencetak Laporan Daftar Rincian Kas tersebut:

a. Login menggunakan user operator Bendahara

5
Akses modul Bendahara → klik menu <<Cetak Laporan>> → <<LPJ Bendahara
Pengeluaran>>
b. Pilih Jenis Laporan → <<Laporan Daftar Rincian Kas>>
c. Pilih Periode Cetak
d. Klik tombol <<Cetak>>

Cetakan ini selanjutnya dipergunakan sebagai salah satu lampiran pendukung LPJ Bendahara
untuk kemudian disampaikan ke KPPN mitra kerja satker.

6
. KARTU KREDIT PEMERINTAH .
V.1.2

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 2
DESKRIPSI SINGKAT ............................................................................................................................. 3
I. Membuat Usulan UP KKP.............................................................................................................. 3
II. Merekam Referensi Rekanan Transaksi KKP …..……………………………………………………………………..13
III. Merekam Penerimaan Barang/Jasa KKP ……………………………………………………………………………....14

IV. Mencetak Perintah Bayar, DPT, dan Kuitansi KKP ………………………….…………………………………….16

V. Merekam SPM GUP KKP ……………………………………………………..………………………………………………..18

VI. Merekam Usulan TUP KKP ……………………………………………………….……………………………………….….20

VII. Merekam SPP/SPM PTUP KKP.…………………………………………………..…………………….………..……….…22

VIII. Mencatat SP2D GUP/PTUP KKP ..…………………………………………………………………………………………..24

2
DESKRIPSI SINGKAT
Petunjuk Teknis Pencatatan Transaksi KKP pada SAKTI
Petunjuk Teknis ini digunakan untuk mengelola Uang Persediaan (UP) yang menggunakan mekanisme
Kartu Kredit Pemerintah (KKP).

I. Membuat Usulan UP KKP

Sebelum melakukan perekaman Usulan UP KKP, untuk memulai tahapan login aplikasi SAKTI, silahkan
lakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Jalankan aplikasi SAKTI dengan mengakses directory C  SAKTI pada PC Anda. Klik dua kali
pada file runsakti.bat, atau
2. Klik dua kali pada file sakti.exe dan tunggu hingga aplikasi SAKTI terbuka.
Catatan: runsakti.bat dapat digunakan pada PC yang aplikasi SAKTI nya merupakan SAKTI
dengan versi terbaru/termutakhir. Sedangkan sakti.exe dapat digunakan apabila terdapat
update versi sakti. Setelah menjalankan sakti.exe, system akan melakukan proses unduh
update sakti secara otomatis.
Pada tampilan form login, lakukan langkah berikut:

1. Isikan kolom nama pengguna dan kata sandi sesuai dengan user masing-masing operator
yang memiliki kewenangan sebagai Bendahara pengeluaran
2. Klik tombol Masuk untuk melanjutkan masuk ke Aplikasi untuk perekaman usulan UP KKP.

3
Pada modul Bendahara, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah merekam usulan UP KKP.
Terdapat beberapa kondisi dalam perekaman usulan UP KKP yaitu sebagai berikut:

A. Metode Tambah Usulan UP (Asumsi belum ada usulan UP Tunai/awal Tahun Anggaran
berjalan)

1. Pada modul bendahara, pilih menu Membuat usulan  Menghitung usul UP. Pastikan satker
belum memiliki Usulan UP sama sekali (biasanya pada awal tahun anggaran baru)
2. Klik tombol Tambah.

1. Pilih nomor DIPA sesuai dengan nomor DIPA tahun berjalan dan sumber dana NON PNBP.
2. Pilih mata uang IDR
3. Pada kolom kebutuhan UP, isikan sesuai dengan nominal UP total (tunai+KKP) pada satker
masing-masing. Pada contoh gambar, diasumsikan jumlah kebutuhan UP satker adalah
50.000.000.
4. Isikan juga persentase UP KKP pada kolom dibawahnya. Sesuai dengan PMK Nomor
196/PMK.05/2018 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah,
jumlah persentase UP KKP adalah 40% dari total UP satker (silahkan merujuk ke
PMK No.196/PMK.05/2018 untuk satker yang mengajukan dispensasi atas besaran UP KKP).

4
Setelah Surat Persetujuan UP KKP disetujui KPPN, lakukan langkah berikut:

1. Buka menu usulan UP pada modul Bendahara, kemdian klik tombol Ubah Proporsi UP Tunai
dan KKP maka akan muncul form Dialog Proporsi UP Tunai dan KKP
2. Pada kolom nomor surat persetujuan KKP dan tanggal persetujuan KKP, silahkan diisikan
sesuai dengan yang tertera pada informasi dokumen KKP masing-masing satker.
3. Klik Simpan untuk menyimpan informasi nomor surat dan tanggal surat persetujuan.

Untuk memastikan sudah terdapat pagu UP KKP, lakukan langkah berikut:

1. Selanjutnya, cetak Karwas UP KKP untuk memastikan bahwa nominal usulan UP KKP telah
benar-benar tersedia. Pilih menu Cetak laporan  LPJ Bendahara Pengeluaran
2. Pilih jenis laporan Karwas UP KKP dan setting tanggal periode sesuai dengan tanggal
persetujuan KKP
3. Klik tombol Cetak

5
1. Pada cetakan karwas, pastikan plafond UP KKP pada kolom pojok kanan terisi sesuai
dengan usulan UP KKP yang direkam pada langkah sebelumnya sebelum melanjutkan
perekaman belanja menggunakan UP KKP

B. Metode setor UP tunai sebagian (Asumsi sudah ada usulan UP Tunai/pertengahan Tahun
Anggaran berjalan)

Misal satker A memiliki total UP tunai sebesar 50.000.000 pada posisi kas di rekening bendahara
pengeluaran. Satker A memiliki proporsi UP KKP sebesar 40% (Rp 20.000.000) dan UP tunai
sebesar 60% (Rp 30.000.000). Maka lakukan penyetoran UP tunai sebesar Rp 20.000.000 terlebih
dahulu sebelum melakukan usulan UP KKP dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pada modul bendahara, pilih menu setoran  setoran UP/TUP/PNBP Bendahara Pengeluaran

6
2. Klik tombol Tambah

1. Pada kolom setoran UP/TUP/PNBP/Surplus Kas BLU, Pilih jenis setoran UP/UPKP
2. Pilih NPWP Wajib Setor “Bendahara Pengeluaran”
3. Isi tanggal SSBP (untuk nomor dan tanggal SPN tidak perlu diisi jika memang tidak ada berkas
SPN)
4. Pilih jenis UP/TUP Rupiah, cara pembayaran non tunai (jika UP disetorkan secara tunai maka
silahkan dipilih tunai). Isikan keterangan sesuai dengan kebutuhan masing-masing satker dan
isikan jumlah setoran UP dalam nominal Rupiah
5. Pilih akun 815111 (untuk UP)

1. Pada kolom Pengesahan Setoran, lengkapi data tanggal setoran, NTPN, Kode Billing, dan nama
bank sesuai dengan data setoran PNBP. Lengkapi juga NTB untuk keperluan cetakan dan adk
konfirmasi penerimaan jika diperlukan
2. Klik tombol Simpan

1. Selanjutnya, pilih menu Membuat Usulan  Menghitung Usul UP. Akan tampil jumlah UP
Tunai sebesar Rp 50.000.000 yang telah direkam sebelumnya
2. Klik tombol Ubah Proporsi UP Tunai dan KKP, kemudian muncul dialog prporsi UP Tunai dan
KKP untuk menginput besaran porsi UP KKP sebesar 40%

7
3. Klik tombol Simpan

Untuk melakukan pengecekan pagu UP KKP yang ada lakukan langkah berikut:

1. Sebelum memulai belanja menggunakan UP KKP, pastikan terlebih dahulu bahwa besaran
UP KKP sudah masuk ke cetakan Karwas UP KKP. Pilih menu cetak laporan  LPJ Bendahara
Pengeluaran
2. Pilih jenis laporan Karwas UP KKP dan pilih tanggal Periode sesuai dengan tanggal
persetujuan UP KKP
3. Klik tombol Cetak

1. Akan muncul cetakan karwas UP KKP seperti pada gambar diatas. Pastikan pada kolom 6 dan
7 data yang terisi sudah sesuai dengan besaran total UP satker dan besaran UP KKP satker.

2. Jika data sudah sesuai, satker dapat melanjutkan perekaman belanja menggunakan UP KKP
melalui modul komitmen  RUH  Pencatatan Penerimaan barang/Jasa KKP dengan
melakukan mapping antara operator dan PPK terlebih dahulu

8
C. Metode GU sebagian (Asumsi sudah ada usulan UP Tunai/pertengahan Tahun Anggaran
berjalan)

Metode ini dapat digunakan dengan catatan satker diperbolehkan melakukan revolving GU apabila
telah melakukan belanja sebesar minimal 50% dari total UP yang dimiliki. Misal satker A memiliki total
UP tunai sebesar 50.000.000 dengan kondisi 25.000.000 sudah digunakan untuk belanja dan dicatat
sebagai kuitansi pada modul bendahara. Maka langkah selanjtunya adalah satker meneruskan
pembuatan DRPP dan melanjutkan perekaman SPM GUP dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

1. Masuk ke modul pembayaran kemudian pilih RUH Pembayaran  Catat/Ubah SPP


2. Pilih jenis SPP 312 – GUP
3. Klik tombol Tambah, akan muncul kolom data DRPP
4. Centang DRPP mana saja yang akan dibuat GUP (harus memenuhi 50% dari total nilai UP)
5. Klik Pilih

9
1. Pada Dasar Pembayaran, klik tombol Tambah dan pilih dasar pembayaran pembuatan SPP
GU
2. Isikan uraian SPP GU sama seperti uraian ketika akan melakukan GU normal, namun
tambahkan kalimat “dan Pengesahan sebagian atas pertanggungjawaban UP tahun
anggaran 2019” dibelakangnya
3. Isi informasi SPP sebagai berikut:
Cara bayar: SP2D
Sifat pembayaran: Penggantuan Uang Persediaan (GU)
Jenis pembayaran: Pengeluaran Transito
Jatuh tempo: Segera
4. Pada Informasi Supplier, pilih supplier tipe 1

1. Selanjutnya pada bagian bawah form RUH SPP, pilih tab Akun potongan/penerimaan dan
klik RUH akun

1. Akan munful form Struktur COA. Klik tombol Tambah


2. Pada kolom Akun, klik tombol 4xx 8xx dan pilih akun potongan 815111 (Penerimaan
Pengembalian Uang persediaan)
3. Isikan nilai potongan sebesar potongan porsi UP KKP. Pada simulasi ini, satker memiliki
besaran UP KKP sebesar Rp 20.000.000 sehingga nominal akun potongan diisi sebesar
20.000.000
4. Klik tombol Simpan

10
1. Sebelum menyimpan SPP, pastikan pada kolom Total Pembayaran nominal yang ditampilkan
sudah sesuai dengan besaran GU setelah potongan
2. Jika sudah sesuai, klik tombol Simpan dan lanjutkan pembuatan SPM sampai dengan menjadi
SP2D. Lakukan juga pencatatan kas atas SP2D GU pada menu pemindahan kas Bank di modul
bendahara.

1. Langkah selanjutnya sama seperti pada metode tambah usulan UP dan setor UP sebagian,
yaitu menginput besaran persentase UP KKP pada modul bendahara menu Usulan 
Menghitung usul UP. Pada kolom persentase KKP, isikan besaran persentase KKP satker (pada
simulasi ini sebesar 40%)
2. Kemudian lengkapi juga nomor surat besera tanggal persetujuan KKP. Pastikan nominal
besaran UP KKP dan UP tunai sudah sesuai dengan persentase KKP yang diinput
3. Jika sudah sesuai, klik Simpan

Catatan: Setelah menginput dan menyimpan usulan UP KKP disarankan untuk segera mengecek dari
sisi aplikasi OMSPAN-nya juga untuk menghindari kesalahan sebelum melanjutkan penginputan
belanja barang menggunakan UP KKP.

11
1. Sebelum memulai belanja menggunakan UP KKP, pastikan terlebih dahulu bahwa besaran
UP KKP sudah masuk ke cetakan Karwas UP KKP. Pilih menu cetak laporan  LPJ Bendahara
Pengeluaran
2. Pilih jenis laporan Karwas UP KKP dan pilih tanggal Periode sesuai dengan tanggal
persetujuan UP KKP

3. Klik tombol Cetak

1. Akan muncul cetakan karwas UP KKP seperti pada gambar diatas. Pastikan pada kolom 6
dan 7 data yang terisi sudah sesuai dengan besaran total UP satker dan besaran UP KKP
satker.
2. Jika data sudah sesuai, satker dapat melanjutkan perekaman belanja menggunakan UP KKP
melalui modul komitmen  RUH  Pencatatan Penerimaan barang/Jasa KKP dengan
melakukan mapping antara operator dan PPK terlebih dahulu.

12
II. Merekam Referensi Wajib Pajak/Wajib Bayar Rekanan Transaksi KKP
Sebelum melakukan pencatatan penerimaan barang/jasa KKP, pastikan sudah terdapat referensi
rekanann transaksi KKP pada modul Bendahara. Untuk melakukan perekaman refensi rekanan
transaksi KKP langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Masuk ke modul Bendahara  Referensi Wajib Pajak/Wajib Bayar, kemudian klik tombol
tambah
2. Pada isian Detail Wajib Pajak, pilih kategori Rekanan Transaksi KKP kemudian akan muncul
popup peringatan pengisian data mandatory. Klik OK.
3. Lengkapi data Wajib Pajak, khususnya pada isian mandatory yang berlabel *, kemudian klik
simpan. Selanjutnya referensi Rekanan Transaksi KKP dapat digunakan pada menu Pencatatan
Barang/Jasa KKP.

Hasil perekaman dari referensi rekanan transaksi KKP adalah daftar wajib pajak dengan Jenis Wajib
Pajak Rekanan Transaksi KKP sebagai berikut:

13
Untuk supplier yang didaftarkan sebagai supplier KKP dapat digunakan untuk transaksi lainnya selain
transaksi KKP, namun tidak berlaku sebaliknya. Untuk supplier biasa tidak dapat digunakan untuk
transaksi KKP dan tetap harus didaftarkan kembali sebagai supplier KKP (bisa dengan melakukan
"ubah" > pilih kategori supplier kkp dan mengisi data mandatory).

III. Merekam Penerimaan barang/jasa KKP


Setelah melakukan perekaman referensi rekanan transaksi KKP, pencetakan karwas UP dan plafond
atas UP KKP, selanjutnya user dapat melanjutkan untuk merekam penerimaan barang/jasa atas
belanja yang dilakukan dengan menggunakan KKP. Output dari perekaman ini adalah Hasil Cetakan
SPBy dan Kuitansi KKP. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Masuk ke modul komitmen, kemudian pilih menu RUH  Pencatatan Penerimaan


Barang/Jasa KKP.
2. Klik tombol Tambah.

14
1. Kolom nomor dokumen akan terisi secara otomatis oleh sistem.
Tanggal dokumen : diisi tanggal ketika transaksi pembelanjaan dilakukan
Uraian dokumen : Uraian transaksi belanja
Nama penerima : Nama penerima barang/jasa pada satker.
2. Pada Informasi Supplier, tombol Cari supplier digunakan untuk memilih supplier pencairan
Dana atas SPM GUP KKP dalam hal ini merupakan supplier type 1.
3. Sedangkan Tombol Cari Wajib Pajak/Wajib Bayar digunakan untuk memilih rekanan transaksi
KKP yang perekamannya dilakukan pada referensi Wajib Pajak/Wajib Bayar di modul
Bendahara.
Catatan: Pada perekaman penerimaan barang/jasa KKP, referensi WP yang muncul hanya
referensi Rekanan Transaksi KKP.
4. Isikan Program, Kegiatan, Output, beserta akun Belanja. Isikan juga sumber dana (RM), cara
penarikan (RM), dan register (Default Register).
5. Isikan nilai penerimaan Jasa KKP. Apabila merupakan transaksi yang menghasilkan barang,
maka isian nilai ini akan disable. Nilai akan terisi apabila telah merekam rincian barang.
6. Pada kolom kategori, apabila belanja yang dilakukan adalah belanja jasa maka klik pada opsi
kolom Jasa. Apabila belanja yang dilakukan merupakan belanja aset/persediaan, maka klik
pada opsi kolom Aset/Jasa Dikapitalisasi Aset (kemudian silahkan ikuti petunjuk nomor 7).
Untuk kolom jenis kas pilih UP untuk sumber dana UP KKP. Sedangkan untuk TUP KKP, pilih
jenis kas TUP.
Pastikan pagu yang muncul di kolom Pagu KKP masih mencukupi sebelum mengklik tombol
Simpan.
7. Apabila user melakukan belanja aset/persediaan, klik pada tombol Rincian barang untuk
terlebih dahulu merekam pendetilan aset/persediannya.

Perekaman detil rincian barang:

1. Akan muncul pop up box Rincian barang seperti pada gambar diatas. Klik tombol Rekam.
2. Klik tombol kaca pembesar pada kategori Kode Barang, kemudian isikan sesuai dengan
kode/nama barang yang akan dilakukan pembelanjaan
3. Isikan jumlah dan nominal barang
4. Klik tombol Simpan.

15
IV. Mencetak Perintah Bayar, Kuitansi, dan DPT KKP
Pencetakan perintah bayar, DPT, dan kuitansi atas belanja yang menggunakan KKP dapat dilakukan
setelah proses perekaman penerimaan barang/jasa telah dilakukan. DPT merupakan daftar hasil
verifikasi PPK yang memuat rincian belanja menggunakan KKP, lengkap sampai dengan kode kegiatan,
kode output, kode komponen, akun, uraian, dan nominal jumlah belanja yang harus dibayarkan
kepada bank penerbit Kartu Kredit Pemerintah. Langkah-langkah pencetakannya adalah sebagai
berikut:

1. Masih pada menu Pencatatan Penerimaan Barang/Jasa KKP di modul komitmen, klik nomor
dokumen yang akan dilakukan cetak
2. Klik pada menu dropdown di bagian bawah, kemudian pilih ingin mencetak DPT KKP, SPBy,
atau Kuitansi
3. Klik tombol Cetak. Akan muncul pop up yang berisi lembar cetakan DPT/Kuitansi/SPBy KKP

Catatan: Opsi cetak kuitansi hanya muncul pada operator yang memiliki role bendahara. Pada
operator komitmen/pembayaran, yang muncul hanya cetak DPT dan SPBy.

16
Contoh cetakan Kuitansi KKP

17
Contoh cetakan DPT KKP

Contoh cetakan SPBy KKP

18
V. Merekam SPM GUP KKP
Untuk melakukan revolving GUP KKP, silahkan lakukan langkah-langkah dibawah ini:

1. Masuk ke modul pembayaran  RUH Pembayaran  Catat/Ubah SPP


2. Pilih jenis SPP 317 – GUP KKP
3. Apabila ketika mengklik tombol dropdown tidak muncul jenis SPM 317, klik tombol refresh
hijau di sebelah kanan seperti pada gambar diatas
4. Klik tombol Tambah.

1. Akan muncul pop up box seperti pada gambar diatas. Pop up box akan menampilkan data-
data dokumen penerimaan barang/jasa menggunakan KKP yang sudah disimpan sebelumnya
seperti pada poin II dan III petunjuk teknis. Klik centang pada box pilih
2. Klik tombol Pilih.

19
1. Klik tombol Tambah pada kolom dasar pembayaran
2. Pilih dasar pembayaran sama dengan dasar pembayaran yang digunakan dalam pembuatan
SPM GUP tunai (non KKP)
3. Isikan uraian SPP sesuai dengan ketentuan yang berlaku
4. Kolom informasi SPP (cara bayar, sifat pembayaran, jenis pembayaran) akan terisi otomatis
oleh sistem ketika user memilih jenis SPP 317 – GUP KKP, yaitu cara bayar SP2D, sifat
pembayaran Penggantian Uang Persediaan (GU), dan jenis pembayaran Pengeluaran
Anggaran.

1. Untuk data pada kolom informasi supplier dan distribusi COA silahkan diabaikan saja dan
tidak perlu dilakukan ubah. Namun, pastikan total pembayaran yang tercantum dalam SPP
sudah sesuai dengan nominal total pembayaran pada dokumen penerimaan barang/jasa KKP
2. Klik tombol Simpan.

Setelah simpan, lanjutkan proses validasi SPP sampai dengan menjadi SPM dan SP2D dengan langkah-
langkah yang sama seperti pembuatan SPP tipe lainnya.

20
VI. Merekam usulan TUP KKP

TUP Kartu Kredit Pemerintah adalah uang muka kerja yang diberikan dalam bentuk batasan
belanja (limit) kredit kepada BP/BPP untuk kebutuhan yang sangat mendesak, tidak dapat ditunda,
dan/ atau tidak dapat dilakukan dengan Pembayaran LS dalam 1 (satu) bulan melebihi pagu UP Kartu
Kredit Pemerintah yang telah ditetapkan.

Perekaman usulan TUP KKP pada SAKTI bertujuan untuk menaikkan plafond / pagu KKP. Setelah
usulan dibuat, satker menyampaikan usulan TUP ke KPPN untuk disetujui. Setelah mendapatkan
persetujuan TUP KKP, Satker dapat merekam transaksi penerimaan barang/jasa yang dananya
bersumber dari TUP KKP. Untuk merekam usulan TUP, lakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Masuk ke modul bendahara kemudian pilih menu Membuat usulan  Membuat rincian
pembiayaan TUP
2. Klik tombol Tambah.

1. Pilih nomor DIPA tahun berjalan

21
2. Isikan tanggal TUP dan tanggal jatuh tempo jika satker menginginkan TUP di cari dalam jeda
hari tertentu. Jika tidak, silahkan diabaikan saja akrena sistem akan mengisi secara otomatis.
3. Pilih sumber dana KKP
4. Pada kolom surat persetujuan KKP dan tanggal persetujuan, isikan sesuai dengan data pada
masing-masing satker.

1. Pilih akun belanja sesuai dengan peruntukan TUP


2. Isikan nominal permintaan TUP untuk akun tersebut
3. Klik tombol Simpan.

1. Pastikan kolom jumlah TUP sudah terisi


2. Klik tombol Simpan.

22
VII. Merekam SPP/SPM PTUP KKP

Pertanggungjawaban Tambahan Uang Persediaan Kartu Kredit Pemerintah yang selanjutnya disebut
PTUP Kartu Kredit Pemerintah adalah pertanggungjawaban atas TUP Kartu Kredit Pemerintah. Untuk
merekam SPP/SPM PTUP, silahkan lakukan langkah-langkah berikut:

1. Untuk membuat SPP, akses modul pembayaran menu RUH Pembayaran  Catat/ubah SPP
2. Pilih jenis SPP 323 – Ganti TUP KKP
3. Klik tombol Tambah

1. Ketika mengklik tombol tambah, akan muncul pop up box seperti pada gambar diatas. Pop
up box akan menampilkan daftar transaksi TUP yang sudah direkam sebelumnya. Klik

23
centang pada kolom Pilih untuk memilih transaksi TUP mana saja yang akan dimasukkan
kedalam pengajuan SPM PTUP.
2. Klik tombol Pilih

1. Akan muncul form SPP seperti pada gambar diatas. Pada kolom dasar pembayaran, pilih
dasar pembayaran untuk membuat SPP (dasar pembayaran yang digunakan sama seperti
dasar pembayaran untuk UP/GUP/TUP tunai)
2. Isikan keterangan SPP sesuai dengan ketentuan yang berlaku
3. Pada kolom informasi SPP, isikan cara bayar (SP2D), sifat permbayaran (Tambahan Uang
Persediaan/TU), dan jenis pengeluaran (Pengeluaran Anggaran).
4. Data informasi supplier akan secara otomatis terisi supplier tipe 1, maka tidak perlu lagi
melakukan perekaman supplier.

1. Pada bagian bawah form SPP, terdapat distribusi COA untuk akun pengeluaran dan akun
potongan. Pastikan jumlah pengeluaran total sudah sesuai dengan jumlah seharusnya.
2. Klik tombol Simpan.

Setelah simpan, lanjutkan proses validasi SPP sampai dengan menjadi SPM dan SP2D dengan langkah-
langkah yang sama seperti pembuatan SPP tipe lainnya.

24
VIII. Mencatat SP2D GUP/PTUP KKP

1. Apabila SPM GUP KKP telah menjadi SP2D, lakukan pencatatan SP2D pada modul
pembayaran menu Catat/Upload  Mencatat/Upload SP2D
2. Klik tombol catat SP2D otomatis dan sistem akan secara otomatis mencatat SP2D atas SPM
GUP KKP.

1. Setelah melakukan pencatatan SP2D pada modul pembayaran, selanjutnya lakukan catat
SP2D pada pemindahan kas modul bendahara. Masuk ke modul bendahara kemudian menu
approval transaksi  pemindahan kas  kas bank bendahara pengeluaran
2. Klik tombol Tambah
3. Isikan tanggal sesuai dengan tanggal SP2D kemudian pilih jenis aktifitas Terima SP2D
4. Pilih kategori kas GUP/PTUP KKP

25
1. Klik tombol cari pada nomor SP2D, kemudian pilih SP2D atas SPM GUP/PTUP KKP
2. Setelah memilih SP2D, seharusnya data informasi SP2D seperti jenis SP2D, jumlah, nomor
uang muka, dan sumber dana akan terisi secara otomatis. Sementara untuk kolom rekening
kas silahkan dipilih rekening Bendahara Pengeluaran (BPG).
3. Isikan keterangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Klik tombol Simpan.

26
IMPLEMENTASI RSPP PADA MODUL
BENDAHARA

1
I. INFORMASI UMUM
A. DESKRIPSI TRANSAKSI

Modul BEN

Role User OPR

Modul Lain terkait KOM, PEM, GLP

Transaksi yang Tekait PEM – Mencatat Perintah Bayar, KOM – Mencatat Penerimaan
Barang/Jasa UP Tunai/Bank
Dokumen Input Kuitansi pembelian dari supplier dan data
belanja bendahara lainnya
Output SPBy, Kuitansi, DRPP, dan SSPB

Validasi - Data Pagu DIPA sudah tersedia;


- Data SPBy yang sudah dilakukan validasi oleh PPK satker;
- Data transaksi penerimaan belanja sesuai dengan akun/pagu yang
dimiliki satker
Petunjuk Teknis Terkait PEM – Petunjuk Teknis RUH SPP Pemulihan Pagu

B. INFORMASI PENTING LAINNYA


1. Perekaman RSPP dilakukan dengan melakukan Pendetilan COA;
2. Pendetilan 15 Segmen sampai dengan Sub Komponen sementara pendetilan 16 Segmen sampai
dengan Item;
3. Perekaman satu BAST UP untuk satu distribusi COA;
4. Perekaman lebih dari satu barang pada BAST UP dapat dilakukan dalam satu BAST UP;

2
II. Titik-titik Penerapan RSPP Pada Siklus Transaksi Modul Bendahara
A. Penerapan RSPP Pada Transaksi SPBy tanpa BAST UP

1. Login Aplikasi
Login dengan menggunakan user operator modul pembayaran.

2. RUH – Perekaman SPBy


a. Masuk pada Menu Pembayaran – RUH SPP dan Renkas – Mencatat Perintah Bayar;
b. Klik tombol ‘Tambah’ untuk melakukan perekaman data SPBy. Lengkapi form perintah bayar seperti
Tanggal Perintah Bayar, PPK, NPWP, Referensi Kuitansi Supplier (opsional) Jenis Perintah Bayar,
Sumber Dana, KPPN, Cara Penarikan, Nomor Register, Program, Kegiatan, Output, dan Uraian.
c. Pada kolom Detail Akun Belanja, klik tombol Tambah untuk mendetilkan COA.

3. Perekaman Detil COA terkait Implementasi RSPP


Pilih akun belanja pada kolom akun kemudian klik tombol Pendetailan. Pasca implementasi RSPP, kolom
Jumlah akan ter-disable sehingga user tidak dapat langsung diisikan nominal (harus dilakukan pendetilan
COA terlebih dahulu).

3
Klik tombol Tambah pada kolom Pendetailan COA, kemudian klik pada tombol icon kaca pembesar
pada kolom Kode COA.

Pilih detail COA sesuai dengan kondisi riil kemudian klik tombol OK jika sudah yakin benar.

4
a. Transaksi akan kembali ke menu Pendetilan COA. Pastikan kembali pada kolom Detail COA, data
yang terisi pada Kode COA, Kode Rincian Output, Kode Komponen, Kode Sub Komponen, dan
Item terisi dengan benar.
b. Lanjutkan dengan mengisi kolom Nilai sesuai dengan nominal belanja SPBy yang akan dilakukan.
Jika sudah, klik tombol Simpan.

Transaksi akan Kembali ke menu Input/Ubah Akun Belanja dengan kondisi kolom Jumlah sudah
terisi sesuai dengan nilai yang direkam pada pendetilan COA di langkah sebelumnya. Lanjutkan
dengan klik tombol Simpan.

Perekaman kode akun dan jumlah pada langkah sebelumnya akan tertampil di kolom Detail Akun
Belanja. User dapat mengklik tombol Lihat pada kolom Detail COA untuk melakukan cek
ulang/memastikan bahwa data pendetilan COA yang direkam telah benar. Lanjutkan perekaman
detail akun potongan (jika ada) kemudian klik tombol Simpan. Selanjutnya, SPBy dapat dilakukan
validasi persetujuan dengan login menggunakan user PPK.

5
B. Penerapan RSPP Pada Transaksi SPBy dengan BAST UP

1. RUH – Perekaman BAST UP

a. Masuk ke Menu Komitmen – RUH – Pencatatan Penerimaan barang/Jasa UP Tunai;


b. Klik tombol Tambah untuk memulai proses perekaman;

a. Lengkapi kolom Info Dokumen seperti Tanggal Dokumen, Uraian, Mata Uang, dan nama Penerima.
Kolom Nomor Dokumen akan terisi secara otomatis oleh sistem setelah melakukan Simpan.
b. Lengkapi kolom Informasi Supplier dengan mengklik tombol Cari Supplier (isikan dengan supplier tipe
1/satker) dan tombol Cari Wajib Pajak (isikan dengan supplier penyedia B/J yang diinginkan).
c. Pilih Program, Aktivitas, KRO, Akun, KPPN, Sumber Dana, Cara Penarikan, dan Nomor Register.

6
Kolom IntraCo, Cadangan, dan Kode COA akan terisi secara otomatis oleh sistem. Selanjutnya, lakukan
pendetilan dengan mengkil tombol “Pendetilan COA”

a. Klik tombol Tambah


b. Klik tombol icon kaca pembesar untuk merekam detil COA

Pilih detil COA yang diinginkan (pastikan detil COA sama dengan akun belanja persediaan/asset/jasa
lainnya yang akan direkam pada BAST UP), kemudian klik tombol OK.

7
a. Pastikan kolom Kode COA, kode RO, Kode Komponen, Kode Sub Komponen, Item, dan Sisa Pagu telah
terisi secara otomatis oleh sistem. Selanjutnya, lakukan perekaman pada kolom Nilai sesuai nilai
belanja yang akan dilakukan.
b. Jika sudah, klik Tombol Simpan dan Keluar untuk kembali ke form BAST UP.

a. Pastikan kolom Nilai sudah terisi sesuai dengan nilai yang diinput pada pendetilan COA.
b. Lanjutkan dengan memilih kategori belanja pada BAST UP. Setelah itu, pilih jenis kas (UP/TUP) dan klik
tombol Rincian Barang.

a. Pilih kategori barang sesuai dengan pemilihan akun dan pendetilan COA yang sudah dilakukan di langkah
sebelumnya kemudian klik tombol icon kaca pembesar untuk mencari jenis/kode barang.
b. Isikan kolom harga satuan dan harga total (nilai harga total harus sama dengan nilai pendetilan COA)
kemudian klik tombol Simpan dan tombol Keluar.

8
2. RUH – Perekaman SPBY dengan BAST UP

a. Masuk ke menu Pembayaran – RUH SPP dan Renkas – Mencatat Perintah Bayar, klik tombol Rekam
b. Isikan kolom Detail Perintah Bayar seperti Tanggal Perintah Bayar, Referensi Kuitansi Supplier (opsional),
Jenis Perintah Bayar (jika pada BAST UP memilih UP maka pada SPBy juga harus dipilih UP), Nama PPK
yang akan melakukan validasi SPBy, serta NPWP Supplier (harus sama dengan NPWP supplier penyedia
B/J yang dipilih pada saat merekam BAST UP).
c. Isikan uraian SPBy.
d. Pada opsi “Ada BAST?” lakukan centang/klik pada kotak disamping tulisan “Klik, jika ada BAST”. Sistem
akan secara otomatis mengisi kolom PKO.

a. Pada kolom Lampiran BAST, klik nomor BAST UP yang akan dilakukan perekaman pada SPBy.
b. Setelah user melakukan klik, detail akun dan nominal BAST UP akan tertampil pada kolom Detail Akun
Belanja. User dapan memastikan bahwa detail COA pada BAST UP tersebut sudah benar dengan
mengklik tombol Lihat pada kolom Detail COA. Pada perekaman SPBy dengan BAST UP, pendetailan COA
dilakukan pada saat merekam BAST UP sehingga hanya tersedia tombol Lihat pada form SPBy. Jika ada
kesalahan pada detail COA, maka user harus melakukan hapus/batal perekaman SPBy terlebih dahulu
kemudian melakukan perbaikan dengan mengkil tombol “Ubah” di menu BAST UP.
c. Jika sudah, lanjutkan dengan mengisi akun potongan (jika ada) dan klik Simpan. Langkah selanjutnya
adalah validasi/persetujuan SPBy oleh PPK.

9
C. Penerapan RSPP Pada Transaksi Kuitansi

a. Masuk ke Menu Bendahara – Transaksi – Membuat Kuitansi.


b. Klik tombol Tambah untuk merekam kuitansi.

a. Isikan Tanggal Kuitansi dan Tanggal Dibayar.


b. Klik tombol Cari kemudian pilih SPBy yang akan diteruskan menjadi kuitansi.

a. Isikan Nama Penerima dan Jumlah Penerima Uang. Isikan juga kolom Keterangan dan Cara Pembayaran.
b. Kolom Jumlah, PKO, Akun, Jenis Kuitansi, dan Sumber Dana sudah terisi secara otomatis oleh Sistem.
c. Selanjutnya, user dapat mengklik tombol Detail COA untuk melakukan cek kembali apakah pendetilan
COA transaksi tersebut sudah benar.

10
a. Berikut adalah tampilan Detail COA pada menu kuitansi. Perlu diingat bahwa perubahan atas detail COA
tidak bisa dilakukan pada menu kuitansi, sehingga user harus melakukan batal validasi SPBy – ubah SPBy
(untuk SPBy belanja jasa) atau batal validasi SPBy – hapus SPBy – ubah BAST UP (untuk SPBy belanja
asset/persediaan) jika ingin melakukan ubah pendetilan COA.
b. Selanjutnya, user dapat mengkil tombol Simpan dan melanjutkan perekaman transaksi DRPP.

D. Penerapan RSPP Pada Transaksi DRPP

a. Masuk ke Menu Bendahara – Membuat Usulan – Membuat DRPP


b. Lengkapi kolom PPK, Sumber Dana, KPPN, Cara Penarikan, dan Nomor Register
c. Pilih jenis kuitansi. Pada contoh ini, jenis yang dipilih adalah UP sesuai dengan perekaman Kuitansi UP
di tahap sebelumnya
d. Klik tombol Cari PKO

Pilih Program, Kegiatan, dan Output kemudian jika sudah selesai klik Pilih. Kolom Nomor DIPA, tanggal DIPA,
Fungsi, Sub Fungsi, dan PKO pada form DRPP akan terisi secara otomatis sesuai dengan data yang dipilih
pada langkah Cari PKO ini.

11
a. Klik centang/pilih semua pada kolom DRPP Detail (Akun)
b. Klik centang/pilih semua pada kolom Kuitansi yang Dipertanggungjawabkan
c. Kotak Jumlah pada kolom DRPP Detail (Akun) akan terisi dengan jumlah kuitansi yang dipilih. Satker
dapat melihat detail COA dengan mengkil tombol icon kaca pembesar “Lihat” di kolom Detail COA.

