1. upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan teknologi informasi dalam kegiatan transaksi elektronik adalah sebagai berikut : a. Selalu gunakan security software yang Up to Date. Salah satu cara paling mudah dalam mencegah hacker-hacker dan para cybercrime dalam melakukan hacking dan mencuri informasi adalah dengan tetap menjaga keamanan setiap PC dan juga software dalam PC anda agar tetap ter-up-to-date. Biasanya dalam perangkan PC atau gadget sering secara berkala mengeluarkan update-update perangkat. Hal tersebut ditujukan untuk menutup celah keamanan yang ada pada perangkat anda. Untuk mencegah para cybercrime dalam mencuri informasi sensitif anda, maka ikutilah rekomendasi update yang diberikan oleh vendor perangkat. b. Buat password yang kuat. Apakah password akun-akun anda sudah menggunakan password yang kuat? Jika belum cepat ganti akun-akun anda untuk mencegah cybercrime. Jika memungkinkan masukan campuran huruf kecil, besar dan angka pada setiap akun agar memperkuat kata sandi. c. Install software antivirus. Software antivirus digunakan untuk mencegah, mendeteksi dan menghilangkan berbagai malware seperti: virus, hijackers, ransomware, keyloggers, backdoors, rootkits, trojan horse, worms, malicious LSPs, dielers, dan spyware. Bagi seorang yang memiliki bisnis pasti sangat penting untuk melakukan investasi pada sebuah software antivirus untuk digunakan di berbagai komputer perusahaan anda. Software antivirus wajib ada khususnya bagi komputer yang menyimpan informasi sensitif milik customer- customer anda. d. Membuat backup data. Sebaiknya pengguna komputer memiliki backup dari dokumen pribadinya, entah itu berupa foto, musik, atau lainnya. Ini bertujuan agar data anda masih tetap bisa terselamatkan bila sewaktu-waktu terjadi pencurian data atau ada kesalahan pada sistem komputer anda. e. Konsultan keamanan untuk menentukan seberapa amannya bisnis anda. Cara lain yang bisa anda lakukan untuk mencegah cybercrime untuk bisnis anda adalah dengan memiliki konsultan keamanan IT untuk melakukan evaluasi mengenai seberapa amanya bisnis anda. Para spesialis keamanan ini bisa melakukan pemeriksaan keamanan untuk anda. Para spesialis keamanan ini bisa melakukan pemeriksaan keamanan untuk anda, memberitahu anda dimana letak titik-titik kelemahan keamanan anda. Karena hacker selalu terus menerus mencari cara untuk mendapatan akses ke data pribadi dan mencuri informasi senstif dari berbagai bisnis. 2. Pada kasus Lazada (www.lazada.co.id) kita lebih berfokus kepada tipe e-commerce B2C atau Business to Customer karena tujuan utama perusahaan adalah menyerap customer individu yang melakukan transaksi di situs mereka. Dalam Business to Customer kita akan lebih terfokus bagaimana mekanisme dasar bagi pembeli untuk mengakses perusahaan tersebut di dalam sebuah web yang sudah disediakan oleh perusahaan. Setelah itu bagaimana pelayanan situs tersebut dan yang paling rumit adalah bagaimana menciptakan tantangan utama untuk penjualan. Mekanisme sistem Business to Customer : Saat ini penjualan melalui katalog yang tersedia secara online menjadi lebih menarik dibandingkan dengan katalog yang bisa dibawa-bawa dalam bentuk kertas. Oleh karena itu diciptakanlah sebuah sistem yang bisa membuat kita bisa dengan mudah mengakses katalog tersebut secara online atau yang disebut Electronic retailling atau e-retailling, e-retailling adalah penjualan dan pelayanan secara langsung melalui Electronic Storefronts dan Electronic Malls, biasanya didesain secara format katalog elektronik. E-commerce memberikan pengalaman berbelanja yang sesungguhnya dengan dapat membeli dari rumah dan dapat dilakukan selama 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu. 3. Apabila dikaitkan dengan kasus lazada tersebut, beberapa permasalahan yuridis yang timbul dengan adanya transaksi E-Commerce diantaranya adalah perlindungan konsumen karena beberapa kateristik khas E-Commerce akan menepatkan pihak konsumen pada posisi yang lemah atau bahkan dirugikan. Seperti perusahaan di internet (the internet mercahart) tidak memiliki alamat secara fisik di suatu negara tertentu, sehingga menyulitkan konsumen untuk mengembalikan produk yang tidak sesuai dengan pesanan, konsumen sulit memperoleh jaminan untuk mendapatkan local follow up service or repair dan masalah mekanisme pembayaran, perlindungan terhadap data-data individual konsumen yang diberikan kepada pihak perusahaan. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen dalam transaksi jual beli melalui media internet (E-Commerce) juga berperan untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak konsumen yang melakukan transaksi, sebagaimana hak tersebut tercantum dalam Pasal 4 UUPK. Hak konsumen dalam transaksi E-Commerce dapat berupa privacy, accuracy, property, dan accessibility dalam penggunaan digital signature. Upaya hukum yang dapat di tempuh apabila terjadi wanprestasi dalam transaksi jual beli melalui internet (E-Commerce) ada dua cara penyelesaian sengketa yaitu melalui pengadilan yang dimungkinkan apabila para pihak dalam perjanjian belum memilih upaya penyelesaian sengketa di luar pengadilan atau upaya penyelesaian sengketa diluar pengadilan tidak berhasil dan penyelesaian sengketa diluar pengadilan yang dapat ditempuh melalui badan penyelesaian sengketa konsumen (BPSK). Walaupun tidak menjadi media yang harus di tempuh oleh konsumen dan pelaku usaha untuk menyelesaiakan perselisihan mereka. BPSK ini di khususkan untuk menyelesaikan sengketa itu dalam waktu 21 hari sejak gugatan diterima selain melalui BPSK. Juga dapat diselesaikan dengan cara arbitrase, konsiliasi dan mediasi. Sumber :
Aldiles, dkk. 2012. E-Commerce Pada Perusahaan Lazada Indonesia. Universitas Indonesia.
Ahmad .M ramli, 2002, PerlindunganTerhadap Konsumen dalam Transaksi E-Commerce jurnal