Surat Mou
Surat Mou
PENGADAAN PUPUK
Asosiasi
Alamat ...
UD. ...
Alamat ...
SURAT PERJANJIAN PEKERJAAN
Dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohim, pada hari ini ..., Tanggal ... yang bertanda
tangan di bawah ini :
1. Nama :
Alamat :
Jabatan :
Bertindak atas nama ... sebagai ... yang selanjutnya di sebut sebagai PEMESAN
2. Nama :
Alamat :
Jabatan :
Bertindak atas nama UD ... sebagai penyedia barang berupa pupuk yang selanjutnya disebut
PEMBORONG
Bahwa PEMESAN dan PEMBORONG sepakat untuk mengadakan perjanjian ... berupa ...
untuk ... .
Para pihak yakni PEMESAN dan PEMBORONG tersebut di atas, masing-masing dengan
sukarela dan penuh tanggung jawab mengikatkan diri dalam Surat Perjanjian ..., yang mana
perjanjian tersebut berisikan pasal-pasal sebagai berikut :
Pasal 1
b. Pupuk dimaksud adalah produk CV. Anugrah Tani Makmur Gresik (telah
disetujui)
2. Kapasitas produksi :
3. Dokumen kontrak sebagaimana yang di tentukan di bawah ini harus di baca serta
merupakan bagian dari perjanjian ini, yaitu :
Pasal 3
Kedua belah pihak menyetujui harga borongan pekerjaan tersebut pada pasal 1 perjanjian ini
sebesar Rp. 130.000,-(seratus tiga puluh ribu rupiah)per sak(@50kg) Apabila terjadi
tambahan ataupun pengurangan pekerjaan akan dilaksanakan oleh PEMBORONG dengan
perhitungan Unit Price atau kesepakatan kedua belah pihak
Pasal 4
Pasal 5
1. PEMESAN berhak:
b. Melakukan quality control, baik langsung, melalui telepon atau media lain
maupun menugaskan orang lain yang disepakati dengan PEMBORONG di lokasi
bongkar.
PEMESAN berkewajiban :
a. Menyediakan tempat atau gudang yang memenuhi kriteria layak sebagai tempat
penyimpanan pupuk.
2. PEMBORONG berhak:
PEMBORONG berkewajiban:
Pasal 6
1. Penyerahan pekerjaan akan di lakukan dalam keadaan fisik baik dan memenuhi syarat
sesuai dengan pesanan dari PEMESAN.
Pasal 7
Force Majeur
1. Force Majeur adalah keadaan yang terjadi di luar kekuasaan PEMBORONG yang
mengakibatkan PEMBORONG tidak dapat memenuhi kewajibannya yang di tetapkan
dalam kontrak ini. Dimaksutkan dengan Force Majeur adalah terjadinya peperangan,
blockade, embargo, pemberontakan, pemogokan, kebakaran, epidemic, dan bencana
alam seperti banjir, gempa bumi serta tindakan pemerintahan dalam bidang moneter,
yang menghambat kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
2. Apabila terjadi Force Majeur yang dimaksud dalam ayat 1, maka PEMBORONG
selambat – lambatnya dalam jangka waktu 14 ( Empat Belas ) hari setelah terjadinya
Force Majeur tersebut disertai bukti - bukti dasar itikat baik dengan memperhatian
asas – asas hukum yang berlaku.
Pasal 8
Perubahan
Setiap perubahan yang menyangkut ketentuan – ketentuan yang telah di tetapkan dalam
kontrak ini termasuk pekerjaan tambah harus terlebih dahulu di sepakati oleh kedua belah
pihak dan dinyatakan dalam surat ammandemen / addendum kontrak yang menjadi lampiran
dari kontrak ini dan perhitungan dari pekerjaan tambah yang ada di hitung menggunakan
system “ Unit Force “ atau kesepakatan kedua belah pihak.
Pasal 9
Perselisihan
Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, akan di selesaikan musyawarah untuk
mencapai mufakat.
Pasal 10
2. Surat perjanjian ini atas persetujuan kedua belah pihak dan hanya bisa dibatalkan
dengan surat perjanjian pembatalan.
3. Hal – hal yang belum di atur dalam perjanjian ini akan di tentukan kemudian atau
persetujuan kedua belah pihak.
Pasal 11
Penutup
2. Setelah kedua belah pihak mengetahui isi serta maksut perjanjian pemborongan ini
dibuat rangkap 2 ( dua ) dengan dibubuhi materai Rp. 10.000,00 yang masing –
masing rangkap mempunyai kekuatan hukum sama.
3. Perjanjian mulai berlaku sejak ditanda tangani sampai jangka waktu yang telah
ditentukan dalam perjanjian ini.
PEMESAN PEMBORONG
( ............................ ) ( ..................................... )