Berikut adalah tampilan kolom Detail COA pada DRPP. Sama seperti pada transaksi kuitansi, perubahan atas
detail COA tidak bisa dilakukan pada menu DRPP, sehingga jika ada perubahan terkait pendetilan COA user
harus melakukan pembatalan secara mundur yaitu hapus DRPP – hapus kuitansi – batal validasi SPBy – ubah
SPBy (untuk SPBy belanja jasa) atau hapus DRPP – hapus kuitansi – batal validasi SPBy – hapus SPBy – ubah
BAST UP (untuk SPBy belanja aset/persediaan).

E. Penerapan RSPP Pada Transaksi Setoran Pengembalian Belanja

Masuk ke Menu Bendahara – Setoran – Pengembalian Belanja kemudian klik tombol Tambah.

12
a. Lengkapi kolom KPPN, Lokasi, Kementerian, Unit Organisasi, Nomor SP2D (jika pengembalian belanja
bukan berasal dari SP2D LS Bendahara maka lewati saja langkah ini), Sumber Dana, Program Kegiatan
Output, Lokasi, Fungsi, dan Sub Fungsi.
b. Lengkapi kolom Nomor SSPB, Tanggal SSPB, NPWP Bendahara, Nama Bendahara, Alamat, dan
Keterangan. Untuk kolom jumlah akan terisi 0 karena baru akan terbentuk setelah user melakukan
pendetilan COA.
c. Pilih Cara Penyetoran Tunai/Non Tunai.
d. Pilih akun yang akan dilakukan pengembalian belanja, kemudian klik tombol Detail COA.

Klik tombol Tambah kemudian klik tombol icon kaca pembesar untuk memilih kode detail COA

Pilih detail COA sesuai dengan Program, Kegiatan, Output, dan Akun yang sudah dipilih sebelumnya pada
form SSPB

13
Tampilan pada aplikasi akan kembali ke form Pendetailan COA. Pastikan Kode COA sudah sesuai dengan
Kode COA Pengembalian yang dipilih, kemudian Isikan Nilai/nominal transaksi pendetilan pada kolom Nilai.
Jika sudah, klik Simpan.

a. Kolom jumlah pada form SSPB akan terisi secara otomatis sesuai dengan nilai yang diinput pada saat
pendetilan COA di langkah sebelumnya.
b. Lanjutkan dengan perekaman detil Pengesahan Pengembalian Belanja seperti tanggal setoran diterima
bank, NTPN, NTB, Nama Bank, dan Kode Billing. Jika sudah lengkap, klik Simpan.
c. Selanjutnya user dapat melanjutkan transaksi perekaman SPP Pemulihan Pagu di Modul Pembayaran.

14
1
Perekaman Rincian Pembiayaan
Tambahan Uang Persediaan (TUP)
dan SPM TUP

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
1
DAFTAR ISI 2
I. INFORMASI UMUM 3
II. ALUR PROSES 3

3
I. INFORMASI UMUM
A. DESKRIPSI TRANSAKSI
- Tambahan Uang Persediaan (TUP) dapat diberikan kepada satker dalam hal sisa UP pada
Bendahara Pengeluaran tidak cukup tersedia untuk membiayai kegiatan yang sifatnya
mendesak/tidak dapat ditunda.
- TUP digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal SP2D
diterbitkan.
- Dana TUP dikelola oleh bendahara dan dapat dibantu oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu
(BPP)

II. ALUR PROSES


A. POIN KUNCI PEREKAMAN RINCIAN PEMBIAYAAN TUP DAN SPM TUP
1. Membuat Usulan Rincian Pembiayaan TUP
2. Merekam dan Mencetak SPP TUP
3. Menyetujui SPP TUP
4. Mencetak SPM TUP
5. Menyetujui SPM TUP

B. PENJELASAN DETAIL ALUR PROSES


1. Merekam Usulan Rincian Pembiayaan TUP
Usulan Rincian Pembiayaan TUP dilakukan untuk merekam alokasi akun dan jumlah nominal
yang akan dimintakan oleh satker kepada BUN.
Berikut langkah-langkah untuk merekam Usulan Rincian Pembiayaan TUP pada aplikasi SAKTI:

4
1. Login menggunakan user operator Bendahara klik menu Membuat Usulan
2. Masuk sub menu Membuat Rincian Pembiayaan TUP
3. Klik tambah untuk mengaktifkan menu isian header
4. Isikan mata uang, tanggal TUP, tanggal jatuh tempo dan Sumber dana.
5. Klik Tambah untuk mengisi detail COA
6. Masukan Akun-akun yang akan dimintakan TUP, Program, Kegiatan, Output dan Jumlah
yang dimintakan lalu klik simpan

Berikut contoh perekaman Usulan Rincian Pembiayaan TUP jika telah selesai disimpan.

Untuk Mencetak dapat dilakukan dengan melakukan klik unduh. Hasil sebagai berikut

5
2. Merekam dan Mencetak SPP TUP
SPP TUP dapat direkam menggunakan operator dengan role kewenangan Operator Pembayaran. Role
Operator Pembayaran dapat digabung dengan Role Bendahara, maupun dilakukan oleh orang yang
berbeda. Pastikan pada Operator Pembayaran telah dilakukan assign PPK sesuai pagu DIPA yang
dikelola. Perekaman SPP UP adalah sebagai berikut:

1. Login menggunakan user operator Pembayaran.


Akses modul Pembayaran → klik menu <<RUH Pembayaran>> → <<Catat/Ubah SPP>>.
2. Pilih Jenis SPP sebagai berikut.
<<300 – UP dan TUP>>
<<320 – TUP dan PTUP>>
<<321 - TUP>>
3. Kemudian klik <<Tambah>>.

6
4. Pada form “Ambil Data TUP” pilih no TUP yang telah direkam oleh Bendahara.
5. Pastikan nilai TUP benar, kemudian klik <<Pilih>>.

6. Klik <<Tambah>> kemudian pilih dasar pembayaran yang berlaku.


7. Pastikan uraian pembayaran telah terisi dengan benar.
8. Klik <<Cari Supplier>> untuk memilih supplier tipe 1 yang akan digunakan.
9. Klik <<Simpan>> untuk menyimpan SPP.

10. Setelah proses simpan selesai, form akan kembali ke “Catat/Ubah SPP”.

7
11. Proses selanjutnya adalah melakukan cetak SPP.
Akses modul Pembayaran → klik menu <<Cetak>> → <<Mencetak SPP>>.
12. Pilih SPP yang telah direkam sebelumnya.
13. Pilih PPK yang akan menandatangani. Jika Operator Pembayaran di assign ke lebih dari 1
PPK, maka pemilihan NIP juga digunakan untuk mengarahkan SPP ini akan disetujui oleh
PPK mana.
14. Klik <<Unduh>> untuk mengunduh pdf. Pada SAKTI desktop sebelumnya fungsi ini sama
dengan cetak.
3. Menyetujui SPP
Persetujuan SPP dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Prosesnya adalah sebagai
berikut:

1. Login menggunakan user Validator Pembayaran. User dengan kewenangan ini digunakan
oleh PPK. Akses modul Pembayaran → klik menu <<RUH Pembayaran>> → <<Validasi>>
🡪 <<Validasi>>.
2. Pilih SPP yang akan di validasi. Hanya SPP dengan status “Cetak SPP” yang dapat dilakukan
validasi.
3. Klik <<Unduh Pra Cetak>> jika ingin memastikan sebelum melakukan validasi.
4. Klik <<Setuju>> untuk melakukan validasi SPP. Status SPP kini telah berubah menjadi
“Setuju SPP”.

8
1. Masuk ke Modul Pembayaran →ADK→ADK SPP OTP
2. Pilih SPP yang ingin dibuat ADK SPP dengan melakukan ceklis pada kolom pilih. Dapat memilih
lebih dari 1 SPP sekaligus apabila diperlukan.
3. Klik tombol “Proses”
4. Klik tombol ‘Req OTP via SMS’ untuk meminta kode OTP.
5. Setelah menerima kode OTP, silakan input pada kolom ‘Input OTP’.
6. Klik tombol “Proses”

4. Mencetak SPM TUP


Pencetakan SPM TUP dilakukan oleh Operator Pembayaran setelah SPP di lakukan proses
kirim ADK SPP oleh PPK. Pencetakan SPM TUP adalah sebagai berikut.

1. Login menggunakan user Operator Pembayaran. Akses modul Pembayaran → klik menu
<<Cetak>> → <<Mencetak SPM>>.
2. Pilih SPM yang akan dicetak.
3. Pilih NIP PPSPM yang dituju.
4. Klik <<Unduh>> untuk mengunduh file pdf.

5. Upload Dokumen Pendukung


Login menggunakan user operator pembayaran

9
1. Masuk ke Modul Pembayaran →Catat/Upload →Upload Dokumen Pendukung
2. Pilih SPM yang ingin diupload dokumen pendukungnya
3. Pilih jenis dokumen pendukung
4. Klik tombol “Choose” untuk memilih file yang akan diupload
5. Klik tombol “Upload”
6. File yang akan diupload akan muncul
7. Klik tombol “View” apabila ingin melihat file yang telah diupload
8. Klik tombol “Hapus” apabila ingin menghapus file yang telah diupload sebelumnya

6. Menyetujui SPM
Persetujuan SPM dilakukan oleh Pejabat Penandatangan SPM (PPSPM). Prosesnya adalah
sebagai berikut:

1. Login menggunakan user Approver Pembayaran. User dengan kewenangan ini digunakan
oleh PPSPM. Akses modul Pembayaran → klik menu → Validasi→Validasi SPM.
2. Pilih SPM yang akan disetujui. Hanya SPM dengan status “Cetak SPM” yang dapat
dilakukan validasi.
3. Klik <<Unduh Pra Cetak>> jika ingin memastikan sebelum melakukan persetujuan.
4. Klik <<Setuju>> untuk melakukan validasi SPM. Status SPM kini telah berubah menjadi
“Setuju SPM”.

7. Create ADK SPM


Login menggunakan user PPSPM

10
1. Masuk ke Modul Pembayaran →ADK→ADK SPM OTP
2. Pilih SPM yang ingin dibuat ADK SPM. Dapat memilih lebih dari 1 sekaligus apabila diperlukan.
3. Klik tombol “Proses ADK SPM”
4. Klik tombol “Req OTP via SMS” untuk untuk meminta kode OTP.
5. Setelah menerima kode OTP, silakan input pada kolom ‘Input OTP’.
6. Klik tombol “Proses”

8. Proses KPPN
Proses di KPPN Mengacu pada Standar Operasional Prosedur Pemrosesan SPM menjadi SP2D pada
KPPN.
9. Catat SP2D
Login menggunakan user operator pembayaran

1. Masuk ke Modul Pembayaran →Catat/Upload →Catat/Upload SP2D


2. Pilih SPM yang ingin dicatat No. SP2D
3. Klik tombol “Catat SP2D Otomatis”.

11
Siklus Perekaman UP dan GUP

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 2
I. INFORMASI UMUM....................................................................................................................... 3
II. ALUR PROSES ................................................................................................................................ 4

2
I. INFORMASI UMUM
A. DESKRIPSI TRANSAKSI
Uang Persediaan (UP) adalah uang muka kerja dalam jumlah tertentu yang diberikan kepada
Bendahara Pengeluaran untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari Satuan Kerja atau
membiayai pengeluaran yang menurut sifat dan tujuannya tidak mungkin dilakukan melalui
mekanisme pembayaran langsung (PMK Nomor 190/PMK.05/2012). Bendahara Pengeluaran
melakukan penggantian (revolving) UP tunai yang telah digunakan sepanjang dana yang dapat
dibayarkan dengan UP tunai masih tersedia dalam DIPA. Penggantian UP tunai tersebut
dilakukan apabila telah dipergunakan paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari besaran UP
tunai.

Modul BEN
Role User OPR, APR
Modul Lain yang Terkait PEM
Transaksi yang Tekait ADM – Mapping Opr. Anggaran – PPK
ADM – Mapping Opr dan PPK
BEN – Merekam Referensi Wajib Pajak/Wajib Bayar
PEM – Merekam Perintah Bayar
PEM – Validasi Perintah Bayar
BEN – Membuat Kuitansi
PEM – Membuat SPP, SPM GUP
BEN – Juknis Siklus Perekaman UP dan SPM UP
Dokumen Input Bukti Pembelian
Output Cetakan Memo Perintah Bayar, Surat Perintah Bayar, Cetakan Kuitansi,
DRPP, SPP, dan SPM.
Validasi - Setuju/Tolak/Batal Persetujuan Perintah Bayar/SPP/SPM oleh PPK
dan PPSPM
Petunjuk Teknis Terkait - BEN-004 Juknis Penerimaan Barang/Jasa UP Tunai/Bank
- BEN-006 Juknis Perekaman referensi Detail Rekening
- BEN-007 Juknis Perintah Bayar Belanja Non Aset Persediaan
- BEN-012 Juknis Perekaman Referensi Wajib Pajak & Wajib Bayar

B. INFORMASI PENTING LAINNYA


Terdapat mekanisme teguran dalam pengelolaan Uang Persediaan, yaitu sebagai berikut:
1. Dalam 1 (satu) bulan sejak SP2D-UP diterbitkan, apabila satker tidak mengajukan
penggantian UP maka Kepala KPPN menyampaikan surat pemberitahuan kepada KPA (sesuai
format dalam PMK-190/PMK.05/2012).

3
2. Apabila dalam 1 (satu) bulan sejak disampaikan surat pemberitahuan belum dilakukan
pengajuan penggantian UP (revolving UP), maka Kepala KPPN akan memotong UP sebesar
25%.

Oleh karena itu diharapkan satker dapat melakukan revolving/penggantian Uang Persediaan
melalui mekanisme GUP secara efisien dan tepat waktu.

II. ALUR PROSES


A. DIAGRAM ALUR PROSES

B. PENJELASAN DIAGRAM ALUR PROSES


Secara ringkas, alur dalam proses transaksi GUP adalah sebagai berikut:
- Mencatat penerimaan SP2D UP pada Kas Bank Bendahara Pengeluaran
- Melakukan pengambilan uang tunai dari Kas Bank Bendahara Pengeluaran
- Input penerimaan barang/jasa UP tunai/bank oleh operator Komitmen
- Mencatat Perintah Bayar oleh operator Pembayaran
- Melakukan Validasi Perintah Bayar oleh PPK
- Membuat Kuitansi oleh Bendahara Pengeluaran
- Merekam Pungutan Pajak oleh Bendahara Pengeluaran
- Merekam Setoran Pajak oleh Bendahara Pengeluaran
- Membuat DRPP oleh Bendahara Pengeluaran
- Merekam dan mencetak SPP oleh operator Pembayaran
- Validasi SPP oleh PPK
- Mencetak SPM GUP oleh operator Pembayaran
- Upload Dokumen Pendukukung oleh operator Pembayaran
- Validasi SPM dan pengiriman ADK SPM oleh PPSPM

a. Pemindahan Kas Bank Terima SP2D UP


Sebelum melakukan pencatatan transaksi, terlebih dahulu kita lakukan pencatatan penerimaan
SP2D pada menu Pemindahan Kas di Modul Bendahara. Langkah ini dilakukan untuk
mencatatkan penerimaan dana UP pada Rekening Bendahara Pengeluaran.

4
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Login aplikasi SAKTI dengan user Bendahra Pengeluaran


Akses menu Bendahara > Pemindahan Kas > Kas Bank Bendahara Pengeluaran
2. Klik tombol <Rekam>

3. Tanggal dokumen akan otomatis terisi mengikuti tanggal SP2D.


Jenis Aktivitas : Terima SP2D
Kategori Kas : UP/GUP/GUP Nihil
4. Klik menu <Cari>, maka akan muncul pop up box pencarian SP2D. Akan muncul daftar SP2D
UP/GUP/GUP Nihil yang belum dicatat oleh satker. Pilih Nomor SP2D atas jenis SPP UP (Jenis
Kode SPP 311) dan klik <OK>

5
Setelah mengklik tombol <OK>, maka isian tanggal, nomor SP2D, Jenis SP2D, Jumlah,
Sumber Dana, dan Rekening Bank akan terisi otomatis. Isikan Uraian Transaksi.

5. Klik <Simpan> untuk menyimpan dan akan muncul keterangan Data berhasil disimpan. Klik
<OK>.
6. Transaksi yang disimpan akan muncul pada grid daftar transaksi.

Lakukan pengecekan pada saldo detail dengan mengklik menu <Saldo Detail>, pastikan saldo
kas bank telah bertambah.

6
b. Pemindahan Kas Bank - Penarikan Uang dari Bank
Proses ini dilakukan untuk melakukan pengambilan uang tunai dari bank yang selanjutnya akan
digunakan untuk keperluan belanja tunai. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Dengan user Bendahara Pengeluaran, akses menu Bendahara > Pemindahan Kas > Kas
Tunai Bendahara Pengeluaran
2. Klik menu <Tambah>, maka menu-menu akan aktif.
3. Isikan tanggal transaksi sesuai tanggal yang tertera pada Cek/ Dokumen sumber lain.
Isikan informasi-informasi yang dibutuhkan:
Jenis Aktivitas : Penarikan Uang dari Bank
Kategori Kas : UP/GUP/GUP Nihil
Jumlah : Isikan jumlah penarikan uang riil
No. Uang Muka : Non aktif apabila tifak terdapat transaksi Uang Muka
sebelumnya
Sumber Dana : RM (Rupiah Murni) otomatis, apabila sumber dana hanya RM.
Rekening Bank : Otomatis apabila hanya terdapat 1 referensi detail rekening
BPG. Apabila terdapat lebih dari 1 referensi detail rekening BPG,
maka memilih rekening sesuai kebutuhan
Uraian : Isikan uraian transaksi pengambilan uang tersebut.
4. Klik <Simpan>, data akan tersimpan.
Kemudian cek informasi sisa saldo kas tunai detail pada menu <Saldo Detail>

7
c. Input Pencatatan Penerimaan Barang/Jasa UP Tunai/Bank
Langkah ini dilakukan untuk mencatat transaksi belanja yang menghasilkan asset/persediaan
dengan mekanisme GUP. Apabila belanja tidak menggunakan akun yang menghasil
asset/persediaan (5218xx/53xxxx) atau tidak menghasilkan aset/persediaan, maka langkah ini
dapat dilewati.
Berikut langkah-langkah untuk merekam BAST UP pada aplikasi SAKTI:

1. Silahkan login dengan menggunakan user Komitmen operator


Akses menu Komitmen > RUH > RUH Penerimaan Barang/Jasa UP Tunai/Bank
2. Klik <Tambah>, maka akan muncul form info dokumen seperti tampilan di bawah ini. Jika
muncul notifikasi belum ada mapping antara operator dengan PPK, maka silahkan lakukan
mapping terlebih dahulu dari user Admin, kemudian ke menu Administrasi > Umum >
Jabatan > Mapping opr. Pelaksanaan - PPK

8
3. Kolom nomor dokumen akan terisi secara otomatis oleh sistem. Isikan
Tanggal Dokumen : Tanggal dokumen sumber pembelian
Uraian dokumen : Isikan uraian transaksi belanja persediaan/asset tersebut
Mata Uang : Terisi otomatis apabila satker hanya mengelola dana UP RM
Nama Penerima : Nama penerima pembayaran atas transaksi belanja
asset/persediaan tersebut
4. Lengkapi kolom Informasi Supplier dengan mengklik tombol <Cari Supplier> (isikan dengan
supplier tipe 1/satker). Apabila hanya terdapat 1 supplier tipe1/Satker pada menu RUH
Supplier di Modul Komitmen, maka tombol pilih tidak aktif dan terisi otomatis.
5. Pada kolom informasi supplier klik tombol <Cari Wajib Pajak/Wajib setor>, dan akan muncul
pop up box yang berisi daftar wajib pajak/wajib setor yang telah direkam oleh user
sebelumnya pada referensi wajib pajak/wajib bayar.

Klik NPWP Data wajib Pajak yang sesuai dan klik tombol <<Pilih>>
6. Selanjutnya pilih Program, Aktivitas, KRO, Akun, KPPN, Sumber Dana, Cara Penarikan, dan
Nomor Register. Kolom COA akan terisi otomatis ketika kita sudah memilih pada akun
sebelumnya.

9
7. Kolom IntraCo, Cadangan, dan Kode COA akan terisi secara otomatis oleh sistem.
Selanjutnya, lakukan pemilihan detail COA dengan mengklik tombol <Pendetilan COA>.

8. Klik tombol <Tambah>


9. Klik tombol ikon kaca pembesar untuk merekam detil COA dan pilih detil COA yang
diinginkan (pastikan detil COA sama dengan akun belanja persediaan/asset/jasa lainnya
yang akan direkam pada BAST UP), kemudian klik tombol OK.

10. Isikan nilai belanja totalnya.


11. Klik tombol <Simpan>

10
12. Klik tombol <Keluar>

13. Pilih jenis Kas UP atau TUP sesuai dengan sumber dana yang akan digunakan untuk belanja,
kemudian klik tombol Rincian Barang. Akan muncul pop up box Rincian Barang seperti
gambar di bawah ini.

a) Klik tombol <Rekam> untuk mengaktifkan menu-menu pada pop up box rincian barang.
b) Pilih kategori barang, misal: Persediaan, karena akun yang digunakan merupakan akun
belanja barang persediaan (521811)
c) Klik tombol ikon kaca pembesar untuk memilih kode barang yang akan dicatat.
Ketikkan filter berupa nama barang/kode barang untuk mempercepat dan
mempermudah proses perekaman. Klik Cari dan kemudian pilih barangnya.

11
d) Lanjut pengisian Jumlah dan Harga satuan barang yang sudah dipilih pada langkah
sebelumnya. Nominal pada kolom harga total akan terisi secara otomatis oleh sistem
ketika sudah dilakukan pengisian jumlah dan harga satuan barang.
e) Klik tombol <Simpan> untuk menyimpan data brincian barang. Setelah klik <Simpan>, pop
up box akan tertutup dan akan kembali ke form Pencatatan Penerimaan Barang/Jasa UP
Tunai/Bank.
14. Klik tombol <Simpan>, maka akan muncul notifikasi data perekaman penerimaan
barang/jasa UP tunai/bank (BAST UP) telah berhasil disimpan dan dapat dilanjutkan ke
langkah selanjutnya, yaitu mencatat Perintah Bayar.

Data BAST UP yang telah tersimpan akan muncul pada grid Daftar Dokumen.

d. Mencatat Perintah Bayar


Setelah pencatatan penerimaan barang/jasa UP tunai/bank berhasil tersimpan, langkah
selanjutnya yang harus dilakukan adalah mencatat perintah bayar. Apabila belanja tidak
menghasilkan asset/persediaan, maka langkah pencatatan penerimaan barang/jasa UP
tunai/bank dapat dilewati dan langsung melakukan perekaman Perintah Bayar.
Berikut langkah-langkah untuk mencatat Perintah Bayar pada aplikasi SAKTI.

12
1. Login menggunakan user operator Pembayaran.
Akses modul Pembayaran > RUH Pembayaran > Mencatat Perintah Bayar
2. Klik tombol <Tambah> untuk mengaktifkan menu-menu pada form mencatat Perintah
Bayar.

3. Isikan data detail Perintah Bayar, meliputi:


Tanggal Perintah Bayar : Pilih tanggal perintah bayar sesuai dengan tanggal
transaksi riil.
Referensi Kuitansi Supplier : Isikan nomor referensi kuitansi/dokumen sumber, jika
tidak ada dapat diisi tanda ‘-‘.
Jenis Perintah Bayar : Pilih jenis perintah bayar sesuai dengan sumber dana
yang digunakan (UP/TUP/Hibah).
Apabila jenis perintah bayar yang dipilih adalah Hibah, maka dapat dilanjutkan dengan
memilih Tahun Anggaran Hibah (TAB/TAYL)

Pilih PPK sesuai dengan PPK yang sudah di mapping dengan operator PPK.

Klik tombol ikon kaca pembesar pada pilihan NPWP, maka akan muncul pop up box berisi
data wajib pajak yang telah direkam sebelumnya pada referensi wajib pajak/wajib bayar.

13
Pilih NPWP yang sama dengan NPWP supplier yang digunakan pada saat mencatat
penerimaan barang/jasa UP tunai/bank. Karena jika NPWP yang dipilih berbeda, data
penerimaan barang/jasa UP tunai/bank tidak akan muncul pada form SPBy.
Apabila belanja tersebut tidak menghasilkan asset/persediaan, maka NPWP dapat dipilih
bebas sesuai dokumen sumber dan tidak terikat dengan data BAST UP.
4. Pada Kolom <Ada BAST?> klik pada kotak kecil yang bertuliskan “Klik, jika ada BAST”.
Kolom sumber dana, program, kegiatan, dan output serta akun belanja akan terisi secara
otomatis sesuai dengan data penerimaan barang/jasa yang terbaca oleh sistem.

Apabila tidak terdapat data BAST, maka lakukan pemilihan program, kegiatan, dan output
yang sesuai secara manual. Pada perekaman SPBy dengan BAST UP, pendetailan COA
dilakukan pada saat merekam BAST UP sehingga hanya tersedia tombol Lihat pada form
SPBy. Jika ada kesalahan pada detail COA, maka user harus melakukan hapus/batal
perekaman SPBy terlebih dahulu kemudian melakukan perbaikan dengan mengklik tombol
<Ubah> di menu BAST UP.
5. Pada kolom Uraian, isikan uraian transaksi belanjanya.
6. Untuk transaksi yang tidak didahului dengan perekaman penerimaan barang/jasa UP
tunai/bank (BAST UP), pada kolom Detail Akun Belanja silahkan klik <Tambah> untuk
menambah akun belanja.

7. Pilih akun belanja yang sesuai


8. klik tombol <Pendetailan>

14
9. Klik <Tambah>
10. Klik tombol ikon kaca pembesar pada kolom Kode COA untuk menampilkan detail COA.

11. Pilih detail COA yang sesuai dengan belanjanya.


12. Klik tombol <OK>

13. Isikan nilai tagihan sesuai dengan nominal belanja yang dilakukan.
14. Klik tombol <Simpan>

15
15. Transaksi akan kembali ke menu Input/Ubah Akun Belanja dengan kondisi kolom Jumlah
sudah terisi sesuai dengan nilai yang direkam pada pendetilan COA di langkah sebelumnya
16. Klik tombol <Simpan> untuk menyimpan detail akun belanja.

17. Perekaman kode akun dan jumlah pada langkah sebelumnya akan tertampil di kolom Detail
Akun Belanja. User dapat mengklik tombol Lihat pada kolom Detail COA untuk melakukan
cek ulang/memastikan bahwa data pendetilan COA yang direkam telah benar.
18. Klik <Tambah> untuk menambah detail akun potongan pajak (jika ada).
19. Lanjutkan perekaman detail akun potongan dan jumlahnya.
20. Kemudian klik tombol Simpan.

21. Klik tombol <Simpan> pada bagian bawah Mencatat Perintah Bayar untuk menyimpan data
Perintah Bayar.
22. Perintah Bayar yang telah direkam akan muncul pada grid Cari Perintah Bayar.
23. Klik tombol <Unduh> untuk mengunduh dokumen Perintah Bayar.

16
e. Validasi Perintah Bayar oleh PPK
Menu validasi Perintah Bayar hanya bisa diakses oleh PPK. SPBy yang muncul pada grid validasi
di user PPK, merupakan semua SPBy yang direkam oleh operator-operator pembayaran dengan
mapping PPK yang sama.
Berikut langkah-langkah untuk melakukan validasi perintah bayar pada aplikasi SAKTI:

1. Login menggunakan user PPK (Val/ SPM_Validator)


Akses modul Pembayaran > klik menu Validasi > Validasi Perintah Bayar
2. Klik tombol <Cari> untuk memfilter Perintah Bayar berdasarkan status validasinya, misal:
Belum Divalidasi
3. Pilih dengan cara mencentang Perintah Bayar yang akan divalidasi, bisa pilih semua atau
centang satu per satu.
4. Pilih status validasi, disetujui, ditolak, atau batal persetujuan.
<Disetujui> PPK menyetujui Perintah Bayar yang dicatat oleh Operator
Pembayaran dan selanjutnya dapat dilakukan perekaman kuitansi
oleh Bendahara.
<Ditolak> PPK menolak Perintah Bayar yang dicatat oleh Operator
Pembayaran dengan mencantumkan alasan penolakan.
Selanjutnya Perintah Bayar akan kembali ke Operator
Pembayaran untuk dilakukan Ubah/ Hapus.
<Batal Persetujuan> PPK membatalkan persetujuan atas Perintah Bayar yang
sebelumnya telah disetujuinya dengan menyertakan alasan
pembatalan persetujuan pada kolom keterangan. Selanjutnya
Perintah Bayar akan kembali ke Operator Pembayaran untuk
kemudian dilakukan Ubah/Hapus.
Perlu diingat bahwa proses validasi Perintah Bayar oleh PPK merupakan salah satu titik
realisasi dan pembentukan jurnal pada transaksi GUP. Apabila dalam praktiknya terdapat
perintah bayar dengan status sudah divalidasi akan tetapi tidak dilanjutkan transaksinya
(tidak dibuat kuitansi), silahkan untuk dihapus dari aplikasi agar tidak mengurangi nilai FA
satker.
5. Isikan tanggal dan keterangan. Data tidak akan dapat disimpan apabila keterangan tidak
diisi.
6. Klik tombol <Simpan> untuk menyimpan proses validasi perintah bayar.
7. Klik tombol <Unduh> untuk mengunduh Memo dan Surat Perintah Bayar.

f. Membuat Kuitansi
Berikut langkah-langkah untuk membuat kuitansi pada aplikasi SAKTI:

17
1. Login dengan menggunakan user Bendahara
Akses menu Bendahara > Transaksi > Membuat Kuitansi
2. Klik <Tambah> untuk mengaktifkan form detail kuitansi.

3. Isikan tanggal kuitansi, yaitu tanggal sesuai yang tertera pada kuitansi. Dan tanggal dibayar,
yaitu tanggal Bendahara membayar tagihan tersebut (tanggal saat aliran kas keluar dari
Bendahara).
4. Klik tombol kaca pembesar pada kategori Nomor Perintah Bayar untuk menampilkan pop
up box cari perintah bayar.

Pilih perintah bayar yang akan dibuat kuitansi dan klik <Simpan>.
Isian informasi program, kegiatan, output, jenis kuitansi, sumber dana, dan supplier akan
otomatis mengambil data dari perintah bayar.
Setelah memilih perintah bayar, kolom jumlah dan keterangan otomatis akan terisi sesuai
dengan data pada perintah bayar.

18
5. Isikan nama penerima uang dan jabatan sesuai dengan dokumen sumber yang diterima.
6. Isikan uraian keteragan kuitansi.
7. Terdapat 2 pilihan cara pembayaran: tunai dan non tunai. Apabila pembayaran secara tunai,
maka kolom saldo kas di sebelah kanannya akan menampilkan seluruh sisa saldo kas tunai
yang dikuasai oleh Bendahara. Apabila pembayaran secara non tunai, maka pilihan rekening
bank akan aktif, dan akan otomatis terisi dengan mengambil data rekening BPG yang telah
kita rekam pada referensi detail rekening. Di kolom saldo kas juga akan menampilkan
informasi saldo pada rekening tersebut.
8. Berikut adalah tampilan Detail COA pada menu kuitansi. Perlu diingat bahwa perubahan
atas detail COA tidak bisa dilakukan pada menu kuitansi, sehingga user harus melakukan
batal validasi SPBy – ubah SPBy (untuk SPBy belanja jasa) atau batal validasi SPBy – hapus
SPBy – ubah BAST UP (untuk SPBy belanja asset/persediaan) jika ingin melakukan ubah
pendetilan COA.

9. Klik tombol <Simpan> untuk menyimpan data kuitansi.


10. Kuitansi yang telah direkam dan disimpan, akan muncul pada grid daftar kuitansi. Periksa
kembali kuitansi yang telah direkam tersebut.
11. Klik tombol <Unduh> untuk mengunduh cetakan kuitansi.

19
g. Mencatat Pungutan Pajak
Langkah mencatat pungutan pajak dan merekam setoran pajak dilakukan apabila pada langkah
RUH Mencatat SPBy, terdapat akun potongan pajak yang direkam. Apabila tidak terdapat akun
potongan pajak para RUH Mencatat Perintah Bayar, maka langkah ini dapat dilewati.
Berikut langkah-langkah untuk mencatat pungutan pajak pada aplikasi SAKTI:

1. Login menggunakan user Bendahara


Klik menu Bendahara > Transaksi > Mencatat Pungutan Pajak
2. Klik <Tambah> untuk mengaktifkan form detail bukti pungut.

3. Isikan tanggal pungutan pajak dan dasar pungutan pajaknya.

20
Dasar pungutan pajak dapat bersumber dari:
1) Perintah Bayar, apabila atas potongan pajak tersebut dilakukan perekaman akun
potongan pada Perintah Bayar atas perhitungan PPK.
2) Lain-lain, apabila data pungutan pajak tersebut tidak dicatatkan pada Perintah Bayar
atau transaksi lainnya.
3) GUP KKP, apabila data pungutan pajak tersebut bersumber dari transaksi GUP KKP.
4) PTUP KKP, apabila data pungutan pakak tersebut bersumber dari transaksi PTUP KKP.
4. Cari perintah bayar dengan mengklik tombol titik (…) pada menu No. Perintah Bayar. Akan
muncul pop up box pencarian Nomor Perintah Bayar. Pilih perintah bayar kemudian klik
<OK>.

5. Setelah perintah bayar dipilih, isian NPWP akan terisi otomatis. Namun, apabila tidak
didahului dengan memilih Perintah Bayar, maka isian identitas wajib bayar harus diisi secara
manual dengan mengklik tombol titik (…) di sebelah kanan atas.
6. Data akun potongan pajak juga akan terisi otomatis dengan mengambil data akun pajak dari
perintah bayar. Akan tetapi apabila pada langkah sebelumnya tidak melakukan pemilihan
nomor perintah bayar, maka silahkan lakukan pengisian akun potongan pajak secara
manual dengan mengeklik tombol <Tambah> dan isikan data akun potongan pajaknya.
7. Isikan uraian keterangan pungutan pajak pada menu keterangan. Pilih jenis pemindahan
kas/cara bayar secara tunai atau non tunai. Saran kami apabila kuitansi dibayarkan melalui
mekanisme tunai, maka silahkan lakukan pencatatan pungutan pajak dengan jenis
pemindahan kas secara tunai. Akan tetapi apabila kuitansi dibayarkan secara non tunai,
silahkan melakukan pencatatan pungutan pajak dengan memilih jenis pemindahan kas
secara non tunai.
Apabila jenis pemindahan kas secara non tunai, maka menu rekening bank akan aktif dan
dapat dipilih rekening yang sesuai.

21
8. Klik <Simpan> untuk menyimpan data pungutan pajak.
9. Data yang telah direkam dan disimpan akan muncul pada grid daftar bukti pungut

h. Mencatat Setoran Pajak oleh Bendahara Pengeluaran


Langkah ini dilakukan apabila terdapat pungutan pajak sebelumnya, jika tidak, maka dapat
dilewati.
Berikut adalah langkah-langkah untuk merekam setoran pajak pada aplikasi SAKTI:

1. Login dengan menggunakan user Bendahara


Klik menu Bendahara > Setoran > Setoran Pajak.
2. Klik <Tambah> untuk mengaktifkan form setoran pajak.

3. Pada menu Akun Pajak, klik tombol dropdown, akan muncul pilihan jenis akun yang telah
dicatat pungutan pajak sebelumnya, klik akun pajak yang akan dicatat setorannya.

22
4. Pilih NPWP Supplier dengan cara mengklik tombol dropdown dan memilih NPWP supplier
yang sesuai.
5. Pilih cara penyetoran tunai atau non tunai, hal ini akan memunculkan data pungutan pajak
yang telah direkam dengan dibatasi parameter NPWP dan akun pajak yang telah dipilih
sebelumnya. Ketika user memilih cara penyetoran tunai, maka isian rekening bank akan in
aktif dan berwarna abu abu. Apabila user memilih cara penyetoran non tunai, maka isian
rekening bank akan aktif.
6. Pilih dengan memberikan tanda centang pada pungutan pajak yang akan direkam
setorannya. Isian jumlah setoran pajak akan terisi otomatis mengikuti data pungutan pajak
yang dipilih oleh user. Pastikan agar pungutan pajak tercentang agar tidak error datanya.

