Anda di halaman 1dari 209

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA
SEKRETARIAT JENDERAL
Jl. H. R. Rasuna Said Kav. 6-7, Kuningan Jakarta Selatan
Telepon : (021) 5253004, Faksimile (021) 5253165
Laman : www.kemenkumham.go.id

Nomor : SEK..4-UM.01.01-976 7 Desember 2022


Sifat : Sangat Segera
Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Petunjuk Pelaksanaan Teknis Implementasi Modul Komitmen,
Persediaan, Aset Tetap, Piutang, dan General Ledger dan Pelaporan
pada Sistem Akuntansi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) di
Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM

Yth. 1. Kepala Biro Umum


2. Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi
3. Para Sekretaris Unit Eselon I
4. Para Kepala Kantor Wilayah
di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM

1. Rujukan:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47) (Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5);
c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66) (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
d. Undang-Undang Nomor 166 Tahun 2008 Tentang Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008) (Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4916);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123)
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan BMN/Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92) (Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5533) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan BMN/Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 142) (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6523);
g. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 229) (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6267);
h. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Kementerian
Hukum Dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 84);
i. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.06/2016 tentang Penatausahaan BMN
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1817);
j. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat Pusat (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 2137);
k. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman Penyusunan
dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2158);
l. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.05/2016 tentang Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Pusat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2159);
m. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.05/2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.05/2019 tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Pusat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1682);
n. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 30 Tahun 2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1441);
o. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2021 tentang Pelaksanaan Sistem
SAKTI (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1307);
p. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 22/PMK.05/2022 tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Pusat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 279).

2. Berdasarkan rujukan tersebut di atas, disampaikan beberapa hal sebagai berikut:


a. Dengan diterapkannya SAKTI full module oleh Kementerian Keuangan kepada seluruh
Kementerian/Lembaga pada tahun 2022 maka pemprosesan transaksi keuangan dan
barang milik negara untuk penyusunan Laporan Keuangan dan Laporan Barang
Pengguna pada seluruh satuan kerja (satker) telah sepenuhnya menggunakan SAKTI
Kelompok Modul Pelaporan (Modul Persediaan, Modul Aset Tetap, Modul Piutang,
serta Modul General Ledger dan Pelaporan/GLP);
b. Agar penerapan SAKTI dapat terimplementasi di seluruh satker dengan akuntabel dan
memadai, Kementerian Hukum dan HAM telah menyusun Petunjuk Pelaksanaan
Teknis Implementasi Modul Komitmen, Persediaan, Aset Tetap, Piutang, dan General
Ledger dan Pelaporan pada Sistem Akuntansi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) di
Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM;
c. Petunjuk Pelaksanaan Teknis ini disusun untuk memberikan pemahaman kepada user
SAKTI terhadap prosedur kerja terkait penerapan teknis perekaman transaksi pada
Modul Komitmen, Modul Persediaan, Modul Aset Tetap, Modul Piutang dan Modul
General Ledger dan Pelaporan pada Aplikasi SAKTI dan juga untuk menyelaraskan
penggunaan SAKTI dengan mempertimbangkan aturan serta kebijakan yang berlaku
di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM;
d. Sehubungan dengan hal tersebut, bersama ini disampaikan Petunjuk Pelaksanaan
Teknis Implementasi Modul Komitmen, Persediaan, Aset Tetap, Piutang, dan General
Ledger dan Pelaporan pada Sistem Akuntansi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) di
Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM Nomor SEK-1.PB.04.06 TAHUN 2022
tanggal 30 November 2022 yang juga dapat diakses melalui website
https://setjen.kemenkumham.go.id/produk-hukum/produk-pengelolaan-bmn. Kepada
masing-masing pimpinan baik di tingkat Kantor Wilayah maupun Unit eselon I agar
menyampaikan Petunjuk Pelaksanaan Teknis ini kepada seluruh satker di lingkungan
wilayah kerja Saudara.

3. Demikian untuk menjadi maklum.

a.n. Sekretaris Jenderal,


Kepala Biro Pengelolaan Barang Milik Negara,

Novita Ilmaris
NIP. 19761117 199903 2 001

Tembusan:
1. Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan HAM;
2. Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM.
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

PETUNJUK PELAKSANAAN TEKNIS


IMPLEMENTASI MODUL KOMITMEN, PERSEDIAAN, ASET TETAP,
PIUTANG, DAN GENERAL LEDGER DAN PELAPORAN PADA
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN TINGKAT INSTANSI (SAKTI)
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................. i
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1. Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
2. Maksud dan Tujuan ............................................................................................................... 2
3. Ruang Lingkup ....................................................................................................................... 2
4. Dasar ..................................................................................................................................... 2
5. Pengertian ............................................................................................................................. 3
a. Modul Komitmen ............................................................................................................... 3
b. Modul Persediaan ............................................................................................................. 3
c. Modul Aset Tetap .............................................................................................................. 3
d. Modul Piutang ................................................................................................................... 3
e. Modul General Ledger (GL) dan Pelaporan ....................................................................... 4
6. Batasan Petunjuk Pelaksanaan Teknis .................................................................................. 4
BAB II PELAKSANAAN .............................................................................................................. 5
1. Pencatatan Berita Acara Serah Terima (BAST) pada Modul Komitmen ................................. 5
a. Role User (Pengguna) ....................................................................................................... 5
b. Bagan Hubungan dengan Modul Lain dalam Aplikasi SAKTI ............................................. 6
c. Gambar Alur Proses .......................................................................................................... 6
d. Ketentuan Pelaksanaan .................................................................................................... 6
e. Ketentuan Kapitalisasi BMN .............................................................................................. 7
f. Pokok Pembahasan .......................................................................................................... 7
i Pencatatan BAST / BG ................................................................................................ 7
ii Pencatatan BAST Non Kontraktual / Kuitansi LS / Dok yang dipersamakan .............. 11
iii Pencatatan BAST Hibah B/J/S ................................................................................... 14
iv Pencatatan Penerimaan Barang / Jasa KKP .............................................................. 17
v Pencatatan Penerimaan Barang / Jasa Valas ............................................................ 20
vi Pencatatan Penerimaan Barang / Jasa UP Tunai / Bank ........................................... 23
vii Pencatatan Penerimaan Barang / Jasa Hibah............................................................ 26
g. Reklasifikasi Metode Pembayaran BAST dan Transaksi BMN ........................................ 29
h. Ragam Pencatatan BAST................................................................................................ 38
2. Pencatatan Transaksi pada Modul Persediaan .................................................................... 39
a. Role User (Pengguna) ..................................................................................................... 39
b. Bagan Hubungan dengan modul lain dalam Aplikasi SAKTI ............................................ 40
c. Gambar Alur Proses ........................................................................................................ 40
d. Ketentuan Pelaksanaan .................................................................................................. 40

i
e. Metode Dalam Modul Persediaan...................................................................................... 41
f. Pokok Pembahasan .......................................................................................................... 41
i. Transaksi Masuk ....................................................................................................... 41
ii. Transaksi Keluar ....................................................................................................... 54
iii. Likuidasi Persediaan ................................................................................................. 64
iv. Koreksi...................................................................................................................... 66
v. Opname Fisik............................................................................................................ 69
vi. Tutup Buku ............................................................................................................... 73
vii. Referensi ............................................................................................................... 73
3. Pencatatan Transaksi pada Modul Aset Tetap ....................................................................... 75
a. Role User (Pengguna) ....................................................................................................... 75
b. Ruang Lingkup Modul Aset Tetap...................................................................................... 75
c. Bagan Hubungan dengan Modul Lain dalam Aplikasi SAKTI............................................. 75
d. Gambar Alur Proses .......................................................................................................... 76
e. Ketentuan Umum .............................................................................................................. 76
f. Pokok Pembahasan .......................................................................................................... 77
i. Transaksi BMN ......................................................................................................... 77
ii. Transaksi KDP ........................................................................................................ 123
iii. Transaksi BMN Bersejarah ..................................................................................... 140
iv. Transaksi Barang Pihak Ketiga ............................................................................... 143
v. Tutup Buku ............................................................................................................. 145
g. Ragam Pencatatan BAST................................................................................................ 146
h. Ketentuan Lain ................................................................................................................ 148
4. Pencatatan Transaksi pada Modul Piutang .......................................................................... 149
a. Role User (Pengguna) ..................................................................................................... 149
b. Ruang Lingkup Modul Piutang ......................................................................................... 149
c. Bagan Hubungan dengan Modul Lain dalam Aplikasi SAKTI........................................... 149
d. Gambar Alur Proses ........................................................................................................ 150
e. Pokok Pembahasan ........................................................................................................ 150
i. Referensi Debitur .................................................................................................... 150
ii. Pencatatan Piutang/Tagihan ................................................................................... 151
iii. Settlement/Matching cicilan/pelunasan ................................................................... 154
iv. Koreksi Piutang ....................................................................................................... 163
v. Restrukturisasi Piutang ........................................................................................... 164
vi. Surat Peringatan (SP) ............................................................................................. 166
vii. Penyisihan Piutang ................................................................................................. 167
viii. TKTM Piutang ........................................................................................................ 169
ix. Penyerahan Piutang ke DJKN / PUPN .................................................................... 172

ii
x. Penghapusan Piutang ............................................................................................. 173
xi. Tutup Buku ............................................................................................................. 175
5. Pencatatan Transaksi pada Modul General Ledger dan Pelaporan...................................... 175
a. Role User (Pengguna) ..................................................................................................... 175
b. Ruang Lingkup Modul GLP.............................................................................................. 175
c. Bagan Hubungan dengan Modul Lain dalam Aplikasi SAKTI........................................... 175
d. Gambar Alur Proses Modul GL dan Pelaporan ................................................................ 176
e. Pokok Pembahasan ........................................................................................................ 176
i. Jurnal manual ......................................................................................................... 176
ii. Validasi dan Posting Jurnal ..................................................................................... 178
iii. Monitoring Jurnal .................................................................................................... 180
iv. Jurnal Penyesuaian Khusus.................................................................................... 182
v. Tutup Buku ............................................................................................................. 184
vi. Monitoring Tutup Transaksi ..................................................................................... 188
vii. Transaksi Resiprokal .............................................................................................. 189
viii. Laporan .................................................................................................................. 193
ix. Informasi Penting Lainnya....................................................................................... 194
6. Penutup ............................................................................................................................... 199

iii
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1.1 Bagan Hubungan Antar Modul Pada Aplikasi SAKTI


2. Gambar 1.2 Alur Modul Komitmen
3. Gambar 2.1 Bagan Hubungan Antar Modul Pada Aplikasi SAKTI
4. Gambar 2.2 Alur Modul Persediaan
5. Gambar 3.1 Bagan Hubungan Antar Modul Pada Aplikasi SAKTI
6. Gambar 3.2 Alur Modul Aset Tetap
7. Gambar 4.1 Bagan Hubungan Antar Modul Pada Aplikasi SAKTI
8. Gambar 4.2 Alur Modul Piutang
9. Gambar 5.1 Bagan Hubungan Antar Modul Pada Aplikasi SAKTI
10. Gambar 5.2 Alur Modul GLP

iv
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
SEKRETARIAT JENDERAL

PETUNJUK PELAKSANAAN TEKNIS


IMPLEMENTASI MODUL KOMITMEN, PERSEDIAAN, ASET TETAP,
PIUTANG, DAN GENERAL LEDGER DAN PELAPORAN PADA
SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN TINGKAT INSTANSI (SAKTI)
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
NOMOR : SEK-1.PB.04.06 TAHUN 2022

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2021 tentang
Pelaksanaan Sistem SAKTI, untuk mewujudkan tata kelola keuangan dan Barang Milik Negara
(BMN) yang tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab, perlu
diterapkan sistem informasi manajemen keuangan yang terintegrasi yang didukung dengan
sistem SAKTI. Sistem SAKTI yang selanjutnya disebut SAKTI adalah sistem yang
mengintegrasikan proses perencanaan, penganggaran, pelaksanaan serta
pertanggungjawaban anggaran pendapatan dan belanja negara, yang berujung pada
penatausahaan BMN, dalam beberapa modul pada instansi pemerintah yang merupakan satu
sistem dari pengelolaan keuangan negara dan penatausahaan BMN.
Dengan diterapkannya SAKTI full module oleh Kementerian Keuangan kepada seluruh
Kementerian/Lembaga pada tahun 2022 maka pemrosesan transaksi keuangan dan BMN
untuk penyusunan Laporan Keuangan dan Laporan Barang Pengguna pada seluruh satuan
kerja (satker) telah sepenuhnya menggunakan SAKTI Kelompok Modul Pelaporan (Modul
Persediaan, Modul Aset Tetap, Modul Piutang, serta Modul General Ledger dan
Pelaporan/GLP).
Agar penerapan SAKTI dapat terimplementasi di seluruh satker dengan akuntabel dan
memadai di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM maka perlu disusun Petunjuk
Pelaksanaan Teknis Implementasi Modul Komitmen, Persediaan, Aset Tetap, Piutang, dan
General Ledger dan Pelaporan pada Sistem Akuntansi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI) di
Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.

1
2. Maksud dan Tujuan
Petunjuk Pelaksanaan Tenis ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman terhadap
prosedur kerja terkait penerapan teknis perekaman transaksi pada Modul Komitmen, Modul
Persediaan, Modul Aset Tetap, Modul Piutang dan Modul General Ledger dan Pelaporan pada
Aplikasi SAKTI di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Petunjuk Pelaksanaan Teknis ini disusun dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
Laporan BMN dan Keuangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.

3. Ruang Lingkup
a. Pencatatan Berita Acara Serah Terima (BAST) pada Modul Komitmen;
b. Pencatatan Transaksi pada Modul Persediaan;
c. Pencatatan Transaksi pada Modul Aset Tetap;
d. Pencatatan Transaksi pada Modul Piutang;
e. Pencatatan Transaksi pada Modul General Ledger dan Pelaporan.

4. Dasar
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47) (Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5);
c. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66)
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
d. Undang-Undang Nomor 166 Tahun 2008 Tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008) (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4916);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123) (Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5165);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan BMN/Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92) (Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5533) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
28 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
tentang Pengelolaan BMN/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 142) (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6523);
g. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 229)
(Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6267);
h. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Kementerian
Hukum Dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
84);
i. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.06/2016 tentang Penatausahaan BMN
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1817);

2
j. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 215/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat Pusat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
2137);
k. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 222/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 2158);
l. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.05/2016 tentang Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Pusat (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 2159);
m. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.05/2020 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.05/2019 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah
Pusat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1682);
n. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 30 Tahun 2018 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1441);
o. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2021 tentang Pelaksanaan Sistem SAKTI
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1307);
p. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 22/PMK.05/2022 tentang Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Pusat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 279).

5. Pengertian
a. Modul Komitmen
Modul Komitmen adalah bagian dari SAKTI yang berfungsi untuk pengelolaan
aktivitas terkait pencatatan data supplier, kontrak, dan BAST dalam rangka pelaksanaan
APBN untuk mendukung pengelolaan data pagu, perencanaan kas dan referensi dalam
pelaksanaan pembayaran.
b. Modul Persediaan
Modul Persediaan merupakan modul dalam Aplikasi SAKTI yang digunakan untuk
melaksanakan pengelolaan transaksi keuangan persediaan yang meliputi pencatatan dan
pengakuntansian Barang Persediaan.
c. Modul Aset Tetap
Modul Aset Tetap merupakan modul dalam Aplikasi SAKTI yang digunakan untuk
melaksanakan pengelolaan transaksi keuangan Aset Tetap yang meliputi pencatatan dan
pengakuntansian Aset Tetap.
d. Modul Piutang
Modul piutang merupakan bagian dari SAKTI yang berfungsi untuk melakukan
penatausahaan transaksi piutang di Satker pengguna SAKTI. Modul Piutang digunakan
untuk mencatat Piutang PNBP, Transaksi Piutang Tagihan Penjualan Angsuran, Transaksi
Piutang Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) tidak termasuk Piutang
perpajakan.

Output Modul Piutang menghasilkan laporan kartu piutang, kartu penyisihan piutang
tak tertagih, rekapitulasi piutang yang sudah lunas, rekapitulasi transfer keluar-transfer
masuk dan laporan piutang jatuh tempo.

3
e. Modul General Ledger (GL) dan Pelaporan
Modul GL dan Pelaporan merupakan Modul Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat
Instansi (SAKTI) yang memuat keseluruhan proses yang terkait dengan akuntansi dan
pelaporan.

6. Batasan Petunjuk Pelaksanaan Teknis


Petunjuk Pelaksanaan Teknis Implementasi Modul Komitmen, Persediaan, Aset
Tetap, Piutang, dan General Ledger dan Pelaporan pada Sistem Akuntansi Keuangan Tingkat
Instansi (SAKTI) di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM disusun berdasarkan
pengembangan Aplikasi SAKTI sampai periode bulan November 2022. Terkait dengan
pengembangan aplikasi selanjutnya agar tetap memperhatikan Petunjuk Teknis (Juknis)
update dari Kementerian Keuangan.

4
BAB II PELAKSANAAN

1. Pencatatan Berita Acara Serah Terima (BAST) pada Modul Komitmen


a. Role User (Pengguna)
i. Pengguna modul ini adalah para pihak pada satker yang berdasarkan kewenangannya
diberikan hak untuk mengoperasikan SAKTI dan tindakannya dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Pengguna pada Modul Komitmen terdiri atas:
a) Operator
Merupakan pegawai yang bertugas di sub bagian / urusan yang menangani
keuangan / BMN yang memiliki kewenangan untuk:
1) Melakukan perekaman data supplier (pihak yang menerima pembayaran/ yang
menjadi tujuan pembayaran), data kontrak, BAST dan dokumen tagihan;
2) Mencetak dokumen pendukung pembayaran meliputi data supplier, ringkasan
kontrak, dan pengawasan kontrak;
3) Menerima masukan dari aplikasi pendukung yang terkait; dan
4) Melakukan monitoring pengiriman data supplier dan kontrak.

b) Approver
Dalam hal ini adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau pegawai di bagian /
urusan keuangan / BMN yang ditetapkan melalui SK Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA). Approver memiliki kewenangan untuk:
(a) Meneliti kesesuaian data dengan dokumen pendukung pembayaran;
(b) Melakukan validasi secara sistem;
(c) Menandatangani dokumen pendukung pembayaran dan membuat data supplier
dan kontrak; dan
(d) Melakukan monitoring pengiriman data supplier dan kontrak.

ii. Tipe-Tipe Supplier :


a) Tipe 1 (satker): untuk pembayaran melalui rekening bendahara (UP, TUP, GUP, GU
Nihil, Gaji, Non Gaji, Pengesahan, dll)
b) Tipe 2 (Penyedia Barang/Jasa): untuk pembayaran ke pihak ketiga (kontraktual, non
kontraktual)
c) Tipe 3 (Pegawai): untuk pembayaran langsung ke rekening pegawai (Gaji, Non Gaji)
d) Tipe 4 (BA 999): untuk pembayaran BA 999 selain transfer daerah dan penerusan
pinjaman
e) Tipe 5 (Transfer Daerah): untuk pembayaran transfer ke daerah (dana perimbangan,
otsus & penyesuaian, DBH)
f) Tipe 6 (Penerusan Pinjaman): untuk pembayaran penerusan pinjaman, bantuan
sosial, konsorsium, penerima beasiswa, dll)
g) Tipe 7 (Lain-lain): untuk pembayaran pengembalian (pajak, BC, PNBP, dll), imbalan
bunga, dll.
h) Tipe 8: Hibah barang / jasa / surat berharga
Adapun tipe supplier yang terdapat pada transaksi BMN ialah supplier tipe 2 dan 8.

5
b. Bagan Hubungan dengan Modul Lain dalam Aplikasi SAKTI

Gambar 1.1 Bagan Hubungan Antar Modul Pada Aplikasi SAKTI

c. Gambar Alur Proses

Gambar 1.2 Alur Modul Komitmen

d. Ketentuan Pelaksanaan
i. Pejabat yang membidangi keuangan/BMN, PPK, dan operator modul komitmen secara
bersama-sama wajib melaksanakan identifikasi dan verifikasi (screening) terhadap
dokumen Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) untuk pelaksanaan anggaran
pada tahun berjalan. Proses screening dokumen DIPA sangat penting untuk
memastikan kesesuaian akun belanja dalam DIPA dengan rencana realisasi belanja
khususnya terhadap belanja yang menghasilkan aset baik aset lancar seperti
persediaan, aset tetap meliputi Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan Bangunan,
Jalan, Irigasi, dan Jaringan (JIJ), Aset Tetap Lainnya, Aset Tetap Renovasi, Konstruksi
Dalam Pengerjaan (KDP) maupun Aset Tak Berwujud (ATB). Dalam hal terdapat

6
ketidaksesuaian akun belanja, wajib melakukan proses revisi sesuai dengan ketentuan
dalam pengelolaan anggaran sebelum melaksanakan realisasi belanja.
ii. Operator Modul Komitmen agar memperhatikan dengan seksama terhadap
notifikasi yang muncul pada saat melakukan tahapan proses perekaman transaksi,
sebagai informasi atau peringatan dini yang berguna dalam menentukan langkah
perekaman selanjutnya (dapat berkoordinasi dengan unit terkait) serta bermanfaat pula
dalam rangka penyusunan laporan.
iii. Setiap perekaman transaksi BAST pada Modul Komitmen masih dapat dilakukan
perubahan perekaman sepanjang belum dilakukan approval atau persetujuan
transaksi oleh PPK. Jika sudah disetujui PPK maka perbaikan dilakukan pada Modul
Persediaan atau Modul Aset Tetap.

e. Ketentuan Kapitalisasi BMN


Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.06/2016 kapitalisasi BMN
merupakan batasan nilai minimum per satuan BMN untuk dapat disajikan sebagai aset
tetap pada neraca. Kapitalisasi BMN meliputi:
i. Perolehan BMN berupa aset tetap hingga siap pakai; dan/atau
ii. Peningkatan kapasitas/efisiensi dan/atau penambahan masa manfaat.

Batasan nilai satuan minimum kapitalisasi BMN sebagai berikut:


i. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin, dan alat olahraga yang sama
dengan atau lebih dari Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah). Termasuk dalam pengaturan
ini untuk aset tetap renovasi peralatan dan mesin;
ii. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang sama dengan atau lebih dari
Rp25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah). Termasuk dalam pengaturan ini untuk
aset tetap renovasi gedung dan bangunan.
Kecuali terhadap pengeluaran untuk BMN berupa tanah, jalan, irigasi, dan jaringan, dan
aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan serta barang bercorak
kesenian/kebudayaan, termasuk aset lainnya berupa aset tak berwujud, tidak ada nilai
satuan minimum, sehingga berapapun nilai perolehannya dikapitalisasi.
Ketentuan kapitalisasi tersebut berlaku terhadap pengeluaran untuk perolehan awal BMN
berupa aset tetap hingga siap pakai dan meningkatkan kapasitas/efisiensi dan/atau
memperpanjang umur teknis yang menambah nilai BMN berupa aset tetap.

f. Pokok Pembahasan
i Pencatatan BAST / BG
Menu ini digunakan untuk melakukan pencatatan atas BAST Kontraktual.

Tampilan menu dalam Aplikasi SAKTI Modul Komitmen

7
Hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi:
a) Perekaman transaksi ini harus didahului dengan adanya perekaman kontrak.
b) Pembayaran Langsung (Pembayaran LS) adalah pembayaran yang dilakukan
langsung kepada Bendahara Pengeluaran / penerima hak lainnya atas dasar
perjanjian kerja, surat keputusan, surat tugas atau surat perintah kerja lainnya
melalui penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM) Langsung.
c) Pada saat melakukan pendetailan Chart Of Account (COA) agar memperhatikan
kode akun belanja yang digunakan dalam rangka perolehan atau pengembangan
aset dimaksud.
d) Melakukan pemilihan isian kategori dengan memperhatikan sebagai berikut:
1) Aset / Jasa Dikapitalisasi Aset
(a) Dipilih untuk perolehan atau pengembangan aset. Khusus untuk
pengembangan aset harus memenuhi batasan nilai kapitalisasi BMN.
(b) Aset meliputi aset lancar (persediaan), aset tetap (tanah, peralatan dan
mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya,
KDP), serta aset lainnya (aset tak berwujud).
(c) Jasa dikapitalisasi aset seperti jasa konsultan perencana dalam rangka
perolehan aset, jasa pengiriman barang dan termasuk seluruh biaya terkait
lainnya yang dapat diatribusikan pada perolehan atau pengembangan aset.
(d) Termasuk pada kategori ini adalah perolehan aset atau BMN
ekstrakomptabel.
(e) Untuk kode akun belanja barang persediaan dan belanja barang persediaan
untuk pemeliharaan (5218xx, 523xxx), belanja modal aset (53xxxx) akan
diarahkan pada pilihan kategori ini. Untuk belanja BMN ekstrakomptabel
merujuk pada Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-
331/PB/2021 menggunakan akun belanja 52125x atau ketentuan terbaru dari
Kementerian Keuangan.
(f) Untuk kode akun belanja selain pada huruf (e) yang menghasilkan realisasi
BMN, maka tetap dapat dilakukan perekaman BAST di Modul Komitmen
namun menyebabkan catatan atas ketidaksesuaian akun dalam
pelaporannya sehingga perlu diupayakan langkah perbaikan mengikuti
ketentuan di anggaran dan keuangan.
(g) Hasil perekaman dari kategori ini akan dilanjutkan pada perekaman rincian
barang (Aset / Persediaan) sesuai dengan substansinya, yaitu:
(1) Persediaan
i) Kode 1 untuk golongan persediaan.
Secara umum dalam operasional kantor kebutuhan barang persediaan
satker meliputi:
• Barang Konsumsi, seperti Alat Tulis Kantor (ATK), Map, Amplop,
Kertas, Cutter, Gunting, Lem, Materai, obat-obatan, dokumen
keimigrasian, dan jenis barang konsumsi lainnya.
• Bahan untuk Pemeliharaan, seperti alat dan bahan cairan kimia
pembersih untuk ruangan kerja dan area kantor, dan jenis barang
persediaan pada kelompok bahan untuk pemeliharaan lainnya.
• Selain itu dimungkinkan juga beberapa kelompok barang
persediaan lain yang menunjang pelaksanaan tugas satker di
lingkungan Kementerian Hukum dan HAM, antara lain:
- Amunisi;
8
- Bahan Baku;
- Suku Cadang, sepanjang terdapat alat induknya di Aset Tetap;
- Persediaan Lainnya, antara lain seperti Hewan Ternak.
ii) Untuk kelompok barang persediaan yang tidak diperkenankan
ditatausahakan Kementerian Hukum dan HAM yaitu:
• Pita, Cukai, Materai, dan Leges;
• Persediaan untuk Dijual/Diserahkan kepada Masyarakat;
• Persediaan dalam Rangka Bantuan Sosial;
• Persediaan untuk Tujuan Strategis/Berjaga-jaga.
iii) Kode barang yang direkam adalah kode sub-sub kelompok barang
persediaan (10 digit), dan selanjutnya akan dilakukan pendetailan
barang (16 digit) pada Modul Persediaan.
iv) Dalam menentukan kode sub-sub kelompok barang persediaan (10
digit), operator Modul Komitmen agar senantiasa berkoordinasi
dengan operator Modul Persediaan atau Pelaksana Penatausahaan
BMN satker. Hal tersebut wajib dilakukan untuk meminimalisir adanya
ketidaksesuaian pemilihan kode yang berdampak pada saat
pendetailan pada Modul Persediaan.
v) Validasi yang dilakukan sistem terhadap perekaman ini adalah
kesesuaian total nilai persediaan yang direkam antara Modul
Komitmen dengan Modul Persediaan.

(2) Aset Tetap dan Aset Tak Berwujud


Kode Golongan
2 Tanah
3 Peralatan dan Mesin
4 Gedung dan Bangunan
5 Jalan, Irigasi, dan Jaringan
6 Aset Tetap Lainnya dan Aset Tetap Renovasi
7 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) meliputi:
a) Tanah dalam Pengerjaan
b) Gedung dan Bangunan dalam Pengerjaan
c) Peralatan dan Mesin dalam Pengerjaan
d) Jalan, Irigasi, dan Jaringan dalam Pengerjaan
e) Aset Tetap Lainnya dalam Pengerjaan
f) Aset Tak Berwujud (ATB) dalam Pengerjaan
8 Aset Tak Berwujud (ATB)
i) Kode barang yang direkam adalah kode sub-sub kelompok barang
(10 digit), dan selanjutnya akan dilakukan pendetailan barang (rinci)
pada Modul Aset Tetap.
ii) Dalam menentukan kode sub-sub kelompok barang Aset Tetap dan
ATB (10 digit), operator Modul Komitmen agar senantiasa
berkoordinasi dengan operator Modul Aset Tetap atau Pelaksana
Penatausahaan BMN satker. Hal tersebut wajib dilakukan untuk
meminimalisir adanya ketidaksesuaian pemilihan kode yang
berdampak pada saat pendetailan pada Modul Aset Tetap.

9
iii) Khusus untuk pencatatan KDP agar memperhatikan dengan
seksama pada isian jumlah dimana isian tersebut merujuk pada
jumlah pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan.
iv) Validasi yang dilakukan sistem terhadap perekaman ini adalah
kesesuaian jumlah dan nilai satuan barang yang direkam antara
Modul Komitmen dengan Modul Aset Tetap.
(h) Operator Modul Komitmen agar memperhatikan dengan seksama terhadap
notifikasi yang muncul pada saat melakukan tahapan proses perekaman
transaksi, sebagai informasi atau peringatan dini yang berguna dalam
menentukan langkah perekaman selanjutnya (dapat berkoordinasi dengan
unit terkait) serta bermanfaat pula dalam rangka penyusunan laporan.
(i) Setiap perekaman transaksi BAST pada Modul Komitmen masih dapat
dilakukan perubahan perekaman sepanjang belum dilakukan approval atau
persetujuan transaksi oleh PPK. Jika sudah disetujui PPK maka perbaikan
dilakukan pada Modul Persediaan atau Modul Aset Tetap.

2) Jasa / Non Aset / Belanja Modal Pengembangan Dibawah Kapitalisasi Aset


(a) Dipilih untuk perolehan jasa seperti pelatihan, biaya konsultan yang tidak
secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan / pengembangan aset.
(b) Kegiatan pengembangan aset seperti upgrade perangkat atau renovasi
bangunan namun nilainya dibawah dari nilai kapitalisasi aset.
(c) Perekaman kategori ini tidak dilanjutkan pada perekaman rincian barang.

3) Bank Garansi / SPTJM


(a) Digunakan untuk pekerjaan yang tidak selesai di akhir tahun, sehingga
membutuhkan Bank Garansi dalam proses pelaksanaan dan
penatausahaannya.
(b) Dipilih ketika pekerjaan telah seluruhnya selesai berdasarkan BAST Final.
Namun ketika belum selesai tidak diperkenankan untuk dipilih.
(c) Contoh: Lapas X memulai pembangunan Gedung Kantor tanggal 3
September 2022. Namun terhadap pembangunan tersebut sampai dengan
tanggal 31 Desember 2022 belum selesai dikerjakan. Atas kondisi tersebut
maka pekerjaan dilanjutkan sampai dengan 60 hari kerja di tahun 2023
dengan Bank Garansi/SPTJM.

10
ii Pencatatan BAST Non Kontraktual / Kuitansi LS / Dok yang dipersamakan
Menu ini digunakan untuk melakukan pencatatan atas BAST Non Kontraktual/ Kuitansi
LS/Dok yang dipersamakan.

Tampilan menu dalam Aplikasi SAKTI Modul Komitmen

Hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi:


a) Pada saat melakukan pendetailan Chart Of Account (COA) agar memperhatikan
kode akun belanja yang digunakan dalam rangka perolehan atau pengembangan
aset dimaksud.
b) Pembayaran Langsung (Pembayaran LS) adalah pembayaran yang dilakukan
langsung kepada Bendahara Pengeluaran / penerima hak lainnya atas dasar
perjanjian kerja, surat keputusan, surat tugas atau surat perintah kerja lainnya
melalui penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung.
c) Melakukan pemilihan isian kategori dengan memperhatikan sebagai berikut:
1) Aset / Jasa Dikapitalisasi Aset
(a) Dipilih untuk perolehan atau pengembangan aset. Khusus untuk
pengembangan aset harus memenuhi batasan nilai kapitalisasi BMN.
(b) Aset meliputi aset lancar (persediaan), aset tetap (tanah, peralatan dan
mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya),
serta aset lainnya (aset tak berwujud).
(c) Jasa dikapitalisasi aset seperti jasa konsultan perencana dalam rangka
perolehan aset, jasa pengiriman barang dan termasuk seluruh biaya terkait
lainnya yang dapat diatribusikan pada perolehan atau pengembangan aset.
(d) Termasuk pada kategori ini adalah perolehan aset atau BMN
ekstrakomptabel.
(e) Untuk kode akun belanja barang persediaan dan belanja barang persediaan
untuk pemeliharaan (5218xx, 523xxx), belanja modal aset (53xxxx) akan
diarahkan pada pilihan kategori ini. Untuk belanja BMN ekstrakomptabel
merujuk pada Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-
331/PB/2021 menggunakan akun belanja 52125x atau ketentuan terbaru dari
Kementerian Keuangan.
(f) Untuk kode akun belanja selain pada huruf (e) yang menghasilkan realisasi
BMN, maka tetap dapat dilakukan perekaman BAST di Modul Komitmen
namun menyebabkan catatan atas ketidaksesuaian akun dalam
pelaporannya sehingga perlu diupayakan langkah perbaikan mengikuti
ketentuan di anggaran dan keuangan.

11
(g) Hasil perekaman dari kategori ini akan dilanjutkan pada perekaman rincian
barang (Aset / Persediaan) sesuai dengan substansinya, yaitu:
(1) Persediaan
i) Kode 1 untuk golongan persediaan.
Secara umum dalam operasional kantor kebutuhan barang persediaan
satker meliputi:
• Barang Konsumsi, seperti Alat Tulis Kantor (ATK), Map, Amplop,
Kertas, Cutter, Gunting, Lem, Materai, obat-obatan, dokumen
keimigrasian, dan jenis barang konsumsi lainnya.
• Bahan untuk Pemeliharaan, seperti alat dan bahan cairan kimia
pembersih untuk ruangan kerja dan area kantor, dan jenis barang
persediaan pada kelompok bahan untuk pemeliharaan lainnya.
• Selain itu dimungkinkan juga beberapa kelompok barang
persediaan lain yang menunjang pelaksanaan tugas satker di
lingkungan Kementerian Hukum dan HAM, antara lain:
- Amunisi
- Bahan Baku
- Suku Cadang, sepanjang terdapat alat induknya di Aset Tetap.
- Persediaan Lainnya, antara lain seperti Hewan Ternak.
ii) Untuk kelompok barang persediaan yang tidak diperkenankan
ditatausahakan Kementerian Hukum dan HAM yaitu:
• Pita, Cukai, Materai, dan Leges
• Persediaan untuk Dijual/Diserahkan kepada Masyarakat
• Persediaan dalam Rangka Bantuan Sosial
• Persediaan untuk Tujuan Strategis/Berjaga-jaga
iii) Kode barang yang direkam adalah kode sub-sub kelompok barang
persediaan (10 digit), dan selanjutnya akan dilakukan pendetailan
barang (16 digit) pada Modul Persediaan.
iv) Dalam menentukan kode sub-sub kelompok barang persediaan (10
digit), operator Modul Komitmen agar senantiasa berkoordinasi
dengan operator Modul Persediaan atau Pelaksana Penatausahaan
BMN satker. Hal tersebut wajib dilakukan untuk meminimalisir adanya
ketidaksesuaian pemilihan kode yang berdampak pada saat
pendetailan pada Modul Persediaan.
v) Validasi yang dilakukan sistem terhadap perekaman ini adalah
kesesuaian total nilai persediaan yang direkam antara Modul
Komitmen dengan Modul Persediaan.

(2) Aset Tetap dan Aset Tak Berwujud


Kode Golongan
2 Tanah
3 Peralatan dan Mesin
4 Gedung dan Bangunan
5 Jalan, Irigasi, dan Jaringan
6 Aset Tetap Lainnya dan Aset Tetap Renovasi
7 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) meliputi:
a) Tanah dalam Pengerjaan

12
Kode Golongan
b) Gedung dan Bangunan dalam Pengerjaan
c) Peralatan dan Mesin dalam Pengerjaan
d) Jalan, Irigasi, dan Jaringan dalam Pengerjaan
e) Aset Tetap Lainnya dalam Pengerjaan
f) Aset Tak Berwujud (ATB) dalam Pengerjaan
8 Aset Tak Berwujud (ATB)
i) Kode barang yang direkam adalah kode sub-sub kelompok barang (10
digit), dan selanjutnya akan dilakukan pendetailan barang (rinci) pada
Modul Aset Tetap.
ii) Dalam menentukan kode sub-sub kelompok barang Aset Tetap dan
ATB (10 digit), operator Modul Komitmen agar senantiasa
berkoordinasi dengan operator Modul Aset Tetap atau Pelaksana
Penatausahaan BMN satker. Hal tersebut wajib dilakukan untuk
meminimalisir adanya ketidaksesuaian pemilihan kode yang
berdampak pada saat pendetailan pada Modul Aset Tetap.
iii) Khusus untuk pencatatan KDP agar memperhatikan dengan
seksama pada isian jumlah dimana isian tersebut merujuk pada
jumlah pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan.
iv) Validasi yang dilakukan sistem terhadap perekaman ini adalah
kesesuaian jumlah dan nilai satuan barang yang direkam antara
Modul Komitmen dengan Modul Aset Tetap.
(h) Operator Modul Komitmen agar memperhatikan dengan seksama terhadap
notifikasi yang muncul pada saat melakukan tahapan proses perekaman
transaksi, sebagai informasi atau peringatan dini yang berguna dalam
menentukan langkah perekaman selanjutnya (dapat berkoordinasi dengan
unit terkait) serta bermanfaat pula dalam rangka penyusunan laporan.
(i) Setiap perekaman transaksi BAST pada Modul Komitmen masih dapat
dilakukan perubahan perekaman sepanjang belum dilakukan approval atau
persetujuan transaksi oleh PPK. Jika sudah disetujui PPK maka perbaikan
dilakukan pada Modul Persediaan atau Modul Aset Tetap.

2) Jasa / Non Aset / Belanja Modal Pengembangan Dibawah Kapitalisasi Aset


(a) Dipilih untuk perolehan jasa seperti pelatihan, biaya konsultan yang tidak
secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan / pengembangan aset.
(b) Kegiatan pengembangan aset seperti upgrade perangkat atau renovasi
bangunan namun nilainya dibawah dari nilai kapitalisasi aset.
(c) Perekaman kategori ini tidak dilanjutkan pada perekaman rincian barang.

13
iii Pencatatan BAST Hibah B/J/S
Menu ini digunakan untuk melakukan pencatatan atas BAST Hibah berupa Barang /
Jasa / Surat Berharga dengan terlebih dulu merekam supplier tipe 8 (hibah).

Tampilan menu dalam Aplikasi SAKTI Modul Komitmen

Hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi:

a) Melakukan perekaman transaksi ini sesuai dengan dokumen perolehan hibah dan
administrasi penerimaan hibah.
b) Hibah B/J/S ini dapat berupa hibah langsung dalam negeri dan hibah langsung luar
negeri.
c) Perekaman ini harus didahului adanya dokumen hibah antara lain Naskah Perjanjian
Hibah dan BAST Hibah yang minimal mencantumkan informasi Para Pihak, Nilai dan
Uraian Hibah termasuk peruntukkan hibah, serta administrasi penerimaan hibah
B/J/S berupa register dan pengesahan hibah dari Kementerian Keuangan meliputi:
1) Hibah langsung luar negeri : Ditjen Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko
(DJPPR).
2) Hibah langsung dalam negeri : Kanwil Ditjen Perbendaharaan (Kanwil DJPb).
d) Melakukan pemilihan isian kategori dengan memperhatikan sebagai berikut:
1) Barang
(a) Dipilih untuk penerimaan hibah barang baik berupa perolehan hibah baru
maupun hibah renovasi atau pengembangan aset. Khusus untuk hibah
renovasi atau pengembangan aset harus memenuhi batasan nilai
kapitalisasi BMN.
(1) Hibah baru : menambah kuantitas (NUP) barang beserta nilainya.
(2) Hibah renovasi : tidak menambah kuantitas (NUP) barang, namun hanya
menambah nilai BMN eksisting.
(b) Kategori ini meliputi aset lancar (persediaan), aset tetap (tanah, peralatan
dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap
lainnya), serta aset lainnya (aset tak berwujud).
(c) Termasuk pada kategori ini adalah penerimaan hibah BMN
ekstrakomptabel.
(d) Untuk kode akun COA agar menyesuaikan dengan penggolongan jenis
barang hibah yang diterima.

14
(e) Hasil perekaman dari kategori ini akan dilanjutkan pada perekaman rincian
barang (Aset / Persediaan) sesuai dengan substansinya, yaitu:
(1) Persediaan
i) Kode 1 untuk golongan persediaan
Secara umum dalam operasional kantor kebutuhan barang persediaan
satker meliputi:
• Barang Konsumsi, seperti Alat Tulis Kantor (ATK), Map, Amplop,
Kertas, Cutter, Gunting, Lem, Materai, obat-obatan, dokumen
keimigrasian, dan jenis barang konsumsi lainnya.
• Bahan untuk Pemeliharaan, seperti alat dan bahan cairan kimia
pembersih untuk ruangan kerja dan area kantor, dan jenis barang
persediaan pada kelompok bahan untuk pemeliharaan lainnya.
• Selain itu dimungkinkan juga beberapa kelompok barang
persediaan lain yang menunjang pelaksanaan tugas satker
dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM, antara lain:
- Amunisi
- Bahan Baku
- Suku Cadang, sepanjang terdapat alat induknya di Aset Tetap.
- Persediaan Lainnya, antara lain seperti Hewan Ternak.
ii) Untuk kelompok barang persediaan yang tidak diperkenankan
ditatausahakan Kementerian Hukum dan HAM yaitu:
• Pita, Cukai, Materai, dan Leges
• Persediaan untuk Dijual/Diserahkan kepada Masyarakat
• Persediaan dalam Rangka Bantuan Sosial
• Persediaan untuk Tujuan Strategis/Berjaga-jaga
iii) Kode barang yang direkam adalah kode sub-sub kelompok barang
persediaan (10 digit), dan selanjutnya akan dilakukan pendetailan
barang (16 digit) pada Modul Persediaan.
iv) Dalam menentukan kode sub-sub kelompok barang persediaan (10
digit), operator Modul Komitmen agar senantiasa berkoordinasi
dengan operator Modul Persediaan atau Pelaksana Penatausahaan
BMN satker. Hal tersebut wajib dilakukan untuk meminimalisir adanya
ketidaksesuaian pemilihan kode yang berdampak pada saat
pendetailan pada Modul Persediaan.
v) Validasi yang dilakukan sistem terhadap perekaman ini adalah
kesesuaian total nilai persediaan yang direkam antara Modul
Komitmen dengan Modul Persediaan.

