Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TENGAH SEMESTER (REMIDI)

MATA KULIAH FILSAFAT ILMU


PROF. Dr. SUYAHMO,M.Si

Disusun Oleh:

HENI PURWO ASTUTI ( NIM 0102521014 )

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2021
PERTANYAAN
Kompas,tgl 23 Oktber, Setu Paing,
1)Hal.6: " NU, Santri, dan Ekonomi Kerakyatan".
2)Hal.19: " Orang Rimba Dikepung Tambang Batubara".
3)Santri dan Orang Rimba, adalah Warga Negara, yg dilindungi oleh negara, dan mempunyai
Hak dan Kewajiban sama (UU D 1945).
4)Sae sanget, good, bagus, menarik. Monggo dipun renungaken kanthi terang terwoco...Fil Ilmu
( Pendidikan IPS).

JAWAB

Pengertian hak secara umum adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh
setiap orang yang telah ada sejak lahir.1 Sehingga dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu
yang dimiliki oleh manusia sejak lahir dan harus didapatkan atau terpenuhi untuk setiap
orang yang memiliki hak tersebut.
Menurut Notonegoro “kewajiban adalah beban untuk memberikan sesuatu yang
semestinya dibiarkan atau diberikan oleh pihak tertentu dan tidak dapat digantikan oleh
pihak lain, yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa oleh yang berkepentingan.”2
Berdasarkan tersebut, kewajiban merupakan suatu hal yang harus dipenuhi oleh setiap
individu sebagai warga negara agar mendapatkan hak yang memang sepantasnya diperoleh
sebagai warga negara.
Definisi warga negara menurut UUD 1945 dalam Pasal 26 yang dikatakan menjadi
warga negara adalah sebagai berikut :
1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.
3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
Dapat disimpulkan bahwa warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lainyang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara.

1
Widy Wardhana, Pengertian Hak Dan Keawjiban Warga Negara, http://academia.edu, diakses tanggal 12 Mei
2020
2
ibid, hlm. 19
Dalam sistem hukum di Indonesia telah diakui dan diatur terkait hak dan kewajiban.
Kedua hal tersebut ada di dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang memuat pasal mengenai hak dan kewajiban, diantaranya adalah :
1. Pasal 26 ayat (1) : “yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara.”
2. Pasal 26 ayat (2) : “syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan
undang-undang.”
3. Pasal 27 ayat (1) : “bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam
hukum dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya.”
4. Pasal 27 ayat (2) : “bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”
5. Pasal 28 : “bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.”
6. Pasal 30 ayat (1) : “bahwa hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
pembelaan negara”
7. Pasal 30 ayat (2) : “pengaturan lebih lanjut diatur dengan undangundang.”
Santri adalah orang yang belajar agama Islam dan mendalami agama Islam di sebuah
pesantrian (pesantren) yang menjadi tempat belajar bagi para santri.3 Sedangkan orang
rimba merupakan orang yang sering menghuni hutan rimba, dalam hal ini hutan yang
dimaksud adalah hutan yang ada di kabupaten Batanghari, Parlaungan. Berdasarkan
penfertian mengenai warga Negara di atas, dapat disimpulkan bahwa santri dan orang
rimba, merupakan warga negara, yang dilindungi oleh negara, dan mempunyai hak dan
kewajiban sama.
Dari artikel yang diterbitkan oleh Kompas, 23 Oktober 2021 halaman 6 membahas
tentang Santri yang jumlahnya disampaikan di sana hampir separuh penduduk Indonesia,
kini tengah menggeliatkan ekonomi kelompoknya. Mereka menggunakan pasal 27 ayat 2
UUD 1945 (‘bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan’ ) dengan optimal. Kelompok ini telah memulai menata ekonomi
anggotanya sejak seabad silam, melalui organisasi Nadhlatut Tujjar (NT). Hingga saat ini,
memasuki era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) geliat ekonomi organisasi mampu
mempengaruhi kesejahteraan sekelompok masyarakat ekonomi Indonesia.
Pada Kompas, 23 Oktober 2021halaman 19 menampilkan artikel yang
menyampaikan orang rimba yang terkena dampak negative dari penambangan batubara
pada 5 bulan terakhir di hutan yang mereka tinggali. Mereka belum mendapat hak sebagai
warga Negara sebagaimana yang tertera pada pasal 27 ayat 2 UUD 1945 (‘bahwa tiap-tiap

3
Hidayat, M. (2017). Model komunikasi kyai dengan santri di pesantren. Jurnal Aspikom, 2(6), 385-395.
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan’ )
dengan optimal.
Bila melihat perbedaan hak yang diterima pada dua kelompok warga Negara tersebut,
tentunya disebabkan oleh suatu hal. Santri yang disebutkan di atas, menggunakan wadah
organisasi untuk menyalurkan ide gagasan mereka, dan agar hak sebagai warga Negara
terakomodir. Organisasi (dalam hal ini melalui NU dengan koperasinya), mampu
menyalurkan aspirasi dan mengawalnya menjadi kebijakan yang membuat anggotanya
mendapat penghidupan yang layak. Sedangkan orang rimba, belum mengelola warganya
dengan sistematis sehingga keluhan, tuntutan dan hak yang seharusnya mereka dapatkan,
belum sepenuhnya tersampaikan secara cepat kepada pihak berwenang.
Dari uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa perlunya mengorganisir
kelompok dengan pola organisasi legal formal agar segala aspirasi, tuntutan dan hak
anggota/kelompok terakomodir dengan baik. Di sisi lain pemerintah juga perlu berbenah
untuk lebih memperhatikan betul kondisi rakyatnya.
DAFTAR PUSTAKA

Widy Wardhana, Pengertian Hak Dan Keawjiban Warga Negara, http://academia.edu,

diakses tanggal 26 Oktober 2021

Hidayat, M. (2017). Model komunikasi kyai dengan santri di pesantren. Jurnal Aspikom, 2(6),

385-395.

Anda mungkin juga menyukai