7. Data isian NPWP, Nama Wajib Pajak, dan alamat wajib pajak akan terisi otomatis mengikuti
pilihan NPWP pada langkah 4. Selanjutnya isikan
nomor ketetapan pajak : isikan nomor ketetapan pajaknya apabila tidak ada, isikan
tanda pisah (--)
masa pajak : pilih masa pajak sesuai dengan masa pajaknya
tanggal setoran pajak : Isikan tanggal setoran sesuai dengan tanggal setoran yang
tertera pada cetakan Bukti Penerimaan Negara (BPN)
nomor objek pajak : silahkan isikan nomor objek pajaknya, apabila tidak ada
isikan tanda pisah (--)
alamat objek pajak : isikan data alamat objek pajaknya
jenis setoran : Isikan kode jenis setoran sesuai dengan data pada
billing/BPN
keterangan : isikan keterangan penyetoran pajaknya
8. Isikan data-data pengesahan setoran berupa
tanggal diterima bank : tanggal sesuai yang tertera pada cetakan Bukti Penerimaan
Negara (BPN)
NTPN : isikan 16 digit kode NTPN yang bersumber dari BPN
NTB/NTP : isikan NTB/NTP berdasarkan cetakan BPN
bank : pilih bank yang digunakan untuk melakukan penyetoran
penerimaan Negara
id biling : isikan 15 digit ID billing sesuai dokumen billing/BPN

23
9. Klik tombol <Simpan> untuk meyimpan data setoran pajak.
10.Cek setoran yang telah kita rekam dan simpan pada grid daftar setoran pajak.

i. Membuat DRPP oleh Bendahara Pengeluaran


DRPP direkam sebagai dasar dalam penyusunan SPP GUP. Berikut langkah-langkah dalam
membuat DRPP:

1. Login dengan menggunakan user Bendahara, kemudian klik menu Bendahara > Membuat
Usulan > Membuat DRPP.
2. Klik menu <Tambah> untuk mengaktifkan form perekaman DRPP

3. Pilih jenis kuitansi yang akan dilakukan perekaman DRPP. Kuitansi dapat bersumber dari
UP/TUP/UP-KP/TUP-KP. Pada contoh ini, jenis yang dipilih adalah UP sesuai dengan
perekaman Kuitansi UP di tahap sebelumnya.

24
4. Isian PPK akan terisi otomatis apabila dalam satker tersebut hanya terdapat 1 PPK saja.
Apabila dalam 1 satker terdapat lebih dari 1 PPK, maka silahkan menggunakan menu
dropdown untuk memilih PPK yang sesuai. Isikan parameter sumber dana, KPPN, Cara
Penarikan dan Nomor register sebagai trigger dalam memilih PKO (Program-Kegiatan-
Output) pada langkah selanjutnya.
5. Klik tombol <<Cari PKO>>. Akan muncul kotak dialog Cari Program Kegiatan Output.

Klik tombol dropdown dan pilih Program, Kegiatan, dan Output yang sesuai kemudian klik
<Pilih> untuk menyimpan data dan keluar dari kotak dialog cari PKO. Kolom Nomor DIPA,
tanggal DIPA, Fungsi, Sub Fungsi, dan PKO pada form DRPP akan terisi secara otomatis sesuai
dengan data yang dipilih pada langkah Cari PKO ini.

6. Klik centang pada kolom DRPP Detail (Akun) atau manfaatkan tombol <pilih semua> yang
berada di atas masing masing kategori untuk memilih semua akun pada halaman tersebut.
7. Klik centang pada kolom Kuitansi yang Dipertanggungjawabkan atau manfaatkan tombol
<pilih semua> untuk memilih semua kuitansi yang berkaitan dengan akun-akun yang telah
dipilih pada langkah sebelumnya.
8. Kotak Jumlah pada kolom DRPP Detail (Akun) akan terisi dengan jumlah kuitansi yang
dipilih. Satker dapat melihat detail COA dengan mengklik tombol ikon kaca pembesar
“Lihat” di kolom Detail COA.

25
Tampilan di atas adalah tampilan kolom Detail COA pada DRPP. Sama seperti pada transaksi
kuitansi, perubahan atas detail COA tidak bisa dilakukan pada menu DRPP, sehingga jika ada
perubahan terkait pendetilan COA user harus melakukan pembatalan secara mundur yaitu
hapus DRPP – hapus kuitansi – batal validasi SPBy – ubah SPBy (untuk SPBy belanja jasa)
atau hapus DRPP – hapus kuitansi – batal validasi SPBy – hapus SPBy – ubah BAST UP (untuk
SPBy belanja aset/persediaan).

9. Klik <Simpan> untuk menyimpan data DRPP yang telah dibuat.


10. Cek grid daftar DRPP.
11. Klik tombol <Unduh> untuk mengunduh cetakan DRPP dalam bentuk PDF.

j. Merekam dan mencetak SPP oleh operator Pembayaran


SPP GUP dapat direkam menggunakan user operator dengan role kewenangan Operator
Pembayaran. Role Operator Pembayaran dapat digabung dengan Role Bendahara. Apabila user
operatornya berbeda, maka dapat pula dipisahkan. Pastikan pada user operator Pembayaran
telah dilakukan assign PPK sesuai dengan pagu DIPA yang dikelola.
Berikut langkah-langkah untuk merekam SPP GUP:

26
1. Login dengan menggunakan user operator pembayaran
Klik menu Pembayaran > RUH Pembayaran > Catat/Ubah SPP
2. Pilih jenis SPP dengan mengklik tombol dropdown sebagai berikut:
300 – UP dan TUP
310 – UP dan GUP
312 – GUP
3. Klik <Tambah>

4. Muncul kotak dialog Ambil data DRPP, kemudian pilih kode KPPN, No. Register, Cara
Penarikan, dan Sumber Dana
5. Klik tombol <Cari>
6. Muncul informasi DRPP yang telah direkam oleh Bendahara, centang DRPP yang dpilih.
7. Klik <Pilih> untuk menyimpan pilihan data DRPP sekaligus keluar dari kotak dialog ambil
data DRPP.

27
8. Klik <Tambah> pada Dasar Pembayaran dan pilih dasar pembayaran yang berlaku.
9. Isikan uraian keterangan SPP GUP yang sesuai.

Pada informasi DRPP, akan tertampil list DRPP yang dipilih oleh user untuk direkam SPP GUP
nya.
10. Klik tombol <Cari Supplier> untuk memilih suplier tipe 1/satker.
11. Klik tombol <Lihat Detail> untuk mengecek kembali detail COA pada akun pengeluarannya
dan selanjutnya klik <Simpan> untuk menyimpan data SPP.

Setelah proses simpan selesai, form akan kembali ke menu <Catat/Ubah SPP>

28
1. Proses selanjutnya adalah mencetak SPP dengan user login operator Pembayaran.
Klik menu Pembayaran > Cetak > Mencetak SPP
2. Pilih SPP GUP yang telah direkam sebelumnya.
3. Pilih PPK yang menandatangani. Jika Operator Pembayaran di assign ke lebih dari 1 PPK,
maka pemilihan NIP juga digunakan untuk mengarahkan SPP kepada penandatanganannya.
4. Klik <Unduh> untuk mengunduh cetakan SPP dan lampiran detail COA dalam format PDF.
Lampiran detil COA hanya bersifat laporan manajerial dan tidak dilampirkan sebagai data
dukung pengajuan SPM ke KPPN.

Cetakan SPP

29
Cetakan Lampiran Detail COA

k. Validasi SPP oleh PPK


Persetujuan SPP dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Prosesnya adalah sebagai
berikut:

1. Login menggunakan user validator pembayaran (val/ppk).


Klik menu Pembayaran > Validasi > Validasi SPP
2. Pilih nomor SPP yang akan divalidasi pada grid Pilih Resume Tagihan. Hanya SPP dengan
status “Cetak SPP” yang dapat dilakukan validasi.
3. Pada kolom Persetujuan akan tertayang NIP dan nama PPK yang bertanggung jawab
melakukan validasi. Klik <Setuju> untuk melakukan validasi SPP. Status SPP kini berubah
menjadi “Setuju SPP”.

30
Setelah SPP divalidasi, selanjutnya adalah proses pengiriman ADK SPP oleh PPK, berikut langkah-
langkahnya:

1. Masih dari user validator pembayaran (PPK), klik menu Pembayaran > ADK > ADK SPP OTP.
2. Hanya SPP dengan status “Setuju SPP” yang akan ditampilkan. Centang data SPP yang akan
dilakukan kirim ADK SPP.
3. Klik <Proses>

4. Akan muncul kotak dialog Masukkan Kode OTP, silahkan klik tombol Req OTP via SMS.
5. Isikan kode OTP yang masuk ke nomor handphone PPK yang didaftarkan.
6. Klik <Proses> untuk melakukan pengiriman ADK SPP. Akan muncul notifikasi “Sukses
Membuat ADK” apabila kode OTP yang dimasukkan benar dan nomor SPP akan hilang dari
grid daftar Resume Tagihan.

l. Mencetak SPM GUP oleh operator Pembayaran


Proses pencetakan SPM GUP dilakukan oleh operator pembayaran setelah SPP dilakukan proses
kirim ADK SPP oleh PPK. Proses pencetakan SPM GUP adalah sebagai berikut:

a. Login menggunakan user operator Pembayaran.


Klik menu Pembayaran > Cetak > Mencetak SPM.

31
b. Pilih SPM yang akan dicetak dengan status “Upload NTT”
c. Klik <Unduh> untuk mengunduh cetakan SPM dan lampiran detail COA dalam bentuk PDF.
Lampiran detil COA hanya bersifat laporan manajerial dan tidak dilampirkan sebagai data
dukung pengajuan SPM ke KPPN

32
Cetakan Lampiran detail COA

m. Upload Dokumen Pendukung oleh Operator Pembayaran


Setelah mencetak SPM, user operator pembayaran melakukan upload dokumen pendukung
yang diperlukan. Dokumen pendukung tersebut dapat berupa SPM dan lampiran-lampirannya.
Berikut langkah-langkah untuk melakukan upload dokumen pendukung:

1. Login dengan user operator Pembayaran.


Klik menu Pembayaran > Catat/Upload > Upload Dokumen Pendukung.
2. Pilih nomor SPM yang akan diupload dokumen pendukungnya.
3. Klik tombol dropdown untuk memilih jenis dokumen yang akan diupload. Jenis dokumen
yang dapat diupload antara lain: Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak, Surat
Pernyataan UP< Surat Pernyataan TUP, Daftar Perhitungan MP PNBP, Bank Garansi, SPM,
Surat Penetapan Register Hibah, MPHLBJS, SP3HL, Surat Dispensasi, Surat Pernyataan telah

33
Menerima Hibah Langsung, BAST Hibah, Surat Setoran Pajak, Cetakan Resume Supplier,
Cetakan Resume Kontrak, ADK PPNPN hasil aplikasi SAS (.npn/.npns) atau lainnya.
4. Klik tombol <Choose> untuk mengambil data dokumen dari direktori lokal.
5. Klik tombol <Upload> untuk mengupload dokumen lampiran pendukung.
6. Klik tombol <Keluar> untuk keluar dari form upload dokumen pendukung.
Menu <Hapus> digunakan untuk menghapus dokumen yang telah dipilih dan diupload.
Menu <View> digunakan untuk melihat dokumen yang telah dipilih dan diupload.

n. Validasi SPM dan pengiriman ADK SPM oleh PPSPM


Persetujuan SPM dilakukan oleh Pejabat Penandatanganan SPM (PPSPM). Langkah-langkah
untuk melakukan persetujuan SPM adalah sebagai berikut:

1. Login dengan menggunakan user Approver Pembayaran (ppspm/apr).


Klik menu Pembayaran > Validasi > Validasi SPM.
2. Pilih nomor SPM yang akan disetujui. Hanya SPM dengan status “Cetak SPM” yang dapat
dilakukan validasi.
3. Klik tombol <Setuju> untuk melakukan validasi persetujuan SPM. Status SPM kini telah
berubah menjadi “Setuju SPM”.
Akan muncul notifikasi bahwa SPM telah berhasil disetujui. Klik menu <Keluar> untuk keluar
dari form Validasi SPM.

Setelah SPM divalidasi oleh PPSPM langkah selanjutnya adalah proses pengiriman ADK SPM OTP
ke KPPN. Berikut langkah-langkahnya:

1. Login dengan menggunakan user Approver Pembayaran (ppspm/apr).


Klik menu Pembayaran > ADK > ADK SPM OTP
2. Centang SPM yang akan dibuat ADK SPM (dapat mencentang lebih dari 1 SPM, untuk
nantinya akan tergabung ke dalam 1 ADK SPM).

34
3. Klik tombol <Proses ADK SPM>

4. Akan muncul kotak dialog Masukkan Kode OTP, silahkan klik tombol Req OTP via SMS.
5. Isikan kode OTP yang masuk ke nomor handphone PPSPM yang didaftarkan.
6. Klik <Proses> untuk melakukan pengiriman ADK SPM. Akan muncul notifikasi “Sukses
Membuat ADK” apabila kode OTP yang dimasukkan benar dan nomor SPM akan hilang dari
grid daftar Resume Tagihan.

Untuk mengetahui status pengiirman ADK SPM, dapat dilihat dari menu Monitoring ADK SPM
dari user operator Pembayaran atau dapat juga dilihat dari user PPSPM. Langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:

1. Login dengan menggunakan user Approver Pembayaran (ppspm/apr) atau operator


pembayaran
Klik menu Pembayaran > Monitoring > Monitoring ADK
2. ADK SPM yang sukses dikirimkan akan berstatus Sukses Membuat ADK.

o. Mencatat Nomor SP2D oleh operator Pembayaran


Jika SPP UP sudah menjadi SP2D, lakukan pencatatan SP2D secara otomatis pada aplikasi
SAKTI. Langkah-langkahnya adalah:

35
1. Login dengan menggunakan user operator pembayaran
Klik menu Pembayaran > Catat/Upload > Mencatat/Upload SP2D
2. Klik tombol <Catat SP2D Otomatis>. SPM yang berhasil dicatat nomor SP2D nya akan hilang
dari grid.

36
Perekaman Usulan UP (Tunai & KKP)
dan SPM UP

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 2
I. INFORMASI UMUM....................................................................................................................... 3
II. ALUR PROSES ................................................................................................................................ 3

2
I. INFORMASI UMUM
A. DESKRIPSI TRANSAKSI
- Uang Persediaan (UP) digunakan untuk membiayai kegiatan operasional satker sehari-hari.
- Dana UP dikelola oleh bendahara dan dapat dibantu oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu
(BPP)
- Dana UP yang diahukan dapat berupa UP Tunai dan UP Kartu Kredit Pemerintah (KKP).
- UP Tunai merupakan dana UP yang diberikan dalam bentuk uang tunai kepada Bendahara
Pengeluaran melalui rekening Bendahara Pengeluaran.
- UP KKP adalah batasan belanja (limit) kredit kepada Bendahara Pengeluaran yang
penggunaannya dilakukan dengan kartu kredit pemerintah.

II. ALUR PROSES


A. POIN KUNCI PEREKAMAN USULAN UP DAN SPM UP
1. Merekam Referensi Variabel UP
2. Merekam Referensi Kelompok Akun UP
3. Merekam Usulan UP Senilai Total UU kemudian merubah proporsi UP Tunai/KKP
4. Merekam dan Mencetak SPP UP
5. Menyetujui SPP
6. Mencetak SPM UP
7. Menyetujui SPM UP

B. PENJELASAN DETAIL ALUR PROSES


1. Merekam Referensi Variabel UP
Referensi Variabel UP perlu direkam terlebih dahulu sebelum mengajukan usulan UP.
Perekaman variabel UP cukup sekali dilakukan saat satker pertama menggunakan Aplikasi
SAKTI. Referensi variabel UP tidak terikat dengan tahun anggaran.
Berikut langkah-langkah untuk merekam usulan UP pada aplikasi SAKTI:

1. Login menggunakan user operator Bendahara


Akses modul Bendahara → klik menu <<Referensi>> → <<Referensi Variabel UP>>.
2. Klik tombol <<Rekam>> untuk menambah variabel UP.

3
3. Isikan nilai pembagi.
4. Isikan nilai range DIPA minimum dan maksimum.
5. Isikan nilai maksimum UP.
6. Klik tombol <<Simpan>>.
7. Rekam kembali referensi variabel UP lainnya.

Perekaman range DIPA dan maksimum UP dapat mengacu pada PMK 190/PMK.05/2012 sebagai
berikut;

Berikut contoh perekaman referensi variabel UP jika telah selesai disimpan.

4
2. Merekam Referensi Kelompok Akun UP
Referensi Kelompok Akun UP adalah kelompok akun yang direncakan akan digunakan dalam
pencatatan Perintah Bayar dan Kuitansi. Perekaman kelompok akun UP cukup sekali dilakukan
saat satker pertama menggunakan Aplikasi SAKTI dan tidak terikat dengan tahun anggaran.
Referensi dapat ditambah jika di kemudian hari terdapat kelompok akun baru yang akan
digunakan pada pencatatan Perintah Bayar dan Kuitansi. Berikut langkah-langkah perekaman
referensi akun UP:

1. Akses modul Bendahara → klik menu <<Referensi>> → <<Referensi Kelompok Akun UP>>.
2. Klik tombol <<Rekam>> untuk menambah kelompok Akun UP.
3. Pilih Kelompok Akun UP (contoh: 5211 – Belanja Barang Operasional).
4. Klik tombol <<Simpan>>.

3. Merekam Usulan UP
Usulan UP direkam sebagai dasar penyusunan SPP UP. Berikut langkah-langkah perekaman
usulan UP:

1. Akses modul Bendahara → klik menu <<Membuat Usulan>> → <<Menghitung Usul UP>>.
2. Klik tombol <<Rekam>> untuk menambah usulan UP.
Jika dalam satu tahun anggaran terdapat UP sebelumnya, maka usulan UP HANYA dapat
direkam jika UP sebelumnya telah di nihilkan atau dilakukan pengembalian.
3. Pilih Sumber Dana “Non PNBP”.

5
4. Pastikan mata uang dipilih IDR.
5. Isikan total UP yaitu total UP tunai + UP KKP.
Dengan direkamnya referensi variabel UP, Aplikasi SAKTI otomatis akan menampilkan
estimasi besaran UP maksimal yang dapat diajukan. Jika total UP diisi melebihi nilai estimasi
UP, maka akan muncul validasi seperti berikut:

6. Jika memilih “Yes” maka user harus mengisikan surat dispensasi UP. Untuk total UP dengan
besaran tidak melebihi estimasi UP maka tidak perlu mengisi surat dispensai UP.
7. Klik tombol <<Simpan>>.

8. Proses selanjutnya adalah membagi/mengubah proporsi UP Tunai dan KKP. Pilih/klik usulan
UP yang telah direkam sebelumnya.
9. Klik tombol <<Ubah Proporsi Tunai & KKP>>.

10. Pada kolom UP KKP, masukkan nominal besaran UP KKP. Input dapat juga dilakukan pada
kolom persentase UP KKP. Setelah proses input, besaran UP Tunai otomatis akan berkurang.
11. Masukan nomor surat persetujuan KKP dari KPPN beserta tanggalnya. Input juga nomor
surat dispensasi KKP dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan beserta tanggalnya jika terdapat
dispensasi.
12. Klik tombol <<Simpan>>.

6
13. Setelah proses simpan selesai, pastikan kembali nilai UP Tunai dan UP KKP telah sesuai.
Klik pada grid usulan UP.
14. Pastikan nilai nominal UP Tunai dan UP KKP telah sesuai. Nilai nominal UP tunai akan
digunakan sebagai nilai yang diajukan pada SPP UP.

4. Merekam dan Mencetak SPP UP


SPP UP dapat direkam menggunakan operator dengan role kewenangan Operator Pembayaran. Role
Operator Pembayaran dapat digabung dengan Role Bendahara, maupun dilakukan oleh orang yang
berbeda. Pastikan pada Operator Pembayaran telah dilakukan assign PPK sesuai pagu DIPA yang
dikelola. Perekaman SPP UP adalah sebagai berikut:

1. Login menggunakan user operator Pembayaran.


Akses modul Pembayaran → klik menu <<RUH Pembayaran>> → <<Catat/Ubah SPP>>.
2. Pilih Jenis SPP sebagai berikut.
<<300 – UP dan TUP>>
<<310 – UP dan GUP>>
<<311 - UP>>
3. Kemudian klik <<Tambah>>.

7
4. Pada form “Ambil Data UP” pilih usulan UP yang telah direkam oleh Bendahara.
5. Pastikan nilai UP benar, kemudian klik <<Pilih>>.

6. Klik <<Tambah>> kemudian pilih dasar pembayaran yang berlaku.


7. Pastikan uraian pembayaran telah terisi dengan benar. Untuk SPP UP, uraian pembayaran
telah otomatis ditampilkan. User tetap dapat merubah uraian jika diperlukan. Pastikan juga
nomor ketetapan UP KKP dan tanggal ketetapan UP KKP sesuai dengan yang telah diisikan
pada usulan UP.
8. Klik <<Cari Supplier>> untuk memilih supplier tipe 1 yang akan digunakan.
9. Klik <<Simpan>> untuk menyimpan SPP.

10. Setelah proses simpan selesai, form akan kembali ke “Catat/Ubah SPP”.

11. Proses selanjutnya adalah melakukan cetak SPP.


Akses modul Pembayaran → klik menu <<Cetak>> → <<Mencetak SPP>>.
12. Pilih SPP yang telah direkam sebelumnya.

8
13. Pilih PPK yang akan menandatangani. Jika Operator Pembayaran di assign ke lebih dari 1
PPK, maka pemilihan NIP juga digunakan untuk mengarahkan SPP ini akan disetujui oleh
PPK mana.
14. Klik <<Unduh>> untuk mengunduh pdf. Pada SAKTI desktop sebelumnya fungsi ini sama
dengan cetak.
5. Menyetujui SPP
Persetujuan SPP dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Prosesnya adalah sebagai
berikut:

1. Login menggunakan user Validator Pembayaran. User dengan kewenangan ini digunakan
oleh PPK. Akses modul Pembayaran → klik menu <<RUH Pembayaran>> → <<Validasi>>
→ <<Validasi>>.
2. Pilih SPP yang akan di validasi. Hanya SPP dengan status “Cetak SPP” yang dapat dilakukan
validasi.
3. Klik <<Unduh Pra Cetak>> jika ingin memastikan sebelum melakukan validasi.
4. Klik <<Setuju>> untuk melakukan validasi SPP. Status SPP kini telah berubah menjadi
“Setuju SPP”.

5. Setelah SPP di validasi, dilakukan proses kirim ADK SPP. Akses modul Pembayaran → klik
menu <<ADK>> → <<ADK SPM>>. Hanya SPP dengan status “Setuju SPP” yang akan
ditampilkan.
6. Ceklis pada SPP yang akan dilakukan kirim ADK SPP.
7. Klik <<Proses>>.

8. Input PIN PPK.


9. Klik <<Proses>>.

9
6. Mencetak SPM UP
Pencetakan SPM UP dilakukan oleh Operator Pembayaran setelah SPP di lakukan proses kirim
ADK SPP oleh PPK. Pencetakan SPM UP adalah sebagai berikut.

1. Login menggunakan user Operator Pembayaran. Akses modul Pembayaran → klik menu
<<Cetak>> → <<Mencetak SPM>>.
2. Pilih SPM yang akan dicetak.
3. Pilih NIP PPSPM yang dituju.
4. Klik <<Unduh>> untuk mengunduh file pdf. Pada SAKTI Desktop sebelumnya merupakan
tombol <<Cetak>>.
7. Menyetujui SPM
Persetujuan SPP dilakukan oleh Pejabat Penandatangan SPM (PPSPM). Prosesnya adalah
sebagai berikut:

1. Login menggunakan user Approver Pembayaran. User dengan kewenangan ini digunakan
oleh PPSPM. Akses modul Pembayaran → klik menu <<RUH Pembayaran>> →
<<Validasi>> → <<Validasi SPM>>.
2. Pilih SPM yang akan disetujui. Hanya SPM dengan status “Cetak SPM” yang dapat
dilakukan validasi.
3. Klik <<Unduh Pra Cetak>> jika ingin memastikan sebelum melakukan persetujuan.
4. Klik <<Setuju>> untuk melakukan validasi SPP. Status SPM kini telah berubah menjadi
“Setuju SPM”.

5. Setelah SPM di validasi, dilakukan proses kirim ADK SPP. Akses modul Pembayaran → klik
menu <<ADK>> → <<ADK SPM>>. Hanya SPM dengan status “Setuju SPM” yang akan
ditampilkan.
6. Ceklis pada SPM yang akan dilakukan kirim ADK SPP.
7. Klik <<Proses ADK SPM>>.

10
8. Input PIN PPSPM.
9. Klik <<Proses>>.

11
. SIKLUS PEMBUATAN LPJ
BENDAHARA PENGELUARN BULANAN .

1
DESKRIPSI SINGKAT

Siklus Pembuatan LPJ Bendahara Pengeluaran Bulanan


Menu ini digunakan untuk mencetak dan mengunduh ADK LPJ bendahara bulanan untuk keperluan
rekon LPJ bulanan ke KPPN
No.
1 Modul BEN
Role User OPR
Modul Lain yang GLP
Terkait
Transaksi yang -
Tekait
Dokumen Input Kuitansi, Pungutan-setoran pajak, Pencatatan
Pembayaran Dana Titipan, Pemindahan kas
tunai/bank bendahara pengeluaran
Output Cetakan LPJ Bendahara Pengeluaran, BA Hasil Pemeriksaan Kas, Laporan Daftar
Rincian Kas, dan Buku-buku Pembantu Lainnya
Validasi –

PENJELASAN SINGKAT

Juknis ini menjelaskan tentang siklus pelaporan LPJ Bendahara Pengeluaran bulanan pada aplikasi
SAKTI modul bendahara. Sebelum melakukan rekon LPJ bulanan ke KPPN, satker dapat mengikuti
langkah-langkah pada juknis ini terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya selisih atau kesalahan
teknis lainnya yang mengakibatkan ketidakcocokan rekon antara ADK yang dihasilkan oleh aplikasi
SAKTI dengan SPRINT KPPN.

2
A. LOGIN

Berikut cara login ke Aplikasi SAKTI :

1. Buka aplikasi SAKTI web pada peramban anda dengan mengakses tautan
https://sakti.kemenkeu.go.id/ kemudian isi kolom nama pengguna (pastikan login menggunakan
operator modul bendahara), kata sandi, dan pastikan untuk memilih tahun anggaran login sesuai
dengan DIPA berjalan kemudian klik tombol “Masuk” seperti pada gambar berikut:

1. Masuk ke modul Bendahara kemudian pilih menu Cetak Laporan → LPJ Bendahara Pengeluaran

1. Pada kolom Jenis Laporan, pilih “Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran”. Lewati
pilihan Jenis ADK, menu ini akan diakses pada langkah selanjutnya.
2. Pada kolom Periode, pilih tanggal sesuai dengan periode pelaporan LPJ. Misalnya, jika ingin
melakukan rekon LPJ bulan Juli 2020 maka pilih periode tanggal 31 Juli 2020 (tanggal terakhir
pada bulan pelaporan LPJ).
3. Klik tombol “Cek Periode”. Lewati isian Nomor DIPA, Program, Kegiatan, Fungsi, Sub Fungsi, dan
Nomor Register.

3
4. Lanjutkan dengan mengisi kolom Informasi Kas Fisik. Perlu diingat bahwa kolom ini wajib diisi
sesuai dengan kondisi kas tunai dan kas bank riil di akhir bulan pelaporan. Hal ini disebabkan
karena data informasi kas tunai dan kas bank yang diinput akan ditampilkan sebagai saldo dan
menjadi unsur penambah/pengurang pada cetakan LPJ bendahara pengeluaran, sehingga jika
satker tidak mengisi bisa berdampak pada ketidaksesuaian saldo pada cetakan LPJ bendahara
pengeluaran yang mengakibatkan selisih pada kategori kas bank/tunai UP.

1. Selanjutnya pada kolom Hasil Pemeriksaan Kas, isikan kolom Penjelasan Selisih Kas jika memang
pada kondisi riil memang terdapat selisih. Misalnya, pada gambar dibawah terdapat selisih kas
sebesar Rp10,00 yang disebabkan karena kesulitan pecahan uang kecil. Begitu juga dengan
kolom Penjelasan Selisih Pembukuan UP yang diisi jika pada kondisi riil cetakan LPJ terdapat
selisih atas pembukuan UP. Misalnya, selisih saldo UAKPA seperti kondisi-kondisi pada ND-
1182/PB.8/2019.
2. Jika sudah, klik tombol Cetak.

4
1. Setelah mengklik tombol cetak, akan muncul pop up box Form Cari Penandatangan. Pilih
penandatangan LPJ yang diinginkan (umumnya KPA).
2. Lanjutkan dengan klik tombol Unduh untuk mencetak LPJ. Tunggu beberapa saat, LPJ bendahara
pengeluaran akan tertampil pada layar komputer. Lakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap
saldo-saldo di cetakan LPJ Bendahara Pengeluaran. Jika seluruh saldo sudah sesuai, satker bisa
melanjutkan dengan mengunduh ADK LPJ. Hal ini dikarenakan data dalam ADK LPJ bendahara
pengeluaran yang di unduh pada menu Cetak Laporan modul bendahara berasal dari data pada
cetakan LPJ bendahara pengeluaran. Disinilah pentingnya mengisi kolom informasi kas
bank/tunai serta penjelasan selisiih kas/UP, yaitu agar terbawa kedalam ADK LPJ sehingga saldo
ketika rekon ke SPRINT KPPN sesuai.

1. Untuk mengunduh ADK LPJ bendahara pengeluaran, masih pada menu Cetak Laporan → LPJ
Bendahara Pengeluaran → kemudian pada kolom Jenis ADK, pilih ADK LPJ Bendahara
Pengeluaran (kosongkan saja kolom Jenis Laporan).
2. Selanjutnya, atur tanggal periode ADK LPJ yang akan diunduh pada kolom Periode dan klik
tombol “Unduh ADK” pada bagian bawah layar. Tunggu beberapa saat dan ADK LPJ bendahara
pengeluaran akan terunduh ke komputer satker. ADK tersebut dapat digunakan untuk rekon LPJ
bulanan ke KPPN menggunakan aplikasi SPRINT.

5
CATATAN:

➢ Menu Cetak Laporan juga dapat digunakan untuk mencetak laporan-laporan lain selain LPJ
Bendahara Pengeluaran. Laporan-laporan lain yang dapat dihasilkan diantaranya adalah BA Hasil
Pemeriksaan Kas, Laporan Daftar Rincian Kas, Buku-buku Pembantu Bendahara, Karwas UP KKP,
dan Laporan Konfirmasi Setoran seperti pada gambar berikut:

➢ Untuk mencetak laporan-laporan diatas, cukup klik/pilih Jenis Laporan dan kemudian klik tombol
Unduh pada bagian bawah layar. Tunggu beberapa saat dan aplikasi akan menampilkan cetakan
laporan tersebut pada layar PC.

6
Perekaman Usulan Uang Persediaan (UP)
Tahun Anggaran 2022 Bagi Satker

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
1
DAFTAR ISI 2
I. INFORMASI UMUM 3
II. ALUR PROSES 3

2
I. INFORMASI UMUM
A. DESKRIPSI TRANSAKSI
- Uang Persediaan (UP) digunakan untuk membiayai kegiatan operasional satker sehari-hari.
- Dana UP dikelola oleh bendahara dan dapat dibantu oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu
(BPP).
- Dana UP yang diajukan dapat berupa UP Tunai dan UP Kartu Kredit Pemerintah (KKP).
- UP Tunai merupakan dana UP yang diberikan dalam bentuk uang tunai kepada Bendahara
Pengeluaran melalui rekening Bendahara Pengeluaran.
- UP KKP adalah batasan belanja (limit) kredit kepada Bendahara Pengeluaran yang
penggunaannya dilakukan dengan kartu kredit pemerintah.

B. CATATAN PENTING
- Petunjuk teknis ini akan menjelaskan tentang siklus perekaman UP Tahun Anggaran 2022 bagi
seluruh satker pengguna aplikasi SAKTI.
- Khusus untuk perekaman usulan UP Tahun Anggaran 2022, terdapat beberapa pembaharuan
alur dalam proses pengajuan sampai dengan penetapan UP Tahun Anggaran 2022 yang akan
dijelaskan secara rinci pada bagian “Alur Proses” di petunjuk teknis ini.
- Petunjuk teknis ini hanya akan menjelaskan langkah-langkah perekaman usulan UP dari sisi
satker sebagai pengguna aplikasi SAKTI. Sementara alur proses validasi usulan UP satker
sampai dengan persetujuan UP tahun anggaran 2022 oleh KPPN akan dijelaskan pada
petunjuk teknis yang berbeda.

II. ALUR PROSES


A. POIN KUNCI PEREKAMAN USULAN UP BAGI SATKER
1. Merekam Referensi Kelompok Akun UP.
2. Merekam Usulan UP. Besaran total UP yang diisikan mengacu pada UU APBN, kemudian
dilanjutkan dengan merubah proporsi UP Tunai/KKP.
3. Mengunduh Cetakan Usulan UP dalam format .rtf untuk selanjutnya dibubuhi kop surat
masing-masing satker, dilakukan penomoran surat, dan ditandatangani oleh KPA satker.
4. Validasi usulan UP oleh KPA satker.
5. Upload surat pernyataan usulan UP yang telah ditandatangani KPA (poin 3) ke aplikasi SAKTI
dengan terlebih dahulu merubah ke format PDF. Proses upload ini dilakukan pada user
operator modul bendahara.
6. Satker menunggu KPPN selesai melakukan persetujuan atas usulan UP dan mengupload surat
persetujuan UP KPPN pada aplikasi SAKTI modul bendahara. Selanjutnya, satker melakukan
unduh surat persetujuan UP oleh KPPN pada menu “Menghitung Usul UP”.
7. Satker melanjutkan pembuatan SPP UP tahun anggaran 2022 sampai dengan penerbitan
SP2D oleh KPPN.

C. PENJELASAN DETAIL ALUR PROSES


1. Login Aplikasi SAKTI Web
Sebelum memulai perekaman UP tahun anggaran 2022, terlebih dahulu buka laman aplikasi
SAKTI web pada tautan sakti.kemenkeu.go.id melalui browser. Pastikan PC/Laptop yang
digunakan memiliki jaringan internet yang aktif. Jika halaman utama sudah terbuka, isikan kolom
username dan password dengan user operator role modul bendahara pengeluaran. Pilih tahun
anggaran 2022 kemudian tekan tombol <<Masuk>> seperti pada contoh gambar berikut:

3
2. Merekam Referensi Kelompok Akun UP
Referensi Kelompok Akun UP adalah kelompok akun yang direncakan akan digunakan dalam
pencatatan Surat Perintah Bayar (SPBy) dan Kuitansi. Perekaman kelompok akun UP cukup sekali
dilakukan saat satker pertama menggunakan Aplikasi SAKTI dan tidak terikat dengan tahun
anggaran. Referensi dapat ditambah jika di kemudian hari terdapat kelompok akun baru yang
akan digunakan pada pencatatan Perintah Bayar dan Kuitansi. Langkah ini wajib dilakukan, karena
kode akun yang tidak ditambahkan pada menu referensi kelompok akun UP nantinya tidak dapat
muncul/dipilih pada saat perekaman SPBy. Berikut adalah langkah-langkah perekaman referensi
kelompok akun UP:

1. Akses modul Bendahara


2. Klik menu <<Referensi>> → <<Referensi Kelompok AKun UP>>.
3. Klik tombol <<Tambah>>

4
1. Pada kolom Kelompok Akun, klik “Pilih Kelompok Akun”
2. Akan muncul daftar kelompok akun, pilih salah satu (contoh: 5221 – Belanja Jasa)
3. Klik tombol <<Simpan>>
4. Ulangi kembali langkah diatas sampai dengan seluruh kelompok akun UP yang dimiliki satker
berhasil tersimpan.

3. Merekam Usulan UP
Usulan UP direkam sebagai penetapan besaran UP yang akan diajukan satker pada tahun
anggaran berjalan dan sebagai dasar penyusunan Surat Persetujuan UP yang nantinya dapat
diunduh setelah melakukan proses simpan. Berikut langkah-langkah perekaman usulan UP:

Usulan UP Tanpa Dispensasi

1. Akses modul Bendahara → klik menu <<Membuat Usulan>> → <<Menghitung Usul UP>>.
2. Klik tombol <<Rekam>> untuk menambah usulan UP.
Jika dalam satu tahun anggaran terdapat UP sebelumnya, maka usulan UP HANYA dapat
direkam jika UP sebelumnya telah di nihilkan atau dilakukan pengembalian.