(2) Aset Tetap dan Aset Tak Berwujud


Kode Golongan
2 Tanah
3 Peralatan dan Mesin
4 Gedung dan Bangunan
5 Jalan, Irigasi, dan Jaringan
6 Aset Tetap Lainnya dan Aset Tetap Renovasi
7 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) meliputi:
a) Tanah dalam Pengerjaan,

15
Kode Golongan
b) Gedung dan Bangunan dalam Pengerjaan,
c) Peralatan dan Mesin dalam Pengerjaan,
d) Jalan, Irigasi, dan Jaringan dalam Pengerjaan,
e) Aset Tetap Lainnya dalam Pengerjaan, dan
f) Aset Tak Berwujud (ATB) dalam Pengerjaan.
8 Aset Tak Berwujud (ATB)
i) Kode barang yang direkam adalah kode sub-sub kelompok barang (10
digit), dan selanjutnya akan dilakukan pendetailan barang (rinci) pada
Modul Aset Tetap.
ii) Dalam menentukan kode sub-sub kelompok barang Aset Tetap dan
ATB (10 digit), operator Modul Komitmen agar senantiasa
berkoordinasi dengan operator Modul Aset Tetap atau Pelaksana
Penatausahaan BMN satker. Hal tersebut wajib dilakukan untuk
meminimalisir adanya ketidaksesuaian pemilihan kode yang
berdampak pada saat pendetailan pada Modul Aset Tetap.
iii) Validasi yang dilakukan sistem terhadap perekaman ini adalah
kesesuaian jumlah dan nilai satuan barang yang direkam antara
Modul Komitmen dengan Modul Aset Tetap.

(f) Operator Modul Komitmen agar memperhatikan dengan seksama terhadap


notifikasi yang muncul pada saat melakukan tahapan proses perekaman
transaksi, sebagai informasi atau peringatan dini yang berguna dalam
menentukan langkah perekaman selanjutnya (dapat berkoordinasi dengan
unit terkait) serta bermanfaat pula dalam rangka penyusunan laporan.
(g) Setiap perekaman transaksi BAST pada Modul Komitmen masih dapat
dilakukan perubahan perekaman sepanjang belum dilakukan approval atau
persetujuan transaksi oleh PPK. Jika sudah disetujui PPK maka perbaikan
dilakukan pada Modul Persediaan atau Modul Aset Tetap.

2) Jasa
(a) Dipilih untuk penerimaan hibah berupa jasa seperti pelatihan, atau jenis hibah
berupa jasa lainnya.
(b) Perekaman kategori ini tidak dilanjutkan pada perekaman rincian barang.

3) Surat Berharga
(a) Dipilih untuk penerimaan hibah berupa surat berharga.
(b) Perekaman kategori ini tidak dilanjutkan pada perekaman rincian barang.

16
iv Pencatatan Penerimaan Barang / Jasa KKP
Menu ini digunakan untuk melakukan pencatatan atas BAST Penerimaan Barang/Jasa
melalui Kartu Kredit Pemerintah.

Tampilan menu dalam Aplikasi SAKTI Modul Komitmen

Hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi:

a) Pada saat melakukan pendetailan Chart Of Account (COA) agar memperhatikan


kode akun belanja yang digunakan dalam rangka perolehan atau pengembangan
aset dimaksud.
b) Melakukan pemilihan isian kategori dengan memperhatikan sebagai berikut:
1) Aset / Jasa Dikapitalisasi Aset
(a) Dipilih untuk perolehan atau pengembangan aset. Khusus untuk
pengembangan aset harus memenuhi batasan nilai kapitalisasi BMN.
(b) Aset meliputi aset lancar (persediaan), aset tetap (tanah, peralatan dan
mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya),
serta aset lainnya (aset tak berwujud).
(c) Jasa dikapitalisasi aset seperti jasa konsultan perencana dalam rangka
perolehan aset, jasa pengiriman barang dan termasuk seluruh biaya terkait
lainnya yang dapat diatribusikan pada perolehan atau pengembangan aset.
(d) Termasuk pada kategori ini adalah perolehan aset atau BMN
ekstrakomptabel.
(e) Untuk kode akun belanja barang persediaan dan belanja barang persediaan
untuk pemeliharaan (5218xx, 523xxx), belanja modal aset (53xxxx) akan
diarahkan pada pilihan kategori ini. Untuk belanja BMN ekstrakomptabel
merujuk pada Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-
331/PB/2021 menggunakan akun belanja 52125x atau ketentuan terbaru dari
Kementerian Keuangan.
(f) Untuk kode akun belanja selain pada huruf (e) yang menghasilkan realisasi
BMN, maka tetap dapat dilakukan perekaman BAST di Modul Komitmen
namun menyebabkan catatan atas ketidaksesuaian akun dalam
pelaporannya sehingga perlu diupayakan langkah perbaikan mengikuti
ketentuan di anggaran dan keuangan.
(g) Hasil perekaman dari kategori ini akan dilanjutkan pada perekaman rincian
barang (Aset / Persediaan) sesuai dengan substansinya, yaitu:

17
(1) Persediaan
i) Kode 1 untuk golongan persediaan.
Secara umum dalam operasional kantor kebutuhan barang persediaan
satker meliputi:
• Barang Konsumsi, seperti Alat Tulis Kantor (ATK), Map, Amplop,
Kertas, Cutter, Gunting, Lem, Materai, obat-obatan, dokumen
keimigrasian, dan jenis barang konsumsi lainnya.
• Bahan untuk Pemeliharaan, seperti alat dan bahan cairan kimia
pembersih untuk ruangan kerja dan area kantor, dan jenis barang
persediaan pada kelompok bahan untuk pemeliharaan lainnya.
• Selain itu dimungkinkan juga beberapa kelompok barang
persediaan lain yang menunjang pelaksanaan tugas satker di
lingkungan Kementerian Hukum dan HAM, antara lain:
- Amunisi
- Bahan Baku
- Suku Cadang, sepanjang terdapat alat induknya di Aset Tetap.
- Persediaan Lainnya, antara lain seperti Hewan Ternak.
ii) Untuk kelompok barang persediaan yang tidak diperkenankan
ditatausahakan Kementerian Hukum dan HAM yaitu:
• Pita, Cukai, Materai, dan Leges
• Persediaan untuk Dijual/Diserahkan kepada Masyarakat
• Persediaan dalam Rangka Bantuan Sosial
• Persediaan untuk Tujuan Strategis/Berjaga-jaga
iii) Kode barang yang direkam adalah kode sub-sub kelompok barang
persediaan (10 digit), dan selanjutnya akan dilakukan pendetailan
barang (16 digit) pada Modul Persediaan.
iv) Dalam menentukan kode sub-sub kelompok barang persediaan (10
digit), operator Modul Komitmen agar senantiasa berkoordinasi
dengan operator Modul Persediaan atau Pelaksana Penatausahaan
BMN satker. Hal tersebut wajib dilakukan untuk meminimalisir adanya
ketidaksesuaian pemilihan kode yang berdampak pada saat
pendetailan pada Modul Persediaan.
v) Validasi yang dilakukan sistem terhadap perekaman ini adalah
kesesuaian total nilai persediaan yang direkam antara Modul
Komitmen dengan Modul Persediaan.

(2) Aset Tetap dan Aset Tak Berwujud


Kode Golongan
2 Tanah
3 Peralatan dan Mesin
4 Gedung dan Bangunan
5 Jalan, Irigasi, dan Jaringan
6 Aset Tetap Lainnya dan Aset Tetap Renovasi
7 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) meliputi:
a) Tanah dalam Pengerjaan
b) Gedung dan Bangunan dalam Pengerjaan
c) Peralatan dan Mesin dalam Pengerjaan

18
Kode Golongan
d) Jalan, Irigasi, dan Jaringan dalam Pengerjaan
e) Aset Tetap Lainnya dalam Pengerjaan
f) Aset Tak Berwujud (ATB) dalam Pengerjaan
8 Aset Tak Berwujud (ATB)
i) Kode barang yang direkam adalah kode sub-sub kelompok barang (10
digit), dan selanjutnya akan dilakukan pendetailan barang (rinci) pada
Modul Aset Tetap.
ii) Dalam menentukan kode sub-sub kelompok barang Aset Tetap dan
ATB (10 digit), operator Modul Komitmen agar senantiasa
berkoordinasi dengan operator Modul Aset Tetap atau Pelaksana
Penatausahaan BMN satker. Hal tersebut wajib dilakukan untuk
meminimalisir adanya ketidaksesuaian pemilihan kode yang
berdampak pada saat pendetailan pada Modul Aset Tetap.
iii) Validasi yang dilakukan sistem terhadap perekaman ini adalah
kesesuaian jumlah dan nilai satuan barang yang direkam antara
Modul Komitmen dengan Modul Aset Tetap.

(h) Operator Modul Komitmen agar memperhatikan dengan seksama terhadap


notifikasi yang muncul pada saat melakukan tahapan proses perekaman
transaksi, sebagai informasi atau peringatan dini yang berguna dalam
menentukan langkah perekaman selanjutnya (dapat berkoordinasi dengan
unit terkait) serta bermanfaat pula dalam rangka penyusunan laporan.
(i) Setiap perekaman transaksi BAST pada Modul Komitmen masih dapat
dilakukan perubahan perekaman sepanjang belum dilakukan approval atau
persetujuan transaksi oleh PPK. Jika sudah disetujui PPK maka perbaikan
dilakukan pada Modul Persediaan atau Modul Aset Tetap.

2) Jasa / Non Aset / Belanja Modal Pengembangan Dibawah Kapitalisasi Aset


(a) Dipilih untuk perolehan jasa seperti pelatihan, biaya konsultan yang tidak
secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan / pengembangan aset.
(b) Kegiatan pengembangan aset seperti upgrade perangkat atau renovasi
bangunan namun nilainya dibawah dari nilai kapitalisasi aset.
(c) Perekaman kategori ini tidak dilanjutkan pada perekaman rincian barang.

19
v Pencatatan Penerimaan Barang / Jasa Valas
Menu ini digunakan untuk melakukan pencatatan atas BAST Penerimaan
Barang/Jasa melalui Valuta Asing (Valas). Agar memperhatikan konversi nilai mata
uang dari valas negara setempat ke nilai mata uang rupiah (IDR) sesuai dengan
ketentuan Bank Indonesia berdasarkan waktu transaksi.

Tampilan menu dalam Aplikasi SAKTI Modul Komitmen

Hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi:


a. Pada saat melakukan pendetailan Chart Of Account (COA) agar memperhatikan
kode akun belanja yang digunakan dalam rangka perolehan atau pengembangan
aset dimaksud.
b. Melakukan pemilihan isian kategori dengan memperhatikan sebagai berikut:
1) Aset / Jasa Dikapitalisasi Aset
(a) Dipilih untuk perolehan atau pengembangan aset. Khusus untuk
pengembangan aset harus memenuhi batasan nilai kapitalisasi BMN.
(b) Aset meliputi aset lancar (persediaan), aset tetap (tanah, peralatan dan
mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya,
KDP), serta aset lainnya (aset tak berwujud).
(c) Jasa dikapitalisasi aset seperti jasa konsultan perencana dalam rangka
perolehan aset, jasa pengiriman barang dan termasuk seluruh biaya terkait
lainnya yang dapat diatribusikan pada perolehan atau pengembangan aset.
(d) Termasuk pada kategori ini adalah perolehan aset atau BMN
ekstrakomptabel.
(e) Untuk kode akun belanja barang persediaan dan belanja barang persediaan
untuk pemeliharaan (5218xx, 523xxx), belanja modal aset (53xxxx) akan
diarahkan pada pilihan kategori ini. Untuk belanja BMN ekstrakomptabel
merujuk pada Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-
331/PB/2021 menggunakan akun belanja 52125x atau ketentuan terbaru dari
Kementerian Keuangan.
(f) Untuk kode akun belanja selain pada huruf (e) yang menghasilkan realisasi
BMN, maka tetap dapat dilakukan perekaman BAST di Modul Komitmen
namun menyebabkan catatan atas ketidaksesuaian akun dalam
20
pelaporannya sehingga perlu diupayakan langkah perbaikan mengikuti
ketentuan di anggaran dan keuangan.
(g) Hasil perekaman dari kategori ini akan dilanjutkan pada perekaman rincian
barang (Aset / Persediaan) sesuai dengan substansinya, yaitu:
(1) Persediaan
i) Kode 1 untuk golongan persediaan.
Secara umum dalam operasional kantor kebutuhan barang persediaan
satker meliputi:
• Barang Konsumsi, seperti Alat Tulis Kantor (ATK), Map, Amplop,
Kertas, Cutter, Gunting, Lem, Materai, obat-obatan, dokumen
keimigrasian, dan jenis barang konsumsi lainnya.
• Bahan untuk Pemeliharaan, seperti alat dan bahan cairan kimia
pembersih untuk ruangan kerja dan area kantor, dan jenis barang
persediaan pada kelompok bahan untuk pemeliharaan lainnya.
• Selain itu dimungkinkan juga beberapa kelompok barang
persediaan lain yang menunjang pelaksanaan tugas satker di
lingkungan Kementerian Hukum dan HAM, antara lain:
- Amunisi
- Bahan Baku
- Suku Cadang, sepanjang terdapat alat induknya di Aset Tetap.
- Persediaan Lainnya, antara lain seperti Hewan Ternak.
ii) Untuk kelompok barang persediaan yang tidak diperkenankan
ditatausahakan Kementerian Hukum dan HAM yaitu:
• Pita, Cukai, Materai, dan Leges
• Persediaan untuk Dijual/Diserahkan kepada Masyarakat
• Persediaan dalam Rangka Bantuan Sosial
• Persediaan untuk Tujuan Strategis/Berjaga-jaga
iii) Kode barang yang direkam adalah kode sub-sub kelompok barang
persediaan (10 digit), dan selanjutnya akan dilakukan pendetailan
barang (16 digit) pada Modul Persediaan.
iv) Dalam menentukan kode sub-sub kelompok barang persediaan (10
digit), operator Modul Komitmen agar senantiasa berkoordinasi
dengan operator Modul Persediaan atau Pelaksana Penatausahaan
BMN satker. Hal tersebut wajib dilakukan untuk meminimalisir adanya
ketidaksesuaian pemilihan kode yang berdampak pada saat
pendetailan pada Modul Persediaan.
v) Validasi yang dilakukan sistem terhadap perekaman ini adalah
kesesuaian total nilai persediaan yang direkam antara Modul
Komitmen dengan Modul Persediaan.

(2) Aset Tetap dan Aset Tak Berwujud


Kode Golongan
2 Tanah
3 Peralatan dan Mesin
4 Gedung dan Bangunan
5 Jalan, Irigasi, dan Jaringan
6 Aset Tetap Lainnya dan Aset Tetap Renovasi

21
Kode Golongan
7 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) meliputi:
a) Tanah dalam Pengerjaan
b) Gedung dan Bangunan dalam Pengerjaan
c) Peralatan dan Mesin dalam Pengerjaan
d) Jalan, Irigasi, dan Jaringan dalam Pengerjaan
e) Aset Tetap Lainnya dalam Pengerjaan
f) Aset Tak Berwujud (ATB) dalam Pengerjaan
8 Aset Tak Berwujud (ATB)

i) Kode barang yang direkam adalah kode sub-sub kelompok barang (10
digit), dan selanjutnya akan dilakukan pendetailan barang (rinci) pada
Modul Aset Tetap.
ii) Dalam menentukan kode sub-sub kelompok barang Aset Tetap dan
ATB (10 digit), operator Modul Komitmen agar senantiasa
berkoordinasi dengan operator Modul Aset Tetap atau Pelaksana
Penatausahaan BMN satker. Hal tersebut wajib dilakukan untuk
meminimalisir adanya ketidaksesuaian pemilihan kode yang
berdampak pada saat pendetailan pada Modul Aset Tetap.
iii) Validasi yang dilakukan sistem terhadap perekaman ini adalah
kesesuaian jumlah dan nilai satuan barang yang direkam antara
Modul Komitmen dengan Modul Aset Tetap.

(g) Operator Modul Komitmen agar memperhatikan dengan seksama terhadap


notifikasi yang muncul pada saat melakukan tahapan proses perekaman
transaksi, sebagai informasi atau peringatan dini yang berguna dalam
menentukan langkah perekaman selanjutnya (dapat berkoordinasi dengan
unit terkait) serta bermanfaat pula dalam rangka penyusunan laporan.
(h) Setiap perekaman transaksi BAST pada Modul Komitmen masih dapat
dilakukan perubahan perekaman sepanjang belum dilakukan approval atau
persetujuan transaksi oleh PPK. Jika sudah disetujui PPK maka perbaikan
dilakukan pada Modul Persediaan atau Modul Aset Tetap.

2) Jasa / Non Aset / Belanja Modal Pengembangan Dibawah Kapitalisasi Aset


(a) Dipilih untuk perolehan jasa seperti pelatihan, biaya konsultan yang tidak
secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan / pengembangan aset.
(b) Kegiatan pengembangan aset seperti upgrade perangkat atau renovasi
bangunan namun nilainya dibawah dari nilai kapitalisasi aset.
(c) Perekaman kategori ini tidak dilanjutkan pada perekaman rincian barang.

22
vi Pencatatan Penerimaan Barang / Jasa UP Tunai / Bank
Menu ini digunakan untuk melakukan pencatatan atas BAST Penerimaan Barang / Jasa
UP Tunai / Bank.

Tampilan menu dalam Aplikasi SAKTI Modul Komitmen

Hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi:

Pada saat melakukan pendetailan Chart Of Account (COA) agar memperhatikan


kode akun belanja yang digunakan dalam rangka perolehan atau pengembangan
aset dimaksud.
a) Uang Persediaan (UP) adalah uang muka kerja dalam jumlah tertentu yang diberikan
kepada Bendahara Pengeluaran untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari
satker atau membiayai pengeluaran yang menurut sifat dan tujuannya tidak mungkin
dilakukan melalui mekanisme pembayaran langsung.
b) Tambahan Uang Persediaan (TUP) adalah uang muka yang diberikan kepada
Bendahara Pengeluaran untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam 1 (satu)
bulan melebihi pagu UP yang telah ditetapkan.
c) Melakukan pemilihan isian kategori dengan memperhatikan sebagai berikut:
1) Aset / Jasa Dikapitalisasi Aset
(a) Dipilih untuk perolehan atau pengembangan aset. Khusus untuk
pengembangan aset harus memenuhi batasan nilai kapitalisasi BMN.
(b) Aset meliputi aset lancar (persediaan), aset tetap (tanah, peralatan dan
mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya,
KDP), serta aset lainnya (aset tak berwujud).
(c) Jasa dikapitalisasi aset seperti jasa konsultan perencana dalam rangka
perolehan aset, jasa pengiriman barang dan termasuk seluruh biaya terkait
lainnya yang dapat diatribusikan pada perolehan atau pengembangan aset.
(d) Termasuk pada kategori ini adalah perolehan aset atau BMN
ekstrakomptabel.
(e) Untuk kode akun belanja barang persediaan dan belanja barang persediaan
untuk pemeliharaan (5218xx, 523xxx), belanja modal aset (53xxxx) akan

23
diarahkan pada pilihan kategori ini. Untuk belanja BMN ekstrakomptabel
merujuk pada Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-
331/PB/2021 menggunakan akun belanja 52125x atau ketentuan terbaru dari
Kementerian Keuangan.
(f) Untuk kode akun belanja selain pada huruf (e) yang menghasilkan realisasi
BMN, maka tetap dapat dilakukan perekaman BAST di Modul Komitmen
namun menyebabkan catatan atas ketidaksesuaian akun dalam
pelaporannya sehingga perlu diupayakan langkah perbaikan mengikuti
ketentuan di anggaran dan keuangan.
(g) Hasil perekaman dari kategori ini akan dilanjutkan pada perekaman rincian
barang (Aset / Persediaan) sesuai dengan substansinya, yaitu:
(1) Persediaan
i) Kode 1 untuk golongan persediaan.
Secara umum dalam operasional kantor kebutuhan barang persediaan
satker meliputi:
• Barang Konsumsi, seperti Alat Tulis Kantor (ATK), Map, Amplop,
Kertas, Cutter, Gunting, Lem, Materai, obat-obatan, dokumen
keimigrasian, dan jenis barang konsumsi lainnya.
• Bahan untuk Pemeliharaan, seperti alat dan bahan cairan kimia
pembersih untuk ruangan kerja dan area kantor, dan jenis barang
persediaan pada kelompok bahan untuk pemeliharaan lainnya.
• Selain itu dimungkinkan juga beberapa kelompok barang
persediaan lain yang menunjang pelaksanaan tugas satker di
lingkungan Kementerian Hukum dan HAM, antara lain:
- Amunisi
- Bahan Baku
- Suku Cadang, sepanjang terdapat alat induknya di Aset Tetap.
- Persediaan Lainnya, antara lain seperti Hewan Ternak.

ii) Untuk kelompok barang persediaan yang tidak diperkenankan


ditatausahakan Kementerian Hukum dan HAM yaitu:
• Pita, Cukai, Materai, dan Leges
• Persediaan untuk Dijual/Diserahkan kepada Masyarakat
• Persediaan dalam Rangka Bantuan Sosial
• Persediaan untuk Tujuan Strategis/Berjaga-jaga
iii) Kode barang yang direkam adalah kode sub-sub kelompok barang
persediaan (10 digit), dan selanjutnya akan dilakukan pendetailan
barang (16 digit) pada Modul Persediaan.
iv) Dalam menentukan kode sub-sub kelompok barang persediaan (10
digit), operator Modul Komitmen agar senantiasa berkoordinasi
dengan operator Modul Persediaan atau Pelaksana Penatausahaan
BMN satker. Hal tersebut wajib dilakukan untuk meminimalisir adanya
ketidaksesuaian pemilihan kode yang berdampak pada saat
pendetailan pada Modul Persediaan.
v) Validasi yang dilakukan sistem terhadap perekaman ini adalah
kesesuaian total nilai persediaan yang direkam antara Modul
Komitmen dengan Modul Persediaan.

24
(2) Aset Tetap dan Aset Tak Berwujud
Kode Golongan
2 Tanah
3 Peralatan dan Mesin
4 Gedung dan Bangunan
5 Jalan, Irigasi, dan Jaringan
6 Aset Tetap Lainnya dan Aset Tetap Renovasi
7 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) meliputi:
a) Tanah dalam Pengerjaan
b) Gedung dan Bangunan dalam Pengerjaan
c) Peralatan dan Mesin dalam Pengerjaan
d) Jalan, Irigasi, dan Jaringan dalam Pengerjaan
e) Aset Tetap Lainnya dalam Pengerjaan
f) Aset Tak Berwujud (ATB) dalam Pengerjaan
8 Aset Tak Berwujud (ATB)

i) Kode barang yang direkam adalah kode sub-sub kelompok barang (10
digit), dan selanjutnya akan dilakukan pendetailan barang (rinci) pada
Modul Aset Tetap.
ii) Dalam menentukan kode sub-sub kelompok barang Aset Tetap dan
ATB (10 digit), operator Modul Komitmen agar senantiasa
berkoordinasi dengan operator Modul Aset Tetap atau Pelaksana
Penatausahaan BMN satker. Hal tersebut wajib dilakukan untuk
meminimalisir adanya ketidaksesuaian pemilihan kode yang
berdampak pada saat pendetailan pada Modul Aset Tetap.
iii) Validasi yang dilakukan sistem terhadap perekaman ini adalah
kesesuaian jumlah dan nilai satuan barang yang direkam antara
Modul Komitmen dengan Modul Aset Tetap.

(h) Operator Modul Komitmen agar memperhatikan dengan seksama terhadap


notifikasi yang muncul pada saat melakukan tahapan proses perekaman
transaksi, sebagai informasi atau peringatan dini yang berguna dalam
menentukan langkah perekaman selanjutnya (dapat berkoordinasi dengan
unit terkait) serta bermanfaat pula dalam rangka penyusunan laporan.
(i) Setiap perekaman transaksi BAST pada Modul Komitmen masih dapat
dilakukan perubahan perekaman sepanjang belum dilakukan approval atau
persetujuan transaksi oleh PPK. Jika sudah disetujui PPK maka perbaikan
dilakukan pada Modul Persediaan atau Modul Aset Tetap.

2) Jasa / Non Aset / Belanja Modal Pengembangan Dibawah Kapitalisasi Aset


(a) Dipilih untuk perolehan jasa seperti pelatihan, biaya konsultan yang tidak
secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan / pengembangan aset.
(b) Kegiatan pengembangan aset seperti upgrade perangkat atau renovasi
bangunan namun nilainya dibawah dari nilai kapitalisasi aset.
(c) Perekaman kategori ini tidak dilanjutkan pada perekaman rincian barang.

25
vii Pencatatan Penerimaan Barang / Jasa Hibah
Menu ini digunakan untuk melakukan pencatatan atas BAST Penerimaan Barang /
Jasa yang didahului melalui penerimaan hibah uang. Jadi atas perekaman transaksi
ini hibah yang diterima merupakan hibah uang yang selanjutnya setelah
dilakukan administrasi penerimaan hibah dibelanjakan berupa barang/jasa.

Tampilan menu dalam Aplikasi SAKTI Modul Komitmen

Hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi:

a) Pada saat melakukan pendetailan Chart Of Account (COA) agar memperhatikan


kode akun belanja yang digunakan dalam rangka perolehan atau pengembangan
aset dimaksud.
b) Memastikan satker telah melakukan administrasi penerimaan hibah uang sampai
nilai hibah uang tersebut masuk dan menambah DIPA satker penerima hibah uang
untuk selanjutnya dibelanjakan barang/jasa.
c) Melakukan pemilihan isian kategori dengan memperhatikan sebagai berikut:
1) Aset / Jasa Dikapitalisasi Aset
(a) Dipilih untuk perolehan atau pengembangan aset. Khusus untuk
pengembangan aset harus memenuhi batasan nilai kapitalisasi BMN.
(b) Aset meliputi aset lancar (persediaan), aset tetap (tanah, peralatan dan
mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya,
KDP), serta aset lainnya (aset tak berwujud).
(c) Jasa dikapitalisasi aset seperti jasa konsultan perencana dalam rangka
perolehan aset, jasa pengiriman barang dan termasuk seluruh biaya terkait
lainnya yang dapat diatribusikan pada perolehan atau pengembangan aset.
(d) Termasuk pada kategori ini adalah perolehan aset atau BMN
ekstrakomptabel.
(e) Untuk kode akun belanja barang persediaan dan belanja barang persediaan
untuk pemeliharaan (5218xx, 523xxx), belanja modal aset (53xxxx) akan
diarahkan pada pilihan kategori ini. Untuk belanja BMN ekstrakomptabel
merujuk pada Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-
331/PB/2021 menggunakan akun belanja 52125x atau ketentuan terbaru dari
Kementerian Keuangan.

26
(f) Untuk kode akun belanja selain pada huruf (e) yang menghasilkan realisasi
BMN, maka tetap dapat dilakukan perekaman BAST di Modul Komitmen
namun menyebabkan catatan atas ketidaksesuaian akun dalam
pelaporannya sehingga perlu diupayakan langkah perbaikan mengikuti
ketentuan di anggaran dan keuangan.
(g) Untuk kode akun belanja barang persediaan dan belanja barang persediaan
untuk pemeliharaan (5218xx, 523xxx), belanja modal aset (53xxxx) akan
langsung terkunci pada pilihan kategori ini. Untuk belanja BMN
ekstrakomptabel merujuk pada KEP-331/PB/2021 menggunakan akun
belanja 52125x.
(h) Hasil perekaman dari kategori ini akan dilanjutkan pada perekaman rincian
barang (Aset / Persediaan) sesuai dengan substansinya, yaitu:
(1) Persediaan
i) Kode 1 untuk golongan persediaan.
Secara umum dalam operasional kantor kebutuhan barang persediaan
satker meliputi:
• Barang Konsumsi, seperti Alat Tulis Kantor (ATK), Map, Amplop,
Kertas, Cutter, Gunting, Lem, Materai, obat-obatan, dokumen
keimigrasian, dan jenis barang konsumsi lainnya.
• Bahan untuk Pemeliharaan, seperti alat dan bahan cairan kimia
pembersih untuk ruangan kerja dan area kantor, dan jenis barang
persediaan pada kelompok bahan untuk pemeliharaan lainnya.
• Selain itu dimungkinkan juga beberapa kelompok barang
persediaan lain yang menunjang pelaksanaan tugas satker di
lingkungan Kementerian Hukum dan HAM, antara lain:
- Amunisi
- Bahan Baku
- Suku Cadang, sepanjang terdapat alat induknya di Aset Tetap.
- Persediaan Lainnya, antara lain seperti Hewan Ternak.

ii) Untuk kelompok barang persediaan yang tidak diperkenankan


ditatausahakan Kementerian Hukum dan HAM yaitu:
• Pita, Cukai, Materai, dan Leges
• Persediaan untuk Dijual/Diserahkan kepada Masyarakat
• Persediaan dalam Rangka Bantuan Sosial
• Persediaan untuk Tujuan Strategis/Berjaga-jaga
iii) Kode barang yang direkam adalah kode sub-sub kelompok barang
persediaan (10 digit), dan selanjutnya akan dilakukan pendetailan
barang (16 digit) pada Modul Persediaan.
iv) Dalam menentukan kode sub-sub kelompok barang persediaan (10
digit), operator Modul Komitmen agar senantiasa berkoordinasi
dengan operator Modul Persediaan atau Pelaksana Penatausahaan
BMN satker. Hal tersebut wajib dilakukan untuk meminimalisir adanya
ketidaksesuaian pemilihan kode yang berdampak pada saat
pendetailan pada Modul Persediaan.
v) Validasi yang dilakukan sistem terhadap perekaman ini adalah
kesesuaian total nilai persediaan yang direkam antara Modul
Komitmen dengan Modul Persediaan.
27
(2) Aset Tetap dan Aset Tak Berwujud
Kode Golongan
2 Tanah
3 Peralatan dan Mesin
4 Gedung dan Bangunan
5 Jalan, Irigasi, dan Jaringan
6 Aset Tetap Lainnya dan Aset Tetap Renovasi
7 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) meliputi:
a) Tanah dalam Pengerjaan
b) Gedung dan Bangunan dalam Pengerjaan
c) Peralatan dan Mesin dalam Pengerjaan
d) Jalan, Irigasi, dan Jaringan dalam Pengerjaan
e) Aset Tetap Lainnya dalam Pengerjaan
f) Aset Tak Berwujud (ATB) dalam Pengerjaan
8 Aset Tak Berwujud (ATB)
i) Kode barang yang direkam adalah kode sub-sub kelompok barang (10
digit), dan selanjutnya akan dilakukan pendetailan barang (rinci) pada
Modul Aset Tetap.
ii) Dalam menentukan kode sub-sub kelompok barang Aset Tetap dan
ATB (10 digit), operator Modul Komitmen agar senantiasa
berkoordinasi dengan operator Modul Aset Tetap atau Pelaksana
Penatausahaan BMN satker. Hal tersebut wajib dilakukan untuk
meminimalisir adanya ketidaksesuaian pemilihan kode yang
berdampak pada saat pendetailan pada Modul Aset Tetap.
iii) Validasi yang dilakukan sistem terhadap perekaman ini adalah
kesesuaian jumlah dan nilai satuan barang yang direkam antara
Modul Komitmen dengan Modul Aset Tetap.

(i) Operator Modul Komitmen agar memperhatikan dengan seksama terhadap


notifikasi yang muncul pada saat melakukan tahapan proses perekaman
transaksi, sebagai informasi atau peringatan dini yang berguna dalam
menentukan langkah perekaman selanjutnya (dapat berkoordinasi dengan
unit terkait) serta bermanfaat pula dalam rangka penyusunan laporan.
(j) Setiap perekaman transaksi BAST pada Modul Komitmen masih dapat
dilakukan perubahan perekaman sepanjang belum dilakukan approval atau
persetujuan transaksi oleh PPK. Jika sudah disetujui PPK maka perbaikan
dilakukan pada Modul Persediaan atau Modul Aset Tetap.

2) Jasa / Non Aset / Belanja Modal Pengembangan Dibawah Kapitalisasi Aset


(a) Dipilih untuk perolehan jasa seperti pelatihan, biaya konsultan yang tidak
secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan / pengembangan aset.
(b) Kegiatan pengembangan aset seperti upgrade perangkat atau renovasi
bangunan namun nilainya dibawah dari nilai kapitalisasi aset.
(c) Perekaman kategori ini tidak dilanjutkan pada perekaman rincian barang.

28
g. Reklasifikasi Metode Pembayaran BAST dan Transaksi BMN
a) Menu ini digunakan untuk melakukan perubahan cara pembayaran pada BAST dan
perubahan transaksi yang menghasilkan BMN.
b) Transaksi yang terkait :
- KOM : Pencatatan BAST pada Modul Komitmen
- AST : Pendetailan Aset
- PER : Pendetailan Persediaan

i. Reklasifikasi Metode Pembayaran BAST


1) Ketentuan Reklasifikasi Metode Pembayaran BAST dapat dilakukan dengan kriteria
BAST berikut :
Fungsi Perubahan metode/kategori pembayaran BAST
Jenis BAST BAST/Penerimaan Barang Jasa Non Kontraktual
Status Pendetailan Sudah Pendetailan Aset/ Persediaan
Status Pembayaran Belum SPP/ Belum dibuat SPby

Matriks Variasi Perubahan Metode Pembayaran :


No Semula Menjadi Parameter Yang Dapat Diubah
1 BAST UP BAST TUP Supplier, Ref WP/WB, Unit Teknis,
Uraian, Nama Penerima
2 BAST UP BAST LS Non Supplier, Uraian, Nomor Dokumen
Kontraktual
3 BAST TUP BAST UP Supplier, Ref WP/WB, Unit Teknis,
Uraian, Nama Penerima
4 BAST TUP BAST LS Non Supplier, Uraian, Nomor Dokumen
Kontraktual
5 BAST LS Non BAST UP Supplier, Ref WP/WB, Unit Teknis,
Kontraktual Uraian, Nama Penerima
6 BAST LS Non BAST TUP Supplier, Ref WP/WB, Unit Teknis,
Kontraktual Uraian, Nama Penerima

2) Teknis Reklasifikasi Metode Pembayaran BAST pada SAKTI


Perekaman reklasifikasi Metode Pembayaran BAST dilakukan pada modul
komitmen oleh user operator yang memiliki kewenangan KOMITMEN_OPERATOR.
Untuk melakukan proses reklasifikasi metode pembayaran menu yang digunakan
adalah menu “Reklasifikasi BAST/BMN”.
Berikut langkah-langkah proses reklasifikasi metode pembayaran :

(a) Login User Operator Komitmen lalu buka menu Komitmen → RUH
→ ReklasifikasiBAST/BMN

29
(b) Pada Form Reklasifikasi Metode Pembayaran BAST/BMN terdapat 3 sub
kelompok form dengan keterangan sebagai berikut :
1

1) Daftar Dokumen, terdiri dari filter jenis fungsi yang akan dilakukan, kategori
BASTSemula yang akan dilakukan perubahan, serta daftar Dokumen BAST
yang memenuhi kriteria untuk dilakukan proses reklas.
2) Parameter Reklasifikasi, terdiri dari parameter yang dapat dilakukan proses
perubahan atas dokumen yang akan direklas. Parameter ini berbeda-beda tiap
jenis BAST yang akan direklasifikasi.
3) Daftar Dokumen Reklasifikasi, menampilkan daftar BAST hasil reklasifikasi
dengan menggunakan sequence nomor hasil reklasifikasi.

(c) Pada sub form Daftar Dokumen, pilih jenis Transaksi “Reklasifikasi BAST” lalu
lakukan langkah berikut :

2
1

1) Pilih ‘Kategori Semula’.


2) Pada daftar grid dokumen, akan tampil daftar dokumen yang memenuhi kriteria
untukdilakukan proses reklas.
3) Pilih dokumen.

30
(d) Isi/Lengkapi parameter reklasifikasi, lalu klik tombol ‘Proses’

Parameter Reklasifikasi terdiri dari:


1) Perubahan Kategori Tujuan
2) Perubahan Supplier
3) Perubahan Uraian
4) Perubahan Referensi Wajib Pajak/Wajib Bayar/Setor
5) Perubahan Kode Unit Teknis
6) Perubahan Nomor Dokumen
7) Perubahan Nama Penerima BAST

(e) Setelah melengkapi data parameter reklasifikasi tujuan, klik tombol Proses lalu
akan muncul pesan konfirmasi sebagai berikut :

Note: Proses reklas hanya dapat dilakukan satu kali (tidak dapat dilakukan
koreksi ulang), mohon untuk memastikan parameter reklasifikasi yang direkam
sudah benar.

31
(f) Setelah proses konfirmasi perekaman berhasil dilakukan, data hasil reklasifikasi
akan tampil pada Daftar Dokumen Reklasifikasi dengan membentuk Nomor
Dokumen barudengan tambahan sequencer “/R”.

Sebagai contoh pada juknis ini, nomor dokumen 00001 kategori LS


Non Kontraktual di reklasifikasi menjadi Kategori UP dengan nomor
00290/R.

(f) Untuk memastikan hasil reklasifikasi telah sesuai, dapat dilakukan pengecekan
pada menu perekaman terkait. Contoh, atas nomor dokumen 00290/R hasil
reklasifikasi dapat dilihat di menu “Pencatatan Penerimaan Barang/Jasa UP
Tunai”.

ii. Reklasifikasi Transaksi BMN


1) Ketentuan Reklasifikasi Transaksi BMN
Fungsi Perubahan detail rincian barang pada BAST
Jenis BAST 1. Pencatatan BAST Non Kontraktual
2. Pencatatan Penerimaan Barang/Jasa UP Tunai
3. Pencatatan Penerimaan Barang/Jasa KKP
4. Pencatatan Penerimaan Barang/Jasa Valas
Status Pendetailan Belum Pendetailan Aset/ Persediaan
Status Pembayaran Sudah SP2D

32
Perubahan detail rincian barang yang dapat dilakukan :
No Perubahan Keterangan
1 Kode Barang a. Meja Rapat menjadi Kursi Besi
b. Gedung dan Bangunan Kantor
Permanen menjadi Gedung dan
Bangunan Dalam Pengerjaan
(atau sebaliknya)
c. Meja Rapat menjadi Barang
Persediaan (atau sebaliknya)
2 Jumlah atau Kuantitas Barang
(nilai total akhir tetap sama
dengan sebelumnya)
3 Nilai atau Harga Satuan
Barang (nilai total akhir tetap
sama dengan sebelumnya)

2) Teknis Reklasifikasi Transaksi BMN pada BAST/ Penerimaan Barang di Modul


Komitmen
Perekaman Reklasifikasi BMN dilakukan pada modul komitmen oleh user operator
yang memiliki kewenangan KOMITMEN_OPERATOR. Untuk melakukan proses
Reklasifikasi BMN menggunakan menu “Reklasifikasi BAST/BMN”.

Berikut langkah-langkah proses Reklasifikasi BMN :


(a) Login User Operator Komitmen lalu buka menu Komitmen → RUH
→ Reklasifikasi BAST/BMN

(b) Pada form Reklasifikasi BMN terdapat 3 sub kelompok form dengan keterangan
sebagai berikut :

33
1) Daftar Dokumen, terdiri :
a) Jenis Transaksi lalu pilih Reklasifikasi BMN.
b) Kategori Semula adalah jenis BAST/Penerimaan Barang yang akan
dilakukan perubahan kode atau nilai BMN dan akan ditampilkan daftar
dokumen BAST yang memenuhi kriteria untuk dilakukan proses
Reklasifikasi BMN.
2) Parameter Reklasifikasi, terdiri dari :
a) Kategori Menjadi pilih jenis BAST/Penerimaan Barang yang akan
dilakukanperubahan kode atau nilai BMN dan harus sama dengan kategori
BAST semula.
b) Rincian Barang adalah button untuk melakukan perubahan kode, jumlah
dan nilai satuan barang yang telah direkam sebelumnya.
c) Proses adalah button menyelesaikan proses perekaman perubahan kode,
jumlah dan nilai satuan barang yang baru.
3) Daftar Dokumen Reklasifikasi, menampilkan daftar BAST hasil reklasifikasi
dengan menggunakan sequence nomor hasil reklasifikasi.

(c) Pada sub form Daftar Dokumen, pilih Jenis Transaksi Reklasifikasi BMN lalu
lakukan langkah berikut :

2
3

5
6

1) Pilih Jenis Transaksi : Reklasifikasi BMN.


2) Pada Kategori Semula : pilih jenis BAST/Penerimaan Barang.
3) Pada daftar grid dokumen, akan tampil daftar dokumen BAST/Penerimaan
Barangyang memenuhi kriteria untuk dilakukan proses Reklasifikasi BMN.
4) Pilih salah satu BAST/Penerimaan Barang yang akan diubah kode, jumlah
atau nilai satuan BMN.
5) Pada sub form Parameter Reklasifikasi, untuk Kategori Menjadi pilih jenis
BAST/Penerimaan Barang yang sama dengan jenis BAST/Penerimaan
Barangsemula.
6) Lalu klik Rincian Barang untuk melakukan perekaman kode, jumlah dan nilai
satuanBMN yang baru dan akan muncul tampilan sebagai berikut :

34
1

(d) Setelah klik Rincian Barang, maka muncul tampilan form baru Rincian Barang
sebagai berikut :

1) Pada sub form Barang Asal, pilih dan klik salah satu baris kode BMN
yang akan dilakukan perubahan.
2) Lalu klik Rekam.
3) Lalu pada Kode Barang Reklas klik button kotak biru kecil (gambar kaca
pembesar)dan akan muncul tampilan pilihan rincian barang yang baru sebagai
berikut :

(e) Setelah klik tombol kotak biru kecil pada Kode Barang Reklas, muncul tampilan
form baru Look Up Barang sebagai berikut :

1
2
3

1) Pilih kategori pencarian berdasarkan Nama Barang atau Kode Barang.


35
2) Pada kolom isian, isikan nama barang atau kode barang yang baru.
3) Lalu klik Cari, maka barang yang dicari akan tampil di daftar grid barang.
4) Lalu klik dan pilih barang sesuai dengan hasil pencarian.
5) Lalu klik Pilih, maka akan muncul tampilan sebagai berikut :

(f) Setelah klik Pilih pada Look Up Barang, maka akan kembali form Rincian Barang
sebagai berikut :

1
2

1) Pada isian Jumlah : isikan jumlah barang seharusnya.


2) Pada isian Harga Satuan : isikan harga satuan seharusnya.
3) Lalu klik Simpan, dan apabila perekaman rincian barang telah selesai, klik
Keluar.

(g) Setelah klik selesai perekaman Rincian Barang yang baru dan telah klik Keluar,
maka kembali ke form awal sebagai berikut dan klik Proses, maka akan muncul
pesan sebagai berikut :

36
Catatan : Reklasifikasi BMN ini hanya dapat dilakukan sekali saja
atas satu dokumen BAST/Penerimaan Barang. Jadi,
BAST/Penerimaan Barang yang pernah dilakukan Reklasifikasi BMN,
maka tidak dapat dilakukan Reklasifikasi BMN lagi atas
BAST/Penerimaan Barang yang sama.

Maka, agar dipastikan perekaman rincian barang yang baru telah


sesuai dengan dokumen sumber dan substansi pengadaan barang
sesungguhnya.