5
1. Pastikan nomor DIPA sudah terisi secara otomatis oleh sistem. Selanjutnya, pada kolom
Sumber Dana klik opsi “Non PNBP”.
2. Pilih Mata Uang “IDR”.
3. Seluruh akun yang direkam pada langkah Referensi Kelompok Akun UP akan muncul di
kolom Kelompok Akun seperti pada gambar diatas.
4. Selanjutnya, secara otomatis sistem akan memunculkan perhitungan Total Pagu dan
Estimasi UP. Total pagu didapatkan dari jumlah pagu DIPA satker tahun berjalan, sementara
estimasi UP didapatkan dari ketentuan besaran UP sesuai PMK 178/PMK.05/2018 seperti
berikut:

6
5. Isikan kolom total UP yaitu jumlah total UP tunai + UP KKP.
6. Pada kolom persentase KKP, isikan besaran persentase UP KKP. Setelah mengisikan besaran
proporsi persentase UP KKP, kolom UP Tunai dan UP KKP akan menampilkan besaran
nominal masing-masing UP Tunai dan UP KKP. Jika sudah, klik tombol <<Simpan>>.

7
Usulan UP Dengan Dispensasi

Apabila satker memiliki dispensasi terhadap besaran UP yang akan diajukan, maka langkah-
langkah perekamannya pada aplikasi SAKTI adalah sebagai berikut:

1. Masih pada modul Bendahara  menu <<Membuat Usulan>> → <<Menghitung Usul


UP>>, klik tombol <<Rekam>> sama seperti pada langkah perekaman usulan UP tanpa
dispensasi di poin sebelumnya. Pilih juga nomor DIPA dan sumber dana (Non PNBP).
Aplikasi akan secara otomatis menghitung total pagu dan estimasi UP. Pada contoh gambar
diatas, estimasi UP bagi satker adalah sebesar Rp100.000.000,-.
2. Pada kolom “Total UP”, isikan jumlah UP total (UP Tunai + KKP) sesuai dengan besaran yang
sudah disetujui pada surat penetapan dispensasi UP yang diterbitkan oleh Kanwil DJPb. Jika
sudah, klik tombol <<Simpan>>.

1. Akan muncul pop up konfirmasi seperti pada gambar diatas. Lanjutkan dengan mengklik
tombol <<Yes>>. Selanjutnya satker akan diarahkan untuk mengisi kolom “Referensi
Dispensasi UP” seperti pada gambar dibawah ini:

8
1. Lengkapi kolom “Nomor Surat”, “Tanggal Surat”, “Nama Penandatangan”, dan “Jabatan
Penandatangan” sesuai dengan data riil Surat Dispensasi UP yang sudah disetujui oleh
Kanwil DJPb.
2. Jika isian sudah lengkap, klik tombol <<Simpan>>. Besaran nominal usulan UP dengan
dispensasi akan tersimpan seperti pada gambar dibawah ini:

Apabila satker juga memiliki dispensasi besaran UP KKP, lakukan langkah-langkah dibawah ini
(lewati jika satker tidak memiliki dispensasi besaran UP KKP):

1. Klik pada nomor usulan UP yang sudah tersimpan pada langkah sebelumnya sampai
berubah menjadi warna biru.
2. Klik tombol <<Ubah Proporsi Tunai & KKP>>.

1. Pada kolom “Persentase UP KKP”, ubah besaran persentase sesuai dengan yang telah
disetujui pada surat dispensasi besaran UP KKP yang diterbitkan oleh Kanwil DJPb. Pada
contoh gambar diatas, besaran persentase UP KKP adalah 30% (default besaran persentase
UP KKP sesuai PMK 196/PMK.05/2018 adalah 40%).
2. Lengkapi kolom “Nomor Surat Dispensasi Kanwil” dan “Tanggal Surat Dispensasi” sesuai
dengan yang tertulis pada surat fisik dispensasi besaran UP KKP.
3. Jika sudah, klik tombol <<Simpan>>.

9
4. Unduh Dokumen Cetakan Usulan UP
Setelah melakukan simpan Usulan UP pada langkah sebelumnya, selanjutnya satker dapat
melakukan unduh dokumen usulan UP dengan langkah sebagai berikut:

1. Usulan UP yang sebelumnya telah berhasil tersimpan akan muncul pada kolom “Nomor
Usulan UP” seperti pada gambar diatas. Klik pada nomor usulan UP (contoh:
00001/UP/<kodesatker>/2022) sampai dengan kolom berwarna biru.
2. Pada kolom tersebut juga terdapat tabel “Status UP”. Fungsi dari tabel ini adalah untuk
memberikan informasi progress usulan UP yang diajukan oleh satker. Saat ini usulan UP
masih berstatus “Baru” yang berarti usulan UP telah berhasil direkam oleh operator modul
bendahara, namun belum dilakukan validasi oleh KPA satker.
3. Klik tombol <<Unduh Usulan UP rtf>> kemudian secara otomatis browser akan mengunduh
file satu buah dokumen yang berisikan Permohonan Persetujuan UP KKP dan Surat
Pernyataan Uang Persediaan dengan format .rtf seperti pada gambar berikut:

10
1. Buka dokumen yang telah terunduh pada folder di PC/Laptop (contoh nama dokumen:
Permohonan Persetujuan Uang Persediaan 00001_UP_<kodesatker>_2022). Pada bagian
atas surat yang bertuliskan “Ganti dengan Kop Surat Satker disini”, silahkan dilakukan
penggantian dengan format kop surat sesuai ketentuan pada masing-masing satker.
2. Pada kolom besaran UP, terdapat informasi proporsi persentase UP Tunai dan KKP yang
datanya didapatkan dari pengisian kolom Usulan UP pada langkah sebelumnya.
3. Pada bagian bawah surat, terdapat kolom tanda tangan KPA. Lakukan cetak atas dokumen
tersebut  tanda tangani oleh KPA (tanda tangan basah)  kemudian scan kembali
dokumen yang sudah ditandatangani dan diberi nomor untuk selanjutnya disimpan dalam
format pdf.

Selanjutnya, lakukan langkah yang sama pada dokumen Surat Pernyataan Uang Persediaan
seperti pada contoh gambar berikut:

1. Ganti kop surat dengan format kop surat sesuai ketentuan pada masing-masing satker.
2. Pada contoh Surat Pernyataan Uang Persediaan diatas, terdapat informasi jumlah pada
masing-masing uraian komponen UP yang datanya diambil berdasarkan perekaman UP dan
pagu DIPA satker pada aplikasi SAKTI.
3. Pada bagian bawah surat ini juga terdapat kolom tanda tangan KPA. Lakukan cetak
dokumen  tanda tangani surat oleh KPA (tanda tangan basah)  kemudian scan dokumen
yang sudah ditandatangani dan diberi nomor untuk selanjutnya disimpan dalam format pdf.

Catatan Penting Pada Langkah Ini:

 Format Surat Pernyataan Uang Persediaan dan Permohonan Persetujuan UP KKP yang
terunduh berformat .rtf. Format ini memungkinkan satker untuk dapat melakukan edit atas
dokumen tersebut.

11
 Saat ini pengajuan Surat Pernyataan Uang Persediaan dan Permohonan Persetujuan UP KKP
masih menggunakan tanda tangan basah KPA. Oleh karena itu kedua dokumen tersebut
harus dilakukan print  dilakukan penomoran surat/tanggal oleh satker  tanda tangan
basah KPA  kemudian scan dokumen. Dokumen hasil scan yang berformat pdf tersebut
selanjutnya harus dilakukan upload pada aplikasi SAKTI menggunakan user operator
bendahara masing-masing satker yang akan dijelaskan pada langkah selanjutnya..
 Dokumen Surat Pernyataan Uang Persediaan dan Permohonan Persetujuan UP KKP dalam
format pdf tersebut berfungsi sebagai bukti/aspek legalitas bagi KPPN untuk melakukan
validasi sampai dengan approval persetujuan UP bagi sater.

5. Validasi Usulan UP oleh KPA


Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah validasi usulan UP yang telah direkam oleh
operator modul bendahara pada langkah sebelumnya. Validasi dilakukan dengan cara login
menggunakan user dengan role KPA satker. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Setelah berhasil login menggunakan user KPA, pilih modul Bendahara  klik menu
<<Validasi>> → <<Validasi Usulan UP KPA>>.
2. Akan muncul nomor usulan UP yang sudah tersimpan pada langkah sebelumnya. Data
usulan UP dapat dilihat pada kolom “Nomor Usulan UP” seperti pada gambar diatas.
Kemudian pada bagian kanan, terdapat kolom status yang fungsinya sama seperti pada
menu menghitung usul UP. Klik Nomor Usulan UP sampai berubah menjadi berwarna biru.
3. Pada kolom “Validasi Usulan UP” di bagian bawah, lengkapi data-data seperti Nomor Surat
Usulan UP, Tanggal Surat Usulan UP, Status Validasi (klik/pilih <<Divalidasi>> untuk
menyetujui atau <<Ditolak>> untuk batal validasi), Tanggal Validasi, dan Keterangan. Perlu
diingat bahwa tanggal validasi tidak boleh kurang dari tanggal surat usulan UP.
4. Jika semua data telah dilengkapi, klik tombol <<Simpan>>. Setelah berhasil melakukan
simpan, status usulan UP akan berubah menjadi “Divalidasi KPA” seperti berikut:

12
Catatan Penting Pada Langkah Ini:

 Usulan UP yang ditolak oleh KPA akan kembali ke operator modul bendahara dengan status
“Ditolak KPA” seperti pada gambar berikut:

 Selanjutnya operator modul bendahara dapat melakukan perbaikan data usulan UP pada
menu <<Membuat Usulan>> → <<Menghitung Usul UP>> sesuai dengan keterangan
tolakan yang dituliskan oleh KPA satker.
 Jika perbaikan sudah selesai dilakukan, KPA dapat melakukan validasi ulang atas usulan UP
perbaikan dengan langkah yang sama seperti pada poin 5 diatas.

1. Setelah melakukan validasi atas usulan UP, tahapan selanjutnya adalah upload dokumen
persetujuan UP. Proses upload ini dilakukan oleh user operator modul bendahara. Pilih
modul bendahara  klik menu <<Upload>> → <<Upload Dok Persetujuan UP>>.
2. Akan muncul data usulan UP yang sudah dilakukan validasi pada langkah sebelumnya. Data
usulan UP tersebut dapat dilihat pada kolom “Kode UP” seperti pada gambar diatas. Klik
pada data usulan UP tersebut sampai dengan tersorot menjadi warna biru.
3. Pada kolom “Upload Usulan UP”, klik tombol <<Choose>>. Selanjutnya, pilih dokumen Surat
Pernyataan Uang Persediaan dan Permohonan Persetujuan UP KKP hasil scan yang sudah
ditandatangani KPA, diberi nomor, dan tanggal (dokumen harus berformat pdf).

13
1. Akan muncul tampilan Nama dan ukuran dokumen pdf yang diunggah pada kolom putih
dibawah tombol <<Choose>>. Jika nama dokumen sudah sesuai, klik tombol <<Upload>>.

1. Jika dokumen sukses terunggah, akan muncul notifikasi berhasil seperti pada gambar diatas.
2. Selain itu, status UP akan berubah dari “Validasi KPA” menjadi “Usulan UP Diupload”.

Tahapan pengajuan usulan UP bagi satker selesai sampai dengan langkah ini. Selanjutnya
usulan UP yang telah diajukan satker akan dilakukan proses validasi sampai dengan
approval/penerbitan surat persetujuan UP oleh Kepala KPPN. Satker dapat melakukan
pengecekan berkala terkait status usulan UP dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Untuk melihat status pengajuan usulan UP satker, silahkan login menggunakan operator
modul bendahara. Selanjutnya, pilih modul Bendahara → <<Membuat Usulan>> →
<<Menghitung Usul UP>>.
2. Status UP akan terlihat pada kotak yang berisi informasi nomor usulan UP. Pada gambar
diatas, status UP adalah “Divalidasi Staf KPPN” yang berarti saat ini usulan UP satker sudah
lolos validasi oleh staf MSKI KPPN. Proses selanjutnya adalah menunggu persetujuan dari
kepala seksi pencairan dana KPPN.

14
1. Gambar diatas adalah contoh status UP satker yang sudah dilakukan validasi oleh kepala
seksi pencairan dana/PDMS KPPN. Dapat dilihat bahwa status UP berubah menjadi
“Divalidasi kasi KPPN”. Proses selanjutnya adalah menunggu approval usulan UP serta
penerbitan surat persetujuan UP oleh kepala KPPN.

1. Gambar diatas adalah contoh status UP satker yang sudah dilakukan approval/persetujuan
oleh kepala KPPN. Dapat dilihat bahwa status UP berubah menjadi “Divalidasi kepala KPPN”.
Proses selanjutnya adalah menunggu status UP terupdate menjadi “Upload Persetujuan UP
oleh KPPN”.

1. Apabila status UP sudah berubah menjadi “Diupload Persetujuan KPPN”, maka artinya
seluruh proses persetujuan atas usulan UP tahun anggaran 2022 yang diajukan satker telah
selesai dilakukan.
2. Selanjutnya, satker dapat mengklik tombol <<Unduh Persetujuan UP KPPN>> untuk
mendownload surat bukti persetujuan UP yang diterbitkan oleh KPPN (format .pdf). Cek
pada menu “Download” di browser untuk menampilkan unduhan surat.
3. Atas dasar surat persetujuan tersebut, satker dapat melanjutkan proses perekaman SPP UP
sampai dengan SP2D.

15
1. Sebagai informasi tambahan, apabila status UP sudah “Diupload Persetujuan KPPN”, maka
nomor dan tanggal surat persetujuan UP akan terisi secara otomatis oleh sistem sesuai
dengan nomor dan tanggal surat persetujuan UP yang diterbitkan oleh KPPN. Untuk
melakukan pengecekan, masih pada menu “Menghitung Usul UP” klik pada “Nomor Usulan
UP” sampai layer tersorot menjadi biru.
2. Klik tombol <<Ubah Proporsi Tunai & KKP>>. Akan muncul pop up box yang menampilkan
“Nomor Surat Persetujuan KKP” dan “Tanggal Surat Persetujuan KKP” seperti pada gambar
dibawah ini:

Catatan Penting Pada Langkah Ini:

 Usulan UP yang ditolak oleh KPPN akan kembali ke operator modul bendahara dengan status
“Ditolak KPPN”. Sama seperti ketika terjadi penolakan oleh KPA, yang perlu dilakukan oleh
satker adalah login menggunakan user operator modul bendahara, kemudian akses modul
bendahara → <<Membuat Usulan>> → <<Menghitung Usul UP>> untuk selanjutnya
melakukan perbaikan data usulan UP. Perbaikan dilakukan sesuai dengan keterangan yang
dituliskan oleh KPPN (dapat dilihat pada kolom keterangan di kolom nomor usulan UP).
 Data usulan UP yang sudah diperbaiki selanjutnya perlu dilakukan validasi dan upload
dokumen pengajuan UP ulang oleh KPA satker seperti pada poin “Validasi Usulan UP oleh
KPA”.

16
. MODUL BENDAHARA PENERIMAAN .

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 2
DESKRIPSI SINGKAT ............................................................................................................................. 3
A. Login dan Akses ke Modul Bendahara Penerimaan................................................................. …3
B. Perekaman Referensi Bendahara Penerimaan ........................................................................... 5
C. Perekaman Migrasi Saldo Awal Bendahara Penerimaan…………………………………………………………7

D. Perekaman Setoran PNBP Bendahara Penerimaan SBS Tunai/Non Tunai……………………………….9

E. Perekaman Setoran PNBP Bendaharan Penerimaan Non SBS…………………………..………..……….. 11

F. Perekaman Setoran PNBP Bendahara Penerimaan melalui Upload ADK SIMPONI………………..12

G. Perekaman Transaksi Dana Pihak Ketiga / Dana Titipan……………………………………………………….16

H. Setoran PNBP yang berasal dari Dana Titipan/Dana Pihak Ketiga……………………………………….20

I. Setoran Pajak yang berasal dari Dana Titipan/Dana Pihak Ketiga ……………………………………..…21

J. Monitoring Penerimaan Bendahara …………………………………………………………………………….……….22

K. Cetak LPJ Bendahara Penerimaan dan Pembentukan ADK LPJ Bendahara Penerimaan ………..23

2
DESKRIPSI SINGKAT
Modul Bendahara Penerimaan
Modul ini digunakan untuk menatausahakan penerimaan (PNBP) baik yang sifatnya umum maupun
fungsional sesuai dengan kategori transaksinya oleh Bendahara Penerimaan satker.

A. Login

Untuk memulai tahapan login ke Modul Bendahara Penerimaan aplikasi SAKTI, silahkan lakukan
langkah-langkah sebagai berikut :

1. Jalankan aplikasi SAKTI dengan mengakses directory C:/ → SAKTI pada PC Anda. Klik dua kali
pada file runsakti.bat, atau
2. Klik dua kali pada file sakti.exe dan tunggu hingga aplikasi SAKTI terbuka.
Catatan: runsakti.bat dapat digunakan pada PC yang spesifikasi RAM-nya tidak terlalu tinggi
karena aplikasi SAKTI yang dibuka menggunakan runsakti.bat akan lebih ringan dibandingkan
dengan aplikasi SAKTI yang dibuka menggunakan sakti.exe. Namun, apabila terdapat update
aplikasi SAKTI pasca-maintenance, user harus menjalankan aplikasi SAKTI pertama kali
setelah update dengan menggunakan sakti.exe karena aplikasi SAKTI akan melakukan
update secara otomatis.

1. Isikan kolom nama pengguna dan kata sandi sesuai dengan user masing-masing bendahara
penerimaan, kemudian pilih tahun anggaran 2019.
2. Klik tombol Masuk.

3
1. Pastikan pada user Anda terdapat menu bendahara penerimaan. Anda dapat melakukan
pengecekan ada/tidaknya menu tersebut pada modul bendahara → transaksi → mencatat
uang masuk bendahara penerimaan atau pada menu approval transaksi → migrasi saldo
awal kas bendahara penerimaan. Jika tidak terdapat menu pencatatan bendahara
penerimaan pada user Anda, maka lakukan langkah dibawah ini:

1. Login dengan menggunakan user admin satker, kemudian pilih menu Administrasi → Admin
→ Pengelolaan pengguna dan Kontrol Akses → Pengelolaan Pengguna (satker).
2. Klik pada user operator modul bendahara penerimaan yang digunakan untuk login
sebelumnya.

4
3. Scroll kebawah, pastikan pada kolom kelompok pengguna terdapat blok biru pada role
BEN_PEN. Jika pada role tersebut tidak ada blok biru, silahkan kirimkan tiket ke haiDJPBN
untuk menambahkan role tersebut pada user bendahara penerimaan.

Catatan: Lewati langkah ini jika saat login sudah terdapat menu bendahara penerimaan.

B. Perekaman Referensi Bendahara Penerimaan

1. Sebelum melakukan transaksi pada modul bendahara, pastikan terlebih dahulu referensi-
referensi bendahara penerimaan sudah dicatat. Langkah awal yang harus dilakukan adalah
login dengan menggunakan user admin satker, kemudian akses menu Administrasi
2. Pilih submenu Bendahara → Bendaharawan.
3. Klik tombol rekam.
4. Lengkapi data referensi bendaharawan seperti Pangkat NIP, NIP, Nama, Kelompok Jabatan,
Jabatan (Pilih BENPEN), dan NPWP (isikan dengan NPWP Bendahara Penerimaan).
5. Klik tombol simpan.

1. Masih pada modul admin, pilih menu Umum.

5
2. Kemudian pilih submenu Jabatan → Pejabat.
3. Klik pada data referensi pejabat bendahara penerimaan, pastikan nama, NIP, dan NPWP
sudah sesuai dengan data pada referensi bendahara.

1. Login dengan menggunakan user bendahara penerimaan, kemudian pilih modul bendahara
→ Referensi.
2. Klik pada menu Referensi Detail Rekening.
3. Klik tombol Tambah.
4. Isikan data detail rekening bendahara penerimaan (jika ada) seperti pada kolom nomor 4.
Pilih jenis rekening “Bendahara Penerimaan” dan lengkapi isian lainnya seperti nomor
rekening, nama rekening, nama cabang bank, nomor izin surat pembukaan rekening, dan
tanggal izin surat pembukaan rekening. Jika ada RPL untuk penerimaan, tambahkan lagi
dengan cara yang sama.
5. Jika data isian sudah lengkap, klik tombol Simpan.

6
1. Masih pada modul bendahara, pilih menu referensi → Referensi Wajib Pajak/Wajib bayar.
Menu ini digunakan untuk mencatat data wajib pajak yang berguna pada saat akan
mencatat perintah bayar.
2. Klik tombol Tambah.
3. Pilih jenis wajib pajak Bendahara Penerimaan (Wajib Setor).
4. Isikan kelengkapan data wajib pajak lainnya. Untuk NPWP bendahara penerimaan akan terisi
otomatis sesuai dengan NPWP yang sebelumnya telah direkam pada referensi
bendaharawan.
5. Perlu diingat, untuk data lokasi seperti provinsi, kabupaten, kecamatan, dan kodepos mohon
untuk diisi dengan lengkap karena jiak tidak diisi dengan lengkap akan menyebabkan error
pada cetakan kuitansi/SPBY.
6. Klik tombol Simpan.

C. Perekaman Migrasi Saldo Awal Bendahara Penerimaan


Menu ini digunakan untuk mencatat saldo awal TA 2019. Data saldo awal diperoleh dari saldo
akhir TA 2018 yang ada pada bendahara penerimaan. Jika pada akhir tahun 2018 tidak terdapat
sisa saldo apapun pada bendahara penerimaan, maka silahkan lewati langkah ini.

7
Masuk ke modul bendahara → approval transaksi → Pemindahan Kas, kemudian Pilih
submenu Migrasi saldo awal bendahara penerimaan. Klik tombol Tambah.

1. Pilih tanggal 1 Januari 2019.


2. Isikan nomor referensi (bebas sesuai format pada masing-masing satker). Nomor referensi
wajib diisikan karena user tidak akan dapat melakukan proses simpan jika tidak mengisi
nomor referensi.
3. Isian kas masuk untuk saldo awal GL akan otomatis terisi dengan saldo kas di Bendahara
penerimaan berdasarkan saldo akhir TAYL dengan syarat telah dilakukan proses tutup
periode Desember TAYL.

1. Lanjutkan ke kolom berikutnya, yaitu kas tunai. Isikan saldo kas tunai sesuai dengan saldo
akhir riil tahun 2018 (biasanya disesuaikan dengan LPSK akhir Bulan Desember 2018). Jika
sudah, lanjutkan ke pencatatan saldo kas bank dibawahnya (jika ada) atau langsung scroll

8
kebawah dan klik tombol Simpan jika tidak ada saldo akhir pada kas bank bendahara
penerimaan.

1. Rekam data kas bank atas kategori PNBP SBS, PNBP dana titipan, DPK, pajak, dan lainnya.
Perhatikan data rekening pada kolom 1 dan pastikan saldo yang diisi pada kolom 2 sesuai
dengan posisi saldo sebenarnya untuk menghindari kesalahan pencatatan (misal saldo PNBP
SBS diisi pada bank BTN, padahal seharusnya diisi pada bank Mandiri).
2. Jika sudah, klik tombol Simpan.

1. Untuk memastikan bahwa migrasi saldo awal yang sudah disimpan benar-benar tercatat
pada kas bendahara, pilih menu approval transaksi → pemindahan kas → kas bank/kas tunai
bendahara penerimaan.
2. Pada kolom saldo kas di sebelah kanan bawah, akan muncul posisi saldo. Pastikan bahwa
nominal saldo kas bank/tunai sudah sesuai dengan nominal pada saat pencatatan migrasi
saldo awal.
3. Untuk melakukan pengecekan saldo lebih rinci, klik tombol saldo detail.

9
4. Cocokkan data kas bank dan kas tunai per kategori pada saldo detail dengan saldo yang
tersimpan pada saat migrasi saldo awal.
5. Selain cara di atas, lakukan pengecekan pada cetakan laporan buku kas bendahara
penerimaan pada modul bendahara → cetak laporan.

D. Perekaman Setoran PNBP Bendahara Penerimaan SBS Tunai/Non Tunai


Menu mencatat uang masuk Bendahara penerimaan merupakan menu untuk melakukan
pencatatan atas kas masuk Bendahara penerimaan yang sudah menjadi hak negara/sudah
merupakan penerimaan negara. Misal: uang sewa aula kantor yang menjadi PNBP dan
disetorkan ke Bendahara terlebih dahulu.

1. Sebelum melakukan setor, terlebih dahulu catat uang masuk pada menu transaksi →
mencatat uang masuk bendahara penerimaan.
2. Klik tombol tambah
3. Untuk isian nomor DIPA akan terisi otomatis oleh sistem.
4. Pada identitas wajib bayar, pilih NPWP bendahara penerimaan yang sudah direkam
sebelumnya.
5. Isi nomor dan tanggal SPN (jika ada).
6. Pilih jenis pemindahan kas “Tunai” jika ingin melakukan penyetoran PNBP secara tunai. Jika
ingin melakukan penyetoran PNBP secara non tunai, pilih “Non Tunai”. Jika memilih opsi non
tunai, isikan kolom “Rekening Bank” dibawah menu jenis pemindahan kas dan pilih nomor
rekening yang akan digunakan untuk menyetor PNBP.
7. Isi keterangan.
8. Isikan tanggal SBS.
9. Lengkapi kolom program, kegiatan, akun, dan jumlah sesuai dengan data PNBP rill yang akan
dilakukan penyetoran.
10. Pilih jenis PNBP Khusus.
11. Klik Simpan.

10
1. Pilih menu setoran → Setoran PNBP bendahara penerimaan, kemudian klik tombol Tambah.
2. Pilih jenis setoran “PNBP Khusus”.
3. Pilih jenis pungutan PNBP “Non SBS”.
4. Pilih program dan kegiatan sesuai dengan program dan kegiatan yang sebelumnya telah
direkam pada menu mencatat uang masuk bendahara penerimaan.
5. Isi tanggal SSBP.
6. Pilih NPWP wajib setor dengan NPWP Bendahara penerimaan.
7. Isikan nomor dan tanggal SPN (opsional jika ada).
8. Pada kolom jumlah akan otomatis terisi jumlah setoran sesuai dengan program dan kegiatan
yang telah dipilih.
9. Isi keterangan setoran.
10. Pilih cara penyetoran tunai jika pada saat mencatat uang masuk bendahara penerimaan
memilih opsi tunai atau non tunai jika pada saat mencatat uang masuk bendahara
penerimaan memilih opsi non tunai.
11. Jika memilih opsi non tunai, pilih nomor rekening bank yang akan digunakan untuk
melakukan setoran. Jika nomor rekening bank telah dipilih, secara otomatis sistem akan
menampilkan sisa saldo kas bank atas rekening tersebut.
12. Lengkapi data pada kolom pengesahan setoran, yaitu berupa tanggal penyetoran, kode
billing, NTPN, dan nama bank tempat dilakukannya penyetoran PNBP. Jika sudah, klik
Simpan.

E. Perekaman Setoran PNBP Bendahara Penerimaan Non SBS


Perekaman setoran PNBP Benpen non SBS bisa dilakukan dengan cara upload adk
penerimaan dari SIMPONI maupun secara perekaman manual pada aplikasi SAKTI. Menu ini
digunakan untuk pencatatan setoran PNBP yang langsung disetorkan ke kas negara tanpa
melalui Bendahara Penerimaan. Apabila satker ingin melakukan perekaman manual, maka
silahkan ikuti langkah-langkah sebagai berikut:

11
1. Pilih setoran → setoran PNBP bendahara penerimaan kemudian klik tambah.
2. Pilih jenis pengembalian setoran “PNBP Khusus”.
3. Pilih jenis pungutan “Non SBS”.
4. Isikan program dan kegiatan sesuai dengan data penyetoran riil.
5. Isikan tanggal SSBP kemudian pilih NPWP wajib setor.
6. Isikan nomor SPN (jika ada), nominal penyetoran, dan keterangan.
7. Pilih akun PNBP yang akan disetor. Untuk cara pembayaran, rekening bank, dan saldo bank
harap diabaikan saja karena memang dimatikan oleh sistem. Hal ini disebabkan karena
setoran PNBP non SBS sudah disetorkan oleh pihak ketiga sehingga tidak mengurangi saldo
kas tunai/bank pada bendahara (pencatatan hanya untuk keperluan pembukuan bendahara
saja).

F. Perekaman Setoran PNBP Bendahara Penerimaan melalui Upload ADK SIMPONI

1. Buka aplikasi SIMPONI dari peramban dengan tautan


https://simponi.kemenkeu.go.id/index.php/welcome/login kemudian isikan username dan
password
2. Klik tombol Masuk

12
1. Pilih menu Billing

1. Klik menu Backup Data ke Aplikasi SAS

1. Isikan periode tanggal buku sesuai dengan data penerimaan yang akan di upload. Pada
contoh gambar diatas, periode tanggal buku yang dipilih adalah satu bulan yaitu tanggal 1
Juni s.d. 30 Juni 2018
2. Pilih jenis PNBP yang akan diunggah. Pada contoh diatas, jenis PNBP yang dipilih adalah
seluruhnya yang mencakup PNBP fungsional, umum, dan non anggaran

13
1. Klik tombol Backup Data Penyetoran PNBP, kemudian secara otomatis aplikasi akan
mengunduh ADK Data penerimaan dengan ekstensi .zip seperti yang terlihat pada gambar
nomor 2

1. Buka aplikasi SAKTI kemudian login dengan menggunakan user bendahara dan pilih modul
bendahara
2. Pilih menu Upload → Upload Data Penerimaan Klik tombol Browse, secara otomatis akan
muncul pop up pada PC Anda.
3. Pilih adk penerimaan dari aplikasi SIMPONI yang sebelumnya telah diunduh
4. Klik tombol Open

14
1. Jika file adk SIMPONI telah dipilih, lanjutkan dengan klik tombol Validasi Data. Akan muncul
loading bar, silahkan tunggu sampai selesai
2. Jika data sudah berhasil divalidasi, selruh transaksi pada adk SIMPONI akan muncul pada
kolom Data Valid. Pastikan semua data sudah sukses diunggah dan tidak ada data
penerimaan yang masuk pada kolom Data Tidak Valid.
3. Lanjutkan dengan klik tombol Upload Data

1. Jika data sukses diupload, akan muncul pop up notifikasi sukses seperti pada gambar diatas.

15
1. Untuk memastikan bahwa data penerimaan telah sukses terunggah pada aplikasi SAKTI, klik
menu Data Penerimaan, kemudian akan muncul pop up yang berisi rekap data penerimaan
yang sebelumnya telah sukses diunggah (gambar 2).

Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait upload data penerimaan (SIMPONI) ke Aplikasi SAKTI:

1) Untuk memudahkan operator satker dalam merekam PNBP fungsional, saat ini Aplikasi
SAKTI dapat menerima ADK yang dibentuk dari Aplikasi SIMPONI (ekstensi .zip).
2) ADK tersebut dapat di impor pada aplikasi SAKTI menu Bendahara (Pengeluaran atau
Penerimaan) – Upload – Upload Data Penerimaan.
3) Proses upload ADK Penerimaan dapat merujuk ke petunjuk teknis terlampir.
4) Data ADK Penerimaan yang di upload ke SAKTI umumnya bersifat setoran Non SBS berupa
PNBP umum atau PNBP Fungsional yang langsung disetor ke kas negara tanpa melalui
Bendahara penerimaan dan akan mempengaruhi saldo LPJ Bendahara pada poin penyetoran
menurut UAKPA serta langsung membentuk jurnal pada modul GLP.

G. Perekaman Transaksi Dana Pihak Ketiga / Dana Titipan


➢ Untuk mencatat penerimaan berupa dana pihak ketiga (berupa jaminan lelang, jaminan
impor, jaminan perkara, dsb.) pada kas bank maupun kas tunai, silahkan lakukan langkah-
langkah sebagai berikut:

16
1. Pilih menu approval transaksi → Pemindahan Kas.
2. Pilih kas bank bendahara penerimaan jika DPK yang diterima masuk ke kas bank bendahara
penerimaan.
3. Klik tambah.
4. Isi tanggal transaksi sesuai dengan tanggal masuk kas.
5. Pilih jenis aktivitas “penerimaan bank”.
6. Pilih kategori kas, dalam hal ini dikarenakan pencatatan DPK maka pilih Kas DPK.

1. Pilih rekening bank sesuai dengan kondisi riil rekening yang mendapat penerimaan DPK. Isi
juga jumlah penerimaan, nama pihak ketiga, serta keterangan transaksi.
2. Setelah memilih rekening, secara otomatis aplikasi akan menampilkan posisi saldo atas
rekening yang dipilih pada kotak “Saldo Kas”.
3. Klik Simpan jika semua isian telah dilengkapi.

17
Apabila user ingin melakukan terima kas DPK dengan jenis tunai, maka silahkan ikuti langkah-
langkah sebagai berikut:

1. Pilih menu approval transaksi → Kas tunai bendahara penerimaan.


2. Klik Tambah.
3. Isi tanggal transaksi sesuai dengan kondisi riil penerimaan.
4. Pilih jenis aktivitas penerimaan tunai.
5. Pilih kategori kas “Kas DPK”.
6. Isikan jumlah nominal penerimaan, keterangan, dan nama pihak ketiga.
7. Klik Simpan jika sudah selesai melengkapi data.

➢ Apabila bendahara penerimaan ingin melakukan pemindahan kategori atas dana pihak
ketiga yang sebelumnya dicatat pada kas bank, maka silahkan ikuti langkah-langkah sebagai
berikut:

18
1. Pilih menu approval transaksi → pemindahan kas → kas bank bendahara penerimaan.
2. Klik Tambah.
3. Pilih tanggal transaksi sesuai dengan kondisi riil tanggal pemindahan kas.
4. Pilih jenis aktivitas “Pemindahan kategori kas Bank”.
5. Isi kategori kas sesuai dengan kondisi riil pemindahan kategori kas. Misalnya, pada
contoh gambar diatas pemindahan yang dilakukan adalah dari DPK ke PNBP. Pilih juga
rekening bank tujuan pemindahan kas (pada contoh diatas dipilih rekening Benpen,
ketika mencatat DPK di langkah sebelumnya yang dipilih adalah RPL). Isi nominal
pemindahan, nama pihak ketiga, serta keterangan.
6. Jika sudah, klik Simpan.

Apabila user ingin melakukan pemindahan kategori DPK dengan jenis tunai, maka silahkan ikuti
langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pilih menu approval transaksi → pemindahan kas → kas tunai bendahara penerimaan.
2. Klik tambah.
3. Pilih tanggal transaksi pemindahan kategori.
4. Pilih jenis aktivitas “Pemindahan Kategori Kas Tunai” jika ingin melakukan pemindahan
kategori DPK ke kategori lainnya.
5. Jika ingin melakukan pemindahan kas tunai ke kas bank atau kas bank ke kas tunai tanpa
mengubah kategori, pilih jenis aktivitas “Pemindahan kas Bank ke Tunai” atau
“Pemindahan kas tunai ke bank”.
6. Isi kategori kas sesuai dengan kondisi riil pemindahan kategori kas. Misalnya, pada
contoh gambar diatas pemindahan yang dilakukan adalah dari DPK ke PNBP.
7. Isi nominal jumlah pemindahanan kas beserta nama pihak ketiga dan keterangan.
8. Klik Simpan.

➢ Apabila bendahara penerimaan ingin mencatat keluar kas DPK secara non tunai, maka
silahkan ikuti langkah-langkah sebagai berikut:

19
1. Pilih menu approval transaksi → pemindahan kas → kas bank bendahara pengeluaran.
2. Klik tambah.
3. Pilih tanggal transaksi pengeluaran penerimaan.
4. Pilih kategori kas DPK.
5. Pilih rekening bank sesuai dengan posisi saldo DPK yang akan dikeluarkan, kemudian isikan
data-data pendukung seperti jumlah, nama pihak ketiga, dan keterangan.
6. Klik Simpan.

Apabila bendahara penerimaan ingin mencatat keluar kas DPK secara tunai, maka silahkan ikuti
langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pilih menu approval transaksi → pemindahan kas → kas tunai bendahara pengeluaran.
2. Klik Tambah.
3. Isi tanggal transaksi sesuai dengan kondisi riil.

20
4. Pilih jenis aktivitas “Pengeluaran Tunai”.
5. Pilih kategori kas “Kas DPK” kemudian isikan jumlah nominal kas yang akan dikeluarkan.
Lengkapi data lainnya seperti jumlah, nama pihak ketiga, dan keterangan.
6. Klik Simpan.

H. Setoran PNBP yang berasal dari Dana Titipan/Dana Pihak Ketiga


Digunakan untuk menyetorkan PNBP yang berasal dari pindah kategori kas DPK ke PNBP.
Pastikan bendahara penerimaan telah melakukan pemindahan kategori penerimaan dari DPK ke
PNBP (lihat pada langkah sebelumnya di petunjuk teknis ini) kemudian lakukan langkah-langkah
sebagai berikut untuk menyetorkan PNBP:

1. Pilih menu setoran → setoran PNBP dana titipan.


2. Klik Tambah.
3. Pilih tanggal SSBP dan pilih NPWP yang akan digunakan untuk menyetorkan PNBP.
4. Isi keterangan setoran.
5. Pilih cara pembayaran (tunai atau non tunai sesuai kondisi riil). Apabila penyetoran
dilakukan secara non tunai, maka pilih rekening bank yang digunakan. Lengkapi juga
program, kegiatan, akun, serta jumlah setoran.
6. Isi kelengkapan pengesahan setoran seperti tanggal diterima bank, nama bank, NTPN, dan
kode billing.
7. Klik Simpan.

I. Setoran Pajak yang berasal dari Dana Titipan/Dana Pihak Ketiga


Menu setoran perpajakan ini merupakan menu penyetoran atas porsi dari uang DPK (jaminan)
yang dipindahkategorikan ke saldo pajak. Syarat agar dapat melakukan setoran perpajakan pada
menu ini adalah telah dilakukan proses pindah kategori dari kas DPK ke kas Pajak di menu
approval transaksi kas bank/tunai Bendahara penerimaan. Berikut adalah langkah-langkah
penyetoran perpajakan Bendahara penerimaan:

21
1. Pilih menu setoran → setoran perpajakan.
2. Klik Tambah.
3. Isi nomor ketetapan (jika ada), masa pajak, tanggal setoran perpajaka dilakukan, serta pilih
NPWP wajib pajak yang akan digunakan.
4. Pilih cara penyetoran. Pilih tunai jika penyetoran dilakukan secara tunai dan non tunai jika
penyetoran dilakukan secara non tunai. Pilih nomor rekening yang digunakan untuk
penyetoran secara non tunai jika menggunakan cara penyetoran non tunai.
5. Isikan keterangan nomor objek pajak, alamat objek pajak, jenis setoran, akun pajak, nominal
setoran pajak, dan keterangan.
6. Lengkapi data setoran seperti tanggal penyetoran, kode billing, NTPN, dan nama bank.
7. Klik Simpan.

J. Monitoring Penerimaan Bendahara


Menu ini digunakan untuk memonitor kas-kas pada bendahara penerimaan dalam periode
tertentu.

1. Pilih menu monitoring → monitoring penerimaan bendahara

22
2. Isikan periode tanggal yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan, kemudian klik cari
3. Akan muncul data posisi kas saldo awal, penerimaan, penyetoran penerimaan, dan sisa
penerimaan pada kolom sebelah kanan.
4. Apabila terdapat penerimaan yang belum disetor, data penerimaan akan muncul pada
kolom ini
5. Apabila terdapat penerimaan yang sudah disetor, data setoran akan muncul pada kolom ini

1. Apabila terdapat penyetoran yang sifatnya SBS, maka detail SBS akan muncul pada kolom ini
2. Menu ini juga dapat menghasilkan cetakan monitoring dengan cara tekan tombol cetak

K. Cetak LPJ Bendahara Penerimaan dan Pembentukan ADK LPJ Bendahara Penerimaan

1. Untuk mencetak LPJ Bendahara Penerimaan, pilih menu cetak laporan → LPJ Bendahara
Penerimaan
2. Pilih jenis laporan LPJ Bendahara Penerimaan kemudian pilih periodenya. Pada contoh,
periode yang dipilih adalah februari 2019. Jika sudah, klik tombol cek periode.

23
3. Isikan penjelasan selisih kas dan penjelasan salah pembukuan UAKPA (jika ada).
4. Untuk mencetak dokumen LPJ, klik tombol Cetak. Untuk menyimpan, klik save dan simpan
sebagai dokumen pdf.
5. Untuk generate ADK LPJ untuk keperluan rekon bulanan ke KPPN, klik tombol pilih
kemudian pilih directory tempat ADK akan diletakkan pada PC Anda.
6. Jika proses generate LPJ berhasil, akan muncul notifikasi generate ADK LPJ Penerimaan
berhasil seperti pada gambar.

24
A. Deskripsi
Pada update aplikasi SAKTI tanggal 15 Mei 2022 proses pencetakan dokumen/laporan pada aplikasi
SAKTI dibedakan menjadi 2 kategori yaitu “Report Sync (langsung) dan Report Async (Tidak langsung).

Modul ALL
Role User Operator, Validator, Approver
Modul Lain terkait ADM
Transaksi yang Tekait Report
Dokumen Input Transaksi Modul
Output Cetakan:
- Pdf
- Excel
Validasi Validasi cetak pada modul terkait

Petunjuk Teknis Terkait Menu cetak All modul

B. Informasi Penting Lainnya


1. Report sync adalah pencetakan dokumen/laporan yang hasilnya dapat diunduh secara
langsung oleh pengguna aplikasi SAKTI, fitur tersebut telah digunakan selama ini untuk proses
mengunduh dokumen transaksi/laporan pada aplikasi SAKTI yang sifatnya cenderung ringan.
2. Report async adalah pencetakan dokumen/laporan yang hasilnya tidak secara langsung dapat
diunduh oleh pengguna, fitur tesebut digunakan untuk proses mencetak/mengunduh
dokumen transaksi/ laporan pada aplikasi SAKTI yang sifatnya cenderung berat.
3. Pada report async pengguna dapat menunggu proses antrian dengan status ‘queued’ hingga
dokumen transaksi/laporan siap untuk diunduh dengan status ‘Ready’.
4. Report async pada menu ‘Monitoring report’ dapat diakses oleh seluruh pengguna aplikasi
SAKTI.
5. Pencetakan untuk jenis-jenis dokumen sync maupun async telah ditentukan oleh admin
Pusat/Server sehingga pengguna aplikasi SAKTI tidak perlu melakukan settingan apapun cukup
melakukan unduh.
6. Saat proses pembetukan laporan (report async) proses antrian dengan status ‘queued’ yang
sedang berjalan, pengguna dapat membuka menu lainnya dan meninggalkan sementara
proses report async untuk mengerjakan transaksi dimenu lainnya pada aplikasi SAKTI sampai
proses cetakan selesai.
7. Pada report async jika status telah ‘ready’ maka untuk proses unduh selanjutnya dapat
langsung dilakukan unduh tanpa memproses ulang proses unduh pada menu cetak modul
terkait karena hasil report async akan disimpan untuk dapat diunduh kembali oleh pengguna.
8. Daftar report async yang ditampilkan pada menu report pada masing-masing pengguna akan
berbeda sesuai dengan dokumen transaksi/laporan yang pernah diunduh oleh masing-masing
pengguna.
C. Gambar proses sync dan async

D. Report Sync
Lakukan pencetakan secara langsung dan unduh dokumen transaksi/laporan seperti biasanya.

E. Report Async
1. Jika saat melakukan pencetakan dokumen/laporan dan setelah klik unduh muncul notif
“Silahkan download report pada Menu Report > Monitoring” maka jenis dokumen
pencetakan tersebut adalah masuk kategori “report async” sehingga proses selanjutnya
lakukan pengecekan hasil cetakan tersebut pada menu report sesuai notif.

2. Setelah proses unduh selesai dilakukan, kemudian buka menu Report -> Monitoring, tunggu
proses dengan status ‘queued’ selesai hingga status menjadi ‘ready’ dan proses download
aktif, untuk mengunduh dokumen silahkan klik tombol ‘download’.
3. Pencarian dokumen, gunakan pencarian file dokumen yang ingin diunduh dengan menginput
parameter ‘nama file’ dan ‘tanggal’ pembentukan dokumen tersebut, untuk melakukan
pencarian ketik nama file/dokumen pada kolom “Nama File” kemudian klik “Cari” untuk
menghapus parameter yang telah diinput sekaligus klik tombol “Reset”.
PEREKAMAN BAST DENGAN
BANK GARANSI/SPTJM

1
DESKRIPSI SINGKAT
Perekaman BAST Dengan Bank
Garansi/SPTJM
Pentunjuk Teknis ini digunakan sebagai panduan untuk merekam
BAST dengan Bank Garansi/SPTJM

No.
1 Modul KOM
Role User OPR
Modul Lain yang Terkait KOM, PEM, GLP
Transaksi yang Tekait KOM – Pembuatan Data Kontrak
PEM –
Perekaman
SPM
Dokumen Input Data
Kontrak
Output BAST dengan Bank Garansi

Pendahuluan
Petunjuk teknis ini digunakan untuk perekaman BAST dengan menggunakan Bank Garansi.
Selain itu, petunuk teknis ini juga digunakan untuk transaksi kontraktual dengan nominal nilai
kontrak 50 juta atau kurang dari 50 juta dengan mekanisme SPTJM.
Pada mekanisme perekaman BAST dengan Bank Garansi, tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Merekam BAST dengan Bank Garansi/SPTJM yang selanjutnya disebut dengan BAST-BG
2. Merekamn SPP Kontraktual s.d. Catat SP2D
3. Merekam BAST Final sebagai pendetilan atas transaksi dengan BAST-BG
Adapun alur perekaman BAST dengan Bank Garansi pada Aplikasi SAKTI adalah berikut:

2
Perekaman BAST dengan Bank Garansi /SPTJM
Untuk merekam BAST-BG/SPTJM, langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan
merekam Informasi Bank Garansi/SPTJM dengan cara sebagai berikut:
2

1. Login menggunakan user operator yang memiliki role KOMITMEN, Pilih Menu
Mencatat BAST, Klik Rekam
2. Cari data Kontrak (Termin kontrak) yang akan di BAST-BG kan.
3. Pada informasi BAST, pilih kategori Bank Garansi Kemudian akan muncul isian Info
Bank Garansi/SPTJM

3
4

4. Pada isian info Bank Garansi/SPTJM, pilih Kategori Bank Garansi


(untuk nilai kontrak > Rp50.000.000) atau pilih Kategori SPTJM untuk nilai kontrak <=
Rp50.000.000)
5. Lengkapi isian keterangan Info Bank Garansi dari Nomor BG s.d. Nilai BG (Untuk
Perekaman pertama input manual, jika data BG akan digunakan untuk BAST BG
selanjutnya(1 BG untuk beberapa termin sisa pekerjaan), klik tombol cari)
6. Sumber data untuk perekaman isian yang direkam pada info Bank Garansi adalah
Dokumen Bank Garansi atau SPTJM
NB: Untuk SPTJM, tanggal Mulai berlaku diisi tanggal SPTJM, S/D tanggal diisi 31-Des-
2019.

4
7

7. Setelah perekaman data informasi Bank Garansi/SPTJM tersebut, lakukan perekaman


Nilai BAST-Bank Garansi yang akan diajukan menjadi SPP LS Kontraktual
8. Isi Nomot BAST-BG, Tanggal BAST-BG dan Nilai BAST BG. PAda tahapan ini tidak ada
pendetilan kategori Aset/jasa yang perlu dilakukan.
9. Klik Simpan. Selanjutnya data BAST-BG akan dapat digunakan untuk pembuatan SPP
LS Kontraktual

Perekaman SPM LS Kontraktual dengan BAST-BG


Atas BAST BG yang telah direkam sebelumya, selanjutnya dapat dilakukan perekaman SPP LS
Kontraktual dengan memilih BAST-BG tersebut.
1

1. Login menggunakan user operator yang memiliki role Pembayaran, Pilih Menu
Pembayaran – RUH Pembayatran – Catat/Ubah SPP-Pilih Jenis SPP 111 LS Kontraktual
2. Rekam SPP

5
3

3. Pada form perekaman SPP, lengkapi data SPP yang dibutuhkan, pada Isian BAST yang
akan digunakan untuk pembuatan SPP klik tombol cari BAST, kemudian pilih BAST-BG
yang sudah direkam sebelumnya.
4. Selanjutnya lanjutkan proses SPP s.d. SPM lalu catat SP2D.

Perekaman BAST Final (pendetilan Kategori Aset / Jasa)


Setelah proses catat SP2D, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah dengan merekam
BAST final atas BAST-BG yang pernah direkam sebelumnya. BAST Final ini hanya dapat
direkam setelah transaksi atas BAST-BG telah dilakukan proses pencatatan SP2D.
Berikut adalah petunjuk perekaman BAST Final atas BAST-BG: 3

4 5 6

6
1. Login menggunakan user operator yang memiliki role KOMITMEN, Pilih Menu
Mencatat BAST, Klik Rekam
2. Pilih Tombol Cari BAST-BG
3. Selanjutnya list tersebut akan manampilkan data BG atas BAST-BG yang sudah
digunakan sampai proses Catat SP2D, pilih BAST-BG
4. Pada isian Data BAST pilih kategori BAST yang akan didetilkan. Jasa / Aset.
Jika memilih Kategori asset, rekam terlebih dahulu kode barang pendetilannya.
5. Lengkapi isian Data BAST (Nomor BAST Final, Tanggal BAST Final, dan Progress
Pekerjaan)
6. Rekam Nilai BAST
( Jika Nilai BAST < BAST BG maka akan terdapat Nilai SPNP)
( Jika Nilai BAST = BAST BG maka Nilai SPNP = 0 )
7. Simpan BAST

Penyetoran SPNP
Jika Nilai BAST < BAST BG maka akan terdapat Nilai SPNP (Surat Penetapan Nilai
Pengembalian) untuk dikembalikan kepadan Negara (disetorkan).
SPNP dapat dilihat di form cari BAST. Saldo
SPNP

Penyetoran SPNP dapat menggunakan menu:


1. Bendahara → Setoran Pengembalian Belanja (tahun anggaran berjalan)
2. Bendahara → Setoran UP/TUP/PNBP Bendahara Pengeluaran (jika disetorkan lewat
tahun anggaran)

7
PEREKAMAN BAST KONTRAKTUAL

1
I. INFORMASI UMUM
A. DESKRIPSI TRANSAKSI

Perekaman BAST Kontraktual merupakan trigger dalam perekaman SPP Kontraktual.

Modul KOM
Role User OPR
Modul Lain terkait PEM
Transaksi yang Tekait PEM – Catat/Ubah SPP
Dokumen Input BAST Kontraktual
Output BAST Kontraktual digunakan menjadi dasar pembuatan SPP
Kontraktual
Validasi - Data Pagu DIPA sudah tersedia;
- Data kontrak yang dapat digunakan adalah data kontrak yang telah
tercatat Nomor CAN;
- Input nilai desimal tidak dapat dilakukan untuk nilai harga yang
menggunakan mata uang Rupiah;
- BAST yang telah dilakukan pendetilan barang tidak dapat dilakukan
ubah / hapus;
- BAST yang pembayaranya telah menjadi SP2D tidak dapat dilakukan
ubah / hapus.
Petunjuk Teknis Terkait KOM – Petunjuk Perekaman Supplier Tipe 1, 2, dan 7
PEM – Perekaman SPM Kontraktual

B. INFORMASI PENTING LAINNYA


1. Perekaman BAST Kontraktual mengakomodir penginputan kode barang;
2. Perekaman lebih dari satu barang dapat dilakukan dalam satu BAST;
3. Pendetilan 15 Segmen sampai dengan Sub Komponen sementara pendetilan 16 Segmen
sampai dengan Item dilakukan pada saat perekaman data;
4. kontrak Perekaman RSPP dilakukan dengan melakukan Pendetilan COA yang terbawa dari
Pendetilan COA pada data kontrak;
5. Diperlukan koordinasi antar modul untuk menghindari kesalahan pencatatan barang. Atas
BAST yang telah dilakukan pendetilan barang tidak dapat dilakukan perubahan dan/atau
penghapusan.

2
II. ALUR PROSES
A. DIAGRAM ALUR PROSES

B. PENJELASAN DIAGRAM ALUR PROSES

1. PEREKAMAN DATA KONTRAK

Untuk proses perekaman data kontrak sampai dengan mendapatkan Nomor CAN mengacu pada
Petunjuk Teknis Komitmen tentang Perekaman Data Kontrak.

3
2. PEREKAMAN BAST KONTRAKTUAL

a.

1. Login dengan menggunakan user operator komitmen. Pilih modul Komitmen – RUH –
Pencatatan BAST/BG;
2. Klik tombol ‘Tambah’ untuk melakuan perekaman BAST Kontraktual yang baru.

b.

1. Klik tombol ikon pencarian untuk mencari data kontrak yang akan digunakan;
2. Pada menu pop up yang muncul, kembali klik tombol ikon pencarian untuk mencari data
kontrak yang akan digunakan.

4
c.

1. Satker dapat melakukan pencarian data kontrak yang akan digunakan menggunakan filter
pencarian berdasarkan No Kontrak;
2. Pilih data kontrak yang akan digunakan;
3. Klik tombol ‘Pilih’
d.

1. Pilih termin yang akan digunakan dalam perekaman BAST Kontraktual. Termin yang
akan muncul pada menu pop up ini apabila data kontrak telah mendapatkan Nomor
CAN;
2. Klik tombol ‘Pilih’.

5
e.

1. Lakukan perekaman Nomor BAST, Tanggal BAST dan Progress Pekerjaan atas termin yang
akan dibayarkan;
2. Untuk melakukan pendetilan COA 15/16 segmen, klik tombol ‘Pendetilan COA’.

f.

1. Klik tombol ‘Tambah’ untuk melakukan perekaman baru;


2. Klik tombol ikon ‘Pencarian’ untuk memilih detil RO, Komponen, Sub Komponen (untuk
15 segmen) dan Item (untuk 16 segmen) yang digunakan. Simulasi pada Juknis ini
menggunakan satker sampai pendetilan 15 segmen.

6
g.

1. Pada menu pop up yang muncul, pilih detil RO, Komponen, Sub Komponen yang akan
digunakan;
2. Kemudian klik tombol ‘Ok’.
h.

1. Input nilai yang akan dibayarkan pada BAST Kontraktual;


2. Klik tombol ‘Simpan’. Apabila perekaman detil telah selesai klik tombol ‘Keluar’.

7
i.

1. Pilih kategori BAST;


2. Apabila BAST akan menghasilkan Aset/Jasa Dikapitalisasi Aset, satker wajib melakukan
pendetilan atas Rincian Barang.
j.

1. Klik tombol ‘Rekam’ untuk melakukan perekaman barang yang baru;


2. Klik tombol ikon ‘Pencarian’ untuk memilih Kode Barang yang diperoleh.

8
k.

1. Satker dapat menggunakan filter pencarian untuk mempermudah pencarian identifikasi


barang, baik menggunakan Nama Barang atau Kode Barang;
2. Pilih kode barang yang sesuai dengan kebutuhan;
3. Klik tombol ‘Pilih’.
l.

1. Input Jumlah dan Harga Satuan barang. Satker dapat merekam lebih dari satu barang
dalam satu BAST;
2. Apabila perekaman telah selesai dilakukan, lakukan penyimpanan. Kemudian satker
dapat keluar dari menu tersebut dengan klik tombol ‘Keluar’;
3. Klik tombol ‘Simpan’ untuk melakukan penyimpanan BAST Kontraktual.

9
3. PEREKAMAN SPP KONTRAKTUAL

Petunjuk perekam SPP Kontraktual mengacu pada Petunjuk Teknis Pembayaran tentang
Perekaman Perekaman SPM Kontraktual.

10
PEREKAMAN RSPP PADA
BAST NON KONTRAKTUAL

1
I. INFORMASI UMUM
A. DESKRIPSI TRANSAKSI

Modul KOM

Role User OPR

Modul Lain terkait PEM

Transaksi yang Tekait PEM – Catat/Ubah SPP

Dokumen Input BAST Non Kontraktual

Output BAST Non Kontraktual digunakan menjadi dasar pembuatan SPP LS Non
Kontraktual
Validasi - Data Pagu DIPA sudah tersedia;
- Supplier yang dapat digunakan adalah supplier yang sudah
mendapatkan NRS;
- Input nilai desimal tidak dapat dilakukan untuk nilai harga yang
menggunakan mata uang Rupiah;
- BAST yang telah dilakukan pendetilan barang tidak dapat dilakukan
ubah / hapus;
- BAST yang pembayaranya telah menjadi SP2D tidak dapat dilakukan
ubah / hapus.
Petunjuk Teknis Terkait KOM – Petunjuk Perekaman Supplier Tipe 1, 2, dan 7
PEM – Perekaman SPM Kontraktual

B. INFORMASI PENTING LAINNYA


1. Juknis metode perekaman bast non kontraktual ini dapat diterapkan pula untuk bast KKP, bast valas,
dan bast up tunai;
2. Perekaman RSPP dilakukan dengan melakukan Pendetilan COA;
3. Pendetilan 15 Segmen sampai dengan Sub Komponen sementara pendetilan 16 Segmen sampai
dengan Item;
4. Perekaman BAST Non Kontraktual mengakomodir penginputan kode barang;
5. Perekaman satu BAST untuk satu distribusi COA;
6. Perekaman lebih dari satu barang dapat dilakukan dalam satu BAST;
7. Diperlukan koordinasi antar modul untuk menghindari kesalahan pencatatan barang.

2
II. ALUR PROSES
a. Login dengan menggunakan user operator komitmen.

b. Masuk pada Menu Komitmen - RUH – Pencatatan Pencatatan BAST Non Kontraktual/Kwitansi
LS/Dokumen Yang Dipersamakan;
c. Klik tombol ‘Tambah’ untuk melakukan perekaman BAST Non Kontraktual yang baru;

d. Lakukan perekaman atas informasi BAST terkait Nomor Dokumen, Tanggal Dokumen, Uraian
Dokumen, Mata Uang dan Supplier yang digunakan;
e. Lengkapi informasi distribusi COA terkait Program, Aktivitas, KRO, AKUN, KPPN, Sumber Dana, Cara
Penarikan, dan Nomor Register;
f. Untuk melakukan pendetilan, klik tombol ‘Pendetilan COA’;

3
g. Klik tombol ‘tambah’ untuk melakukan perekaman baru;
h. Klik tombol ikon ‘Pencarian’ untuk memilih detil RO, Komponen, Sub Komponen (untuk 15 Segmen)
dan Item (untuk 16 Segmen) yang digunakan. Simulasi pada Juknis ini menggunakan satker sampai
pendetilan 15 segmen;

i. Pada Pop Up Menu yang muncul, pilih detil RO, Komponen, Sub Komponen yang akan digunakan;
j. Kemudian klik tombol ‘Ok’;

4
k. Input nilai yang akan dibayarkan pada BAST;
l. Klik tombol ‘Simpan’, apabila perekaman detil telah selesai klik tombol ‘Keluar’;

m. Pilih kategori BAST, apabila merupakan BAST yang menghasilkan Aset/Jasa Dikapitalisasi Aset
lakukan pendetilan atas Rincian Barang. Klik tombol ‘Simpan’ untuk melakukan penyimpanan BAST.

5
n. Pilih kategori BAST, apabila merupakan BAST yang menghasilkan Aset/Jasa Dikapitalisasi Aset
lakukan pendetilan atas Rincian Barang. Klik tombol ‘Simpan’ untuk melakukan penyimpanan BAST.
o. Satker dapat mencetak lampiran detil COA 15/16 segmen pada BAST Non Kontraktual pada Menu
Komitmen – Cetak – Cetak Resume BAST Non Kontrak

6
p. BAST Non Kontraktual digunakan menjadi dasar pembuatan SPP LS Non Kontraktual

7
PEREKAMAN DATA KONTRAK RELEASE
( KOMITMEN TAHUNAN KONTRAK TAHUN JAMAK )

1
I. INFORMASI UMUM
A. DESKRIPSI TRANSAKSI

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem


Perbendaharaan dan Anggaran Negara, pengertian Kontrak adalah perjajian tertulis antara PPK
dengan penyedia barang/jasa atau pelaksana swakelola, dan Data Kontrak adalah informasi terkait
dengan perjanjian tertulis antara PPK dengan penyedia barang/jasa atau pelaksana swakelola.
Komitmen Tahunan Kontrak Tahun Jamak adalah komitmen tahun tunggal sebagai bagian dari
Kontrak Tahun Jamak.

Modul KOM
Role User OPR, PPK
Modul Lain terkait PEM
Transaksi yang Tekait KOM – RUH Supplier, Perekaman BAST Kontraktual
PEM- Catat / Ubah SPP
Dokumen Input Data Kontrak
Output Resume Kontrak, Karwas Kontrak, Data kontrak bisa digunakan
untuk pembuatan SPP Kontraktual
Validasi • Data supplier yang digunakan dalam perekaman kontrak
merupakan data supplier supplier tipe 2 dan tipe 6
yang sudah mendapatkan NRS (Nomor
Register Supplier)
• Data pagu DIPA terkait dengan kontrak tersebut sudah
tersedia
Petunjuk Teknis Terkait KOM - Petunjuk Perekaman Supplier Tipe 1, 2, dan 7
PEM – Perekaman SPM Kontraktual

B. INFORMASI PENTING LAINNYA


1. Kontrak Release/Komitmen Tahunan Kontrak Tahun amak adalah Kontrak yang pelaksanaan
pekerjaanya Lebih dari 1 (satu) tahun masa anggaran ;
2. Data kontrak yang dapat digunakan pada perekaman transaksi lanjutan adalah data kontrak
yang telah memiliki Nomor CAN (Commitment Aplication Number) / NRK (Nomor Register
Kontrak).

2
II.ALUR PROSES
A. DIAGRAM ALUR PROSES

B. PENJELASAN DIAGRAM ALUR PROSES

1. REKAM KONTRAK

1. Login dengan menggunakan user operator komitmen.

3
2. Pilih modul Komitmen – RUH – Pencatatan Kontrak. Untuk melakukan perekaman data kontrak
baru, klik tombol ‘Rekam’.

3. Perekaman pada tab Kontrak (Contract Header).

Lengkapi isian pada tab Kontrak (Contract Header). Untuk data kontrak tahunan, informasi yang
perlu dilengkapi adalah:

1. Tipe kontrak (pilih Annual Year untuk perekaman data kontrak Release);
Tipe komitmen (pilih Release Multi Year untuk perekaman data kontrak Release);
2. Isi Cek list “Referensi Kontrak Multi Year”, kemudian pilih Kontrak / CAN multi year yang akan
menjadi induk dari kontrak release tersebut;
3. Nomor Kontrak (Informasi Nomor kontrak akan terisi otomatis mengambil data Kontrak multi year,
saat setelah pilih kontrak Multi year pada saat mengisi cek list “referensi kontrak multi year”);
4. Cari Supplier (Informasi Supplier akan terisi otomatis mengambil data Kontrak multi year, saat

4
setelah pilih kontrak Multi year pada saat mengisi cek list “referensi kontrak multi year”) ;
5. KPPN (Informasi KPPN akan terisi otomatis mengambil data Kontrak multi year, saat setelah pilih
kontrak Multi year pada saat mengisi cek list “referensi kontrak multi year”);
6. Nilai Kontrak ( Nilai kontrak merupakan Nilai Kontrak Tahunan yang akan membebani ketersediaan
FA dari DIPA tahun anggaran berjalan, Total dari nilai kontrak relaese harus lebih kecil atau sama
dengan kontrak Multi year nya)
7. Uraian pekerjaan (free text) ;
8. Jangka Waktu Pelaksanaan (tanggal antara mulai kontrak akan disesuaikan sama dengan tanggal
mulai kontrak multi year, dan tanggal selesai kontrak pada relaese pertama / release pada tahun
sebelum berakhirnya kontrak akan otomatis terisi tanggal akhir dari Tahun anggaran. Dan pada
tahun berakhirnya kontrak, tanggal selesai akan terisi tanggal berakhirnya kontrak) ;
9. Ketentuan Sanksi ( diisi Sanksi yang tertuang dalam dokumen kontrak, dan hindari penggunaan
kode ASCII seperti ‰, ⅓, dan lain lain, serta hindari copy paste dari dokumen lain.
10. Cara pembayaran ( pilih cara pembayaran dari kontrak bertahap / sekaligus )
11. Koordinat ( diisi koordinat dimana kontrak tersebut dilaksanakan )
12. Simpan (apabila sudah dilakukan pengisian semua kolom isian yang dibutuhkan, silahkan
lakukan penyimpanan

Sebagai informasi Tambahan :

• Data pinjaman atau hibah luar negeri (apabila sumber dana dari Loan/Hibah Luar negeri),
sifatnya opsional, bisa diisikan apabila diperlukan;
• Kolom Nilai Uang Muka, Cara pengembalian UM, Bank/ AsuransiPenjamin UM, Cara pemotongan
retensi dan lain – lain yang masih disable, untuk saat ini masih belum perlu dilakukan pengisian.
• Data Kontrak Multi Year belum membebani atau mengurangi pagu Fund Available (FA) dari pagu
DIPA yang tersedia, namun untuk Kontrak Relaese sudah membebani FA dari pagu DIPA dan akan
dijadikan dasar pembuatan transaskis tagihan, seperti BAST, ataupun SPP Kontraktual

4. Perekaman Rencana Pembayaran (Contract Line)

5
Keterangan :
1. Nilai Kontrak (akan terisi otomatis sebesar nilai kontrak release)
2. No Line (berisikan nomor urut line kontrak. Apabila satu Kontrak membebani lebih dari satu
distribusi COA / terdapat salah satu yang berbeda dari 12 segmen COA (Chart of Accounts) ,
maka Nomor line bisa lebih dari satu, namun apabila hanya membebani satu distribusi COA,
maka nomor line hanya cukup 1 baris)
3. Tipe Line (default memeilih belanja / Biaya)
4. Deskripsi Line (free text)
5. Kategori Line / Cara Tarik ( disesuaikan dengan cara Tarik terkait dengan COA yang akan
dipilih dan tercantum pada DIPA) misalkan RM(Rupiah Murni), RMP (Rupiah Murni
Pendamping), PL (Pembayaran Langsung), RK (Rekening Khusus) dan lain lain.
6. Nilai Line (apabila satu kontrak hanya membebani satu distribusi COA maka nilai line bearnya
sama dengan nilai Kontrak, namun apabila satu kontrak membebani lebih dari satu COA
maka nilai line disesuaikan dengan berapa nilai yang akan membebani COA tersebut)

Sebagai informasi Tambahan :

• Untuk satu baris Contract Line hanya dapat membebani satu kombinasi 12 segmen COA.
Apabila dalam satu kontrak menggunakan lebih dari satu kombinasi 12 segmen COA, maka
baris Contract Line yang direkam lebih dari satu (namun satu Contract Line dapat
membebani kombinasi 15/16 segmen COA yang berbeda selagi masih dalam satu 12
segmen COA yang sama);
• Total jumlah nilai seluruh Contract Line yang ada harus lebih kecil atau sama dengan nilai kontrak

5. Jadwal Pembayaran (Payment Schedule)

Keterangan :
1. Nilai Line Kontrak ( terisi otomatis atas nilai Line kontrak yang menjadi induknya)
2. No Jadwal Pembayaran ( berisikan nomor urut jadwal pembayaran apabila dalam satu
kontrak line berisikan lebih dari satu jadwal pembayaran)
3. Deskripsi Pembayaran (Free text)
4. Tanggal Pembayaran (tanggal rencana jadwal pembayaran tersebut akan dilakukan
penagihan)

6
5. Nilai Pembayaran ( Nilai nominal yang akan di tagihkan pada jadwal pembayaran / termin
berkenaan)

Sebagai informasi Tambahan :

• Dalam satu contract line bisa terdapat lebih dari satu jadwal pembayaran / termin dimana
Total jumlah nilai seluruh termin yang ada harus lebih kecil atau sama dengan nilai Contract line
yang menjadi induknya

6. Perekaman Distribusi COA (Distribution)

7
Keterangan :
1. Klik tombol ‘Rekam’ untuk melakukan perekaman distribusi COA. Lengkapi isian struktur 12
segmen COA dengan memilih kombinasi : Satker, Kementerian, Eselon I, Program, Aktivitas, KRO,
Akun, KPPN, Sumber Dana, Cara Penarikan, dan Nomor Register.
2. Kemudian klik tombol Pendetilan COA untuk melakukan pendetilan 15/16 segmen COA yang
digunakan.
3. Klik tombol ‘Tambah’ untuk melakukan perekaman pendetilan 15/16 segmen COA. Klik tombol
ikon ‘Pencarian’ untuk memilih detil RO, Komponen, Sub Komponen (untuk 15 segmen) dan
Item (untuk 16 segmen).
4. Pada menu pop up yang muncul pilih detil detil RO, Komponen, Sub Komponen (untuk 15
segmen) dan Item (untuk 16 segmen). Kemudian klik tombol ‘Ok’.
5. Input nilai sejumlah nilai pada termin. Klik tombol ‘Simpan’ untuk melakukan penyimpanan.

7. Cetak Karwas (Kartu Pengawasan Kontrak) Kontrak

8
Untuk mencetak Resume kontrak terdapat pada Modul Komitmen > Monitoring > Karwas Kontrak

2. PEMBUATAN ADK KONTRAK RELEASE OLEH PPK

Login dengan menggunakan user PPK , pilih pada modul Komitmen – ADK – ADK Kontrak
Interkoneksi OTP.

1. Pilih jenis Kontrak yang Kontrak Annual / Release


2. Pilih Kontrak Release (KR) yang akan dibuatkan ADK
3. Tekan tombol proses untuk pembuatan ADK

9
kode OTP

Keterangan :

1. Pilih request OTP via SMS / email (Data OTP kan terkirim ke Handphone pejabat yang sudah
didaftarkan)
2. Maukkan kode OTP yang didapat, kemudian lakukan proses.

Informasi Tambahan :

• Untuk Kontrak Release file ADK yang dihasilkan adalah file BCKR (Budget Commitment Kontrak
Release).
• ADK akan terkirim otomatis langsung ke Portal SPAN yang ada di KPPN mitra kerja
• Petugas KPPN akan melakukan download ADK dimaksud untuk di Proses di KPPN / SPAN.

3. PROSES DI KPPN

Atas ADK yang telah dibentuk, maka pihak KPPN akan melakukan proses Data Kontrak pada SPAN
mengacu pada SOP yang berlaku.
Apabila pendaftaran data kontrak telah di lakukan approved oleh KPPN, maka akan mengupdate data
CAN / NRK pada aplikasi SAKTI atau Operator bisa melakukan pencatatan manual, sehingga data kontrak
sudah bisa digunakan untuk transaksi berikutnya.

Dalam Kondisi Normal, nomor CAN pada aplikasi SAKTI akan terupdate secara otomatis, dengan
mengambil data dari OMSPAN secara Scheduler, namun hal Nomor CAN tidak mengupdate otomatis
pada aplikasi SAKTI, user juga bisa melakukan pencatatan CAN manual.

Pencatatan CAN manual dapat dilakukan pada Aplikasi SAKTI di menu Komitmen > Upload / Rekam >
Upload Rekam ADK CAN

10
Keterangan :

1. Isikan nomor CAN pada kolom CAN Tahunan untuk kontrak Release, sesuai dengan nomor CAN
yang di dapat dari KPPN / SPAN, dan penulisan nomor CAN merupakan Case sensitive , dimana
harus sama persis dengan data SPAN
2. Tekan Tombol simpan, sehingga nomor CAN Release akan terisi dan tersimpan

Dengan sudah tercatatnya Nomor CAN Release, maka data kontrak Release sudah bisa digunakan
untuk transaksi selanjutnya ( Pembuatan BAST dan pembuatan SPP kontraktual)

11
PEREKAMAN DATA KONTRAK MULTI
YEAR / TAHUN JAMAK

1
I. INFORMASI UMUM
A. DESKRIPSI TRANSAKSI

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem


Perbendaharaan dan Anggaran Negara, pengertian Kontrak adalah perjajian tertulis antara PPK
dengan penyedia barang/jasa atau pelaksana swakelola, dan Data Kontrak adalah informasi terkait
dengan perjanjian tertulis antara PPK dengan penyedia barang/jasa atau pelaksana swakelola.
Kontrak Tahun Jamak adalah Kontrak yang pelaksanaan pekerjaannya untuk masa lebih dari 1 (satu)
tahun anggaran atas beban anggaran.