(h) Setelah proses konfirmasi perekaman berhasil dilakukan, data hasil reklasifikasi
akan tampil pada Daftar Dokumen Reklasifikasi dengan membentuk Nomor
Dokumen baru dengan tambahan sequencer “/R”.

Sebagai contoh pada juknis ini, Penerimaan Barang dari KKP GUP
nomor dokumen 00265 di-reklasifikasi BMN maka BAST/Penerimaan
Barang berubah nomornya menjadi 00291/R.

(i) Untuk memastikan hasil reklasifikasi telah sesuai, dapat dilakukan pengecekan
pada menu perekaman terkait. Contoh, atas nomor dokumen 00291/R hasil
reklasifikasi dapat dilihat di menu “Pencatatan Penerimaan Barang/Jasa KKP”.

37
Note : Untuk pengembangan setiap menu terbaru baik pada Modul Komitmen,
Modul Persediaan, maupun Modul Aset Tetap yang akan muncul setelah
triwulan III maka untuk detail rincian menu tersebut akan dimuat pada link yang
telah disediakan.
h. Ragam Pencatatan BAST
Berikut adalah beberapa ragam pencatatan BAST pada Modul Komitmen sebagai
gambaran untuk melengkapi penjelasan pada bagian sebelumnya. Atas ragam tersebut
tidak terbatas pada hal-hal yang disampaikan, yaitu:

i. Untuk setiap perolehan atau pengembangan aset yang melalui mekanisme kontrak,
maka dilakukan perekaman pada Modul Komitmen yaitu:
a) Komitmen => RUH => Pencatatan BAST/BG.
b) Perekaman dilakukan berdasarkan BAST yang telah diterima ditandai dengan
berpindahnya kepemilikan dan/atau penguasaan aset.
c) Contoh kegiatan pada menu ini antara lain:
1) Pembelian Laptop 100 unit melalui kontrak pengadaan laptop.
2) Pembangunan gedung kantor melalui kontrak konstruksi bangunan.

ii. Untuk setiap perolehan atau pengembangan aset melalui mekanisme non kontrak,
kuitansi LS, atau dokumen lain yang dipersamakan, maka perekaman pada Modul
Komitmen yaitu:
a. Komitmen => RUH => Pencatatan BAST Non Kontraktual/Kuitansi LS/Dokumen
Yang Dipersamakan.
b. Perekaman dilakukan berdasarkan BAST yang telah diterima ditandai dengan
berpindahnya kepemilikan dan/atau penguasaan aset.
c. Contoh kegiatan pada menu ini antara lain:
1) Pembelian AC Split 1 unit dengan Kuitansi LS.
2) Pembelian barang persediaan berupa ATK dengan Kuitansi LS.

iii. Untuk setiap perolehan atau pengembangan aset melalui mekanisme UP / TUP, maka
perekaman pada Modul Komitmen yaitu:
a. Komitmen => RUH => Pencatatan Penerimaan Barang / Jasa UP Tunai / Bank.
b. Perekaman dilakukan berdasarkan BAST yang telah diterima ditandai dengan
berpindahnya kepemilikan dan/atau penguasaan aset.
c. Contoh kegiatan pada menu ini antara lain:
Pembelian ATK persediaan melalui UP / TUP.

38
iv. Untuk setiap perolehan atau pengembangan aset melalui hibah barang/jasa/surat
berharga, maka perekaman pada Modul Komitmen yaitu:
a. Komitmen => RUH => Pencatatan BAST Hibah B/J/S.
b. Perekaman dilakukan berdasarkan BAST yang telah diterima ditandai dengan
berpindahnya kepemilikan dan/atau penguasaan aset.
c. Contoh kegiatan pada menu ini antara lain:
1) Pencatatan atas penerimaan hibah barang berupa printer dari Pemerintah
Kabupaten Bogor.
2) Pencatatan atas penerimaan hibah barang berupa renovasi bangunan aula kantor
dari Pemerintah Provinsi Semarang.

v. Untuk setiap perolehan atau pengembangan aset melalui hibah uang yang telah
diproses administrasinya dan masuk dalam DIPA satker, yang kemudian dibelanjakan
menjadi barang/jasa, maka perekaman pada Modul Komitmen yaitu:
a. Komitmen => RUH => Pencatatan Penerimaan Barang/Jasa Hibah.
b. Perekaman dilakukan berdasarkan BAST yang telah diterima ditandai dengan
berpindahnya kepemilikan dan/atau penguasaan aset.
c. Contoh kegiatan pada menu ini antara lain:
Pembelian TV Monitor sebanyak 2 unit yang dibelanjakan dari DIPA satker hasil
penerimaan hibah uang.

2. Pencatatan Transaksi pada Modul Persediaan


a. Role User (Pengguna)
Pengguna pada modul persediaan terdiri dari :

i. Operator
Merupakan pegawai yang bertugas di sub bagian / urusan yang menangani keuangan
/ BMN yang memiliki kewenangan untuk melakukan perekaman referensi barang,
transaksi, dan tutup buku persediaan;

ii. Approver
Merupakan pegawai yang memenuhi syarat sesuai ketentuan dan ditetapkan melalui
SK oleh KPA. Approver memiliki kewenangan untuk melakukan verifikasi dan
memberikan persetujuan terhadap perekaman referensi barang persediaan,
perekaman transaksi persediaan, dan tutup buku persediaan yang dilakukan oleh
operator.

39
b. Bagan Hubungan dengan modul lain dalam Aplikasi SAKTI

Gambar 2.1 Bagan Hubungan Antar Modul Pada Aplikasi SAKTI

c. Gambar Alur Proses

Gambar 2.2 Alur Modul Persediaan

d. Ketentuan Pelaksanaan
i. Pengelolaan persediaan dapat dilakukan pada Unit Akuntansi Kuasa Pengguna
Barang (UAKPB) sebagai satker induk maupun Unit Akuntansi Pembantu Kuasa
Pengguna Barang (UAPKPB) sebagai satker pembantu.
ii. Perekaman transaksi persediaan dapat dilakukan pada UAKPB maupun UAPKPB,
namun yang melakukan pelaporan persediaan adalah UAKPB.
iii. Dalam melakukan perekaman transaksi persediaan, operator agar memastikan
konsistensi satuan barang persediaan yang dikelola. Satuan barang persediaan yang
telah ditentukan diharapkan dapat selaras mulai dari perolehan, pencatatan, sampai
pemakaian. Adapun satuan barang persediaan yang digunakan mengacu pada Daftar
Satuan Barang Persediaan di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.
iv. Dalam hal terdapat perbedaan atas spesifikasi dan kualitas barang persediaan,
operator dapat membuat referensi kodefikasi baru atas barang persediaan dimaksud
dengan tetap memperhatikan eksisting kode barang persediaan yang sudah ada.
v. Perekaman transaksi harus dilakukan persetujuan (approval) oleh approver.
vi. Perekaman transaksi harus urut dan telah dilakukan tutup buku bulan sebelumnya.

40
e. Metode Dalam Modul Persediaan
i. Metode Pencatatan
Metode pencatatan menggunakan metode perpetual, yaitu metode yang menentukan
pencatatan persediaan dilakukan secara langsung dan berkesinambungan sesuai
dengan jumlah dan harga pokok pada setiap transaksi. Untuk itu diwajibkan adanya
catatan manajerial berupa buku atau kartu persediaan manual pada setiap jenis barang.

ii. Metode Penilaian


Metode penilaian menggunakan metode FIFO (First In First Out), yaitu barang yang
masuk terlebih dahulu dianggap yang pertama kali keluar.

f. Pokok Pembahasan
i. Transaksi Masuk
a) Saldo Awal (M01)
Transaksi ini digunakan untuk merekam pencatatan barang persediaan perolehan
tahun anggaran yang lalu (TAYL) yang belum tercatat dalam Modul Persediaan
Aplikasi SAKTI namun ditemukan fisik barangnya dan atas barang tersebut
memenuhi kriteria persediaan.
Dokumen sumber:
1) Dokumen Perolehan Barang Persediaan TAYL seperti Kuitansi, BAST
Kontraktual/Non Kontraktual, dan dokumen perolehan lainnya.
2) Dasar Perekaman Transaksi : Berita Acara Penambahan Saldo Awal.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) Tanggal perolehan adalah sebelum tahun anggaran berjalan;
2) Tanggal buku harus lebih besar dari tanggal transaksi sebelumnya untuk barang
persediaan yang sama;
3) Harga satuan harus dalam satuan rupiah penuh (tidak terdapat bilangan desimal,
sen, atau tanda koma);
4) Perekaman transaksi harus dilakukan secara urut berdasarkan kronologi urutan
kejadian dan tidak dapat menyisipkan tanggal transaksi;

Tata Cara Perekaman :


1) Pilih menu persediaan - transaksi masuk - saldo awal;

2) Pilih tombol rekam lalu dilakukan pendetailan transaksi.

41
Ilustrasi :
Satker A melakukan pembelian kertas HVS TAYL pada tanggal 19 Desember
2021. Namun karena suatu hal transaksi tersebut belum dicatat pada tahun
2021.

Penyelesaian :
Satker A tersebut melakukan perekaman pada Modul Persediaan di menu
Saldo Awal dengan tanggal dokumen perolehan 19 Desember 2021 dan
tanggal buku TAB 2022.

b) Pembelian (M02)
Transaksi ini digunakan untuk merekam pendetailan pencatatan atas hasil
pembelian barang persediaan pada tahun anggaran berjalan. Perekaman transaksi
ini dapat diproses pada Modul Persediaan yang didahului persetujuan perekaman
Berita Acara Serah Terima (BAST) barang persediaan pada Modul Komitmen.
Dokumen sumber:

1) Dokumen Perolehan Barang : BAST Kontraktual/Non Kontraktual, Kuitansi,


Faktur, dan dokumen perolehan lainnya.
2) Dasar Perekaman Transaksi : BAST Kontraktual/Non Kontraktual

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1) Memastikan kode sub-sub kelompok barang yang dipilih di Komitmen adalah


1xxxxxxxxx (Golongan Persediaan). Selain itu, ketepatan pemilihan sub-sub
kelompok barang persediaan pada Modul Komitmen saat dilakukan perekaman
atas BAST barang persediaan akan sangat menentukan pada saat proses
pendetailan barang dalam Modul Persediaan;
2) Jika terdapat kesalahan pemilihan kode barang pada Modul Komitmen segera
memberitahukan untuk dilakukan ubah kode barang pada pencatatan
penerimaan barang dan BAST, sepanjang belum dilakukan validasi SPP oleh
PPK masih dapat dilakukan ubah kode barang pada modul Komitmen. Jika telah
divalidasi SPP oleh PPK telah terbit SP2D maka dilakukan dengan cara koreksi;
3) Segera melakukan pendetailan persediaan setelah terdapat pencatatan
penerimaan barang atau BAST barang pada modul Komitmen;
4) Perekaman dilakukan pada tanggal pembukuan di periode yang sama dengan
tanggal dokumen sumber untuk menghindari saldo akun Persediaan Yang
Belum Diregister (117911);
5) Pendetailan persediaan tidak perlu menunggu SP2D Terbit;
6) Memperhatikan harga satuan sebelumnya untuk menghindari selisih (gap)
harga yang berbeda jauh yang terlihat pada Buku Persediaan di Modul
Persediaan Aplikasi SAKTI;
7) Memastikan konsistensi satuan barang persediaan yang dikelola. Satuan
barang persediaan yang telah ditentukan diharapkan dapat selaras mulai dari
perolehan, pencatatan sampai pemakaian;
8) Untuk perbedaan spesifikasi dan kualitas barang dapat membuat kodefikasi
baru atas barang persediaan dimaksud dengan tetap memperhatikan eksisting
kode barang persediaan yang sudah ada;
9) Harus telah dilakukan Tutup Buku periode sebelumnya;
42
10) Perekaman transaksi harus dilakukan secara urut berdasarkan kronologi urutan
kejadian dan tidak dapat menyisipkan tanggal transaksi.

Tata Cara Perekaman :

1) Pilih menu persediaan - transaksi masuk - pembelian

2) Pilih tombol rekam - pilih dokumen pembelian yang ingin didetailkan

3) Isikan tanggal pembukuan


4) Pilih list kode barang yang ingin didetailkan
5) Klik tombol (+) di kanan untuk menambahkan kode barang per sub-sub kelompok
dan mengisikan satuan serta harga satuan
6) Klik simpan
7) Jika ingin menambah detail kode barang lagi, silahkan klik tombol (+) di kanan
lalu isikan jumlah dan harga satuan
8) Setelah selesai semua, klik simpan yang ada di bawah untuk menyelesaikan
perekaman satu dokumen pembelian.

43
Catatan:

1) Operator Modul Persediaan agar senantiasa memonitor perekaman pada Modul


komitmen serta berkoordinasi dengan operator Modul Komitmen untuk
meminimalisir adanya ketidaksesuaian pemilihan kode yang berdampak pada
saat pendetailan pada Modul Persediaan;
2) Validasi yang dilakukan sistem terhadap perekaman ini adalah kesesuaian total
nilai persediaan yang direkam antara Modul Komitmen dengan Modul
Persediaan.

Ilustrasi 1:
Pada tanggal 10 November 2022, Satker X melakukan pembelian Kertas HVS
sejumlah 10 rim dengan harga satuan Rp50.000,00.

Penyelesaian :
Atas pembelian tersebut, maka operator Modul Persediaan harus melakukan
pendetailan pada Modul Persediaan sebagai Kertas HVS.

Ilustrasi 2 :
Pada tanggal 5 November 2022, Satker Y melakukan pembelian materai
10.000 sejumlah 10 buah, tapi pada saat perekaman BAST di Modul Komitmen
pembelian tersebut direkam sebagai materai dalam kelompok Pita,Cukai,
Materai dan Leges sejumlah 10 buah dan telah terbit SP2D.

Penyelesaian :
Atas pembelian tersebut, maka operator Modul Persediaan agar melakukan:
- Pendetailan pencatatan atas pembelian barang persediaan dengan
kodefikasi materai dalam kelompok Pita,Cukai, Materai dan Leges pada
Modul Persediaan.
- Terhadap kondisi ketidaksesuaian kodefikasi dengan yang seharusnya,
maka lakukan reklasifikasi dengan cara:
● Reklas keluar kodefikasi untuk 10 buah materai (Pita, Cukai, Materai
dan Leges)
● Reklas masuk kodefikasi menjadi 10 buah materai (Barang Konsumsi)
● Pastikan sama untuk kuantitas dan nilai pada reklas tersebut.
- Setelah semua tahapan perekaman tersebut, kemudian dapat dilakukan
proses normal seperti pemakaian persediaan.

Ilustrasi 3 :
Pada tanggal 10 November 2022, Satker Z melakukan pembelian Kertas HVS
sejumlah 1 box seharga Rp. 223.999 dan telah diinput oleh modul komitmen
dengan kode yang sesuai. Namun demikian, karena satuan yang umum
digunakan adalah rim, serta untuk memudahkan dalam pemakaian, akan
diinput ke dalam Modul Persediaan dalam satuan rim.

Penyelesaian :
Karena harga kertas 1 box tersebut akan menimbulkan angka desimal apabila
dibagi habis menjadi 5 rim, maka perekaman yang dapat dilakukan adalah :
- diinput 4 rim dengan harga satuan Rp 44.799, sehingga total Rp. 179.196
- diinput 1 rim sisanya dengan harga Rp 44.803.
44
Dengan demikian, total pembelian kertas tersebut tetap bernilai Rp. 223.999.
Hal ini dimungkinkan karena validasi yang dilakukan sistem terhadap
perekaman ini adalah kesesuaian total nilai persediaan yang direkam antara
Modul Komitmen dengan Modul Persediaan.

c) Transfer Masuk Online (M03)


Transaksi ini digunakan untuk merekam penerimaan kiriman (transfer) barang
persediaan dari satker lain sesama pengguna Aplikasi SAKTI dalam lingkup
pemerintah pusat.

Dokumen sumber:

1) Dokumen Perolehan Barang :


Izin Persetujuan Pengguna Barang
(a) Eselon I dan Kantor Wilayah : Izin Persetujuan Biro Pengelolaan BMN
(b) Satker : Izin Persetujuan Kantor Wilayah
2) Dasar Perekaman Transaksi: BA Transfer Masuk

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1) Perekaman dilakukan ketika telah dilakukan persetujuan atas transaksi Transfer


Keluar Online (Sesama SAKTI);
2) Transfer Keluar dan Transfer Masuk dibukukan menggunakan tanggal buku di
periode yang sama;
3) Memperhatikan urutan tanggal transaksi atas barang sejenis (tidak dapat
menyisipkan tanggal transaksi);
4) Modul persediaan akan memberikan fitur suggest/saran kode, nama dan satuan
barang yang diterima. Tetapi jika diperlukan, operator dapat melakukan ubah
kode, nama, atau satuan barang persediaan agar sesuai dengan referensi
barang yang ada di satker penerima (karena untuk barang persediaan yang
sama dimungkinkan ada perbedaan kode barang persediaan di satker satu
dengan yang lain);
5) Apabila referensi barang belum tersedia atau berbeda satuan/harga satuan,
operator harus terlebih dahulu melakukan perekaman referensi barang
persediaan;
6) Memperhatikan selisih harga satuan barang persediaan yang ditransfer masuk
dengan harga satuan barang yang ada di satker penerima;
7) Memperhatikan kesamaan satuan barang persediaan yang diterima agar tidak
menimbulkan selisih harga satuan yang menimbulkan akun beban/pendapatan
penyesuaian persediaan yang signifikan;
8) Harus dilakukan Tutup Buku periode sebelumnya;
9) Agar memonitor secara berkala to-do-list kelompok modul pelaporan MonSAKTI
pada menu TK Persediaan Belum TM agar tidak ada transfer yang terlewat
karena tidak ada notifikasi pada aplikasi SAKTI ketika terdapat transfer masuk;
10) Apabila Transfer Masuk Online Belum direkam di satker penerima dan telah
melewati periode bulan dokumen Transfer Keluar Online dibukukan oleh satker
pengirim, maka akan muncul peringatan yang bersifat informatif pada saat tutup
periode di satker pengirim dan penerima, namun tutup buku masih dapat
dilakukan.

45
Tata Cara Perekaman :

1) Pilih menu Persediaan > Transfer Masuk > Transfer Masuk Online (Sesama
SAKTI)

2) Klik tombol <Rekam>

3) Pilih data yang akan direkam

4) Pilih dokumen internal Transfer Keluar yang sudah direkam dan disetujui oleh
satker pengirim. Dikarenakan kode barang persediaan pada setiap satker bersifat
unik, maka pada bagian bawah jendela terdapat pilihan suggest/saran
pencocokan menurut Nama Barang atau Kode Barang. Pilihan suggest
menentukan pemasangan referensi kode barang dari satker pengirim, dengan
referensi kode barang di satker tujuan.

46
5) Setelah dokumen dan suggest dipilih, akan muncul form pendetailan/perekaman
Internal Transfer Masuk Online
6) Apabila pencocokan referensi kode barang dianggap tidak sesuai, maka dapat
dilakukan ubah kode referensi barang persediaan yang cocok dengan menekan
tombol ubah

7) Barang persediaan yang tidak memiliki suggest tidak dapat dipilih untuk disimpan

8) Setiap Barang Persediaan yang akan direkam di Transfer Masuk Online harus
dipilih dengan mencetak kotak pilihan pada bagian paling kanan form. Apabila
pada kolom pilihan tidak dicentang, maka barang persediaan tidak akan
tersimpan ke dalam data barang persediaan satker penerima dan dapat dilakukan
pembatalan oleh satker pengirim.

Ilustrasi 1:
Pada 24 Juni 2022, satker B memperoleh transfer Barang Persediaan dari Satker
A (sesama pengguna SAKTI) berupa Amunisi Peluru Bubuk Merica sejumlah
1000 buah dan Amunisi Kaliber 7.65 mm sejumlah 500 butir.

Penyelesaian :
Satker B melakukan penerimaan berupa Amunisi Peluru Bubuk Merica sejumlah
1000 buah dan Amunisi Kaliber 7.65 mm sejumlah 500 butir dari Satker A dengan
syarat tidak melakukan tutup buku pada bulan Juni 2022.

47
d) Hibah Masuk (M04)
Transaksi ini digunakan untuk merekam penerimaan kiriman barang persediaan dari
pihak lain di luar entitas Pemerintah Pusat pada tahun anggaran berjalan.
Pencatatan transaksi ini didahului dengan transaksi BAST Hibah Masuk dari modul
komitmen, pendetailan di Modul Persediaan dan penerbitan MPHLBJS di modul
Pembayaran untuk mendapatkan pengesahan dari KPPN. Semua jurnal transaksi
akan dibentuk secara otomatis oleh sistem tanpa melakukan jurnal manual.

Dokumen sumber:

1) Dokumen perolehan barang : BAST Hibah Barang, Register, Pengesahan Hibah


dan MPHL- BJS
2) Dasar perekaman transaksi: BAST Hibah Barang

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1) Modul Komitmen harus sudah merekam BAST Hibah Barang/Jasa;


2) BAST harus memilih kode barang persediaan (kode 1xxxxxxxxx);
3) Pencatatan (input) pada Modul Persediaan, tidak perlu menunggu terbitnya
BAST Hibah Barang, Register, Pengesahan Hibah dan MPHL- BJS;
4) Memperhatikan urutan tanggal transaksi atas barang sejenis (tidak dapat
menyisipkan tanggal transaksi);
5) Sudah tutup buku Modul Persediaan periode sebelumnya;
6) Agar tetap mempedomani tata cara pengurusan hibah berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2017 tentang Administrasi Pengelolaan
Hibah.

Tata Cara Perekaman :

1) Pilih menu persediaan - Transaksi masuk - Hibah masuk

2) Pilih rekam - Pilih BAST hibah barang yang telah direkam oleh Modul Komitmen;

3) Tanggal buku yang diisi pada Modul Persediaan adalah tanggal BAST.

48
Ilustrasi :
Pemerintah Kota J memberikan hibah berupa Masker Sensi kepada Satker J
sebanyak 100 dus.

Penyelesaian :
Atas hibah tersebut, operator komitmen Satker J harus merekam BAST MPHL
BJS dan merekam kode barang yang sesuai. Dari situ, operator persediaan
dapat mencatat pada modul persediaan dengan memilih BAST hibah yang
telah direkam sebelumnya oleh operator komitmen dan tidak perlu menunggu
terbitnya Register, Pengesahan Hibah dan MPHL- BJS.

e) Perolehan Lainnya (M06)


Transaksi ini digunakan untuk merekam perolehan barang persediaan pada tahun
anggaran berjalan yang tidak berasal dari saldo awal, pembelian, transfer masuk,
hibah, rampasan, maupun reklasifikasi masuk. Menu ini dapat digunakan juga untuk
melakukan koreksi transaksi tertentu yang tidak tersedia menunya di Persediaan
Masuk dengan penanganan jurnal manual.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) Memperhatikan urutan tanggal transaksi atas barang sejenis (tidak dapat
menyisipkan tanggal transaksi);
2) Sudah tutup buku Modul Persediaan periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :


1) Pilih menu persediaan - Transaksi masuk - Perolehan lainnya

2) Pilih rekam

49
Contoh pemakaian menu ini secara umum :

1) Pencatatan aset biologis seperti hewan, ikan, dan tanaman untuk


dijual/diserahkan ke masyarakat/Pemda hasil pengembangbiakan.
2) Barang-barang hasil gratifikasi yang sudah dilaporkan/diserahkan ke Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) dan ditetapkan akan dijual.
3) Perolehan barang persediaan dari hadiah/undian berhadiah.

Penggunaan menu Perolehan Lainnya diluar yang seharusnya sesuai contoh di atas,
misalnya karena kesalahan memilih jasa pada saat merekam kuitansi atau
BAST,maka akan terbentuk saldo akun Pendapatan Perolehan Aset Lainnya dan
perlu dilakukan jurnal manual dengan berpedoman pada petunjuk teknis koreksi.

Contoh pemakaian menu ini untuk kebutuhan koreksi administrasi:

Transaksi pembelian TAB yang secara substansi seharusnya menghasilkan


persediaan namun saat membuat kuitansi/BAST tidak memilih kode barang.

Ilustrasi 1
Pada tanggal 19 September 2022, satker Z melakukan pembelian obat cair di
Apotik JYZ berupa obat batuk herbal sebanyak 10 botol untuk kebutuhan di
poliklinik. Obat batuk tersebut seharga Rp. 30.000 per botol sehingga total biaya
yang dikeluarkan dan yang tertera dalam kuitansi adalah Rp. 300.000. Namun
karena pemilik Apotik tersebut pada hari itu sedang berulang tahun, diberikan
tambahan 1 botol lagi obat batuk yang sama sebagai bonus.

Penyelesaian
Untuk pembelian 10 botol obat batuk dengan harga total Rp. 300.000 tetap
direkam dalam menu pembelian. Namun karena terdapat tambahan 1 botol obat
batuk lagi sebagai bonus, maka bonus tersebut dapat direkam tersendiri ke dalam
menu perolehan lainnya.

Ilustrasi 2
Pada tanggal 11 Januari 2022, Operator Modul Komitmen Satker C telah salah
melakukan penginputan pembelian Barang Persediaan berupa Spidol Permanent
sebanyak 25 dus ke dalam kategori Jasa / Non Aset / Belanja Modal Di Bawah
Kapitalisasi Aset sehingga barang tersebut tidak dapat didetailkan di modul
persediaan.

Penyelesaian
Operator BMN Satker C agar melakukan penginputan barang persediaan berupa
Spidol Permanent sebanyak 25 dus tersebut melalui menu Perolehan Lainnya.

f) Reklasifikasi Masuk (M10)


Transaksi ini digunakan untuk merekam penggantian jenis/kode barang persediaan
dari jenis/kode yang lama menjadi jenis/kode yang baru. Menu ini harus digunakan
secara bersamaan dengan menu reklasifikasi keluar dalam periode yang sama.

50
Dokumen sumber :

1) Dokumen perolehan barang : BAST Kontraktual/Non Kontraktual, Kuitansi,


Faktur, dan dokumen perolehan lainnya.
2) Dasar perekaman transaksi : Berita Acara reklasifikasi

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1) Transaksi Reklasifikasi Masuk merupakan pasangan dari transaksi Reklasifikasi


Keluar, sehingga apabila terdapat transaksi Reklasifikasi Keluar, maka harus
direkam transaksi Reklasifikasi Masuk pada bulan yang sama;
2) Demikian juga, untuk dapat merekam transaksi Reklasifikasi Masuk, maka
diperlukan terlebih dahulu persetujuan atas transaksi Reklasifikasi Keluar;
3) Tutup buku bulan bersangkutan tidak dapat dilakukan apabila sudah
direkam/disetujui transaksi Reklasifikasi Keluar, tetapi belum disetujui transaksi
Reklasifikasi Masuk;
4) Memperhatikan urutan tanggal transaksi atas barang sejenis (tidak dapat
menyisipkan tanggal transaksi);
5) Sudah tutup buku Modul Persediaan periode sebelumnya;
6) Reklasifikasi masuk hanya dapat dilakukan untuk transaksi tahun anggaran
berjalan (TAB). Untuk reklasifikasi masuk tahun anggaran yang lalu (TAYL) yang
belum dilakukan input, dapat direkam pada TAB menggunakan menu Saldo Awal.

Tata Cara Perekaman :


1) Pilih persediaan - Transaksi masuk - Reklasifikasi masuk

2) Pilih rekam - Pilih transaksi Reklasifikasi Keluar yang telah disetujui;

51
3) Tanggal buku diisikan pada bulan yang sama dengan tanggal buku transaksi
Reklasifikasi Keluar

Ilustrasi 1
Pada tanggal 10 November 2022, Satker X melakukan kesalahan perekaman
Kodefikasi barang Persediaan yang seharusnya Kertas HVS 70 gram sejumlah
5 box, tapi direkam sebagai Amplop Batik sejumlah 5 box.

Penyelesaian
Satker X melakukan koreksi kesalahan kodefikasi dengan cara melakukan
Reklasifikasi Keluar Amplop Batik sejumlah 5 box dan melakukan Reklasifikasi
Masuk pada kodefikasi yang tepat yaitu Kertas HVS 70 gram sejumlah 5 box
dengan tanggal buku 24 November 2022.

Ilustrasi 2
Pada tanggal 28 Oktober 2022, Operator Komitmen Satker Y melakukan
kesalahan perekaman Kodefikasi barang Persediaan yang seharusnya
Paracetamol 500 MG sejumlah 10 Box dan direkam sebagai Obat Padat
(Barang Konsumsi) dengan kode (1010314002xxxxxx), tetapi direkam sebagai
Persediaan dalam Rangka Bantuan Sosial dengan kode (1011001007xxxxxx)

Penyelesaian
Satker Y melakukan koreksi kesalahan kodefikasi dengan cara melakukan
Reklasifikasi Keluar Paracetamol 500 MG sejumlah 10 Box berupa Persediaan
dalam Rangka Bantuan Sosial dengan kode (1011001007xxxxxx) dan
dilakukan Reklasifikasi Masuk pada kodefikasi yang tepat yaitu Paracetamol
500 MG sebagai Obat Padat (Barang Konsumsi) dengan kode
(1010314002xxxxxx) sejumlah 10 Box.

Ilustrasi 3
Pada tanggal 11 Januari 2022, Operator BMN Satker A menemukan satu
transaksi Reklasifikasi Keluar pada bulan Desember 2021 berupa Kertas HVS
F4 sebanyak 5 rim yang belum diinput Reklasifikasi Masuknya.

Penyelesaian
Satker A agar melakukan penginputan Kertas HVS F4 sebanyak 5 rim (sesuai
fisik barangnya) melalui menu Saldo Awal dikarenakan transaksi terjadi pada
tahun anggaran yang lalu (TAYL).

g) Reklasifikasi Dari Aset


Transaksi ini digunakan untuk merekam perolehan barang persediaan yang
sebelumnya dikodefikasikan sebagai aset/BMN yang kemudian diubah menjadi
jenis/kode barang persediaan. Menu ini harus digunakan secara bersamaan dengan
menu reklasifikasi aset tetap ke persediaan dalam periode yang sama.
Dokumen sumber :
1) Dokumen perolehan barang : BAST Kontraktual/Non Kontraktual, Kuitansi,
Faktur, dan dokumen perolehan lainnya.
2) Dasar perekaman transaksi : Berita Acara Reklasifikasi

52
Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1) Memastikan transaksi Reklasifikasi Dari Aset terjadi pada Tahun Anggaran


Berjalan;
2) Modul Aset harus sudah melakukan persetujuan atas transaksi Reklas Keluar
Persediaan;
3) Transaksi Reklas Keluar Persediaan (Modul Aset) dan Reklasifikasi Dari Aset
(Modul Persediaan) harus dibukukan dalam bulan yang sama;
4) Tutup buku bulan bersangkutan tidak dapat dilakukan apabila sudah
direkam/disetujui transaksi Reklas Keluar Persediaan (Modul Aset) tetapi belum
disetujui transaksi Reklasifikasi Dari Aset (Modul Persediaan)
5) Memperhatikan urutan tanggal transaksi atas barang sejenis (tidak dapat
menyisipkan tanggal transaksi);
6) Sudah tutup buku Modul Persediaan periode sebelumnya;

Tata Cara Perekaman :

1) Pilih Persediaan - Transaksi masuk - Reklasifikasi dari aset

2) Pilih Rekam - Pilih transaksi Reklas Keluar Persediaan yang telah disetujui;

3) Tanggal buku diisikan pada bulan yang sama dengan tanggal buku transaksi
Reklas Keluar Persediaan.

53
Ilustrasi 1
Satker Y membeli 5 dus ballpoint merk Pilot dengan total nilai Rp 137.500.
Namun operator komitmen salah memilih barang sehingga terinput sebagai
Pesawat Tempur (3020501014) dan sudah didetailkan oleh operator aset.

Penyelesaian :
Untuk memperbaiki kesalahan tersebut, operator aset melakukan
perekaman Reklasifikasi Keluar Persediaan dan memanggil NUP Pesawat
Tempur yang sebelumnya telah terekam. Setelah dilakukan validasi dan
approval atas transaksi tersebut, maka operator persediaan dapat
melanjutkan proses koreksi dengan cara melakukan perekaman transaksi
Reklasifikasi Dari Aset kemudian memilih transaksi Reklas Keluar
Persediaan yang telah disetujui serta mengisikan parameter-parameter yang
sesuai (kode barang yang seharusnya, harga satuan, dst.)

Ilustrasi 2
Satker Z membeli 15 dus ballpoint merk Standard dengan total nilai Rp
150.000. Namun operator komitmen salah memilih kodefikasi dan direkam
sebagai aset tetap sebagai Mesin Ketik Manual Standard (14-16 inci)
dengan kode (3050101002) dan sudah dilakukan pendetailan oleh operator
aset.

Penyelesaian :
Untuk memperbaiki kesalahan tersebut, dilakukan transaksi Reklasifikasi
Keluar Persediaan (di Modul Aset) dan memanggil NUP yang sebelumnya
telah terekam sebagai Mesin Ketik Manual Standard (14-16 inci) dengan
kode (3050101002). Setelah dilakukan validasi dan approval atas transaksi
tersebut, maka operator persediaan dapat melanjutkan proses koreksi
dengan cara melakukan perekaman transaksi Reklasifikasi Dari Aset (di
Modul Persediaan) untuk kemudian dilakukan validasi dan approval serta
mengisikan parameter-parameter yang sesuai (kode barang yang
seharusnya, harga satuan, dst.)

ii. Transaksi Keluar


a) Pemakaian (K01)
Transaksi ini digunakan untuk merekam pengeluaran barang persediaan pada tahun
anggaran berjalan karena pemakaian oleh satker, penjualan, penyerahan kepada
masyarakat, maupun pemakaian untuk tujuan strategis/berjaga-jaga. (Catatan:
Kementerian Hukum dan HAM tidak menggunakan transaksi Pemakaian untuk
Penjualan/Penyerahan ke Masyarakat/Bansos/Pemakaian Untuk Tujuan
Strategis/Berjaga-jaga).

Dokumen sumber:

1) Dokumen perolehan barang :


BAST Kontraktual/Non Kontraktual, Kuitansi, Faktur, dan dokumen perolehan
lainnya
2) Dasar perekaman transaksi : permintaan barang persediaan (misalnya buku bon
atau sejenisnya)
54
Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1) Masih terdapat sisa barang persediaan yang akan dilakukan pemakaian;


2) Memperhatikan urutan tanggal transaksi atas barang sejenis (tidak dapat
menyisipkan tanggal transaksi);
3) Sudah tutup buku Modul Persediaan periode sebelumnya.
4) Sebelum transaksi Pemakaian, Operator agar terlebih dahulu memastikan
kodefikasi Barang Persediaan yang digunakan (tidak termasuk dalam Barang
Diserahkan ke Masyarakat/Bansos/Pemakaian Untuk Tujuan Strategis/Berjaga-
jaga, serta Pita Cukai, Materai, Leges) untuk menghindari terbentuknya Beban
yang tidak sesuai.

Tata Cara Perekaman :

1) Pilih Menu persediaan - Transaksi keluar - Pemakaian (Habis


pakai/Penjualan/Penyerahan ke Masyarakat/Bansos)

2) Pilih Rekam

3) Tanggal dokumen diisikan sesuai dengan tanggal pada dokumen sumber;

55
4) Tanggal buku diisikan paling tidak sama dengan tanggal transaksi terakhir untuk
barang yang sama.

Ilustrasi 1
Terdapat Pemakaian Barang Persediaan yang belum dilaksanakan
perekamannya di aplikasi SAKTI, sementara telah dilakukan tutup buku pada
bulan tersebut. Sebagai contoh:
Pada 17 Mei 2022, pada satker A dilakukan pemakaian persediaan berupa
Kertas HVS A4 sejumlah 5 Rim, Tinta Canon Hitam 810 sejumlah 4 buah, dan
Tinta Canon Color 811 sejumlah 3 buah. Pemakaian Tinta Canon Color 811
terlewat direkam oleh operator pada Mei 2022. Akan tetapi, telah dilakukan
tutup buku Bulan Mei 2022 pada aplikasi SAKTI.

Penyelesaian
• Melakukan perekaman pemakaian Kertas HVS A4 sejumlah 5 Rim, Tinta
Canon Hitam 810 sejumlah 4 buah sesuai dengan tanggal BAST;
• Melakukan perekaman Pemakaian Tinta Canon Color 811 sejumlah 3 buah
tersebut dapat dilakukan pada bulan Juni 2022 (bulan selanjutnya) atau
bulan berikutnya yang belum dilakukan tutup buku.

b) Transfer Keluar Online (K02)


Transaksi ini digunakan untuk merekam pengeluaran barang persediaan yang
dikirimkan (ditransfer) kepada satker lain sesama pengguna SAKTI dalam lingkup
pemerintah pusat.

Dokumen sumber :

1) Dokumen perolehan barang : BAST Kontraktual/Non Kontraktual, Kuitansi,


Faktur, dan Izin Persetujuan Pengguna Barang
Izin Persetujuan Pengguna Barang
(a) Eselon I dan Kantor Wilayah : Izin Persetujuan Biro Pengelolaan BMN
(b) Satker : Izin Persetujuan Kantor Wilayah
2) Dasar perekaman transaksi : BA Transfer keluar

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1) Masih terdapat saldo barang persediaan yang akan dilakukan transfer keluar;
2) Transfer Keluar direkam setelah barang diterima oleh Satker Penerima
berdasarkan BAST;
3) Satker penerima barang yang dituju tidak boleh melakukan tutup buku pada bulan
saat direkam transaksi Transfer Keluar Online. Untuk itu perlu diperhatikan agar
melakukan koordinasi dengan satker penerima, bahwa pada bulan bersangkutan
modul Persediaan pada satker penerima masih dalam keadaan buka modul;
4) Untuk meminimalisir adanya selisih TK - TM, Satker Pengirim disarankan untuk
melakukan Transfer Keluar pada minggu pertama di awal bulan, sehingga Satker
Penerima dapat melakukan Transfer Masuk pada bulan yang sama;
5) Memperhatikan urutan tanggal transaksi atas barang sejenis (tidak dapat
menyisipkan tanggal transaksi);
6) Sudah tutup buku Modul Persediaan periode sebelumnya.

56
Tata Cara Perekaman :
1) Operator melakukan perekaman kode satker tujuan yang telah menggunakan
Aplikasi SAKTI untuk satker yang kodenya belum terdaftar;
2) Pilih Menu Persediaan > Transaksi Keluar > Transfer Keluar Online

3) Klik tombol rekam

4) Tanggal buku diisikan paling tidak sama dengan tanggal transaksi terakhir untuk
barang yang sama.

57
Ilustrasi :
Pada 24 Juni 2022, satker A melakukan transfer Barang Persediaan kepada
Satker B (sesama pengguna SAKTI) berupa Amunisi Peluru Bubuk Merica
sejumlah 1000 buah dan Amunisi Kaliber 7.65 mm sejumlah 500 butir.

Penyelesaian :
- Satker B dapat melakukan penerimaan berupa Amunisi Peluru Bubuk
Merica sejumlah 1000 buah dan Amunisi Kaliber 7.65 mm sejumlah 500
butir dari Satker A dengan syarat tidak melakukan tutup buku pada bulan
Juni 2022.
- Satker A selaku pengirim agar memperhatikan Tanggal Buku yang diisikan
paling tidak sama dengan tanggal transaksi terakhir untuk barang yang
sama dan berkoordinasi dengan satker penerima agar pada bulan
bersangkutan, Modul Persediaan pada satker penerima masih belum
melakukan tutup buku.

c) Hibah Keluar (K03)


Transaksi ini digunakan untuk mencatat pengeluaran persediaan kepada
masyarakat/Pemda/Pihak lain yang bukan lingkup Pemerintah Pusat, misalnya
masyarakat atau Pemerintah Daerah yang pada awal perolehannya tidak diniatkan
untuk diserahkan kepada pihak lain (diniatkan untuk digunakan sendiri), dan
dilakukan pada tahun anggaran berjalan.

Dokumen Sumber dan Dasar Perekaman :

1) Dokumen perolehan barang : BAST Hibah dan Naskah Hibah


2) Dasar perekaman transaksi : SK Penghapusan

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1) Hibah keluar dilaksanakan oleh Pengguna Barang (Menteri);


2) Satker membuat permohonan petunjuk teknis pelaksanaan hibah ke Pengguna
Barang;
3) Apabila hibah disetujui, Pengguna Barang akan membentuk Tim Internal dan
membuat permohonan persetujuan hibah ke Pengelola Barang (Kementerian
Keuangan). Surat persetujuan hibah dari Pengelola Barang tersebut dijadikan
dasar untuk membuat naskah hibah dan BAST hibah;
4) Naskah hibah dan BAST Hibah menjadi dasar penerbitan SK Penghapusan;
5) Transaksi ini dilakukan setelah terbit SK Penghapusan dari Pengguna Barang;
6) Sudah tutup buku Modul Persediaan periode sebelumnya;
7) Berpedoman pada PMK 165/PMK.06/2021 tentang perubahan atas PMK
111/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemindahtanganan BMN.

58
Tata Cara Perekaman :

1) Pilih menu Persediaan - Transaksi Keluar - Hibah Keluar

2) Operator melakukan isian pihak lain diluar Pemerintah Pusat yang menerima
hibah;

3) Tanggal dokumen diisikan sesuai dengan dokumen sumber (BAST hibah);

4) Tanggal buku diisikan paling tidak sama dengan tanggal transaksi terakhir untuk
barang yang sama.

Ilustrasi 1 :
Satker YZ sebagai pengguna SAKTI akan memberikan Hibah Barang
Persediaan berupa Hand Sanitizer sejumlah 10 Dus kepada Pemerintah Kota
YZ.

Penyelesaian :
Satker YZ melakukan penginputan pada menu Hibah Keluar berupa Hand
Sanitizer sejumlah 10 Dus dengan memperhatikan pengisian pihak lain di luar
Pemerintah Pusat dalam hal ini Pemerintah Kota YZ, serta mengisikan tanggal
buku paling tidak sama dengan tanggal transaksi terakhir untuk barang
persediaan berupa hand sanitizer.

59
d) Reklasifikasi Keluar
Transaksi ini digunakan untuk mencatat pengeluaran persediaan karena jenis atau
kode barang persediaan diubah menjadi jenis atau kode barang persediaan yang
lain. Termasuk mencatat pengeluaran barang persediaan yang diperoleh melalui
pembayaran secara bertahap (termin) untuk dicatat menjadi barang persediaan yang
utuh.