Modul KOM
Role User OPR, PPK
Modul Lain terkait -
Transaksi yang Tekait KOM – RUH Supplier, Perekaman BAST Kontraktual
Dokumen Input Data Kontrak
Output Resume Kontrak,
Validasi Data supplier yang digunakan dalam perekaman kontrak
merupakan data supplier supplier tipe 2 dan tipe 6 yang sudah
mendapatkan NRS (Nomor Register Supplier)
Petunjuk Teknis Terkait KOM – Petunjuk Perekaman Supplier Tipe 1, 2, dan 7

B. INFORMASI PENTING LAINNYA


1. Kontrak Tahun Jamak / Multi Year adalah Kontrak yang pelaksanaan pekerjaanya Lebih
dari 1 (satu) tahun masa anggaran ;
2. Data kontrak yang dapat digunakan pada perekaman transaksi lanjutan adalah data kontrak
yang telah memiliki Nomor CAN (Commitment Aplication Number) / NRK (Nomor Register
Kontrak).

2
II. ALUR PROSES
A. DIAGRAM ALUR PROSES

B. PENJELASAN DIAGRAM ALUR PROSES

1. REKAM KONTRAK

1. Login dengan menggunakan user operator komitmen.

3
2. Pilih modul Komitmen – RUH – Pencatatan Kontrak. Untuk melakukan perekaman data kontrak
baru, klik tombol ‘Rekam’.

3. Perekaman pada tab Kontrak (Contract Header).

Lengkapi isian pada tab Kontrak (Contract Header). Untuk data kontrak tahunan, informasi yang
perlu dilengkapi adalah:

1. Tipe kontrak (pilih Multi Year untuk perekaman data kontrak tahun Jamak / Multi Year);
Tipe komitmen (pilih Kontrak untuk perekaman data kontrak tahun Jamak / Multi Year);
2. Supplier ( supplier yang dapat digunakan adalah supplier tipe 2 dan tipe 6 yang telah
mendapatkan NRS );
3. Kode KPPN sebagai kantor bayar, berkaitan juga dengan kode KPPN pada supplier yang dipilih;

4
4. Nomor Kontrak (free text) ;
5. Mata uang ( untuk kontrak dengan lebih dari satu mata uang yang digunakan, direkam
sebagai data kontrak terpisah );
6. Nilai Kontrak ( Nilai kontrak merupakan Nilai Kontrak total Multi year untuk beberapa tahun, dan
tidak terikat dengan ketersediaan FA dari DIPA tahun anggaran berjalan)
7. Uraian pekerjaan (free text) ;
8. Jangka Waktu Pelaksanaan (tanggal antara mulai kontrak dan selesai kontrak harus lebih dari satu
tahun anggaran) ;
9. Cara pembayaran ( pilih cara pembayaran dari kontrak bertahap / sekaligus )
10. Koordinat ( diisi koordinat dimana kontrak tersebut dilaksanakan )
11. Simpan (apabila sudah dilakukan pengisian semua kolom isian yang dibutuhkan, silahkan
lakukan penyimpanan

Sebagai informasi Tambahan :

• Data pinjaman atau hibah luar negeri (apabila sumber dana dari Loan/Hibah Luar negeri),
sifatnya opsional, bisa diisikan apabila diperlukan;
• Kolom Nilai Uang Muka, Cara pengembalian UM, Bank/ AsuransiPenjamin UM, Cara pemotongan
retensi dan lain – lain yang masih disable, untuk saat ini masih belum perlu dilakukan pengisian.
• Perekaman data kontrak untuk Kontrak Multi year hanya sebatas sampai Header Kontrak saja.
• Data Kontrak Multi Year belum membebani atau mengurangi pagu Fund Available (FA) dari pagu
DIPA yang tersedia, sehingga belum bisa dijadikan dasar pembuatan transaksi tagihan seperti
BAST maupun SPP Kontraktual

4. Cetak Resume Kontrak

5
Untuk mencetak Resume kontrak terdapat pada Modul Komitmen > Cetak > Cetak Resume Kontrak.

2. PEMBUATAN ADK KONTRAK MULTI YEAR OLEH PPK

Login dengan menggunakan user PPK , pilih pada modul Komitmen – ADK – ADK Kontrak
Interkoneksi OTP.

1. Pilih jenis Kontrak yang Multi Years


2. Pilih Kontrak Multi years (KM) yang akan dibuatkan ADK
3. Tekan tombol proses untuk pembuatan ADK

6
kode OTP

Keterangan :

1. Pilih request OTP via SMS / email (Data OTP kan terkirim ke Handphone pejabat yang sudah
didaftarkan)
2. Maukkan kode OTP yang didapat, kemudian lakukan proses.

Informasi Tambahan :

• Untuk Kontrak Multi Year, file ADK yang dihasilkan adalah file BCKM (Budget Commitment Kontrak
Multi Year).
• ADK akan terkirim otomatis langsung ke Portal SPAN yang ada di KPPN mitra kerja
• Petugas KPPN akan melakukan download ADK dimaksud untuk di Proses di KPPN / SPAN.

3. PROSES DI KPPN

Atas ADK yang telah dibentuk, maka pihak KPPN akan melakukan proses Data Kontrak pada SPAN
mengacu pada SOP yang berlaku.
Apabila pendaftaran data kontrak telah di lakukan approved oleh KPPN, maka akan mengupdate data
CAN / NRK pada aplikasi SAKTI atau Operator bisa melakukan pencatatan manual, sehingga data kontrak
sudah bisa digunakan untuk transaksi berikutnya.

Dalam Kondisi Normal, nomor CAN pada aplikasi SAKTI akan terupdate secara otomatis, dengan
mengambil data dari OMSPAN secara Scheduler, namun hal Nomor CAN tidak mengupdate otomatis
pada aplikasi SAKTI, user juga bisa melakukan pencatatan CAN manual.

Pencatatan CAN manual dapat dilakukan pada Aplikasi SAKTI di menu Komitmen > Upload / Rekam >
Upload Rekam ADK CAN

7
Keterangan :

1. Isikan nomor CAN pada kolom CAN Multi Year untuk kontrak Multi year, sesuai dengan nomor CAN
yang di dapat dari KPPN / SPAN, dan penulisan nomor CAN merupakan Case sensitive , dimana
harus sama persis dengan data SPAN
2. Tekan Tombol simpan, sehingga nomor CAN Multi year akan terisi dan tersimpan

Dengan sudah tercatatnya Nomor CAN multi Year, maka data kontrak Multi year sudah bisa digunakan
untuk transaksi selanjutnya (Pembuatan Kontrak Released Tahunan/ Komitmen Tahunan Kontrak
Tahun Jamak )

8
TERMINATE TERMIN KONTRAK

1
I. INFORMASI UMUM
A. DESKRIPSI TRANSAKSI

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem


Perbendaharaan dan Anggaran Negara, pengertian Kontrak adalah perjajian tertulis antara PPK
dengan penyedia barang/jasa atau pelaksana swakelola, dan Data Kontrak adalah informasi terkait
dengan perjanjian tertulis antara PPK dengan penyedia barang/jasa atau pelaksana swakelola.
Addendum / Perubahan Data Kontrak yang dimaksud, adalah perubahan atas data kontrak yang
telah terdaftar di SPAN dan sudah mendapatkan CAN (Commitment Aplication Number ) / NRK (Nomor
Register Kontrak).

Modul KOM
Role User OPR, PPK
Modul Lain terkait PEM
Transaksi yang Tekait KOM – RUH Supplier, Perekaman BAST Kontraktual
PEM- Catat / Ubah SPP
Dokumen Input Data Kontrak
Output Resume Kontrak, Karwas Kontrak, Data kontrak bisa digunakan
untuk pembuatan SPP Kontraktual
Validasi • Data supplier yang digunakan dalam perekaman kontrak
merupakan data supplier supplier tipe 2 dan tipe 6
yang sudah mendapatkan NRS (Nomor
Register Supplier)
• Data Kontrak awal sudah direkam dan didaftarkan dalam SPAN
• Data Kontrak sudah mendapatkan CAN (Commitment Application
Number) atau NRK (Nomor Registrasi Kontrak);
• Nomor Kontrak tidak dapat dilakukan perubahan;
• Termin kontrak yang telah dibayarkan penuh tidak dapat
dilakukan penghapusan.
• Terminate termin hanya untuk termin yang telah terdapat
realisasi sebagian ( nilai realisasi lebih kecil dari termin yang
didaftarkan)
Petunjuk Teknis Terkait KOM - Petunjuk Perekaman Supplier Tipe 1, 2, dan 7
KOM – Petunjuk Perekaman kontrak Release
PEM – Perekaman SPM Kontraktual

2
B. INFORMASI PENTING LAINNYA
1. Perubahan kontrak sebelum didaftarkan dalam aplikasi SPAN akan dianggap sebagai kontrak
baru;
2. Perubahan pada 15/16 segmen COA tidak perlu melakukan addendum kontrak;
3. Perubahan supplier dapat dilakukan jika supplier yang akan dipilih telah direkam pada
Supplier Address dan Supplier Header yang sama dengan supplier sebelumnya;
4. Nomor Kontrak tidak dapat dilakukan perubahan;
5. Dalam kondisi khusus Addendum Kontrak yang merubah struktur data kontrak, misalnya dari
satu termin menjadi dua termin atau sebaliknya, dalam aplikasi SAKTI tetap direkam, namun
saat dalam aplikasi SPAN tidak bisa langsung diubah dengan ADK, namun harus
menggunakan user Khusus SPAN dalam KPPN (biasanya dengan User Kepala KPPN).
6. Perubahan data kontrak yang perlu dilakukan dan didaftarkan , yaitu apabila terdapat
perubahan informasi data kontrak yang tercantum pada data aplikasi. Untuk perubahan
dokumen kontrak yang tidak tercantum pada data kontrak di aplikasi, tidak perlu dilakukan
perubahan / pendaftaran addendum. Misalkan : perubahan PPK, dimana pada dokumen
kontark dilakukan perubahan, namun secara data kontrak pada aplikasi tidak berubah,
karena data PPK tidak tercantum pada data kontrak di aplikasi SAKTI
7. Terminate termin dilakukan apabila terdapat perubahan data kontrak yang mana terdapat
realisasi lebih kecil dari termin yang didaftarkan, sehingga akan merubah nilai termin
menjadi sebesar nilai realisasi.
atau apabila sisa dari termin yang dilakukan terminate ( penyesuaian) akan digunakan pada
termin berikutnya

II.ALUR PROSES
A. DIAGRAM ALUR PROSES

3
B. PENJELASAN DIAGRAM ALUR PROSES

1. REKAM / UBAH DATA KONTRAK


1. Login dengan menggunakan user operator komitmen

2. Pilih modul Komitmen – RUH – Pencatatan Kontrak. Untuk melakukan perekaman data kontrak
baru, klik tombol ‘Ubah’.

4
3. Perekaman / Perubahan pada tab Kontrak (Contract Header).

Keterangan :

1. Tanda cek pada checkbox Addendum harus terisi;


2. Kolom tanggal dan nomor addendum akan aktif, dan lakukan pengisan kolom tersebut

Sebagai informasi Tambahan :

• Sebagai contoh terlihat dari capturean diatas terlihat kontrak awal dengan nilai kontrak
5.000.000
• Untuk melakukan terminate termin, pada header kontrak, user cukup melakukan isi checkbox
dan masukan tanggal dan nomor addendum

4. Perekaman / perubahan Rencana Pembayaran (Contract Line)

Keterangan :
1. Pindahkan kursor ke tab rencana pembayaran / Contract Line
2. Pilih Contract line dimana data termin / COA yang akan dilakukan terminate termin terdaftar

5
Sebagai informasi Tambahan :

• Sebagai contoh kontrak hanya terdiri satu contract line yang mana nilai contract line sama dengan
nilai total kontrak, yaitu sebesar 5.000.000

5. Perekaman / perubahan Jadwal Pembayaran (Payment Schedule)

Keterangan :
1. Arahkan kursor ke tab Jadwal pembayaran / Payment Schedule
2. Pilih termin mana yang akan dilakukan terminate

Sebagai informasi Tambahan :

• Sebagai contoh jadwal pembayaran terdiri dari 2, pembayaran pertama senilai 2.000.000, dan
pembayaran kedua senilai 3.000.000
• Terminate termin bisa dilakukan apabila termin sudah terdapat realisasi ( minimal sudah
dibuatkan BAST) dengan nilai lebih kecil dari nilai termin yang didaftarkan
• Misalkan pembayaran pertama senilai 2.000.000, sudah dibuatkan BAST sebesar 1.000.000 (lebih
kecil dari nilai termin yang didaftarkan)

6
3. Perekaman / penyesuaian Distribusi COA (Distribution)

Distribusi COA tidak bisa dilakukan perubahan, melainkan dilakukan penghapusan apabila
terdapat perubahan data distribusi COA, dengan catatan belum terdapat realisasi seluruh dari
distribusi COA dimaksud
Untuk distribusi COA yang sudah terdapat realisasi sebagian, penyesuaian data atas realisasi
tersebut dilakukan dengan mekanisme Terminate Termin
Data Distribusi COA yang telah terhapus dikarenakan adanya penghapusan Contract line
ataupun penghapusan jadwal pembayaran, harus dilakukan perekaman kembali

DATA DISTRIBUSI COA AWAL

Keterangan :
Pada tab distribusi COA, terlihat nilai COA yang mengikat pagu Fund available sebelum dilakukan
terminatr sebesar nilai jadwal pembayaran ke satu, sbesar 2.000.000

7
TERMINATE TERMIN

Untuk pembayaran pertama senilai 2.000.000 sudah dibuatkan BAST sebesar 1.000.000 (lebih kecil
dari nilai termin yang didaftarkan), maka data distribusi COA tersebut bisa dilakukan terminte,
untuk menyesuaikan nilai distribusi COA menjadi sebesar nilai realisasi (BAST)

Keterangan :
1. Pilih tab distribusi COA
2. Pilih Distribusi COA yang akan determinate
3. Tekan tombol terminate
4. Lakukan penyimpanan

Sebagai informasi Tambahan :

• Saat dilakukan terminate termin dan simpan, maka nilai COA akan berubah menjadi sebesar
nilai realisasi
• Sebagai contoh diatas, dikarenakan COA atas pembayaran pertama senilai 2.000.000 tersebut,
telah dibuatkan BAST senilai 1.000.000, maka nilai COA otomatis akan berubah menjadi
1.000.000 (sebesar nilai realisasi)
• Nilai Sisa (2.000.000 – 1.000.000 = 1.000.000) akan kembali ke pagu Fund Available, dan sudah
tidak terikat dengan data kontrak tersebut.
• Dengan dilakukannya terminate termin, maka secara otomatis akan merubah juga nilai pada
jadwal pembayaran dan Rencana pembayaran

8
Jadwal pembayaran / Payment Schedule

Rencana pembayaran / Contract Line

Pada tab Jadwal Pembayaran / Payment Schedule dan Rencana Pembayaran / Contract Line , nilai
akan berkurang sebesar nilai yang di terminate atau nilai yang kembali ke pagu Fund available.

• Apabila terminate termin dilakukan hanya untuk penyesuain atas perubahan berkurangnya
nilai kontrak, dan nilai sisa tidak digunakan lagi untuk pembayaran / termin berikutnya, maka
hanya perlu disesuaikan pada nilai kontrak yang ada pada tab Header Kontrak, berkurang
sebesar nilai sisa atas termin yang dilakukan terminate.

9
data kontrak yang sudah dilakukan penyesuaian bisa dilakukan penyimpanan, dan daftarkan
perubahan atas data kontrak dimaksud ke KPPN Mitra kerja.

• Namun apabila data sisa akan digunakan untuk pembayaran berikutnya / termin berikutnya
maka perlu disesuaikan kembali kenilai awal mulai dari nilai kontrak, nilai contact line.
• Untuk perubahan pada jadwal pembayaran, menggunakan mekanisme addendum kontrak
tahunan / release multi years.

10
NILAI SISA DARI TERMINATE TERMIN YANG AKAN DIGUNAKAN PADA PEMBAYARAN /
TERMIN BERIKUTNYA

Apabila sisa nilai dari proses terminate termin akan digunakan untuk menambahkan pembayran / termin
berikutnya, perlu dilakukan sebagai berikut :

• Melakukan perubahan atas nilai pada tab Rencana Pembayaran / Contract Line
dengan adanya terminate termin, maka data pada Jadwal pembayaran / Contract Line akan
berkurang sebesar nilai sisa dari terminate termin tersebut, oleh karena itu apabila data sisa akan di
tambahkan pada pembayaran / termin selanjutnya, maka data nilai Rencana Pembayaran harus
dikembalikan pada kondisi semula

Keterangan :

Keterangan :
1. Pada tab Rencana Pembayaran / Contract Line, tekan tombol ubah le
2. Kembalikan nilai Rencana Pembayaran menjadi sebesar nilai semula sebelum dilakukan
terminate termin
3. Lakukan penyimpanan

• Menghaspus Distribusi COA


Setelah data nilai pada tab Rencana pembayaran di kembalikan pada kondisi semula, maka masuk
ke tab Jadwal Pembayaran / Payment Schedule, dan pilih pembayaran / termin yang akan dilakukan
perubahan / penambahan nilai

11
Setelah memilih data termin yang akan dilakukan perubahan, kemudian masuk ke tab Distribusi COA

Keterangan :
1. Pada tab Distribusi COA, Lakukan penghapusan atas COA yang sudah terdaftar. Maka
distribusi COA akan terhapus termasuk dengan pendetailan 15/16 segmen
2. Lakukan penyimpanan atas penghapusan distribusi COA dimaksud

• Perubahan Jadwal Pembayaran

Kembali ke tab jadwal pembayaran, lakukan perubahan data jadwal pembayaran untuk
memasukan nilai nominal baru

• Perekaman Distribusi COA kembali

Setelah melakukan perubahan data pada jadwal pembayaran, maka lakukan perekaman distribusi
COA kembali dengan nominal yang baru

12
Keterangan :
1. Pada tab Distribusi COA, Lakukan perekaman distribusi COA yang membebani atas termin
tersebut
2. Lakukan perekaman pendetailan 15 / 16 segmen COA

3. Lakukan penyimpanan

13
14
PEREKAMAN KONTRAK TAHUNAN
MENGGUNAKAN IDR

1
I. INFORMASI UMUM
A. DESKRIPSI TRANSAKSI

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem


Perbendaharaan dan Anggaran Negara, pengertian Kontrak adalah perjajian tertulis antara PPK
dengan penyedia barang/jasa atau pelaksana swakelola, dan Data Kontrak adalah informasi terkait
dengan perjanjian tertulis antara PPK dengan penyedia barang/jasa atau pelaksana swakelola.
Kontrak Tahun Tunggal adalah Kontrak yang pelaksanaan pekerjaanya mengikat dana anggaran
selama masa 1 (satu) tahun anggaran.

Modul KOM
Role User OPR, PPK
Modul Lain terkait PEM
Transaksi yang Tekait KOM – RUH Supplier, Perekaman BAST Kontraktual
PEM – Catat/Ubah SPP
Dokumen Input Data Kontrak
Output Resume Kontrak, Data Kontrak dapat digunakan untuk
pembuatan SPP Kontraktual
Validasi - Data supplier yang digunakan dalam perekaman kontrak
merupakan data supplier yang sudah mendapatkan NRS (Nomor
Register Supplier)
- Data Pagu DIPA terkait dengan kontrak dimaksud sudah tersedia
Petunjuk Teknis Terkait KOM – Petunjuk Perekaman Supplier Tipe 1, 2, dan 7
PEM – Perekaman SPM Kontraktual

B. INFORMASI PENTING LAINNYA


1. Kontrak Tahun Tunggal adalah Kontrak yang pelaksanaan pekerjaanya mengikat dana
anggaran selama 1 (satu) tahun masa anggaran.

2
II. ALUR PROSES
A. DIAGRAM ALUR PROSES

B. PENJELASAN DIAGRAM ALUR PROSES

1. REKAM KONTRAK

1. Login Aplikasi
Aplikasi SAKTI dengan responsibility sebagai Operator Komitmen

3
2. RUH Kontrak
Masuk ke menu : Komitmen – RUH – Pencatatan Kontrak – Rekam

3. Rekam Header Kontrak


Lengkapi isian pada tab ‘Header Kontrak’, khusus untuk kontrak tahunan yang berisikan antara lain
:
- Tipe Kontrak (Annual Year);
- Tipe Komitmen (Kotrak);
- Isikan Supplier yang sudah mendapatkan NRS;
- Nomor Kontrak;
- Kode KPPN sebagai kantor bayar;
- Mata Uang;
- Tipe kurs apabila mata uang selain IDR;
- Uraian Pekerjaan;
- Mata Uang Kontrak yang berbeda walaupun satu kontrak, harus direkam sebagai kontrak
tersendiri;
- Data pinjaman atau hibah luar negeri (apabila sumber dana dari Loan/Hibah);
- Jangka waktu pelaksanaan (tanggal mulai dan berakhirnya kontrak dalam satu tahun
anggaran yang sama);
- Jangka Waktu Pemeliharaan (untuk sementara belum digunakan);
- Uraian ketentuan dan sanksi (free text dan wajib diisi, dihindari penggunaan symbol kode
ASCII seperti %, ‰, dan lain-lain);
- Cara Pembayaran (sekaligus atau bertahap);
- Hal-hal yang menyangkut Uang Muka dan Retensi (untuk sementara belum digunakan);
- Tekan tombol ‘Simpan’ apabila data yang dibutuhkan sudah terisi semua.

4
4. Rekam Rencana Pembayaran (Contract Line)
Apabila Header Kontrak sudah tersimpan, maka tab rencana pembayaran (Contract Line) akan
aktif.
- Contract Line hanya berisi satu baris apabila kontrak hanya membebani satu jenis
kombinasi COA;
- Contract Line bisa berisi lebih dari satu baris apabila dalam satu kontrak membebani lebih
dari satu kombinasi COA (beda akun/beda output/beda kegiatan/beda cara tarik/beda
sumber dana, dll);
- Total jumlah nominal dari seluruh Contract Line yang ada harus mempunyai nilai yang sama
dengan nilai kontrak.

5
Tekan tombol ‘Rekam’ untuk melakukan perekaman rencana pembayaran (Contract Line).
Lengkapi isian pada tab ‘Rencana Pembayaran’ yang berisikan antara lain :
- Nomor Line (Sesuai urutan sesuai jumlah line yang akan kita rekam);
- Tipe Belanja -> Belanja/Biaya (Default);
- Deskripsi Line;
- Kategori Line (Cara Tarik -> RM, RK, PL, RMP, Dll);
- Untuk kolom Uang Muka dan Retensi (untuk sementara belum digunakan).
Tekan tombol simpan apabila data yang dibutuhkan sudah terisi semua.

5. Rekam Jadwal Pembayaran (Payment Schedule)


Jadwal Pembayaran (Payment Schedule) berisikan rincian/termin dari tiap line contract dengan
ketentuan :
- Jumlah nominal seluruh termin harus sama dengan nominal line contract yang menjadi
induknya;
- Apabila terdapat perbedaan dari kombinasi COA, agar termin direkam dalam contract line
yang berbeda;
- Uang Muka dan Retensi masih menggunakan metode netto, dan direkam sebagai termin.

6
Pilih Contract Line yang akan direkam termin-nya :

Tekan tombol ‘Rekam’ untuk melakukan perekaman Jadwal Pembayaran (termin). Lengkapi isian
pada tab Jadwal Pembayaran yang berisikan antara lain :
- Nilai Line (nominal nilai Line yang menjadi induknya);
- Nomor Jadwal Pembayara (nomor termin yang akan kita rekam);
- Deskripsi pembayaran (uraian pembayaran dari termin, missal : uang muka, termin1, dst.);
- Uang Muka (untuk sementara tidak digunakan);
- Tanggal Pembayaran (tanggal rencana termin yang berkenaan dibayarkan, dengan
ketentuan pembayara pertama harus sama atau lebih dari tanggal kontrak dan pembayaran
terkahir bisa melebihi tanggal berakhirnya kontrak namun masih dalam tahun anggaran
yang sama);
- Nilai Pembayaran (nilai nominal dari termin).
7
Apabila kontrak terdiri lebih dari satu termin, lakukan rekam kembali untuk termin berikutnya.
Tekan tombol ‘Simpan’ apabila data yang dibutuhkan sudah terisi semua.

6. Rekam Distribusi COA


Perekaman distribusi COA dilakukan dengan ketentuan :
- Tiap termin/Jadwal pembayaran hanya berisika satu distribusi COA;
- Nilai nominal dalam distribusi COA harus sama dengan nilai Termin-nya.

Pilih termin yang akan direkam distribusi COA-nya.

Tekan tombol ‘Rekam’ untuk melakukan perekaman Distribusi COA.

8
Lengkapi isian pada tab Struktur COA dengan memilih kombinasi segment COA : Kode Satker,
Kementerian, Eselon I, Program, Kegiatan, Output, Akun, Segmen Dana, dll.
Tekan tombol ‘Simpan’ apabila data yang dibutuhkan sudah terisi semua.
Perekaman data Kontrak pada Responsibility Operator sudah selesai, dan bisa melakukan
pencetakan Karwas Kontrak.
Proses selanjutnya pada Responsibility PPK untuk membuat ADK dan mengirimkanya ke Portal
untuk selanjutnya di proses di SPAN.

2. CREATE ADK BCKA

1. Login Aplikasi
Login aplikasi SAKTI dengan responsibility sebagai Pejabat Pembuat Komitmen.

2. Bentuk ADK BCKA


Masuk pada Komitmen – ADK – ADK Kontrak Interkoneksi. Pilih kontrak yang akan dibentuk ADK-
nya kemudian tekan tombol proses.

9
Akan muncul kotak dialog Validasi ADK, silahkan menginput PIN pada kolom yang tersedia dan klik
tombol ‘Proses’.

Atas ADK BCKA yang telah dibentuk, maka pihak KPPN akan melakukan proses pendaftara Data
Kontrak pada SPAN mengacu pada SOP yag berlaku. Setelah mendapat persetujuan dari SPAN, Data
Kontrak tersebut akan mendapatkan nomor CAN (Commitment Aplication Number) atau NRK
(Nomor Register Kontrak).

3. PROSES KPPN

Atas ADK BCKA yang telah dibentuk, maka pihak KPPN akan melakukan proses Data Kontrak pada
SPAN mengacu pada SOP yang berlaku.

10
MEKANISME PEMBUATAN FILE BCSU
(UBAH DATA SUPPLIER)

1
I. INFORMASI UMUM
A. DESKRIPSI TRANSAKSI

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem


Perbendaharaan dan Anggaran Negara pengertian Supplier adalah pihak yang berhak menerima
pembayaran atas beban APBN, dan Data Supplier adalah informasi terkait dengan pihak yang
berhak menerima pembayaran atas beban APBN yang memuat paling kurang informasi pokok,
informasi lokasi, dan informasi rekening.
Data Supplier yang telah terdaftar di SPAN merupakan hasil dari pendaftaran Supplier yang
bersumber dari input manual untuk satker yang mempunyai koneksi langsung ke SPAN, dari
Aplikasi SAS, maupun dari Aplikasi SAKTI. Data tersebut ter-share secara nasional, dan data yang
pertama kali masuk dijadikan data referensi pada Aplikasi SPAN.
Dalam hal data yang terdaftar di Aplikasi SPAN tidak sesuai dengan data yang sebenarnya, maka
satker bisa melakukan perubahan supplier dimaksud, dengan pembuatan file BCSU (Budget
Commitment Supplier Update), yang didaftarkan ke KPPN disertai bukti yang kuat.

Modul KOM
Role User OPR, PPK
Modul Lain terkait PEM
Transaksi yang Tekait KOM – RUH Supplier, RUH Kontrak, Pencatatan BAST Non-
Kontraktual
PEM – Catat/Ubah SPP
Dokumen Input Data Supplier
Output Resume Supplier, Data Supplier dapat digunakan untuk pembuatan SPP,
perekaman Data Kontrak, dan pencatatan BAST Non-Kontraktual
Validasi - Data supplier tersebut sudah mendapatkan NRS (Nomor Register
Supplier);
- Sudah terdaftar di site (kantor bayar) KPPN yang dituju;
- Data Supplier yang bisa dilakukan perubahan adalah data selain
data primary key tiap site nya;
- Data primary Key pada supplier address : Kode tipe Supplier, kode
POS
- Data primary key pada supplier Bank/ Supplier pegawai / Supplier
Banyak penerima : Negara Asal Bank, Nama Bank, Kode Bank, dan
Nomor rekening (Bank dalam negeri). Negara Asal Bank, Nama
Bank, Kode swift, dan Nomor rekening (Bank Luar negeri)
Petunjuk Teknis Terkait KOM – Perekaman Supplier Tipe 6

2
B. INFORMASI PENTING LAINNYA
1. Data Supplier yang bisa dilakukan perubahan, untuk level Satker / KPPN hanya sebatas pada
Supplier Address dan Supplier Bank/Supplier Pegawai/ Supplier Banyak penerima;
2. Header Supplier tidak bisa dilakukan perubahan, kecuali jika dilakukan merge Supplier, dan
yang berwenang melakukan perubahan adalah Tim Pengelola Data Referensi SPAN
Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

II. ALUR PROSES


A. DIAGRAM ALUR PROSES

3
B. PENJELASAN DIAGRAM ALUR PROSES

1. UBAH SUPPLIER

1.1 Perubahan Data Supplier Pada Site Supplier Address

a. Login Aplikasi SAKTI


Pertama Login dengan kewenangan Operator Komitmen, kemudian pilih Modul Komitmen – RUH
– Pencatatan Supplier. Pilih Supplier yang akan dilakukan perubahan.

b. Perubahan pada site Supplier Address


Pilih tab Supplier Address, dan pilih site Supplier Address mana yang akan dilakukan perubahan,
apabila Supplier Address terdapat lebih dari satu. Tekan tombol ‘Ubah’, dan lakukan field mana
yang akan dilakukan perubahan. Setelah selesai melakukan prubahan, isi cek box ‘Ubah (BCSU)’
pada kolom kanan bawah, dan lakukan penyimpanan.

4
1.2 Perubahan Data Supplier Pada Site Bank/Pegawai/Banyak Penerima

a. Login Aplikasi SAKTI


Pertama Login dengan Operator Komitmen, kemudian pilih Modul Komitmen – RUH – Pencatatan
Supplier. Pilih Supplier yang akan dilakukan perubahan.

b. Pilih Site Supplier Address


Pilih tab Supplier Address, dan pilih Supplier Address mana yang menjadi induk dari site Supplier
Bank / Supplier Pegawai / Supplier Banyak Penerima, dimana informasi rekening tersimpan.

5
c. Pilih Site Supplier Bank / Supplier Pegawai / Supplier Banyak Penerima
Pilih tab Supplier Bank / Supplier Pegawai / Supplier Banyak Penerima, dan pilih Supplier Address
mana yang akan dilakukan perubahan, apabila Supplier Address terdapat lebih dari satu. Tekan
tombol ‘Ubah’, dan lakukan ubah data di field mana yang akan dilakukan perubahan.

2. CREATE ADK BCSU

Setelah data dilakukan perubahan dan penyimpanan, maka user PPK sudah bisa melakukan
pembuatan ADK Supplier. Pilih Supplier yang berstatus ‘Ubah’, kemudian lakukan pembuatan ADK,
sehingga file yang dihasilkan adalah BCSU.

6
3. PROSES KPPN

Atas ADK BCSR yang telah dibentuk, maka pihak KPPN akan melakukan proses pendaftaran Supplier
pada SPAN mengacu pada SOP yang berlaku.

INFORMASI TAMBAHAN

1. Khusus untuk perubahan KPPN kantor bayar yang terdapat pada tab Supplier Address, tidak
diperlukan melakukan pengisian cek box ‘Ubah (BCSU)’, agar file yang dihasilkan tetap BCSR. Hal
tersebut dikarenakan supplier dimaksud belum terdaftar di KPPN Mitra Kerja, dan untuk
pendaftaran supplier awal harus menggunakan file supplier register.

2. Data-data supplier yang tidak bisa diubah, harus melakukan perekaman baru dan akan
menambahkan row baru. Data-data dimaksud antara lain : Tipe Supplier dan Kode POS pada tab
Supplier Address, Nomor Rekening dan Nama Bank pada tab Supplier Bank / Supplier Pegawai /
Supplier Banyak Penerima.

7
IMPORT SUPPLIER
INTERKONEKSI LANGSUNG SPAN

1
I. INFORMASI UMUM
A. DESKRIPSI TRANSAKSI

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem


Perbendaharaan dan Anggaran Negara pengertian Supplier adalah pihak yang berhak menerima
pembayaran atas beban APBN, dan Data Supplier adalah informasi terkait dengan pihak yang
berhak menerima pembayaran atas beban APBN yang memuat paling kurang informasi pokok,
informasi lokasi, dan informasi rekening.

Menu Import Supplier (Interkoneksi Langsung SPAN) digunakan untuk melakukan import
Supplier terinterkoneksi langsung dengan SPAN pada aplikasi SAKTI.

Modul KOM
Role User OPR
Modul Lain terkait PEM
Transaksi yang Tekait KOM – RUH Kontrak, Pencatatan BAST Non-Kontraktual
PEM – Catat/Ubah SPP
Dokumen Input Data Supplier
Output Resume Supplier, Data Supplier dapat digunakan untuk
pembuatan SPP, perekaman Data Kontrak, dan pencatatan BAST
Non-Kontraktual
Validasi - Pencarian data Supplier harus diawali dengan pemilihan tipe
Supplier yang hendak di-import datanya
- Pencarian data Supplier dengan tipe 3 dan 8 tidak diizinkan
- Input Kode Satker yang sama ketika login diwajibkan untuk
pencarian Data Supplier dengan tipe Supplier 1
- Input Nomor Rekening diwajibkan untuk pencarian data
Supplier dengan tipe Supplier 2
- Input NPWP Supplier diwajibkan untuk pencarian data
Supplier dengan tipe Supplier 4 dan 5
- Input NIP tidak diperbolehkan untuk pencarian data Supplier
dengan tipe Supplier 6
Petunjuk Teknis Terkait - KOM - Perubahan Supplier dengan Mekanisme BCSU

2
B. INFORMASI PENTING LAINNYA
1. Supplier yang dapat di-import adalah Data Supplier yang sudah pernah didaftatrkan pada
SPAN dan telah memiliki NRS;
2. Supplier yang telah di-import dan telah terdaftar pada KPPN mitra kerja satker dapat
langsung digunakan;
3. Supplier yang telah di-import namun belum terdaftar pada KPPN mitra kerja satker harus
didaftarkan terlebih dahulu sebelum digunakan;
4. Jumlah maksimal Supplier dalam sekali import adalah 100 baris Supplier, dimana proses
import dilakukan halaman per halaman.

II. ALUR PROSES


A. DIAGRAM ALUR PROSES

3
B. PENJELASAN DIAGRAM ALUR PROSES

1. Import Supplier
a. Login menggunakan user operator yang memiliki kewenangan modul komitmen;

b. Masuk ke Modul Komitmen – Adk – Import Supplier (Interkoneksi Langsung SPAN);

4
c.