Dokumen Sumber dan Dasar Perekaman :


1) Dokumen perolehan barang : BAST Kontraktual/Non Kontraktual, Kuitansi,
Faktur, dan dokumen perolehan lainnya.
2) Dasar perekaman transaksi : Berita Acara reklasifikasi

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


1) Transaksi Reklasifikasi Keluar dan Reklasifikasi Masuk harus dibukukan dalam
bulan yang sama (Tanggal buku diisikan paling tidak sama dengan tanggal
transaksi terakhir untuk barang yang sama);
2) Memperhatikan urutan tanggal transaksi atas barang sejenis (tidak dapat
menyisipkan tanggal transaksi);
3) Sudah tutup buku Modul Persediaan periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman:


1) Pilih menu Persediaan - Transaksi Keluar - Reklasifikasi Keluar

2) Tanggal buku diisikan pada bulan yang sama dengan tanggal buku transaksi
terakhir untuk barang yang sama

60
Ilustrasi 1
Pada tanggal 10 November 2022, Satker X melakukan kesalahan perekaman
Kodefikasi barang Persediaan yang seharusnya Kertas HVS 70 gram sejumlah
5 box, tapi direkam sebagai Amplop Batik sejumlah 5 box.

Penyelesaian
Satker X melakukan koreksi kesalahan kodefikasi dengan cara melakukan
Reklasifikasi Keluar Amplop Batik sejumlah 5 box dan melakukan Reklasifikasi
Masuk pada kodefikasi yang tepat yaitu Kertas HVS 70 gram sejumlah 5 box
dengan tanggal buku 24 November 2022.

Ilustrasi 2
Pada tanggal 5 Agustus 2022, Satker X akan melakukan Reklasifikasi keluar
barang persediaan berupa Kertas HVS yang seharusnya dicatat sebagai
Amplop Coklat akibat dari kesalahan penginputan di modul komitmen. Namun,
pada Satker X belum terdapat kode barang Amplop Coklat.

Penyelesaian :
- Satker X agar terlebih dulu memastikan periode Bulan Juli sudah dilakukan
tutup buku;
- Satker X agar terlebih dulu menambah kode referensi barang baru yaitu
Amplop Coklat;
- Melakukan perekaman reklasifikasi keluar Kertas HVS ke Amplop Coklat;
- Memastikan Reklasifikasi Masuk dilakukan pada periode bulan yang sama.

e) Reklasifikasi ke Aset Tetap


Transaksi ini digunakan untuk mengubah klasifikasi barang yang sebelumnya sudah
terlanjur diklasifikasikan (didetailkan) sebagai persediaan menjadi klasifikasi barang
aset tetap.

Dokumen sumber :

1) Dokumen perolehan barang : BAST Kontraktual/Non Kontraktual, Kuitansi,


Faktur, dan dokumen perolehan lainnya
2) Dasar perekaman transaksi : Berita Acara Reklasifikasi

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1) Transaksi Reklasifikasi Ke Aset (di Modul Persediaan) dan Reklas Aset Dari
Persediaan (di Modul Aset) harus dibukukan dalam bulan yang sama;
2) Memperhatikan urutan tanggal transaksi atas barang sejenis (tidak dapat
menyisipkan tanggal transaksi);
3) Sudah tutup buku Modul Persediaan periode sebelumnya.

61
Tata Cara Perekaman :

1) Pilih menu Persediaan - Transaksi Keluar - Reklasifikasi ke Aset Tetap;

2) klik Rekam - pilih dokumen Reklasifikasi Ke Aset yang ingin di detailkan;

3) Tanggal buku diisikan pada bulan yang sama dengan tanggal buku transaksi
terakhir untuk barang yang sama.

Ilustrasi :
Satker A melakukan belanja 52125x (belanja ekstrakomptabel) berupa Kursi
Kayu senilai Rp750.000,00 namun direkam sebagai 1010301999 (Alat Tulis
Kantor Lainnya).

Penyelesaian :
• Satker A tersebut tetap melakukan pendetailan ATK Lainnya dalam modul
persediaan dengan kode barang 1010301999 (Alat Tulis Kantor Lainnya).
• Setelah itu, Satker A melakukan reklasifikasi ke aset tetap atas ATK
Lainnya.
• Kemudian Satker A melakukan reklasifikasi dari persediaan berupa kursi
kayu di Modul Aset Tetap.

f) Penghapusan (Usang/Rusak) (H01/H02)


Transaksi ini digunakan untuk merekam penghapusan barang persediaan yang
rusak/usang dan barang-barang persediaan yang rusak/usang tersebut sudah
pernah dicatat melalui transaksi persediaan keluar rusak atau usang.

62
Dokumen sumber :
Dasar perekaman transaksi : SK Penghapusan Barang Persediaan

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


1) Harus ada saldo barang persediaan yang usang/ rusak;
2) Memperhatikan urutan tanggal transaksi atas barang sejenis (tidak dapat
menyisipkan tanggal transaksi);
3) Sudah tutup buku Modul Persediaan periode sebelumnya;
4) Khusus untuk Barang Persediaan berupa Amunisi, uji kelayakan terkait kondisi
amunisi tersebut (rusak/usang dan baik) dokumen sumbernya didapat dari
Instansi Terkait.

Tata Cara Perekaman:


1) Pilih menu Persediaan - Transaksi Keluar - Penghapusan (Usang/Rusak)

2) Pilih jenis transaksi barang yang akan dihapuskan, yaitu pilih usang atau rusak;

3) Tanggal buku diisikan pada bulan yang sama dengan tanggal buku transaksi
terakhir untuk barang yang sama.

Ilustrasi
Satker Kanim A telah melaksanakan penghapusan barang persediaan yang
telah ditetapkan melalui SK Penghapusan No: W13-3456.PL.01.01 Tahun
2022 berupa E-passport 48 halaman sejumlah 23 buku dan Perdim 28
sejumlah 15 lembar yang akan direkam pada aplikasi SAKTI.

63
Penyelesaian
● Pilih jenis transaksi barang yang akan dihapuskan, yaitu pilih usang atau
rusak;
● Pastikan jumlah barang usang atau rusak tersebut sama dengan yang
tercantum pada SK Penghapusan yaitu E-passport 48 halaman sejumlah
23 buku dan Perdim 28 sejumlah 15 lembar;
● Isikan tanggal buku paling tidak sama dengan tanggal transaksi terakhir
untuk barang yang sama.

iii. Likuidasi Persediaan


Likuidasi Keluar

Transaksi ini digunakan untuk mencatat penyerahan semua aset tetap atau aset lainnya
dan Persediaan kepada UAKPB lain yang masih dalam satu entitas pelaporan
akuntansi Pemerintah Pusat.

Likuidasi Masuk

Transaksi ini digunakan untuk mencatat penerimaan semua barang persediaan, hasil
kiriman dari UAKPB lain yang masih dalam satu entitas pelaporan akuntansi
Pemerintah Pusat.

Dokumen sumber :

No Bukti transaksi likuidasi (Surat Ketetapan)

Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Transaksi Likuidasi Persediaan :

a) Melakukan cetak buku persediaan, daftar rincian persediaan dan laporan persediaan
sebelum melakukan likuidasi;
b) Melakukan pencocokan data terhadap barang persediaan yang dilikuidasi dengan
dasar dokumen pada poin (1).

Tata Cara Perekaman

a) Pilih menu Persediaan –Transfer Keluar Likuidasi UAKPB

64
b) Klik tombol rekam, maka akan tampil form seperti dibawah. Silahkan isikan No Bukti
transaksi likuidasi (Surat Ketetapan), serta memeriksa kesesuaian setup tanggal
dokumen, tanggal buku serta kode UAKPB tujuan (kode satker tujuan) yang sudah
di setup sebelumnya pada user admin.

c) Pada user operator persediaan satker (UAKPB) tujuan, silahkan masuk pada menu
Persediaan >> Transaksi Masuk >> Transfer Masuk Likuidasi UAKPB.

d) Kemudian Klik tombol rekam, maka akan ada pilihan transaksi likuidasi dari kode
satker (UAKPB) yang sudah merekam transaksi transfer keluar likuidasi ke satker
tujuan, silahkan dipilih maka akan muncul no dokumen transaksi likuidasi.

e) Pilih dokumen yang dimaksud.

65
f) Setelah dipilih no dokumen transaksi transfer keluar likuidasi, maka silahkan klik
tombol suggest berdasarkan nama barang (dan mohon dipastikan untuk referensi
barang yang ditransfer keluar dari satker likuidasi sudah direkam terlebih dahulu di
kode satker baru). Maka akan tampil form seperti di atas. Pastikan semua kode
barang dari satker likuidasi sudah masuk pada referensi di satker baru. Kemudian
ceklist semua barang lalu klik simpan.

iv. Koreksi
a) Koreksi Jumlah
Transaksi ini digunakan untuk melakukan koreksi terhadap pencatatan barang
persediaan, untuk jumlah barang persediaan atas adanya kesalahan yang
disebabkan oleh kurang/lebih catat transaksi, berdasarkan pemeriksaan internal
maupun eksternal, yang menambah atau mengurangi jumlah barang persediaan
pada tahun anggaran berjalan. Koreksi ini dilakukan tanpa melalui kegiatan opname
fisik.
Dokumen sumber :
Dokumen perolehan barang dan Dasar perekaman transaksi : SK Surat Dasar
Koreksi / Memo Penyesuaian / BA Koreksi
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) Validasi urutan tanggal transaksi atas barang yang sejenis (tanggal buku diisikan
paling tidak sama dengan tanggal transaksi terakhir untuk barang yang sama,
karena tidak bisa sisip tanggal transaksi);
2) Sudah tutup buku Modul Persediaan periode sebelumnya;
3) Koreksi jumlah hanya dapat dilakukan pada transaksi perolehan;
4) Melakukan pemilihan layer sesuai dengan barang persediaan yang dikoreksi
berdasarkan nilai perolehannya.

66
Tata Cara Perekaman :
1) Pilih menu Persediaan - Koreksi - Koreksi Jumlah

2) Pilih layer transaksi yang akan dilakukan koreksi jumlah;

3) Pilih jenis transaksi koreksi jumlah yaitu :


(a) Koreksi Masuk untuk melakukan koreksi yang akan menambah jumlah
barang persediaan.
(b) Koreksi Keluar untuk melakukan koreksi yang akan mengurangi jumlah
barang persediaan.

4) Isikan jumlah barang sebesar selisih antara jumlah barang sebelumnya dengan
jumlah barang seharusnya;
5) Tanggal buku diisikan paling tidak sama dengan tanggal transaksi terakhir untuk
barang yang sama.

Ilustrasi 1
Satker B melakukan pembayaran langganan koran dengan akun 521811
(persediaan konsumsi), namun dari modul komitmen melakukan penginputan
kode barang sebagai barang persediaan.

Penyelesaian
Satker B tetap melakukan pendetailan atas belanja tersebut ke dalam kode
sesuai yang diinput pada modul komitmen. Selanjutnya dilakukan koreksi
jumlah-keluar pada kode barang dimaksud. (pilih layer sesuai yang dikoreksi)

Ilustrasi 2
Satker F melakukan pembelian barang persediaan berupa Stabilo sejumlah 5
box seharga Rp50.000 per box. Namun operator BMN salah melakukan

67
perekaman pembelian sehingga diinput dengan harga Rp 5 dan jumlah
sebanyak 50.000 box.

Penyelesaian
- Satker F melakukan koreksi jumlah keluar terhadap Stabilo sebanyak
49.995 box dengan memilih layer pembelian yang sesuai.
- Kemudian Satker F melakukan koreksi nilai terhadap Stabilo senilai
Rp50.000 dengan memilih layer pembelian yang sesuai.

b) Koreksi Nilai
Transaksi ini digunakan untuk melakukan koreksi terhadap harga satuan barang
persediaan atas adanya kesalahan yang disebabkan oleh kurang/lebih catat
transaksi, berdasarkan pemeriksaan internal maupun eksternal, yang menambah
atau mengurangi harga satuan barang persediaan pada tahun anggaran berjalan.
Koreksi ini dilakukan tanpa melalui kegiatan opname fisik.
Dokumen sumber :
Dokumen perolehan barang dan Dasar perekaman transaksi : SK Surat Dasar
Koreksi / Memo Penyesuaian / BA Koreksi

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


1) Validasi urutan tanggal transaksi atas barang yang sejenis (tanggal buku diisikan
paling tidak sama dengan tanggal transaksi terakhir untuk barang yang sama,
karena tidak bisa sisip tanggal transaksi);
2) Sudah tutup buku Modul Persediaan periode sebelumnya;
3) Melakukan pemilihan layer sesuai dengan barang persediaan yang dikoreksi;
4) Koreksi jumlah hanya dapat dilakukan pada transaksi Pembelian (M02).

Tata Cara Perekaman :


1) Pilih menu Persediaan - Koreksi - Koreksi Nilai;

68
2) Pilih layer transaksi yang akan dilakukan koreksi nilai;

3) lsikan harga satuan sebesar harga satuan yang seharusnya .

4) Tanggal buku diisikan paling tidak sama dengan tanggal transaksi terakhir untuk
barang yang sama

Ilustrasi :
Satker Y pada tanggal 25 Agustus 2022 merekam pemakaian barang
persediaan berupa Kertas HVS A4 Sinar Dunia dengan harga Rp 35.000.
Setelah dicek kembali, ternyata terjadi kesalahan input dimana seharusnya
kertas dimaksud harganya adalah Rp. 55.000.

Penyelesaian :
Atas kesalahan tersebut, satker Y melakukan perekaman koreksi nilai
kemudian memilih layer dari pemakaian dengan harga yang salah, kemudian
melakukan penginputan dengan harga yang seharusnya dari Kertas HVS A4
Sinar Dunia, yaitu Rp. 55.000.

v. Opname Fisik
Rekam Hasil Opname Fisik
Menu ini digunakan untuk menginput hasil opname fisik dalam hal terdapat perbedaan
jumlah barang persediaan antara hasil pemeriksaan fisik dengan Buku Persediaan per
tanggal dilakukannya opname fisik.
Opname fisik dilakukan paling sedikit sekali dalam setiap semester.
Dokumen sumber :
Dokumen perolehan barang dan Dasar perekaman transaksi : SK Surat Dasar Koreksi
/ Memo Penyesuaian / BA Hasil Opname Fisik
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1) Sebelum melakukan rekam hasil opname fisik, maka semua transaksi pada
semester bersangkutan harus sudah dilakukan persetujuan. Sehingga tidak boleh
ada transaksi yang masih belum disetujui oleh approver;

69
2) Validasi urutan tanggal transaksi atas barang yang sejenis (tidak bisa sisip tanggal
transaksi);
3) Sudah tutup buku Modul Persediaan periode sebelumnya;
4) Perlu dipastikan bahwa hasil perekaman opname fisik sesuai dengan buku manual
persediaan;
5) Tata cara pelaksanaan opname fisik tertuang pada Pedoman Penatausahaan BMN;
6) Satker agar tidak menggunakan transaksi opname fisik untuk merekam pemakaian
yang belum diinput pada bulan tertentu. Pemakaian yang belum diinput dapat
direkam di bulan berikutnya sebelum dilakukan tutup buku.

Tata Cara Perekaman :


1) Operator melakukan cetak bahan opname fisik;

2) Operator melakukan inventarisasi barang persediaan hingga ke tempat


pendistribusian terakhir dan menuliskan hasil inventarisasi pada cetakan bahan
opname fisik di kolom hasil opsik (kolom paling kanan)

3) Operator melakukan perekaman hasil opname fisik dengan cara :


(a) Pilih menu Persediaan - Opname Fisik

70
(b) Rekam hasil opname fisik melalui menu Rekam Hasil Opname Fisik;

(c) Perekaman hanya dilakukan atas barang persediaan yang selisih (tidak
harus input semua barang);

(d) Perekaman dilakukan dengan cara pilih barang persediaan yang hasil opname
fisiknya selisih, lalu klik (centang) kotak kecil pada kolom edit, lalu isikan jumlah
barang sesuai hasil inventarisasi dan atau harga satuan barang dimaksud.
(1) Untuk barang persediaan yang tidak memiliki saldo pada akhir periode
tahun berjalan (30 Juni & 31 Desember), isian jumlah dan harga satuan
wajib direkam.

71
(2) Untuk barang persediaan yang memiliki saldo pada akhir periode tahun
berjalan (30 Juni & 31 Desember), isian jumlahnya wajib direkam namun
harga satuannya mengacu pada harga perolehan terakhir.

(e) Apabila kuantitas hasil opname fisik dengan Buku Persediaan sudah sama
maka tidak perlu dicatat lagi
(f) Tanggal buku diisikan paling tidak sama dengan tanggal transaksi terakhir untuk
barang yang sama.

Ilustrasi 1
Satker Z melakukan opname fisik persediaan pada 30 Juni 2022 dengan
cara membandingkan bahan opname fisik yang telah dicetak dengan
kondisi riil di lapangan, baik di gudang persediaan maupun di tempat
distribusi terakhir. Dari hasil opname fisik ditemukan bahwa terdapat 1 rim
Kertas HVS F4 yang belum terpakai, padahal secara pencatatan barang
tersebut sudah 0.

Penyelesaian
Atas perbedaan saldo barang tersebut, maka Satker Z melakukan
penginputan Rekam Hasil Opname Fisik atas barang berupa kertas HVS F4
dengan cara mengklik edit dan mengisikan jumlah barang sejumlah 1,
dalam hal ini sesuai dengan jumlah barang hasil inventarisasi.

Ilustrasi 2
Satker A melakukan opname fisik persediaan pada 30 Juni 2022 dengan
cara membandingkan bahan opname fisik yang telah dicetak dengan
kondisi riil di lapangan, baik di gudang persediaan maupun di tempat
distribusi terakhir. Dari hasil opname fisik yang dilakukan di Poliklinik
ditemukan bahwa terdapat obat-obatan berupa Paracetamol sebanyak 2
Strip dan Obat Batuk sebanyak 5 botol. Obat tersebut telah didistribusikan
dari TU ke Poliklinik sehingga pada aplikasi bersaldo nihil.

Penyelesaian
Atas perbedaan saldo barang tersebut, maka Satker A melakukan
penginputan Rekam Hasil Opname Fisik atas barang berupa Paracetamol
sebanyak 2 Strip dan Obat Batuk sebanyak 5 botol dengan cara mengklik
edit dan mengisikan jumlah barang sejumlah hasil inventarisasi.
72
vi. Tutup Buku
Tutup Periode Persediaan
Menu ini digunakan untuk menutup semua transaksi persediaan sehingga tidak dapat
dilakukan perekaman pada bulan bersangkutan agar menjaga transaksi supaya tidak
terjadi salah periode, serta membentuk saldo akhir persediaan (periode balance) pada
setiap bulan. Informasi periode balance ini digunakan untuk pengiriman data ke Modul
Aset Tetap dan untuk bahan rekonsiliasi internal dengan Modul GLP.

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


1) Proses tutup buku hanya dapat dilakukan oleh user approver;
2) Tutup buku dapat dilakukan apabila semua transaksi pada bulan berkenaan telah
disetujui oleh approver, sehingga tidak boleh ada transaksi yang mengalami
pending;
3) Tutup buku sampai bulan sebelumnya harus sudah dilakukan agar dapat melakukan
perekaman dan persetujuan transaksi pada bulan berkenaan;
4) Apabila bulan berkenaan telah dilakukan tutup buku, maka modul Persediaan tidak
dapat menambahkan/mengubah/menghapus transaksi pada bulan yang telah
ditutup buku;
5) Modul Persediaan dapat dilakukan buka kembali oleh Modul GLP. Ketika Modul GLP
melakukan buka periode, maka Modul Persediaan akan ikut terbuka.

Tata Cara Perekaman :

Klik rekam, maka akan muncul otomatis periode bulan yang akan ditutup.

vii. Referensi
Mengelola Barang Persediaan
Menu ini digunakan untuk mengelola barang persediaan, yaitu merekam, mengubah
atau menghapus referensi kode dan nama barang persediaan
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1) Untuk perekaman barang persediaan hanya dilakukan oleh satker induk (UAKPB).
Sedangkan referensi barang persediaan pada satker anak (UAPKPB) menggunakan
referensi yang telah direkam oleh satker induk.
2) Referensi barang persediaan yang telah digunakan untuk transaksi tidak dapat
dilakukan hapus.
3) Referensi jenis barang (6 digit terakhir) dapat dilakukan perubahan oleh user jika
akan disesuaikan dengan urutan jenis barang di satker tersebut atau membedakan
dengan jenis barang antara satker induk dan satker pembantu.

73
Tata Cara Perekaman :
1) Pilih menu Persediaan - Referensi - Mengelola Barang Persediaan

2) Pilih sub-sub kelompok yang sesuai dan rekam deskripsi yang jelas;

3) Lakukan perekaman satuan sesuai dengan kondisi yang seharusnya.

Kriteria Pembedaan Referensi Jenis Barang Persediaan :

1) Untuk jenis barang persediaan yang sama tetapi memiliki satuan yang berbeda, agar
dilakukan perekaman referensi barang persediaan tersendiri mengacu pada Daftar
Satuan Persediaan di Lingkungan Kemenkumham;
2) Dalam kondisi tertentu, jenis barang persediaan yang sama dimungkinkan memiliki
harga satuan yang berbeda cukup signifikan, sehingga perlu dilakukan perekaman
referensi barang persediaan tersendiri;
3) Untuk jenis barang persediaan yang sama tetapi memiliki kualitas yang berbeda,
agar dilakukan perekaman referensi barang persediaan tersendiri;
4) Untuk jenis barang persediaan yang sama antara satker induk dan satker pembantu.
agar dibedakan referensi jenis barangnya (6 digit terakhir).

Ilustrasi 1
Satker Y melakukan belanja Kertas HVS A4 sebanyak 1 dus dan direkam ke
dalam persediaan dalam satuan dus. Namun demikian, pemakaian di satker
tersebut menggunakan satuan rim.

Penyelesaian :
Apabila Satker Y melakukan pengeluaran dalam satuan rim, maka satker Y dapat
melakukan ubah satuan pada referensi persediaan barang berupa Kertas HVS A4
dari satuan dus menjadi rim.

Ilustrasi 2
Satker D melakukan belanja Paracetamol (tablet) sebanyak 50 Strip yang diinput
ke dalam kategori sub-sub kelompok obat cair.

74
Penyelesaian :
Satker D agar menambah kode referensi barang baru ke dalam sub-sub kelompok
Obat Padat terhadap Paracetamol. Kemudian dilakukan reklasifikasi dari sub-sub
kelompok obat cair ke obat padat atas Paracetamol sebanyak 50 strip.

Ilustrasi 3
Pada tanggal 5 Februari 2022, Satker F melakukan Pembelian Vitamin C sejumlah
1 botol dengan harga Rp150.000,-. Selanjutnya pada tanggal 19 Februari
sejumlah 3 Strip dengan harga per strip Rp20.000,-.

Penyelesaian :
Untuk menghindari terjadinya Persediaan Anomali, satker agar merekam barang
persediaan tersebut dalam dua kode yang berbeda, yaitu dalam kode Vitamin C
(Botol) dan Vitamin C (Strip)

3. Pencatatan Transaksi pada Modul Aset Tetap


a. Role User (Pengguna)
i. Operator :
Merupakan pegawai yang bertugas di sub bagian / urusan yang menangani keuangan
/ BMN yang memiliki kewenangan untuk melakukan perekaman transaksi dan tutup
buku;
ii. Validator :
Merupakan pegawai yang bertugas untuk melakukan pengecekan dan validasi atas
perekaman transaksi yang dilakukan oleh operator;
iii. Approver :
Merupakan pegawai yang bertugas untuk melakukan pengecekan dan persetujuan
atas perekaman transaksi yang dilakukan oleh operator yang telah divalidasi oleh user
Validator dan ditetapkan melalui SK oleh KPA.

b. Ruang Lingkup Modul Aset Tetap


Ruang lingkup Modul Aset Tetap mencakup:
i. Transaksi BMN yang meliputi Perolehan, Perubahan, dan Penghapusan BMN;
ii. Transaksi KDP yang meliputi Perolehan, Pengembangan, Koreksi, Transfer, dan
Penghapusan KDP;
iii. Transaksi Lainnya yang meliputi Barang Bersejarah dan Barang Pihak Ketiga;
iv. Penyusutan yang menggunakan metode Garis Lurus dan dilakukan Semesteran;
v. Pelaporan BMN yang meliputi Buku Barang, Daftar Transaksi BMN, Laporan BMN,
Kartu KDP, dan sebagainya.
c. Bagan Hubungan dengan Modul Lain dalam Aplikasi SAKTI

Komitmen

Administrator Aset Tetap GL/Pelaporan

Bendahara
Jurnal transaksi Aset
BAST dari Komitmen atau Aset Tetap melakukan pendetailan Tetap dikelola oleh
Bendahara menjadi dasar atas penambahan dan pengurangan
pencatatan Aset Tetap
75
Aset Tetap dan membuat Laporan
GL/Pelaporan

Gambar 3.1 Bagan Hubungan Antar Modul Pada Aplikasi


SAKTI
d. Gambar Alur Proses

Mulai

Transaksi BMN Transaksi KDP Transaksi


Lainnya

Validasi
Penyusutan

Persetujuan
Cetak Laporan

Tutup Buku
Konsolidasi

Selesai
Gambar 3.2 Alur Modul Aset Tetap

e. Ketentuan Umum
Pemilihan kode barang pada transaksi Perolehan BMN agar tidak hanya berdasarkan kolom
pencarian ketika akan memilih kode barang pada setiap transaksi Perolehan BMN di Modul
Aset Tetap, melainkan juga memperhatikan 3 digit pertama pada kode barang yang
menunjukkan Bidang Barang, agar tidak terjadi kesalahan pemilihan Bidang Barang.
Apabila hanya berdasarkan kolom pencarian, maka akan berpotensi terjadi kesalahan
pemilihan Bidang Barang karena terdapat beberapa barang dengan uraian yang sama atau
hampir sama, diantaranya seperti yang terdapat pada tabel berikut :

No Uraian Barang Kode Barang Uraian Barang Kode Barang

1 Kamera Digital 3090402031 Digital Camera 3060102128


(309 merupakan kode (306 merupakan kode
bidang Alat bidang Alat Studio dan
Persenjataan) Komunikasi)

2 Air Conditioning (AC) 3150405006 A.C Split 3050204004


(315 merupakan kode (305 merupakan kode
bidang Alat bidang Alat Kantor)
Keselamatan Kerja)

3 Dispencer 3090110012 Dispenser 3050206036


(309 merupakan kode (305 merupakan kode
bidang Alat bidang Alat Kantor)
Persenjataan)

76
Terkait dengan pemilihan Bidang Barang, Kementerian Hukum dan HAM juga telah
menerbitkan Kepmenkumham nomor MHH-01.PB.01.02 Tahun 2021 tentang Pedoman
Standar Barang dan Standar Kebutuhan Peralatan dan Mesin, Aset Tidak Berwujud dan
Aset Tetap Lainnya di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM

Pemilihan Bidang Barang tersebut untuk dikoordinasikan juga dengan Modul Komitmen
agar tidak terjadi kesalahan pemilihan Bidang Barang ketika melakukan perekaman di
Modul Komitmen.

f. Pokok Pembahasan
i. Transaksi BMN
a) Perolehan
1) Saldo Awal (100)
Merupakan transaksi yang digunakan untuk merekam BMN berupa Aset Tetap
dan Aset Tak Berwujud (ATB) dengan tahun perolehan di bawah Tahun
Anggaran Berjalan yang dikuasai oleh satker, namun sampai dengan Tahun
Anggaran Berjalan belum dilakukan perekaman.

Dokumen Sumber :
Dokumen Perolehan Aset Tetap TAYL seperti BAST Kontraktual/Non Kontraktual
dan dokumen perolehan lainnya.
Dokumen Perekaman :
Berita Acara Penambahan Saldo Awal

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Tanggal perolehan adalah sebelum tahun anggaran berjalan;
(b) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya;
(c) Agar dipastikan pada menu History BMN bahwa transaksi penyusutan
transaksionalnya telah terbentuk dan sesuai.

77
Tata Cara Perekaman :
(a) Pilih RUH →Transaksi BMN → Perolehan → Saldo Awal;

(b) Tanggal dokumen diisi sesuai dokumen sumber yaitu sebelum Tahun
Anggaran Berjalan;
(c) Tanggal buku diisi sesuai tanggal perekaman atau pada periode bulan yang
masih buka.

Ilustrasi :
Berdasarkan hasil inventarisasi tahun 2021, diketahui terdapat 1 unit Kursi
yang belum tercatat pada Modul Aset Tetap yaitu Kursi Kayu NUP 7

Penyelesaian :
Maka terhadap tanah tersebut dilakukan perekaman melalui transaksi Saldo
Awal.

2) Pembelian (101)
Merupakan transaksi yang digunakan untuk merekam BMN yang diperoleh
dengan pembelian dari DIPA/APBN pada Tahun Anggaran Berjalan tanpa melalui
mekanisme Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) yang didahului dokumen
sumber penerimaan barang atau BAST.

Dasar pencatatan untuk transaksi Pembelian adalah dari transaksi Modul


Komitmen yang dapat berasal dari:
(a) Pencatatan BAST kontraktual maupun non kontraktual;
(b) Pencatatan penerimaan barang KKP;
(c) Pencatatan penerimaan barang valas;
(d) Pencatatan penerimaan UP/TUP Tunai/Bank.
Dokumen Sumber dan Perekaman:
Nota Pembelian, Kuitansi, BAST Kontraktual/Non Kontraktual.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
(a) Segera melakukan pendetailan Aset Tetap/ATB setelah pencatatan
penerimaan barang atau BAST barang;
(b) Tanggal pembukuan di periode yang sama dengan tanggal dokumen sumber
untuk menghindari saldo akun Aset Tetap/Lainnya Yang Belum Diregister;
(c) Pendetailan Aset Tetap/ATB tidak perlu menunggu SP2D Terbit;

78
(d) Pembelian Aset Tetap/ATB yang tidak memenuhi syarat kapitalisasi
dibebankan pada akun 5212xx (Belanja Aset Ekstrakomptabel);
(e) Pembelian Aset Tetap/Lainnya yang tidak memenuhi batasan minimum nilai
kapitalisasi tetap dicatat sebagai BMN ekstrakomptabel;
(f) Memastikan kode sub-sub kelompok barang yang dipilih di Modul Komitmen
saat pencatatan penerimaan barang/BAST adalah 2xxxxxxxxx,
3xxxxxxxxx, 4xxxxxxxxx, 5xxxxxxxxx, 6xxxxxxxxx, dan 8xxxxxxxxx
(selain golongan 1 dan 7);
(g) Jika terdapat kesalahan pemilihan kode barang saat pencatatan penerimaan
barang/BAST, operator Aset Tetap segera memberitahukan kepada Operator
Komitmen untuk dilakukan ubah kode barang sepanjang belum dilakukan
validasi SPP oleh PPK. Perubahan/perbaikan kode barang setelah terbit
SP2D menggunakan menu Reklasifikasi Keluar dan Reklasifikasi Masuk;
(h) Perolehan ATR tidak menambah masa manfaat diinput dimenu ini;
(i) Agar dipastikan pada menu History BMN bahwa transaksi penyusutan
transaksionalnya telah terbentuk dan sesuai;
(j) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :


(a) Pilih RUH →Transaksi BMN → Perolehan → Pembelian;

(b) Pilih BAST Kontrak / Non Kontrak Penerimaan Barang yang akan didetailkan;
(c) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan
yang masih buka.

Ilustrasi :
Pada bulan Maret 2022, pada satker A melakukan pembelian 1 buah Laptop
senilai Rp5.000.000,00 berdasarkan BAST Non Kontraktual Nomor W3.B.413.
Aset tersebut telah dicatat pada Modul Komitmen dengan kode barang Lap
Top (3100102002) .

Penyelesaian :
Maka terhadap aset tersebut dilakukan pendetailan menggunakan transaksi
Pembelian.

3) Transfer Masuk Online (102)


Merupakan transaksi yang digunakan untuk merekam Aset Tetap dan ATB hasil
transfer dari satker lain dalam lingkup pengguna APBN yang telah menggunakan
79
Aplikasi SAKTI. Transaksi ini agar dilakukan pada bulan yang sama dengan
transaksi Transfer Keluar untuk menghindari munculnya selisih TKTM.

Dokumen Sumber dan Perekaman:


(a) Dokumen Perolehan Barang : Izin Prinsip Pengguna Barang (Biro
Pengelolaan BMN untuk ES I dan Kanwil, Kanwil untuk Satker) Perlu adanya
rapat koordinasi dengan ES I terkait.
(b) Berita Acara Transfer

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Perekaman Transfer Masuk Online dilakukan apabila barang sudah diterima
berdasarkan BAST;
(b) Transaksi ini agar dilakukan pada bulan yang sama dengan transaksi
Transfer Keluar untuk menghindari munculnya selisih TKTM pada Aplikasi
MonSAKTI;
(c) Agar berkoordinasi dengan satker pengirim sebelum melakukan perekaman
transaksi;
(d) Agar memonitor secara berkala to-do-list kelompok modul pelaporan
MonSAKTI pada menu Transfer Keluar Aset Belum – Transfer Masuk agar
tidak ada transfer yang terlewat karena tidak ada notifikasi pada aplikasi
SAKTI ketika terdapat transfer masuk;
(e) Apabila periode penerimaan Aset Tetap yang seharusnya sudah dilakukan
Tutup Periode, maka perekaman dilakukan pada bulan/periode yang masih
buka;
(f) Agar dipastikan pada menu History BMN telah terbentuk transaksi
penyusutan transaksional yang sesuai untuk barang hasil transfer yang
sudah melewati periode pelaporan pada saat diterima. Sebagai contoh
perolehan barang periode semester I yang ditransfer pada semester II dan
perolehan barang periode TAYL yang ditransfer pada periode TAB;
(g) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :


(a) Pilih RUH →Transaksi BMN → Perolehan → Transfer Masuk Online;

(b) Pilih transaksi Transfer Keluar Online dari satker Pengirim;


(c) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan
yang masih buka.

80
Ilustrasi :
Pada bulan Maret 2022, pada Lapas A menerima transfer dari Kanim B berupa
1 buah PC Unit senilai Rp10.000.000,00.

Penyelesaian :
Maka terhadap Aset Tetap tersebut dilakukan perekaman oleh Lapas A melalui
transaksi Transfer Masuk Online pada bulan yang sama yaitu Maret 2022.

4) Hibah Masuk (103)


Merupakan transaksi yang digunakan untuk merekam Aset Tetap dan ATB yang
bersumber dari hibah dan diterima dari pihak ketiga di luar Pemerintah Pusat,
misalnya dari pemerintah daerah maupun dari swasta.

Dokumen Sumber :
BAST Hibah Barang, SP3HL-BJS, MPHL-BJS, Penetapan Nomor Register Hibah,
SPTMHL.
Dokumen Perekaman :
BAST Hibah Barang

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Pendetailan hibah masuk harus di-trigger dari Modul Komitmen yaitu menu
Pencatatan BAST Hibah Barang/Jasa/Surat Berharga;
(b) Ketika merekam pencatatan BAST Hibah Barang/Jasa/Surat Berharga pada
Modul Komitmen, harus dipilih kodefikasi BMN yang sesuai dengan jenis
BMN yang diterima;
(c) Apabila terjadi kesalahan pemilihan kodefikasi BMN pada Modul Komitmen
dan sudah disetujui oleh approver, maka tetap dilakukan pendetailan pada
Modul Aset Tetap sesuai dengan kodefikasi BMN yang dipilih pada Modul
Komitmen kemudian dilakukan perbaikan dengan Reklasifikasi Keluar dan
Reklasifikasi Masuk;
(d) Agar berpedoman pada PMK 99/PMK.05/2017 tentang Administrasi
Pengelolaan Hibah;
(e) Hibah berupa renovasi juga direkam melalui transaksi ini. Namun setelah
direkam sebagai Hibah Masuk, dilanjutkan dengan transaksi Koreksi
Pencatatan untuk menghilangkan Aset Tetap yang dicatat sebagai Hibah
Masuk dan Koreksi Perubahan Nilai Bertambah untuk menambah nilai Aset
eksisting yang dilakukan renovasi dengan dasar perekaman Berita Acara
Koreksi, dengan tetap memperhatikan pengembangan aplikasi SAKTI;
(f) Agar dipastikan pada menu History BMN bahwa transaksi penyusutan
transaksionalnya telah terbentuk dan sesuai;
(g) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

81
Tata Cara Perekaman :
(a) Pilih RUH →Transaksi BMN → Perolehan → Hibah Masuk;

(b) Pilih Daftar BAST Hibah, lalu pilih kode BMN dan jumlah BMN yang diterima
dari hibah;
(c) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan
yang masih buka.

Ilustrasi :
Pada tanggal 10 Maret 2022, satker A menerima hibah dari Pemkab J berupa
1 unit Sedan senilai Rp200.000.000,00 dengan BAST Hibah Masuk Nomor
KAB.L.421 . Terhadap BAST tersebut telah dilakukan perekaman pada Modul
Komitmen.

Penyelesaian :
Maka terhadap Aset Tetap tersebut dilakukan perekaman melalui transaksi
Hibah Masuk berdasarkan BAST Hibah Masuk Nomor KAB.L.421 tanggal 10
Maret 2022.

Ilustrasi:
Pada tanggal 11 Maret 2022, satker B menerima Hibah Renovasi dari Pemkot
K berupa Renovasi Bangunan Kantor senilai Rp300.000.000,00 dengan BAST
Hibah Renovasi Nomor KCD.M.532. Terhadap BAST tersebut telah dilakukan
perekaman pada Modul Komitmen.

Penyelesaian :
Maka terhadap Aset Tetap tersebut :
• Lakukan perekaman melalui transaksi Hibah Masuk berdasarkan BAST
Hibah Renovasi Nomor KCD.M.532 tanggal 11 Maret 2022.
• Lakukan Koreksi Pencatatan untuk menghilangkan Aset Tetap yang dicatat
sebagai Hibah Masuk
• Lakukan Koreksi Perubahan Nilai Bertambah untuk menambah nilai Aset
eksisting yang dilakukan renovasi dengan dasar perekaman Berita Acara
Koreksi

5) Penyelesaian Pembangunan Dengan KDP (105)


Merupakan transaksi yang digunakan untuk merekam Aset Tetap dan ATB yang
diperoleh dengan cara beberapa termin pembayaran yang didahului transaksi
Perolehan dan selanjutnya Pengembangan KDP.

82
Dokumen Sumber :
BAST Kontraktual/Non Kontraktual dan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
Dokumen Perekaman :
Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan, BAST
Hal-hal yang harus diperhatikan :
(a) Dasar pencatatan transaksi ini adalah BAST Kontraktual / Non Kontraktual
yang direkam pada Modul Komitmen;
(b) Transaksi ini hanya bisa digunakan sepanjang saldo KDP (perolehan dan
pengembangan KDP) memenuhi syarat kapitalisasi BMN;
(c) Satu Nomor KDP digunakan untuk perolehan 1 NUP BMN;
(d) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.
Tata Cara Perekaman :
(a) Pilih RUH →Transaksi BMN → Perolehan → Penyelesaian Pembangunan
Dengan KDP;

(b) Pilih Aset Definitif yang telah selesai pembangunannya;


(c) Pilih Asal KDP dan NUP KDP yang sudah selesai menjadi Aset Definitif;
(d) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan
yang masih buka.

Adapun penjelasan lain terkait transaksi Penyelesaian Pembangunan Dengan


KDP terdapat pada tabel berikut :

Ilustrasi :
Pada tanggal 10 Maret 2022 – 20 Oktober 2022 pada satker A telah dibangun
1 unit rumah dinas senilai Rp200.000.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
a. Biaya Perencanaan senilai Rp10.000.000,00
(Perolehan KDP)
b. Termin 1 senilai Rp 90.000.000,00
(Pengembangan KDP)
c. Termin 2 senilai Rp100.000.000,00
(Pengembangan KDP)

Penyelesaian :
Maka setelah pembangunannya telah selesai 100%, terhadap Aset Tetap
tersebut dilakukan perekaman melalui transaksi Penyelesaian Pembangunan
dengan KDP.

83
6) Pembatalan Penghapusan (106)
Merupakan transaksi yang digunakan untuk membatalkan Aset Tetap dan ATB
yang sudah dilakukan transaksi Penghapusan dan sudah dilakukan persetujuan
oleh approver.

Dokumen Sumber dan Perekaman :


Sk Penghapusan

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Transaksi Penghapusan harus sudah dilakukan persetujuan oleh approver;
(b) Transaksi ini akan menimbulkan mutasi tambah pada Laporan Barang Kuasa
Pengguna (LBKP) dan akan mengembalikan BMN tersebut dengan NUP
yang sama;
(c) Agar dipastikan pada menu History BMN bahwa transaksi penyusutan
transaksionalnya telah terbentuk dan sesuai;
(d) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :


(a) Pilih RUH →Transaksi BMN → Perolehan → Pembatalan Penghapusan;

(b) Pilih kode barang yang akan dilakukan batal penghapusan, dalam hal ini
yang akan muncul hanya BMN yang telah dihapuskan;
(c) Isikan Nomor dan Tanggal SK Penghapusan sebagai dasar perekaman;
(d) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan
yang masih buka.

Ilustrasi :
Pada tanggal 10 April 2022, satker C merekam transaksi Penghapusan terhadap
PC Unit NUP 6 dan transaksi tersebut sudah disetujui oleh approver. Namun
setelah membandingkan dengan SK Penghapusan, diketahui bahwa yang
masuk dalam SK Penghapusan adalah PC Unit NUP 7.

Penyelesaian :
Maka terhadap Aset Tetap tersebut dilakukan perbaikan dengan transaksi
Pembatalan Penghapusan. Terhadap BMN tersebut akan kembali ke Neraca
dengan NUP yang sama

84
7) Reklasifikasi Masuk (107)
Merupakan transaksi yang digunakan untuk merekam reklasifikasi Aset Tetap dan
ATB karena kesalahan pemilihan kodefikasi pada periode sebelumnya. Menu ini
hanya digunakan untuk melakukan reklasifikasi antar Aset Tetap dengan
didahului transaksi Reklasifikasi Keluar (RK) yang sudah dilakukan persetujuan
oleh approver.

Dokumen Sumber :
Dokumen perolehan barang : BAST Kontraktual/Non Kontraktual, Kuitansi,
Faktur, dan dokumen perolehan lainnya.
Dokumen Perekaman :
Berita Acara Reklasifikasi

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Transaksi ini agar dilakukan pada bulan yang sama dengan transaksi
Reklasifikasi Keluar untuk menghindari munculnya selisih RKRM pada
Aplikasi MonSAKTI;
(b) Transaksi RM dapat dilakukan apabila transaksi RK telah dilakukan
persetujuan oleh Approver;
(c) Total nilai bruto aset yang direklasifikasi masuk harus sama dengan yang
direklasifikasi keluar;
(d) Reklasifikasi antar Bidang Barang baik dalam akun Neraca yang sama
maupun antar akun Neraca yang berbeda akan menimbulkan selisih
penyusutan transaksional yang disebabkan perbedaan masa manfaat antar
Bidang Barang, seperti yang terdapat pada tabel berikut.

Ilustrasi 1 (Reklasifikasi antar Bidang Barang dalam Akun Neraca yang


sama) :
Reklasifikasi Kursi Zeiss (3070104108, kode bidang Alat Kedokteran)
menjadi Kursi Besi/Metal (3050201003, kode bidang Alat Kantor)
Reklasifikasi Dispencer (3090110012, kode bidang Alat Persenjataan)
menjadi Dispenser (3050206036, kode bidang Alat Kantor)

Ilustrasi 2 (Reklasifikasi antar Bidang Barang dalam Akun Neraca yang


berbeda) :
Reklasifikasi Audio Amplifier (3060101005, kode bidang Alat Studio, Akun
Peralatan dan Mesin) menjadi Alat Musik Modern/Band (6020101002, kode
bidang Barang Bercorak Kesenian, Akun Aset Tetap Lainnya)
Reklasifikasi Guardrail (3180102011, kode bidang Rambu-Rambu, Akun
Peralatan dan Mesin) menjadi Pagar Semi Permanen (4040104002, kode
bidang Tugu Titik Kontrol, Akun Gedung dan Bangunan)
(e) Agar dipastikan pada menu History BMN bahwa transaksi penyusutan
transaksionalnya telah terbentuk dan sesuai;
(f) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

85
Tata Cara Perekaman :
(a) Pilih RUH →Transaksi BMN → Perolehan → Reklasifikasi Masuk;

(b) Pilih kode barang asal : BMN yang salah kodefikasi dan telah disetujui
transaksi Reklasifikasi Keluarnya;
(c) Pilih kode barang tujuan : kodefikasi BMN yang seharusnya;
(d) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan
yang masih buka.
Ilustrasi :
Pada tanggal 10 Maret 2021, satker A membeli 1 unit AC Split namun dicatat
dengan menggunakan kodefikasi 3150405006 (Air Conditioning).

Penyelesaian :
Maka terhadap Aset Tetap tersebut dilakukan perbaikan melalui transaksi
Reklasifikasi Keluar yang sudah disetujui approver, kemudian dilakukan
transaksi Reklasifikasi Masuk dengan kode yang sesuai yaitu 3050204004 (AC
Split).

8) Perolehan Lainnya (112)


Merupakan transaksi yang digunakan untuk merekam Aset Tetap dan ATB yang
diperoleh pada Tahun Anggaran Berjalan yang tidak berasal dari DIPA/APBN,
Transfer, serta Hibah Masuk. Transaksi ini juga digunakan untuk perbaikan
kesalahan pencatatan Aset Tetap yang diperoleh di Tahun Anggaran Berjalan
pada Modul Komitmen.

Dokumen Sumber dan Perekaman :


BAST Kontraktual/Non Kontraktual atau Dokumen Lain yang Sah

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Tanggal perolehan adalah tahun anggaran berjalan;
(b) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

86
Tata Cara Perekaman :
(a) Pilih RUH →Transaksi BMN → Perolehan → Perolehan Lainnya;

(b) Tanggal perolehan diisi dengan tanggal sesuai dokumen sumber;


(c) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan
yang masih buka.

Ilustrasi :
Pada tanggal 9 April 2022 Lapas B melakukan pembelian berupa 5 unit Laptop
dengan total nilai Rp20.000.000,00. Atas pembelian tersebut mendapat bonus
1 unit printer senilai Rp.1.200.000,00.

Penyelesaian :
Maka terhadap 5 unit Laptop dilakukan perekaman pada pembelian,
sedangkan 1 unit printer pada transaksi perolehan lainnya.

9) Penyelesaian Pembangunan Langsung (113)


Merupakan transaksi yang digunakan untuk merekam Aset Tetap dan ATB yang
diperoleh dengan cara sekali bayar (1 termin/pembayaran sekaligus) dari
DIPA/APBN pada Tahun Anggaran Berjalan.

Dokumen Sumber dan Perekaman :


BAST Kontraktual/Non Kontraktual dan BA Penyelesaian Pekerjaan

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Dasar pencatatan transaksi ini adalah BAST Kontraktual / Non Kontraktual
yang direkam pada Modul Komitmen;
(b) Menu ini hanya bisa digunakan sepanjang nilai transaksi memenuhi syarat
kapitalisasi BMN;
(c) Menu ini digunakan untuk perolehan BMN dari kegiatan membangun gedung
dan bangunan atau proses merakit menjadi suatu BMN yang sudah jadi;
(d) Sedangkan untuk perolehan BMN yang sudah jadi (tanpa ada proses
membangun/merakit), maka menggunakan menu Pembelian;
(e) Jika nilai aset tidak memenuhi syarat kapitalisasi BMN, maka Aset tersebut
tetap direkam pada Modul Komitmen sebagai Aset/Jasa Dikapitalisasi Aset
dengan menggunakan akun belanja 5212xx (Belanja Aset Ekstrakomptabel).
Selanjutnya Aset tersebut dilakukan pendetailan pada Modul Aset Tetap dan
akan tercatat sebagai BMN Ekstrakomptabel;

87
(f) Transaksi ini dapat digunakan untuk perolehan Aset Tetap berupa Tanah;
Peralatan dan Mesin; Gedung dan Bangunan; Jalan,Irigasi,dan Jaringan;
Aset Tetap Lainnya; Aset Tetap Renovasi; dan Aset Tak Berwujud;
(g) Tanggal pembukuan di periode yang sama dengan tanggal dokumen sumber
untuk menghindari saldo akun Aset Tetap/Lainnya Yang Belum Diregister;
(h) Pendetailan Aset Tetap/Lainnya tidak perlu menunggu SP2D Terbit;
(i) Memastikan kode sub-sub kelompok barang yang dipilih di Modul Bendahara
dan Komitmen saat membuat Kuitansi/BAST adalah 2xxxxxxxxx,
3xxxxxxxxx, 4xxxxxxxxx, 5xxxxxxxxx, 6xxxxxxxxx, dan 8xxxxxxxxx;
(j) Jika terdapat kesalahan pemilihan kode barang di Modul Bendahara dan
Modul Komitmen segera memberitahukan untuk dilakukan ubah kode barang
jika berasal dari BAST, jika berasal dari kuitansi sepanjang belum dilakukan
validasi SPP oleh PPK masih dapat dilakukan ubah kode barang pada
kuitansi dengan sebelumnya menghapus DRPP;
(k) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :


(a) Pilih RUH →Transaksi BMN → Perolehan → Penyelesaian Pembangunan
Langsung;

(b) Pilih BAST/Pencatatan Penerimaan Barang yang akan didetailkan;


(c) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan
yang masih buka.

Ilustrasi :
Pada tanggal 10 Juni 2022 satker A telah membangun 1 unit Pos Satpam
senilai Rp26.000.000,00 dengan pembayaran sekaligus. Terhadap BAST
penyelesaian pembangunan Pos Satpam tersebut, telah dicatat pada Modul
Komitmen.

Penyelesaian :
Maka terhadap Aset Tetap tersebut dilakukan perekaman melalui transaksi
Penyelesaian Pembangunan Langsung.

10) Reklasifikasi Aset dari Persediaan (115)


Merupakan transaksi yang digunakan untuk merekam Aset Tetap yang berasal
dari perubahan penggolongan atau kodefikasi BMN, yaitu sebelumnya telah
dicatat sebagai barang persediaan lalu diubah menjadi kodefikasi BMN.

88
Dokumen Sumber :
Dokumen perolehan barang : BAST Kontraktual/Non Kontraktual, Kuitansi,
Faktur, dan dokumen perolehan lainnya.
Dokumen Perekaman :
Berita Acara Reklasifikasi

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Transaksi ini hanya digunakan untuk perolehan BMN dari Persediaan pada
Tahun Anggaran Berjalan;
(b) Transaksi ini agar dilakukan pada bulan yang sama dengan transaksi
Reklasifikasi ke Aset pada Modul Persediaan untuk menghindari munculnya
selisih RKRM pada Aplikasi MonSAKTI;
(c) Transaksi Reklasifikasi Aset dari Persediaan dapat dilakukan apabila
transaksi Reklasifikasi ke Aset pada Modul Persediaan telah dilakukan
persetujuan oleh Approver;
(d) Agar dipastikan pada menu History BMN bahwa transaksi penyusutan
transaksionalnya telah terbentuk dan sesuai;
(e) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :


(a) Pilih RUH →Transaksi BMN → Perolehan → Reklasifikasi Aset dari
Persediaan;

(b) Pada daftar Reklasifikasi Masuk dari Persediaan, pilih salah satu kode
barang persediaan yang akan direklasifikasi menjadi BMN;
(c) Pilih kodefikasi BMN, jumlah NUP, dan harga satuan BMN yang seharusnya;
(d) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan
yang masih buka.

Ilustrasi :
Pada tanggal 10 Maret 2022 satker A membeli 1 buah dispenser senilai
Rp2.000.000,00. Namun terhadap dispenser tersebut dicatat sebagai
Persediaan berupa Alat Penunjang Kegiatan Kantor Lainnya (1010310999).

Penyelesaian :
Maka terhadap Aset Tetap tersebut dilakukan transaksi Reklasifikasi ke Aset
pada Modul Persediaan dan disetujui oleh approver, kemudian dilanjutkan
dengan transaksi Reklasifikasi Aset dari Persediaan pada Modul Aset Tetap
dengan kode Dispenser yang sesuai (3050206036).
89
11) Batal Transfer Keluar Online (113)
Merupakan transaksi yang digunakan untuk membatalkan transaksi Transfer
Keluar kepada satker sesama pengguna SAKTI, dimana terhadap transaksi
tersebut telah disetujui oleh Approver namun belum direkam transaksi Transfer
Masuk Online pada satker penerima.
Dokumen Sumber dan Perekaman :
Berita Acara Transfer

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Transaksi ini dapat dilakukan apabila transaksi transfer keluar telah disetujui
oleh Approver namun belum direkam transaksi Transfer Masuk Online pada
satker penerima ;
(b) Tidak dapat dilakukan batal transfer apabila sudah direkam TM Online pada
satker penerima;
(c) Apabila TK telah direkam Transfer Masuk oleh satker penerima, apabila tetap
akan dilakukan transaksi Batal Transfer Keluar, maka pada satker penerima
tidak dilanjutkan ke proses Approval dan dilakukan hapus transaksi Transfer
Masuk Online;
(d) Transaksi ini akan menimbulkan mutasi tambah pada Laporan Barang Kuasa
Pengguna (LBKP) dan akan mengembalikan BMN tersebut dengan NUP
yang sama;
(e) Agar dipastikan pada menu History BMN telah terbentuk transaksi
penyusutan transaksional yang sesuai untuk barang hasil transfer yang
sudah melewati periode pelaporan pada saat diterima. Sebagai contoh
perolehan barang periode semester I yang ditransfer pada semester II dan
perolehan barang periode TAYL yang ditransfer pada periode TAB;
(f) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :


(a) Pilih RUH →Transaksi BMN → Perolehan → Batal Transfer Keluar Online;

(b) Pilih transaksi Transfer Keluar yang akan dibatalkan;


(c) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan
yang masih buka.

90
Adapun penjelasan lain terkait transaksi Batal Transfer Keluar Online terdapat
pada tabel berikut :

Ilustrasi :
Pada tanggal 10 Mei 2022 satker A mengirimkan PC Unit NUP 8 kepada satker
B dimana transaksi tersebut sudah dilakukan persetujuan oleh approver.
Namun setelah dibandingkan dengan BA Transfer, ternyata PC Unit yang
dilakukan transfer keluar adalah PC Unit NUP 7.

Penyelesaian :
Maka terhadap Aset Tetap tersebut dilakukan transaksi Batal Transfer Keluar
Online NUP 8.

b) Perubahan
1) Perubahan Kuantitas (201)
Merupakan transaksi perubahan BMN melalui perubahan kuantitas yang
digunakan untuk koreksi atas kesalahan perekaman kuantitas BMN tertentu,
meliputi luas tanah, luas jalan, dan luas jembatan. Menu ini bukan digunakan
untuk koreksi jumlah NUP BMN, tetapi untuk melakukan koreksi kuantitas satuan
BMN, misalnya luasnya, dll.
Dokumen Sumber :
Sertifikat Tanah, BA Pengukuran
Dokumen Perekaman :
BA Perubahan Kuantitas BMN

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Perubahan Kuantitas ini saat perekaman transaksi terbagi menjadi 2 pilihan
yaitu Berkurang dan Bertambah;
(b) Pengisian kolom perubahan diisikan sebesar penambahan kuantitas (bukan
sebesar kuantitas menjadi). Kondisi sebaliknya jika kuantitas berkurang;
(c) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :


(a) Pilih RUH → Transaksi BMN → Perubahan → Perubahan Kuantitas;

(b) Pilih kode barang, NUP serta tanggal pembukuan sesuai dokumen sumber;
(c) Kemudian pada Rincian Kapitalisasi pilih Berkurang atau Bertambah;

91
(d) Untuk kolom perubahan isikan sebesar penambahan atau pengurangan
kuantitas (bukan sebesar kuantitas menjadi).

Ilustrasi :
Satker A sebelumnya mencatat Tanah dengan luasan 1.000m2, setelah
dilakukan verifikasi lebih lanjut pada sertifikat, diketahui luas sebenarnya
adalah 1.050m2.

Penyelesaian :
Dilakukan perubahan kuantitas untuk luasan Tanah menjadi luasan yang
seharusnya dimana luas semula 1000m2 padahal luasan baru 1050 m2,
sehingga di kolom perubahan diisikan 50m2.

2) Pengembangan Langsung (202)


Merupakan transaksi perubahan BMN melalui pengembangan langsung yang
digunakan untuk merekam pengembangan atas suatu BMN yang sudah dimiliki
sampai dengan Tahun Anggaran Berjalan. Untuk dapat dicatat sebagai
Pengembangan Langsung harus memenuhi syarat:
(a) Nilai pengembangan harus memenuhi syarat/ketentuan untuk dapat
dikapitalisasi;
(b) Pembayaran menggunakan metode pembayaran sekaligus selesai (bukan
pembayaran bertahap).
Dokumen Sumber dan Perekaman :
BAST Kontraktual/Non Kontraktual

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Dasar pencatatan transaksi ini adalah BAST Kontraktual / Non Kontraktual
yang direkam pada Modul Komitmen;
(b) Perekaman transaksi pengembangan langsung, ketika pemilihan Jenis
dokumen (Kontrak/Non Kontrak) untuk pengisian tanggal buku sesuai pada
dokumen sumber /periode bulan yang masih buka;
(c) Tanggal pembukuan di periode yang sama dengan tanggal dokumen sumber
untuk menghindari saldo akun Aset Tetap/Lainnya Yang Belum Diregister;
(d) Hasil perekaman dari Pengembangan Langsung dapat berdampak pada
perubahan kelompok barang Aset Tetap yang awalnya tercatat sebagai
Ekstrakomptabel menjadi Intrakomptabel ketika nilai BMN memenuhi
batasan minimum nilai kapitalisasi;
(e) Perlu dipastikan pencatatan BAST/Penerimaan barang pada modul
komitmen telah direkam dengan memilih kode aset (yaitu kode BMN selain
kode 1xxx dan 7xxx);
(f) Agar dipastikan pada menu History BMN bahwa transaksi penyusutan
transaksionalnya telah terbentuk dan sesuai;
(g) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

92
Tata Cara Perekaman :
(a) Pilih RUH → Transaksi BMN → Perubahan → Pengembangan Langsung;

(b) Memilih Jenis dokumen (Kontrak/Non Kontrak) kemudian rekam dengan


tanggal buku sesuai pada dokumen sumber /periode bulan yang masih buka;
(c) Perlu dipastikan pencatatan BAST/Penerimaan barang pada modul
komitmen telah direkam dengan memilih kode aset (yaitu kode BMN selain
kode 1xxx dan 7xxx).

Ilustrasi :
Satker A memiliki bangunan gedung kantor tahun perolehan 2001. Pada 2022
gedung melakukan renovasi atas bangunan tersebut dan telah serah terima BAST
dengan metode pembayaran sekaligus 100% (Tidak bertahap/termin) dengan nilai
SPM/SP2D Rp 50.000.000,00.

Penyelesaian :
Dilakukan input transaksi Perubahan BMN pada Pengembangan Langsung sesuai
dengan Jenis Dokumen Perolehan (Kontrak/Non Kontrak);
Pencatatan BAST/Penerimaan barang telah direkam dengan memilih kode aset yang
sesuai.

3) Perubahan Kondisi (203)


Merupakan transaksi perubahan BMN melalui pencatatan perubahan kondisi
BMN. Perubahan kondisi BMN dilakukan agar terdapat kesesuaian antara
pencatatan pada aplikasi SAKTI dengan kondisi fisik BMN yang sebenarnya.
Kondisi BMN dibedakan menjadi 3 kriteria, yakni Baik (B), Rusak Ringan (RR),
dan Rusak Berat (RB).
Dokumen Sumber :
Laporan Hasil Inventarisasi
Dokumen Perekaman :
Berita Acara Perubahan Kondisi

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Pemilihan BMN dan NUP yang akan dirubah kondisi, perlu diperhatikan
kembali agar tidak terjadi kesalahan. Kemudian perubahan kondisi dengan
tanggal buku harus disertai dengan BA dan dokumen sumber/pendukung
tersebut;
(b) Untuk menentukan kondisi BMN tertentu juga perlu pemantauan fisik atau
dapat juga berkonsultasi ke KPKNL/mitra kerja terkait;
(c) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

93
Tata Cara Perekaman :
(a) Pilih RUH → Transaksi BMN → Perubahan BMN → Perubahan Kondisi;

(b) Pilih BMN dan NUP BMN yang akan diubah kondisinya;
(c) Pilih kondisi BMN seharusnya (Baik, Rusak Ringan atau Rusak Berat);
(d) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan
yang masih buka.

Ilustrasi :
Satker A melakukan inventarisasi dan menghasilkan bahwa Televisi NUP 10
sudah tidak dapat digunakan karena rusak berat sehingga akan dilakukan
perubahan kondisi menjadi Rusak Berat dengan BA Perubahan Kondisi.

Penyelesaian :
Dilakukan perekaman melalui Perubahan Kondisi. Dengan memilih kode dan
NUP aset yang akan dirubah kondisinya.
Perlu disiapkan dasar perekaman seperti BA Perubahan Kondisi dan
dokumen pendukung lain.

4) Koreksi Perubahan Nilai Bertambah (204)


Merupakan transaksi perubahan BMN yang digunakan untuk mencatat koreksi
berupa perubahan nilai suatu transaksi BMN yang seharusnya menjadi lebih
besar daripada nilai sebelumnya, yang disebabkan oleh kesalahan dalam
penginputan dan/atau penyesuaian.
Dokumen Sumber :
BAST Kontraktual/Non Kontraktual
Dokumen Perekaman :
Berita Acara Koreksi

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Pada saat pemilihan BMN dan NUP BMN yang akan dirubah harus sesuai
agar tidak terjadi kesalahan;
(b) Pengisian kolom nilai bertambah diisi dengan nilai penambahan BMN (bukan
nilai BMN seharusnya);
(c) Semua transaksi dapat dilakukan koreksi nilai bertambah, kecuali transaksi
209 (Koreksi Manual), 205 (Revaluasi BMN), dan 265 (Koreksi Revaluasi
BMN);

94
(d) Untuk kondisi dimana transaksi terakhir adalah 209 (Koreksi Manual), 205
(Revaluasi BMN), dan 265 (Koreksi Revaluasi BMN), maka untuk melakukan
koreksi nilai aset dan nilai buku BMN dapat menggunakan menu Koreksi
Manual;
(e) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya;
(f) Penggunaan transaksi ini hanya untuk koreksi pada Tahun Anggaran
Berjalan;
(g) Terhadap aset ekstrakomptabel yang dilakukan koreksi tambah dan
memenuhi batas kapitalisasi akan berubah menjadi intrakomptabel;
(h) Agar dipastikan pada menu History BMN telah terbentuk transaksi
penyusutan transaksional yang sesuai untuk barang hasil perubahan nilai
yang sudah melewati periode pelaporan pada saat diterima. Sebagai contoh
perolehan barang periode semester I yang ditransfer pada semester II dan
perolehan barang periode TAYL yang ditransfer pada periode TAB;
(i) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber/BA Koreksi Nilai
Bertambah.

Tata Cara Perekaman :


(a) Pilih RUH → Transaksi BMN → Perubahan BMN → Koreksi Perubahan Nilai
Bertambah;

(b) Memilih BMN dan NUP BMN yang akan diubah nilainya. Kolom nilai
bertambah diisi dengan nilai penambahan BMN (bukan nilai BMN
seharusnya).

Adapun penjelasan lain terkait transaksi Perubahan Nilai Bertambah terdapat


pada tabel berikut :

Ilustrasi :
Satker A melakukan inventarisasi dan menghasilkan bahwa operator salah
input nilai atas BMN P.C Unit NUP 1 yang tercatat Rp 1.500.000, seharusnya
sesuai Dokumen Pembelian yg ditemukan saat inventarisasi Rp 15.000.000

Penyelesaian :
Dilakukan perekaman melalui Koreksi Perubahan Nilai Bertambah. Dengan
memilih kode dan NUP aset yang akan diubah nilainya.
Pastikan pengisian nilai dengan penambahan BMN (bukan nilai BMN
seharusnya), maka nilai koreksi diisi dengan Rp 13.500.000.

95
5) Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi (206)
Merupakan transaksi perubahan BMN yang digunakan untuk mencatat
perubahan nilai BMN yang disewa/dipinjam oleh pihak lain karena
penyewa/peminjam BMN telah menyelesaikan pekerjaan renovasi atas BMN
yang disewa/dipinjam tersebut.
Aset Tetap Renovasi (ATR) merupakan renovasi atas BMN yang dilakukan oleh
penyewa/peminjam (bukan pemilik BMN) terhadap aset yang disewa/dipinjam.
Pada saat masa sewa BMN tersebut berakhir dan diserahterimakan, tambahan
nilai tersebut harus dicatat sebagai penambah nilai aset.
Dokumen Sumber dan Perekaman :
BAST ATR

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Pada saat melakukan perekaman penerimaan ATR di SAKTI, maka harus
sudah dilakukan persetujuan atas transaksi Transfer Keluar (ATR) pada
satker pengirim ATR;
(b) Nilai ATR harus memenuhi nilai minimum kapitalisasi.
(c) Perekaman transaksi ini akan menimbulkan selisih Transfer Keluar dan
Transfer Masuk;
(d) Atas Transfer Keluar ATR (Satker Pengirim) dan Penerimaan Aset dari
Pengembangan Aset Renovasi (Satker Penerima) dilakukan pada periode
bulan yang sama;
(e) Agar dipastikan pada menu History BMN bahwa transaksi penyusutan
transaksionalnya telah terbentuk dan sesuai untuk barang yang bertambah
nilainya hasil dari penerimaan ATR;
(f) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :


(a) Untuk Satker Penerima (Merekam pengembangan BMN yang
disewa/dipinjam oleh satker lain)
(b) Pilih RUH → Transaksi BMN → Perubahan → Penerimaan Aset dari
Pengembangan Aset Renovasi.

(c) Untuk Satker Pengirim :


Pilih RUH → Transaksi BMN → Penghapusan → Transfer Keluar (ATR).
Untuk mengeluarkan ATR dari satker penyewa/peminjam dan diserahkan
kepada satker pemilik BMN

96
Adapun penjelasan lain terkait transaksi Penerimaan Aset dari ATR terdapat
pada tabel berikut :

Ilustrasi :
Satker Lapas A meminjam gedung milik Lapas B Kemudian Lapas A
merenovasi gedung kantor tersebut dan renovasinya senilai Rp 150.000.000
dan sudah tercatat sebagai Gedung dan Bangunan dalam Renovasi NUP 1.
Setelah renovasi selesai, maka ATR Gedung dan Bangunan dalam Renovasi
NUP 1 harus diserahkan ke Lapas B melalui menu Transfer Keluar (ATR).

Penyelesaian :
Lapas B melakukan perekaman melalui Penerimaan Aset dari
Pengembangan Aset Renovasi berdasarkan BAST Satker Pengirim ATR

6) Pengembangan Dengan KDP (208)


Merupakan transaksi perubahan BMN yang digunakan untuk mencatat
penambahan nilai suatu BMN yang bersumber dari penyelesaian pekerjaan
melalui tahapan Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP). Transaksi ini digunakan
untuk pengembangan atas BMN yang sudah tercatat sebelumnya (bukan menjadi
aset baru). Untuk dapat dicatat sebagai Pengembangan dengan KDP harus
memenuhi syarat yaitu:
(a) Nilai total KDP yang akan dilakukan Pengembangan Dengan KDP harus
memenuhi syarat minimum kapitalisasi;
(b) Pembayaran menggunakan metode pembayaran bertahap/termin (bukan
pembayaran sekaligus 100%).

Dokumen Sumber :
BAST Kontraktual/Non Kontraktual dan Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan
(BAPP)
Dokumen Perekaman :
Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAPP), BAST

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Transaksi ini direkam ketika pengerjaan KDP 100% dan sudah
diserahterimakan sesuai BAST;
(b) Untuk pengerjaan KDP yang belum selesai maka pencatatan terhadap
realisasi pekerjaan KDP tersebut direkam pada Transaksi KDP;
(c) Pemilihan kode dan NUP untuk BMN/Aset yang akan dikembangan serta
pemilihan kode dan NUP asal KDP harus sesuai dengan dokumen sumber;
(d) Pastikan nilai pengembangan KDP yang direkam sesuai dengan nilai pada
kartu KDP NUP dimaksud;
(e) Untuk Ubah Masa Manfaat, umumnya pengembangan BMN tidak menambah
masa manfaat, sehingga dapat dipilih pilihan Tidak. Untuk lebih jelas apakah
menambah masa manfaat atau tidak, agar dilakukan konsultasi terlebih
dahulu dengan Ditjen Kekayaan Negara (DJKN) atau KPKNL mitra kerja;

97
(f) Agar dipastikan pada menu History BMN bahwa transaksi penyusutan
transaksionalnya telah terbentuk dan sesuai untuk barang yang bertambah
nilainya hasil dari Pengembangan Dengan KDP;
(g) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :


(a) Pilih RUH → Transaksi BMN → Perubahan BMN → Pengembangan Dengan
KDP;

(b) Memilih BMN / Aset yang akan dikembangkan. Kemudian memilih asal KDP
dan NUP KDP yang menjadi dasar pengembangan nilai KDP;
(c) Perekaman pengembangan diinput sesuai dengan tahapan/termin
pengembangan KDP. Perlu diperhatikan nilai setiap tahapan/termin telah
sesuai dengan dokumen sumber;
(d) Selain pengisian tanggal dan dokumen sumber KDP, Ubah Masa Manfaat
perlu diperhatikan apakah akan bertambah atau tidak. Hal ini dapat
dikonsultasikan ke DJKN atau KPKNL mitra kerja.

Ilustrasi :
Satker A melakukan renovasi Gedung Bangunan Kantor Permanen NUP 1
dengan Total Nilai Rp 100.000.000 dengan rincian :
• Rp 25.000.000, Uang Muka / Perolehan KDP
• Rp. 50.000.000, Termin I / Pengembangan KDP
• Rp. 25.000.000, Termin II / Pengembangan KDP
Setelah pengerjaan KDP sudah 100% dan sudah ditandatangani BAST,
kemudian akan dicatat atas pengembangan BMN Gedung Bangunan Kantor
Permanen NUP 1.

Penyelesaian :
Dilakukan perekaman melalui Pengembangan Dengan KDP
Perekaman dilakukan dengan memilih NUP aset yang dikembangkan

7) Koreksi Manual (209)


Merupakan transaksi perubahan BMN yang digunakan untuk melakukan koreksi
nilai BMN meliputi : nilai aset, nilai buku dan sisa masa manfaat.
(a) Menu Koreksi Manual harus dilakukan dengan benar, penuh perhitungan,
penuh kehati-hatian dan prudent, karena akibat dari transaksi ini akan
membentuk nilai baru sesuai dengan nilai-nilai yang sudah diisikan pada

98
transaksi, sehingga transaksi ini bersifat mengabaikan perhitungan pada
history transaksi sebelumnya;
(b) Apabila belum yakin dan jelas mengenai penggunaan menu ini agar
melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada Unit Pengelola BMN Level lebih
tinggi yakni Pengelola BMN Level Kementerian (Biro Pengelolaan BMN),
atau melakukan konsultasi HAI DJPB dengan menyampaikan penjelasan
yang terang dan memadai.

Dokumen Sumber :
Dokumen Perolehan Awal, History BMN/Dokumen Pendukung Lainnya
Dokumen Perekaman :
Berita Acara Koreksi Manual

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Perubahan dari hasil transaksi ini akan berdampak/merubah seluruh nilai dan
perhitungan susut aset sesuai hasil koreksi. Sehingga perlu dipertimbangkan
sebelum menggunakan transaksi ini dengan konsultasi dengan mitra kerja
terkait;
(b) Pemilihan Kode Barang yang akan dilakukan koreksi manual. Isikan NUP
awal dan NUP akhir BMN yang akan dilakukan koreksi manual. Dengan
tanggal pembukuan, nomor dan tanggal dasar koreksi sesuai dengan
dokumen sumber;
(c) Kolom nilai aset diisi dengan nilai perolehan aset berdasarkan dokumen
sumber yang seharusnya;
(d) Kolom nilai buku diisi dengan nilai hasil penghitungan manual yang telah
mempertimbangkan nilai perolehan aset dan masa manfaat;
(e) Apabila ada perubahan sisa masa manfaat, dapat diisikan sisa masa manfaat
yang seharusnya berdasarkan penghitungan manual yang telah dilakukan.
Untuk tabel masa manfaat merujuk pada Keputusan Menteri Keuangan
(KMK) Nomor 295/KM.6/2019 Tahun 2019 Hal Tabel Masa Manfaat Dalam
Rangka Penyusutan BMN berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah
Pusat;
(f) Transaksi ini umumnya untuk penyelesaian BMN anomali dengan kondisi
tertentu;
(g) Agar dipastikan pada menu History BMN telah terbentuk transaksi
penyusutan transaksional yang sesuai untuk barang dimaksud berdasarkan
tahun perolehan aset.
(h) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

99
Tata Cara Perekaman :
(a) Pilih RUH → Transaksi BMN → Perubahan → Koreksi Manual

(b) Pilih Kode Barang yang akan dilakukan koreksi manual. Isikan NUP awal dan
NUP akhir BMN yang akan dilakukan koreksi manual. Dengan tanggal
pembukuan, nomor dan tanggal dasar koreksi sesuai dengan dokumen
sumber.
Ilustrasi :
Berdasarkan temuan pemeriksa intern, operator Satker Lapas A perlu
melakukan koreksi total secara manual untuk nilai aset, nilai buku dan sisa
masa manfaat karena terdapat kesalahan nilai dan perhitungan sejak tahun-
tahun sebelumnya. Sebelum dilakukan perekaman Koreksi Manual, perlu
dilakukan perhitungan manual untuk mendapatkan nilai aset, nilai buku atau
sisa manfaat yang seharusnya.

Penyelesaian :
• Dilakukan perekaman melalui Koreksi Manual;
• Pastikan kode dan NUP aset sudah sesuai;
• Perlu disiapkan dasar perekaman seperti BA Koreksi Manual dan
dokumen pendukung lain.

8) Koreksi Susulan (214)


Merupakan transaksi perubahan BMN yang digunakan untuk melakukan koreksi
nilai BMN yang disebabkan karena transaksi yang seharusnya mempengaruhi
nilai BMN untuk NUP yang bersangkutan belum dilakukan pencatatan. Seperti
transaksi yang seharusnya dicatat sebagai pengembangan/penambahan nilai
BMN tapi sebelumnya tidak dilakukan pencatatan transaksi
pengembangan/penambahan nilai atau transaksi yang seharusnya mengurangi
nilai BMN tapi tidak dicatat pengurangan BMN-nya.
Transaksi koreksi susulan diantaranya dapat dilakukan untuk jenis koreksi:
(a) Kesalahan penggunaan akun belanja 52xxxx yang seharusnya akun 53xxxx
pada Modul Komitmen khusus untuk menu pengembangan;
(b) Perekaman koreksi TAYL yang belum dilakukan pada tahun bersangkutan
khusus untuk menu koreksi.

Dokumen Sumber :
Dokumen Perolehan Awal, History BMN/Dokumen Pendukung Lainnya
Dokumen Perekaman :
BA Koreksi Susulan
100
Hal-hal yang harus diperhatikan :
(a) Pemilihan kode/nama barang dan NUP BMN yang akan dikoreksi, dengan
tanggal pembukuan sesuai dengan periode yang masih terbuka, adapun
yang perlu diperhatikan meliputi :
(1) Kolom Nilai Perubahan : Nilai penambahan atau pengurangan nilai aset
yaitu selisih antara nilai aset semula dan nilai seharusnya;
(2) Kolom Bertambah dipilih untuk melakukan perubahan :
• Pengembangan : Jika penambahan nilai aset berasal dari pekerjaan
pengembangan aset, misalnya renovasi gedung atau upgrade
peralatan mesin;
• Koreksi : Jika merupakan transaksi koreksi nilai biasa.
(3) Kolom Berkurang : Jika nilai aset seharusnya lebih kecil daripada nilai
aset semula.
(b) Tanggal dokumen dasar koreksi harus kurang dari atau sama dengan tanggal
pembukuan;
(c) Dasar perhitungan penyusutan aset berdasarkan tanggal dasar koreksi;
(d) Agar dipastikan pada menu History BMN bahwa transaksi penyusutan
transaksionalnya telah terbentuk dan sesuai;
(e) Khusus untuk perekaman yang digunakan untuk melakukan koreksi atas
pengembangan aset di tahun berjalan, maka pastikan bentukan nilai
penyusutan transaksionalnya telah sesuai.
(f) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :


(a) Pilih RUH → Transaksi BMN → Perubahan → Koreksi Susulan

(b) Pilih kode/nama barang dan NUP BMN yang akan dikoreksi, dengan tanggal
pembukuan sesuai dengan periode yang masih terbuka;
(c) Isikan nomor SK atau BA Koreksi dan pilih tanggal dokumen dasar koreksi;
(d) Perekaman transaksi harus disertai dengan Berita Acara / Dokumen
Pendukung lainnya sebagai dasar koreksi.

Ilustrasi 1 :
Satker A pada 11 Januari 2021 seharusnya dilakukan koreksi nilai suatu
BMN, tetapi sampai dengan akhir 2021 belum dilakukan transaksi koreksi
dimaksud, dan baru akan dicatat koreksi pada 11 Januari 2022. Maka
operator Satker A merekam Koreksi Susulan dengan tanggal pembukuan 11
Januari 2022 dengan tanggal dokumen dasar koreksi 11 Januari 2021

Penyelesaian :
• Dilakukan perekaman melalui Koreksi Susulan

101
• Pastikan kode barang/nama barang dan NUP yang akan dikoreksi telah
sesuai.
• Perlu disiapkan dasar perekaman seperti BA Koreksi dan dokumen
pendukung lain.

Ilustrasi 2 :
Terdapat pekerjaan renovasi gedung kantor senilai Rp50.000.000,-, Akan
tetapi operator Modul Komitmen melakukan kesalahan dengan membuat
BAST menggunakan akun 523111 dan memilih kategori jasa, padahal
seharusnya menggunakan akun 533121 dan memilih kode barang gedung
kantor. Dampaknya adalah tidak dapat dilakukan pencatatan transaksi
Pengembangan Langsung atas gedung kantor dimaksud

Penyelesaian :
Untuk mencatat penambahan nilai dari pekerjaan renovasi tersebut, operator
Modul Aset Tetap melakukan transaksi Koreksi Susulan dengan memilih jenis
koreksi Bertambah-Pengembangan.

9) Koreksi Perubahan Nilai Berkurang (264)


Merupakan transaksi perubahan BMN yang digunakan untuk mencatat koreksi
berupa perubahan nilai suatu transaksi BMN yang seharusnya menjadi lebih kecil
daripada nilai sebelumnya, yang disebabkan oleh kesalahan penginputan
dan/atau penyesuaian.

Dokumen Sumber :
Dokumen Perolehan Awal, History BMN/Dokumen Pendukung Lainnya
Dokumen Perekaman :
Berita Acara Koreksi

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Pada saat pemilihan BMN dan NUP BMN yang akan dirubah harus sesuai
agar tidak terjadi kesalahan;
(b) Pengisian kolom nilai berkurang diisi dengan nilai pengurangan BMN (Bukan
nilai BMN seharusnya);
(c) Semua transaksi dapat dilakukan koreksi nilai berkurang, kecuali transaksi
209 (Koreksi Manual), 205 (Revaluasi BMN), dan 265 (Koreksi Revaluasi
BMN);
(d) Untuk kondisi dimana transaksi terakhir adalah 209 (Koreksi Manual), 205
(Revaluasi BMN), dan 265 (Koreksi Revaluasi BMN), maka untuk melakukan
koreksi nilai aset dan nilai buku BMN dapat menggunakan menu Koreksi
Manual;
(e) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya;
(f) Agar dipastikan pada menu History BMN telah terbentuk transaksi
penyusutan transaksional yang sesuai untuk barang dimaksud berdasarkan
tahun perolehan aset.
(g) Transaksi dilakukan sesuai dengan tanggal buku BA Koreksi.

102
Tata Cara Perekaman :
(a) Pilih RUH → Transaksi BMN → Perubahan → Koreksi Perubahan Nilai
Berkurang

(b) Memilih BMN dan NUP BMN yang akan diubah nilainya. Kolom nilai
berkurang diisi dengan nilai berkurangnya BMN (Bukan nilai BMN
seharusnya).

Ilustrasi :
Satker A melakukan inventarisasi dan dari hasil inventarisasi tersebut
diketahui bahwa operator salah input nilai atas BMN P.C Unit NUP 1 yang
tercatat Rp15.000.000, seharusnya sesuai Dokumen Pembelian yang
ditemukan saat inventarisasi Rp10.000.000

Penyelesaian :
Dilakukan perekaman melalui Koreksi Perubahan Nilai Berkurang. Dengan
memilih kode dan NUP aset yang akan diubah nilainya.
Pastikan pengisian nilai dengan selisih nilai (Bukan nilai BMN seharusnya),
maka diisi dengan Rp 5.000.000. Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen
sumber/BA Koreksi Nilai Berkurang.

10) Perubahan Satker Tujuan Transfer Keluar


Merupakan transaksi perubahan BMN yang digunakan untuk melakukan
koreksi/perbaikan atas kesalahan pemilihan satker tujuan Transfer Keluar,
sedangkan transaksi Transfer Keluar telah dilakukan persetujuan approver.

Dokumen Sumber :
Dokumen Perolehan Awal, History BMN/Dokumen Pendukung Lainnya
Dokumen Perekaman:
Berita Acara Transfer

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Transaksi TK telah dilakukan persetujuan oleh approver;
(b) Transaksi TK belum dilanjutkan perekaman transaksi Transfer Masuk di
satker tujuan;
(c) Transaksi TK belum dilakukan posting jurnal di Modul GLP; Jika sudah
dilakukan posting jurnal, masih dapat diubah dengan mengajukan
permohonan ke HAI-DJPb untuk unposting;

103
(d) Transaksi ini dapat dilakukan antar sesama pengguna SAKTI atau bukan
pengguna;
(e) Memperhatikan To Do List Selisih TKTM di MonSAKTI, sebagai monitoring
atas transaksi Transfer Keluar;
(f) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :


(a) Pilih RUH → Transaksi BMN → Perubahan → Perubahan Satker Tujuan TK
(b) Pilih transaksi yang akan diubah, kemudian mengubah ke satker tujuan yang
seharusnya

Ilustrasi 1 :
Satker A melakukan transfer ke Satker B dengan Kode 404233, namun terjadi
kesalahan kode menjadi 404234. Transaksi tersebut sudah dilakukan approval
namun belum posting jurnal di Modul GLP. Maka operator Satker A melakukan
perbaikan melalui Perubahan Satker Tujuan TK.

Penyelesaian :
Dilakukan perekaman melalui Perubahan Satker Tujuan TK
Pastikan kode dan NUP aset sudah sesuai, dan kode satker tujuan sudah sesuai
dengan yang seharusnya

Ilustrasi 2 :
Satker B melakukan transfer ke Satker C dengan Kode 409241, namun terjadi
kesalahan kode menjadi 409244. Transaksi tersebut sudah dilakukan approval
dan sudah posting jurnal di Modul GLP. Maka operator Satker A tidak dapat
melakukan perbaikan melalui Perubahan Satker Tujuan TK.

Penyelesaian :
Menyampaikan permohonan kepada HAI-DJPb untuk terlebih dahulu dilakukan
unposting atas transaksi bulan berkenaan.

11) Koreksi Rincian Aset


Merupakan transaksi perubahan BMN yang digunakan untuk melakukan
koreksi/perbaikan atas kesalahan perekaman pada Rincian Aset meliputi : Asal
Perolehan, Nomor Bukti Perolehan, Merk/Type serta Keterangan per NUP suatu
BMN.
Dokumen Sumber :
BAST Kontraktual/Non Kontraktual, Laporan Hasil Inventarisasi
Dokumen Perekaman :
Berita Acara Koreksi

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Pemilihan kode barang/nama barang dan NUP yang akan dikoreksi telah
sesuai;
(b) Pengisian dan perbaikan data Rincian Aset ke data yang seharusnya, harus
sesuai dengan dokumen sumber/pendukung;
104
(c) Transaksi ini juga dapat digunakan untuk melengkapi identitas Aset Tetap
setelah dilakukannya Inventarisasi;
(d) Untuk BMN Kriteria Khusus (contohnya perangkat SIMKIM), pada transaksi
ini diberikan keterangan bahwa BMN tersebut merupakan BMN khusus dan
screenshot menu transaksi ini akan digunakan sebagai dokumen pendukung
untuk Usulan Penghapusan;
(e) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :


(a) Pilih RUH → Transaksi BMN → Perubahan → Koreksi Rincian Aset

(b) Pilih kode barang/nama barang dan NUP yang akan dikoreksi, kemudian
isikan rincian aset yang akan diperbaiki sesuai Dokumen Sumber.

Ilustrasi 1 :
Satker A terdapat pembelian atas Station Wagon namun terjadi kesalahan
dalam isian Merk Toyota seharusnya Honda. Maka operator Satker A
melakukan koreksi atau perbaikan nama merk tersebut melalui Koreksi
Rincian Aset.

Penyelesaian :
• Dilakukan perekaman melalui Koreksi Rincian Aset
• Pastikan kode barang/nama barang dan NUP yang akan dikoreksi telah
sesuai.

Ilustrasi 2 :
Satker B melakukan inventarisasi pada aset eksisting. Hasil inventarisasi
didapati atas Unit Power Supply (UPS) NUP 1 tercatat dengan merk Proline
dengan kapasitas 27 kW yang seharusnya merk Prolink kapasitas 36Kw.
Maka operator Satker A melakukan koreksi atau perbaikan nama merk dan
keterangan tersebut melalui Koreksi Rincian Aset.

Penyelesaian :
• Dilakukan perekaman melalui Koreksi Rincian Aset pada kolom merk dan
kolom keterangan.
• Pastikan kode barang/nama barang dan NUP yang akan dikoreksi telah
sesuai.