1. Pilih tipe Supplier yang ingin dilakukan pencarian data Supplier-nya untuk
kemudian di-import ke SAKTI. Pada contoh yang digunakan pada petunjuk teknis
ini digunakan supplier tipe 2;
2. Input validasi yang diwajibkan untuk supplier tipe 2, yakni input pada kolom teks
“No. Rekening”;
3. Untuk penginputan pada “Kode KPPN” bersifat opsional. Contoh yang digunakan
pada petunjuk teknis ini adalah kode “002”;
4. Setelah semua penginputan parameter yang diperlukan telah dilakukan, klik tombol
“Cari”.

d. Apabila parameter yang diinput tidak memenuhi validasi yang diperlukan, maka ketika
dilakukan proses pencarian supplier maka akan mengalami kegagalan. Validasi tersebut
adalah ketika tidak melakukan penginputan kode satker pada kolom nomor rekening
pada tipe supplier 2, tidak melakukan penginputan NPWP Supplier pada tipe 4 dan 5,
serta melakukan penginputan NIP pada tipe supplier 6;

5
6
e. Jika proses pencarian Supplier berhasil, akan muncul daftar data Supplier yang akan siap
untuk di-import;

1. Silahkan pilih data Supplier dari daftar yang akan di-Import dengan mengklik
checkbox “Pilih”;
2. Kemudian klik tombol “Import”;

f. Tunggu hingga proses Import Supplier selesai. Jika sudah selesai dan data Supplier yang
di-Import telah valid, maka akan muncul notifikasi “Import Data Supplier Berhasil”;

7
g. Sebagai catatan, pada Checkbox ‘Pilih Semua/Tidak’ digunakan untuk memilih semua
baris Supplier yang ditampilkan pada halaman, bukan untuk memilih semua baris
Supplier yang ada. Jika total Supplier yang akan di-import lebih dari 1 halaman, maka
proses import Supplier dilakukan halaman per halaman.

h. Cek status data Supplier tersebut pada menu “Komitmen” – RUH – Pencatatan Supplier.
Jika sudah masuk dan pada saat melakukan input parameter mengisi kode KPPN Mitra
Kerja Satker, maka data Supplier tersebut sudah bisa digunakan untuk perekaman data
kontrak ataupun perekaman BAST Non-Kontraktual;

8
i. Namun apabila supplier yang telah di-import belum terdaftar pada KPPN Mitra Kerja,
Supplier tersebut tidak dapat langsung digunakan. Agar dapat digunakan, lakukan
perubahan pada tab ‘Supplier Address’ pada supplier tersebut;

j. Lakukan perubahan KPPN pada tab Supplier Address

1. Klik tombol ‘Ubah’;


2. Pada kolom KPPN, klik […];
3. Lakukan pencarian KPPN Mitra Kerja. Pencarian dapat dilakukan berdasarkan
Deskripsi KPPN maupun Kode KPPN. Pada petunjuk teknis ini pencarian
didasarkan pada Kode KPPN, kemudian klik tombol ‘Cari’;
4. Pilih KPPN tersebut, kemudian klik Ok;
5. Jika keterangan KPPN telah sesuai dengan KPPN Mitra Kerja, klik ‘Simpan’.

9
2. Create ADK
a. Apabila Supplier yang di-import masih belum terdaftar pada KPPN Mitra Kerja,
pengguna perlu melakukan pendaftaran Supplier tersebut;
b. Login menggunakan User PPK. Masuk pada Modul Komitmen – ADK – ADK Supplier
Interkoneksi. Pilih Supplier yang akan dibuat ADK-nya, kemudian klik ‘Process’;

c. Akan muncul kotak dialog Validasi ADK, silahkan menginput PIN PPK pada kolom
yang tersedia, klik ‘Process’;
d. Apabila kotak dialog validasi ADK telah tertutup, klik tombol ‘Process’pada kanan
bawah.

3. Proses KPPN
Atas ADK BCSR yang telah dibentuk, maka pihak KPPN akan melakukan proses
pendaftaran Supplier pada SPAN mengacu pada SOP yang berlaku.

10
PEREKAMAN DATA SUPPLIER UNTUK
SPMKP KOMPENSASI

1
I. INFORMASI UMUM
A. DESKRIPSI TRANSAKSI

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor tentang 154/PMK.05/2014 Pelaksanaan Sistem


Perbendaharaan dan Anggaran Negara pengertian Supplier adalah pihak yang berhak menerima
pembayaran atas beban APBN, dan Data Supplier adalah informasi terkait dengan pihak yang
berhak menerima pembayaran atas beban APBN yang memuat paling kurang informasi pokok,
informasi lokasi, dan informasi rekening.
Prinsip dasar interkoneksi SIDJP - SAKTI, adalah memberikan data utama berupa NPWP, nomor
rekening WP dan perhitungan SPM KP dari SIDJP ke SAKTI.

Modul KOM
Role User OPR, PPK
Modul Lain terkait PEM
Transaksi yang Tekait PEM – Catat/Ubah SPP
Dokumen Input Data Supplier
Output Resume Supplier, Data Supplier dapat digunakan untuk
pembuatan SPP
Validasi - Pada SMPKP Kompensasi, supplier yang digunakan adalah
Supplier tipe 6
- Nomor rekening yang sama tidak dapat digunakan pada
supplier yang berbeda
Petunjuk Teknis Terkait KOM – Import Supplier (Interkoneksi Langsung SPAN)
PEM – Perekaman SPMKP

B. INFORMASI PENTING LAINNYA


1. Nomor rekening dummy hanya digunakan untuk transaksi yang tidak menghasilkan transfer
dana secara riil;
2. SPM hanya dapat membawa satu informasi supplier, sehingga perekaman Supplier yang
akan menerima kompensasi harus direkam pada Supplier Header yang sama dengan
Supplier yang dikompensasi.

2
II. ALUR PROSES
A. DIAGRAM ALUR PROSES

3
B. PENJELASAN DIAGRAM ALUR PROSES
1. REKAM SUPPLIER

1.1. HEADER SUPPLIER


Pada tab Supplier Header terdapat primary key : Nama Supplier Header dan NPWP Supplier
Header. Kedua data tersebut yang akan membentuk NRS. Jadi apabila terdapat penulisan nama
Supplier yang beda atau NPWP yang beda akan menghasilkan NRS baru. Kedua data dimaksud juga
tidak bisa dilakukan perubahan, baik di aplikasi SAKTI maupun aplikasi SPAN.

Pertama lakukan perekaman Header Supplier sesuai dengan kebutuhan, dengan nama Supplier
adalah nama yang mengajukan permintaan SPMKP, dan NPWP juga demikian.

Header Supplier bisa berisikan data perusahaan induk maupun perusahaan cabang, tergantung
Supplier mana yang mengajukan SPMKP.

4
1.2. SUPPLIER ADDRESS
Pada tab Supplier Address terdapat primary key : Tipe Supplier, Kode Pos, dan Kode KPPN. Jadi
apabila terdapat perbedaan pada salah satu data tersebut, akan membentuk Site Address yang
baru. Misalkan satu Header Supplier bisa terdiri dari 2 Site Address, yaitu untuk Supplier tipe 6 dan
Supplier tipe 7.

Untuk Supplier SPMKP tanpa kompensasi menggunakan Supplier tipe 7, sedangkan untuk SPMKP
dengan kompensasi harus menggunakan Supplier tipe 6.

5
1.3. SUPPLIER BANYAK PENERIMA
Pada tab Supplier Banyak Penerima terdapat primary key : Negara Asal Bank, Kode Bank, Nama
Bank dan Nomor Rekening. Apabila terdapat perbedaan dari 4 data dimaksud, maka akan
membentuk site bank baru. Data yang mengikuti 4 data primary key dimaksud harus konsisten dan
tidak boleh berbeda, hal tersebut berlaku untuk aplikasi SAKTI maupun SPAN. Data yang mengikuti
4 data dimaksud antara lain : NPWP Penerima, Nama Penerima, Nama Pemilik Rekening, dll.

Khusus untuk supplier SPMKP Kompensasi, dalam tab Supplier Banyak Penerima mempunyai
ketentuan :

- Dalam tab Supplier Banyak Penerima, minimal terdapat satu data penerima yang mempunyai
Nama Penerima dan NPWP Penerima sama dengan Header Supplier;
- Penerima kompensasi bisa mempunyai Nama Penerima dan NPWP Penerima yang berbeda
dengan Header Supplier;
- Dimungkinkan menggunakan rekening dummy (nomor rekening dummy yang digunakan
harapnya merupakan nomor rekening yang unik, karena data supplier pada SPAN menggunakan
single database, ditakutkan apabila nomor rekening dummy terlalu sederhana, nomor rekening
tersebut sudah pernah digunakan oleh Satker lain) apabila hanya untuk keperluan SPMKP
Kompensasi, dan tidak digunakan untuk transaksi pembayaran secara riil;
- Jumlah penerima kompensasi dimungkinkan lebih dari satu sesuai keperluan.

6
1.4 INFORMASI TAMBAHAN
Sebagai ilustrasi hasil perekaman data supplier untuk SPMKP Kompensasi :

Header Supplier
PT. ABC_NPWP : 000000000105000

Supplier Address
6_24416

Supplier Banyak Penerima


Nama Penerima : PT. ABC_Nomor Rekening 123, NPWP Penerima : 000000000105000
(Data tersebut diatas adalah data minimal yang wajib terisi di tab Supplier Banyak Penerima)

Nama Penerima : PT. ABC_Nomor Rekening 456, NPWP Penerima : 000000000105001


(Data Supplier sama dengan NPWP Cabang)

Nama Penerima : PT. DEF_Nomor Rekening 789, NPWP Penerima : 000000000105000

Data yang tidak bisa direkam pada tab Supplier Banyak Penerima
Nama Penerima : PT. ABC_Nomor Rekening 123, NPWP Penerima : 000000000105000
Nama Penerima : PT. ABC_Nomor Rekening 123, NPWP Penerima : 000000000105001
Data tersebut tidak bisa direkam di tab supplier banyak penerima, dikarenakan mempunyai
informasi nomor rekening yang sama namun NPWP Penerima yang berbeda, oleh karena itu
dimungkinkan untuk menggunakan rekening dummy, apabila hanya untuk keperluan SPM-KP dan
tidak digunakan transfer dana secara riil.

7
2. CREATE ADK BCSR
1. Login menggunakan User PPK. Masuk pada Modul Komitmen – ADK – ADK Supplier
Interkoneksi. Pilih Supplier yang akan dibuat ADK-nya, kemudian klik ‘Process’;

2. Akan muncul kotak dialog valudasi ADK, silahkan menginput PIN PPK pada kolom yang
tersedia, klik ‘Process’.

3. PROSES KPPN

Atas ADK BCSR yang telah dibentuk, maka pihak KPPN akan melakukan proses pendaftaran Supplier
pada SPAN mengacu pada SOP yang berlaku.

8
PEREKAMAN DATA SUPPLIER
TIPE 6 - PPNPN

1
DESKRIPSI SINGKAT

Perekaman Data Supplier


Tipe 6 - PPNPN
Menu ini digunakan untuk merekam Data Supplier Tipe 6 - PPNPN

No. Uraian
1 Modul KOM
2 Role User OPR, VAL
3 Modul Lain yang Terkait ADM, PEM, POR
4 Transaksi yang Tekait PEM - SPP LS Non Kontraktual (Supplier tipe 6)
5 Dokumen Input Data Supplier
6 Output Resume Supplier, Data Supplier Tipe 6 dapat digunakan untuk
pembuatan SPP
7 Validasi - NIP Pejabat harus didaftarkan terlebih
dahulu ke portalsakti agar dapat
mengirimkan ADK Supplier FTP
- Data Supplier yang belum memiliki NRS tidak
dapat digunakan untuk Data Pembayaran

PETUNJUK TEKNIS PEREKAMAN SUPPLIER TIPE 6 PPNPN


Perekaman Supplier Tipe 6 dapat dilakukan dengan cara Import data Supplier yang telah terdaftar
pada SPAN, Perekaman Manual dengan menggunakan data sumber berupa ADK excel dari Aplikasi
SAS dengan langkah sebagai berikut:

Import Supplier

2
Untuk Proses Import Supplier, Data Supplier yang dapat di-Import adalah data Supplier yang sudah
pernah didaftarkan pada SPAN dan telah memiliki NRS. Langkah import Supplier yaitu sebagai
berikut:

1. Login user operator, Modul Komitmen  ADK  Import Supplier;


2. Klik Tombol Cari  Cari lokasi file Supplier yang telah diunduh dari OMSPAN (ekstensi .xml);
3. Klik Upload lalu tunggu hingga proses berhasil;
4. Cek Status data Supplier tersebut pada menu “Komitmen”  RUH Pencatatan Supplier. Jika
sudah masuk, maka data Supplier tersebut sudah bisa langsung digunakan untuk Pencatatan
SPP.

Catatan: Import Data Supplier ini tidak bisa digunakan untuk Supplier Tipe 1 dan 3

Rekam Data Supplier Manual

Untuk membuat ADK PPNPN dari Aplikasi SAS, login menggunakan user PPK, masuk ke menu PPNPN

Utiliti  Kirim ADK Satker Pengguna SAKTI

3
1. Pilih daftar pembayaran PPNPN yang berisi data PPNPN yang akan diinput sebagai Supplier;
2. Klik Kirim ADK.

1. Klik tanda “...” dan pilih folder tujuan untuk menyimpan ADK;
2. Pilih opsi ADK Supplier SAKTI;
3. Klik Proses.

4
Proses pada SAKTI

1. Login Aplikasi SAKTI dengan menggunakan user Operator Komitmen, kemudian masuk ke menu
Komitmen  RUH  Pencatatan Supplier;
2. Klik rekam;
3. Pilih jenis Supplier perorangan;
4. Tuliskan nama header Supplier PPNPN yang akan direkam;
5. Isi nomor NPWP Supplier;
6. Klik simpan;
7. Klik tab Supplier Address.

Catatan: Buat Header Supplier Baru, JANGAN MENGGABUNGKAN KE HEADER SUPPLIER TIPE 3
dan/atau 1

5
1. Langkah selanjutnya, Klik rekam;
2. Klik tombol “...” pada opsi Negara dan isikan “ID” pada pop up box yang muncul. Klik juga “...”
pada opsi KPPN dan isikan kode KPPN yang menjadi tempat bayar satker Anda;
3. Isi alamat satker;
4. Klik tombol “...” pada opsi propinsi dan isikan Kode Pos satker Anda;
5. Isi data email, nomor telepon, dan fax satker Anda;
6. Pilih tipe Supplier 6-PENERUSAN PINJAMAN;
7. Klik simpan.

1. Centang Supplier tipe 6 (penerusan pinjaman) yang telah direkam;


2. Klik Tab Supplier Penerus Pinjaman.

6
1. Klik Upload;
2. Pilih ADK Supplier PPNPN yang telah di create dari Aplikasi SAS;
3. Klik open;

Apabila Supplier tipe 6 telah berhasil di upload, akan ada notifikasi berhasil upload dan
nama-nama pegawai PPNPN akan muncul di list Cari Supplier Penerus Pinjaman.

7
Setelah operator berhasil merekam data Supplier, langkah selanjutnya adalah proses pembentukan
ADK Supplier (ADK BCSR) oleh user dengan role validator, yaitu PPK dengan urutan langkah sebagai
berikut:
1. Login menggunakan user PPK;
2. Masuk ke menu Komitmen  ADK Supplier FTP;
3. Pilih dan Checklist pada Supplier yang ingin dibuat ADK;
4. Pada Menu membuat ADK Supplier, Klik tombol Proses;
5. Input kode rahasia PIN PEJABAT sebagai PPK (6 digit);
6. Klik tombol Proses;
7. Klik tombol OK.

Setelah ADK Supplier berhasil dibuat, Data Supplier tersebut akan secara otomatis terkirim ke
portalsakti pada KPPN untuk selanjutnya diproses pada SPAN. Jika pendaftaran telah sukses
dilakukan oleh KPPN, Informasi Nomor Register Supplier (NRS) akan otomatis terisi pada SAKTI.
Selanjutnya Data Supplier PPNPN dapat digunakan untuk proses pembayaran.

8
MEKANISME PEMBUATAN
FILE ADK SUPPLIER TIPE 3 MANUAL

1
I. INFORMASI UMUM
A. DESKRIPSI TRANSAKSI

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.05/2014 tentang Pelaksanaan Sistem


Perbendaharaan dan Anggaran Negara pengertian Supplier adalah pihak yang berhak menerima
pembayaran atas beban APBN, dan Data Supplier adalah informasi terkait dengan pihak yang
berhak menerima pembayaran atas beban APBN yang memuat paling kurang informasi pokok,
informasi lokasi, dan informasi rekening.

Modul KOM
Role User OPR, PPK
Modul Lain terkait PEM
Transaksi yang Tekait KOM – RUH Pencatatan Supplier
PEM – Catat/Ubah SPP
Dokumen Input ADK Supplier, Data Supplier
Output Resume Supplier, Data Supplier

Validasi - Format dan inputan kolom pada file .csv yang dibentuk manual
harus sesuai dengan kamus data;
- Penamaan file .csv harus sesuai dengan ketentuan;
- Penamaan file ADK .zip harus sesuai dengan ketentuan.
Petunjuk Teknis Terkait KOM – Perekaman Supplier Tipe 1,2, dan 7
PEM – Perekaman SPM 211 - Gaji Induk

B. INFORMASI PENTING LAINNYA


1. Perekaman Supplier Pegawai dapat dilakukan melalui Upload ADK (yang berasal dari
aplikasi gaji maupun yang dibentuk secara manual) dan/atau Import Data Pegawai;
2. Untuk ADK yang dibuat secara manual (bukan melalui aplikasi gaji), format dan inputan
kolom pada file .csv harus sesuai dengan kamus data yang telah disediakan;
3. Untuk penamaan file .csv memiliki format KOM<6digitkodesatker><YYYYMMDD>;
4. Untuk penamaan file ADK .zip memiliki format SUPP<6digitkodesatker><YYYYMMDD>;
5. Supplier yang dapat digunakan dalam perekaman transaksi adalah Supplier yang telah
tercatat NRS.

2
II. ALUR PROSES
A. DIAGRAM ALUR PROSES

B. PENJELASAN DIAGRAM ALUR PROSES

1. Supplier Header

Pastikan telah terdapat Supplier Header Satker. Petunjuk perekaman Supplier Header dapat
mengacu pada Petunjuk Teknis Supplier Tipe 1, 2, dan 7.

2. Supplier Address

Pastikan telah terdapat Supplier Address Tipe 3 (Pegawai). Petunjuk perekaman Supplier Address
dapat mengacu pada Petunjuk Teknis Supplier Tipe 1, 2, dan 7

3.0 Bentuk ADK .zip Manual

Untuk perekaman ADK .zip manual dapat mengikuti Langkah-langkah pada lampiran I Petunjuk
Teknis ini.

3.1 Upload ADK Data Pegawai

Masuk pada Modul Komitmen – ADK – ADK Data Pegawai.

3
1. Klik tombol ‘+ Cari’;
2. Pilih ADK .zip yang telah dibentuk;
3. Klik tombol ‘Open’
4. Klik tombol ‘Upload’

4
5. Pastikan proses upload telah berhasil.

3.2 Supplier Pegawai

1. Masuk pada Modul Komitmen – RUH – Pencatatan Supplier;


2. Pilih Supplier Header Satker yang digunakan;
3. Pindah ke tab Supplier Address.

5
4. Pilih Supplier Address Tipe 3;
5. Pindah ke tab Supplier Pegawai.

6. Klik tombol ‘Rekam’;


7. Klik tombol (…) disebelah kolom NIP;

8. Pilih Supplier Pegawai pada form Data Pegawai


9. Klik tombol ‘Pilih’

6
10. Pastikan terdapat notifikasi proses telah berhasil. Atas Supplier Pegawai yang telah dipilih
tersebut telah terekam pada aplikasi SAKTI.

4 Create ADK Supplier


Untuk petunjuk pembentukan ADK Supplier, dapat mengacu pada Petunjuk Teknis Perekaman
Supplier Tipe 1, 2, dan 7

5. Upload ADK Supplier

Atas ADK BCSR yang telah dibentuk, maka pihak KPPN akan melakukan proses pendaftaran Supplier
pada SPAN mengacu pada SOP yang berlaku.

6 Perekaman SPP Gaji Induk


Petunjuk perekaman SPP Gaji Induk dapat mengacu pada Petunjuk Teknis Perekaman SPM 211 –
Gaji Induk.

7
Lampiran I
I.A – Contoh Mekanisme Pembuatan File ADK menggunakan Aplikasi ADK CSV Tipe 3 Generator

1. Download Aplikasi ADK CSV Tipe 3 Generator pada link https://bit.ly/ADKGenerator ;

2. Pastikan telah mengaktifkan settingan Macro Excel pada menu File--> Option --> Trust Center --
> Trust Center Setting --> Macro Setting --> Enable Macro;

3. Buat Folder KOM_ADK di C:/ ;

4. Klik Rekam untuk perekaman data supplier tipe 3, lalu simpan data (ctrl+s);

5. Klik Proses untuk membentuk adk csv;

6. ADK CSV terbentuk pada folder C:/KOM_ADK/ , lalu edit nomor dokumen dengan ketentuan
berikut KOM[KODE_SATKER]YYYYMMDD.csv. Contoh: KOM52701020220105.csv;

7. Bentuk ADK.ZIP atas file csv yang telah terbentuk pada folder C:/KOM_ADK/ dengan format
nama file SUPP[KODE_SATKER]YYYYMMDD.ZIP
sebagai contoh: SUPP52701020220105.ZIP

8
I.B – Contoh Mekanisme Pembuatan File ADK Supplier secara manual

(Ketika akan melakukan pembuatan file .csv, pastikan separator pada perangkat yang digunakan
adalah pipeline (|). Untuk mengubah separator pada Windows dapat dilakukan pada Control Panel
– Clock and Region – Region – Additional Settings… - pada Kolom List Separator diinput menjadi
pipeline (|) – Apply – Ok, kemudian restart perangkat yang digunakan. Untuk mengembalikan
separator yang digunakan menjadi semula dapat dilakukan pada Control Panel – Clock and Region
– Region – Additional Settings… - Reset).

1. Buat file pada excel dengan format sesuai kamus data (Lampiran II);

2. Simpan sebagai file .csv dengan format nama KOM<6digitkodesatker><YYYYMMDD>, misalnya


KOM52701020221130;

3. Bentuk ADK dengan format .zip atas file .csv tersebut (disarankan tidak menggunakan aplikasi
winrar, dapat menggunakan aplikasi 7zip – dapat diunduh pada https://www.7-
zip.org/download.html).

Simpan dengan format nama SUPP<6digitkodesatker><YYYYMMDD>.

9
Lampiran II – Kamus Data ADK Supplier Tipe 3
No Nama Kolom Tipe Data Keterangan Nilai Default SAKTI Mandatory/Optional
1 no Number Nomor Urut Diisi nomor urut sequensial Mandatory
6 digit Kode
2 kdsatker Char(6) Mandatory
Satker
2 digit Kode
3 kdanak Char(2) Mandatory
Anak Satker
1-PNS Pusat, 2-Personil TNI, 3-
1 digit Kode
4 kdjns Char(1) Personil POLRI, 4-HAKIM, 5- Mandatory
Jenis Pegawai
PPPK, 6-PNS TNI, 7-PNS POLRI
5 nip Char(18) NIP/NRP Mandatory
Nama Pegawai
6 nmpeg Char(100) (maksimal 100 Mandatory
karakter)
7 npwp Char(15) NPWP Pegawai Mandatory
Nama Rekening
8 nmrek Char(100) (maksimal 100 Mandatory
karakter)
Disesuaikan dengan kode bank
9 kdbank Char(12) Kode Bank Mandatory
yang dipakai SPAN
Disesuaikan dengan deskripsi
10 nm_bank Char(100) Nama Bank Mandatory
bank yang dipakai SPAN
Nomor
Rekening
11 rekening Char(100) Mandatory
(maksimal 100
karakter)
Disesuaikan dengan kombinasi
12 sitebank Char(255) Kode Site Bank Mandatory
kdbank_rekening
13 sumberdata Char Sumber Data Dikosongkan Optional
14 statuspegawai Char Status Pegawai Dikosongkan Optional
15 periodeawal Char Periode Awal Dikosongkan Optional
16 periodeakhir Char Periode Akhir Dikosongkan Optional
3 digit Kode Disesuaikan dengan kode mata
17 kd_mata_uang Char(3) Mandatory
Mata Uang uang yang digunakan
2 digit Kode
Disesuaikan dengan kode negara
18 kd_negara_asal_bank Char(2) Negara Asal Mandatory
yang digunakan
Bank
Nama Cabang
Disesuaikan dengan deskripsi
19 nama_cabang_bank Char(100) Bank (maksimal Mandatory
negara yang digunakan
100 karakter)

10
Lampiran III
III.A – Melihat Referensi Kode dan Nama Bank pada SAKTI

Untuk melihat referensi Kode dan Nama Bank, dapat dilakukan pada Modul Administrasi – Admin
– Umum – Bank.

III.B – Daftar Referensi Kode dan Nama Bank pada SAKTI

KODE BANK DESKRIPSI BANK


523531000990 ANGLOMAS INTERNATIONAL BANK
522061000990 BANK ANZ
521040000990 BANGKOK BANK PUBLIC CO. LTD
522945000990 BANK IBK INDONESIA
523494000990 BRI AGRO NIAGA
523466000990 BANK ANDARA
523088000990 BANK ANTARDAERAH
522037000990 BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL
523542000990 BANK ARTOS INDONESIA
523525000990 BANK BARCLAYS INDONESIA
523459000990 BANK BISNIS INTERNASIONAL
522057000990 BANK BNP PARIBAS INDONESIA
523441000990 BANK BUKOPIN
525521000990 BANK BUKOPIN SYARIAH
523076000990 BANK BUMI ARTA
522054000990 BANK CAPITAL INDONESIA
523014000990 BANK CENTRAL ASIA

11
525536000990 BANK CENTRAL ASIA SYARIAH
522949000990 BANK CTBC INDONESIA
523022000990 BANK CIMB NIAGA
525022000990 BANK CIMB NIAGA SYARIAH
522950000990 BANK COMMONWEALTH
523011000990 BANK DANAMON
525011000990 BANK DANAMON SYARIAH
522046000990 BANK DBS INDONESIA
523087000990 BANK HSBC INDONESIA
523562000990 BANK FAMA INTERNATIONAL
523161000990 BANK GANESHA
523484000990 BANK KEB HANA INDONESIA
523567000990 BANK HARDA INTERNASIONAL
523212000990 BANK WOORI SAUDARA INDONESIA 1906
523485000990 BANK MNC INTERNASIONAL
523164000990 BANK ICBC INDONESIA
523513000990 BANK INA PERDANA
523555000990 BANK INDEX SELINDO
810000980990 BANK INDONESIA
523016000990 BANK MAYBANK INDONESIA
525016000990 BANK INTERNASIONAL INDONESIA SYARIAH
523472000990 BANK JASA JAKARTA
522059000990 BANK KOREAN EXCHANGE BANK INDONESIA
523167000990 BANK QNB INDONESIA
523535000990 BANK KESEJAHTERAAN EKONOMI
520008000990 BANK MANDIRI
525451000990 BANK MANDIRI SYARIAH
523157000990 BANK MASPION INDONESIA
523097000990 BANK MAYAPADA INTERNATIONAL
525947000990 BANK MAYBANK SYARIAH
523553000990 BANK MAYORA
523426000990 BANK MEGA
525506000990 BANK MEGA SYARIAH
523151000990 BANK MESTIKA DHARMA
523152000990 BANK SHINHAN INDONESIA
523491000990 BANK MITRA NIAGA

12
522048000990 BANK MIZUHO INDONESIA
525147000990 BANK MUAMALAT INDONESIA
523548000990 BANK MULTI ARTA SENTOSA
523095000990 BANK JTRUST INDONESIA
523503000990 BANK NATIONAL NOBU
520009000990 BANK NEGARA INDONESIA
525427000990 BANK NEGARA INDONESIA SYARIAH
523145000990 BANK NUSANTARA PARAHYANGAN
523028000990 BANK OCBC NISP
525028000990 BANK OCBC NISP SYARIAH
521033000990 BANK OF AMERICA
521069000990 BANK OF CHINA LIMITED
523019000990 BANK PANIN
525517000990 BANK PANIN SYARIAH
523013000990 BANK PERMATA
525013000990 BANK PERMATA SYARIAH
524137000990 BANK PEMBANGUNAN DAERAH BANTEN
522089000990 BANK RABOBANK INTERNATIONAL INDONESIA
520002000990 BANK RAKYAT INDONESIA
525422000990 BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH
522047000990 BANK RESONA PERDANIA
523501000990 BANK ROYAL INDONESIA
523547000990 BANK SAHABAT PURBA DANARTA
523498000990 BANK SBI INDONESIA
523564000990 BANK MANDIRI TASPEN
523153000990 BANK SINARMAS
525153000990 BANK SINARMAS SYARIAH
522045000990 BANK SUMITOMO MITSUI INDONESIA
523146000990 BANK OF INDIA
520200000990 BANK TABUNGAN NEGARA
525200000990 BANK TABUNGAN NEGARA SYARIAH
523213000990 BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL
525213000990 BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL SYARIAH
523023000990 BANK UOB INDONESIA
523566000990 BANK VICTORIA INTERNATIONAL
525405000990 BANK VICTORIA SYARIAH

13
522036000990 CHINA CONSTRUCTION BANK
522068000990 BANK WOORI INDONESIA
523490000990 BANK YUDHA BHAKTI
524116000990 BPD ACEH
525116000990 BPD ACEH SYARIAH
524129000990 BPD BALI
524133000990 BPD BENGKULU
524111000990 BPD DKI
525111000990 BPD DKI SYARIAH
524110000990 BPD JABAR BANTEN
525425000990 BPD JABAR BANTEN SYARIAH
524115000990 BPD JAMBI
524113000990 BPD JAWA TENGAH
525113000990 BPD JAWA TENGAH SYARIAH
524114000990 BPD JAWA TIMUR
525114000990 BPD JAWA TIMUR SYARIAH
524123000990 BPD KALIMANTAN BARAT
525123000990 BPD KALIMANTAN BARAT SYARIAH
524122000990 BPD KALIMANTAN SELATAN
525122000990 BPD KALIMANTAN SELATAN SYARIAH
524125000990 BPD KALIMANTAN TENGAH
524124000990 BPD KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA
525124000990 BPD KALIMANTAN TIMUR DAN KALIMANTAN UTARA UNIT USAHA SYARIAH
524121000990 BPD LAMPUNG
524131000990 BPD MALUKU
524128000990 BPD NUSA TENGGARA BARAT
525128000990 BPD NUSA TENGGARA BARAT SYARIAH
524130000990 BPD NUSA TENGGARA TIMUR
524132000990 BPD PAPUA
524119000990 BPD RIAU
525119000990 BPD RIAU SYARIAH
524126000990 BPD SULAWESI SELATAN
525126000990 BPD SULAWESI SELATAN DAN SULAWESI BARAT UNIT USAHA SYARIAH
524134000990 BPD SULAWESI TENGAH
524135000990 BPD SULAWESI TENGGARA
524127000990 BPD SULAWESI UTARA

14
524118000990 BPD SUMATERA BARAT
525118000990 BPD SUMATERA BARAT SYARIAH
524117000990 BPD SUMATERA UTARA
525117000990 BPD SUMATERA UTARA SYARIAH
524120000990 BPD SUMSEL dan BABEL
525120000990 BPD SUMSEL dan BABEL SYARIAH
524112000990 BPD YOGYAKARTA
525112000990 BPD YOGYAKARTA SYARIAH
523559000990 CENTRATAMA NASIONAL BANK
521031000990 CITIBANK
521067000990 DEUTSCHE BANK AG
523523000990 BANK SAHABAT SAMPOERNA
521041000990 HSBC
525041000990 HSBC SYARIAH
519000123990 INDONESIA EXIMBANK
521032000990 JPMORGAN CHASE BANK
523526000990 LIMAN INTERNASIONAL BANK
550000513990 POS INDONESIA
523520000990 PRIMA MASTER BANK
521050000990 STANDARD CHARTERED BANK
521042000990 MUFG BANK,LTD
521052000990 THE ROYAL BANK OF SCOTLAND N.V.
551000001990 PT. ARTAJASA PEMBAYARAN ELEKTRONIS
551000010990 PT. KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA
551000011990 PT. FINNET INDONESIA
525115000990 BPD JAMBI SYARIAH
000000000000 BANK PFK (TRANSITO)
900000000003 PT Mitra Pajakku
900000000007 PT Espay Debit Indonesia Koe (Dana)
900000000010 PT Nebula Surya Corpora
525128001990 BPD NUSA TENGGARA BARAT SYARIAH
900000000001 PT Tokopedia
900000000002 PT Bukalapak.com
900000000006 PT Bimasakti Multi Sinergi
900000000005 PT Achilles Advanced Systems
900000000004 PT Indomarco Prismatama

15
Lampiran IV – Referensi Kode Mata Uang

Untuk melihat referensi Kode Mata Uang, dapat dilakukan pada Modul Administrasi – Admin –
Umum – Kurs – Mata Uang.

Lampiran V – Referensi Kode Negara Asal Bank

Untuk melihat referensi Kode Negara Asal Bank, dapat dilakukan pada Modul Komitmen – RUH –
Pencatatan Supplier – Supplier Header – Supplier Address – Negara

16
PEREKAMAN SUPPLIER
TIPE 1, 2, dan 7

1
DESKRIPSI SINGKAT
Perekaman Supplier
Tipe 1, 2, dan 7
Menu ini digunakan untuk merekam Supplier Tipe 1, 2, dan 7

No. Uraian
1 Modul KOM
2 Role User OPR, VAL
3 Modul Lain yang Terkait ADM, PEM, POR
4 Transaksi yang Terkait PEM - SPP LS (Supplier tipe 1, 2, dan 7)
5 Dokumen Input Data Supplier
6 Output Resume Supplier, Data Supplier dapat digunakan untuk
pembuatan SPP
7 Validasi - NIP Pejabat harus didaftarkan terlebih dahulu ke
portalsakti agar dapat mengirimkan Data Supplier
- Data Supplier yang belum memiliki NRS tidak dapat
digunakan untuk pembayaran, perekaman data
kontrak, da perekaman BAST Non-Kontrakual.

PETUNJUK TEKNIS PEREKAMAN SUPPLIER TIPE 2 PENYEDIA BARANG/JASA


Untuk melakukan perekaman data Supplier tipe 2 dapat dilakukan dengan cara Impor
Supplier atau dengan perekaman manual.

Import Supplier
Untuk proses Import Supplier, Data Supplier yang dapat di-import adalah data Supplier
yang sudah pernah didaftarkan pada aplikasi SPAN dan telah memiliki NRS. Langkah
Import Supplier berpedoman pada Petunjuk Teknis terkait Import Supplier Interkoneksi
Langsung SPAN.

Rekam Data Supplier Manual


Proses perekaman data Supplier secara manual dilakukan apabila data Supplier belum
pernah didaftarkan sebelumnya pada aplikasi SPAN. Proses perekaman data Supplier
secara manual pada Petunjuk Teknis ini dapat digunakan untuk pendaftaran Supplier Tipe
1, 2, dan 7.

2
Pada Petunjuk Teknis ini, contoh yang ditampilkan adalah perekaman Supplier Tipe 2 -
Penyedia Barang dan Jasa.

1. Untuk melakukan perekaman Supplier Tipe 2 secara manual, silahkan Login


menggunakan user Operator Komitmen;
2. Masuk ke menu Komitmen → RUH → Pencatatan Supplier;
3. Klik tombol Rekam;

2
3

1. Isi Jenis dan Nama Supplier sesuai data yang tersedia. Pada contoh di atas, Jenis
Supplier yang digunakan adalah CV;
2. Isi data NPWP Supplier;
3. Klik Simpan, lalu Tab Supplier Address akan aktif sehingga dapat dilanjutkan ke proses
selanjutnya.

3
2

1. Klik pada nama Supplier yang sudah tersimpan (akan muncul pada kolom Cari
Supplier);
2. Klik Tab Supplier Address.

3
4

1
1. Silahkan klik pada tombol Rekam untuk mengaktifkan kolom isian data.
2. Lakukan pengisian kolom Negara, KPPN, dan Provinsi (Provinsi – Kota/Kab –
Kecamatan – Kode Pos) dengan memilih dari daftar yang muncul saat menekan tombol
[…] di samping kolom.
3. Untuk pengisian informasi Alamat dan Kontak supplier (Email – No. Telp - Fax)
dilakukan dengan pengisian manual oleh pengguna.
4. Pengisian tipe supplier dilakukan dengan memilih dari daftar dropdown yang telah
disediakan.

4
1 2 3

5
4

Setelah menekan tombol […] di samping kolom Negara, akan ditampilkan form di atas.
1. Silahkan pilih kriteria yang akan digunakan sebagai filter pencarian, dapat
menggunakan Kode ataupun Deskripsi Negara;
2. Masukkan kata kunci pencarian, ilustrasi ini menggunakan kode negara Indonesia
sebagai filter pencarian sehingga filter yang dipilih adalah Kode dan kata kunci “ID”;
3. Klik Cari, maka akan ditampilkan hasil pencarian sesuai kriteria yang dimasukkan;
4. Pilih data negara yang ditampilkan, dalam ilustrasi ini Indonesia;
5. Klik OK untuk menyimpan.