105
12) Koreksi Rincian Aset per Transaksi
Merupakan transaksi perubahan BMN yang digunakan untuk melakukan
koreksi/perbaikan atas kesalahan perekaman transaksi pada Rincian Dokumen
Pendukung meliputi, Nomor SK, Tanggal SK dan Keterangan.
Dokumen Sumber dan Perekaman :
SK Penghapusan, BA atau Dokumen Pendukung lainnya

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Perbaikan untuk kesalahan perekaman Dokumen Pendukung yang sudah
dilakukan approve;
(b) Kesalahan perekaman sebelum dilakukan approval dapat dilakukan
perbaikan oleh operator Modul Aset Tetap pada masing-masing menu
transaksi;
(c) Untuk transaksi dengan kodefikasi 3xx (Penghapusan, Transfer Keluar
Online, Hibah Keluar, Reklasifikasi Keluar, dan Koreksi Pencatatan) dan 9xx
(Pencatatan Barang yang Akan Dihapuskan dan Pencatatan Pembatalan
Barang yang Akan Dihapuskan), hanya dapat melakukan perbaikan Nomor
SK dan Keterangan (Tanggal SK tidak bisa/disable);
(d) Pengisian kembali dan perbaikan seperti Nomor SK, Tanggal SK maupun
Keterangan, harus sesuai dengan Dokumen Pendukung yang seharusnya;
(e) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :


(a) Pilih RUH → Transaksi BMN → Perubahan → Koreksi Rincian Aset Per
Transaksi;

(b) Pilih transaksi yang akan dilakukan perbaikan Koreksi Rincian Aset Per
Transaksi;
(c) Isikan Nomor SK, Tanggal SK maupun Keterangan, yang akan diperbaiki
sesuai dengan Dokumen Pendukung.

Adapun penjelasan lain terkait transaksi Koreksi Rincian Aset per Transaksi
terdapat pada tabel berikut :

Ilustrasi :
Satker A melakukan perekaman transaksi namun terdapat kesalahan Nomor
SK ketika merekam transaksi penghapusan dengan BMN kode
3.10.01.02.003. Seharusnya nomor SK SEK/PB-01/KUMHAM/2022 namun

106
tercatat dengan nomor SK SEK/PB-22/KUMHAM/2022 dan transaksi
tersebut sudah dilakukan approve.

Penyelesaian :
• Dilakukan perekaman melalui Koreksi Rincian Aset Per Transaksi;
• Pastikan kode barang/nama barang dan NUP yang akan dikoreksi telah
sesuai.

c) BMN Hilang
1) Pencatatan BMN Hilang (901)
Merupakan transaksi yang digunakan untuk mencatat BMN yang hilang, baik
karena pencurian, perampokan, hilang karena bencana alam dan lain
sebagainya.
Dokumen Sumber dan Perekaman :
Surat Keterangan Hilang dari Kepolisian

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Hilangnya BMN tersebut dapat ditindaklanjuti dengan usulan
penghapusan kepada Pengelola Barang;
(b) Setelah direkam sebagai BMN Hilang, dilanjutkan dengan perekaman
transaksi Penghentian Penggunaan;
(c) Atas barang-barang tersebut agar diusulkan Penghapusan;
(d) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :


(a) Pilih RUH →Transaksi BMN → BMN Hilang → Pencatatan BMN Hilang;

(b) Pilih kodefikasi BMN dan NUP BMN yang ditetapkan telah hilang;
(c) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode
bulan yang masih buka.

107
Adapun penjelasan lain terkait transaksi BMN Hilang terdapat pada tabel
berikut :

Ilustrasi :
Pada tanggal 10 Maret 2022 satker A kehilangan sepeda motor NUP 1. Atas
kejadian tersebut telah dilakukan pelaporan kepada pihak kepolisian dan
ditetapkan sebagai barang hilang.

Penyelesaian :
Maka terhadap Aset Tetap sepeda motor NUP 1 tersebut dilakukan transaksi
Pencatatan Barang Hilang .

2) Pencatatan Pembatalan BMN Hilang (902)


Merupakan transaksi yang digunakan untuk membatalkan pencatatan BMN
yang hilang, yang sebelumnya telah disetujui oleh approver. Pembatalan
pencatatan BMN yang hilang ini dikarenakan BMN tersebut telah ditemukan
Kembali.
Dokumen Sumber dan Perekaman :
BA Pembatalan Pencatatan BMN Hilang

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Sebelumnya telah dilakukan persetujuan oleh approver terhadap transaksi
Pencatatan BMN Hilang;
(b) Transaksi ini akan menimbulkan mutasi tambah pada Laporan Barang
Kuasa Pengguna (LBKP) dan akan mengembalikan BMN tersebut dengan
NUP yang sama;
(c) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :


(a) Pilih RUH → Transaksi BMN → BMN Hilang → Pencatatan Pembatalan
Barang Hilang:

(b) Pilih kodefikasi dan NUP BMN yang telah ditemukan kembali;
(c) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode
bulan yang masih buka.

108
Ilustrasi :
Setelah dilakukan usaha pencarian, ditemukan kembali sepeda motor NUP 1,
dari pihak kepolisian diserahkan ke satker A.

Penyelesaian :
Maka terhadap Aset Tetap sepeda motor NUP 1 tersebut dilakukan transaksi
Pencatatan Pembatalan Barang Hilang .

d) Penghentian Penggunaan
1) Penghentian Penggunaan (401)
Merupakan transaksi yang digunakan sebelum dilakukan proses usul
penghapusan BMN, karena BMN tersebut tidak dipergunakan lagi dalam
operasional normal satker yang bersangkutan. BMN yang telah dihentikan dari
penggunaan berubah menjadi (reklasifikasi) dari Aset Tetap ke Aset Lainnya.

Dokumen Sumber :
Laporan Hasil Inventarisasi, Berita Acara Perubahan Kondisi, Berita Acara
Penghentian Penggunaan
Dokumen Perekaman :
Berita Acara Penghentian Penggunaan
Hal-hal yang harus diperhatikan :
(a) Satker harus memiliki pertimbangan yang rasional bahwa BMN tersebut
tidak lagi digunakan dalam kegiatan operasional;
(b) BMN yang telah dihentikan penggunaannya akan ditindaklanjuti sesuai
dengan kondisi BMN bersangkutan;
(c) Perlu memperhatikan Status BMN (RB/U/H dan Non RB/U/H);
(d) Agar dipastikan pada menu History BMN telah terbentuk transaksi
penyusutan transaksional yang sesuai untuk barang dimaksud berdasarkan
tahun perolehan aset;
(e) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman


(a) Pilih RUH → Transaksi BMN → Penghentian Penggunaan → Penghentian
Penggunaan;

(b) Pilih BMN dan NUP BMN yang akan dihentikan penggunaannya;

109
(c) Pilih Status BMN : RB/U/H (Rusak Berat/Usang/Hilang) atau Non RB/U/H;
(d) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode
bulan yang masih buka.

Ilustrasi :
Pada satker A terdapat Sepeda Motor NUP 1 yang kondisinya sudah Rusak
Berat dan sudah dilakukan transaksi Perubahan Kondisi pada Aplikasi
SAKTI. Sehingga terhadap aset tersebut akan dilakukan Penghentian dari
Penggunaan.

Penyelesaian :
Maka terhadap Sepeda Motor NUP 1 tersebut dilakukan transaksi
Penghentian Penggunaan .

2) Penggunaan Kembali (402)


Merupakan transaksi yang digunakan untuk mencatat BMN yang dipergunakan
kembali setelah sebelumnya dilakukan penghentian BMN dari penggunaan
dikarenakan perubahan kondisi. BMN tersebut dapat dipergunakan kembali
setelah mendapat perbaikan, baik dengan atau tanpa biaya tambahan. Dampak
dari transaksi ini adalah perlu adanya pencatatan atas aset tersebut dengan
mengembalikan (reklasifikasi) dari pos Aset Lainnya ke pos Aset Tetap
sebelumnya termasuk akumulasi penyusutannya.
Dokumen Sumber dan Perekaman:
Berita Acara Penggunaan Kembali

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Sebelumnya telah dilakukan persetujuan oleh approver terhadap transaksi
Penghentian Penggunaan;
(b) Agar dipastikan pada menu History BMN telah terbentuk transaksi
penyusutan transaksional yang sesuai untuk barang dimaksud berdasarkan
tahun perolehan aset;
(c) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :


(a) Pilih RUH → Transaksi BMN → Penghentian Penggunaan → Penggunaan
Kembali;

110
(b) Pilih BMN yang akan digunakan kembali;
(c) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode
bulan yang masih buka.
Ilustrasi :
Pada satker A AC Split NUP 1 yang rusak sejak bulan Januari 2022 sehingga dilakukan
transaksi Penghentian dari Penggunaan. Namun pada bulan September 2022, AC
tersebut telah selesai diperbaiki sehingga dapat berfungsi kembali.

Penyelesaian :
Maka terhadap AC Split NUP 1 tersebut dilakukan transaksi Penggunaan Kembali.

e) Usulan Penghapusan
1) Pencatatan Barang yang Akan Dihapuskan (911)
Merupakan transaksi yang digunakan untuk usulan penghapusan kepada
pengguna barang berdasarkan surat usulan penghapusan baik berupa
pemindahtanganan/pemusnahan atas BMN.
Dokumen Sumber dan Perekaman :
Surat Usulan Penghapusan (Risalah Lelang / Dokumen Pemusnahan)

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Dampak dari transaksi ini adalah keluarnya BMN dari pelaporan BMN dan
dari Neraca;
(b) Barang-barang yang dapat direkam usulan penghapusannya hanya dapat
memanggil barang yang terdapat dalam daftar Barang Rusak Berat (RB) dan
Hilang (H);
(c) Agar dipastikan pada menu History BMN telah terbentuk transaksi
penyusutan transaksional yang sesuai untuk barang dimaksud berdasarkan
tahun perolehan aset;
(d) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya;

Tata Cara Perekaman :


(a) Pilih RUH → Transaksi BMN → Usulan Penghapusan BMN → Pencatatan
Barang yang Akan Dihapuskan

111
(b) Pilih Status BMN yaitu :
(1) Henti Guna, maka hanya akan muncul BMN yang telah disetujui
Penghentian Penggunaan;
(2) Non Henti Guna, maka akan muncul semua kodefikasi BMN.
(c) Pilih BMN yang akan diusulkan hapus;
(d) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan
yang masih buka.
Ilustrasi :
Satker A mengajukan usulan penerbitan SK penghapusan BMN ke Pengguna Barang
atas barang berapa AC Split NUP 1 karena BMN tersebut telah rusak berat dan telah
dilakukan penghentian penggunaan.

Penyelesaian :
Maka terhadap AC Split NUP 1 tersebut dilakukan transaksi Pencatatan Barang Yang
Akan Dihapuskan.

f) Penghapusan
1) Penghapusan (301)
Merupakan transaksi yang digunakan untuk merekam penghapusan BMN dari
pembukuan berdasarkan suatu surat keputusan penghapusan oleh instansi
yang berwenang. Secara umum, urutan transaksi penghapusan BMN pada
Aplikasi SAKTI adalah :
(a) Perubahan kondisi BMN menjadi status Rusak Berat (RB);
(b) Penghentian dari penggunaan;
(c) Usulan Penghapusan;
(d) Penghapusan.

Dokumen Sumber dan Perekaman:


SK Penghapusan

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Yang termasuk dalam transaksi penghapusan yaitu:
(1) Penghapusan merupakan transaksi yang digunakan untuk
menghapus administrasi BMN sebagai akibat dari :
i) Putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap dan sudah tidak ada upaya hukum lainnya;
ii) Ketentuan peraturan perundang-undangan; dan sebab-sebab
lain, seperti: susut, menguap, mencair, kadaluarsa, mati/cacat
berat/tidak produktif untuk tanaman/ hewan, dan sebagai akibat
dari keadaan kahar (force majeure).
(2) Pemusnahan, merupakan kegiatan menghapus BMN sebagai akibat
dari pelaksanaan pemusnahan fisik dan /atau kegunaan;
(3) Penjualan, merupakan kegiatan menghapus BMN sebagai akibat dari
pengalihan BMN kepada pihak lain, dengan memperoleh penggantian
dalam bentuk uang.
(b) BMN yang dapat dilakukan penghapusan adalah BMN yang telah
diusulkan penghapusan dan telah disetujui oleh approver;
112
(c) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya;
(d) Agar dipastikan pada menu History BMN bahwa transaksi penyusutan
transaksionalnya telah terbentuk dan sesuai.

Tata Cara Perekaman :


(a) Pilih RUH → Transaksi BMN → Penghapusan → Penghapusan

(b) Pilih BMN dihapuskan yang berasal dari transaksi Pencatatan Barang
Yang Akan Dihapuskan yang telah disetujui oleh approver;
(c) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode
bulan yang masih buka.

Ilustrasi :
Telah terbit SK Penghapusan dari pihak yang berwenang atas AC Split NUP
1 pada satker A.

Penyelesaian :
Maka terhadap AC Split NUP 1 tersebut dilakukan perekaman transaksi
penghapusan,setelah sebelumnya BMN dimaksud telah disetujui transaksi
usulan penghapusan.

2) Transfer Keluar Barang Aktif (302)


Merupakan transaksi yang digunakan untuk mencatat penyerahan Aset
Tetap/Aset Tetap Lainnya yang masih aktif kepada UAKPB lain dimana
UAKPB tersebut masih dalam satu entitas pelaporan akuntansi Pemerintah
Pusat, baik UAKPB penerima BMN telah maupun belum menggunakan
Aplikasi SAKTI. Bukti penyerahan berupa Berita Acara Serah Terima atau
dokumen yang dapat dipersamakan. Satker Pemberi harus tetap membuat
surat pengantar dan BAST atas Transfer Keluar, yang salah satu kegunaannya
untuk mencocokkan antara data transfer BMN pada Aplikasi SAKTI dengan
fisik aset.

Dokumen Sumber dan Perekaman:


Berita Acara Transfer
Hal-hal yang harus diperhatikan :
(a) Transaksi ini agar dilakukan pada bulan yang sama dengan transaksi
Transfer Masuk untuk menghindari munculnya selisih TKTM pada Aplikasi
MonSAKTI;

113
(b) Agar berkoordinasi dengan satker penerima sebelum melakukan
perekaman transaksi;
(c) Agar mengisi dengan memilih Satker Tujuan dengan 6 digit dan UAKPB
Tujuan dengan 16 digit;
(d) Agar memonitor secara berkala To Do List kelompok modul pelaporan
MonSAKTI pada menu Transfer Keluar Aset Belum – Transfer Masuk agar
tidak ada transfer yang terlewat karena tidak ada notifikasi pada aplikasi
SAKTI ketika terdapat transfer masuk;
(e) Status BMN yang diserahkan adalah BMN yang aktif (bukan BMN henti
guna/diusulkan penghapusan/sudah dihapuskan);
(f) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :


(a) Pilih RUH → Transaksi BMN → Penghapusan → Transfer Keluar (Barang
Aktif);

(b) Pilih BMN yang akan diserahkan kepada satker lain;


(c) Pilih jenis satker tujuan/penerima transfer : Satker SAKTI atau Non SAKTI;
(d) Pilih kode satker tujuan/penerima transfer;
(e) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode
bulan yang masih buka.

Ilustrasi :
Telah terdapat BAST 1 unit Mobil Avanza NUP 2 dari satker A ke satker B.

Penyelesaian :
Maka terhadap 1 unit Mobil Avanza tersebut dilakukan perekaman transaksi
transfer keluar (Barang Aktif) sesuai BAST.

3) Transfer Keluar Henti Guna (392)


Menu transaksi ini pada dasarnya sama dengan menu Transfer Keluar (Barang
Aktif), hanya saja menu ini digunakan untuk mencatat penyerahan Aset
Tetap/Aset Tetap Lainnya/Aset Lainnya yang sudah dihentikan
penggunaannya kepada UAKPB lain dimana UAKPB tersebut masih dalam
satu entitas pelaporan akuntansi Pemerintah Pusat.
Dokumen Sumber dan Perekaman:
Berita Acara Transfer

114
Hal-hal yang harus diperhatikan :
(a) Transaksi ini agar dilakukan pada bulan yang sama dengan transaksi
Transfer Masuk untuk menghindari munculnya selisih TKTM pada Aplikasi
MonSAKTI;
(b) Agar berkoordinasi dengan satker penerima sebelum melakukan
perekaman transaksi;
(c) Idealnya BMN yang ditransfer merupakan BMN yang layak pakai dan telah
dipertimbangkan secara rasional;
(d) Agar mengisi dengan memilih Satker Tujuan dengan 6 digit dan UAKPB
Tujuan dengan 16 digit;
(e) Agar memonitor secara berkala To Do List kelompok modul pelaporan
MonSAKTI pada menu Transfer Keluar Aset Belum – Transfer Masuk agar
tidak ada transfer yang terlewat karena tidak ada notifikasi pada aplikasi
SAKTI ketika terdapat transfer masuk;
(f) Status BMN yang diserahkan adalah BMN yang sudah dihentikan dari
penggunaan;
(g) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman:


(a) Pilih RUH → Transaksi BMN → Penghapusan → Transfer Keluar (Henti
Guna)

(b) Pilih BMN yang akan diserahkan kepada satker lain;


(c) Pilih jenis satker tujuan/penerima transfer : Satker SAKTI atau Non SAKTI;
(d) Pilih kode satker tujuan/penerima transfer;
(e) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode
bulan yang masih buka.
Ilustrasi :
Telah terbit BAST 1 unit AC Split NUP 7 dan 2 unit Kursi Besi/Metal NUP 2-
3 yang sudah dihentikan penggunaan dari satker A ke satker B.

Penyelesaian :
Maka terhadap 1 unit AC Split NUP 7 dan 2 unit Kursi Besi/Metal NUP 2-3
tersebut dilakukan perekaman transaksi transfer keluar (Henti Guna) sesuai
BAST.

115
4) Transfer Keluar ATR (302)
Menu transaksi ini pada dasarnya sama dengan menu Transfer Keluar (Barang
Aktif), hanya saja menu ini digunakan untuk mencatat penyerahan Aset Tetap
Renovasi (ATR) kepada UAKPB lain dimana UAKPB tersebut masih dalam
satu entitas pelaporan akuntansi Pemerintah Pusat.
Aset Tetap Renovasi (ATR) merupakan renovasi atas BMN yang dilakukan
oleh penyewa/peminjam (bukan pemilik BMN) terhadap aset yang
disewa/dipinjam. Pada saat masa sewa BMN tersebut berakhir dan
diserahterimakan, tambahan nilai tersebut harus dicatat sebagai penambah
nilai aset. Jadi, ATR ini adalah satker melakukan renovasi atas BMN yang
bukan miliknya (satker pelaksana renovasi hanya sebagai penyewa/peminjam
BMN yang direnovasi).

Dokumen Sumber dan Perekaman:


Berita Acara Transfer
Hal-hal yang harus diperhatikan :
(a) Perekaman transaksi ini akan menimbulkan selisih Transfer Keluar dan
Transfer Masuk;
(b) Agar berkoordinasi dengan satker penerima sebelum melakukan
perekaman transaksi;
(c) Agar berkoordinasi dengan satker penerima untuk memastikan bahwa
perekaman transfer dilakukan melalui transaksi Penerimaan Aset dari
Pengembangan Aset Renovasi.
(d) BMN yang diserahkan adalah ATR;
(e) Agar dipastikan pada menu History BMN bahwa transaksi penyusutan
transaksionalnya telah terbentuk dan sesuai.
(f) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman:


(a) Satker Penyewa/Peminjam
(1) Pilih RUH → Transaksi BMN → Penghapusan → Transfer Keluar
(ATR)

(2) Pilih BMN yang akan diserahkan kepada satker lain;


(3) Pilih jenis satker tujuan/penerima transfer : Satker SAKTI atau Non
SAKTI;
(4) Pilih kode satker tujuan/penerima transfer;
(5) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada
periode bulan yang masih buka.

116
(b) Satker Pemilik Aset
(1) Pilih RUH → Transaksi BMN → Perubahan → Penerimaan Aset dari
Pengembangan Aset Renovasi

Ilustrasi :
Satker A meminjam gedung kantor milik satker B, kemudian satker A
melakukan renovasi gedung kantor tersebut dengan biaya sebesar
Rp250.000.000,00 dan sudah dicatat sebagai Gedung dan Bangunan dalam
Renovasi NUP 1.

Penyelesaian :
Setelah renovasi selesai, maka ATR berupa Gedung dan Bangunan dalam
renovasi NUP 1 harus diserahkan dari satker A ke satker B melalui transaksi
Transfer Keluar (ATR).
Satker B akan menerima ATR tersebut dan dicatat pada menu Penerimaan
Aset dari Pengembangan Aset Renovasi.

5) Hibah Keluar (303)


Merupakan transaksi yang digunakan untuk merekam transaksi penyerahan
BMN kepada entitas di luar lingkup Pemerintah Pusat pada tahun berjalan.
Misalnya penyerahan BMN kepada Pemerintah Daerah, perorangan,
perusahaan, BUMN , dan lain sebagainya.

Dokumen Sumber :
BAST Hibah, Naskah Hibah dan SK Penghapusan
Dokumen Perekaman:
SK Penghapusan

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Hibah keluar dilaksanakan oleh Pengguna Barang (Menteri);
(b) Satker membuat permohonan petunjuk teknis pelaksanaan hibah ke
Pengguna Barang;
(c) Apabila hibah disetujui, Pengguna Barang akan membentuk Tim Internal
dan membuat permohonan persetujuan hibah ke Pengelola Barang
(Kementerian Keuangan). Surat persetujuan hibah dari Pengelola Barang
tersebut dijadikan dasar untuk membuat naskah hibah dan BAST hibah;
(d) Naskah hibah dan BAST Hibah menjadi dasar penerbitan SK
Penghapusan;
(e) Transaksi ini dilakukan setelah terbit SK Penghapusan dari Pengguna
Barang;
(f) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya;
(g) Agar dipastikan pada menu History BMN bahwa transaksi penyusutan
transaksionalnya telah terbentuk dan sesuai;
(h) Berpedoman pada PMK 165/PMK.06/2021 tentang perubahan atas PMK
111/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemindahtanganan
BMN.

117
Tata Cara Perekaman :
(a) Pilih RUH → Transaksi BMN → Penghapusan → Hibah Keluar;

(b) Pilih kode BMN dan NUP BMN yang dihibahkan;


(c) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode
bulan yang masih buka

Ilustrasi :
Satker A menyerahkan 1 bidang Tanah Bangunan Kantor Pemerintah senilai
Rp.1.500.000.000,00 kepada Pemerintah Kota B.

Penyelesaian :
Satker A melakukan perekaman hibah keluar atas 1 bidang tanah tersebut.

6) Reklasifikasi Keluar (304)


Merupakan transaksi yang digunakan untuk merekam penghapusan BMN
yang disebabkan oleh kesalahan klasifikasi BMN pada perekaman
sebelumnya. Transaksi Reklasifikasi Keluar merupakan pasangan yang tidak
terpisahkan dengan transaksi Reklasifikasi Masuk.
Dokumen Sumber :
Dokumen Perolehan Awal, History BMN/Dokumen Pendukung Lainnya
Dokumen Perekaman :
Berita Acara Reklasifikasi

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Setelah transaksi Reklasifikasi Keluar dilakukan persetujuan oleh
approver, harus ditindaklanjuti dengan Reklasifikasi Masuk;
(b) Total nilai bruto aset yang direklasifikasi masuk harus sama dengan yang
direklasifikasi keluar (nilai aset sebelum dikurangi nilai penyusutan);
(c) Transaksi Reklasifikasi Keluar dengan Reklasifikasi Masuk harus
dilaksanakan dalam periode yang sama;
(d) Reklasifikasi antar Bidang Barang baik dalam akun Neraca yang sama
maupun antar akun Neraca yang berbeda akan menimbulkan selisih
penyusutan transaksional yang disebabkan perbedaan masa manfaat
antar Bidang Barang, seperti yang terdapat pada tabel berikut;

118
Ilustrasi 1 (Reklasifikasi antar Bidang Barang dalam Akun Neraca
yang sama) :
• Reklasifikasi Kursi Zeiss (3070104108, kode bidang Alat
Kedokteran) menjadi Kursi Besi/Metal (3050201003, kode bidang
Alat Kantor)
• Reklasifikasi Dispencer (3090110012, kode bidang Alat
Persenjataan) menjadi Dispenser (3050206036, kode bidang Alat
Kantor)

Ilustrasi 2 (Reklasifikasi antar Bidang Barang dalam Akun Neraca


yang berbeda) :
• Reklasifikasi Audio Amplifier (3060101005, kode bidang Alat
Studio, Akun Peralatan dan Mesin) menjadi Alat Musik
Modern/Band (6020101002, kode bidang Barang Bercorak
Kesenian, Akun Aset Tetap Lainnya)
• Reklasifikasi Guardrail (3180102011, kode bidang Rambu-
Rambu, Akun Peralatan dan Mesin) menjadi Pagar Semi
Permanen (4040104002, kode bidang Tugu Titik Kontrol, Akun
Gedung dan Bangunan)
(e) Agar dipastikan pada menu History BMN bahwa transaksi penyusutan
transaksionalnya telah terbentuk dan sesuai;
(f) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :


(a) Reklasifikasi Keluar
(1) Pilih RUH → Transaksi BMN → Penghapusan → Reklasifikasi Keluar;

(2) Pilih kode BMN dan NUP BMN yang salah kodefikasinya;
(3) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada
periode bulan yang masih buka
(b) Reklasifikasi Masuk
(1) Pilih RUH → Transaksi BMN → Perolehan→ Reklasifikasi Masuk

Ilustrasi :
Operator Aset Tetap Satker A melakukan kesalahan perekaman
kodefikasi BMN dan telah disetujui pendetailan BMN sebagai kamera
digital, padahal seharusnya memilih kodefikasi BMN sebagai Camera
Digital .

119
Penyelesaian :
Operator Aset Tetap membuat transaksi reklasifikasi keluar atas BMN
Kamera Digital, kemudian dilakukan persetujuan oleh Approver, maka
dilanjutkan dengan perekaman transaksi reklasifikasi masuk dengan
memilih jenis BMN yang seharusnya yaitu Camera Digital.

7) Koreksi Pencatatan (305)


Merupakan transaksi yang digunakan untuk merekam penghapusan BMN
yang disebabkan oleh kesalahan pencatatan kuantitas BMN pada perekaman
sebelumnya. Transaksi ini juga digunakan untuk merubah klasifikasi BMN
perolehan TAYL yang sebelumnya tercatat sebagai Aset Tetap menjadi
Persediaan. Dengan cara merekam transaksi Koreksi Pencatatan pada Modul
Aset Tetap dan dilanjutkan dengan transaksi Saldo Awal pada Modul
Persediaan.

Dokumen Sumber :
CHR Itjen, Temuan Pemeriksaan BPK, Laporan Hasil Inventarisasi.
Dokumen Perekaman:
Berita Acara Koreksi Pencatatan.

Hal-hal yang harus diperhatikan :


(a) Pastikan pemilihan NUP yang akan dilakukan Koreksi Pencatatan telah
sesuai dengan Dokumen Sumber;
(b) Agar dipastikan pada menu History BMN telah terbentuk transaksi
penyusutan transaksional yang sesuai untuk barang dimaksud
berdasarkan tahun perolehan aset;
(c) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :

(a) Pilih RUH → Transaksi BMN → Penghapusan → Koreksi Pencatatan

(b) Pilih BMN dan NUP BMN yang salah dan akan dilakukan koreksi
pencatatan;
(c) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode
bulan yang masih buka.

120
Ilustrasi 1 :
Operator Aset Tetap Satker A melakukan kesalahan perekaman yaitu
seharusnya hanya 3 unit laptop NUP 1-3, tetapi dicatat sebanyak 4 unit NUP
1-4.

Penyelesaian :
Atas kesalahan tersebut Laptop NUP 4 harus dilakukan koreksi pencatatan
karena secara substansi laptop NUP 4 tidak ada.

Ilustrasi 2 :
Gedung dan Bangunan yang dibukukan menjadi beberapa NUP, dimana
seharusnya merupakan satu kesatuan pencatatan (1 NUP). (Untuk TAYL
maupun TAB)

Penyelesaian :
(a) Lakukan koreksi pencatatan (305) untuk mengurangi kuantitas dan nilai
Gedung dan Bangunan sesuai keadaan sebenarnya didukung dengan
dokumen yang sah;
(b) Lakukan penelusuran dokumen aset yang akan dilakukan koreksi
penambahan dampak dari koreksi catat yang dilakukan untuk
memastikan kesesuaian penyajian nilai aset yang dikoreksi. misalnya
seperti: dokumen hasil revaluasi dsb;
(c) Mengajukan permohonan penilaian mandiri atas BMN dimaksud ke
KPKNL Mitra Kerja;

Dalam hal penilaian mandiri dari KPKNL atas BMN tersebut belum terbit,
maka untuk kebutuhan penyajian pada laporan :
• Perhatikan dalam history BMN tersebut jika terdapat
pengembangan, koreksi atau transaksi lain yang perlu
diperhitungkan dalam memasukkan nilainya;
• Lakukan koreksi perubahan nilai bertambah (204) isikan nilai
gabungan beberapa NUP tersebut;
• Pastikan nilai koreksi pencatatan (305) dan koreksi perubahan nilai
bertambah (204) adalah sama.

8) Reklasifikasi Keluar ke Persediaan (315)


Merupakan transaksi yang digunakan untuk merekam penghapusan BMN
yang disebabkan oleh kesalahan kodefikasi/klasifikasi BMN pada perekaman
sebelumnya di modul komitmen, yaitu salah catat sebagai BMN, padahal
seharusnya dicatat sebagai barang persediaan. Contoh penggunaan menu ini
antara lain: kesalahan perekaman kodefikasi BMN yaitu operator modul
komitmen salah merekam BMN (kode selain 1xxxxxxxxx), padahal
seharusnya direkam sebagai barang persediaan (kode 1xxxxxxxxx).

Dokumen Sumber :
Dokumen Perolehan Awal, History BMN/Dokumen Pendukung Lainnya
Dokumen Perekaman :
Berita Acara Reklasifikasi

121
Hal-hal yang harus diperhatikan :
(a) Transaksi Reklasifikasi Keluar ke Persediaan dengan Reklasifikasi dari
Aset harus dilaksanakan dalam periode semester yang sama;
(b) Dilakukan pada Tahun Anggaran Berjalan (TAB);
(c) Agar dipastikan pada menu History BMN telah terbentuk transaksi
penyusutan transaksional yang sesuai untuk barang dimaksud
berdasarkan periode perolehan aset;
(d) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :


(a) Reklasifikasi Keluar ke Persediaan
(1) Pilih RUH → Transaksi BMN → Penghapusan → Reklasifikasi Keluar
Persediaan;

(2) Pilih BMN dan NUP BMN yang salah dan akan direklasifikasi keluar
persediaan;
(3) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada
periode bulan yang masih buka

(b) Merekam Barang Persediaan


(1) Pilih RUH → Transaksi BMN → Perolehan → Reklasifikasi dari Aset

Ilustrasi :
Operator Aset Tetap Satker A melakukan kesalahan perekaman kodefikasi
BMN dan telah disetujui pendetailan BMN sebagai keset kaki (kode
3050206061), padahal seharusnya memilih kodefikasi barang persediaan
Keset dan Tempat Sampah (kode 1010305004).

Penyelesaian :
Atas kesalahan tersebut, maka dilakukan reklasifikasi keluar ke persediaan
atas keset kaki (kode 3050206061) (Modul Aset Tetap) dilanjutkan dengan
transaksi reklasifikasi dari aset dengan memilih barang persediaan Keset
dan Tempat Sampah (kode 1010305004) (Modul Persediaan).

122
ii. Transaksi KDP
a) Saldo Awal KDP (501)
Merupakan transaksi yang digunakan untuk merekam BMN berupa Aset Tetap KDP
dengan tahun perolehan di bawah Tahun Anggaran Berjalan (TAYL). Adapun
penjelasan lain terkait transaksi Saldo Awal KDP terdapat sebagai berikut:

Dokumen Sumber dan Perekaman:


BAST, CHR Itjen, atau Dokumen Temuan Pemeriksaan BPK

Hal-hal yang harus diperhatikan:


1) Hanya untuk membukukan perolehan KDP TAYL dan tanggal perolehan KDP
diisikan hanya menggunakan tahun anggaran sebelum-sebelumnya (TAYL);
2) Terhadap isian nilai KDP disesuaikan dengan dokumen sumber KDP
bersangkutan (BAST Kontraktual/Non Kontraktual, CHR Itjen, dsb);
3) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman:


(1) Pilih RUH → Transaksi KDP → Saldo Awal

(2) Pilih tombol Rekam. Pilih kode barang KDP yang akan dilakukan saldo awal, lalu
NUP akan otomatis terisi dan yang lainnya isikan sesuai dokumen sumber. Jika
isian sudah lengkap dan sesuai, pilih tombol simpan.

Ilustrasi :

Berdasarkan Rekomendasi BPK, terdapat temuan tahun 2022 berupa KDP


Gedung Bangunan yang merupakan belanja modal pada tahun 2021 yang belum
tercatat pada Aplikasi SAKTI.

123
Penyelesaian :

Maka terhadap Gedung Bangunan tersebut dilakukan perekaman melalui


transaksi Saldo Awal KDP dan dibukukan tahun 2022 dengan Tanggal Perolehan
KDP tahun 2021

Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan yang
masih buka.

b) Perolehan KDP (502)


Merupakan transaksi Perolehan BMN melalui KDP mencakup Kode Barang pada
Tabel Rincian Kode Barang KDP yang proses perolehan atau pembangunannya
membutuhkan periode waktu tertentu dan belum selesai. Transaksi Perolehan KDP
akan menambah jumlah NUP KDP baru.
Dokumen Sumber dan Perekamanan:
BAST Kontraktual/Non Kontraktual yang direkam pada Modul Komitmen.

Hal-hal yang harus diperhatikan:


1) Perlu diperhatikan terhadap pembelian barang jadi yang pembayarannya
dilakukan melalui beberapa termin tidak termasuk dalam kategori KDP;
2) Transaksi perolehan KDP ini di-trigger oleh Modul Komitmen. Modul Aset Tetap
hanya dapat mendetailkan NUP, Tgl Pembukuan, Persentase Pengerjaan dan
Lokasi KDP;
3) Pada saat perekaman BAST/penerimaan barang di Modul Komitmen, harus
memilih kode KDP sesuai dengan jenis BMN definitifnya (kode KDP
7XXXXXXXX) agar dapat didetailkan pada Modul Aset Tetap;
4) Sebelum melakukan pendetailan perolehan KDP, operator agar memastikan
terhadap transaksi yang direkam oleh Modul Komitmen tersebut apakah
Perolehan atau Pengembangan KDP dengan memperhatikan kartu KDP;
5) Termasuk Perolehan KDP: Perolehan pertama atas KDP pembayaran pertama
kali yang biasanya terdiri atas uang muka pekerjaan kepada penyedia
barang/jasa;
6) Tidak termasuk perolehan KDP: Pembayaran kedua, ketiga dan seterusnya
dalam rangka perolehan BMN yang sama maka dicatat sebagai Pengembangan
KDP;
7) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman:


(1) Pilih RUH → Transaksi KDP → Perolehan KDP

124
(2) Pilih tombol Rekam. Akan muncul tampilan Daftar Komitmen, lalu pilih Jenis
Dokumen yaitu Kontrak atau Non Kontrak/Penerimaan Barang. Pilih tombol
catat;
i) Jenis Dokumen Kontrak: apabila berasal dari BAST Kontraktual dan
dibayarkan dengan SPM LS Kontraktual ;
ii) Jenis Dokumen Non Kontrak/Penerimaan Barang: apabila berasal dari BAST
Non Kontraktual dan dibayarkan dengan SPM LS Non Kontraktual atau dari
Pencatatan Penerimaan Barang baik dari pembayaran menggunakan UP
biasa maupun UP KKP;

(3) Akan muncul tampilan Daftar KDP Dalam Komitmen, lalu pilih kode barang yang
sesuai;

(4) Akan muncul halaman sebagai berikut dan isikan sesuai dokumen sumber. Jika
isian sudah lengkap dan sesuai, pilih tombol simpan.

125
Ilustrasi :
Satker A memiliki pembangunan bangunan gedung kantor baru. Dengan sistem
pembayaran bertahap/termin dengan rincian sebagai berikut:
Pembayaran Nilai BMN di BAST Transaksi di MAT
Ke-1:Uang 20 juta Gedung Bangunan Perolehan KDP
Muka/Konsultan Dalam Pengerjaan
perencana-Termin I
Ke-2: Pekerjaan 35 Juta Gedung Bangunan Pengembangan
Fondasi-Termin II Dalam Pengerjaan KDP
Ke-3: Penyelesaian 50 Juta Gedung Bangunan Pengembangan
pekerjaan-Termin III Dalam Pengerjaan KDP

Penyelesaian :
Modul Komitmen mencatat perekaman BAST/penerimaan barang berupa
pembayaran uang muka dengan kode KDP sesuai BMN definitifnya. Selanjutnya
Modul Aset Tetap mendetailkan dengan perekaman Perolehan KDP tersebut
dengan rincian:

1. NUP KDP (perhatikan NUP KDP terakhir)


2. Tgl Pembukuan (sesuai dokumen sumber/periode yg masih buka)
3. Persentase Pengerjaan & Lokasi KDP (sesuai dokumen sumber)

c) Pengembangan KDP (503)


Merupakan transaksi untuk menginput penambahan nilai KDP sebagai kelanjutan
dari Perolehan KDP setelah perolehan awal sampai dengan penambahan KDP
terakhir dan siap dioperasikan untuk menjadi Aset Tetap definitif.

Dokumen Sumber dan Perekaman :


BAST Kontraktual/Non Kontraktual yang direkam pada Modul Komitmen

Hal-hal yang harus diperhatikan:


1) Transaksi perolehan KDP ini di-trigger dari Modul Komitmen. Modul Aset Tetap
hanya dapat mendetailkan Jumlah Konstruksi, NUP, Tgl Pembukuan,
Persentase Pengerjaan dan Lokasi KDP;
2) Transaksi pengembangan KDP dilakukan dalam kondisi:
i) Telah dilakukan persetujuan oleh Approver atas transaksi Perolehan KDP
ii) Masih ada saldo KDP;
Hal di atas dikarenakan ketika perekaman Pengembangan KDP akan merujuk
kepada NUP KDP pada saat Perolehan KDP transaksi sebelumnya;
3) Sebelum melakukan pendetailan pengembangan KDP, operator agar
memastikan terhadap transaksi yang direkam oleh Modul Komitmen tersebut
apakah Pengembangan atau Perolehan KDP;
4) Setelah melakukan pendetailan, operator agar memastikan kembali saldo KDP
yang telah direkam pada kartu KDP;
5) Pencatatan Pengembangan KDP harus dilakukan secara urut berdasarkan
tanggal dokumen pada BAST/Penerimaan Barang;
6) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

126
Tata Cara Perekaman:
(1) Pilih RUH → Transaksi KDP → Pengembangan KDP

(2) Pilih tombol Rekam. Selanjutnya mengikuti langkah (2) dan (3) pada Transaksi
Perolehan KDP di atas (pilihan dari perekaman Modul Komitmen) hanya saja
perlu memperhatikan kode barang dan NUP KDP yang akan dikembangkan (jika
terdiri dari banyak jenis dan NUP KDP);
(3) Setelah mengikuti langkah b, akan muncul halaman sebagai berikut dan Isikan
sesuai dokumen sumber dengan memastikan NUP KDP yang akan
dikembangkan. Jika isian sudah lengkap dan sesuai, pilih tombol simpan.

Ilustrasi :
Satker A memiliki pembangunan bangunan gedung kantor baru. Dengan sistem
pembayaran bertahap/termin dengan rincian sebagai berikut:
Pembayaran Nilai BMN di BAST Transaksi di MAT
Ke-1:Uang 20 juta Gedung Perolehan KDP
Muka/Konsultan Bangunan Dalam NUP 1
perencana- Termin I Pengerjaan
Ke-2: Pekerjaan 35 Juta Gedung Pengembangan
Pondasi - Termin II Bangunan Dalam KDP thd NUP 1
Pengerjaan
Ke-3: Penyelesaian 50 Juta Gedung Pengembangan
Pembangunan Termin III Bangunan Dalam KDP thd NUP 1
Pengerjaan

Penyelesaian :
Modul Komitmen mencatat perekaman BAST/penerimaan barang berupa
pembayaran termin II dan seterusnya sampai dengan pembayaran terakhir
sampai BMN siap digunakan sebagai aset definitif dengan Pengembangan KDP
dengan keterangan:

127
• NUP KDP (perhatikan NUP KDP yang akan dikembangkan)
• Tgl Pembukuan (sesuai dokumen sumber/periode yg masih buka)
• Persentase Pengerjaan & Lokasi KDP (sesuai dokumen sumber)

d) Koreksi Perubahan Nilai KDP Bertambah (504)


Merupakan transaksi yang digunakan untuk mencatat koreksi berupa perubahan
nilai suatu transaksi KDP, yaitu seharusnya menjadi lebih besar daripada nilai
sebelumnya. Koreksi ini disebabkan oleh kesalahan dalam penginputan dan/atau
penyesuaian.

Dokumen Sumber :
BA Koreksi, CHR Itjen, atau Dokumen Temuan Pemeriksaan BPK
Dokumen Perekaman:
BA Koreksi

Hal-hal yang harus diperhatikan:


1) Hanya untuk mengoreksi nilai yang seharusnya menjadi lebih besar dan yang
dikoreksi adalah nilai atau saldo KDP yang sebelumnya sudah dicatat;
2) Jika terdapat banyak NUP KDP yang harus dikoreksi maka perekaman dilakukan
satu per satu NUP sesuai nilai KDP tersebut;
3) Jika terdapat KDP yang akan dilakukan Koreksi Tambah disebabkan Temuan
Pemeriksaan atau kesalahan pencatatan nilai, maka direkam sesuai nilai per
masing-masing koreksi;
4) Diisi dengan jumlah penambahan nilai KDP (bukan nilai KDP seharusnya);
5) Memastikan NUP KDP yang akan dilakukan koreksi;
6) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan
yang masih buka;
7) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman:


(1) Pilih RUH → Transaksi KDP → Koreksi Perubahan Nilai Bertambah KDP

(2) Pilih tombol Rekam. Pastikan kode barang dan NUP KDP yang akan dikoreksi
dan isikan sesuai dokumen sumber. Jika isian sudah lengkap dan sesuai, pilih
tombol simpan.

128
Ilustrasi 1 :

Operator MAT Satker A melakukan kesalahan perekaman nilai atas transaksi


perekaman saldo awal KDP Gedung dan Bangunan Dalam Pengerjaan NUP 20,
yaitu Rp50.000.000,00 padahal seharusnya Rp500.000.000,00

Penyelesaian :

Rekam koreksi dengan mengisikan kolom nilai bertambah dengan nilai


penambahan KDP (bukan nilai seharusnya). Untuk kasus di atas, maka kolom
nilai bertambah diisi dengan penambahannya yaitu sebesar Rp450.000.000,00

e) Koreksi Perubahan Nilai KDP Berkurang (504)


Merupakan transaksi yang digunakan untuk mencatat koreksi berupa perubahan
nilai suatu transaksi KDP, yaitu seharusnya menjadi lebih kecil daripada nilai
sebelumnya. Koreksi ini disebabkan oleh kesalahan dalam penginputan dan/atau
penyesuaian.

Dokumen Sumber :
Berita Acara Koreksi, CHR Itjen, atau Dokumen Temuan Pemeriksaan BPK
Dokumen Perekaman:
Berita Acara Koreksi

Hal-hal yang harus diperhatikan:


1) Hanya untuk mengoreksi nilai yang seharusnya menjadi lebih kecil dan yang
dikoreksi adalah nilai atau saldo KDP yang sebelumnya sudah dicatat;
2) Jika terdapat KDP yang akan dilakukan Koreksi Kurang disebabkan Temuan
Pemeriksaan atau kesalahan pencatatan nilai, maka direkam sesuai nilai
selisihnya;
3) Memastikan NUP KDP yang akan dilakukan koreksi;
4) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan
yang masih buka;
5) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman:


(1) Pilih RUH → Transaksi KDP → Koreksi Perubahan Nilai Berkurang KDP

129
(2) Pilih tombol Rekam. Selanjutnya langkah b sama dengan transaksi Koreksi Nilai
Bertambah KDP hanya saja transaksi ini Perubahan Nilai Berkurang dan
mengurangi

Ilustrasi :
Satker A telah melakukan pembayaran tahap pertama yang sudah dicatat
sebagai perolehan KDP Gedung dan Bangunan Dalam Pengerjaan NUP 15
dengan harga Rp220.000.000,00. Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK, terjadi
kelebihan pembayaran KDP dan harus dilakukan setoran pengembalian belanja
modal ke kas Negara sebesar Rp20.000.000,00.

Penyelesaian :
Setelah dilakukan penyetoran ke kas Negara, maka operator MAT rekam koreksi
dengan mengisikan kolom nilai berkurang dengan nilai pengurangan KDP (bukan
nilai seharusnya). Untuk kasus di atas, maka kolom nilai berkurang diisi dengan
pengurangannya yaitu sebesar Rp20.000.000,00. Sehingga nilai KDP NUP 15
menjadi Rp200.000.000,00

f) Penghapusan/Penghentian KDP (505)


Merupakan transaksi yang digunakan untuk mencatat KDP yang telah disetujui untuk
dilakukan penghapusannya.

Dokumen Sumber:
SK Penghapusan, CHR Itjen
Dokumen Perekaman:
SK Penghapusan

Hal-hal yang harus diperhatikan:


1) Terdapat 2 kriteria penghapusan KDP:

130
i) Penghapusan KDP belum ada fisik membutuhkan reviu APIP
ii) Penghapusan KDP sudah ada fisik membutuhkan penilaian dari Dinas PUPR
setempat atau instansi lain yang berwenang
2) Satker mengajukan permohonan izin prinsip penghapusan KDP ke Pengguna
Barang
3) Persetujuan izin prinsip dari pengguna barang menjadi dasar untuk mengajukan
permohonan persetujuan penghapusan ke KPKNL setempat setelah persetujuan
penghapusan terbit dari KPKNL, maka:
i) Untuk KDP belum ada fisik, dilanjutkan permohonan SK penghapusan ke
Pengguna Barang
ii) Untuk KDP sudah ada fisik, dilanjutkan dengan lelang. Risalah Lelang
dijadikan dasar
4) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman:


(1) Pilih RUH → Transaksi KDP → Penghapusan/Penghentian KDP

(2) Pilih tombol Rekam. Selanjutnya isikan sesuai dokumen sumber. Jika isian
sudah lengkap dan sesuai, pilih tombol simpan.

Ilustrasi :
Satker A membangun gedung kantor dengan cara pembayaran per termin yang
dimulai pada tahun 2012. Namun sampai dengan tahun 2022 pembangunan
tersebut tidak dilanjutkan, sehingga dilakukan koordinasi dengan Dinas PUPR
untuk menentukan status KDP. Berdasarkan rekomendasi Dinas PUPR,
pembangunan tersebut sudah tidak dapat dilanjutkan sehingga status KDP
berubah menjadi Dihentikan Permanen dan dilanjutkan dengan Usulan
Penghapusan dan terbit SK Penghapusan pada bulan April 2022

131
Penyelesaian :
• Terhadap KDP tersebut dilakukan transaksi Penghapusan KDP
• Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan
yang masih buka.

g) Transfer Masuk KDP (506)


Merupakan transaksi perolehan KDP yang bersumber dari kiriman KDP dari satker
lain dalam lingkup Pemerintah Pusat.

Dokumen Sumber dan Dokumen Perekaman :


BAST Transfer

Hal-hal yang harus diperhatikan:


1) Transaksi ini agar dilakukan pada bulan yang sama dengan transaksi Transfer
Keluar untuk menghindari munculnya selisih transfer KDP pada Aplikasi
MonSAKTI;
2) Agar berkoordinasi dengan satker pengirim sebelum melakukan perekaman
transaksi;
3) Sebelumnya harus terdapat transaksi Transfer Keluar online pada satker
pemberi yang sudah dilakukan approval dengan memilih kode barang KDP, NUP
KDP, dan satker tujuan/penerima bersangkutan;
4) Transaksi ini hanya satu kali saja pencatatannya ketika menerima transfer masuk
KDP. Selanjutnya akan dicatat pada menu pengembangan KDP sampai proses
KDP selesai (jika proses KDP tersebut akan dilanjutkan oleh unit penerima
transfer KDP);
5) Terhadap NUP KDP yang dilakukan Transfer Masuk akan otomatis melanjutkan
pencatatan NUPnya pada KDP satker penerima;
6) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber;
7) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman:


(1) Pilih RUH → Transaksi KDP → Transfer Masuk KDP

132
(2) Pilih tombol Rekam. Akan muncul tampilan Lookup Transaksi Keluar KDP
Online. Centang Transaksi Keluar KDP Online yang akan dicatat sebagai
Transfer Masuk Online KDP. Klik tombol <Transfer Masuk>

Ilustrasi :
Satker A menerima KDP Jalan irigasi Jaringan dari Satker B. BAST dibuat ketika
KDP tersebut diterima oleh satker A.

Penyelesaian :
Rekam transaksi transfer masuk pada satker A dengan memilih KDP dan NUP
yang telah diterima dan pilih satker pemberi.
Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan yang
masih buka.

h) Transfer Keluar KDP (507)


Merupakan transaksi untuk menginput KDP yang diserahkan ke satker lain atau
Kementerian lain dalam lingkup Pemerintah Pusat.

Dokumen Sumber dan Dokumen Perekaman :


BAST Transfer

Hal-hal yang harus diperhatikan:


1) Dilakukan perekaman sesuai tanggal dan bulan BAST yang telah ditandatangani
atau pada periode bulan yang masih buka;
2) Transaksi ini agar dilakukan pada bulan yang sama dengan transaksi Transfer
Keluar untuk menghindari munculnya selisih TKTM pada Aplikasi MonSAKTI;
3) Agar berkoordinasi dengan satker penerima sebelum melakukan perekaman
transaksi;
4) Apabila transaksi Transfer Keluar KDP telah disetujui oleh Approver, maka
ditindaklanjuti dengan transaksi Transfer Masuk KDP pada satker
tujuan/penerima KDP;
5) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

133
Tata Cara Perekaman:
(1) Pilih RUH → Transaksi KDP → Transfer Keluar KDP

(2) Pilih tombol Rekam. Isikan sesuai dokumen sumber. Pilih satker tujuan yaitu
satker pengguna SAKTI atau bukan pengguna SAKTI (Non SAKTI). Apabila
satker tujuan adalah satker pengguna SAKTI, maka pilih kode atau nama satker
tujuan. Apabila satker tujuan adalah satker Non SAKTI, maka ketikkan kode
satker dan nama satker tujuan

Ilustrasi :
Satker A menyerahkan KDP Gedung dan Bangunan kepada Satker B sebesar
Rp50.000.000

Penyelesaian :
Lakukan perekaman transfer keluar dengan memilih satker tujuan/penerima.
Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan yang
masih buka.

i) Hibah Masuk KDP (508)


Merupakan transaksi yang digunakan untuk penerimaan KDP yang bersumber dari
entitas di luar lingkup Pemerintah Pusat. Misalnya KDP dari Pemerintah Daerah,
Perorangan, Perusahaan BUMN, dan sebagainya.

Dokumen Sumber dan Dokumen Perekaman :


BAST Hibah

Hal-hal yang harus diperhatikan:


1) Transaksi hibah masuk KDP ini di-trigger dari Modul Komitmen yaitu menu
pencatatan BAST Hibah Barang/Jasa/Surat Berharga. Jadi sebelum merekam
hibah KDP harus terlebih dahulu merekam BAST Hibah di Modul Komitmen;
2) Ketika merekam pencatatan BAST Hibah Barang/Jasa pada Modul Komitmen,
harus dipilih kodefikasi (7XXXXXXX);
3) BAST Hibah direkam dengan menggunakan supplier tipe 8 (Hibah), jadi sebelum
merekam BAST Hibah Barang, maka perlu direkam terlebih dahulu supplier tipe
8 (hibah);
4) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

134
Tata Cara Perekaman:
(1) Pilih RUH → Transaksi KDP → Hibah Masuk KDP

(2) Pilih tombol Rekam. Akan muncul tampilan daftar BAST Hibah yang di-trigger
dari Modul Komitmen.

(3) Pilih tombol catat sesuai BAST yang akan di detailkan. Selanjutnya akan muncul
tampilan Daftar Barang dalam Hibah Masuk/Hibah, pilih jenis KDP

(4) Pilih tombol catat sesuai kode barang KDP yang akan didetailkan dan
selanjutnya isikan sesuai dokumen sumber.

135
Ilustrasi :
Satker A (Kementerian/Lembaga) menerima KDP Jalan irigasi Jaringan dari
Satker B (Pemda). BAST dibuat ketika KDP tersebut diterima oleh satker B.
Penyelesaian :
• Setelah merekam pada Modul Komitmen dengan menggunakan Supplier tipe
8 (hibah).
• Merekam pada Modul Aset Tetap menu Transaksi KDP -> Hibah Masuk KDP.

j) Hibah Keluar KDP (509)


Merupakan transaksi yang digunakan untuk merekam penyerahan KDP kepada
entitas di luar lingkup Pemerintah Pusat. Misalnya penyerahan KDP ke Pemerintah
Daerah, Perorangan, Perusahaan BUMN, dan sebagainya.

Dokumen Sumber dan Dokumen Perekaman :


BAST Hibah dan SK Penghapusan

Hal-hal yang harus diperhatikan:


1) Hibah keluar dilaksanakan oleh Pengguna Barang (Menteri);
2) Satker membuat permohonan petunjuk teknis pelaksanaan hibah ke Pengguna
Barang;
3) Apabila hibah disetujui, Pengguna Barang akan membentuk Tim Internal dan
membuat permohonan persetujuan hibah ke Pengelola Barang (Kementerian
Keuangan). Surat persetujuan hibah dari Pengelola Barang tersebut dijadikan
dasar untuk membuat naskah hibah dan BAST hibah;
4) Naskah hibah dan BAST Hibah menjadi dasar penerbitan SK Penghapusan;
5) Transaksi ini dilakukan setelah terbit SK Penghapusan dari Pengguna Barang;
6) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan
yang masih buka;
7) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya;
8) Menu ini digunakan untuk merekam transaksi penyerahan KDP pada tahun
berjalan;
9) Berpedoman pada PMK 165/PMK.06/2021 tentang perubahan atas PMK
111/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemindahtanganan BMN.

Tata Cara Perekaman :


(1) Pilih RUH → Transaksi KDP → Hibah Keluar KDP

(2) Pilih tombol Rekam. Isikan sesuai dokumen sumber.

136
Ilustrasi :
Satker A (Kementerian/Lembaga) menyerahkan KDP Jalan irigasi Jaringan ke
Satker B (Pemda). BAST dibuat ketika KDP tersebut diterima oleh satker B.

Penyelesaian :
Pilih KDP dan NUP yang akan dihibahkan
Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan yang
masih buka.

k) Perolehan Lainnya KDP (510)


Merupakan transaksi yang digunakan untuk merekam transaksi perolehan KDP
pada tahun anggaran berjalan (TAB) yang berasal selain dari transaksi Perolehan
KDP, Transfer Masuk KDP, dan Hibah Masuk KDP.

Dokumen Sumber dan Dokumen Perekaman:


BAST Kontraktual/Non Kontraktual

Hal-hal yang harus diperhatikan:


1) Isi lokasi KDP sesuai dengan lokasi pelaksanaan KDP;
2) Transaksi Perolehan Lainnya KDP umumnya berpasangan dengan transaksi
Koreksi Pencatatan (NUP BMN/KDP) akibat kesalahan pencatatan pada Modul
Komitmen yang telah didetailkan pada MAT. Transaksi koreksi pencatatannya
harus direkam terlebih dahulu dan sudah dilakukan persetujuan oleh Approver;
3) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :


(1) Pilih RUH → Transaksi KDP → Perolehan Lainnya KDP

(2) Pilih tombol Rekam. Isikan sesuai dokumen sumber

Ilustrasi :
Satker A merekam pembayaran termin pertama pada pencatatan penerimaan
barang dan dipilih Gedung Kantor Pemerintah (kode 4xxxxxx) padahal seharusnya
gedung bangunan dalam pengerjaan (kode 7xxxxxx).

137
Penyelesaian :
Melakukan transaksi koreksi pencatatan atas BMN Gedung Kantor Pemerintah
untuk menghapus BMN yang salah pendetailan di MAT.
Mencatat pembayaran termin I pada perolehan lainnya KDP

l) Reklasifikasi KDP (513)


Merupakan transaksi yang digunakan untuk mencatat perubahan atas kesalahan
pemilihan kodefikasi KDP, dari semula Jenis KDP yang satu menjadi jenis KDP yang
lain.

Dokumen Sumber dan Perekaman :


Berita Acara Reklasifikasi

Hal-hal yang harus diperhatikan:


1) Reklasifikasi KDP ini dapat digunakan untuk:
i) Reklasifikasi dari 1 NUP KDP menjadi 1 NUP KDP jenis yang lain
ii) Reklasifikasi dari 1 NUP KDP menjadi banyak NUP KDP jenis yang lain
iii) Reklasifikasi dari banyak NUP KDP menjadi 1 NUP KDP jenis yang lain
iv) Reklasifikasi dari banyak NUP KDP menjadi banyak NUP KDP jenis yang lain
2) Nilai total KDP yang direklasifikasi harus sama dengan nilai total KDP jenis yang
baru;
3) Nilai satuan KDP yang baru akan otomatis muncul dengan besaran dibagi rata
proporsional sesuai dengan jumlah NUP KDP yang baru;
4) Nilai satuan KDP yang baru harus tetap bulat (tidak boleh nilai satuan menjadi
desimal);
5) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :


(1) Pilih RUH → Transaksi KDP → Reklasifikasi KDP

(2) Pilih Tombol Rekam. Isikan sesuai dokumen sumber.

Ilustrasi :
Operator MAT Satker A melakukan kesalahan perekaman jenis KDP yaitu semula
direkam KDP Gedung Bangunan dalam pengerjaan sebanyak 1 NUP yaitu NUP
12, padahal seharusnya KDP jenis Jalan,Irigasi, dan Jembatan dalam Pengerjaan
sebanyak 4 NUP

138
Penyelesaian :
• Pilih KDP dan NUP asal yang salah rekam dan akan diubah menjadi KDP JIJ
• Pilih jenis KDP JIJ dan isikan jumlah KDP seharusnya
• Isikan presentasi pekerjaan
• Isikan dokumen sumber Reklasifikasi KDP dan tanggal dokumen sumber
• Pilih tanggal pembukuan, lalu klik simpan.

Beberapa contoh ilustrasi transaksi Reklasifikasi KDP antara lain:


KDP Asal KDP Tujuan
Jml Nilai Jml Nilai
Jenis KDP Jenis KDP
NUP Satuan NUP Satuan
KDP Peralatan
KDP Gedung Bangunan 1 10.000.000 1 10.000.000
Mesin
KDP Peralatan
KDP Gedung Bangunan 1 10.000.000 5 2.000.000
Mesin
KDP Peralatan
KDP Gedung Bangunan 5 10.000.000 1 50.000.000
Mesin
KDP Peralatan
KDP Gedung Bangunan 5 10.000.000 2 25.000.000
Mesin

m) Koreksi Pencatatan KDP (517)


Merupakan transaksi yang digunakan untuk merekam penghapusan KDP yang
disebabkan oleh kesalahan pencatatan kuantitas KDP pada perekaman
sebelumnya. Transaksi ini mengakibatkan NUP yang dikoreksi catat akan terhapus
dari pencatatan.

Dokumen Sumber dan Perekaman :


Berita Acara Koreksi Pencatatan

Hal-hal yang harus diperhatikan:


1) Nilai KDP akan berkurang sebesar nilai buku aset bersangkutan;
2) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan
yang masih buka.
3) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

139
Tata Cara Perekaman :
(1) Pilih RUH → Transaksi KDP → Koreksi Pencatatan KDP

(2) Pilih KDP dan NUP KDP yang akan dilakukan koreksi pencatatan
(3) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan
yang masih buka.
Ilustrasi :
Operator MAT Satker A melakukan kesalahan perekaman Gedung dan Bangunan
Dalam Pengerjaan sebanyak 5 NUP yakni NUP 4-8, yang seharusnya dicatat
sebanyak 4 NUP yakni NUP 4-7, sehingga NUP 8 harus dilakukan koreksi
pencatatan.

Penyelesaian :
• Pilih KDP NUP 8 yang akan dilakukan koreksi pencatatan
• Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan
yang masih buka.

iii. Transaksi BMN Bersejarah


Barang Bersejarah (heritage asets) dibukukan dan dilaporkan berdasarkan
kuantitasnya dan tanpa nilai karena nilai kultural, lingkungan, pendidikan, dan
sejarahnya kurang dapat diukur dengan andal berdasarkan harga pasar maupun
harga perolehannya.

a) Saldo Awal BMN Bersejarah (601)


Menu saldo awal untuk Barang Bersejarah digunakan untuk mencatat Barang
Bersejarah yang telah memperoleh penetapan hukum sebagai barang bersejarah
disebabkan kepentingan pelestarian budaya, lingkungan atau bersejarah sebelum
tahun berjalan namun belum dilakukan pencatatan pada tahun tersebut sehingga
baru dicatat pada tahun berjalan. Teknis perekaman Saldo Awal Aset Bersejarah,
sama dengan perekaman saldo awal pada aset BMN yang lainnya, yang berbeda
adalah pada aset bersejarah tidak memasukkan nilainya dan diminta untuk
mengisikan lokasi asetnya. Hasil perekaman tersebut juga tidak menghasilkan
jurnal.

140
Dokumen Sumber dan Perekaman :
Surat Penetapan BMN Bersejarah

Hal-hal yang harus diperhatikan :


1) Tanggal perolehan diisi tanggal pada TAYL;
2) Diisikan lokasi BMN Bersejarah;
3) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.
Tata Cara Perekaman :
1) Pilih RUH → Transaksi BMN Bersejarah → Saldo Awal;

2) Pilih kodefikasi dan jumlah BMN Bersejarah;


3) Isikan lokasi fisik sesuai dengan lokasi Barang Bersejarah itu berada;
4) Pilih tanggal perolehan menggunakan tahun anggaran sebelumnya;
5) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan
yang masih buka;
6) Tidak ada isian nilai BMN Bersejarah.

Ilustrasi :
Terdapat penemuan 1 unit Prasasti di area situs Candi Sewu, Jawa Tengah
pada bulan Juni 2021 (TAYL), dan terbit surat penetapannya sebagai Aset
Bersejarah pada tanggal 10 Juni 2021 (TAYL).

Penyelesaian :
Aset tersebut dicatat oleh Satker Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah
pada tanggal 10 Juni 2022.

b) Perolehan BMN Bersejarah (602)


Menu perolehan BMN Bersejarah digunakan untuk mencatat Barang Bersejarah
yang telah memperoleh penetapan hukum sebagai barang bersejarah disebabkan
kepentingan pelestarian budaya, lingkungan atau bersejarah pada tahun berjalan.
Aset bersejarah harus disajikan dalam bentuk unit, misalnya jumlah unit koleksi
yang dimiliki atau jumlah unit monumen, dalam Catatan atas Laporan Keuangan
dengan tanpa nilai. Biaya untuk perolehan, konstruksi, peningkatan, rekonstruksi
harus dibebankan dalam laporan operasional sebagai beban tahun terjadinya
pengeluaran tersebut. Beban tersebut termasuk seluruh beban yang berlangsung
untuk menjadikan aset bersejarah tersebut dalam kondisi dan lokasi yang ada pada
periode berjalan.

141
Dokumen Sumber dan Perekaman :
Surat Penetapan BMN Bersejarah

Hal-hal yang harus diperhatikan :


1) Tanggal perolehan diisi tanggal pada TAB;
2) Diisikan lokasi BMN Bersejarah;
3) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

Tata Cara Perekaman :


1) Pilih RUH → Transaksi BMN Bersejarah → Perolehan BMN Bersejarah;

2) Pilih kodefikasi dan jumlah BMN Bersejarah;


3) Isikan lokasi fisik sesuai dengan lokasi Barang Bersejarah itu berada;
4) Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan
yang masih buka;
5) Tidak ada isian nilai BMN Bersejarah.

Ilustrasi :
Terdapat penemuan 2 unit Arca Dwarapala di area situs Candi Penataran, Jawa
Timur pada bulan Juni 2022, dan terbit surat penetapannya sebagai Aset
Bersejarah pada tanggal 10 Juni 2022.

Penyelesaian :
Aset tersebut dicatat oleh Satker Balai Pelestarian Cagar Budaya Mojokerto
pada tanggal 20 Juni 2022 pada perolehan BMN bersejarah.

c) Penghapusan BMN Bersejarah (603)


Menu ini disediakan untuk menginput BMN Bersejarah yang berkurang di tahun
berjalan karena hancur tak berbentuk lagi atau hilang. Satker mencatat di menu ini
apabila izin penghapusan telah disetujui oleh Pengelola Barang (DJKN/KPKNL).

Dokumen Sumber dan Perekaman :


SK Penghapusan

Hal-hal yang harus diperhatikan :


1) Tanggal perolehan diisi tanggal pada TAB;
2) Sudah tutup buku Modul Aset Tetap periode sebelumnya.

142
Tata Cara Perekaman :
a. Pilih RUH → Transaksi BMN Bersejarah → Penghapusan BMN Bersejarah;

b. Pilih kodefikasi dan jumlah BMN Bersejarah yang akan dihapuskan dari
pencatatan;
c. Tanggal buku diisi sesuai dengan dokumen sumber atau pada periode bulan
yang masih buka;
d. Tidak ada isian nilai BMN Bersejarah.

Ilustrasi :
Bagian Purbakala menginformasikan bahwa sebuah relief kuno di Museum
Sejarah telah hilang. Usaha pencarian telah dilakukan dan bekerja sama dengan
pihak kepolisian. Terhadap BMN Bersejarah yang hilang tersebut telah
diterbitkan SK Penghapusan.

Penyelesaian :
Aset tersebut dilakukan perekaman transaksi Penghapusan BMN Bersejarah
pada Tahun Anggaran Berjalan.

iv. Transaksi Barang Pihak Ketiga


a) Perolehan BMN Pihak Ketiga (701)
Menu ini digunakan untuk mencatat aset tetap/aset lainnya berupa Barang Pihak
Ketiga (bukan milik kantor sendiri) yang dititipkan kepada instansi atau barang
pihak ketiga yang digunakan sehari-hari. Barang tersebut tidak muncul di Neraca
hanya muncul di Daftar Barang Ruangan dan Daftar Barang Pihak Ketiga

Dokumen Sumber :
Laporan Hasil Inventarisasi, Surat Keterangan Penitipan Barang/Sejenisnya.
Hal-hal yang harus diperhatikan:
1) Menu ini digunakan untuk mencatat aset tetap/aset lainnya berupa barang pihak
ketiga (bukan milik kantor sendiri).
2) Menu ini tidak menghasilkan jurnal saat persetujuan transaksi dan barang
tersebut tidak muncul di neraca, hanya muncul di Daftar Barang Pihak Ketiga

143
Tata Cara Perekaman :
1) Pilih RUH → Transaksi Barang Pihak Ketiga → Perolehan, lalu klik Rekam;

2) Isikan NUP awal dan NUP akhir BMN yang akan diubah kondisinya;
3) Pilih tanggal pembukuan sesuai dengan dokumen sumber;
4) Isikan dan pilih nomor dan tanggal dasar penginputan.

Ilustrasi :
Salah seorang pegawai kantor membawa televisi miliknya sendiri sebanyak 2
unit di kantor dan dapat digunakan sehari-hari.

Penyelesaian :
Terhadap 2 unit televisi diinput pada pada Perolehan Barang Pihak Ketiga
dengan memilih BMN yang dibawa dan jumlah barang.

b) Penghapusan BMN Pihak Ketiga (702)


Menu Penghapusan BMN Pihak Ketiga digunakan untuk menghapus barang pihak
ketiga dari Daftar Barang Pihak Ketiga dikarenakan barang tersebut tidak ada lagi,
misalnya karena dikembalikan ke pemiliknya, rusak berat atau hilang.

Dokumen Sumber :
Surat Keterangan Penghapusan BMN Pihak Ketiga
Hal-hal yang harus diperhatikan:
1) Menu ini digunakan untuk menghapus barang pihak ketiga dari Daftar Barang
Pihak Ketiga, dikarenakan barang tersebut tidak ada lagi, misal dikembalikan ke
pemiliknya, rusak berat atau hilang.
2) Menu ini tidak menghasilkan jurnal saat persetujuan transaksi

144
Tata Cara Perekaman :
1) Pilih RUH → Transaksi Barang pihak Ketiga → Penghapusan;

2) Pilih Kode Barang pihak ketiga yang akan dihapuskan;


3) Isikan NUP awal dan NUP akhir BMN;
4) Pilih tanggal pembukuan sesuai dengan dokumen sumber;
5) Isikan dan pilih nomor dan tanggal dasar penghapusan.

Ilustrasi :
Pegawai mengambil kembali 1 unit televisi yang dibawa ke kantor untuk dibawa pulang
dan digunakan di rumahnya sendiri.

Penyelesaian :
Terhadap 1 unit televisi diinput pada pada Penghapusan Barang Pihak Ketiga dengan
memilih BMN yang dibawa dan jumlah barang.

v. Tutup Buku
a) Tutup Periode Aset Tetap
Menu ini digunakan untuk menutup buku Modul Aset Tetap sehingga tidak dapat
lagi dilakukan transaksi pada bulan yang telah ditutup, sekaligus membentuk jurnal
penyusutan reguler untuk tutup buku bulan Juni dan Desember.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam transaksi tutup periode Aset Tetap :
1) Tutup buku dapat dilakukan oleh user Operator, Validator maupun Approver;
2) Tutup buku dapat dilakukan apabila semua transaksi pada bulan berkenaan
telah lengkap dan benar direkam sehingga tidak ada transaksi yang tertinggal
rekam;
3) Ketika telah dilakukan tutup buku, maka sistem otomatis melakukan proses
summary bulan berkenaan, sehingga pada periode bulan yang telah dilakukan
tutup buku tidak perlu dilakukan summary ulang;
4) Ketika dilakukan tutup buku bulan Juni dan Desember, maka sistem akan
otomatis melakukan penghitungan penyusutan reguler dan pembentukan
jurnal penyusutan reguler;
5) Buka periode dapat dilakukan oleh user Modul GLP (untuk bulan selain Juni
dan Desember). Hal ini dikarenakan ketika user Modul GLP melakukan buka
buku sementara, maka modul lainnya, termasuk Modul Aset Tetap dan
Persediaan, akan ikut terbuka.

145
Tata Cara Perekaman :
Klik rekam, maka akan muncul otomatis periode bulan yang akan ditutup.

g. Ragam Pencatatan BAST


Berikut adalah beberapa ragam pencatatan pada Modul Aset Tetap sebagai gambaran
untuk melengkapi penjelasan pada bagian sebelumnya. Atas ragam tersebut tidak terbatas
pada hal-hal yang disampaikan, yaitu:

SALDO AWAL (100)

Ilustrasi :
Pada tahun 2021 terdapat pembangunan Rumah Dinas pada satker A senilai
Rp200.000.000,00 namun di dalamnya diketahui terdapat pembelian 5 unit AC Split dengan
harga satuan @Rp4.000.000,00.

Penyelesaian :
Maka terhadap Rumah Dinas tersebut dilakukan transaksi Koreksi Pencatatan Nilai
Berkurang senilai Rp20.000.000,00 kemudian dilakukan perekaman 5 unit AC Split
tersebut menggunakan transaksi Saldo Awal

Ilustrasi 2 :
Berdasarkan Berita Acara Hasil Inventarisasi Tahun 2021 pada satker A, diketahui terdapat
Kursi Kayu NUP 4 yang tercatat ganda dengan Kursi Kayu NUP 3 dengan tahun perolehan
yang sama yaitu 2018, sehingga terhadap Kursi Kayu NUP 4 akan dilakukan perbaikan
dengan Koreksi Pencatatan.
Namun ketika dilakukan perekaman pada tahun yang sama, terjadi kesalahan input berupa
Koreksi Pencatatan terhadap Kursi Kayu NUP 3.

Penyelesaian :
Maka terhadap kesalahan transaksi tersebut, dilakukan perbaikan dengan transaksi Saldo
Awal terhadap Kursi Kayu NUP 3.

Ilustrasi 3 :
Pada tanggal 20 Februari 2022 satker A telah menandatangani BAST dengan Kementerian
PUPR untuk memberikan sebagian tanah seluas 100 m2 untuk pembangunan jalan lintas
provinsi dari total luas tanah satker A yang tercatat sebagai 1 NUP di Aplikasi SAKTI Modul
Aset Tetap seluas 500 m2.

Penyelesaian :
Maka terhadap Tanah tersebut, awalnya dilakukan transaksi Perubahan Kuantitas dan
Koreksi Pencatatan Nilai Berkurang untuk mengurangi luas dan nilai tanah satker A dari
500 m2 menjadi 400 m2. Kemudian terhadap tanah seluas 100 m2, dilakukan perekaman
dengan transaksi Saldo Awal.

146
Perolehan Lainnya (112)

Ilustrasi 1 :
Pada tanggal 10 April 2022 Lapas B membeli 3 jenis barang antara lain berupa Scanner
senilai Rp5.000.000,00; PC Unit senilai Rp8.000.000,00; dan Printer senilai
Rp4.000.000,00. Namun pada Modul Komitmen, pembelian tersebut dicatat dengan satu
nama barang yang sama yaitu Laptop senilai Rp17.000.000,00.

Penyelesaian :
Maka terhadap Aset Tetap tersebut dilakukan perbaikan perekaman melalui transaksi
Koreksi Pencatatan terhadap Laptop. Kemudian dilakukan transaksi Perolehan Lainnya
terhadap 3 jenis barang tersebut.

Ilustrasi 2 :
Pada tanggal 10 Juni 2022 Lapas B telah menerima GRBB berupa 5 unit Laptop dengan
total nilai Rp20.000.000,00 dari PT SBI.

Penyelesaian :
Maka terhadap Aset Tetap tersebut dilakukan perekaman melalui transaksi Perolehan
Lainnya dengan total nilai Rp20.000.000,00.

Ilustrasi 3 :
Pada bulan Februari - Juni 2022 terdapat renovasi Rumah Dinas pada satker A senilai
Rp80.000.000,00 namun di dalamnya diketahui terdapat pembelian 5 unit Lemari Besi
dengan harga satuan @Rp2.000.000,00.

Penyelesaian :
Maka terhadap Aset Tetap tersebut dilakukan transaksi Koreksi Pencatatan Nilai
Berkurang senilai Rp10.000.000,00 kemudian dilakukan perekaman 5 unit AC Split
tersebut menggunakan transaksi Perolehan Lainnya

Koreksi Pencatatan (305)

Ilustrasi 1 :
Pada bulan April 2022 satker A mencatat pengembangan Gedung Lantai 2 senilai
Rp.124.000.000,0 sebagai Bangunan Gedung Kantor Permanen NUP 2, yang seharusnya
pengembangan tersebut menambah nilai Bangunan Gedung Kantor NUP 1.

Penyelesaian :
Terhadap kesalahan pencatatan tersebut agar dilakukan koreksi pencatatan (305) atas
Bangunan Gedung Kantor Permanen NUP 2, dan menambahkan nilai tersebut ke
Bangunan Gedung Kantor Permanen NUP 1 dengan transaksi koreksi nilai bertambah
(204) berdasarkan BAST/Kontrak

Ilustrasi 2 :
Berdasarkan temuan internal pada bulan April 2022, diketahui bahwa pada Lapas B
terdapat 5 buah matras WBP perolehan tahun 2017 dengan harga satuan

147
@Rp500.000,00 yang masih tercatat sebagai Aset Tetap, padahal seharusnya matras
WBP merupakan Persediaan.

Penyelesaian :
Terhadap kesalahan pencatatan tersebut agar dilakukan koreksi pencatatan (305) atas 5
buah Matras tersebut, kemudian dilanjutkan dengan perekaman transaksi Saldo Awal
pada Modul Persediaan.

Koreksi Perubahan Nilai KDP Bertambah (504)

Ilustrasi 1 :
Satker A melakukan pembayaran termin ke-dua atas renovasi Bangunan Gedung Kantor
Permanen NUP 1 senilai Rp100.000.000,00. Namun transaksi ini diinput sebagai
Perolehan KDP NUP 2 yang seharusnya direkam pada transaksi pengembangan KDP

Penyelesaian:
Perolehan KDP NUP 2 dilakukan koreksi pencatatan KDP, atas nilai koreksi tersebut
direkam melalui transaksi koreksi pencatatan nilai bertambah KDP NUP 1 senilai
Rp100.000.000,00.

Ilustrasi 2 :
Pada tanggal 5 Februari 2022, satker A memulai pembangunan 3 jenis gedung yaitu
Rumah Negara, Gedung Kantor, dan Pos Jaga dengan biaya perolehan awal masing-
masing sebesar Rp50.000.000,00 ; Rp35.000.000,00 ; dan Rp30.000.000,00 yang
seluruhnya dicatat dalam transaksi Perolehan KDP sejumlah 3 NUP. Namun pada tanggal
2 Juli 2022, terdapat Temuan Itjen yang menyatakan terdapat biaya konsultan perencana
yang belum ditambahkan ke transaksi Perolehan KDP yang masing-masing sebesar
Rp15.000.000 untuk Rumah Negara; Rp13.000.000,00 untuk Gedung Kantor; dan
Rp11.000.000,00 untuk Pos Jaga.

Penyelesaian:
Terhadap Temuan Itjen tersebut, maka dilakukan tindak lanjut dengan transaksi Koreksi
Perubahan Nilai KDP Bertambah sesuai dengan nilai koreksi yang terdapat pada masing-
masing NUP yang telah dicatat dalam transaksi Perolehan KDP.

h. Ketentuan Lain
Mengacu pada analisis beban kerja (ABK) Pegawai, guna meningkatkan efektivitas dan
efisiensi kerja, role operator pada Modul Komitmen, Persediaan dan Aset Tetap
diprioritaskan dilaksanakan oleh 1 (satu) orang pegawai pada sub bagian / urusan yang
menangani keuangan / BMN.

148
4. Pencatatan Transaksi pada Modul Piutang
a. Role User (Pengguna)
Operator : Merupakan user satker yang melakukan perekaman transaksi.

b. Ruang Lingkup Modul Piutang


1) Perekaman referensi debitur
2) Pencatatan piutang/tagihan
3) Pencatatan pembayaran/Settlement Piutang
4) Koreksi Piutang
5) Restrukturisasi Piutang
6) Surat Peringatan (SP Piutang)
7) Penyisihan Piutang
8) TKTM Piutang
9) Penyerahan Piutang ke DJKN/PUPN
10) Penghapusan Piutang
11) Tutup Buku

c. Bagan Hubungan dengan Modul Lain dalam Aplikasi SAKTI

Gambar 4.1 Bagan Hubungan Antar Modul Pada Aplikasi SAKTI

149
d. Gambar Alur Proses

Gambar 4.2 Alur Modul Piutang

e. Pokok Pembahasan
i. Referensi Debitur
Uraian Penjelasan
Nama Menu Referensi >Debitur
Dokumen Sumber Data Debitur
Validasi - Nama wajib diisi
- NID wajib diisi, dan
- Nomor Telepon/HP wajib diisi

Perekaman referensi debitur piutang


a) Langkah yang dilakukan adalah
dengan memilih menu Piutang >
Pengelolaan Piutang > Referensi >
Debitur

b) Klik Rekam

150
c) Isikan Nama Debitur
d) Isikan NPWP Debitur
e) Isikan Nomor Identitas Debitur, bisa berupa NIK untuk Perorangan atau Nomor Akta
Perusahaan untuk debitur Perusahaan atau nomor identitas lain yang sah
f) Isikan Nomor telepon Debitur (bila ada)
g) Isikan Nomor Handphone Debitur
h) Isikan Alamat Debitur
i) Isikan Provinsi sesuai dengan alamat yang ada
j) Isikan Kabupaten sesuai dengan alamat yang ada
k) Isikan Kecamatan sesuai dengan alamat yang ada
l) Isikan Kode Pos sesuai dengan alamat yang ada
m) Isikan Email Debitur (bila ada)
n) Isikan Website Debitur (bila ada)
o) Simpan

ii. Pencatatan Piutang/Tagihan


Menu Pencatatan Piutang/Tagihan digunakan untuk merekam data piutang yang
bersumber dari piutang baru, saldo awal piutang, dan piutang dari hapus buku.

Uraian Penjelasan
Nama Menu Pencatatan >Pencatatan Piutang/Tagihan
Dokumen Sumber Dokumen penetapan piutang
Validasi - Tanggal buku harus lebih dari sama dengan
tanggal mulai dan tanggal SK
- Piutang baru dan Piutang dari hapus buku
memiliki tanggal SK pada periode tahun
berjalan
- Saldo awal piutang memiliki tanggal SK pada
periode tahun yang lalu
Kriteria yang wajib diperhatikan Khusus saldo awal piutang kolom penyisihan
otomatis terisi sesuai dengan saldo dan kualitas
piutang, namun apabila tidak sesuai masih dapat
diubah

151
Perekaman piutang/tagihan

a) Langkah yang dilakukan adalah


dengan memilih menu Piutang
>Pengelolaan Piutang >Pencatatan
>Pencatatan Piutang/Tagihan

b) Klik tombol Rekam untuk mengisikan data detail perekaman piutang

c) Isikan sumber pencatatan piutang dengan pilihan sebagai berikut:


1) Piutang Baru
Digunakan untuk mencatat piutang yang baru ditetapkan pada periode berjalan.

Jurnal yang terbentuk


(D) 152111/115211
(K) 42XXXX

Saat memilih Sumber pencatatan dengan piutang baru, isian kualitas piutang
terisi Lancar dan tidak dapat diubah, isian nilai penyisihan kosong dan tidak dapat
diubah

2) Saldo Awal Piutang


Digunakan untuk mencatat piutang tahun-tahun sebelumnya yang belum
dicatat di aplikasi SAKTI. Menu ini juga yang digunakan untuk pencatatan data
piutang saat pertama kali menggunakan aplikasi SAKTI.

Jurnal yang terbentuk


(D) 152111/115211
(K) 391111

152
(D) 391111
(K) 116211/156311

Saat memilih Sumber pencatatan piutang dengan Saldo awal piutang:


(a) Isian kualitas piutang dapat diubah, dan isian nilai penyisihan kosong wajib
diisi;
(b) Isikan kualitas piutang dengan pilihan: Lancar, Kurang Lancar, Ragu-ragu,
dan macet;
(c) Isikan nilai penyisihan sesuai saldo penyisihan pada periode pelaporan
sebelumnya.

3) Piutang dari Hapus Buku


Digunakan untuk mencatat piutang yang setelah dihapusbukukan terjadi
pembayaran oleh debitur atas piutang tersebut, piutang yang dicatat adalah
sesuai dengan jumlah pembayaran yang dilakukan.

Jurnal yang terbentuk


(D) 152111/115211
(K) 594211

Saat memilih Sumber pencatatan piutang dengan Piutang dari hapus buku:
(a) Isian kualitas piutang dapat diubah, dan isian nilai penyisihan kosong wajib
diisi;
(b) Isikan No. Piutang Lama sesuai data piutang yang sudah dihapusbukukan.

d) Pilih debitur piutang dengan klik tombol lookup pada Identitas, debitur yang muncul
adalah semua debitur piutang yang terdapat pada aplikasi SAKTI baik yang direkam
oleh satker bersangkutan maupun satker lain
e) Isikan tanggal mulai dan tanggal jatuh tempo piutang sesuai yang ditetapkan dalam
Dokumen sumber
f) Isikan Jenis Piutang dengan pilihan Perorangan dan Coorporate (untuk perusahaan)
g) Isikan Nilai piutang sesuai yang telah ditetapkan dan isian keterangan piutang bisa
diisi dengan penjelasan atas piutang apabila diperlukan, apabila tidak ada maka
cukup diisi dengan tanda “-“
h) Isikan informasi agunan berupa nilai agunan, keterangan agunan, nilai agunan yang
diperhitungkan serta bentuk agunan bila ada
i) Isikan akun pendapatan atas piutang yang ditagihkan
j) Isikan tanggal pembukuan pada periode yang masih terbuka
k) Isikan Nomor dan tanggal Surat penagihan bila ada atau bisa dikosongkan apabila
tidak ada
l) Isikan Nomor dan tanggal Dokumen sesuai dengan dokumen sumber penetapan
piutang bisa berupa SK atau surat penetapan lainnya
m) Klik Simpan untuk menyimpan data perekaman yang sudah diisi

Catatan:
Apabila terdapat kesalahan perekaman, menu ubah dan hapus masih bisa digunakan
apabila belum tutup buku atau belum ada transaksi lanjutan, sedangkan apabila sudah
tutup buku atau ada transaksi lanjutan perbaikannya melalui menu koreksi.

153
iii. Settlement/Matching cicilan/pelunasan
Menu Pembayaran/Settlement Piutang digunakan untuk mencatat transaksi
pembayaran/pelunasan piutang yang berasal dari empat sumber data setoran yang
telah dicatat dalam modul lain, yaitu:
a) Settlement SBS
Pencatatan ini dilakukan atas setoran pembayaran piutang melalui bendahara satker
yang sudah dicatat pada modul bendahara pada menu mencatat uang masuk
bendahara
b) Settlement SSBP Non SBS
Pencatatan ini dilakukan atas setoran pembayaran piutang yang dicatat pada modul
bendahara pada menu Setoran UP/TUP/PNBP Bendahara
c) Settlement Data Pot SPM
Pencatatan ini dilakukan atas potongan SPM yang digunakan sebagai pembayaran
piutang yang dicatat pada modul pembayaran sampai dengan menjadi SP2D
d) Settlement Data Upload
Pencatatan ini dilakukan atas setoran pembayaran piutang melalui bendahara satker
yang dicatat pada modul bendahara pada menu upload data dari simponi

Uraian Penjelasan
Nama Menu Transaksi >Settlement (SBS/SSBP Non SBS/Pot
SPM dan data Upload)
Dokumen Sumber Bukti Setor
Validasi - Tanggal buku harus lebih dari sama dengan
tanggal setoran
- Jumlah Settlement harus lebih kecil sama
dengan saldo piutang dan saldo sisa matching
setorannya
Kriteria yang wajib Apabila terdapat perbedaan akun piutang dengan
diperhatikan setorannya agar dipastikan terlebih dahulu tidak
terdapat kesalahan setoran, apabila terdapat
kesalahan agar dikoreksi akun terlebih dahulu
sebelum dilakukan settlement
Jurnal yang terbentuk (D) 42XXXX sesuai dengan akun setoran yang
dipilih
(K) 152111/115211

154
a) Settlement SBS
Pencatatan ini dilakukan atas setoran pembayaran piutang melalui bendahara
satker yang sudah dicatat pada modul bendahara pada menu mencatat uang
masuk bendahara.