2 3

4
5

Setelah melakukan pengisian Negara, dilanjutkan dengan pengisian KPPN. Form di atas
akan tampil setelah pengguna menekan tombol […] di samping kolom KPPN.
1. Silahkan pilih kriteria yang akan digunakan sebagai filter pencarian, dapat
menggunakan Kode ataupun Deskripsi KPPN mitra kerja;
2. Isikan kriteria pencarian, pada contoh diatas kolom pencarian diisi “Jakarta” karena
akan menggunakan KPPN Jakarta II;
3. Klik cari, maka data yang sesuai dengan kriteria akan ditampilkan;
4. Silahkan pilih data yang akan digunakan dari hasil pencarian;
5. Klik OK untuk menyimpan.

5
1

1. Lanjutkan pengisian pada kolom Alamat supplier;


2. Kemudian tekan tombol […] di samping kolom Provinsi untuk melakukan pengisian
data Provinsi – Kota/Kab – Kecamatan – Kode Pos.

1 4 3

2
5

1. Pilih filter pencarian yang akan digunakan, dapat menggunakan Kecamatan, Kode
Pos, Kota, ataupun Provinsi;
2. Isikan kata kunci pencarian, dalam contoh di atas menggunakan filter Kode Pos
dengan kata kunci “10710”;
3. Klik Cari, maka akan ditampilkan data yang sesuai dengan kata kunci pencarian;
4. Pilih data yang akan digunakan;
5. Klik Pilih, maka kolom Provinsi – Kota/Kab – Kecamatan – Kode Pos akan terisi.

1
2

1. Lakukan pengisian email supplier;


2. Dilanjutkan dengan pengisian nomor telepon supplier;
3. Kemudian melakukan pengisian Fax supplier.

6
1. Klik pada kolom Tipe Supplier;
2. Akan muncul pilihan tipe supplier;
3. Pilih “2 – Penyedia Barang dan Jasa” (Jika ingin merekam tipe 1, pilih “1 – Satker”, jika
ingin merekam tipe 7, pilih “7 – lain-lain);
4. Klik simpan, selanjutnya tab Supplier bank akan aktif sehingga dapat dilanjutkan ke
tahap selanjutnya.

2 1

1. Kllik pada kotak kecil disamping data Supplier yang telah tersimpan (pada menu Cari
Alamat);
2. Tab Supplier Bank di bagian atas kolom akan aktif. Klik pada tab tersebut.

7
2

1
1. Klik tombol rekam untuk mengaktifkan form pengisian;
2. Pengisian data pada Kolom Negara Asal Bank, Bank, Mata Uang, dan Nama Cabang
Bank dilakukan dengan memilih data pada form pop up setelah menekan tombol […];
3. Pengisian pada kolom Alamat, Detail Cabang Bank, Nomor Rekening, dan Nama
Pemilik Rekening diisi secara manual;
4. Kolom Kode Swift dan IBAN akan aktif dan dapat diisi apabila Negara Asal Bank yang
dipilih selain Indonesia.

8
1 2 3

4
5

Untuk perekaman Negara Asal Bank, klik tombol […] di sebelah kanan kolom Negara Asal
Bank
1. Pilih filter yang akan digunakan, dapat menggunakan Kode ataupun Deskripsi Negara
Asal Bank;
2. Masukkan kata kunci untuk melakukan pencarian, pada contoh ini menggunakan filter
Kode dan kata kunci “ID”;
3. Klik tombol cari, untuk menampilkan hasil pencarian;
4. Pilih data yang akan digunakan;
5. Klik OK untuk menyimpan.

1 2 3

Dilanjutkan dengan perekaman Bank, klik tombol […] pada sebelah kanan kolom Bank
1. Pilih filter yang akan digunakan untuk pencarian, dapa menggunakan Kode ataupun
Deskripsi Bank;
2. Isikan kata kunci untuk melakukan pencarian;
3. Klik cari, untuk menampilkan hasil pencarian;
4. Silahkan pilih data yang akan digunakan dari hasil pencarian;
5. Klik pilih untuk menyimpan.
9
1 2 3

4
5

Setelah melakukan perekaman Bank, dilanjutkan dengan perekaman Mata Uang. Silahkan
klik tombol […] di sebelah kanan kolom Mata Uang untuk menampilkan form di atas.
1. Pilih filter yang akan digunakan untuk pencarian, dapa menggunakan Kode ataupun
Deskripsi Mata Uang;
2. Masukkan kata kunci pencarian, dalam contoh ini menggunakan filter Kode dan kata
kunci IDR;
3. Klik Cari, untuk menampilkan hasil pencarian;
4. Pilih data yang akan digunakan;
5. Klik Pilih untuk menyimpan.

1
2
3

Kemudian dilanjutkan dengan perekaman informasi rekening supplier


1. Rekam data Alamat Cabang Bank;
2. Rekam Detail cabang Bank;
3. Rekam Nomor Rekening supplier;
4. Rekam Nama Pemilik Rekening supplier sesuai dengan data riil supplier;
5. Klik Simpan.

10
1 2

1. Pilih menu Komitmen → Cetak → Cetak Resume Supplier;


2. Klik pada data Supplier Penyedia Barang/Jasa yang telah direkam sebelumnya;
3. Klik Unduh, buka file hasil unduhan dan teliti kembali data-data pada hasil cetakan.
Pastikan semua data telah sesuai sebelum melakukan langkah selanjutnya, yaitu
proses pembuatan ADK Supplier;
4. Berikut contoh Cetakan Resume Supplier.

11
1

Setelah operator berhasil merekam data Supplier, langkah selanjutnya adalah proses
pembentukan ADK Supplier (ADK BCSR) oleh user dengan role Validator, yaitu PPK
dengan langkah sebagai berikut:
1. Login menggunakan user PPK;
2. Masuk ke modul Komitmen → ADK → ADK Supplier interkoneksi OTP;
3. Pilih dan Checklist pada Supplier yang ingin dibuatkan ADKnya;
4. Pastikan detail site bank yang akan dibuat ADKnya sudah dicentang;
5. Klik Proses untuk melanjutkan ke form OTP;

3
2

1. Klik “Req. OTP via SMS”, setelah tombol ini diklik maka aplikasi akan mengirimkan
kode OTP via SMS ke nomor HP pejabat (dalam hal ini PPK) yang didaftarkan;
2. Masukkan kode OTP yang diterima melalui SMS pada kolom “Masukkan Kode OTP”;
3. Klik Proses untuk melanjutkan proses pembuatan ADK Supplier;
*Catatan :
• Apabila OTP diinput salah sebanyak 3x, maka OTP Pejabat akan terblokir;
• Dalam hal OTP sudah direquest sebanyak 3x, maka request ke-4 akan dialihkan
melalui email pejabat (PPK) yang terdaftar.
12
Setelah ADK Supplier berhasil dibuat, Data Supplier tersebut akan secara otomatis terkirim
ke portalsakti pada KPPN mitra kerja untuk selanjutnya diproses pada SPAN. Jika
pendaftaran telah sukses dilakukan oleh KPPN, Informasi Nomor Register Supplier (NRS)
akan terisi otomatis pada SAKTI ataupun dapat direkam secara manual dengan langkah
berikut:

1. Silahkan kembali Login dengan menggunakan user operator Komitmen;


2. Pilih menu Komitmen → Upload/Rekam → Upload/Rekam ADK NRS (pada menu ini
dapat dilihat bahwa data Supplier tersebut telah terisi NRS secara otomatis);
3. Jika Data NRS belum terisi dan ingin direkam secara manual, Klik pada data Supplier
yang akan dilakukan pencatatan NRS;
4. Isikan NRS sesuai dengan data yang diberikan oleh KPPN pada kolom NRS;
5. Klik Simpan. Supplier tipe 2 sudah dapat digunakan untuk transaksi pembayaran SPM,
perekaman data kontrak, atau perekaman BAST Non-Kontraktual.

13
1 3

Langkah-langkah untuk melakukan monitoring ADK Supplier dan Kontrak adalah sebagai
berikut:
1. Login menggunakan user operator komitmen / user PPK;
2. Masuk ke Modul Komitmen → Monitoring → Monitoring ADK Kontrak dan Supplier
3. Silahkan pilih ADK yang akan ditampilkan (Semua / Supplier / Kontrak)
4. Pada tabel file ADK akan ditampilkan informasi ADK yang sudah dibuat
5. Informasi yang ditampilkan antara lain :
a. Deskripsi ADK – Berisikan informasi nama Supplier/nomor kontrak
b. Nilai / Site Address – Berisikan informasi Nilai kontrak / Site Address Supplier
c. Tanggal Upload – Tanggal ADK diupload
d. Type ADK – Jenis ADK (Supplier / Kontrak)
e. Status Upload – Status upload ke portalsakti
f. File ADK SPAN – Nama file ADK untuk diproses ke aplikasi SPAN
g. Status SPAN – Status pemrosesan ADK pada aplikasi SPAN
h. NRS/CAN – Menampilkan NRS/CAN setelah ADK berhasil diproses SPAN
i. Alasan penolakan – menampilkan alasan penolakan pada SPAN

14
MENU INPUT NPWP SATKER
(INSTANSI PEMERINTAH) YANG BARU

1
I. INFORMASI UMUM
A. DESKRIPSI TRANSAKSI

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor tentang Pelaksanaan Sistem Perbendaharaan


dan Anggaran Negara Nomor 154/PMK.05/2014 pengertian supplier adalah pihak yang berhak
menerima pembayaran atas beban APBN, dan Data supplier adalah informasi terkait dengan
pihak yang berhak menerima pembayaran atas beban APBN yang memuat paling kurang
informasi pokok, informasi lokasi, dan informasi rekening.

Menu Input NPWP Satker (Instansi Pemerintah) yang baru dapat digunakan untuk migrasi
supplier tipe Satker NPWP baru bagi Instansi Pemerintah sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor PMK/231/PMK.03/2020

Modul KOM
Role User OPR; PPK
Modul Lain terkait -
Transaksi yang Tekait KOM – Pencatatan Supplier
KOM – ADK Supplier Interkoneksi
Dokumen Input Data Supplier
Output Resume Supplier, Data Supplier dapat digunakan untuk
pembuatan SPP, perekaman Data Kontrak, dan pencatatan BAST
Non-Kontraktual
Validasi - Kolom NPWP harus diisi menggunakan NPWP Satker yang
baru
- Kolom NRS harus diisi menggunakan NRS Supplier Satker
yang lama
- Tipe Supplier yang dapat di-assign pada Supplier Header baru
hanya Supplier tipe 1 dan tipe 3
Petunjuk Teknis -
Terkait

2
B. INFORMASI PENTING LAINNYA
1. Supplier Header dengan NPWP baru akan secara otomatis terekam pada pencatatan
supplier dan untuk assignment supplier tipe 1 dan tipe 3 dari Supplier Header dengan
NPWP lama dapat dilakukan secara parsial sesuai dengan kebutuhan pengguna;
2. Supplier Header dengan NPWP yang lama dihapus dengan menggunakan tombol hapus
dengan menginput NPWP yang lama dan NRS Supplier Header yang lama (tanpa memilih
tipe supplier) dan dilakukan setelah pengguna memastikan semua tipe supplier yang ada
pada Supplier Header dengan NPWP yang lama telah di-assign ke Supplier Header dengan
NPWP yang baru;
3. Untuk tipe Supplier yang sudah di-assign dari Supplier Header yang lama ke Supplier
Header yang baru belum dapat untuk langsung digunakan, namun harus didaftarkan pada
SPAN terlebih dahulu untuk mendapatkan NRS baru.

II. ALUR PROSES


A. DIAGRAM ALUR PROSES

3
B. PENJELASAN DIAGRAM ALUR PROSES

1. User Operator Komitmen

a. Login pada Aplikasi SAKTI menggunakan user Operator Komitmen, untuk mengetahui NRS
Supplier Satker yang lama dapat dilihat pada Modul Komitmen – RUH – Pencatatan Supplier.
Catatan penting: Jangan sampai salah melihat/memantau data NRS atas supplier header Satker
yang lama, karena itu akan mengakibatkan kesalahan mapping/assignment data ‘Supplier
Address’ tipe 1 dan 3 pada data supplier header dengan NPWP baru yang akan terbentuk
nantinya;

4
b. Jika sudah mengetahui NRS Supplier Satker yang lama, satker masuk pada Modul Komitmen -
ADK – Import Supplier (ADK);
c. Pada kolom ‘NPWP’ di-input dengan NPWP Satker yang baru;
d. Pada kolom ‘NRS’ di- input dengan NRS Supplier Satker yang lama;
e. Pada dropdown list ‘Tipe Supplier’ pilih tipe supplier yang akan di-assign dari Supplier Header
yang lama ke Supplier Header yang baru. Pada contoh petunjuk teknis ini tipe supplier yang akan
di-assign pertama adalah supplier tipe 3;
e. Kemudian klik tombol ‘Proses’;

f. Jika berhasil akan muncul kotak dialog dengan pesan ‘Supplier Header berhasil dibuat’;

5
g. Contoh pesan error jika kolom NRS di-input dengan NRS yang tidak sesuai validasi, maka
proses perekaman akan gagal;

h. Contoh pesan error jika pada kolom NPWP di-input menggunakan kode KPP yang tidak benar,
maka proses perekaman akan gagal;

6
i. Contoh pesan error jika pada kolom NPWP di-input menggunakan NPWP yang sudah pernah
didaftarkan pada Supplier Satker;

j. Contoh pesan error jika memilih selain supplier tipe 1 dan tipe 3;

7
j. Periksa hasil Supplier Header yang baru terbentuk. Supplier tipe 3 akan secara otomatis ter-
assign ke Supplier Header yang baru.

8
l. Pada Supplier Header yang lama, masih terdapat supplier tipe 1 yang belum di-assign ke
Supplier Header yang baru.

m. Apabila pengguna hendak melakukan assign Supplier tipe 1 ke Supplier Header yang baru,
silahkan ulangi kembali sesuai langkah-langkah diatas;

n. Apabila Supplier Header yang baru akan digunakan, silahkan daftarkan Supplier tersebut
terlebih dahulu pada SPAN dengan membentuk ADK BCSR menggunakan user PPK;

9
o. Untuk penghapusan Supplier Header dengan NPWP yang lama, dilakukan setelah pengguna
memastikan semua tipe supplier yang ada pada Supplier Header yang lama telah ter-assign semua
ke Supplier Header yang baru. Untuk memastikannya, pengguna dapat melihat pada tab ‘Supplier
Address’ pada Supplier Header yang lama telah kosong dan pada tab ‘Supplier Address’ pada
Supplier Header yang baru telah ter-assign Supplier tipe 1 dan tipe 3.

10
p. Lakukan penghapusan Supplier Header yang lama pada Modul Komitmen – ADK – Import
Supplier (ADK).
q. Pada kolom ‘NPWP’ di-input dengan NPWP Satker yang lama.
r. Pada kolom ‘NRS’ di-input dengan NRS Supplier Header yang lama.
s. Klik tombol ‘Hapus’.

t. Apabila proses penghapusan berhasil akan keluar notifikasi ‘Supplier Header berhasil dihapus’

11
2. User PPK
a. Menggunakan user PPK, bentuk ADK BCSR untuk masing-masing tipe Supplier 1 dan tipe
Supplier 3 dengan cara masuk pada Modul Komitmen – ADK Supplier Interkoneksi;
b. Pilih Supplier yang akan dibentuk ADK BCSR dengan memberi tanda check pada kolom
checklist, pada contoh yang pertama dibentuk ADK-nya adalah tipe Supplier 3;
c. Kemudian tekan tombol ‘Proses’;

d. Akan muncul kotak dialog Validasi ADK, silahkan menginput PIN pada kolom yang tersedia;
e. Klik tombol ‘Proses’;

f. Lakukan proses yang sama untuk tipe Supplier 1.

12
3. KPPN
Atas ADK BCSR yang telah dibentuk, maka pihak KPPN akan melakukan proses pendaftaran
Supplier pada SPAN mengacu pada SOP yang berlaku.

13
PENGISIAN CAPAIAN OUTPUT
1. Perekaman caput Januari – Maret 2022 dibuka mulai hari ini, sampai dengan 5 April 2022
2. Pengisian caput dilakukan melalui user opr_Komitmen melalui menu Komitmen >> RUH >>
Realisasi Kinerja Satker
3. Bagi satker dengan RO 1 Layanan, dapat menggunakan tombol HITUNG OTOMATIS
khusus untuk RO tersebut. Untuk RO lain tetap direkam manual

4. RVRO (volume capaian) dan PCRO (progress) diisi per-bulan berurut dari mulai Januari
2022 s.d. Maret 2022. Pastikan sampai Maret 2022, akumulasi progresnya di atas 15%

Harus bulat, sesuai target

Boleh koma (progress)

DILARANG PILIH 99

5. Untuk Referensi Capaian, dilarang memilih nomor 99

6. Tombol KIRIM baru aktif setelah seluruh RO dalam bulan tersebut sudah diisi
7. Untuk bulan-bulan berikutnya, batas pengiriman caput melalui SAKTI sesuai PER-5/PB/2022
adalah sebelum tanggal 5 di awal bulan
8. Untuk mengakomodir poin di atas, maka pengisian caput dapat dilaksanakan pada bulan
berjalan (dicicil). Tombol KIRIM baru aktif mulai tanggal 1 bulan berikutnya
PENYUSUN
DORY SUKMA WAHYU PRABOWO, S.E.
JABATAN
PEMBINA TEKNIS PERBENDAHARAAN NEGARA
(PTPTN) MAHIR PADA KPPN KOTABUMI

PANDUAN
PELAPORAN CAPAIAN
OUTPUT
SAKTI 2022
1. Buka SAKTI user opr_KOMITMEN
2. Masuk ke menu KOMITMEN >> RUH >> REALISASI KINERJA SATKER

3. Tampilan menu Realisasi Kinerja Satker seperti di bawah ini :

4. Pilih periode sesuai Bulan Pelaporan

1
5. Fitur HITUNG OTOMATIS hanya dapat digunakan khusus untuk RO Dukungan Manajemen dengan
target 1 Layanan.

6. Klik salah satu KRO yang muncul di bagian bawah, lalu klik TAMBAH REALISASI

7. Kolom pengisian RVRO, PCRO, bukti dukung, dan alasan akan terbuka di pojok kanan atas

2
8. Isikan data-data sebagai berikut :
a) Volume Capaian (RVRO) diisikan pada Penambahan Realisasi Volume RO bulanan
b) Progress (PCRO) diisikan pada Penambahan Progress Volume RO bulanan
(pengisianangka desimal menggunakan “titik”, bukan dengan “koma”. Misal : 8.5)
c) Bukti Dokumen diisikan dengan dokumen yang membuktikan target tercapai, misal :
LaporanSosialisasi ......, SPM xxxx, BAST no , dll
d) Referensi Capaian dapat memilih yang ada di referensi dan sebisa mungkin hindari
memilih99 (LAINNYA)
e) Keterangan diisi dengan KETERANGAN YANG MEMADAI :
“ s.d bulan ..............., PCRO kumulatif .........%, dengan RVRO kumulatif ........
Tahapan kegiatan yg sudah dilaksanakan ...................................... “

9. Jika sudah selesai, klik SIMPAN di pojok kanan bawah

10. Lakukan hal yang sama untuk semua RO yang muncul di kolom bawah tersebut
11. Proses perekaman caput untuk masing-masing RO dapat dilakukan pada bulan berjalan (dapat
dicicil) . Untuk tombol KIRIM baru aktif di awal bulan berikutnya

3
12. Saat semua RO sudah terisi dengan lengkap, silahkan klik tombol KIRIM

13. Jadwal posting data capaian output yang sudah klik tombol KIRIM dari SAKTI ke dalam OMSPAN

Sebagai ilustrasi, apabila Operator PPK Umum melakukan pengiriman data capaian output pada
pukul 08.12 WIB, maka data tersebut akan terposting pada aplikasi OMSPAN pada pukul 09.00 WIB.
Proses Kirim ulang data hanya dapat dilakukan apabila data telah terposting, sehingga Operator
PPK Umum baru dapat melakukan kirim ulang data setelah pukul 09.00 WIB.
Selanjutnya, untuk data capaian output yang telah terposting di OMSPAN pada pukul 09.00 WIB
akan mengupdate nilai IKPA Capaian Output di pukul 10.00 WIB.

4
14. Satker dapat melakukan Monitoring Kiriman Data Caput melalui OMSPAN pada menu Konfirmasi
Capaian Output >> Monitoring Kiriman Data Sakti

15. Satker dapat Data Kertas Kerja KCO melalui OMSPAN pada menu Konfirmasi Capaian Output
>> Kertas Kerja KCO

5
INTERKONEKSI APLIKASI SAKTI DENGAN
APLIKASI GPP TERPUSAT (KPPN)

1
DESKRIPSI SINGKAT
Interkoneksi aplikasi SAKTI dengan aplikasi GPP Terpusat (KPPN)
No.
1 Modul KOM
Role User OPR
Modul Lain terkait ADM, PEM
Transaksi yang ADM – Perekaman Anak Satker
Tekait PEM – Perekaman SPP
Dokumen Input Data pegawai dan gaji dari aplikasi GPP satker
Output Data pegawai dan gaji dari aplikasi GPP terpusat (KPPN) yang telah
direkonsiliasi
Validasi - Apabila ada update jumlah pegawai, mohon supplier type 3 diupdate
terlebih dahulu, baik di aplikasi GPP, SAKTI maupun data di SPAN.
- Menu upload ADK data pegawai yang berasal dari aplikasi GPP satker
(ADK GPP dan KOM) hanya bisa digunakan untuk mengupload ADK uang
makan dan uang lembur.
- Data pegawai dan gaji dari aplikasi GPP terpusat (KPPN) yang telah
direkonsiliasi apabila telah menjadi SPP maka tidak bisa dilakukan proses
ubah/hapus. SPP harus dihapus terlebih dahulu apabila satker ingin
melakukan proses import ulang dari aplikasi GPP terpusat (KPPN).

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh satker:

1. Tidak terdapat update aplikasi GPP satker atas fitur baru yaitu Interkoneksi aplikasi SAKTI dengan
aplikasi GPP Terpusat (KPPN) dan fitur “Transfer ke aplikasi SAKTI” pada aplikasi GPP Satker tidak
dipergunakan lagi.
2. Fitur interkoneksi aplikasi SAKTI dengan aplikasi GPP Terpusat ini menggantikan proses manual yang
selama ini dilakukan oleh satker, yaitu upload ADK data pegawai dan gaji dari aplikasi GPP satker
(ADK KOM dan GPP) ke aplikasi SAKTI pada menu “ADK Data Pegawai” modul komitmen, digantikan
dengan Fitur interkoneksi SAKTI dan GPP Terpusat aplikasi SAKTI pada menu “Import GPP Terpusat”
pada modul komitmen (kecuali untuk pembayaran uang makan dan uang Lembur masih
menggunakan menu “ADK Data Pegawai”).
3. Satker “wajib” melakukan rekonsiliasi Gaji dengan KPPN terkait dengan Fitur interkoneksi aplikasi
SAKTI dengan aplikasi GPP Terpusat (KPPN). Selain ADK GPP uang makan dan uang lembur satker
tidak bisa lagi mengupload secara “manual” ADK GPP ke aplikasi SAKTI.

2
4. Fitur interkoneksi aplikasi SAKTI dengan aplikasi GPP Terpusat (KPPN) ini melingkupi proses -
a. Perekaman Referensi Anak Satker
b. Pembuatan SPM Gaji :
1. Gaji Induk
2. Gaji 13
3. Gaji THR
4. Kekurangan Gaji
5. Gaji Susulan
6. Uang Muka Gaji
7. Gaji Terusan

Sedangkan untuk pembuatan SPM uang makan dan uang lembur masih melakukan upload manual
ADK GPP dari aplikasi satker, seperti proses yang telah dilakukan selama ini.

5. Apabila ada perubahan data pegawai di satker, baik penambahan, perubahan, penghapusan yang
terkait supplier type 3 maka satker juga diwajibkan melakukan rekonsiliasi terlebih dahulu dengan
KPPN. Setelah proses rekonsiliasi berhasil dilakukan maka satker bisa mengambil data pegawai yang
merupakan hasil rekonsiliasi di menu import GPP terpusat melalui aplikasi SAKTI (tanpa melakukan
import ADK KOM manual).

Alur Proses

Keterangan:
1. Satker merekam Data perhitungan Gaji pada aplikasi GPP Satker
2. Pengiriman adk GPP satker ke KPPN untuk dilakukan rekonsiliasi (extensi file .gpp)
3. Data gaji dan pegawai pada GPP Tepusat dapat diakses melalui aplikasi SAKTI modul Komitmen
pada menu “Import GPP Terpusat”
4. Perekaman SPP/SPM Gaji pada menu “Catat/Ubah SPP” pada modul pembayaran dapat
dilakukan setelah dilakukan import data gaji
5. Pengiriman adk SPM pada aplikasi SAKTI ke FO KPPN untuk diproses menjadi SP2D

3
Pembuatan gaji pada aplikasi GPP satker
A. proses perhitungan gaji pada aplikasi GPP Satker

1. Input informasi :
a. Tanggal proses
b. Bulan dan tahun
c. Jenis gaji
2. Pilih pegawai yang akan dibayarkan gajinya dengan menchecklist pada nama pegawai yang
bersangkutan.
3. Klik proses.

B. kirim gaji sementara ke PPSPM

C. Pengujian Gaji oleh PPSPM

4
D. Buat ADK Gaji oleh PPSPM (fitur “Transfer ke aplikasi SAKTI” tidak dipergunakan lagi)

5
E. Kirim ADK (ekstensi *.GPP) dari satker ke KPPN untuk dilakukan rekonsiliasi (pada aplikasi GPP
Terpusat KPPN)

(Gambar form upload adk Gaji pada aplikasi GPP Terpusat di KPPN)

Pembuatan gaji pada aplikasi SAKTI

PEREKAMAN ANAK SATKER

Pada aplikasi SAKTI login sebagai Admin Satker (Lokal)

1. Masuk ke Modul Administrasi  Umum  COA  Anak Satker


2. Pilih rekam input kode anak satker “00”, untuk Satker yang memiliki lebih dari satu anak satker dapat
diinput sesuai anak satker pada aplikasi GPP Satker

6
IMPORT DATA GAJI
Pada aplikasi SAKTI login sebagai user operator komitmen, pilih komitmen - Import GPP Terpusat
a. Import Data Rekap Gaji

1. Masuk ke Modul Komitmen ADKIMPORT GPP TERPUSAT


2. Pilih jenis data: Rekap Gaji
3. Input informasi:
- Tahun bulan gaji
- Nomor gaji
- Kode anak satker (otomatis)
- Kode jenis gaji (otomatis)
4. Klik import

b. Import Data Lampiran Gaji

7
1. Masuk ke Modul Komitmen ADKIMPORT GPP TERPUSAT
2. Pilih jenis data: Lampiran Gaji
3. Input informasi:
- Tahun bulan gaji
- Nomor gaji
- Kode anak satker (otomatis)
- Kode jenis gaji (otomatis)
4. Klik import

PEREKAMAN SPP
Login user operator pembayaran/operator SPP/SPM

1. Masuk ke Modul Pembayaran Catat/Ubah SPP


2. Pilih jenis SPP
3. Input informasi: Bulan, Tahun dan No. Gaji
4. Klik Rekam SPP
5. Lanjutkan proses pembuatan SPP/SPM seperti yang selama ini dilakukan

PERUBAHAN DATA GAJI

A. ADK GPP yang telah direkam SPP di aplikasi SAKTI akan terisi Flag Nomor SPP/SPM dan Nomor
Invoice pada Aplikasi GPP terpusat KPPN
B. Data Gaji pada GPP Terpusat KPPN yang telah direkam SPP pada aplikasi SAKTI tidak dapat dilakukan
proses ubah/hapus sebelum dilakukan penghapusan SPP pada aplikasi SAKTI

8
C. Data Gaji pada aplikasi SAKTI yang telah digunakan untuk pembuatan SPP tidak dapat dilakukan
proses ubah/hapus sebelum dilakukan penghapusan SPP pada aplikasi SAKTI
D. Harus dilakukan proses Hapus SPP jika akan melakukan proses import ulang ADK GPP
E. Data Gaji yang telah menjadi SP2D tidak dapat dilakukan batal/ubah/hapus
F. Untuk monitoring atau hapus data nomor gaji yang telah diimport dari aplikasi GPP terpusat:

1. Masuk ke Modul Komitmen MonitoringMonitoring ADK GPP


2. Pilih Bulan dan Tahun
3. Pilih No. Gaji
4. Klik Hapus
5. Muncul notifikasi bahwa Data nomor gaji yang telah direkam SPPnya tidak dapat dihapus (silahkan
hapus SPP terlebih dahulu)

Setelah SPP dihapus silahkan satker membuat perubahan data gaji dan melakukan proses rekonsiliasi
ulang dengan KPPN pada aplikasi GPP terpusat. Dan melakukan proses import ulang dari aplikasi GPP
terpusat ke aplikasi SAKTI seperti langkah-langkah diatas. Monitoring No SPP/SPM/SP2D dapat dilihat
pada menu rekap gaji dikolom paling kanan. Pastikan jumlah gaji bersih pada Rekap Gaji sama dengan
jumlah gaji bersih pada Lampiran.

Penambahan/perubahan data pegawai pada aplikasi SAKTI

DATA PEGAWAI

A. Pada Aplikasi Sakti Login user operator komitmen, Pilih Komitmen - Import GPP Terpusat

9
1. Masuk ke Modul Komitmen ADKIMPORT GPP TERPUSAT
2. Pilih jenis data: Data Pegawai
3. Input informasi: Kode Anak Satker
4. Klik import
B. Setelah berhasil melakukan unggah ADK KOM, masuk ke menu “Pencatatan Supplier” didalam menu
Komitmen -> RUH -> Pencatatan Supplier. Pada tab Supplier Header, pilih Supplier Satuan Kerja dan
yang sudah mendapatkan NRS sampai tab Supplier Address aktif .

C. Klik tab Supplier Address dan form akan berpindah, kemudian pilih supplier tipe 3 (pegawai) sampai
tab Supplier Pegawai aktif.

10
D. Klik tab Supplier Pegawai dan form akan berpindah, kemudian tekan tombol “Rekam”, yang akan
mengaktifkan tombol [.....] pada menu isian NIP dalam kolom data pegawai.

E. Tekan tombol [....] tersebut, yang akan mengaktifkan pop-up form dan menampilkan nama data
supplier pegawai baru hasil dari pengunggahan ADK KOM yang bersumber dari aplikasi GPP.
Kemudian pilih dengan mengisi checklist atas pegawai mana saja yang akan didaftarkan, Klik Pilih.

F. setelah itu klik tombol “Pilih”, data supplier pegawai tersebut sudah masuk kedalam daftar data
supplier pegawai Satuan Kerja.

11
G. Setelah Operator komitmen selesai melakukan perekaman data, proses dilanjutkan ke persetujuan
dan pembuatan ADK atas supplier pegawai tersebut melalui user PPK. Setelah login menggunakan
user PPK, masuk ke menu “ADK Supplier FTP” didalam menu Komitmen -> ADK -> ADK Supplier FTP.
Setelah muncul form ADK Supplier FTP, pilih dengan mengisi checklist atas data supplier dengan
deskripsi jenis supplier “SATKER” dan Site Address dengan digit awal “3”, menandakan tipe supplier
3 (pegawai).

H. Setelah itu klik tombol “Proses”, muncul pop-up form penginputan PIN PPK, input dua kali 6 digit
PIN PPK yang sudah didaftarkan sebelumnya melalui portal KPPN, lalu klik tombol “Proses”, tunggu
prosesnya hingga berhasil.

I. Setelah proses pembuatan ADK supplier selesai, PPK maupun operator komitmen dapat memantau
progress atas ADK tersebut pada menu “Monitoring ADK Kontrak dan Supplier“ didalam menu

12
Komitmen -> Monitoring -> Monitoring ADK Kontrak dan Supplier. ADK supplier tersebut akan
diproses di Aplikasi SPAN mulai dari petugas Validator KPPN hingga mendapat persetujuan oleh
Approver KPPN. Setelah selesai proses pendaftaran dan/atau penambahan data supplier pegawai di
SPAN, Operator Pembayaran dapat langsung membuat SPP hingga SPM atas supplier pegawai
tersebut.

Catatan :
Untuk pendaftaran pegawai baru atau pindahan, file ADK yang dihasilkan untuk diunggah di SPAN
adalah File BCSR, Bukan BCSU.

13
REPORT SYNC DAN ASYNC
PADA APLIKASI SAKTI
A. Deskripsi
Pada update aplikasi SAKTI tanggal 15 Mei 2022 proses pencetakan dokumen/laporan pada aplikasi
SAKTI dibedakan menjadi 2 kategori yaitu “Report Sync (langsung) dan Report Async (Tidak langsung).

Modul ALL
Role User Operator, Validator, Approver
Modul Lain terkait ADM
Transaksi yang Tekait Report
Dokumen Input Transaksi Modul
Output Cetakan:
- Pdf
- Excel
Validasi Validasi cetak pada modul terkait

Petunjuk Teknis Terkait Menu cetak All modul

B. Informasi Penting Lainnya


1. Report sync adalah pencetakan dokumen/laporan yang hasilnya dapat diunduh secara
langsung oleh pengguna aplikasi SAKTI, fitur tersebut telah digunakan selama ini untuk proses
mengunduh dokumen transaksi/laporan pada aplikasi SAKTI yang sifatnya cenderung ringan.
2. Report async adalah pencetakan dokumen/laporan yang hasilnya tidak secara langsung dapat
diunduh oleh pengguna, fitur tesebut digunakan untuk proses mencetak/mengunduh
dokumen transaksi/ laporan pada aplikasi SAKTI yang sifatnya cenderung berat.
3. Pada report async pengguna dapat menunggu proses antrian dengan status ‘queued’ hingga
dokumen transaksi/laporan siap untuk diunduh dengan status ‘Ready’.
4. Report async pada menu ‘Monitoring report’ dapat diakses oleh seluruh pengguna aplikasi
SAKTI.
5. Pencetakan untuk jenis-jenis dokumen sync maupun async telah ditentukan oleh admin
Pusat/Server sehingga pengguna aplikasi SAKTI tidak perlu melakukan settingan apapun cukup
melakukan unduh.
6. Saat proses pembetukan laporan (report async) proses antrian dengan status ‘queued’ yang
sedang berjalan, pengguna dapat membuka menu lainnya dan meninggalkan sementara
proses report async untuk mengerjakan transaksi dimenu lainnya pada aplikasi SAKTI sampai
proses cetakan selesai.
7. Pada report async jika status telah ‘ready’ maka untuk proses unduh selanjutnya dapat
langsung dilakukan unduh tanpa memproses ulang proses unduh pada menu cetak modul
terkait karena hasil report async akan disimpan untuk dapat diunduh kembali oleh pengguna.
8. Daftar report async yang ditampilkan pada menu report pada masing-masing pengguna akan
berbeda sesuai dengan dokumen transaksi/laporan yang pernah diunduh oleh masing-masing
pengguna.
C. Gambar proses sync dan async

D. Report Sync
Lakukan pencetakan secara langsung dan unduh dokumen transaksi/laporan seperti biasanya.

E. Report Async
1. Jika saat melakukan pencetakan dokumen/laporan dan setelah klik unduh muncul notif
“Silahkan download report pada Menu Report > Monitoring” maka jenis dokumen
pencetakan tersebut adalah masuk kategori “report async” sehingga proses selanjutnya
lakukan pengecekan hasil cetakan tersebut pada menu report sesuai notif.

2. Setelah proses unduh selesai dilakukan, kemudian buka menu Report -> Monitoring, tunggu
proses dengan status ‘queued’ selesai hingga status menjadi ‘ready’ dan proses download
aktif, untuk mengunduh dokumen silahkan klik tombol ‘download’.
3. Pencarian dokumen, gunakan pencarian file dokumen yang ingin diunduh dengan menginput
parameter ‘nama file’ dan ‘tanggal’ pembentukan dokumen tersebut, untuk melakukan
pencarian ketik nama file/dokumen pada kolom “Nama File” kemudian klik “Cari” untuk
menghapus parameter yang telah diinput sekaligus klik tombol “Reset”.

Anda mungkin juga menyukai