1) Langkah yang dilakukan


adalah dengan memilih menu
Piutang >Pengelolaan Piutang
>Transaksi >Settlement SBS

2) Klik Rekam

3) Selanjutnya pilih Identitas Debitur dengan mengklik lihat sehingga tampil data
seperti di bawah ini

(a) Pilih data debitur yang membayar piutang


(b) Klik pilih

155
4) Selanjutnya pilih Nomor Piutang dengan mengklik lihat sehingga tampil data
seperti di bawah ini

(a) Pilih Nomor piutang yang dibayar cicilan atau pelunasannya


(b) Klik pilih

5) Isikan tanggal settlement sesuai dengan tanggal buku pembayaran piutang


6) Ambil data SBS yang digunakan dalam pembayaran piutang dengan klik tombol
lihat sehingga tampil data seperti di bawah ini

(a) Pilih data SBS yang digunakan untuk pembayaran atas piutang yang
sudah dipilih
(b) Klik pilih

7) Isikan jumlah pembayaran piutang


8) Isikan uraian keterangan sebagai tambahan informasi yang diperlukan
9) Simpan

156
b) Settlement SSBP Non SBS
Pencatatan ini dilakukan atas setoran pembayaran piutang yang dicatat pada
modul bendahara pada menu Setoran UP/TUP/PNBP Bendahara.

1) Langkah yang dilakukan


adalah dengan memilih menu
Piutang >Pengelolaan
Piutang >Transaksi
>Settlement via potongan
SPM dan data upload

2) Klik Rekam

3) Selanjutnya pilih Identitas Debitur dengan mengklik lihat sehingga tampil data
seperti di bawah ini

a) Pilih data SBS yang digunakan untuk pembayaran atas piutang yang sudah
dipilih
b) Klik pilih

157
4) Selanjutnya pilih Nomor Piutang dengan mengklik lihat sehingga tampil data
seperti di bawah ini

a) Pilih Nomor piutang yang dibayar cicilan atau pelunasannya


b) Klik pilih

5) Isikan tanggal settlement sesuai dengan tanggal buku pembayaran piutang


6) Ambil data SSBP yang digunakan dalam pembayaran piutang dengan klik
tombol lihat sehingga tampil data seperti di bawah ini

a) Pilih data SSBP yang digunakan untuk pembayaran atas piutang yang
sudah dipilih sebelumnya
b) Klik pilih

7) Isikan jumlah pembayaran piutang


8) Isikan uraian keterangan sebagai tambahan informasi yang diperlukan
9) Simpan

158
c) Settlement via potongan SPM
Pencatatan ini dilakukan atas potongan SPM yang digunakan sebagai pembayaran
piutang yang dicatat pada modul pembayaran sampai dengan menjadi SP2D.

1) Langkah yang dilakukan


adalah dengan memilih menu
Piutang >Pengelolaan
Piutang >Transaksi
>Settlement via Potongan
SPM dan data upload

2) Klik Rekam

3) Selanjutnya pilih Identitas Debitur dengan mengklik lihat sehingga tampil data
seperti di bawah ini

a) Pilih data debitur yang membayar piutang


b) Klik pilih

159
4) Selanjutnya pilih Nomor Piutang dengan mengklik lihat sehingga tampil data
seperti di bawah ini

a) Pilih Nomor piutang yang dibayar cicilan atau pelunasannya


b) Klik pilih

5) Isikan tanggal settlement sesuai dengan tanggal buku pembayaran piutang


6) Klik pada tombol via pot. SPM pada pilihan Sumber Data Settlement
7) Ambil data Pot. SPM yang digunakan dalam pembayaran piutang dengan klik
tombol lihat sehingga tampil data seperti di bawah ini

a) Pilih data Pot. SPM yang digunakan untuk pembayaran atas piutang yang
sudah dipilih sebelumnya
b) Klik pilih

8) Isikan jumlah pembayaran piutang


9) Isikan uraian keterangan sebagai tambahan informasi yang diperlukan
10) Simpan

d) Settlement via data upload


Pencatatan ini dilakukan atas setoran pembayaran piutang melalui bendahara
satker yang dicatat pada modul bendahara pada menu upload data dari simponi.

160
1) Langkah yang dilakukan
adalah dengan memilih menu
Piutang >Pengelolaan
Piutang >Transaksi
>Settlement via Potongan
SPM dan data upload

2) Klik Rekam

3) Selanjutnya pilih Identitas Debitur dengan mengklik lihat sehingga tampil data
seperti di bawah ini

a) Pilih data debitur yang membayar piutang


b) Klik pilih

161
4) Selanjutnya pilih Nomor Piutang dengan mengklik lihat sehingga tampil data
seperti di bawah ini

a) Pilih Nomor piutang yang dibayar cicilan atau pelunasannya


b) Klik pilih

5) Isikan tanggal settlement sesuai dengan tanggal buku pembayaran piutang


6) Klik pada tombol via data hasil upload pada pilihan Sumber Data Settlement
7) Ambil data upload yang digunakan dalam pembayaran piutang dengan klik
tombol lihat sehingga tampil data seperti di bawah ini

a) Pilih data hasil upload yang digunakan untuk pembayaran atas piutang yang
sudah dipilih sebelumnya
b) Klik pilih

8) Isikan jumlah pembayaran piutang


9) Isikan uraian keterangan sebagai tambahan informasi yang diperlukan
10) Simpan

Catatan:
Apabila terdapat kesalahan perekaman, menu ubah dan hapus masih bisa
digunakan apabila belum tutup buku atau belum ada transaksi lanjutan, sedangkan
apabila sudah tutup buku atau ada transaksi lanjutan perbaikannya melalui menu
koreksi.

162
iv. Koreksi Piutang
Menu Transaksi Koreksi Piutang digunakan untuk melakukan pencatatan perbaikan
atas kesalahan pencatatan piutang yang telah dilakukan tutup buku atau sudah ada
transaksi lanjutannya. Submenu ini juga bisa digunakan untuk melakukan koreksi nilai
piutang atas adanya pembayaran tahun sebelumnya yang belum dilakukan settlement
piutang.

Uraian Penjelasan
Nama Menu Koreksi >Koreksi Piutang
Dokumen Sumber Surat Koreksi
Validasi Koreksi hanya bisa digunakan untuk data yang
sudah dilakukan tutup buku atau terdapat transaksi
lanjutan
Kriteria yang wajib Setelah mengisi nilai koreksi agar diperhatikan
diperhatikan nilai bertambah/berkurang disamping untuk
memastikan kebenaran perekaman
Jurnal yang terbentuk Piutang berkurang
(D) 391111/42XXXX
(K) 152111/115211

Piutang bertambah
(D) 152111/115211
(K) 391111/42XXXX

Perekaman Koreksi Piutang

1. Langkah yang dilakukan adalah


dengan memilih menu Piutang
>Pengelolaan Piutang >Koreksi
>Koreksi Piutang

2. Klik Rekam

163
3. Selanjutnya pilih Pilih No Piutang dengan mengklik tombol look up sehingga tampil
data seperti di bawah ini (setelah data piutang dipilih maka kolom informasi piutang
terisi secara otomatis)

a) Pilih data piutang yang dilakukan koreksi


b) Klik pilih

4. Isikan tanggal koreksi piutang


5. Isikan uraian keterangan sebagai tambahan informasi yang diperlukan
6. Isikan Nomor Dokumen sesuai dengan nomor dokumen koreksi yang ada
7. Berikan centang pada Kualitas Piutang hanya apabila koreksi piutang yang akan
dilakukan hanya untuk mengubah kualitas piutangnya
8. Pilih Jenis Koreksi yang akan dilakukan apakah Normal untuk melakukan koreksi
biasa pada piutang atau Selisih Kurs untuk koreksi akibat perubahan kurs pada
piutang valas
9. Isikan nilai koreksi piutang yang benar sehingga pada kolom Nilai Jurnal otomatis
terisi nilai perubahannya
10. Koreksi terhadap status piutang hanya bisa dilakukan atas kesalahan pencatatan
saldo awal piutang
11. Koreksi nilai penyisihan piutang hanya bisa dilakukan atas kesalahan pencatatan
saldo awal piutang
12. Simpan

v. Restrukturisasi Piutang
Sub menu Transaksi Restrukturisasi Piutang ini adalah sub menu yang digunakan untuk
melakukan pencatatan perubahan kualitas Piutang sesuai dengan dokumen penetapan
restrukturisasi piutang.

Uraian Penjelasan
Nama Menu Transaksi >Reklasifikasi Piutang
Dokumen Sumber Dokumen restrukturisasi piutang
Validasi - Piutang macet dapat direstrukturisasi menjadi
Ragu-Ragu atau Kurang Lancar
- Piutang Ragu-Ragu dapat direstrukturisasi
menjadi Kurang Lancar

164
Perekaman Restrukturisasi Piutang

1) Langkah yang dilakukan adalah


dengan memilih menu Piutang
>Pengelolaan Piutang >Transaksi
>Restrukturisasi Piutang

2) Klik Rekam

3) Selanjutnya pilih Pilih No Piutang dengan mengklik tombol look up sehingga tampil
data seperti di bawah ini (setelah data piutang dipilih maka kolom informasi
piutang terisi secara otomatis)

a) Pilih data piutang yang dilakukan restrukturisasi


b) Klik pilih

4) Isikan tanggal restrukturisasi piutang


5) Isikan uraian keterangan sebagai tambahan informasi yang diperlukan
6) Isikan perubahan Kualitas piutang
7) Isikan Nomor Dokumen sesuai dengan nomor dokumen restrukturisasi yang ada
8) Simpan
165
vi. Surat Peringatan (SP)
Menu Surat Peringatan digunakan untuk melakukan pencatatan transaksi atas surat
peringatan yang diterbitkan satker kepada debitur piutang yang selanjutnya dapat
mempengaruhi kualitas piutang saat proses penyisihan semesteran

Uraian Penjelasan
Nama Menu Transaksi >Surat Peringatan (SP Piutang)
Dokumen Sumber Surat Peringatan
Validasi - SP1 > 30 hari setelah tanggal jatuh tempo =>
Kualitas Kurang Lancar
- SP2 > 30 hari setelah SP1 => Kualitas Ragu-ragu
- SP3 > 30 hari setelah SP2 => Kualitas Macet

Perekaman Surat Peringatan

1) Langkah yang dilakukan adalah


dengan memilih menu Piutang
>Pengelolaan Piutang >Transaksi
>Surat Peringatan (SP)

2) Klik Rekam

3) Selanjutnya pilih SP ke berapa sesuai dengan dokumen surat peringatan yang


dibuat dengan pilihan SP 1, SP2, dan SP3

166
4) Selanjutnya pilih Pilih No Piutang dengan mengklik tombol look up sehingga tampil
data seperti di bawah ini (setelah data piutang dipilih maka kolom informasi piutang
terisi secara otomatis)

a) Pilih data piutang yang dilakukan restrukturisasi


b) Klik pilih

5) Isikan tanggal SP piutang


6) Isikan uraian keterangan sebagai tambahan informasi yang diperlukan
7) Simpan

vii. Penyisihan Piutang


Menu Penyisihan Piutang digunakan untuk melakukan transaksi penyisihan piutang
setiap semesteran dengan terlebih dahulu menutup buku piutang sampai dengan
sebelum bulan dilakukan penyisihan (penyisihan semester I minimal harus sudah tutup
buku bulan 5, sedangkan penyisihan semester II minimal harus sudah tutup buku bulan
11).

Uraian Penjelasan
Nama Menu Transaksi >Penyisihan Piutang
Dokumen Sumber Data Piutang
Validasi Harus sudah tutup buku pada bulan sebelum
penyisihan
Kriteria yang wajib Satker dapat melihat detail hasil penyisihan per id
diperhatikan piutang pada menu ini untuk membandingkan
dengan jurnal yang terbentuk
Jurnal yang terbentuk (D) 594931/594211
(K) 116211/156311

167
Perekaman Penyisihan Piutang

1) Langkah yang dilakukan adalah


dengan memilih menu Piutang
>Pengelolaan Piutang >Transaksi
>Penyisihan Piutang

2) Klik Sisihkan

3) Setelah itu maka muncul parameter penyisihan piutang dengan tanggal yang
sudah otomatis terisi sesuai dengan periode penyisihan terdekat dengan tutup buku
terakhir

4) Klik proses
5) Maka penyisihan terbentuk per akun piutang, untuk melihat secara detail silahkan
klik pada salah satu penyisihan piutang yang sudah ada
6) Data detail penyisihan ditampilkan per nomor piutang pada kolom ini

168
viii. TKTM Piutang
Menu Transaksi Transfer Keluar/Transfer Masuk Piutang digunakan untuk melakukan
pencatatan transaksi transfer keluar piutang oleh satker pemberi dan pencatatan
transaksi transfer masuk piutang oleh satker penerima secara online.
Pencatatan transfer harus dilakukan terlebih dahulu oleh satker pemberi dengan
melakukan transfer keluar, setelah itu satker penerima dapat melakukan perekaman
transfer masuk dengan mengambil data perekaman yang sudah dilakukan oleh satker
pemberi tersebut

Jurnal yang terbentuk


Satker Pemberi Satker Penerima
(D) 313211 (D) 152111/115211
(K) 152111/115211 (K) 313221

(D) 116211/156311 (D) 313221


(K) 313211 (K) 116211/156311

Uraian Penjelasan
Nama Menu Transfer >Transfer Keluar/Transfer Masuk
Dokumen Sumber BAST Piutang
Validasi - Tanggal TM harus lebih besar sama dengan TK
- Periode semester TM harus sama dengan TK

a) Transfer Keluar
1) Langkah yang dilakukan adalah
dengan memilih menu Piutang
>Pengelolaan Piutang >Transfer
>Transfer Keluar

2) Klik Rekam

3) Isikan tanggal transfer keluar piutang

4) Isikan uraian keterangan sebagai tambahan informasi yang diperlukan

169
5) Pilih satker tujuan

a) Isikan kode satker tujuan


b) Klik Cari
c) Pilih satker yang muncul sesuai dengan yang diinginkan
d) Klik Pilih

6) Isikan Nomor Dokumen sesuai dengan nomor dokumen koreksi yang ada

7) Selanjutnya pilih Pilih No Piutang dengan mengklik tombol look up sehingga


tampil data seperti di bawah ini (setelah data piutang dipilih maka kolom debitur
dan nilai transfer piutang terisi secara otomatis)

a) Pilih data piutang yang dilakukan transfer keluar


b) Klik pilih

8) Simpan

170
b) Transfer Masuk
1) Langkah yang dilakukan adalah
dengan memilih menu Piutang
>Pengelolaan Piutang >Transfer
>Transfer Masuk

2) Klik Rekam

3) Pilih data transfer yang sudah ada berdasarkan pencatatan transfer


keluar yang dilakukan oleh satker pemberi (data yang dipilih bisa lebih dari
satu dengan syarat tanggal transfer pada periode semester yang sama)

4) Isikan tanggal buku transfer masuk pada periode semester yang sama dengan
tanggal transfer keluar
5) Klik Transfer masuk untuk menyimpan data perekaman

171
ix. Penyerahan Piutang ke DJKN / PUPN
Menu penyerahan Piutang ke DJKN/PUPN digunakan untuk mencatat piutang yang
diserahkan ke DJKN/PUPN. Atas pencatatan ini kualitas piutang tidak berubah
walaupun ada pembayaran.

Uraian Penjelasan
Nama Menu Transaksi >Penyerahan Piutang ke
DJKN/PUPN
Dokumen Sumber Dokumen penyerahan piutang
Validasi Harus piutang yang sudah macet
Kriteria yang wajib Atas perekaman penyerahan ini mengakibatkan
diperhatikan data piutang tidak berubah kualitasnya
walaupun ada pembayaran

Perekaman Penyerahan Piutang ke DJKN/PUPN

1) Langkah yang dilakukan adalah


dengan memilih menu Piutang
>Pengelolaan Piutang >Transaksi
>Pelimpahan Piutang ke
DJKN/PUPN

2) Klik Rekam

172
3) Selanjutnya pilih Pilih No Piutang dengan mengklik tombol look up sehingga tampil
data seperti di bawah ini (setelah data piutang dipilih maka kolom informasi piutang
terisi secara otomatis)

a) Pilih data piutang yang dilakukan pelimpahan


b) Klik pilih

4) Isikan tanggal pelimpahan piutang


5) Isikan uraian keterangan sebagai tambahan informasi yang diperlukan
6) Isikan Nomor Dokumen sesuai dengan nomor dokumen pelimpahan piutang yang
ada
7) Simpan

x. Penghapusan Piutang
Menu Penghapusan Piutang digunakan untuk melakukan transaksi penghapusan
piutang yang terdiri dari hapus buku dan hapus tagih.

Jurnal terbentuk saat hapus buku


(D) 116211/156311
(K) 152111/115211

Uraian Penjelasan
Nama Menu Transaksi >Penghapusan Piutang
Dokumen Sumber Dokumen penghapusan piutang
Validasi - Piutang yang bisa dihapus buku adalah piutang
yang memiliki kualitas macet atau sudah
mendapatkan SP3 selama 30 hari
- Piutang yang bisa dihapus tagih adalah piutang
yang sudah dihapus buku

173
Perekaman Penghapusan Piutang

1) Langkah yang dilakukan adalah


dengan memilih menu Piutang
>Pengelolaan Piutang >Transaksi
>Penghapusan Piutang

2) Klik Rekam

3) Selanjutnya pilih status hapus buku


4) Selanjutnya pilih No Piutang dengan mengklik tombol look up sehingga tampil
data seperti di bawah ini (apabila status hapus yang dipilih adalah hapus buku
maka data yang muncul adalah data piutang yang memiliki kualitas macet dan data
piutang yang telah mendapatkan SP3 lebih dari 30 hari sedangkan bila yang dipilih
hapus tagih maka data yang muncul adalah data piutang yang sudah dihapus
bukukan)

a) Pilih data piutang yang dilakukan penghapusan


b) Klik pilih
174
5) Isikan tanggal penghapusan piutang
6) Isikan uraian keterangan sebagai tambahan informasi yang diperlukan
7) Isikan Nomor Dokumen sesuai dengan nomor dokumen penghapusan yang ada
8) Simpan

xi. Tutup Buku


Tutup Buku bulan 6 dan 12 harus sudah mencatat transaksi penyisihan terlebih dahulu.

5. Pencatatan Transaksi pada Modul General Ledger dan Pelaporan


a. Role User (Pengguna)
Operator : Merupakan user satker yang melakukan perekaman transaksi.

b. Ruang Lingkup Modul GLP


Ruang lingkup Modul GL dan Pelaporan mencakup:

1) Jurnal, Transaksi
Jurnal manual, jurnal penyesuaian, jurnal balik Transaksi Resiprokal
2) Monitoring Jurnal
Tools untuk melakukan tracing jurnal dari transaksi modul lain
3) Validasi dan Posting
Membuat Neraca Percobaan (Kolom Mutasi)
4) Tutup Periode
Carry Over Saldo Akhir Periode lalu menjadi Saldo Awal Periode ini
5) Laporan Pertanggungjawaban
LRA, LO, LPE, Neraca, LAK, LPSAL
6) Laporan Manajerial
Buku Besar (BB), Laporan Ketersediaan Dana (FA), Kinerja

c. Bagan Hubungan dengan Modul Lain dalam Aplikasi SAKTI

Gambar 5.1 Bagan Hubungan Antar Modul Pada Aplikasi SAKTI

175
d. Gambar Alur Proses Modul GL dan Pelaporan

Gambar 5.2 Alur Modul GLP

e. Pokok Pembahasan
i. Jurnal manual
Jurnal Manual merupakan fasilitas yang disediakan oleh modul GLP untuk mencatat
jurnal manual melalui modul GL yang tidak terkait dan tidak mengikuti aturan di peta
jurnal. Fasilitas ini dapat digunakan untuk membuat semua jurnal yang tidak terdapat
pada menu Jurnal Penyesuaian Khusus.

Uraian Penjelasan
Nama Menu GL dan Pelaporan >Proses >Jurnal Manual
Dokumen Sumber Memo Jurnal
Validasi Nilai jurnal harus seimbang Debet dan Kredit,
periode buku
Kriteria yang wajib diperhatikan - Nilai Debet dan Kredit harus diperhatikan

Langkah-langkah membuat jurnal manual


a) Login menggunakan user
operator GLP pada menu GL dan
Pelaporan >Proses >Jurnal
Manual

b) Pilih periode Jurnal Manual yang diinginkan

176
c) Klik Rekam

d) Klik Tambah Akun

e) Pilih tanggal dokumen, tanggal transaksi, isi no. dokumen, isi deskripsi, cari akun,
posisi akun debet (default), isikan nominal, dan simpan

f) Simpan data akun pilih “ya”, simpan berhasil, disini sudah merekam jurnal 1 baris
sisi debet

177
g) Selanjutnya kita tambahkan sisi kredit, klik tambah akun

h) Sisi data dokumen (kiri atas) tidak perlu diubah, sisi data akun (kanan atas) ubah
akun, posisi akun kredit, nominal sama dengan sisi debet, kemudian simpan akun

i) Setelah simpan akun debet dan kredit lakukan simpan (bawah), jika berhasil jurnal
akan masuk ke buku besar, lakukan validasi dan posting jurnal agar masuk di
laporan

ii. Validasi dan Posting Jurnal


Pada SAKTI validasi dan posting jurnal dilakukan otomasi secara terjadwal, namun
demikian jika operator ingin mencetak laporan keuangan lebih cepat dapat dilakukan
validasi dan posting jurnal secara mandiri. Setelah pengguna melakukan input data
jurnal, pengguna dapat melakukan validasi dan posting data jurnal yang telah masuk
kedalam Buku Besar di Modul GLP, baik melalui data-data jurnal yang berasal dari
modul- modul lainnya maupun data jurnal yang telah divalidasi dan diposting ke neraca
diinput melalui modul GLP. Data jurnal yang telah divalidasi dan diposting ke Neraca
Saldo (Trial Balance) & Neraca Percobaan tersebut akan menjadi data acuan dalam
proses pembuatan laporan.

178
Langkah-langkah melakukan validasi dan posting jurnal

a) Login menggunakan user operator GLP


pada menu GL dan Pelaporan >Proses
>Validasi dan Posting Jurnal

b) Filter pencarian sesuai kebutuhan jurnal yang akan validasi dan posting

c) Validasi dan posting jurnal dapat dilakukan per halaman atau semua halaman
(idealnya semua halaman), pilih semua (kanan atas) lalu pilih semua halaman
(kanan bawah), Klik Proses

179
d) Konfirmasi pilih Ya

iii. Monitoring Jurnal


Semua transaksi data jurnal yang telah masuk ke modul GL dan Pelaporan dapat dilihat
melalui fitur ini. Monitoring jurnal dapat juga berfungsi untuk melakukan penelusuran
data transaksi ke dokumen sumber dari semua modul dalam rangka melakukan telaah
Laporan Keuangan.

Langkah-langkah melakukan monitoring jurnal

a) Login menggunakan user operator GLP


pada menu GL dan Pelaporan >Proses
>Monitoring Jurnal

b) Muncul form seperti dibawah ini, pilih parameter untuk mempermudah pencarian
jurnal transaksi

180
Hal-hal yang dapat dilakukan dengan monitoring jurnal
a) Melihat status validasi dan posting jurnal, apakah jurnal tersebut sudah dilakukan
proses validasi dan posting atau belum. Jika sudah validasi dan posting, kolom
validasi posting akan tercentang.

b) Melihat detail-histori jurnal, detail jurnal terutama yang berasal dari submodul dapat
telusuri datanya. Klik baris jurnal kemudian klik detail, aplikasi akan membawa ke
form sumber data transaksi.

c) Menampilkan data jurnal per modul, per-kelompok jurnal hingga yang lebih detail.

d) Mencari data jurnal berdasarkan jenis dan nomor dokumen.

181
iv. Jurnal Penyesuaian Khusus
Fitur ini digunakan untuk mempermudah pengguna dalam melakukan jurnal
penyesuaian. Jurnal penyesuaian khusus akan memberikan pasangan jurnal secara
otomatis sesuai dengan referensi pasangan jurnal yang sudah dipastikan. Jurnal yang
terbentuk adalah berbasis akrual.

Uraian Penjelasan
Nama Menu GL dan Pelaporan >Proses >Jurnal Penyesuaian Khusus
Dokumen Sumber Memo Jurnal
Validasi Akun Jurnal telah disediakan pasangannya, Nilai jurnal harus
seimbang Debet dan Kredit, periode buku
Kriteria yang wajib - Nilai Debet dan Kredit harus diperhatikan
diperhatikan - Pemilihan sub kelompok jurnal
- Pemilihan akun yang tepat

Langkah-langkah membuat jurnal penyesuaian khusus

a) Login menggunakan user operator GLP


pada menu GL dan Pelaporan >Proses
>Jurnal Penyesuaian Khusus

b) Muncul form seperti dibawah ini, pilih periode yang akan dijurnal, isi No. Dokumen
kemudian Rekam

182
c) Isikan Data Dokumen dan Data Akun seperti di bawah ini secara berurutan nomor 1
s.d 5

d) Setelah itu jangan lupa simpan kanan bawah

e) Data jurnal berhasil masuk ke Buku Besar dengan status belum validasi dan posting
(lihat petunjuk validasi dan posting jurnal)

183
v. Tutup Buku
Menu ini digunakan untuk tutup buku atau buka buku modul GLP sementara atau
permanen.

Uraian Penjelasan
Nama Menu GL dan Pelaporan >Tutup Buku >Tutup Buku
Modul dan - Modul Persediaan, Modul Aset, Modul Piutang (khusus
transaksi yang periode bulan Juni dan Desember) harus sudah melakukan
terkait tutup buku sampai dengan periode bulan berkenaan

- Modul lain akan ikut tertutup ketika dilakukan tutup buku


Modul GLP

- Modul lain akan ikut terbuka ketika dilakukan buka Modul


GLP (kecuali Modul Aset pada bulan Juni dan Desember,
karena telah terbentuk jurnal penyusutan aset reguler)
Validasi - Tutup buku sementara Modul GLP dapat dilakukan dengan
syarat:
1. Modul Persediaan dan Modul Aset telah dilakukan tutup
buku
2. Modul Piutang telah dilakukan tutup buku khusus
periode bulan Juni dan Desember
3. Semua jurnal transaksi telah selesai dilakukan posting
jurnal

- Transaksi dari modul lainnya tidak dapat dilakukan pada


periode bulan yang sudah dilakukan tutup Modul GLP atau
jurnalnya akan dibukukan pada tanggal di periode bulan
berikutnya yang masih terbuka

- Tutup buku sementara dapat dilakukan maksimal selama 1


(satu) semester. Agar dapat melakukan tutup sementara
pada semester berikutnya, maka harus dilakukan tutup
permanen semua periode pada semester sebelumnya.
Misalnya, agar dapat melakukan tutup buku sementara bulan
Juli 2019, maka harus sudah dilakukan tutup permanen
periode bulan Januari s.d Juni 2019.
Atau, agar dapat melakukan tutup buku sementara bulan
Januari 2020, maka harus sudah dilakukan tutup permanen
bulan Juli s.d Desember 2019.

- Periode bulan yang telah ditutup sementara, masih dapat


dilakukan buka kembali dan akan mengakibatkan modul
lainnya ikut terbuka, kecuali Modul Aset pada bulan Juni dan
Desember karena telah terbentuk jurnal penyusutan aset
reguler

- Buka periode dilakukan secara berurutan mulai dari bulan


terakhir

184
Uraian Penjelasan

- Buka periode tidak dapat dilakukan apabila Modul


Persediaan atau Modul Aset Tetap sudah tutup buku periode
selanjutnya.
Misal, Modul GLP tutup sampai bulan Juli, sedangkan Modul
Persediaan atau Modul Aset Tetap sudah tutup sampai bulan
Agustus. Maka Modul GLP tidak dapat buka periode bulan
Juli. Jika ingin membuka bulan Juli, maka harus dilakukan
tutup buku sementara Modul GLP bulan Agustus terlebih
dahulu
- Tutup buku permanen Modul GLP dapat dilakukan dengan
syarat telah dilakukan tutup sementara

- Periode bulan yang telah ditutup permanen tidak dapat


dilakukan buka kembali oleh user satker

Kriteria yang - Transaksi ubah atau hapus yang dilakukan atas transaksi
wajib diperhatikan pada periode bulan yang ditutup, mengakibatkan jurnal akan
dibukukan pada periode bulan yang masih terbuka
Misalnya, modul GLP telah dilakukan tutup buku bulan
Agustus 2019. Lalu Bendahara akan melakukan hapus
setoran yang telah direkam di bulan Agustus 2019, maka
akan muncul peringatan bahwa periode bulan Agustus 2019
telah tutup dan jurnal akan dibukukan pada periode bulan
September 2019.

- Maka menjadi penting sebelum melakukan transaksi agar


memperhatikan posisi buka dan tutup modul GLP agar jurnal
yang terbentuk dapat dibukukan pada bulan yang
seharusnya

Fungsi Tutup Buku


a) Membatasi agar modul tidak bisa menambah transaksi/jurnal baru untuk periode
yang sudah ditutup
b) Mengirim nilai saldo akhir Neraca Percobaan periode yang ditutup ke neraca
percobaan periode berikutnya sebagai saldo awal

Jenis Tutup Buku


a) Tutup Buku Sementara
b) Tutup Buku Permanen

a) Tutup Buku GLP Sementara


Tutup Buku GLP Sementara digunakan untuk memindahkan saldo neraca periode
sebelumnya ke awal bulan dan untuk keperluan push data interkoneksi rekonsiliasi
bulanan SAKTI dengan e-Rekon. Selama status tutup periode sementara, operator
GLP masih bisa melakukan buka periode kembali jika diperlukan.
Syarat-syarat melakukan tutup buku GLP Sementara:
1) Modul Persediaan dan Aset Tetap telah dilakukan tutup buku
185
2) Modul Piutang telah tutup periode khusus bulan Juni dan Desember
3) Jurnal transaksi telah diposting

Langkah-langkah melakukan tutup buku GLP sementara

1) Login menggunakan user


operator GLP pada menu GL
dan Pelaporan >Tutup Buku
>Tutup Buku

2. Muncul form seperti dibawah ini:


Pilih periode yang akan ditutup (1), klik Tutup Sementara (2)

3. Pilih Ya, setelah berhasil


tombol Tutup Sementara
menjadi tidak aktif

186
Status Monitoring tutup transaksi

b) Buka Periode GLP

Buka periode GLP dapat dilakukan sepanjang statusnya adalah sementara,


pembukaan periode GLP mengakibatkan terbukanya semua modul yang periodenya
dibuka kecuali modul Aset periode Juni dan Desember.

Langkah-langkah melakukan buka periode GLP

1) Pada menu Tutup Buku pilih periode yang akan dibuka (1), klik Buka Periode (2)

2) Pilih Ya

3) Jika berhasil semua modul


akan terbuka kecuali
modul Aset Tetap bulan
Juni dan Desember.
Tombol Tutup Sementara
akan aktif kembali
187
4. Lakukan dengan cara yang sama untuk pembukaan periode buka di bulan lainnya
sesuai kebutuhan

c) Tutup Permanen GLP

Menu ini digunakan untuk melakukan tutup periode GLP secara permanen dan tidak
dapat dibuka kembali, idealnya penutupan permanen dilakukan setelah penyusunan
Laporan Keuangan telah usai.

Langkah-langkah Tutup Permanen GLP

1) Pilih periode GLP yang akan ditutup permanen


2) Klik Tutup Permanen

vi. Monitoring Tutup Transaksi


Menu ini digunakan untuk melakukan monitoring tutup periode masing-masing modul
untuk memastikan submodul telah tutup sebelum melakukan tutup periode GLP.

Langkah-langkah melakukan monitoring tutup transaksi


a) Login menggunakan user operator GLP pada
menu GL dan Pelaporan > Tutup Buku >
Monitoring Tutup Transaksi.

188
c) Muncul form seperti dibawah ini

1) Monitoring tutup transaksi per periode


2) Menunjukkan periode yang ditutup
3) Menunjukkan Modul yang ditutup
4) Menunjukkan tanggal dilakukan tutup buku
5) Halaman terakhir menunjukkan monitoring tutup buku paling terakhir

vii. Transaksi Resiprokal


Menu Transaksi Resiprokal digunakan oleh satker BLU/Non BLU Pemberi Kerja ke
Satker BLU dan satker BLU Penerima Kerja yang menerima Pendapatan dari Satker
Lain. Transaksi Resiprokal BLU terdiri dari:
a) Transaksi Resiprokal Pendapatan digunakan oleh Satker BLU penerima kerja atas
belanja dari satker BLU/Non BLU.
b) Transaksi Resiprokal Belanja digunakan oleh Satker Non BLU/BLU pemberi kerja
Satker BLU (lain).

1) Transaksi Resiprokal Pendapatan


Langkah-langkah merekam Transaksi Resiprokal Pendapatan
(a) Login menggunakan user operator GLP
(Khusus Satker BLU) pada menu GL dan
Pelaporan >Transaksi Resiprokal
>Pendapatan

189
(b) Muncul form seperti di bawah ini klik rekam

(c) Pilih SP3B (1), pilih tanggal transaksi (2), pilih Satker intraco (3), isi uraian
(4), kemudian Simpan (5)

Konfirmasi Pilih Ya

Klik Oke

Data akan ditampilkan di grid Cari Data Pendapatan BLU/SP3BLU

190
2) Transaksi Resiprokal Belanja

Langkah-langkah merekam Transaksi Resiprokal Belanja

(a) Login menggunakan user


operator GLP (Khusus Satker
BLU) pada menu GL dan
Pelaporan >Transaksi Resiprokal
>Belanja

(b) Muncul form seperti dibawah ini klik rekam

(c) Pilih SP2D/SP3B(1), pilih tanggal transaksi (2), pilih Satker intraco (3), isi
uraian (4), kemudian Simpan (5)

Konfirmasi Pilih Ya

191
Klik Oke

Data akan ditampilkan di grid Cari Data Pendapatan BLU/SP3BLU

3) Cetak Daftar Resiprokal

Langkah-langkah mencetak Daftar Transaksi Resiprokal Pendapatan

(a) Login menggunakan user operator GLP


(Khusus Satker BLU) pada menu GL dan
Pelaporan >Transaksi Resiprokal
>Cetak Daftar Resiprokal

(b) Pilih tahun (1), Jenis


pilih Pendapatan (2),
kemudian cetak (3)

192
Langkah-langkah mencetak Daftar Transaksi Resiprokal Belanja

(a) Login menggunakan user


operator GLP (Khusus Satker
BLU) pada menu GL dan
Pelaporan >Transaksi
Resiprokal >Cetak Daftar
Resiprokal

(b) Pilih tahun (1), Jenis pilih


Belanja (2), kemudian cetak (3)

Langkah-langkah mencetak Daftar Transaksi Resiprokal Pendapatan dan Belanja


proses sama, pilihan jenis All.

viii. Laporan
Laporan di GL merupakan laporan keuangan berdasarkan periode buku tertentu,
Menu Laporan terdiri dari laporan tingkat satker, laporan tingkat wilayah, laporan
tingkat eselon 1 dan laporan tingkat kementerian. Tingkatan laporan tersebut
ditentukan pada saat setup user-login dan setup hak akses yang diberikan kepada
masing-masing user.

Syarat mencetak laporan adalah telah melakukan penutupan sementara/permanen


bulan sebelumnya dan telah dilakukan posting jurnal periode yang akan dicetak
laporannya.

193
Langkah-langkah mencetak Laporan

a) Login menggunakan user operator


GLP GL dan Pelaporan >Laporan

b) Muncul tampilan jenis Laporan


sesuai dengan tingkatannya

c) Cetak laporan sesuai kebutuhan

ix. Informasi Penting Lainnya


a) Jurnal Balik

Jurnal Balik pada umumnya digunakan untuk membalik jurnal penyesuaian yang
dilakukan pada awal periode setelah penutupan buku besar serta membuat neraca
saldo setelah penutupan di periode sebelumnya dan dapat juga digunakan pada
Tahun Anggaran Berjalan karena kesalahan membuat jurnal.

194
Langkah-langkah membuat jurnal balik awal tahun (misal tahun 2020)

1) Login TA 2019 menggunakan user operator GLP pada menu GL dan Pelaporan
>Proses >Jurnal Penyesuaian Khusus/Manual (dalam juknis ini dicontohkan
membalik jurnal penyesuaian khusus)

2) Pilih Jurnal yang telah dibuat di Desember 2019 pada menu Jurnal Manual atau
Penyesuaian Khusus yang akan dibalik diawal 2020, Maka tombol Jurnal Balik
akan aktif dan klik jurnal balik

3) Pilih Tanggal transaksi, isi No. Dokumen, Keterangan, kemudian proses

Proses berhasil klik Oke

195
4) Logout dan login TA 2020, status jurnal balik adalah belum validasi, lakukan
validasi, dan posting untuk kebutuhan cetak Laporan Keuangan

b) Ketidaksesuaian Akun dengan Kode Barang

Petunjuk teknis koreksi ketidaksesuaian akun dengan kode barang

1) Akun non barang salah catat menghasilkan barang (tidak ada barangnya),
seharusnya jasa (non barang)
Akun Salah Catat Barang Koreksi
Non (Seharusnya tidak
Barang mencatat kode barang) Persediaan Aset Tetap GLP SPM
52xxxx 1xxxxxxxxx 1. Rekam pembelian Jurnal manual
(Persediaan) Contoh: akrual
(non Pembayaran Langganan 2. Koreksi Jumlah-
barang) Koran Keluar (pilih layer D. 52xxxx
sesuai yang
dikoreksi jika ada) K. 593311

523xxx 3xxxxxxxxx (Peralatan 1. Rekam


dan Mesin) Harga pembelian
(non satuan < 1 Juta
barang) 2. Koreksi
Contoh: Pencatatan

Biaya service Toyota


Avanza
523xxx 3xxxxxxxxx (Peralatan 1. Rekam Jurnal manual
dan Mesin) Harga pembelian akrual
(non satuan => 1 Juta
barang 2. Koreksi D. 523xxx
Contoh: Pencatatan
K. 391116
Biaya service Honda
CRV
523xxx 4xxxxxxxxx (Gedung 1. Rekam
dan bangunan) pembelian
(non Harga satuan < 25 Juta
barang) 2. Koreksi
Contoh: Pencatatan

Biaya pengecatan
gedung

196
2. Akun non barang salah catat menghasilkan barang (ada barangnya)
Akun Koreksi
Ada
Non
Barangnya Persediaan Aset Tetap GLP SPM
Barang
52xxxx 1xxxxxxxxx 1. Rekam Koreksi SPM semula
(Persediaan) pembelian 52xxxx (non barang)
(non Contoh: menjadi 52xxxx
barang) 1010301001 (barang)
(Alat Tulis)

52xxxx 3xxxxxxxxx 1. Rekam Koreksi SPM semula


(Peralatan pembelian 52xxxx (non barang)
(non dan Mesin) menjadi 53xxxx
barang) Harga (barang)
satuan => 1
Juta
52xxxx 4xxxxxxxxx Jika perolehan Koreksi SPM semula
(Gedung pembayaran 52xxxx (non barang)
(non dan sekaligus: menjadi 53xxxx
barang) Bangunan) (barang)
1. Rekam
Harga Pembelian
satuan =>
25 Juta
Jika pengembangan Koreksi SPM semula
langsung: 52xxxx (non barang)
menjadi 53xxxx
1. Rekam (barang)
Perubahan
Pengembangan
Langsung

Jika Perolehan KDP: Jurnal Manual Koreksi SPM semula


Akrual 52xxxx (non barang)
1. Rekam menjadi 53xxxx
Pembelian D.491429 (barang)

2. Koreksi K. 391116
Pencatatan

3. Perolehan
Lainnya KDP

3. Akun yang menghasilkan barang tetapi salah kode barangnya


Akun yang Koreksi
menghasilk Salah kode barang
an Barang Persediaan Aset Tetap GLP SPM
52xxxx 1xxxxxxxxx 1. Rekam
(Persediaan) pembelian
Akun sesuai Contoh:
substansi Salah kode barang 2. Reklas Keluar
antar persediaan (pilih layer
sesuai yang
Semula : dikoreksi jika
1010301999 (Alat ada)
Tulis Kantor
Lainnya) 3. Reklas
Masuk
Seharusnya :
1010302001 (Kertas
HVS)

197
Akun yang Koreksi
menghasilk Salah kode barang
an Barang Persediaan Aset Tetap GLP SPM
52125x Semula 1xxxxxxxxx 1. Rekam 1. Reklas Jika harga
(ekstra) (Persediaan) pembelian Aset dari satuan <
seharusnya Persediaan 1 Juta jurnal
Akun sesuai 3xxxxxxxx 2. Reklasifikasi manual akrual:
substansi (Peralatan dan ke Aset
Mesin) Contoh: D. 52125x
Salah kode barang (ekstra
antar Persediaan PM)
dengan
Aset Tetap K. 391151

Semula :
1010301999 (Alat
Tulis Kantor
Lainnya)
Seharusnya :
3050199999 (Alat
Kantor
Lainnya)
Jika harga
satuan =
> 1 Juta Tidak
diperlukan
jurnal

52xxxx Semula 1xxxxxxxxx 1. Rekam 1. Reklas Jika harga Koreksi


(Persediaan) pembelian Aset dari satuan < SPM
Akun tidak seharusnya Persediaan 1 Juta jurnal semula
sesuai 3xxxxxxxx 2. Reklasifikasi manual akrual: 52xxxx
substansi (Peralatan dan ke Aset (barang)
Mesin) Contoh: D. 52125x menjadi
Salah kode barang (ekstra 52125x
antar Persediaan PM) (akun
dengan barang
Aset Tetap K. 391151 ekstra)

Semula :
1010301999 (Alat
Tulis Kantor
Lainnya)

Seharusnya :
3050199999 (Alat
Kantor
Lainnya)
53xxxx 3xxxxxxxxx 1. Rekam Jika sudah Koreksi
(Peralatan dan pembelian dilakukan SPM
Akun tidak Mesin) Harga ralat, jurnal semula
sesuai satuan < 1 Juta manual akrual: 53xxxx
substansi (modal/
D. 52125x aset)
(Beban PM menjadi
ekstra) 52xxxx
(akun
K. 59xxxx barang
(beban aset ekstra)
ekstra PM)

198
30

Anda mungkin juga menyukai